1.1. LATAR BELAKANG - bappeda.banyuwangikab.go.id filedan Kawasan Perdesaan yang secara admnistratif...
Transcript of 1.1. LATAR BELAKANG - bappeda.banyuwangikab.go.id filedan Kawasan Perdesaan yang secara admnistratif...
EXECUTIVE SUMMARY
1
1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Dalam RTRW Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 - 2031 fungsi dan peran pusat perkotaan
Kecamatan Gambiran diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu selain berfungsi melayani kegiatan kawasan perdesaan yang berada didalam wilayah Kecamatan Gambiran, juga berfungsi melayani kegiatan wilayah kecamatan yang ada disekitarnya seperti Kecamatan Cluring, Kecamatan Bangorejo, Kecamatan Pesanggaran dan Kecamatan Siliragung. Perkembangan perkotaan Gambiran pada saat ini dipengaruhi oleh perkembangan Kota Genteng yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Kota Banyuwangi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).
Wilayah Kecamatan Gambiran terdiri dari 2 (dua) karakteristik kawasan, yaitu Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan yang secara admnistratif kawasan-kawasan tersebut telah ditetapkan di dalam RTRW Kabupaten Banyuwangi 2009-2029. Dengan terdapatnya 2 (dua) karekteristik kawasan tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi menginginkan pada Revisi Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Jajag (Gambiran) terdahulu perlu mengkomodasi kegiatan pada kawasan perdesaan di wilayah perencanaan tanpa mengurangi substansi terhadap materi teknis di dalam penyusunan rencana detail sesuai dengan aturan dan pedoman yang berlaku.
1.2. PENGERTIAN DASAR
1.2.1. Pengertian Umum
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah;
2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang;
3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana;
4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan rungan untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya.
5. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang;
6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.
7. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
8. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat.
9. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
10. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang ;
12. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk menentukan struktur dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
13. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tata tertib ruang.
14. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
15. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
16. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.
17. Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
18. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
19. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup;
20. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya;
EXECUTIVE SUMMARY
2
21. Kawasan perdesaan adalah ewilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
22. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
23. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kebupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
24. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
25. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
26. Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan: (a) rencana umum tata ruang, dan; (b) rencana rinci tata ruang.
27. Rencana rinci tata ruang : a. RTR Pulau/Kepulauan dan RTRKawasan strategis Nasional; b. RTR Kawasan Strategis Propinsi, dan; c. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota.
28. Rencana rinci tata ruang disusun sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang.
29. Rencana detail tata ruang dijadikan dasar bagi penyusunan rencana zonasi.
30. Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan secara terintegrasi dengan kawasan perkotaan sebagai satu kesatuan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.
31. Penataan ruang kawasan perdesaan diarahkan untuk : a. Pemberdayaan masyarakat perdesaan; b. Pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya; c. Konservasi sumberdaya alam; d. Pelestarian warisan budaya lokal; e. Pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan pangan, dan; f. Penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-perkotaan.
32. Rencana tata ruang kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah bagian rencana tata ruang wilayah kabupaten.
33. Penataan ruang kawasan perdesaan dalam 1 wilayah kabupaten dapat dilakukan pada tingkat wilayah kecamatan atau beberapa wilayah desa atau nama lain yang disamakan dengan desa yang merupakan bentuk detail dari penataan ruang wilayah kabupaten.
34. Penataan ruang kawasan perdesaan merupakan bagian wilayah kabupaten merupakan bagian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
35. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten merupakan bagian pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
1.2.2. Kedudukan RDTR
1.3. DASAR HUKUM
EXECUTIVE SUMMARY
3
Landasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan Revisi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Gambiran ini adalah: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistem
(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, tambahan Lembaran Negara Nomor 3419); 4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya; 5. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian; 6. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; 7. Undang-undang Nomor 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan; 8. Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air; 9. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional; 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah; 12. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan; 13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 14. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil; 15. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 16. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan; 17. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 18. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 19. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Tanaman Pangan
Berkelanjutan; 20. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman; 21. Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air; 22. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 1982 tentang Irigasi; 23. Peraturan Pemerintah No.28 tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan; 24. Peraturan Pemerintah No.13 tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri; 25. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1991 tentang Rawa; 26. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; 27. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk
dan Tata Cara, Peran Serta Masyarakat dalam Kegiatan Penataan Ruang; 28. Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah; 29. Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonom; 30. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi; 31. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah; 32. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM; 33. Peraturan Pemerintah No.34 tahun 2006 tentang Jalan; 34. Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Nasional; 35. Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan serta Pemanfaatan Hutan; 36. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang Kewenangan Pemerintah,Pemerintah Propinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota; 37. Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 38. Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; 39. Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 2008 tentang Air Tanah; 40. Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri; 41. Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; 42. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1989 tentang Pengelolaan Kawasan
Budidaya; 43. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung; 44. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah Bagi
Pembangunan Kawasan Industri; 45. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1996 tentang Kawasan Industri;
EXECUTIVE SUMMARY
4
46. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
47. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Peremajaan Pembinaan Kawasan Kumuh yang berada di atas Tanah Negara;
48. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
49. Keputusan Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/1980 dan No. 683/KPTS/UM/II/1998 tentang Klasifikasi Kemampuan Lahan;
50. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia;
51. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
52. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 1986 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota di Seluruh Indonesia;
53. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai;
54. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
55. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
56. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
57. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;
58. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
59. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
60. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 31/PERMEN/M/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri;
61. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 32/PERMEN/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri;
62. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2009 tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian;
63. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1989 tentang Pengaturan dan Pengendalian secara Proporsional Pembangunan Rumah Tinggal di Wilayah Perkotaan;
1.4. MAKSUD, TUJUAN, SASARAN, FUNGSI DAN MANFAAT
1.4.1. Maksud Memberikan arahan bagi pembangunan wilayah Kecamatan Gambiran yang lebih tegas dalam
rangka upaya pengendalian, pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik secara terukur, baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas.
1.4.2. Tujuan 1. Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
dengan memperhatikan sumber daya manusia baik di kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan
2. RDTR Kecamatan Gambiran dirumuskan sebagai kesatuan tata ruang, sehingga terpadu dan saling mengisi dengan arahan RTRW Kabupaten
3. Tertatanya komponen fisik kawasan, baik yang berada dalam kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan secara integratif;
4. Terumuskan penetapan fungsi wilayah, penyebaran fasilitas, dan utilitas yang diperlukan, serta meningkatkan kualitas kehidupan bagi masyarakatnya;
5. Tersusunnya zonasi dan pemberian periijinan kesesuaian pemanfaatan bangunan dengan peruntukan lahan.
6. Terwujudnya kepastian hukum, sehingga akan dapat meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam bidang pembangunan;
EXECUTIVE SUMMARY
5
7. Terpadunya program dan kegiatan berorientasikan pada bottom-up planning serta mampu menyerap down planning, memadukan kepentingan dan aspirasi pemerintah baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten, serta masyarakat;
8. Tersusunnya arahan atau pedoman bagi pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan, khususnya di wilayah perencanaan
1.4.3. Sasaran 1. Teridentifikasi potensi dan permasalahan sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber
daya manusia pada wilayah perencanaan 2. Merumuskan kebijakan, konsep, dan strategi dalam penataan ruang kawasan 3. Menyusun pedoman teknis yang merinci syarat-syarat, ketentuan, dan kriteria pengaturan dan
rencana kegiatan fungsional kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan. 4. Merumuskan pengendalian kawasan dalam bentuk legal drafting yang diharapkan dapat menjadi
panduan yang berkekuatan hukum untuk mewujudkan arahan pembangunan yang lebih harmonis, serasi, selaras, dan seimbang, serta terkoordinasi antar sektor, antar wilayah, maupun antar pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan
1.4.4. Fungsi 1. Menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program pembangunan daerah, 2. Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan fungsional dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, 3. Menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien dalam perencanaan
kawasan fungsional, 4. Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan fungsional melalui pengendalian program-
program pembangunan daerah.
1.4.5. Manfaat 1. Sebagai dasar pemberian Advis Planning. 2. Sebagai dokumen yang mengatur dan mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan
dan perdesaan. 3. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan konkret sesuai
dengan rencana tata ruang di atasnya 4. Pedoman bagi perencanaan yang lebih detail (mikro). 5. Acuan penyusunan program pembangunan prasarana dan sarana kawasan. 6. Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat
dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang berkelanjutan. 7. Menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca pelaksanaan karena adanya rasa memiliki
dari masyarakat terhadap hasil pembangunan.
1.5. RUANG LINGKUP PERENCANAAN
1.5.1. Ruang Lingkup Wilayah Seluruh wilayah administrasi Kecamatan yang terdiri dari 6 (enam) desa dengan batas-batasnya
adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Genteng Sebelah Selatan : KecamatanBangorejo Sebelah Timur : Kecamatan Cluring Sebelah Barat : Kecamatan Tegalsari
1.5.2. Ruang Lingkup Waktu Jangka waktu RDTRK Kecamatan Gambiran ini adalah waktu 20 (dua puluh) tahun, atau sesuai
dengan masa berlaku Rencana Tata Ruang Wilayah, dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun
1.5.3. Ruang Lingkup Kegiatan a. Kegiatan Persiapan; b. Kegiatan Pengumpulan Data; c. Kegiatan Pendahuluan; d. Kegiatan Analisis; e. Perumusan dan ketentuan teknis Revisi RDTR Kecamatan Gambiran;
EXECUTIVE SUMMARY
6
f. Kegiatan Diskusi; g. Kegiatan Penyusunan Rencana; h. Penyusunan Naskah Raperda Revisi RDTR Kecamatan Gambiran.
1.5.4. Lingkup Materi 1) Penetapan Struktur Ruang yang mencakup :
Rencana Distribusi Penduduk Kawasan
Rencana Sistem Pusat Pelayanan
Rencana Sistem dan Pola Jaringan Pergerakan
Rencana Kebutuhan Fasiltas
Rencana Jaringan Utilitas dan Prasarana 2) Strategi Pengembangan Pola Ruang yang mencakup :
Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
3) Strategi Pengembangan Kawasan Yang Potensial Dikembangkan 4) Penetapan Arahan Pemanfaatan Ruang yang mencakup :
Prioritas Pengembangan Indikasi Program
5) Penetapan Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang mencakup : Zonasi Perijinan Intensif dan Disinsentif Sanksi
6) Peran Serta Masyarakat : Peran Masyarakat dalam Pelaksanaan Penataan Ruang Peran Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Peran Masyarakat dalam Pelaksanaan Peraturan Zonasi Pelayanan Minimal dalam Penyampaian Informasi Penataan Ruang
EXECUTIVE SUMMARY
7
2. TUJUAN, KEBIJAN, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
2.1. VISI DAN MISI PENTAAN RUANG KECAMATAN GAMBIRAN 1. Visi : terwujudnya penataan ruang wilayah di Kecamatan Gambiran yang mampu mendorong investasi
produktif di bidang perdagangan dan jasa, pertanian, industri kecil – menengah dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan optimal dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
2. Misi; a. Mewujudkan keseimbangan pertumbuhan wilayah. b. Mewujudkan keseimbangan pertumbuhan ekonomi. c. Meningkatkan sarana dan prasarana/infrastruktur. d. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. e. Mewujudkan pemantapan fungsi lindung dan optimasi kawasan budidaya. f. Meningkatkan akses, kesadaran, partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pemanfaatan
dan pengendalian pemanfaatan ruang. g. Mewujudkan berbagai kemudahan bagi pengembangan investasi serta peningkatan kerjasama
regional. h. Mewujudkan integrasi program pembangunan yang didukung seluruh pemangku kepentingan.
2.2. TUJUAN PENATAAN RUANG KECAMATAN GAMBIRAN
Mewujudkan ruang wilayah yang mendukung perkembangan kawasan perdagangan dan jasa, pertanian dan industri kecil serta selaras dengan keberlanjutan lingkungan hidup dan pemerataan pembangunan.
2.3. GAMBARAN MAKRO ARAH KEBIJAKAN KECAMATAN GAMBIRAN A. Pencapaian Misi Pertama; Mewujudkan Keseimbangan Pertumbuhan Wilayah.
1. Pemantapan pusat dan sub-sub pusat pertumbuhan. 2. Penguatan pembangunan pusat pelayanan antar desa yang sekaligus berfungsi sebagai pusat
pelayanan di kawasan perdesaan 3. Pemantapan hubungan desa-kotamelalui pemantapan system sarana dan prasarana. 4. Penyediaan fasilitas pelayanan umum, transportasi dan serta utilitas secara lebih merata
B. Pencapaian Misi Kedua; Mewujudkan Keseimbangan Pertumbuhan Ekonomi 1. Pengembangan Kecamatan Gambiran sebagai pusat perdagangan skala regional 2. Pengembangan potensi ekonomi lokal baik pertanian, peternakan, perkebunan, dan industri
kecil 3. Penetapan dan pemantapan kawasan perdagangan dan jasa, kawasan industri dan
pergudangan 4. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan ekonomi.
C. Pencapaian Misi Ketiga; Meningkatkan Sarana Dan Prasarana/Infrastruktur. 1. Pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana/infrastruktur 2. Pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana/infrastruktur untuk meningkatkan
dan pemanatapan fungsi Kecamatan Gambiran 3. Pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana/infrastruktur pada kawasan
perbatasan yang terintegrasi D. Pencapaian Misi Keempat; Meningkatkan Kemampuan Dan Kemandirian Masyarakat ;
1. Penyediaan dan peningkatan fasilitas pendidikan yang memadai mulai dari tingkat TK sampai SMA dengan kualitas yang baik.
2. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia di Kecamatan Gambiran melalui palatihan-pelatihan
3. Peningkatan pelayanan prima kesehatan yang berkesinambungan dan berkualitas bagi seluruh masyarakat di Kecamatan Gambiran .
E. Pencapaian Misi Kelima; Mewujudkan Pemantapan Fungsi Lindung Dan Optimasi Fungsi Budidaya 1. Pemantapan zonasi budidaya-lindung 2. Pemetaan dan zonasi kawasan rawan bencana termasuk pemantapan rencana-rencana mitigasi
bencana (struktural dan nonstruktural) 3. Optimalisasi pengelolaan, pemantauan, dan pengawasan terhadap fungsi lindung dan budidaya
dengan pendekatan partisipatif. 4. Pengendalian konversi lahan dengan system intensif/disintensif.
EXECUTIVE SUMMARY
8
F. Pencapaian Misi Keenam; Meningkatkan Akses, Kesadaran, Partisipasi, Masyarakat Dalam Proses
Perencanaan, Pemanfaatan Dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 1. Optimalisasi pengelolaan, pemantauan, dan pengawasan terhadap fungsi lindung dan budidaya
dengan pendekatan partisipatif. 2. Mensosialisasikan kawasan-kawasan rawan bencana termasuk mitigasinya, termasuk tata ruang
G. Pencapaian Misi Ketujuh; Mewujudkan Berbagai Kemudahan Bagi Pengembangan Investasi Peningkatan Kerjasama Regional. 1. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi. 2. Pemberian intensif dan disintensif bagi pelaku investasi termasuk kemudahan investasi. 3. Melakukan kerjasama regional untuk mamantapkan fungsi dan peran Kecamatan Gambiran
2.4. KEBIJAKAN DAN STRATEGI STRUKTUR RUANG WILAYAH 2.4.1. Kebijakan dan Strategi Sistem Pusat kegiatan Pelayanan 1. Kebijakan (1) Pembentukan sistem pusat pelayanan di Kecamatan Gambiran.
Strategi :
Mengembangankan pusat pelayanan dengan mengembangkan dari berbagai fungsinya.
Memanfaatkan potensi yang dapat meningkatkan Ekonomi Kecamatan Gambiran . 2. Kebijakan (2) Mengembangkan pusat pertumbuhan baru yang belum melayani tingkat pertumbuhan
Kecamatan Gambiran . Strategi :
Penyediaan lokasi utama sebagai pusat pertumbuhan baru.
Pengembangan kawasan bagian Barat dan Utara. 3. Kebijakan (3) Pengembangan sistem pusat pelayanan yang mampu menjangkau pelayanan di
Kecamatan Gambiran secara fungsional. Strategi :
Membuat suatu sistem pusat pelayanan sesuai fungsi untuk melayani Kecamatan Gambiran .
Menjaga keterkaitan dengan kota lain (kecamatan disekitarnya)
2.4.2. Kebijakan dan Strategi Rencana jaringan prasarana utama di Kecamatan Gambiran 1. Kebijakan (1) Pengembangan sarana dan prasarana jaringan jalan.
Strategi :
Mewujudkan jalan internal melalui pengembangan jalan arteri, jalan lingkar, jalan lokal dan pelebaran jalan
Pengembangan jalan ekternal antar wilayah.
2.4.3. Kebijakan dan Strategi Rencana pelayanan sistem jaringan prasarana pendukung di Kecamatan Gambiran
1. Kebijakan (1) Pengembangan Sumber daya air Strategi : a. Perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dan daerah resapan air; b. Pengembangan waduk baru, bendung, dan cek dam pada kawasan potensial; c. Mencegah terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi; serta d. Pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air.
2. Kebijakan (2) Pengembangan Prasarana Telematika Strategi : a. Penyediaan tower BTSyang digunakan secara bersama; b. Peningkatan sistem informasi telekomunikasi pembangunan daerah berupa informasi berbasis
teknologi internet; c. Pengembangan prasarana telekomunikasi; d. Pembangunan teknologi telematika pada pusat pertumbuhan;
3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Prasarana Energi/Listrik Kebijakan (1) Optimalisasi pengmbangan pelayanan jaringan listrik Strategi : a. Perluasan jaringan (pemerataan); b. Pengembangan sumberdaya energi; c. Pengembangan jaringan baru; d. Peningkatan infrastruktur pendukung;
EXECUTIVE SUMMARY
9
e. Penambahan dan perbaikan sistem jaringan; serta f. Meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan.
4. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Prasarana Lingkungan Kebijakan (1) Mereduksi sumber timbunan sampah sejak awal. Strategi : a. Meminimasi sumber sampah yang sukar didaur ulang secara alamiah; b. Memanfaatkan ulang sampah terutama yang memiliki nilai ekonomi; c. Mengolah sampah organik menjadi kompos dan batu bata d. Pemenuhan fasilitas septic tank per KK di wilayah perkotaan; e. Penanganan limbah rumah tangga dengan fasilitas sanitasi; f. Peningkatan sanitasi lingkungan untuk permukiman, produksi, jasa, dan kegiatan sosial ekonomi
lainnya.
2.5. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENETAPAN POLA RUANG 2.5.1. Kebijakan dan Strategi Penetapan Kawasan Lindung Kecamatan Gambiran 1. Kebijakan (1) Mengoptimalkan dan mengembalikan ke fungsi semula sebagai kawasan konservasi sungai
Strategi :
Penanaman tanaman yang mempunyai fungsi sebagai konservasi
Pembuatan taman aktiv selebar 15 meter dari garis sungai paling luar
Pengawasan dan pemeliharaan
Plengsengisasi pada sungai-sungai besar maupun kecil
Pencanangan program kali bersih 2. Kebijakan (2) Pengembangan dan pemeliharaan RTH Kecamatan Gambiran untuk peningkatan kualitas
lingkungan Kecamatan Gambiran Strategi :
Pengembangan makam umum pada masing-masing UL
Pengembangan hutan Kota.
