Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan 2013

download Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan 2013

of 21

description

sfsfdsfvdsbgvdfbdfbfbgfngfngn

Transcript of Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan 2013

  • KEMENTERIAN PERTANIAN RIDIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

    DAN KESEHATAN HEWAN

    PEDOMAN TEKNIS

    PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

    Jakarta, Januari 2013

  • KATA PENGANTAR

    Pengembangan kelembagaan peternak merupakan upaya untuk meningkatkankapasitas kelembagaan peternak melalui perbaikan manajerial usaha, pengembangandan diversifikasi usaha yang yang dibangun dalam satu kelembagaan usaha.Untuk mendukung terlaksananya kegiatan pengembangan kelembagaan peternakmaka perlu disusun Pedoman pelaksanaan Pengembangan Kelembagaan Peternak.

    Pedoman pelaksanaan ini dimaksudkan agar dapat dijadikan sebagai acuan bagi parastakeholders, termasuk petugas teknis peternakan, sehingga pelaksanaan kegiatanpembinaan dan pengembangan kelompok peternak dalam rangka penguatankelembagaan peternak dapat berjalan efektif, efisien dan optimal sebagaimana yangdiharapkan.

    Disadari Pedoman Pelaksanaan ini masih terdapat kekurangsempurnaan, oleh karenaitu diharapkan saran konstruktif, sehingga pedoman Penguatan Kelembaan Peternak inidapat lebih sempurna dimasa mendatang lebih sempurna.

    i

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ... iDAFTAR ISI ... iiDAFTAR GAMBAR ... iii

    I PENDAHULUAN ...A. Latar Belakang ... 1B. Tujuan dan Sasaran ... 2

    II STRATEGI PENGEMBANGANKELEMBAGAAN

    ... 4

    A. Strategi Dasar ... 4B. Strategi Operasional ... 4C. Ruang Lingkup Kegiatan ... 5D. Kelas Kelompok ... 7

    III PELAKSANAAN PENGEMBANGANKELEMBAGAAN PETERNAK

    ... 8

    A. Persiapan ... 8B. Pelaksanaan ... 9C. Pembentukan Kelembagaan

    Peternak... 11

    D. Fasilitasi Kelompok Peternak ... 12

    IV PENGORGANISASIAN ...A. Pusat ... 13B. Provinsi ... 13C. Kabupaten/Kota ... 14D. Petugas Teknis Kecamatan ...

    V MONITORING,EVALUASI DANPELAPORAN

    ... 16

    A. Monitoring dan Evaluasi ... 16B. Pelaporan ... 16

    VI PENUTUP ... 17

    Ii

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Bagan Alir PengembanganKelembagaan

    ... 6

    Gambar 2. Alur PeningkatanPengembangan Kelembagaan

    ... 12

    iii

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 1

    PEDOMAN TEKNISPENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

    A. Latar Belakang

    Interaksi kelembagaan peternak dengan berbagai pihak terutama dengan kelembagaanekonomi lainnya seperti pedagang, perusahaan mitra, perbankan/kelembagaan,pembiayaan dan sebagainya, menumbuhkan adanya kebutuhan untuk mengembangkankapastitas kelembagaan agar dapat bersinergis untuk meningkatkan kualitas usaha yangdilakukan oleh kelompok peternak.

    Dalam rangka membangun diversifikasi pangan asal ternak, perlu ditumbuhkan dandidorong segala potensi yang ada baik SDM maupun SDA. Salah satu potensi diversifikasipangan asal ternak yang dapat dikembangkan adalah aneka ternak karena selama inibanyak dibudidayakan disamping sebagai hoby, juga mempunyai nilai ekonomi dan prospekpasar yang potensial. Minat yang tumbuh dari kalangan masyarakat peternak dankonsumen aneka ternak di Indonesia, akhir-akhir ini tumbuh dan berkembang sehinggamemunculkan potensi dan peluang baru dari sisi ekonomi yang dapat memberikan dampakyang sangat positif dalam pertumbuhan ekonomi pedesaan yang berbasis sumberdayalokal.

