11047-12-175240566966

13
MODUL 12 PENGERTIAN PENJAMINAN MUTU Telah diuraikan sebelumnya bahwa memenuhi persyaratan mutu merupakan sasaran pengelolaan proyek disamping biaya dan jadwal. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi. Dengan demikian, instalasi yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan ditahap akhir sebelum diserahterimakan kepada pemilik proyek, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut dikenal dengan penjaminan mutu (quality assurance-QA). Kegiatan QA menjadi topik modul ini diawali dengan meletakkan dasar pengertian tentang mutu dan pengelolaan mutu, dilanjutkan dengan menyusun program QA dan QC (quality control) suatu proyek. Program ini merupakan rencana dan pedoman kegiatan QA/QC selama proyek berlangsung. 12.1 MUTU DAN PENGELOLAAN MUTU Dalam arti yang luas, mutu atau kualitas bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MT PERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

description

dfd

Transcript of 11047-12-175240566966

Page 1: 11047-12-175240566966

MODUL 12PENGERTIAN PENJAMINAN MUTU

Telah diuraikan sebelumnya bahwa memenuhi persyaratan mutu merupakan sasaran

pengelolaan proyek disamping biaya dan jadwal. Dalam hubungan ini, suatu peralatan,

material dan cara kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua

persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi. Dengan demikian, instalasi

yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen peralatan dan

material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara

memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai

(fitness for use). Untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis tidak

hanya diperlukan pemeriksaan ditahap akhir sebelum diserahterimakan kepada pemilik

proyek, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari

penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian

mutu. Kegiatan tersebut dikenal dengan penjaminan mutu (quality assurance-QA).

Kegiatan QA menjadi topik modul ini diawali dengan meletakkan dasar pengertian

tentang mutu dan pengelolaan mutu, dilanjutkan dengan menyusun program QA dan

QC (quality control) suatu proyek. Program ini merupakan rencana dan pedoman

kegiatan QA/QC selama proyek berlangsung.

12.1 MUTU DAN PENGELOLAAN MUTU

Dalam arti yang luas, mutu atau kualitas bersifat subyektif. Suatu barang yang

amat bermutu bagi seseorang belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu,

dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan yang dapat diterima oleh

kalangan yang berkepentingan, misalnya dari ISO 8402 (1986):

“Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya

memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers).”

Dari definisi diatas, langkah pertama untuk mengetahui mutu suatu objek adalah

mengidentifikasi objek, kemudian mengkaji sifat objek tersebut agar memenuhi

keinginan pelanggan. Jadi setelah diidentifikasi materi produknya, selanjutnya

dipertanyakan lebih jauh mengenai bentuk, ukuran, warna, berat, ketahanan, kinerja,

dan lain-lain dari produk itu. Setelah jawaban dari pertanyaan tersebut memenuhi

keinginan pelanggan, maka produk yang dimaksud dianggap memenuhi mutu.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 2: 11047-12-175240566966

Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness

of use. Istilah ini disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan di atas, juga

memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.

PENGELOLAAN MUTU

Setelah dimengerti arti mutu proyek, maka langkah berikutnya adalah mengelola

aspek mutu tersebut dengan benar dan tepat, sehingga tercapai apa yang disebut

dengan fitness for use. Yaitu, pengelolaan yang bertujuan mencapai persyaratan mutu

proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do the right things, right

the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek

merupakan unsur dari pengelolaan proyek secara keseluruhan, yang antara lain adalah

sebagai berikut:

a. Meletakkan Dasar Filosofi dan Kebijakan Mutu Proyek

Umumnya perusahaan-perusahaan besar memiliki dokumen (buku) yang berisi

pedoman dasar, filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama menjalankan

operasi atau produksinya. Dokumen semacam ini memuat pula persyaratan mutu yang

ditetapkan oleh perusahaan bersangkutan dan peraturan-peraturan dari Badan di luar

perusahaan yang berwenang, misalnya pemerintah. Untuk mengelola proyek disiapkan

dokumen yang isinya spesifik ditujukan untuk proyek yang sedang ditangani.