Pengembangan taman kota dan taman lingkungan, dll
Pengembangan RTH Jalur hijau di sepanjang jalan
Pengembangan RTH Pada Kawasan sempadan
Pengawasan, perawatan dan pemeliharaan kondisi RTH agar dapat berfungsi sebagaiman mestinya 3. Kebijakan (3) Penanganan kawasan rawan bencana alam.
Strategi :
Pengembangan peringatan dini dari kemungkinan bencana alam gempa
Pengembangan identifikasi tingkat resiko pada kawasan rawan bencana
Pengembangan mitigasi bencana yang meliputi jalur evakuasi dan pengungsian sementara
2.5.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya 1. Kebijakan (1) Pengembangan kegiatan perumahan sebagai dampak perkembangan Kecamatan
Gambiran Strategi :
Pengembangan Kasiba/Lisiba di Kecamatan Gambiran
Penataan perkampungan padat, agar terbentuk perkampungan yang baik dan teratur. 2. Kebijakan (2) Pengembangan kegiatan perdagangan jasa untuk mengoptimalkan peningkatan
pelayanan di seluruh Kecamatan Gambiran . Strategi :
Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa pada sub pusat pelayanan, sesuai dengan struktur tata ruang.
Pengendalian ketat di sepanjang jaringan arteri dan kolektor primer 3. Kebijakan (3) Peningkatan nilai tambah dan produktivitas melalui pengembangan Industri Kecil dan
Menengah Pengolahan pertanian. Strategi :
Pengembangan dan pemberdayaan industri kecil dan home industry untuk pengolahan makanan dan produk khas Kecamatan Gambiran
Mengembangkan Koperasi dan UMKM untuk lebih berperan sebagai penyedia barang dan jasa dipasar domestik yang semakin berdaya saing dengan produk impor
Peningkatan kegiatan koperasi dan UKM serta menarik investasi
EXECUTIVE SUMMARY
10
Pengembangan sentra industri IKM yang akan mendukung pengembangan kegiatan wisata di Kecamatan Gambiran
4. Kebijakan (4) Meningkatkan dan menumbuhkan potensi pariwisata Kecamatan Gambiran . Strategi :
Pengembangan obyek-obyek wisata di Kecamatan Gambiran yang berpotensi untuk dikembangkan seperti wisata rekreasi seperti pengembangan wisata kota seperti kuliner.
Melakukan promosi wisata kaitannya dengan obyek wisata yang akan dikembangkan di Kecamatan Gambiran sendiri maupun obyek-obyek wisata yang ada di sekitar Kecamatan Gambiran ,
Mengembangkan paket-paket wisata yang dikaitkan dengan Kecamatan Gambiran sendiri dengan obyek wisata yang ada di seluruh Kabupaten Banyuwangi ,
5. Kebijakan (5) Mempertahankan kawasan pertanian sebagai lahan abadi Kecamatan Gambiran . Strategi :
Penetapan kawasan lahan abadi Kecamatan Gambiran
Perbaikan sistem irigasi teknis
Penggunaan teknologi tepat guna 6. Kebijakan (6) Mengembangkan sektor informal Kecamatan Gambiran (PKL) sebagai potensi
pendukung perkembangan kegiatan perdagangan Jasa dan wisata kota
Pengembangan pusat pengembangan PKL di Jalan Arteri Primer
Pengembangan sentra PKL di Alun-alun jajag
Pengembangan pasar minggu sebagai sentra PKL
Pengembangan dan penataan sentra PKL produk khas Kecamatan Gambiran dan Kabupaten Banyuwangi
Penataan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki
Pengembangan sistem parkir yang memadai 7. Kebijakan (7) Pengembangan upaya mitigasi bencana Kecamatan Gambiran terkait dengan bencana
gempa. Strategi :
menetapkan kawasan rawan bencana alam sesuai sifat dan jenis bencana alam;
mengidentifikasi tingkat resiko wilayah pada kawasan rawan bencana alam;
mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana sesuai sifat dan jenis bencana, serta karakteristik wilayah;
mengembangkan sistem mitigasi bencana; dan
mengembangkan manajemen perencanaan, pencegahan, kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana pada kawasan rawan bencana alam.
EXECUTIVE SUMMARY
11
3. RENCANA STRUKTUR RUANG
3.1. RENCANA SISTEM PUSAT PELAYANAN 3.1.1. Proyeksi Penduduk A. Rencana Jumlah dan Distribusi Penduduk Zona Utama (Blok A)
Jumlah penduduk Tahun 2011 sebesar 28.635 jiwa, sedangkan pada tahun 2031 diperkirakan sebesar 29.769 jiwa.
Zona Pendukung (Blok B) Pada tahun 2011, jumlah penduduk pada zona ini sebanyak 30.186 jiwa, sedangkan pada tahun 2031 jumlah penduduk pada zona ini direncanakan sebanyak 31.382 jiwa.
Tabel Proyeksi Penduduk Kecamatan GambiranMasing-masing ZonaTahun 2011-2031
B. Rencana Kepadatan Penduduk Perkembangan jumlah penduduk meningkat dan ketersediaan lahan layak bangun untuk
kawasan permukiman di Kecamatan Gambiranmasih memenuhi, sehingga kepadatan rata-rata sampai tahun 2031 masih dapat direncanakan yaitu mencapai 1.930 jiwa/Km
2.
Tabel Rencana Kepadatan Penduduk Kecamatan GambiranTahun 2011-2031
Sumber : Hasil Rencana
3.1.2. Rencana Struktur Kawasan 3.1.2.1. Rencana Struktur Pelayanan
Rencana struktur ruang diarahkan pada kegiatan:
Pengembangan kegiatan yang merata di seluruh wilayah secara berjenjang dan terstruktur.
Mengurangi beban pusat kota sebagai pusat pelayanan dengan membagi wilayah secara terstruktur.
Membagi pusat-pusat pelayanan berdasarkan fungsi primer dan sekunder sesuai dengan skala dan kemampuannya.
Menciptakan aksesbilitas yang tinggi antar pusat-pusat pelayanan yang dibentuk. Adapun Pembagian Blok Peruntukkan oleh batas administratif, jumlah penduduk, jangkauan
pelayanan dan fungsi kegiatan serta kecenderungan pergerakan dari berbagai aktivitas seperti :
Perdagangan dan jasa, untuk arah kegiatan perdagangan dan jasa skala regional cenderung memusat di sekitar Jalan Arteri yang melintasi Kecamatan Gambiran, terutama di Desa Jajag pada sekitar terminal dan Pasar yaitu pada wilayah Zona Utama (Blok A)
Perkantoran, untuk kegiatan ini berupa perkantoran dengan skala Kecamatan dan skala desa. Kawasan perkantoran ini berupa kantor pemerintahan, kantor pelayanan jasa skala regional,
2011 2016 2021 2026 20311
1 Jajag 14,627 14,789 14,928 15,067 15,206
2 Wringinagung 7,189 7,269 7,337 7,406 7,474
3 Purwodadi 6,819 6,895 6,960 7,025 7,089
28,635 28,953 29,225 29,498 29,769
2
1 Gambiran 14,242 14,400 14,535 14,671 14,806
2 Yosomulyo 10,474 10,590 10,690 10,789 10,889
3 Wringinrejo 5,470 5,531 5,583 5,635 5,687
30,186 30,521 30,808 31,095 31,382
Jumlah
Jumlah
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Jumlah Penduduk (jiwa)No Zona/Blok
Jumlah Penduduk (jiwa)
2011 2016 2021 2026 20311
1 Jajag 8.17 28,635 28,953 29,225 29,498 29,769
2 Wringinagung 9.34 - - - - -
3 Purwodadi 7.91 6,819 6,895 6,960 7,025 7,089
Jumlah 25.42 35,454 35,848 36,185 36,523 36,858
2
1 Gambiran 20.87 5,470 5,531 5,583 5,635 5,687
2 Yosomulyo 12.23 10,474 10,590 10,690 10,789 10,889
3 Wringinrejo 8.25 14,242 14,400 14,535 14,671 14,806
Jumlah 41.35 30,186 30,521 30,808 31,095 31,382
Luas (km2)Zona/BlokNo
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
EXECUTIVE SUMMARY
12
perkantoran pemerintahan berskala kecamatan, hingga skala desa, yaitu berada pada semua zona pengembangan
Pendidikan, pergerakan untuk kegiatan belajar mengarah ke menyebar hampir di seluruh wilayah Kecamatan Gambiran, namun penyebaran sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikannya dan skala pendidikan regional sebagian besar berada di sepanjang jaringan arteri primer. Keberadaan fasilitas pendidikan di wilayah Kecamatan Gambiran pada adalah menyebar di seluruh wilayah Kecamatan Gambiran khususnya untuk fasilitas pendidikan untuk jenjang Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak sedangkan untuk jenjang sekolah menengah pertama dan menengah atas banyak tersebar pada Kdesa Jajag dan Desa Wringinagung. Pada masa mendatang, pola perkembangan fasilitas pendidikan diarahkan lebih merata sesuai dengan kebutuhan yang ada dari hasil proyeksi penduduk berdasarkan struktur umur dan radius pelayanannya.
Pertanian, kegiatan pertanian berkembangan di seluruh wilayah Kecamatan Gambiran. Persebaran Kawasan Pertanian di Kecamatan Gambiran terutama berada di Desa Gambiran, Desa Yosomulyo, dan Desa Wringinrejo.
Kegiatan Industri kecil saat ini berupa kegiatan industri rumah tangga yang berlokasi di Gambiran.
Kegiatan peternakan khususnya untuk ternak besar (jenis sapi) berada di Desa Gambiran, dan peternakan kecil (unggas) berlokasi di Desa Purwodadi.
1. Zona Utama (Blok A) Terdiri dari 3 blok peruntukan , A1, A2, dan A3 denga luas wilayah sebesar 25,42 Km
2 terdiri dari :
Desa Jajag, Desa Wringinagung, dan Desa Purwodadi Fungsi utama zona pengembangan A adalah;
Perdagangan skala lokal dan regional Pelayanan sosial regional seperti permukiman dan fasilitas umum Pemerintahan regional dan perkantoran
Potensi utama sebagai pusat kota dengan arahan kegiatan di sektor perdagangan dan jasa pemerintahan, rekreasi, pendidikan, keehatan, peribadatan, dan juga berfungsi sebagai tempat permukiman, taman dan olah raga.
Potensi pendukung berupa peternakan, industri kecil, dan pertanian 2. Zona Pendukung (Blok B) Terdiri dari 3 Blok Peruntukan, yaitu B1, B2, dan B3 dengan luas wilayah sebesar 41,35 Km
2
terdiri dari : Desa Gambiran, Desa Yosomulyo, danDesa Wringirejo
Fungsi utama Zona Pengembangan B; Basis pertanian, peternakan, dan industri kecil Pelayanan sosial yang berskala lokal, kesehatan, pendidikan, peribadatan. Pemerintah lokal dan perkantoran.
Potensi utamanya sebagai pendukung pusat kota yang berada di bagian utara Kecamatan Gambiran dengan arahan kegiatan di sektor peternakan, industri, pertanian, pemerintahan lokal, kesehatan, pendidikan, peribadatan, dan juga berfungsi sebagai tempat permukiman
EXECUTIVE SUMMARY
13
3.2. RENCANA SISTEM TRANSPORTASI DARAT 3.2.1. Pola Pergerakan
Pola jaringan jalan yang terdapat di Kecamatan Gambirandibedakan berdasarkan akses eksternal dan internal di wilayah perencanaan. Pertama, untuk jaringan jalan yang merupakan akses eksternal
EXECUTIVE SUMMARY
14
potensial berpola linier. Pola linier merupakan pola garis lurus yang menghubungkan dua titik penting yaitu menghubungkan Kabupaten Banyuwangi dengan Kabupaten jember 3.2.2. Rencana Sistem Jaringan Jalan 3.2.2.1. Rencana Sistem dan Fungsi Jaringan Jalan Fungsi Jalan Arteri Primer yaitu ruas jalan yang menghubungkan Kota Banyuwangi-Kecamatan
Cluring-Kecamatan Gambiran-Kecamatan Genteng menuju Kabupaten Jember. Fungsi Kolektor Primer yaitu Rencana Peningkatan kelas jalan dari jalan lokal menjadi jalan kolektor
primer di Kecamatan Gambiran adalah ruas jalan dari yang menghubungkan antar kecamatan seperti Kecamatan Gambiran dengan Kecamatan Tegalsari dan Bangorejo.
Fungsi Lokal Primer yaitu terdiri beberapa ruang, dimana pada jalur ini menghubungkan antar desa dalam wilayahKecamatan Gambiran.
Fungsi Lokal Sekunder yaitu Jalan ini merupakan jalan penghubung antara kawasan permukiman dan kawasan permukiman dengan pusat lingkungan, dan tidak dilalui angkutan umum perdesaan seperti jalan lokal primer.
Fungsi Jalan Lingkungan yaitu ruang jalan yang menghubungkan antar permukiman penduduk, sebagian besar jalan lingkungan berupa jalan dengan perkerasan paving dan tidak dilalui oleh angkutan umum perdesaan
3.2.2.2. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Jalan Lingkar
- Jalan Lingkar melayani pergerakan Kecamatan Gambiran dengan wilayah lainnya yang melewati Perkotaan Gambiran (Jajag).
- Sarana penghubung wilayah kota dengan hinterlandnya - Stimulasi bagi pertumbuhan kawasan terbangun; mengurangi kesenjangan pertumbuhan - Melayani pencapaian untuk dapat mengakses fasilitas umum skala regional - Mengalihkan dan memisahkan pergerakan kendaraan berat dengan kendaraan sedang dan kecil.
Sedangkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, diperlukan arahan pengembangan jaringan jalan sebagai berikut: Pengembangan jalan arteri primer
- Jalur ini dilalui oleh kendaraan umum (bus antar kota) sehingga perlu dilakukan pengembangan terutama dalam hal dimensi jalan.
Pengembangan jalan lingkar - Pengembangan jalan lingkar yang melayani sarana pergerakan di dalam Kecamatan Gambiran
terutama di kawasan pusat Perkotaan Gambiran (Jajag) yang rutenya memotong jalan arteri Pengembangan jalan Kolektor Primer
- Rencana Peningkatan kelas jalan dari jalan lokal menjadi jalan kolektor primer di Kecamatan Gambiran adalah ruas jalanyang menghubungkan antara Kecamatan Gambiran dengan Kecamatan Tegalsari dan Kecamatan Bangorejo.
EXECUTIVE SUMMARY
15
EXECUTIVE SUMMARY
16
3.2.2.3. Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi A. Rencana Prasarana Jalan Sub Terminal Jajag
Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan Sub Terminal jajag antara lain: ◘ Kurang optimalnya fungsi terminal dimana banyak Bus yang seharusnya masuk terminal
dalam kenyataannya tidak masuk; ◘ Banyak Bus yang parkir secara mendadak di sekitar depan Terminal; ◘ Kurang optimalnya fungsi terminal menjadikan fungsi Pasar Jajag terkena dampak negatif
dengan menurunnya aktivitas di Pasar Jajag; Strategi 1:
Beberapa arahan untuk memecahkan permasalahan terkait dengan kurang optimalnya fungsi
terminal Jajag saat ini adalah:
◘ Mempertahankan lokasi terminal saat ini dengan menambah prasarana seperti shelter/halte
di sekitar Terminal Jajag
◘ Melarang adanya kegiatan parkir terutama bus pada bahu jalan khususnya di depan dan
sekitar terminal Jajag
◘ Menempatkan petugas di lokasi treminal atau di depan terminal untuk memantau dan
menertibkan kendaraan umum agar tidak parkir di depan terminal
◘ Mengoptimalkan kembali fungsi terminal saat ini dengan menambah jalur angkutan desa agar
aktifitas keluar masuk kendaraan penumpang umum di terminal dapat meningkat.
Strategi ini digunakan dalam jangka pendek selama arus lalu lintas di Kecamatan Gambiran
khususnya di Perkotaan Jajag masih dalam batas wajar dan belum menimbulkan penumpukan kendaraan
yang cukup tinggi sehingga belum diperlukan adanya relokasi.
Strategi 2:
Strategi ini diterapkan untuk jangka panjang ketika arus lalu lintas di Kecamatan Gambiran
terutama pada Perkotaan Jajag sudah cukup padat. Beberapa arahan untuk pengembangan terminal di
Kecamatan Gambiran antara lain:
◘ Melakukan relokasi terminal Jajag saat ini ke Desa Wringinagung;
◘ Mengubah jalur kendaraan umum (bus) melalui jalan lingkar untuk memecah kemacetan.
◘ Menambah kapasitas (luas) maupun tipe terminal sehingga mampu menampung lebih banyak
kendaraan penumpang umum
Gambar
Ilustrasi Konsep Sub Terminal Baru di Wringinagung
Halte (Shelter) Adapun penempatan halte di Kecamatan Gambiran, utamanya diarahkan pada jalan-jalan utama yang mempunyai intensitas padat dan rawan kemacetan yang disebabkan oleh pemberhentian kendaraan secara sembarangan. Adapun arahan lokasi halte, antara lain:
Lokasi yang bisa diambil adalah 50 m sebelum atau sesudah lokasi industri, lokasi pendidikan dan perkantoran (50 meter masih dalam batas kemampuan jalan jarak pendek manusia)
Melarang adanya APK di sekitar Pasar Jajag dan Terminal Jajag saat ini dan penumpang diarahkan ke Sub Terminal Baru di Wringinagung
Pengembangan halte di di sekitar kawasan perkantoran dan pendidikan. Gambar
Konsep Bangunan Shelter
EXECUTIVE SUMMARY
17
Penyeberangan Pada saat ini di Kecamatan Gambiranbelum ada tempat penyeberangan. Jenis tempat
penyeberangan yang diarahkan di Kecamatan Gambiran berupa zebra cross yang lokasinya tersebar pada ruas jalan utama kota.
Gambar Ilustrasi Konsep Penataan Zebra Cross
Trotoar dan Jalur Pejalan Kaki Arahan pengembangan jalur ini direncanakan di sepanjang koridor jalan yang ada di Kecamatan
Gambiran disesuaikan dengan kegiatan kawasan sekitar. Gambar
Ilustrasi Konsep Penataan Jalur Pedestian
B. Rencana Sistem Parkir Sistem parkir yang ada direncanakan adalah sebagai berikut : 1. Parkir bagi pengunjung pasar/ pertokoan yang membawa kendaraan pribadi. Parkir ini diletakkan di
bangunan parkir di kawasan pasar atau pada bagian tepi jalan di depan masing-masing toko. 2. Loading dock, di dekat pasar merupakan parkir dan areal bongkar muat bagi kendaraan pengangkut
barang. 3. Parkir pada kawasan industri dan pergudangan diarahkan di dalam kompleks bangunan atau parkir
seri di pinggir jalan khusus yang direncanakan di sebelah dalam kawasan industri dan pergudangan tersebut.
