10 Alfiyah Bab I

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan modern yang berkembang sekarang ini memandang anak sebagai sosok yang hidup dan aktif. Pendidikan modern sangat menekankan pemahaman akan kebutuhan maupun karakteristik anak/individu. Pemahaman akan kebutuhan dan karakteristik anak cukup membantu efisiensi pengarahan dan barangkali akan lebih membuat kita sabar ketika menghadapi mereka (anak-anak), ketika menjumpai kenakalan-kenakalan mereka yang kalau kita renungkan seringkali justru menggelikan. Anak-anak yang ada dalam rentang usia 0 -12 tahun, berbeda dengan masa dewasa. Pada masa kanak- kanak, perkembangan fisik, koordinasi mata, telinga dan gerakan-gerakan motorik sangat menonjol. Begitu juga daya ingat dan kemampuan berfikirnya, sekalipun 1

Transcript of 10 Alfiyah Bab I

Page 1: 10 Alfiyah Bab I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan modern yang berkembang sekarang ini

memandang anak sebagai sosok yang hidup dan aktif. Pendidikan modern

sangat menekankan pemahaman akan kebutuhan maupun karakteristik

anak/individu. Pemahaman akan kebutuhan dan karakteristik anak cukup

membantu efisiensi pengarahan dan barangkali akan lebih membuat kita sabar

ketika menghadapi mereka (anak-anak), ketika menjumpai kenakalan-

kenakalan mereka yang kalau kita renungkan seringkali justru menggelikan.

Anak-anak yang ada dalam rentang usia 0 -12 tahun, berbeda dengan

masa dewasa. Pada masa kanak-kanak, perkembangan fisik, koordinasi mata,

telinga dan gerakan-gerakan motorik sangat menonjol. Begitu juga daya ingat

dan kemampuan berfikirnya, sekalipun belum seimbang dengan kemampuan

abstraksinya . Usia ini juga merupakan perkembangan sosial anak, mereka

selalu ingin bergaul dengan orang lain utamanya yang sebaya. Meski

demikian kebutuhan maupun karakteristik anak satu dengan yang lain tidaklah

sama.

Sebagai seorang individu, secara umum anak memiliki kebutuhan-

kebutuhan fisik, emosi, sosial dan intelektual.1 

1 http://edymei.blog.ugm.ac.id/2008/10/20/71/ (diakses 28 Februari 2010)

1

Page 2: 10 Alfiyah Bab I

Kebutuhan fisik adalah kebutuhan untuk tumbuh sehat, ini meliputi

mendapatkan makan yang bergizi, papan yang sehat, udara segar,

tidur/istirahat, olah raga dan rekreasi. Pemenuhan kebutuhan fisik ini

merupakan modal dasar bagi diperolehnya otak yang sehat. Oleh karena itu

sejak anak dikandung oleh ibunya, kebutuhan ini sudah harus dipenuhi. Pola

makan dan menu ibu ketika mengandung memiliki kontribusi yang besar bagi

pertumbuhan otak janin.

Kebutuhan emosi, adalah kebutuhan yang berhubungan dengan

perasaan (+/-) seperti rasa kasih sayang, rasa aman, rasa berharga, dll.

Kebutuhan emosi ini juga dimulai sejak anak dalam kandungan, bagaimana

penerimaan ibu dan orang dewasa lain terhadap bayi yang ada dalam

kandungan, merupakan faktor utama kwalitas penerimaan dan perlakukan

orang tua dan lingkungan pada keberadaan anak sebagai makhluk sosial.

Adapun kebutuhan sosial seorang anak adalah hal-hal yang

berhubungan dengan tindakan-tindakan dalam kaitannya dengan orang lain

seperti pertemanan dengan teman sebaya, komunikasi dengan orang dewasa

dan orang tua.

Dan kebutuhan intelektual, adalah kebutuhan yang berhubungan

dengan kognisi dan akal. Bentuk kebutuhan ini berupa keinginan tahu

terhadap sesuatu, mencoba sesuatu, menciptakan sesuatu, mencapai prestasi

dan memiliki banyak pertanyaan.

