109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

39
MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Agama dan Etika Islam (KU2061) Disusunoleh: Kelompok 8 Sevina Putri Mahenda 10713045 Nurina Maretha Rianti 10713071 Ulvah Utari 10713074 Siti Hardiyanti 10713094 Sains danTeknologi Farmasi 1

description

masyarakat Madani

Transcript of 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

Page 1: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Agama dan Etika Islam (KU2061)

Disusunoleh: Kelompok 8

Sevina Putri Mahenda 10713045

Nurina Maretha Rianti 10713071

Ulvah Utari 10713074

Siti Hardiyanti 10713094

Sains danTeknologi Farmasi

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2015

1

Page 2: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-

Nya akhirnya dapat diselesaikan penyusunan makalah dan presentasi materi Masyarakat Madani

dan Kesejahteraan Umat ini.

Makalah ini disusun untuk membuka wawasan masyarakat mengenai masyarakat madani

dan hubungannya hingga tercipta kesejahteraan umat.

Pada proses penyusunannya, tidak terdapat begitu banyak kendala karena pada dasarnya

istilah masyarakat madani dan kesejahteraan umat telah umum didengar dimasyarakat namun

belum terlalu banyak pengaplikasian dalam perilaku.

Penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

rahmat-Nya lah makalah ini dapat diselesaikan Penulis juga ucapkan terima kasih kepada Bapak

Cecep Alba atas bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih

juga kepada orang tua kami dan juga teman-teman Kelas Agama dan Etika Islam 09 atas segala

bantuan dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, sehingga

kritik dan saran akan sangat diterima.

Bandung, 20 April 2015

Tim Penulis

2

Page 3: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

DAFTAR ISI

PRAKATA......................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

2.1 Konsep Masyarakat Madani..............................................................................................5

2.1.1. Pengertian Masyarakat Madani.................................................................................6

2.1.2. Masyarakat Madani Dalam Sejarah..............................................................................7

2.1.3. Karakteristik Masyarakat Madani..............................................................................7

2.2. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani...........................................8

2.3. Sistem Ekonomi Islam dan Kesejahteraan umat.............................................................10

2.3.1. Definisi Ekonomi Islam...........................................................................................10

2.3.2. Tujuan ekonomi Islam.............................................................................................10

2.3.3. Prinsip Ekonomi Islam............................................................................................11

2.3.4. Sistem Ekonomi Islam.............................................................................................12

2.3.5. Etos Kerja Islam......................................................................................................16

2.3.6. Kesejahteraan umat..................................................................................................18

BAB III..........................................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20

3.2 Saran................................................................................................................................21

LAMPIRAN PERTANYAAN......................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26

3

Page 4: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu Negara sering berpikir bahwa untuk memajukan negaranya adalah dengan

cara memajukan beberapa aspek berikut seperti ekonomi, teknologi, politik, sosial

budaya, pertahanan keamanan, kesehatan, pendidikan dan banyak aspek lainnya. Suatu

Negara dianggap maju jika negaranya sudah dapat menciptakan teknologi yang canggih

dan pendapatan perkapitanya tinggi. Seluruh aspek yang diatas adalah aspek yang

menjadi fokus untuk diperbaiki setiap Negara.

Tanpa disadari, ada satu aspek sederhana yang juga menjadi penentu besar dalam

memajukan suatu bangsa, yaitu sumber daya manusianya. Sebenarnya sumber daya

manusianyalah yang perlu dibenahi pola pikirnya. Jika SDM suatu Negara sudah baik

dan berkualitas, maka SDM tersebut dapat mengelola aspek-aspek parameter tadi

menjadi lebih baik dan memajukan Negara tersebut.

Konsep masyarakat madani hadir dengan konsep ideal bagaimana manusia

seharusnya berlaku. Masyrakat madani adalah masyarakat yang teratur mulai dari adanya

aturan yang mengatur sikap diri sampai sikap kepada lingkungan. Bahkan konsep ini juga

mengajarkan bagaimana sikap kita dalam bekerja dan berkegiatan dalam bidang

ekonomi, yang merupakan salah satu aspek penting dalam kemajuan suatu bangsa. Serta

tujuan akhir yang akan dicapai masyarakat madani adalah kesejahteraan umat. Jika

keadaan umat sudah sejahtera, maka suatu bangsa dapat dipandang dan dikatakan sebagai

Negara maju oleh bangsa-bangsa lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian konsep masyarakat madani serta sejarah perkembangan dan

karakteristik masyarakat madani?

2. Bagaimana peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani?

3. Bagaimana sistem ekonomi islam serta etos kerja masyarakat madani dalam

mewujudkan kesejahteraan umat?