Parkir di Luar Badan Jalan (off street) Kriteria ideal lahan parker off street, antara lain :
- Tempat parkir harus dibuat cukup enak dan tidak mengganggu lingkungan.
EXECUTIVE SUMMARY
18
- Diusahakan untuk menanam pepohonan untuk setiap 75 m2.
- Diupayakan pengurangan pengerasan untuk tempat-tempat tertentu agar penyerapan air oleh tanah tidak terganggu.
C. Lampu Jalan
Direncanakan ada tiga desain lampu jalan (penerangan jalan Umum), yaitu lampu lampu jalan yang diletakkan di median jalan, lampu jalan yang diletakkan di trotoar jalan dan lampu pada kawasan permukiman.
Gambar Ilustrasi Desain Lampu Jalan
D. Marka Marka jalan berfungsi untuk mengatur lalu lintas atau memperingatkan atau menuntun pengguna
jalan dalam berlalu lintas di jalan. Rencana pengembangan marka jalan diarahkan pada sepanjang koridor-koridor jalan utama dan pada koridor jalan rawan kecelakaan. Khusus marka jalan berupa zebra cross direncanakan di tempat-tempat ramai pejalan kaki seperti perempatan atau pertigaan di kawasan pertokoan, di depan sekolah dengan penerapan zona selamat, di depan tempat pariwisata, di depan halte dll
E. Perambuan
Lokasi yang harus diletakkan rambu-rambu lalu lintas antara lain :
- Sepanjang Jalan Kolektor Primer
- Jalan Lokal primer
- Jalan Lokal Sekunder F. Sarana dan Prasarana Angkutan Umum Angkutan Umum
Arahan angkutan-angkutan umum yang melayani Kecamatan Gambiran antara lain adalah : 1. Angkutan antar Kota : angkutan ini menghubungkan antara Kecamatan Gambiran dengan wilayah
lain di sekitarnya 2. Angkutan Desa : Angkutan ini melayani antar desa di Kecamatan Gambiran.
Angkutan Barang Arahan sirkulasi angkutan barang di Kecamatan Gambiran sebaiknya tidak diarahkan melalui
jalur dalam kota (arteri primer), nantinya diarahkan pada jalan kolektor atau lokal yang akan dikembangkan.
3.3. RENCANA SISTEM JARINGAN LAINNYA 3.3.1. Rencana Sistem Jaringan Listrik
Peremajaan jaringan dan mengganti jaringan distribusi hantaran udara kawat terbuka menjadi jaringan distribusi kabel udara;
Menambah jaringan distribusi baru khususnya saluran udara tegangan rendah untuk perumahan baru di semua blok perencanaan;
Penambahan kapasitas gardu distribusi lama yang melayani beban lama dan juga untuk beban yang baru;
Lampu di Trotoar Lampu di Median
Jalan
Lampu di Halte
EXECUTIVE SUMMARY
19
Penambahan gardu yang baru disesuaikan dengan peningktan kebutuhan daya listrik dan tumbuhya pusat beban yang baru;
Pemasangan lampu penerangan jalan pada tiang distribusi tegangan rendah dengan posisi selang satu tian 50 meter.;
Untuk pekerjaan instalasi pada bangunan disarankan pemasangan kawat pada pemakaian pipa yang tidak melanggar ketentuan PUIL 1997
Tabel Proyeksi Jumlah Listrik Kecamatan Gambiran
Sumber : Hasil Rencana 2011 3.3.2. Rencana Jaringan Telematika A. Prasarana Bangunan Tower Base Trancaiser System (BTS)
Kav Besar Kav Sedang Kav Kecil Total
1
1 Jajag 14,789 19,225,700 13,310,100 6,655,050 39,190,850 3,919,085 5,878,628 5,878,628 9,797,713 5,878,628 39,190,850
2 Wringinagung 7,269 9,449,700 6,542,100 3,271,050 19,262,850 1,926,285 2,889,428 2,889,428 4,815,713 2,889,428 19,262,850
3 Purwodadi 6,895 8,963,500 6,205,500 3,102,750 18,271,750 1,827,175 2,740,763 2,740,763 4,567,938 2,740,763 18,271,750
28,953 37,638,900 26,057,700 13,028,850 76,725,450 7,672,545 11,508,818 11,508,818 19,181,363 11,508,818 76,725,450
2
1 Gambiran 14,400 18,720,000 12,960,000 6,480,000 38,160,000 3,816,000 5,724,000 5,724,000 9,540,000 5,724,000 38,160,000
2 Yosomulyo 10,590 13,767,000 9,531,000 4,765,500 28,063,500 2,806,350 4,209,525 4,209,525 7,015,875 4,209,525 28,063,500
3 Wringinrejo 5,531 7,190,300 4,977,900 2,488,950 14,657,150 1,465,715 2,198,573 2,198,573 3,664,288 2,198,573 14,657,150
30,521 39,677,300 27,468,900 13,734,450 80,880,650 8,088,065 12,132,098 12,132,098 20,220,163 12,132,098 80,880,650
1
1 Jajag 14,928 19,406,400 13,435,200 6,717,600 39,559,200 3,955,920 5,933,880 5,933,880 9,889,800 5,933,880 39,559,200
2 Wringinagung 7,337 9,538,100 6,603,300 3,301,650 19,443,050 1,944,305 2,916,458 2,916,458 4,860,763 2,916,458 19,443,050
3 Purwodadi 6,960 9,048,000 6,264,000 3,132,000 18,444,000 1,844,400 2,766,600 2,766,600 4,611,000 2,766,600 18,444,000
29,225 37,992,500 26,302,500 13,151,250 77,446,250 7,744,625 11,616,938 11,616,938 19,361,563 11,616,938 77,446,250
2
1 Gambiran 14,535 18,895,500 13,081,500 6,540,750 38,517,750 3,851,775 5,777,663 5,777,663 9,629,438 5,777,663 38,517,750
2 Yosomulyo 10,690 13,897,000 9,621,000 4,810,500 28,328,500 2,832,850 4,249,275 4,249,275 7,082,125 4,249,275 28,328,500
3 Wringinrejo 5,583 7,257,900 5,024,700 2,512,350 14,794,950 1,479,495 2,219,243 2,219,243 3,698,738 2,219,243 14,794,950
30,808 40,050,400 27,727,200 13,863,600 81,641,200 8,164,120 12,246,180 12,246,180 20,410,300 12,246,180 81,641,200
1
1 Jajag 15,067 19,587,100 13,560,300 6,780,150 39,927,550 3,992,755 5,989,133 5,989,133 9,981,888 5,989,133 39,927,550
2 Wringinagung 7,406 9,627,800 6,665,400 3,332,700 19,625,900 1,962,590 2,943,885 2,943,885 4,906,475 2,943,885 19,625,900
3 Purwodadi 7,025 9,132,500 6,322,500 3,161,250 18,616,250 1,861,625 2,792,438 2,792,438 4,654,063 2,792,438 18,616,250
29,498 38,347,400 26,548,200 13,274,100 78,169,700 7,816,970 11,725,455 11,725,455 19,542,425 11,725,455 78,169,700
2
1 Gambiran 14,671 19,072,300 13,203,900 6,601,950 38,878,150 3,887,815 5,831,723 5,831,723 9,719,538 5,831,723 38,878,150
2 Yosomulyo 10,789 14,025,700 9,710,100 4,855,050 28,590,850 2,859,085 4,288,628 4,288,628 7,147,713 4,288,628 28,590,850
3 Wringinrejo 5,635 7,325,500 5,071,500 2,535,750 14,932,750 1,493,275 2,239,913 2,239,913 3,733,188 2,239,913 14,932,750
31,095 40,423,500 27,985,500 13,992,750 82,401,750 8,240,175 12,360,263 12,360,263 20,600,438 12,360,263 82,401,750
1
1 Jajag 15,206 19,767,800 13,685,400 6,842,700 40,295,900 4,029,590 6,044,385 6,044,385 10,073,975 6,044,385 40,295,900
2 Wringinagung 7,474 9,716,200 6,726,600 3,363,300 19,806,100 1,980,610 2,970,915 2,970,915 4,951,525 2,970,915 19,806,100
3 Purwodadi 7,089 9,215,700 6,380,100 3,190,050 18,785,850 1,878,585 2,817,878 2,817,878 4,696,463 2,817,878 18,785,850
29,769 38,699,700 26,792,100 13,396,050 78,887,850 7,888,785 11,833,178 11,833,178 19,721,963 11,833,178 78,887,850
2
1 Gambiran 14,806 19,247,800 13,325,400 6,662,700 39,235,900 3,923,590 5,885,385 5,885,385 9,808,975 5,885,385 39,235,900
2 Yosomulyo 10,889 14,155,700 9,800,100 4,900,050 28,855,850 2,885,585 4,328,378 4,328,378 7,213,963 4,328,378 28,855,850
3 Wringinrejo 5,687 7,393,100 5,118,300 2,559,150 15,070,550 1,507,055 2,260,583 2,260,583 3,767,638 2,260,583 15,070,550
31,382 40,796,600 28,243,800 14,121,900 83,162,300 8,316,230 12,474,345 12,474,345 20,790,575 12,474,345 83,162,300
Zona Pendukung (Blok B)
Jumlah
Kebutuhan Listrik
Tahun 2031
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
No Zona/Blok
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Kebutuhan
(KVA)
Rumah TanggaPerdagangan
dan JasaPerkantoran Fasilitas Sosial Industri
Penerangan
Jalan
Tahun 2026
Zona Utama (Blok A)
Tahun 2021
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Jumlah
Jumlah
Tahun 2016Zona Utama (Blok A)
Jumlah
Zona Pendukung (Blok B)
Jumlah
Jumlah
EXECUTIVE SUMMARY
20
Dengan semakin berkembangnya teknologi, untuk peningkatan kebutuhan dan pelayanan masyarakat perlu dilakukan peningkatan jumlah dan mutu telematika pada tiap wilayah, yaitu : Menerapkan teknologi telematika berbasis teknologi modern;
1. Pembangunan teknologi telematika pada wilayah - wilayah pusat pertumbuhan;
2. Membentuk jaringan telekomunikasi dan informasi yang menghubungkan setiap wilayah pertumbuhan; serta
3. Mengarahkan untuk memanfaatkan secara bersama pada satu tower BTS minimal untuk 4 operator telepon seluler dengan pengelolaan secara bersama pula.
B. Rencana Jaringan Telekomunikasi Pengembangan jaringan telepon mengikuti pola jaringan yang telah ada saat ini. Pengembangan
yang akan dilakukan mempertimbangkan jumlah calon pelanggan, rencana jaringan yang akan dikembangkan oleh Telkom, tingkat perkembangan kawasan yang akan terjadi, dan efisiensi serta efektifitas pemasangan sambungan.
Tabel Proyeksi Jumlah Telepon Kecamatan Gambiran
Sumber : Hasil Rencana 2011
3.3.3. Rencana Sistem Penyediaan Air Bersih 1. Sambungan Rumah: Sambungan rumah adalah tiap sambungan dari sistem penyediaan air minum yang dilengkapi
dengan sebuah meteran air dan disambungkan pada sistem plambing rumah; Kapasitas 100 liter / orang / hari; Harus tersedia sistem plambing dalam rumah; Ukuran minimal pipa dinas 18 Mm; Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 Mm;
1
1 Jajag 14,789 1,183 296 1,479 74 15
2 Wringinagung 7,269 582 145 727 36 7
3 Purwodadi 6,895 552 138 690 34 7
28,953 2,316 579 2,895 145 29
2
1 Gambiran 14,400 1,152 288 1,440 72 14
2 Yosomulyo 10,590 847 212 1,059 53 11
3 Wringinrejo 5,531 442 111 553 28 6
30,521 2,442 610 3,052 153 31
1
1 Jajag 14,928 1,194 299 1,493 75 15
2 Wringinagung 7,337 587 147 734 37 7
3 Purwodadi 6,960 557 139 696 35 7
29,225 2,338 585 2,923 146 29
2
1 Gambiran 14,535 1,163 291 1,454 73 15
2 Yosomulyo 10,690 855 214 1,069 53 11
3 Wringinrejo 5,583 447 112 558 28 6
30,808 2,465 616 3,081 154 31
1
1 Jajag 15,067 1,205 301 1,507 75 15
2 Wringinagung 7,406 592 148 741 37 7
3 Purwodadi 7,025 562 141 703 35 7
29,498 2,360 590 2,950 147 29
2
1 Gambiran 14,671 1,174 293 1,467 73 15
2 Yosomulyo 10,789 863 216 1,079 54 11
3 Wringinrejo 5,635 451 113 564 28 6
31,095 2,488 622 3,110 155 31
1
1 Jajag 15,206 1,216 304 1,521 76 15
2 Wringinagung 7,474 598 149 747 37 7
3 Purwodadi 7,089 567 142 709 35 7
29,769 2,382 595 2,977 149 30
2
1 Gambiran 14,806 1,184 296 1,481 74 15
2 Yosomulyo 10,889 871 218 1,089 54 11
3 Wringinrejo 5,687 455 114 569 28 6
31,382 2,511 628 3,138 157 31
Zona/Blok
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Jumlah
Tahun 2026
Jumlah
Tahun 2021
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Kebutuhan Sarana Telekomunikasi
Rumah
Tangga
Domestik
(SS)
Non
Domestik
(SS)
Total
Kebutuhan
Sambungan
Telepon
Telepon
Umum
(unit)
Wartel
(unit)
Jumlah
Jumlah
No
Tahun 2016
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
Tahun 2031
EXECUTIVE SUMMARY
21
Pipa tertanam dalam tanah dipakai pipa PVC; Pipa diatas tanah tanpa perlindungan dapat dipakai pipa GIP (Galvanized Iron Pipe).
2. Sambungan Halaman: Sambungan halaman adalah tiap sambungan dari sistem penyediaan air bersih yang hanya
berhenti sampai halaman rumah dan dilengkapi dengan metera air dan sebuah katup; Kapasitas minimal 60 liter / orang / hari; Ukuran pipa dinas 12,5 Mm; Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 Mm; Pipa tertanam dalam tanah dipakai pipa PVC; Pipa diatas tanah tanpa perlindungan dapat dipakai pipa GIP (Galvanized Iron Pipe).
3. Sambungan Kran Umum: Kapasitas minimal 30 liter / orang / hari; Ditempatkan pada jarak pelayanan tidak lebih dari 100 meter; Jumlah rumah yang dilayani tidak lebih dari 20 unit; Tiap unit dilengkapi dengan meter air; Tiap unit dilengkapi dua kran.
4. Hydran Kebakaran: Ditempatkan 100 meter untuk bangunan yang berfungsi komersil dan 200 meter untuk
perumahan; Mudah dilihat dan mudah dicapai oleh unit mobil pemadam kebakaran; Jika tidak tersedia saluran air minum kota perlu dibuat sumur – sumur kebakaran dalam jarak
sesuai persyaratan untuk kran kebakaran; Tabel Proyeksi Jumlah Kebutuhan Air MinumKecamatan Gambiran
Sumber : Hasil Rencana 2011
3.3.4. Rencana Sistem Jaringan Drainase 1. Sebagai saluran utama yang akan digunakan adalah sungai yang melintasi Kecamatan Gambiran 2. Untuk meningkatkan daya serap air ke dalam tanah maka pada kawasan-kawasan permukiman
baru harus ruang terbuka yang berfungsi sebagai resapan;
1
1 Jajag 14,789 1,478,900 295,780 147,890 295,780 1,035,230 147,890 3,401,470
2 Wringinagung 7,269 726,900 145,380 72,690 145,380 508,830 72,690 1,671,870
3 Purwodadi 6,895 689,500 137,900 68,950 137,900 482,650 68,950 1,585,850
28,953 2,895,300 579,060 289,530 579,060 2,026,710 289,530 6,659,190
2
1 Gambiran 14,400 1,440,000 288,000 144,000 288,000 1,008,000 144,000 3,312,000
2 Yosomulyo 10,590 1,059,000 211,800 105,900 211,800 741,300 105,900 2,435,700
3 Wringinrejo 5,531 553,100 110,620 55,310 110,620 387,170 55,310 1,272,130
30,521 3,052,100 610,420 305,210 610,420 2,136,470 305,210 7,019,830
1
1 Jajag 14,928 1,492,800 298,560 149,280 298,560 1,044,960 149,280 3,433,440
2 Wringinagung 7,337 733,700 146,740 73,370 146,740 513,590 73,370 1,687,510
3 Purwodadi 6,960 696,000 139,200 69,600 139,200 487,200 69,600 1,600,800
29,225 2,922,500 584,500 292,250 584,500 2,045,750 292,250 6,721,750
2
1 Gambiran 14,535 1,453,500 290,700 145,350 290,700 1,017,450 145,350 3,343,050
2 Yosomulyo 10,690 1,069,000 213,800 106,900 213,800 748,300 106,900 2,458,700
3 Wringinrejo 5,583 558,300 111,660 55,830 111,660 390,810 55,830 1,284,090
30,808 3,080,800 616,160 308,080 616,160 2,156,560 308,080 7,085,840
1
1 Jajag 15,067 1,506,700 301,340 150,670 301,340 1,054,690 150,670 3,465,410
2 Wringinagung 7,406 740,600 148,120 74,060 148,120 518,420 74,060 1,703,380
3 Purwodadi 7,025 702,500 140,500 70,250 140,500 491,750 70,250 1,615,750
29,498 2,949,800 589,960 294,980 589,960 2,064,860 294,980 6,784,540
2
1 Gambiran 14,671 1,467,100 293,420 146,710 293,420 1,026,970 146,710 3,374,330
2 Yosomulyo 10,789 1,078,900 215,780 107,890 215,780 755,230 107,890 2,481,470
3 Wringinrejo 5,635 563,500 112,700 56,350 112,700 394,450 56,350 1,296,050
31,095 3,109,500 621,900 310,950 621,900 2,176,650 310,950 7,151,850
1
1 Jajag 15,206 1,520,600 304,120 152,060 304,120 1,064,420 152,060 3,497,380
2 Wringinagung 7,474 747,400 149,480 74,740 149,480 523,180 74,740 1,719,020
3 Purwodadi 7,089 708,900 141,780 70,890 141,780 496,230 70,890 1,630,470
29,769 2,976,900 595,380 297,690 595,380 2,083,830 297,690 6,846,870
2
1 Gambiran 14,806 1,480,600 296,120 148,060 296,120 1,036,420 148,060 3,405,380
2 Yosomulyo 10,889 1,088,900 217,780 108,890 217,780 762,230 108,890 2,504,470
3 Wringinrejo 5,687 568,700 113,740 56,870 113,740 398,090 56,870 1,308,010
31,382 3,138,200 627,640 313,820 627,640 2,196,740 313,820 7,217,860
No Zona/Blok
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Kebutuhan Air bersih
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Tahun 2031
Zona Utama (Blok A)
Jumlah
Kebutuhan
(liter)Rumah
Tangga
Perdagangan
dan JasaPerkantoran
Fasilitas
SosialIndustri Kebocoran
Tahun 2026
Tahun 2016Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Tahun 2021
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Pendukung (Blok B)
EXECUTIVE SUMMARY
22
3. Selain kawasan permukiman, maka tempat-tempat seperti waduk-waduk dapat digunakan sebagai tempat resapan air;
4. Pada kawasan terbangun diusahakan pengadaan saluran drainase di kiri-kanan jalan, bertujuan untuk saluran air buangan rumah tangga;
5. Untuk menghindari terjadinya penggenangan air pada beberapa kawasan terutama pada musim hujan maka perlu dilakukan perbaikan dan pembenahan saluran drainase yang ada;
6. Selain itu adanya pembangunan bendungan gerak sembayat dapat dijadikan penampungan atau pembuangan air;
7. Sepanjang sungai diberi tanggul dengan ketinggian 3 – 4,5 M. Tabel
Proyeksi Jumlah Drainase Kecamatan Gambiran
Sumber : Hasil Rencana 2011
3.3.5. Rencana Penyediaan Sistem Penanganan dan Pengelolaan Air Limbah Di wilayah Kecamatan Gambiran khususnya di Desa Gambiran terdapat adanya industri kecil
berupa pembuatan tahu/tempe yang memiliki potensi limbah dan jika tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan kualitas lingkungan. Selain mencemari aliran sungai, limbah dari pengolahan tahu/tempe dalam jangka panjang dapat merusak lapisan ozon.
