1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber:...

52
6 1 Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, kemampuan dan kesadaran hidup sehat bagi setiap penduduk serta tumbuhnya sikap kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. Hal ini memungkinkan untuk tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam kerangka mengatasi keadaan dan masalah pembangunan kesehatan yang dihadapi dewasa ini, penyelenggaraan upaya kesehatan harus diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat, kondisi lingkungan baik fisik, biologik maupun sosial budaya, upaya kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan serta kerja sama lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pengutamaan pada upaya-upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan. Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007 BAB IV PENCAPAIAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

Transcript of 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber:...

Page 1: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan,

kemampuan dan kesadaran hidup sehat bagi setiap penduduk serta tumbuhnya sikap

kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. Hal ini

memungkinkan untuk tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Dalam kerangka mengatasi keadaan dan masalah pembangunan kesehatan yang

dihadapi dewasa ini, penyelenggaraan upaya kesehatan harus diarahkan pada peningkatan

derajat kesehatan masyarakat, kondisi lingkungan baik fisik, biologik maupun sosial budaya,

upaya kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan serta kerja sama lintas sektor dan

pemberdayaan masyarakat. Dengan pengutamaan pada upaya-upaya promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan.

Dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan keluarga

Berencana sepanjang tahun 2007, maka hasil pencapaian melalui beberapa indikator dapat

digambarkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Bintan seperti berikut ini :

4.1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Kemajuan penting dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Bintan dapat dilihat

dari meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat melalui menurunnya Angka Kematian Bayi

(AKB). Pada tahun 2007 tercatat jumlah persalinan sebanyak 3.026 orang, dari jumlah tersebut

terdapat 7 kasus lahir mati, ini berarti terdapat 3.019 bayi lahir hidup (terdapat 6 kelahiran

kembar). Jumlah kematian bayi pada tahun 2007 sebanyak 16 kasus atau sama dengan 5,3 per

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

BAB IVPENCAPAIAN PROGRAM PEMBANGUNAN

KESEHATAN

Page 2: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

1000 kelahiran hidup. Keadaan ini lebih baik jika dibandingkan dengan kematian bayi pada tahun

2006 yaitu sebanyak 23 kasus atau sama dengan 7,8 per 1000 kelahiran hidup.

Di Kabupaten Bintan selama tahun 2006 tercatat sebanyak 2.958 kelahiran hidup dan

13 kasus lahir mati, ini berarti bahwa ada sebesar 0,43 persen terjadi kasus lahir mati (fetal death) dari kelahiran hidup. Sedangkan jumlah bayi yang mati dengan kematian umur 0 - <28 hari

(neonatus) dan kematian umur 0 - < 1 tahun yaitu sebanyak 10 kasus (3,3 permill), ini berarti

bahwa terjadi kematian bayi umur 0 – 1 tahun sebanyak 3 bayi setiap seribu bayi yang ada, angka

ini lebih baik bila dibandingkan dengan tahun 2005, dimana terjadi kematian bayi umur 0 – 1

tahun sebanyak 4 - 5 kasus setiap seribu kelahiran hidup. Secara keseluruhan jumlah kelahiran,

bayi lahir mati dan bayi mati di Kabupaten Bintan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel. 3 : Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita Menurut Kecamatandi Kabupaten Bintan, Tahun 2007

No KecamatanJumlah Jml

Bayi Mati

Jml Balita

Jml Balita Mati

Lahir Hidup

Lahir Mati

Lahir Hidup +

Lahir Mati1. Bintan Timur 1.136 1 1.137 4 6.502 0

2. Bintan Utara 530 2 532 2 2.771 0

3. Sri Kuala Lobam 347 2 349 3 1.733 0

4. Gunung Kijang 430 1 431 1 2.427 0

5. Telok Bintan 224 0 224 1 1.188 0

6. Telok Sebong 228 0 228 1 1.396 0

7. Tambelan 124 1 125 4 718 0

.Jumlah 3.019 7 3.026 16 16.735 0Angka Kematian

(Dilaporkan) per 1.000 kelahiran hidup

5.3

Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 3: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Grafik 3. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2004-2007 per 1.000 kelahiran hidup

di Kabupaten Bintan.

12

10

7.8

5.3

0

2

4

6

8

10

12

14

Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Angk

a Ke

mat

ian

Bayi

(AKB

)

4.2. Angka Kematian Anak Balita (AKABA)

Perkembangan jumlah balita di Kabupaten Bintan mulai tahun 2004-2007 yaitu 12.234

balita tahun 2004 dengan jumlah kematian 1 balita, 15.567 balita tahun 2005 dengan jumlah

kematian 1 balita, 16.734 balita tahun 2006 dan 16.735 balita tahun 2007 tanpa kematian balita.

Sedangkan Angka Kematianb Balita di Kabupaten Bintan mulai tahun 2004-2007

tercatat sebanyak 0.4 per 1000 kelahiran hidup tahun 2004, 0.3 per 1000 kelahiran hidup tahun

2005 dan tidak terdapat kematian pada tahun 2006 dan 2007. untuk lebih jelasnya trend angka

kematian balita di Kabupaten Bintan dapat dilihat pada grafik 4.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 4: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Grafik 4. Angka Kematian Balita (AKABA) tahun 2004-2007 per 1.000 kelahiran hidup

di Kabupaten Bintan.

0.4

0.3

0 00

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Angk

a Ke

mat

ian

Balit

a

4.3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Kematian Ibu Maternal adalah kematian ibu selama masa kehamilan, waktu melahirkan

dan masa nifas. Pada tahun 2007 terdapat 1 orang kematian ibu maternal dari 3.026

persalinan,ini berarti Angka Kematian Ibu (AKI) sama dengan 33 per 100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan kondisi pada tahun 2006 kematian ibu maternal sebanyak 4 orang dari 2.958

persalinan atau sama dengan 135 per 100.000 kelahiran hidup. Seluruh data tersebut dicatat

berdasarkan sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, gambaran kematian ibu maternal

dapat dilihat pada tabel 4.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 5: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Tabel 4. Jumlah Kematian Ibu Maternal Per Kecamatan di Kabupaten BintanTahun 2007

NO KECAMATAN JUMLAH IBU HAMIL

JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL

KEMATIAN IBU HAMIL

KEMATIAN IBU

BERSALINKEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH

1 Bintan Timur 1.388 0 1 0 1

2 Bintan Utara 591 0 0 0 0

3 Sri Kuala Lobam 370 0 0 0 0

4 Gunung Kijang 518 0 0 0 0

5 Teluk Bintan 254 0 0 0 0

6 Teluk Sebong 298 0 0 0 0

7 Tambelan 153 0 0 0 0

KAB. BINTAN 3.572 0 1 0 1

Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup

33

Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007

Secara umum pencapaian indikator derajat kesehatan masyarakat pada tahun 2007 lebih

baik hal ini ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi dan kematian ibu. Secara Nasional

angka kematian bayi pada saat ini 37 per 1000 kelahiran hidup dan diharapkan pada tahun 2010

menurun menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup.

