10E00086

63
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010. LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH & AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP) PADA DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH : NURDIN M SITORUS 062600133 Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

description

aku ra eruh

Transcript of 10E00086

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

    MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH & AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP) PADA DINAS

    PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    OLEH :

    NURDIN M SITORUS 062600133

    Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi pada Program Studi Diploma III

    Administrasi Perpajakan

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

    2009

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    KATA PENGANTAR

    Salam Sejahtera

    Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penyusun panjatkan pada Tuhan

    Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

    Pada kesempatan ini penulis akan membahas suatu topik dengan judul

    Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah

    dan Air Permukaan (P3ABT & APU).Adapun penulisan Laporan Tugas Akhir ini

    dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk dapat mencapai kelulusan bagi

    mahasiswa Program Studi Diploma-III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

    Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini Penulis menyadari sepenuhnya, dimana

    masih banyak kekurangan dan kelemahan yang harus dibenahi. Dan dalam hal ini

    disebabkan keterbatasan Ilmu Pengetahuan dan Pengalaman yang dimiliki oleh penulis

    dalam memperoleh dan mengumpulkan dan mengolah data. Meskipun demikian Penulis

    berusaha semaksimal mungkin agar tulisan ini dapat tersussun dengan baik dan selesai

    sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan sikap terbuka

    Penulis menerima segala saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun

    kearah perbaikan demi kesempurnaan penulisan ini, dan dapat memberikan manfaat

    dimasa yang akan datang.

    Pada kesempatan ini juga penulis mengakui dan sangat memahami bahwa tanpa

    bantuan dari berbagai pihak-pihak yang terkait penulis tidak dapat menyelesaikan

    Laporan ini, untuk itu sudah sepantasnya Penulis mengucapkan Terima Kasih yang

    sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan yang telah memberikan

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    banyak motivasi kepada Penulis dalam hal menyelesaikan Laporan ini, terutama sekali

    kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

    Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

    2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Jurusan PRODIP-III

    Administrasi Perpajakan Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan selaku

    Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan serta meluangkan

    waktunya kepada Penulis dalam penulisan Laporan ini.

    3. Bapak Dr. A.Kadir,SH.MSi selaku Kepala Kantor Dinas Pendapatan Provinsi

    Sumatera Utara yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir

    ini.

    4. Bapak H.Adriansyah P.Siregar, SE selaku Kasi Tekhnik Perpustakaan dan

    sekaligus sebagai Supervisor Lapangan yang telah banyak membantu dan

    meluangkan waktunya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    5. Terima Kasih yang tak terlupakan untuk staf-staf ataupun pegawai yang ada di

    Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara khususnya staf seksi

    ABT/APU yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas

    Akhir ini.

    6. Terima Kasih buat Para Dosen D-3 Administrasi Perpajakan yang telah

    memberikan Ilmu Pengetahuan selama Penulis kuliah.

    7. Terima Kasih buat Ibu Elita dan juga kak Korbi atas masukan dan informasinya

    yang sangat penting bagi Penulis.

    8. Terima Kasih kepada seluruh pegawai Prodip-III Administrasi Perpajakan.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    9. Teristimewa dan yang paling utama buat Keluarga Besar Penulis, terutama

    sekali untuk Ayahanda dan Ibunda (Alm) tercinta yang telah mengasuh,

    membesarkan, mendidik dan membimbing Penulis dari kecil hingga dewasa dan

    yang mempunyai andil penting dalam memberikan dukungan moral dan materil

    serta doa restunya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    10. Buat Abang dan Adek Penulis yang paling Penulis sayangi yang selalu

    mendoakan, mendukung, membantu dan mengingatkan Penulis dan juga untuk

    semua keluarga, Penulis mengucapkan banyak terimakasih.

    11. Buat teman-teman stambuk 06 yang ada di Prodip-IIII khususnya buat teman-

    teman yang paling Penulis sayangi (Golbert ,Datuk,Roy,Benny Roy,Robinson,

    Yanta,Desman,Timbul,Sabar,dll) yang telah membantu dan juga telah

    memberikan semangat serta dukungan penuh kepada Penulis dalam

    menyelesaikan Tugas Akhir ini.Thx 4 ALL.

    12. Buat anak-anak X-EtnoMusikologi,Penulis mengucapkan banyak Terima Kasih

    buat setiap bantuan dan dukungan yang diberikan dalam hal menyelesaikan tugas

    akhir ini. Thx 4 ALL.

    13. Buat anak-anak Narasaoncrew Team,Penulis mengucapkan Terima Kasih atas

    bantuan yang diberikan dalam hal menyelesaikan tugas akhir ini.

    14. Buat anak-anak Dalnet,terima kasih Penulis Ucapkan Buat dukungannya selama

    ini.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Akhir kata Penulis mengucapkan banyak Terima Kasih kepada semua pihak yang

    telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Harapan Penulis Semoga

    Laporan Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak dan mudah-mudahan dapat

    menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.

    Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa jugalah Penulis kembali berserah diri,

    mudah-mudahan yang Penulis dapat saat ini mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa

    karena tiada kata satupun yang dapat terwujud jika tidak atas kehendak dan seizinnya.

    Medan, Agustus 2009

    Penulis

    Nurdin M SITORUS

    062600133

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI. v

    BABI PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang PKLM .. 1

    B. Tujuan dan Manfaat .. 3

    C. Ruang Lingkup PKM.. 6

    D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri . 7

    E. Metode Pengumpulan Data ... 8

    F. Sistematika Penulisan Laporan PKL...... 9

    BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA

    LAPANGAN

    A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi

    Sumatera Utara 12

    B. Struktur Organisasi .. 14

    C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi.. 18

    D. Gambaran Pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera

    Utara 30

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGAMBILAN dan PEMANFAATAN

    AIR BAWAH TANAH dan AIR PERMUKAAN

    A. Defenisi P3ABT & AP. 32

    B. Ketentuan Umum P3ABT & AP.... 33

    C. Dasar Hukum Pemungutan P3ABT & AP . 37

    D. Objek P3ABT & AP . 39

    E. Subjek dan Wajib P3ABT & AP .... 44

    F. Dasar Pengenaan ,Tarif,Tata Cara Perhitungan

    dan Penetapan P3ABT & AP. .. 49

    G. Masa Pajak,Tahun Pajak,Saat Terutang Pajak

    dan Wilayah P3ABT & AP . 50

    H. Tata Cara Pembayaran Pajak ..

    BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

    A. Mekanisme Pemungutan P3ABT & APU .. 51

    B. Target dan Realisasi Penerimaan P3ABT & APU

    Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara .. 52

    C. Hambatan-hambatan Utama yang menyebabkan banyaknya

    Wajib Pajak tidak membayar

    Pajak ABT & APU 5

    D. Upaya--upaya yang Dilakukan Oleh Kantor

    Dispenda Pemprovsu dalam Penerimaan P3ABT & APU 55

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    A. Kesimpulan 56

    B. Saran .. 58

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BAB I

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI ( PKLM )

    Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

    Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang,oleh karena

    itu menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan dalam

    rangka kegotong-royongan Nasional sebagai peran serta masyarakat dalam pembangunan

    Nasional dan pembiayaan Negara.

    Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

    berkesinambungan yang bertujuan untuk memungkinkan kesejahteraan rakyat baik materi

    maupun spiritual.Untuk merealisasikan tujuan tersebut,perlu banyak memperhatikan

    masalah pembiayaan pembangunan.Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian

    suatu bangsa dan Negara dalam pembiayaan dan pembangunan yaitu menggali sumber

    dana yang berasal dari negeri yaitu berupa pajak.Pajak ditetapkan untuk membiayai

    pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama,khususnya melalui pajak daerah.

    Dengan dilakukannya system otonomi daerah (otda) berdasarkan Undang-Undang

    Nomor 32 Tahun 2004,tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33

    Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

    Daerah,maka pemerintah daerah akan lebih giat dalam membangun rumah tangga

    daerahnya sendiri melalui pengenaan pajak daerah yang menjadi pendapat asli daerah.

    Untuk membiayai rumah tangga daerah tersebut,pemerintah sendiri telah

    menetapkan Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan berdasarkan

    ketetapan yang berlaku.Terdapat pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    pajak daerah dan retribusi daerah,dimana pajak daerah tersebut terbagi menjadi dua jenis

    yaitu : Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten

    Pajak Provinsi tersebut terdiri dari :

    1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

    2. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraaan di Atas Air.

    3. Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

    4. Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air di Bawah Tanah dan Air

    Permukaan.

    Melalui pengenaan pajak terhadap fasilitas yang disebutkan diatas,salah

    satunyaPajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air di Bawah Tanah dan Air Permukaan

    (P3 ABT & AP) sangat menunjang bagi pemasukan anggaran rumah tangga daerah.