1
1 Jajag 14,789 1,035,230 177,468 621,138 266,202 2,100,038
2 Wringinagung 7,269 508,830 87,228 305,298 130,842 1,032,198
3 Purwodadi 6,895 482,650 82,740 289,590 124,110 979,090
28,953 2,026,710 347,436 1,216,026 521,154 4,111,326
2
1 Gambiran 14,400 1,008,000 172,800 604,800 259,200 2,044,800
2 Yosomulyo 10,590 741,300 127,080 444,780 190,620 1,503,780
3 Wringinrejo 5,531 387,170 66,372 232,302 99,558 785,402
30,521 2,136,470 366,252 1,281,882 549,378 4,333,982
1
1 Jajag 14,928 1,044,960 179,136 626,976 268,704 2,119,776
2 Wringinagung 7,337 513,590 88,044 308,154 132,066 1,041,854
3 Purwodadi 6,960 487,200 83,520 292,320 125,280 988,320
29,225 2,045,750 350,700 1,227,450 526,050 4,149,950
2
1 Gambiran 14,535 1,017,450 174,420 610,470 261,630 2,063,970
2 Yosomulyo 10,690 748,300 128,280 448,980 192,420 1,517,980
3 Wringinrejo 5,583 390,810 66,996 234,486 100,494 792,786
30,808 2,156,560 369,696 1,293,936 554,544 4,374,736
1
1 Jajag 15,067 1,054,690 180,804 632,814 271,206 2,139,514
2 Wringinagung 7,406 518,420 88,872 311,052 133,308 1,051,652
3 Purwodadi 7,025 491,750 84,300 295,050 126,450 997,550
29,498 2,064,860 353,976 1,238,916 530,964 4,188,716
2
1 Gambiran 14,671 1,026,970 176,052 616,182 264,078 2,083,282
2 Yosomulyo 10,789 755,230 129,468 453,138 194,202 1,532,038
3 Wringinrejo 5,635 394,450 67,620 236,670 101,430 800,170
31,095 2,176,650 373,140 1,305,990 559,710 4,415,490
1
1 Jajag 15,206 1,064,420 182,472 638,652 273,708 2,159,252
2 Wringinagung 7,474 523,180 89,688 313,908 134,532 1,061,308
3 Purwodadi 7,089 496,230 85,068 297,738 127,602 1,006,638
29,769 2,083,830 357,228 1,250,298 535,842 4,227,198
2
1 Gambiran 14,806 1,036,420 177,672 621,852 266,508 2,102,452
2 Yosomulyo 10,889 762,230 130,668 457,338 196,002 1,546,238
3 Wringinrejo 5,687 398,090 68,244 238,854 102,366 807,554
31,382 2,196,740 376,584 1,318,044 564,876 4,456,244
No Zona/Blok
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Tahun 2021
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Jumlah
Kebutuhan
(liter)
Perdagangan
dan JasaIndustri
Perkantoran
dan Fasilitas
Sosial
Kebutuhan Drainase
Rumah
Tangga
Tahun 2016Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Tahun 2026
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Tahun 2031
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
EXECUTIVE SUMMARY
23
Selain kegiatan industri kecil tersebut, di Kecamatan Gambiran juga berkembang adanya peternakan besar (jenis sapi) yang berada di Desa Gambiran. Limbah ternak jika tidak diolah akan membawa dampak yang cukup negatif.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya sistem pengelolaan limbah industri dengan aksi sebagai berikut:
◘ Pembuatan sarana IPAL (Instalasi pengelolaan Air Limbah) secara komunal pada beberapa unit industri tahu/tempe di Kecamatan Gambiran khususnya Desa Gambiran.
◘ Pengolahan limbah industri maupun limbah ternak menjadi biogas sehingga bernilai ekonomis
3.3.6. Rencana Sistem Penanganan Persampahan Pengelolaan sampah di kawasan perencanaan, yang sebagian besar direncanakan merupakan
kawasan permukiman mengacu pada Tata Cata Pengelolaan Sampah di Permukiman meliputi kegiatan: 1. Pewadahan sampah 2. Pengumpulan sampah 3. Pengangkutan sampah 4. Pengolahan sampah.
Selain itu, alternative lainnya untuk mengatasi permasalahan persampahan di Kecamatan Gambiran dapat dilakukan dengan beberapa pengelolaan persampahan sebagai berikut : 1. Penimbunan Saniter (Sanitary Landfill) 2. Pembakaran (Incineration) 3. Pembuatan Kompos (Composting) 4. Pemanfaatan Ulang (Recycling) 5. Program IPESATU Kecamatan
Gambar 3.20 Skema Pengelolaan Sampah
3.3.7. Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana 3.3.7.1. Kebutuhan Rumah
Kecenderungan tipe perumahan yang terdapat pada kawasan perencanaan adalah tipe sedang dan kecil. Kecenderungan ini dapat digunakan dalam menentukan pengembangan perumahan berdasarkan tipe rumahnya terutama pengembangan perumahan yang dikelola oleh developer. Berdasarkan standar yang digunakan sampai saat ini kebutuhan rumah akan dibedakan berdasarkan tipe rumah besar, sedang dan kecil, di mana perbandingan yang digunakan yaitu rumah besar : rumah sedang : rumah kecil = 1 : 3 : 6.
Untuk masa mendatang pengembangan kawasan permukiman di Kecamatan Gambiran ditekankan untuk mendistribusikan pertumbuhan kawasan perumahan secara merata pada masing-masing wilayah dengan meningkatkan aksesibilitas lokasi, yakni: Pengembangan perumahan umum dengan konsep penyatuan dengan tetap mempertimbangkan
aspek keseimbangan lingkungan dengan memanfaatkan lahan yang masih kosong. Dengan konsep kemenyatuan ini maka berpotensi membentuk sub-sub pusat pengembangan baru.
EXECUTIVE SUMMARY
24
Pengembangan perumahan dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong yang masih ada dengan konsep infiltrasi dan menghindari terciptanya ruang-ruang mati.
Perkembangan kawasan permukiman ditujukan untuk persiapan terjadinya pergeseran alih fungsi lahan yang akan menjadi pusat pelayanan di Kecamatan Gambiran sebagaimana fungsinya sebagai Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp).
Berdasarkan ketentuan tersebut, perkiraan jumlah rumah menurut jenisnya hingga akhir tahun rencana dapat dilihat pada Tabel berikut ini
Tabel Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah (Unit) Kecamatan Gambiran
Sumber : Hasil Rencana 2011
3.3.7.2. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)
Untuk menghitung kebutuhan fasilitas TK di Kecamatan Gambiran digunakan asumsi daya tampung I unit TK adalah 4 kelas atau 80 murid di mana tiap kelas rata-rata berjumlah 20 murid.
Sekolah Dasar (SD) Jika didasarkan atas standard daya tampung untuk 1 unit SD adalah sekitar 240 murid yang
terbagi menjadi 6 kelas. Untuk arahan pengembangan fasilitas SD yang telah ada lebih mengacu pada penambahan fasilitas penunjang, seperti perpustakaan serta perbaikan kualitas tenaga pengajar. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/MTs
Fasilitas SLTP di Kecamatan Gambiran dari segi pelayanan telah melayani kebutuhan masyarakat, di mana skala pelayanannya mencakup wilayah kecamatan dan kota. Untuk menghitung kebutuhan SLTP di Kecamatan Gambiran pada tahun rencana, maka diperlukan proyeksi. Proyeksi fasilitas SLTP dihitung
1
1 Jajag 14,789 1775 35.49 887 39.93 296 13.31 88.73
2 Wringinagung 7,269 872 17.45 436 19.63 145 6.54 43.61
3 Purwodadi 6,895 827 16.55 414 18.62 138 6.21 41.37
28,953 3474 69.49 1737 78.17 579 26.06 173.72
2
1 Gambiran 14,400 1728 34.56 864 38.88 288 12.96 86.40
2 Yosomulyo 10,590 1271 25.42 635 28.59 212 9.53 63.54
3 Wringinrejo 5,531 664 13.27 332 14.93 111 4.98 33.19
30,521 3663 73.25 1831 82.41 610 27.47 183.13
1
1 Jajag 14,928 1791 35.83 896 40.31 299 13.44 89.57
2 Wringinagung 7,337 880 17.61 440 19.81 147 6.60 44.02
3 Purwodadi 6,960 835 16.70 418 18.79 139 6.26 41.76
29,225 3507 70.14 1754 78.91 585 26.30 175.35
2
1 Gambiran 14,535 1744 34.88 872 39.24 291 13.08 87.21
2 Yosomulyo 10,690 1283 25.66 641 28.86 214 9.62 64.14
3 Wringinrejo 5,583 670 13.40 335 15.07 112 5.02 33.50
30,808 3697 73.94 1848 83.18 616 27.73 184.85
1
1 Jajag 15,067 1808 36.16 904 40.68 301 13.56 90.40
2 Wringinagung 7,406 889 17.77 444 20.00 148 6.67 44.44
3 Purwodadi 7,025 843 16.86 422 18.97 141 6.32 42.15
29,498 3540 70.80 1770 79.64 590 26.55 176.99
2
1 Gambiran 14,671 1761 35.21 880 39.61 293 13.20 88.03
2 Yosomulyo 10,789 1295 25.89 647 29.13 216 9.71 64.73
3 Wringinrejo 5,635 676 13.52 338 15.21 113 5.07 33.81
31,095 3731 74.63 1866 83.96 622 27.99 186.57
1
1 Jajag 15,206 1825 36.49 912 41.06 304 13.69 91.24
2 Wringinagung 7,474 897 17.94 448 20.18 149 6.73 44.84
3 Purwodadi 7,089 851 17.01 425 19.14 142 6.38 42.53
29,769 3572 71.45 1786 80.38 595 26.79 178.61
2
1 Gambiran 14,806 1777 35.53 888 39.98 296 13.33 88.84
2 Yosomulyo 10,889 1307 26.13 653 29.40 218 9.80 65.33
3 Wringinrejo 5,687 682 13.65 341 15.35 114 5.12 34.12
31,382 3766 75.32 1883 84.73 628 28.24 188.29
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Tahun 2016
Tahun 2031
Tahun 2026
Tahun 2021
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Jumlah
No Zona/Blok
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Rumah Kecil
Luas (Ha)
Luas Lahan
Total (Ha)
Rumah BesarRumah Sedang
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
EXECUTIVE SUMMARY
25
berdasarkan jumlah penduduk usia sekolah SLTP dan daya dukung per 1 unit SLTP di mana untuk Kecamatan Gambiran diasumsikan 1 unit SLTP mampu menampung 240 murid atau 6 kelas. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
Proyeksi fasilitas SLTA dihitung berdasarkan jumlah penduduk usia sekolah SLTA dan daya dukung per 1 unit SLTA di mana untuk Kecamatan Gambiran diasumsikan 1 unit SLTA mampu menampung 240 murid atau 6 kelas.
Tabel Proyeksi Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan (Unit) Kecamatan Gambiran
Sumber : Hasil Rencana 2011
3.3.7.3. Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Puskesmas
Didasarkan atas Standard penduduk pendukung akan fasilitas kesehatan jenis puskesmas maka proyeksi kebutuhan akan fasilitas kesehatan jenis puskesmas di kawasan perencanaan sampai akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2031diperlukan puskesmas sebanyak 3 unit. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu merupakan fasilitas kesehatan yang direkomendasikan agar disediakan pada setiap desa. Dengan pertimbangan tersbut, maka puskesmas pembantu di Kecamatan Gambiran disediakan pada setiap desa sehingga berjumlah 6 unit Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB)
1
1 Jajag 14,789 15 1.77 9 3.33 3 1.85 3 1.85 6.95
2 Wringinagung 7,269 7 0.87 5 1.64 2 0.91 2 0.91 3.42
3 Purwodadi 6,895 7 0.83 4 1.55 1 0.86 1 0.86 3.24
28,953 29 3.47 18 6.51 6 3.62 6 3.62 13.61
2
1 Gambiran 14,400 14 1.73 9 3.24 3 1.80 3 1.80 6.77
2 Yosomulyo 10,590 11 1.27 7 2.38 2 1.32 2 1.32 4.98
3 Wringinrejo 5,531 6 0.66 3 1.24 1 0.69 1 0.69 2.60
30,521 31 3.66 19 6.87 6 3.82 6 3.82 14.34
1
1 Jajag 14,928 15 1.79 9 3.36 3 1.87 3 1.87 7.02
2 Wringinagung 7,337 7 0.88 5 1.65 2 0.92 2 0.92 3.45
3 Purwodadi 6,960 7 0.84 4 1.57 1 0.87 1 0.87 3.27
29,225 29 3.51 18 6.58 6 3.65 6 3.65 13.74
2
1 Gambiran 14,535 15 1.74 9 3.27 3 1.82 3 1.82 6.83
2 Yosomulyo 10,690 11 1.28 7 2.41 2 1.34 2 1.34 5.02
3 Wringinrejo 5,583 6 0.67 3 1.26 1 0.70 1 0.70 2.62
30,808 31 3.70 19 6.93 6 3.85 6 3.85 14.48
1
1 Jajag 15,067 15 1.81 9 3.39 3 1.88 3 1.88 7.08
2 Wringinagung 7,406 7 0.89 5 1.67 2 0.93 2 0.93 3.48
3 Purwodadi 7,025 7 0.84 4 1.58 1 0.88 1 0.88 3.30
29,498 29 3.54 18 6.64 6 3.69 6 3.69 13.86
2
1 Gambiran 14,671 15 1.76 9 3.30 3 1.83 3 1.83 6.90
2 Yosomulyo 10,789 11 1.29 7 2.43 2 1.35 2 1.35 5.07
3 Wringinrejo 5,635 6 0.68 4 1.27 1 0.70 1 0.70 2.65
31,095 32 3.84 19 7.00 6 3.89 6 3.89 14.72
1
1 Jajag 15,206 15 1.82 10 3.42 3 1.90 3 1.90 7.15
2 Wringinagung 7,474 7 0.90 5 1.68 2 0.93 2 0.93 3.51
3 Purwodadi 7,089 7 0.85 4 1.60 1 0.89 1 0.89 3.33
29,769 29 3.48 19 6.70 6 3.72 6 3.72 13.90
2
1 Gambiran 14,806 15 1.78 9 3.33 3 1.85 3 1.85 6.96
2 Yosomulyo 10,889 11 1.31 7 2.45 2 1.36 2 1.36 5.12
3 Wringinrejo 5,687 6 0.68 4 1.28 1 0.71 1 0.71 2.67
31,382 32 3.84 20 7.06 6 3.60 6 3.60 14.50
No Zona/Blok
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
TK SD
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
Tahun 2031
Zona Pendukung (Blok B)
Jumlah
Jumlah
Tahun 2026
Zona Utama (Blok A)
SLTP SMULuas Lahan
Total (Ha)UnitLuas
(Ha)Unit
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Pendukung (Blok B)
Luas
(Ha)
Tahun 2021
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Luas
(Ha)Unit
Luas
(Ha)
Zona Utama (Blok A)
Unit
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Tahun 2016
Zona Utama (Blok A)
EXECUTIVE SUMMARY
26
Untuk fasilitas Rumah Sakit diperlukan guna penanganan masalah kesehatan masyarakat dalam skala yang lebih besar dengan perawatan dan peralatan medis yang lebih lengkap dibanding dengan fasilitas kesehatan lainnya. RSAB di Kecamatan Gambiran saat ini sudah ada yang lokasinya berada di Desa Jajag.
Tabel Proyeksi Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan(Unit) Kecamatan Gambiran
Sumber : Hasil Rencana 2011
3.3.7.4. Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas peribadatan pada masa yang akan datang disesuaikan
dengan kebutuhan Standard pada kawasan yang sebagian besar sudah tersedia pada kawasan perencanaan yang antara lain adalah : masjid, mushola, gereja, dan vihara. Penyediaan untuk fasilitas peribadatan sebagai berikut:
Masjid kecamatan, dengan skala pelayanan lingkup kecamatan dengan pendukuk pendukung 120.000 jiwa dan mmembutuhkan lahan seluas 5.400²
Masjid warga, dengan penduduk pendukung sebanyak 2.500 jiwa dan membutuhkan lahan seluas 600 m²
Mushola/langgar, dengan skala pelayanan lingkup lingkungan dengan penduduk pendukung 250 jiwa dan membutuhkan lahan seluas 100 m².
