101 SBM.pdf
-
Upload
choirul-al-balawy -
Category
Documents
-
view
130 -
download
2
description
Transcript of 101 SBM.pdf
-
MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran merupakan suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan tertentu .
Macam model pembelajaran meliputi :
1. Pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching Learning/ CTL)
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata peserta didik. Dan juga
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual ;
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri
dan mengkons-truksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan Inkuiri (menemukan) untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar ( belajar dalam kelompok-kelompok).
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di akhir penemuan.
g. Lakukan penilaian nyata/yang sebenarnya dengan berbagai cara
2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)
Pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan peserta didik bekerja sama
dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan heterogen. Mereka saling membantu
menyelesaikan permasalahan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran.
b. Menyampaikan informasi.
c. Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d. Membantu peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok.
e. Evaluasi atau memberikan umpan balik.
f. Memberikan penghargaan.
3. Belajar Memecahkan Masalah Dan Penemuan (Problem Solving, Discovery Inquiri)
Model pembelajaran ini menerapkan pendekatan berbasis masalah (problem-based approach).
Kegiatan pembelajaran model ini dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai
masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan
sendiri atau secara bersama-sama.
Strategi instruksional yang digunakan dalam model ini, pada dasarnya bertolak dari esensi
strategi :
- Problem Solving Learning (Belajar Pemecahan Masalah)
- Discovery Learning (Belajar Penemuan menekankan pada pemecahan masalah) - Inquiry Learning (Belajar Inquiri menekankan pada proses investigasi masalah)
Dalam hal ini ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Masalah Kebijakan Publik Dalam Masyarakat
b. Memilih Suatu Masalah Untuk Dikaji Oleh Kelas
c. Mengumpulkan Informasi Yang Terkait Pada Masalah Itu
d. Mmengembangkan Portofolio Kelas
e. Menyajikan Portofolio
f. Melakukan Refleksi Pengalaman Belajar
4. Pembelajaran BerbasisMasalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik
untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik
dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus
memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah. Problem Based Learning memadukan
berbagai disiplin ilmu dalam memecahkan masalah.
-
Langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah:
a. Orientasi peserta didik kepada masalah
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
yang berhubungan dengan masalah)
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (seperti laporan video dan model)
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah :
Pembelajaran Berdasarkan Proyek (Project-Based Learning) melalui proyek tertentu Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman (Experience-Based Learning) melalui praktik kerja
terstruktur dan penempatan kerja
Belajar Otentik (Authentic Learning) melalui tugas-tugas otentik. Pembelajaran Bermakna (Anchored Instruction) melalui kegiatan bermakna Pembelajaran Berbasis Kerja (Work Based Learning) merasakan dunia kerja
5. Resource based learning (Pembelajaran Berbasis Sumber)
Terdiri atas :
a. Open Learning (Belajar Terbuka)
Belajar yang bebas dalam hal waktu, tempat, langkah, cara belajar serta terbuka bagi semua
orang, semua umur tanpa terkecuali
b. Distance Learning (Belajar Jarak Jauh)
Belajar dimana terdapat jarak antara peserta didik dengan penyaji materi belajar. Sumber belajar
yang digunakan bisa berupa buku, video, komputer, dll
c. Fleksible Learning (Belajar Fleksibel)
Cara belajar dengan segala bentuk sumber belajar untuk tujuan tertentu.
6. Quantum Learnuing
Pembelajaran Quantum merupakan pembelajaran dengan menciptakan interaksi didalam dan
disekitar momen belajar yang menyenangkan, konstruktif, komunikatif, bermakna, serta
mengedepankan unsur : kebebasan, santai, menakjubkan, menggairahkan.
Prinsip Pembelajaran Quantum :
a. Bawalah dunia mereka (pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar), dan antarkan dunia kita
(pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar)
b. Segalanya berbicara (semua hal mengirimkan pesan pembelajaran)
c. Segalanya betujuan (semua yang terjadi dalam proses pengubahan mempunyai tujuan)
d. Berangkat dari pengalaman
e. Hargai setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran
f. Rayakan setiap keberhasilan
Kerangka pembelajaran quantum menggunakan konsep TANDUR yang merupakan akronim dari
:
Tumbuhkan : minat dengan mengatakan Apa manfaatnya bagiku? Alami : ciptakan pengalaman umun yang dapat dimengerti semua peserta didik Namai : sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah masukan Demonstrasikan : sediakan kesempatan peserta didik untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Ulangi : tunjukkan kepada peserta didik cara mengulang materi dan menegaskan aku tahu
bahwa aku memang tahu.
Rayakan : pengakuan untuk suatu penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan pengetahuan dan ketrampilan.
7. Model pembelajaran langsung
Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan active teaching atau juga
whole class teaching. Penyebutan tersebut mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat
aktif dalam mengusung isi pembelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara
langsung kepada seluruh kelas.
Ciri-Ciri pada Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri, antara lain :
Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya pembelajaran. Materi ajar bersumber dari guru.
-
Langkah :
a. Fase establising set : menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
b. Fase domonstrating : mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
c. Fase giuded practice : merencanakan dan memberi pelatihan awal
d. Fase feed back : mengecek pemahaman kemudian memberi umpan balik
e. Fase extended practice : memberi kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kahidupan
8. Student Teams-Achievement Division (STAD)
STAD atau Tim Pebelajar-Kelompok Prestasi, merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana. Dalam STAD pebelajar dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan
anggota 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen. Pembelajar menyajikan pelajaran,
dan kemudian pebelajar bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota
tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh peserta didik dikenai kuis tentang
materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang didapatkan oleh kelompok dan
skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis. Sumbangan poin
peningkatan peserta didik terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuan
Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan poin peningkatan yang
diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah seluruh poin peningkatan
anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Satu periode penilaian (3 4 minggu)
Secara singkat langkah-langkah pembelajaran STAD terdiri atas:
a. Membentuk kelompok heterogen a 4-5 orang anggotanya
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kelompok
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis, tidak
dibolehkan peserta didik saling membantu.
e. Memberi evaluasi
f. Penghargaan kelompok
g. Kesimpulan
9. Teams-Gamnes-Tournaments (TGT)
Dalam Kooperatif tipe TGT atau Pertandingan-Permainan-Tim, pebelajar memainkan permainan
dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor tim mereka. Tiap-
tiap pebelajar akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut.
