10 Fakta Tentang Bayi Kuning

7
10 Fakta Tentang Bayi kuning Kamis, 13 Juni 2013 1. Mayoritas bayi mengalami kuning Banyak bayi mengalami kuning, baik yang lahir normal maupun prematur. Kejadian kuning pada bayi baru lahir (BBL) cukup bulan sekitar 50—60% dan 75—80% pada bayi kurang bulan (BBLR). Pada bayi normal, umumnya kadar bilirubin akan mengalami peningkatan di hari ke-2 sampai ke-3 dan mencapai puncaknya di hari ke-8 (terhitung semenjak bayi dilahirkan). Selanjutnya di hari ke-9 berangsur-angsur turun kembali menuju angka normal (10 mg/dL). Sedangkan pada bayi prematur, kadar bilirubin akan mencapai puncaknya di hari ke-14. Itulah mengapa, setelah pulang dari rumah sakit atau rumah bersalin, umumnya bayi disarankan menjalani pemeriksaan ulang pada hari ke-3 sampai ke-5 setelah kepulangan si bayi. Tujuannya untuk memantau kadar bilirubin sehingga dokter dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat bila terjadi peningkatan. 2. Peningkatan kadar bilirubin terjadi akibat belum sempurnanya fungsi hati pada bayi baru lahir Umumnya, usia sel darah merah (eritrosit) adalah 120 hari. Pada bayi, usia sel darah merahnya ada yang lebih pendek, kira-kira 90 hari. Sel darah merah yang sudah tua ini mengalami pemecahan dan terurai menjadi zat yang disebut “heme” dan “globin”. Heme akan diubah menjadi biliverdin dan melalui proses selanjutnya diubah menjadi bilirubin bebas (indirek). Semestinya, sisa pemecahan ini (bilirubin indirek) diproses oleh hati bayi menjadi bilirubin direk yang larut dalam air dan melalui saluran empedu selanjutnya

Transcript of 10 Fakta Tentang Bayi Kuning

Page 1: 10 Fakta Tentang Bayi Kuning

10 Fakta Tentang Bayi kuningKamis, 13 Juni 2013

1. Mayoritas bayi mengalami kuning

Banyak bayi mengalami kuning, baik yang lahir normal maupun prematur. Kejadian kuning pada bayi baru lahir (BBL) cukup bulan sekitar 50—60% dan 75—80% pada bayi kurang bulan (BBLR). Pada bayi normal, umumnya kadar bilirubin akan mengalami peningkatan di hari ke-2 sampai ke-3 dan mencapai puncaknya di hari ke-8 (terhitung semenjak bayi dilahirkan). Selanjutnya di hari ke-9 berangsur-angsur turun kembali menuju angka normal (10 mg/dL). Sedangkan pada bayi prematur, kadar bilirubin akan mencapai puncaknya di hari ke-14. Itulah mengapa, setelah pulang dari rumah sakit atau rumah bersalin, umumnya bayi disarankan menjalani pemeriksaan ulang pada hari ke-3 sampai ke-5 setelah kepulangan si bayi. Tujuannya untuk memantau kadar bilirubin sehingga dokter dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat bila terjadi peningkatan.

2. Peningkatan kadar bilirubin terjadi akibat belum sempurnanya fungsi hati pada bayi baru lahir

Umumnya, usia sel darah merah (eritrosit) adalah 120 hari. Pada bayi, usia sel darah merahnya ada yang lebih pendek, kira-kira 90 hari. Sel darah merah yang sudah tua ini mengalami pemecahan dan terurai menjadi zat yang disebut “heme” dan “globin”. Heme akan diubah menjadi biliverdin dan melalui proses selanjutnya diubah menjadi bilirubin bebas (indirek). Semestinya, sisa pemecahan ini (bilirubin indirek) diproses oleh hati bayi menjadi bilirubin direk yang larut dalam air dan melalui saluran empedu selanjutnya dibuang melalui usus besar serta bercampur dengan feses atau kotoran. Namun, saat lahir, hati bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Akibat proses pengolahan yang tidak sempurna itulah yang menyebabkan kuning pada bayi

3. Ada kuning fisiologis, ada pula kuning patologis

Penyebab tingginya kadar bilirubin pada bayi dapat dikelompokkan menjadi dua yakni fisiologis dan patologis. Penyebab kuning fisiologis adalah peningkatan volume sel darah (eritrosit), usia sel darah yang pendek, dan belum sempurnanya fungsi hati dalam mengolah bilirubin. Kuning fisiologis ini umumnya akan sembuh sendiri seiring dengan semakin sempurnanya fungsi hati. Sedangkan kuning patologis, salah satu penyebabnya adalah ketidaksesuaian golongan darah ibu dan anak. Yang paling sering terjadi bila ibu