1
1 Jajag 14,789 1 0.12 1 0.03 1 0.1 0.25
2 Wringinagung 7,269 - - 1 0.03 - - 0.03
3 Purwodadi 6,895 - - 1 0.03 - - 0.03
28,953 1 0 3 0.09 1 0.1 0.25
2
1 Gambiran 14,400 1 0.12 1 0.03 - - 0.15
2 Yosomulyo 10,590 2 0.24 1 0.03 - - 0.27
3 Wringinrejo 5,531 - - 1 0.03 - - 0.03
30,521 3 0.36 3 0.09 - - 0.45
1
1 Jajag 14,928 1 0.12 1 0.03 - - 0.15
2 Wringinagung 7,337 - - 1 0.03 - - 0.03
3 Purwodadi 6,960 - - 1 0.03 1 0.1 0.25
29,225 - - 3 0.09 0.09
2
1 Gambiran 14,535 1 0.12 1 0.03 - - 0.15
2 Yosomulyo 10,690 2 0.24 1 0.03 - - 0.27
3 Wringinrejo 5,583 - - 1 0.03 - - 0.03
30,808 3 0.36 3 0.09 0.45
1
1 Jajag 15,067 1 0.12 1 0.03 1 0.1 0.25
2 Wringinagung 7,406 - - 1 0.03 - - 0.03
3 Purwodadi 7,025 - - 1 0.03 - - 0.03
29,498 - - 3 0.09 1 0.1 0.25
2
1 Gambiran 14,671 1 0.12 1 0.03 - - 0.15
2 Yosomulyo 10,789 2 0.24 1 0.03 - - 0.27
3 Wringinrejo 5,635 - - 1 0.03 - - 0.03
31,095 3 0.36 3 0.09 - - 0.45
1
1 Jajag 15,206 1 0.12 1 0.03 - - 0.15
2 Wringinagung 7,474 - - 1 0.03 - - 0.03
3 Purwodadi 7,089 - - 1 0.03 1 0.1 0.00
29,769 - - 3 0.09 0.09
2
1 Gambiran 14,806 1 0.12 1 0.03 - - 0.15
2 Yosomulyo 10,889 2 0.24 1 0.03 - - 0.27
3 Wringinrejo 5,687 - - 1 0.03 - - 0.03
31,382 3 0.36 3 0.09 - - 0.45
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
No Zona/BlokLuas (Ha)
Jumlah
Puskesmas Puskesmas Pembantu
Tahun 2016
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha)
RSB
Unit
Zona Utama (Blok A)
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Luas Lahan
Total (Ha)
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Utama (Blok A)
Zona Pendukung (Blok B)
Tahun 2021
Tahun 2026
Tahun 2031
EXECUTIVE SUMMARY
27
Gereja/Vihara disesuaikan dengan keadaan setempat dan kebiasaan masyarakat Tabel
Proyeksi Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan (Unit) Kecamatan Gambiran
1
1 Jajag 14,789 6 0.44 6 0.18 3 0.18 1 0.06 0.80
2 Wringinagung 7,269 3 0.22 3 0.09 2 0.12 1 0.60 0.43
3 Purwodadi 6,895 3 0.21 3 0.08 1 0.06 - - 0.35
28,953 12 0.87 12 0.35 6 0.36 2 0.66 1.58
2
1 Gambiran 14,400 6 0.43 6 0.17 - - - - 0.60
2 Yosomulyo 10,590 4 0.32 4 0.13 5 0.30 - - 0.74
3 Wringinrejo 5,531 2 0.17 2 0.07 - - 1 0.69 0.23
30,521 12 0.92 12 0.37 5 0.30 1 0.69 1.58
1
1 Jajag 14,928 6 0.45 6 0.18 3 0.18 1 0.06 0.81
2 Wringinagung 7,337 3 0.22 3 0.09 2 0.12 1 0.60 0.43
3 Purwodadi 6,960 3 0.21 3 0.08 1 0.06 - - 0.35
29,225 12 0.88 12 0.35 6 0.36 2 0.66 1.59
2
1 Gambiran 14,535 6 0.44 6 0.17 - - - - 0.61
2 Yosomulyo 10,690 4 0.32 4 0.13 5 0.30 - - 0.75
3 Wringinrejo 5,583 2 0.17 2 0.07 - - 1 0.70 0.23
30,808 12 0.92 12 0.37 5 0.30 1 0.70 1.59
1
1 Jajag 15,067 6 0.45 6 0.18 3 0.18 1 0.06 0.81
2 Wringinagung 7,406 3 0.22 3 0.09 2 0.12 1 0.60 0.43
3 Purwodadi 7,025 3 0.21 3 0.08 1 0.06 - - 0.36
29,498 12 0.88 12 0.35 6 0.36 2 0.66 1.60
2
1 Gambiran 14,671 6 0.44 6 0.18 - - - - 0.62
2 Yosomulyo 10,789 4 0.32 4 0.13 5 0.30 - - 0.75
3 Wringinrejo 5,635 2 0.17 2 0.07 - - 1 0.70 0.24
31,095 12 0.93 12 0.37 5 0.30 1 0.70 1.61
1
1 Jajag 15,206 6 0.46 6 0.18 3 0.18 1 0.06 0.82
2 Wringinagung 7,474 3 0.22 3 0.09 2 0.12 1 0.60 0.43
3 Purwodadi 7,089 3 0.21 3 0.09 1 0.06 - - 0.36
29,769 12 0.89 12 0.36 6 0.36 2 0.66 1.61
2
1 Gambiran 14,806 6 0.44 6 0.18 - - - - 0.62
2 Yosomulyo 10,889 4 0.33 4 0.13 5 0.30 - - 0.76
3 Wringinrejo 5,687 2 0.17 2 0.07 - - 1 0.71 0.24
31,382 13 0.94 13 0.38 5 0.30 1 0.71 1.62
Mushola
No
Tahun 2016
Zona Utama (Blok A)
Jumlah
Zona Pendukung (Blok B)
Jumlah
UnitZona/Blok
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Masjid
Jumlah
Tahun 2026
Zona Utama (Blok A)
UnitLuas
(Ha)Unit
Luas
(Ha)Unit
Luas
(Ha)
Jumlah
Tahun 2031
Zona Utama (Blok A)
Jumlah
Zona Pendukung (Blok B)
Luas
(Ha)
Jumlah
Tahun 2021
Zona Utama (Blok A)
Jumlah
Zona Pendukung (Blok B)
Zona Pendukung (Blok B)
Gereja ViharaLuas Lahan
Total (Ha)
Jumlah
EXECUTIVE SUMMARY
28
4. RENCANA POLA RUANG
4.1. PENETAPAN POLA RUANG DAN KODE ZONA 4.1.1. Penetapan Kawasan Lindung A. Jenis dan Kriteria Kawasan Lindung
Kawasan yang termasuk dalam kawasan lindung ini adalah kawasan perlindungan setempat dan kawasan rawan bencana, dan kawasan lindung lainnya. A.1. Kriteria Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan Sempadan Sungai 1. Garis sempadan sungai tak bertanggul didalam kawasan perkotaan.
- Sungai dengan kedalaman <3 meter, garis sempadan 10 meter, - Sungai dengan kedalaman 3-20 meter, garis sempadan 15 meter. - Sungai dengan kedalaman >20 meter, garis sempadan 30 meter.
2. Garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan perkotaan. - Seluas >500 km
2 lebih, garis sempadan sekurang-kurangnya 100 meter.
- Sungai kecil <500 km2, garis sempadan sekurang-kurangnya 50 meter.
3. Garis sempadan sungai bertanggul di kawasan perkotaan ditetapkan 3 meter 4. Garis sempadan sungai bertanggul di luar perkotaan ditetapkan 5 meter
4.1.2. Penetapan Kawasan Budidaya A. Kriteria Kawasan Budidaya
A.1. Kawasan Pertanian Pemanfaatan dan pengelolaan lahan harus dilakukan berdasarkan kesesuaian lahan; Upaya pengalihan fungsi lahan dari kawasan pertanian lahan kering tidak produktif menjadi
peruntukan lain harus dilakukan secara selektif Kawasan pertanian lahan basah mencakup:
Pola tanam:monokultur, tumpangsari, campuran tumpang gilir; Tindakan konservasi
Kawasan pertanian lahan kering mencakup: - Kemiringan0-6%: tindakan konservasi secara vegetatif ringan, tanpa tindakan konservasi
secara mekanik; - Kemiringan 8-15%: konservasi secara vegetatif dan mekanik ringan sampai berat
- Kemiringan 15-40%: tindakan konservasi secara vegetatif dan mekanik berat Kawasan pertanian tanaman tahunan mencakup:
- Kemiringan0-6%:pola tanam monokultur, tumpangsari, interkultur atau campuran. - Kemiringan 8-15%:
Pola tanam,monokultur, tumpang sari, interkultur atau campuran; Tindakan konservasi secara vegetatif, tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa,
pengolahan tanah minimal; Tindakan konservasi secara mekanik, saluran drainase, rokrak teras bangku,
diperkuat dengan tanaman penguat atau rumput.
- Kemiringan 25-40%: Pola tanam,monokultur, interkultur atau campuran; Tindakan konservasi secara vegetatif, tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa,
pengolahan tanah minimal; Tindakan konservasi secara mekanik, saluran drainase, rokrak teras individu.
Pemanfaatan dan penggunaan lahan untuk usaha perkebunan, luas maksimum dan luas minimumnya yang ditetapkan
Hak guna usaha untuk usaha perkebunan diberikan dengan jangka waktu paling lama 35 tahun;
A.2. Kawasan Permukiman a. Ketentuan Umum
Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%); Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan jumlah
yang cukup. Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi);
EXECUTIVE SUMMARY
29
Drainase baik sampai sedang; Tidak berada pada wilayah sempadan; Tidak berada pada kawasan lindung; Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga; Menghindari sawah irigasi teknis.
A.3. Kawasan Perdagangan dan Jasa
Tidak terletak pada kawasan lindung dan kawasan bencana alam; Lokasinya strategis dan mudah dicapai dari seluruh penjuru kecamatan; Dilengkapi dengan sarana pelayanan umum; Terdiri dari perdagangan lokal, regional, dan antar regional.
A.4. Kawasan Pariwisata Memiliki struktur tanah yang stabil; Memiliki kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negatif
terhadap kelestarian lingkungan; Merupakan lahan yang tidak terlalu subur dan bukanlahan pertanian yang produktif; Memiliki aksesibilitas yang tinggi; Tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada jalur jalan raya regional; Tersedia prasarana fisik yaitu listrik dan air bersih; Terdiri dari lingkungan/ bangunan/ gedung bersejarah dan cagar budaya; Memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan budaya, serta keunikan tertentu; Dilengkapi fasilitas pengolah limbah (padat dan cair).
A.5. Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah 1. Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH publik dan RTH privat 2. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesarminimal 30% yang terdiri dari 20% RTH
Publik dan 10% RTH Privat;
Penyediaan RTH Berdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu RTH kategori ini meliputi; RTH jalur jalan, RTH sempadan sungai, RTH jaringan listrik tegangan tinggi, RTH jalan kereta api, RTH pengaman sumber air, RTH halaman, RTH untuk membatasi perkembangan seperti area pantai atau daerah yang dimarjinalkan (greenbelt) dan ruang terbuka hijau di jalan layang.
EXECUTIVE SUMMARY
30
Tabel Penetapan Pola Ruang dan Kode Zonasi
Fungsi Tujuan Penetapan No Klasifikasi dan
kode Zona Kriteria
KAWASAN LINDUNG
(KL)
Memelihara dan mewujudkan kelestarian lingkungan dan mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup
Mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan dan melestarikan fungsi lindung kawasan perlindungan setempat serta menghindari berbagai usaha dan / atau kegiatan di kawasan rawan bencana .
Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa.
Mempertahankan keanekaragaman hayati, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam
1 KL-1 : Perlindungan
Setempat
Sempadan Sungai;
sempadan sungai bertanggul min 5 m
sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan berdasarkan pertimbangan teknis dan sosial dari pejabat yang berwenang.
Garis sempadan sungai yang bertanggul dan tidak bertanggul yang berada di wilayah perkotaan dan sepanjang jalan ditetapkan sendiri oleh pejabat yang berwenang.
KAWASAN BUDIDAYA
Permukiman (R)
Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan kepadatan yang bervariasi di seluruh kecamatan.
Mengakomodasi berbagai macam tipe hunian dalam rangka mendorong penyediaan hunian bagi semua lapisan masyarakat.
Merefleksikan pola-pola yang diingini masyarakat pada lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang.
2 R-1 : Rumah Kampung
Perumahan rakyat dengan bentuk bangunan, lebar kapling yang beragam dan berkepadatan tinggi, kepadatan tinggi dengan prasarana jalan berupa gang.
Komersial (K)
Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pelayanan masyarakat
Menyediakan peraturan-peraturan yang jelas pada kawasan perdagangan dan jasa, meliputi dimensi, dan desain dalam merefleksikan berbagai macam pola pengembangan yang dinginkan masyarakat
3 K-1 : Komersial Skala
Kecamatan
Kegiatan Perdagangan dan jasa skala kecamatan (Pasar, dll)
4 K-2 : Komersial Skala
Lingkungan
Kegiatan Perdagangan dan jasa skala Lingkungan (Toko, ruko)
Industri dan Pergudangan
(I)
Menyediakan ruang bagi kegiatan-kegiatan industri dan manufaktur dalam upaya meningkatkan keseimbangan antara penggunaan lahan secara ekonomis dan mendorong pertumbuhan lapangan kerja.
Memberikan kemudahan dalam fleksibelitas terhadap ruang kawasan industri dan redevelopment proyek-proyek industri.
Menjamin pembangunan industri yang berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan industri serta membatasi penggunaan non industri.
5 I-1 : Industri Kecil
Kawasan yang apabiIa dimanfaatkan untuk kegiatan industri secara ruang dapat memberikan manfaat untuk:
meningkatkan produksi hasil industri dan meningkatkan daya guna investasi di daerah sekitarnya;
meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;
meningkatkan pendapatan masyarakat;
meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;
menciptakan kesempatan kerja;
meningkatkan ekspor; dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
6 I-2: Pergudangan
Fasilitas Pelayanan /
Fasilitas Umum
(FP)
Menyediakan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial dan umum sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung untuk menjamin pelayanan kepada masyarakat.
Mengakomodasi berbagai macam fasilitas sosial dan umum untuk mendorong penyediaan pelayanan bagi semua lapisan
7 FP-1 : Pendidikan
Fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan Kecamatan/Desa.
8 FP-2: Kesehatan
Fasilitas kesehatan dengan skala pelayanan Kecamatan/Desa
9 FP-3: Peribadatan
Fasilitas peribadatan dengan skala pelayanan Kecamatan/Desa.
EXECUTIVE SUMMARY
31
Fungsi Tujuan Penetapan No Klasifikasi dan
kode Zona Kriteria
masyarakat.
Merefleksikan pola-pola pengembangan yang diinginkan masyarakat pada lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang.
Pemerintahan dan Hankam
(PK)
Menyediakan lahan untuk pengembangan pemerintahan dan pertahanan serta keamanan sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung untuk menjamin pelayanan pada masyarakat.
Menjamin kegiatan pemerintahan, pertahanan, dan keamanan yang berkualitas tinggi dan melindungi penggunaan lahan untuk pemerintahan, pertahanan, dan keamanan.
10 PK-1: Pemerintahan
Kantor pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan).
11 PK-2: Pertahanan dan
keamanan
Kantor atau instalasi militer termasuk tempat latihan baik pada tingkatan nasional, Kodam, Korem, Koramil, Polda, Polwil, Polsek, dsb.
Pertanian (P)
Meneyediakan lahan untuk pengembangan pertanian.
Mengakomodasi berbagai macam tipe pertanian dalam rangka mendorong penyediaan lahan untuk pertanian.
Menjamin kegiatan peretanian yang berkualitas tinggi, melindungi penggunaan untuk pertanian tersebut
12 P-1: Pertanian Basah (sawah irigasi)
Kawaan yang secara teknis dapat dipergunakan sebagai lahan pertanian basah.
Kawasan yang apabila dipergunakan untuk kegiatan lahan pertanian basah secara ruang dapat memberikan manfaat untuk; Meningkatkan produksi pangan
dan pendayagunaan investasi. Meningkatkan perkembangan
pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya.
Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam untuk pertanian pangan.
Meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah.
Meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
13 P-2: Pertanian Kering
(ladang)
Kawasan yang apabila dipergunakan untuk kegiatan lahan pertanian kering secara ruang dapat memberikan manfaat untuk; Meningkatkan produksi pangan
dan pendayagunaan investasi. Meningkatkan perkembangan
pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya.
Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam untuk pertanian pangan.
Meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah.
Meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
EXECUTIVE SUMMARY
32
Fungsi Tujuan Penetapan No Klasifikasi dan
kode Zona Kriteria
14 P-3: Perkebunan
Kawaan yang secara teknis dapat dipergunakan sebagai lahan perkebunan.
Kawasan yang apabila dipergunakan untuk kegiatan lahan perkebunan secara ruang dapat memberikan manfaat untuk; Meningkatkan produksi pangan
dan pendayagunaan investasi. Meningkatkan perkembangan
pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya.
Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam untuk pertanian pangan.
Meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah.
Meningkatkan fungsi lindung
15 P-4: Peternakan
Kawaan yang secara teknis dapat dipergunakan sebagai lahan Peternakan.
Kawasan yang apabila dipergunakan untuk kegiatan lahan Peternakan secara ruang dapat memberikan manfaat untuk; Meningkatkan produksi pangan
dan pendayagunaan investasi. Meningkatkan perkembangan
pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya.
Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam untuk pertanian pangan.
Meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah.
Meningkatkan fungsi lindung
Pariwisata (W)
Menyediakan lahan untuk pengembangan akomodasi pariwisata dengan kepadatan yang bervariasi di seluruh kawasan.
Mengakomodasi bermacam tipe akomodasi pariwisata seperti hotel, vila, resort,homestay, dll yang mendorong penyediaan akomodasi bagi wisatawan.
Mengakomodasi bermacam tipe akomodasi penunjang pariwisata seperti restoran,kafe, hotel, bar, sarana rekreasi, galeri, butik , birojasa pariwisata, dll yang mendorong penyediaan fasilitas penunjang pariwisata bagi berbagai lapisan wisatawan
Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pengembangan pariwisata.
Menyediakan peraturan-peraturan yang jelas pada kawasan pariwisata meliputi dimensi, intensitas, dan desain dalam merefleksikan berbagai macam pola pengembangan yang diinginkan pada
16 W-3: Akomodasi Pariwisata
(hotel, homestay, losmen, dll)
EXECUTIVE SUMMARY
33
Fungsi Tujuan Penetapan No Klasifikasi dan
kode Zona Kriteria
masa yang akan datang
Transportasi (TR)
Menyediakan lahan untuk pengembangan prasarana transportasi
Mengakomodasi berbagai macam tipe prasarana transportasi dalam rangka mendorong penyediaan lahan untuk prasarana transportasi.
Menjamin kegiatan transportasi yang berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan lahan untuk prasarana transportasi
17 TR-1: Terminal
Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan, dan berfungsi sebagai pelayanan umum, tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan pengoperasian, lalu lintas.
Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang.
Ruang Terbuka Hijau
(H)
Zona yang ditujukan untuk mempertahankan dan melindungi lahan untuk rekreasi di luar bangunaan, sarana pendidikan dan dinikmati nilai-nilai keindahan visualnya.
Preservasi dan perlindungan lahan yang secara lingkungan hidup rawan/sensitif.
Diberlakukan pada lahan yang penggunaan utamanya adalah taman atau ruang terbuka, atau lahan perorangan yang pembangunannya harus dibatasi untuk menerapkan kebijakan ruang terbuka, serta melindungi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan publik.
18 H-1: Taman Kecamatan
Taman dengan skala pelayanan kecamatan
19 H-2: Taman Lingkungan
Taman dengan skala pelayanan lingkungan
20 H-3: Jalur Hijau Jalan
Ruang Terbuka Non
Hijau (NH)
Menyediakan ruang terbuka dengan perkerasan sebagai tempat untuk berbagai aktivitas, selain yang berupa RTH.
Menciptakan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat.
Mengoptimalkan fungsi ruang terbuka sebagai tempat aktivitas sosial dan budaya.
21 NH-1: Lapangan O.R
Pelataran dengan fungsi utama tempat dilangsungkannya kegiatan olahraga.