4

Page 5: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

BAB II

ISI

2.1 Konsep Masyarakat Madani

Istilah masyarakat madani pertama kali disebutkan oleh Anwar Ibrahim, lalu

kemudian dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid, yang merupakan

perluasan dari konsep “civil society” yang diislamkan. Jika kita berbicara tentang

masyarakat madani, maka biasanya ada istilah civil society. Civil Society atau masyarakat

sipil pertama kali disebutkan oleh Cicero di dalam sebuah filsafat politik. Pada

mulanya,civil societyini dipahami sebagai suatu negara (state). Secara historis,istilah civil

societyini berakar dari pemikiran Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes.

Mereka membangun suatu bangunan masyarakat sipil yang dapat meruntuhkan

otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003:

278).

Perbedaan antara Masyarakat Madani dan Civil Society adalah masyarakat

madani merupakan istilah yang dilahirkan untuk menerjemahkan konsep di luar menjadi

“Islami” sedangkan masyarakat sipil tidak. Kemudian perbedaan kedua yaitu masyarakat

sipil adalah buahmodernitas dari gerakan Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang

tidak mementingkan Tuhan. Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat sipil itu

menganut moral-transendental yang rapuh karena meninggalkan nilai-nilai ketuhanan.

Kebalikannya, masyarakat madani lahir dari petunjuk Tuhan. Sesuai dengan perkataan

Maarif bahwa masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan

toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu

Allah (A. Syafii Maarif, 2004: 84).

Konsep masyarakat madani semula dimunculkan sebagai jawaban atas usulan

untuk meletakkan peran agama ke dalam suatu masyarakat Multikultural. Multikultural

sendiri adalah produk dari proses demokratisasiyang kemudian memunculkan ide

pluralistik dan implikasinya kesetaraan hak individual. Perlu kita pahami, perbincangan

5

Page 6: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

seputar Mmasyarakat sipil adalah terjemahan dari istilah Inggris civil society, yang

kemudian diterjemahkan sebagai masyarakat madani.

Masyarakat madani bukan konsep ekslusif, namun masyarakat madani merupakan

konsep yang senantiasa hidup dan dapat berkembang dalam setiap ruang dan waktu.

Karena Al-Qur’an menjadi landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani.

Meskipun Alquran tidak disebukan secara tersurat namun di dalamnya tetap ada arahan

mengenai prinsip-prinsip dasar sebuah masyarakat yang baik.

Berdasarkan sejarah Islam,sejak hijrahnya Nabi Muhammad Saw, masyarakat

madani mulai diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.. Hal tersebut terlihat dari

tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan akidah dan sebuah sikap

optimisme dalam mewujudkan cita-cita membentuk yang madaniyyah (beradab).

2.1.1. Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat  madani ( الح�ض�ر�ي� = al hadhariyyu) adalah masyarakat berbudaya

dan al-madaniyyah (tamaddun) yang maju, berakhlak baik, melaksanakan nilai - nilai

agama (etika religi), beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju

dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi dan juga mengamalkan ajaran

Islam (syarak) dengan benar.

Masyarakat madani adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para

anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan

pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya; dimana pemerintahannya

memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk

mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya. Masyarakat madani

adalah konsep yang cair yang dibentuk dari proses sejarah yang panjang dan

perjuangan yang terus menerus. Masyarakat di negara-negara maju yang sudah dapat

dikatakan sebagai masyarakat madani, maka ada beberapa prasyarat yang harus

dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya pemerintahan

demokratisyang dipilih dan berkuasa secara demokratis dan democratic civilian

6

Page 7: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

(masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai civil security; civil

responsibility dan civil resilience).

2.1.2. Masyarakat Madani Dalam Sejarah

Masyarakat madani yang tercatat dalam sejarah sampai saat ini ada dua,yaitu:

1) Masyarakat Saba’

Masyarakat Saba’ adalah masyarakat di masa Nabi Sulaiman.

2) Masyarakat Madinah

Masyarakat Madinah adalah setelah melakukan traktat atau perjanjian Madinah antara

Rasullullah SAW , umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi

dan Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Perjanjiannya berisi kesepakatan antara

semua pihak untuk saling menolong, menjadikan Rasullullah SAW sebagai

pemimpin, menciptakan kedamaian, memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk

memeluk agama, menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman, dan juga beribadah sesuai

dengan ajaran agama yang dianutnya.

2.1.3. Karakteristik Masyarakat Madani

Masyarakat madani memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam

masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

2. Menyebarnya kekuasaan agar kepentingan-kepentingan individu dapat

terhubung dengan negara.  