    Pengenaan pajak terhadap Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air di Bawah

    Tanah dan Air Permukaan (P3 ABT & AP) merupakan fasilitas potensial bagi

    Pendapatan Asli Daerah (PAD).Untuk menopang pendapatan anggaran rumah tangga

    daerah sendiri,sesuai dengan ketetapan yang berlaku dan sesuai dengan Undang

    Undang No.34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan Undang Undang No.33 tahun 2004

    perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.Dengan adanya kepastian

    hukum,pemerintah memiliki dasar hukum yang kuat dalam menentukan dan memungut

    pajak.Di lain pihak masyarakat lebih memahami akan pentingnya pajak bagi

    pembangunan.

    Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan bagi

    mahasiswa untuk mengaplikasikan teori maupun ilmu yang sudah diperoleh dan

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    menuangkannya di dalam PKLM dalam rangka menyelesaikan program studi di bangku

    perkuliahan.

    Dengan demikian penulis mencoba ingin mengetahui lebih jauh mengenai

    kebijakan yang berlaku oleh pemerintah daerah dalam menerapkan peraturan khususnya

    P3 ABT & AP terhadap wajib pajak,oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk

    mengadakan penelitian dengan judul MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK

    PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH & AIR

    PERMUKAAN (P3 ABT & AP) PADA DINAS PENDAPATAN PROPINSI

    SUMATERA UTARA

    B. TUJUAN DAN MANFAAT PKLM

    Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang wajib

    dilakukan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Adminstrasi

    Perpajakan pada Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

    Tujuan penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah :

    1. Untuk mengetahui tentang mekanisme pemungutan pajak pengambilan dan

    pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan (P3 ABT & AP) pada UPDT

    Provinsi Sumatera Utara.

    2. Untuk mengetahui tata cara perhitungan P3 ABT & AP.

    3. Untuk mengetahui realisasi dan penetapan target P3 ABT & AP pada tahun

    anggaran 2008 2009.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan utama dalam pelaksanaan pemenuhan

    kewajiban pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

    5. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Dispenda dalam

    meningkatkan pungutan P3ABT & AP.

    Mamfaat yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah:

    1. Bagi Mahasiswa

    a. Mengaplikasikan teori maupun ilmu yang sudah diperoleh dan menuangkannya

    dalam permasalahan yang timbul selama praktik kerja lapangan mandiri pada

    kantor Dispenda Sumatera Utara.

    b. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan social terhadap dunia kerja nyata.

    c. Menumbuhkan dan menciptakan semangat professional dalam melaksanakan

    pekerjaan ,serta mengembangkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan.

    d. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air

    Bawah Tanah dan Air Permukaan (P3 ABT & AP).

    2. Bagi Kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Sumatera Utara

    a. Untuk meningkatakan kualitas generasi muda dengan praktek kerja lapangan

    jangka pendek.

    b. Sebagai sarana untuk mempromosikan sumber daya manusia yang ahli dan sesuai

    dengan keahliannya.

    c. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara pihak Universitas Sumatera

    Utara dengan kantor Dispenda Provinsi Sumatera Utara.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    d. Membuat masukan bagi kantor dalam rangka peningkatan,perencanaan dan

    pembangunan

    e. Memperoleh ide-ide baru dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan

    Mandiri(PKLM).

    3. Bagi Lembaga Pendidikan ( Universitas Sumatera Utara )

    a. Sebagai sarana untuk mempromosikan sumber daya manusia yang ahli dan sesuai

    dengan keahliannya.

    b. Meningkatkan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara dengan Kantor

    Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.

    c. Membangun dunia kerja untuk diuji secara nyata melalui praktik kerja lapangan

    pada mahasiswa.

    d. Meningkatkan pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang

    dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera

    Utara.

    C. Ruang Lingkup PKLM

    Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling dasar dalam melakukan kegiatan

    PKLM ini sehingga dapat terealisasi dan mudah dimengerti,maka penulis terlebih dahulu

    membatasi kegiatan dengan masalah-masalah pokok yang akan diteliti dan akan dibahas :

    a. Mekanisme pemungutan P3 ABT & AP.

    b. Cara menghitung P3 ABT & AP.

    c. Saat terjadinya P3 ABT & AP.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    d. Penetapan target dan realisasi P3 ABT & AP tahun anggaran 2008 -2009.

    e. Hambatan yang ditemui dan upaya yang dapat dilakukan oleh DINAS

    PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA dalam memungut P3 ABT &

    AP.

    D. METODE PKLM

    Adapun yang menjadi metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) antara

    lain :

    1. Tahap persiapan

    Pada tahapan ini penulis melakukan berbagai persiapan,dimulai dari

    mempersiapkan judul PKLM,lokasi PKLM,mengajukan proposal hingga diseminarkan

    dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

    2. Studi Literatur

    Penulis mencari sumber-sumber bacaan,seperti buku-buku,surat edaran,surat

    Keputusan Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak serta Undang-Undang dan segala sesuatu

    yang berhubungan dan bias dijadikan sumber oleh penulis dalam rangka melakukan

    praktik kerja ini.

    3. Observasi lapangan

    Penulis melakukan observasi atau pengamatan lapangan di kantor DINAS

    PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA mengenai objek PKLM.

    4. Pengumpulan data

    Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan Mekanisme Pemungutan P3

    ABT & AP melalui penelitian pustakaan dan penelitian lapangan.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    5. Analisa data dan evaluasi

    Penulis ingin menganalisa data,mengevaluasi data tentang target penerimaan dan

    realisasi penerimaan pajak P3 ABT & AP.

    E. METODE PENGUMPULAN DATA

    1. Data Primer

    a. wawancara ( Interview)

    Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan

    wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten dan

    menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengakapi.

    b. Observasi

    Yaitu kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan cara

    langsung maupun tidak langsung terjun kelapangan untuk melakukan peninjauan dengan

    mengamati,mendengar,dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan

    berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan

    pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.

    c. Dokumentasi

    Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar

    dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi dalam hal ini kantor DINAS

    PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PKLM

    Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan laporan ini adalah sebagai

    berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam hal ini diuraikan mengenai latar belakang PKLM tentang

    pajak P3 ABT & AP,pembahasan dan penjelasan,tujuan penulisan

    serta bentuk sistematika penulisan laporan PKLM.

    BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

    Dalam hal ini penulis menguraikan gambaran umum dari kantor

    DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA

    UTARA.Tentang sejarah singkat,struktur organisasi,uraian tugas

    pokok dan fungsi serta gambaran pegawai.

    BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK

    Dalam bab ini penulis menguraikan secara sistematis mengenai

    gambaran umum P3 ABT & AP,pengertian,ketentuan umum,nama

    objek dan subjek,tariff P3 ABT & AP dan cara perhitungan P3

    ABT & AP,proses pemungutan P3 ABT & AP,dasar P3 ABT &

    AP dan saat terjadinya P3 ABT & AP.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    BAB IV ANALISIS EVALUASI

    Dalam bab ini diuraikan penganalisaan terhadap data yang didapat

    serta mengevaluasi data tersebut.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang

    dianggap perlu yang diperoleh dari totalitas penelitian.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    BAB II

    GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PROVINSI

    SUMATERA UTARA

    A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

    Pada mulanya urusan Pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi

    Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan . Berdasarkan Surat

    Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang

    Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, sejak 16 Mei 1973

    Biro Keuangan berubah nomenklatur menjadi Direktorat Keuangan.Sebagai konsekuensi

    perubahan tersebut maka Bagian Pajak dan Pendapatan mengalami perubahan menjadi

    Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.

    Perubahan terus dilakukan dengan diterbitkannya SK Gubernur Sumatera Utara

    tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU (sebagai tindaklanjut Surat Keputusan

    Menteri Dalam Negeri R.I. tanggal 7 Nopember 1974 Nomor Finmat 7/15/3/74),

    sehingga sejak tanggal 1 April 1975 , Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan

    statusnya menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya, melalui SK Mendagri No.

    KUPD 3/12/43 tertanggal 1 September 1975 tentang.Pembentukan Dinas Pendapatan

    Daerah Tingkat II seluruh Indonesia,Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi

    Dinas Pendapatan Daerah.Semula pembentukannya dilakukan berdasarkan SK Gubernur

    Sumatera Utara Nomor 143/II/GSU, yang lebih lanjut keberadaannya diperkuat dengan

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Perda Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 (mulai berlaku tanggal 31 Maret

    1976).

    Sebagai tindaklanjut dari UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

    Daerah jo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP R.I) Nomor 84 Tahun 2000

    tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara

    mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tanggal 31 Juli 2001 tentang Dinas-

    Dinas sebagai Institusi teknis, yang membantu Pemerintah Provinsi (Gubernur) dalam

    melaksanakan tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan (medebewind).

