10. Bab x Konsep Dan Strategi

165
BAB X KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI BAGIAN TIMUR Didalam merumuskan konsep dan strategi yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, tahapan mendasar yang harus dianalisis terlebih dahulu adalah bagaimana merumuskan potensi dan masalah yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sehingga menjadi suatu isu strategis. Sebelum beranjak pada potensi dan masalah, terlebih dahulu mengulas hasil dari bahasan analisis pola dan struktur ruang, tingkat perkembangan, dan daya dukung, yang mana dari strukturnya sendiri : Memiliki hirarki I sebanyak 3 pusat pelayanan, meliputi Kecamatan Cibadak, Cicantayan, dan Kebonpedes, yang mana posisi pusat-pusat ini berada di bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. untuk hirarki II terdiri atas 4 pusat yaitu Kecamatan Gunungguruh, Nyalindung, Cidolog, dan Sukaraja. Berikut wilayah pelayanannya : Hirarki I : X-1

description

studio perencanaan wilayah

Transcript of 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Page 1: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

BAB X

KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI BAGIAN TIMUR

Didalam merumuskan konsep dan strategi yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, tahapan mendasar yang

harus dianalisis terlebih dahulu adalah bagaimana merumuskan potensi dan masalah yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur sehingga menjadi suatu isu strategis. Sebelum beranjak pada potensi dan masalah, terlebih dahulu mengulas hasil dari

bahasan analisis pola dan struktur ruang, tingkat perkembangan, dan daya dukung, yang mana dari strukturnya sendiri :

Memiliki hirarki I sebanyak 3 pusat pelayanan, meliputi Kecamatan Cibadak, Cicantayan, dan Kebonpedes, yang mana posisi pusat-

pusat ini berada di bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. untuk hirarki II terdiri atas 4 pusat yaitu Kecamatan

Gunungguruh, Nyalindung, Cidolog, dan Sukaraja. Berikut wilayah pelayanannya :

Hirarki I :

Cibadak : Parangkuda, Cicurug, Cidahu, Parakansalak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Kabandungan, Nagrak

Cicantayan : Caringin, Cisaat, Kadudampit, Cikembar, Gunungguruh

Kebonpedes : Sukabumi, Sukaraja, sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung, Nyalindung

Hirarki II

Gunungguruh : Cisaat, Kadudampit, Cikembar

Sukaraja : Sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung

Nyalindung : Purabaya, Jampang Tengah, Pabuaran, dan Curugkembar

X-1

Page 2: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Cidolog : Sagaraanten, Cidadap, Tegalbuleud

Untuk pola ruang eksisiting, bahwa di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur didominasi oleh Kawasan budidaya

perkebunan, dan hutan produksi tetap.

Dalam tingkat perkembangan bahwa rata-rata wilayah ini memiliki perkembangan ekonomi dengan komoditi yang cukup dapat

dikembangkan dari segi ekonomi tetapi belum teroptimalkan sehingga tidak menjadi komoditi potensial. Selain itu dari

perkembangan penduduknya rata-rata rendah.

Untuk hasil daya dukung dari gabungan analisis antara fisik, guna lahan dan sarana prasarana serta transportasi menyatakan bahwa

Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur memiliki daya dukung fisik yang rata-rata baik, namun dari sarana prasarana dan

aksesibilitas serta mobilitasnya wilayah ini memiliki rata-rata yang rendah kecuali di bagian utara dari wilayah ini karena dilewati

oleh jalan arteri primer.

Hasil dari isu strategis tersebut akan menghasilkan suatu rumusan konsep dan strategi pengembangan Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur yang tepat dan memperhatikan kendala.

10.1 Rumusan Potensi dan Masalah Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Setelah di bab pembahasan sebelumnya kita menganalisis tiap aspek dan analisis wilayah dilihat dari struktu, pola, analisis

tingkat perkembangan yang mencakup perkembangan ekonomi serta penduduk, analisis daya dukung yang merupakan gabungn dari

analisis fisik dan sarana prasarana serta transportasi.

X-2

Page 3: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Dari hasil analisis tersebut atau analisis terhadap tingkat perkembangan yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

dan faktor-faktor yang mempengaruhi maka dapat dirumuskan suatu rumusan terhadap potensi dan permasalahan yang ada di

Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rumusan potensi dan masalah yang dihasilkan berdasarkan kesimpulan dari pola

dan struktur ruang, tingkat perkembangan dan daya dukung tiap kecamatan.

Tabel 10.1Potensi dan Masalah Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan1 Tegalbuleud Hirarki III Perkebunan,

Kawasan Lindung Rawan Tsunami,

Pertanian Lahan Kering,

Hutan Produksi Tetap,

Pertanian Lahan Basah

Potensial Cukup Tinggi

Cukup Tinggi

Struktur Ruang :Walaupun kecamatan tegalbuleud tergolong pada hirarki III namun dari segi sarana prasarana olahraga dan transportasi dari ketersediaan sarananya lengkap.

Pola ruang :Berdasarkan hasil hasil analisis pola ruang Kecamatan Tegalbuleud memiliki potensi untuk kawsan perkebunan,pertanian

Struktur Ruang :Kecamatan tegalbuleud tergolong hirarki III karena dari ketersediaan fasilitasnya berdasarkan skalogram rata-rata tidak tersedia serta aksesibilitas dan mobilitas yang rendah dengan nilai masing-masing 0,23 dan 0,04 .

Pola ruang :pola ruang perkebunan dan lahan kering yang secara ekonomi dan eksisting potensial,

Kecamatan Tegalbuleud ketersediaan sarana prasarana transportasi sudah lengkap. Kecamatan Tegalbuleud dapat dikembangakan menjadi kawasan potensial pertanian dan perkebunan, namun terdapat kendala dalam pengembangannya akibat adanya kawasan lindung rawan tsunamai. Selain itu fasilitas nya yang kurang. Dari ekonominya Kecamatan Tegalbueleud

X-3

Page 4: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanlahan kering,hutan produksi tetap dan pertanian lahan basah. Dengan presentase perkebunan ( 39,28 %), pertanian lahan kering ( 12,04%). Sesuai dengan kondisi eksisting yang di dominasi oleh perkebunan kelapa dalam.

Tingkat perkembangan :

Secara ekonomi kecamatan ini memilki komoditi potensial yaitu kacang hijau dengan nilai LQ 3,22 engandistribusi presentase 72,6% dan kacang kedelai dengan LQ 3,22 dengan distribusi presentase 56,72%. Selain itudilihat dari segi kependudukannya kecamatan ini memiliki proyeksi tinggi dan

namun secara kesesuain lahan merupakan kawasan budidaya terbatas dengan luasan 51% .

Tingkat perkembangan :

Secara Tingkat perkembangan kecamatan ini memang cukup tinggi karena ekonominya yang cukup potensial.namun, scara kualitas SDM sangat kurang yang mana dilihat dari TPAK yaitu hanya 31%. Selain itu laju pertumbuhan penduduk yang rendah senilai 0,15 %.

Daya Dukung :Dilihat dari aspek fisik, bahwa dari analisis kesesuaian lahan kecamatan tegalbuled memiliki kawasan rawan tsunami seluas 5.335,43

memiliki komoditi potensial yaitu kacang hijau dan kacang kedelai, dan juga depedency ratio nya rendah. Namun SDM di kecamatan ini rendah karena dilihat dari nilai TPAK nya rendah.

X-4

Page 5: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulandependency rasio yang rendah yaitu senilai 28 jiwa.

Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis daya dukung,Kecamatan Tegalbuleud memiliki sarana pendidikan yang cukup memadai, selain itu kecamatan ini dilihat dari keseuaian lahannya merupakan kawasan budidaya potensial 28%.

Ha atau 21% dari luasan kecamatan tegalbuleud.

2 Cidolog Hirarki II Perkebunan Pertanian

Lahan Kering,

Hutan Produksi Tetap

Potensial Sedang

Rendah Struktur Ruang :Kecamatan Cidolog termasuk hirarki II dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang sedang yaitu 0,52 dan mempunyai nilai indeks mobilitas sedang yaitu 0,05. Dimana untuk pelayanan sarana prasarana di kecamatan ini sudah terpenuhi, dan

Struktur Ruang :prasarana air bersih yang belum terpenuhi

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 79,526 %

Tingkat perkembangan :

Indeks mobilitas dan akesbilitas sedang dan sarana dan prasarana di Kecamatan Cidolog sudah terpenuhi. Kecamatan Cidolog cukup berpotensi dilihat dari tingkat perkembangan serta dalam pengembangan sarana prasarana harus ditingkatkan pada sarana prasarana yang

X-5

Page 6: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanpelayanan sarana prasarana transportasi seperti jalan sudah terlayani.

Pola ruang :didominasi oleh perkebunan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 46,080%.

Tingkat perkembangan :

Secara ekonomi Kecamatan Cidolog memiliki komoditi yang cukup dapat dikembangkan walaupun bukan sektor basis, seperti padi gogo, panili, dengan nilai LQ masing-masing 0,12; 0,85;

Selain itu laju pertumbuhan penduduknyapun sedang, proyeksi penduduk tinggi

Kecamatan Cidolog memiliki tingkat perkembangan sedang, tetapi jika dilihat dari aspek kependudukan bahwa TPAK di kecamatan ini rendah yaitu dengan nilai 50%, selain itu dari segi ekonomi tidak ada komoditi yang potensial atau tidak ada sektor basis serta Distribusi persentase rata-ratanya rendah pada semua komoditi.

Secara Tingkat perkembangan kecamatan ini memang cukup tinggi karena ekonominya yang cukup potensial.namun, scara kualitas SDM sangat kurang yang mana dilihat dari TPAK yaitu hanya 31%. Selain itu laju pertumbuhan penduduk

belum memadai, Sehingga dapat meningkatakan tingkat aksesibilitas dan mobilitas dan struktur ruang kecamatan ini. Kecamatan ini memiliki sektor potensial berupa padi gogo dan panili namun memiliki SDM yang rendah bila di lihat dri nilai TPAK nya.

X-6

Page 7: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulandan DR yang sangat rendah, sehingga sumberdaya alam atau komoditi yang ada dapat diolah dengan cukup baik walaupun tidak potensial, dengan besaran DR 33%, dan LPP 3,33%

Daya Dukung :

Dilihat dari hasil analisis keseuain lahan kecamatan ini memiliki potensi untuk pengembangan sarana prasanaran dan transportasi karena berada dikawasan budidaya. Seperti sarana kesehatan dan pendidikan

yang rendah senilai 0,15 %.

Daya Dukung :

Walaupun kecamatan cidolog memiliki aksesibilitas serta mobilitasnya sedang namun sarana prasarana yang ada masih rendah karena sarana prasarananya masih rendah,seperti :

3 Sagaranten Hirarki III Pertanian Lahan Basah

Hutan Produksi Tetap

Potensial Rendah

Cukup Tinggi

Struktur Ruang :Kecamatan Sagaranten termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai

Struktur Ruang :sarana pendidikan belum terpenuhi. mempunyai nilai indeks aksesibilitas

Kecamatan Sagaranten memerlukan adanya peningkatan sarana yang

X-7

Page 8: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanindeks mobilitas tinggi yaitu 0,13. Dimana untuk persebaran sarana yang sudah terpenuhi antara lain sarana kesehatan dan sarana olah raga. Untuk sarana prasarana transportasi sudah terpenuhi.

Pola ruang :didominasi oleh pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 48,126%.

Tingkat perkembangan :

Berdasarkan tingkat perkembangan nya kecamatan ini potensial rendah namun dari aspek kependudukan, nilai TPAK tergolong sedang yaitu 72%

yang rendah yaitu 0,41

Pola ruang: terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 21,875 %, dan hutan lindung dengan presentase 0,001%

Tingkat perkembangan :

dilihat dari tingkat perkembangannya bahwa kecamatan ini memiliki potensi yang rendah yang mana kecamatan ini tidak ada sama sekali komoditi yang potensial baik dari sektor primer maupun sekunder, selain itu nilai LPP yang sangat rendah sebesar 0,22%,

Daya Dukung :

memadai karena kesesuain lahan nya sudah cukup tinggi jika ingin meningkatkan struktur ruangnya. Namun dalam pengembangannya Kecamatan ini sebagai Kawasan Kendala yaitu pengembangannya terbatas.

X-8

Page 9: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan Daya Dukung :Kecamatan ini memiliki mobilitas yang tinggi itu disebabkan bahwa kecamatan ini memiliki pergerakan barang / orang yang cukup tinggi selain itu memiliki kesesuain lahan yang cukup tinggi sebagai kawasan budidaya yaitu seluas 88%

Walaupun memiliki mobilitas yang tinggi namun kenyataanya kecamatan sagaranten berada di hirarki III dan memiliki sarana yang kurang memadai seperti pendidikan dan kesehatan.

4 Cidadap Hirarki III Pertanian Lahan Basah,

Pertanian Lahan Kering,

Hutan Produksi Tetap,

Perkebunan

Potensial Sangat Rendah

Cukup Tinggi

Struktur Ruang :Kecamatan Cidadap termasuk hirarki III dengan mempunyai sarana prasarana yang sudah terpenuhi hanya sarana kesehatan dan prasarana telekomunikasi dan listrik.

Pola ruang :didominasi oleh pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana

Struktur Ruang :Pendidikan belum terpenuhi, olahraga, prasarana air bersih. mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,32 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,02.

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan

Pada Kecamatan ini perlu adanya pengoptimalan penggunaan sarana dan prasaran transportasi untuk peningkatan aksesibilitas dan mobilitas. Dan Kecamatan ini dapat dikembangkan pada sektor pertanian, dilihat dari kesesuaian lahan, walaupun secara tingkatperkembangan ekonomi tidak ada yang potensial.

X-9

Page 10: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanmemiliki presentase 26,617%.

Tingkat perkembangan :

-

Daya Dukung :Kecamatan ini memiliki sarana prasarana dan transportasi yang cukup memadai selain itu di dukung dengan keseuain lahan yang ada karena sebagian besar merupakan kawasan budidaya dengan presentase 51%.

presentase 41,210 %

Tingkat perkembangan :

Secara ekonomi dan kependudukan tingkat perkembangan di kecamatan ini sangat rendah karena tidak memiliki sama sekali komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sekunder, begitupun dengan penduduknya yang kurang berpotensi dengan LPP yang sangat rendah dengan rata-rata 0,9% ,

Daya Dukung :Walaupun sarana prasarana di kecamatan Cidolog cukup memadai namun aksesibilitas dan mobilitas masih rendah.

X-10

Page 11: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan5 CurugKembar Hirarki III Perkebunan,

Pertanian Lahan Basah,

Pertanian Lahan Kering

Potensial Rendah

Rendah Struktur Ruang :Kecamatan curugkembar mempunyai nilai indeks mobilitas sedang yaitu 0,09. Dan sarana yang sudah terpenuhi adalah sarana kesehatan,

Pola ruang :didominasi oleh perkebunan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 43,701%.

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Curugkembar walaupun memiliki tingkat perkembangan yang rendah namun TPAK nya Sedang (76%), dan Nilai Interval Proyeksi Penduduk yang Cukup Tinggi, hal ini sebetulnya bisa dikembangkan jika dilakukan upaya

Struktur Ruang :sarana pendidikan, olahraga, dan sarana transportasi terminal belum terpenuhi. dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,11

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 63,186 %

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Curugkembar tidak memiliki komoditi potensial, selain itu LPP yang sangat rendah (0,51%), walaupun proyeksi penduduk tergolong tinggi, dan TPAK sedang, tetapi kualitas SDM nya secara soft skill kurang sehingga tidak dapat mengolah SDA yang lain

Kecamatan Curugkembar merupakan kecamatan yang berpotensi dalam kependudukan dan daya dukung fisik namun masih rendah dari ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana, transportasi.

X-11

Page 12: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanpengembangan kualitas SDM.

Daya Dukung :Kecamatan ini memiliki sarana prasarana dan transportasi yang cukup memadai selain itu di dukung dengan keseuain lahan yang ada karena sebagian besar merupakan kawasan budidaya dengan presentase 51%.

untuk mengembangkan kecamatan ini

Daya Dukung :Walaupun sarana prasarana di kecamatan Cidolog cukup memadai namun aksesibilitas dan mobilitas masih rendah.

.

6 Pabuaran Hirarki III Perkebunan, Hutan

Lindung, Pertanian

Lahan Kering

Potensial Sangat Rendah

Rendah Struktur Ruang :Kecamatan Pabuaran termasuk hirarki III dengan mempunyai sarana kesehatan sudah terpenuhi, dan prasarana rekayasa/ rekreasi sudah terpenuhi. Dan juga sarana prasarana transportasi jalan sudah terpenuhi.

Pola ruang :

Struktur Ruang :nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,09 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,02. Serta sarana pendidikan, olahraga, prasarana air bersih, sarana transportasi terminal yang belum terpenuhi.

