11-Cakupan Keperawatan Komunitas
-
Upload
afni-jirayu-chan -
Category
Documents
-
view
30 -
download
1
description
Transcript of 11-Cakupan Keperawatan Komunitas
CAKUL KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
KONSEP DASAR PELAYANAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pendidikan
Pelayanan Riset
Indonesia Sehat 2010 :
Perlu pendekatan ilmiah berupa proses keperawatan komunitas
Mandiri dan kolaborasi melalui lintas program dan lintas sectoral.
Lingkup pelayanan askep dalam hirarki yankes
Yankes masyarakat
Yankes keluarga
Yankes puskesmas
Yankes RSU
Yankes RS khusus
Upaya komunitas :
Promosi
Preventif
Kurati
Rehabilitasi
Tindakan keperawatan :
Mandiri : beri penyuluhan tentang kesehatan (menggunakan media),eg : ttg diare
Kolaborasi : Beri obat anti diare
Rujukan ke dokter ahli.
Lintas program: kerja sama masih dalam bagian kesehatan
Lintas sector
: kerja sama dengan orang diluar kesehatan yang berkaitan dengan penanggulangan kesehatan.
Pergeseran mendasar Vokasional menjadi Profesional
Upaya mencapai tujuan asuhan medis upaya mencapai tujuan askep/kebidanan
1. Bersifat mandiri, dan interdependen professional, sesuai kaidah profesi keperawatan
2. Hubungan perawat/bidan bersifat professional
Praktek keperawatan unik
Konstan : pemberi asuhan tidak terputus
Kontinyu : pemberi asuhan tidak terputus saat bergeser dalam rentang sehat----sakit
Koordinatif : menjamin ketepatan, diberikan interdisiplin untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
Advokasi : bertindak demi hak konsumen asuhan
ASUMSI DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Sistem yankes bersifat kompleks
2. Yankes primer, sekunder, dan tersier sebagai komponen system yankes
Primer : promosi kesehatan via peningkatan pengetahuan, sikap, psikomotor
Sekunder : mampu menolong diri sendiri dalam upaya kesehatan
Tersier : rehabilitasi
3. Keperawatan sebagai sub system yankes, menggunakan hasil pendidikan dan penelitian sebagai landasan praktik
4. Focus utama adalah keperawatan primer, sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan utama
Keyakinan Keperawatan Komunitas :
Yankes tersedia, terjangkau dan diterima
Melibatkan penerima pelayanan dalam pengambilan keputusan kebijakan.
Kerjasama yang baik antara masyarakat dan perawat
Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas yang perlu diantisipasi
Pencegahan penyakit sebagai upaya meningkatkan kesehatan
Kesehatan adalah tanggung jawab tiap orang.
Falsafah Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas
Manusia
Kep. 3 tingkat prevalensi Kes (sehat-sakit)
Lingkungan (fisik, biologis, sosial, cultural, dan spiritual)
1. Manusia
Komunitas sebagai klien pada lokasi/batas geografis tertentu, memiliki nilai, keyakinan, dan minat relative sama serta ada interaksi untuk mencapai tujuan
Komunitas sebagai sumber dan lingkungan bagi keluarga
Komunitas sebagai klien antara lain resti daerah terpencil, berkonflik,rawan, dan kumuh
2. Kesehatan
Kondisi terbebasnya dari penyimpangan pemenuhan kebutuhan dasar klien/komunitas
Keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor
3. Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat bio, psiko, sosio cultural dan spiritual
4. Keperawatan
Intervensi/tindakan yang bertuuan untuk menekan stressor atu meningkatkan kemampuan komunitas menghadapi stressor, melalui pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pengertian Keperawatan Komunitas
Pelayanan keperawatan professional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin ketergantungan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh factor lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis, sosial dan cultural serta spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai tujuan.
Tujuan Keperawatan Komunitas
Pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui :
Pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan kelompok khusu dala konteks komunitas
Perhatian langsung pada kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi individu, kleuarga dan kelompok
Sasaran Keperawatan Komunitas
Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi (kelompok pendidikan didaerah kumuh, daerah terisolasi, berkonflik, dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan bumil).
