103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna
-
Upload
hunter-capable -
Category
Documents
-
view
50 -
download
1
Transcript of 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Pemerintah Daerah Kabupaten NatunaDinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
Pariwisata diyakini oleh berbagai kalangan sebagai sumber penggerak
ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, dan media
dalam menciptakan keharmonisan sosial, yang selanjutnya dijadikan prioritas
pembangunan di berbagai daerah di Indonesia.
Untuk mewujudkan keyakinan tersebut, maka pariwisata harus dibangun dan
dikembangkan secara terencana, terpadu dan terintergrasi serta berkelanjutan. Hal
yang paling mendasar dalam pembangunan pariwisata adalah dengan
mempersiapkan landasan kokoh yang mengatur berbagai aspek yang terkait dengan
kepariwisataan baik saat ini maupun masa yang akan datang.
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan
Riau, dengan Kota Ranai di Pulau Bunguran sebagai ibu kota kabupaten. Natuna
dikelilingi laut dalam, diujung utara berbatasan langsung dengan perairan Vietnam,
Kamboja, Malaysia dan Singapura. Dengan posisi geografi yang dikelilingi laut luas,
Natuna terlihat menjadi daerah yang terpencil. Namun demikian meski terpencil
Natuna sebenarnya bukanlah kabupaten yang miskin. Sekitar dibagian utara
Natuna, terpendam ladang gas d-alpha dan gas hidrokarbon menjadikan Natuna
sebagai salah satu sumber cadangan gas terbesar di Asia.
Gugusan kepulauan dalam wilayah Kabupaten Natuna juga memiliki
pemandangan yang indah, dengan panorama pantai yang masih terjaga
keasriannya. Sejumlah lokasi bahkan menjadi tempat favorit bagi penggemar
snorkling, pengamat habitat penyu, dan pecinta wisata bawah air. Potensi wisata
1
B A B
I
PE N D A H U L U A N
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
yang terdapat di Kabupaten Natuna sebenarnya relatif banyak terutama obyek
wisata bahari. Objek wisata tersebut berada pada daerah-daerah pesisir pantai dan
pulau-pulau. Namun pengembangan objek wisata di Kabupaten Natuna masih
terkendala dengan minimnya sarana dan prasarana pendukung.
Belum tergarapnya potensi wisata secara optimal di Kabupaten Natuna
menjadikan sektor pariwisata daerah ini belum dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap pertumbuhan dan pembangunan perekonomian daerah.
Berlakunya Undang-Undang Otonomi Daerah merupakan titik tolak yang
sangat strategis untuk dapat mengoptimalkan dengan menggali, mengembangkan
dan mengelola asset-aset dan sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan pembangunan dan perekonomian. Oleh
karena itu setiap daerah harus mencermati sektor-sektor strategis dan potensial
untuk dikembangkan sehingga produktif dan dapat membantu menopang
Pembangunan Daerah, memberikan nilai manfaat serta menghasilkan produktifitas
yang tinggi bagi Pembangunan Daerah maupun Peningkatan Kesejahteraan.
Dalam mendukung program pemerintah pusat yang ingin menjadikan
beberapa daerah di Nusantara ini menjadi daerah unggulan dalam sektor pariwisata
yang mempunyai daya tarik tersendiri maka masing-masing daerah dituntut untuk
mengembangkan sektor pariwisata unggulan masing-masing daerah. Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa sektor parwisata merupakan salah satu penghasil devisa
Negara yang sangat besar.
Upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan mengembangkan daerah/
kawasan wisata secara terpola, terpadu dan dengan rencana program yang baik.
Hal ini dimaksudkan agar target pengembangannya dapat dicapai dalam waktu yang
cepat dan dari segi pembiayaan dapat lebih efisien.
Salah satu program yang perlu dilaksanakan agar dapat merealisasikan
upaya diatas adalah dengan membuat suatu Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (RIPPDA) yang dapat digunakan sebagai pedoman
pengembangan pariwisata di daerah sehingga acuan pengembangannya menjadi
lebih jelas dan terarah.