3. Meluasnya kesetiaan dan kepercayaan dan tidak mementingkan diri sendiri. 

4. Individu maupun kelompok menghormati pihak lain secara adil

5. Toleran dan tolong menolong antar sesama

6. Berperadaban tinggi, misalnya kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. 

7. Bertuhan dan berakhlak mulia.

8. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi

dalam masyarakat dapat dikurangi.

7

Page 8: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

9. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara

dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.

10. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim

totaliter.

11. Adanya pembebasan masyarakat dengan banyak kegiatan yang diadakan oleh

pemerintah.

12. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah

diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu

oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.

13. Terciptanya keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.

2.2. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Mewujudkan masyarakat madani merupakan cita-cita yang amat mulia untuk

dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat. Umat Islam di Indonesia merupakan

komponen mayoritas bangsa Indonesia. Sebagai komponen terbesar penyusun bangsa ini,

umat Islam dituntut untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan bernegara ini.

Umat islam di Indonesia yang sebagai mayoritas bertanggung jawab atau berperan sangat

besar dalam mewujudkan masyarakat madani. Di negeri ini akan tergantung oleh

bagaimana cara umat Islam dalam menjalani kehidupannya.

Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110

Artinya:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.

8

Page 9: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada

yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah

umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek

kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas SDM-nya dibanding umat non Islam.

Maka dari itu umat islam memiliki tiga peran yang nyata yaitu:

1. Sebagai Warga Negara 

Sebagai warga negara hendaknya umat Islam memenuhi kewajibannya sesuai

pada peraturan-peraturan negara yang telah dibuat.

2. Sebagai Pengembang Kehidupan Bangsa 

Dalam hal ini, umat Islam diharapkan dapat menawarkan dirinya sebagai sumber

pengembangan dalam segala aspek kehidupan seperti, ekonomi, sosial, pendidikan,

politik dan budaya. Dalam melaksanakan perannya, segala tindakan harus didasari pada

nilai-nilai yang Islami.

3. Sebagai Penata Kehidupan Bangsa dan Negara 

Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk karena negara ini memiliki

berbagai macam ras, suku, agama, etnik dan lain-lain. Hal ini karena untuk terciptannya

kedamaian dan ketentraman, seperti yang diajarkan oleh Rasullullah SAW bahwa umat

muslim adalah umat yang penuh kasih sayang, keadilan, dan kearifan yang sesuai dengan

perintah Allah SWT. Dasar-dasar inilah yang dijadikan oleh umat Islam dalam kehidupan

bermasyarakat. Jika setiap orang memiliki rasa toleransi dan menghormati, maka

kehidupan masyarakat madani akan tercapai. Dalam melakukan perannya hendaknya

umat Islam didasari pada pengetahuan dan wawasan.

9

Page 10: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

2.3. Sistem Ekonomi Islam dan Kesejahteraan umat

2.3.1. Definisi Ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah sebuah konsep yang meliputi kegiatan ekonomi

yang berlandaskan tauhid. Sedangkan menurut para Ahli, ekonomi islam adalah

bagaimana cara Islam mengatur kehidupan perekonomian, dengan apa yang dimiliki

dan ditujukan pada ketelitian cara berfikir yang terdiri dari nilai nilai moral Islam dan

nilai nilai ilmu eknomi sera nilai nilai sejarah yang ada hubungannya dengan masalah

masalah siasat perekonomian maupun yang memiliki hubngan dengan sejarah

masyarakat manusia.

Ekonomi Islam juga merupakan sekumpulan dasar dasar umum ekonomi yang

bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, sehingga pada penerapannya kita dapat

mendirikan bagunan perekonomian dan berlandaskan dasar dasar tersebut namun

tetap dapat disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan dan waktu.

Sehingga secara umum, Islam mengajarkan bahwa apabila seseorang

melakukan suatu kegiatan ekonomi seperti bekerja dan tidak melakukannya sesuai

ajaran Islam maka hak itu akan membentuk ikatan yang tidak Islami. Menurut ajaran

islam, manusia tidak memiliki adanya hal milik mutlak, namun hanya hak milik

relatif atau nisbi. Islam mengakui bahwa setiap manusia dapat menjadi pemilik dari

apa yang diperolehnya melalui bekerja dalam pengertian seluas luasnya, dan manusia

juga dapat mempertukarkan hak haknya itu dalam batas batas yang telah ditentukan

secara khusus dalam hukum islam. Batas batas hak milik dalam Islam sesuai dengan

kodrat manusia itu sendiri, yaitu dengan sistem keadilan dan sesuai dengan hak hak

semua pihak yang terlibat.

