10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

21
PT-PLA C 1.3-2008 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR DEPARTEMEN PERTANIAN 2008 PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN AIR PERMUKAAN

description

-

Transcript of 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Page 1: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

PT-PLA C 1.3-2008

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIRDIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

DEPARTEMEN PERTANIAN

2008

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN AIR PERMUKAAN

Page 2: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

i

KATA PENGANTAR

Sampai saat ini air permukaan masih merupakan sumber air

yang memberikan konstribusi terbesar untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan

langsung hidupnya maupun sebagai sumber air irigasi untuk

kegiatan budidaya pertanian (tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan maupun peternakan). Dengan demikian

pemanfaatan air permukaan sebagai sumber air irigasi perlu

dikelola dengan baik sesuai dengan potensinya sehingga dapat

dimanfaatkan secara lestari.

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan ini disusun

untuk memberikan panduan bagi pelaksana di tingkat

lapangan agar dapat melaksanakan pengembangan air

permukaan dengan lebih baik. Pedoman ini memuat arahan

secara garis besar tentang persyaratan pemilihan lokasi &

petani/kelompok, bentuk sumber air permukaan dan jenis-jenis

kegiatan, tata cara pelaksanaan maupun system monitoring

dan evaluasinya.

Dengan disusunnya pedoman ini diharapkan adanya kesamaan

pemahaman antara aparat Pusat-Propinsi-Kabupaten/Kota

dalam melaksanakan kegiatan pengembangan air permukaan.

Hal ini perlu dilakukan mengingat beragamnya kondisi dan

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

ii

potensi daerah yang berdampak pada beragamnya

perkembangan teknologi irigasi yang berkembang di setiap

daerah. Perbedaan budaya, kondisi sosial ekonomi petani

maupun kondisi fisik geografis akan menyebabkan adanya

pemilihan teknologi teknologi pemanfaatan sumber air

permukaan yang berbeda pula. Selanjutnya Pedoman Teknis

ini harus dijabarkan lebih lanjut dalam Petunjuk

Pelaksanaan oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Peternakan Propinsi dan petunjuk teknis oleh Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Kabupaten/Kota yang disesuaikan dengan kondisi dan

potensi di daerah masing-masing.

Akhirnya harapan kami semoga pedoman ini dapat bermanfaat

sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan kegiatan

pengembangan air permukaan sehingga harapan masyarakat

petani terhadap ketersediaan air irigasi dapat dipenuhi

Jakarta, Januari 2008

Direktur Pengelolaan Air,

Dr. Ir. S. Gatot Irianto NIP. 080 085 357

Page 3: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………… 1 B. Tujuan dan Sasaran ……………………………………… 2 C. Pengertian ……………………………………………………. 3

II. PEMILIHAN LOKASI PETANI/KELOMPOK TANI… 4

A. Pemilihan Lokasi ……………………………..……………. 4 B. Pemilihan Petani/Kelompok Tani …………………….. 5

III. BENTUK-BENTUK SUMBER AIR DAN JENIS

KEGIATAN …………………………………………………………. 6 A. Sumber Air Permukaan ………………………..………… 6 B. Jenis-Jenis Kegiatan ………………………………………. 9

IV. PELAKSANAAN ………………………………………………….. 14 A. Survai, Investigasi dan Rencana Desain ………….. 14 B. Pengadaan Bahan dan Peralatan…………………….. 15 C. Prinsip. Kebijakan dan Strategi ………………………. 16 D. Pembiayaan………………………………………………….. 18

V. MONITORING DAN EVALUASI …………………………. 19 A. Indikator Kinerja …………………………………......... 19 B. Monitoring ………………………………………………….. 20 C. Pelaporan ……………………….…………................... 20

Page 4: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kegiatan budidaya pertanian baik dalam

pengembangan tanaman pangan, hortikultura, peternakan

maupun perkebunan; ketersediaan air merupakan faktor

yang sangat strategis. Tanpa adanya dukungan

ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan baik

dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya,

maka dapat dipastikan kegiatan budidaya tersebut akan

berjalan dengan tidak optimal.

Air permukaan dan air tanah merupakan sumber air utama

yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

pertanian, industri, rumah tangga dan kebutuhan-

kebutuhan lainnya. Namun demikian sampai saat ini

sebagian besar kebutuhan air masih mengandalkan dari

sumber air permukaan. Oleh karena itu sumber air

permukaan perlu dikelola dengan baik sehingga mampu

memberikan manfaat bagi pengembangan sektor

pertanian.