2
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
Melalul kajian dan penelitian RIPPDA yang akan dilaksanakan di Kabupaten
Natuna, maka dipandang perlu untuk melakukan konsultasi ke instansi Pemerintah
baik Pusat maupun Propinsi yang nantinya akan menjadikan masukan-masukan
yang baik dan bermanfaat untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.
Melalui kajian dan penelitian RIPPDA Kabupaten Natuna nantinya akan
menjadi awal dan proses perencanaan dalam upaya untuk membangun dan
mengembangkan daerah khususnya dan sektor pariwisata.
1.2 Maksud dan Tujuan
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah adalah panduan dalam
pengembangan objek wisata daerah yang memuat Materi Pokok Ketentuan
Program Kepariwisataan Daerah Kabupaten, yang juga merupakan induk rencana
umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana
dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan objek wisata/kawasan
Dengan demikian maksud penyusunan RIPPDA Kabupaten Natuna
adalah: sebagai dokumen panduan/ induk yang menyeluruh dan memiliki kepastian
hukum tentang perencanaan pengembangan pariwisata. Sedangkan Tujuannya
adalah sebagai dokumen pengendali data pengembangan pariwisata Kabupaten
Natuna yang berkelanjutan, meliputi:
1. Mengarahkan perkembangan pariwisata Kabupaten Natuna dan menjadi
pedoman utama bagi stakeholders pariwisata Kabupaten Natuna termasuk
pemerintah provinsi yang mengakomodasi isu-isu strategis dan perkembangan
terbaru secara terintegrasi dan sinerjis. Pariwisata dijadikan alat dalam mencapai
kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
2. Terselenggaranya pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan sesuai dengan daya dukung serta arah Kebijakan
Pembangunan.
3. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan/pemanfaatan Sumber Daya Alam
dan Sumber Daya Buatan dengan tetap memperhatikan Sumber Daya Manusia
dan ekosistemnya.
4. Terselenggaranya pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung dan Kawasan
Budidaya.
3
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
5. RIPPDA Kabupaten Natuna ini merupakan dokumen publik yang dijadikan
pedoman dan rujukan bagi pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata, dan
masyarakat dalam mengembangkan kepariwisataan Kabupaten Natuna.
1.3 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar
Budaya
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pariwisata Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 26 ahun 2007 tentang Penataan ruang
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
6. Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
7. Undang-Undanig Nomor 53 Tahun 1999 Tenang Pembentukan Kabupaten
Palalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan HiIir, Kabupaten Siak,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota
Batam
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Provinsi
Kepulauan Riau (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 111, tambahan Lembaran
Negara Nomor 4327)
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.38 tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
10. Peraturan Daerah Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Dinas
Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata.
11. Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Pengesahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Natuna Tahun Anggaran 2010.
12. Keputusan Bupati Natüna Nomr 103 Tahun 2010 Tentang Penunjukan
Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran dan Pembantu Bendahara
Pengeluaran dilingkungan Pemerintah Kabupaten Natuna.
4
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
1.4 Kedudukan dan Fungsi RIPPDA Kabupaten
Dalam sistem pembangunan pariwisata nasional dikenal adanya berbagai
tingkatan kebijaksanaan pengembangan pariwisata yaitu; Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS), Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Provinsi (RIPP Provinsi), Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Kabupaten/Kota (RIPPDA Kabupaten), Rencana Pengembangan Kawasan Wisata,
dan Rencana Tapak Kawasan Wisata. Hal ini berarti RIPPDA Kabupaten Natuna
secara hierarki merupakan penjabaran operasional dari RIPP Nasional dan RIPP
Provinsi Kepulauan Riau ke dalam strategi dan program pengembangan pariwisata
pada tingkat kabupaten. Secara diagram kedudukan RIPPDA Kabupaten Natuna
dalam sistem pembangunan pariwisata nasional disajikan pada gambar 1.1.