    Salah satu Dinas tersebut adalah DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI

    SUMATERA UTARA (DIPENDASU).Mengingat luasnya wilayah kerja dari Dinas

    Pendapatan yang meliputi seluruh wilayah Sumatera Utara maka untuk efisiensi dan

    efektifitas pelaksanaan tupoksinya maka dibentuklah UPTD/Unit Pelaksana Teknis Dinas

    (sebelumnya disebut cabang dinas).

    Berdasarkan pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 dan sesuai dengan otonomi

    yang diberikan, maka daerah diberikan hak untuk mengurus rumah tangganya sendiri dan

    sebagai konsekuensinya daerah diberikan sumber-sumber keuangan yang cukup. Untuk

    mengelola sumber-sumber tersebut maka dibentuklah dinas-dinas dimana salah satunya

    adalah Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.

    Sesuai dengan tupoksinya sebagai penyelenggara sebagian kewenangan pemerintahan

    maupun tugas dekonsentrasi di bidang pendapatan daerah, Dipendasu memiliki peranan

    yang sangat strategis yakni : sebagai pengelola utama sumber Pendapatan Asli Daerah

    (PAD) yang digunakan mendanai belanja Provinsi Sumatera Utara, dengan berpedoman

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    pada prinsip akuntabilitas, transparansi, efisien dan efektif . Dengan peran yang strategis

    ini, Dispenda dituntut untuk :

    1. Mampu meningkatkan PAD secara terus menerus khususnya penerimaan dari

    Pajak Daerah dan Retribusi Jasa Ketatausahaan.

    2. Mampu mewujudkan Pelayanan Prima (exelent servive) dalam pelaksanakan

    administrasi Pajak Daerah dan Retribusi.

    3. Mampu mengoptimalkan kewenangan di bidang Pajak Daerah dan Retribusi

    Daerah yang telah diberikan.

    4. Mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pajak.

    Dalam melaksanakan tugas sebagai salah satu pengelola utama pendapatan daerah,

    adapun wilayah kerja Dispendasu meliputi seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara yang

    terdiri dari 28 daerah otonom tingkat Kabupaten/Kota. Sebagai upaya mengantisipasi

    luasnya wilayah pengelolaan, Pempropsu telah membentuk UPTD-UPTD yang kemudian

    ditindaklanjuti melalui kebijakan pemekaran.

    Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas Pendapatan terdiri dari :

    1. UPT Medan Utara,dengan Wilayah Kerja meliputi sebagian Kota Medan dan

    sebagian dari Kabupaten Deli Serdang.

    2. UPT Medan Selatan,dengan Wilayah Kerja meliputi sebagian Kota Medan

    dan sebagian dari Kabupaten Deli Serdang

    3. UPT Binjai,dengan Wilayah Kerja kota Binjai dan Kabupaten Langkat.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    4. UPT Pematang Siantar,dengan Wilayah Kerja Kota Pematang Siantar dan

    Kabupaten Simalungun.

    5. UPT Kisaran,dengan Wilayah Kerja Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung

    Balai.

    6. UPT Rantau Prapat,dengan Wilayah Kerja Kabupaten Labuhan Batu.

    7. UPT Padang Sidimpuan,dengan Wilayah Kerja Kota Padang Sidimpuan dan

    Kabupaten Tapanuli Selatan.

    8. UPT T.Tinggi,dengan Wilayah Kerja Kota Tebing Tinggi.

    9. UPT Kabanjahe, dengan Wilayah kerja kabupaten Tanah Karo.

    10. UTP Sibolga, dengan Wilayah Kerja Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli

    Tengah.

    11. UPT Sidikalang, dengan wilayah Kerja Kabupaten Dairi.

    12. UPT Gunung Sitoli, dengan Wilayah Kerja Kabupaten Nias.

    13. UPT Balige, dengan Wilayah Kerja Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli

    Utara.

    14. UPT Penyabungan, dengan Wilayah Kerja kabupaten Mandailing Natal.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

    Berdasarkan keputusan Walikota Medan No. 25 Tahun 2002 Pasal 5, susunan

    organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utaraterdiri dari :

    1. Kepala Unit

    2. Sub Bagian Tata Usaha

    3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB )

    4. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA )

    5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT/APU dan PBB-KB.

    6. Seksi Retribusi

    7. Seksi Pendapatan lain-lain.

    C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

    Sesuai dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 060.254.K TAHUN

    2004 tentang tugas,fungsi,dan tata kerja Dinas Pendapatan serta Organisasi dan Tata

    Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara:

    a. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara

    b. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan pemerintahan daerah otonomi oleh

    Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut Azas

    Desentralisasi.

    c. Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara yang selanjutnya disebut

    Gubernur,adalah yang memimpin Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

    berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Dewan Perwakilan Rakyat

    Daerah.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    d. Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Sumatera Utara yang selanjutnya disebut

    DPRD,adalah Badan Legislatif daerah Provinsi Sumatera Utara.

    e. Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Perangkat

    Daerah,terdiri dari Sekretariat Daerah,Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah

    lainnya.

    f. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Sekretaris

    Daerah.

    g. Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Dinas-

    Dinas Daerah.

    h. Tugas Dekonsentrasi adalah Kewenangan yang dilimpahkan oleh Pemerintah

    kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah.

    i. Tugas Pembantuan adalah Penugasan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

    Provinsi atau dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota,untuk

    melaksanakan tugas tertentu.

    j. Kebijakan Daerah adalah Kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan

    Daerah yang ditetapkan oleh Kepada Daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

    Daerah.

    k. Standar adalah Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan

    dalam melaksanakan kegiatan.

    l. Dinas Pendapatan Propinsi Sumatera Utara selanjutnya disebut Dinas.

    m. Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut

    Kepala Dinas.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    n. Wakil Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya

    disebut wakil Kepala Dinas.

    o. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara yang

    selanjutnya disebut Unit.

    p. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,yang

    selanjutnya disebut Kepala Unit.

    Kepala Unit mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam

    pengadministrasian,pengutipan,dan penyetoran PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak

    ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan Pendapatan lain-lain.Untuk melaksanakan tugas

    tersebut, Kepala Unit mempunyai fungsi sebagai berikut:

    1. Penyusunan dan penyempurnaan Standar-standar pendataan

    potensi,penyuluhan,pengadministrasian,pengutipan dan penyetoran serta

    pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak ABT/APU,PBB-

    KB,Retribusi dan Pendapatan lain-lain.

    2. Penyelenggaran optimalisasi pendataan

    potensi,pengadministrasian,pengutipan,dan penyetoran serta pelaporan hasil

    pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan

    Pendapatan lain-lain serta pelaporannya sesuai ketentuan dan Standar yang

    ditetapkan.

    3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala

    Dinas,sesuai bidang tugas dan fungsinya.

    4. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas

    dan Wakil Kepala Dinas,sesuai bidang tugas dan fungsinya.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    5. Pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada

    Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas,sesuai Standar yang ditetapkan.

    Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud,Kepala Unit

    dibantu oleh:

    1. Sub Bagian Tata Usaha

    2. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

    3. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA)

    4. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatann ABT/APU dan PBB-KB

    5. Seksi Retribusi

    6. Seksi Pendapatan lain-lain

    D. Tata Kerja

    1. Sub Bagian Tata Usaha

    Bagian Tata Usaha di pimpin oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang dalam

    melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

    Bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas di bidang

    ketatausahaan yang meliputi pengolahan administrasi keuangan, kepegawaian,

    perlengkapan, perumahtanggaan, dan urusan umum lainnya.

    Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :

    a. Menyusun rencana kebutuhan keuangan,Personil dan Peralatan UPT,sesuai

    ketentuan dan standar yang ditetapkan.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    b. Menyelenggarakan pengelolaan Keuangan,Personil,Peralatan dan Ketatausahaan

    UPT,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

    c. Menghimpun bahan/data dari seksi lainnya,untuk Pembukuan dan Pelaporan hasil

    pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan

    Pendapatan lain-lain sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

    d. Melaksanakan tugas lain yag diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya.

    e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya.

    f. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada

    Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.

    2. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

    Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) mempunyai tugas :

    a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan

    memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar

    jumlah tagihan,tunggakan dan denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik

    Nama Kendaraan Bermotor sesuai ketentuan dan Standar yang ditetapkan.

    b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya.

    c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan

    tugasnya.

    d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

    Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    3. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA)

    Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA) memiliki tugas sebagai berikut :

    a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan

    memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar

    jumlah tagihan,tunggakan dan denda Pajak Kendaraan di Atas Air,serta Bea Balik

    Nama Kendaraan di Atas Air,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

    b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya

    c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan

    tugasnya.

    d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

    Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.

    4. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatann ABT/APU dan PBB-KB

    Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatann ABT/APU dan PBB-KB

    tugas sebagai berikut :

    a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan

    memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar

    jumlah tagihan,tunggakan dan denda Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air

    Bawah Tanah dan Air Permukaan,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

    b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya

    c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan

    tugasnya.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

    Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.

    5. Seksi Retribusi

    a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan

    memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar

    jumlah tagihan,tunggakan dan denda retribusi,sesuai ketentuan dan standar yang

    ditetapkan.

    b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya

    c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan

    tugasnya.

    d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

    Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.

    6.Seksi Pendapatan lain-lain

    a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan

    memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar

    jumlah tagihan,tunggakan dan denda setiap jenis pendapatan lain,sesuai ketentuan

    dan standar yang ditetapkan.

    b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya

    c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan

    tugasnya.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

    Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.

    E. Gambaran Umum Pegawai Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

    Sebagai gambaran umum mengenai pegawai yang ada pada Sinas Pendapatan

    Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel I

    Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

    TAHUN 2009

    No Bagian / Subdis Jumlah

    1 Kepala Dinas 1 orang

    2 Bagian Tata Usaha 22 Orang

    3 Sub Dinas Program 11 Orang

    4 Sub Dinas Pendapatan dan Penetapan 53 orang

    5 Sub Dinas Penagihan 29 orang

    6 Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain 21 orang

    7 Sub Dinas Bagi HAsil Pendapatan 66 orang

    8 Bagian Pemegang Kas 22 orang

    9 Bagian Pemegang Barang Berharga 6 orang

    10 Bagian Pemegang Barang 5 orang

    11 Bagian Swasekola 80 orang

    Jumlah PNS dan Swakelola 316 orang

    Sumber : Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Keterangan :

    Pegawai Negeri Sipil : 236 Orang

    Pegawai Swakelola : 80 Orang

    TNI Yang dikaryakan 1 Orang

    __________

    Jumlah Pegawai DISPENDA : 317 Orang

    Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa kantor Dinas Pendapatan Provinsi

    Sumatera Utara mempunyai komposisi pegawai sebagai berikut :

    Satu orang Kepala Dinas, 22 orang Bagian Tata usaha, 11 orang Sub Dinas Program, 53

    orang Sub Dinas Pendapatan dan Penetapan Lain-lain, 29 orang Sub Dinas Penagihan, 21

    orang Sub Dinas Retribusi dan pendapatan lain-lain, 66 orang Sub Dinas Bagi Hasil

    Pendapatan, 22 orang Bagian Pemegang Kas, 6 orang bagian Pemegang Barang

    Berharga, 5 orang Bagian Pemegang Barang, 80 orang bagian Swasekola, dan fungsi 1

    orang TNI yang dikaryakan untuk membantu dalam penagihan pajak oleh wajib pajak.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Tabel II

    Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

    Golongan Jumlah

    Golongan IV/c 1 orang

    Golongan IV/b 4 orang

    Golongan IV/a 5 orang

    Golongan III/d 35 orang

    Golongan III/c 25 orang

    Golongan III/b 78 orang

    Golongan III/a 39 orang

    Golongan II/d 21 orang

    Golongan II/c 17 orang

    Golongan II/b 3 orang

    Golongan II/a 8 orang

    Sumber : Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

    Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa Kantor Dinas Pendapatan Provinsi

    Sumatera Utara mempunyai jumlah pegawai berdasarkan golongan sebagai berikut :

    Golongan IV/c, 4 orang Golongan IV/b, 5 orang Golongan IV/a, 35 orang Golongan

    III/d, 25 orang Golongan III/c, 78 orang Golongan III/b, 39 orang Golongan III/a, 21

    orang Golongan II/d, 17 orang Golongan II/c, 3 orang Golongan II/b, 8 orang Golongan

    II/a.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    BAB III

    GAMBARAN DATA PAJAK PENGAMBILAN dan PEMANFAATAN AIR

    BAWAH TANAH dan AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP)

    A. Defenisi P3 ABT & AP

    Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan

    pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat di andalkan.

    Kebutuhan ini semakin di rasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya otonomi

    daerah di Indonesia, yaitu mulai tanggal 1 Januari 2001. Dengan adanya otonomi daerah

    dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung

    pembiayaan pengeluaran daerah. Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang

    mungkin di pungut oleh daerah, Undang-undang tentang pemerintahan daerah

    menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan yang

    berasal dari dalam daerah dan dapat di kembangkan sesuai dengan kondisi masing-

    masing daerah.

    Di Indonesia pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah daerah

    bersumber hukum pada Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 yang sebagaimana telah

    diubah menjadi Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang membahas tentang pajak

    daerah dan retribusi daerah. Dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, dijelaskan

    bahwa Pajak Daerah adalah kontribusi wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau

    badan kepada daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang yang dapat

    dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan

    daerah.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur :

    1. Kontribusi dari rakyat kepada negara, bahwa yang berhak memungut pajak

    hanyalah negara dan kontribusi tersebut berupa uang (bukan barang)

    2. Berdasarkan Undang-undang, pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan

    Undang-undang serta aturan pelaksanaannya

    3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung

    dapat dipungut

    4. Digunakan untuk membiayai rumahtangga negara, untuk pengeluaran yang

    bermanfaat.

    Menurut Peraturan daerah kota Medan Nomor 06 Tahun 2002 tentang Pajak Daerah

    dijelaskan bahwa PAJAK PENGAMBILAN dan PEMANFAATAN AIR BAWAH

    TANAH dan AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP) adalah Pajak Pengambilan dan

    Pemanfaatan Air Bawah tanah dan air permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi

    atau badan,kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat.Pengertian

    Air bawah tanah adalah air yang berada di perut bumi,termasuk air yang muncul secara

    alamiah diatas permukaan tanah.Sedangkan Air Permukaan adalah air yang berada di atas

    permukaan bumi tidak termasuk air laut.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    B. Ketentuan Umum Pajak Penambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan

    Air Permukaan (P3 ABT & AP)

    Adapun ketentuan umum Pajak Penambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah

    dan Air Permukaan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6

    Tahun 2002 adalah sebagai berikut :

    1.Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara

    2.Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara

    3.Kepala Daerah adalah ubernur Sumatera Utara

    4.Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara

    5.Pajak adalah Pajak Pengambilan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

    Permukaan

    6.Pajak Penambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang

    selanjutnya disebut Pajak adalah Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah

    Tanah dan Air Permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi atau badan,kecuali

    untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat

    7.Air bawah tanah adalah air yang berada diperut bumi,termasuk mata air yang

    muncul secara alamiah diatas permukaan tanah

    8.Air Permukaan adalah air yang berada di atas permukaan tidak termasuk air laut

    9.Subjek Pajak adalah orang atau badan yang mengambil dan atau memanfaatkan

    air bawah tanah dan air permukaan

    10. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik

    yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi

    Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, BUMN atau

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    BUMD dengan nama dan bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana

    Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Sosial Politik, atau

    Organisasi yang sejenis, Bentuk Usaha Tetap dan bentuk badan lainnya.

    11. Wajib Pajak adalah orang atau badan yang menurut ketentuan Peraturan

    Perundang-undangan Perpajakan Daerah diwajibkan untuk melakukan

    pembayaran pajak yang terutang, termasuk pemungut atau pemotongan pajak

    tertentu.

    12. Masa Pajak adalah jangka waktu lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwim

    atau jangka waktu yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

    13. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa

    pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak, menurut Ketentuan

    Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah.

    14. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) tahun

    takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama

    dengan tahun takwim..

    15. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,dalam masa

    pajak,dalam tahun pajak,atau bagian dalam tahun pajak menurut peraturan

    perundang-undangan perpajak daerah

    16. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap

    Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak

    17. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah

    surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    pembayaran Pajak yang terutang,objek pajak dan atau bukan objek pajak,dan atau

    harta dan kewajiban menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

    18. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah Surat yang

    digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak

    yang terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh

    Kepala Daerah

    19. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat

    keputusan yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak

    20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat dengan

    SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pokok

    pajak,jumlah kredit pajak,jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,besarnya

    sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar

    21. Surat ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya

    disingkat SKPDKBT adalah Surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan

    atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

    22. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDLB

    adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

    dengan jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak

    seharusnya terutang.

    23. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat dengan SKPDN

    adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

    dengan jumlah kredit pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    24. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat dengan STPD adalah

    surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga

    dan/atau denda.

    25. Surat Keputusan Keberatan adalah keputusan atau keberatan terhadap Surat

    Ketetapan Pajak Daerah,Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat

    Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah

    Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau terhadap pemotongan dan

    pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan pleh Wajib Pajak

    26. Pemeriksaan adalah serangkain kegiatan untuk mencari,mengumpulkan dan

    mengolah dana dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan

    pemenuhan kewajiban perpajakan Daerah berdasarkan peraturan perundang-

    undangan perpajakan daerah

    27. Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 ( satu ) tahun pajak

    28. Surat Keputusan Pembetulan adalah Surat Keputusan yang membetulkan

    kesalahan tulis,kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penetapan ketentuan

    dalam peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah yang terdapat dalam

    Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar,

    Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak

    Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil,atau Surat Tagihan

    Pajak Daerah.

    29. Penyidikan Tindakan Pidana Perpajakan Daerah adalah serangkaian tindakan

    yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil,, yang selanjutnya disebut

    Penyidik, untuk mencari serta pengumpulkan bukti yang dengan bukti itu

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan Daerah yang terjadi dan

    menemukan tersangkanya.

    30. Pemungutan adalah suatu rangkai kegiatan mulai dari penghimpunan data objek

    dan subjek Pajak, penentu besarnya Pajak yang terhutang sampai kegiatan

    penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya.

    31. Nilai Perolehan Air (NPA) adalah nilai air yang telah diambil dan dikenai pajak

    Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan atau air Permukaan yang besarnya sama

    dengan volume air dikalikan dengan harga dasar air

    32. Harga Dasar air adalah harga Air Bawah Tanah dan atau Air Permukaan

    persatuan volume air yang akan dikenai Pajak Pemanfaatan Air yang besarnya

    sama dengan Harga Air Baku dikalikan dengan Faktor Nilai Air

    33. Harga Air Baku (HAB) adalah rata-rata air persatuan volume yang besarnya sana

    dengan Nilai Investasi untuk mendapatkan air dibagi dengan volume air yang

    diproduksi

    34. Faktor Nilai Air (FNA) adalah suatu bobot nilai dari komponen sumber daya alam

    dan komponen-komponen pemulihan,peruntukan dan pengelolaan yang besarnya

    ditentukan berdasarkan subjek kelompok penggunaan air serta volume

    pengambilannya

    35. Kompensasi pemulihan adalah biaya yang dipungut upaya pemulihan atas

    kerusakan lingkungan yang telah maupun akan terjadi akibat pengambilan air

    36. Kompensasi peruntukan dan pengelolaan adalah biaya yang dipungut dengan

    subsidi silang pengambilan Air Bawah Tanah dan atau Air permukaan

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    C. Dasar Hukum Pemungutan P3ABT & AP

    Pemungutan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

    Permukaan di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat

    sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar hukum

    pemungutan pajak hotel pada suatu Kabupaten atau Kota adalah sebagai berikut :

    1. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang

    Nomor 18 Tahun 1997 tantang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

    2. Peraturan Pemerintah tentang Pajak Daerah Nomor 65 Tahun 2001

    3. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara dan Petunjuk Pelaksanaan Perda

    Nomor 06 Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah

    Tanah dan Air Permukaan.

    D. Objek P3ABT & AP

    1. Objek Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

    Permukaan adalah:

    a. Objek pengambilan air bawah tanah dan/atau air permukaan;

    b.Pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan;

    c. pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan.

    2. Dikecualikan dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah

    dan Air Permukaan adalah:

    a. Pengambilan atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air

    bawah tanah dan/atau air permukaan oleh Pemerintah Pusat dan

    Pemerintah Daerah.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    b. Pengambilan,atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air

    permukaan oleh Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik

    Daerah yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan usaha eksploitasi

    dan pemeliharaan pengairan serta mengusahakan air dan sumber-sumber

    air.

    c. Pengambilan,atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air

    bawah tanah dan/atau air permukaan untuk kepentingan pengairan

    pertanian rakyat.

    d. Pengambilan, atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air

    bawah tanah dan/atau air permukaan untuk keperluan dasar rumah tangga;

    e. Pengambilan, atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air

    bawah tanah dan/atau air permukaan lainnya yang diatur dengan Peraturan

    Daerah.

    E. Subjek Pajak dan Wajib P3ABT & AP

    1. Subjek Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

    Permukaan adalah orang pribadi atau badan yang mengambil, atau memanfaatkan, atau

    mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah dan/atau air permukaan.

    Subjek pajak di golongkan industri apabila kegiatan produksi atau jasa mengambil dan

    memanfaatkan Air Bawah untuk keperluan industri.Yang termasuk golongan industri

    adalah pabrik ,perusahaan air minum,door smeer,kolam renang umum,hotel, wisma,

    Penginapan,Restoran,dansejenisnya,Rumah Sakit Swasta,Klinik,salon kecantikan,panti

    pijat dan sejenisnya,perusahaan perkebunan,tambak udang,tambak ikan dan sejenisnya.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Subjek pajak di golongkan non industri apabila pengambilan dan pemanfaatan Air

    Bawah Tanah dan atau Air Permukaan hanya sebagai fasilitas kegiatan.Yang termasuk

    golongan non industri adalah kantor swasta, bank swasta , kompleks perumahan, gudang,

    praktek dokter, apotik,toko obat dan lain-lain yang tidak termasuk dalam pengecualian

    objek pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.

    2. Wajib Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

    adalah orang pribadi atau badan yang mengambil, atau memanfaatkan, atau mengambil

    dan memanfaatkan air bawah tanah dan/atau air permukaan

    F. Dasar Pengenaan, Tarif, Tata Cara Penghitungan dan Penetapan P3ABT & AP

    1. Dasar Pengenaan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

    Dasar pengenaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

    Permukaan adalah nilai perolehan air.

    Nilai Perolehan Air adalah hasil perhitungan secara teknis dari volume air dikali

    faktor nilai air (FNA) dan harga air baku (HAB).Harga Air Baku dan Harga Dasar Air

    ditetapkan oleh daerah dan berlaku secara periodik.

    Nilai perolehan air sebagaimana dimaksud di dalam Perda Propinsi Sumatera

    Utara dan Petunjuk Pelaksanaan Perda Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan

    dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan,disini tertulis di dalam pasal 5

    ayat 2 bahwa Nilai perolehan air sebagaimana dimaksud dinyatakan dalam rupiah yang di

    hitung menurut sebagian atau seluruh faktor-faktor.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Yang menjadi kriteria faktor-faktor tersebut adalah:

    a. Jenis sumber air

    b. Lokasi sumber air

    c. Volume air yang di ambil atau dimanfaatkan

    d. Kualitas air

    e. Luas area tempat pemanfaatan air

    f. Musim pengambilan atau pemanfaatan air

    g. Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan atau

    pemanfaatan air

    2. Tarif Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

    Tarif pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

    ditetapkan sebagai berikut :

    a. Air Bawah Tanah sebesar 20 % ( dua puluh persen )

    b. Air Permukaan sebesar 10 % ( sepuluh persen )

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    3. Cara Penghitungan dan Penetapan P3ABT & AP

    Peruntukan Penetapan digolongkan berdasarkan kriteria lokasi tempat

    pengambilan air dan jenis sumber air:

    a. Industri dan Non Industri Kriteria I,apabila disekitar lokasi sumur bor

    atau mata air berada didekat jaringan PDAM dan sumber air lain seperti

    Air Permukaan atau pengambilan Air permukaan dari sumber air

    tergenang.

    b. Industri atau Non Industri Kriteria II,apabila disekitar lokasi sumur bor

    atau mata air tidak ada jaringan PDAM dan pengambilan Air Permukaan

    dari sumber air mengalir.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    TABEL GOLONGAN INDUSTRI K 1 SUMBER AIR : ABT

    No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air

    Faktor Nilai Air (FNA)

    Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air

    1 0 50 M3 (4 x 0,6) + (4,0 x 0,4) 4,0 Rp. 525 Rp. 2.100 50 Rp. 105.000

    2 51 500 M3 (4 x 0,6) + (4,4 x 0,4) 4,16 Rp. 525 Rp. 2.184 450 Rp. 982.800 3 501 1000 M3 (4 x 0,6) + (4,8 x 0,4) 4,32 Rp. 525 Rp. 2.268 500 Rp. 1.134.000 4 1001 2500 M3 (4 x 0,6) + (5,2 x 0,4) 4,48 Rp. 525 Rp. 2.352 1500 Rp. 3.528.000 5 Lebih > 2500 M3 (4 x 0,6) + (5,6 x 0,4) 4,64 Rp. 525 Rp. 2.436 500 Rp. 1.218.000 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 6.967.800

    Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 1.393.560

    TABEL GOLONGAN INDUSTRI K 1 SUMBER AIR : APU

    No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air

    Faktor Nilai Air (FNA)

    Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air

    1 0 50 M3 (4 x 0,6) + (4,0 x 0,4) 4,0 Rp. 353 Rp. 1.412 50 Rp. 70.600

    2 51 500 M3 (4 x 0,6) + (4,4 x 0,4) 4,16 Rp. 353 Rp. 1.468 450 Rp. 660.816 3 501 1000 M3 (4 x 0,6) + (4,8 x 0,4) 4,32 Rp. 353 Rp. 1.524,96 500 Rp. 762.480 4 1001 2500 M3 (4 x 0,6) + (5,2 x 0,4) 4,48 Rp. 353 Rp. 1.581,44 1500 Rp. 2.372.160 5 Lebih > 2500 M3 (4 x 0,6) + (5,6 x 0,4) 4,64 Rp. 353 Rp. 1.637,92 500 Rp. 818.960 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 4.685.016

    Jumlah Pajak Terutang 10% Rp. 468.501

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    TABEL GOLONGAN INDUSTRI K II SUMBER AIR : ABT

    No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air

    Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air

    1 0 50 M3 (2,25 x 0,6) + (2,5 x 0,4) 2,35 Rp. 525 Rp. 1.233,75 50 Rp. 61.687,50

    2 51 500 M3 (2,25 x 0,6) + (2,75x 0,4) 2,45 Rp. 525 Rp. 1.286,25 450 Rp. 578.812,50 3 501 1000 M3 (2,25 x 0,6) + (3,0 x 0,4) 2,55 Rp. 525 Rp. 1.388,75 500 Rp. 669.375 4 1001 2500 M3 (2,25 x 0,6) + (3,25 x 0,4) 2,66 Rp. 525 Rp. 1.391,25 1500 Rp. 2.086.875 5 Lebih > 2500 M3 (2,25 x 0,6) + (3,50 x 0,4) 2,75 Rp. 525 Rp. 1.443,75 500 Rp. 751.875 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 4.118.625

    Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 823.725

    TABEL GOLONGAN INDUSTRI K II SUMBER AIR : APU

    No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air

    Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air

    1 0 50 M3 (2,25 x 0,6) + (2,5 x 0,4) 2,35 Rp. 353 Rp. 829,55 50 Rp. 41.477,50

    2 51 500 M3 (2,25 x 0,6) + (2,75x 0,4) 2,45 Rp. 353 Rp. 864,85 450 Rp. 389.182,50 3 501 1000 M3 (2,25 x 0,6) + (3,0 x 0,4) 2,55 Rp. 353 Rp. 900,15 500 Rp. 450.075 4 1001 2500 M3 (2,25 x 0,6) + (3,25 x 0,4) 2,66 Rp. 353 Rp. 935,45 1500 Rp. 1.403.175 5 Lebih > 2500 M3 (2,25 x 0,6) + (3,50 x 0,4) 2,75 Rp. 353 Rp. 970,75 500 Rp. 485.375 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 2.769.285

    Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 276.928

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Tabel GOLONGAN NON INDUSTRI K 1 SUMBER AIR : ABT

    No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air

    Faktor Nilai Air (FNA)

    Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air

    1 0 50 M3 (4 x 0,6) + (2,0 x 0,4) 3,20 Rp. 525 Rp. 1.680 50 Rp. 84.000

    2 51 500 M3 (4 x 0,6) + (2,2 x 0,4) 3,28 Rp. 525 Rp. 1.722 450 Rp. 774.900 3 501 1000 M3 (4 x 0,6) + (2,4 x 0,4) 3,36 Rp. 525 Rp. 1.764 500 Rp. 882.000 4 1001 2500 M3 (4 x 0,6) + (2,6x 0,4) 3,44 Rp. 525 Rp. 1.806 1500 Rp. 2.709.000 5 Lebih > 2500 M3 (4 x 0,6) + (2,8 x 0,4) 3,52 Rp. 525 Rp. 1.848 500 Rp. 924.000 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 5.373.900

    Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 1.074.780

    Tabel GOLONGAN NON INDUSTRI K 1 SUMBER AIR : APU

    No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air

    Faktor Nilai Air (FNA)

    Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air

    1 0 50 M3 (4 x 0,6) + (2,0 x 0,4) 3,20 Rp. 353 Rp. 1.129,60 50 Rp. 56.480

    2 51 500 M3 (4 x 0,6) + (2,2 x 0,4) 3,28 Rp. 353 Rp. 1.157,84 450 Rp. 521.028 3 501 1000 M3 (4 x 0,6) + (2,4 x 0,4) 3,36 Rp. 353 Rp. 1.186,08 500 Rp. 539.040 4 1001 2500 M3 (4 x 0,6) + (2,6x 0,4) 3,44 Rp. 353 Rp. 1.214,32 1500 Rp. 1.821.480 5 Lebih > 2500 M3 (4 x 0,6) + (2,8 x 0,4) 3,52 Rp. 353 Rp. 1.242,56 500 Rp. 621.280 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 3.613.308

    Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 361.330,80

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Tabel GOLONGAN NON INDUSTRI K 1I SUMBER AIR : ABT

    No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air

    Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air

    1 0 50 M3 (2,25 x 0,6) + (1 x 0,4) 1,75 Rp. 525 Rp. 918,75 50 Rp. 45,937,50

    2 51 500 M3 (2,25x 0,6) + (1,1 x 0,4) 1,79 Rp. 525 Rp. 939,75 450 Rp. 442,887,50 3 501 1000 M3 (2,25x 0,6) + (1,2 x 0,4) 1,83 Rp. 525 Rp. 960,75 500 Rp. 480,375 4 1001 2500 M3 (2,25x 0,6) + (1,3x 0,4) 1,87 Rp. 525 Rp. 981,75 1500 Rp. 1,472,625 5 Lebih > 2500 M3 (2,25x 0,6) + (1,4 x 0,4) 1,91 Rp. 525 Rp. 1.002,75 500 Rp. 501,375 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 2,923,200

    Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 584,640

    Tabel GOLONGAN NON INDUSTRI K 1I SUMBER AIR : APU

    No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air

    Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air

    1 0 50 M3 (2,25 x 0,6) + (1 x 0,4) 1,75 Rp. 353 Rp. 617,75 50 Rp. 30.887,50

    2 51 500 M3 (2,25x 0,6) + (1,1 x 0,4) 1,79 Rp. 353 Rp. 631,87 450 Rp. 284.341,50 3 501 1000 M3 (2,25x 0,6) + (1,2 x 0,4) 1,83 Rp. 353 Rp. 645,99 500 Rp. 322.995,50 4 1001 2500 M3 (2,25x 0,6) + (1,3x 0,4) 1,87 Rp. 353 Rp. 660,11 1500 Rp. 990.165 5 Lebih > 2500 M3 (2,25x 0,6) + (1,4 x 0,4) 1,91 Rp. 353 Rp. 674,23 500 Rp. 337.115 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 1.965.504,50

    Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 196.550

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    G. Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak dan Wilayah P3ABT & AP

    Pada Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan , masa

    pajak merupakan jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim atau

    jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota. Dalam pengertian

    masa pajak bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh. Tahun pajak adalah jangka

    waktu yang lamanya satu tahun takwim, kecuali wajib pajak menggunakan tahun buku

    yang tidak sama dengan tahun takwim.

    Pajak yang terutang merupakan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah

    Tanah dan Air Permukaan yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam

    masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang Pajak

    Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang ditetapkan

    oleh pemerintah daerah Kabupaten/Kota setempat. Saat pajak terutang adalah saat

    pengambilan air bawah tanah dan atau air permukaan atau sejak diterbitkannya SKPD

    yang ditanda tangani oleh kepala UPTDispendasu. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan

    Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang terutang dipungut diwilayah Kabupaten/Kota

    tempat orang/badan yang mengambil dan atau memanfaatkan air bawah tanah dan air

    permukaan tersebut berlokasi. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah

    kabupaten/kota yang diatur berdasarkan Keputusan Kepala Daerah.

    H. Tata Cara Pembayaran Pajak

    1. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas

    2. Pajak yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak

    diterbitkannya SKPDKB,SKPDKBT,SPTPD,Surat Keputusan Pembetulan,Surat

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlaah pajak

    yang harus dibayar bertambah.

    3. Kepala Daerah atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang

    ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur

    atau menunda pembayaran pajak dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua

    persen) sebulan.

    4. Tata cara pembayaran ,penyetoran,tempat pembayaran,angsuran dan penundaan

    pembayaran pajak diatur dengan Keputusan Kepala Daerah.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    BAB IV

    ANALISIS DAN EVALUASI

    A. Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah

    Tanah dan Air Permukaan ( ABT/APU )

    Pemungutan adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari

    penghimpunan dat objek dan subjek pajak,penentuan pajak yang terutang sampai kepada

    kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan dan penyetorannya.

    Kegiatan ini dapat diklasifikasikan sebagai :

    1. Pendataan Potensi

    2. Penetapan pajak

    3. Penagihan Pajak

    4. Penyetoran Pajak

    1. Pendataan Potensi

    Pendataan objek/subjek pajak dilaksanakan dengan turun langsung kelapangan dan

    sebelum kelapangan sudah dipersiapkan data-data awal yang lainnya,dan petugas yang

    turun kelapangan sudah harus dilengkapi dengan surat tugas yang ditandatangani oleh

    Ka.UPTD

    Kegiatan pendataan meliputi :

    a. Jenis sumber ( ABT/APU )

    b. Lokasi pemanfaatan air (dekat atau jauh dengan jaringan

    PDAM,sungai,danau,waduk dan rawa)

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    c. Untuk APU,apakah airnya berasal dari air yang mengalir (sungai) atau dari air yang

    tergenang (danau,waduk,rawa)

    d. Ada tidaknya izin dari pihak yang berwenang (data perizinannya)

    e. Untuk sumur bor agar dapat dicatat diameter pipa masuk,pipa distribusi,mesin

    menghisap (berapa besarnya PK),berapa jam dipakai dalam sehari dan berapa hari

    dalam sebulan.

    f. Ada tidak alat meter air,jika ada meteran air supaya dicatat angka terakhir di alat

    meter pada tanggal (TMT) dimulainya kewenangan Pemerintah Propinsi Sumatera

    Utara memungut Pajak ABT/APU

    Dan hasil pelaksanaan kegiatan pendataan tersebut dilaporkan kepada Kadispendasum

    untuk bahan masukan dan untuk menetapkan kebijakan selanjutnya.

    2. Penetapan Pajak

    Proses penetapan pajak dimulai dari penyampaian blanko Surat Pemberitahuan

    Pajak Daerah (SPTPD) kepada wajib pajak yaitu sebelum berakhir masa pajak (1)

    minggu sebelum akhir bulan berjalan.Apabila tenggang waktu 15 hari dilampaui dan

    wajib pajak tidak/belum menyampaikan SPTPD ke kantor UPTD,maka petugas harus

    mendatangi alamat wajib pajak untuk:

    a. Mempertanyakan,meminta SPTPD yang telah diisi dan ditandatangani oleh wajib

    pajak

    b. Melakukan cros check data SPTPT dengan data alamat meter air

    c. Mencatat kubikasi air yang diambil dan dimanfaatkan ( dari meteran air atau

    pengambilan airnya ditaksir )

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    d. Apabila meteran rusak petugas UPTD membuat penaksiran pemakaian air sesuai

    dengan penetapan bulan lalu

    Setelah memperoleh data lapangan berdasarkan SPTPD atau data alat meteran air atau

    penaksiran kubikasi,maka langkah kedua adalah :

    1. Menghitung besarnya pajak terutang dengan teliti dan tepat

    2. Menuangkan hasil penghitungan pajak terutang ke blanko Surat Penetapan

    Pajak Daerah ( SKPD)

    3. SKPD yang telah ditandatangani oleh Ka.UPTP dikirimkan/disampaikan kepada

    Wajib Pajak (lembar asli) dengan memakai ekspedisi tanda terima.

    4. Apabila tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari dilewati dan wajib pajak belum

    melunasi kewajibannya,maka petugas UPTD membuat surat Tagihan Pajak

    Daerah (STPD) yang isinya berdasarkan SKPD ditambah penetapan sanksi

    administrasi (denda) sebesar 2% (dua persen) sebulan

    5. Data SPTPD,SKPD,STPD dicatat dalam Buku Induk Potensi Pajak

    ABT/APU,kartu kendali,Buku Penetapan/Pembayaran

    6. Apabila 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo wajib pajak belum melunasi

    kewajibannya ,maka petugas harus menerbitkan surat teguran,7 (tujuh) hari

    kemudian belum juga dibayar diberikan surat peringatan,7 (tujuh) hari

    selanjutnya diberi surat perintah penagihan seketika dan sekaligus (Surat Paksa)

    Apabila dengan Surat Paksa,Wajib Pajak belum juga melunasi kewajibannya,maka

    dalam waktu 3 (tiga) hari sesudah tanggal surat paksa,selanjutnya pejabat yang

    ditunjuk menerbitkan Surat Perintah Pelaksanaan Penyitaan.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Tindakan represif adalah merupakan tindakan yang paling akhir dilaksanakan untuk

    menegakkan wibawa Peraturan Daerah,oleh karena itu agar UPTD mengupayakan

    hal ini tidak sampai terjadi dan tahap penyelesaiannya hanya sampai pada tahap

    penerbitan STPD.

    3. Penagihan Pajak

    Penagihan Pajak dilakukan apabila batas waktu/tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari

    sudah dilampaui dan wajib pajak belum dating membayar kewajibannya.Blanko yang

    dipakai adalah formulir/blanko STPD yang ditandatangani oleh Ka.UPTD

    Penggunaan SPTPD dapat dihindari apabila sebelum 30 (tiga puluh) hari,wajib

    pajak yang bersangkutan dating membayar dan melunasi kewajibannya.Oleh karena itu

    dan sejalan dengan tugas pokok Dispenda perl dilaksanakan upaya-upaya agar wajib

    pajak segera melunasi kewajibannya sebelum jatuh tempo,antara lain:

    a.Sosialisasi oleh petugas lapangan dengan wajib pajak pada saat menyampaikan

    SPTPD maupun SKPD.

    b.Melakukan pendekatan secara informal dengan wajib pajak dalam arti positif

    c.Memberikan penjelasan kepada wajib pajak bahwa Pajak ABT/APU dipungut

    bukan semata-mata penerimaanya untuk Propinsi dan penetapan pajak tersebut

    sudah dihitung sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    d.Kegiatan yang proaktif dari petugas dalam arti jangan menungu wajib pajak

    datang ke kantor UPTD,tetapi mendatangi wajib pajak sebelum piutang pajaknya

    jatuh tempo

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    e.Dalam laporan bulanan harus disampaikan data penetapan,realisasi dan

    penagihan.

    4. Penyetoran Pajak

    Berdasarkan SKPD,wajib pajak datang membayar dan melunasi hutang

    pajaknya.Pembayaran dari Wajib Pajak diterima oleh Pemegang Kas Pembantu (PKP)

    dengan menerbitkan SSPD sebagai bukti pembayaran dan harus divalidasi register

    ka.SSPD yang asli diserahkan kepada wajib pajak.

    Pemegang Kas Pembantu (PKP) wajib menyetor secara bruto ke AC 623 pada PT.

    Bank Sumut yang ada di wilayah kerja UPTD.Penerimaan hasil pemungutan pajak

    ABT/APU selain dibukukan dalam Buku Kas Umum juga harus dibukukan dalam Buku

    Kas Pembantu.

    Tindasan SPTPD,SKPD,STPD atau SSPD disusun berurutan dan pendistribusian

    lembaran SPTPD,SKPD,STPD atau SSPD sesuai petunjuk didalam blanko.

    Ka.UPTD setiap bulannya membuat laporan kepada Kadispendasu yang terdiri dari:

    a. Laporan penetapan,realisasi dan penagihan

    b. Laporan realisasi dari PKP dengan lampiran Bend.17

    c. Dalam laporan tersebut harus dilampirkan juga tindasan

    SPTPD,SKPD,STPD,dan atau SSPD.

    d. Tembusan laporan disampaikan kepada Sub Dinas ABT/APU dan PBBKB

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Skema Mekanisme Pemungutan Pajak ABT/APU

    1. Petugas menyampaikan SPTPD kepada wajib pajak

    2.Wajib Pajakdatang ke UPT mengembalikan SPTPD

    3. Kasi menetapkan Pajak ABT/APU dala SKPD,ditandatangani oleh Ka.UPTD.

    Lembar 1 dan 4 disampaikan kepadaPKP untuk pembuatan SPPD.

    4. PKP memanggil untuk menerima pembayaran dan menyerahkan

    SPPD,SKPD,dan atau SPTPD (lembar asli) dan lembar 2,3,5 SPPD kepada Kasi

    Pajak ABT/APU.

    5. PKP menyetorkan uang Pajak ABT/APU dengan formulir Bend 17 ke

    AC.623/Kas Daerah pada PT.BANK SUMUT (setoran bruto).

    KASI ABT / APU

    PKP

    KA. U P T D

    BANK SUMUT

    WP

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    a. Petugas datang ke alamat WP,mencatat volume air atau menaksir kubikasi

    pengambilan air dan menerima SPTPD yang tidak disampaikan ke UPTD.

    b. Kasi membuat penetapan,ditandatangani Ka.UPT,lembar 1 (asli) SKPD

    disampaikan kepada WP dan lembar ke 4 kepada PKP

    c. (Belum dilunasi setelah jatuh tempo),Kasi membuat SPTPD ditandatangani

    Ka.UPT lembar 1 (asli) disampaikan kepada WP dan lembar ke 4 kepada PKP.

    d. PKP menerima pembayaran berdasarkan STPD lembar 1 (asli) dari

    STPD,SKPD dan atau SPTPD kepada WP dan lembar 2,3,5 kepada Kasi

    ABT/APU.

    e. PKP menyetorkan uang pajak ABT/APU dengan formulir Bend 17 ke

    AC.623/Kas Daerah pada PT.BANK SUMUT (setoran bruto).

    B. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak ABT/APU Tahun Anggaran 2007 s/d

    2008

    Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu Daerah otonomi yang memiliki hak

    Ekomnomi luas. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintah Daerah, Pemerintah Sumatera Utara dituntut untuk dapat mengisi keuangan

    daerahnya sendiri, baik melalui Pajak atau melalui sumber-sumber kekayaan Daerah

    lainnya. Dengan adanya peraturan daerah tersebut, maka ditindak lanjuti dengan

    Peraturan Pemerintah (PP) Undang-Undang Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak

    Daerah, sehingga Pemerintah Sumatera Utara berhak untuk memungut Pajak Air Bawah

    Tanah dan Air Permukaan (ABT/APU) yang mana nantinya kontribusi dan Pajak ini

    diharapkan dapat membantu mengisi keuangan Daerah.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Untuk mengetahui penerimaan Pajak ABT/APU tahun 2007/2008 dapat kita lihat

    pada tabel di bawah ini :

    Tahun Uraian Jumlah

    2007 APU 10.717.277.973.00

    ABT 12.067.377.571.00

    2008 APU 11.282.904.161.00

    ABT 14.186.434.804.00

    Dari tabel diatas dapat kita lihat dan diketahui bahwa target penerimaan Pajak Air

    Permukaan (APU) untuk tahun anggaran tahun 2007 yang telah ditetapkan oleh

    DISPENDA Provinsi Sumatera Utara adalah Rp. 10.717.277.973.00,sedangkan

    penerimaan Pajak Air Permukaan (APU) untuk tahun 2008 yang telah ditetapkan oleh

    DISPENDA Provinsi Sumatera Utara adalah Rp. 11.282.904.161.00.Jadi dapat kita

    simpulkan penerimaan Pajak Daerah dari Pajak Air Permukaan (APU) dari tahun

    2007/2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 565.626.188

    Dari tabel diatas dapat kita lihat dan diketahui bahwa target penerimaan Pajak Air

    Bawah Tanah (ABT) untuk tahun anggaran tahun 2007 yang telah ditetapkan oleh

    DISPENDA Provinsi Sumatera Utara adalah Rp. 12.067.377.571.00,sedangkan

    penerimaan Pajak Air Bawah Tanah (ABT) untuk tahun 2008 yang telah ditetapkan oleh

    DISPENDA Provinsi Sumatera Utara adalah Rp. 14.186.434.804.00.Jadi dapat kita

    simpulkan penerimaan Pajak Daerah dari Pajak Air Permukaan (APU) dari tahun

    2007/2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.119.057.233.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Dari keterangan tersebut diatas dapat dianalisa bahwasanya dan disimpulkan bahwa

    penerimaan Pajak Daerah dari Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan pada tahun

    2007 sampai 2008 mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp. 2.684.683.421.

    C. Hambatan-hambatan Utama Yang Menyebabkan Masih Banyaknya Wajib

    Pajak Tidak Membayar Pajak APU/ABT

    1. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak bahkan ada wajib pajak

    yang selalu menghindari untuk membayar pajak

    2. Penunggakan pajak oleh wajib pajak

    3. Wajib pajak tidak jujur dalam melaporkan dan membayarkan pajak yang terutang

    4. Wajib pajak tidak mampu membayar pajak

    5.Kurangnya Penyuluhan dari Petugas Pajak

    D. Upaya-upaya yang dilakukan Oleh Kantor SAMSAT Tebing Tinggi Dalam

    Meningkatkan Penerimaan Pungutan BBN-KB

    1. Sosialisasi oleh petugas lapangan dengan wajib pajak pada saat menyampaikan

    SPTPD maupun SKPD.

    2. Melakukan pendekatan secara informal dengan wajib pajak dalam arti positif

    3. Memberikan penjelasan kepada wajib pajak bahwa Pajak ABT/APU dipungut

    bukan semata-mata penerimaanya untuk Propinsi dan penetapan pajak tersebut

    sudah dihitung sesuai dengan ketentuan yang berlaku

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    4. Kegiatan yang proaktif dari petugas dalam arti jangan menungu wajib pajak

    datang ke kantor UPTD,tetapi mendatangi wajib pajak sebelum piutang pajaknya

    jatuh tempo

    5. Melakukan pengawasan kepada Wajib Pajak atau potensi yang ada.

    6. Melakukan razia secara berkala kepada Wajib Pajak atau potensi yang ada.

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari uraian masalah yang dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang

    diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, maka penulis dapat menarik

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Dasar pengenaan Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (ABT & APU)

    adalah nilai perolehan air.Faktor-faktor yang memperngaruhi nilai perolehan air

    adalah sebagai berikut:

    a. Jenis sumber air

    b. Lokasi sumber air

    c. Volume air yang diambil atau dimanfaatkan

    d. Kualitas air

    e. Luas areal tempat pemanfaatan air

    f. Musim pengambilan atau pemanfaatan air

    g. Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari pengambilan

    dan pemanfaatan air

    2. Saat pajak terutang adalah saat pengambilan dan atau pemanfaatan air bawah

    tanah dan atau air permukaan atau saat sejak diterbitkannya SKPD yang

    ditandatangani oleh Kepala UPTDispendasu.

    3. Tarif Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

    ditetapkan sebagai berikut :

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    Air Bawah Tanah sebesar 20 % ( dua puluh persen )

    Air Permukaan sebesar 10 % ( sepuluh persen )

    4. Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah

    dan Air Permukaan ( ABT/APU ) diklasifikasikan sebagai :

    a. Pendataan Potensi

    b. Penetapan pajak

    c. Penagihan Pajak

    d. Penyetoran Pajak

    5. Mekanisme pemungutannya mempercayakan sepenuhnya kepada wajib pajak

    untuk melaporkan hasil penjualan kotornya dan kemudian petugas Dinas

    Pendapatan Provinsi Sumatera Utara mengadakan pengawasan atas kebenaran

    pelaporan wajib pajak, menghitung, menagih, dan menyetor ke kas daerah. Dalam

    hal ini dilakukan untuk menjaga terjadinya penyimpangan

    6. Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur pelaksana

    pemerintah daerah dalam melaksanakan kewenagan Walikota Medan dibidang

    pengelolaan dan pendapatan daerah.

    B. Saran-Saran

    Sebagai hasil penulisan akhir dari penulisan laporan PKLM ini, maka penulis

    memberikan saran-saran. Adapun saran-saran tersebut adalah :

    1. Peraturan yang dibuat pemerintah daerah harus menjunjung tinggi azas

    keadilan.Ciptakanlah aparat pajak atau instansi pemerintah yang terkait

    yang bebas dari KKN..

  • Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.

    2. Kepada seluruh masyarakat atau wajib pajak diharapkan untuk menumbuh

    kembangkan budaya sadar dan peduli pajak demi pembangunan daerah

    yang maju dan berkembang serta mempunyai kualitas yang tinggi bagi

    masyarakatnya.

    3. Untuk peningkatan penerimaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air

    Bawah Tanah dan Air Permukaan (ABT & AP) pada Kantor Dinas

    Pendapatan Provinsi Sumatera Utaraperlu melakukan evaluasi terhadap

    potensi potensi yang ada.

    4. Dalam penentuan target, hendaknya PEMDA Kota Medan perlu

    melakukan pengkajian ulang terhadap realisasi penerimaan Pajak

    Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

    (ABT & AP) atau disesuaikan dengan keadan sekarang agar target tersebut

    nantinya tercapai.

    5. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada masyarakat (Sosialisasi dengan

    wajib pajak) mengenai dasar penetapan PAJAK ABT & APU, perhitungan

    Pajak ABT & APU dan tarif Pajak ABT & APU kepada Wajib Pajak agar

    dapat mengerti tentang tata cara perhitungan Pajak ABT & APU.

    6. Pungutan Pajak ABT & APU lebi