Dengan adanya pedoman teknis ini diharapkan sumber air

permukaan dapat dimanfaatkan secara optimal dan

berkelanjutan

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

2

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Tujuan kegiatan pengembangan air permukaan

adalah

a. Memanfaatkan potensi sumber air permukaan

untuk irigasi ;

b. Meningkatkan ketersediaan air irigasi sehingga

dapat menjamin pasokan air dalam berusaha

tani;

c. Meningkatkan luas areal tanam, indeks

pertanaman dan produktivitas usaha tani ;

d. Meningkatkan produksi pertanian, pendapatan

dan kesejahteraan petani.

2. Sasaran

a. Terbangunnya pengembangan air permukaan

sebagai irigasi untuk mengairi lahan pertanian

seluas 5-10 Ha ;

b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi untuk usaha

tani ;

c. Meningkatnya luas areal tanam, IP dan

produktivitas usaha tani ;

d. Meningkatnya produksi pertanian, pendapatan

dan kesejahteraan petani.

Page 5: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

3

C. Pengertian

1. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat

pada permukaan tanah (sungai, danau, mata air,

terjunan air).

2. Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air

untuk menunjang usaha pertanian, termasuk

didalamnya tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan peternakan.

3. Sumber air adalah tempat/wadah air alami dan atau

buatan yang terdapat pada, diatas ataupun di bawah

permukaan tanah.

4. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasarkan

garis lintang, garis bujur dan ketinggian diatas

permukaan laut.

5. Kincir Air adalah alat untuk menaikkan air dengan

memanfaatkan aliran/arus air.

6. Kincir angin adalah alat untuk menaikkan air dengan

menggunakan pompa yang digerakkan dengan

tenaga angin.

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

4

II. PEMILIHAN LOKASI PETANI/KELOMPOK PETANI

Dalam pengembangan air permukaan, ada dua factor penting

yang perlu diperhatikan agar kegiatan ini dapat berhasil

dengan baik. Faktor tersebut adalah : (a) pemilihan lokasi dan

(b) pemilihan petani.

A. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi memperhatikan persyratan sebagai

berikut :

- Letak lokasi berdasarkan daerah administrative dan

koordinat lintang dan bujur dengan menggunakan

Global Positioning System (GPS).

- Kondisi usaha tani yang dibudidayakan.

- Kondisi prasarana dan sarana irigasi

- Potensi air permukaan untuk irigasi, meliputi debit

andalan

- Permasalahan dalam usaha tani khususnya pada

aspek ketersediaan air.

Page 6: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

5

B. Pemilihan Petani/Kelompok Tani

Pemilihan petani/kelompok tani memperhatikan

persyaratan sebagai berikut :

1. Petani di lokasi memerlukan air irigasi dan

mampu/bersedia memanfaatkan serta merawat

infrastruktur irigasi air permukaan dengan baik.

2. Petani berinisiatif untuk mengusahakan komoditas

pertanian yang bernilai ekonomi tinggi.

3. Telah terbentuk Kelompok Tani/P3A atau segera

akan membentuk Kelompok Tani/P3A.

4. Mampu dan bersedia menyediakan dana perasional &

pemeliharaan secara berkelompok.

5. Petani/kelompok tani terpilih belum pernah

mendapat bantuan sejenis.

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

6

III. BENTUK-BENTUK SUMBER AIR PERMUKAAN DAN

JENIS KEGIATAN

A. Sumber Air Permukaan

Beberapa contoh sumber air permukaan yang dapat

dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi, adalah :

1. Air Bekas Galian Tambang/Air Kolong

Bekas aktivitas galian tambang biasanya

meninggalkan lubang-lubang besar yang setelah

selesainya penggalian ditinggal begitu saja. Bekas

galian ini pada musim hujan akan penuh terisi air

yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai

air irigasi. Di Propinsi Bangka Belitung bekas galian

tambang timah dapat mencapai ukuran 80 x 40 x 5

meter. Sehingga air yang tertampung di dalam galian

ini sebesar 16.000 m3, jumlah yang cukup untuk

dapat dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi. Salah

satu contoh air kolong yang terdapat di Propinsi

Bangka Belitung seperti pada gambar 1.

Page 7: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

7

Gambar 1. Sumber air permukaan bekas air kolong penambangan timah di

Bangka Belitung yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi.