Ada 5 (lima) komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
a. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran pembelajar menyampaikan materi dalam penyajian kelas
b. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang pebelajar yang anggotanya heterogen. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi / mengerjakan tugas bersama teman
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan
baik dan optimal pada saat game.
c. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat pebelajar dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Game dilakukan padatiap meja
tournament. Secara bergiliran peserta didik mengambil sebuah kartu nomor dan membacakan
soal tersebut. Peserta didik yang membaca soal mendapatkan kesempatan pertama untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Peserta didik lain (sebagai penantang) yang berada disebelah
Skor Kuis Poin peningkatan
> 10 point di bawah skor dasar
1-10 point di bawah skor dasar
Skor dasar - 10 poin di atas skor dasar
> 10 poin di atas skor dasar
Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor dasar)
5
10
20
30
30
-
kirinya jika menganggap jawaban yang diberikan tadi salah, maka ia boleh menantang dan
memberikan jawaban yang berbeda. kemudian jawaban peserta didik dicocokkan dengan kunci
jawaban yang telah tersedia dimeja tournament. Pemain yang memberikan jawaban yang benar
menyimpan kartu tersebut. Apabila tidak ada satu pun jawaban yang benar, kartu tersebut
dikembalikan ketumpukan permainan berlanjut sampai waktu yang ditetapkan guru, sampai jam
pelajaran habis atau tumpukan kartu habis.
d. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah pembelajar
melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Pada turnamen
pertama pembelajar membagi pebelajar ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga pebelajar
tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga pebelajar selanjutnya pada meja II dan
seterusnya.
e. Team Recognize (penghargaan kelompok)
Pembelajar kemudian mengumumkan kelompok yang menang (total skor tertinggi/kartu
terbanyak dari perolehan anggota di tiap meja turnamen) dan memberikan penghargaan/hadiah
10. Jigsaw (Tim Ahli)
Dalam penerapan kooperatif tipe jigsaw, peserta didik dibagi berkelompok dengan lima atau
enam anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab untuk
mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada
anggota kelompoknya.
Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan
berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim
ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan
didalam klompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri.
Secara singkat, langkah-langkah pembelajaran Jigsaw terdiri atas :
a. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok heterogen a 4-5 orang
b. Tim anggota dalam kelompok/tim diberi bagian materi yang berbeda
c. Anggota dari tim tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
d. Jika kelompok ahli selesai mendiskusikan tugasnya, maka anggota kelompok kembali ke
kelompok asal/semula (home teams) untuk mengajar anggota lainnya pada kelompok semula
tentang sub bab yang ia diskusikan.
e. Tiap kelompok/tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
f. Guru memberi kesimpulan
11. Think-Pair-Share (TPS)
Kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir-berpasangan-berbagi memiliki prosedur
yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi pebelajar waktu lebih banyak untuk berpikir,
menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Think Pair Share terdiri dari 3 tahapan yakni :
Tahap-1: Thinking (berpikir), Tahap-2: Pairing (berpasangan), Tahap-3: Sharing (berbagi).
Ada beberapa variasi dari model think pair share ini yakni :
Export to think : menekankan pada kegiatan berfikir
Write pair share : menekankan pada kegiatan menulis berpasangan
Think pair square : menekankan pada berfikir oleh 4 orang
Write pair square : menekankan pada menulis oleh 4 orang
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
b. Peserta didik secara individu diminta untuk berfikir tentang materi/ permasalahan yang
disampaikan guru
c. Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok membagikan / mengemukakan hasil
diskusinya
e. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan
menambah materi yang belum diungkapkan para peserta didik
f. Guru memberi kesimpulan
-
12. Group Investigation (GI)
Pada model kooperatif tipe group investigation, sejak awal peserta didik dilibatkan mulai dari
tahap perencanaan baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui
investigasi. Pengelompokan peserta didik dapat didasarkan pada kesenangan berteman atau
kesamaan minat. Para peserta didik memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti/melakukan
investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Secara singkat langkah-langkah
group investigation adalah sbb. :
Langkah-langkah :
a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok @ 5-6 orang secara heterogen
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang
berbeda dari kelompok lain
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat
penemuan.
e. Setelah selesai mengumpulkan informasi dan berdiskusi, juru bicara kelompok menyampaikan
hasil pembahasan kelompok.
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
13. Numbered-Head-Together (NHT)
Numbered-Head-Together (NHT) atau Penomoran-Berpikir-Bersama merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang sejenis dengan TPS. Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan
kepada seluruh kelas, pembelajar menggunakan 4 tahap dalam NHT yakni : Tahap Penomoran,
Tahap Mengajukan Pertanyaan, Tahap Berpikir Bersama., Tahap Menjawab.
Langkah-langkah :
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat
nomor
b. Guru memberikan tugas (pertanyaan) dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/ mengetahui jawabannya
d. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta didik yang nomornya dipanggil
melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya atau menjawab pertanyaan dari guru.
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain, dst
f. Kesimpulan
14. Kepala Bernomor Struktur
Pembelajaran kooperatif yang merupakan modifikasi dari Numbered-Head-Together (NHT)
Langkah-langkah :
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat
nomor
b. Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomor terhadap tugas yang
berangkai. Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik nomor dua
mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
c. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Peserta didik disuruh keluar dari
kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain.
Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka
d. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
e. Kesimpulan
15. Kancing gemerincing (talking chips)
Model kooperatif ini mengembangkan hubungan timbal balik antara angota kelompok dengan
didasari adanya kepentingan yang sama. Tiap anggota mendapatkan chips yang berbeda yang
harus digunakan setiap l kali mereka ingin berbicara mengenai ; menyatakan keraguan,
menjawab pertanyaan, bertanya, mengungkapkan ide, mengklarifikasi peryataan, mengklarifikasi
ide, merangkum, mendorong partisipasi angota lainnya. Model ini juga bisa diterapkan pada
peserta didik secara individu. Tiap peserta didik diberi 2-3 chips yang nantinya dapat digunakan
sampai beberapa kali pertemuan pembelajaran.
-
Langkah-langkah Pelaksanaan Tipe kancing gemerincing
a. Pengelompokan peserta didik suatu kelas menjadi kelompok-kelompok kecil (@4-6 anak)
b. Menyiapkan satu kotak berisi benda-benda kecil seperti potongan sedotan, kelereng kecil, dan
sebagainya yang berfungsi sebagai tanda untuk anggota kelompok yang akan mengemukakan
pendapat.
c. Membagikan benda-benda kecil tersebut dengan jumlah yang sama kepada tiap anggota
kelompok. Jumlahnya tergantung pada tingkat kesulitan tugas yang diberikan
d. Memulai proses belajar mengajar
Pada proses ini setiap kali peserta didik mengeluarkan pendapat dalam kelompoknya, dia harus
menyerahkan salah satu benda yang dipegangnya dengan diletakan ditengah-tengah kelompok.
Apabila benda yang dipegang seorang peserta didik telah habis, maka dia tidak bisa
mengemukakan pendapat lagi sampai semua temannya dalam kelompok tersebut menghabiskan
benda yang dipegang mereka. Jika semua benda yang dipegang sudah habis sedangkan tugas
belum selesai, maka kelompok bisa mengambil kesepakatan untuk membagi kembali benda-
benda kecil tersebut dan mengulangi prosedurnya kembali tanpa mengabaikan waktu pengajaran.