2.3.2. Tujuan ekonomi Islam

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ekonomi islam

dilaksanakan berlandaskan tauhid maka tujuan ekonomi Islam pun mengarah pada

tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan,

kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya sehingga dapat membantu

manusia mencapai kemenangan di dunia dan akhirat.

10

Page 11: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Seorang fuqaha asal Mesir bernama

Prof.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang

menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia,

yaitu:

a) Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi

masyarakat dan lingkungannya.

b) Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup

aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.

c) Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati

bahwa masalah yang menjad puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar:

1. Keselamatan keyakinan agama (al din)

2. Kesalamatan jiwa (al nafs)

3. Keselamatan akal (al aql)

4. Keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)

5. Keselamatan harta benda (al mal)

2.3.3. Prinsip Ekonomi Islam

Dalam melakukan kegiatan kegiatan berkaitan dengan ekonomi Islam, terdapat

beberapa prinsip dasar, seperti:

a) Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari

Allah swt kepada manusia.

b) Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.

c) Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.

d) Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai

oleh segelintir orang saja.

e) Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya

direncanakan untuk kepentingan banyak orang.

f) Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di

akhirat nanti.

g) Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)

11

Page 12: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

h) Islam melarang riba dalam segala bentuk

2.3.4. Sistem Ekonomi Islam

Ekonomi Islam berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara

kesejahteraan. Ekonomi dalam kacamata Islam merupakan tuntutan kehidupan

sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan

moral. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh

masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu

memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Tidak banyak

yang dikemukakan dalam Al Qur'an, hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja.

Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al Qur'an dan Sunnah banyak sekali

membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai

produsen, konsumen, dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem

ekonomi. Ekonomi Islam menekankan empat sifat, antara lain:

1. Kesatuan (unity)

2. Keseimbangan (equilibrium)

3. Kebebasan (free will)

4. Tanggungjawab (responsibility)

Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang

pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan

adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman

dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada

usaha-usaha berkategori terlarang. Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama

seperti perbankan konvensional, yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan

keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana, membiayai

kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai. Perbandingan antara bank syariah

dan bank konvensional adalah sebagai berikut:

Bank Islam Bank Konvensional

12

Page 13: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

Melakukan hanya investasi yang halal

menurut hukum Islam

Memakai prinsip bagi hasil, jual-beli,

dan sewa

Berorientasi keuntungan dan falah

(kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai

ajaran Islam)

Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk kemitraan

Penghimpunan dan penyaluran dana

sesuai fatwa Dewan Pengawas Syariah

Melakukan investasi baik

yang halal atau haram

menurut hukum Islam

Memakai perangkat suku

bunga

Berorientasi keuntungan

Hubungan dengan nasabah

dalam bentuk kreditur-debitur

Penghimpunan dan

penyaluran dana tidak diatur

oleh dewan sejenis

Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara lain:

a. Titipan atau simpanan

1) Al-Wadi'ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana

penitip dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan

sistem wadiah Bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan,

untuk memberikan bonus kepada nasabah. Bank Muamalat

Indonesia-Shahibul Maal.

2) Deposito Mudharabah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam

kurun waktu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap

dana nasabah yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan

nasabah dengan nisbah bagi hasil tertentu.

b. Bagi Hasil

1) Al-Musyarakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model

partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi

dalam rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi

berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak.

Perbedaan mendasar dengan mudharabah ialah dalam konsep ini

13

Page 14: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

ada campur tangan pengelolaan manajemennya sedangkan

mudharabah tidak ada campur tangan

2) Al-Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan

pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut

rasio tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh

oleh pihak Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan

pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti

penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.

3) Al-Muzara'ah, adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah

yang bergerak dalam bidang pertanian/perkebunan atas dasar bagi

hasil dari hasil panen.

4) Al-Musaqah, adalah bentuk lebih yang sederhana dari muzara'ah,

di mana nasabah hanya bertanggung-jawab atas penyiramaan dan

pemeliharaan, dan sebagai imbalannya nasabah berhak atas nisbah

tertentu dari hasil panen.

c. Jual beli

1) Bai' Al-Murabahah, adalah penyaluran dana dalam bentuk jual

beli. Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan pengguna

jasa kemudian menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga

yang dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank,

dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut. Besarnya

angsuran flat sesuai akad diawal dan besarnya angsuran=harga

pokok ditambah margin yang disepakati. Contoh: harga rumah 500

juta, margin bank/keuntungan bank 100 jt, maka yang dibayar

nasabah peminjam ialah 600 juta dan diangsur selama waktu yang

disepakati diawal antara Bank dan Nasabah.