Page 2: 10 Fakta Tentang Bayi Kuning

bergolongan darah  O sedangkan bayinya A atau B. Demikian pula dengan perbedaan rhesus antara ibu dan anak; si ibu memiliki rhesus positif sedangkan bayinya negatif. Terjadinya infeksi atau sepsis dan hepatitis juga merupakan pemicu tingginya kadar bilirubin. Khusus kuning patologis perlu dilakukan pemantauan karena umumnya kadar bilirubin mengalami peningkatan sampai hari ke-14 dan tidak akan turun dengan sendirinya. Biasanya juga diiringi gejala lain seperti demam dan berat badan bayi yang tidak mengalami peningkatan.

4. ASI dapat membantu menurunkan kadar bilirubin

Hubungan antara pemberian ASI dan penurunan kadar bilirubin telah lama terbukti. Itulah mengapa, bayi kuning amat disarankan banyak menyusu ASI. Tingkatkan frekuensi menyusui  sekitar 10–12 kali dalam sehari. Patut diketahui, asupan cairan yang kurang (termasuk pemberian ASI) dapat menyebabkan kuning pada bayi. Ini biasanya tampak pada hari ke-3 sampai ke-5 dengan tanda penambahan berat badan yang minim dan urine berwarna pekat.

5. Batas kadar bilirubin pada bayi baru lahir harus terus dipantau

Pemeriksaan akan terus berlanjut selama kurun waktu 48 jam bayi di rumah sakit. Pada bayi cukup bulan yang sehat akan dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan perlu tidaknya pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan dengan mengamati  gejala-gejala yang muncul dan tampak di seluruh tubuh bayi. Pemeriksaan, menurut APP (The American Academy of Pediatrics), dilakukan oleh tenaga medis. Pemeriksaan klinis dapat meningkat menjadi pemeriksaan laboratorium bila terdapat gejala berikut:

* Kuning yang jelas secara klinis dalam 24 jam pertama kehidupan bayi.

* Peningkatan kadar bilirubin total yang lebih dari 5 mg/dL sehari.

* Kadar bilirubin total yang lebih dari 13 mg/dL dalam 4 hari pertama kehidupan bayi yang lahir cukup bulan.

6. Pentingnya pemantauan oleh ibu selama kurun waktu 48 jam setelah bayi berada di rumah

Ibu dapat memantau tingginya kadar bilirubin pada bayi dengan melihat tanda-tanda, seperti: 

* Warna kulit yang tampak kuning ketika ditekan beberapa detik dengan ibu jari. Kadar bilirubin kemungkinan di atas 14 mg/dL, jika bagian bawah tubuh (kaki) pun berwarna kuning. 

* Bagian putih di dekat bola mata juga tampak kuning. 

Page 3: 10 Fakta Tentang Bayi Kuning

* Bayi tidur terus-menerus dan malas menyusu.

Segera bawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

7. Berjemur di sinar matahari pagi tidak cukup untuk menurunkan kadar bilirubin pada bayi

Buang anggapan berjemur di sinar matahari pagi dapat menurunkan kadar bilirubin secara efektif. Hal ini terkait dengan penyinaran dari sinar matahari yang hanya dapat dilakukan di pagi hari (pukul 07.00–08.00) dan itu pun tidak lama, hanya 15–20 menit.

8. Pada beberapa kasus kuning diperlukan fototerapi

Salah satu cara efektif menurunkan kadar bilirubin yang tinggi pada bayi adalah dengan fototerapi. Rekomendasi yang telah disepakati untuk memulai fototerapi sesuai dengan AAP Guidelines (lihat bok).

Bayi yang sedang menjalani fototerapi tidak menggunakan busana sehingga sinar dapat merata ke seluruh permukaan kulit. Bagian mata akan ditutup agar tidak merusak retina mata. Penggunaan krim atau losion apa pun pada bayi tidak diperkenankan karena ada risiko terbakar.

9. Transfusi tukar dilakukan bila tidak memungkinkan lagi melaksanakan fototerapi

Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah sama, yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar. Transfusi tukar disarankan bila kadar bilirubin mencapai 25—29 mg/dL pada bayi sehat, sedangkan pada bayi sakit dengan kadar bilirubin 17—23 mg/dL.

10. Kondisi bayi kuning yang dibiarkan dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan

Kadar bilirubin yang tinggi dan tidak diatasi segera, dapat menimbulkan risiko pada sistem saraf pusat. Gejala klinis yang ditemukan seperti mengantuk, refleks isap menurun, muntah, dan kejang. Dampak lebih lanjut adalah keterbelakangan mental, kelumpuhan serebral, gangguan pendengaran, atau kelumpuhan otot motorik mata.