    Dalam rangka membangun, memperkuat dan memberdayakan peternak di Indonesia, telahdilakukan fasilitasi dan pembinaan baik terhadap pembinaan teknis maupun fasilitasipembentukan organisasi peternak. Kelembagaan peternak berfungsi sebagai wahanapembelajaran dalam pengembangan usahanya dan penyelesaian masalah. Sehinggadengan demikian diharapkan keberadaan kelembagaan peternak akan lebih banyakmelibatkan peternak pada setiap aspek agribisnis, menjembatani kepentingan peternakdengan pihak pengusaha/wirausahawan yang telah mapan dan menjembatani peternakdengan pelaku-pelaku pasar. Untuk pengembangan kelembagaan peternak antara lainmelalui Asosiasi/Kelembagaan Peternak yang bertindak sebagai mitra pemerintah dalammerancang dan menyusun master plan atau arah kebijakan umum pengembanganpeternakan, Dewan komoditas peternakan nasional yang merupakan mitra pemerintahmenyelesaikan permasalahan dengan memberikan pelayanan usaha bagi anggotanya

    Kedudukan pemerintah dalam rangka pengembangan kelembagaan peternak hanyasebagai fasilitator dan katalisator. Namun demikian untuk lebih mengoptimalkan fungsi dankedudukan kelembagaan peternak dan peningkatan kinerja peternak, maka pada tahun

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 2

    2013 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menyusun PedomanPengembangan Kelembagaan Peternak di Indonesia.

    B. Tujuan

    a. Tujuan Kegiatan1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan peternak untuk membentuk kelompok

    peternak, asosiasi, koperasi dan lembaga peternak lainnya yang memiliki dayasaing usaha.

    2) Meningkatkan koordinasi lembaga peternak Unggas dan aneka ternak, peternakruminansia di Indonesia

    3) Membangun kemandirian lembaga peternak di Indonesia

    4) Menyamakan persepsi tentang kebijakan pengembangan ternak unggas, anekaternak dan ternak ruminansia.

    b. SasaranSasaran pengembangan kelembagaan peternak yaitu:

    1. Terlaksananya fasilitasi dalam bentuk pengawalan dan pendampingan dalampengembangan kelembagaan ekonomi peternak;

    2. Tumbuh dan berkembangnya kelembagaan peternak yang sesuai dengan kulturdan perkembangan kemampuan kelembagaan peternak.

    Adapun sasaran dari pedoman pengembangan kelembagaan adalah peternak, Dinasyang membidangi fungsi peternakan provinsi dan Dinas yang membidangi fungsipeternakan Kabupaten/Kota untuk dijadikan pedoman tentang mekanisme dalampengembangan dan penguatan kelembagaan kelompok

    c. Pengertian :

    Dalam Pengembangan kelembagaan peternak, yang dimaksud dengan :

    1. Peternak adalah setiap individu yang memelihara ternak untuk tujuan memperolehmanfaat atas ternak dan hasil ternak yang dihasilkan.

    2. Kelompok Ternak adalah kumpulan peternak yang dibentuk atas dasar kesamaankepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dankeakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

    3. Gabungan Kelompok Peternak adalah Gabungan dari beberapa kelompokpeternak yang berkedudukan di desa atau beberapa desa dalam kecamatan yangsama.

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 3

    4. Asosiasi Peternak adalah Lembaga independen yang dibentuk oleh, dari dan untukpeternak dan pelaku usaha, berfungsi memperjuangkan kepentingan usahaanggotanya dimana Peternak dan pelaku usaha dalam mengembangkanasosiasinya dapat mengikut sertakan pakar dan atau tokoh masyarakat.

    5. Dewan Komoditas Peternakan Nasional adalah Merupakan gabungan dari berbagaiasosiasi komoditas peternakan yang berfungsi sebagai wadah untukmemperjuangkan kepentingan anggota dan menyelesaikan permasalahan yangtimbul antar anggota dan antar anggota dengan pihak lain.

    6. Kelembagaan Peternak adalah Lembaga yang ada di dalam masyarakat ataulembaga yang ditumbuh kembangkan dari, oleh, dan untuk peternak yang tumbuhberdasarkan kesamaan kepentingan dalam menangani dan mengembangkanusaha agribisnis peternakan secara formal, terorganisir dan mempunyai legalitasguna memperkuat kerjasama dalam memperjuangkan kepentingan peternak, dalambentuk kelompok peternak, asosiasi dan korporasi.