2) Bai' As-Salam, Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan di

kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Barang

yang dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas dan spesifik,

dan penetapan harga beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara

14

Page 15: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

kedua belah pihak. Contoh: Pembiayaan bagi petani dalam jangka

waktu yang pendek (2-6 bulan). Karena barang yang dibeli

(misalnya padi, jagung, cabai) tidak dimaksudkan sebagai

inventori, maka bank melakukan akad bai' as-salam kepada

pembeli kedua (misalnya Bulog, pedagang pasar induk, grosir).

Contoh lain misalnya pada produk garmen, yaitu antara penjual,

bank, dan rekanan yang direkomendasikan penjual.

3) Bai' Al-Istishna', merupakan bentuk As-Salam khusus di mana

harga barang bisa dibayar saat kontrak, dibayar secara angsuran,

atau dibayar di kemudian hari. Bank mengikat masing-masing

kepada pembeli dan penjual secara terpisah, tidak seperti As-Salam

di mana semua pihak diikat secara bersama sejak semula. Dengan

demikian, bank sebagai pihak yang mengadakan barang

bertanggung-jawab kepada nasabah atas kesalahan pelaksanaan

pekerjaan dan jaminan yang timbul dari transaksi tersebut.

4) Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan atas barang itu sendiri.

5) Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik sama dengan ijarah adalah akad

pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran

upah sewa, namun dimasa akhir sewa terjadi pemindahan

kepemilikan atas barang sewa.

d. Jasa

1) Al-Wakalah adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah,

yang merupakan akad (perwakilan) yang sesuai dengan prinsip

prinsip yang di terapkan dalam syariat islam.

2) Al-Kafalah adalah memberikan jaminan yang diberikan oleh

penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak

kedua atau yang ditanggung, dengan kata lain mengalihkan

15

Page 16: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

tanggung jawab seorang yang dijamin dengan berpegang pada

tanggung jawab orang lain sebagai jaminan.

3) Al-Hawalah adalah akad perpindahan dimana dalam prakteknya

memindahkan hutang dari tanggungan orang yang berhutang

menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang

(contoh: lembaga pengambilalihan hutang).

4) Ar-Rahn, adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah,

yang merupakan akad gadai yang sesuai dengan syariah.

5) Al-Qardh adalah salah satu akad yang terdapat pada sistem

perbankan syariah yang tidak lain adalah memberikan pinjaman

baik berupa uang ataupun lainnya tanpa mengharapkan imbalan

atau bunga (riba . secara tidak langsung berniat untuk tolong

menolong bukan komersial.

2.3.5. Etos Kerja Islam

Ekonomi Islam akan berkaitan erat dengan sikap dan karakter seorang muslim

dalam berkerja atau disebut dengan etos kerja Islam. Etos kerja secara luas

merupakan akhlak seorang muslim dalam bekerja yang didasarkan pada cara seorang

muslim melihat arti kerja dalam kehidupan, cara bekerja dan hakikat bekerja. Dalam

Islam, Iman sering kali dikaitkan dengan amal, sehingga kerja yang merupakan

bagian amal secara tidak langsung akan berkaitan dengan iman seseorang.

Berkaitan dengan iman, maka etos kerja islam juga dapat diartikan sebagai

semangat menapaki jalan lurus dengan mengharapkan ridha Allah SWT, berdasarkan

Al-Quran dan Al-hadits sebagai tuntunan dan pegangan dalam masalah yang

berkaitan dengan kerja.

16

Page 17: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu

sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.” (QS:Ar-Ra’d : 11)

Rasulullah SAW bersabda: “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu

hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.”

Etika kerja dalam Islam yang perlu diperhatikan adalah

a) Adanya keterkaitan individu terhadap Allah sehingga menuntut individu

untuk bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha

keras memperoleh keridhaan Allah dan mempunyai hubungan baik dengan

relasinya.

b) Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan.

c) Tidak memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam

bekerja, semua harus dipekerjakan secara professional dan wajar.

d) Tidak melakukan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya

dengan minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan Allah.

e) Professionalisme dalam setiap pekerjaan.