Page 4: 10 Fakta Tentang Bayi Kuning

Perawatan Bayi KuningPosted on 15 - April - 2013

Beberapa saat pasca kelahiran, biasanya kulit bayi lambat laun akan mengalami perubahan warna menjadi lebih kuning. Perubahan warna kulit pada bayi ini biasanya merupakan gejala yang normal dan hampir selalu terjadi pada bayi manapun. Timbulnya warna kuning pada kulit bayi ini biasanya disebabkan oleh belum sempurnanya hemoglobin darah bayi dalam mengikat oksigen secara normal. Biasanya kebutuhan oksigen bayi ketika masih dalam kandungan dipenuhi oleh ibunya melalui plasenta, sehingga begitu bayi terlahir kemampuan hemoglobin darah bayi dalam mengikat oksigen belum optimal. Proses perubahan pemecahan hemoglobin lama menjadi hemoglobin baru oleh organ hati bayi agar bisa mengikat oksigen dalam udara bebas inilah yang menyebabkan kulit bayi menjadi berwarna kuning. Bagaimanakah metode perawatan bayi kuning?

Metoda Dan Jenis Perawatan Bayi KuningBerikut ini jenis dan metode perawatan bayi kuning baik secara alami atau menggunakan teknologi canggih yang dapat dilakukan oleh orangtua bayi sebagaimana diolah dari

berbagai sumber, yaitu:

ASI. Perbanyak konsumsi ASI untuk bayi minimal setiap dua jam. Pemberian ASI dalam kadar yang banyak akan membuat bayi sering berkemih ataupun berak. Berkemih ataupun berak merupakan salah satu cara mengeluarkan kadar

Page 5: 10 Fakta Tentang Bayi Kuning

billirubin yang terlalu tinggi dalam darah. Semakin banyak dan semakin sering berkemih, maka semakin banyak pula kadar billirubin yang dikeluarkan oleh tubuh.

Penjemuran. Lakukan penjemuran bayi kuning dibawah sinar matahari pagi tanpa mengenakan pakaian dan kenakan penutup mata pada bayi agar tidak terjadi iritasi. Idealnya penjemuran dilakukan antara jam setengah delapan pagi hingga jam setengah sembilan atau tergantung kondisi matahari. Penjemuran saat pagi dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat sinar UV matahari bagi penyembuhan tubuh bayi yang mengalami kuning. Menurut penelitian medis, sinar UV pada matahari digunakan untuk mengoksidasu billirubin menjadi beleverdin yang mudah dikeluarkan oleh tubuh. Hindari menjemur bayi kuning saat siang, karena sinar matahari siang lebih banyak mengandung sinar infra merah, sehingga intensitas panasnya lebih besar.

Lampu khusus. Salah satu metode lain dalam perawatan bayi kuning adalah penyinaran menggunakan lampu khusus yang memiliki kandungan UV. Beberapa produsen lampu terkemuka telah memproduksi lampu TL blue light khusus yang digunakan untuk menyembuhkan bayi kuning. Lampu ini mampu memancarkan sinar UV dengan panjang gelombang khusus yang mirip dengan sinar UV yang dimiliki matahari. Lakukan penyinaran selama setengah hingga satu jam dengan kondisi bayi tanpa pakaian dan diberikan penutup mata agar terhindar dari kemungkinan terjadinya iritasi pada mata. Ulangi setiap lima sampai enam jam tiap harinya.

Kunjungan rutin. Lakukan kunjungan rutin ke dokter atau ahli medis setempat minimal setiap dua hari untuk melakukan pemeriksaan kadar billirubin dalam darah. Idealnya hasil pemeriksaan kadar billirubin dalam darah mengalami penurunan, namun apabila ternyata tidak terdapat penurunan kadar billirubin darah, dokter ataupun ahli medis setempat akan menyarankan pemeriksaan kesehatan bayi dan ibu secara lengkap.

ASI. Pemeriksaan ASI secara komplit juga merupakan salah satu metode perawatan bayi kuning. Namun demikian, pemeriksaan ASI ini hanya dilakukan apabila kadar billirubin bayi tidak mengalami penurunan, namun bahkan mengalami kenaikan. Idealnya setiap dua hari kadar billirubin bayi yang baru saja dilahirkan selalu di periksa, karena siapa tahu kadarnya justru naik yang disebabkan oleh kandungan ASI yang menghambat penguraian billirubin oleh organ hati bayi.

Demikianlah beberapa jenis dan metode perawatan bayi kuning yang bisa dilakukan. Segera lakukan tindakan medis apabila warna kuning bayi tidak segera berubah setelah dua minggu pasca kelahiran. Semoga bermanfaat.