b. Memberikan Keputusan Strategis Mengenai Hubungan antara Mutu, Biaya

dan Jadwal.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat triple contraint pada proyek saling

tarik menarik yang terdiri dari jadwal, mutu, dan biaya. Pimpinan perusahaan haris

menggariskan bobot mutu relatif terhdap biaya dan jadwal proyek. Keputusan ini akan

menjadi pegangan pengelolaan sepanjang siklus proyek.

c. Membuat Program Penjaminan dan Pengendalian Mutu Proyek (QA/QC)

Program yang dimaksud adalah penjabaran pedoman dan filosofi yang tersebut

pada butir a, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan proyek yang spesifik dan tidak

bertentangan dengan program mutu perusahaan secara keseluruhan. Dari pihak

pelanggan, adanya program QA/QC yang lengkap dan menyeluruh serta dokumen yang

membuktikan bahwa program tersebut telah dilaksanakan dengan baik, akan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 3: 11047-12-175240566966

memberikan keyakinan bahwa mutu proyek atau produk yang dipesannya telah

memenuhi syarat yang diinginkan.

d. Implementasi Program QA/QC.

Setelah program QA/QC selesai disusun, implementasi program tersebut

dilaksanakan sepanjang siklus proyek. Agar diperoleh hasil yang efektif, perlu

diselesaikan terlebih dahulu langkah-langkah persiapan, seperti melatih personil,

menyusun organisasi, serta menyebarluaskan arti dan maksud program QA/QC kepada

semua pihak yang berkepentingan untuk proyek E-MK, implementasi ini dilaksanakan

terutama pada kegiatan-kegiatan desain-engineering, pembelian (pengadaan),

manufaktur (konstruksi).

Gambar 12.1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA

perusahaan, program QA proyek, dan QC proyek yang merupakan unsur-unsur

pengelolaan mutu proyek.

12.2 PENJAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE)

Salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang penting adalah menyusun

serta menerapkan program penjaminan mutu. Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu

adalah mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan

kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan (pelanggan) bahwa semua

tindakan yang dipergunakan untuk mencapai tingkat mutu objek (produk) telah

dilaksanakan dengan berhasil. Ini semua dapat ditunjukkan dengan catatan dan

dokumen yang berkaitan dengan QA/QC.

Munculnya kegiatan QA/QC dapat ditelusuri dengan adanya hubungan aktif dari

pihak pemasok yang berbeda dari kebiasaan masa lalu. Pada masa lalu hubungan

pemasok – pelanggan dari segi mutu mengikuti pola dimana pemasok mempunyai

peranan yag lebih aktif dibandingkan ketentuan atau keinginan khusus pelanggan.

Pelanggan menyatakan garis besar keinginannya, kemudian pemasok membuat barang

tersebut yang menurut anggapannya akan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Selanjutnya pada waktu produk telah jadi atau dalam taraf hampir jadi, baru ditentukan

(misalnya dengan uji coba), apakah produk tersebut memenuhi keinginan pelanggan.

Hal ini memungkinkan penolakan produk yang telah siap 100%, atau dalam keadaan

pabrikasi sudah sampai tahap tertentu, sehingga pekerjaan ulang (rework) perlu

dilakukan. Pekerjaan ulang ini sering kali cukup mahal. Pola pendekatan demikian

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 4: 11047-12-175240566966

dewasa ini tidak dapat dipertahankan, terutama dibidang industri konstruksi dimana

teknologi dan proses manufaktur dan konstruksi peralatan atau produk amat kompleks,

ditambah lagi dengan situasi pasar yang sangat kompetitif. Faktor-faktor tersebut

mendorong dicarinya cara yang lebih efektif dan ekonomis.