Guru pada proses ini berperan sebagai fasilitator dan motivator.
e. Presentasi hasil diskusinya di depan kelas.
f. Melakukan evaluasi
16. The Power of Two
Model belajar kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif
dimana pebelajar belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara
maksimal dengan anggota dua orang (berpasangan) untuk mencapai kompentensi dasar".
Prosedur model pembelajaran ini sebagai berikut:
a. Guru memberi peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan
pikiran.
b. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri
c. Setelah semua melengkapi jawabannya, guru membentuk peserta didik ke dalam pasangan dan
meminta mereka untuk berbagi (sharing) jawabannya dengan jawaban yang dibuat teman yang
lain.
d. Guru meminta pasangan tadi untuk membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan
dengan memperbaiki respons masing-masing individu.
e. Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, guru membandingkan jawaban dari
masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.
f. Kesimpulan
17. TS-TS (Two Stay Two Stray) Pembelajaran Two Stay Two Stray (2 Tinggal-2 Tamu) adalah dengan cara peserta didik berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. 2 anak sebagai tamu bertugas
mencari informasi/materi dari kelompok lain lalu melaporkannya ke kelompok mereka,
sementara 2 sisanya membagikan hasil kerja kelompok mereka ke tamu dari kelompok lain
Langkah-langkah :
a. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang
b. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain
c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke
tamu mereka
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka
dari kelompok lain
e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
f. Kesimpulan
18. Talking stik
Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini
dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan
dari guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya.
Langkah-langkah penerapannya dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
-
b. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
c. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan
para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
d. Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
e. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru
mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
f. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru
memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk
menjawab setiap pertanyaan dari guru.
g. Peserta didik lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa
menjawab pertanyaan.
h. Guru memberikan kesimpulan.
19. Inside-outside-circle /IOC
Model pembelajaran dengan mengajak peserta didik membentuk lingkaran kecil dan lingkaran
besar. Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang
berbeda dengan singkat dan teratur
Langkah-langkah :
a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
b. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
c. Dua orang peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.
Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
d. Kemudian peserta didik yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik
yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
e. Sekarang giliran peserta didik yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
Demikian seterusnya
20. Tari Bambu (Bamboo Dancing)
Model ini hampir sama dengan model insid-outside circle. Perbedaannya hanya pada cara
mebuat jajaran. Pada tali bambu jajaran tidak berbentuk lingkaran luar dan dalam melainkan
menbentuk garis yang sejajar
Langkah-langkah :
a. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah peserta didik terlalu banyak berdiri berjajar . Jika
ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah peserta didik
berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan
kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
b. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
c. Dua orang peserta didik yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi.
d. Kemudian satu atau dua peserta didik yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung
lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing peserta
didik mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai
dengan kebutuhan
21. Time Token
Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar peserta didik
tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas
untuk melaksanakan diskusi, tiap peserta didik diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit),
peserta didik berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai
kupon dikembalikan.
Langkah-langkah :
a. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
b. Tiap peserta didik diberi kupon berbicara dengan waktu 30 detik. Tiap peserta didik diberi
sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
c. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang peserta didik diserahkan. Setiap bebicara satu
kupon.
-
d. Peserta didik yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus
bicara sampai kuponnya habis.
e. Sehingga semua peserta didik memiliki hak bicara yang sama, dan sampai semua peserta didik
berbicara ( berpendapat)
f. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan bersama dari hasil diskusi
22. Make-A Match (Mencari pasangsan)
Model Pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Setiap
peserta didik mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan
yang sesuai dengan kartu yang ia pegang.
Langkah-langkah :
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk
sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b. Setiap peserta didik mendapat satu kartu
c. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
d. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
(soal jawaban)
e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya.
g. Kesimpulan
23. Bertukar pasangan
Model pembelajaran bertukar pasangan memungkinkan peserta didik untuk melakukan
pertukaran informasi sehingga mendapatkan informasi tambahan tentang suatu materi dari
pasangan yang lain. Biasanya materi yang cocok untuk model ini adalah materi-materi yang
memerlukan pertukaran informasi dan membahas informasi serta membahas konsep-konsep.
Langkah-langkah :
a. Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau peserta
didik memilih sendiri pasangannya).
b. Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasangannya.
c. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling
menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan
semula.
f. Penutup
24. Pair Checks
Model pembelajaran dengan Peserta didik berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang
berperan menyajikan persoalan dan nantinya mengecheck kebenaran jawaban, dan teman
satunya mengerjakan. Kemudian dilanjutkan dengan pertukaran tugas/peran
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Peserta didik berkelompok berpasangan sebangku
c. Dalam 1 kelompok, salah satu peserta didik sebagai penyaji soal dan satunya lagi sebagai yang
mengerjakan.
d. Penyaji soal bertugas menyajikan persoalan serta mengecheck kebenaran jawaban dari peserta
didik yang mengerjakan
e. Kemudian kedua peserta didik salang bertukar peran
f. Guru membuat kesimpulan.
25. Keliling Kelompok
Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok adalah kegiatan pembelajaran dengan
cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan
persoalan atau inkuiri. Setiap anggota kelompok wajib mengungkapkn hasil pemikiran secara
bergantian
-
Langkah-langkah
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar
b. Guru membagi peserta didik menjadi kelompok
c. Guru memberikan tugas atau lembar kerja
d. Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan
pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
e. Peserta didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
f. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jamk atau dari kiri
ke kanan
26. Rotating trio exchange
Model ini merupakan cara peserta didik untuk mendiskusikan permasalahan dengan
beranggotakan tiga orang. Penerapan tehnik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang
ini diarahkan pada materi pelajaran (kompetensi dasar)yang akan diajarkan dikelas.