2

Page 3: 10 Alfiyah Bab I

Dalam prosesnya pemenuhan ke 4 kebutuhan tersebut adalah mutlak

terpenuhi secara interaktif. Jika kebutuhan-kebutuhan anak sebagaimana di

atas tidak terpuaskan, maka akan muncul gangguan-gangguan perilaku seperti

tidak suka/sulit makan, masalah tidur, istirahat, mengompol/ buang air besar

di celana dan lain lain, jika ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik..

Rasa takut yang berlebihan, rasa marah yang berlebihan, rasa negative yang

berlebih, rendah diri dan lain lain jika berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan emosi. Adapun permasalahan yang berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan sosial berbentuk perilaku pemalu, suka menyendiri, keterikatan

pada objek lekat dll. Sedangkan permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan

intelektual adalah dalam hal kelambatan belajar seperti keterlambatan

berbahasa, kelambatan visual motorik dll. Jika gangguan perilaku tersebut

tidak segera diatasi pada akhirnya anak akan dicap sebagai anak yang tidak

cerdas, entah secara emosi, sosial maupun intelektual. Biasanya tidak

terpenuhinya satu kebutuhan anak akan berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan yang lain. Sebagai contoh, seorang anak yang tidak mendapatkan

kebutuhan emosi dengan memadai oleh orang tuanya, akan tumbuh menjadi

seorang anak yang pemalu. Dikarenakan pemalu, sangat mungkin kebutuhan

intelektualnyapun terhambat. Ia menjadi malu bertanya terhadap hal-hal yang

mestinya diketahui, ia malu bergaul dengan teman-temannya, dimana

pergaulan juga merupakan sumber pengetahuan dan mungkin akhirnya iapun

tidak bisa terlibat secara sosial.

3

Page 4: 10 Alfiyah Bab I

Untuk itu demi generasi yang cerdas dan berakhlak, orang tua dan

masyarakat perlu kerjasama dalam menciptakan situasi yang kondusif antara

lain melalui pendidikan formal/sekolah. .

Memperhatikan karakteristik ini tampaknya metode yang efektif

untuk memenuhi kebutuhan anak dalam rangka mendidiknya agar menjadi

pribadi yang cerdas dan berakhlak adalah memberikan porsi yang seimbang

bagi semua kebutuhan diatas. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah

dengan “Pengelolaan diri”. Pengelolaan diri adalah suatu proses yang dimulai

dengan pengenalan akan berbagai potensi diri yang tiap orang pasti miliki.

Pengenalan diri juga berarti menemukan kekurangan atau kelemahan diri dan

selanjutnya adalah menggunakan seluruh potensi diri untuk mengatasi

kelemahan tadi.Untuk apa? Untuk merealisir tujuan maupun target yang telah

ditetapkan sesuai dengan potensi diri sehingga peluang untuk sukses jauh

lebih mungkin terjadi dikarenakan realistis. Proses akhir dari ‘pengelolaan

diri” adalah evaluasi atas hal-hal yang telah dilakukan dan kemudian

memberikan penghargaan atas hasil yang telah dicapai. Bisakah hal itu

diterapkan pada anak-anak? Bisa. Dan untuk itu perlu kesepakatan-kesepatan

kecil yang bisa dibuat antara anak dan orang tua, antara anak dan guru, antara

orang tua dan sekolah. Kesepakatan tersebut dilakukan untuk menentukan

tujuan, target, memberikan evaluasi dan bentuk-bentuk penghargaan yang

manusiawi. Dengan demikian, insyaalloh pribadi yang cerdas dan berakhlak

akan kita miliki.

4

Page 5: 10 Alfiyah Bab I

Satu hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah pemberian contoh.

Para psikolog banyak memberikan tekanan bahwa “memperhatikan” dan

kemudian meniru merupakan cara belajar anak menjadi sosok ideal yang

dicita-citakan. Untuk itu ketika orang tua dan masyarakat menghendaki

terbentuknya anak-anak yang cerdas dan berakhlak, yang pertama dan utama

adalah bagaimana perilaku orang-orang dewasa di sekitar anak memang

mencerminkan budi pekerti yang patut ditiru.