Berikut ini merupakan penjelasan tentang ciri-ciri etos kerja muslim tersebut

adalah kutipan dari buku Memperdayakan Etos Kerja Islam yang ditulis oleh

K.H.Toto Tasmara. 25 ciri etos kerja islam itu adalah sebagai berikut:

1. Mereka kecanduan terhadap waktu

2. Mereka memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)

3. Mereka kecanduan kejujuran

4. Mereka memiliki komitmen

5. Istiqomah kuat pendirian

6. Mereka kecanduan disiplin

7. Konsekuan dan berani menghadapi tantangan

8. Mereka memiliki sikap percaya diri

9. Mereka orang yang kreatif

10. Mereka tipe orang yang bertanggung jawab

11. Mereka bahagia karena melayani

12. Mereka memiliki harga diri

13. Memiliki jiwa kepemimpinan

17

Page 18: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

14. Mereka berorientasi ke masa depan

15. Hidup berhemat dan efisien

16. Memiliki jiwa wiraswasta

17. Memiliki insting bertanding

18. Keinginan untuk mandiri

19. Mereka kecanduan belajar dan haus ilmu

20. Memiliki semangat perantauan

21. Mempertahankan kesehatan dan gizi

22. Tangguh dan pantang menyerah

23. Berorientasi pada produktivitas

24. Memperkaya jaringan silaturahmi

25. Mereka memiliki semangat perubahan

2.3.6. Kesejahteraan umat

Ekonomi Islam yang dilaksanakan dengan etos kerja Islam diharapkan dapat

mewujudkan cita cita kesejahteraan umat. Ajaran ekonomi yang dilandaskan oleh

nilai nilai agama akan menjadikan tujuan kesejahteraan kehidupan yang

meningkatkan jiwa dan iman umat terhadap-Nya.

Karena sesungguhnya apanila kebutuhan hidup pribadi dan keluarga seorang

umat telah terpenuhi maka akan timbul rasa aman terhadap diri dan rezekinya

sendiri, sehingga akan tecipta ketenangan dalam hidupnya dan dapat beribadah

dengan khusyu’.

Namun kembali lagi untuk melakukan kegiatan ekonomi yang berlandaskan

nilainilai agama masih susah ditanamkan karena keadaan pasar masa kini yang

berada dibawah naungan peradaban yang materialism yang mencerminkan miniatur

kehidupan manusia rimba, dimana orang kuat akan memangsa dan menginjak-injak

orang kecil, sehingga orang orang yang bisa bertahan adalah orang yang paling kuat

dan kejam, dan bukanlah orang yang paling baik dan ideal. Keadaan ini sangatlah

bertolak belakang dengan keadaan pasar yang dapat dirasakan apabila seluruh

kegiatan ekonomi dapat dilaksanakan berdasarkan nilai nilai agama yang ada dimana

akan terdapat pasar yang manusiawi, orang besar yang mengasihi dan membimbing

18

Page 19: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

orang kecil, orang pintar yang mengajarkan hal hal baik kepada orang yang bodoh

dan orang orang saling mengingatkan untuk berbuat kebaikan.

Sehingga kita dapat membayangkan bahwa pasar merupakan sebuah

mekanisme yang mudah diubah dan dipengaruhi dengan kesadaran para pesertanya.

Perlu kita ingat bahwa pada Ajaran Islam tidak pernah melupakan unsur materi

dalam kehidupan dunia. Materi penting bagi kemakmuran, kemajuan umat manusia,

realisasi kehidupan yang baik bagi setiap manuisa, dan membantu manusia

melaksanakan kewajibannya kepada Allah. Namun demikian, walaupun kehidupan

ekonomi yang baik merupakan tujuan Islam yang dicita-citakan, bukan merupakan

tujuan akhir. Kehidupan ekonomi yang baik, pada hakikatnya merupakan sarana

untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan lebih jauh. Hal ini merupakan perbedaan

yang sangat esensial antara ajaran Islam dengan faham materialisme yang dianut oleh

kaum Komunis ataupun para Sekuleristik.

Menurut Qardhawi, ideologi-ideologi materialisme bertumbuh kepada

pemenuhan nafsu yang tidak terlepas dari ruang lingkup kepentingan ekonomi yang

rendah. Kesenangan materi menjadi tujuan akhir dan merupakan surga yang dicita-

citakan. Berbeda dengan ekonomi yang dilandasi moral agama, kesejahteraan

kehidupan menjadikan tujuan untuk meningkatkan jiwa dan ruhani manusia menuju

Tuhannya. Materi digunakan untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi

kehidupan yang lebih baik dan lebih kekal.

Sehingga pada akhirnya, apabila kita sebagai umat dapat mengaplikasikan ilmu

dan nilai nilai agama yang kita miliki dan menerapkan pula etos kerja Islam,

kesejahteraan umat akan dapat menjadi hal yang mudah untuk diraih.