Strategi Keperawatan Komunitas
Proses pembentukan kelompok (misalnya kelompok diskusi), pendidikan kesehatan dan kemitraan dalam kerjasama.
Lingkup Keperawatan Komunitas
Bentuk pelayanan/asuhan langsung yang berfokus pada kebutuhan dasar komunitas yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.
Intervensi Keperawatan
Memberikan pendidikan kesehatan/keperawatan
Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar
Melakukan tindakan keperawatan yang memerlukan keahlian perawat
Bekerjasama lintas program dan lintas sektoral
Melakukan rujukan keperawatan dan non keperawatan yang diperlukan
Fokus Pada 3 Tingkat Pencegahan
Primer
Sekunder
Tersier
Prinsip Praktik Keperawatan Komunitas
Manfaat : intervensi memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas (keseimbangan antara manfaat dan kerugian)
Otonomi : komunitas diberi kebebasan untuk melakukan atau memilih alternative yang terbaik yang disediakan untuk komunitas
Keadilan : melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.
Peran Perawat Komunitas
Pemberi pelayanan kesehatan : memberikan yankep langsung dan tidak langsung kepada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pendidik : memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan resti atau/dan kader kesehatan
Pengelola : merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan, dan mengevaluasi yankep baik langsung maupun tidak langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan kepkom
Konselor : memberikan konseling/bimbingan kepada kader, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas
Pembela klien (advokat) : melindungi dan menfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan kepkom
Peneliti : melakukan penelitian untuk mengembangkan pelayanan kepkom.
Proses Keperawatan Komunitas
Pengkajian
Inti : data demografi komunitas (umur, pendidikan, gender/JK, pekerjaan, agama, nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas
8 subsistem yang mempengaruhi komunitas :
perumahan
pendidikan komunitas
keamanan dan kesehatan
politik dan kebijakan kesehatan pemerintah
pelayanan kesehatan tersedia
system komunikasi
ekonomi
rekreasi
Diagnosa
Ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada, dirumuskan dalam komponen :
Problem/masalah
Etiologi/penyebab
Manifestasi/data penunjang
Perencanaan
Strategi intervensi kepkom dilakukan melalui proses kelompok, pendidikan kesehatan, kerjasama antara perawat komunitas dengan masyarakat dan mendemonstrasikan hal-hal yang terkait dengan keterampilan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatannya.
Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan.
Penilaian
Menilai respon verbal dan non verbal komunikasi setelah intervensi dilakukan
Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
PENGERTIAN
Proses pemberian dukungan terus menerus dalam hal :
Mendidik untuk tahu dan sadar secara kritis akan situasi yang ada
Bekerjasama mengumpulkan data dan mengidentifikasi masalah
Menggerakkan & mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah.
PARTNERSHIP :
Informed, setiap orang harus tahu persepsi, hak, dan tanggung jawabnya dan anggota lain.
Fleksibel, mengakui keunikan dan kesamaan dari peserta.
Negociated, karena kontribusi bervariasi pada peserta dan situasi perlu degosiasi (selalu dibicarakan untuk dimusyawarahkan)
Kekuatan dari semua peserta
PARTNERSHIP = MITRA = SEKUTU
Peran serta keterlibatan masyarakat
sangat penting untuk mengembangkan tanggung jawab masyarakat terhadap kesehatannya sendiri.
TAHAP PENGORGANISASIAN
(Fleksibel, Kreatif, Inovatif)
Fase persiapan
Fase pengorganisasian
Fase edukasi dan latihan
Fase formasi kepemimpinan
Fase koordinasi intersektoral
Fase akhir
Fase Persiapan
Memilih area ( lokasi )
Memilih cara kontak / waktu bertemu (ibu2 biasa jam 10, kalo bapak2 sore / malam)
Mempelajari masyarakat (masyrakat petani, pedagang, pelaut)
Integrasi dengan masyarakat
Perlu kunjungan ( awal )
Partisipasi dalam kegiatan sosial
Sesuaikan gaya hidup
Tinggal di masyarakat
Terbina rasa percaya
Fase Pengorganisasian
Sosialisasi tercapai saling percaya
Pembentukan Pokjakes
Rapat/musyawarah desa (RT, RW, Lurah & aparatnya, ORMAS, TOMA, KADER & PUSKESMAS.