    7. Kelembagaan ekonomi peternak adalah lembaga peternak yang memiliki kegiatanusaha produktif di sektor peternakan, dari hulu sampai hilir yang diitumbuhkembangkan oleh masyarakat peternak guna meningkatkan produktivitas, danefisiensi usaha ternak yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum;

    8. Korporasi adalah kelembagaan formal yang menjalankan fungsi-fungsi menejemenusaha yang berupa badan usaha milik peternak (BUMP) yang berbentuk Koperasidan Perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh peternak berorientasi keuntungan;

    9. Penyuluhan peternakan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama sertapelaku usaha ternak agar mereka mau dan mampu menolong danmengorganisasikan dirinya dalam meakses informasi pasar, teknologi, permodalandan sumber daya lainnya.

    d. Indikator Keberhasilan

    Dalam Pengembangan kelembagaan peternak, indikator keberhasilan adalah :

    1. Meningkatnya jumlah kelompok peternak dan kemampuan kelembagaan peternakdalam mengelola usaha peternakan yang diukur dengan meningkatnya produksi,produktivitas dan efisiensi usaha ternaknya;

    2. Meningkatnya pelayanan kelembagaan kelompok ternak dalam memenuhikebutuhan anggota kelompoknya;

    3. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi peternakan di pedesaan;

    4. Meningkatnya posisi tawar kelembagaan ekonomi peternak dengan mitra usahanya.

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 4

    BAB II

    STRATEGI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

    A. Strategi Dasar

    1. Mengubah Perilaku peternak agar mengembangkan usaha produktifnyayang yang dikelola secara bersama dalam satuan skala usaha untukmemenuhi kebutuhan yang menguntungkan kebutuhan pasar yangmenguntungkan dan efisien;

    2. Fasilitasi penumbuhan dan penguatan kelembagaan ekonomi peternakberbasis peningkatan kapasitas kelembagaan peternak

    3. Pemberdayaan usaha perternakan melalui pengembangan jenis jenisternak yang berorientasi pasar dan berskala ekonomi peternakan

    4. Fasilitasi pembentukan jejaring agribisnis/kemitraan antar pelaku utama danpelaku usaha peternakan

    B. Strategi Opersional

    1. Meningkatkan kemampuan pengurus kelembagaan peternak dalammengembangkan usaha produktif dalam satuan skala usaha untukmemenuhi kebutuhan pasar

    2. Fasilitas pembentukan kelembagaan ekonomi peternak dengan basiskelompok peternak yang berbadan hukum dalam bentuk kopersi

    3. Penguatan kapasitas kelembagaan peternak dengan basis agribisnismelalaui pengawalan dan pedampingan pengembangan organisasi danmanajemen kelembagaan ekonomi peternak

    4. Meningkatkan kemampuan pengurus kelembagaan ekonomi peternak dalampenyusunan perencanaan agribisnis sesuai dengan kebutuhan pasar

    5. Peningkatan jaringan kemitraan agribisnis antar kelembagaan ekonomipeternak dan pelaku usaha lainnya dalam mengembangkan agribisnisdiberbagai tingkatan.

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 5

    C. Ruang Lingkup Kegiatan

    Meningkatkan kapasitas manajerial, kepemimpinan dan kewirausahaan pelakuutama dalam pengelolaan kelembagaan peternak yang berorientasi agribisnisdan berkelanjutan.

    Ruang lingkup material fasilitasi pengembangan kelembagaan peternak meliputi:

    1. Aspek-aspek sistem agribisnis spesifik lokasi untuk meningkatkanpendapatan pelaku utama dan pelaku usaha melalui pengembangankomoditi/produk ternak unggulan;

    2. Pengenalan dan persyaratan bentuk kelembagaan peternak;

    3. Penyusunan dokumen pembentukan kelembagaan peternak;

    4. Proses pembentukan kelembagaan peternak;

    5. Penguatan manajemen organisasi dan kelembagaan peternak;

    6. Pengembangan usaha diarahkan ke industri peternakan pedesaan;

    Secara ringkas strategi pengembangan kelembagaan peternak dapat dilihatpada bagan alir dibawah ini.