Campuran / Mix Use
(C)
22 C-1 : Rumah-toko
Dalam satu zona dapat terdiri penggunaan lahan perumahan dan perdagangan dan/ dalam satu bangunan dapat dimanfaatkan sebagai rumah dan perdagangan (toko).
Executive Summary 34
4.2. RENCANA POLA RUANG 4.2.1. Rencana Kawasan Lindung
Arahan Rencana Kawasan Sempadan Sungai Sungai dengan kedalaman < 3 m, garis sepadan min 10 m. Sungai dengan kedalaman 3-20 m, garis sepadan min 15mr. Sungai dengan kedalaman >20 m, garis sepadan min 30 m.
Garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan Kota Sungai besar >500Km
2, garis sempadan min 100 meter.
Sungai kecil < 500KM2, garis sempadan min. 50meter.
Pengelolaan kawasan sempadan sungai antara lain dilakukan dengan : Dilarang mengadakan alih fungsi lindung Bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak memiliki kaitan dengan pelestarian atau
pengelolaan sungai dilarang untuk didirikan; Sungai yang melintasi kawasan permukiman ataupun kawasan pusat kota dan perkotaan dilakukan
re-orientasi pembangunan Untuk kawasan sempadan yang kondisinya masih baik maka dilakukan pelarangan akitifitas lahan
terbangun sepanjang sungai tersebut. Untuk kawasan sempadan yang telah digunakan sebagai lahan terbangun perlu dibatasi
pengembangannya. Pengembangan tanaman keras sehingga mampu mengikat tanah permukaan. Sebagai salah satu alternatif untuk pengembangan kawasan bantaran sungai selain dengan
melakukan tanaman yang tidak produktif, juga bisa dikembangkan tanaman yang produktif Salah satu upaya pemanfaatan kawasan bantaran sungai, selain melakukan penanaman-penanaman
pepohonan, juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain, dengan syarat tidak boleh adanya perubahan fungsi kawasan,
Upaya-upaya seperti ini akan berhasil apabila disertai dengan penerapan peraturan-peraturan secara tegas dan apabila ada yang melanggar segera ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.
Executive Summary 35
Executive Summary 36
4.2.2. Rencana Kawasan Budidaya 4.2.2.1. Kawasan Pertanian
Rencana Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Upaya mempertahankan luasan kawasan pertanian di Kecamatan Gambiran juga dapat dilakukan
dengan cara : Mekanisme perlambatan laju pengalihfungsian lahan sawah irigasi teknis antara lain berupa ; - Penerapan biaya pengeringan yang relatif tinggi khususnya pada lahan sawah irigasi teknis. - Penerapan pola disinsentif bagi pihak yang telah mengalihfungsikan lahan terutama sawah irigasi
teknis. - Penerapan insentif bagi pemilik lahan sawah irigasi teknis,
4.2.2.2. Kawasan Permukiman
Arahan Rencana Kawasan Permukiman Untuk menentukan jumlah unit rumah dan berapa luasan yang diperlukan maka dipergunakan ketentuan dari SKB Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Perumahan Rakyat No.648–384/1992, No.739/KPTS/1992 dan No/009/KPTS/1992 dan No/009/KPTS/1992 tentang pengaturan kapling/blok permukiman ialah ;
- Rumah kapling kecil seluas 50 M2 – 200 M
2
- Rumah kapling sedang seluas 200 M2 – 300 M
2
- Rumah kapling besar seluas 300 M2 – 500 M
2
Kedepan perumahan dan permukiman dikembangkan dengan prinsip 4.2.2.3. Kawasan Fasilitas Umum dan Sosial A. Pendidikan
Adapun arahan untuk fasilitas pendidikan yaitu; fasilitas pendidikan yang ada saat ini tetap dipertahankan, sedangkan penambahan baru disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana diungkap sebelumnya. B. Kesehatan
Sebagai upaya pengembangan pada masa yang akan datang akan fasilitas kesehatan maka fasilitas kesehatan di Kecamatan Gambiran diarahkan :
Pengembangan kawasan kesehatan skala Kecamatan diarahkan di sekitar Jalan Raya Utama dan di pusat kota (Jajag).
Pengembangan kawasan kesehatan skala Kecamatan diarahkan dekat dengan pusat kota. Pengembangan fasilitas pendukung skala lokal, Peningkatan pelayanan pada fasilitas kesehatan yang sudah ada terutama fasilitas dengan skala
pelayanan kawasan/lingkungan Peningkatan fasilitas skala lokal atau lingkungan di tiap desa/kelurahan
C. Peribadatan Arahan pengembangannya sebagai berikut; fasilitas peribadatan yang ada saat ini tetap di
pertahankan, sedangkan penambahan baru harus disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana diungkapkan dalam tabel kebutuhan fasilitas. D. Taman dan Olah Raga
Arahannya adalah; Fasilitas taman dikembangkan disetiap unit lingkungan yang ada maupun mempertahankan
taman dan fasilitas olah raga yang ada. Perlu adanya fasilitas olahraga yang di arahkan disediakan di sekitar Kawasan pendidikan
4.2.2.4. Kawasan Perdagangan dan Jasa
Arahan Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa Sedangkan untuk potensi ataupun prospek pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di
Kecamatan Gambiran yaitu: Kawasan perdagangan dan jasa skala kecamatan serta PKL yang tumbuh di sekitar Perkotaan Jajag terutama
di sekitar Pasar dan Terminal Jajag. Tumbuhnya kawasan perdagangan dan jasa skala lokal/ lingkungan di sekitar kawasan perumahan atau di
sekitar jalan lingkungan Konsep pengembangannya adalah sebagai berikut:
Executive Summary 37
Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, khususnya yang berskala regional, secara linier diarahkan pada pusat Perkotaan Jajag
Perbaikan dan penataan kawasan perdagangan di pusat kota Pengembangan kawasan perdagangan baru sebagai arahan pengembangan sub-sub pelayanan baru yaitu di
sekitar Pusat-pusat Zona Pengembangan. Pengendalian ketat terhadap perkembangan disekitar Jalan arteri primer maupun kolektor primer. Dengan demikian pola perkembangan perdagangan dan jasa di Kecamatan Gambiran cenderung memusat.
Selain berdasarkan skala pelayanan, kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Ganbiran dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu: Pasar meliputi Pasar Jajag; Pertokoan yaitu fasilitas perdagangan skala regional dan skala kota yang terletak di pusat Perkotaan Jajag Zona Sekor Informal/PKL merupakan fasilitas perdagangan non permanen.
Sedangkan untuk potensi ataupun prospek pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Gambiran yaitu: Kawasan perdagangan dan jasa skala kecamatan (pasar kecamatan, pertokoan, bengkel, bank, dan lainnya)
serta pedagang kaki lima (PKL) yang tumbuh di sekitar pusat kota. Gambar
Ilustrasi Penataan PKL Secara Terpusat
4.2.2.5. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Secara umum, pengembangan yang dilakukan di Kecamatan Gambiran: Taman Kecamatan Taman lingkungan perumahan dan permukiman; Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial; Pemakaman umum; Sempadan sungai dan bangunan; Jalur pengaman jalan, Arahan untuk mempertahankan dan memperindah RTH antara lain sebgai berikut : 1. RTH berdasarkan fungsi estetika
a. Lingkungan permukiman (40-60% area ditanami pohon) b. Lingkungan pendidikan
1. KDB 40 – 60 %. 2. KDH 22,5 % - 25 %.
c. Lansekap bangunan perkantoran KDB 45 – 50 %. KDH 50 % Harus ditanami 1 pohon untuk setiap 15 m
2 daerah hijau.
2. Taman Kecamatan (Alun-Alun Jajag) Arahan pengembangan taman di Kecamatan Gambiran antara lain: Lokasi Taman dengan Skala Kecamatan diarahkan berada di lokasi Terminal Jajag yang
direncanakan direlokasi ke Wringinagung; Di sekitar Taman dikembangkan sentra PKL sehingga PKL memiliki tempat dan tidak lagi
menggunakan badan jalan; Tidak diperkenankan adanya penempatan reklame di dalam Taman.
Executive Summary 38
Gambar IlustrasiPengembangan Taman (Alun-alun Jajag)
3. Jalur Hijau Arahan tata hijau di kawasan jalur hijau akan diklasifikasikan menjadi 4, yakni: rencana tata hijau disepanjang jalur jalan, jalan arteri, jalan kolektor, dan lokal.
1. Tata Hijau Jalan Arteri 2. Tata Hijau Jalan Kolektor 3. Tata Hijau Jalan Lokal
4. RTH Pendukung Monumen
Posisi RTH yang dikembangkan didasari oleh: Kebutuhan jarak pandang pengamat, dengan mengatur perbandingan antara tinggi monument dengan
jarak pandang pengamat (minimal 1:3) Pengisian tanaman yang mendukung posisi monument sebagai center/pusat orientasi agar
keberadaanya menjadi lebih menonjol
5. RTH Kawasan Konsevasi a. Kawasan Sepanjang Sungai 1. Kawasan Konservasi Pasif
Tata hijau untuk daerah ini perlu mempertimbangkan hal berikut ini : Dominasi tanaman besar dengan struktur daun rapat Tidak mudah roboh dan berumur panjang Kecepatan tumbuhnya cepat hingga sedang Dengan dominasi tanaman tahunan Habitat tanaman lokal (tropis) Jarak tanaman rapat, dengan 90-100% area ditanami pohon besar.
2. Kawasan Konservasi Aktif Kriteria untuk tanaman di kawasan ini adalah: Getah tanaman tidak beracun Tanaman besar dan kecil Struktur daun rapat dan sedang Tidak mudah roboh dan berumur panjang Kecepatan tumbuhnya cepat hingga sedang Dengan dominasi tanaman tahunan Berupa habitat tanaman lokal Jarak tanaman sedang hingga rapat, dengan 60-80% area ditanami pohon besar
4. RTH Makam
Selain RTH yang disebutkan sebelumnya, di wilayah Kecamatan Gambiran juga teridentifikasi adanya makam yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai Ruang Terbuka Hijau.
Taman pada pemakaman umum ini diarahkan berada pada area makam dengan pemilihan tanaman yang berfungsi sebagai tanaman peneduh
Executive Summary 39
Dengan adanya rencana pola ruang ini tentunya akan mengubah luasan penggunaan lahan yang ada pada kawasan perencanaan. Untuk lebih jelasnya mengenai Rencana Penggunaan Lahan di Kecamatan Gambiran dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Rencana Pola Ruang Kecamatan Gambiran Tahun 2011-2031
No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
KAWASAN LINDUNG1 Sempadan Sungai 99.46 KAWASAN BUDIDAYA
2 Permukiman 1,665.58 3 Perdagangan dan Jasa 49.17
a. Pasar 0.35 b. Toko, Ruko 48.82
4 Industri 0.27 5 Gudang 0.17 6 Fasum dan Sosial 6.25
a. Pendidikan 2.32 b. Kesehatan 1.25 c. Peribadatan 2.68
7 Pemerintahan dan Hankam 1.42
a. Perkantoran 1.30
b. Polsek 0.12
8 Pertanian 2,917.99
a. Sawah Irigasi 2,867.44
b. Ladang 9.52
c. Perkebunan 38.64
d. Peternakan 2.40
9 Akomodasi Pariwisata 0.24
10 Terminal 4.30
11 RTH 26.12
a. Taman Kecamatan 0.64
b. Taman Lingkungan 8.81
c. Jalur Hijau Jalan 15.06
12 Makam 1.60
13 RTNH (lapangan) 0.90
14 Mix Use 0.35
Executive Summary 40
Executive Summary 41
5. RENCANA PENANGANAN KAWASAN
5.1. RENCANA PENYEDIAAN RUANG BAGI SEKTOR INFORMAL Adapun arahan penataan PKL di Kecamatan Gambiran adalah:
Penataan PKL dengan membuat kawasan sentra PKL yang direncanakan di lokasi Terminal Jajag saat ini.
Gambar Ilustrasi Sentra PKL
Penataan PKL dengan penyeragaman tenda PKL dan relokasi PKL Menyediakan tempat parkir yang teratur dan sesuai kebutuhan untuk parkir kendaraan dan untuk
bongkar muat. Menyediakan TPS untuk menampung sampah pasar, beserta pengangkutan sampah ke TPS tersebut. Memisahkan area pasar dengan area pengkalan kendaraan/pangkalan ojek dan becak,
Penataan terhadap PKL-PKL yang ada, yaitu dengan cara: 1. Penetapan lokasi-lokasi yang diijinkan untuk pedagang kaki lima. 2. Penataan sirkulasi pedagang, pembeli, pejalan kaki yang melewati area PKL 3. Menciptakan kenyaman dari segi disain, sehingga PKL lebih teratur. 4. Menciptakan estetika bentuk tempat PKL, baik yang permanen maupun temporer (bongkar pasang). 5. Pembatasan dan pengendalian pertumbuhan pedagang kaki lima. 5.2. RENCANA PENYEDIAAN RTH dan RTNH a. RTH Publik di Kecamatan Gambrian sebagai berikut; Kawasan Sempadan sungai
RTH Bantaran Sungai adalah lahan yang ada di tepi kanan kiri sungai dan anak sungai. Lahan tersebut merupakan ruang terbuka hijau yang lebarnya diatur sesuai dengan garis sempadan sungai.
Gambar Konsep RTH Pada Sempadan Sungai
Jalur Hijau
Penempatan RTH pada Jalur Jalan sesuai manfaatnya disamping sebagai unsure estetika, juga berfungsi sebagai pembatas jalan, batas tepi (berm) jalan, batas tengah (median) jalan, serta pada posisi tertentu seperti pintu masuk/batas kota.
Gambar Konsep RTH Jalur Hijau Jalan
RTH Pendukung Monumen
Peran Ruang Terbuka Hijau untuk mendukung keberadaan monumen tersebut menjadi penting, sesuai posisinya RTH yang dikembangkan didasari oleh:
Kebutuhan jarak pandang pengamat dengan mengatur perbandingan antara tinggi monument dengan jarak pandang pengamat (minimal 1:3)
Executive Summary 42
Pengisian tanaman yang mendukung posisi monument sebagai center/pusat orientasi agar keberadaanya menjadi lebih menonjol, baik pilihan besaran maupun warna-warni tanamanya.
Jalur Hijau Pedestrian. Jalur hijau di pulau jalan, maupun median jalan, selain berfungsi estetika juga berfungsi sebagai
peneduh.
RTH Pemakaman. Pemakaman merupakan ruang terbuka hijau disamping memiliki fungsi utama sebagai tempat
penguburan jenazah juga memilki fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat di sekitar.
RTH Taman.
Arahan pengembangan Taman Publik di Kecamatan Gambiran adalah sebagai berikut: Lokasi rencana taman kecamatan Gambiran (Taman Jajag) direncanakan berada di Terminal Jajag; Di dalam lokasi Taman Jajag ditempatkan sentra PKL kuliner dengan penataan yang rapi dan jalur
khusus PKL sehingga tidak lagi menggunakan badan jalan; Di dalam lokasi Rencana Taman Jajag ditempatkan area bermain anak; Di dalam lokasi Rencana Taman Jajag tidak diperkenankan adanya penempatan reklame.
Konsep pengembangan Rencana Taman Jajag dapat dilihat seperti gambar berikut: Gambar Konsep Pengembangan Taman jajag
RTH Pekarangan. Pekarangan rumah, Pekarangan adalah lahan di luar bangunan, yang berfungsi untuk berbagai
aktifitas. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha, Umumnya berupa jalur trotoar dan area parkir terbuka. 5.3. RENCANA PENANGANAN KAWASAN DAN BANGUNAN 5.3.1. Rencana Penanganan Kawasan 5.2.3.1. Kawasan Koridor Jalan Arteri (Jalan Banyuwangi -Jember)
Gambar Konsep Pengembangan Jalan Arteri
Arahan penangangan pada koridor jalan arteri adalah sebagai berikut:
Pelebaran jalan dan pembuatan menjadi dua jalur yang dipieahkan oleh marka jalan ataupun median jalan;
Pada kedua sisi jalan ditempatkan jalur hijau berupa tanaman peneduh; Pada kedua sisi jalan ditempatkan jalur pejalan kaki (trotoar);
Executive Summary 43
Penyediaan ruang parkir bagi kawasan di sekitar perdagangan yang berada pada koridor jalan arteri. Pada sisi jalan ditempatkan street furniture berupa Lampu Jalan dan rambu-rambu
5.2.3.4. Kawasan Koridor Jalan Kolektor
Secara umum, arahan pengembangan kawasan pada jalan kolektor diarahkan sebagai berikut:
Jalan kolektor berupa jalan tunggal dengan dua arah
Pada kedua sisi jalan ditempatkan jalur pejalan kaki
Pada kedua sisi ditempatkan Jalur Hijau dengan tanaman peneduh, jarak tanam yang antar tanaman berkisar antara 4-6 meter.
Dibawah jalur pejalan kaki ditempatkan saluran pembuangan air (drainase) tertutup
Street Furniture (PJU, rambu, tempat sampah, dll) diletakkan di sisi jalan. Gambar Konsep pengembangan Jalan Kolektor
5.3.2. Rencana Penanganan Bangunan 5.3.2.1. Rencana Intensitas Bangunan A. Tata Bangunan
Pengaturan intensitas bangunan di Kecamatan Gambiran disesuaikan dengan fungsi kawasan yang telah ditetapkan.
B. Pengaturan Kavling dalam blok peruntukan
Untuk penempatan pemukiman, maka kapling besar diarahkan penempatannya di sepanjang jalan-jalan utama, kapling sedang diarahkan penempatannya di sepanjang jalan lokal primer, sedangkan kapling kecil penempatannya di sepanjang jalan lingkungan.
C. Pengaturan Bangunan
Untuk pengembangan ekspresi aksitertur bangunan di Kecamatan Gambiran sebagian besar bangunan baru pada perumahan developer memiliki bentuk arsitektur yang modern dan minimalis sedangkan pada permukiman penduduk umum memiliki ciri bangunan yang berbeda antara penduduk pesisir dengan penduduk di wilayah perkotaan.