Pemilihan kelompok inti (partisipasi, pengendalian oleh masyarakat, dan struktur sederhana)
Pengakuan/pengesahan Pokjakes oleh lurah atau penguasa daerah.
Fase Edukasi & Latihan (Fase Kerja)
Pertemuan teratur
Defenisi masalah
Kajian dan analisa
Tetapkan tujuan ( bersama sama buat dengan masyarakat )
Rencana tindakan dan kaji sumber
Edukasi dan latihan pelayanan
Marketing ( penyebaran informasi
Evaluasi
Fase Formasi Kepemimpinan
Dalam proses akan dikembangkan kemampuan :
Kepemimpinan
Pengorganisasian masyarakat
Pendanaan masyarakat
Leader kepemimpinan pemamtapan dengan organisasi masyarakat.
Fase Koordinasi Intersektor
Kerjasama intersektoral
Menetapkan jalur kerjasama
Fase Akhir
Rencana perubahan bertahap
Aksi massal (gebrakan)
pembinaan
pengembangan
Pengendalian dan pengontrolan
Dasa Wisma/perpuluhan
Karang taruna
Karang balita
Karang whreda
Karang bumil
KOMPETENSI AKHIR
Jika diberikan sekelompok masyarakat/komunitas, peserta didik mampu :
1. Menggunakan teknik dan strategi pengorganisasian masyarakat dalam mengembangkan kemampuan mitra kesehatan dan pembangunan kesehatan.
2. Mengevaluasi dampak pada perasaan, nilai, persepsi, perilaku, dan sikap pada diri sendiri yang membentuk kemampuan mengembangkan komunitas untuk mandiri.
TUJUAN
Peserta didik mampu :
1. Mendefinisikan pengorganisasian masyarakat
2. Mengidentifikasi karakteristik mitra kerja pada PHC
3. Mendiskusikan tahapan proses pengorganisasian masyarakat yang berkaitan dengan goal mitra kerja dan kemandirian dalan PHC
4. Mendiskusikan kondisi kemampuan komunitas
5. Mengidentifikasi strategi pengorganisasian masyarakat yang berkaitan dengan 3 model praktek pengorganisasian masyarakat
6. Mengidentifikasi teknik untuk mengembangkan keterampilan dalam mitra kerja
7. Pilih teknik tertentu untuk membantu kelompok kerja kesehatan dimasyarakat
8. Identifikasi kebutuhan yang terbit dengan pengorganisasian masyarakat untuk mitra kerja dan kemandirian dalam PHC
9. Memberi contoh pembelajaran yang memenuhi kebutuhan organisasi masyarakat
10. Menganalisa dampak dari kemampuan anda mengembangkan kemampuan masyarakat bekerjasama dan mandiri sesuai PHC pada perasaan, keyakinan, persepsi, sikap, dan nilai anda.
MODEL PRAKTEK PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
locality development
Proses dibuat untuk menciptakan kondisi ekonomi dan sosial yang maju untuk semua rakyat yang berperan aktif dan penuh kemandirian dalam prakarsa pembangunan masyarakat.
social planning
Pendekatan ini menekankan pada teknikal proses dari penyelesaian masalah sosial seperti kesehatan mental dan fisik perumahan. Rencana para ahli digunakan pada model ini memanipulasi birokrasi untuk menyalurkan fasilitas dan pelayanan mereka.
social action
Metode ini meminta pemerataan tenaga, sumber-sumber, pengambilan keputusan dalam masyarakat dalam mengorganisir aspek yang merugikan masyarakat dengan tujuan membuat perubahan yang mendasar dalam masyarakat.
Locality Development
Diagnosa Komunitas
Konsep masalah : ganjil, isolasi kemampuan berhubungan dengan kemampuan
penyelesaian masalah
Target : seluruh penduduk pada area tersebut. Rata-rata penduduk
yang mempunyai kemampuan yang belum dikembangkan.
Goal
Tujuan proses : meningkatkan kemampuan kelompok untuk mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah sendiri serta meningkatkan
integritas komunikasi dalam masyarakat.
Intervensi
Menfasilitasi peningkatan peran serta masyarakat pada setiap sector dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah sendiri.