Oleh karena itu, masalah perhatian terhadap mutu bila hanya diandalkan pada

kegiatan-kegiatan inspeksi dan uji coba pada titik-titik atau tahap-tahap tertentu, akan

terlalu luas daerah yang harus diperhatikan. Kegiatan inspeksi pada dasarnya ditujukan

hanya pada titik tertentu untuk mengidentifikasi apakah barang yang diinspeksi tersebut

dapat dilanjutkan proses produksinya. Jadi pendekatan masalah mutu harus proaktif,

bukannya reaktif. Hal ini menekankan perlunya pendekatan QA dan bukannya hanya

dengan QC.

Tabel 12.1 memberikan arah kecenderungan orientasi masa lalu dan masa

sekarang terhadap mutu.

Tabel 12.1 Orientasi masalah mutu masa lalu dan sekarang

Masa Lalu Masa Sekarang Inspeksi Barang-barang produk pabrik Memenuhi spesifikasi Proses pabrikasi Berdasarkan empiris Pemisahan perencanaan dan implementasi Hubungan “tegang” dengan pemasok Melatih spesialis mutu

Teknologi Klien Lingkungan pabrik

Perencanaan dan pencegahan Barang dan pelayanan Sesuai untuk digunakan pelanggan (fitness

for use) Semua proses Metodologi statistik Partisipasi Kerja sama Memberikan pengertian kepada semua

pihak terkait Bisnis, pemasaran, biaya. Semua pelanggan Lingkungan perusahaan

PROGRAM PENJAMINAN MUTU – QUALITY ASSURANCE (QA)

Telah disebutkan bahwa untuk proyek yang besar dan kompleks, data yang

dihasilkan dari uji coba tidak akan mencukupi keperluan penjaminan mutu yang

menyeluruh. Sebagai alternatif, maka proyek harus menyiapkan program penjaminan

mutu (QA). Sama halnya dengan aspek biaya dan jadwal, maka pada mutu diperlukan

suatu program penjaminan mutu yang sistematis, lengkap, dan jelas. Program ini

merupakan dokumen yang memuat peristiwa, jenis kegiatan, serta sumber daya yang

diperlukan untuk mengimplementasi kualitas sistem yang diinginkan oleh badan atau

organisasi yang bersangkutan. Pada program tersebut ditekankan pengertian bahwa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 5: 11047-12-175240566966

penjaminan mutu tidak terbatas pada kegiatan yang telah terjadi (after the fact),

misalnya pemeriksaan dan pengetesan bagian instlasi pada akhir konstruksi, ttapi

meliputi juga kegiatan yang terjadi jauh sebelumnya, yaitu pada tahap desain

engineering , pembelian material (pengadaan), sampai selesainya kegiatan konstruksi.

Dengan demikian penjaminan mutu ikut berperan serta memberikan masukan dari segi

mutu selagi pekerjaan masih dalam tahap awal, sehingga bila diperlukan perbaikan atau

penyempurnaan, akibat yang ditimbulkan terhadap biaya dan jadwal relatif kecil.

Adapun program penjaminan mutu proyek disusun sesuai dengan kepentingan

masing-masing proyek yang berbeda dalam lingkup dan intensitasnya. Program QA juga

menampung keinginan dan persyaratan yang diberlakukan oleh badan atau organisasi

yang berwenang, misalnya pemerintah. Suatu program mutu yang tersusun dalam

dokumen minimal meliputi hal-hal berikut:

Perencanaan yang sistematis yang merinci dan menjabarkan pada setiap tahap

proyek langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu.

Penyusunan batasan dan kriteria spesifikasi dan standar mutu yang akan digunakan

dalam desain engineering, pembelian material, dan konstruksi.

Penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan

penjaminan mutu.

Pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu, yang meliputi

pemantauan, pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan pelaporan hasil-hasilnya.

Identifikasi peralatan yang akan digunakan.

Identifikasi bagian kegiatan yang memerlukan bantuan dari pihak ketiga maupun

peranan dan persetujuan dari pemerintah.