Gambar 1.1Kedudukan RIPPDA Kabupaten Natuna
Dalam Sistem Pembangunan Pariwisata Nasional
Sementara itu, dalam sistem pembangunan di daerah, RIPPDA Kabupaten
merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari keseluruhan sistem
perencanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu, RIPPDA Kabupaten
5
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional(RIPPNAS)
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi(RIPP Provinsi) Kepulauan Riau
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)Kabupaten Natuna
Rencana Pengembangan Kawasan Wisata
Rencana Tapak Kawasan Wisata
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
mempunyai kedudukan strategis dan komplementer terhadap sektor-sektor
pembangunan daerah yang lain serta harus seiring dengan kerangka waktu
perencanaan pembangunan daerah agar mampu memberikan kontribusi secara
maksimal serta mampu menggerakkan dan mendorong perkembangan sektor-sektor
lain yang terkait. Dalam sistem perencanaan pembangunan daerah, fungsi RIPPDA
Kabupaten adalah sebagai pedoman untuk membawa situasi dan kondisi pariwisata
daerah pada suatu waktu tertentu menuju situasi dan kondisi pariwisata di masa
datang.
Substansi RIPPDA Kabupaten mencakup tinjauan terhadap kebijaksanaan
pengembangan pariwisata yang telah ditetapkan dalam Pola Dasar dan Rencana
Strategis Pembangunan Daerah serta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Secara diagram kedudukan RIPPDA Kabupaten Natuna dalam sistem
pembangunan pariwisata daerah disajikan pada gambar 1.2
Gambar 1.2Kedudukan RIPPDA Kabupaten NatunaDalam Sistem Pembangunan Daerah
6
Kebijakan Pembangunan Sektoral
KebijakanPengembangan Wilayah
RPJMKabupaten Natuna
KebijakanPengembangan Pariwisata
RIPPDA Kabupaten Natuna
RTRW Kabupaten Natuna
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
Keberadaan RIPPDA Kabupaten Natuna ini diharapkan dapat berfungsi sebagai :
Penjabaran operasional dari visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan pariwisata di Natuna.
Dasar acuan bagi kegiatan pemanfaatan sumber daya untuk
pariwisata dan pengelolaan kawasan wisata di Natuna.
Dasar penetapan lokasi investasi di bidang pariwisata bagi
pemerintah, swasta dan masyarakat.
Dasar acuan atau pedoman dalam penyusunan dan
sinkronisasi program pembangunan sektoral dan daerah.
1.5 Ruang Lingkup
RIPPDA tingkat kabupaten seyogyanya memfokuskan pada perencanaan
satu atau beberapa daerah tujuan wisata yang memang menjadi, atau akan menjadi
unggulan kabupaten, bukan mencoba mengembangkan seluruh daerah di dalam
kabupaten yang malah menjadi tidak jelas arahnya. Daerah tujuan wisata tersebut
kemudian menjadi kawasan wisata unggulan kabupaten. Pengembangan kawasan
wisata unggulan kabupaten diharapkan nantinya akan berdampak ganda terhadap
pengembangan kawasan-kawasan wisata lainnya maupun sektor-sektor lain di
daerah-daerah lain.
RIPPDA Kabupaten Natuna menjadi acuan bagi seluruh stakeholders
pariwisata di daerah, memberikan arahan yang jelas bagi pengembangan pariwisata
daerah, mendudukkan posisi kepariwisataan kabupaten dalam lingkup provinsi atau
nasional, mendudukkan posisi RIPPDA Kabupaten dalam RIPPDA Provinsi agar
dapat bersinergi secara positif, dan menghindarkan benturan antar daerah akibat
otonomi daerah. Selain itu RIPPDA kabupaten juga memberikan tatanan yang jelas
dalam pelaksanaan pengembangan kepariwisataan di lapangan, termasuk dalam
mekanisme kerjasama antar berbagai pihak yang terkait; siapa berbuat apa (baik
untuk instansi tingkat provinsi, maupun tingkat kabupaten/kota), dan kaitan
antarsektor.
Dengan demikian Lingkup Penyusunan RIPPDA Kabupaten Natuna ini
meliputi:
7
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
1.5.1 Lingkup Wilayah Perencanaan
Secara makro lingkup wilayah dalam RIPPDA Kabupaten Natuna adalah
seluruh wilayah kabupaten yang terbagi dalam 12 wilayah kecamatan. Secara mikro
ruang lingkup wilayah dalam penyusunan RIPPDA Kabupaten Natuna adalah
seluruh objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Natuna.