Pola ruang :

Kecamatan Pabuaran termasuk kurang berkembang karena aksesibilitas dan mpbilitas rendah, ketersediaan fasilitas belum semua memadai dan tingkat perkembangan penduduk yang masih rendah, selain itu daya dukung fisik yang didominasi oleh kawasan budidaya terbatas, hanya saja secara ekonomi sedikit

X-12

Page 13: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulandidominasi oleh perkebunan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 44,494%.

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Pabuaran dilihat dari tingkat perkembangannya yaitu rendah namun Kecamatan Pabuaran memiliki beberapa komoditi yang cukup dapat dikembangkan walaupun tidak potensial, berupa daging itik (LQ = 0,5).

Daya Dukung :Dilihat dari pelayanan sarana pendidikan dan prasarana air bersih dikecamatan pabuaran cukup baik dan memiliki kesesuian lahan sebagai kawasan budidaya

terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 60,559 % dan hutan lindung dengan presentase 20,490%

Tingkat perkembangan :

walaupun memiliki komoditi cukup potensial seperti daging itik, tetapi kualitas SDM nya tidak mampu mengolah potensi komoditi tersebut dengan baik, sehingga tingkat perkembangan sangat rendah dengan LPP 0,48%, dan TPAK yang rendah sebesar 39%.

Daya Dukung :Kurangnya aksesibilitas dan mobilitas di kecamatan pabuaran menyebabkan sarana kesehatan dan prasarana persampahan masih

berkembang secara komoditi karena memiliki komoditi yang cukup dapat dikembangkan walaupun hanya di satu komoditi saja.

Sehingga Perlu adanya peninigkatan aksesibilitas dan mobilitas untuk menunjang sektor yang cukup potensial yang ada di Kecamatan ini, dan adanya peningkatan SDM untuk mengelola komoditi / sektor unggulan.

X-13

Page 14: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanseperti perkebunan dengan luas 10%.

sangat kurang karena keterjangkauan masyarakat ato pemerintah yang kurang,serta daya dukung lahan yang sebagian besar kawasan budidaya terbatas dan kawasan lindung sebesar 64%

7 Jampang Tengah

Hirarki III Pertambangan, Permukiman, Pertanian Lahan

Basah, Industri, Perkebunan, Hutan Produksi

Tetap

Potensial Tinggi Sedang Struktur Ruang :Kecamatan jampang tengah termasuk hirarki III dengan mempunyai sarana pendidikan, kesehatan, dan olah raga sudah terpenuhi, dan prasarana sudah terpenuhi. Untuk jenis sarana prasarana transportasi jalan dan terminal sudah terpenuhi.

Pola ruang :didominasi oleh pertambangan dan sesuai dengan arahan pola

Struktur Ruang :Kecamatan jampang tengah termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,24 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0.09.

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 17,088 %

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Jampang Tengah termasuk kurang berkembang karena dari struktur ruang yang dilihat dari aksesibilitas serta mobilitas masih rendah, namun dari ketersediaan sarpras cukup terpenuhi, dan daya dukung yang baik untuk pertanian, selain itu tingkat perkembangan ekonomi yang cukup potensial, dan kependudukan yang sedikit baik dari segi TPAK. Sehingga kecamatan ini dapat dikembangakan

X-14

Page 15: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanruang dimana memiliki presentase 19,620%.

Tingkat perkembangan :

di kecamatan ini memiliki tingkat perkembangan tinggi karena secara ekonomi terdapat komoditi yang cukup potensial untuk dikembangkan yaitu padi sawah, padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi jalar, ketimun, pepaya, pisang, teh, pala, aren, dan daging itik, selain itu nilai TPAK tinggi yaitu 91%

Daya Dukung :Dilihat dari pelayanan sarana dan prasarana dikecamatan pabuaran cukup baik dan sebagian besar memiliki kesesuian lahan sebagai kawasan budidaya sseperti

walaupun tingkat perkembangannya tinggi, namun jika dilihat dari aspek kependudukan jika dilihat dari LPP nyapun sangat rendah yaitu 0,56%, dan DR yang tinggi (155 jiwa)

Daya Dukung :Walaupun sarana prasarana dan kesesuain lahannya sedang namun aksesibilitas dan mobilitas dikecamatan ini ,masih rendah.

sebagai kawasan permukiman dan pengembangan komoditi unggulan sektor perkebuanan. Pengoptimalan sarana dan prasarana transportasi sehingga dapat meningkatakan aksesibilitas dan mobilitas dan untuk meningkatkan LPP pada Kecamatan ini.

X-15

Page 16: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanperkebunan,pertanian lahan kering,hutan produksi tetap dan pemukiman.

8 Purabaya Hirarki III Hutan Produksi Tetap,

Perkebunan, Pertanian

Lahan Basah, Permukiman

Potensial Rendah

Sedang Struktur Ruang :Kecamatan Purabaya termasuk hirarki III dengan sarana kesehatan sudah terpenuhi sedangkan prasarana yang sudah terpenuhi adalah telekomunikasi dan listrik, untuk sarana transportasi jalan sudah terlayani.

Pola ruang :didominasi oleh hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 37,152%.

Tingkat perkembangan :

Dari segi kependudukan kecamatan ini memiliki

Struktur Ruang :Kecamatan Purabaya termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,13 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,02. Sarana pendidikan, dan olah raga, prasarana air bersih dan sarana transportasi terminal belum terpenuhi.

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 24,789%

Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini tidak memilki komododiti

Kecamatan Purabaya merupakan Kecamatan yang memiliki kawasan kendala, namun kawasan budidaya potensial nya lebih dominan, secara struktur aksesibilitas dan mobilitasnya rendah, serta ketersediaan sarana prasarananya kurang mencukupi, hanya saja dari segi kependudukan agak baik dengan tingkat partisipasi angkatan kerja yang cukup baik, namun dari segi ekonomi tidak memiliki komoditi yang potensial.

X-16

Page 17: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanTPAK yang sedang yaitu 86%, serta DR yang cukup rendah yaitu 43 jiwa

Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis kecamatan purabaya merupakan kawasan potensial budidaya seperti perkebunan,hutan produksi dan pertanian lahan basah dengan presentase 78%

potensial baik di sektor primer maupun sekunder, begitupun LPP di kecamatan ini sangat rendah yaitu 0,48%.

Daya Dukung :Meskipun kecamatan purabaya memiliki kesesuaian lahan yang cukup baik namun sarana prasarana dan transportasi di kecamatan ini belum memadai mseperti sarana sarana kesehatan dan prasarana air bersih,persampahan serta aksesibilitas dan mobilitas yang rendah.

9 Cikembar Hirarki III Hutan Produksi Tetap,

Permukiman, Pertanian

Lahan Basah

Potensial Sedang

Cukup Tinggi

Struktur Ruang :Kecamatan Cikembar termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang Sedang yaitu 0,54, Dengan sarana agama dan kesehatan. Untuk

Struktur Ruang :sarana pendidikan dan olah raga belum terpenuhi. mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,01.

Pola ruang :

Kecematan Cikembar dikembangakan untuk kawasan permukiman dengan memiliki sarana transportasi yang memadai, kecamatan ini cukup berkembang dari segi perkembangan ekonomi

X-17

Page 18: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulansarana tansportasi yang terpenuhi adalah terminal dan jalan.

Pola ruang :didominasi oleh hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 50,809%.

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Cikembar memiliki potensi untuk dikembangkan. Walaupun pada kecamatan cikembar tidak ada komoditi yang potensial, tetapi terdapat komoditi yang cukup berpotensi untuk dikembangkan yaitu aren dengan nilai LQ 1,26, dan TPAK yang sedang yaitu 92%

Daya Dukung :

terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase7,681 %

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Cikembar memiliki tingkat perkembangan yang sedang sehingga tergolong dalam hirarki III, karena di kecamatan ini tidak memiliki komoditi potensial, walaupun terdapat komoditi yang cukup dapat dikembangkan seperti aren, namun LPP yang sangat rendah (0,7%) membuat potensi ini tidak dapat berkembang, apalagi mengingat komoditi tersebut bukan komoditi potensial dari segi distribusi persentasenya.

Daya Dukung :

karena memiliki komodisti potensial, dan dari segi kependudukan cukup baik, begitupun ketersediann sarana prasarananya, dan didukung dengan kondisi fisik kecamatan dengan dominasi kawasan budidaya potensial.

X-18

Page 19: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanDari hasil analisis kecamatan cikembar merupakan kawasan budidaya potensial, seperti: Hutan

Produksi Tetap, Permukiman, Pertanian Lahan Basah selain itu prasarana yang ada dikecamatan cikembar cukup baik.

Walaupun kecamatan cikembar memiliki prasarana yang baik namun untuk sarananya masih kurang seperti pendidikan dan kesehatan dan mobilitas yang ada di kecamatan cikembar masih rendah.

10 Nyalindung Hirarki II Hutan Produksi Tetap,

Petanian Lahan Basah,

Pertanian Lahan Kering

Pertambangan Permukiman

Potensial Sedang

Cukup Tinggi

Struktur Ruang :Kecamatan Nyalindung termasuk hirarki II dengan mempunyai nilai indeks mobilitas tinggi yaitu 0,14. Dengan sarana kesehatan sudah terpenuhi dan prasarana telekomunikasi dan listrik sudah terpenuhi. Untuk sarana transportasi yang sudah terpenuhi adalah terminal dan jalan.

Struktur Ruang :sarana pendidikan dan olahraga belum terpenuhi. mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,39

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 2,300 %

Tingkat perkembangan :

Nilai TPAK dan proyeksi penduduk serta LPP di

Pada Kecamatan ini berpotensi dalam pembangaunan kawasan permukiman dikarenakan proyeksi penduduk yang rendah. Sebagai Hirarki II Kecamatan ini perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana dimana Kecamatan Nyalindung memiliki daya dukung pengembangan yang baik dan memiliki kesesuain pengembangan budidaya

X-19

Page 20: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan Pola ruang :didominasi oleh hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 40,949%.

Tingkat perkembangan :

kecamatan ini memilki komoditi yang cukup dapat untuk dikembangkan seperti padi gogo, jagung, cabe rawit, kacang panjang, alpukat, pala, daging kerbau, dan daging itik jika ada upaya untuk mengembangkannya, dengan distribusi presentase masing-masing 11,68%, 14,43%, 10,67%

Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis kecamatan nyalindung merupakan

kecamatan ini rendah dengan masing-masing nilai yaitu TPAK 45%,dan LPP 0,56% sehingga potensi yang kemungkinan dapat dikembangkan cukup besar tersebut tidak terkelola dengan baik karena kualitas dan kuantitas SDM yang kurang.

Daya Dukung :Walaupun kecamatan nyalindung memiliki kawasan budidaya yang cukup tinggi namun untuk sarana pendidikan dan aksesibilitas masih rendah.

yang tinggi.

X-20

Page 21: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulankawasan potensial budidaya yaitu seluas 70% dan memiliki tingkat pergerakan yang tinggi.

11 Gegerbitung Hirarki III Pertambangan Industri Hutan

Produksi Tetap

Potensial Rendah

Sedang Struktur Ruang :Kecamatan Gegerbitung tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Mobilitas 0,07 dimana termasuk sedang. Dimana sarana prasarana pendidikan, peribadatan dan kesehatan telah terpenuhi..

Pola ruang :didominasi oleh lahan pertambangan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 60,309%

Tingkat perkembangan :

-

Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 6,248%

Tingkat perkembangan :

kecamatan ini memiliki tingkat perkembangan yang rendah, Jika dilihat dari perkembangan ekonomi kecamatan ini memang tidak memiliki komoditi potensial sama sekali baik dari sektor primer maupun sekunder,

Kecamatan Gegerbitung potensial dalam pengembangan industri. Pada Kecamatan ini perlu adanya peningkatan sarana dan prasaran untuk menunjang potensial industri yang ada seperti air bersih, persampahan.

Berdasarkan pola ruang sangat potensial karena dominasi kawasan budidaya, namun dari perkembangan ekonomi agak kurang begitupun kependudukan kurang berkualitas dengan TPAK dan LPP yang rendah.

X-21

Page 22: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis kecamatan gegerbitung merupakan kawasan potensial budidaya sedang sehinngga kecamatan gegerbitung memiliki kesesuaian sebagai kawasan industri, pertambangandan hutan produksi tetap.

selain itu SDM nya pun kurang, bisa dilihat dari TPAK yang sangat rendah (31% ) dan LPP yang rendah (1,26%)

Daya Dukung :Walaupun kecamatan nyalindung memiliki kawasan budidaya yang sedang namun untuk sarana dan prasarana di kecamatan gegerbitung masih rendah seperti sarana pendidikan,kesehatan dan peribadatan serta prasarana persamapahan yang masih rendah.

12 Sukaraja Hirarki II Pertanian

Lahan Basah Hutan Lindung Perkebunan

Potensial Sedang

Tinggi Struktur Ruang :Kecamatan Sukaraja tergolong ke dalam hirarki II dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,01 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,1 dimana termasuk tinggi. Dimana sarana kesehatan sudah terpenuhi, sarana transportai juga telah

Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas budidaya terbatas dengan presentase 15,699% dan

Kecamatan Segaranten memiliki aksesibilitas dan mobilitas yang tinggi serta beberapa sarana prasarana yang tersedia seperti transportasi dan terminal serta saranba kesehatan, selain itu memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang potensial dengan komoditi basis yaitu

X-22

Page 23: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanterpenuhi seperti jalan dan terminal.

Pola ruang :didominasi oleh lahan pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 62,462%

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Sukaraja memiliki tingkat perkembangan yang sedang, jika dilihat dari komoditi potensial ekonomi kecamatan ini cukup memiliki komoditi yang dapat dikembangkan walaupun tidak potensial seperti cengkeh (LQ = 1,74, dan Distribusi persentase 37,95%).

Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis keseuain lahan di kecamatan sukaraja,

hutan lindung 24,864%

Tingkat perkembangan :

Dari segi kualitas penduduk di kecamatan ini SDM nya sangat rendah baik kualitas maupun kuantitasnya, dapat dibuktikan dengan LPP, proyeksi dan TPAK yang sangat rendah, sehingga dalam mengelola potensi sangatlah kurang, dengan nilai TPAK 43% dan LPP 0,23%.

Daya Dukung :Namun walaupun kecamatan sukaraja memiliki sarana prasarana dan transportasi yang cukup memadai ditambah dengan kawasan potensial yang cukup tinggi kecamatan sukaraja memiliki kawasan lindung yang

cengkeh, serta didukung dengan daya dukung kawasan budidaya potendial yang dominan. Namun terdapat beberapa kendala seperti sarana prasarana lain yang kurang memadai, dan terdapat kawasan budidaya terbatas serta hutan lindung sehingga menghambat perkembangan baik fasilitas, serta potenasi kependudukan yang rendah.

Sebagai Hirarki II perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana yang belum lengkap di Kecamatan ini, selain itu dapat di kembangkan dari segi pariwisata.

X-23

Page 24: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulankecamatan sukaraja merupakan kawasan potensial budidaya sebesar 60% sehingga memiliki potensi untuk pengembangan pertanian lahan basah dan perkebunan,

yang harus tetap dijaga dengan presentase 40%.

13 Kebonpedes Hirarki I Hutan Produksi Tetap

Permukiman

Potensial Sangat Rendah

Sangat Tinggi

Struktur Ruang :Kecamatan Kebopedes tergolong ke dalam hirarki I dengan 1,27 berarti tinggi mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,67 dan mempunyai nilai Mobilitas 0,04 dimana termasuk sedang. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi begitu juga prasarana dan sarana transportasi telah terpenuhi jalan dan terminal.

Pola ruang :didominasi oleh lahan hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 83,866%

Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.

Pola ruang :-

Tingkat perkembangan :

jika dilihat dari tingkat perkembangan bahwa kecamatan ini memiliki tingkat perkembangan yang sangat rendah, karena tidak memiliki komoditi potensial dan kualitas serta kuantitas SDM yang rendah dalam mengembangkan potensi dengan nilai TPAK yang

Sebagai Hirarki I perlu adanya peningkatan kelengkapan sarana dan prasarana yang ada yang dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas, dimana Kecamatan ini memiliki daya dukung yang tinggi dalam pengembangan kawasan budidaya nya.

Secara ekonomi kecamatan ini kurang potensial karena tidak memiliki sama sekali komoditi potensial di sektor primer maupun sekunder.

X-24

Page 25: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan

Tingkat perkembangan :

- Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis daya dukung,Kecamatankebonpedes memiliki sarana yang cukup memadai, selain itu kecamatan ini dilihat dari keseuaian lahannya merupakan kawasan budidaya potensial .

rendah (45%).

Daya Dukung :Walaupun kecamatan kebonpedes memiliki sarana dan kawasan potensial budidaya yang tinggi namun untuk prasarana persampahan masih kurang.

14 Cireunghas Hirarki III Hutan Produksi Tetap

Pertambangan Pertanian

Lahan Basah

Potensial Rendah

Sedang Struktur Ruang :Kecamatan Cireunghas tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,29 berarti rendah dan mempunyai nilai Mobilitas 0,01 dimana termasuk tinggi. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi

Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.