2. Terjunan Air

Terjunan air (gambar 2) merupakan air permukaan

yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai

air irigasi. Terjunan air seperti ini pada umumnya

belum termanfaatkan secara optimal. Dengan sedikit

sentuhan teknologi (pembuatan bak penampung,

pembuatan saluran terbuka (open chanel) atau

saluran tertutup/pipa (close chanel), maka air ini

dapat dimanfaatkan untuk mengairi tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan maupun untuk

memenuhi kebutuhan air untuk pengembangan

peternakan

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

8

Gambar 2. Air permukaan yang belum dimanfaatkan dan sangat

berpotensial untuk dikembangkan sebagai sumber air

irigasi melalui pembuatan bak penampung dan

pemasangan pipa distribusi

3. Aliran Sungai

Pada daerah daerah tertentu banyak dijumpai aliran

sungai yang belum dimanfaatkan dengan optimal

(gambar 3). Melalui pengembangan air permukaan

(misalnya dengan pembuatan kincir air, pembuatan

saluran pembawa ataupun pemasangan pipa) maka

sumber air ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan air bagi pertanian (tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan peternakan).

Page 8: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

9

Gambar 3. Aliran sungai/anak sungai yang dapat disadap sebagai sumber

air irigasi melalui pembuatan saluran air

B. Jenis-Jenis Kegiatan

Disadari bahwa kondisi lapangan sangat bervariasi,

dengan demikian jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan

melalui kegiatan pengembangan air permukaan sangat

beragam sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada di

daerah. Beberapa contoh kegiatan yang dapat

dilaksanakan dalam pengembangan air permukaan

adalah sebagai berikut :

1. Kincir Air

Pembangunan kincir air (gambar 4) dimaksudkan

untuk menaikkan air sungai dengan memanfaatkan

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

10

tenaga dari aliran/arus air. Pada umumnya kincir air

terdiri poros, lingkaran roda yang dilengkapi dengan

tabung dan sudut-sudut yang dipasang disekeliling

roda.

Gambar 4. Penggunaan kincir air untuk irigasi yang telah dipakai

masyarakat tani di Sumatera Barat.

2. Kincir Angin

Pembangunan kincir angin (gambar 5)

dimaksudkan untuk menaikkan air permukaan

dengan menggunakan pompa yang digerakkan

dengan tenaga angin. Teknologi ini sangat

cocok dipergunakan pada daerah-daerah

“remote” dimana sumberdaya lainnya (listrik,

Page 9: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

11

BBM) belum tersedia. Teknologi ini disamping

tidak memerlukan biaya operasional yang besar

juga tidak menghasilkan polusi. Pompa air

dengan memanfaatkan tenaga angin (kincir

angin) sudah banyak dilakukan oleh petani-

petani di wilayah pantai utara Pulau Jawa.

Gambar 5 Pengembangan air permukaan dengan

menggunakan pompa yang digerakkan oleh

tenaga angin

3. Pembuatan Saluran/Pembawa

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

12

Pengembangan air permukaan dapat pula digunakan

mengalirkan air sungai dengan membangun saluran

irigasi baru (gambar 6). Dengan adanya pembuatan

saluran tersebut, diharapkan diperoleh penambahan

luas areal tanam, peningkatan indeks pertanaman

maupun peningkatan produktivitas tanaman.

Gambar 6. Pembangunan jaringan irigasi kuarter merupakan salah satu

aspek pengembangan air permukaan

4 . Pembuatan Bak Penampung dan Pemasangan

Pipa Distribusi

Page 10: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

13

Pemanfaatan air permukaan (terjunan air) sebagai

sumber air irigasi dapat dilakukan dengan

pembuatan bak penampung yang dilengkapi dengan

pemasangan pipa-pipa untuk mendistribusikan air.

Selanjutnya air tersebut digunakan untuk

mengembangakan usaha budidaya pertanian baik

tanaman pangan, hortikultura maupun peternakan.