1.5.2 Lingkup Marteri Kajian
Lingkup materi dalam RIPPDA Kabupaten Natuna antara lain adalah :
Profil Kepariwisataan Kabupaten Natuna
Berisi informasi mengenai kondisi sumberdaya wisata, jenis kegiatan wisata,
kondisi sarana dan prasarana untuk aksesibilitas, kondisi amenitas, kondisi
permintaan wisata (karakteristik wisatawan domestik dan mancanegara).
Visi dan Misi Pengembangan Pariwisata Daerah
Visi adalah suatu gambaran/pandangan tentang keadaan pariwisata daerah
di masa depan yang berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan. Misi adalah
suatu yang harus diemban atau dilaksanakan berdasarkan visi yang telah
ditetapkan agar tujuan dapat dilaksanakan dan berhasil dengan baik.
Strategi dan Rencana Struktur Tata Ruang Pariwisata; yang
akan menjabarkan skenario pengembangan kepariwisataan Kabupaten
Natuna secara spasial mencakup gambaran mengenai sebaran sub-sub
kawasan strategis/unggulan dan arahan pengembangan produk wisata di
dalamnya, pola keterkaitan antar sub-sub kawasan wisata, kedudukan, dan
peran yang disandang titik-titik pusat pelayanan dalam sistem kepariwisataan
lokal maupun regional serta keterpaduan jaringan transportasi yang
mendukung aksesibilitas dan pergerakan antar kawasan.
Strategi dan Rencana Pengembangan Fasilitas Wisata,
merupakan arahan dan kebutuhan pengembangan fasilitas seperti bangunan
hotel, motel, restoran, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, museum, dan
bangunan sejenis lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan
wisata.
Strategi dan Rencana Pengembangan Sarana dan
Prasarana Penunjang Aksesibilitas Pariwisata; merupakan arahan dan
8
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
kebutuhan pengembangan jenis pembangunan seperti sistem transportasi
laut, jaringan jalan, parkir, taman, landasan pacu di pelabuhan udara, fasilitas
dok di pelabuhan, yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan
wisata.
Strategi dan Rencana Promosi dan Pemasaran Pariwisata
Daerah; merupakan rencana untuk memperkenalkan pariwisata Natuna
kepada pasar pariwisata baik nusantara maupun mancanegara (segmenting,
targeting, positioning), arahan pengemasan produk wisata, model promosi
dan pemasaran, sistem informasi wisata dan distribusi pemasaran.
Strategi dan Rencana Investasi Pengembangan Pariwisata
Daerah; merupakan arahan dalam rangka mencari sumber pendanaan untuk
pengembangan pariwisata daerah, arahan pengembangan kebijakan/policy
development bidang investasi, rencana investasi obyek-obyek wisata, sarana
prasarana pendukung, arahan mekanisme dan prosedur investasi.
Strategi dan Rencana Peningkatan Kualitas SDM dan
Kelembagaan Pariwisata Daerah; merupakan arahan dalam rangka
meningkatkan kualitas pengelola Pariwisata baik yang akan terlibat secara
langsung (swasta) maupun pihak pemerintah serta arahan koordinasi antar
stakeholder.
Strategi dan Rencana Pengelolaan Lingkungan merupakan
arahan merupakan arahan dalam rangka pengelolaan lingkungan untuk
meminimalkan dampak yang akan terjadi.
Program Pengembangan Pariwisata Daerah, merupakan
kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh
satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama
dengan masyarakat, partisipasi masyarakat, guna mencapai tujuan dan
sasaran pengembangan pariwisata daerah.
1.5.3 Lingkup Penyusunan Laporan
A. Lingkup Kegiatan
1. Survey Lapangan
Melakukan survey lapangan untuk mempelajari kondisi lapangan yang ada.