Pola ruang :-

Kecamatan Cireunghas merupakan kawasan potensial budidaya yang tinggi sehingga dapat meningkatakan kelengkapan sarana dan prasarananya. Karena ketersediaan sarana prasarana serta transportasi yang belum lengkap, selain itu tingkat perkembangan ekonomi dan penduduk yang

X-25

Page 26: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan Pola ruang :didominasi oleh lahan hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 47,332%

Tingkat perkembangan :

- Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis keseuain lahan di kecamatan cireunghas, sebagian wilayah Kecamatan cireunghas merupakan kawasan potensial budidaya sebesar 70% sehingga memiliki potensi untuk pengembangan pertanian lahan basah dan perkebunan.

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Cireunghas memiliki tingkat perkembangan yang rendah, yang mana kecamatan ini tidak memiliki komoditi potensial, serta LPP dan TPAK yang sangat rendah yaitu masing-masing 0,10% dan 35%. Hal ini yang menjadikan potensi yang ada di kecamatan ini tidak berkembang.

Daya Dukung :Walaupun kecamatan cireunghas memiliki potensial budidaya yang tinggi namun untuk sarana dan prasarananya masih rendah seperti sarana kesehatan dan prasarana persampahan.

kurang membutuhkan pelatihan dari kulitas SDM sendiri.

15 Sukalarang Hirarki III Pertanian Lahan Basah

Pertanian Lahan Kering

Potensial Tinggi Cukup Tinggi

Struktur Ruang :Kecamatan Sukalarang tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks

Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal dan prasarana.

Kecamatan Sukalarang memiliki potensial pengembnagan kawasan pertanian baik lahan basah maupun lahan kering.

X-26

Page 27: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanAksesbilitas 0,74 berarti sedang dan mempunyai nilai Mobilitas 0,03 dimana termasuk rendah. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi, dan telah terdapat sarana olahraga.

Pola ruang :didominasi oleh pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 61,462%

Tingkat perkembangan :

Secara ekonomi kecamatan ini memiliki komoditi yang cukup berpotensi seperti jambu biji dengan Distribusi persentase 19,06%, daging itik(3,19%), selain itu DR nya rendah yaitu 38 jiwa

Daya Dukung :Kecamatan sukalarang merupakan kecamatan

Seperti air bersih.

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 19,159% dan kawasan hutan lindung 0,239%

Tingkat perkembangan :

Walaupun tingkat perkembangan di kecamatan ini tinggi, namun jika dilihat dari aspek kependudukan bahwa kecamatan ini memiliki LPP yang rendah yaitu 0,47%

Daya Dukung :Walaupun kecamatan sukalarang memiliki kawasan potensial budidaya dan mobilitas yang tinggi namun untuk sarana dan prasarana masih kurang itu bisa dilihat dari hasil analisis tingkat pelayanan sarana dan prasarana bahwa

Aksesibilitas yang rendah juga berdampak kepada LPP yang rendah. Namun kecamatan ini cukup berpotensi dari segi ekonomi.

X-27

Page 28: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanyang memiliki potensi dalam pengembangan pertanian lahan basah dan lahan kering karena kecamatan sukalarang merupakan kawasan potensial budidaya selain itu kecamatan sukalarang memiliki mobilitas yang tinggi.

untuk sarana pendidikan dan kesehatan selain itu prasarana persampahan yang masih kurang.

16 Sukabumi Hirarki III Hutan Lindung Pertanian

Lahan Basah

Potensial Sangat Rendah

Rendah Struktur Ruang :Kecamatan Sukabumi tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,33 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,08 dimana termasuk tinggi. Dimana sarana prasarana kesehatan telah terpenuhi dan sarana olahraga telah terdapat beberapa.

Pola ruang :didominasi oleh lahan hutan lindung dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 44,830%

Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 21,201% dan kawasan hutan lindung 46,357%

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Sukabumi memiliki tingkat perkembangan yang

Kecamatan Sukabumi merupakan Kawasan Kendala yaitu pengembanganya terbatas dikarenakan kesesuain lahan pada hutan lindung yang cukup tinggi. Selain itu dari perkembangan ekonomi dan penduduk yang masih rendah.

X-28

Page 29: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan Tingkat

perkembangan :Kecamatan Sukabumi memiliki DR 28 %, itu bisa menjadi potensi

Daya Dukung :Dilihat dari hasil analisis kecamatan sukabumi memliki aksesibilitas yang tinggi ddan mobilitas yang tinggi.

.

rendah, hal ini dapat dilihat dari sektor primer dan sekunder di kecamatan ini tidak ada yang potensial, begitupun Laju pertumbuhan penduduk yang sangat rendah (0,60%), dan walaupun TPAK yang tinggi yaitu 82% namun dari hasil observasi didominasi oleh tenaga kerja dari Kota Sukabumi.

Daya Dukung :Meskipun kecamatan sukabumi memiliki aksesibilitas yang tinggi dan mobilitas yang tinggi namun untuk sarana dan prasarana dikecamatan sukabumi masih kurang memadai selain itu kecamatan sukabumi memiliki kawasan lindung yang cukup luas yaitu sebesar 60% karena berada di kawasan lindung Gunung Gede Pangrango

X-29

Page 30: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan17 Kadudampit Hirarki III Hutan Lindung

Perkebunan Pertanian

Lahan Kering

Potensial Cukup

Tinggi

Sangat Rendah

Struktur Ruang :Kecamatan Kadudampit tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,61 berarti sedang dan mempunyai nilai Mobilitas 0,06 dimana termasuk sedang. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi

Pola ruang :didominasi oleh lahan hutan lindung dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 53,815%

Tingkat perkembangan :

tingkat perkembangan kecamatan ini termasuk potensial cukup tinggi karena terdapat komoditi yang cukup berkembang didalamnya seperti aren dengan distribusi persentase 22,96%, serta memiliki LPP yang tinggi sebesar 3,34%,

Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih..

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 41,875% dan kaasan hutan lindung 53,822%

Tingkat perkembangan :

Walaupun Kecamatan kadudampit memiliki tingkat perkembangan yang cukup tinggi namun dari segi Dependency Ratio memiliki nilai yang cukup tinggi, yaitu 43 jiwa.

Daya Dukung :Walaupun kecamatan kadudampit memiliki potensi sebagai

Kecamatan Kadudampit potensial dalam pengembangan pertanian namun sangat kendala karena secara kesesuain lahan didominasi oleh kawasan lindung dan budidaya terbatas sehinga sarana prasarana serta transportasi kurang. tetapi Secara kependudukan cukup baik, dan ekonomi yang masih dapat dikembangkan.

X-30

Page 31: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulandan TPAK 86%.

Daya Dukung :Dilihat dari hasil analisis kecamatan kadudampit berpotensi sebagai kawasan pertanian lahan kering dan perkebunan karena kecamatan kadudampit berada didataran tinggi.

perkebunan dan pertanian lahan kering namun hamper semua kecamatan di kadudampit merupakan kawasan lindung sehingga sulit untuk pengembangan sarana dan prasarana.

18 Cisaat Hirarki III Pertanian Lahan Basah

Hutan Produksi Tetap

Potensial Cukup

Tinggi

Sangat Tinggi

Struktur Ruang :Kecamatan Cisaat tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,21 berarti tinggi dan. sarana dan kesehatan telah terpenuhi

Pola ruang :didominasi oleh lahan pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 41,021%

Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini memiliki

Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.. serta mempunyai nilai Mobilitas 0,02 dimana termasuk rendah

Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 0,463%

Tingkat perkembangan :

Kecamatan cisaat memiliki tingkat

Kecamatan Cisaat sebetulnya memiliki potensi yaitu dilihat dari struktur ruang memiliki aksesibilitas tinggi, dan dari pola nya didominsai oleh kawasan budidaya dengan kesesuaian lahan pertanian, dan kependudukan yang cukup baik dengan TPAK yang tinggi. namun mobilitas dan kelengkapan sarana prasaran kurang lengkap, selain itu tidak memiliki sektor komoditi potensial,

X-31

Page 32: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanTPAK yang tinggi yaitu sebesar 122%

Daya Dukung :Kecamatan cisaat merupakan kecamatan yang memiliki potensi dalam pengembangan pertanian lahan basah dan hutan produksi kecamatan sukalarang merupakan kawasan potensial budidaya yang tinggi dengan presentase 80%, selain itu kecamatan cisaat memiliki aksesibilitas yang tinggi.

perkembangan yang tinggi namun kecamatan ini tidak memiliki komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sektor sekunder.

Daya Dukung :meskipun kecamatan kadudampit memiliki potensi sebagai hutan produksi dan pertanian lahan lahan namun untuk sarana dan prasarana masih kurang, seperti : sarana kesehatan,peribadatan dan prasarana persampahan masih kurang baik/memadai.

19 GunungGuruh Hirarki II Hutan Produksi Tetap

Pertanian Lahan Basah

Potensial Sangat

Rendah

Cukup Tinggi

Struktur Ruang :Kecamatan Gunungguruh tergolong ke dalam hirarki II dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,97 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,05 dimana

Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.

Kecamatan Gunugguruh memiliki aksesbilitas yang tinggi dan mobilitas yang sedang, dan sarana kesehatannya telah terpenuhi. Dilihat dari pola ruangnya di dominasi oleh hutan produksi. Nilai TPAK

X-32

Page 33: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulantermasuk sedang. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi.

Pola ruang :

didominasi oleh lahan hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 48,512%

Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini memiliki TPAK yang cukup baik yaitu sebesar 81%,

Daya Dukung :

Kecamatan gugungguruh merupakan kecamatan yang memiliki potensi dalam pengembangan pertanian lahan basah dan lahan kering karena kecamatan gunungguruh merupakan kawasan potensial budidaya selain

Pola ruang :

terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 0,485%

Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini termasuk kedalam perkembangan yang rendah, yaitu untuk aspek ekonomi tidak ada komoditi yang potensial, begitupun dengan sektor sekunder.

Daya Dukung :

Meskipun memiliki kawasan budidaya potensial yang cukup tinggi namun kecamatan gunungguruh memiliki saran dan prasarana yang kurang baik/memadai seperti :sarana kesehatan,peribadatan dan prasarana persampahan dan ketersediaan air bersih.

di kecamatan ini baik. Kecamatan ini memiliki potensi untuk pengembangan pertanian lahan kering dan lahan basah. Namun di kecamatan ini ada sarana dan prasarana yang belum lengkap seperti sarana sarana pendidikan, sarana transportasi, sarana peribadatan dan prasarana air bersih. Di kecamatan ini juga terdapat kawasan budidaya terbatas. Juga di kecamatan ini tidak ada komoditi yang potensial.

X-33

Page 34: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanitu kecamatan gunungguruh memiliki mobilitas yang sedang dan aksesibilitas yang tinggi

20 Cibadak Hirarki I Pertanian Lahan Basah

Hutan Produksi Tetap

Potensial Sedang

Cukup Tinggi

Struktur Ruang :

Kecamatan Cibadak tergolong ke dalam hirarki I dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,28 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,07 dimana termasuk sedang. Dimana sarana prasarana kesehatan, olahraga dan transportasi telah ada dan lengkap, begitu pula dengan prasarana.

Pola ruang :

didominasi oleh lahan pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 33,393%

Tingkat

Struktur Ruang :

belum lengkapnya sarana pendidikan, dan sarana peribadatan.

Pola ruang :Pola:terdapat hutan budidaya terbatas dengan presentase 0,446%

Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini memiliki LPP yang rendah yaitu sebanyak 0,33%, Kecamatan Cibadak memiliki perkembangan ekonomi yang rendah, yaitu untuk aspek ekonomi tidak ada komoditi yang potensial, begitupun di sektor sekunder.

Kecamatan Cibadak memiliki sarana dan prasarana yang lengkap seperti sarana kesehatan, sarana olahraga, sarana transportasi, prasarana persampahan dan prasarana air bersih. Kecamatan ini di domonasi oleh pertanian lahan basah. Nilai TPAK di kecamatan ini juga tinggi. Kecamatan Cibadak merupakan kawasan potensial budidaya untuk pertanian lahan basah dan hutan produksi. namun ada beberapa saran yang belum lengkap seperti sarana pendidikan dan peribadatan. Di Kecamatan Cibadak terdapat hutan budidaya terbatas yang menghambat pengembangan sarana dan

X-34

Page 35: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanperkembangan :

Kecamatan ini memiliki Nilai Interval LPP yang relatif sangat rendah yaitu sebesar 0,33%, namun dari TPAK cukup tinggi yaitu sebesar 82%.

Daya Dukung :

Berdasrkan hasil analisis Kecamatan cibadak merupakan kawasan potensial budidaya seperti : pertanian lahan basah dan hutan produksi dan di tunjang saran pendidikan dan peribadatan yang cukup memadai serta prasarana yang memadai.

Daya Dukung :

Walaupun memiliki potensi yang banyak teapai kecamatan cibadak memiliki masalah karena aksesibilitasnya yang rendah.

prasana. Di Kecamatan Cibadak tidak ada komoditi potensial.

21 Cicantayan Hirarki I Hutan Produksi Tetap

Industri

Potensial Rendah

Sedang Struktur Ruang :

Kecamatan Cicantayan merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki 1 dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu

Struktur Ruang :

- Pola ruang :

- Tingkat

perkembangan :

Kecamatan cicantayan memiliki kawasan potensial hutan produksi karena memiliki kawasan budidaya sebesar 25% dan kecamatan ini ditunjang dengan hirarki I yang memiliki aksesibilitas

X-35

Page 36: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan0,813. Sehingga Kecamatan Cicantayan tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang sangat baik”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Cicantayan merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong “rendah” dengan nilai sebesar 25,7. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Cicantayan merupakan Kecamatan dengan nilai interva, yaitu bernilai 0,08. Sehingga kecamatan Cicantayan termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Tinggi”.

Pola ruang :

Kecamatna Cicantayan merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Hutan Produksi Tetap sebesar 25%. dan Industri sebesar 10 %. Sehingga hal ini

Kecamatan ini termasuk ke dalam perkembangan yang rendah, yaitu untuk aspek ekonomi sektor primer tidak ada komoditi yang potensial. Kecamatan Cicantayan sendiri memiliki nilai TPAK yang rendah yaitu sebesar 31% dan memiliki nilai LPP yang rendah yaitu sebesar 0,52%.

Daya Dukung :

Meskipun aksesibilitas dan mobilitas di kecamatan cicantayan cukup memadai namun untuk perkembangan sarana dan prasarana masih kurang.Seperti sarana kesehatan karena kecamatan cicantayan tidak mempunyai rumah sakit.

dan mobilitas yang tinggi selain itu memiliki industri yang cukup potensial seperti batako dan gresik.

X-36

Page 37: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanmenyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.

Tingkat perkembangan :

Secara tingkat perkembangan ekonomi dikecamatan ini tidak memiliki komoditi potensial, namun jika dilihat secara eksisting dari hasil observasi kecamatan ini memiliki memiliki industry yang cukup dikembangkan yaitu industry batako dan semen gresik.

Daya Dukung :

kecamatan cicantayan berdasarkan hasil analisis merupakan kawasan potensial budidaya

X-37

Page 38: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanseperti hutan produksi sebesar 25%. Selain itu, Kecamatan cicantayan memiliki mobilitas yang cukup tinggi dengan mobilitas 0,08

22 Caringin Hirarki III Perkebunan Hutan Lindung

Potensial Sangat Tinggi

Sedang Struktur Ruang :

Kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,84 %. Sehingga Kecamatan Caringin tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang Cukup Baik atau Sedang”.

Pola ruang :

Kecamatna Caringin merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah (0,9), Permukiman (0,1), dan Hutan Produksi

Struktur Ruang :

Meskipun Indeks Aksesibilitas Kecamatan Caringin tergolong Cukup Baik. Namun, Indeks Sentralitas kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong “rendah” dengan nilai sebesar 25,7. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Caringin merupakan Kecamatan dengan 0,08. Sehingga kecamatan Caringin termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Rendah”.

Pola ruang :

Meskipun diketahui

Kecamatan caringin memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan yang memiliki pusat kegiatan atau pelayanan yang baik karena memiliki kawasan budidaya yang sedang dan aksesibilitas yang ada cukup baik . selain itu kecamatan ini memiliki komoditi potensial seperti meliputi padi sawah, duku, bawang daun, cabe besar, cabe rawit, kacang panjang, ketimun ditambah LPP dan TPAK yang tinggi.Namun kecamatan ini memiliki indeks sentralitas yang rendah karena berada di Hiraraki III dan 20% dari kecamatan ini merupakan kawasan lindung sehingga pengmbangannya cukup sulit.

