10

4
10. Pencatatan lainnya Pencatatan lain yang dilakukan di Apotek Agung yaitu pencatatan jenis obat dan jumlah obat yang dibeli pada PBF dalam sebuah buku pembelian. Pencatatan ini dilakukan sekali setiap hari setelah penerimaan barang yang dipesan dari PBF. Tujuan pencatatan ini adalah untuk mengetahui tingkat penjualan obat, yang diketahui dengan seringnya obat tersebut dipesan lagi pada PBF dalam waktu yang relatif singkat. 11. Peresepan Pelayanan resep di Apotek Agung dimulai dari penerimaan resep oleh bagian kasir. Kasir menanyakan jumlah obat yang ingin di ambil oleh pasien (full atau sebagian). Jika ada resep racikan, kasir menghitung jumlah obat yang digunakan, kemudian menghitung biaya obat ditaambah biaya racik. Kasir memberitahukan harga tersebut ke pasien dan jika pasien menyetujui maka resep diberikan nomor resep dan diserahkan ke Asisten Apoteker (AA) untuk kemudian dikerjakan. Resep yang masuk ruang racik dilakukan pemeriksaan ulang oleh AA, yaitu memeriksa kelengkapan administrasi resep yang meliputi: Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter yang meresepkan Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat, jumlah obat, dan cara pemakaian Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep

description

10

Transcript of 10

Page 1: 10

10. Pencatatan lainnya

Pencatatan lain yang dilakukan di Apotek Agung yaitu pencatatan jenis obat dan jumlah

obat yang dibeli pada PBF dalam sebuah buku pembelian. Pencatatan ini dilakukan sekali

setiap hari setelah penerimaan barang yang dipesan dari PBF. Tujuan pencatatan ini adalah

untuk mengetahui tingkat penjualan obat, yang diketahui dengan seringnya obat tersebut

dipesan lagi pada PBF dalam waktu yang relatif singkat.

11. Peresepan

Pelayanan resep di Apotek Agung dimulai dari penerimaan resep oleh bagian kasir. Kasir

menanyakan jumlah obat yang ingin di ambil oleh pasien (full atau sebagian). Jika ada resep

racikan, kasir menghitung jumlah obat yang digunakan, kemudian menghitung biaya obat

ditaambah biaya racik. Kasir memberitahukan harga tersebut ke pasien dan jika pasien

menyetujui maka resep diberikan nomor resep dan diserahkan ke Asisten Apoteker (AA)

untuk kemudian dikerjakan. Resep yang masuk ruang racik dilakukan pemeriksaan ulang

oleh AA, yaitu memeriksa kelengkapan administrasi resep yang meliputi:

Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter yang meresepkan

Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat, jumlah obat, dan cara

pemakaian

Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep

Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep

Jenis hewan dan serta nama alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan

Tanda seru atau paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya

melebihi dosis maksimal.

Jika resep tidak memenuhi kelengkapan administrasi tersebut, resep tidak diterima.

Setelah resep lengkap, AA menghitung ulang komposisi obat jika ada racikan kemudian

dikerjakan sesuai resep. Apabila terdapat penulisan resep yang tidak jelas, AA melakukan

konsultasi ke dokter penulis resep untuk memastikannya. Setelah selesai, selanjutnya obat

dikemas dengan plastic atau wadah yang sesuai. Penulisan etiket berisi kop Apotek Agung

dan cara penggunaan obat sesuai yang tertulis di resep. Terdapat tiga jenis etiket yang

tersedia, yaitu etiket putih untuk obat oral padat (tablet, kapsul, puyer), etiket putih untuk

obat oral cair (sirup, emulsi, suspense, drop), dan etiket biru untuk obat penggunaan luar

Page 2: 10

(injeksi, topikal, mata, hidung, telinga). Sebelum diserahkan ke pasien, dilakukan

pemeriksaan ulang kesesuaian resep oleh AA. Jika telah sesuai, obat diserahkan bersama

salinan resep dan kuitansinya.

Resep yang diterima oleh Apotek Agung dalam sehari kemudian diarsipkan keesokan

harinya. Seluruh resep diperiksa ulang dan dipisahkan menjadi empat, yaitu resep yang

mengandung narkotik, psikotropik, perkursor, dan umum. Resep narkotik diberi stabile

merah muda pada nama obat yang mengandung narkotik, stabile biru pada resep psikotropik,

dan stabile hijau muda pada resep yang mengandung perkursor. Setelah itu, resep diurutkan

berdasarkan nomor resep, kemudian seluruh resep dijadikan satu. Selanjutnya, diperiksa

kesesuainnya dengan data yang terdapat di komputer dengan melihat jumlah dan nomor

resepnya, jika sesuai resep dihitung dan dibuat laporan.

Resep – resep tersebut disimpan minimal tiga tahun, selanjutnya dimusnahkan. Tata cara

pemusnahan resep telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

280/MenKes/V/1981 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotek pasal 7 ayat (1),

(2), (3), (4), (5) disebutkan tentang resep sebagai berikut:

a. Apoteker Pengelola Apotek mengatur resep menurut urutan tanggal dan nomor urutan

penerimaan resep dan harus disimpan sekurang–kurangnya 3 tahun.

b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 3 tahun dapat dimusnahkan.

c. Pemusnahan resep dapat dilakukan dengan cara dibakar atau cara lain oleh Apoteker

Pengelola Apotek bersama dengan sekurang–kurangnya petugas apotek. Berita acara

pemusnahan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota dengan tembusan Balai Besar

Pengawas Obat dan Makanan Provinsi.

12. Pelaporan

Pelaporan yang dilakukan oleh apotek, terdiri dari empat jenis laporan, yaitu laporan

penggunaan obat generik, laporan penggunaan obat perkursor, laporan penggunaan obat

psikotropik, dan laporan penggunaan obat narkotik. Laporan penggunaan obat generik

bertujuan untuk mengetahui persentase tingkat peresepan obat generik dalam resep dokter.

Laporan peresepan obat generik ini diserahkan kepada kepala BPOM Kalimantan Barat.

Laporan penggunaan penggunaan obat perkursor, psikotropik dan narkotik bertujuan

untuk memantau penggunaan obat – obat golongan perkursor, psikotropik maupun narkotik

Page 3: 10

sehingga tidak terjadi penyalahgunaan obat tersebut. Laporan – laporan tersebut dibuat setiap

sebulan sekali dan setiap laporan ditandatangani oleh Apoteker Penanggungjawab Apotek

(APA). Laporan yang telah dibuat akan diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten

dengan tembusan kepada:

a. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

b. Kepala BPOM Kalimantan Barat

c. Penanggung Jawab Narkotik PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. (khusus laporan narkotik)