9
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
2. Pengambilan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan dan pengambilan data adalah suatu kegiatan yang dilakukan
dilapangan dalam rangka pencatatan data yang kemudian akan digunakan
sebagai data-data pendukung didalam melakukan analisis untuk membuat kajian
dan penelitian RIPPDA
3. Pembuatan zona-zona peruntukan daerah pariwisata yang ideal
Pembuatan zona-zona ini dibuat untuk memudahkan pengembangan pariwisata
yang ada sesuai dengan lingkungan geografis serta faktor lain yang terkait.
4. Pembuatan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
Pembuatan Rencana Induk Pariwisata Daerah dan survey dan pembagian zona
yang telah dilakukan.
5. Presentasi
Melakukan presentasi hasil yang telah dibuat sebagai upaya untuk menyatukan
pandangan akan pentingnya keberadaan pembuatan Rencana lnduk
Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Natuna serta dukungan dan
berbagai sektor untuk mewujudkan pembangunan dan pengembangan
pariwisata Kabupaten Natuna
B. Prosedur Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan
Perumusan masalah dan penyusunan rencana kerja meliputi kebutuhan data dan
sumber data kebutuhan tenaga kerja dan jadwal pekerjaan.
2. Pengambilan dan pengumpulan data
Melakukan pengambilan dan pengumpuIan data
3. Analisis
Melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dan kemudian melakukan
pemetaan (zoning) kawasan wisata yang ada di Kabupaten Natuna.
4. Presentasi
Melakukan presentasi hasil pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dengan
mengundang instansi terkait stake holder dan lainnya.
10
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
C. Bentuk Laporan
1. Laporan Pendahuluan
Merupakan laporan awal yang memuat tentang uraian umum kegiatan, metode
pendekatan dan program survey, informasi awal objek perencanaan,
pendekatan-pendekatan yang dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan.
2. Laporan Antara
Merupakan laporan fakta analisis yang memuat rangkuman data primer dan
sekunder dari kegiatan, kajian strategi pendekatan dari hasil analisis dan
lainnya.
3. Laporan Draft Akhir
Merupakan laporan yang memuat konsep rancangan rencana yang siap
diseminarkan, rumusan rencana pemanfaatan tata ruang RIPPDA, rumusan
rencana metode teknis dan konstruksi yang akan dipergunakan, rumusan
pentahapan kegiatan pengembangan RIPPDA.
4. Laporan Akhir
Mencakup produk penyempurnaan materi yang dihasilkan oleh konsultan
pelaksana dalam bentuk laporan-laporan teknis pelaksanaan berupa site plan,
block plan dan detail-detail teknis lainnya.
1.5.4 Lingkup Dimensi Waktu Perancanaan
Dimensi waktu RIPPDA Kabupaten Natuna adalah 10 -20 tahun dan di
tuangkan ke dalam peta rencana dengan skala 1 : 25.000.
1.6 Sistematika Pembahasan
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, dasar hukum, kedudukan
dan fungsi RIPPDA, ruang lingkup, dan sistematika pembahasan.
BAB II Tinjauan Teoritis
11
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna
Bab ini menguraikan tentang landasan teoritis yang relevan dengan
penyusunan RIPPDA Kabupaten Natuna
BAB III Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Natuna dan Kondisi Kegiatan Pariwisata
Uraian dalam bab ini berisi gambaran mengenai karakteristik wilayah
Kabupaten Natuna yang meliputi kondisi fisik dasar, kondisi kependudukan,
kondisi transportasi, kondisi sarana dan prasarana wilayah serta uraian
mengenai kondisi kegiatan pariwisata di tingkat Kabupaten Natuna.
BAB IV Metodologi Pendekatan
Bab ini menguraikan tentang metodologi yang digunakan dalam
penyusunan RIPPDA Kabupaten Natuna yang mencakup metode
pendekatan dan tahapan pelaksanaan. Pemilihan metodologi yang tepat
akan dilakukan agar tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan dapat
tercapai.
BAB V Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
Pada bab ini pembahasan ditekankan pada rencana kerja yang dilengkapi
dengan organisasi pelaksanaan pekerjaan, tugas dan tanggung jawab
masing-masing jabatan yang terlibat dalam Penyusunan RIPPDA
Kabupaten Natuna, kebutuhan dan alokasi tenaga ahli, jadual pelaksanaan
pekerjaan dan sistematika pelaporan.
12