X-38

Page 39: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanTetap (0,1) Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial. Tingkat

perkembangan :

Kecamatan Caringin memiliki nilai LPP tinggi yaitu sebesar 5,72%, dan nilai TPAK yang tinggi yaitu sebesar 99%. Kecamatan ini termasuk kedalam perkembangan yang sangat tinggi, karena terdapat komoditi yang dapat berpeluang untuk menjadi sektor potensial meliputi padi sawah, duku, bawang daun, cabe besar, cabe rawit, kacang panjang, ketimun, walaupun kurang potensial berdasarkan LQ, namun secara distribusi persentase cukup tinggi, namun untuk sektor sekunder tidak ada yang

sebagian merupakan kawasan budidaya potensial. namun Kecamatan Caringin merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Perkebunan sebesar 0,6 % dan Pertanian Lahan Kering sebesar 0,7 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Terbatas”. Sehingga, memerlukan teknologi yang cukup memadai dalam pengembangan dan pembangunannya.

Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini memiliki nilai DR yang cukup tinggi yaitu sebesar 53 yang artinya beban penduduk yang tidak bekerja terhadap yang

X-39

Page 40: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanpotensial.

Daya Dukung :

Kecamatan caringin memiliki potensi sebagai kawasan perkebunan, hal ini di dukung oleh kesesuaian lahan yang ada di kecamatan caringin yaitu sebagai kawasan potensial budidaya sebesar 45%.

bekerja sebesar 53 jiwa.

Daya Dukung :

Walaupun memiliki kawasan budidaya namun kecamatan caringin memiliki kawasan lindung sebesar 20% dan bila dilihat dari hasil daya dukung, sarana prasaran di kecamatan caringin masih rendah seperti sarana kesehatan dan prasarana persampahan masih rendah serta mobilitas yang rendah.

23 Nagrak Hirarki III Pertanian Lahan Basah

Permukiman

Potensial Sedang

Sedang Struktur Ruang :

Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Interval Indeks Sentralitas kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong “sedang” dengan nilai

Struktur Ruang :

Meskipun Kecamatan Nagrak memiliki Indeks Sentralitas yang tergolong sedang. Namun, Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang memiliki nilai Interval Indeks Aksesibilitas sebesar 0,29 %. Sehingga Kecamatan Nagrak tergolong ke dalam

Kecamatan nagarak merupakan kecamatan yang meiliki kawasan potensi budidaya yang baik untuk dikembangkan yaitu sebesar 59,68% hal ini sesuai dengan pola runag eksisting dimana kawasan budidaya di kecamatan ini meliputi pertanian lahan basah,pemukiman,hutan produksi, perdagangan dan jasa dan industri. Selain itu tingkat perkembangan

X-40

Page 41: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulansebesar 166,1 %.

Pola ruang :

Kecamatna Nagrak merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah (47,2 %), Permukiman (6 %), Hutan Produksi Tetap (1,4 %), perdagangan dan Jasa (0,7 %), dan Industri (0,2 %)Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Nagrak memiliki nilai DR yang rendah yaitu sebesar 43%, Kecamatan ini terdapat komoditi lainnya yang dapat

kategori “Aksesibilitas yang Rendah”. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Nagrak merupakan Kecamatan dengan 0,04 %. Sehingga kecamatan Nagrak termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Rendah”.

Pola ruang :

Meskipun Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial. Namun Kecamatan nagrak memiliki kawasan Budidaya Terbatas berupa, perkebunan (9 %) dan pertanian Lahan Kering (16 %) Tingkat

perkembangan :

Kecamatan Nagrak memiliki nilai LPP yang rendah yaitu sebesar

ekonomi bahwa kecamatan ini memiliki potensi komoditi seperti kelapa dalam,the,padi sawah,buncis,cabe besar kacang panjang dan ketimun.meskipun memiliki potensi yang cukup baik/sedang namun kecamatan ini memiliki kawasan budidaya terbatas seperti perkebunan karena memiliki kemiringan 15% selain itu LPP dan TPAK yang rendah dan seabaran sarana prasarana dan transportasi yang ada tidak merata.

X-41

Page 42: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanberpeluang untuk menjadi sektor potensial meliputi kelapa dalam, teh, padi sawah, buncis, cabe besar, kacang panjang, ketimun.

Daya Dukung :

Kawasan Budidaya memiliki luas 4245,05 ha dengan presentase 59,68%Untuk Kawasan Budidaya di Kecamatan Nagrak yang memiliki persentase besar yaitu pertanian lahan basah dengan Pesentase 47,22% dengan luas 3358.78ha.Selain untuk pertanian lahan basah kawasan ini juga di budidayakan untuk permukiman, hutan produksi tetap, perdagangan dan jasa serta industry, namun yang paling besar untuk diperuntukkan yaitu pertanian lahan basah.

0,16%, dan nilai TPAK yang rendah yaitu sebesar 57%, dan Kecamatan ini untuk sektor sekunder tidak ada yang potensial.

Daya Dukung :

Pada daya dukung Di Kecamatan Nagrak yang mempunyai luas 7112,32 ha di dikategorikan dengan daya dukung sedang. Hal ini terjadi disebabkan antara lain :Sebaran sarana Prasarana, dilihat dari tingkat perkembangannya yang belum merata dan mempunyai kendala terhadap kawasan tersebut.Adanya kawasan Budidaya terbatas dan kawasan lindung yang memiliki pesentase yang cukup besar.Kawasan Budidaya Terbatas dengan persentase 35,86%

X-42

Page 43: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulandengan luas 2550,69 haHutan Lindung dengan persentase 4,39% dengan luas 312.46 ha

24 Ciambar Hirarki III Pertanian Lahan Basah

Pertanian Lahan Kering

Potensial Sedang

Sedang Struktur Ruang :

Kecamatan Ciambar merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki 1 dengan Indeks Mobilitas bernilai interval 0,08. Sehingga kecamatan Cicantayan termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Tinggi”.

Pola ruang :

Kecamatan Ciambar merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah 37,90% , Perkebunan dengan persentase 24,25% dan Pertanian Lahan Kering dengan persentase 29,39%Sehingga hal ini

Struktur Ruang :

Meskipun Kecamatan Ciambar tergolong kedalam Indeks Mobiltas yang tinggi. Namun, kecamatan Ciambar memiliki nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,42. Sehingga Kecamatan Ciambar tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang rendah”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Ciambar juga merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong “rendah” dengan nilai sebesar 95,1.

Pola ruang :Meskipun Kecamatan Ciambar termasuk ke dalam kawasan Budidaya

Kecamatan Ciambar termasuk kecamatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, jika dilihat dari struktur ruang memiliki indeks mobilitas yang tinggi, dan tingkat perkembangan penduduk yang cukup baik dengan TPAK yang tinggi dan DR yang rendah, namun terdapat kendala untuk mengembangkannya karena terdapat budidaya terbatas yang cukup luas. Serta perkembangan ekonomi yang kurang karena tidak memiliki komoditi potensial.

X-43

Page 44: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanmenyebabkan Kecamatan Ciambar merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Ciambar memiliki nilai LPP tinggi yaitu sebesar 4,87%, dan nilai DR yang rendah yaitu sebesar 31 %, sedangkan nilai TPAK tinggi yaitu sebesar 80%. Kecamatan ini terdapat komoditi yang dapat sedikit berpeluang untuk dikembangkan yaitu belimbing dengan Distribusi Persentase 17,18%

Daya Dukung :

Luas Keseluruhan Kecamatan Ciambar yaitu 5365,86 ha. Yang terdiri dari Kawaan Budidaya, budidaya

Potensial. Namun, Kecamatan Ciambar juga memiliki Kawasan Budidaya terbatas, yang pengembangan dan pembangunannya memerlukan teknologi, yaitu Pola Ruang perkebunan % dan Pertanian Lahan Kering0,7 %

Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini termasuk kedalam perkembangan yang sangat rendah, yaitu untuk aspek ekonomi tidak ada komoditi yang potensial, untuk sektor sekunder tidak ada yang potensial.

Daya Dukung :

Luas yang diperuntukkan untuk pemukiman memiliki persentase yang

X-44

Page 45: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanterbatas dan hutan lindung, dibawah ini kan dijelaskan lebih rinci lagi.Luas Kawasan Budidaya dengan luas 2348,31 ha dengan luas 43,76%Pertanian Lahan Basah 37,90% dengan luas 2033,81 haPemukiman 5.50% dengan luas 295,37 haHutan Produksi Tetap 0,35% dengan luas 19,13 ha.Perkebunan dengan luas 1301,59 ha dengan persentase 24,25%Pertanian Lahan Kering dengan luas 1576,17 ha dengan persentase 29,39%Untuk Kecamatan Ciambar walaupun memiliki dominan kawasan budidaya terbatas dan lindung lebih besar di bandingkan dengan kawasan budidaya namun potensial di Kecamatan Ciambar di

rendah. Sedangkan Tingkat persebaran sarana prasarananya cukup tinggi,Presentase Peruntukkan pemukiman sebesar 5.50% di sebabkan kecamatan Ciambar merupakan Kecamatan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi.

X-45

Page 46: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanperuntukkan untuk pertanian lahan basah yaitu 37,90% dari luas kecamatan Ciambar.

25 Cicurug Hirarki III Hutan Lindung Pertanian

Lahan Basah

Potensi Sedang Cukup Tinggi

Struktur Ruang :

Kecamatan Cicurug merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 1,31. Sehingga Kecamatan Cicurug tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang sangat baik”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Cicurug merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong “tinggi” dengan nilai sebesar 290,5. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Cicurug merupakan Kecamatan dengan nilai interval, yaitu bernilai

Struktur Ruang :

- Pola ruang :

- Tingkat

perkembangan :

tingkat perkembangan di kecamatan ini memiliki Interval LPP yang relatif rendah yaitu 0,13%, dan TPAK Rendah (51%), selain itu tidak memiliki sama sekali sektor potensial di sektor primer ataupun sekunder.

Daya Dukung :

Kecamtan Cicurug memiliki kawasan yang terbatas dan kawasan yang tidak dapat dikembangkan antara

Kecamatan Cicurug memiliki potensi dilihat dari aksesibilitas dan mobilitas yang baik, namun memiliki kendalam dalam ketersediaan sarana prasarana yang masih kurang seperti sarana kesehatan puskesmas pembantu, perkembangan kependudukan yang rendah seperti TPAK, dan LPP yang rendah, selain itu daya dukung lahan nya didominasi oleh kawasan lindung. Sehingga dalam pengembangan kecamatan ini terbatas.

X-46

Page 47: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan0,05. Sehingga kecamatan Cicurug termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Sedang”.

Pola ruang :

Kecamatna Cicurug merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Hutan Lindung sebesar 0,4 % dan Pertanian Lahan Basah sebesar 0,3 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.luas 72, 90 ha.

Tingkat perkembangan :

Dari aspek kependudukan, nilai Dependency ratio di kecamatan ini termasuk sedang dengan besaran 45 jiwa.

lain :Kawasan Budidaya Terbatas dengan luas 2754,44 ha dengan luas 54,45%Kawasan Budidaya dengan luas 1278,65 ha dengan persentase 25,27%

X-47

Page 48: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan

Daya Dukung :

Tingkat perkebangan di kecanatan ciambar termasuk Cukup tinggi karena :Adanya Pusat Pariwisata DI Kecamatan CiambarDiperuntukkan untuk Kawasan Budidaya Peruntukkan pertanian lahan basah dengan pesentase 15,75% dari luas 796.62 ha.pertanian lahan basah lebih dominan di bandingkan dengan pemukiman dan hutan produksi tetap.

26 Cidahu Hirarki III Pertanian Lahan Basah

Perkebunan

Potensi Sedang Sedang Struktur Ruang :

Kecamatan Cidahu merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Indeks Sentralitas kecamatan Cidahu merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong

Struktur Ruang :

Meskipoun Kecamatan Cidahu merupakan Kecamatan ynng memiliki indeks mobilitas dan sentrailtas yang tinggi. Namun, interval Indeks Aksesibilitas termasuk kedalam kategor rendah, yaitu 1,31. Sehingga

Kecamatan Cidahu memiliki potensi yaitu memiliki indeks mobilitas tinggi, dan indeks sentralitas yang sedang, selain itu memiliki potensi secara ekonomi yaitu memiliki komoditi di sektor basis yaitu daging kerbau, namun memiliki kendala seperti pola ruang yang

X-48

Page 49: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan“sedang” dengan nilai sebesar 132,8. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Cidahu merupakan Kecamatan dengan nilai interval, yaitu bernilai 0,01. Sehingga kecamatan Cidahu termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Tinggi”.

Pola ruang :

Kecamatna Cidahu merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah sebesar 0,09 % Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial”

Tingkat perkembangan :

tingkat perkembangan kecamatan ini termasuk

Kecamatan Cidahu tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang Rendah”.

Pola ruang :Merskipun kecamatan Cidahu merupakan Kecmatan yang Kecamatan Cidahu mempunyai Kawasan budidaya terbatas yaitu perkebunan dan pertanian lahan basaha dengan luas nya 1321.08 ha dan 75,58 ha.

Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini memiliki LPP yang rendah yaitu 0,02%, TPAK yang cukup rendah sebesar 69%, dan DR yang cukup besar yaitu 55 jiwa.

Daya Dukung :

Kecamatan Cidahu

didominasi oleh kawasan budidaya terbatas dan kawasan lindung, dari perkembangan kependudukan terdapat kendala di aspek kependudukan yang mana TPAK dan LPP yang relatif rendah.

X-49

Page 50: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulansedang, bila di lihat dari aspek ekonomi kecamatan cidahu memiliki komoditi yang dapat berpeluang untuk menjadi sektor potensial meliputi daging kerbau dengan LQ 1,38, daging itik dengan distribusi persentase 5,29, padi sawah dengan distribusi persentase 4,05%.

Daya Dukung :

Tingkat perkembangan di kecamatan Cidahu termasuk Cukup tinggi karena :Adanya Pusat Pariwisata DI Kecamatan Ciambar

memiliki kawasan yang tidak dapat dikembangkan lebih besar dibandingkan dengan kawasan terbatas dan dikembangkan yaitu :Hutan Lindung dengn luas 1655,73 ha dengan persentase 32,73% dengan luas wilayah kecamatan seluas 5057,87 ha.

27 Parakansalak Hirarki III Perkebunan Pertanian

Lahan Basah

Potensi Rendah Sedang Struktur Ruang :

Kecamatan Parakan Salak merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Sedangkan, untuk IndeksSentralitas Kecamatan Parakan Salak merupakan

Struktur Ruang :

Meskipoun Kecamatan Parakan Salak merupakan Kecamatan ynng memiliki indeks mobilitas dan sentrailtas yang tinggi. Namun, interval Indeks Aksesibilitas termasuk kedalam kategor rendah,

Kecamatan Parakansalak didominasi oleh kawasan budidaya terbatas yang dapat dikembangkan namun harus dengan rekayasa pembangunan. Namun untuk mengembangkan kecamatan ini harus mempertimbangkan

X-50

Page 51: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanKecamatan dengan nilai interval, yaitu bernilai 123,8. Sehingga kecamatan Parakan Salak termasuk ke dalam kategori “Indeks Sentralitas Sedang”.

Pola ruang :

Kecamatan Parakan Salak merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah sebesar 0,08 % Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial”

Tingkat perkembangan :

Tingkat perkembangan di kecamatan ini tergolong rendah, namun

yaitu 0,08. Sehingga Kecamatan Parakan Salak tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang Rendah” dan Indeks Mobilitas kecamatan Parakan Salak merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong “rendah” dengan nilai sebesar 0,01.

Pola ruang :

Merskipun kecamatan Parakan Salak merupakan Kecmatan yang Kecamatan Parakan Salak mempunyai Kawasan budidaya terbatas yaitu perkebunan dengan luas 0,4 %.

Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini sama sekali tidak memiliki komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sekunder, selain

kawasan lindung yang ada.

X-51

Page 52: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanTPAK di kecamatan ini cukup tinggi yaitu 92%.

Daya Dukung :

Tingkat perkembangan di kecamatan parakan salak termasuk Cukup tinggi karena :Adanya Pertanian Lahan Basah 19,77%

itu Laju Pertumbuhan Penduduknyapun rendah (0,45%). Daya Dukung :

Kecamatan Parakan salak memiliki kawasan yang tidak dapat dikembangkan lebih besar dibandingkan dengan kawasan terbatas dan dikembangkan yaitu :Hutan Lindung dengn luas 834.02ha dengan persentase 23,07% dengan luas wilayah kecamatan seluas 3614.46 ha.

28 Parungkuda Hirarki III Pertanian Lahan Basah

Potensial Sedang

Tinggi Struktur Ruang :

Kecamatan Parung Kuda merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,62. Sehingga Kecamatan Parung Kuda tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang

Struktur Ruang :

- Pola ruang :- Tingkat

perkembangan :

Kecamatan Parungkuda sama sekali tidak memiliki komoditi yang potensial baik di sektor

Kecamatan Parungkuda termasuk kawasan budidaya yang dapat dikembangkan secara potensial, dimana kecamatan ini memiliki pola ruang budidaya, dengan tingkat perkembangan yang sedang serta daya dukung yang sangat menunjang.

X-52

Page 53: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanSedang”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Parung Kuda merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong “Sedang” dengan nilai sebesar 140,5. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Parung Kuda merupakan Kecamatan dengan nilai interval bernilai 0,06. Sehingga kecamatan Parung Kuda termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Sedang”.

Pola ruang :

Kecamatna Parung Kuda merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah sebesar 0,3 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Parung Kuda merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan

primer maupun sekunder, selain itu Laju Pertumbuhan Penduduknyapun rendah sebesar 0,62%.

Daya Dukung :

Kecamatan Parung kudamerupakan kawasan yang berpotensi gerakann tanah rendah sampai tingkat menengah.

X-53

Page 54: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanBudidaya Potensial. Tingkat

perkembangan :

Kecamatan Parangkuda tergolong memiliki perkembangan yang sedang, karena tidak memiliki sektor primer dan sekunder yang potensial, namun ada yang sedikit berpeluang dikembangkan cabe besar dengan distribusi persentase 12,35%, kacang panjang dengan distribusi persentase 12,22%, ketimun (DP 9,55%), terung dengan DP 12,53%.

Daya Dukung :

Tingkat perkembangan di kecamatan parakan salak termasuk Tinggi karena :Karena Dilewati oleh jalan arteri.Merupakan kawasan yang dapat

X-54

Page 55: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulandikembangkan yaitu pertanian lahan basah dengan persentase 62,86% dengan luas 1521.13 ha, pemukiman dengan pesentase 28,06% dengan luas 679.09 ha dan hutan produksi tetap dengan pesentase 9.06% dengan luas 219.34ha.

29 Bojonggenteng Hirarki III Pertanian Lahan Basah

Potensial Sedang

Sedang Struktur Ruang :

- Pola ruang :

Kecamatna Bojong Genteng merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basahsebesar 0,8 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam

Struktur Ruang :

Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,42. Sehingga Kecamatan Bojong Genteng tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang Rendah”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatna

Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang tergolong “Potensial Sedang” perkembangannya, karena selain tidak memiliki komoditi yang potensial, kecamatan Bojong Genteng pun juga memiliki daya dukung dengan kategori “sedang”. Namun, Kecamatan Bojong Genteng juga merupakan kecamatan yang memiliki potensi berupa pola ruang eksisting Pertanian Lahan Basah

X-55

Page 56: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulankategori “Kawasan Budidaya Potensial.

Tingkat perkembangan :

tingkat perkembangan di kecamatan ini sedang dimana LPP nya relatif Tinggi (3,96%), Dependency Ratio yang cukup rendah (49 jiwa), TPAK nya pun Cukup Tingg yaitu 94%,

Daya Dukung :

Merupakan kawasan yang didominasi oleh kawasan budidaya Pertanian lahan basah dengan luas 1734.46 ha dengan persentase 85,43%, pemukiman dengan luas 226.46 ha yang pesentasenya 11,15%, dan hutan produksi tetap yitu dengan luas 69.13 ha dan pesentase 3,40%.

yang memiliki indeks sentralitas tergolong “rendah” dengan nilai sebesar 87,5. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Bojong Genteng merupakan Kecamatan dengan nilai interval 0,10-0,14, yaitu bernilai 0,03. Sehingga kecamatan Bojong Genteng termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Rendah”.

Pola ruang :

Tingkat perkembangan :

Kecamatan Bojonggenteng tergolong rendah perkembangannya, karena tidak ada komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sekunder.

dengan luasan 0,8 %, serta didukung dengan Laju Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang relatif tinggi, dan juga rendahnya angka Dependency Ratio yang relatif rendah. Berdasarkan analisis dan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang tergolong potensial untuk pengembangan Pertanian Lahan Basah.

X-56

Page 57: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan Daya Dukung :

Pesebaran sarana prasarana sedang di sebabkan termasuk rawan gerakkan tanah dengan tingkat rendah dampai menengah.

30 Kalapanunggal Hirarki III Perkebunan Pertanian

Lahan Kering

Potensial Sangat Tinggi

Sedang Struktur Ruang :

Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,8. Sehingga Kecamatan Kalapa Nunggal tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang Sedang”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong “Sedang” dengan nilai sebesar 166,1. Sedangkan, untuk Indeks

Struktur Ruang :

- Pola ruang :

- Tingkat

perkembangan :

Nilai Interval TPAK yang relatif Rendah yaitu 54%

Daya Dukung :

. Memiliki Kawasan budidaya terbatas yang mempunyai persentase yang cukup tinggi yaitu 55,32% dengan luas 2744.01 ha

Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatan dengan daya dukung yang tergolong “Potensial Sedang” dengan kawasan Budidaya Terbatas berupa Pertanian Lahan Kering, namun Kecamatan Kalapan Nunggal juga merupakan Kecamatan dengan Tingkat Perkembangan yang tergolong “Potensial Sangat Tinggi”. Selain itu Kecamatan Kalapa Nunggal juga merupakan kecamatan yang memiliki potensi berupa komoditi potensial di sektor primer dan sekunder dengan angka Laju Pertumbuhan Penduduk

X-57

Page 58: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanMobilitas Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan Kecamatan dengan nilai interval bernilai 0,07. Sehingga kecamatan Kalapa Nunggal termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Sedang”.

Pola ruang :

Kecamatna Kalapa Nunggal merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Kering sebesar 0,4 % dan perkebunan 0,7. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.

yang tergolong sedang dan juga Kawasan Budidaya Potensial berupa Pertanian Lahan Basah. Sehingga berdasarkan analisis dan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan Kecamatan yang cukup baik dalam pengembangna Pertanian Lahan Basah.

X-58

Page 59: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulan Tingkat

perkembangan :

komoditi potensial di sektor primer dan sekunder di Kecamatan Kalapanunggal tidak ada, namun ada yang berpeluang dikembangkan yaitu Durian (distribusi persentase 14,86 %), jambu biji (DP 14,86%), jeruk siam (DP = 51,84%, LQ = 0.71), mangga (DP 13,62%), nangka (DP 15,93%), pepaya (DP 57,44%), pisang (DP 10,68%), teh (DP 12,99%), pala (DP 10,93%).Dan nilai LPPyang sedang 1,62%.

Daya Dukung :

KecamatanKalapa Nunggal memiliki tingkat perkembangan sarana prasarana yang cukup di sebabkan

X-59

Page 60: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah Kesimpulanberada di dekat dengan jalan arteri

31 Kabandungan Hirarki III Hutan Lindung Potensial Sedang

Rendah Struktur Ruang :

Kecamatan Kabandungan merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan Indeks Mobilitas Kecamatan Kabandungan merupakan Kecamatan dengan nilai interval bernilai 0,05. Sehingga kecamatan Kabandungan termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Sedang”.

Pola ruang :

Kecamatna Kabandungan merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Hutan Lindung 3,6 %. Sehingga hal ini menyebabkan

Struktur Ruang :

Meskipun Kecamatan Kabandungan memiliki Indeks mobilitas dan Sentralitas dengan kategori “Rendah”. Kecamatan Kabandungna pun memiliki nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,14. Yang tergolong kategori “Aksesibilitas yang Rendah”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Kabandungan merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong “Rendah” dengan nilai sebesar 79,2. Pola ruang :

Tingkat

Kecamatan Kabandungan merupakan kecamatan dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang tergolong “rendah”. Selain itu, Kecamatan Kalapa Nunggal juga merupakan Kecamatan yang tidak memiliki Komoditi potensial baik di sektor primer maupun sekunder dengan Kawasan Lindung berupa Hutan Lindung.

X-60

Page 61: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No KecamatanStruktur Ruang

Pola RuangTingkat

PerkembanganDaya

DukungKeterangan

Potensi Masalah KesimpulanKecamatan Kabandungan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.

Tngkat perkembangan :

komoditi potensial di sektor primer dan sekunder di kecamatan ini tidak ada, namun ada yang berpeluang dikembangkan yaitu aren (LQ=2,98), daging sapi (LQ=1,35)

Daya Dukung :

Kecamatan Kabandungan mempunyai pusat pariwisata dengan kawasan budidaya memiliki luas 154.50ha .

perkembangan :

Kecamatan Kabandungan memiliki TPAK yang rendah sebesar 60%, hal ini menunjukkan bahwa potensi yang cukup berkembang di kecamatan kabandungan sulit untuk dikembangkan karena kualitas SDM atau sumber yang mengelola potensi –potensi yang ada tidak dapat mengelola secara baik dan optimal.

Daya Dukung :

Tingkat perkembangan di kecamatan kabandungan sedang di sebabkan kawasan ini mempunyai kawasan lindung yang lebih dominan yaitu 7982.95 ha dengan pesentase 58,77%.

Sumber: Hasil Analisis 2011

X-61

Page 62: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Gambar 10.1 Peta Potensi

X-62

Page 63: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Gambar 10.2 masalah per kecamatan

X-63

Page 64: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Gambar 10.3 potmas wilayah

X-64

Page 65: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Secara keseluruhan dilihat dari tabel potensi dan masalah diatas bahwa

dapat tergambarkan potensi serta masalah di Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur, yang mana di wilayah ini memiliki karakteristik yang dapat

tergolongkan ke dalam tiga wilayah bagian potensi dan masalah, seperti bagian

utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur memiliki Tingkat

perkembangan secara ekonomi yang rendah, dan perkembangan penduduk yang

tinggi. Secara daya dukung fisik bagian utara ini relatif sedang namun kebanyakan

kawasan lindung seperti hutan lindung yang mana bagian utara ini meliputi

Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Parakansalak, Bojonggenteng,

Cicurug, Cidahu, Parungkuda, Ciambar, Nagrak, Caringin, Cicantayan, Cisaat,

Kadudampit, Cibadak, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang, kebonpedes, Cireunghas.

Gegerbitung, dan Gunung Guruh.

Pada bagian tengah sendiri memiliki karakteristik tingkat perkembangan ekonomi

yang sedang, dan perkembangan kependudukan juga sedang. Dari daya dukung

fisiknya bahwa bagian tengah memiliki daya dukung cukup tinggi namun daya

dukung sarana prasarana serta transportasi nya rendah, yang mana meliputi

Kecamatan Cikembar, Nyalindung, Jampang tengah, dan Purabaya.

Pada bagian selatan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur ini memiliki

karakteristik yang hampir sama yaitu seperti jika dilihat dari tingkat

perkembangan ekonomi maka kecamatan ini rata-rata rendah namun secara

eksisting cukup potebsial dikembangkan, secara kependudukan juga rendah dilihat

dari TPAK yang rata-rata rendah, dan untuk daya dukung fisik sendiri memiliki

daya dukung yang sedang , selain itu fasilitas atau daya dukung sarana

prasarananya pun masih kurang.

Dari uraian diatas bahwa memang di Wilayah Sukabumi Bagian Timur ini

memiliki karakteristik yang beragam, yang mana membentuk kelompok

perkembangan, dan kelompok tersebut terbentuk atas kemiripan karakteristik

wilayah dari potensi dan masalah yang telah di jelaskan pada tabel diatas serta

jarak atau kedekatan antar kecamatan mempengaruhi kesamaan karakter. Bukan

hanya itu dari struktur nya sendiri Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

X-65

Page 66: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

memiliki struktur dengan pelayanan yang tidak merata dengan posisi hirarki I

yang semuanya terletak atau terkonsentrasi di bagian utara.

10.1.1 Isu Strategis Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Berdasarkan pada rumusan potensi dan masalah yang ada di Wilayah

Sukabumi Bagian Timur, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa

masalah utama yang mempengaruhi tingkat perkembangan tiap Kecamatan:

Terjadi ketimpangan Pusat pelayanan di Wilayah Sukabumi Bagian

Timur dimana pusat pelayanan terkonsentrasi di bagian utara sehingga

pelayanan terhadap Wilayah Sukabumi Bagian Timur kurang terlayani

dengan baik.

Aksesibilitas dan mobilitas di bagian tengah Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur masih rendah, sehingga menghambat dalam

pelayanannya

Belum terkelolanya potensi wilayah di bagian tengah dan selatan

Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur karena kurangnya kualitas

SDM dan kurangnya koordinasi antar stakeholder dalam mengelola

potensidi Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Di bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur rata-rata

memiliki kualitas SDM yang baik dengan TPAK yang rata-rata tinggi

namun partisipasi angkatan kerja tersebut berdasarkan hasil observasi

kebanyakkan berasal dari Kota Sukabumi.

Dengan demikian berdasarkan 4 isu strategis yang ada di Wilayah

Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, maka disimpulkan yang menjadi isu strategis

utama di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur adalah: “Terjadinya

ketimpangan wilayah yang dikarenakan oleh Pemanfaatan potensi di tiap

kecamatan yang belum optimal akibat kurangnya koneksi dan koordinasi antar

pusat pelayanan dan Stakeholder”.

X-66

Page 67: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

10.1.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah

Guna mengatasi isu strategis utama di Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur seperti yang telah dijabarkan di atas, maka disusun tujuan dan

sasaran sebagai berikut:

Tabel 10.2Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah

Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

No Tujuan Sasaran

1

Mengatasi ketidakmerataan dan kesenjangan di setiap Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani wilayah pelayanannya di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dalam pengelolaan potensi

2

Mempertahankan dan mengoptimalkan potensi di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Meningkatkan Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi di wilayah Sukabumi Bagian TimurMempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian TimurMemanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Sumber: Hasil Analisis 2013

X-67

Page 68: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

10.2 Dasar Pertimbangan Konsep dan Strategi Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur

10.2.1 Teori Pengembangan Wilayah

Konsep pengembangan wilayah merupakan suatu landasan dalam aplikasi

dan manajemen sumber daya yang dimiliki Wilayah Sukabumi Bagian Timur

untuk mewujudkan suatu struktur dan pola ruang yang lebih baik di masa yang

akan datang.

Konsep pengembangan wilayah terwujud dari adanya suatu keterkaitan

kondisi suatu wilayah berdasarkan teori perkembangan wilayah. Dalam artian

bahwa konsep pengembangan wilayah merupakan penggabungan dari teori yang

ada berdasarkan pada analisis dan karakteristik kondisi wilayah Sukabumi Bagian

Timur.

Secara konseptual pengertian pengembangan wilayah dapat diartikan

sebagai suatu usaha yang dilakukan dalam mewujudkan keteraturan dan

keterpaduan penggunaan sumber daya yang lebih optimal serta meningkatkan

keserasian antar kawasan, melalui proses penataan ruang dalam rangka

pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Dimana pembangunan

sangat terkait dengan pembentuk ruang seperti sumber daya alam, buatan,

aktivitas yang didukung dengan hukum dan kelembagaan yang melingkupinya.

Berdasarkan pada isu strategis yang ada di Wilayah Sukabumi Bagian

Timur, maka tujuan dan sasaran yang diinginkan sehingga terwujud suatu wilayah

dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan yang lebih baik, penerapan

konsep dan strategi pengembangan wilayah yang tepat akan sangat berpengaruh.

Pada dasarnya konsep dan strategi yang diterapkan pada suatu wilayah

akan ditentukan berdasarkan pada kondisi atau keadaan dari wilayah tersebut serta

tingkat perkembangannya. Untuk jenis konsep yang digunakan dalam

pengembangan dan pertumbuhan wilayah terdiri atas :

Development From Above

Development From Below

LED (Local Economic Development)

Konsep Agropolitan

X-68

Page 69: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Konsep Central Place Theory

Konsep Growth Pole

Konsep Integral Fungsional

Konsep Pendekatan Desentralisasi Wilayah

Konsep Export Base

10.2.2 Dasar Pertimbangan Hasil Analisis

Dasar pertimbangan dari hasil analisis ini didasarkan pada hasil analisis

potensi dan permasalahan internal maupun eksternal Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur, yang diperoleh melalui analisis pola dan struktur ruang.

a. Pertimbangan Eksternal

Adapun yang menjadi pertimbangan eksternal dalam penentuan konsep

pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur meliputi:

1 Arahan kebijakan eksternal yang menerapkan Kabupaten Sukabumi

sebagai Kawasan Strategis dan PKL perkotaan yang terdapat pada

Kecamatan Cibadak yang menunjang PKW di Kabupaten Bogor dan

Cianjur. Oleh karena itu pengembangan Kabupaten Sukabumi akan

berdampak terhadap Kabupaten disekitarnya khususnya Bogor, dan

Cianjur.

2 Adanya pembangunan tol Ciawi-Sukabumi yaitu penghubung Sukabumi

dengan Bogor, Jakarta dan Banten.

3 Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang tidak terlalu pesat

perkembangannya dibandingkan dengan Kabupaten Cianjur, Lebak dan

Kabupaten Bogor, baik secara ekonomi, kualitas SDM dan ketersediaan

sarana dan prasarananya.

4 Kabupaten Sukabumi memiliki potensi ekspor ke luar baik itu ke luar

Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, ataupun di luar Kabupaten

Sukabumi bahkan ke luar negeri.

X-69

Page 70: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

b. Pertimbangan Internal

Adapun yang menjadi pertimbangan internal dalam penentuan konsep

pengembangan wilayah di Wilayah Sukabumi bagian Timur meliputi:

1. Adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk

mengembangkan sektor pertanian dan pariwisata

2. Berdasarkan pada analisis kesesuaian lahan, menunjukkan bahwa Wilayah

Kabupaten Sukabumi Bagian Timur didominasi oleh kawasan budidaya,

walaupun di bagian utara Wilayah Sukabumi Bagian Timur didominasi

oleh kawasan lindung seperti hutan lindung (Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango, dan Halimun Salak).

3. Sebagian besar mata pencaharian penduduk Wilayah Sukabumi Bagian

Timur berprofesi sebagai petani.

4. Masih kurangnya tingkat pelayanan sarana dan prasarana di Wilayah

Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

5. Potensi ekonomi yang masih belum dapat dikembangkan seperti hasil

petanian, perkebunan dan pertambangan.

6. Kualitas SDM yang masih kurang dengan TPAK yang rata-rata rendah.

7. Kurang terkoordinasi dan terkoneksinya antar Stakeholder di Wilayah

Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Dengan demikian, berdasarkan pada pertimbangan hasil analisis baik

internal maupun eksternal maka konsep pengembangan wilayah yang cenderung

lebih mendekati dan layak untuk diterapkan di Wilayah Kabupaten Sukabumi

bagian Timur adalah Konsep LED (Local Economic Development).

Hal ini dikarenakan dari berbagai konsep pengembangan wilayah, dilakukan

dengan mempertimbangkan pula potensi dan masalah yang ada di Wilayah

Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Berikut penjelasannya :

Konsep Local Ekonomi Development (LED)

Konsep pengembangan Local Ekonomi Development (LED), merupakan

konsep pengembangan wilayah pembuatan Networking (jaringan) antara aktor

(stake holder) yang ada dipusat (centre) dengan aktor yang ada di pinggir atau

X-70

Page 71: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

pedesaan (hinterland). Investasi yang dikonsentrasikan pada satu atau beberapa

kota besar secara otomatis tidak akan menimbulkan penjalaran pengembangan

melalui proses tetesan kebawah (Tricle Down). Pada waktu yang bersamaan,

berbagai pelayanan fasilitas dan aktifitas produktif diperlukan guna

pengembangan wilayah sehingga tidak akan ekonomis atau efisien dalam

penyebaran dan pemerataan kepada masyarakat yang tinggal dengan kepadatan

yang rendah (rondenelli,1985).

Konsep ini mengarah pada perkembangan wilayah dengan peningkatan

kualitas SDM dan hubungan antar pusat pelayanan dan wilayah pelayanannya

dengan memperkuat masing-masing pusat karena berkonsep pada sistem

kompetisi pada global market sehingga diperlukan inovasi khususnya dari sektor

ekonomi lokal.

Konsep ini diterapkan dengan mempertimbangkan masalah sektor

ekonomi cukup berpotensi namun tidak berkembang karena kualitas SDM yang

kurang dan sarana prasarana serta aksesibilitas dan mobilitas yang kurang, serta

tidak terhubungnya antar pusat secara baik, sehingga tidak dapat mengolah

potensi tersebut.

10.3 Konsep Pengembangan Eksternal

Dalam merumuskan konsep yang tepat untuk pengembangan eksternal

Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagina Timur, maka yang menjadi pertimbangan

utama dan harus diperhatikan adalah:

Pertama dari aspek kebijakan yang menjelaskan bahwa Kabupaten Sukabumi

adalah Kabupaten yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi.

Didasarkan pada hasil analisis potensi dan permasalahan internal maupun

eksternal Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagina Timur, yang diperoleh

melalui analisis pola dan struktur ruang. Dimana menjelaskan bahwa tingkat

perkembangan Kabupaten Sukabumi khususnya Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagina Timur dari segi eksternalnya, yaitu hubungan atau

keterkaitan dengan wilayah lain, cenderung sudah cukup memadai. Hal ini

dilihat dari adanya kegiatan ekspor barang dan jasa dari Wilayah Kabupaten

X-71

Page 72: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Sukabumi Bagian Timur ke luar wilayah baik antarregional maupun sampai ke

luar Kabupaten Sukabumi seperti Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor, Kota

Jakarta, bahkan luar negeri seperti Jepang, Australia.

Berdasarkan pada perkembangan ekonominya Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur khususnya sektor primer dan sekunder dan tersier, menjelaskan

adanya interaksi keterkaitan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur dari

hal supply komoditi perkebunan dan pertanian dengan wilayah sekitarnya

yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi di Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur, selain itu dalam segi pariwisata serta perkembangan

industri.

Dengan demikian, dari pertimbangan-pertimbangan yang ditinjau secara eksternal

terhadap Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, maka secara umum

konsep penataan ruang eksternal Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Peningkatan Pengembangan Kecamatan Cibadak, Cicantayan, sebagi sentra

industri besar sehingga mampu mengembangkan Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur dan keterkaitan dengan wilayah internal sekitarnya

maupun wilayah Eksternal

b. Peningkatan orientasi eksternal Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

sebagai pusat kegiatan produksi serta distribusi barang dan pengolahan hasil

pertanian seperti pertanian tanaman pangan Padi dan Palawija, perkebunan,

hasil pertambangan dan hasil industri yang dapat menjadi potensi wilayah

dalam menunjang kegiatan perekonomian wilayah.

c. Upaya peningkatan produktivitas dan sektor potensial seperti perkebunan

dengan komoditi aren, cengkeh, dan kelapa dalam dan pertanian seperti

pertanian tanaman pangan dan hasil peternakan seperti daging itik dan

industri pangan dan industri lainnya yang terdapat di Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur untuk diekspor ke wilayah lain baik di wilayah

eksternal Sukabumi Bagian Timur ataupun ke daerah lainnya di luar

Kabupaten Sukabumi.

X-72

Page 73: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

d. Peningkatan kualitas SDM serta pelayanan eksternal dengan cara

pemeliharaan kualitas sistem jaringan jalan dan sistem aksesibilitas serta

ketersediaan dan kelengkapan sarana prasarana bagi Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur sebagai upaya peningkatan dan pengembangan

wilayah.

10.4 Konsep Pengembangan Struktur Ruang

10.4.1 Skenario Konsep Struktur Ruang

Pada konsep struktur ruang ini dimaksudkan untuk melihat hierarki atau

pusat pusat pelayanan yang ideal untuk melayani tiap wilayah pelayanan,untuk

mencegah terjadinya ketidakmerataan pembangunan dan ketimpangan

pengembangan wilayah. Dari struktur ruang eksisting terdapat beberapa

permasalahan diantaranya pengembangan yang tidak merata serta yang

dikarenakan wilayah jangkauan pelayanan kurang melayani seluruh kecamatan

yang berada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Dalam mewujudkan struktur ruang yang optimal dilakukan analisis

penentuan hierarki pusat-pusat pelayanan yaitu dengan melakukan metoda P-

Median yang dilakukan untuk menentukan 3 alternatif, yang mana menggunakan

analisis bobot. Analisis ini dimaksudkan untuk mencari tahu lokasi atau titik-titik

daerah yang akan menjadi daerah pusat pelayanan yang optimal sehingga dalam

segi pemerataannya sangat baik bagi wilayah kajian. Dalam analisis ini akan

ditentukan lokasi-lokasi mana saja yang akan menjadi lokasi optimal dalam

penentuan pusat pelayanan berdasarkan pandangan dari p-median. Dalam metode

analisis P-median yang digunakan terdapat faktor yang perlu dipertimbangkan,

yaitu faktor bobot tiap simpul yang dianalisis.dimana pengukuran bobot suatu

simpul akan sangat bergantung pada masalah yang dihadapi, maka dari itu dengan

alasan tersebut maka diambil bobot berdasarkan atas hasil analisis orde kota

dimana pada analisis orde kota telah menunjukan peringkat dari setiap kecamatan

yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sehingga bobot yang

diambil dari bobot indeks sentralitas, mobilitas dan aksesibilitas. Alternatif –

alternatif tersebut antara lain :

X-73

Page 74: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Konsep Struktur Ruang Alternatif I

Konsep struktur ruang alternatif I mempunyai 4 Pusat Kegiatan Lokal

(PKL) atau Hirarki I yaitu di Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cicantayan,

Kecamatan Kebon pedes dan Kecamatan Cidolog. Konsep ini menitikberatkan

terhadap pemerataan pelayanan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur,

dengan cara menarik atau memusatkan kegiatan di empat titik pusat pelayanan

selain mempertimbangkan serta menyesuaikan dengan penetapan terhadap

kebijakan penetapan struktur ruang Kabupaten Sukabumi untuk Wilayah

Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, juga mempertimbangkan bahwa secara

eksisting pusat-pusat kecamatan berkumpul di bagian utara saja, sehingga di

perlukan pusat kegiatan di bagian selatan untuk melayani kecamatan-kecamatan

yang ada. Sedangkan PPK atau Hirarki II yaitu Kecamatan Sukaraja, Gunung

Guruh, Nyalindung. Sebagai Pusat Pelayanan Kawasan untuk melayani Pusat

Pelayanan Lingkungan sekaligus menjadi penghubung terhadap Pusat Kegiatan

Lokal.

Dari hasil p-median, dipilih 4 pusat pelayanan PKL dengan titik posisi di

atas dan dibawah karena di tengah-tengah cukup dilayani oleh Kecamatan

Cicantayan, yang sangat kuat pengaruhnya karena kawasan ini memiliki industri

yang berkembang, sebagai PPK atau Hirarki II. Selain itu alasan kenapa

Kecamatan Cidolog diganti menjadi Hirarki I atau PKL karena Kecamatan

Cidolog memiliki aksesibilitas dan mobilitas yang lebih baik dibandingkan dengn

akecamatan yang di bagian selatan lainnya, serta bisa melayani secara Eksternal

kebagian wilayah bagian Barat Sukabumi seperti Kecamatan Kalibunder,

Kecamatan Jampang kulon, dan Kecamatan Cimanggu.

Konsep Struktur Ruang Alternatif II

Konsep struktur ruang alternatif II ini memiliki 5 Pusat Kegiatan Lokal

yaitu di Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cicantayan, Kecamatan Kebonpedes,

Kecamatan Cidolog dan Purabaya. Konsep struktur ruang ini direncanakan

dengan adanya peningkatan Hirarki yaitu Kecamatan Purabaya Hirarki III menjadi

Hirarki I dengan pertimbangan bahwa Kecamatan ini sangat potensial untuk

X-74

Page 75: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

dikembangakan jika dilihat dari daya dukung serta kekuatan ekonomi, dan

berdasarkan p-median kecamatan ini kuat dari segi aksesibilitas, mobilitas serta

ketersediaan sarana prasarananya. Sedangkan PPK atau Hirarki II yaitu

Kecamatan Gunung Guruh, Kecamatan Sukaraja, Nyalindung, dan Sagaranten.

Pertimbangan peningkatan Hirarki pada Kecamatan Sagaranten yaitu memiliki

nilai indeks mobilitas yang tinggi dan potensial dalam pengembangan untuk

sarana dan prasarana. Konsep pada Alternatif II ini yaitu dengan pemerataan

wilayah pelayanan di Bagian Utara, Tengah dan Selatan Wilayah Sukabumi

Bagian Timur dengan melihat beberapa pertimbagan – pertimbangan di atas.

Konsep Struktur Ruang Alternatif III

Konsep struktur ruang alternatif III inimemiliki 5 Pusat Kegiatan Lokal

juga atau Hirarki I yang berada di Kecamatan Cibadak, Cicantayan, Kebonpedes,

Nyalindung dan Cidolog. Pertimbangan Kecamatan Nyalindung dan Cidolog

menjadi Hiarki I yaitu karena Kecamatan Cidlog dan Kecamatan Nyalindung

potensial untuk dikembangakan dilihat dari daya dukungnya. Sedangkan PPK atau

Hirarki II dari Alternatif III yaitu Kecamatan Gunung Guruh, Sukaraja, dan

Kecamatan Sagaranten dan Purabaya, dimana pertimbangan dari Kecamatan

Purabaya dan Sagaranten yaitu Kecamatan Sagaranten memiliki indeks mobilitas

yang tinggi dan aksesibilitas yang sedang, serta potensial dalam pembangunan

sarana dan prasarana. Sedangkan Kecamatan Purabaya potensial terhadap

pengembangan kawasan budidaya dan memiliki mobilitas yang sedang.

Konsep pada Alternatif III ini yaitu dengan pemerataan wilayah

pelayanan di bagian utaraa, tengah dan selatan Wilayah Sukabumi Bagian Timur

dengan melihat beberapa pertimbagan – pertimbangan.

X-75

Page 76: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Gambar 10.4 Peta skenario 1

X-76

Page 77: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Gambar 10.5 Peta Skenario 2

X-77

Page 78: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Gambar 10.6 Peta skenario 3

X-78

Page 79: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

10.4.2 Alternatif Skenario Struktur Ruang Terpilih

Untuk lebih jelasnya antara sebaran penempatan pusat pelayanan dari

tiap alternatif dapat di lihat pada peta di bawah ini. Dimana yang dijadikan

sebagai konsep struktur ruang optimal untuk Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur yaitu alternatif 2, dimana Konsep ini menitik beratkan terhadap

pemerataan pelayanan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, dengan

cara menarik atau memusatkan kegiatan di 5 titik pusat pelayanan yang tersebar di

bagian utara, tengah dan selatan, namun dari hasil p-median ini kurang sempurna

dalam cakupan pusat pelayanan, seperti pada alternatif ke 2 bahwa jika

Tegalbuleud termasuk wilayah pelayanan Kecamatan Purabaya maka hal ini

menurut jarak terlalu jauh, tetapi bisa dilayani oleh kecamatan di dekatnya yang

menjadi hirarki II. Dari alternaif yang terpilih ini, selain mempertimbangkan serta

menyesuaikan dengan penetapan terhadap kebijakan penetapan struktur ruang

Kabupaten Sukabumi untuk Wilayah Sukabumi Bagian Timur, dan hasil dari

analisis p-median, juga mempertimbangkan variabel-variabel lain seperti

kedekatan jarak optimal. Sehingga dari alternatif yang terpilih yaitu alternatif 2,

dapat dirubah sedikit penempatan wilayah pelayanan yang paling optimal dilihat

dari segi kedekatan jarak. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada subbab

berikutnya.

Berdasarkan analisis sebelumnya yaitu analisis penentuan pusat-pusat

pelayanan eksisting dan jangkauan tiap pusat-pusat pelayanan tersebut masih

terdapat kekurangan, karena hanya menilai bobot untuk menentukan pusat

pelayanan dan wilayah pelayanannya, sehingga kelemahan dari analisis p-median

ini tidak mempertimbangkan optimasi kedekatan jarak. Sehingga diperlukan

perbaikan pada alternatif terpilih dengan menggunakan analisis p-median FLNM

atau dengan asumsi jarak dan pembobotan dari hasil aksesibilitas, mobilitas dan

indeks sentralitas.

Maka berdasarkan kriteria minimasi jarak dapat dilihat bahwa pusat-

pusat pelayanan yang ada tidak optimal dalam segi pelayanannya, hal ini

dikarenakan terdapat beberapa kecamatan yang tidak terlayani dengan baik oleh

setiap pusat-pusat pelayanan tersebut khususnya di Wilayah Kabupaten Sukabumi

X-79

Page 80: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Bagian Timur, dan banyak pusat pelayanan yang melayani jauh dari jangkauan,

tapi berdasarkan p-median kecamatan tersebut kuat dalam melayaninya. Seperti

Kecamatan Purabaya yang melayani jauh ke Tegalbuleud, padahal dapat dilayani

oleh Kecamatan Segaranten. Selain itu Kecamatan Purabaya juga melayani yang

bagian utara seperti Kecamatan Cidahu, yang mana jika dilihat dari peta lebih

dekat dengan pelayanan hirarki I Kecamatan Cibadak, dibandingkan Kecamatan

Purabaya.

Oleh karena itu di sempurnakan lagi hasil dari p-median pembobotan

yang menentukan alternatif terpilih dengan 5 pusat pelayanan. Dari hasil p-median

FLNM dan asumsi minimasi jarak serta perubahan hirarki yang tidak teranalisis

oleh p-median, maka didapatkan kesimpulan rumusan struktur seperti berikut :

Tabel 10.3Jangkauan Pelayanan

PKL PPK PPLCibadak Parakansalak Cidahu

KabandunganKalapanunggalBojonggenteng

Ciambar CicurugParungkudaNagrak

Cisaat Cicantayan CaringinKadudampitGunung GuruhJampang TengahCikembar

Kebonpedes SukabumiSukarajaSukalarangCireunghasGegerbitungNyalindung

Purabaya Sagaranten CurugkembarCidadapPabuaran

Cidolog Tegalbuleud

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk struktur ruang Wilayah Sukabumi

Bagian Timur memiliki 4 pusat pelayanan sebagai PKL yaitu Cibadak, Cisaat,

Purabaya, dan Cidolog.

X-80

Page 81: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Fungsi Kegiatan PPK meliputi Kecamatan Parakansalak, Ciambar, Cicantayan,

Kebonpedes, Sagaranten dan Tegalbuleud. sedangkan Fungsi Kegiatan PPL

adalah Kecamatan Cidahu, Kabandungan, Kalapanunggal, Bojonggenteng,

Cicurug, Parungkuda, Nagrak, Caringin, Kadudampit, Gunung Guruh, Jampang

Tengah, Cikembar, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung,

Nyalindung, Curugkembar, Cidadap, dan Pabuaran.

Dari hasil ini terdapat pusat yang terjadi kenaikan hirarki seperti

Kecamatan Purabaya yang dari Hirarki III menjadi Hirarki I, hal ini akan menjadi

suatu konsep yang diiringi strategi yang banyak untuk menaikkan Kecamatan

Purabaya dari Hirarki III menjadi Hirarki I, begitupun dengan Kecamatan Cidolog

dari Hirarki II menjadi Hirarki I.

Dari hasil analisis, kemudian ditetapkan fungsi kegiatan dan sarana

prasarana yang menunjang untuk mencapai fungsi kegiatan, dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 10.4Rencana Pengembangan PKL, PPK, dan PPL dalam Sistem Perkotaan di

Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

No Hirarki/ KotaCakupan Wilayah

PelayananFungsi yang

dikembangkan

Sarana dan Prasarana Penunjang

1 Hirarki I(PKL Perkotaan)

Cibadak PPK Parakansalak,PPK Ciambar

Pusat Pemerintahan skala Kabupaten, permukiman, perdagangan/ jasa, dan industri

Pemerintahan skala kabupaten (Perkantoran pemerintah tk. kabupaten)

Akademi/ Diploma RSUD Tipe C Pasar tipe C

2 Hirarki I (PKL Perkotaan)

Cisaat PPK Ciantayan,PPK Kebonpedes

Pusat Permukiman Perkotaan, Perdagangan dan Jasa, Industri

Pemerintahan skala Kecamatan

Akademi/ Diploma pasar tipe C

4 Hirarki I (PKL Perdesaan)

Purabaya PPK Sagaranten Pertanian, Perkebunan, Permukiman, Perdagangan.

Pemerintahan yang meliputi beberapa kecamatan

Akademi/ Diploma Universitas RSUD Tipe C Terminal tipe C Pasar tipe C

5 Hirarki I (PKL Perdesaan)

Cidolog PPK Tegalbuleud Pertanian, Perkebunan, Permukiman

Pemerintahan yang meliputi beberapa kecamatan

Akademi/ Diploma

X-81

Page 82: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No Hirarki/ KotaCakupan Wilayah

PelayananFungsi yang

dikembangkan

Sarana dan Prasarana Penunjang

RSUD Tipe C Terminal tipe C Pasar tipe C

6 Hirarki I (PPK) Cicantayan PPL Caringin, Kadudampit, Gunungguruh, Jampang Tengah, dan Cikembar

Permukiman, Perdagangan dan Jasa, Industri

Pemerintahan skalaKecamatan

Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A

(dengan rawat inap)

Terminal tipe D pasar tipe D

7 Hirarki II (PPK) Ciambar PPL Cicurug, Parungkuda, Nagrak

Permukiman, Pertanian, Perkebunan, Pariwisata

Pemerintahan skala perkantoran pemerintah yang meliputi beberapa kecamatan\

Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A

(dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D

8 Hirarki II (PPK) Parakansalak PPL Cidahu, Kabandungan, Kalapanunggal, Bojonggenteng

Permukiman Perdesaan,Hutan Produksi, Pertanian, Pariwisata

Pemerintahan skala perkantoran pemerintah yang meliputi beberapa kecamatan

Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A

(dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D

9 Hirarki II (PPK) Sagaranten PPL Curugkembar, Cidadap, dan Pabuaran

Pertanina, Perkebunan, Permukiman

Pemerintahan skala perkantoran pemerintah yang meliputi beberapa kecamatan

Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A

(dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D

10 Hirarki I (PPK) Kebonpedes PPL Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung, Nyalindung

Pusat Pariwisata, Permukiman Perdesaan

Pemerintahan skala Kecamatan Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A

(dengan rawat inap)

Terminal tipe D pasar tipe D

11 Hirarki II (PPK) Tegalbuleud Melayani Tegalbuleud sendiri

Pusat Pertanian, Perikanan, dan Permukiman Perdesaan

Pemerintahan skalaKecamatan

Akademi/ Diploma

X-82

Page 83: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No Hirarki/ KotaCakupan Wilayah

PelayananFungsi yang

dikembangkan

Sarana dan Prasarana Penunjang

Puskesmas tipe A(dengan rawat inap)

Terminal tipe D pasar tipe D

10 Hirarki III (PPL) Cidahu Kabandungan Kalapanunggal Bojonggenteng Cicurug, Parungkuda Nagrak Caringin Kadudampit Gunung Guruh Jampang Tengah Cikembar Sukabumi Sukaraja Sukalarang Cireunghas Gegerbitung Nyalindung Curugkembar Cidadap Pabuaran

Desa-desa di kecamatan

Pertanian, Permukiman, Pariwisata

Pemerintahan skala kecamatan

SMA/ SMK/ MA sesuai norma & kebutuhan pengembangan pelayanan

Puskesmas (tanpa rawat inap)

sub terminal / pangkalan

pasar kecamatan

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Gambar 10.7 Peta Alternatif tterpilih/ Struktur Ruang

X-83

Page 84: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Gambar 10.7 Peta struktur eksternal

X-84

Page 85: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

10.5 Konsep Pemanfaatan Ruang (Pola Ruang)

10.5.1 Konsep Pengembangan Sektor Potensial

Dari hasil analisis yang ada mengenai pemilihan komoditi unggulan yang

ada di tiap kecamatan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur maka di dapat

komoditi unggulan dari tiap kecamatan, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada

tabel di bawah ini :

X-85

Page 86: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Tabel 10.5Sektor Potensial

Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian TimurNo Kecamatan Sektor Potensial Sektor Cukup Potensial

1 Tegalbuleud Pertanian Tanaman Pangan :

Kacang Hijau, industri pangan

Pertanian Tanaman Pangan : Kacang kedelai,

Perkebunan : kelapa dalam

2 CidologPerkebunan : Pala, Panili,

Pertanian Tanaman Pangan : padi gogo

3 Sagaranten-

Pertanian buah-buahan : jambu air, mangga,

Perkebunan : aren4 Cidadap - -

5CurugKembar - Peternakan : Daging Itik

6 Pabuaran - Peternakan : Daging itik

7Jampang Tengah

Pertanian Tanaman palawija : jagung, ubi jalar

Buah-buahan : durian, pisang Peternakan : daging sapi,

daging itik,8 Purabaya - Pertanian Palawija : Ubi kayu

9 CikembarPerkebunan : aren

Perkebunan : cengkeh Peternakan : telor ayam

10 Nyalindung-

Pertanian Palawija : Kacang panjang

11 Gegerbitung - -12 Sukaraja Perkebunan : Cengkeh Pertanian Sayuran : cabe besar

13 Kebonpedes-

Industri sandang perikanan sawah

14 Cireunghas-

Pertanian Buah-buahan : Belimbing, jambu biji

15 SukalarangPeternakan : daging itik

Pertanian Buah-buahan : Jambu air, jambu biji

16 Sukabumi - -17 Kadudampit - Perkebunan : aren18 Cisaat - -

19GunungGuruh -

-

20 Cibadak industri -21 Cicantayan - Industri semen, dan batako

22 Caringin-

Pertanian sayuran : bawang daun, cabe besar, cabe rawit

23 Nagrak - Perkebunan : Kelapa dalam, teh

24 Ciambar-

Perkebunan : aren Pertanian Palawija : ubi kayu

25 Cicurug - -

26 CidahuPeternakan : daging kerbau, daging itik,

Pertanian Palawija : ubi kayu

27 Parakansalak - -

28 Parungkuda-

Pertanian Sayuran : cabe besar, kacang panjang

29Bojonggenteng -

-

30Kalapanunggal -

Pertanian Buah-buahan : Pepaya, nangka, jambu biji

X-86

Page 87: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No Kecamatan Sektor Potensial Sektor Cukup Potensial

31Kabandungan

Perkebunan : aren, Peternakan : daging sapi.

Pertanian sayuran : cabe rawit

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013

Melihat data diatas bahwa terdapat beberapa komoditi potensial yang

berpotensi untuk di kembangkan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur,

maka selanjutnya dapat di tentukan konsep pengembangan sektor unggulan,

diantaranya:

Pengembangan di tiap kecamatan di sesuaikan dengan potensi komodi

unggulan yang dimiliki

Meningkatkan pengelolaan komoditi potensial

Lebih memfokuskan pengembangan komoditi potensial di tiap kecamatan di

bandingkan komoditi lainnya.

10.5.2 Konsep Pengembangan Kawasan Lindung

Dari hasil overlay peta kesesuaian lahan dan peta guna lahan eksisting,

ternyata didapat banyak yang guna lahan secara eksisting tidak sesuai dengan

peruntukkan atau kesesuaian lahannya. Berikut adalah ketidak sesuaian lahan

dalam kawasan lindung di Wilayah Sukabumi Bagian Timur :

Tabel 10.6Perbadingan Penggunaan Lahan Eksisting terhadap Kesesuaian Kawasan Lindung

No KecamatanPenggunaan Lahan

EksistingKesesuanan Lahan Luas (Ha)

1 Caringin Permukiman Hutan Lindung 453,942 Cicurug Permukiman Hutan Lindung 847,563 Cidahu Permukiman Hutan Lindung 424,904 Kabandungan Permukiman Hutan Lindung 657,515 Kadudampit Permukiman Hutan Lindung 381,076 Pabuaran Permukiman Hutan Lindung 324,777 Sukaraja Permukiman Hutan Lindung 17,868 Tegalbuleud Permukiman Sempadan Pantai (Kawasan

Rawan Bencana Tsunami)304,05

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013

Untuk konsep pengembangan Kawasan Lindung di Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur sendiri meliputi :

X-87

Page 88: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

1. Kawasan Rawan Bencana

a. Potensi Jenis Bencana Gempa Bumi

Berdasarkan pengamatan lapangan dan data geologi yang ada, jenis

bencana alam geologi yang berpotensi hampir di setiap Kecamatan yang ada

di wilayah sukabumi bagian timur. Ada beberapa jenis bencana yang ada di

Sukabumi Bagian Timur yaitu :

Gerakan Tanah / Longsoran (Landslide)

Gerakan tanah di daerah penelitian, daerah yang mempunyai

karakteristik seperti itu terdapat di sebelah utara lembah Cimandiri,

bahkan berpotensi longsor menjadi lebih besar karena batuan dasarnya

terdiri dari batugamping napalan yang dapat berfungsi sebagai bidang

gelincir, serta dapat dipicu pula bila tejadi curah hujan yang tinggi.

Beberapa Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

yang berpotensi lebih besar dalam gerakan tanah ini antara lain

kecamatan Cikembar (1.031,32 Ha), Curugkembar (1.115,54 Ha),

Tegalbuleud 4.607,74)

Untuk mengantisipasi rawan bencana ini, diperlukan jalur evakuasi

dengan kondisi ruang terbuka ynag sangat luas di masing-masing

kecamatan yang mengalami rawan gerakan tanah ini.

b. Daerah Rawan Tsunami

Daerah rawan tsunami yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur adalah Kecamatan Tegalbuleud, dengan luasan 3.845,32 Ha

sehingga diperlukan antisipasi dengan membuat jalur evakuasi rawan tsunami

ke tempat yang lebih tinggi permukaannya dan penyangga atau sempadan

pantai.

c. Letusan Gunung Berapi

Gunung berapi pada Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

berada di bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, meliputi

X-88

Page 89: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

kecamatan–kecamatan yang berada pada bentangan Gunung Gede

Pangrango, kecamatan tersebut yaitu yang memiliki radius 0-5 Km meliputi

Kecamatan Kadudampit dengan luasan 2.056, Ha, Kecamatan Sukabumi

dengan luasan 919,46 Ha, Kecamatan Sukaraja seluas 309,52 Ha dan

Kecamatan Sukalarang dengan luas 93,07 Ha. Untuk wilayah ini diperlukan

jalur evakuasi dan bangker untuk tempat berlindung di berbagai penjuru mata

angin.

2. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat yang ada Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur adalah Kawasan sempadan sungai yang berarti kawasan sepanjang

kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan atau kanal atau saluran irigasi primer,

yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi

sungai, kawasan sempadan waduk yang berarti kawasan tertentu di sekeliling

danau atau waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan

kelestarian fungsi danau atau waduk dan kawasan sekitar mata air yang berarti

Kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk

mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Kawasan ini terdapat di hampir

semua kecamatan yang memiliki sungai.

Untuk konsep perlindungan kawasan setempat yaitu dengan membuat

konsep buffering, area penyangga sungai sepanjang 5 meter untuk sungai kecil, dn

10 meter untuk sungai besar.

10.5.3 Konsep Pengembangan Kawasan Budidaya

Untuk kawasan budidaya yang terdapat di Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur terdapat beberapa kawasan diantaranya :

1. Kawasan Budidaya Pertanian

a. Kawasan Hutan

X-89

Page 90: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Kawasan hutan produksi maupun Rakyat yang di kembangkan di Wilayah

Kabupaten Sukabumi Bagian Timur yaitu berada di seluruh Kecamatan di

Kabupaten Sukabumi bagian timur, khususnya dikembangkan di Kecamatan

Gegerbitung dengan luas 815,67 Ha, Kecamatan Cidadap 627,40 Ha, Kecamatan

Sagaranten dengan luas 763,12 Ha.

b. Kawasan pertanian

Lahan basah

Kawasan pertanian lahan basah atau sawah relatif tersebar di seluruh

Kecamatan dimana luasan yang tertinggi tersebar di Kecamatan Sukaraja dengan

luas 1.486,56 Ha, Kecamatan Cisaat dengan luas 1.330,83 Ha, Kecamatan

Cicantayan 738,65 Ha, dan Kecamatan Cicurug 657,42 Ha.

Lahan Kering

Kawasan pertanian lahan kering tersebar di seluruh Kecamatan kecuali di

Kecamatan Sukaraja, Kebonpedes, Sukabumi, Kadudampit, Cisaat, Cibadak,

Cicantayan, Caringin dan Bojong Genteng seluas 22.904,72 Ha, Dimana luasan

yang mendominasi adalah di Cidolog dengan luas 6.273,51 Ha meliputi sawah

tadah hujan, perkebunan, dan tegalan.

Perikanan

Produksi perikanan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

mungkin hanya memiliki satu kecamatan yaitu Tegalbuleud yang memiliki

produksi ikan laut, namun untuk produksi ikan darat memiliki produksi yang

cukup memberikan masukan ekonomi terhadap Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur, dimana memiliki jenis pengelolaan atau jenis produksi ikan,

meliputi ikan yang diproduksi melalui tempat pelelangan atau pemeliharaan yang

terdiri atas kolam pembesaran, kolam pembenihan, dan pemeliharaan di sawah,

sedangkan seperti produksi ikan di tambak, laut, dan kolam air deras tidak ada

untuk Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sendiri.

2. Kawasan Budidaya Non-pertanian

a. Kawasan permukiman

X-90

Page 91: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Kawasan permukiman tersebar di semua Kecamatan dan kecamatan yang

mempunyai luas permukiman tertinggi adalah tersebar di Kecamatan Cikembar

seluas 1.175,15 Ha, Kecamatan Nagrak seluas 897,92 Ha, Kecamatan Cicurug

seluas 796,38 Ha, Jampang Tengah seluas 677,33 Ha, dan Kecamatan

Kebandungan dengan luas 655, 79 Ha.

Untuk pengembangan permukiman, berdasarkan hasil analisis struktur

bahwa permukiman juga di pusatkan di beberapa kecamatan yang menjadi hirarki

I yaitu Kecamatan Cibadak, Cicantayan, Kebonpedes, Purabaya, dan Cidolog.

b. Pertambangan

Kawasan pertambangan terletak hampir diseluruh Kabupaten dan

pertambangan terdiri atas pertambangan mineral logam pertambangan mineral

non logam; dan pertambangan panas bumi. Jenis tambang mineral logam meliputi

emas, besi, titanium, galena, mangan; dan batubara. Jenis tambang mineral non

logam meliputi batu gunung, pasir, sirtu, zeolit, lempung, marmer, kaolin, ball

clay dan bond clay, mangan, batu gamping, pasir kuarsa, batubara muda, feldsfar,

rijang, perlit/ obsidian, dasit hijau, tras, batu apung, batu papan, timbale,

serpentin, bentonit, dammar, kalsedon/ agate, jasper, fospat; dan toseki. Sebaran

lokasinya meliputi : Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Jampangtengah,

Kecamatan Nyalindung, Kecamatan Cicantayan, Kecamatan Cidolog, Kecamatan

Sagaranten, Kecamatan Bojonggenteng, Kecamatan Cidahu, Kecamatan

Gegerbitung, Kecamatan Sukalarang, Kecamatan Kabandungan, Kecamatan

Pabuaran, Kecamatan Caringin; dan Kecamatan Tegalbuleud.

c. Pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata

alam; dan pariwisata buatan, yaitu :

Kawasan Peruntukan Pariwisata Budaya, meliputi :

Kawasan wisata remaja terutama di Kecamatan Kadudampit dan

Nagrak;

Kawasan desa wisata terutama di Kecamatan Sagaranten,

Curugkembar, Nyalindung, dan Purabaya; dan

X-91

Page 92: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Kawasan wisata budaya di Kecamatan Kabandungan dan Parungkuda.

Kawasan Peruntukan Pariwisata Alam, meliputi :

Kawasan wisata agro, terdapat di Kecamatan Sukabumi,

Kalapanunggal, Cidahu dan Parakansalak;

Kawasan ekowisata- terutama di Taman Nasional Gunung Halimun

(TNGH) Kecamatan Kabandungan, Taman Nasional Gununggede

Pangrango (TNGP) di Kecamatan Sukabumi dan Kadudampit,

Kawasan

Kawasan wisata sungai, terdapat di Kecamatan Jampangtengah;

Kawasan wisata danau, terdapat di Kecamatan Parakansalak,

Kadudampit, Purabaya, Kalibunder, dan Nyalindung; dan

Kawasan Peruntukan Pariwisata Buatan, meliputi :

Kawasan wisata spa di Kecamatan Parakansalak; dan

Kawasan wisata sentra industri terutama di Kecamatan Sukaraja, Cisaat,

dan Cicurug.

d. Kawasan Industri

Kawasan peruntukan industri terdiri atas industri besar industri menengah;

dan industri kecil atau mikro. Kawasan peruntukan industri besar berupa kawasan

industri terdiri atas jenis industri pemesinan, listrik, garmen, alat angkutan,

makanan, pertambangan logam, batako, industri perikanan, industri kayu, dan

industri sejenis lainnya terdiri atas Kecamatan Ciambar, Kecamatan Cikembar dan

Kecamatan Tegalbuleud dengan industri rata-rata industri pangan dan

pertambangan, serta Kecamatan Cibadak, dan Cicantayan dengan rata-rata

memiliki industri garmen, dan batako.

Gambar 10.8 Peta Konsep Pola Ruang

X-92

Page 93: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Gambar 10.9 Peta Konsep Pola budidaya

X-93

Page 94: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Gambar 10.10 Peta Konsep Pola lindung

X-94

Page 95: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

10.6 Strategi Pengembangan Pola dan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur

X-95

Page 96: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Dalam pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

diperlukan adanya suatu strategi pengembangan wilayah sebagai suatu arahan

dalam mewujudkan pola dan struktur ruang yang lebih optimal dan sistem –

sistem kegiatan yang dapat menunjang peningkatan pertumbuhan wilayah dari

berbagai sektor yang mempengaruhinya.

Secara rinci strategi-strategi yang dapat ditempuh dari sasaran yang ingin dicapai,

meliputi Strategi Pola dan Struktur Ruang yaitu:

Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas

sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan di Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur

Memperbaiki Jaringan Jalan arteri Primer yang melewati Cibadak,

Cicantayan, dan Kebonpedes

Membangun jalan lokal di Kecamatan Tegalbuleud

Meningkatkan Status Jalan Lokal di Kebonpedes menjadi kolektor

sekunder

Meningkatkan status jaringan jalan lokal di Kebonpedes menjadi

kolektor yang menuju jalan kolektor Nyalindung

Peningkatan Kapasitas dan kondisi ruas jalan kolektor primer 2 di

ruas Sukabumi-Cikembar, Sukabumi-Sagaranten, Sagaranten-

Cidolog-Tegalbuleud.

Pengembangan perlengkapan jalan berupa pengadaan dan

pemasangan perlengkapan jalan di jaringan jalan perkotaan

Pengembangan penerangan jalan umum (PJU) di seluruh

kecamatan

Pembangunan dan Peningkatan Terminal Tipe C di Purabaya, dan

Cidolog

Pembangunan dan Peningkatan Terminal Tipe D di Cicantayan,

Ciambar, Parakansalak,

Pembangunan dan Peningkatan Pasar Tipe D di Gunungguruh,

Nyalindung, dan Sagaranten, Kebonpedes, Tegalbuleud,

X-96

Page 97: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Pembangunan dan Peningkatan Sub terminal /pangkalan di

Kecamatan yang menjadi PPL

Pembangunan dan Peningkatan RSUD tipe C di Kecamatan

Cibadak, Purabaya, dan Cidolog

Pembangunan dan Peningkatan Puskesmas tipe A dengan rawat

inap di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Sagaranten,

Kebonpedes, dan Tegalbuleud

Penyediaan dan perawatan pemeliharaan puskesmas di seluruh

kecamatan PPL

Pembangunan dan Peningkatan Pasar skala kecamatan di seluruh

kecamatan khususnya di kecamatan dengan fungsi PPL

Pembangunan dan Peningkatan Pasar Tipe C di Cibadak, Cisaat,

Purabaya, Cidolog

Pembangunan dan Peningkatan Pasar tipe D di Cicantayan,

Ciambar, Parakansalak, Sagaranten, Tegalbuleud

Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani wilayah pelayanannya di

Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Peningkatan cakupan pelayanan sarana dan prasarana kesehatan

Peningkatan infrastruktur dasar permukiman

Peningkatan sarana perkantoran pemerintahan skala kabupaten di

Cibadak

Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman perdesaan

Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman perkotaan

Pengembangan sarana perdagangan jasa dalam rangka mendukung

sistem perkotaan

Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian

Timur dalam pengelolaan potensi

Mengadakan workshop rutin atau pertemuan dan rapat rutin antara

pusat dan daerah 1 tahun sekali

Mengadakan sosialisasi rutin antar stakeholder dengan masyarakat

X-97

Page 98: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur

Membangun Universitas di Kecamatan Purabaya

Pembangunan dan Peningkatan SMA di Seluruh Kecamatan

Pembangunana dan Peningkatan Akademi/ Diploma di Cibadak,

Cisaat, Purabaya, Cidolog

Peningkatan keterampilan pertanian di seluruh kecamatan

Peningkatan soft skill masyarakat di seluruh kecamatan

Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan

sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi di wilayah Sukabumi

Bagian Timur

Mengembangkan potensi perekonomian meliputi :

- Meningkatkan produksi kacang hijau dan industri pangan di

Kecamatan Tegalbuleud

- Meningkatkan Produksi Pala dan Panili di Kecamatan Cidolog

- Meningkatkan Produksi jagung dan Ubi jalar di Kecamatan

Jampang Tengah

- Meningkatkan Produksi Aren di Kecamatan Cikembar dan

Kabandungan

- Peningkatan Produksi Cengkeh di Sukaraja

- Peningkatan Produksi Daging itik dan peternakan lainnya

seperti sapi dan kerbau di Sukalarang dan Cidahu serta

Kabandungan.

Pengembangan Objek wisata pegunungan di Kecamatan

Kabandungan, Cidahu, Parakansalak, Kadudampit, Sukabumi,

Sukaraja

Pengembangan wisata pantai Tegalbuleud dengan melengkapi sarana

wisata seperti hotel, restoran.

Penyediaan infrastruktur pendukung kegiatan wisata

X-98

Page 99: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

Peningkatan retribusi dan pajak dari pengembangan potensial

pariwisata, pertanian dan industri untuk dimanfaatkan dalam kegiatan

perekonomian

Mempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur

Mempertahankan kawasan lindung yang ada di Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagian Timur meliputi Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun

Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana tanah longsor

di Kadudampit, Sukaraja, Sukabumi, Caringin, Cicurug, Cidahu, dan

Kabandungan

Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana gelombang

tsunami di Tegalbuleud

Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana letusan

gunung api di bentangan Gunung Gede Pangrango meliputi Kecamatan

Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang.

Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana gerakan tanah

di seluruh kecamatan

Pengembangan ruang evakuasi bencana melalui penyediaan lapangan

terbuka, gedung pemerintahan, gedung olahraga, gedung pertemuan di

seluruh kecamatan

Penetapan Batas kawasan lindung di dalam kawasan hutan dan

pengembalian fungsi lindung dengan rehabilitasi dan reboisasi

Pemeliharaan habitat dan keaslian ekosistem

Penataan rang kawasan sempadan pantai di Tegalbuleud dan sempadan

sungai di seluruh kecamatan

Melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada daerah rawan bencana

Memanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal di Wilayah

Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur pada

kawasan budidaya seperti perdagangan dan jasa, industri, pariwisata

X-99

Page 100: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

dan pertanian, yaitu Peningkatan Industri di Cibadak (garmen dan batako), Cicantayan (Batako), Kebonpedes (kerajinan),

Nyalindung (Industri Pangan), Tegalbuleud (Industri Pangan)

Pemanfaatan lahan kosong yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sebagai lahan untuk permukiaman

yang dapat meningkatkan PAD Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Peningkatan retribusi dan pajak dari pemanfaatan lahan kosong yang ada di Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Peningkatan pemanfaatan kawasan terbangun, pariwisata sebagai strategi kemandiarian dalam Pembiayaan Pembangunan

di Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan berupa intensifikasi dan pola tanam

Pengembangan perikanan unggulan perikanan darat di Cisaat.

Dari rencana di atas dapat diakumulasikan dan direalisasikan dalam tabel indikasi program berikut ini :

Tabel 10.7Program Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi bagian Timur

No Masalah Tujuan SasaranStrategi

I II III IV1 Terjadinya ketimpangan

wilayahMengatasi ketidakmerataan dan kesenjangan di setiap Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani

X-100

Page 101: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No Masalah Tujuan SasaranStrategi

I II III IVwilayah pelayanannya di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dalam pengelolaan potensi

2 Pemanfaatan potensi di tiap kecamatan yang belum optimal akibat kurangnya koneksi dan koordinasi antar pusat pelayanan dan Stakeholder

Mempertahankan dan mengoptimalkan potensi di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Meningkatkan Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi di wilayah Sukabumi Bagian TimurMempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian TimurMemanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

X-101

Page 102: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No ProgramTahapan (Tahun)

I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) IV (2030-2035)A Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan1 Memperbaiki Jaringan Jalan arteri Primer yang melewati

Cibadak, Cicantayan, dan KebonpedesV V V V V V

2 Membangun jalan lokal di Kecamatan Tegalbuleud V V V V V

3 Meningkatkan Status Jalan Lokal di Kebonpedes menjadi kolektor sekunder

V V V V

4 Meningkatkan status jaringan jalan lokal di Kebonpedes menjadi kolektor yang menuju jalan kolektor Nyalindung

V V V V

5 Peningkatan Kapasitas dan kondisi ruas jalan kolektor primer 2 di ruas Sukabumi-Cikembar, Sukabumi-Sagaranten, Sagaranten-Cidolog-Tegalbuleud.

V V V V V V

6 Pengembangan perlengkapan jalan berupa pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan di jaringan jalan perkotaan

V V V V

7 Pengembangan penerangan jalan umum (PJU) di seluruh kecamatan

V V V V

8 Pembangunana dan Peningkatan Terminal Tipe C di Purabaya, dan Cidolog

V V V V

9 Pembangunana dan Peningkatan Terminal Tipe D di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak,

V V V V V

10 Pembangunana dan Peningkatan Pasar Tipe D di Gunungguruh, Nyalindung, dan Sagaranten, Kebonpedes, Tegalbuleud

V V V

11 Pembangunana dan Peningkatan Sub terminal /pangkalan di Kecamatan yang menjadi PPL

V V V

12 Pembangunana dan Peningkatan RSUD tipe C di Kecamatan Cibadak, Purabaya, dan Cidolog

V V V

13 Pembangunana dan Peningkatan Puskesmas tipe A dengan rawat inap di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Sagaranten, Kebonpedes, dan Tegalbuleud

V V V

14 Penyediaan dan perawatan pemeliharaan puskesmas di V V V V V

X-102

Page 103: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No ProgramTahapan (Tahun)

I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) IV (2030-2035)seluruh kecamatan PPL

15 Pembangunana dan Peningkatan Pasar skala kecamatan di seluruh kecamatan khususnya di kecamatan dengan fungsi PPL

V V V V V

16 Pembangunana dan Peningkatan Pasar Tipe C di Cibadak, Cisaat, Purabaya, Cidolog

V V V V

17 Pembangunana dan Peningkatan Pasar tipe D di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Sagaranten, Tegalbuleud

V V V V

B Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani wilayah pelayanannya di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur18 Peningkatan cakupan pelayanan sarana dan prasarana

kesehatanV V

19 Peningkatan infrastruktur dasar permukimn V V V V20 Peningkatan sarana perkantoran pemerintahan skala

kabupaten di CibadakV V V

21 Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman perdesaan

V V V V

22 Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman perkotaan

V V V V

23 Pengembangan sarana perdagangan jasa dalam rangka mendukung sistem perkotaan

V V V V

C Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dalam pengelolaan potensi24 Mengadakan workshop rutin atau pertemuan dan rapat

rutin antara pusat dan daerah 1 tahun sekaliV V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

25 Mengadakan sosialisasi rutin antar stakeholder dengan masyarakat

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

D Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur26 Membangun Universitas di Kecamatan Purabaya V V V V27 Pembangunan dan Peningkatan SMA di Seluruh

KecamatanV V V V V V V V

28 Pembangunana dan Peningkatan Akademi/ Diploma di V V V V V V V V V V V

X-103

Page 104: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No ProgramTahapan (Tahun)

I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) IV (2030-2035)Cibadak, Cisaat, Purabaya, Cidolog

29 Peningkatan keterampilan pertanian dengan pelatihan di seluruh kecamatan

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

30 Peningkatan soft skill masyarakat dengan pelatihan di seluruh kecamatan

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

E Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi31 Mengembangkan potensi perekonomian V V V V V V V V V V

- Meningkatkan produksi kacang hijau dan industri pangan di Kecamatan Tegalbuleud

- Meningkatkan Produksi Pala dan Panili di Kecamatan Cidolog

- Meningkatkan Produksi jagung dan Ubi jalar di Kecamatan Jampang Tengah

- Meningkatkan Produksi Aren di Kecamatan Cikembar dan Kabandungan

- Peningkatan Produksi Cengkeh di Sukaraja- Peningkatan Produksi Daging itik dan peternakan

lainnya seperti sapi dan kerbau di Sukalarang dan Cidahu serta Kabandungan.

32 Pengembangan Objek wisata pegunungan di Kecamatan Kabandungan, Cidahu, Parakansalak, Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja

V V V V V V

33 Pengembangan wisata pantai Tegalbuleud dengan melengkapi sarana wisata seperti hotel, restoran

V V V V V V

34 Penyediaan infrastruktur pendukung kegiatan wisata V V V V V V35 Peningkatan retribusi dan pajak dari pengembangan

potensial pariwisata, pertanian dan industri untuk dimanfaatkan dalam kegiatan perekonomian

V V V V V V V V V V V V V V

F Mempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

36 Mempertahankan kawasan lindung yang ada di Wilayah V V V V V V V V V V V V V V V V V

X-104

Page 105: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No ProgramTahapan (Tahun)

I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) IV (2030-2035)Kabupaten Sukabumi Bagian Timur meliputi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun

37 Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana tanah longsor di Kadudampit, Sukaraja, Sukabumi, Caringin, Cicurug, Cidahu, dan Kabandungan

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

38 Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana gelombang tsunami di Tegalbuleud

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

39 Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana letusan gunung api di bentangan Gunung Gede Pangrango meliputi Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

40 Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana gerakan tanah di seluruh kecamatan

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

41 Pengembangan ruang evakuasi bencana melalui penyediaan lapangan terbuka, gedung pemerintahan, gedung olahraga, gedung pertemuan di seluruh kecamatan

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

42 Penetapan Batas kawasan lindung di dalam kawasan hutan dan pengembalian fungsi lindung dengan rehabilitasi dan reboisasi

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

43 Pemeliharaan habitat dan keaslian ekosistem V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V44 Penataan rang kawasan sempadan pantai di Tegalbuleud

dan sempadan sungai di seluruh kecamatanV V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

45 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada daerah rawan bencana

V V V V V

G Memanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal46 Pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur pada kawasan budidaya seperti perdagangan dan jasa, industri, pariwisata dan pertanian, yaitu Peningkatan Industri di Cibadak (garmen dan

V V V V V V

X-105

Page 106: 10. Bab x Konsep Dan Strategi

No ProgramTahapan (Tahun)

I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) IV (2030-2035)batako), Cicantayan (Batako), Kebonpedes (kerajinan), Nyalindung (Industri Pangan), Tegalbuleud (Industri Pangan)

47 Pemanfaatan lahan kosong yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sebagai lahan untuk permukiaman yang dapat meningkatkan PAD

V V V V V

48 Peningkatan retribusi dan pajak dari pemanfaatan lahan kosong

V V V V V V V V

49 Peningkatan pemanfaatan kawasan terbangun, pariwisata sebagai strategi kemandiarian dalam Pembiayaan Pembangunan

V V V V V V V V

50 Peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan berupa intensifikasi dan pola tanam

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

51 Pengembangan perikanan unggulan perikanan darat di Cisaat

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

X-106