5 . Pompa Hidram

Pembangunan pompa hidram dimaksudkan untuk

menaikkan air dengan memanfaatkan tekanan

dinamik atau gaya yang timbul sebagai akibat

adanya perbedaan tinggi antara sumber air dengan

pompa hidram (gambar 7)

IV. PELAKSANAAN

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

14

A. Survai, Investigasi dan Desain Sederhana

Survai, Investigasi dan dimaksudkan untuk mendapatkan

calon lokasi dan calon petani yang sesuai untuk

pengembangan air permukaan. Desain Sederhana

dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas

Kabupaten/Kota. Beberapa kriteria dari pembuatan

desain sederhana tersebut adalah :

- Survey investigasi dan desain sederhana

dilaksanakan secara swakelola dengan melibatkan

kelompok petani. Biaya/dana yang diperlukan dalam

pembuatan desain agar disediakan dari anggaran

pemerindah daerah kabupaten/kota.

- Calon lokasi dan calon petani yang memenuhi

persyaratan ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota.

Laporan SID setidaknya memuat informasi tentang:

1. Keadaan umum lokasiSyarat Umum Lokasi

2. Petani/Kelompok Tani calon penerima kegiatan

3. Desain Sederhana

Rancangan/desain irigasi permukaan sederhana

sekurang-kurangnya mencakup luas lahan yang akan

diairi/daerah oncoran dan rancangan jaringan irigasi

yang akan dibangun. Satu hal yang perlu

Page 11: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

15

diperhitungkan dalam penyusunan desain air

permukaan yaitu menetapkan jenis peralatan dan

atau bangunan yang diperlukan untuk

mendistribusikan/mengangkat sumber air permukaan

ke lahan oncoran (Command Area).

4. Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Mesin dan

Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

Berdasarkan hasil SID akan dapat diketahui

kebutuhan bahan, peralatan dan mesin serta biaya

yang diperlukan dalam bentuk rancangan anggaran

dan biaya (RAB).

5. Rencana Pengembangan Usaha Tani

Mencakup jenis komoditas yang akan diusahakan,

pola tanam dan pola pengusahaan.

B. Pengadaan Bahan dan Peralatan

1. Pengadaan bahan dan peralatan dilaksanakan

setelah SID selesai dilaksanakan.

2. Bahan dan peralatan yang diadakan berdasarkan

kebutuhan sesuai hasil SID.

3. Bahan, peralatan dan mesin yang diadakan mudah

dalam perawatan dan tersedianya suku cadangnya

serta relative sesuai dengan kondisi setempat.

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

16

4. Penunjukan pelaksanaan pengadaan berdasarkan

kepada ketentuan yang berlaku, antara lain

Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 tentang

pengadaan barang dan jasa beserta perubahan-

perubahannya.

C. Prinsip, Kebijakan dan Strategi

1. Prinsip

a. Pemanfaatan air permukaan merupakan bagian

tak terpisahkan dalam pengelolaan sumber daya

air yang mengacu kepada pola pengelolaan

sumber daya air yang didasari wilayah sumber

daya air.

b. Pengelolaan air permukaan dilaksanakan

berdasarkan pada wilayah sungai.

2. Kebijakan

a. Pemanfaatan air permukaan dilaksanakan

secara terpadu untuk memanfaatkan sumber

daya tersebut secara optimal dan berkelanjutan

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

berdasarkan asas kemanfaatan umum,

keseimbangan, kelestarian, dan keadilan.

Page 12: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

17

b. Pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai

keperluan diutamakan dari sumber air

permukaan. Dalam hal air permukaan tidak

mencukupi, air tanah digunakan sebagai

tambahan pasokan air.

c. Pemanfaatan air permukaan dikenakan pajak

dan atau iuran.

3. Strategi

a. Menyusun perencanaan alokasi air didasarkan

pada potensi air permukaan dan kebutuhan

berdasarkan wilayah sumberdaya air.

b. Menyusun Sistem Informasi sumberdaya air

(SISDA)

c. Menyelenggarakan perizinan yang terkait

dengan perencanaan dan pelaksanaan

pemanfaatan air permukaan sesuai dengan

kebijakan yang ditetapkan.

d. Melaksanakan konservasi air permukaan.

e. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian (binwasdal) pemanfaatan air

permukaan.

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

18

f. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama

antarlembaga pengelola sumber daya air, baik

air permukaan maupun air tanah.

D. Pembiayaan

Pengembangan air permukaan dibiayai dari pada dana

Tugas Perbantuan sebesar Rp. 50.000.000,-/unit

(Bantuan Sosial). Dana tersebut dipergunakan untuk

pengadaan bahan matrial serta peralatan dan mesin

yang dibutuhkan dalam rangka menyelesaikan kegiatan

konstruksi pengembangan air permukaan. Sedangkan

biaya yang diperlukan untuk membuat desain sederhana

dapat menggunakan dana APBD baik APBD Propinsi

maupun APBD Kabupaten/Kota sebagai dana sharing.