Hal ini seiring dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan :

Pendidikan nasional yang bermutu diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.2

Banyak individu beranggapan bahwa proses belajar merupakan

proses yang sederhana. Hanya dengan membaca materi pengajaran

(buku/diktat/modul/kebetan), memperhatikan dan mendengarkan penjelasan

di kelas maka prestasi optimal pasti diraih. Sayangnya pada kenyataannya

tidak demikian. Jika demikian kenyataannya maka tentunya akan banyak

sekali individu yang berhasil dalam belajar. Jika demikian maka tidak akan

ada bimbingan belajar yang mengedepankan hanya cara-cara ringkas dalam

menyelesaikan soal. Dan memang kenyataannya tidak demikian. Banyak

siswa/mahasiswa yang telah melakukan hal serupa namun prestasinya tetap

2 Sekretariat Negara RI, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Penjelasan), www.indonesia.go,id, Jakarta, 2005, 3

5

Page 6: 10 Alfiyah Bab I

kurang memuaskan. Strategi belajar pasif tidak akan pernah memberikan hasil

pembelajaran yang diharapkan.

Di MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang

guru dituntut mampu mengidentifikasi masing-masing individu apakah

individu tersebut masih merasa kurang nyaman dalam belajar, apakah rasa

aman yang harus dimiliki oleh anak sudah benar-benar terpenuhi, hal ini

diterapkan dengan harapan siswa mempunyai prestasi belajar yang tinggi atau

paling tidak memenuhi ketuntasan minimal penguasaan materi pembelajaran

yang telah ditetapkan.

Tertarik dengan fenomena diatas, peneliti mencoba meneliti dengan

menulisnya dalam skripsi yang berjudul “Hubungan Pemenuhan Rasa Aman

dari Orang Tua Dengan Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs Babussalam

Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang peneliti uraikan diatas,

peneliti dapat menentukan dan mengidentifikasi masalah yang akan

dibahas dalam penulisan skripsi ini. Adapun secara spesifik sesuai dengan

penelitian yang akan menjadi fokus peneliti selanjutnya, maka peneliti

dapat menentukan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Sebagai seorang individu, secara umum anak memiliki kebutuhan-

kebutuhan fisik, emosi, sosial dan intelektual. 

6

Page 7: 10 Alfiyah Bab I

2. Jika kebutuhan-kebutuhan anak sebagaimana di atas tidak terpuaskan,

maka akan muncul gangguan-gangguan perilaku seperti tidak

suka/sulit makan, masalah tidur, istirahat, mengompol/ buang air besar

di celana dll jika ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik..

Rasa takut yang berlebihan, rasa marah yang berlebihan, rasa negative

yang berlebih, rendah diri dll jika berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan emosi. Adapun permasalahan yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan sosialberbentuk perilaku pemalu, suka

menyendiri, keterikatan pada objek lekat dll. Sedangkan permasalahan

dalam pemenuhan kebutuhan intelektual adalah dalam hal kelambatan

belajar seperti keterlambatan berbahasa, kelambatan visual motorik

dll. Jika gangguan perilaku tersebut tidak segera diatasi pada akhirnya

anak akan dicap sebagai anak yang tidak cerdas, entah secara emosi,

sosial maupun intelektual. Biasanya tidak terpenuhinya satu kebutuhan

anak akan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan yang lain.

3. Selama proses pembelajaran guru perlu memastikan bahwa setiap

langkah koheren satu sama lain guna mencapai tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya

4. Untuk mencapai Prestasi belajar siswa yang optimal dalam

pembelajaran dibutuhkan pemikiran aktif, dan berpikir secara aktif

sama artinya dengan berpikir secara kritis, maka artinya proses

pembelajaran optimal membutuhkan pemikiran kritis dari si

pembelajar.

7

Page 8: 10 Alfiyah Bab I

5. Dalam pikiran kebanyakan praktisi pendidikan, makna dan hakikat

belajar seringkali hanya diartikan sebagai penerimaan informasi dari

sumber informasi (guru dan buku pelajaran). Akibatnya, guru masih

memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan transfer informasi

(baca: penuangan ‘air’ informasi) dari guru ke siswa.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam penelitian

ini peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :

a. Daerah penelitian peneliti laksanakan di MTs Babussalam Kalibening

Tanggalrejo Mojoagung Jombang

b. Subyek dan penelitian yang peneliti lakukan adalah siswa di Kelas

VIII MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang

c. Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua di Kelas VIII MTs Babussalam

Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang Pemenuhan Rasa Aman

terhadap kebutuhan-kebutuhan fisik, emosi, sosial dan intelektual yang

dibutuhkan oleh siswa.

d. Prestasi Belajar siswa dalam penelitian ini tidak pada hasil yang

diperoleh siswa atas penilaian guru, namun efek keterkaitan dengan

pemenuhan rasa aman.

8

Page 9: 10 Alfiyah Bab I

C. Rumusan Masalah

Agar pembahasan yang ada dalam penelitian ini sesuai dengan target

yang diinginkan dan untuk mempermudah peneliti dalam memilih data yang

didapat, maka penelitian menetapkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua di Kelas VIII MTs

Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang ?

2. Bagaimana Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs Babussalam

Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang ?

3. Adakah Hubungan Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua Dengan

Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs Babussalam Kalibening

Tanggalrejo Mojoagung Jombang?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan motivasi pencapaian dari sebuah aksi, begitu juga

dengan penelitian ini, tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua di

Kelas VIII MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung

Jombang.

2. Untuk Mengetahui bagaimana Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs

Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.

3. Untuk mengetahui adakah Hubungan Pemenuhan Rasa Aman dari Orang

Tua Dengan Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs Babussalam

Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.

9

Page 10: 10 Alfiyah Bab I

E. Kegunaan Penelitian

Setiap pembahasan secara ilmiah tentu ada manfaatnya, adapun

manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

a. Peneliti dapat mengetahui Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua di

Kelas VIII MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung

Jombang.

b. Peneliti dapat mengetahui Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs

Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.

c. Peneliti dapat mengetahui adakah Hubungan Pemenuhan Rasa Aman

dari Orang Tua Dengan Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs

Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang

2. Bagi MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai parameter

keberhasilan Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua siswa yang diukur

dengan Prestasi Belajar siswa sebagaimana tujuan yang diinginkan.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat melengkapi khazanah ilmu

pengetahuan khususnya mengenai Hubungan Pemenuhan Rasa Aman dari

Orang Tua Dengan Prestasi Belajar siswa..

10

Page 11: 10 Alfiyah Bab I

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada hakekatnya adalah kesimpulan yang sifatnya

sementara dan belum valid. Namun walaupun sifatnya sementara hipotesis

tidak boleh begitu saja dilontarkan, sebagaimana Prof. Dr. Wjs.

Poerwodarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan :

hipotesis /hipotésis/ n sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau

pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan; patokan

duga; anggapan dasar; postulat;3

Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA, Hipotesis adalah harus

dirumuskan sebagai berikut :

Sebagai konklusi, sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan ini sebagian didapat dari hasil-hasil serta problematik-problematik yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului dan renungan-renungan atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal, atau dari hasil penyelidikan yang eksploratif yang dilakukan sendiri.4

Suatu hal lain lagi dalam hubungannya dengan persoalan hipotesis

ini perlu kita perhatikan secara seksama apa yang disebut hipotesis nihil (Null

Hypthesis) adalah : Suatu hipotesis yang menyatakan kesamaan atau tidak

adanya perbedaan antara dua kelompok (atau lebih) tentang suatu perkara

yang dipersoalkan, dan suatu hipotesis bukan hipotesis nihil disebut hipotesis

Alternatif.5

3 Dendy Sugono dkk,, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), 5434 Sutrisno Hadi, Metodologie Research Jilid I, (Jogyakarta, Andi Offset, Ed. I, Cet. XXX, 2000), 35Ibid, 64

11

Page 12: 10 Alfiyah Bab I

Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti disini adalah sebagai

berikut :

Hipotesis Kerja ( Ha ) :

Ada Hubungan Positif yang signifikan Pemenuhan Rasa Aman dari Orang

Tua Dengan Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs Babussalam

Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang diajukan peneliti adalah :

Variabel Bebas

(Variabel X)

: Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua

di Kelas VIII MTs Babussalam

Kalibening Tanggalrejo Mojoagung

Jombang

Variabel Terikat

(Variabel Y)

: Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII

MTs Babussalam Kalibening

Tanggalrejo Mojoagung Jombang

2. Definisi operasional

a. Pemenuhan rasa aman

12

Page 13: 10 Alfiyah Bab I

Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisik, emosi, sosial dan intelektual.

Yang diperlukan oleh anak secara individu6 

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi

merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar

secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.

Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai

dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda

itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi

belajar, Poerwanto. memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil

yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang

dinyatakan dalam raport.” 7 Sedangkan menurut S. Nasution prestasi

belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir,

merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila

memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya

dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu

memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”8

6 http://edymei.blog.ugm.ac.id/2008/10/20/71/ (diakses 28 Februari 2010)7 Poerwanto, Ngalim Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1988), 288 http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ (diakses 28 Februari 2010)

13

Page 14: 10 Alfiyah Bab I

H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Lincoln dan Guba mendefinisikan rancangan penelitian sebagi

usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas

tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan

dengan unsur masing-masing..9 Rancangan penelitian merupakan suatu

yang penting bagi peneliti, karena pertama kali peneliti menentukan

apakah akan melakukan intervensi dalam peneliti tersebut (melakukan

studi intervensional / eksperimental) ataukah ahanya melakukan

pengamatan saja atau observasional.10

Dan pengertian diatas jelas terlihat segala yang diteliti bertitik

tolak dan satuan - satuan, sehingga sejak dan pengambilan contoh

(sampel) sampai pada pengujian Hipotesis banyak menggunakan

perhitungan - perhitungan statistik yang merupakan ciri utama dan bentuk

penelitian kuantitatif.

Penelitian ini Berdasarkan bidangnya : penelitian ini termasuk

penelitian pendidikan (education Research). Berdasarkan tempatnya

(Lokasi): Penelitian ini termasuk penelitian kancah (field researh)

Berdasarkan tujuan umumnya : Penelitian ini termasuk Penelitian

Eksplorasi (eksploratif reseach).11 Dalam penelitian ini peneliti

mengumpulkan data secara sistematik berdasarkan kebutuhan penelitian

9 http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penelitian.html . (diakses 28 Februari 2010)10 Ibid11 Sutrisno Hadi, Op Cit,3

14

Page 15: 10 Alfiyah Bab I

ini dalam mencari konklusi beberapa aspek perilaku yang diamati yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, terdiri dari 1 variabel

bebas (dependent variable) dan 1 variabel terikat (independent

variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemenuhan

rasa aman dari Orang tua (X), Sedangkan variabel terikatnya

adalah prestasi belajar siswa (Y).

2. Variabel dan Indikator Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang diberi Iebih dan satu nilai untuk di

kaitkan dengan teori - teori yang ada12. Sedangkan dalam penelitian ini ada

dua Variabel yaitu Variabel Pengaruh (Independent Variabel) dan Variabel

terpengaruh (Dependent Variable) atau dalam istilah lain yaitu variabel

bebas dan variabel terikat.

12 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, "Metode Penelitian Survey", (Jakarta, LP3ES,. 1989) 48

15

3

1

X

2

Y

Page 16: 10 Alfiyah Bab I

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pemenuhan rasa aman

dari orang tua dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Adapun indikator

masing-masing variabel peneliti deskripsikan dibawah ini :

a. Indikator Variabel Pemenuhan Rasa Aman

1) pemenuhan Kebutuhan fisik.

Pemenuhan Kebutuhan fisik meliputi :

a) mendapatkan makan yang bergizi

b) tempat tinggal yang sehat

c) udara segar

d) tidur/istirahat, olah raga dan rekreasi yang cukup.

2) pemenuhan Kebutuhan emosi,

pemenuhan Kebutuhan emosi meliputi :

a) rasa kasih sayang

b) rasa aman

c) rasa dihargai

3) pemenuhan kebutuhan sosial

pemenuhan kebutuhan sosial meliputi :

a) pertemanan dengan teman sebaya

b) komunikasi dengan orang dewasa dan orang tua.

4) pemenuhan kebutuhan intelektual

pemenuhan kebutuhan intelektual meliputi :

16

Page 17: 10 Alfiyah Bab I

a) keinginan tahu terhadap sesuatu

b) mencoba sesuatu

c) menciptakan sesuatu

d) mencapai prestasi dan

e) memiliki banyak pertanyaan.

b. Indikator Variabel Prestasi Belajar siswa adalah Hasil yang telah dicapai

oleh siswa dalam Ulangan Akhir Semester (Ganjil) tahun pelajaran

2009/2010.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.13

Populasi merupakan daerah / lokasi penelitian atau dengan kata

lain bahwa populasi adalah keseluruhan sasaran yang hendak diteliti, dan

pada populasi lain itulah kelak hasil penelitian diberlakukan. Populasi bisa

berupa manusia atau bukan manusia (Lembaga, Kelompok, Dokumentasi

dan badan) dan apa saja yang dijadikan sasaran penelitian.

Sedangkan Sutrisno Hadi menyatakan Bahwa populasi adalah:

Sebagian individu yang diselidiki disebut sampel, sedangkan kenyataan

yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan, disebut populasi

atau universe.14 populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas

13 Suharsimi Arikunto, Op Cit, 13014Ibid, hal.70

17

Page 18: 10 Alfiyah Bab I

VIII MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang

sebagai populasinya yaitu sejumlah 180 siswa.

Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa yang dimaksud dengan

sampel adalah : Sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 15

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi adalah : Semua individu

untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu

hendak di Generalisasikan.16

Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang

mengetengahkan prosentase ancer-ancer tentang penggunaan jumlah

sampel yaitu : Untuk sekedar Ancer-ancer maka apabila subyeknya

kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi selanjutnya jika jumlah subyeknya besar

dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih.17

Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 20 % dari

jumlah populasi 180 siswa yaitu sejumlah 36 siswa sebagai sampel

yang secara random dianggap mewakili dalam proses penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

15 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto,(Op Cit). 11716 Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA, Op Cit. Hal. 7017 Ibid, hal. 120

18

Page 19: 10 Alfiyah Bab I

Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, mengemukakan bahwa :

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

Prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya.18

Dari uraian diatas maka metode dokumentasi adalah metode

pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat

erat hubungannya dengan obyek penelitian. Tujuan digunakan metode

ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkrit melalui catatan

atau arsip yang ada. Hal ini digunakan karena teknik dokumentasi

adalah teknik pokok yang akan digunakan untuk memperoleh data

yang pokok pula. Sedangkan data yang ingin diperoleh dengan

menggunakan metode dokumentasi ini adalah prestasi belajar siswa.

b. Angket.

Kartini Kartono mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan metode angket adalah : “Mengedarkan suatu daftar pertanyaan

berupa formulir yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek

untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan atau respon tertulis

seperlunya.”19

Dari pendapat diatas maka jelaslah bahwa metode angket

adalah metode pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara tertulis dan harus dijawab secara tertulis pula oleh orang yang

diteliti. dengan teknik angket ini peneliti mengharapkan dapat

18 Ibid, 23419 Kartini Kartono, Pengantar Metode Research Sosial, (Bandung, CV Mandar Maju, 1990). 247.

19

Page 20: 10 Alfiyah Bab I

memperoleh keterangan mengenai variabel-variabel yang diinginkan

oleh peneliti dalam melengkapi penelitian yang kemudian peneliti

menjadikan sebagai acuan dasar untuk selanjutnya mengelola data

hasil angket tersebut dan menjadikannya sebagai kesimpulan dari

tujuan penulisan skripsi ini. Teknik angket Peneliti gunakan untuk

mengumpulkan data pemenuhan rasa aman siswa.

5. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang kami gunakan dalam

penelitian ini sebagaimana matrik dibawah ini :

Tabel 1.1. Matrik Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan data

Variabel Penelitian Sumber Data Teknik Instrumen1. Pemenuhan

rasa amanSiswa Angket Daftar pertanyaan

2. Prestasi Belajar

Siswa Dokumentasi Nilai rapor

Adapun pedoman sebagai instrumen penelitian yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini sebagaimana lampiran dalam skripsi ini.

6. Analisis Data

Setelah data terkumpul dan sudah dikelola maka untuk

mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan

untuk dipergunakan untuk menjawab permasalahan yang ada maka

harus dimasukkan kedalam rumus.

Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rumus Korelasi Pearson Produk Moment:

20

Page 21: 10 Alfiyah Bab I

20

Keterangan :

Rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment

N = Number of Cases

XY = Jumlah hasil perkalian antara sekor x dan y

X = Jumlah seluruh sekor x

Y = Jumlah sekor y

Rumus Korelasi Pearson Produck moment ini dilambangkan

(r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1).

Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya

tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan

arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi Nilai r

sebagai berikut:

Tabel 1.2 Interprestasi koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

20 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika (Bandung: Alfabeta,2009),125

21

Page 22: 10 Alfiyah Bab I

0,80 – 1,00

0,60 – 0,80

0,40 – 0,60

0,20 – 0,40

0,00 – 0,20

Sangat kuat

Kuat

Cukup kuat

Lemah

Sangat Lemah

Untuk selanjutnya akan diuji signifikansi yang berfungsi

untuk mencari makna hubungan variabel X dan variabel Y, maka hasil

perhitungan produck moment akan diuji signifikansi menggunakan uji t

yaitu mencari t hitung dan t tabel rumusnya sebagai berikut:

t hitung

21

Keterangan:

t hitung = Nilai t

r = Nilai koefision korelasi

n = Jumlah sampel

t tabel dicari dengan cara menentukan dk (derajat kebebasan)

21 Ibid.,125

22

Page 23: 10 Alfiyah Bab I

t tabel dk = n- k-1

Keterangan:

Dk = Derajat kebebasan

k = Banyaknya variable bebas

1 = Angka mutlak

I. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan skripsi nantinya, peneliti berusaha menyajikan

sebaik mungkin dengan menata berdasarkan tata aturan penelitian yang

berlaku serta berdasarkan petunjuk dari bapak Dosen pembimbing.

Penulisan skripsi nantinya peneliti jadikan empat bab dan masing-

masing bab mempunyai sub bab pembahasan secara sistimatis. Adapun

pembahasan bab demi bab tersebut adalah :

Bab I : Pendahuluan dalam bab ini menguraikan tentang : Latar

Belakang Masalah, Identifikasi dan Batasan Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Definisi

Operasional Variabel, Metode Penelitian yang terdiri dari : Rancangan

Penelitian, Variabel dan Indikator Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel,

Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data, Analisis Data dan

yang terakhir dari bab ini adalah Sistematika Pembahasan.

Bab II : Landasan Teori dalam bab ini secara teoritis peneliti

membahas tentang variabel yang ada dalam penelitian, yaitu :

23

Page 24: 10 Alfiyah Bab I

Tinjauan Tentang Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua, Kebutuhan Dasar

Manusia, Pengertian Orang Tua, Kedudukan Orang Tua dalam Keluarga,

Pemenuhan Rasa Aman Dari Orang Tua Kepada Anak, Tinjauan tentang

Prestasi Belajar, Pengertian Prestasi Belajar, Aspek-aspek Prestasi Belajar,

Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar, dan Hubungan

Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua Dengan Prestasi Belajar siswa di

Kelas VIII MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.

Bab III : Penyajian dan Analisis Data Hasil Penelitian, dimana dalam

bab ini peneliti menyajikan hasil temuan penelitian di lapangan serta

menganalisis dalam suatu tabulasi data dan terakhir peneliti berusaha

membahasanya.

Bab IV : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

Sedangkan pada bagian akhir peneliti menyertakan pedoman

instrumen dan berkas lain yang mendukung penelitian ini.

24