Dari gambar 12-1 terlihat bagaimana langkah yang harus ditempuh dalam

merencanakan sasaran mutu proyek yang kemudian harus dicapai dengan rangkaian

program inspeksi dan pengujian. Berdasarkan asumsi bahwa perusahaan telah memiliki

program mutu untuk mendukung operasinya yang disusun dengan memperhatikan

keinginan perusahaan yang bersangkutan dan persyaratan peraturan dari instansi yang

berwenang, misalnya Pemerintah atau Departemen yang terkait. Selanjutnya dari

program mutu perusahaan dan dari buku pedoman (manual) mutu proyek dan prosedur

proyek disusun perencanaan sasaran mutu proyek (project quality plan). Sewaktu

proses perencanaan dan penentuan sasaran mutu proyek, baik bagi peralatan, maupun

unit secara keseluruhan, lazimnya disusun tim yang terdiri dari pemilik dan kontraktor

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 6: 11047-12-175240566966

pelaksana. Disini kontraktor mengembangkan rencana dan program QA/QC yang telah

dimiliki dengan menampung keinginan dan filosofi pihak pemilik dan pemesan.

Gambar 12-1 Program QA/QC Proyek

TANGGUNG JAWAB SEMUA BIDANG

Penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan

selesai. Pada periode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan

spesifik, yang kemudian diserahkan kepada bidang atau organisasi sesuai dengan

keahlian yang bersangkutan, seperti bidang-bidang desain engineering, pembelian,

proyek kontrol, konstruksi, dan lain-lain. Setiap bidang organisasi diberi tanggung jawab

untuk melaksanakan tugas yang diserahkan kepadanya. Ini mengandung arti di samping

masalah jadwal, biaya, dan kinerja juga termasuk masalah mutu. Masalah mutu adalah

tanggung jawab setiap bidang organisasi yang terlibat dalam proyek, ini terlihat dari

kenyataan bahwa produk atau instalasi hasil proyek adalah hasil kerja semua bidang

organisasi yang menanganinya.

Jadi semua pihak di atas bukan saja memiliki tanggung jawab melaksanakan

tugas yang diserahkan kepadanya, tetapi juga harus melaksanakan tugasnya dengan

benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus selalu berorientasi kepada

mutu.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Persyaratan Perusahaan tentang Mutu

Buku Pedoman dan Prosedur Perusahaan

tentang MutuProgram QA Perusahaan

Persyaratan menurut Peraturan Instansi yang

Berwenang

Program QC Proyek

Rencana Tes dan Inspeksi Proyek

Persyaratan Perusahaan tentang Mutu Proyek

Program Mutu Proyek (QA)

Persyaratan menurut Peraturan yang Berlaku

terhadap Proyek

Page 7: 11047-12-175240566966

12.3 ORGANISASI QA/QC

Dalam rangka menghasilkan produk atau instalasi yang diinginkan, maka

masing-masing bidang memiliki tanggung jawab tertentu mengenai masalah mutu.

Meskipun demikian, masih diperlukan sebuah organisasi yang bertugas khusus

menangani masalah kualitas, terutama dalam aspek perencanaan dan pengendalian.

Perencanaan meliputi penyusunan program jaminan kualitas yang komprehensif,

sementara pemgendalian untuk memantau apakah program yang dibuat telah

dikerjakan dan dipatuhi dengan benar dan sungguh-sungguh. Organisasi ini di

lingkungan proyek lazimnya merupakan subbidang jaminan kualitas yang melapor ke

manajer engineering, seperti terlihat pada gambar 12-2.

PIMPRO

Manajer Konstruksi Manajer Engineering Manajer Pengadaan

Engineer Sipil Kepala QA/QC Engineer Listrik

Inspektor QA & Administrasi Kalibrasi Internal Audit

Gambar 11.2 Organisasi QA/QC Proyek

Kegiatan jaminan mutu dan pengendalian kualitas sejajar dengan kegiatan lain,

dalam arti tidak langsung menangani kegiatan engineering, pembelian, atau konstruksi,

tetapi mengadakan pemantauan agar pekerjaan itu memenuhi kriteria dan spesifikasi