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 6

    Gambar 1 Bagan Alir Pengembangan Kelembagaan Peternak

    Peternak KelompokTernak

    Gapokter

    Fasilitasi Pengembangan Usaha

    PERUSAHAAN Saprodi BANK MITRA USAHA

    LKMA

    -Penataan Kelembagaan Peternak- Organisasi dan Manajemen KelembagaanPeternak- Aspek legal formal

    Pengawalan dan Pendampingan

    -KOPERASI-PT

    BUMP

    -Manajemen Kelembagaan EkonomiPeternak-Pengembangan Jejaring KemitraanUsaha-Diversifikasi Produk Ternak-Aspek legal formal

    Pengawalan dan Pendampingan

    KELEMBAGAAN EKONOMIPETERNAK YANG MANDIRI

    DAN PROFESIONAL

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 7

    D. Kelas Kelompok Peternak

    Berdasarkan SK Menteri Pertanian No.41/Kpts.OT.210/1/1992, tentang pedomanpembinaan kelompoktani-nelayan, maka pengakuan terhadap kemampuankelompok diatur sebagai berikut:a. Kelas Pemula, dengan piagam yang ditandatangani oleh Kepala Desa.b. Kelas Lanjut, dengan piagam yang ditandatangani oleh Camat.c. Kelas Madya, dengan piagam yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota.d. Kelas Utama, dengan piagam yang ditandatangani oleh Gubernur.

    Klasifikasi Kelompok peternak ini diharapkan dapat menjadi acuan dalampengambilan kebijakan Dinas yang membidangi fungsi peternakan baik diprovinsi maupun kabupaten/kota misalnya untuk seleksi CP/CL untuk kegiatanyang difasilitasi pemerintah.

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 8

    BAB III

    PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

    Upaya pengembangan pemberdayaan peternak dan kelembagaan peternakyang berdaya saing tinggi, dilakukan melalui kebijakan pengembangankapasitas kelembagaan peternak menjadi pengembangan kelembagaanekonomi peternak yang diarahkan menjadi badan usaha milik peternak atauBUMP dalam bentuk koperasi ternak dan atau pembentukan perseroan terbatasyang dapat meningkatkan status daya tawar peternak dengan berbagai pihak.

    Setiap kelembagaan peternak memiliki peluang untuk membentuk danmengembangan lembaga peternak, namun demikian kelembagaan peternakharus terbentuk berdasarkan kebutuhan untuk mengembangkan kegiatan usaha.Kriteria umum bagi peternak dalam upaya pembentukan kelembagaan peternakdiantaranya :

    1. Telah melakukan kegiatan usaha peternakan;

    2. Memiliki struktur organisasi dan kepengurusan kelompok peternak;

    3. Memiliki perencanaan usaha yang disusun secara partisipatif dalam kurunwaktu atau siklus usaha tertentu;

    4. Memiliki pencatatan dan pembukuan usaha;

    5. Telah membangun jejaring dalam pengembangan usaha dengan kelompokpeternak lainnya;

    6. Membutuhkan dukungan aspek legal formal untuk memperkuatpengembangan usaha.

    Tahapan pengembangan kelembagaan peternak terdiri dari persiapan,pembentukan kelembagaan peternak, pelaksanaan serta monitoring danevaluasi dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

    A. Persiapan

    Tahapan persiapan sebagaimana mestinya sudah dijelaskan pada babsebelumnya namun demikian secara umum Identifikasi kepada peternak dankelompok peternak yang berpotensi bertujuan untuk ditingkatkankapasitasnya menjadi kelembagaan peternak. Identifikasi dilakukan dengan

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 9

    Penelaahan data perkembangan usaha peternak dan peninjauan kelapangan.

    B. Pelaksanaan

    1. Identifikasi kelompok peternak;

    a. Penalaan data perkembangan kelompok peternak oleh petugas teknispeternakan kecamatan;

    b. Identifikasi kelompok peternak yang berpotensi untuk dikembangkankapasitasnya menjadi kelembagaan kelompok peternak.

    2. Hasil Identifikasi kelompok peternak selanjutnya direkap untukdisampaikan kepada Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangifungsi peternakan untuk difasilitasi dalam pengembangan kelembagaanpeternak.

    3. Sosialisasi pengembangan kelembagaan peternak oleh DinasPeternakan atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan.

    4. Musyawarar/rembug ternak untuk menyepakati pembentukankelembagaan peternak;

    5. Fasilitasi berupa pendampingan oleh petugas teknis peternakan bersamadengan pihak-pihak yang berkaitan dengan kelembagaan ekonomi,sepert Dinas Koperasi dan UKM, Pengusaha, Dinas Perdagangan,Asosiasi kelompok peternak dan Pengusaha peternakan serta pihakperbankan. Materi fasilitasi meliputi:

    a. Pengenalan bentuk-bentuk kelembagaan ekonomi peternak;

    b. Manfaat Kelembagaan ekonomi peternak;

    c. Persyaratan dan proses pembentukan kelembagaan ekonomipeternak;

    d. Struktur, tugas, tanggung jawab dan fungsi perangkat organisasikelembagaan peternak.