Prosedur pelaksanaan Rotating Trio Exchange antara lain:
a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai
b. Pembentukan kelompok oleh guru yang terdiri dari 3 orang peserta didik.Masing-masing diberi
simbol 0,1, dan 2. Setelah terbentuk kelompok maka guru memberikan bahan diskusi untuk
dipecahkan trio tersebut.
c. Selanjutnya berdasarkan waktu maka peserta didik yang mempunyai simbol 1 berpindah searah
jarum jam dan simbol 2 sebaliknya,berlawanan jarum jam. Sedangkan nomor 0 tetap di tempat.
d. Guru memberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan oleh triobaru tersebut
e. Rotasikan kembali peserta didik seusai setiap pertanyaan yang disiapkan.
f. Penyajian hasil diskusi oleh kelompok
g. Menyimpulkan
27. Group resume
Biasanya resume menggambarkan hasil yang telah dicapa oleh individu. Melalui model ini
peserta didik akan lebih saling mengenal serta resume harus mencakuop informasi yang
menjual kelompok. Data resume dapat berupa : latar belakang pendidikan, kursus yang diikuti, pemahaman tentang mapel yang dikuasai, pengalaman kerja, ketrampilan, hobi, bakat, dll
Langkah-langkahnya antara lain:
a. Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-6 orang peserta didik.
b. Guru memberikan penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus,baik bakat ataupun
kemampuannya di kelas.
c. Kelompok-kelompok tersebut membuat kesimpulan yang di dalamnya terdapat data-data latar
belakang pendidikan, pengetahuan akan isi kelas,pengalaman kerja, kedudukan yang dipegang
sekarang, keterampilan,hobby, bakat dan lain-lain.
d. Setiap kelompok mempresentasikan
28. Listening team
Dalam kegiatan ini,dibentuk kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab menjelaskan
materi pembelajaran sesuai tugas masing-masing kelompok, hampir sama dengan Model Jigsaw ,
namun dalam Listening Team disini tidak ada pertukaran anggota tim. Berikut ini adalah
prosedur proses pembelajaran dari Listening Team
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c. Bagi seluruh peserta didik menjadi minimal 4 Tim. Masing-masing tim mempunyai peran dan
tugas masing-masing
- Penanya, Tugasnya : Setelah pelajaran yang umumnya dipenuhi oleh kegiatan Ceramah, paling
tidak penanya menyuguhkan 2 pertanyaan tentang apa yang baru saja mereka dengarkan.
- Pendukung : Tugasnya : Menanyakan poin-poin mana yang mereka sepakati. ( seluruh anggota
tim "Orang yang Setuju" ini harus memang benar-benar setuju terhadap poin yang akan mereka
utarakan. Dan juga mereka harus mengutakan alasan "mengapa kami setuju"
- Penentang : Tugasnya : Sama tugasnya dengan tim "Orang Yang Setuju", hanya saja terhadap
poin yang tidak mereka setujui.
-
- Pemberi Contoh , tugasnya : memberikan contoh-contoh khusus atau aplikasi dari materi
yang telah di ceramahakan oleh guru
- Pembagian tugas juga dapat berupa : team penanya, penjawab 1, penjawab 2 (dengan
perspektif yang berbeda, pengambil kesimpulan
d. Tiap kelompok diberikan Lembar kerja untuk dikerjakan sesuai tugas kelompok mereka.
e. Setelah selesai beri waktu Tim untuk menyelesaikan tugas mereka masing masing, minta tiap kelompok menyajikan hasil pekerjaan mereka
29. Cooperative Script (Skrip kooperatif)
Model belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
a. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan
b. Guru membagikan wacana/materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan
c. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berperan sebagai pendengar
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta
lakukan seperti diatas.
f. Kesimpulan Peserta didik bersama-sama dengan guru
30. Role Playing (Bermain Peran)
adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan peserta didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Pembelajaran ini lebih
menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukan, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran
Langkah-langkah :
a. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
b. Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari
sebelum KBM
c. Guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
e. Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
f. Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang
diperagakan
g. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar kerja untuk
membahas penampilan masing-masing kelompok.
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
i. Guru memberikan kesimpulan secara umum
31. Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-
contoh dapat dari kasus / gambar/diagram/tabel yang relevan dengan KD. sajikan gambar
ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru peserta didik mencermati sajian, Strategi model
ini dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi
konsep yang ada
Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi. Non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang
sedang dibahas.
Langkah-langkah :
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus
-
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai
g. Kesimpulan
32. Artikulasi
Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya
apa yang telah diberikan Guru, seorang peserta didik wajib meneruskan menjelaskannya pada
peserta didik lain (pasangan kelompoknya). Pada model pembelajaran ini. Peserta didik dituntut
untuk bisa berperan sebagai penerima pesan sekaligus berperan sebagai penyampai pesan. Peserta didik dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing peserta didik dalam
kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang
baru dibahas.
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c. Untuk mengetahui daya serap peserta didik, dibentuklah kelompok berpasangan dua orang
d. Menugaskan salah satu peserta didik dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti
peran. Begitu juga kelompok lainnya
e. Menugaskan peserta didik secara bergiliran / diacak menyampaikan penjelasan teman
pasangannya. Sampai sebagian peserta didik sudah menyampaikan penjelasannya
f. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami peserta didik
g. Kesimpulan
33. Picture And Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan /
diurutkan menjadi urutan logis.
langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Menyajikan materi sebagai pengantar
c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
d. Guru menunjuk / memanggil peserta didik secara bergantian memasang/ mengurutkan
gambargambar menjadi urutan yang logis
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai
g. Kesimpulan/rangkuman
34. Snowball Throwing
Model Snowball Throwing (Bola Salju Bergulir) merupakan salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL). Snowball Throwing dapat diartikan
sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung
bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota
kelompok
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
d. Masing-masing peserta didik diberi satu lembar kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa
saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
-
e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
peserta didik ke peserta didik yang lain selama 5 menit
f. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian
g. Kesimpulan
35. Concept Sentence
Consepct sentence merupakan salah satu teknik dari cooperative Learning,dimana peserta didik
belajar dengan kelompoknya untuk membuat beberapa kalimat sesuai dengan kata kunci yang
telah diberikan oleh guru kepada peserta didik.Pembentukan kelompok didasarkan pada kartu
kata yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi secukupnya.
c. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
d. Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
e. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci
setiap kalimat.
f. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.
g. Kesimpulan.
36. Complette Sentence
Model pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran dimana peserta didik belajar
melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau peserta didik disuruh membacakan buku atau
modul dengan waktu secukupnya.
c. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
d. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
e. Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
f. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok.
g. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai
mengerti atau hafal.
h. Kesimpulan.
37. Mind Mapping
Peta pikiran ( mind Mapping ) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar
visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam
diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belah otak, maka akan memudahkan seseorang
untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara
verbal. Adanya kombinasi warna, symbol, bentuk dan sebagainya. Peta pikiran yang dibuat oleh
peserta didik dapat divariasikan setiap hari.
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mengemukakan konsep /permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik dan
sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di
papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
f. Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru
38. Tebak Kata
-
Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang menggunakan media kartu
teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan
dengan cara peserta didik menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat.
Media : Buat kartu ukuran 10 X 10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada
jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5 X 2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini
nanti dilipat dan ditempel pada dahi atau diselipkan di telinga).
Langkah-langkah :
a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi 45 menit.
b. Guru menyuruh peserta didik berdiri berpasangan di depan kelas
c. Seorang peserta didik diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan pada
pasangannya. Seorang peserta didik yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang
isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
Peserta didik yang membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya
sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm. Jawaban tepat bila
sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan tsb.
d. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila
belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan, peserta didik boleh mengarahkan dengan kata-
kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
e. Dan seterusnya
Contoh Kartu - 1 Aku sebuah perusahaan
Tanggung-jawabku tidak terbatas
Aku dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasiku tidak resmi
Bila untung dimiliki, diambil sendiri
NAH SIAPA AKU ?