5.3.2.2. Pengaturan ketinggian dan elevasi lantai bangunan Tabel Rencana Ketinggian, KLB dan KDB di Kecamatan Gambiran Tahun 2011- 2031
No Jenis Fasilitas KDB (%) KLB (%) TB (%)
1
Perdagangan dan Jasa :
Pasar dan Pertokoan 70-75 70-225 1-3
Toko/warung 60-80 60-160 1-2
Perkantoran 40-60 40-120 1-2
2
Perumahan :
Kepadatan Tinggi 70-75 70-150 1-2
Kepadatan Sedang 60-75 60-150 1-2
Kepadatan Rendah 40-60 40-120 1-2
3 Pendidikan 40-60 40-120 1
4 Peribadatan 40-60 40-120 1
5 Kesehatan 40-60 40-120 1
6 Industri 40-60 40-120 1-3
Executive Summary 44
5.3.2.3. Rencana Tata Massa Bangunan A. Garis Sempadan Bangunan
Penentuan garis sempadan bangunan dengan disesuaikan pada PP No.38 Tahun 2004, maka dapat ditetapkan GSB pada masing-masing hierarki jalan adalah sebagai berikut:
Tabel Matrik Ruang Jalan Dan Garis Sempadan
No Fungsi Jalan
Garis Sempadan (m)
Pagar (dari as Jalan/m)
Bagunan (dari pagar ke teritis)
Diukur Dari AS Jalan
Ruwasja
1
Arteri Primer
Permukiman 12.5 8 20.5
Pendidikan 12.5 8 20.5
Perdagangan 12.5 8 20.5
Industri 14 8 22
2
Kolektor Primer
Permukiman 12.5 7 19.5
Pendidikan 12.5 7 19.5
Perdagangan 12.5 7 19.5
Industri 14 8 22
3
Lokal Primer
Permukiman 7.5 4 11.5
Pendidikan 7.5 4 11.5
Perdagangan 7.5 4 11.5
Industri 7.5 5 12.5
4 Lingkungan
Permukiman 5,5 2,25 7,75
Perdagangan 5,5 2,25 7,75
Pendidikan 5,5 2,25 7,75
Selain garis sempadan bangunan juga diusulkan mengenai garis sempadan samping bangunan, sebagai
berikut : Persil yang lebarnya 10 meter ke bawah, tidak dikenakan garis sempadan samping bangunan, tetapi harus
mengikuti ketentuan KDB. Persil yang lebarnya 11 – 20 meter, dikenakan garis sempadan samping bangunan pada salah satu sisinya.
Ketentuannya adalah sebagai berikut : a. Untuk bangunan toko dan perkantoran, Pada bangunan dengan ketinggian 1-2 lantai, min 3 meter. Pada bangunan 3 lantai, sekurang-kurangnya 4 meter.
b. Untuk bangunan jasa komersial Pada bangunan 1-2 lantai, sekurang-kurangnya 5 meter. Pada bangunan 3-4 lantai, sekurang-kurangnya 6 meter.
c. Untuk bangunan umum dan bangunan sosial, Pada bangunan 1-2 lantai, sekurang-kurangnya 5 meter. Pada bangunan 3-4 lantai, sekurang-kurangnya 6 meter.
Persil yang lebarnya >20 meter, dikenakan garis sempadan samping bangunan pada kedua sisinya. Ketentuannya adalah sebagai berikut: a. Untuk bangunan toko dan perkantoran, Pada bangunan dengan ketinggian 1-2 lantai, sekurang-kurangnya 3 meter. Pada bangunan 3 lantai, sekurang-kurangnya 4 meter.
b. Untuk bangunan jasa komersial/hiburan Pada bangunan 1-2 lantai, sekurang-kurangnya 5 meter. Pada bangunan 3-4 lantai, sekurang-kurangnya 6 meter.
c. Untuk bangunan umum dan bangunan sosial, Pada bangunan 1-2 lantai, sekurang-kurangnya 5 meter. Pada bangunan 3-4 lantai, sekurang-kurangnya 6 meter.
Executive Summary 45
Persil perumahan, dikenakan garis sempadan samping bangunan sebagaimana ketentuan sesuai RDTRK, yaitu sekurang-kurangnya 1,5 meter untuk bangunan tanpa loteng dan 2 meter untuk bangunan dengan loteng.
Garis sempadan belakang bangunan dikenakan pada persil yang panjangnya lebih dari 20 meter, yang bagian belakangnya berbatasan dengan persil lain. Ketentuannya adalah sebagai berikut : Untuk bangunan toko dan perkantoran, sekurang-kurangnya 3 meter untuk bangunan tanpa loteng dan 4
meter untuk bangunan dengan loteng. Untuk bangunan jasa komersial/hiburan, sekurang-kurangnya 5 meter untuk bangunan tanpa loteng dan 6
meter untuk bangunan dengan loteng. Untuk bangunan umum dan bangunan sosial, sekurang-kurangnya 5 meter untuk bangunan tanpa loteng
dan 6 meter untuk bangunan dengan loteng. Untuk perumahan kampung, sekurang-kurangnya 1,5 meter untuk bangunan tanpa loteng dan 2 meter
untuk bangunan dengan loteng. B. Garis Sempadan Sungai Sungai dengan kedalaman < 3 m, garis sepadan min 10 m. Sungai dengan kedalaman 3-20 m, garis sepadan min 15 m. Sungai dengan kedalaman < 20meter, garis sepadan min 30 m. Garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan Kota Sungai besar seluas >500Km2, garis sempadan min 100 meter. Sungai kecil seluas < 500KM2, garis sempadan min 50meter.
Untuk sungai bertanggul ketetapannya adalah sebagai berikut : Garis sempadan sungai bertanggul diukur dari sisi terluar kaki tanggul; Garis sempadang sungai bertanggual diukur dari tepi sungai pada waktu ditetapkan
5.4. RENCANA ELEMEN PERANCANGAN KOTA 5.4.1. Path
Dalam merancang sebuah path, beberapa hal yang perlu di perhatikan selain sebagai jalur pergerakan potensial adalah;
Pemusatan dari beberapa kegunaan atau aktifitas khusus di sepanjang tepinya.
Kualitas spasial yang berkarakter.
Fasade, ornamen, tekstur lantai yang spesifik / khas
Pola pencahayaan yang istimewa.
Bau-bauan atau suara yang istimewa.
Lansekap dan model tanaman yang khusus.
5.4.2. Edges 1. Elemen edges bentukan alam
Elemen edges bentukan alam di Kecamatan Gambiran ini antara lain adalah Sungai yang melintasi Kecamatan Gambiran.
2. Elemen edges buatan Elemen edges buatan di Kecamatan Gambiran ini terletak pada Gerbang Masuk Kota Jajag yang berupa gapura.
Untuk mempertegas Edges di Kecamatan Gambiran perlu adanya penangangan pada Gapura Kota Jajag yang direkomendasikan memiliki bentuk yang unik yang memiliki karakter yang kuat.
Gambar Konsep Rencana Gapura Jajag Sebagai Edges
Executive Summary 46
5.4.3. Landmark Terdapat beberapa Landmark di Kecamatan Gambiran kebanyakan berada di Jajag . Landmark
Kecamatan Gambiran ini antara lain adalah :
Monumen Pancasila;
Monumen Penyu pada pertigaan jalan menuju Kantor Kecamatan Jajag;
Monumen Harimau di sekitar Jajag
Monumen Soedirman di sekitar pintu masuk Kota Jajag dari arah Cluring
Monumen Penari Banyuwangi di depan perumahan Bumiwongso
5.4.4. Node Node Kecamatan Gambiran terletak di kawasan perdagangan dan jasa pasar sekitar Terminal Jajag. Node ini menjadi pusat kegiatan masyarakat untuk beberapa kegiatan.
5.4.5. Distrik Lokasi distrik di Kecamatan Gambiran ini adalah :
1. Distrik pemerintahan dan perkantoran di Kecamatan Gambiran 2. Distrik pendidikan di Kecamatan Gambiran yang sebagian besar berada di jalan utama. 3. Distrik perdagangan dan jasa di Kecamatan Gambiran terletak di sekitar Terminal Jajag
5.4.6. Signage Terdapat dua jenis signage di wilayah rencana yaitu : Perabot jalan yang berbentuk kelengkapan jalan yang mendukung keselamatan, kenyamanan dan keindahan estetika jalan. Kondisi yang terdapat di wilayah rencana, perabot jalan yang ada masih dikonsentrasikan pada aspek fungsional tanpa memperhatikan aspek estetikanya. Signage yang kedua adalah papan iklan yang tersebar di tiap ruas jalan di wilayah rencana. Papan iklan yang terdapat di wilayah rencana berfungsi untuk mempromosikan produk yang dijual didalamnya.
Executive Summary 47
6. RENCANA PEMANFAATAN RUANG 6.1 PRIORITAS DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN
Yang dimaksud dengan prioritas dan tahapan pembangunan adalah penentuan prioritas pelaksanaan pembangunan 6.2 INDIKASI PROGRAM
Penyusunan RDTR ; 2011 Tahap I ; 2012 – 2016 Tahap II ; 2017 - 2021 Tahap III ; 2022 - 2026 Tahap IV ; 2027 – 2031
6.1.1. Program Pelaksanaan dan Pembiayaan Sesuai dengan salah satu fungsi dari Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Gambiran Tahun 2011-2031
yaitu memberikan pedoman pada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam menyusun dan melaksanakan program–program pembangunan baik untuk jangka tahunan, jangka menengah, maupun jangka panjang maka pada bagian ini diuraikan mengenai indikasi program pembangunan sektoral yang merupakan penjabaran dari kebijaksanaan dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
6.1.2. Penataan Ruang
Hal-hal yang terkait dengan pemanfaatan ruang dalam pasal 11 Permendagri No. 8 Tahun 1998 disebutkan bahwa : 1) Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang, Kepala Daerah mempersiapkan kebijaksanaan yang berisi
pengaturan bagi wilayah atau kawasan yang akan dimanfaatkan sesuai dengan fungsi lindung dan budidaya yang ditetapkan dalam rencana tata ruang;
2) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa penetapan Keputusan Kepala Daerah tentang ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan kawasan budidaya;
3) Ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; serta
4) Penetapan ketentuan persyaratan teknis yang dilakukan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa kebijaksanaan umum dengan mempertimbangkan rona dari kemampuan wilayah serta nilai budaya setempat.
6.1.3. Indikasi Program Pelaksanaan Urutan prioritas pembangunan, antara lain: a. Prioritas Pertama
Penanganan terhadap masalah-masalah Utama yang ada sesuai dengan arahan RDTR Kecamatan Gambiran, yaitu Pengendalian terhadap Kawasan-kawasan yang rawan terhadap konflik tata guna tanah.
b. Prioritas Kedua Pengembangan air bersih Peningkatan pelayanan Jaringan listrik
Pengembangan pengembangan jalan lokal dan lingkungan
Pengembangan sentra-sentra industry kecil dan kawasan perdagangan Pengembangan dan penataan sentra-sentra PKL Pengembangan sistem pengelolaan limbah cair hasil buangan industri. Pengembangan sistem pelayanan fasilitas dan utilitas
c. Prioritas Ketiga Pembebasan lahan atau penyediaan lahan untuk peruntukan bagi kegiatan baru seperti penyediaan kawasan sentra industri kecil dan rumah tangga serta kawasan perdagangan jasa.
d. Prioritas Keempat Penataan lingkungan di wilayah perencanaan seperti penataan ruang terbuka hijau baik berupa taman kota, kawasan konservasi dan ruang terbuka hijau lainnya.
Executive Summary 48
Tabel Indikasi Program Pembangunan Kecamatan Gambiran Tahun 2011-2031
No. Sektor/Program Program Pembangunan dan
Pengembangan Lokasi
Program
Periode Palaksanaan Sumber Dana Pembangunan
Pengelola Pembangunan
2011-2016 2017-2021 2022-2026 2027-2031
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG
1. Pusat pelayanan
a. Sistem Pusat Pelayanan
1. Pembentukan pusat pelayanan
Jajag ABPN/APBD
Bappeda
Dinas PU Prov./Kab
Disperindag
2. Pembentukan sub pusat pelayanan
Gambiran
2. Sistem Jaringan
a. Transportasi 1. Pemeliharaan Jalan Arteri dan Kolektor
Jalan Banyuwangi-Jember
APBN/SWASTA Bappeda
Dinas PU Prov./Kab 2. Peningkatan, Pelebaran
dan Pemeliharaan Jalan lokal dan lingkungan serta pengembangannya
Semua Desa
3. Pembangunan Sub Terminal
Wringinagung
b. Listrik 1. Peningkatan Pelayanan Listrik
Semua Desa APBN/SWASTA PLN
2. Pengembangan Jaringan Listrik
Semua Desa
c. Telekomunikasi 1. Pembangunan Jaringan Telekomunikasi
Semua Desa APBN/ABPD
Swasta
Bappeda
Telkom 2. Penataan Sistem Jaringan Semua Desa
d. Persampahan / Sanitasi Lingkungan
1. Pengadaan Alat Angkutan Sampah/Truck Sampah
Perkotaan Jajag
APBN/APBD
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
2. Pembangunan TPS
Semua Desa
e. Drainase dan Irigasi
1. Pembangunan Drainase teknis
Perkotaan Jajag
APBN/APBD
Dinas PU
Executive Summary 49
No. Sektor/Program Program Pembangunan dan
Pengembangan Lokasi
Program
Periode Palaksanaan Sumber Dana Pembangunan
Pengelola Pembangunan
2011-2016 2017-2021 2022-2026 2027-2031
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3. Pembangunan Irigasi Teknis
Kec. Gambiran Prov./Kab
PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG
1. Kawasan Lindung
a Sempadan Sungai
1. Penanaman tanaman yang mempunyai fungsi sebagai konservasi sepanjang sungai
Semua Desa APBN/APBD
Bappeda
Dinas Pertanian
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kantor Lingkungan Hidup
Perhutani
Dinas PU
2. Pembuatan taman aktiv selebar 15 meter dari garis sungai paling luar
Kec Gambiran
3. Pengawasan dan pemeliharaan
Semua Desa
4. Plengsengisasi sungai besar dan kecil
Semua Desa
5. Pencangangan Program Kali Bersih
Semua Desa
2. Kawasan Budidaya
a. Permukiman 1. Pengembangan perumahan developer dan rumah rakyat
Semua Desa APBN/ABPD
Swasta
Bappeda
Dinas PU Prov./Kab
Developer
b. Pendidikan 1. Pengembangan Fasilitas SD
Di Semua Desa
APBN/APBD
swasta
Dinas Pendidikan
Swasta 2. Pengembangan Fasilitas SLTP
Di Semua Desa
Executive Summary 50
No. Sektor/Program Program Pembangunan dan
Pengembangan Lokasi
Program
Periode Palaksanaan Sumber Dana Pembangunan
Pengelola Pembangunan
2011-2016 2017-2021 2022-2026 2027-2031
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3. Pengembangan Fasilitas SLTA dan Kejuruan
Di Semua Desa
4. Pengembangan Akademi dan Perguruan Tinggi.
Perkotaan Jajag
c. Perdagangan dan Jasa
1. Pengembangan Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Jajag APBN/ABPD
Swasta
Disperindag
Swasta 2. Penataan PKL dan
pembentukan sentra kawasan kuliner
Jajag
3. Pengembangan dan Penataan Pasar
Jajag
d. Kesehatan 1. Peningkatan Fasilitas Puskesmas, Polindes dan Tenaga Medis
Di Semua Desa
APBN/ABPD
Swasta
Dinas Kesehatan
Swasta 2. Pengadaan Puskesmas
Pembantu, Polindes dan Tenaga Medis
Di Semua Desa
e. Peribadatan 1. Peningkatan Pelayanan Parasarana peribadatan
Di Semua Desa
Swasta
Masyarakat
Swasta
Masyarakat 2. Pengembangan prasana
dan sarana Di Semua Desa
f. Pariwisata 1. Pembangunan Prasarana dan sarana wisata
Jajag APBN/ABPD
Swasta
Dinas Pariwisata
Swasta
2. Pengembangan Promosi Wisata
Kec. Gambiran
3. Pengembangan sistem transportasi wisata
Kec. Gambiran
g. RTH Pembangunan Lapangan Olahraga di Kec. Dan Masing-masing Desa
Semua Desa APBN/ABPD
Swasta
Masyarakat
Bappeda
Dinas PU
Masyarakat
Swasta
PENANGANAN KAWASAN DAN BANGUNAN
1. Penanganan Kawasan
a. Koridor Jalan Arteri
1. Pelebaran jalan arteri Sepanjang jalan arteri
APBN/APBD Dinas PU
Executive Summary 51
No. Sektor/Program Program Pembangunan dan
Pengembangan Lokasi
Program
Periode Palaksanaan Sumber Dana Pembangunan
Pengelola Pembangunan
2011-2016 2017-2021 2022-2026 2027-2031
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2. Penempatan jalur hijau Sepanjang jalan arteri
APBN/APBD Dinas Pertamanan dan Kebersihan
3. Penempatan jalur pejalan kaki
Sepanjang jalan arteri
APBD/APBN
b. Kawasan Mix Use
1. Sentralisasi PKL wisata kuliner
Jajag APBD/APBN Bappeda
Dinas PU
Disperindag
2. Penataan PKL perdagangan dan jasa
Jajag Gambiran
APBD/APBN Bappeda
Dinas PU
Disperindag
c. Kawasan Koridor Jalan Kolektor
1. Peningkatan jalan kolektor
Semua Desa APBN/APBD Bappeda
Dinas PU
Dinas Pertamanan dan Kebersihan
2. Penempatan jalur hijau jalan
Semua Desa APBN/APBD
3. Penempatan jalur pejalan kaki
Semua Desa APBN/APBD
PENANGANAN BANGUNAN
1. Intensitas bangunan
1. Pengaturan KDB, KLB, KDH pada bangunan lama
Semua Desa APBN/APBD Bappeda
Dinas PU
2. Elevasi dan ketinggian bangunan
1. Pengaturan ketinggian bangunan pada jalan arteri
Semua Desa APBN/APBD Bappeda
Dinas PU
2. Pengaturan ketinggian bangunan pada luar pusat kota
Semua Desa APBN/APBD
3. Tata massa bangunan
1. Pengaturan GSB pada jalan arteri
Semua Desa APBN/APBD Bappeda
Dinas PU 2. Pengaturan GSB di luar
jalan arteri Semua Desa APBN/APBD
Executive Summary 52
7. PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian
insentif dan disinsentif serta pengenaan sangsi. a. Peraturan Zonasi
Peraturan pemerintah untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional; Peraturan daerah provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi; Peraturan daerah kabupaten/kota untuk peraturan zonasi.
b. Ketentuan Perizinan Yang dimaksud dengan perijinan adalah perijinan yang terkait dengan ijin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang.
c. Pemberian Insentif dan Disinsentif Penerapan insentif atau disinsentif secara terpisah dilakukan untuk perijinan skala kecil atau individual sesuai dengan peraturan zonasi, sedangkan penerapan insentif dan disinsentif secara bersamaan diberikan untuk perijinan skala besar atau kawasan karena dalam skala besar atau kawasan dimungkinkan adanya pemanfaatan ruang yang dikendalikan dan didorong pengembangannya secara bersamaan.
d. Pengenaan Sangsi Merupakan tindakan penertiban yang dilakukan terhadap terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi
Executive Summary 53
Tabel Pokok-Pokok Pengembangan Perangkat Insentif-Disinsentif Pemanfaatan Ruang
Kawasan Lindung Sub kawasan
Arahan Kegiatan
Aspek Ekonomi Aspek Fisik Diperbolehkan
Dilarang, Diperbolehkan Dengan Syarat
Kawasan perlindungan kawasan bawahannya
Resapan Air Wilayah yang diperkirakan mengandung potensi resapan air, dapat dialokasikan sebagai kebun campuran berbagai tanaman tahunan Kegiatan budidaya yang diperbolehkan adalah kegiatan yang tidak mengurangi fungsi lindung kawasan. Kegiatan yang masih boleh dilaksanakan di kawasan ini adalah pertanian tanaman semusim atau tahunan yang disertai tindakan konservasi dan agrowisata. Kegiatan permukiman dan budidaya yang telah ada di kawasan ini dan dilakukan masyarakat (secara turun-temurun sebelum ditetapkannya rencana tata ruang ini) tetap diakui keberadaannya, namun pengembangannya lebih lanjut secara ekspansif dibatasi. Perijinan perluasan kegiatan tersebut tidak diijinkan sejak diberlakukannya rencana tata ruang ini.