    6. Pendampingan oleh petugas teknis dilakukan sebagai bagian darikunjungan lapangan ke kelompok peternak sesuai jadwal yangdisepakati;

    7. Musyawarah/rembug kelompok peternak untuk menetapkan bentukkelembagaan ekonomi peternak. Dalam penetapan kelembagaanpeternak agar dilakukan secara partisifatif dan tidak ada pemaksaan

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 10

    tergantung dari kesiapan kelompok untuk membentuk kelembagaanekonomi peternak;

    8. Penyiapan dokumen-dokumen kelengkapan pembentukan kelembagaanekonomi peternak sesuai dengan bentuk kelembagaan yang disepakatidan persyaratan yang harus dipenuhi bagi kelembagaan terpilih.

    Setelah kelembagaan peternak terbentuk, maka diperlukan adanyafasilitasi berupa pendampingan oleh Dinas yang membidangi fungsi peternakanKabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat agar kelembagaan tersebut dapat berjalansecara profesional dan mampu mengembangkan diri menjadi lembaga peternakyang mandiri, serta meningkatkan usahanya sebagai lembaga usaha yangkomersial. Untuk itu diperlukan fasilitas bagi kelembagaan ekonomipeternak,diantaranya:

    1. Penguatan kapasitas manajerial usaha kelembagaan ekonomi peternakmelalui :

    a. Perencanaan usaha (business plan), sebagai satu bentuk usaha yangkomersial diperlukan adanya perencanaan usaha yang dapatmemberikan gambaran akan arah dan tujuan kelembagaan ekonomipeternak ini akan mengembangkan usahanya, untuk itu setiapkelembagaan ekonomi peternak harus menyusun perencanaan usaha(business plan) yang nasional;

    b. Pengembangan/diversifikasi produk, salah ciri berkembangnya kegiatanusaha yaitu dengan adanya pengembangan diversifikasi produk, padaawalnya mungkin baru satu jenis usaha atau produk yang dihasilkantetapi dengan perjalanan waktu maka setiap kelembagaan ekonomipeternak seharusnya mampu membuat rancangan pengembangandiversifikasi usaha;

    c. Perencanaan ketersedian dan pemasangan (marketing plan), sebagaiupaya untuk meningkatkan pemasaran produk, maka diperlukan adanyaperencanaan untuk menjangkau pasar dengan berbagai strategi;

    d. Keuangan, akuntansi dan perpajakan, untuk mewujudkan kelembagaanekonomi peternak yang profesional diperlukan adanya kemampuan untukmengelola keuangan dengan system akuntansi yang tertib dan bagikelembagaan ekonomi peternak yang telah terdaftar sebagai wajib pajakmaka diperlukan adanya kemampuan untuk bias menghitung pajaksebagai bagian dari kewajiban sebagai suatu kelembagaan usaha.

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 11

    2. Pengembangan Jejaring dan kemitraan antara lain melalui :

    a. Penguatan dan peningkatan likuiditas modal, pengembangankelembagaan ekonomi peternak harus dibarengi dengan adanyapenguatan permodalan baik melalui upaya peningkatan modal darikelembagaan keuangan maupun dengan pemupukan modal yang berasaldari internal;

    b. Intervensi dan pencairan pasar baru. Setelah usaha dijalankan, perluuntuk dilakukan evaluasi dan menganalisa kegiatan usaha denganmelakukan analisa harga, pendapatan konsumen, strategis pesaing sertapencairan pasar baru sebagai bagian dari pengembangan jejaringdengan dan kemitraan dengan pihak lain yang memiliki kesamaan visidalam pengembangan usaha.

    3. Pengembangan pelayanan informasi, pemagangan dan pelatihan bagi calonkelembagaan ekonomi peternak. Bagi kelembagaan ekonomi peternak yangtelah menunjukkan keberhasilan dalam kegiatan usahanya, dapat melengkapikegiatannya melalui pengembangan pelayanan informasi agribisnis hal inidapat memberikan dampak saing menguntungkan melalui pengembanganjejaring dan kemitraan. Selain itu dapat pula dikembangkan programpemagangan dan pelatihan bagi kelompok peternak yang akan membentukkelembagaan ekonomi peternak.