JAWAB : Perusahan Perseorangan
LATAR BELAKANG TIMBULNYA KOPERASI INDONESIA
Kata Konsep Penjajahan UU Kep/stb NO 91 Tahun 1992
Penderitaan Asas Demokrasi
Kemiskinan Ekonomi Rakyat
Solidaritas Alat Distribusi
Organisasi Koperasi Asas Pancasila
Aria Wirya Atmaja UUD 1945 Pasal 23
Bank Penolong & tabungan UU No 12 Tahun 1997
Koperasi Simpan Pinjam UU No 25 Tahun 1992
Budi Utomo Serikat Dagang Islam
Tugas : a. Buatlah sekurang-kurangnya lima kalimat menurut pendapatmu sendiri. Secara ringkas harus
mencakup paling sedikit 4 kata dari daftar di atas dan setiap kata dapat dipakai berulang-ulang
b. Kerja kelompok : Diskusikanlah kalimat-kalimat anda apabila kalimat anda sudah benar
c. Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan kembali untuk mendapatkan Kesimpulan
39. Word Square
Model Pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan
kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-
kotak jawaban. Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada
namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka
penyamar atau pengecoh.
-
Media :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai kompetensi yang ingin dicapai Langkah-langkah Model Pembelajaran Word Square adalah sebagai berikut :
a. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.
c. Peserta didik menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara
vertikal, horizontal maupun diagonal.
d. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
CONTOH JAWABAN (Untuk Mapel PKn)
S Y E N I E K K K
A G U A N D M E N
N B A R T I R T D
G A N R N R S U S
U D G T U T G R Z
I O O L S A I U I
N R P A I P A N F
I A S O L I O A U
S R I N H B C N U
Contoh Soal :
1. Asas dalam menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat orang tersebut
dilahirkan disebut asas 2. Negara Indonesia memakai asas kewarganegaraan berdasarkan keturunan yang disebut asas
ius 3. Seseorang yang mempunyai dua kewarganegaraan dari dua Negara yang berbeda disebut...
4. Hak dimiliki seseorang untuk memilih kewarganegaraannya disebut hak...
5. Penentuan kewarganegaraan seseorang berdasarkan kelahiran dan
40. Scramble
Model pembelajaran scramble tampak seperti model pembelajaran word square, bedanya
jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan, namun
dengan susunan yang acak, jadi peserta didik bertugas mengoreksi (membolak-balik huruf)
jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat / benar.
Media : 1. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
2. Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah-langkah :
a. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
b. Membagikan lembar kerja sesuai contoh
Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan
kolom A.
Contoh lembar kerja siswa :
Susunlah huruf-huruf pada kolom sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari
pertanyaan kolom A.
No A B
1.
2
3
Sebuah benda langit berupa bola gas
(hydrogen dan helium) yang bercahaya
/ berpijar dan mempunyai suhu sekitar
6000oC, disebut
Peredaran planet mengelilingi matahari,
disebut .. Planet yang merupakan planet paling
dekat dengan matahari, yaitu .
Ratamhai
Olusicer
Suirukrem
-
4 Planet apa yang disebut juga planet
merah, yaitu . Arms
41. Take And Give
Model Pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran
yang menuntut peserta didik mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan teman
sebayanya (peserta didik lain) melalui media kartu.
Media : Kartu ukuran 10 x 15 cm sejumlah peserta. Tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan
kartu yang lainnya), materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
Kartu contoh sejumlah peserta didik Contoh Kartu :
Langkah-langkah :
a. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
b. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
c. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap peserta didik diberi masing-masing satu kartu
untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
d. Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi informasi.
Tiap peserta didik harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh.
e. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-
masing (take and give).
f. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan peserta didik pertanyaan yang tak sesuai dengan
kartunya (kartu orang lain).
g. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
h. Kesimpulan
42. Student Facilitator and Explaining
Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran
dimana peserta didik / peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan
peserta didik lainnya.
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
c. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan kepada peserta didik lainnya
misalnya melalui bagan/peta konsep.
d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
f. Penutup
43. Course Review Horay
Model course review horay merupakan suatu metode pembelajaran dengan pengujian
pemahaman peserta didik menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau
kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk peserta didik atau kelompok yang mendapatkan
jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yel kelompoknya.
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
c. Memberikan kesempatan peserta didik tanya jawab
d. Guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok.
e. Untuk menguji pemahaman, peserta didik disuruh membuat kotak sesuai dengan kebutuhan dan
tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing peserta didik
-
f. Guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di dalam kotak yang
nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salah diisi tanda silang (x)
g. Peserta didik yang sudah mendapat tanda () vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya
h. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
i. Kesimpulan
44. Explicit Instruction
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan cara belajar peserta didik
tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola
selangkah demi selangkah.
Langkah-langkah :
a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
b. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
c. Membimbing pelatihan
d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
f. Kesimpulan
g. Evaluasi
45 Debat
Kegiatan yang menekankan pada keaktifan peserta didik untuk memberikan argumen atau
mempertahankan argumennya ataupun kelompoknya. Melalui model ini peserta didik dituntut
untuk dapat berfikir secara kritis dan saling bekerja sama dalam kelompok untuk
mempertahankan pendapat kelompok.
Langkah-langkah :
a. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok
di atas
c. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai
sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya.
d. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap
pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
e. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
f. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/
rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
46. Problem Based Introductuon/ PBI (Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi
peserta didik, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi
penyelidikan dan dialog. pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah.
Langkah-langkah :
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan sarana atau alat pendukung yang
dibutuhkan. Memotivasi peserta didik terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan
masalah.
d. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
e. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
f. Kesimpulan
-
47. TAI (Team Assisted Individualy)
Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK).
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk
kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling
membantu terhadap peserta didik lain yang membutuhkan bantuan. Dalam model ini, diterapkan
bimbingan antar teman yaitu peserta didik yang pandai bertanggung jawab terhadap peserta didik
yang lemah. Peserta didik yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya,
sedangkan peserta didik yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut:
a. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik dengan
tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah).
c. Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. peserta
didik belajar kelompok dengan dibantu oleh peserta didik pandai anggota kelompok secara
individual, saling tukar jawaban, saling berbagi.
d. Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
e. Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual.
f. Guru memberi penghargaan bagi kelompok
48. Demostration
Cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain
ahli dalam topic bahasan yang harus didemonstrasikan. Metode ini biasanya berkenaan dengan
tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan, misalnya: proses mengerjakan sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara lain, untuk mengetahui / melihat kebenaran sesuatu.