19

Page 20: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Konsep masyarakat madani berasal dari istilah civil society (masyarakat sipil)

yang meninggikan nilai-nilai ketuhanan. Masyarakat madani adalah sebuah masyarakat

demokratis dimana para anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam

menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya; dimana

pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara

untuk mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya. Dua masyarakat

madani yang tercatat dalam sejarah adalah masyarakat saba’ dan masyarakat madinah.

Terdapat beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya yaitu sikap toleransi,

berintegritas dan seimbang.

Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani tercantum dalam Q.S.

Ali Imran ayat 110. Tiga peran nyata masyarakat madani yaitu sebagai warga Negara

yang memenuhi kewajiban, sebagai pengembang kehidupan bangsa dan sebagai penata

kehidupan bangsa dan Negara.

Islam mengajarkan bahwa apabila seseorang melakukan suatu kegiatan ekonomi

seperti bekerja dan tidak melakukannya sesuai ajaran Islam maka hak itu akan

membentuk ikatan yang tidak Islami. Terdapat tiga sasaran hukum Islam yang

menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia,

yaitupenyucian jiwa , tegaknya keadilan, dan tercapainya maslahah dalam keselamatan

agama, jiwa, akal, keluarga dan harta. Dalam melakukan kegiatan kegiatan berkaitan

dengan ekonomi, Islam mengaturnya dalam beberapa prinsip dasar.

Ekonomi Islam akan berkaitan erat dengan sikap dan karakter seorang muslim

dalam berkerja atau disebut dengan etos kerja Islam. Etos kerja secara luas merupakan

akhlak seorang muslim dalam bekerja yang didasarkan pada cara seorang muslim melihat

arti kerja dalam kehidupan, cara bekerja dan hakikat bekerja. Ekonomi Islam yang

dilaksanakan dengan etos kerja Islam diharapkan dapat mewujudkan cita cita

kesejahteraan umat. Ajaran ekonomi yang dilandaskan oleh nilai nilai agama akan

20

Page 21: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

menjadikan tujuan kesejahteraan kehidupan yang meningkatkan jiwa dan iman umat

terhadap-Nya.

3.2 Saran

Kesejahteraan umat merupakan hasil yang dicapai masyarakat madani karena

keteraturan yang dijalankannya. Oleh karena setiap manusia mengharapkan

kesejahteraan, berlakulah seperti masyarakat madani.

21

Page 22: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

LAMPIRAN PERTANYAAN

No Pertanyaan (Penanya) Jawaban

1 Apakah selisih jual beli

dolar merupakan riba?

-Sevi Maulindya P.

(12313054)

Penukaran uang bukanlah bentuk riba, yang

termasuk riba adalah apabila uang sebagai alat tukar

diperjual belikan.

2 Apa yang dimaksud dengan

kecanduan waktu dalam

etos kerja?

-Ayu P. M. (13412002)

Kecanduan waktu dalam prinsip ekonomi islam

merupakan bentuk aplikasi pemanfaatan waktu

secara maksimum, yaitu dengan mengerjakan semua

hal dengan maksimum. Kecanduan waktu juga dapat

diartikan bahwa manusia selalu menghargai waktu.

Bagi orang orang yang sibuk dan memanfaatkan

waktu secara maksimum, mereka akan selalu merasa

kekurangan waktu sehingga akan timbul rasa

kecanduan waktu.

3 Masyarakat saba merupakan

contoh masyarakat madani,

bagaimana pandangannya

terhadap pluralisme?

-Ariella A.R (10713005)

Menurut Alquran Surat Saba’ dijelaskan bahwa

masyarakat Saba’ merupakan masyarakat yang telah

diberi nikmat sehingga dapat hidup dengan sejahtera.

Pandangan masyarakat Saba’ terhadap pluralisme

adalah bertoleransi karena pada saat itu masyarakat

Saba’ telah menyembah Allah SWT.

4 Apakah Bank syariah sudah

mencerminkan ekonomi

Sudah, karena Bank syariah adalah suatu sistem

perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum

22

Page 23: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

islam?

-Khairunnisa A (10713014)

Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya

larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan

atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga

pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi

pada usaha-usaha berkategori terlarang. Selain itu,

produk dalam bank syariah merupakan produk

produk yang dilakukan berdasarkan ekonomi Islam,

seperti: Al-Wadi'ah (jasa penitipan), Al-Musyarakah

(Joint Venture), dan Al-Wakalah

5 Apa saja keunggulan

ekonomi islam

dibandingkan ekonomi

lainnya?

-M. Raffi R (15012011)

Terdapat beberapa keunggulan ekonomi islam dari

ekonomi lainnya seperti ekonomi konvensional,

yaitu:

5. Kesatuan (unity)

6. Keseimbangan (equilibrium)

7. Kebebasan (free will)

8. Tanggungjawab (responsibility)

6 Bagaimana cara mengurangi

sifat materialisme dengan

prinsip ekonomi islam?