    C. Pembentukan Kelembagaan Peternak

    Pembentukan kelembagaan peternak terhadap peternak/kelompok peternakpotensial diawali dengan melakukan musyawarah/rembug untuk menyepakatipembentukan kelembagaan peternak.

    1. Kelembagaan ekonomi peternak dalam bentuk koperasi didaftarkanpendiriaannya di instansi yang menangani koperasi setempat dan disahkanuntuk mendapatkan legalitas dari notaris (tatacara pembentuakn koperasilihat Undang-undang Perkoperasian Nomor 17 Tahun 2012 dan MateriPenyuluhan tentang pembentukan koperasi petani/peternak);

    2. Kelembagaan ekonomi petani dalam bentuk Perseroan Terbatas didaftarkanpendiriannya di notaris dan dilanjutkan dengan pendaftaran di KementerianHukum dan Hak Asasi Manusia (Tata cara pembentukan dan Perusahanlihat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 dan Materi penyuluhan tentangPembentukan Perusahaan Pertanian di Pedesaan)

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 12

    D. Fasilitasi Kelompok Ternak

    Untuk menunjang pengembangan dan penguatan modal usaha kelompok perluadanya fasilitasi dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Sumber-sumber permodalan yang dapat diakses oleh kelompok peternak adalah sebagaiberikut :

    1. Modal Sendiri;2. Pelepas Uang dengan bunga relatif tinggi, tetapi mudah didapat hanya atas

    kepercayaan;

    3. Perbankan dengan bunga disubsidi s/d komersial dgn mengacu padaketentuan perbankan dan non perbankan (misalnya dana Skim Kredit KUPS,KKP-E);

    4. Pemerintah (APBN) melalui Dana Bantua Langsung ke Masyarakat/Kelompok Tani Ternak.

    Gambar 2. Alur peningkatan pengembangan kelembagaan peternak

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 13

    BAB IV

    PENGORGANISASIAN

    Organisasi pelaksanan kegiatan pengembangan kelembagaan peternak berada padakelembagaan baik ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang membidangi fungsipeternakan, dengan tugas dan peran masing-masing sebagai berikut :

    a. Pusat

    1. Menyusun petunjuk pelaksanaan pengembangan kelembagaan peternaksebagai acuan Dinas yang membidangi fungsi peternakan di provinsi dankabupaten/kota dalam menyusun Petunjuk Teknis (juknis) pelaksanaankegiatan.

    2. Mensosialisasikan petunjuk pelaksanaan pengembangan kelembagaan kepadaseluruh instansi terkait di daerah pelaksanaan kegiatan;

    3. Menyusun perencanaan pembinaan pengembangan kelembagaan dalam rangkapemberdayaan peternak;

    4. Melakukan kompilasi dan validasi data berdasarkan hasil laporan dari provinsitentang perkembangan kelembagaan peternak sebagai bahan perumusankebijakan pembinaan dan pemberdayaan peternak lebih lanjut;

    5. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan kelembagaanpeternak di daerah;

    b. Provinsi

    1. Menyusun petunjuk teknis pengembangan kelembagaan peternak danmensosialisasikannya kepada para stakeholders kegiatan;

    2. Menyusun perencanaan pembinaan pengembangan kelembagaan dalam rangkapemberdayaan peternak;

    3. Melakukan kompilasi dan validasi data berdasarkan hasil laporan darikabupaten/kota tentang perkembangan kelembagaan peternak sebagai bahanperumusan kebijakan pembinaan dan pemberdayaan peternak lebih lanjut;

    4. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan kelembagaanpeternak di Kabupaten/kota;

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 14

    c. Kabupaten/Kota

    1. Menyusun petunjuk teknis pengembangan kelembagaan peternak danmensosialisasikannya kepada para stakeholders kegiatan;

    2. Menyusun perencanaan pembinaan pengembangan kelembagaan dalam rangkapemberdayaan peternak;

    3. Melakukan kompilasi dan validasi data berdasarkan hasil laporan dari peternaktentang perkembangan kelembagaan peternak sebagai bahan perumusankebijakan pembinaan dan pemberdayaan peternak lebih lanjut;

    4. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan kelembagaanpeternak.