Media = kelompok kerja
Implementasi
Peran CHN : katalis, coordinator pengajar dalam meningkatkan keterampilan
menyelesaikan masalah.
Peran klien : berperan serta dalam proses (keterlibatan peningkatan dalam
Jangka panjang.
Social Planning
Diagnosa Komunitas
Konsep masalah : masalah kesehatan atau sosial yang nyata di area tersebut
misalnya kesehatan mental, fisik, perumahan, rekreasi.
Target : sekelompok masyarakat yang mengalami masalah.
Goal
Tugas : meningkatkan kemudahan dan ketersediaan fasilitas dan
pelayanan untuk menyelesaikan masalah.
Intervensi
Kumpulkan data dan informasi tentang masalah-ambil keputusan berdasarkan rasional untuk melakukan tindakan.
Media = data organisasi formal
Implementasi
Peran CHN : kumpul data, analisa data, fasilitator. Kembangkan dan
implementasi program (keterlibatan tinggi).
Peran klien : consumer (pasif dan keterlibatan rendah).
Social Action
Diagnosa Komunitas
Konsep masalah : ketidakadilan, ketidakakraban sosial (diskriminasi), kerugian.
Target : korban dari system, orang yang tertindas.
Goal
Proses : meningkatkan pemerataan distribusi tenaga dan sumber-
sumber.
Intervensi
Klasifikasi isu, negosiasi, dengan kekuasaan, konfrontasi perubahan.
Media = ORMAS & kekuatan politik.
Implementasi
Peran CHN : aktivis, advocate, negosiation, partisan (keterlibatan tinggi)
Peran klien : mungkin pekerja, anggota pemilih (keterlibatannya bvariasi).
MERUMUSKAN MASALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
Eksample :
Kurang gizi sedang pada balita di Kec. Ujung Pandang Baru khususnya RW 03 &
04 Kaluku Batoa dan RW 06 Rappo Jawa sehubungan dengan :
1. kurangnya jumlah kader
2. jumlah Posyandu kurang, pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang gizi pada balita.
(tambahan : 1 Posyandu 100 balita, dengan jumlah kader 5 orang).
MASALAH DIAGNOSA KOMUNITI
Kurang gizi tingkat sedang pada Balita di Kec. UP Baru, khusunya di RW 03 & 04 Batoa dan RW 06 Rappo Jawa sehubungan dengan :
1. kurang jumlah kader
2. kurangnya jumlah Posyandu
3. kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang gizi bayi dan balita.
Data
Keterangan RW 03RW 04RW 06
Jumlah Balita382291234
KMS60,6%27%34,6%
KMS garis kuning12,3%11,4%9,9%
KMS garis merah0,64%5,3%1,2%
Jumlah kader aktif10 org5 org2 org
Posyandu 5 bh1 bh1 bh
TUJUAN JANGKA PANJANG
Setelah tindakan keperawtan dalam waktu satu tahun, status gizi Balita Kec. Ujung Pandang Baru meningkat :
KMS garis kuning dari 10-20% menjadi 6-9%
KMS garis merah menjadi 0%
Angka kunjungan Posyandu meningkat
TUJUAN JANGKA PENDEK
Setelah tindakan keperawatan dalam waktu dua setengah bulan :
Jumlah kader meningkat, minimal dua orang tiap RT (min. 5 Posyandu)
Kader mampu memberikan penyuluhan tentang gizi bayi dan Balita
Masyarakat mendapatkan informasi tentang gizi bayi dan balita
Terbentuk Posyandu baru (100 Balita/Posyandu).
RENCANA KEGIATAN
KIE (KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI)
1. KIE : keluarga binaan kerjasama dengan kader, Puskesmas, dan Pokja (program kerja)
tiap mahasiswa membina 4 keluarg Risti
total keluarga binaan = 116 keluarga
2. Pelatihan dan penyegaran kader kerjasama dengan Puskesmas, Pokja, dan Dinas Pertanian
Materi :
Peran dan fungsi kader
Posyandu
Gizi bayi dan balita
KB, ISPA, & DIARE
Imunisasi
Kesling
Teknik penyuluhan
Tanaman obat keluarga (TOGA)
Pencatatan & pelaporan
3. Pemutaran film kesehatan bekerjasama dengan penerangan Kecamatan
Materi :
Gizi
Imunisasi
Kesling
Posyandu
4. Pemasangan poster
Tentang :
Gizi bayi dan balita
Keluarga berencana (KB)