Tahap-tahap dan jadwal pelaksanaan pengembangan

irigasi air permukaan dapat dilihat pada Lampiran 1

Page 13: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

19

V. MONITORING DAN EVALUASI

A. Indikator Kinerja

Beberapa indikator kinerja yang dipergunakan sebagai

ukuran untuk menilai kinerja kegiatan pengembangan air

permukaan adalah sebagai berikut :

1. Output : Tersedianya prasarana irigasi dari

pembuatan sumber air permukaan

sebanyak 263 unit di 24 Propinsi 107

Kabupaten. Perincian per kabupaten

seperti pada Lampiran 2

2. Outcome : Petani dapat mengusahakan

lahannya untuk usaha pertanian

3. Benefit : Adanya harapan petani untuk

meningkatkan produksi dan

produktivitas usaha taninya.

4. Impact : Tersedianya kebutuhan bahan

pangan utama untuk petani dan

masyarakat pedesaan disekitarnya

serta meningkatnya pendapatan

petani melalui usaha diversifikasi

usaha tani

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

20

Disadari bahwa pencapaian indikator tersebut diatas

bukan hanya sebagai akibat kegiatan pembuatan sumber

air permukaan saja melainkan merupakan akumulasi

dampak dari kegiatan-kegiatan lainnya maupun faktor-

faktor internal dan eksternal.

Namun demikian hendaknya indikator ini dijadikan

patokan dalam melakukan penilaian terhadap hasil

kinerja, sehingga seluruh proses kegiatan harus mengacu

pada sasaran indikator tersebut.

B. Monitoring

1. Monitoring pengembangan irigasi air permukaan

dilakukan secara swakelola oleh Dinas

Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota

2. Evaluasi kegiatan dilakukan pada saat pelaksanaan

dan setiap akhir masa pelaksanaan kegiatan.

C. Pelaporan

1. Perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan

air permukaan agar dilaporkan secara kontinu.

Laporan yang disusun terdiri dari laporan

perkembangan (bulanan) dan laporan akhir .

Page 14: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan TA. 2008

21

2. Laporan perkembangan pelaksanaan disusun dan

disampaikan setiap bulan, berisi kemajuan

pelaksanaan kegiatan sampai bulan berjalan.

Laporan perkembangan disusun mengacu pada form

Lampiran 3.

3. Laporan Akhir disusun setelah pelaksanaan

pengembangan air permukaan permukaan selesai,

berisi seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan. Agar

lebih informatif dan komunikatif, Laporan Akhir agar

dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi dari setiap

tahap kegiatan (sebelum kegiatan, dalam

pelaksanaan dan setelah selesai kegiatan). Laporan

akhir agar mengikuti outline seperti pada

Lampiran 4.

4. Laporan perkembangan dan laporan akhir

disampaikan kepada Direktur Jenderal Pengelolaan

Lahan Dan Air c.q Direktur Pengelolaan Air dengan

alamat Direktorat Pengelolaan Air Jl. Taman

Margasatwa No. 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta

Selatan, dengan tembusan kepada Kepala Dinas

tingkat Propinsi.