Dengan menerapkan dan mengaplikasikan prinsip

ekonomi islam tersebut dalam kehidupan sehari hari,

seperti selalu ingat bahwa seluruh harta yang kita

miliki adalah titipan Allah, terdapatnya ketakutan

seorang muslim kepada Allah sehingga akan merasa

terdapatnya batasan dalam kepemilikan pribadi.

Apabila telah melakukan hal tersebut seharusnya

sifat materialisme dapat dikurangi secara tidak

23

Page 24: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

-Ardi P. (12313079)

langsung.

7 Apa faktor lain yang

menyejahterakan umat

selain ekonomi islam ?

-M. Bagus Z (15509048)

Terdapat beberapa faktor lain yang berperan dalam

usaha menyejahterakan umat yaitu bidang teknologi,

politik, sosial budaya, pertahanan keamanan,

kesehatan dan pendidikan

8 Masyarakat madani ideal

seperti apa?

-Deri

Sesuai dengan makalah ini, bahwa masyarakat

madani ideal memiliki ciri ciri antara lain: Bertuhan

dan berakhlak mulia, saling menghormati antar

mahluk Allah, berperadaban tinggi yang ditunjukkan

dengan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan,

menjadi pemegang kekuasaan sehingga kepentingan

kepentingan lain yang mendominasi dapat dikurangi,

dan toleran

9 Bagaimana hukum

melakukan jual beli dolar

yang didilakukan dengan

membeli suatu barang

dalam dolar dan menjualnya

kembali saat nilai dolar

telah naik?

-Dianisa P. (10713053)

Tidak, karena hal tersebut merupakan bentuk

investasi.

24

Page 25: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

10 Apakah hubungan

masyarakat madani dengan

ajaran islam sudah sejalan?

-Hangga (12213083)

Terdapat dua jenis masyarakat madani, yaitu

masyarakat madani dengan konsep islam dan

masyarakat madani konsep barat. Masyarakat

madani konsep islam memegang tauhidullah,

toleransi, percaya bahwa kehidupan adalah fana,

sehingga muncul keyakinan bahwa seluruh zat yang

ada di dunia berpusat kepada Allah. Sedangkan

masyarakat madani konsep barat memegang paham

materialisme, mengutamakan kehidupan di dunia

sehingga hal hal yang dilakukan berpusat kepada

manusia.

Masyarakat madani konsep islam tersebut telah

menggambarkan bahwa muncurnya suatu

masyarakat madani harus sejalan agar saling

melengkapi dan meningkatkan kesejahteraan umat

islam.

DAFTAR PUSTAKA

25

Page 26: 109786_masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat

Ahmad, Muhammad Al-‘AssaldanFathi Ahmad Abdul Karim.1980. Sistem Ekonomi Islam,

Prinsip-prinsip dan Tujuan-tujuannya, Surabaya : PT. BinaIlmu

Abdullah, Taufik. 1988. Agama, EtosKerjadanPerkembanganEkonomi.Edisi ke-4.

Jakarta:LP3ES

BadanStandar Nasional.2006.Standar Kompetensi Dasar Pendidikan Kewarganegaraan

SMA/SMK/MA.Jakarta: Depdiknas-BSNP

Cetakan pertama, 2000, jl. Kedondong I, No. 26 Rawamangun, Jakarta Timur: (ICCE UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2003)

Mansur, Hamdan. 2004. Materi Instrusional Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Depag RI

Rosyada Dede, dkk, Demokrasi, hak asasi manusia masyarakat madani, Edisi Revisi, 2003

Sosrosoediro, Endang Rudiatin. 2007. Dari Civil Society Ke Civil Religion. Jakarta: MUI

Sudarsono. 1992. Pokok-pokok Hukum Islam. Jakarta: Rineka Cipta

Suharto, Edi. 2002. Masyarakat Madani: Aktualisasi Profesionalisme Community Workers

Dalam Mewujudkan Masyarakat Yang Berkeadilan. Bandung: STKS Bandung

Suito, Deny. 2006. Membangun Masyarakat Madani. Jakarta: Centre For Moderate Muslim

Indonesia

Sutianto, Anen. 2004. Reaktualisasi Masyarakat Madani Dalam Kehidupan. Bandung: Pikiran

Rakyat

Suryana, A. Toto, dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara

Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani

Tim Icce UIN Jakarta. 2000. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta:

Prenada Media

Tim Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah. 2010. Al-Hikmah.  Sragen: Akik Pustaka

26