Kesling
Imunisasi
5. Lomba bayi sehat kerjasama dengan Posyandu, Puskesmas, & PKK Kelurahan.
PELAKSANAAN
1. KIE keluarga binaan tiap mahasiswa membina 2 keluarga binaan
2. Pelatihan dan penyegaran kader
RW 03 Kaluku Bodoa 26 kader, 13 kader yang baru
RW 04 Kaluku Bodoa 26 kader, 16 kader baru
RW 06 Rappo Jawa 29 kader, 27 kader baru
TINDAK LANJUT
1. Melanjutkan keluarga binaan Puskesmas dan kader di lingkungan RT keluarga binaan
2. Mengadakan pelatihan kader baru dan penyegaran kader lama setiap 6 bulan sekali oleh Puskesmas, PKK RW, dan kader.
HAMBATAN
1. Sumber daya keluarga terbatas, tingkat pendidikan rata-rata SD dan SLTP (SD 50% dan SLTP 40%)
2. Pelatihan dan peyegaran kader
kader drop out
sumber dana kurang
CATATAN : Sebagai pengganti ASI, dapat diberikan Air bekas masak beras + gula + garam !!!!!!
EVALUASI
1. KIE keluarga binaan; tiap RW 20 keluarga
03 KLB04 KLB06 RPj
Dx seluruh1009496
Masalah yang tuntas908284
Masalah yg dirujuk
Ke kader
Ke Puskesmas58
1854
2052
22
2. Pelatihan dan penyegaran kader
RW 03 KlB = 20 lulus dan 6 DO
RW 04 KlB = 26 lulus
RW 06 RPj = 29 lulus.
PELAKSANAAN
1. Supervisi kader di keluarga dimana :
RW 03 KlB = 1-3 Des98, 11 kader
RW 04 KlB = 30 Nov & 1-10 Des98, 6 kader
RW 06 RPj = 5-7 Des98, 7 kader.
2. Materi yang disupervisi adalah materi yang diberikan pada pelatihan
TINDAK LANJUT
3. Supervisi kader di keluarga binaan
Pembinaan kader oleh Puskesmas melalui pertemuan rutin 1 bulan sekali (lokakarya mini) untuk membicarakan masalah yang dihadapi.
4. Pembentukan Posyandu baru
Perlunya pembinan oleh Puskesmas dalam hal pengelolaan Posyandu
Perlunya dukungan dana RW setempat dan masyarakat melalui beras jimpitan dan peningkatan iuran keluarga yang disisihkan untuk kegiatan Posyandu.
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITASDILUAR INDONESIA
PERIODEFOKUSALASANORIENTASI KEP.PENELUSURAN PELAYANANINSTITUSI
1800 s/d 1900
Direct NursingOrang sakit
MiskinK. terminal dirumah & orang miskin yang sakit dirawat di rumahIndividuPengobatan dimulai dengan pencegahanVoluntir & pemerintah
1900 s/d 1970
PHNMasyarakatKeluarga miskin yg tidak mampu bayar RSKeluargaPengobatan & pencegahan
Pemerintah & beberapa voluntir
1970 s/d sekarang
Community Health NursingKomunitas Bukan hanya klg miskin yg membutuhkan yankes di kom. Tetapi seluruh kom.Penduduk Peningkatan kesehatan & pencegahan penyakitBerbagai macam instistusi & beberapa praktek mandiri
District Nursing : 1860 1900
Pelayanan sosial : orang miskin
1859 : William Rathbone-Liverpool
Visiting Nursing Nurse (perawatan dirumah)
1893 : Lillian Wold District Nursing HE
PHN
1970 : Community Health Nursing
CHN lebih berfungsi
Orientasi pada masalah populasi
Rentang sehat-sakit
Praktek mandiri
Sejajar/mngikuti sebelum, selama, setelah dirawat.
DI INDONESIA
Periode sebelum 1945
1596 Yankes komunitas mengatasi wabah cacar, kolera (dilatih juru
imunisasi).