Page 15: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

JADWAL KEGIATAN

PENGEMBANGAN AIR PERMUKAAN TAHUN 2008

Bulan No. JENIS PEKERJAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

Penyelesaian Juklak & Juknis oleh Propinsi/Kabupaten/Kota

2

Survai Investigasi dan Pembuatan Desain Sederhana

3 Pelaksanaan Konstruksi 4 Monev dan Pengawasan

Lampiran 1

Page 16: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

REKAPITULASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN AIR PERMUKAAN

TA. 2008

Jumlah (Unit) No Pusat/Prop/Kab/Kota

TP Horti Bun Nak

Keterangan

1 Prop. Jawa Barat 7 1 -

1

1 Kab. Bandung - - -

1

2 Kuningan 1 - -

-

3 Purwakarta 1 - -

-

4 Subang 1 - -

-

5 Sumedang 1 - -

-

6 Kota Depok 1 - -

-

7 Kota Cimahi 2 - -

-

8 Kab Sukabumi - 1 -

-

2 Prop. Jawa Tengah 41 - 1

-

9 Pati - - 1

-

10 Kudus 1 - -

-

11 Brebes 35 - -

-

12 Pemalang 2 - -

-

13 Tegal 3 - -

-

Lampiran 2

Jumlah (Unit) No Pusat/Prop/Kab/Kota

TP Horti Bun Nak Keterangan

3 Prop. DIY 3 4 -

-

14 Sleman - 2 -

-

15 Gunung Kidul 3 - -

-

16 Kulonprogo - 2 -

-

4 Prop. Jawa Timur 19 - 2

2

17 Kab. Blitar 3 - -

-

18 Kab. Bojonegoro 3 - -

-

19 Kab. Bondowoso 2 - -

-

20 Kab. Gresik 2 - -

-

21 Kab. Ngawi - - 2

-

22 Kab. Pacitan 1 - -

-

23 Kab. Pamekasan 1 - -

-

24 Kab. Ponorogo 1 - -

-

25 Kab. Probolinggo - - -

-

26 Kab. Sampang 1 - -

-

27 Kab. Sidoarjo - - -

2

28 Kab. Trenggalek 2 - -

-

29 Kab. Tuban 1 - -

-

30 Kab. Tulungagung 2 - -

-

Page 17: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Jumlah (Unit) No Pusat/Prop/Kab/Kota

TP Horti Bun Nak Keterangan

31 Kab. Aceh Besar 3 - -

-

6 Prop. Sumatra Utara 4 - -

-

32 Kab. Samosir 2 - -

-

33 Kab. Serdang Bedagai 2 - -

-

7 Prop. Sumatra Barat 26 - -

15

34 Kab. Lima Puluh Kota 2 - -

15

35 Kab. Agam 6 - -

-

36 Kab. Pasaman 2 - -

-

37 Kab. Pesisir Selatan 2 - -

-

38 Kab. Sawah Lunto Sijunjung 2 - -

-

39 Kab. Solok 2 - -

-

40 Kab. Tanah Datar 1 - -

-

41 Kab. Dharmas Raya 1 - -

-

42 Kab. Solok Selatan 2 - -

-

43 Kab. Pasaman Barat 6 - -

-

8 Prop. Riau 2 - -

-

44 Kab. Kampar 2 - -

-

Jumlah (Unit) No Pusat/Prop/Kab/Kota

TP Horti Bun Nak Keterangan

9 Prop. Sumatera Selatan 6 - -

-

45 Kab. Musi Rawas 2 - -

-

46 Kota Palembang 4 - -

-

10 Prop. Lampung - - 2

-

47 Kab. Tulang Bawang - - 2

-

11 Prop. Kalimantan Barat 3 - -

2

48 Kab.Landak 1 - -

-

49 Kab.Kapuas Hulu - - -

2

50 Kab.Sanggau 1 - -

-

51 Kota Singkawang 1 - -

-

12 Prop. Kalimantan Tengah - - -

1

52 Kab. Sukamara - - -

1

13 Prop. Kalimantan Timur 15 - -

3

53 Kab. Berau 2 - -

-

54 Kab. Bulungan 6 - -

-

55 Kab. Nunukan 5 - -

1

56 Kab. Pasir 2 - -

2

Page 18: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Jumlah (Unit) No Pusat/Prop/Kab/Kota