Sedangkan Angka Kematian Ibu melahirkan secara Nasional pada saat ini 307 per

100.000 kelahran hidup dan diharapkan menurun menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2010.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 6: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Upaya – upaya untuk menurunkan AKI dan AKB antara lain melalui penempatan tenaga

kesehatan di seluruh desa/kelurahan yang ada, terutama bidan desa yang didukung dengan

peningkatkan sarana dan prasarana antara lain gedung ,obat dan alat–alat kesehatan, kendaraan

operasional serta kesejahteraan tenaga kesehatan.

Gambaran Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) dari tahun 2004-2007 di Kabupaten Bintan

dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 5. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) tahun 2004-2007 per 100.000

kelahiran hidup di Kabupaten Bintan.

234

164

135

33

0

50

100

150

200

250

Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Angk

a Ke

mat

ian

Ibu

(AKI

)

4.4. Angka Kesakitan Penyakit Tertentu.

Indikator Angka Kesakitan Penyakit tertentu ini berdasarkan data yang ada

dikelompokkan menjadi penyakit menular dan penyakit tidak menular.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 7: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

1. Penyakit Menular

a. Malaria

Penyakit malaria masih merupakan penyakit endemis di Kabupaten Bintan sampai saat

ini. Hal ini disebabkan wilayah Kabupaten Bintan sebagai daerah kepulauan dan sebagian besar

terdirii dari rawa-rawa/perairan ditambah lagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur baik

industri, Pertambangan , perkantoran, dan perumah yang sedang giat-giatnya dikembangkan

mengakibatkan banyaknya bekas-bekas galian yang menjadi tempat penampungan air hujan dan

menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk anopeles yang merupakan vektor penyebaran

malaria.

Pada tahun 2007 jumlah kasus malaria yaitu 1.162 kasus malaria positif (9,7 per 1000

penduduk) dan 15.276 kasus malaria klinis (127,2 per 1000 penduduk), keadaan ini lebih rendah

dibandingkan tahun 2006, dimana kasus malaria postif sebnayak 1.975 kasus (16.5 per 1000

penduduk) dan malaria klinis sebanyak 15.055 kasus (84 per 1000 penduduk). Walaupun kasus

malaria di Kabupaten Bintan menurun akan tetapi penyakit ini masih merupakan masalah di

beberapa kecamatan, hal ini tergambar pada tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Anual Parasit Inciden (API) Menurut Kecamatan di Kabupaten Bintan Tahun 2004-2007

NO KECAMATANT A H U N

2004 2005 2006 2007

1 Bintan Timur 1,49 10,1 11.6 3.42 Gunung Kijang 0,0 0,4 29.5 8.23 Teluk Bintan 2,01 12,5 26.3 13.44 Teluk Sebung 1,14 3,6 2.9 6.25 Bintan Utara 13,61 13,4 21.9 21.16 Tambelan 0 0 2.3 2.1

Kab. Bintan 5.1 9.0 16.5 9.7 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 8: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Tabel 6. Anual Malaria Inciden (API) Menurut Kecamatan di Kabupaten Bintan Tahun 2004-2007

NO KECAMATANT A H U N

2004 2005 2006 2007

1 Bintan Timur 69,19 92,8 110.5 109.12 Gunung Kijang 1,54 3,1 112.6 76.23 Teluk Bintan 3,89 40,5 116.7 69.74 Teluk Sebung 15,39 14,9 48.4 45.85 Bintan Utara 96,88 196,0 203.2 246.46 Tambelan 68,03 32,6 28.4 18.6

Kab. Bintan 60.9 84.4 125.3 127.2Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007

Persentase kasus malaria positif di Kabupaten Bintan tahun 2007 menurut kecamatan

dapat dilihat pada grafik 7 berikut ini :

Gambar 5. Persentase Kasus Malaria Positif Tahun 2007 Menurut Kecamatan

di Kabupaten Bintan.

3.14%8.57%

0%

10.81%

19.24%

13.59%

11.25% Bintan Timur

Bintan Utara

Sri Kuala Lobam

Gunung Kijang

Teluk Bintan

Teluk Sebong

Tambelan

Dari gambar 5 diatas, diketahui bahwa persentase kasus malaria positif tertinggi di

Kecamatan Bintan Utara sebesar 19.24 persen dan terendah di Kecamatan Bintan Timur

sebesar3.14 persen (*kecamatan Sri Kuala Lobam masih gabung dengan Bintan Utara).

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 9: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

b. Penyakit TB Paru

Pada tahun 2007 di Kabupaten Bintan ditemukan sebanyak 1.137 kasus TB Paru Klinis

(9,27 per 1000 penduduk) dan dari jumlah tersebut 175 kasus diantaranya adalah Basil Tahan

Asam/BTA positif (1,43 per 1000 penduduk). Keadaan ini jika dibandingkan tahun 2006 terjadi

peningkatan kasus dimana pada tahun 2006 kasus TB Paru Klinis sebanyak 945 kasus atau 7,7

per 1.000 penduduk dan kasus TB Paru positif sebanyak 126 kasus atau 1,03 per 1.000

penduduk.Peningkatan kasus ini terjadi dikarenakan semakin aktifnya pencarian kasus dan

sosialisasi program TB ke desa – desa.

Berdasarkan sasaran pembangunan kesehatan RPJMD 2006-2010 angka keberhasilan

pengobatan TB > 85 persen, angka ini pada tahun 2007 telah tercapai dimana penderita TB yang

diobati oleh tenaga kesehatan dan sembuh 100 persen.

Gambar 6. Persentase Kasus TB Paru Positif Tahun 2007 Menurut Kecamatan

di Kabupaten Bintan

82

59

87

9 10

Bintan TimurBintan Utara

Gunung KijangTeluk BintanTeluk SebongTambelan

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 10: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

c. Penyakit Kusta

Setiap tahun upaya penemuan kusta baru terus dilakukan dengan berbagai kegiatan

diantaranya kegiatan pasif maupun aktif (School survey dan chase survey). Dari kegiatan-kegiatan

tersebut pada tahun 2007 ditemukan 2 kasus di Kecamatan Teluk Sebong (0.16 per 10.000

penduduk). Angka ini cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2006

ditemukan 4 kasus (0,32 Per 10.000 penduduk) yang tersebar di 2 kecamatan yaitu Bintan Timur

2 kasus dan Bintan Utara 2 kasus, serta tahun 2005 dengan angka kesakitan (0,34 Per 10.000

penduduk). secara program penyakit kusta sudah tereleminir di Kabupaten Bintan karena

prevalensinya kurang dari 1 per 10.000 penduduk.

Grafik 6. Trend Angka Kesakitan Penyakit Kusta Tahun 2005-2007 di Kabupaten Bintan

0.340.32

0.16

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Angk

a Ke

saki

tan

Kust

a

d. Penyakit HIV/AIDS

Penyakit PMS HIV/AIDS masih menjadi masalah di Kabupaten Bintan. Pada tahun 2007

telah ditemukan 14 kasus HIV dari hasil Sero Survey terhadap dua lokalisasi resiko tinggi yakni di

Kecamatan Gunung Kijang (Batu. 24) dan di Kecamatan Bintan Utara (Bukit Senyum). Sampel

yang diambil sebanyak 213 dan telah diperiksa di Laboratorium Kesehatan Pekanbaru. Angka ini

mengalami peningkatan sebanyak 2 orang, pada tahun 2006 ditemukan 12 kasus HIV dari hasil

Sero Survey terhadap dua lokalisasi yang sama dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 11: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

199. Untuk menekan jumlah kasus penyakit PMS HIV/AIDS salah satunya Pemerintah Daerah

telah membangun klinik PMS di lokalisasi Batu. 24 dan Bukit Senyum yang bekerjasama dengan

yayasan ASA dalam hal penanggulangan Penyakit Menular Seksual. Terjadinya peningkatan

penyakit menular seksual HIV/AIDS di Kabupaten Bintan kemungkinan besar disebabkan oleh

adanya mobilitas penduduk terutama wanita tuna susila, selain itu masih kurangnya kesadaran

masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS. Begitu juga dengan penyakit Infeksi Menular Seksual

(IMS) di Kabupaten Bintan seperti penyakit (sipilis, gonorhoe, ulcus genital, scrotum bengkak)

pada tahun 2007 tercatat sebanyak 1.181 penderita dari seluruh yang berkunjung ke puskesmas.

Seluruh penderita penyakit ini telah diberikan pengobatan secara intensif oleh Puskesmas.

e. Penyakit Diare

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit menular, pada tahun 2007 kasus penyakit

diare di Kabupaten Bintan tercatat sebanyak 3.509 kasus (28,6 per 1.000 penduduk). Angka ini

menurun jika dibandingkan tahun 2006 yaitu 4.844 kasus (39,9 per 1.000 penduduk) dengan

kasus terbanyak ditemukan di Kecamatan Bintan Utara sebanyak 984 kasus (27,6 per 1.000

penduduk).

f. Penyakit Demam Berdarah ( DBD)

Penyakit Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Bintan masih merupakan masalah utama,

dimana pada tahun 2007 terdapat 71 kasus (Insident Rate 0,57/1000) dengan kematian 1 orang

(CFR 1,4 %). Kasus tertinggi terdapat di kecamatan Bintan Timur sebanyak 39 kasus sedangkan

wilayah yang tidak terdapat kasus DBD adalah di kecamatan Tambelan. Terjadi peningkatan

kasus bilamana dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu terdapat 59 kasus ( IR 0,49 per 1000 ) dan

tidak terjadi kematian oleh karena penyakit tersebut., namun angka ini masih berada dibawah

standar nasional untuk Incident Rate 1/1000, CFR 2 %.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 12: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Tabel 7. Data Kasus Demam Berdarah (DBD) Tahun 2004-2007 Menurut Kecamatan di Kabupaten Bintan

NO KECAMATAN

T A H UN

2004 2005 2006 2007M K M M K M

1 Bintan Timur 0 14 0 0 14 0 39 02 Gunung Kijang 0 11 1 0 11 1 8 03 Teluk Bintan 0 6 0 0 6 0 2 04 Teluk Sebong 0 5 0 0 5 0 5 05 Bintan Utara 0 24 0 0 24 0 17 06 Tambelan 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 0 60 1 0 60 1 71 0Keterangan : K= Kasus, M = MeninggalSumber : Laporan Tahunan Program Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit tahun 2007.

g.Acute Flaccid Paralysis ( AFP)

Pada tahun 2004, 2005 dan 2006 di Kabupaten Bintan tidak dijumpai penyakit AFP

demikian juga pada tahun 2007 kasus AFP juga tidak dijumpai walaupun telah gencar dicari

melalui Puskesmas Pembantu, Polindes, Puskesmas maupun klinik swasta.

h. Campak .

Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian Luar Biasa

( KLB). Jumlah kasus penyakit campak pada tahun 2007 sama dengan 2006 sebanyak 24 kasus,

penyebaran tahun di dua kecamatan yaitu Kecamatan Bintan Utara 8 kasus dan Gunung Kijang 4

kasus sedangkan penyebaran pada tahun 2007 di empat kecamatan yaitu 5 kasus di kecamatan

Bintan Timur, 15 kasus di kecamatan Bintan Utara, 1 kasus di kecamatan Gunung Kijang dan 3

kasus di kecamatan Teluk Bintan, jika dibandingkan dengan kejadian tahun 2005 terjadi

peningkatan dimana tahun 2005 terdapat 11 kasus yang juga menyebar di dua kecamatan yaitu

Kecamatan Bintan Utara 7 kasus dan kecamatan Teluk Bintan sebanyak 4 kasus.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 13: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

i. Hepatitis.

Kasus Hepatitis selama tahun 2007 di Kabupaten Bintan berdasarkan data dari Bidang

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana

Kabupaten Bintan maupun dari Puskesmas tidak ditemukan kasus penyakit hepatitis.

j. Tifoid.

Kasus Thipoid selama tahun 2005-2007 di Kabupaten Bintan tidak ditemukan kasus

penyakit Thipoid , sedangkan pada tahun 2004 terjadi kasus penyakit Thipoid sebanyak 34 kasus.

2. Penyakit Tidak menular.

Dari 10 jenis penyakit terbesar berdasarkan jumlah kunjungan pasien di Puskesmas yaitu

ISPA, Hypertensi, Gastritis-duo denitis, diare-gastro enteritis, infeksi saluran pernapasan bawah,

malaria klinis, oesteopaties-chandropaties, penyakit pada gaster, penyakit pada vulva-jaringan

periapikal, infeksi saluran pernapasan lainnya.

Pada tahun 2007 kunjungan terbanyak di puskesmas dan jaringannya adalah penyakit

ISPA sebanyak 18.344 kasus (17,9 %), dan kasus paling rendah adalah infeksi saluranan atas

lainnya sebanyak 1.734 kasus ( 1,7 % ). Tingginya angka penyakit ISPA di Kabupaten Bintan

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor cuaca dan sanitasi lingkungan.

Penyakit ISPA juga merupakan penyakit terbesar dibeberapa daerah lain di Indonesia. Selama

tahun 2007 upaya yang telah dilakukan untuk menekan jumlah angka penyakit ISPA adalah

dengan dilakukan upaya kuratif yaitu pengobatan penderita dan promotif serta preventif berupa

penyuluhan (pemutaran film, penyebaran famplet). Upaya ini dilakukan melalui program kegiatan

promosi kesehatan di Kabupaten Bintan.

Menurut hasil Sensus Kesehatan Rumah Tangga dan Sukesnas bahwa penyakit ISPA

dan Sistem Pernafasan merupakan penyebab utama kematian bayi dimana 80-90% dari seluruh

kasus kematian ISPA disebabkan oleh Pneumonia. Angka kesakitan ISPA Pneumonia di

Kabupaten Bintan tahun 2006 terdapat 167 kasus (138 per 100.000 penduduk) dengan Angka

Incident Rate sebesar 0,99 persen dan Case Fatality Rate 0 persen, angka ini meningkat

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 14: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

dibandingkan tahun 2005 yaitu 43 kasus (36 per 100.000 penduduk) dengan Angka Incident Rate 0,27 persen dan Case Fatality Rate 0 persen.

Pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 65 persen menjadi 258 kasus (210 per

100.000 penduduk) dengan Angka Incident Rate sebesar 2,07 persen dan Case Fatality Rate 0

persen. Dari angka ini dapat disimpulkan bahwa dari 258 kasus pneumonia pada anak balita tidak

terdapat angka kematian ISPA disebabkan Pneumonia. Tindakan kuratif telah dilakukan melalui

pemeriksaan dan pemberian obat sehingga seluruh penderita dapat disembuhkan. Meningkatnya

Angka Incident Rate untuk jenis penyakit ISPA disebabkan Pneumonia dikarenakan masih

terdapatnya sanitasi lingkungan yang tidak sehat.

4.5. Status Gizi .

Status gizi merupakan kondisi tubuh seseorang sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi atau penampilan fisiologis yang diakibatkan oleh intake gizi dan

penggunaannya oleh organisme, status gizi terutama ditentukan oleh ketersediaan semua zat

dalam jumlah yang cukup dan dalam kombinasi yang tepat. Status gizi juga merupakan suatu

indikator yang digunakan untuk mengukur status gizi masyarakat, antara lain: Bayi dengan Berat

Badan Rendah ( BBLR), Status Gizi Balita, Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Pronis

(KEK), Anemia Gizi besi ( AGB) pada ibu dan pekerja wanita, dan Gangguan Akibat Kekurangan

Yodium ( GAKY).

1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR)

Jumlah bayi yang lahir pada tahun 2007 yaitu sebanyak 3.026 bayi, dari jumlah tersebut

yang lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 17 bayi (0,56 persen). Kondisi ini

lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu sebanyak 24 bayi dengan BBLR (0,9

persen) dari 2.961 bayi lahir dan lebih baik lagi bila dibandingkan dengan tahun 2005 yaitu

sebanyak 3.041 bayi, dari jumlah tersebut yang lahir BBLR 56 bayi (1,84 persen).

Grafik 7. Persentase Kejadian BBLR Tahun 2005-2007 di Kabupaten Bintan

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 15: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

1.84%

0.90%

0.56%

0.00%

0.20%

0.40%

0.60%

0.80%

1.00%

1.20%

1.40%

1.60%

1.80%

2.00%

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Pers

enta

se B

BLR

2. Status Gizi Balita

Berdasarkan hasil pemantauan pertumbuhan balita yang dilaksanakan pada tahun 2007,

dari 12.085 balita yang ditimbang ditemukan 535 orang balita kekurangan gizi ( 4,4 persen),dari

jumlah tersebut ditemukan 58 anak menderita gizi buruk ( 0,5 persen).Keadaan ini lebih baik

dibandingkan dengan tahun 2006 dimana ditemukan sebanyak 86 balita menderita gizi buruk ( 0,6

persen ) dan 544 penderita gizi kurang ( 4 persen). Untuk menaggulangi masalah kurang gizi pada

balita telah dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT) selama 90 hari makan anak terutama

pada balita gizi buruk.

Tabel 8. Hasil Pemantauan Satatus Gizi Balita Per Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2007

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 16: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

NO KECAMATAN BALITA DIUKUR

STATUS GIZI (%)

Buruk Kurang Baik Lebih1 Bintan Timur 4.725 0.18 1.48 98.34 0.02 Bintan Utara 2.043 0.24 2.66 96.96 0.143 Sri Kuala Lobam 1.048 0.17 5.08 94.50 0.254 Gunung Kijang 1.631 0.34 4.00 95.60 0.065 Teluk Bintan 981 0.73 3.14 95.40 0.736 Teluk Sebung 975 17.08 17.02 48.01 17.897 Tambelan 682 0.79 3.87 95.34 0.00

JUMLAH 12.085 0.46 3.76 95.42 0.36 Sumber : Seksi Kesga dan Gizi

3. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis ( KEK ).

Jumlah Ibu hamil yang diperiksa (K1) pada tahun 2007 berjumlah 3.463 orang. Dari

jumlah tersebut yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) sebanyak 163 orang (4.7 persen).

Angka ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu dari 3.396 ibu hamil yang

diperiksa, ditemukan penderita 153 ibu hamil KEK ( 4,5 persen ) . Namun angka tersebut masih

rendah jika dibandingkan dengan target program KIA yaitu dibawah 20 persen.

4. Persentase Penderita GAKY.

Berdasarkan data yang ada seperti Laporan Kesakitan ( LB1 ) dan laporan lainnya, tidak

ditemukan adanya Penderita Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Kabupaten Bintan

tahun 2007. Keadaan ini sama dengan keadaan tahun 2005 dan 2006.

Untuk mendukung kegiatan penanggulangan GAKY di Kabupaten telah dilakukan

pemantauan penggunaan garam beryodium di masyarakat yang dilaksanakan di 42

desa/kelurahan tidak ditemukan adanya garam yang tidak beryodium. Keadaan ini sama dengan

tahun 2006, namun demikian untuk mencegah terjadinya kekurangan yodium ditingkat masyarakat

perlu dilakukan upaya promotif dengan melakukan pemantauan garam beryodium ditingkat rumah

tangga dan penyuluhan secara kontinyu setiap tahunnya.

4.6. Perilaku Masyarakat.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 17: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Faktor perilaku merupakan faktor kedua terbesar mempengaruhi derajat kesehatan

masyarakat. Untuk itu sehubungan dengan upaya mewujudkan Visi Pembangunan Kesehatan

Kabupaten Bintan maka faktor perilaku masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kesehatan

termasuk salah satu faktor yang paling besar pengaruhnya. Adapun pengertian dari Perilaku Sehat adalah sikap proaktif dari masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit dan berperan aktif

dalam gerakan kesehatan. Perilaku Sehat akan sangat berkaitan pada pengetahuan, sikap atau

sudut pandang manusia baik individu maupun kelompok yang dapat menjadi suatu budaya dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh perilaku

sehat. Operasionalisasi perilaku sehat dikembangkan melalui program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) sebagai upaya pokok promosi kesehatan, dengan strategi Advokasi, Bina Suasana

dan gerakan masyarakat dalam rangka mewujudkan Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten

Bintan.

Adapun hasil yang telah dicapai dalam indikator perilaku ini dapat dilihat melalui beberapa

sub indikator antara lain :

1. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Peran Serta Masyarakat dalam upaya

peningkatan kesehatan masyarakat. Di Kabupaten Bintan pada tahun 2007 terdapat 133

posyandu meningkat 4 posyandu dibanding tahun 2006 yaitu 129 Posyandu. Dari 133 posyandu

yang sudah termasuk dalam klasifikasi Purnama tercatat 77 (57.89 persen) posyandu meningkat 8

posyandu dibanding tahun 2006 yaitu 59 ( 45,7 persen), sedangkan yang mencapai klasifikasi

Mandiri tahun 2007 sebanyak 2 posyandu (1.50 persen) berarti mengalami penurunan 10

posyandu dibandingkan tahun 2006 yaitu 12 (9,3 persen).

Jumlah posyandu ideal menurut Departemen Kesehatan yaitu 1 posyandu untuk seratus

balita, jadi jika dibandingkan dengan jumlah anak balita yang ada pada tahun 2007, maka di

Kabupaten Bintan masih terdapat kekurangan sebanyak 34 posyandu. (data terinci pada lampiran

tabel 47).

Grafik 8. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri Menurut Kecamatan Tahun 2007

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 18: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

di Kabupaten Bintan

76.92%

2.56%

33.33%

-

26.67%

-

62.50%

-

57.14%

-

29.41%

5.88%

75.00%

-0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Pers

enta

se P

osya

ndu

BintanTimur

BintanUtara

Sri KualaLobam

GunungKijang

TelukBintan

TelukSebong

Tambelan

Purnama

Mandiri

2. Proporsi Penduduk Yang Menggunakan Sarana Kesehatan (Puskesmas)

Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan

jaringannya tahun 2007 sebesar 104.271 kunjungan terdiri dari 102.054 kunjungan rawat jalan

dan 2.217 kunjungan rawat inap.Ini artinya lebih kurang 85 % penduduk telah memanfaatkan

puskesma dan jaringannya.Bila dibandingkan dengan kunjungan rawat jalan dan rawat inap pada

tahun 2006 sejumlah 92.681 kunjungan mengalami peningkatan sebesar 12,5 %.Pada tahun 2006

kunjungan rawat jalan sebesar 89.845 kunjungan dan 2.836 kunjungan rawat inap.

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk Rawat Jalan sebesar 15 % dan 1,5

% untuk rawat inap maka jumlah kunjungan penduduk yang menggunakan puskesmas dan

jaringannya sudah melebihi Standar Pelayanan Minimal.

Grafik 9. Persentase Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan Tahun 2004-2007

di Kabupaten Bintan

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 19: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

25,558

90,11495,517

104,271

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Jum

lah

Kunj

unga

n Pa

sien

4.7. Kesehatan Lingkungan .

Menurut penelitian bahwa faktor lingkungan merupakan faktor yang paling besar

pengaruhnya terhadap kesehatan. Lingkungan sehat merupakan lingkungan yang dapat

mencegah masyarakat agar terhindar resiko penularan menyakit yang berbasis lingkungan. Sub

indikator yang menjadi penilaian faktor lingkungan yaitu rumah sehat, sekolah dan madrasah

sehat, sarana ibadah sehat, pesantren sehat, TTU sehat dan keluarga yang memiliki sarana

sanitasi / kesehatan lingkungan. Sub indikator lingkungan sehat dengan uraian sebagai berikut:

1. Persentase Rumah Sehat.

Rumah yang sehat akan dapat menciptakan lingkungan yang sehat pula. Berdasarkan

laporan tahun 2007 terdapat 24.196 unit rumah dan yang diperiksa 7.085 unit rumah (29.28

persen), jumlah rumah sehat 4.227 unit rumah (59.66 persen). Bila dibandingkan dengan tahun

2006 terjadi peningkatan rumah yang diperiksa dari 9.99 persen menjadi 29.28 persen dan jumlah

rumah sehat dari 49.04 persen menjadi 59.66 persen. (Data terinci pada lampiran tabel 48 ).

Grafik 10. Persentase Rumah Sehat Tahun 2004-2007 di Kabupaten Bintan

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 20: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

74.4972.15

49.04

59.66

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Pers

enta

se R

umah

Seh

at

2. Persentase Tempat Tempat Umum Sehat.

Tempat-tempat umum merupakan tempat terjadinya aktifitas dan interaksi banyak orang

yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit, untuk itu perlu mendapatkan perhatian dalam

hal fasilitas kebersihannya.

Jenis TTU yang didata dan termasuk kedalam penilaian antara lain kantor

pemerintah/swasta, hotel/penginapan, toko, pasar, restoran/rumah makan, salon dan lain-lain.

Semua jenis TTU tahun 2007 berjumlah 297 unit diperiksa 297 unit dan TtU yang sehat sebanyak

216 (72.7 persen), menurun 2.1 persen (74.8 persen) dibandingkan tahun 2006. (Data terinci pada lampiran tabel 51).

3. Persentase Keluarga Memiliki Sarana Kesehatan Lingkungan

Sarana kesehatan lingkungan/sanitasi yang menjadi persyaratan kesehatan suatu

rumah/keluarga yaitu penyediaan air bersih. Jamban, pembuangan air limbah dan tampat

sampah.

a. Kepemilikan Jamban.

Jumlah keluarga/KK yang yang ada di Kabupaten Bintan tahun 2007 sebanyak

29.290 KK yang memiliki sarana jamban keluarga (JAGA) sebanyak 4.240 KK dari

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 21: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

7.085 KK yang diperiksa (59.84 persen), angka ini meningkat dibandingkan tahun

2006 yaitu 54.13 persen.

b. Saluran Pembuangan Air Limbah.

Jumlah keluarga / KK yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) tahun

2007 sebanyak 4.580 KK dan 1.858 KK (40.57 persen) memiliki pengelolaan air

limbah, menurun 33.78 persen dari tahun 2006 (74.35 persen).

c. Persediaan Air Bersih.Jumlah keluarga/KK yang diperiksa sebanyak 7.405 KK, KK yang mempunyai akses

air bersih ledeng 7.405 KK ( 100 % ), SGL 4.622 KK (62,32 persen), ledeng 2.455 KK

(33,10 persen), kemasan 16 KK (0,22 %), lain-lain 323 KK (4,63 persen ), PAH dan

SPT masing-masing 0 KK ( 0 % ), Tabel terinci tabel. 49..

4.7. Pelayanan Kesehatan.

Pelayanan kesehatan yang bermutu,adil dan merata merupakan gambaran pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan Visi Indonesia Sehat 2010, untuk mewujudkan hal tersebut di

Kabupaten Bintan telah tersedia sarana pelayanan kesehatan yang tersebar diseluruh kecamatan

sampai ke desa-desa, baik sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun sarana pelayanan

kesehatan swasta.

Upaya yang telah dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan tahun 2006 dalam

memberikan pelayanan kesehatan terhadap masayarakat dapat diketahui dari uraian sub indikator

berikut:

a. Rasio Sarana Kesehatan Dasar Terhadap Penduduk.

Sarana kesehatan dasar baik pemerintah maupun swasta yaitu Rumah Sakit,

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes, Puskesmas Keliling, Balai Pengobatan

dan Posyandu berjumlah 151, dengan rasio 123 per 100.000 penduduk. Sarana yang

paling banyak adalah Posyandu sebanyak 133 sarana dan yang paling sedikit yaitu

Rumah Sakit sebanyak 2 sarana.

b. Rasio Sarana Kesehatan Rujukan Terhadap Penduduk.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 22: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Di wilayah Kabupaten Bintan hanya ada 2 unit Rumah Sakit 1 unit RS Antam Kijang

type D, milik PT. Aneka Tambang dan 1 unit RSUD di Tanjung Uban milik

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau serta 7 unit Rumah Bersalin dengan status

swasta. Rasio sarana kesehatan rujukan yaitu 7,34 per 100.000 penduduk,

c. Persentase Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan.

Jumlah persalinan di Kabupaten Bintan 2007 yaitu sebanyak 3.020 persalinan. Dari

jumlah tersebut persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 2.956

persalinan (97,8 persen) dan selebihnya sebesar 3,2 persen persalinan masih

ditolong oleh dukun kampung. Persentase persalinan yang ditolong oleh nakes

meningkat dibandingkan tahun 2006 yaitu dari jumlah 2.958 persalinan yang ditolong

oleh nakes sebesar 2.842 persalinan (96 persen).

Kondisi ini menunjukkan sudah terjadinya pemerataan tenaga kesehatan

dipedesaan, sehingga jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat mulai merata .

Selain dari itu prasarana kesehatan sudah terdapat dihampir semua desa/kelurahan

yang ada Kabupaten Bintan, meskipun masih terdapat beberapa kendala dalam

operasional. Sampai dengan tahun 2006 jumlah pondok bersalin desa ( Polindes )

sebanyak 29 unit dan pada tahun 2007 telah dibangun sebanyak 8 unit sehingga

jumlah polindes keseluruhannya di Kabupaten Bintan sebanyak 37 unit. (Dapat dilihat pada Tabel. 62).

Tabel. 9 Jumlah Ibu Hamil dan Ibu Bersalin yang ditolong oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bintan, Tahun 2007

No. Kecamatan Ibu Hamil Ibu Bersalin

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 23: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Jumlah Ibu Hamil Yang Diperiksa

( K1 )

Ditolong Tenaga

Kesehatan%

1 Bintan Timur 1.388 1.135 1.126 99,212 Bintan Utara 591 529 529 100,003 Gunung Kijang 518 430 430 100,004 Telok Bintan 254 224 202 90,185 Telok Sebong 298 228 204 89,476 Sri Kuala Lobam 370 351 344 98,017 Tambelan 153 123 121 98,37

Jumlah 3.572 3.020 2.956 97,80 Sumber: Seksi KIA dan Gizi

d. Persentase Bayi Diimunisasi Lengkap

Jumlah bayi yang tercatat pada tahun 2007 yaitu sebanyak 3.301 bayi, dari jumlah

tersebut cakupan bayi yang diimunisasi lengkap yaitu sebanyak 3.145 bayi (95.27

persen), sedangkan cakupan 2006 sebesar 97,59 persen dan 2005 sebesar 94,11

persen. Jika dibadingkan dari tahun 2005 dengan 2006 terjadi peningkatan dan 2006

dengan 2007 terjadi penurunan.

Kegiatan imunisasi dasar lengkap merupakan pemberian vaksin kepada bayi umur

<1 tahun meliputi BCG, Polio, DPT+HB dan Campak, dengan tujuan untuk

mencegah penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

e. Desa/Kelurahan Universal Child Imuzation (UCI)

Sebagai indikator keberhasilan program imunisasi di tingkat desa/kelurahan adalah

bilamana imunisasi dasar lengkap telah mencapai 85% dari jumlah bayi yang ada,

atau disebut dengan UCI.

Dari 42 Desa/Kelurahan yang tercatat di Seksi Pencegahan Penyakit, 42

deasa/kelurahan (100 persen) diantaranya telah mencapai desa/kelurahan UCI.

Cakupan ini lebih baik bila dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu sebesar 57.14

persen. Dari 42 desa/kelurahan yang ada,seluruhnya telah mencapai UCI (100

%),dengan rincian sebagai berikut :

Tabel. 10:

Persentase Cakupan Desa/Kel UCI Menurut Kecamatan di Kabupaten Bintan, Tahun 2007

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 24: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

No Kecamatan Jumlah Desa/Kel

Desa/KelUCI %

1. Bintan Timur 10 10 1002. Bintan Utara 4 4 1003. Gunung Kijang 7 7 1004. Telok Bintan 5 5 1005. Telok Sebong 6 6 1006. Sri Kuala Lobam 4 4 1007. Tambelan 6 6 100

Jumlah 42 42 100Sumber :Seksi Pencegahan Penyakit

f. Kejadian Luar Biasa (KLB)

Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam pada tahun 2007 terdapat 2 kasus

yaitu kasus malaria.

g. Pemberian Tablet Tambah Darah dan Imunisasi TT.

Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan kesehatan pada ibu hamil adalah

pemberian tablet tambah darah dan Imunisasi TT. Jumlah ibu hamil yang mendapat

tablet tambah darah (Fe) sebanyak 30 tablet pada tahun 2007 sebesar 92.1 persen.

Ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT1 sebanyak 2.976 orang (83,3 persen) dan

yang mendapatkan imunisasi TT2 sebanyak 2.976 orang (83,3 persen).

h. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif.

Pada tahun 2007 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sampai dengan 6 (enam)

bulan sebanyak 1.376 bayi ( 45,5 % ) . ini menunjukan bahwa masih perlunya

penyuluhan mengenai pentingnya pemberian ASI ekslusif.

4.8. Persentase Peserta KB Terhadap PUS.

Pasangan Usia Subur (PUS) yang tercatat berjumlah 21.161 PUS, yang menjadi peserta

KB baru sebanyak 3.268 peserta (15,44 persen), dan yang menjadi peserta KB aktif sebanyak

15.509 peserta (73,29 persen). Jika dibandingkan dengan tahun 2006, terjadi peningkatan

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 25: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

persentase jumlah peserta KB baru sebesar 0.34persen dan KB aktif sebesar 2.43 persen.(Data

terinci pada tabel 19 ) .

4.9. Sumber Daya Kesehatan

Upaya Kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila pemenuhan sarana

kesehatan dan pembiayaan dapat memadai dan seimbang dengan kebutuhan. Sumber daya

kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator kecukupan antara lain:

1. Tenaga Kesehatan.

Kondisi tenaga kesehatan pada saat ini baik PNS maupun non PNS yang bekerja di

Kecamatan/Puskesmas sejumlah 340 orang dan jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Dinas

Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan terdapat 104 orang. Sementara itu untuk

tenaga dokter sebagian besar bestatus pegawai tidak tetap (PTT).

Upaya Kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna jika pemenuhan sarana

kesehatan serta pembiayaan yang memadai dan dapat memenuhi kebutuhan.

a. Rasio Tenaga Dokter Terhadap Penduduk.

Dalam rangka meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan

diperlukan tenaga dokter yang cukup. Gambaran mengenai jumlah tenaga dokter

dapat dilihat dari indikator jumlah dokter per 100.000 penduduk. Jumlah tenaga

dokter yang berada di Kabupaten Bintan tahun 2007 sebanyak 74 orang terdiri

dari 54 orang dokter umum, 17 orang dokter gigi dan 3 orang dokter spesialis

baik di puskesmas maupun Rumah Sakit dan Balai Pengobatan Swasta untuk

melayani 122.677 penduduk.

Rasio dokter umum terhadap penduduk di Kabupaten Bintan 1 : 2.272 jiwa,

sedangkan standar Indonesia Sehat 2010 rasio dokter terhadap penduduk 1 :

2.500 jiwa. Kondisi ini menggambarkan bahwa di Kabupaten Bintan kebutuhan

untuk tenaga dokter umum sudah mencukupi.

Rasio dokter gigi terhadap penduduk 1 : 7.216 penduduk, sedangkan Standar

Indonesia Sehat 2010 rasio dokter gigi terhadap penduduk 1 : 9.000. Kondisi ini

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 26: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

menggambarkan bahwa di Kabupaten Bintan kebutuhan untuk tenaga dokter gigi

sudah mencukupi.

Rasio dokter spesialis terhadap penduduk 1 : 40.892 penduduk, sedangkan

Standar Indonesia Sehat 2010 rasio dokter spesialis terhadap penduduk 1 :

16.600. Kondisi ini menggambarkan bahwa di Kabupaten Bintan kebutuhan untuk

tenaga dokter spesialis masih kurang. Idealnya untuk jumlah penduduk sebesar

122.677 jiwa dilayani sebanyak 7 orang dokter spesialis.

Tabel. 11 : Jumlah Tenaga Teknis Kesehatan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bintan, Tahun 2007

No Puskesmas

Kabupaten BintanTenaga Medis

Dokter Spesialis

DokterUmum

Dokter Gigi Jumlah Dokter

Keluarga1. Puskesmas 2 42 16 60 -2. Rumah Sakit Antam - 2 1 3 -

3. Sarana Kesehatan Lain/Swasta 1 9 - 10 -

4. Dinas Kesehatan - 1 - 1 -Jumlah 3 54 17 74 -

Sumber : Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana, Tahun 2008

b. Rasio Tenaga Dokter Puskesmas Per Puskesmas.

Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan tenaga dokter

umum di Puskesmas adalah Rasio Dokter Puskesmas per Puskesmas. Rasio

Dokter umum per Puskesmas di Kabupaten Bintan Tahun 2007 adalah sebesar

5. Dapat diartikan bahwa di Kabupaten Bintan pada tahun 2007 setiap

Puskesmas memiliki tenaga dokter rata-rata 5 orang. Jumlah ini sudah termasuk

dengan 2 unit puskesmas yang baru dibangun pada tahun 2007 yang terletak di

Kawal Kecamatan Gunung Kijang dan di Kecamatan Mantang yang kondisinya

belum memiliki tenaga dokter umum.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 27: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Untuk meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan maka upaya

dititikberatkan pada pelayanan kesehatan dasar sebagai upaya terpadu yang

diselenggarakan melalui Puskesmas.

c. Rasio Tenaga Dokter Gigi Puskesmas Per Puskesmas.

Rasio Dokter Gigi per Puskesmas di Kabupaten Bintan tahun 2007 adalah 2 atau

rata-rata Puskesmas di Kabupaten Bintan memiliki 2 orang dokter gigi. Jumlah ini

sudah termasuk dengan 2 unit puskesmas yang baru dibangun pada tahun 2007

yang terletak di Kawal Kecamatan Gunung Kijang dan di Kecamatan Mantang

yang kondisinya belum memiliki tenaga dokter gigi.

d. Penempatan Bidan di Desa

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerah pedesaan

ditempatkan bidan di desa. Pada tahun 2007 Kabupaten Bintan telah memiliki 90

orang bidan yang penempatannya tersebar di 7 puskemas, 32 pustu dan 29

pondok bersalin desa/polindes yang ada di Kabupaten Bintan. Sedangkan untuk

pembangunan baru puskesmas pada tahun 2007 belum terdapat tenaga bidan,

dan Pondok Bersalin Desa di desa Mapur, Desa Kelong Kecamatan Bintan

Pesisir, Desa Penaga, desa pangkil di Kecamatan Teluk Bintan. Kelurahan

Tanjung Uban Utara, Tanjung Uban Selatan Kecamatan Bitan Utara, Desa

Busung Kecamatan Sri Koala Lobam dan Kelurahan Teluk Sekuni Kecamatan

Tambelan masing-masing juga belum ditempati oleh tenaga bidan.

Standar Indonesia Sehat 2010 untuk tenaga bidan adalah 1 : 1000. Jumlah

tenaga bidan didesa pada tahun 2007 sebanyak 90 orang dengan rasio bidan

terhadap penduduk di Kabupaten Bintan pada tahun 2007 sebesar 1 : 1.363

penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Bintan masih kekurangan

tenaga bidan. Idealnya 1 tenaga bidan untuk melayani 1000 penduduk, dengan

demikian dibutuhkan bidan sebanyak 123 orang.

e. Rasio Perawat per 100.000 penduduk.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 28: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Dalam rangka peningkatan upaya perawatan kesehatan masyarakat, tenaga

perawat kesehatan memegang peranan yang sangat penting, karena pada

umumnya tenaga perawat memberikan pelayanan langsung baik kuratif maupun

preventif. Jumlah perawat per 100.000 penduduk menurut kecamatan dapat

memberikan gambaran tentang penyebaran perawat di seluruh Kabupaten. Di

Kabupaten Bintan tahun 2007 jumlah perawat sebanyak 114 orang artinya 1

orang perawat melayani 877 penduduk. Idealnya jumlah perawat untuk tahun

2007 dengan jumlah penduduk sebanyak 122.677 jiwa membutuhkan tenaga

perawat sebanyak 143 orang. Standar Indonesia Sehat 2010 untuk tenaga

perawat dibutuhkan 1 : 855 penduduk. Berarti di Kabupaten Bintan untuk tenaga

kesehatan perawat masih kekurangan sebanyak 29 orang.

2. Sarana KesehatanPembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan

jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut penyediaan sarana

kesehatan merupakan hal yang penting.

a. Puskesmas

Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat.

Puskesmas dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun terus meningkat yang

bertujuan agar pelayanan kesehatan dapat terjangkau oleh masyarakat dan merata

sampai di daerah terpencil.

Jumlah Puskesmas pada tahun 2007 sebanyak 7 Puskesmas ( 5,77 per 100.000

penduduk ) . Ini berarti bahwa 100.000 penduduk dilayani oleh 5 – 6 puskesmas, dengan

kata lain diperkirakan satu puskesmas melayani kurang lebih 17.523 penduduk. Semakin

tinggi ratio puskesmas terhadap penduduk, semakin besar peluang masyarakat

memperoleh pelayanan kesehatan. Dari angka tersebut, di Kabupaten Bintan ratio

puskesmas terhadap penduduk masih dibawah target RPJMD tahun 2005 – 2010 yaitu 1

: 15.000 penduduk.

b. Puskesmas Pembantu

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 29: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Pada tahun 2007, Kabupaten Bintan terdapat 32 Puskesmas Pembantu atau 26,08 per

100.000 penduduk. Ini dapat diartikan bahwa dalam setiap 100.000 penduduk dilayani 25

– 26 Puskesmas Pembantu atau setiap satu Puskesmas Pembantu dapat melayani 3.833

penduduk. Angka ini masih dibawah target RPJM 2005 – 2010 Kabupaten Bintan yaitu 1 :

1.500 penduduk.

c. Puskesmas Keliling

Pada tahun 2007 jumlah puskesmas keliling di Kabupaten Bintan adalah 16 ( Roda 4 )

dan 3 unit Puskel laut.

e. Polindes

Pada tahun 2007 jumlah Polindes di Kabupaten Bintan adalah 36 unit dan setiap polindes

telah ditempat 1 orang bidan.

f. Posyandu.

Dalam upaya pelayanan kesehatan bagi Balita, di Kabupaten Bintan pada tahun 2007

terdapat 133 Posyandu sedangkan jumlah Balita yang ada sebanyak 16.735 orang , ini

berarti setiap posyandu melayani 125 Balita.

3. Pembiayaan Kesehatan

Dalam empat tahun terakhir terutama sejak otonomi daerah komitmen pemerintah untuk

pembiayaan kesehatan cukup menggembirakan dan memberi harapan. Hal ini didukung dengan

kesepakatan Bupati Seluruh Indonesia pada tahun 2001, yaitu sebesar 15 – 20 % dari APBD.

Namun komitmen politik ini belum sepenuhnya dapat direalisasikan sebagaimana yang

diharapkan. Anggaran /pembiayaan sektor kesehatan di Kabupaten Bintan sejak tahun 2002

sampai dengan tahun 2007 relatif masih rendah dan mengalami fluktuasi yang sangat signifikan.

Sebagai gambaran pada empat tahun terakhir anggaran kesehatan Kabupaten Bintan yaitu dana

yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dialokasikan melalui APBD

Kabupaten dapat dilihat pada grafik 11.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 30: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Grafik 11. Pembiayaan Kesehatan Tahun 2002-2007 di Kabupaten Bintan.

18,907,141,000.0017,816,496,400.00

16,624,146,000.00

11,166,096,385.00

26,723,277,089.00

30,075,055,038.00

-

5,000,000,000.00

10,000,000,000.00

15,000,000,000.00

20,000,000,000.00

25,000,000,000.00

30,000,000,000.00

35,000,000,000.00

Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Pem

biay

aan

Kes

ehat

an

Berdasarkan pagu dana anggaran kesehatan pemerintah yang tertera pada tabel tersebut

diatas, maka dapat dihitung alokasi anggaran kesehatan pemerintah per-kapita pertahun di

Kabupaten Bintan, dengan rumus jumlah alokasi anggaran kesehatan pemerintah dalam 1 tahun dibagi jumlah penduduk pada tahun yang sama, sebagai berikut:

Tahun 2002 = Rp. 18.907.141.000,- = Rp. 106.683,-

177.226 jiwa

Tahun 2003 = Rp. 17.816.497.400,- = Rp. 93.907,-

189.723 jiwa

Tahun 2004 = Rp. 16.624.146.400,- = Rp. 143.714,-

115.675 jiwa

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007

Page 31: 1 · Web viewBINTAN 3.572 0 1 0 1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 33 Sumber: Seksi KIA dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Bintan tahun 2007 Secara umum pencapaian

61

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Tahun 2005 = Rp. 11.166.096.385,- = Rp. 94.768,-

117.825 jiwa

Tahun 2006 = Rp. 26.723.277.089,- = Rp. 220.302,-

121.303 jiwa

Tahun 2007 = Rp. 30.075.055.038,- = Rp. 245.156,-

122.677 jiwa

Apabila dilihat dari rata-rata alokasi anggaran kesehatan pemerintah perkapita pertahun

seperti hasil perhitungan diatas, maka anggaran Kesehatan pemerintah perkapita per tahun di

Kabupaten Bintan masih relatif kecil.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007