1807 Angka kematian ibu dan bayi meningkat akibat praktek yang salah
latihan dukun bayi.
1850 latihan dibidang kebidanan oleh pusat militer Batavia.
1924 program/proyek percontohan pemberantasan cacing tambang di Bayumas-
Jateng oleh dr. Hendrick & dr. Sumidi pendidikan kesling & peran
serta masyarakat.
1930 dukun bayi didaftar sebagai tenaga pembantu KIA.
1936 dr. Hendrick mendirikan Sekolah Mantri Hygiene di Banyumas tenaga
tersebut sebagai pendidik hygiene.
Periode 1945 1958
1948 didirikan Sekolah Penyembuh Kesehatan di Magelang dengan dua
wilayah praktek magelang & Yogyakarta.
1951 program kesehatan di wilayah Bandung
- program terpadu preventi & kuratif yang berfokus pada sanitasi
lingkungan, penyuluhan KU, KIA, kerjasama pemerintah & masyarakat
untuk meningkatkan kesehatan.
langkah program terpadu kes. Desa perawat/ pembantu perawat
survey dan pengobatan kasus Frambusia di Lap.
1952 pelatihan formal dukun bayi
1956 proyek Bekasi Keterpaduan poliklinik, BKIA & apotik
1957 program KB dilaksanakan oleh PKBI.
Periode 1959 1965
1960 pendayagunaan kader secara luas.
1962 kursus kader masyarakat di Semarang-Jateng.
Periode setelah 1965
1968 konsep Puskesmas dibahas dan diterima oleh Rakernas
1970 proyek pembangunan kesehatan pedesaan dengan penekanan pada
koordinasi dengan lintas sektoral
PKMD (pembangunan kesehatan masyarakat desa)
Periode 1977 2000
PKMD dikembangkan secara resmi sebagai suatu strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat bentuk operasionalnya adalah PHC Periode 2000 2010
Kesehatan untuk semua kemandirian keluarga & komuniti.
POSYANDU
LATAR BELAKANG PROGRAM POSYANDU
AKB tinggi (58 per 1000 kelahiran hidup)
AKB merupakan indicator yang peka untuk mengukur status kesehatan masyarakat
Angka kelahiran tinggi (35 per 1000 penduduk)
Status gizi ibu dan anak rendah
Angka kematian karena diare tinggi pada bayi dan anak balita
Masih banyaknya penyakit menular.
PENGERTIAN
Posyandu
Peran serta masyarakat; dari, oleh, untuk dan ditingkat masyarakat
Tempat pelayanan kesehatan yang paling dasar
Forum komunikasi dan alih teknologi
Keterpaduan yang meliputi berbagai aspek demi efisiensi (paling sedikit 2 program yaitu KB & Kesehatan)
Dinamis sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Posyandu
Adalah tempat kegiatan pelayanan terpadu KB kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia & Sejahtera (NKKBS).
TUJUAN
Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran
Mempercepat penerimaan NKKBS
Masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya
Peningkatan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan MMR.
SASARAN
Bayi (usia < 1 tahun)
Anak balita (usia 1 4 tahun)
Bumil, melahirkan & menyusui
Wanita usia subur.
PROGRAM PRIORITAS
KB
KIA
Gizi
Imunisasi
Penanggulangan diare
KEDUDUKAN
Dalam ruang lingkup LKMD :
Seksi kependudukan
Seksi PKK
TAHAP PENYELENGARAAN POSYANDU
Tahap persiapan (hari H-)
Pencatatan data sasaran Posyandu
Motivasi
Pemberitahuan sasaran tentang hari pemberian pelayanan
Perencanaan penyelenggaraan pelayanan : tempat, peralatan, & tenaga.
Tahap pemberian pelayanan (H)
Tenaga : kader dan petugas
Pelaksanaan dengan system 5 meja.
Tahap tindak lanjut (hari H+)
Penilaian pelayanan :
mendatangi sasaran yang tidak datang
mendatangi sasaran yang mempunyai masalah pada waktu pelayanan.