TP Horti Bun Nak Keterangan

14 Prop. Sulawesi Utara 4 3 -

-

57 Kab. Sangihe 2 - -

-

58 Kab. Kep. Talaud 2 - -

-

59 Kab. Minahasa Utara - 1 -

-

60 Kab. Minahasa Selatan - 2 -

-

15 Prop. Sulawesi Tengah 5 3 -

-

61 Kab. Donggala - 3 -

-

62 Kab. Morowali 2 - -

-

63 Kab. Poso 1 - -

-

64 Kab. Parigi Moutong 2 - -

-

16 Prop. Sulawesi Selatan - 7 4

1

65 Kab. Bulukumba - 1 2

-

66 Kab. Gowa - - 1

-

67 Kab. Luwu - 1 -

-

68 Kab. Luwu Utara - 1 -

-

69 Kab. Pangkep - - -

1

70 Kab. Sinjai - 1 -

-

71 Kab. Soppeng - 1 -

-

72 Kab. Takalar - 1 1

-

Jumlah (Unit) No Pusat/Prop/Kab/Kota

TP Horti Bun Nak Keterangan

73 Kab. Luwu Timur - 1 -

-

17 Prop.SulawesiTenggara 5 - -

1

74 Kab. Buton 1 - -

1

75 Kab. Kolaka 1 - -

-

76 Kab. Bombana 1 - -

-

77 Kota Kendari 2 - -

-

18 Prop. Bali - - 3

2

78 Kab. Tabanan - - 3

2

19 Prop. NTB 1 20 6

2

79 Kab. Bima - 20 -

1

80 Kab. Dompu - - 1

-

81 Kab. Lombok Barat 1 - 2

-

82 Kab. Lombok Timur - - 1

-

83 Kab. Sumbawa - - 1

1

84 Kab. Sumbawa Barat - - 1

-

20 Prop. NTT 11 - -

8

85 Kota Kupang - - -

-

Page 19: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Jumlah (Unit) No Pusat/Prop/Kab/Kota

TP Horti Bun Nak Keterangan

86 Kab. Kupang 1 - -

-

87 Timor Tengah Selatan 1 - -

1

88 Timor Tengah Utara 1 - -

-

89 Belu 1 - -

1

90 Alor 1 - -

2

91 Lembata - - -

1

92 Manggarai 1 - -

-

93 Sumba Barat - - -

1

94 Sumba Timur 1 - -

-

95 Rotendau 1 - -

2

96 Manggarai Barat 1 - -

-

97 Kab. Nagekeo 2 - -

-

21 Prop. Bengkulu 3 - -

4

98 Kab. Bengkulu Selatan 1 - -

-

99 Kab. Bengkulu Utara - - -

1

100 Kab. Rejang Lebong - - -

1

101 Kab. Seluma - - -

2

102 Kab. Lebong 1 - -

-

103 Kab. Kepahiang 1 - -

-

Jumlah (Unit) No Pusat/Prop/Kab/Kota

TP Horti Bun Nak Keterangan

22 Prop. Bangka Belitung 2 - -

-

104 Belitung Timur 2 - -

-

23 Prop. Gorontalo 1 - 1

-

105 Kab. Boalemo 1 - 1

-

24 Prop. Irja Barat 3 - -

-

106 Kab. Manokwari 1 - -

-

107 Kab. Raja Empat 2 - -

-

Page 20: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Dinas : ……………………..Kabupaten/Kota : ……………………..Provinsi : ……………………..Subsektor : ……………………..Program : ……………………..Bulan : ……………………..

Selesai Konstruksi

Dalam Proses Konstruksi

(Ha/Unit) (Ha/Unit)1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A. Pengelolaan Air 1. Rehab JITUT2. Rehab JIDES3. TAM4. Embung5. Sumur Resapan6. Dam Parit7. Irigasi Tnh Dangkal8. Irigasi Tnh Dalam9. Air Permukaan10. Irigasi Sprinkler 11. Irigasi Tetes12. SID Pompa Hidram13. Pompa Hydram14. PIP15. Balai Subak16. dst………..

Cara Pengisian Form Lampiran :1. Kolom 4 - 6 Kegiatan yang lebih dari satu lokasi, agar dirinci berdasarkan satuan wilayah administrasi sampai dengan tingkat desa beserta dengan volume (Ha/Unit)2. Kolom 9. Selesai konstruksi adalah kegiatan yang secara fisik telah selrsai 100% dengan satuan (Ha/Unit)3. Kolom 10. Kegiatan yang masih dalam tahap pelaksanaan/penyelesaian dengan satuan Ha/Unit4. Kolom 13. Tambahan penjelasan dari kolom 1 - 12 ………………, ……………2008

Penanggung Jawab Kegiatan

Realisasi

Fisik (Ha/Unit) Keuangan (Rp) (Rp) (%)

Aspek Kegiatan

3

FORM LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR T.A. 2008

TargetLokasi Kegiatan

No. Kecamatan / Desa

Nama Kelompok Koordinat

Fisik KeuanganKeterangan

Lampiran 3

Page 21: 10_pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan_2008

Outline Laporan Akhir

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Tujuan dan Sasaran

II. Pelaksanaan

A. Lokasi (administratif dan koordinat)

B. Masukan

C. Tahap Pelaksanaan

D. Masalah

E. Pemecahan Masalah

III. HASIL

IV. MANFAAT

V. DAMPAK

VI. KESIMPULAN/SARAN

Lampiran 4