    d. Petugas Teknis Kecamatan

    1. Menyebarluaskan Petunjuk Teknis pengembangan kelembagaan peternaksebagai acuan bagi para petugas pendamping kelompok di tingkatdesa/kelurahan;

    2. Menjelaskan Juknis pengembangan kelembagaan peternak kepada parapetugas pendamping kelompok di tingkat desa/kelurahan;

    3. Menyusun jadwal pengawalan pelaksanaan kegiatan pengembangankelembagaan;

    4. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan kelembagaanpeternak di setiap desa/kelurahan;

    5. Melakukan kompilasi dan validasi data berdasarkan hasil laporan dari petugaspendamping kelompok tentang perkembangan kelembagaan kelompok ternakhasil pengawalan;

    6. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan kelembagaanpeternak sebagai bahan informasi dan perencanaan kegiatan lebih lanjut;

    7. Melaporkan perkembangan kelembagaan ekonomi peternak ke DinasPeternakan atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan kabupaten/kota;

    d. Petugas Pendamping Kelompok

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 15

    1. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan pengembangan kelembagaan peternakdalam rangka pemberdayaan wilayah binaannya;

    2. Melakukan kegiatan pengembangan kelembagaan ekonomi peternak dalamrangka pemberdayaan di wilayah binaannya dan ;

    3. Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pengembangankelembagaan peternak untuk dilaporkan ke Petugas Teknis PeternakanKecamatan.

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 16

    BAB V

    MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

    A. Monitoring dan Evaluasi

    Monitoring adalah pemantauan proses pelaksanaan pengembangan kelembagaan peternakyang dilakukan dengan membandingkan antara hasil yang dicapai dengan hasil yangdisusun serta mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan yang direncanakansebagai dasar untuk perbaikan lebih lanjut.

    Evaluasi adalah menilai efisiensi dan efektifitas rencana. Kegiatan ini dilakukan denganmembandingkan dengan hasil dan tujuan akhir dalam pelaksanaan pengembangankelembagaan peternak.

    Monitoring dan evaluasi penumbuhkembangan kelembagaan ekonomi peternak dilakukanoleh kelembagaan peternakan disetiap jenjang wilayah. Adapun ruang lingkup monitoringdan evaluasi pengembangan kelembagaan peternak antara lain:

    1. Keragaan dan kesiapan kelembagaan peternak yang berpotensi untuk dikembangkankapasitasnya menjadi kelembagaan ekonomi peternak;

    2. Proses musyawarah/rembug ternak, kelompok ternak/gapoknak untuk menyepakatipemilihan dan pembentukan kelembagaan ekonomi peternak;

    3. Penyiapan dokumen-dokumen kelengkapan pembentukan kelembagaan peternakseusai dengan bentuk kelembagaan yang disepakati;

    4. Pendaftaran dan pengesahaan untuk mendapatkan legalitas formal;

    5. Penguatan kapasitas manajerial usaha kelembagaan peternak;

    6. Pengembangan jejaring dan kemitraan kelembagaan peternak dengan pihak terkaitlainnya dan;

    7. Peningkatan kapasitas kelembagan peternak sebagai sentra pengembangan SDMpeternak di pedesaan.

    B. Pelaporan

    Hasil monitoring dan evaluasi dilaporkan mulai dari tingkat kabupaten/kota, Provinsi hinggake pusat.

  • Pedoman Teknis Pengembangan Kelembagaan Peternak Page 17

    PENUTUP

    Kegiatan agribisnis pedesaan merupakan sinergi dari upaya pemberdayaan peternak,pengembangan sumber daya peternakan, serta pengembangan dan iseminasi inovasiteknologi. Hasil utama pemberdayaan adalah perubahan pola fikir, wawasan dan perilaku yangditujukan dengan tumbuhnya kembali rasa percaya diri, kebersamaan, etos kerja sertakesadaran akan potensi individu dan masyarakat peternak untuk membangun masa depannyamelalui pengembangan agribisnis berbasis ionvasi teknologi.

    Pengembangan kelembagaan peternak merupakan upaya untuk meningkatkankan kapasitaskelembagaan peternak melalui perbaikan manajerial usaha, pengembangan dan diversifikasiusaha yang yang dibangun dalam satu kelembagaan usaha.

    Pengembangan kelembagaan peternak diharapkan dapat memperkuat kemandirianmasyarakat peternak dalam pembangunan peternakan yang berkelanjutan.

    DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN