10E00086
-
Upload
agung-setiawan-pribadi -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of 10E00086
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH & AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP) PADA DINAS
PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
OLEH :
NURDIN M SITORUS 062600133
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera
Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penyusun panjatkan pada Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis akan membahas suatu topik dengan judul
Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan (P3ABT & APU).Adapun penulisan Laporan Tugas Akhir ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk dapat mencapai kelulusan bagi
mahasiswa Program Studi Diploma-III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini Penulis menyadari sepenuhnya, dimana
masih banyak kekurangan dan kelemahan yang harus dibenahi. Dan dalam hal ini
disebabkan keterbatasan Ilmu Pengetahuan dan Pengalaman yang dimiliki oleh penulis
dalam memperoleh dan mengumpulkan dan mengolah data. Meskipun demikian Penulis
berusaha semaksimal mungkin agar tulisan ini dapat tersussun dengan baik dan selesai
sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan sikap terbuka
Penulis menerima segala saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun
kearah perbaikan demi kesempurnaan penulisan ini, dan dapat memberikan manfaat
dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini juga penulis mengakui dan sangat memahami bahwa tanpa
bantuan dari berbagai pihak-pihak yang terkait penulis tidak dapat menyelesaikan
Laporan ini, untuk itu sudah sepantasnya Penulis mengucapkan Terima Kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan yang telah memberikan
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
banyak motivasi kepada Penulis dalam hal menyelesaikan Laporan ini, terutama sekali
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Jurusan PRODIP-III
Administrasi Perpajakan Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan selaku
Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan serta meluangkan
waktunya kepada Penulis dalam penulisan Laporan ini.
3. Bapak Dr. A.Kadir,SH.MSi selaku Kepala Kantor Dinas Pendapatan Provinsi
Sumatera Utara yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
4. Bapak H.Adriansyah P.Siregar, SE selaku Kasi Tekhnik Perpustakaan dan
sekaligus sebagai Supervisor Lapangan yang telah banyak membantu dan
meluangkan waktunya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Terima Kasih yang tak terlupakan untuk staf-staf ataupun pegawai yang ada di
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara khususnya staf seksi
ABT/APU yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
6. Terima Kasih buat Para Dosen D-3 Administrasi Perpajakan yang telah
memberikan Ilmu Pengetahuan selama Penulis kuliah.
7. Terima Kasih buat Ibu Elita dan juga kak Korbi atas masukan dan informasinya
yang sangat penting bagi Penulis.
8. Terima Kasih kepada seluruh pegawai Prodip-III Administrasi Perpajakan.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
9. Teristimewa dan yang paling utama buat Keluarga Besar Penulis, terutama
sekali untuk Ayahanda dan Ibunda (Alm) tercinta yang telah mengasuh,
membesarkan, mendidik dan membimbing Penulis dari kecil hingga dewasa dan
yang mempunyai andil penting dalam memberikan dukungan moral dan materil
serta doa restunya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10. Buat Abang dan Adek Penulis yang paling Penulis sayangi yang selalu
mendoakan, mendukung, membantu dan mengingatkan Penulis dan juga untuk
semua keluarga, Penulis mengucapkan banyak terimakasih.
11. Buat teman-teman stambuk 06 yang ada di Prodip-IIII khususnya buat teman-
teman yang paling Penulis sayangi (Golbert ,Datuk,Roy,Benny Roy,Robinson,
Yanta,Desman,Timbul,Sabar,dll) yang telah membantu dan juga telah
memberikan semangat serta dukungan penuh kepada Penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.Thx 4 ALL.
12. Buat anak-anak X-EtnoMusikologi,Penulis mengucapkan banyak Terima Kasih
buat setiap bantuan dan dukungan yang diberikan dalam hal menyelesaikan tugas
akhir ini. Thx 4 ALL.
13. Buat anak-anak Narasaoncrew Team,Penulis mengucapkan Terima Kasih atas
bantuan yang diberikan dalam hal menyelesaikan tugas akhir ini.
14. Buat anak-anak Dalnet,terima kasih Penulis Ucapkan Buat dukungannya selama
ini.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Akhir kata Penulis mengucapkan banyak Terima Kasih kepada semua pihak yang
telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Harapan Penulis Semoga
Laporan Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak dan mudah-mudahan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa jugalah Penulis kembali berserah diri,
mudah-mudahan yang Penulis dapat saat ini mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa
karena tiada kata satupun yang dapat terwujud jika tidak atas kehendak dan seizinnya.
Medan, Agustus 2009
Penulis
Nurdin M SITORUS
062600133
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI. v
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKLM .. 1
B. Tujuan dan Manfaat .. 3
C. Ruang Lingkup PKM.. 6
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri . 7
E. Metode Pengumpulan Data ... 8
F. Sistematika Penulisan Laporan PKL...... 9
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA
LAPANGAN
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara 12
B. Struktur Organisasi .. 14
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi.. 18
D. Gambaran Pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera
Utara 30
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGAMBILAN dan PEMANFAATAN
AIR BAWAH TANAH dan AIR PERMUKAAN
A. Defenisi P3ABT & AP. 32
B. Ketentuan Umum P3ABT & AP.... 33
C. Dasar Hukum Pemungutan P3ABT & AP . 37
D. Objek P3ABT & AP . 39
E. Subjek dan Wajib P3ABT & AP .... 44
F. Dasar Pengenaan ,Tarif,Tata Cara Perhitungan
dan Penetapan P3ABT & AP. .. 49
G. Masa Pajak,Tahun Pajak,Saat Terutang Pajak
dan Wilayah P3ABT & AP . 50
H. Tata Cara Pembayaran Pajak ..
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Mekanisme Pemungutan P3ABT & APU .. 51
B. Target dan Realisasi Penerimaan P3ABT & APU
Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara .. 52
C. Hambatan-hambatan Utama yang menyebabkan banyaknya
Wajib Pajak tidak membayar
Pajak ABT & APU 5
D. Upaya--upaya yang Dilakukan Oleh Kantor
Dispenda Pemprovsu dalam Penerimaan P3ABT & APU 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
A. Kesimpulan 56
B. Saran .. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI ( PKLM )
Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang,oleh karena
itu menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan dalam
rangka kegotong-royongan Nasional sebagai peran serta masyarakat dalam pembangunan
Nasional dan pembiayaan Negara.
Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan
berkesinambungan yang bertujuan untuk memungkinkan kesejahteraan rakyat baik materi
maupun spiritual.Untuk merealisasikan tujuan tersebut,perlu banyak memperhatikan
masalah pembiayaan pembangunan.Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian
suatu bangsa dan Negara dalam pembiayaan dan pembangunan yaitu menggali sumber
dana yang berasal dari negeri yaitu berupa pajak.Pajak ditetapkan untuk membiayai
pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama,khususnya melalui pajak daerah.
Dengan dilakukannya system otonomi daerah (otda) berdasarkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004,tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah,maka pemerintah daerah akan lebih giat dalam membangun rumah tangga
daerahnya sendiri melalui pengenaan pajak daerah yang menjadi pendapat asli daerah.
Untuk membiayai rumah tangga daerah tersebut,pemerintah sendiri telah
menetapkan Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan berdasarkan
ketetapan yang berlaku.Terdapat pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
pajak daerah dan retribusi daerah,dimana pajak daerah tersebut terbagi menjadi dua jenis
yaitu : Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten
Pajak Provinsi tersebut terdiri dari :
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.
2. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraaan di Atas Air.
3. Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
4. Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air di Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
Melalui pengenaan pajak terhadap fasilitas yang disebutkan diatas,salah
satunyaPajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air di Bawah Tanah dan Air Permukaan
(P3 ABT & AP) sangat menunjang bagi pemasukan anggaran rumah tangga daerah.
Pengenaan pajak terhadap Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air di Bawah
Tanah dan Air Permukaan (P3 ABT & AP) merupakan fasilitas potensial bagi
Pendapatan Asli Daerah (PAD).Untuk menopang pendapatan anggaran rumah tangga
daerah sendiri,sesuai dengan ketetapan yang berlaku dan sesuai dengan Undang
Undang No.34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan Undang Undang No.33 tahun 2004
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.Dengan adanya kepastian
hukum,pemerintah memiliki dasar hukum yang kuat dalam menentukan dan memungut
pajak.Di lain pihak masyarakat lebih memahami akan pentingnya pajak bagi
pembangunan.
Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan bagi
mahasiswa untuk mengaplikasikan teori maupun ilmu yang sudah diperoleh dan
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
menuangkannya di dalam PKLM dalam rangka menyelesaikan program studi di bangku
perkuliahan.
Dengan demikian penulis mencoba ingin mengetahui lebih jauh mengenai
kebijakan yang berlaku oleh pemerintah daerah dalam menerapkan peraturan khususnya
P3 ABT & AP terhadap wajib pajak,oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK
PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH & AIR
PERMUKAAN (P3 ABT & AP) PADA DINAS PENDAPATAN PROPINSI
SUMATERA UTARA
B. TUJUAN DAN MANFAAT PKLM
Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang wajib
dilakukan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Adminstrasi
Perpajakan pada Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah :
1. Untuk mengetahui tentang mekanisme pemungutan pajak pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan (P3 ABT & AP) pada UPDT
Provinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui tata cara perhitungan P3 ABT & AP.
3. Untuk mengetahui realisasi dan penetapan target P3 ABT & AP pada tahun
anggaran 2008 2009.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan utama dalam pelaksanaan pemenuhan
kewajiban pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
5. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Dispenda dalam
meningkatkan pungutan P3ABT & AP.
Mamfaat yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah:
1. Bagi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan teori maupun ilmu yang sudah diperoleh dan menuangkannya
dalam permasalahan yang timbul selama praktik kerja lapangan mandiri pada
kantor Dispenda Sumatera Utara.
b. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan social terhadap dunia kerja nyata.
c. Menumbuhkan dan menciptakan semangat professional dalam melaksanakan
pekerjaan ,serta mengembangkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan.
d. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air
Bawah Tanah dan Air Permukaan (P3 ABT & AP).
2. Bagi Kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Sumatera Utara
a. Untuk meningkatakan kualitas generasi muda dengan praktek kerja lapangan
jangka pendek.
b. Sebagai sarana untuk mempromosikan sumber daya manusia yang ahli dan sesuai
dengan keahliannya.
c. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara pihak Universitas Sumatera
Utara dengan kantor Dispenda Provinsi Sumatera Utara.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
d. Membuat masukan bagi kantor dalam rangka peningkatan,perencanaan dan
pembangunan
e. Memperoleh ide-ide baru dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan
Mandiri(PKLM).
3. Bagi Lembaga Pendidikan ( Universitas Sumatera Utara )
a. Sebagai sarana untuk mempromosikan sumber daya manusia yang ahli dan sesuai
dengan keahliannya.
b. Meningkatkan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara dengan Kantor
Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.
c. Membangun dunia kerja untuk diuji secara nyata melalui praktik kerja lapangan
pada mahasiswa.
d. Meningkatkan pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang
dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera
Utara.
C. Ruang Lingkup PKLM
Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling dasar dalam melakukan kegiatan
PKLM ini sehingga dapat terealisasi dan mudah dimengerti,maka penulis terlebih dahulu
membatasi kegiatan dengan masalah-masalah pokok yang akan diteliti dan akan dibahas :
a. Mekanisme pemungutan P3 ABT & AP.
b. Cara menghitung P3 ABT & AP.
c. Saat terjadinya P3 ABT & AP.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
d. Penetapan target dan realisasi P3 ABT & AP tahun anggaran 2008 -2009.
e. Hambatan yang ditemui dan upaya yang dapat dilakukan oleh DINAS
PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA dalam memungut P3 ABT &
AP.
D. METODE PKLM
Adapun yang menjadi metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) antara
lain :
1. Tahap persiapan
Pada tahapan ini penulis melakukan berbagai persiapan,dimulai dari
mempersiapkan judul PKLM,lokasi PKLM,mengajukan proposal hingga diseminarkan
dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
2. Studi Literatur
Penulis mencari sumber-sumber bacaan,seperti buku-buku,surat edaran,surat
Keputusan Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak serta Undang-Undang dan segala sesuatu
yang berhubungan dan bias dijadikan sumber oleh penulis dalam rangka melakukan
praktik kerja ini.
3. Observasi lapangan
Penulis melakukan observasi atau pengamatan lapangan di kantor DINAS
PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA mengenai objek PKLM.
4. Pengumpulan data
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan Mekanisme Pemungutan P3
ABT & AP melalui penelitian pustakaan dan penelitian lapangan.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
5. Analisa data dan evaluasi
Penulis ingin menganalisa data,mengevaluasi data tentang target penerimaan dan
realisasi penerimaan pajak P3 ABT & AP.
E. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Data Primer
a. wawancara ( Interview)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan
wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten dan
menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengakapi.
b. Observasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan cara
langsung maupun tidak langsung terjun kelapangan untuk melakukan peninjauan dengan
mengamati,mendengar,dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan
berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan
pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.
c. Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar
dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi dalam hal ini kantor DINAS
PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PKLM
Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan laporan ini adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam hal ini diuraikan mengenai latar belakang PKLM tentang
pajak P3 ABT & AP,pembahasan dan penjelasan,tujuan penulisan
serta bentuk sistematika penulisan laporan PKLM.
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
Dalam hal ini penulis menguraikan gambaran umum dari kantor
DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA
UTARA.Tentang sejarah singkat,struktur organisasi,uraian tugas
pokok dan fungsi serta gambaran pegawai.
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK
Dalam bab ini penulis menguraikan secara sistematis mengenai
gambaran umum P3 ABT & AP,pengertian,ketentuan umum,nama
objek dan subjek,tariff P3 ABT & AP dan cara perhitungan P3
ABT & AP,proses pemungutan P3 ABT & AP,dasar P3 ABT &
AP dan saat terjadinya P3 ABT & AP.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
BAB IV ANALISIS EVALUASI
Dalam bab ini diuraikan penganalisaan terhadap data yang didapat
serta mengevaluasi data tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang
dianggap perlu yang diperoleh dari totalitas penelitian.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PROVINSI
SUMATERA UTARA
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
Pada mulanya urusan Pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi
Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan . Berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang
Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, sejak 16 Mei 1973
Biro Keuangan berubah nomenklatur menjadi Direktorat Keuangan.Sebagai konsekuensi
perubahan tersebut maka Bagian Pajak dan Pendapatan mengalami perubahan menjadi
Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.
Perubahan terus dilakukan dengan diterbitkannya SK Gubernur Sumatera Utara
tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU (sebagai tindaklanjut Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri R.I. tanggal 7 Nopember 1974 Nomor Finmat 7/15/3/74),
sehingga sejak tanggal 1 April 1975 , Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan
statusnya menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya, melalui SK Mendagri No.
KUPD 3/12/43 tertanggal 1 September 1975 tentang.Pembentukan Dinas Pendapatan
Daerah Tingkat II seluruh Indonesia,Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi
Dinas Pendapatan Daerah.Semula pembentukannya dilakukan berdasarkan SK Gubernur
Sumatera Utara Nomor 143/II/GSU, yang lebih lanjut keberadaannya diperkuat dengan
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Perda Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 (mulai berlaku tanggal 31 Maret
1976).
Sebagai tindaklanjut dari UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah jo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP R.I) Nomor 84 Tahun 2000
tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara
mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tanggal 31 Juli 2001 tentang Dinas-
Dinas sebagai Institusi teknis, yang membantu Pemerintah Provinsi (Gubernur) dalam
melaksanakan tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan (medebewind).
Salah satu Dinas tersebut adalah DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI
SUMATERA UTARA (DIPENDASU).Mengingat luasnya wilayah kerja dari Dinas
Pendapatan yang meliputi seluruh wilayah Sumatera Utara maka untuk efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan tupoksinya maka dibentuklah UPTD/Unit Pelaksana Teknis Dinas
(sebelumnya disebut cabang dinas).
Berdasarkan pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 dan sesuai dengan otonomi
yang diberikan, maka daerah diberikan hak untuk mengurus rumah tangganya sendiri dan
sebagai konsekuensinya daerah diberikan sumber-sumber keuangan yang cukup. Untuk
mengelola sumber-sumber tersebut maka dibentuklah dinas-dinas dimana salah satunya
adalah Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.
Sesuai dengan tupoksinya sebagai penyelenggara sebagian kewenangan pemerintahan
maupun tugas dekonsentrasi di bidang pendapatan daerah, Dipendasu memiliki peranan
yang sangat strategis yakni : sebagai pengelola utama sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang digunakan mendanai belanja Provinsi Sumatera Utara, dengan berpedoman
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
pada prinsip akuntabilitas, transparansi, efisien dan efektif . Dengan peran yang strategis
ini, Dispenda dituntut untuk :
1. Mampu meningkatkan PAD secara terus menerus khususnya penerimaan dari
Pajak Daerah dan Retribusi Jasa Ketatausahaan.
2. Mampu mewujudkan Pelayanan Prima (exelent servive) dalam pelaksanakan
administrasi Pajak Daerah dan Retribusi.
3. Mampu mengoptimalkan kewenangan di bidang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yang telah diberikan.
4. Mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pajak.
Dalam melaksanakan tugas sebagai salah satu pengelola utama pendapatan daerah,
adapun wilayah kerja Dispendasu meliputi seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara yang
terdiri dari 28 daerah otonom tingkat Kabupaten/Kota. Sebagai upaya mengantisipasi
luasnya wilayah pengelolaan, Pempropsu telah membentuk UPTD-UPTD yang kemudian
ditindaklanjuti melalui kebijakan pemekaran.
Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas Pendapatan terdiri dari :
1. UPT Medan Utara,dengan Wilayah Kerja meliputi sebagian Kota Medan dan
sebagian dari Kabupaten Deli Serdang.
2. UPT Medan Selatan,dengan Wilayah Kerja meliputi sebagian Kota Medan
dan sebagian dari Kabupaten Deli Serdang
3. UPT Binjai,dengan Wilayah Kerja kota Binjai dan Kabupaten Langkat.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
4. UPT Pematang Siantar,dengan Wilayah Kerja Kota Pematang Siantar dan
Kabupaten Simalungun.
5. UPT Kisaran,dengan Wilayah Kerja Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung
Balai.
6. UPT Rantau Prapat,dengan Wilayah Kerja Kabupaten Labuhan Batu.
7. UPT Padang Sidimpuan,dengan Wilayah Kerja Kota Padang Sidimpuan dan
Kabupaten Tapanuli Selatan.
8. UPT T.Tinggi,dengan Wilayah Kerja Kota Tebing Tinggi.
9. UPT Kabanjahe, dengan Wilayah kerja kabupaten Tanah Karo.
10. UTP Sibolga, dengan Wilayah Kerja Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli
Tengah.
11. UPT Sidikalang, dengan wilayah Kerja Kabupaten Dairi.
12. UPT Gunung Sitoli, dengan Wilayah Kerja Kabupaten Nias.
13. UPT Balige, dengan Wilayah Kerja Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli
Utara.
14. UPT Penyabungan, dengan Wilayah Kerja kabupaten Mandailing Natal.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Berdasarkan keputusan Walikota Medan No. 25 Tahun 2002 Pasal 5, susunan
organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utaraterdiri dari :
1. Kepala Unit
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB )
4. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA )
5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT/APU dan PBB-KB.
6. Seksi Retribusi
7. Seksi Pendapatan lain-lain.
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Sesuai dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 060.254.K TAHUN
2004 tentang tugas,fungsi,dan tata kerja Dinas Pendapatan serta Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara:
a. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara
b. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan pemerintahan daerah otonomi oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut Azas
Desentralisasi.
c. Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara yang selanjutnya disebut
Gubernur,adalah yang memimpin Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
d. Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Sumatera Utara yang selanjutnya disebut
DPRD,adalah Badan Legislatif daerah Provinsi Sumatera Utara.
e. Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Perangkat
Daerah,terdiri dari Sekretariat Daerah,Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
lainnya.
f. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Sekretaris
Daerah.
g. Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut Dinas-
Dinas Daerah.
h. Tugas Dekonsentrasi adalah Kewenangan yang dilimpahkan oleh Pemerintah
kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah.
i. Tugas Pembantuan adalah Penugasan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Provinsi atau dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota,untuk
melaksanakan tugas tertentu.
j. Kebijakan Daerah adalah Kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah yang ditetapkan oleh Kepada Daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
k. Standar adalah Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan
dalam melaksanakan kegiatan.
l. Dinas Pendapatan Propinsi Sumatera Utara selanjutnya disebut Dinas.
m. Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya disebut
Kepala Dinas.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
n. Wakil Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,yang selanjutnya
disebut wakil Kepala Dinas.
o. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara yang
selanjutnya disebut Unit.
p. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,yang
selanjutnya disebut Kepala Unit.
Kepala Unit mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
pengadministrasian,pengutipan,dan penyetoran PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak
ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan Pendapatan lain-lain.Untuk melaksanakan tugas
tersebut, Kepala Unit mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan dan penyempurnaan Standar-standar pendataan
potensi,penyuluhan,pengadministrasian,pengutipan dan penyetoran serta
pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak ABT/APU,PBB-
KB,Retribusi dan Pendapatan lain-lain.
2. Penyelenggaran optimalisasi pendataan
potensi,pengadministrasian,pengutipan,dan penyetoran serta pelaporan hasil
pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan
Pendapatan lain-lain serta pelaporannya sesuai ketentuan dan Standar yang
ditetapkan.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala
Dinas,sesuai bidang tugas dan fungsinya.
4. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas
dan Wakil Kepala Dinas,sesuai bidang tugas dan fungsinya.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
5. Pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada
Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas,sesuai Standar yang ditetapkan.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud,Kepala Unit
dibantu oleh:
1. Sub Bagian Tata Usaha
2. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
3. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA)
4. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatann ABT/APU dan PBB-KB
5. Seksi Retribusi
6. Seksi Pendapatan lain-lain
D. Tata Kerja
1. Sub Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha di pimpin oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas di bidang
ketatausahaan yang meliputi pengolahan administrasi keuangan, kepegawaian,
perlengkapan, perumahtanggaan, dan urusan umum lainnya.
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kebutuhan keuangan,Personil dan Peralatan UPT,sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
b. Menyelenggarakan pengelolaan Keuangan,Personil,Peralatan dan Ketatausahaan
UPT,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Menghimpun bahan/data dari seksi lainnya,untuk Pembukuan dan Pelaporan hasil
pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA,Pajak ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan
Pendapatan lain-lain sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Melaksanakan tugas lain yag diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya.
e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya.
f. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.
2. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) mempunyai tugas :
a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan
memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar
jumlah tagihan,tunggakan dan denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor sesuai ketentuan dan Standar yang ditetapkan.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya.
c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan
tugasnya.
d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
3. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA)
Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air ( PKDA) memiliki tugas sebagai berikut :
a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan
memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar
jumlah tagihan,tunggakan dan denda Pajak Kendaraan di Atas Air,serta Bea Balik
Nama Kendaraan di Atas Air,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya
c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan
tugasnya.
d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.
4. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatann ABT/APU dan PBB-KB
Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatann ABT/APU dan PBB-KB
tugas sebagai berikut :
a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan
memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar
jumlah tagihan,tunggakan dan denda Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air
Bawah Tanah dan Air Permukaan,sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya
c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan
tugasnya.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.
5. Seksi Retribusi
a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan
memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar
jumlah tagihan,tunggakan dan denda retribusi,sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya
c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan
tugasnya.
d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.
6.Seksi Pendapatan lain-lain
a. Melakukan pendataan potensi,pendataan dan penagihan,menerima dan
memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak dan membuat daftar
jumlah tagihan,tunggakan dan denda setiap jenis pendapatan lain,sesuai ketentuan
dan standar yang ditetapkan.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit,sesuai bidang tugasnya
c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Unit,sesuai bidang dan
tugasnya.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
d. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit,sesuai standar yang ditetapkan.
E. Gambaran Umum Pegawai Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
Sebagai gambaran umum mengenai pegawai yang ada pada Sinas Pendapatan
Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel I
Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
TAHUN 2009
No Bagian / Subdis Jumlah
1 Kepala Dinas 1 orang
2 Bagian Tata Usaha 22 Orang
3 Sub Dinas Program 11 Orang
4 Sub Dinas Pendapatan dan Penetapan 53 orang
5 Sub Dinas Penagihan 29 orang
6 Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain 21 orang
7 Sub Dinas Bagi HAsil Pendapatan 66 orang
8 Bagian Pemegang Kas 22 orang
9 Bagian Pemegang Barang Berharga 6 orang
10 Bagian Pemegang Barang 5 orang
11 Bagian Swasekola 80 orang
Jumlah PNS dan Swakelola 316 orang
Sumber : Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Keterangan :
Pegawai Negeri Sipil : 236 Orang
Pegawai Swakelola : 80 Orang
TNI Yang dikaryakan 1 Orang
__________
Jumlah Pegawai DISPENDA : 317 Orang
Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa kantor Dinas Pendapatan Provinsi
Sumatera Utara mempunyai komposisi pegawai sebagai berikut :
Satu orang Kepala Dinas, 22 orang Bagian Tata usaha, 11 orang Sub Dinas Program, 53
orang Sub Dinas Pendapatan dan Penetapan Lain-lain, 29 orang Sub Dinas Penagihan, 21
orang Sub Dinas Retribusi dan pendapatan lain-lain, 66 orang Sub Dinas Bagi Hasil
Pendapatan, 22 orang Bagian Pemegang Kas, 6 orang bagian Pemegang Barang
Berharga, 5 orang Bagian Pemegang Barang, 80 orang bagian Swasekola, dan fungsi 1
orang TNI yang dikaryakan untuk membantu dalam penagihan pajak oleh wajib pajak.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Tabel II
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Golongan Jumlah
Golongan IV/c 1 orang
Golongan IV/b 4 orang
Golongan IV/a 5 orang
Golongan III/d 35 orang
Golongan III/c 25 orang
Golongan III/b 78 orang
Golongan III/a 39 orang
Golongan II/d 21 orang
Golongan II/c 17 orang
Golongan II/b 3 orang
Golongan II/a 8 orang
Sumber : Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa Kantor Dinas Pendapatan Provinsi
Sumatera Utara mempunyai jumlah pegawai berdasarkan golongan sebagai berikut :
Golongan IV/c, 4 orang Golongan IV/b, 5 orang Golongan IV/a, 35 orang Golongan
III/d, 25 orang Golongan III/c, 78 orang Golongan III/b, 39 orang Golongan III/a, 21
orang Golongan II/d, 17 orang Golongan II/c, 3 orang Golongan II/b, 8 orang Golongan
II/a.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK PENGAMBILAN dan PEMANFAATAN AIR
BAWAH TANAH dan AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP)
A. Defenisi P3 ABT & AP
Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat di andalkan.
Kebutuhan ini semakin di rasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya otonomi
daerah di Indonesia, yaitu mulai tanggal 1 Januari 2001. Dengan adanya otonomi daerah
dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung
pembiayaan pengeluaran daerah. Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang
mungkin di pungut oleh daerah, Undang-undang tentang pemerintahan daerah
menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan yang
berasal dari dalam daerah dan dapat di kembangkan sesuai dengan kondisi masing-
masing daerah.
Di Indonesia pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah daerah
bersumber hukum pada Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 yang sebagaimana telah
diubah menjadi Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang membahas tentang pajak
daerah dan retribusi daerah. Dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, dijelaskan
bahwa Pajak Daerah adalah kontribusi wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur :
1. Kontribusi dari rakyat kepada negara, bahwa yang berhak memungut pajak
hanyalah negara dan kontribusi tersebut berupa uang (bukan barang)
2. Berdasarkan Undang-undang, pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan
Undang-undang serta aturan pelaksanaannya
3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung
dapat dipungut
4. Digunakan untuk membiayai rumahtangga negara, untuk pengeluaran yang
bermanfaat.
Menurut Peraturan daerah kota Medan Nomor 06 Tahun 2002 tentang Pajak Daerah
dijelaskan bahwa PAJAK PENGAMBILAN dan PEMANFAATAN AIR BAWAH
TANAH dan AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP) adalah Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah tanah dan air permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi
atau badan,kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat.Pengertian
Air bawah tanah adalah air yang berada di perut bumi,termasuk air yang muncul secara
alamiah diatas permukaan tanah.Sedangkan Air Permukaan adalah air yang berada di atas
permukaan bumi tidak termasuk air laut.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
B. Ketentuan Umum Pajak Penambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan
Air Permukaan (P3 ABT & AP)
Adapun ketentuan umum Pajak Penambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6
Tahun 2002 adalah sebagai berikut :
1.Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara
2.Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara
3.Kepala Daerah adalah ubernur Sumatera Utara
4.Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara
5.Pajak adalah Pajak Pengambilan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan
6.Pajak Penambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang
selanjutnya disebut Pajak adalah Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi atau badan,kecuali
untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat
7.Air bawah tanah adalah air yang berada diperut bumi,termasuk mata air yang
muncul secara alamiah diatas permukaan tanah
8.Air Permukaan adalah air yang berada di atas permukaan tidak termasuk air laut
9.Subjek Pajak adalah orang atau badan yang mengambil dan atau memanfaatkan
air bawah tanah dan air permukaan
10. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik
yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, BUMN atau
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
BUMD dengan nama dan bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana
Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Sosial Politik, atau
Organisasi yang sejenis, Bentuk Usaha Tetap dan bentuk badan lainnya.
11. Wajib Pajak adalah orang atau badan yang menurut ketentuan Peraturan
Perundang-undangan Perpajakan Daerah diwajibkan untuk melakukan
pembayaran pajak yang terutang, termasuk pemungut atau pemotongan pajak
tertentu.
12. Masa Pajak adalah jangka waktu lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwim
atau jangka waktu yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.
13. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa
pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak, menurut Ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah.
14. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) tahun
takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun takwim..
15. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,dalam masa
pajak,dalam tahun pajak,atau bagian dalam tahun pajak menurut peraturan
perundang-undangan perpajak daerah
16. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap
Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak
17. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah
surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
pembayaran Pajak yang terutang,objek pajak dan atau bukan objek pajak,dan atau
harta dan kewajiban menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
18. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah Surat yang
digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
yang terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah
19. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat
keputusan yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak
20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat dengan
SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pokok
pajak,jumlah kredit pajak,jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,besarnya
sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar
21. Surat ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya
disingkat SKPDKBT adalah Surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan
atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
22. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDLB
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya
dengan jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak
seharusnya terutang.
23. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat dengan SKPDN
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya
dengan jumlah kredit pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
24. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat dengan STPD adalah
surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga
dan/atau denda.
25. Surat Keputusan Keberatan adalah keputusan atau keberatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Daerah,Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau terhadap pemotongan dan
pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan pleh Wajib Pajak
26. Pemeriksaan adalah serangkain kegiatan untuk mencari,mengumpulkan dan
mengolah dana dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan Daerah berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan daerah
27. Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 ( satu ) tahun pajak
28. Surat Keputusan Pembetulan adalah Surat Keputusan yang membetulkan
kesalahan tulis,kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penetapan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah yang terdapat dalam
Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar,
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak
Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil,atau Surat Tagihan
Pajak Daerah.
29. Penyidikan Tindakan Pidana Perpajakan Daerah adalah serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil,, yang selanjutnya disebut
Penyidik, untuk mencari serta pengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan Daerah yang terjadi dan
menemukan tersangkanya.
30. Pemungutan adalah suatu rangkai kegiatan mulai dari penghimpunan data objek
dan subjek Pajak, penentu besarnya Pajak yang terhutang sampai kegiatan
penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya.
31. Nilai Perolehan Air (NPA) adalah nilai air yang telah diambil dan dikenai pajak
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan atau air Permukaan yang besarnya sama
dengan volume air dikalikan dengan harga dasar air
32. Harga Dasar air adalah harga Air Bawah Tanah dan atau Air Permukaan
persatuan volume air yang akan dikenai Pajak Pemanfaatan Air yang besarnya
sama dengan Harga Air Baku dikalikan dengan Faktor Nilai Air
33. Harga Air Baku (HAB) adalah rata-rata air persatuan volume yang besarnya sana
dengan Nilai Investasi untuk mendapatkan air dibagi dengan volume air yang
diproduksi
34. Faktor Nilai Air (FNA) adalah suatu bobot nilai dari komponen sumber daya alam
dan komponen-komponen pemulihan,peruntukan dan pengelolaan yang besarnya
ditentukan berdasarkan subjek kelompok penggunaan air serta volume
pengambilannya
35. Kompensasi pemulihan adalah biaya yang dipungut upaya pemulihan atas
kerusakan lingkungan yang telah maupun akan terjadi akibat pengambilan air
36. Kompensasi peruntukan dan pengelolaan adalah biaya yang dipungut dengan
subsidi silang pengambilan Air Bawah Tanah dan atau Air permukaan
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
C. Dasar Hukum Pemungutan P3ABT & AP
Pemungutan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat
sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar hukum
pemungutan pajak hotel pada suatu Kabupaten atau Kota adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang
Nomor 18 Tahun 1997 tantang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
2. Peraturan Pemerintah tentang Pajak Daerah Nomor 65 Tahun 2001
3. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara dan Petunjuk Pelaksanaan Perda
Nomor 06 Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan.
D. Objek P3ABT & AP
1. Objek Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan adalah:
a. Objek pengambilan air bawah tanah dan/atau air permukaan;
b.Pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan;
c. pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan.
2. Dikecualikan dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan adalah:
a. Pengambilan atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air
bawah tanah dan/atau air permukaan oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
b. Pengambilan,atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air
permukaan oleh Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan usaha eksploitasi
dan pemeliharaan pengairan serta mengusahakan air dan sumber-sumber
air.
c. Pengambilan,atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air
bawah tanah dan/atau air permukaan untuk kepentingan pengairan
pertanian rakyat.
d. Pengambilan, atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air
bawah tanah dan/atau air permukaan untuk keperluan dasar rumah tangga;
e. Pengambilan, atau pemanfaatan, atau pengambilan dan pemanfaatan air
bawah tanah dan/atau air permukaan lainnya yang diatur dengan Peraturan
Daerah.
E. Subjek Pajak dan Wajib P3ABT & AP
1. Subjek Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan adalah orang pribadi atau badan yang mengambil, atau memanfaatkan, atau
mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah dan/atau air permukaan.
Subjek pajak di golongkan industri apabila kegiatan produksi atau jasa mengambil dan
memanfaatkan Air Bawah untuk keperluan industri.Yang termasuk golongan industri
adalah pabrik ,perusahaan air minum,door smeer,kolam renang umum,hotel, wisma,
Penginapan,Restoran,dansejenisnya,Rumah Sakit Swasta,Klinik,salon kecantikan,panti
pijat dan sejenisnya,perusahaan perkebunan,tambak udang,tambak ikan dan sejenisnya.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Subjek pajak di golongkan non industri apabila pengambilan dan pemanfaatan Air
Bawah Tanah dan atau Air Permukaan hanya sebagai fasilitas kegiatan.Yang termasuk
golongan non industri adalah kantor swasta, bank swasta , kompleks perumahan, gudang,
praktek dokter, apotik,toko obat dan lain-lain yang tidak termasuk dalam pengecualian
objek pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.
2. Wajib Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
adalah orang pribadi atau badan yang mengambil, atau memanfaatkan, atau mengambil
dan memanfaatkan air bawah tanah dan/atau air permukaan
F. Dasar Pengenaan, Tarif, Tata Cara Penghitungan dan Penetapan P3ABT & AP
1. Dasar Pengenaan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
Dasar pengenaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan adalah nilai perolehan air.
Nilai Perolehan Air adalah hasil perhitungan secara teknis dari volume air dikali
faktor nilai air (FNA) dan harga air baku (HAB).Harga Air Baku dan Harga Dasar Air
ditetapkan oleh daerah dan berlaku secara periodik.
Nilai perolehan air sebagaimana dimaksud di dalam Perda Propinsi Sumatera
Utara dan Petunjuk Pelaksanaan Perda Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan
dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan,disini tertulis di dalam pasal 5
ayat 2 bahwa Nilai perolehan air sebagaimana dimaksud dinyatakan dalam rupiah yang di
hitung menurut sebagian atau seluruh faktor-faktor.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Yang menjadi kriteria faktor-faktor tersebut adalah:
a. Jenis sumber air
b. Lokasi sumber air
c. Volume air yang di ambil atau dimanfaatkan
d. Kualitas air
e. Luas area tempat pemanfaatan air
f. Musim pengambilan atau pemanfaatan air
g. Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan atau
pemanfaatan air
2. Tarif Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
Tarif pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
ditetapkan sebagai berikut :
a. Air Bawah Tanah sebesar 20 % ( dua puluh persen )
b. Air Permukaan sebesar 10 % ( sepuluh persen )
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
3. Cara Penghitungan dan Penetapan P3ABT & AP
Peruntukan Penetapan digolongkan berdasarkan kriteria lokasi tempat
pengambilan air dan jenis sumber air:
a. Industri dan Non Industri Kriteria I,apabila disekitar lokasi sumur bor
atau mata air berada didekat jaringan PDAM dan sumber air lain seperti
Air Permukaan atau pengambilan Air permukaan dari sumber air
tergenang.
b. Industri atau Non Industri Kriteria II,apabila disekitar lokasi sumur bor
atau mata air tidak ada jaringan PDAM dan pengambilan Air Permukaan
dari sumber air mengalir.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
TABEL GOLONGAN INDUSTRI K 1 SUMBER AIR : ABT
No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air
Faktor Nilai Air (FNA)
Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air
1 0 50 M3 (4 x 0,6) + (4,0 x 0,4) 4,0 Rp. 525 Rp. 2.100 50 Rp. 105.000
2 51 500 M3 (4 x 0,6) + (4,4 x 0,4) 4,16 Rp. 525 Rp. 2.184 450 Rp. 982.800 3 501 1000 M3 (4 x 0,6) + (4,8 x 0,4) 4,32 Rp. 525 Rp. 2.268 500 Rp. 1.134.000 4 1001 2500 M3 (4 x 0,6) + (5,2 x 0,4) 4,48 Rp. 525 Rp. 2.352 1500 Rp. 3.528.000 5 Lebih > 2500 M3 (4 x 0,6) + (5,6 x 0,4) 4,64 Rp. 525 Rp. 2.436 500 Rp. 1.218.000 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 6.967.800
Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 1.393.560
TABEL GOLONGAN INDUSTRI K 1 SUMBER AIR : APU
No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air
Faktor Nilai Air (FNA)
Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air
1 0 50 M3 (4 x 0,6) + (4,0 x 0,4) 4,0 Rp. 353 Rp. 1.412 50 Rp. 70.600
2 51 500 M3 (4 x 0,6) + (4,4 x 0,4) 4,16 Rp. 353 Rp. 1.468 450 Rp. 660.816 3 501 1000 M3 (4 x 0,6) + (4,8 x 0,4) 4,32 Rp. 353 Rp. 1.524,96 500 Rp. 762.480 4 1001 2500 M3 (4 x 0,6) + (5,2 x 0,4) 4,48 Rp. 353 Rp. 1.581,44 1500 Rp. 2.372.160 5 Lebih > 2500 M3 (4 x 0,6) + (5,6 x 0,4) 4,64 Rp. 353 Rp. 1.637,92 500 Rp. 818.960 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 4.685.016
Jumlah Pajak Terutang 10% Rp. 468.501
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
TABEL GOLONGAN INDUSTRI K II SUMBER AIR : ABT
No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air
Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air
1 0 50 M3 (2,25 x 0,6) + (2,5 x 0,4) 2,35 Rp. 525 Rp. 1.233,75 50 Rp. 61.687,50
2 51 500 M3 (2,25 x 0,6) + (2,75x 0,4) 2,45 Rp. 525 Rp. 1.286,25 450 Rp. 578.812,50 3 501 1000 M3 (2,25 x 0,6) + (3,0 x 0,4) 2,55 Rp. 525 Rp. 1.388,75 500 Rp. 669.375 4 1001 2500 M3 (2,25 x 0,6) + (3,25 x 0,4) 2,66 Rp. 525 Rp. 1.391,25 1500 Rp. 2.086.875 5 Lebih > 2500 M3 (2,25 x 0,6) + (3,50 x 0,4) 2,75 Rp. 525 Rp. 1.443,75 500 Rp. 751.875 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 4.118.625
Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 823.725
TABEL GOLONGAN INDUSTRI K II SUMBER AIR : APU
No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air
Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air
1 0 50 M3 (2,25 x 0,6) + (2,5 x 0,4) 2,35 Rp. 353 Rp. 829,55 50 Rp. 41.477,50
2 51 500 M3 (2,25 x 0,6) + (2,75x 0,4) 2,45 Rp. 353 Rp. 864,85 450 Rp. 389.182,50 3 501 1000 M3 (2,25 x 0,6) + (3,0 x 0,4) 2,55 Rp. 353 Rp. 900,15 500 Rp. 450.075 4 1001 2500 M3 (2,25 x 0,6) + (3,25 x 0,4) 2,66 Rp. 353 Rp. 935,45 1500 Rp. 1.403.175 5 Lebih > 2500 M3 (2,25 x 0,6) + (3,50 x 0,4) 2,75 Rp. 353 Rp. 970,75 500 Rp. 485.375 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 2.769.285
Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 276.928
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Tabel GOLONGAN NON INDUSTRI K 1 SUMBER AIR : ABT
No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air
Faktor Nilai Air (FNA)
Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air
1 0 50 M3 (4 x 0,6) + (2,0 x 0,4) 3,20 Rp. 525 Rp. 1.680 50 Rp. 84.000
2 51 500 M3 (4 x 0,6) + (2,2 x 0,4) 3,28 Rp. 525 Rp. 1.722 450 Rp. 774.900 3 501 1000 M3 (4 x 0,6) + (2,4 x 0,4) 3,36 Rp. 525 Rp. 1.764 500 Rp. 882.000 4 1001 2500 M3 (4 x 0,6) + (2,6x 0,4) 3,44 Rp. 525 Rp. 1.806 1500 Rp. 2.709.000 5 Lebih > 2500 M3 (4 x 0,6) + (2,8 x 0,4) 3,52 Rp. 525 Rp. 1.848 500 Rp. 924.000 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 5.373.900
Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 1.074.780
Tabel GOLONGAN NON INDUSTRI K 1 SUMBER AIR : APU
No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air
Faktor Nilai Air (FNA)
Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air
1 0 50 M3 (4 x 0,6) + (2,0 x 0,4) 3,20 Rp. 353 Rp. 1.129,60 50 Rp. 56.480
2 51 500 M3 (4 x 0,6) + (2,2 x 0,4) 3,28 Rp. 353 Rp. 1.157,84 450 Rp. 521.028 3 501 1000 M3 (4 x 0,6) + (2,4 x 0,4) 3,36 Rp. 353 Rp. 1.186,08 500 Rp. 539.040 4 1001 2500 M3 (4 x 0,6) + (2,6x 0,4) 3,44 Rp. 353 Rp. 1.214,32 1500 Rp. 1.821.480 5 Lebih > 2500 M3 (4 x 0,6) + (2,8 x 0,4) 3,52 Rp. 353 Rp. 1.242,56 500 Rp. 621.280 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 3.613.308
Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 361.330,80
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Tabel GOLONGAN NON INDUSTRI K 1I SUMBER AIR : ABT
No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air
Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air
1 0 50 M3 (2,25 x 0,6) + (1 x 0,4) 1,75 Rp. 525 Rp. 918,75 50 Rp. 45,937,50
2 51 500 M3 (2,25x 0,6) + (1,1 x 0,4) 1,79 Rp. 525 Rp. 939,75 450 Rp. 442,887,50 3 501 1000 M3 (2,25x 0,6) + (1,2 x 0,4) 1,83 Rp. 525 Rp. 960,75 500 Rp. 480,375 4 1001 2500 M3 (2,25x 0,6) + (1,3x 0,4) 1,87 Rp. 525 Rp. 981,75 1500 Rp. 1,472,625 5 Lebih > 2500 M3 (2,25x 0,6) + (1,4 x 0,4) 1,91 Rp. 525 Rp. 1.002,75 500 Rp. 501,375 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 2,923,200
Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 584,640
Tabel GOLONGAN NON INDUSTRI K 1I SUMBER AIR : APU
No Volume Pengabilan dan Pemanfaatan air
Faktor Nilai Air (FNA) Jumlah FNA Harga Air Baku/M3 Harga Dasar Air Volume Air (M3) Nilai Perolehan Air
1 0 50 M3 (2,25 x 0,6) + (1 x 0,4) 1,75 Rp. 353 Rp. 617,75 50 Rp. 30.887,50
2 51 500 M3 (2,25x 0,6) + (1,1 x 0,4) 1,79 Rp. 353 Rp. 631,87 450 Rp. 284.341,50 3 501 1000 M3 (2,25x 0,6) + (1,2 x 0,4) 1,83 Rp. 353 Rp. 645,99 500 Rp. 322.995,50 4 1001 2500 M3 (2,25x 0,6) + (1,3x 0,4) 1,87 Rp. 353 Rp. 660,11 1500 Rp. 990.165 5 Lebih > 2500 M3 (2,25x 0,6) + (1,4 x 0,4) 1,91 Rp. 353 Rp. 674,23 500 Rp. 337.115 Jumlah Nilai Perolehan Air Rp. 1.965.504,50
Jumlah Pajak Terutang 20% Rp. 196.550
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
G. Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak dan Wilayah P3ABT & AP
Pada Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan , masa
pajak merupakan jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim atau
jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota. Dalam pengertian
masa pajak bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh. Tahun pajak adalah jangka
waktu yang lamanya satu tahun takwim, kecuali wajib pajak menggunakan tahun buku
yang tidak sama dengan tahun takwim.
Pajak yang terutang merupakan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam
masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang ditetapkan
oleh pemerintah daerah Kabupaten/Kota setempat. Saat pajak terutang adalah saat
pengambilan air bawah tanah dan atau air permukaan atau sejak diterbitkannya SKPD
yang ditanda tangani oleh kepala UPTDispendasu. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan
Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang terutang dipungut diwilayah Kabupaten/Kota
tempat orang/badan yang mengambil dan atau memanfaatkan air bawah tanah dan air
permukaan tersebut berlokasi. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah
kabupaten/kota yang diatur berdasarkan Keputusan Kepala Daerah.
H. Tata Cara Pembayaran Pajak
1. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas
2. Pajak yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
diterbitkannya SKPDKB,SKPDKBT,SPTPD,Surat Keputusan Pembetulan,Surat
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlaah pajak
yang harus dibayar bertambah.
3. Kepala Daerah atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang
ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur
atau menunda pembayaran pajak dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua
persen) sebulan.
4. Tata cara pembayaran ,penyetoran,tempat pembayaran,angsuran dan penundaan
pembayaran pajak diatur dengan Keputusan Kepala Daerah.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan ( ABT/APU )
Pemungutan adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari
penghimpunan dat objek dan subjek pajak,penentuan pajak yang terutang sampai kepada
kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan dan penyetorannya.
Kegiatan ini dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Pendataan Potensi
2. Penetapan pajak
3. Penagihan Pajak
4. Penyetoran Pajak
1. Pendataan Potensi
Pendataan objek/subjek pajak dilaksanakan dengan turun langsung kelapangan dan
sebelum kelapangan sudah dipersiapkan data-data awal yang lainnya,dan petugas yang
turun kelapangan sudah harus dilengkapi dengan surat tugas yang ditandatangani oleh
Ka.UPTD
Kegiatan pendataan meliputi :
a. Jenis sumber ( ABT/APU )
b. Lokasi pemanfaatan air (dekat atau jauh dengan jaringan
PDAM,sungai,danau,waduk dan rawa)
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
c. Untuk APU,apakah airnya berasal dari air yang mengalir (sungai) atau dari air yang
tergenang (danau,waduk,rawa)
d. Ada tidaknya izin dari pihak yang berwenang (data perizinannya)
e. Untuk sumur bor agar dapat dicatat diameter pipa masuk,pipa distribusi,mesin
menghisap (berapa besarnya PK),berapa jam dipakai dalam sehari dan berapa hari
dalam sebulan.
f. Ada tidak alat meter air,jika ada meteran air supaya dicatat angka terakhir di alat
meter pada tanggal (TMT) dimulainya kewenangan Pemerintah Propinsi Sumatera
Utara memungut Pajak ABT/APU
Dan hasil pelaksanaan kegiatan pendataan tersebut dilaporkan kepada Kadispendasum
untuk bahan masukan dan untuk menetapkan kebijakan selanjutnya.
2. Penetapan Pajak
Proses penetapan pajak dimulai dari penyampaian blanko Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD) kepada wajib pajak yaitu sebelum berakhir masa pajak (1)
minggu sebelum akhir bulan berjalan.Apabila tenggang waktu 15 hari dilampaui dan
wajib pajak tidak/belum menyampaikan SPTPD ke kantor UPTD,maka petugas harus
mendatangi alamat wajib pajak untuk:
a. Mempertanyakan,meminta SPTPD yang telah diisi dan ditandatangani oleh wajib
pajak
b. Melakukan cros check data SPTPT dengan data alamat meter air
c. Mencatat kubikasi air yang diambil dan dimanfaatkan ( dari meteran air atau
pengambilan airnya ditaksir )
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
d. Apabila meteran rusak petugas UPTD membuat penaksiran pemakaian air sesuai
dengan penetapan bulan lalu
Setelah memperoleh data lapangan berdasarkan SPTPD atau data alat meteran air atau
penaksiran kubikasi,maka langkah kedua adalah :
1. Menghitung besarnya pajak terutang dengan teliti dan tepat
2. Menuangkan hasil penghitungan pajak terutang ke blanko Surat Penetapan
Pajak Daerah ( SKPD)
3. SKPD yang telah ditandatangani oleh Ka.UPTP dikirimkan/disampaikan kepada
Wajib Pajak (lembar asli) dengan memakai ekspedisi tanda terima.
4. Apabila tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari dilewati dan wajib pajak belum
melunasi kewajibannya,maka petugas UPTD membuat surat Tagihan Pajak
Daerah (STPD) yang isinya berdasarkan SKPD ditambah penetapan sanksi
administrasi (denda) sebesar 2% (dua persen) sebulan
5. Data SPTPD,SKPD,STPD dicatat dalam Buku Induk Potensi Pajak
ABT/APU,kartu kendali,Buku Penetapan/Pembayaran
6. Apabila 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo wajib pajak belum melunasi
kewajibannya ,maka petugas harus menerbitkan surat teguran,7 (tujuh) hari
kemudian belum juga dibayar diberikan surat peringatan,7 (tujuh) hari
selanjutnya diberi surat perintah penagihan seketika dan sekaligus (Surat Paksa)
Apabila dengan Surat Paksa,Wajib Pajak belum juga melunasi kewajibannya,maka
dalam waktu 3 (tiga) hari sesudah tanggal surat paksa,selanjutnya pejabat yang
ditunjuk menerbitkan Surat Perintah Pelaksanaan Penyitaan.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Tindakan represif adalah merupakan tindakan yang paling akhir dilaksanakan untuk
menegakkan wibawa Peraturan Daerah,oleh karena itu agar UPTD mengupayakan
hal ini tidak sampai terjadi dan tahap penyelesaiannya hanya sampai pada tahap
penerbitan STPD.
3. Penagihan Pajak
Penagihan Pajak dilakukan apabila batas waktu/tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari
sudah dilampaui dan wajib pajak belum dating membayar kewajibannya.Blanko yang
dipakai adalah formulir/blanko STPD yang ditandatangani oleh Ka.UPTD
Penggunaan SPTPD dapat dihindari apabila sebelum 30 (tiga puluh) hari,wajib
pajak yang bersangkutan dating membayar dan melunasi kewajibannya.Oleh karena itu
dan sejalan dengan tugas pokok Dispenda perl dilaksanakan upaya-upaya agar wajib
pajak segera melunasi kewajibannya sebelum jatuh tempo,antara lain:
a.Sosialisasi oleh petugas lapangan dengan wajib pajak pada saat menyampaikan
SPTPD maupun SKPD.
b.Melakukan pendekatan secara informal dengan wajib pajak dalam arti positif
c.Memberikan penjelasan kepada wajib pajak bahwa Pajak ABT/APU dipungut
bukan semata-mata penerimaanya untuk Propinsi dan penetapan pajak tersebut
sudah dihitung sesuai dengan ketentuan yang berlaku
d.Kegiatan yang proaktif dari petugas dalam arti jangan menungu wajib pajak
datang ke kantor UPTD,tetapi mendatangi wajib pajak sebelum piutang pajaknya
jatuh tempo
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
e.Dalam laporan bulanan harus disampaikan data penetapan,realisasi dan
penagihan.
4. Penyetoran Pajak
Berdasarkan SKPD,wajib pajak datang membayar dan melunasi hutang
pajaknya.Pembayaran dari Wajib Pajak diterima oleh Pemegang Kas Pembantu (PKP)
dengan menerbitkan SSPD sebagai bukti pembayaran dan harus divalidasi register
ka.SSPD yang asli diserahkan kepada wajib pajak.
Pemegang Kas Pembantu (PKP) wajib menyetor secara bruto ke AC 623 pada PT.
Bank Sumut yang ada di wilayah kerja UPTD.Penerimaan hasil pemungutan pajak
ABT/APU selain dibukukan dalam Buku Kas Umum juga harus dibukukan dalam Buku
Kas Pembantu.
Tindasan SPTPD,SKPD,STPD atau SSPD disusun berurutan dan pendistribusian
lembaran SPTPD,SKPD,STPD atau SSPD sesuai petunjuk didalam blanko.
Ka.UPTD setiap bulannya membuat laporan kepada Kadispendasu yang terdiri dari:
a. Laporan penetapan,realisasi dan penagihan
b. Laporan realisasi dari PKP dengan lampiran Bend.17
c. Dalam laporan tersebut harus dilampirkan juga tindasan
SPTPD,SKPD,STPD,dan atau SSPD.
d. Tembusan laporan disampaikan kepada Sub Dinas ABT/APU dan PBBKB
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Skema Mekanisme Pemungutan Pajak ABT/APU
1. Petugas menyampaikan SPTPD kepada wajib pajak
2.Wajib Pajakdatang ke UPT mengembalikan SPTPD
3. Kasi menetapkan Pajak ABT/APU dala SKPD,ditandatangani oleh Ka.UPTD.
Lembar 1 dan 4 disampaikan kepadaPKP untuk pembuatan SPPD.
4. PKP memanggil untuk menerima pembayaran dan menyerahkan
SPPD,SKPD,dan atau SPTPD (lembar asli) dan lembar 2,3,5 SPPD kepada Kasi
Pajak ABT/APU.
5. PKP menyetorkan uang Pajak ABT/APU dengan formulir Bend 17 ke
AC.623/Kas Daerah pada PT.BANK SUMUT (setoran bruto).
KASI ABT / APU
PKP
KA. U P T D
BANK SUMUT
WP
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
a. Petugas datang ke alamat WP,mencatat volume air atau menaksir kubikasi
pengambilan air dan menerima SPTPD yang tidak disampaikan ke UPTD.
b. Kasi membuat penetapan,ditandatangani Ka.UPT,lembar 1 (asli) SKPD
disampaikan kepada WP dan lembar ke 4 kepada PKP
c. (Belum dilunasi setelah jatuh tempo),Kasi membuat SPTPD ditandatangani
Ka.UPT lembar 1 (asli) disampaikan kepada WP dan lembar ke 4 kepada PKP.
d. PKP menerima pembayaran berdasarkan STPD lembar 1 (asli) dari
STPD,SKPD dan atau SPTPD kepada WP dan lembar 2,3,5 kepada Kasi
ABT/APU.
e. PKP menyetorkan uang pajak ABT/APU dengan formulir Bend 17 ke
AC.623/Kas Daerah pada PT.BANK SUMUT (setoran bruto).
B. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak ABT/APU Tahun Anggaran 2007 s/d
2008
Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu Daerah otonomi yang memiliki hak
Ekomnomi luas. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, Pemerintah Sumatera Utara dituntut untuk dapat mengisi keuangan
daerahnya sendiri, baik melalui Pajak atau melalui sumber-sumber kekayaan Daerah
lainnya. Dengan adanya peraturan daerah tersebut, maka ditindak lanjuti dengan
Peraturan Pemerintah (PP) Undang-Undang Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak
Daerah, sehingga Pemerintah Sumatera Utara berhak untuk memungut Pajak Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan (ABT/APU) yang mana nantinya kontribusi dan Pajak ini
diharapkan dapat membantu mengisi keuangan Daerah.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Untuk mengetahui penerimaan Pajak ABT/APU tahun 2007/2008 dapat kita lihat
pada tabel di bawah ini :
Tahun Uraian Jumlah
2007 APU 10.717.277.973.00
ABT 12.067.377.571.00
2008 APU 11.282.904.161.00
ABT 14.186.434.804.00
Dari tabel diatas dapat kita lihat dan diketahui bahwa target penerimaan Pajak Air
Permukaan (APU) untuk tahun anggaran tahun 2007 yang telah ditetapkan oleh
DISPENDA Provinsi Sumatera Utara adalah Rp. 10.717.277.973.00,sedangkan
penerimaan Pajak Air Permukaan (APU) untuk tahun 2008 yang telah ditetapkan oleh
DISPENDA Provinsi Sumatera Utara adalah Rp. 11.282.904.161.00.Jadi dapat kita
simpulkan penerimaan Pajak Daerah dari Pajak Air Permukaan (APU) dari tahun
2007/2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 565.626.188
Dari tabel diatas dapat kita lihat dan diketahui bahwa target penerimaan Pajak Air
Bawah Tanah (ABT) untuk tahun anggaran tahun 2007 yang telah ditetapkan oleh
DISPENDA Provinsi Sumatera Utara adalah Rp. 12.067.377.571.00,sedangkan
penerimaan Pajak Air Bawah Tanah (ABT) untuk tahun 2008 yang telah ditetapkan oleh
DISPENDA Provinsi Sumatera Utara adalah Rp. 14.186.434.804.00.Jadi dapat kita
simpulkan penerimaan Pajak Daerah dari Pajak Air Permukaan (APU) dari tahun
2007/2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.119.057.233.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Dari keterangan tersebut diatas dapat dianalisa bahwasanya dan disimpulkan bahwa
penerimaan Pajak Daerah dari Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan pada tahun
2007 sampai 2008 mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp. 2.684.683.421.
C. Hambatan-hambatan Utama Yang Menyebabkan Masih Banyaknya Wajib
Pajak Tidak Membayar Pajak APU/ABT
1. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak bahkan ada wajib pajak
yang selalu menghindari untuk membayar pajak
2. Penunggakan pajak oleh wajib pajak
3. Wajib pajak tidak jujur dalam melaporkan dan membayarkan pajak yang terutang
4. Wajib pajak tidak mampu membayar pajak
5.Kurangnya Penyuluhan dari Petugas Pajak
D. Upaya-upaya yang dilakukan Oleh Kantor SAMSAT Tebing Tinggi Dalam
Meningkatkan Penerimaan Pungutan BBN-KB
1. Sosialisasi oleh petugas lapangan dengan wajib pajak pada saat menyampaikan
SPTPD maupun SKPD.
2. Melakukan pendekatan secara informal dengan wajib pajak dalam arti positif
3. Memberikan penjelasan kepada wajib pajak bahwa Pajak ABT/APU dipungut
bukan semata-mata penerimaanya untuk Propinsi dan penetapan pajak tersebut
sudah dihitung sesuai dengan ketentuan yang berlaku
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
4. Kegiatan yang proaktif dari petugas dalam arti jangan menungu wajib pajak
datang ke kantor UPTD,tetapi mendatangi wajib pajak sebelum piutang pajaknya
jatuh tempo
5. Melakukan pengawasan kepada Wajib Pajak atau potensi yang ada.
6. Melakukan razia secara berkala kepada Wajib Pajak atau potensi yang ada.
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian masalah yang dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang
diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dasar pengenaan Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (ABT & APU)
adalah nilai perolehan air.Faktor-faktor yang memperngaruhi nilai perolehan air
adalah sebagai berikut:
a. Jenis sumber air
b. Lokasi sumber air
c. Volume air yang diambil atau dimanfaatkan
d. Kualitas air
e. Luas areal tempat pemanfaatan air
f. Musim pengambilan atau pemanfaatan air
g. Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari pengambilan
dan pemanfaatan air
2. Saat pajak terutang adalah saat pengambilan dan atau pemanfaatan air bawah
tanah dan atau air permukaan atau saat sejak diterbitkannya SKPD yang
ditandatangani oleh Kepala UPTDispendasu.
3. Tarif Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
ditetapkan sebagai berikut :
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Air Bawah Tanah sebesar 20 % ( dua puluh persen )
Air Permukaan sebesar 10 % ( sepuluh persen )
4. Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan ( ABT/APU ) diklasifikasikan sebagai :
a. Pendataan Potensi
b. Penetapan pajak
c. Penagihan Pajak
d. Penyetoran Pajak
5. Mekanisme pemungutannya mempercayakan sepenuhnya kepada wajib pajak
untuk melaporkan hasil penjualan kotornya dan kemudian petugas Dinas
Pendapatan Provinsi Sumatera Utara mengadakan pengawasan atas kebenaran
pelaporan wajib pajak, menghitung, menagih, dan menyetor ke kas daerah. Dalam
hal ini dilakukan untuk menjaga terjadinya penyimpangan
6. Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur pelaksana
pemerintah daerah dalam melaksanakan kewenagan Walikota Medan dibidang
pengelolaan dan pendapatan daerah.
B. Saran-Saran
Sebagai hasil penulisan akhir dari penulisan laporan PKLM ini, maka penulis
memberikan saran-saran. Adapun saran-saran tersebut adalah :
1. Peraturan yang dibuat pemerintah daerah harus menjunjung tinggi azas
keadilan.Ciptakanlah aparat pajak atau instansi pemerintah yang terkait
yang bebas dari KKN..
-
Nurdin M. Sitorus : Mekanisme Pemungutan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah & Air Permukaan (P3 Abt & Ap) Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, 2010.
2. Kepada seluruh masyarakat atau wajib pajak diharapkan untuk menumbuh
kembangkan budaya sadar dan peduli pajak demi pembangunan daerah
yang maju dan berkembang serta mempunyai kualitas yang tinggi bagi
masyarakatnya.
3. Untuk peningkatan penerimaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air
Bawah Tanah dan Air Permukaan (ABT & AP) pada Kantor Dinas
Pendapatan Provinsi Sumatera Utaraperlu melakukan evaluasi terhadap
potensi potensi yang ada.
4. Dalam penentuan target, hendaknya PEMDA Kota Medan perlu
melakukan pengkajian ulang terhadap realisasi penerimaan Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
(ABT & AP) atau disesuaikan dengan keadan sekarang agar target tersebut
nantinya tercapai.
5. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada masyarakat (Sosialisasi dengan
wajib pajak) mengenai dasar penetapan PAJAK ABT & APU, perhitungan
Pajak ABT & APU dan tarif Pajak ABT & APU kepada Wajib Pajak agar
dapat mengerti tentang tata cara perhitungan Pajak ABT & APU.
6. Pungutan Pajak ABT & APU lebi