Kegiatan yang bersifat menutup kemungkinan adanya infiltrasi air ke dalam tanah dilarang.
Pada kawasan resapan air yang dikuasai Pemerintah, pemberian insentif dan disinsentif dikaitkan dengan aspek penukaran lahan dan pengelolaan tanah Pada kawasan resapan air yang tidak dikuasai Pemerintah, pemberian insentif dan disinsentif dikaitkan dengan aspek pengelolaan tanah
Dukungan insentif prasarana-sarana bagi yang memberikan dukungan pada aspek fungsi lindung dan sebaliknya
Kawasan perlindungan setempat
Sempadan Sungai Pada kawasan sempadan sungai yang belum terbangun, masih diperbolehkan kegiatan pertanian dengan jenis tanaman yang diijinkan. Kegiatan lain yang tidak memanfaatkan lahan secara
Pada kawasan sempadan sungai yang belum dibangun, pendirian bangunan tidak diijinkan (IMB tidak diberikan). Kegiatan atau bentuk bangunan yang secara sengaja dan jelas menghambat arah dan
Pengenaan retribusi progresif bagi pelanggaran sempadan, semakin lama membuat kerusakan semakin besar nilai pungutannnya
Dis-insentif untuk dukungan infrastruktur yang diperkirakan akan memberikan dampak mempercepat kerusakan sempadan
Executive Summary 54
Kawasan Lindung Sub kawasan
Arahan Kegiatan
Aspek Ekonomi Aspek Fisik Diperbolehkan
Dilarang, Diperbolehkan Dengan Syarat
luas masih bisa diperbolehkan. Kegiatan permukiman dan budidaya yang telah ada di kawasan ini dan dilakukan masyarakat (secara turun-temurun sebelum ditetapkannya rencana tata ruang ini) tetap diakui keberadaannya, namun pengembangannya lebih lanjut secara ekspansif dibatasi. Perijinan perluasan kegiatan tersebut tidak diijinkan sejak diberlakukannya rencana tata ruang ini.
intensitas aliran air sama sekali tidak diperbolehkan. Kegiatan lain yang justru memperkuat fungsi perlindungan kawasan sempadan sungai tetap boleh dilaksanakan tapi dengan pengendalian agar tidak mengubah fungsi kegiatannya di masa mendatang.
Sekitar Mata Air Kegiatan yang diutamakan adalah kegiatan penghutanan atau tanaman tahunan yang produksinya tidak dengan penebangan pohon.
Penggalian atau perubahan bentuk medan atau pembangunan bangunan fisik yang mengakibatkan penutupan jalannya mata air serta mengganggu keberadaan dan kelestarian mata air dilarang.
Pengenaan retribusi progresif bagi pelanggaran sekitar danau/waduk, semakin lama dan luas areal kerusakan semakin besar nilai pungutannnya
Dis-insentif untuk dukungan infrastruktur yang diperkirakan akan memberikan dampak mempercepat kerusakan
Kawasan rawan bencana alam
Rawan bencana banjir Pembangunan fisik berupa pengembangan saluran drainase
Kegiatan untuk permukiman dilarang. Kegiatan lain yang berdampak dapat mempengaruhi kelancaran tata drainase di kawasan ini dilarang,
Tidak ada Disinsentif dukungan prasarana, sarana dan utilitas umum
Executive Summary 55
Kawasan Lindung Sub kawasan
Arahan Kegiatan
Aspek Ekonomi Aspek Fisik Diperbolehkan
Dilarang, Diperbolehkan Dengan Syarat
Rawan Bencana erosi/ longsor
Tertutup bagi kegiatan permukiman, persawahan, tanaman semusim, kolam ikan, atau kegiatan budidaya lainnya yang berbahaya bagi keselamatan manusia dan lingkungan.
Tidak ada Disinsentif dukungan prasarana, sarana dan utilitas umum
Rawan Bencana Kebakaran
Pada zona kawasan rawan bencana kebakaran, masih diperkenankan adanya Pembangunan fisik yang berkaitan dengan kepentingan penaggulangan bencana kebakaran antara lain Hidran, Ruang terbuka.
Kegiatan untuk industri yang berbasis kimia mudah terbakar dilarang.
Tidak ada Disinsentif dukungan prasarana, sarana dan utilitas umum
Kawasan pertanian Kawasan pertanian lahan basah
Penanaman tanaman padi secara terus menerus sesuai dengan pola tanam tertentu Penanaman tanaman selain padi, dengan mempertimbangkan tingkat ketersediaan air dan optimalitas kemampuan produksi Pemanfaatan untuk pembangunan infrastruktur penunjang kegiatan pertanian (irigasi)
Pembangunan bangunan fisik dengan fungsi yang tidak mendukung kegiatan pertanian Pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian bukan lahan basah
Dis-insentif ekonomi bagi sawah irigasi ditentukan nilainya atas dasar letak lahan, harga lahan, kelas lahan serta produktivitas lahan. Bentuk dis-insentif dilakukan melalui pengenaan pajak tinggi terhadap terhadap praktek konversi lahan irigasi serta pajak ringan bagi pemilik lahan sawah irigasi yang mempertahankan fungsi sawah tersebut.
Penggunaan sawah irigasi untuk kegiatan budidaya lainnya tidak didukung prasarana, sarana dan utilitas umum
Executive Summary 56
Kawasan Lindung Sub kawasan
Arahan Kegiatan
Aspek Ekonomi Aspek Fisik Diperbolehkan
Dilarang, Diperbolehkan Dengan Syarat
Kawasan perkebunan /pertanian lahan kering
Pemanfaatan lahan untuk kegiatan agroindustri dan agrowisata Pemanfaatan lahan untuk kegiatan penyediaan sarana dan prasarana jalan, listrik, air minum, jaringan irigasi; dengan syarat tidak menurunkan daya dukung kawasan Konservasi fungsi sebagai kawasan pertanian lahan basah dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan
Pemanfaatan lahan untuk fungsi-fungsi yang berdampak negatif terhadap keseimbangan ekologis
Insentif ekonomis bagi kawasan perkebunan yang melestarikan fungsi lindung dan sebaliknya
Dukungan prasarana, sarana dan utilitas bagi yang mendukung pelestarian fungsi lindung, dan sebaliknya.
Kawasan Permukiman - Kegiatan yang diizinkan adalah tempat tinggal, pertemuan dan penunjangnya seperti pelayanan pemerintah, perdagangan, perbankan dan lain-lain yang sejenis. Jenis bangunan yang diizinkan yaitu rumah tinggal, rumah toko, gedung pertemuan, sekolahan, poliklinik, puskesmas, pasar, pertokoan, bank asuransi, dan lain-lain yang sejenis.
Pemanfaatan lahan untuk kegiatan yang berdampak negatif terhadap keseimbangan ekologis Membangun/mengembangkan kegiatan yang tidak sesuai dengan kegiatan permukiman
Insentif ekonomis bagi kawasan permukiman yang dikembangkan dalam Kasiba dan Lisiba Insentif ekonomis bagi kawasan permukiman yang dikembangkan untuk masyarakat berpendapatan rendah sampai sedang dan sebaliknya
Dukungan prasarana, sarana dan utilitas bagi kegiatan permukiman yang mendukung pengembangan Kasiba/Lisiba dan sebaliknya.
Kawasan peruntukan industri
Kawasan Industri dan Pergudangan
Pemanfaatan lahan untuk pembangunan bangunan dan infrastruktur yang menunjang kegiatan industri Penguasaaan/pemilikan tanah yang telah ada dan tidak sejalan sengan kegiatan industri, dengan syarat tidak diintensifkan ataupun diekstensifkan (pada kawasan industri)
Pemanfaatan lahan untuk fungsi-fungsi yang berdampak negatif terhadap keseimbangan ekologis Membangun / mengembangkan kegiatan yang tidak sesuai dengan kegiatan industri
Insentif ekonomis bagi industri yang dikembangkan dalam kawasan industri. Dis-insentif bagi industri yang dikembangkan secara individual. Dis-insentif ekonomis bagi industri berdampak penting yang bertahan untuk berlokasi dalam peruntukan lain yang ditetapkan dalam
Dukungan prasarana, sarana dan utilitas bagi kegiatan industri yang mendukung pengembangan kawasan industri dan sebaliknya. Dis-insentif prasarana, sarana dan utilitas bagi industri yang bertahan dalam kawasan peruntukan bukan kawasan industri.
Executive Summary 57
Kawasan Lindung Sub kawasan
Arahan Kegiatan
Aspek Ekonomi Aspek Fisik Diperbolehkan
Dilarang, Diperbolehkan Dengan Syarat
Penguasaan, pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah yang telah ada, sepanjang mendukung kegiatan utama diizinkan (pada wilayah industri)
rencana.
Kawasan Peruntukan Peternakan
Kawasan Peternakan Kegiatan yang diijinkan adalah kegiatan peternakan seperti pembudidayaan ternak, pengelolaan produk peternakan, pengamatan, pemantauan, penjagaan dan pengawasan, pengelolaan kawasan. Jenis bangunan yang diijinkan adalah kandang ternak, tempat pemotongan, dan fasilitas penunjang lainnya, sentra perdagangan, dan fasilitas parkir, minimalisasi pengembangan fisik karena fungsinya sebagai kawasan konservasi Diperlukan adanya pengembangan jaringan penghubung menuju kawasan agropolitan yang menghubungkan dengan kawasan sekitarnya
Pembangunan bangunan fisik dengan fungsi yang tidak mendukung kegiatan peternakan, seperti industry berpolutan Pemanfaatan lahan untuk kegiatan lain yang akan menimbulkan pencemaran disekitar lokasi peternakan
Dis-insentif ekonomi bagi kawasan peternakan ditentukan nilainya atas dasar letak lahan, harga lahan, kelas lahan serta produktivitas lahan. Bentuk dis-insentif dilakukan melalui pengenaan pajak tinggi terhadap terhadap praktek konversi lahan peternakan serta pajak ringan bagi peternak yang mempertahankan fungsi peternakan tersebut. Adanya bantuan permodalan untuk pengembangan peternakan
Penggunaan lahan peternakan untuk kegiatan budidaya lainnya tidak didukung prasarana, sarana dan utilitas umum
Kawasan Pariwisata - Kegiatan yang diijinkan adalah kunjungan atau pelancongan, olahraga dan rekreasi, pertunjukan dan hiburan, komersial, menginap/bermalam, pengamatan, pemantauan, penjagaan dan pengawasan,
Vandalisme dan tindakan-tindakan lainnya yang dapat mengurangi nilai obyek wisata serta dapat mencemari lingkungan
Insentif ekonomis bagi kawasan pariwisata yang melestarikan fungsi lindung dan sebaliknya. Baik kepada dunia usaha pariwisata maupun wisatawan itu sendiri, pemberian keringanan pajak untuk
Dukungan prasarana, sarana dan utilitas bagi kawasan pariwisata yang mendukung fungsi lindung
Executive Summary 58
Kawasan Lindung Sub kawasan
Arahan Kegiatan
Aspek Ekonomi Aspek Fisik Diperbolehkan
Dilarang, Diperbolehkan Dengan Syarat
pengelolaan kawasan. Jenis bangunan yang diijinkan adalah gardu pemandangan, restoran dan fasilitas penunjang lainnya, fasilitas rekreasi dan olahraga, tempat pertunjukan, pasar dan pertokoan serta fasilitas parkir, fasilitas pertemuan, hotel, cottage, kantor pengelola dan pusat informasi serta bangunan lainnya yang dapat mendukung upaya pengembangan aktivitas kepariwisataan.
investasi
Executive Summary 59
PERATUTAN ZONASI BLOK A (JAJAG)
Ketentuan Pola Ruang Blok A
Ketentuan Teknis Bangunan Blok A
ZONASI BLOK A
Koefisien Wilayah
Terbangun(KWT) (%)
Koefisien Sarana dan Prasarana
Umum (KPU) (%)
Koefisien Hijau Dasar (KDH)
(%) KAWASAN LINDUNG (KL)
Perlindungan Setempat KL-1 Sempadan Sungai 0 0 100
KAWASAN BUDIDAYA
Permukiman R-1 Permukiman rakyat 70 20 28-10
Komersial K-1 Perdagangan skala kecamatan
70 20 10
K-2 Perdagangan Skala lokal
70 20 10
Industi dan Pergudangan I-1 Industri kecil 60 20 20
I-2 Pergudangan 60 20 20
Fasilitas Pelayanan/Fasilitas Umum
FP-1 Pendidikan 60 20 20
FP-2 Kesehatan 60 20 20
FP-3 Peribadatan 60 20 20 Pemerintahan dan Hankam
PK-1 Pemerintahan 60 20 20
PK-2 Hankam 60 20 20
Pertanian P-1 Sawah irigasi 5 5 90
P-2 Ladang/Tegalan 5 5 90
P-2 Perkebunan 5 5 90
P-4 Peternakan 10 5 85
Pariwisata W-3 Akomodasi Pariwisata 70 20 10 Transportasi TR-1 Terminal 60 20 20
RTH H-1 Taman Kecamatan 10 5 85
H-2 Taman Lingkungan 10 5 85
H-3 Jalur Hijau Jalan 0 0 100
RTNH NH-1 Lapangan 10 5 85
Campuran C-1 Rumah toko 70 20 10
ZONASI BLOK A
Koefisien Dasar
Bangunan (KDB)
(%)
Koefisien Lantai
Bangunan (KLB) (%)
Koefisien Hijau Dasar (KDH)
(%)
Garis Sempadan Bangunan (GSB) Minimum (m)
Depan Samping Belakang
KAWASAN LINDUNG (KL)
Perlindungan Setempat
KL-1 Sempadan Sungai 0 0 100 - - -
KAWASAN BUDIDAYA
Permukiman R-1 Permukiman rakyat 60-75 60-150 28-10 3-5 3 1-2
Komersial K-1 Perdagangan skala kecamatan
Maks. 75 Maks. 150 Min 10 10-15 5 2-5
K-2 Perdagangan Skala lokal
Maks. 75 Maks. 150 Min 10 10-15 5 2-5
Industi dan Pergudangan
I-1 Industri kecil 40-60 40-120 52-28 10-15 5 2-5
I-2 Pergudangan 40-60 40-100 52-28 10-15 5 2-5
Fasilitas Pelayanan/Fasilitas Umum
FP-1 Pendidikan 40-60 40-120 52-28 10-15 5 2-5
FP-2 Kesehatan 40-60 40-180 52-28 10-15 5 2-5 FP-3 Peribadatan 40-60 40-120 52-28 10-15 5 2-5
Pemerintahan dan Hankam
PK-1 Pemerintahan 40-60 40-120 52-28 10-15 5 2-5
PK-2 Hankam 40-60 40-120 52-28 10-15 5 2-5
Pertanian P-1 Sawah irigasi 0-10 0 90 - - -
P-2 Ladang/Tegalan 0-10 0 90 - - -
P-2 Perkebunan 0-10 0 90 - - -
P-4 Peternakan 0-20 0 80 10-15 5 2-5 Pariwisata W-3 Akomodasi
Pariwisata 40-60 40-120 52-28 10-15 5 2-5
Transportasi TR-1 Terminal 40-60 40-120 52-28 - - -
RTH H-1 Taman Kecamatan 20 0 80 - - -
H-2 Taman Lingkungan 20 0 80 - - -
H-3 Jalur Hijau Jalan 20 0 80 - - - RTNH NH-1 Lapangan 20 0 80 - - -
Campuran C-1 Rumah toko 60-75 60-150 28-10 10-15 5 2-5
Executive Summary 60
Executive Summary 61
PERATUTAN ZONASI BLOK B (GAMBIRAN)
Ketentuan Pola Ruang Blok B
Ketentuan Teknis Bangunan Blok B
ZONASI BLOK A
Koefisien Wilayah
Terbangun (KWT)
(%)
Koefisien Sarana dan Prasarana
Umum (KPU) (%)
Koefisien Hijau Dasar (KDH)
(%) KAWASAN LINDUNG (KL)
Perlindungan Setempat KL-1 Sempadan Sungai 0 0 100
KAWASAN BUDIDAYA
Permukiman R-1 Permukiman rakyat 70 20 28-10
K-2 Perdagangan Skala lokal
70 20 10
Industi I-1 Industri kecil 60 20 20 Fasilitas Pelayanan/Fasilitas Umum
FP-1 Pendidikan 60 20 20
FP-2 Kesehatan 60 20 20
FP-3 Peribadatan 60 20 20
Pemerintahan dan Hankam PK-1 Pemerintahan 60 20 20
Pertanian P-1 Sawah irigasi 5 5 90
P-2 Ladang/Tegalan 5 5 90
P-3 Perkebunan 5 5 90 RTH H-2 Taman Lingkungan 10 5 85
H-3 Jalur Hijau Jalan 0 0 100
RTNH NH-1 Lapangan 10 5 85
Campuran C-1 Rumah toko 70 20 10
ZONASI BLOK A
Koefisien Dasar
Bangunan (KDB)
(%)
Koefisien Lantai
Bangunan (KLB) (%)
Koefisien Hijau Dasar
(KDH) (%)
Garis Sempadan Bangunan (GSB) Minimum (m)
Depan Samping Belakang
KAWASAN LINDUNG (KL)
Perlindungan Setempat
KL-1 Sempadan Sungai
0 0 100 - - -
KAWASAN BUDIDAYA
Permukiman R-1 Permukiman rakyat
60-75 60-150 28-10 3-5 3 1-2
Komersial K-2 Perdagangan Skala lokal
Maks. 75 Maks. 150 Min 10 10-15 5 2-5
Industi I-1 Industri kecil 40-60 40-120 52-28 10-15 5 2-5
Fasilitas Pelayanan/Fasilitas Umum
FP-1 Pendidikan 40-60 40-120 52-28 10-15 5 2-5
FP-2 Kesehatan 40-60 40-180 52-28 10-15 5 2-5
FP-3 Peribadatan 40-60 40-120 52-28 10-15 5 2-5
Pemerintahan PK-1 Pemerintahan 40-60 40-120 52-28 10-15 5 2-5 Pertanian P-1 Sawah irigasi 0-10 0 90 - - -
P-2 Ladang/Tegalan
0-10 0 90 - - -
P-2 Perkebunan 0-10 0 90 - - -
RTH H-2 Taman Lingkungan
20 0 80 - - -
H-3 Jalur Hijau Jalan
20 0 80 - - -
RTNH NH-1 Lapangan 20 0 80 - - -
Campuran C-1 Rumah toko 60-75 60-150 28-10 10-15 5 2-5
Executive Summary 62