KEGIATAN KADER DI POSYANDU
Pra Posyandu
Menyiapkan tempat penyuluhan dan alat peragaan
Menyiapkan pengunjung untuk diberi penyuluhan
Memberikan penyuluhan
Meja 1
Pendaftaran balita, KMS diminta kader, nama anak ditulis disecarik kertas kemudian ditempel di KMS
Pengisian KMS untuk balita yang pertama kali datang
Pendaftaran bumil dan pus baru, kemudian ditulis disecarik kertas
Menyuruh bumil baru dan pus baru ke meja 4
Menyusun ibu-ibu yang membawa balita ke meja 2.
Meja 2
Menyiapkan dacin dan celana/kotak timbang
Mengatur pengunjung secara berurutan dan teratur
Menimbang secara benar dan lancer
Mencatat hasil penimbangan disecarik kertas (yang sudah ada namanya tersebut diatas)
Menyurh ibu ke meja 3.
Meja 3
Pencatatan hasil penimbangan di KMS masing-masing secara benar
Pencatatn dibuku register untuk balita baru
Menyuruh ibu ke meja 4.
Meja 4
Persiapan sarana penyuluhan
Mempelajari/membaca semua KMS, kalau ada masalah berikan penyuluhan
Pemberian Vit.A, zat besi (TTD),oralit kepada sasaran yang perlu (PPG)
Demonstrasikan pembuatan LGG dan oralit
Seleksi kasus untuk ke meja 5
Mencatat kasus yang perlu di rujuk (surat RJK).
Meja 5
Pelayanan KB dan kesehatan serta imunisasi oleh tenaga professional.
Pasca Posyandu
Melaporkan kesulitan kader dalam persiapan dan pelaksanaan Posyandu
Melaporkan hasil cakupan Posyandu
Konsultasi dengan tenaga professional mengenai masalah kesehatan serta perencanaan yang akan datang.
PROSEDUR PELAKSANAAN POSYANDU
I. Pendaftaran
II. Penimbangan
III. Pencatatan
IV. Penyuluhan kesehatan
V. Pelayanan kesehatan
INDIKATOR TINGKAT PENCAPAIAN HASIL KEGUNAAN POSYANDU
INDIKATORKEGUNAANFAKTOR YANG MEMPENGARUHISTANDAR
Liputan/cak. Program (KIS)Untuk mengetahui kemampuan program menjangkau balitaAktivitas petugas dan kader
Sarana KMS90%
Tingkat kelangsungan penimbangan (D/K)Mengetahui motivasi ortu balita untuk menimbang anaknyaAktivitas kader
Motivator
Petugas
Penerimaan masyarakat70%
Tingkat partisipasi masyarakat (D/S)Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan-sda-
(+) dukungan pamong/pemerintah60%
Hasil penimbangan (H/D)Untuk mengetahui keadaan gizi pada saat penimbanganAktivitas petugas (kes & sector lain)
Motivator
Sosek
Penyuluhan 50%
KODE-KODE GIZI
S : jumlah semua balita di kelompok Pokja penimbangan
K : jumlah balita yang terdaftar bulan ini (punya KMS)
D : jumlah balita yang ditimbang bulan ini
N : jumlah balita yang naik BBnya
T : jumlah balita yang BB tetap/tidak naik
O : jumlah balita yang ditimbang bulan ini tetapi tidak ditimbang bulan lalu
B : jumlah balita yang baru pertama kali hadir di penimbangan bulan ini
J : jumlah balita yang ditimbang bulan ini mencapai umur 36 bulan
L : jumlah balita umur 36 bulan, BB lebih/= 11,5 kg
- : jumlah balita yang tidak hadir di penimbangan bulan ini
A : jumlah balita..bulan ini
BGM : bawah garis merah
BGT : bawah garis titik-titik
INTERPRETASI STATUS GIZI BERDASARKAN GABUNGAN INDEKS ANTROPOMETRI
NOBB/TBBB/UTB/USTATUS GIZI
1NRRBaik , pernah kurang gii
2 NNNBaik
3 NTTBaik,.
4RRTBuruk
5RRNBuruk/kurang
6RNTKurang
7TTRGizi >/gemuk
8TNRGizi lebih
9 TTNPernah kurang gizi, gizi lebih, tidak gemuk
Ket :
N = normal
R = rendah
T = tinggi
PAGE - 12 -