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
c. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
d. Menunjuk salah seorang peserta didik untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah
disiapkan.
e. Seluruh peserta didik memperhatikan demontrasi dan menganalisisnya.
f. Tiap peserta didik mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman peserta didik
didemontrasikan.
g. Guru membuat kesimpulan.
49. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Pembelajaran efektif secara bersiklus, dimulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi
(empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan
prasyarat, eksplanasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi
berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Bersiklus (cycle learning) yaitu :
a. Peserta didik dikelompokan menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
b. Fase eksplorasi, mengembangkan kreativitas anak dengan bantuan media untuk menemukan
konsep yang dipelajari sehingga menimbulkan pengalaman baru untuk membangkitkan minat
anak agar senang belajar matematika.
c. Fase Invention, menciptakan suatu konsep, prinsip, serta hubungan-hubungan yang secara
langsung berkaitan dengan hasil eksplorasi.
d. Peserta didik diminta mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari situasi masalah yang diajukan.
peserta didik diberi kesempatan untuk menerapkan pemahaman baru pada konteks yang
berbeda.
e. Fase Discovery, peserta didik menemukan pemecahan masalahnya berdasarkan kesepakatan
kelompok.
-
f. Wakil dari kelompok peserta didik tampil di depan kelas mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
g. Kelompok lain melengkapi, dan menyimpulkannya.
50. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan
melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple
sehingga dipahami.
Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Problem Posing, yaitu :
a. Peserta didik dikelompokkan 5 atau 6 orang yang heterogen
b. Peserta didik dihadapkan pada situasi masalah
c. Berdasarkan kesepakatan peserta didik menganalisis masalah dalam hal jalan keluar,
identifikasi kekeliruan, meminimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-
pertanyaan
d. Berdasarkan kesepahaman peserta didik menyelesaikan masalah
e. Peserta didik mempresentasikan hasil pemecahan masalah.
51. CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition)
CIRC atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis termasuk salah satu model pembelajaran
cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan
menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca
dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan
hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika.
Model pembelajaran ini, dibagi menjadi beberapa fase :
a. Fase orientasi : Guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal peserta didik tentang materi
yang akan diberikan. Selain itu juga memaparkan tujuan pembelajaran;
b. Fase organisasi : Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok, secara heterogen
(4-5 anak). Membagikan bahan bacaan tentang materi yang akan dibahas kepada peserta didik.
Selain itu menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan tugas yang harus diselesaikan
c. Fase pengenalan konsep : Mengenalkan tentang suatu konsep baru yang mengacu pada hasil
penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, film,
kliping, poster atau media lainnya.
d. Fase publikasi : Peserta didik mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya, membuktikan,
memperagakan tentang materi yang dibahas baik dalam kelompok maupun di depan kelas.
e. Fase penguatan dan refleksi : Guru memberikan penguatan berhubungan dengan materi yang
dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberikan contoh nyata dalam kehidupan
seharihari.
f. Evaluasi
52. Model Pembelajaran Co-op Co-op
Co-op Co-op merupakan model pembelajaran kooperatif yang berorientasi pada tugas
pembelajaran dan peserta didik mengendalikan apa dan bagaimana mempelajari bahan yang
harus ditugaskan kepada mereka Setiap peserta didik mempunyai topik mini yang harus
diselesaikan, dan setiap kelompok memberikan kontribusi yang menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran.
a. Pada awal memulai pembelajaran Co-op Co-op, guru mendorong peserta didik untuk
menemukan dan mengekspresikan ketertarikan peserta didik terhadap subjek yang akan
dipelajari.
b. Guru mengatur peserta didik ke dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 peserta didik.
c. Guru membiarkan peserta didik memilih topik untuk kelompok mereka.
d. Tiap kelompok membagi topiknya untuk membuat pembagian tugas di antara anggota
kelompok. Anggota kelompok didorong untuk saling berbagi referensi dan bahan pelajaran. Tiap
topik kecil harus memberikan kontribusi yang unik bagi usaha kelompok.
e. Setelah para peserta didik membagi topik kelompok mereka menjadi kelompok-kelompok
kecil, mereka akan bekerja secara individual. Mereka akan bertanggung jawab terhadap topik
kecil masing-masing karena keberhasilan kelompok bergantung pada mereka. Persiapan topik
kecil dapat dilakukan dengan mengumpulkan referensi-referensi yag terkait.
-
f. Setelah peserta didik menyelesaikan kerja individual mereka, mereka mempresentasikan topik
kecil mereka kepada teman satu kelompoknya.
g. Para peserta didik didorong untuk memadukan semua topik kecil dalam presentasi kelompok.
h. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya pada topik kelompok. Semua anggota
kelompok bertanggung jawab terhadap presentasi kelompok.
i. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada tiga tingkatan, yaitu pada saat presentasi kelompok dievalusi oleh kelas,
kontribusi individual terhadap kelompok dievaluasi oleh teman satu kelompok, presentasi
kelompok dievaluasi oleh semua peserta didik.
53. VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)
Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan
ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah
dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah
pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic. Pembelajaran VAK adalah strategi
pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat indra yang dimiliki
peserta didik.
Visualization adalah bahwa belajar harus menggunakan indra mata melalui mengamati,
menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga.
Auditory bermakna bahwa belajar haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi,
mengemukakan pendapat, gagasan, menanggapi dan beragumentasi.
Kinestetic bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik), belajar itu haruslah mengalami
dan melakukan.
Langkah-langkah Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK), yaitu :
a. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
b. Peserta didik diajukan untuk kolaborasi mengeksplor konsep melalui media, peserta didik
mendemonstrasikan alat peraga untuk menggali konsep yang ada di LKS.
c. Peserta didik bekerja kelompok, sharing, berbagi gagasan, wawasan, pengalaman, dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS.
d. Salah seorang peserta didik wakil dari kelompok mempresentasikan hasil kesepahaman dengan
kelompoknya.
e. kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyimpulakan hasil diskusi.
54. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu
pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara peserta didik
dilatih melalui pemberian tugas atau quis.
AIR adalah strategi pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan tiga hal, yaitu :
Auditory, yang berarti indra telinga digunakan dalam belajar dengan cara mendengarkan,
menyimak, berbicara, mengemukakan pemdapat, menanggapi, presentasi, dan argumentasi.
Intellectualy, yang berarti kemampuan berfikir perlu dilatih melalui latihan bernalar,
mengkonstruksi, menerapkan gagasan, mengajukan pertanyaan, dan memecahkan masalah.
Repetition (pengulangan), yang berarti pemberian kuis, tugas PR agar pemahaman peserta
didik lebih luas dan mendalam.
Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR), yaitu :
a. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
b. Guru membagikan LKS.
c. Guru mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian konsep yang ada di LKS dengan
cara eksplorasi media pembelajaran (auditory).
d. Secara berpasangan peserta didik tampil di depan berbagi ide mendemonstrasikan media untuk
memecahkan permasalahan (Intellectualy).
e. Peserta didik mengerjakan lembar permasalahan secara individu dengan cara mengajukan
pertanyaan (Intellectualy).
f. Diskusi kelompok (sharing) berbicara, mengumpulkan informasi, membuat model,
mengemukakan gagasan untuk memecahkan permasalahan yang diajukan (Intellectualy).
g. Wakil dari kelompok tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok,
kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyetujui kesepakatan (Intellectualy).
-
h. Seorang peserta didik wakil dari kelompok kawan menyimpulkan (Intellectualy).
i. Kegiatan penutupan peserta didik diberi kuis (Repetition).
55. Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)
Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) didasarkan pada pemahaman bahwa belajar
adalah sebuah perilaku sosial. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik didorong untuk
berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Artinya, Model
pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi
ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis.
Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)
a. Guru membagi Lembar Kerja Peserta didik (LKS) yang berisi masalah yang harus diselesaikan
oleh peserta didik. Jika diperlukan diberikan sedikit petunjuk.
b. Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan kecil secara
individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui dalam masalah tersebut. Ketika peserta
didik membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses berpikir (think) pada peserta didik. Setelah
itu peserta didik berusaha untuk meyelesaikan masalah tersebut secara individu.
c. Peserta didik berdiskusi dengan teman dalam kelompok membahas isi catatan yang dibuatnya
dan penyelesaian masalah dikerjakan secara individu (talk). Dalam kegiatan ini mereka
menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide matematika
dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan. Diskusi
akan efektif jika anggota kelompok tidak terlalu banyak dan terdiri dari anggota kelompok
dengan kemampuan yang heterogen.
d. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas
soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write)
dengan bahasanya sendiri.
e. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain diminta
memberikan tanggapan.
f. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang
dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang peserta didik sebagai perwakilan
kelompok untuk menyajikan jawabannya, sedangkan kelompok lain diminta memberikan
tanggapan.
56. Pendekatan Pembelajaran Problem Terbuka (OE/ Open Ended).
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan
permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam
(multi jawab, fluency). Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik
(gunakan gambar, diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan
berpikir peserta didik, kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit
demi sedikit dilepas mandiri).
Langkah-langkah Pembelajarannya yaitu :
a. Peserta didik dihadapkan pada problem terbuka yang menekankan bagaimana sampai pada
suatu jawaban.
b. Guru mengorganisasi pembelajaran, membimbing peserta didik dan memberikan pengarahan
hingga peserta didik dapat belajar secara mandiri
c. Peserta didik menemukan pola untuk mengkonstruksi permasalahannya sendiri.
d. Peserta didik memecahkan masalah dengan banyak cara penyelesaian dan mungkin banyak
jawaban.
e. Peserta didik menyajikan hasil temuannya.
f. Menyimpulkan
57. Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan
empat hal, yaitu bagaimana peserta didik mau belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri.
Sedangkan Resnik (1999) mengemukan bahwa belajar efektif dengan cara membaca bermakna,
merangkum, bertanya, representasi, hipotesis. Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer
(1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok
mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.
-
Prosedur Pengajaran Terbalik, yaitu:
a. membagikan bacaan pada hari ini
b. menjelaskan bahwa Anda akan bertindak sebagai guru pada bagian pertama bacaan;
c. meminta peserta didik membaca bagian yang telah ditetapkan
d. setelah membaca, peserta didik disuruh melakukan pemodelan;
e. meminta peserta didik membuat komentar tentang pengajaran guru;
f. peserta didik yang lain membaca dalam hati bagian yang lain;
g. memilih salah satu peserta didik yang berperan sebagai guru,
h. membimbing peserta didik yang berperan sebagai guru, dan
i. mengurangi bimbingan peserta didik yang berperan sebagai guru.
58. SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki peserta didik. Istilah SAVI sendiri adalah
kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana
belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah
dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan
penndepat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra
mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan
alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan
berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya
melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi,
memecahkan masalah, dan menerapkan.
Langkah-langkah pembelajaran SAVI menurut Meier (2002 : 33-34), yaitu :
a. Proses pembelajaran dikelompokan yang terdiri dari 5 atau 6 orang peserta didik yang
heterogen.
b. Proses pembelajaran menggunakan media.
c. Mendemonstrasikan konsep matematika.
d. Memecahkan masalah dalam kelompok.
e. Presentasi hasil diskusi ke depan kelas.
59. MEA (Means-Ends Analysis)
Means-Ends Analysis terdiri dari tiga unsur kata yakni; Mean, End dan Analysis. Mean menurut
bahasa yakni berarti, banyaknya cara. Sedangkan End adalah akhir atau tujuan, dan Analysis
berarti analisa atau penyelidikan secara sistematis. Jadi, Means-Ends Analysis adalah strategi
belajar mengajar yang menganalisa suatu masalah dengan bermacam cara sehingga mendapatkan
hasil atau tujuan akhir. pemecahan masalah yang dalam hal ini membagi masalah ke dalam
masalah yang lebih sederhana, atau dari masalah yang khusus ke masalah yang lebih umum.
Sehingga dengan begitu akan mendapatkan kesimpulan atau tujuan pembelajaran yang lebih
dipahami dan dimengerti. Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan
pemecahan masalah dengan sintaks:
a. Sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic,
b. Menguraikan pernyataan menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana,
c. Identifikasi perbedaan antara pernyataan sekarang dan tujuan yang ditentukan.
d. Susun sub-sub masalah sehingga terjadi koneksivitas
e. Mengurangi pernyataan dengan menggunakan operasi
f. Ulangi sehingga mendapatkan tujuan akhir
g. Pilih strategi solusi
Contoh :
Masalah: Selesaikan persamaan 2(x + 1) = 5(x - 2)
Rumusan Tujuan: Suku x berada di ruas kiri persamaan dan semua suku yang lain berada di
ruas kiri persamaan.
Langkah-langkah:
1. Pernyataan sekarang: 2(x + 1) = 5(x 2) Perbedaan: 2(x + 1) di kiri, dan 5(x-2) di kanan persamaan.
Gunakan Operasi: Pada ruas kiri 2 dikalikan dengan x dan 2 dikalikan dengan
1, pada ruas kanan 5 dikalikan dengan x dan 5 dikalikan dengan
-
2. Pernyataan sekarang: 2x + 2 = 5x 10 Perbedaan: 2x dikiri, 2 di kiri, 5x di kanan dan -10 di kanan persamaan.
Gunakan Operasi: Tambahkan 10 pada kedua ruas persamaan.
3. Pernyataan sekarang: 2x + 12 = 5x
Perbedaan: 2x dikiri, 12 di kiri, 5x di kanan persamaan.
Gunakan Operasi: Kurangkan 12 pada kedua ruas persamaan.
4. Pernyataan sekarang: 2x = 5x 12 Perbedaan: 2x di kiri, 5x dan -12 di kanan persamaan.
Gunakan Operasi: Kurangkan 5x pada kedua ruas persamaan
5. Pernyataan sekarang: 2x 5x = -12 6. Perbedaan: 2x di kiri, -5x di kiri dan -12 dikanan persamaan
Gunakan Operasi: Sederhanakan ruas kiri persamaan
7. Pernyataan sekarang: -3x = -12
Perbedaan: -3x di kiri dan -12 di kanan persamaan
Gunakan Operasi: dikalikan pada ruas persamaan.
8. Pernyataan sekarang: x = 4
Perbedaan: Tidak ada
Masalah telah diselesaikan
60. CPS (Creative Problem Solving)
Model pembelajaran CPS adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada
pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, kemudian diikuti dengan penguatan
keterampilan. Ketika dihadapkan dengan suatu masalah, peserta didik dapat melakukan
keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak
hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas
proses berpikir.
Langkah-langkah Creative Problem Solving
a. Kegiatan Awal
Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti pelajaran, guru mengulas kembali
materi sebelumnya sebagai prasyarat pada materi saat ini kemudian guru menjelaskan aturan
main dalam pelaksanaan metode pembelajaran CPS serta memberi motivasi kepada peserta didik
akan pentingnya pembahasan materi melalui pembelajaran CPS.
b. Kegiatan Inti
Peserta didik membentuk kelompok kecil untuk melakukan small discussion. Tiap kelompok
terdiri atas 4-5 orang. Secara berkelompok, peserta didik memecahkan permasalahan yang
disajikan sesuai dengan petunjuk yang tersedia. Peserta didik mendapat bimbingan dan arahan
dari guru dalam memecahkan permasalahan (peranan guru dalam hal ini menciptakan situasi
yang dapat memudahkan munculnya pertanyaan dan mengarahkan kegiatan brainstorming serta
menumbuhkan situasi dan kondisi lingkungan yang dihasilkan atas dasar interest peserta didik).
Adapun penekanan dalam pendampingan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan
sebagai berikut:
o Klarifikasi Masalah
Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada peserta didik tentang masalah yang
diajukan agar peserta didik dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan.
o Brainstorming/ Pengungkapan pendapat
Pada tahap ini peserta didik dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam
strategi penyelesaian masalah, tidak ada sanggahan dalam mengungkapan ide gagasan satu sama
lain.
o Evaluasi dan Seleksi
Pada tahap ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana
yang cocok untuk menyelesaikan masalah.
Implementasi
Pada tahap ini, peserta didik menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan
masalah kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut.
c. Kegiatan Akhir
-
Lebih lanjut, perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil yang telah
didiskusikan ke depan kelas dan peserta lain menanggapinya. Kemudian guru bersama peserta
didik menyimpulkan hasil diskusi.
61. Generatif
Pembelajaran Generatif (PG) merupakan terjemahan dari Generative Learning (GL).
Pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada
pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah
dimiliki peserta didik sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara
menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu
berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan
dalam memori jangka panjang
Langkah-langkah atau tahapan pembelajaran generatif menurut terdiri atas 5 tahap dengan
penjelasan sebagai berikut :
a. Pengingatan : Pada tahap awal ini guru menuliskan topik dan melibatkan peserta didik dalam
diskusi yang bertujuan untuk menggali pemahaman mereka tentang topik yang akan dibahas.
Mereka diajak untuk mengungkapkan pemahaman dan pengalaman mereka dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Tantangan dan Konfrontasi: Setelah guru mengetahui pandangan sebagian peserta didiknya,
guru mengajak mereka untuk mengemukakan fenomena atau gejala-gejala yang diperkirakan
muncul dari suatu peristiwa yang akan didemonstrasikan kemudian. Mereka diminta
mengemukakan alasan untuk mendukung dugaan mereka.
c. Reorganisasi Kerangka Kerja Konsep : Pada tahap ini guru membantu peserta didik dengan
mengusulkan alternatif tafsiran menurut fisikawan dan menunjukkan bahwa pandangan yang dia
usulkan dapat menjelaskan secara koheren gejala yang mereka amati. Peserta didik diberikan
beberapa persoalan sejenis dan menyarankan mereka menjawabnya dengan pandangan alternatif
yang diusulkan guru.
d. Aplikasi Konsep : Pada tahap ini, guru memberikan berbagai persoalan dengan konteks yang
berbeda untuk diselesaikan oleh peserta didik dengan kerangka konsep yang telah mengalami
rekonstruksi.
e. Menilai Kembali : Dalam suatu diskusi, guru mengajak peserta didiknya dalam menilai kembali
kerangka kerja konsep yang telah mereka dapatkan
62. RME (Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan dengan pola guided reinvention dalam
mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal
(tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan,
proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio,
pengembangan matematika). Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas
(kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui
refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi
(pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan.
Penerapan Model RME di Kelas :
Untuk memberikan gambaran tentang implementasi pembelajaran matematika realistik, misalnya
diberikan contoh tentang pembelajaran pecahan di sekolah dasar (SD). Sebelum mengenalkan
pecahan kepada peserta didik sebaiknya pembelajaran pecahan dapat diawali dengan pembagian
menjadi bilangan yang sama misalnya pembagian kue, supaya peserta didik memahami
pembagian dalam bentuk yang sederhana dan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga peserta didik benar-benar memahami pembagian setelah peserta didik memahami
pembagian menjadi bagian yang sama, baru diperkenalkan istilah pecahan.
63. CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Model Pembelajaran dengan Sintak:
a. (Connecting) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep,
b. (Organizing) organisasi ide untuk memahami materi,
c. (Refleting) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali
d. (Extending) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.
-
64. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif peserta
didik, yaitu dengan menugaskan peserta didik untuk membaca bahan belajar secara seksama-
cermat.
Sintak pembelajaran :
a. Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci,
b. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan
(materi bahan ajar)
c. Read dengan membaca teks dan cari jawabanya
d. Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama), dan
e. Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh
65. SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect
Sintak pembelajaran :
a. Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci,
b. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan
(materi bahan ajar)
c. Read dengan membaca teks dan cari jawabanya
d. Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama), dan
e. Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh
f. Reflect, dengan aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks
aktual yang relevan
66. MID (Meaningful Instructionnal Design)
Model ini adalah pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas
dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis.
Sintak pembelajaran :
a. Lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisis pengalaman, dan
konsep-ide;
b. Reconstruction melakukan fasilitasi pengalaman belajar
c. Production melalui ekspresi-apresiasi konsep
67. KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini KUASAI,
a.