yang ditentukan. Sebagai contoh adalah pekerjaan pembangunan instalasi kilang

minyak. Bidang engineering mempersiapkan perhitungan dan gambar-gambar

konstruksi, subbidang jaminan/pengendalian kualitas mengadakan pengecekan apakah

standar dan kriteria yang berkaitan dengan mutu telah mendapat cukup perhatian dan

tidak ada yang terlewatkan. Lebih jauh lagi, untuk membuktikan bahwa instalasi kilang

atau sebagian instalsi kilang memenuhi fungsinya, dilakukan inspeksi dan pengetesan

oleh subbidang jaminan/pengendalian kualitas, termasuk pembacaan, pengambilan

data, serta evaluasi yang dikerjakan oleh ahli dari bidang pengendalian kualitas. Hal lain

yang positif dari kegiatan pengendalian kualitas adalah sifatnya yang berkesinambungan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 8: 11047-12-175240566966

berlangsung dari awal sampai akhir proyek, sehingga subbidang pengendalian kualitas

mengikuti secara penuh perkembangan proyek dalam aspek kualitas produk atau

intalasi maupun unit-unit bagian dari instalasi.

Catatan dan dokumen yang memuat hasil pengamatan, pengetesan, dan

perbaikan akan merupakan “data historis” yang sangat besar faedahnya bagi kegiatan

pemeliharaan di kemudian hari.

12.4 KEGUNAAN QA

Kegunaan penjaminan kualitas bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

pembangunan lebih lanjut dirinci sebagai berikut.

Bagi Pemerintah

Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstruksi, material, dan peralatan

yang digunakan dalam membangun proyek memenuhi standar dan peraturan yang

telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan keamanan dan

kesehatan masyarakat.

Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi atau hasil

proyek dari waktu ke waktu yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan

kecelakaan.

Bagi Pemilik Proyek

Memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa instalasi yang dibangun akan

berfungsi sesuai dengan harapan dalam hal keselamatan (safety), operasi, dan

produksi selama kurun waktu yang telah ditentukan.

Menyediakan dokumen bagi pihak pemerintah maupun pihak lain yang

berkepentingan.

Menyediakan data hasil-hasil inspeksi, pengetesan, dan perbaikan pada bagian

yang spesifik dari instalasi. Hal ini merupakan catatan yang berguna bagi kegiatan

pemeliharaan

Bagi Perancang Intalasi

Menjadi umpan balik pekerjaan desain engineering di masa depan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 9: 11047-12-175240566966

Bagi Kontraktor

Bila mengikuti prosedure dan spesifiksi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan

pekerjaan sekali jadi. Hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework).

Bila dilaksanakan dengan baik, akan mencegah mutu yang melebihi spesifikasi yang

tercantum dalam kontrak, berarti menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu.

Bagi pemilik proyek bukan hal yang berlebihan bila dikatakan bahwa adanya suatu

program QA/QC yang efektif mutlak diperlukan , untuk mencegah kemungkinan proyek

menghasilkan produk yang mutu, jumlah, maupun jadwalnya, tidak sesuai sasaran yang

disebabkan oleh material atau peralatannya di bawah standar.

Daftar Pustaka :1. Ahuja, H. N., “Construction Performance Control By Network”, John Wiley

& Sons, New York, 1976.2. Barrie, DS; Paulson, BC, “Manajemen Konstruksi Profesional”, Erlangga,

Jakarta, 1993.3. Hendrickson, C.; Au, T., “Project Management For Construction :

Fundamental Concepts for Owners, Engineers, Architects, and Builders”, Prentice Hall-Engelwood New Jersey, 1989.

4. Shtub, A.; F Bard, J.; Globerson, S., “Project Management : Engineering, Technology, and Implementation”, Prentice Hall-Engelwood New Jersey, 1994.

5. Suharto, I., “Manajemen Proyek : Dari konseptual sampai operasional”, Erlangga, Jakarta, 1995.

6. Turner, J. R., “The Handbook of Project Based Management”, McGraw-Hill Book Company, Berkshire, Maidenhead, England, 1991.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK