BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

153
BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 26 ayat (2) Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bintan Tahun 2016. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3896); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

Transcript of BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Page 1: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN BUPATI BINTAN

NOMOR 18 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)

KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BINTAN,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 26 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, perlu menetapkan Peraturan Bupati

tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten

Bintan Tahun 2016.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Kabupaten dalam lingkungan Daerah Provinsi

Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1956 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3896);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan

Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4237);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4287);

Page 2: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006 tentang

Perubahan Nama Kabupaten Kepulauan Riau Menjadi

Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 16, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4605);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4816);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tatacara

dan Tahapan Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

Page 3: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

12. Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 2 Tahun 2013

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Bintan Tahun 2010-2015 (Berita Daerah

Kabupaten Bintan Tahun 2013 Nomor 2);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERATURAN BUPATI BINTAN TENTANG RENCANA KERJA

PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

2010-2015, yang selanjutnya disingkat RPJMD 2010-2015,

adalah dokumen perencanaan pembangunan Daerah untuk

periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai

dengan tahun 2015;

2. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016, yang

selanjutnya disingkat RKPD 2016, adalah dokumen

perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun yaitu tahun

2016;

Pasal 2

1. RKPD 2016 merupakan penjabaran dari RPJMD 2010-2015

yang memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas

pembangunan Daerah, rencana kerja dan pendanaannya,

baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah Daerah

maupun dengan mendorong partisipasi masyarakat;

2. RKPD 2016 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi

pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah tahun 2016;

3. RKPD 2016 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijabarkan

dalam Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah (RKA-SKPD) tahun 2016.

Pasal 3

Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah mengendalikan

pelaksanaan RKPD 2016.

Page 4: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Pasal 4

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Bintan menghimpun dan menganalisa hasil pemantauan dan

pelaksanaan RKPD 2016 dari masing-masing pimpinan Satuan

Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan

kewenangannya.

Pasal 5

RKPD 2016 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum

dalam Lampiran ini dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 6

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya

dalam Berita Daerah Kabupaten Bintan.

Ditetapkan di Bandar Seri Bentan

pada tanggal 1 Juni 2015

BUPATI BINTAN

ANSAR AHMAD

Diundangkan di Bandar Seri Bentan

pada tanggal Juni 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2015 NOMOR

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BINTAN

LAMIDI

Page 5: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

 

i  

DAFTAR ISI 

     DAFTAR ISI  .................................................................................................................   i  DAFTAR TABEL ............................................................................................................   iii  BAB I   PENDAHULUAN ........................................................................................   I‐1   1.1  Latar Belakang .................................................................................   I‐1   1.2  Dasar Hukum Penyusunan ...............................................................   I‐3   1.3  Hubungan Antar Dokumen …………………………………………………………….  I‐4   1.4  Sistematika Dokumen RKPD ............................................................   I‐5   1.5  Maksud dan Tujuan .........................................................................   I‐6  BAB II  Evaluasi  Hasil  Pelaksanaan  RKPD  Tahun  2014  dan  Capaian  Kinerja 

Penyelenggaraan Pemerintahan ...............................................................   II‐1   2.1  Visi dan Misi RPJMD ............................................................................   II‐1   2.2  Gambaran Umum Kondisi Daerah ....................................................   II‐2     2.2.1 Kondisi Geografis dan Demografis Wilayah ................................   II‐2     2.2.2 Gambaran Kesejahteraan Masyarakat ........................................   II‐6     2.2.3 Gambaran Pelayanan Umum ......................................................   II‐12     2.2.4 Gambaran Daya Saing Daerah .....................................................   II‐20   2.3  Evaluasi Pelaksanaan dan Realisasi RPJMD ......................................   II‐28   2.4   Isu Strategis dan Permasalahan Pembangunan ................................   II‐45  BAB III  Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah Dan Kebijakan Keuangan Daerah ..   III‐1   3.1   Arah Kebijakan Ekonomi Daerah .....................................................   III‐1     3.1.1 Kondisi Ekonomi Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 ...........   III‐6     3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah                Tahun 2015 dan 2016   ................................................................   III‐10        3.2   Arah Kebijakan Keuangan Daerah ....................................................   III‐17     3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan ................   III‐17     3.2.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ............................................   III‐19     3.2.3 Arah Kebijakan Belanja Daerah ...................................................   III‐25     3.2.4 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ...........................................   III‐26  BAB IV  Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah ............................................   IV‐1   4.1   Tujuan dan Sasaran Pembangunan ..................................................   IV‐1   4.2  Prioritas Pembangunan ...................................................................   IV‐5   4.3  Penjelasan Program Pembangunan Daerah Tahun  2016 .................   IV‐31  BAB V  Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah ......................................   V‐1   1.01.01 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga ..........................................   4   1.02.01 Dinas Kesehatan ................................................................................   20   1.02.02 Rumah Sakit Umum Daerah …………………………………………………………   27 

Page 6: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

 

ii  

  1.03.01 Dinas Pekerjaan Umum .....................................................................   29   1.06.01 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah .....................................   49   1.07.01 Dinas Perhubungan ...........................................................................   55   1.08.02 Badan Lingkungan Hidup ..................................................................   61   1.08.04 Dinas Kebersihan dan Pertamanan ...................................................   65   1.10.01 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ............................................   71   1.13.01 Dinas Sosial .......................................................................................   75   1.14.01 Dinas Tenaga Kerja ............................................................................   80   1.15.01 Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan ..............   85   1.16.02 Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah  ..............................   91   1.17.01 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ....................................................   96   1.19.01 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat.......   101   1.19.03 Satuan Polisi Pamong Praja ...............................................................   108   1.19.03 Badan Penanggulangan Bencana Daerah ……………………………………..   112   1.20.03 Sekretariat Daerah ............................................................................   116   1.20.04 Sekretariat DPRD ...............................................................................   126   1.20.05 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah ....................   131   1.20.06 Badan Kepegawaian Daerah .............................................................   140   1.20.07 Inspektorat Daerah ...........................................................................   145   1.20.09 Kecamatan Bintan Timur ..................................................................   149   1.20.10 Kecamatan Gunung Kijang ................................................................   153   1.20.11 Kecamatan Teluk Bintan ...................................................................   157   1.20.12 Kecamatan Bintan Utara ...................................................................   161   1.20.13 Kecamatan Teluk Sebong ..................................................................   165   1.20.14 Kecamatan Tambelan .......................................................................   169   1.20.15 Kecamatan Seri Kuala Lobam ............................................................   173   1.20.16 Kecamatan Toapaya ..........................................................................   177   1.20.17 Kecamatan Bintan Pesisir ..................................................................   181   1.20.18 Kecamatan Mantang .........................................................................   185   1.21.01 Badan pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan .....................   189   1.22.01 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan           Keluarga Berencana ..........................................................................   194   1.24.01 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah ............................................   201   2.01.01 Dinas Pertanian dan Kehutanan  ......................................................   205   2.03.01 Dinas Pertambangan dan Energi .......................................................   212   2.05.01 Dinas Kelautan dan Perikanan ..........................................................      218   BAB VI  Penutup ....................................................................................................   VI‐1  

 

 

 

 

Page 7: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

 

iii  

DAFTAR TABEL 

 

Tabel 2.1  Jumlah  penduduk  Laki‐laki  dan  Perempuan  di  Kabupaten  Bintan  Tahun 

2014................................................................................................................   II‐4 

Tabel 2.2  Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Dependency Rasio di  

  Kabupaten Bintan, Tahun 2013 dan 2014 ................................................................   II‐5 

Tabel 2.3  Produk  Domestik  Regional  Bruto  (PDRB)  Kabupaten  Bintan  Atas  Dasar  Harga 

Konstan Tahun 2000  Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 .......................   II‐7 

Tabel 2.4  Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga 

Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 .............................................   II‐8 

Tabel 2.5  Laju Pertumbuhan Persektor Kabupaten Bintan Menurut Lapangan Usaha Tahun 

2013‐2014.................................................................................................................   II‐9 

Tabel 2.6  Laju Inflasi (IHK) Kabupaten Bintan (berdasarkan IHK  Kota Tanjungpinang) Tahun 

Dasar 2007, Tahun 2013‐2014 .................................................................................   II‐9 

Tabel 2.7  Laju Inflasi (IHK) Kabupaten Bintan (berdasarkan IHK Kota Tanjungpinang) Tahun 

Dasar 2007, Tahun 2014 (Semester I dan II) ............................................................   II‐10 

Tabel 2.8  Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga 

Konstan Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 ............................................   II‐11 

Tabel 2.9  Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga 

Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 .............................................   II‐11 

Tabel 2.10  Perkembangan Rata‐rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan di Kabupaten 

  Bintan Tahun 2013‐2014 ..........................................................................................   II‐13 

Tabel 2.11  Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Melek Huruf dan Buta Huruf di 

Kabupaten Bintan pada Tahun 2013‐2014 ...............................................................   II‐14 

Tabel 2.12  Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kesehatan di Kabupaten Bintan 

Tahun 2013‐2014 .....................................................................................................   II‐15 

Tabel 2.13  Perkembangan IPM Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 .......................................   II‐17 

Tabel 2.14  Proporsi Penduduk Miskin Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten Bintan, Tahun 

2003‐2014.................................................................................................................   II‐19 

Tabel 2.15  Jumlah  Anggaran  Penangulanggan  Kemiskinan  dirinci  berdasarkan  sumber 

Pembiayaan Tahun 2013‐2014 .................................................................................   II‐19 

Tabel 2.16  Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang bekerja Menurut Lapangan 

Pekerjaan Kabupaten Bintan ....................................................................................   II‐24 

Page 8: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

 

iv  

Tabel 2.17  Perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 ..............   II‐25 

Tabel 2.18  Pendapatan  Riil  Perkapita  dan  Indeks  Daya  Beli  Masyarakat  Kabupaten 

Bintan,Tahun 2013‐2014 ..........................................................................................   II‐26 

Tabel 2.19  Kawasan Produktif di Kabupaten Bintan ..................................................................   II‐27 

Tabel 2.20  Capaian Misi RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2010 ‐ 2015 Sampai Dengan Tahun 

2014….. .....................................................................................................................   II‐31 

Tabel 3.1  Kontribusi  PDRB  Kabupaten  Bintan  Tahun  2014  dan  Proyeksi  Tahun  2015 

Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 .................................................................   III‐7 

Tabel 3.2  Indikator Makro Ekonomi Kabupaten BintanTahun 2014 – 2016 ............................   III‐17 

Tabel 3.3  Realisasi  dan  Proyeksi/Target  Pendapatan  Kabupaten  Bintan  Tahun  2014  s.d 

tahun 2017……………………………………… ......................................................................   III‐18 

Tabel 3.4  Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2016 ...............................................................   III‐23 

Tabel 3.5  Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2011 s.d. Tahun 2016 ...............   III‐28 

Tabel 4.1  Tujuan dan Sasaran Pembangunan ..........................................................................   IV‐1 

Tabel 4.2  Jumlah  Program  Pembangunan  dan  Anggaran  Pemerintah  Kabupaten  Bintan 

dalam Mendukung Sasaran Pokok Nasional Tahun 2016 ........................................   IV‐7 

Tabel 4.3  Arah  Kebijakan  dan  Strategi  terkait  Pro  Growth,  Pro  Job,  Pro  Poor,  dan  Pro 

Environment. ............................................................................................................   IV‐8 

Tabel 4.4  Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2016 Menurut RPJMD 

  dan RKPD 2016…………………………………………………………………………………………………… .   IV‐9 

Tabel 4.5   Program Pembangunan dan Target Capaian tahun 2016……………………………………..   IV‐31 

Tabel 5.1   Rekapitulasi Belanja Langsung Tahun 2016 .............................................................   V‐1 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

 

v  

DAFTAR GRAFIK 

 

Grafik  2.1  :  Jumlah  Penduduk Menurut  Kelompok Umur  dan Dependency  Rasio  di 

Kabupaten Bintan, Tahun 2013‐2014 ..........................................................   II‐5 

Grafik 2.2 :  Indek Pendidikan Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 ..................................   II‐14 

Grafik 2.3   :  Angka Melek Huruf Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 ……………………………………   II‐14 

Grafik 2.4   : Indeks Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 ..........................................   II‐15 

Grafik  2.5  :  Perkembangan  Indeks  Pembangunan Manusia  (IPM)  Kabupaten  Bintan  Tahun 

2013‐2014………………...............................................................................................   II‐17 

Grafik 2.6 : Indeks Daya Beli Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 ………………………………   II‐26 

Grafik 2.7 :  Capaian  Misi  RPJMD  Kabupaten  Bintan  Sampai  Dengan  Tahun 

2014……………………………………………………………………………………………………… ...   II‐45 

 

 

Page 10: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016

I‐1

BAB I Pendahuluan 

 

 

1.1  Latar Belakang 

Undang‐Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan 

Pembangunan Nasional dan Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang 

Pemerintahan  Daerah,  mengamanatkan  bahwa  dalam  rangka 

penyelenggaraan  pemerintahan,  pemerintah  daerah  berkewajiban 

menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem 

perencanaan pembangunan nasional. Sesuai dengan amanat tersebut, maka 

setiap  pemerintah  daerah  diharuskan menyusun  rencana  pembangunan 

yang  sistematis,  terarah,  terpadu  dan  berkelanjutan  dengan 

mempertimbangkan  keunggulan  komparatif  wilayah  dan  kemampuan 

sumberdaya keuangan daerah. 

Perencanaan pembangunan daerah yang harus disusun oleh setiap 

daerah di  Indonesia  adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah  (RKPD). 

RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu 

(1) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada 

RKP Nasional dan RKPD Provinsi. RKPD memuat kerangka ekonomi Daerah, 

prioritas  pembangunan  Daerah,  rencana  kerja,  dan  pendanaannya,  baik 

yang dilaksanakan  langsung oleh pemerintah maupun bersama partisipasi 

masyarakat.  Sebagai  suatu  dokumen  resmi  rencana  daerah,  RKPD 

mempunyai  kedudukan  yang  strategis,  yaitu  menjembatani  antara 

perencanaan  strategis  jangka  menengah  dengan  perencanaan  dan 

penganggaran tahunan.  

Periode pembangunan berdasarkan RPJMD Kabupaten Bintan tahun 

2010‐2015 akan berakhir pada tahun 2015, berdasarkan pedoman transisi 

dan kaidah pelaksanaan yang diatur dalam Bab X RPJMD Kabupaten Bintan 

tahun 2010‐2015 disebutkan bahwa dalam rangka menjaga kesinambungan 

pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, maka 

Page 11: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016

I‐2

RPJMD 2010‐2015 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun 

pertama di bawah kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah 

terpilih  hasil  pemilihan  umum  kepala  daerah  (pemilukada)  pada  periode 

berikutnya (2015‐2020). Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun 

pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD kepala daerah dan 

wakil  kepala  daerah  terpilih  hasil  pemilukada  pada  periode  berikutnya. 

Melalui  pedoman  transisi  ini,  maka  diharapkan  masalah‐masalah 

pembangunan  yang  belum  seluruhnya  tertangani  sampai  dengan  akhir 

periode  RPJMD  dan masalah‐masalah  pembangunan  yang  akan  dihadapi 

dalam tahun pertama masa pemerintahan baru dapat terselesaikan. 

Penyusunan RKPD tahun 2016 dilaksanakan melalui 3 tahapan yaitu 

penyusunan  Rancangan  Awal  RKPD,  penyusunan  Rancangan  RKPD  dan 

penyusunan Perbup RKPD dengan menggunakan pendekatan  teknokratik, 

partisipatif, bottom‐up dan top‐down. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin 

terciptanya  integrasi,  sinkronisasi  dan  sinergi  baik  antar  wilayah,  antar 

ruang, antar waktu, serta antar urusan pemerintahan. 

Proses  penyusunan  RKPD  Kabupaten  Bintan  tahun  2016 mengacu 

pada amanat PP No. 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, 

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan 

Permendagri  54  Tahun  2010  tentang  pelaksanaan  Peraturan  Pemerintah 

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian 

dan  Evaluasi  Pelaksanaan  Rencana  Pembangunan  Daerah,  dengan 

melaksanakan tahap‐tahap sebagai berikut:  

1. Bappeda menyusun  rancangan  awal  RKPD  berdasarkan  hasil  evaluasi 

pembangunan tahun 2014, rancangan awal rencana kerja SKPD, RPJMD 

Kabupaten Bintan tahun 2010‐2016, rancangan RKPD Provinsi Kepulauan 

Riau tahun 2016 dan rancangan RKP Nasional tahun 2016; 

2. Rancangan RKPD menjadi bahan musrenbang RKPD  yang dilaksanakan 

untuk keterpaduan  rancangan Renja SKPD dan Rencana Pembangunan 

Kecamatan;  

Page 12: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016

I‐3

3. Bappeda  merumuskan  rancangan  akhir  RKPD  berdasarkan  hasil 

musrenbang RKPD;  

4. Bappeda  menyusun  rancangan  akhir  RKPD  yang  dilengkapi  dengan 

pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju;  

5. RKPD Kabupaten Bintan ditetapkan dengan Peraturan Bupati Bintan. 

 

1.2   Dasar Hukum Penyusunan 

1. Undang‐Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia,‐ 

2. Undang‐Undang Nomor : 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah 

Otonom  Kabupaten  Dalam  Lingkungan  Daerah  Propinsi  Sumatera 

Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25),‐ 

3. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 

4. Undang‐Undang Nomor  25  Tahun  2004  tentang  Sistem  Perencanaan 

Pembangunan Nasional; 

5. Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 

6. Peraturan  Pemerintah  Nomor  58  Tahun  2005  tentang  Pengelolaan 

Keuangan Daerah; 

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara 

Penyusunan,  Pengendalian  dan  Evaluasi  Pelaksanaan  Rencana 

Pembangunan Daerah; 

8. Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri  Nomor  59  Tahun  2007  tentang 

Perubahan  Peraturan Menteri  Dalam  Negeri  Nomor  13  tahun  2006 

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 

9. Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri  Nomor  54  Tahun  2010  tentang 

Pelaksanaan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  8  tahun  2008  tentang 

Tahapan,  Tata  Cara  Penyusunan,  Pengendalian  dan  Evaluasi 

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor  27 Tahun 

2014  Tentang  Pedoman  Penyusunan,  Pengendalian  Dan  Evaluasi 

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016; 

Page 13: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016

I‐4

11. Peraturan  Daerah  Kabupaten  Bintan  Nomor  2  Tahun  2013  tentang 

Rencana  Pembangunan  Jangka Menengah  Daerah  Kabupaten  Bintan 

Tahun 2010‐2015. 

 

1.3   Hubungan Antar Dokumen 

RKPD merupakan dokumen perencanaan daerah untuk  satu  tahun 

yang merupakan  penjabaran  dari RPJMD  dan mengacu  pada  RPJP.  RKPD 

memuat  rancangan  kerangka  ekonomi  daerah,  program  prioritas 

pembangunan  daerah,  rencana  kerja  dan  pendanaannya  serta  perkiraan 

maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif. 

Keterkaitan  antara  RPJPD  dengan  RPJMD  dan  dijabarkan  dalam  RKPD 

bertujuan  untuk  mewujudkan  perencanaan  dan  penganggaran  terpadu. 

Dimana  pengambilan  keputusan  penetapan  program  dan  kegiatan  yang 

direncanakan,  merupakan  satu  kesatuan  proses  perencanaan  dan 

penganggaran yang  terintegrasi, konsisten dan mengikat untuk menjamin 

tercapainya  tujuan  dan  sasaran  program  dan  kegiatan  pembangunan 

daerah. 

Dalam  proses  penyusunan  RKPD  Kabupaten  Bintan  terdapat 

beberapa prinsip yang dipegang sampai akhir penyusunan RKPD, sehingga 

menghasilkan program dan kegiatan prioritas : 

Kombinasi Top Down dan Bottom Up Planning:  

Penyusunan  RKPD  mengintegrasikan  kebijakan  pemerintah  daerah 

dengan  aspirasi  dari  masyarakat  yang  berkaitan  dengan  upaya 

pencapaian visi dan misi Kabupaten Bintan melalui forum SKPD.  

Keadilan dan Sinergitas  

Penyusunan RKPD memperhatikan prinsip  keadilan guna mengurangi 

kesenjangan dan menciptakan sinergitas.  

Pertimbangan kemampuan fiskal daerah 

Page 14: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016

I‐5

Penyusunan  RKPD  mempertimbangkan  kemampuan  keuangan 

pemerintah daerah dan menggali potensi pendanaan dari masyarakat 

dalam penentuan prioritas program dan kegiatan pembangunan.  

Perencanaan partisipatif  

Penyusunan  RKPD  dilaksanakan  dengan  prinsip  perencanaan 

partisipatif  yang  melibatkan  stakeholder  pembangunan  baik  unsur 

pemerintah daerah maupun masyarakat (Musrenbang Desa/Kelurahan, 

Musrenbang Kecamatan, dan Musrenbang Kabupaten). 

 

1.4  Sistematika Dokumen RKPD 

Sistematika dokumen RKPD sebagai berikut : 

BAB I :   Pendahuluan, menjelaskan (1) Latar Belakang yang menguraikan 

mengenai  pengertian,  proses  penyusunan,  kedudukan  dan 

keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan 

lainnya,  (2)  Dasar  Hukum,  (3)  Hubungan  Antar  Dokumen,  (4) 

Sistematika  Dokumen  RKPD,  serta  (5)  Maksud  dan  Tujuan 

Penyusunan. 

BAB II :   Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja 

Penyelenggaraan Pemerintahan yang meliputi penjelasan tentang 

(1) Visi dan Misi RPJMD Kab. Bintan, (2) Gambaran Umum Kondisi 

Daerah, (3) Evaluasi Pelaksanaan dan Realisasi RPJMD, dan (4) Isu 

Strategis  dan Masalah Mendesak  yang  harus  diselesaikan  pada 

tahun 2016. 

BAB III :   Rancangan  Kerangka  Ekonomi Daerah  dan  Kebijakan  Keuangan 

Daerah, memuat  (1)  Arah  Kebijakan  Ekonomi Daerah,  (2) Arah 

Kebijakan Keuangan Daerah. 

BAB IV :   Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah, memuat  (1)Tujuan 

dan Sasaran Pembangunan, dan (2) Prioritas Pembangunan. 

BAB V :   Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah, memuat rincian 

program  dan  kegiatan  pokok  RKPD  tahun  rencana,  instansi 

Page 15: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016

I‐6

pelaksana/SKPD,  indikator  capaian masing‐masing program dan 

kegiatan serta pagu indikatifnya. 

BAB VI :    Penutup 

 

1.5  Maksud dan Tujuan 

RKPD  tahun  2016  dimaksudkan  untuk  menjadi  pedoman  dalam 

penyusunan  Rancangan  Kebijakan  Umum  Anggaran  dan  PPA  Sementara 

yang  akan  disampaikan  kepada  Panitia  Anggaran  DPRD  untuk  dibahas, 

disepakati dan dituangkan dalam Nota Kesepakatan KUA dan PPA  antara 

Bupati dan Pimpinan DPRD. Selanjutnya akan dijabarkan dalam RKA SKPD 

sebagai  lampiran  Ranperda  APBD  untuk  dibahas  dan  memperoleh 

persetujuan DPRD. 

Adapun  tujuannya  adalah  untuk  mewujudkan  program 

pembangunan Kabupaten Bintan yang terintegrasi dan berkelanjutan sesuai 

dengan visi, misi, dan amanat RPJMD yang dilaksanakan dengan : 

1.    Menciptakan kepastian kebijakan sebagai komitmen Pemerintah dalam 

penyelenggaran  urusan  Pemerintahan  melalui  penjabaran  rencana 

strategis  ke  dalam  rencana  operasional  dan memelihara  konsistensi 

antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan 

tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah; 

2.   Memberikan gambaran mengenai proyeksi Rencana Kerangka Ekonomi 

Daerah  tahun  2016  sebagai  patokan  dalam  penyusunan  rencana 

pendapatan  yang  akan  digunakan  untuk  membiayai  belanja  dan 

pembiayaan pembangunan daerah; 

3.   Memberikan  arah  bagi  seluruh  stakeholder  pembangunan  daerah 

dalam merumuskan dan menyusun perencanaan serta partisipasi dalam 

pembangunan daerah tahun 2016; 

4.   Menyatukan  tujuan  kegiatan  semua  SKPD melalui  penetapan  target 

Indikator Kinerja Utama  (IKU) dalam  rangka pencapaian visi dan misi 

Kabupaten Bintan sehingga menjadi instrumen bagi Pemerintah Daerah 

Page 16: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016

I‐7

dalam  menyusun  Laporan  Keterangan  Pertanggung  Jawaban  (LKPJ), 

Laporan  Penyelenggaraan  Pemerintahan Daerah  (LPPD)  dan  Laporan 

Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD); 

5.  Menetapkan  program  prioritas  untuk  masing‐masing  urusan 

pemerintahan dalam rangka pencapaian target Indikator Kinerja Utama 

(IKU) yang ditetapkan. 

 

 

 

Page 17: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐1 

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 

dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan  

 

2.1  Visi dan Misi RPJMD 

Visi Kabupaten Bintan Tahun 2010‐2015 adalah sebagai berikut : 

“Menuju Bintan Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya” 

 

Bintan 

Yang Maju 

:  Bahwa  pelaksanaan  pembangunan  daerah  senantiasa

dilandasi  dengan  keinginan  bersama  untuk

mewujudkan masa depan yang lebih baik didukung oleh

sumberdaya manusia yang unggul. Maju juga diarahkan

pada  terbentuknya  daerah  yang  mandiri  berbasis 

pengembangan  sumber  daya  kelautan  dan  perikanan

beserta  segenap  potensinya  secara  berkelanjutan,

namun  tetap  mengedepankan  pentingnya  kerjasama

dan sinergitas. 

 

Sejahtera

   

:  Menunjukkan kondisi kemakmuran masyarakat Bintan 

yang  terpenuhi  kebutuhan  ekonomi  (materiil)  dan 

spiritualnya. 

Berbudaya  :  Perwujudan masyarakat yang menjunjung  tinggi nilai 

budaya  yang  harus  dijaga  kelestariannya  sebagai 

pedoman  pengembangan  masyarakat.  Perwujudan 

masyarakat yang memiliki sifat dan sikap yang terpuji 

dalam kehidupan sosial ekonomi, memiliki moral yang 

tinggi  serta  menjunjung  norma‐norma  agama  dan 

norma‐norma adat yang berlaku. 

 

 

Page 18: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐2 

Misi Kabupaten Bintan  

Misi pemerintah daerah dalam periode 2010 – 2015 diarahkan untuk 

mewujudkan Bintan yang lebih maju, sejahtera dan berbudaya. Usaha‐usaha 

perwujudan  visi  Kabupaten  Bintan  2015  akan  dijabarkan  dalam  misi 

pembangunan Bintan tahun 2010 – 2015 sebagai berikut : 

1. Melanjutkan  upaya  peningkatan  kualitas sumber daya manusia yang 

cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa 

kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

2. Mewujudkan pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada 

pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan. 

3. Melanjutkan pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis. 

4. Melanjutkan  upaya  penyelenggaraan  tata  kepemerintahan  yang  baik 

(good  governance),  demokratis  dan  bertanggung  jawab  didukung 

dengan kepastian hukum dan penegakan HAM. 

5. Melanjutkan pembangunan yang adil dan merata melalui peningkatan 

kualitas  dan  kuantitas  prasarana  dan  sarana  yang  menunjang 

perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan. 

6. Melanjutkan  upaya  pengembangan  dan  pemberdayaan  masyarakat 

dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender. 

7. Mewujudkan  pembangunan  yang  berkelanjutan    dan  berwawasan 

lingkungan (Sustainable Development). 

 

2.2  Gambaran Umum Kondisi Daerah 

2.2.1 Kondisi Geografis dan Demografis Wilayah 

  Kondisi Geografis 

  Kabupaten Bintan secara geografis terletak antara 006’17”‐134’52” 

Lintang Utara dan 10412’47” Bujur Timur di sebelah Barat‐10802’27” Bujur 

Timur di sebelah Timur, dengan batas‐batas sebagai berikut : 

Sebelah Utara  :  Kabupaten Natuna, Anambas dan Malaysia. 

Sebelah Selatan  :  Kabupaten Lingga. 

Page 19: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐3 

Sebelah Barat  :  Kota Batam dan Kota Tanjungpinang. 

Sebelah Timur  :  Provinsi Kalimantan Barat 

 

  Secara  keseluruhan  luas  wilayah  Kabupaten  Bintan  seluruhnya 

mencapai  87.717,84  Km2,  luas  daratannya  hanya  1,50%  atau  sebesar 

1.319,51 Km2  saja dan  luas  lautnya 86.398,33 Km2  (98,50%). Kecamatan 

terluas daratannya  adalah Kecamatan Gunung Kijang dengan  luas 503,12 

Km2 dan Kecamatan terkecil adalah Tambelan yaitu 169,42 Km2. Kabupaten 

Bintan saat  ini terdiri dari 240 buah pulau besar dan kecil. Hanya 49 buah 

diantaranya  yang  sudah  dihuni,  sedangkan  sisanya  walaupun  belum 

berpenghuni  sebagian  sudah  dimanfaatkan  untuk  kegiatan  pertanian, 

khususnya  usaha  perkebunan.  Dilihat  dari  topografinya,  pulau‐pulau  di 

Kabupaten Bintan  sangat bervariasi. Umumnya dibentuk oleh perbukitan 

rendah membundar yang dikelilingi oleh daerah rawa‐rawa. 

  Wilayah  Kabupaten  Bintan  merupakan  bagian  dari  paparan 

kontinental yang terkenal dengan nama Paparan kontinental yang dibebut 

Paparan Sunda. Morfologi pulau Bintan tidak memiliki perbedaan ketinggian 

yang menyolok yaitu antara 0‐350 meter dari muka laut. Penonjolan puncak‐

puncak bukit antara lain Gunung Bintan 348 meter, Gunung Bintan Kecil 196 

meter.  Bukit‐bukit  lainnya  merupakan  bukit‐bukit  dengan  ketinggian 

dibawah  100  meter.  Bukit‐bukit  tersebut  merupakan  daerah  hulu‐hulu 

sungai yang sebagian besar mengalir kearah Utara dan Selatan dengan pola 

sub paralel, sedangkan pola anak‐anak sungainya berpola sub radial. Sungai‐

sungai  itu  umumnya  pendek‐pendek,  dangkal  dan  tidak  lebar.  Pada 

umumnya wilayah  Kabupaten  Bintan  beriklim  tropis.  Pada  tahun  2013di 

wilayah Kabupaten Bintan temperatur rata‐rata terendah sebesar 24 derajat 

celcius dan tertinggi rata‐ratasebesar 30derajat celcius dengan kelembaban 

nisbi  rata‐rata  tercatat  sekitar  72‐96%.  Kecepatan  arah  angin  rata‐rata 

18km/jam dengan arah angin cenderung ke Timur Laut. 

 

Page 20: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐4 

Gambaran Demografis 

  Penduduk  Kabupaten  Bintan  berdasarkan  estimasi  tahun  2014 

berjumlah  sebesar  151.123  jiwa  terdiri  dari  38.882  rumah  tangga  (KK). 

Jumlah  penduduk  laki‐laki  sebesar  77.909  jiwa  (51,15%)  dan  penduduk 

perempuan  sebesar  73.214  jiwa  (48,44%).  Perbandingan  antara  jumlah 

penduduk  laki‐laki dengan perempuan  (sex  ratio)  sebesar 105.71. Artinya 

setiap 100 perempuan berbanding dengan 105 penduduk  laki‐laki,  jumlah 

penduduk  laki‐laki  2.71%lebih  banyak  dibandingkan  jumlah  penduduk 

perempuan.  Persentase  ini  tidak mengalami  peningkatan  yang  signifikan 

dari  tahun  sebelumnya.  Kecamatan  yang  terpadat  penduduknya  masih 

tercatat kecamatan Bintan Timur dengan jumlah penduduk tertinggi 41.150 

jiwa  (27,22%),  sedangkan  yang  terendah  adalah  dikecamatan  Mantang 

sebanyak 4,168 jiwa (2,75%). 

 

Tabel 2.1 : Jumlah penduduk Laki‐laki dan Perempuan di Kabupaten Bintan Tahun 2014 

 

Kecamatan Penduduk 

Jumlah Laki‐laki  Perempuan 

1. Bintan Timur  21.343 19.807  41.150

2. Gunung Kijang  7.159 5.968  13.127

3. Teluk Bintan  4.850 4.301  9.151

4. Toapaya  6.057 5.226  11.283

5. Teluk Sebong  9.331 8.265  17.596

6. Seri Kuala Lobam  8.500 10.257  18.757

7. Bintan Utara  11.236 11.234  22.470

8. Tambelan  2.611 2.470  5.081

9. Mantang  2.267 1.901  4.168

10. Bintan Pesisir  4.555 3.785  8.340

KABUPATEN BINTAN  77.909 73.214  151.123

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

 

 

 

 

Page 21: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐5 

  Tabel 2.2     : Jumlah Penduduk Kabupaten Bintan Tahun 2014 

No  Kelompok Umur  Tahun 

2013  2014 

1.  0‐4 16.170 16.350 

2.  5‐9  16.351 16.566 

3.  10‐14  13.866 14.085 

4.  15‐19  10.009 10.159 

5.  20‐24 10.500 10.595 

6.  25‐29  15.087 15.235 

7.  30‐34  15.856 16.022 

8.  35‐39  13.753 13.914 

9.  40‐44 10.992 11.141 

10.  45‐49  8.295 8.437 

11.  50‐54  5.834 5.944 

12.  55‐59  4.332 4.419 

13.  60‐64 3.201 3.270 

14.  65‐69  2.237 2.288 

15.  70‐75  1.408 1.442 

16.  75+ 1.229 1.256 

Jumlah  149.120 151.123 

Dependency Rasio  52,38 52,44 

  Sumber  : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

Grafik 2.1  :  Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Dependency Rasio di Kabupaten Bintan, Tahun 2013‐2014 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber  : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

 

05

1015202530354045

Laki‐laki Perempuan Jumlah

JUMLA

HPEN

DUDUK

Page 22: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐6 

  Angka beban ketergantungan (Dependency Ratio) atau perbandingan 

antara penduduk yang belum produktif ataupun yang sudah tidak produktif 

lagi (usia 0‐14 tahun ditambah penduduk usia 65 tahun ke atas) dibagi dengan 

penduduk usia produktif (usia 15‐64 tahun) Kabupaten Bintan menunjukkan 

peningkatan  dari  tahun  2013  sampai  tahun  2014.  Kabupaten  Bintan  pada 

tahun 2013 Dependency Ratio nya mencapai 52.38  sedangkan  tahun 2014 

yaitu 52,44. Artinya bahwa pada tahun 2014, untuk setiap 100 penduduk usia 

produktif  di  Kabupaten  Bintan  menanggung  sekitar  52  penduduk  usia 

belum/tidak produktif. 

 

2.2.2 Gambaran Kesejahteraan Masyarakat 

Pertumbuhan Ekonomi/PDRB 

Pengembangan  ekonomi  wilayah  tidak  hanya  ditujukan  untuk 

meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi  tetapi  juga  harus  mampu 

meningkatkan  kesejahteraan  penduduk  dan  mampu  menciptakan 

pemerataan  pendapatan.  Tingkat  kesejahteraan  penduduk  dapat 

ditunjukkan dengan PDRB per kapita, meskipun angka ini tidak menjelaskan 

adanya tingkat distribusi pendapatan penduduk. 

Berdasarkan  data  yang  dihimpun  dari  Badan  Pusat  Statistik  (BPS), 

PDRB Kabupaten Bintan pada tahun 2014 atas Dasar Harga konstan tercatat 

sebesar  Rp3,96  trilyun,‐  meningkat  daripada  tahun  2013  yang  hanya 

tercatat sebesar Rp3,74 trilyun,‐ yang diukur dari sembilan sektor lapangan 

usaha  yaitu  sektor  pertanian;  pertambangan  dan  penggalian;  industri 

pengolahan listrik, gas dan air bersih; bangunan/konstruksi; perdagangan, 

hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan 

dan jasa perusahaan dan jasa‐jasa. 

 

 

 

 

Page 23: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐7 

Tabel 2.3 :  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000  Menurut Lapangan Usaha,  

Tahun 2013‐2014  

Lapangan Usaha 2013 2014 

SEKTOR PRIMER  595.457,57 617.361,28 

  1.   Pertanian  214.524,80 230.145,87 

  2.   Pertambangan & penggalian  380.932,77 387.215,40 

SEKTOR SEKUNDER  2.100.414,70 2.226.604,53 

  3.   Industri pengolahan  1.943.145,74 2.057.948,13 

  4.   Listrik,gas dan air bersih  9.955,93 10.632,74 

  5.   B a n g u n a n  147.313,04 158.023,67 

SEKTOR TERSIER  1.049.874,81 1.121.407,43 

  6.   Perdagangan, hotel dan restoran 

748.230,29798.061,52 

  7.   Pengangkutan dan komunikasi 

135.349,63143.765,09 

  8.   Keuangan, persewaan dan jasa  57.287,60 61.780,93 

  9.   J a s a  ‐  j a s a  109.007,29 117.799,88 

PDRB  3.745.747,08 3.965.373,24 

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

  Sektor‐sektor yang memiliki nilai kontribusi besar terhadap PDRB adalah 

sektor  Industri Pengolahan sebesar 50,53%, sektor Perdagangan, Hotel dan 

Restoran  sebesar  20,76%,  sektor  Pertambangan  dan  Penggalian  sebesar 

9,94%  dan  sektor  Pertanian  sebesar  5,78%,  sektor  Pengangkutan  dan 

Komunikasi  sebesar  3,80%,  sektor Bangunan  4,58%,  sedangkan  sektor  lain 

seperti  Listrik, Gas dan Air Bersih Keuangan, Persewaan dan  Jasa, masing‐

masing memberikan kontribusi kurang dari 3,00%. Untuk lebih jelasnya dapat 

dilihat pada tabel berikut. 

 

 

 

 

Page 24: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐8 

Tabel 2.4 : Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 

 

 LAPANGAN USAHA 

TAHUN 

2013  2014 

SEKTOR PRIMER  16,36 15,72 

  1.   Pertanian, petenakan, kehutanan, perikanan 

5,745,78 

  2.   Pertambangan & penggalian  10,62 9,94 

SEKTOR SEKUNDER   55,98 55,43 

  3.   Industri pengolahan  51,13 50,53 

  4.   Listrik, gas dan air bersih  0,30 0,32 

  5.   B a n g u n a n  4,55 4,58 

SEKTOR TERSIER  27,67 38,85 

  6.   Perdagangan, hotel dan restoran 

19,9620,76 

  7.   Pengangkutan dan komunikasi 

3,723,80 

  8.   Keuangan, persewaan dan jasa  

1,401,48 

  9.   J a s a  ‐  j a s a  2,59 2,81 

PDRB  100,00 100,00 

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

  Laju  Pertumbuhan  Ekonomi  (LPE)  yang  diukur  dari  kenaikan  PDRB 

(Produk Domestik  Regional  Bruto)  berdasarkan  harga  konstan  pada  tahun 

2013 LPE mencapai 6,24% namun pada tahun 2014 menurun menjadi 5,86%. 

Penurunan  LPE  di  Kabupten  Bintan  pada  tahun  2014  disinyalir  imbas  dari 

kondisi makro perekonomian di tingkat regional, nasional serta dunia masih 

labil  dan  fluktuatif,  pelarangan  ekspor  bahan  mentah  pertambangan 

menurunkan aktifitas pertambangan yang turut berimbas pada pertumbuhan 

sektor Pertambangan dan Penggalian. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak 

subsidi, kenaikan Tarif Dasar Listrik, isu stabilitas ekonomi nasional menjelang 

dan  pasca  pemilu  legislatif  dan  presiden  juga  turut  mempengaruhi  Laju 

Pertumbuhan Ekonomi sepanjang Tahun 2014. 

 

Page 25: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐9 

Tabel 2.5 :  Laju Pertumbuhan Persektor Kabupaten Bintan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013‐2014 

 

Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan Sektor (%) 

2013  2014 

SEKTOR PRIMER  5,62 3,68 

  1.   Pertanian  6,44 7,28 

  2.   Pertambangan & penggalian 5,17 1,65 

SEKTOR SEKUNDER   6,23 6,01 

  3.   Industri pengolahan  6,11 5,91 

  4.   Listrik,gas dan air bersih 5,81 6,80 

  5.   B a n g u n a n  7,98 7,27 

SEKTOR TERSIER  6,61 6,81 

  6.   Perdagangan, hotel dan restoran  6,81 6,66 

  7.   Pengangkutan dan komunikasi 6,81 6,22 

  8.   Keuangan, persewaan dan jasa   5,53 7,84 

  9.   J a s a  ‐  j a s a  5,50 8,07 

PDRB  6,24 5,86 

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

Tingkat Kestabilan Harga (Inflasi) 

  Tingkat  kestabilan  harga  (inflasi)  juga  merupakan  salah  satu  ukuran 

kinerja  perekonomian  Pemerintah  Daerah  dalam  mengendalikan  gejolak 

harga terutama untuk komoditi yang strategis yang diukur dengan mengukur 

Indeks Harga Konsumen (IHK). Berdasarkan data BPS Kabupaten Bintan inflasi 

tahun 2013 (berdasarkan IHK Kota Tanjungpinang) Laju inflasi tahun kalender 

(Januari–Desember)  /  ‘year  on  year’    Tahun  2014  di  Kota  Tanjungpinang 

sebesar 7,49%, mengalami penurunan menjadi 7,49%. 

 

Tabel 2.6 :  Laju Inflasi (IHK) Kabupaten Bintan (berdasarkan IHK  Kota Tanjungpinang) Tahun Dasar 2007, Tahun 2013‐2014 

 

No  Kebutuhan Pokok  2013  2014 

1.  Bahan Makanan  13,31  6,18 

2.  Makanan Jadi  11,30  5,97 

3.  Perumahan  6,51  7,77 

4.  Sandang  0,26  6,92 

Page 26: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐10 

No  Kebutuhan Pokok  2013  2014 

5.  Kesehatan  5,34  3,51 

6.  Pendidikan  2,97  7,14 

7.  Transport  14,26  12,40 

UMUM  10,09  7,49 

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

 

  Pada semester  I tahun 2014, komponen yang paling tinggi  inflasinya 

yaitu sandang yang mencapai 4,64% diikuti dengan makanan jadi, minuman, 

rokok  dan  tembakau  yang mencapai  2,15%.  Sedangkan  pada  semester  II 

terjadi kenaikan inflasi hampir di semua komponen mengalami inflasi. Inflasi 

tertinggi adalah  transport,  komunikasi dan  jasa  keuangan  yang mencapai 

11,01% sedangkan bahan makanan mencapai 8,00%, dan Perumahan, Air, 

Listrik, Gas dan Bahan Bakar 6,56%. Sehingga Indeks Harga Konsumen (IHK) 

Kota  Tanjungpinang  pada  tahun  2014  (Januari–Desember)  pembentukan 

inflasi selama periode itu yakni pada kelompok transportasi sebesar 12,40%, 

kelompok  perumahan  sebesar  7,77%.  Secara  umum  kenaikan  inflasi  ini 

disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar 

Minyak  bersubsidi  sehingga  secara  langsung  berpengaruh  terhadap 

kenaikan biaya transportasi dan produksi.  

 

Tabel 2.7 : Laju Inflasi (IHK) Kabupaten Bintan (berdasarkan IHK Kota Tanjungpinang) Tahun Dasar 2007, Tahun 2014 (Semester I dan II) 

 

No  Kebutuhan Pokok Semester I (Jan‐

Jun) Semester II (Jul‐

Des) 

1.  Bahan Makanan  ‐1,69 8,00 

2.  Makanan Jadi 2,15 3,74 

3.  Perumahan  1,13 6,56 

4.  Sandang  4,64 2,18 

5.  Kesehatan  8,38 1,60 

6.  Pendidikan  0,31 6,30 

7.  Transport  0,55 11,01 

UMUM  0,89 6,54 

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

Page 27: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐11 

PDRB per Kapita 

  Indikator kinerja  lain yang  terkait dengan besaran Produk Domestik 

Regional  Bruto  adalah  PDRB  perkapita.  Angka  PDRB  perkapita  Kabupaten 

Bintan memperlihatkan  rata‐rata  pendapatan  yang  diterima  oleh masing‐

masing  penduduk  dan  dapat  merepresentasikan  tingkat  kesejahteraan 

masyarakat di Kabupaten Bintan dapat dilihat pada tabel berikut : 

 

Tabel 2.8 : Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 

 

NO  RINCIAN TAHUN 

2013  2014 

1.  Produk  Domestik  Regional  Bruto Atas  Dasar  Harga  Pasar  (Juta Rupiah) 

3.745.747,08 3.965.373,24

2.  Penyusutan  Barang  Modal  (Juta Rupiah) 

168.597,57 178.483,04

3.  Produk  Domestik  Regional  Netto Atas  Dasar  Harga  Pasar  (Juta Rupiah) 

3.577.149,51 3.786.890,20

4.  Pajak  Tak  Langsung  Netto  (Juta Rupiah) 

221.388,26 223.819,98

5.  Produk  Domestik  Regional  Netto Atas  Dasar  Harga  Faktor  (Juta Rupiah) 

3.355.761,25 3.563.070,22

7.  Per  Kapita  Produk  Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) 

25.119.012,10 26.239.376,12

8.  Per  Kapita  Pendapatan  Regional (Juta Rupiah) 

22.503.763,74 23.577.286,20

Sumber:BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

 

Tabel 2.9  : Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 

 

NO  RINCIAN TAHUN 

2013  2014 

1.  Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) 

5.822.931,36 6.274.389,20 

2.  Penyusutan Barang Modal (Milyar Rupiah) 

262.092,47 282.412,77 

Page 28: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐12 

NO  RINCIAN TAHUN 

2013  2014 

3.  Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) 

5.560.838,89 5.991.976,44 

4.  Pajak Tak Langsung Netto (Milyar Rupiah) 

344.157,95 354.149,18 

5.  Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Faktor (Juta Rupiah) 

5.216.680,93 5.637.827,26 

7.  Per Kapita Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) 

39.048.627,65 41.518.426,74 

8.  Per Kapita Pendapatan Regional (Juta Rupiah) 

34.983.107,12 37.306.215,86 

Sumber  : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

 

  Selama  ini  Produk Domestik  Regional  Bruto  pendapatan  per  kapita 

masih  tetap dipakai sebagai salah satu  tolok ukur kemajuan pembangunan 

suatu daerah. PDRB per  kapita merupakan PDRB  atas dasar harga berlaku 

dibagi  dengan  jumlah  penduduk  pertengahan  tahun.  Selang  lima  tahun 

terakhir  ini  PDRB  per  kapita  Kabupaten  Bintan  atas  dasar  harga  berlaku 

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2013 ini mencapai 

Rp34,98 juta sampai pada tahun 2014 menjadi Rp37,30 Juta 

 

2.2.3 Gambaran Pelayanan Umum 

Pendidikan 

  Tolok ukur bidang pendidikan adalah indikator mutu pendidikan yang 

dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut terdiri 

atas  angka partisipasi  kasar  (APK) dan  angka partisipasi murni  (APM). Dari 

hasil  evaluasi  kinerja Wajib  Belajar  Dikdas  9  tahun  diketahui  bahwa  APM 

pendidikan SD 97,91% pada tahun 2013 dan 94,11% pada tahun 2014. Artinya 

pada  tahun 2014 ada sebanyak 94,11% penduduk yang berusia 7‐12  tahun 

telah  tertampung  di  SD.  Sedangkan  Angka  Partisipasi  Kasar  (APK)  untuk 

pendidikan SD pada tahun 2013 menjadi 105,48% meningkat pada tahun 2014 

menjadi  sebesar  105,63&. Untuk  APK  jenjang  SMP/MTs  pada  tahun  2013 

sebesar  90,81%  sedangkan  pada  tahun  2014 menunjukkan  angka  96,91%. 

Page 29: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐13 

Pada tahun 2013 APM SMP/MTs sebesar 85,59%, sedangkan pada tahun 2014 

menunjukkan angka 71,18%. Untuk APK  jenjang SMA tahun 2013 mencapai 

82,23%  sedangkan  pada  tahun  2014  meningkat  hingga  94,73%,  hal  ini 

menunjukan bahwa pada  tahun 2014  terdapat peningkatan sebesar 12,5%. 

Sedangkan APM  jenjang SMA pada tahun 2013 menunjukkan angka 67,42% 

dan terus menurun hingga pada tahun 2014 mencapai 62,20%. 

  Jika dilihat berdasarkan komponennya peningkatan capaian angka IPM 

Kabupaten  Bintan  dewasa  ini  merupakan  kontribusi  terbesar  dari  Indeks 

Pendidikan yang semakin baik. Menurut data BPS tahun 2013 capaian Indeks 

Pendidikan pada tahun 2013 Indeks Pendidikan Kabupaten Bintan mencapai 

84,9 dengan rata‐rata lama sekolah 9,01 tahun. Sedangkan pada tahun 2014 

Indeks Pendidikan mencapai 85,3 dengan rata‐rata lama sekolah 9,06. Dengan 

telah dicapainya angka 9 tahun untuk rata‐rata lama sekolah maka Kabupaten 

Bintan dapat Program Wajib Belajar 9 Tahun telah terwujud. Di sisi lain juga 

menunjukkan bahwa penurunan angka drop out yang cukup  signifikan dari 

tahun  ke  tahun  sehingga  mampu  menunjang  pencapaian  rata‐rata  lama 

sekolah yang membanggakan. 

 

Tabel 2.10 : Perkembangan Rata‐Rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan di Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 

 

No.  Tahun  Rata‐Rata Lama Sekolah  Indeks Pendidikan 

1.  2013  9,01 84,9 

2.  2014  9,06 85,3 

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

 

 

 

 

Page 30: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐14 

Grafik 2.2 : Indek Pendidikan Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 

 

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

  Berdasarkan data BPS Kabupaten Bintan diperoleh gambaran capaian 

Persentase Melek Huruf (AMH) penduduk 15 tahun ke atas mencapai 97,32% 

pada  tahun  2013  dan  meningkat  pada  tahun  2014  pada  angka  97,68%. 

Sehingga persentase Buta Huruf juga dapat ditekan dari 2,68% di tahun 2013 

menjadi 2,32% ditahun 2014. 

 Tabel 2.11 :  Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Melek Huruf 

dan Buta Huruf di Kabupaten Bintan pada Tahun 2013‐2014  

No.  Tahun  Melek Huruf(%)  Buta Huruf(%) 

1.  2013  97,32  2,68 

2.  2014  97,68  2,32 

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, 2015

 Grafik 2.3   : Angka Melek Huruf Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 

 

Sumber :BPS Kabupaten Bintan, 2015 

83.21 83.35

84.985.3

82

82.5

83

83.5

84

84.5

85

85.5

2013 2014Target RPJMD Realisasi

97.32

97.68

97.1

97.2

97.3

97.4

97.5

97.6

97.7

97.8

2013 2014

IND

EKS

PEN

DID

IKA

N

Page 31: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐15 

Kesehatan 

  Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bintan dari tahun 

2013 sampai tahun 2014 menunjukkan peningkatan. Perkembangan positif ini 

sangat  mempengaruhi  angka  Indeks  Kesehatan  (IK)  Kabupaten  Bintan. 

Menurut data BPS Kabupaten Bintan capaian AHH Kabupaten Bintan tahun 

2013 AHH mencapai 69,91 dengan IK sebesar 74,9. Tahun 2014 AHH mencapai 

69,98 dengan IK mencapai 75,0. Angka Harapan Hidup (AHH) dipengaruhi oleh 

berbagai  faktor  antara  lain Anak  Lahir Hidup  (ALH) dan Anak Masih Hidup 

(AMH). Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Bintan berusaha keras untuk 

menekan Angka Kematian Bayi maupun Angka Kematian Ibu saat melahirkan 

setiap tahunnya dalam rangka membantu mendorong Angka Harapan Hidup.  

 

Tabel 2.12 : Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 

 No  Tahun  Angka Harapan Hidup  Indeks Kesehatan 

1. 2013  69,91 74,9 

2.  2014  69,98  75,0 

Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

Grafik 2.4     : Indeks Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 

 

Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

  Terkait  dengan  usaha  peningkatan  pelayanan  kesehatan  terutama 

bagi masyarakat miskin, Pemerintah Kabupaten Bintan sangat proaktif dalam 

mendukung implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional. Sejak tahun 2012 

74.9

75

74.85

74.9

74.95

75

75.05

2013 2014

Page 32: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐16 

telah  terdaftar  sebanyak  29.210  jiwa  peserta  Jamkesmas  dan  pada  tahun 

2014  program  Jaminan  Kesehatan  Nasional  mulai  dilaksanakan  dengan 

peserta awal yang berasal dari Jamkesmas, Askes dan TNI‐Polri.  

  Sebagai  tahap  awal  pada  tahun  2015  ini  program  Jamkesda Bintan 

secara bertahap akan terintegrasi dengan Jaminan Kesehatan Nasional yang 

menggunakan  data  dari  Tim  Nasional  Percepatan  Penanggulangan 

Kemiskinan  KBS  Kesehatan.  Proses  pengintegrasian  tersebut  akan  terus 

dilakukan  khususnya bagi masyarakat miskin  yang belum menjadi  anggota 

BPJS Kesehatan dan bagi masyarakat miskin yang belum menjadi anggota BPJS 

namun memiliki  Kartu  Bintan  Sejahtera masih  tetap  dapat memanfaatkan 

pelayanan kesehatan.  

  Selanjutnya, bagi masyarakat miskin yang belum menjadi anggota BPJS 

maupun  yang  tidak memiliki  KBS  Kesehatan  diberikan  kesempatan  untuk 

menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang diterbitkan oleh 

Desa/Kelurahan  untuk  dapat  memanfaatkan  pelayanan  kesehatan  yang 

berlaku selama 3 bulan. Selain mendapatkan  fasilitas pelayanan kesehatan, 

Pemerintah  Kabupaten  Bintan  juga  memberikan  bantuan  transportasi, 

akomodasi dan konsumsi bagi masyarakat miskin yang menjadi peserta BPJS 

PBI maupun yang menggunakan KBS dan SKTM yang dirujuk ke  luar daerah 

Kabupaten Bintan. 

  Berkaitan  dengan  itu  pula,  Pemerintah  Kabupaten  Bintan  telah 

menyiapkan 2 unit rumah singgah untuk memfasilitasi pasien yang dirujuk ke 

Jakarta dan Kalimantan Barat untuk pasien dari Kecamatan Tambelan. Selain 

itu,  telah dilakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, 

Rumah Sakit Kanker Darmais, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dan Rumah 

Sakit  Islam  Cempaka  Putih  di  Jakarta.  Sedangkan  di  Kalimantan  Barat 

dilakukan  kerja  sama  dengan  Rumah  Sakit  Umum  Daerah  Abdul  Aziz 

Singkawang.  

 

 

Page 33: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐17 

 Indeks Pembangunan Manusia 

  Untuk  mengukur  kualitas  sumberdaya  manusia  digunakan  Indeks 

Pembangunan  Manusia  (IPM)  yang  merupakan  indeks  komposit  yang 

mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang paling mendasar dilihat 

dari  kulitas  fisik  dan  non  fisik  yang  meliputi  indeks  pendidikan,  indeks 

kesehatan,  dan  indeks  ekonomi.  Pada  tahun  2013  IPM  Kabupaten  Bintan 

mencapai 75,99% dan tahun 2014 yaitu 76,51% yang telah melampaui target 

akhir RPJMD yang ditargetkan yaitu hanya sebesar 76,06%. 

 Tabel 2.13 : Perkembangan IPM Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 

 

No.  Tahun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 

Target  Realisasi 

1.  2013 75,63 75,99 

2.  2014  75,82  76,51 

Sumber  : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

Grafik 2.5 :  Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 

 

 

Sumber  : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

75.63

75.82

75.99

76.51

75

75.2

75.4

75.6

75.8

76

76.2

76.4

76.6

2013 2014

Target RPJMD Realisasi

IND

EKS

PEM

BA

NG

UN

AN

MA

NU

SIA

Page 34: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐18 

Penanggulangan Kemiskinan 

  Pemerintah Kabupaten Bintan sangat komitmen untuk mempercepat 

pembangunan  manusia  dan  memberantas  kemiskinan  seperti  yang  telah 

dicanangkan  melalui  deklarasi  milenium  atau  yang  lebih  dikenal  dengan 

Millenium Development Goals (MDGs).  

  Dari  8  tujuan MDGs  yang  disepakati  kewajiban  pemerintah  daerah  

hanya  memiliki  7  tujuan  MDGs  yakni  menanggulangi  kemiskinan  dan 

kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan 

gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, 

meningkatkan  kesehatan  ibu, memerangi  HIV/AIDS, Malaria  dan  penyakit 

menular  lainnya dan memastikan  kelestarian  lingkungan hidup.  Sedangkan 

pencapaian  tujuan  membangun  kemitraan  global  untuk  pembangunan 

dilaksanakan oleh pemerintah pusat. 

  Pencapaian  target MDGs  tersebut  telah  diimplementasikan  dengan 

mengintegrasikannya ke dalam program dan kegiatan yang kita rencanakan 

dan  tetapkan  bersama.  Secara  garis  besar  pencapaian MDGs  dapat  saya 

gambarkan, : dari tujuh tujuan MDGs yang pencapaiannya diukur dengan 49 

indikator, 43 indikator atau 87,76% pada tahun 2014 targetnya telah berhasil 

dicapai,  6  indikator  atau  12,24%  pencapaian  targetnya  on  track  dan  akan 

tercapai  pada  tahun  2015.  Sedangkan  target  indikator  yang  perlu  dicapai 

dengan kerja keras tidak ditemukan lagi. 

  Dari  berbagai  upaya  pelaksanaan  program  dan  kegiatan 

pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan telah menunjukkan 

manfaat (outcome) yang menggembirakan, angka kemiskinan dapat ditekan 

menjadi 6,32% atau sebesar 9.600 jiwa pada tahun 2014. 

  Selanjutnya  Pemerintah  Kabupaten  Bintan  bersama  Provinsi 

Kepulauan Riau maupaun Pemerintah Pusat terus berupaya  dalam menekan 

angka  kemiskinan  melalui  program‐program  percepatan  penanggulangan 

kemiskinan  yang  dilakukan  dengan  (1)  Mengurangi  beban  pengeluaran 

masyarakat  miskin;  (2)  Meningkatkan  kemampuan  dan  pendapatan 

Page 35: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐19 

masyarakat miskin; (3) Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha 

Mikro dan Kecil; (4) Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan 

kemiskinan. 

 

Tabel 2.14 : Proporsi Penduduk Miskin Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten Bintan, Tahun 2003‐2014 

 Tahun  Jumlah 

Penduduk (Jiwa) 

Laju Pertumb. Penduduk (%) 

Jumlah Penduduk 

Miskin (Jiwa) 

Persentase Penduduk Miskin 

2013  149.120  1,30  9.325  6,23 

2014  151.123  1,34  9.600  6,32 

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

   

   Pada tahun 2014 Kabupaten Bintan telah mengalokasikan dana untuk 

program  pengentasan  kemiskinan  sharing  dana  Provinsi  Kepulauan  Riau 

sebesar  Rp12,627,834,085,‐  dikuti  dengan  Provinsi  Kepulaan  Riau  sebesar 

Rp25,255,668,171,‐  dengan  total  keselurahan  mencapai          

Rp37,883,502,256,‐  jumlah  ini  meningkat  dibandingkan  tahun  2013  yaitu  

sebesar Rp34.458.296.242,‐.  

 

Tabel 2.15 : Jumlah Anggaran Penangulanggan Kemiskinan dirinci berdasarkan sumber Pembiayaan Tahun 2013‐2014 

 

No Tahun Sumber Dana 

Jumlah APBD I  APBD II 

1  2014  25,255,668,171  12,627,834,085  37,883,502,256 

2  2013  22.804.823.011  11.653.473.231  34.458.296.242 

Sumber : Bappeda Kabupaten Bintan, Tahun 2014 

 

Pada  tahun  2014  telah  diberikan  bantuan  rehabilitasi  Rumah  Tidak 

Layak Huni sebanyak 508 unit meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 455 

unit. Pada tahun 2014 penganggaran rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni 

(RTLH) dibantu oleh Kementerian Sosial RI sebanyak 60 unit dengan  total 

Page 36: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐20 

anggaran  sebesar  Rp  600  juta  dan  448  unit  rumah melalui  cost  sharing 

dengan APBD Propinsi Kepulauan Riau yakni sebesar Rp600 juta dan sebesar 

Rp300 juta melalui APBD Kabupaten Bintan. 

 

2.2.4 Gambaran Daya Saing Daerah 

Salah  satu  indikator  kinerja  pembangunan  suatu  daerah  diukur 

melalui indikator‐indikator makro ekonomi. Pencapaian perekonomian suatu 

daerah  merupakan  gambaran  dari  prestasi  pemerintahan  daerah  dalam 

memanfaatkan  potensi  yang  ada  di  daerah  tersebut,  serta  usaha  dalam 

mengatasi  kendala‐kendala  yang  ada  di  daerah.  Beberapa  indikator 

pencapaian pembangunan ekonomi adalah: Produk Domestik Regional Bruto 

(PDRB),  Laju  Pertumbuhan  Ekonomi  (LPE)  dan  tingkat  inflasi.  Sektor  yang 

memiliki  kontribusi  terbesar  terhadap  Produk  Domestik  Regional  Bruto 

(PDRB)  Kabupaten  Bintan  tidak  terlepas  dari  potensi  yang  dimiliki  oleh 

Kabupaten  Bintan  yaitu  Industri,  Pariwisata  dan  Pertanian,  dengan  uraian 

sebagai berikut : 

 

Potensi Unggulan Daerah 

  Salah satu stimulan peningkatan potensi unggulan daerah Kabupaten 

Bintan  adalah  dengan  ditetapkannya  Kabupaten  Bintan  sebagai  salah  satu 

Kawasan Free Trade Zone. Pembentukan Free Trade Zone di Kabupaten Bintan 

berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2007 tentang Kawasan 

Perdagangan  Bebas  dan  Pelabuhan  Bebas.  Adapun  daerah  yang  termasuk 

dalam Free Trade Zone Bintan adalah kawasan Bintan Utara dengan  liputan 

wilayah hampir  setengah Pulau Bintan. Terdapat 5  lokasi  lain yang berupa 

enclave yaitu kawasan Anak Lobam, kawasan Maritim Bintan Timur, kawasan 

galang Batang, kawasan Galang Batang, kawasan Senggarang dan kawasan 

Industri  Dompak  Barat.  Dengan  adanya  pemekaran  wilayah,  maka  Kota 

Tanjungpinang  menjadi  suatu  wilayah  administratif  yang  berdiri  sendiri. 

Dalam  hal  ini  kawasan  Senggarang  dan  kawasan  industri  Dompak  Barat 

Page 37: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐21 

termasuk  ke  dalam  Free  Trade  Zone  Bintan  wilayah  kota  Tanjungpinang. 

Kawasan  Industri  Lobam  termasuk  dalam  lingkup  Kawasan  Bintan  Bagian 

Utara. 

Free Trade Zone Bintan dengan luas 62.017,20 Ha tersebut saat ini 23.000 Ha 

merupakan  kawasan wisata  internasional  Lagoi  yang  dikelola  sendiri  oleh 

Penanam Modal Asing dengan core wisata pantai dan golf. Sedangkan seluas 

4.000 Ha merupakan kawasan industri Lobam. 

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2011 tentang Rencana Tata 

Ruang kawasan Batam, Bintan dan Karimun maka kawasan Free Trade Zone 

Batam Bintan Karimun mecakup 26 Kecamatan yang 7 kecamatan diantaranya 

termasuk  sebagian  wilayah  Kabupaten  Bintan.  Adapun  Strukutur  Ruang 

Kawasan Free Trade Zone Bintan terdiri dari sistem pusat kegiatan (PK) Primer 

yaitu: 

1. Pusat Kegiatan Berorientasi Ekspor, yaitu kawasan industri Galang Batang 

Kecamatan Gunung Kijang, Kawasan  Industri Lobam di Kecamatan Seri 

Kuala Lobam, Kawasan Maritim Bintan Timur di Kecamatan Bintan Timur. 

Fungsi  utama  Pusat  Kegiatan  Berorientasi  Ekspor  ini  adalah 

pengembangan  industri  skala  besar.  Sedangkan  fungsi  pendukungnya 

sebagai  simpul  transportasi,  pemukiman  karyawan,  perdagangan  dan 

jasa lokal. 

2. Pusat  Kegiatan  Pariwisata Mancanegara  dan Domestik,  yaitu  Kawasan 

Wisata Internasional Lagoi di Kecamatan Teluk Sebong, Kawasan Wisata 

Penghujan‐Kuala  Sempang  di  Kecamatan  Seri  Kuala  Lobam,  Kawasan 

Wisata Trikora di Kecamatan Gunung Kijang, dan Kawasan Wisata Sakera 

di  Kecamatan  Bintan  Utara.  Fungsi  utama  Pusat  Kegiatan  Pariwisata 

Mancanegara dan Domestik  ini adalah pengembangan kepariwisataan. 

Sedangkan  fungsi  pendukungnya  sebagai  pemukiman  dan  simpul 

transportasi penumpang. 

3. Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa, yaitu Pusat Kegiatan Perdagangan 

dan  Jasa  Bandar  Seri  Bentan  di  Kecamatan  Teluk  Bintan,  dan  Pusat 

Page 38: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐22 

Kegiatan Perdagangan dan jasa tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara. 

Fungsi  utama  Pusat  Kegiatan  Perdagangan  dan  jasa  ini  adalah 

perdagangan  dan  jasa  internasional.  Sedangkan  fungsi  pendukungnya 

adalah pemukiman, simpul transportasi penumpang dan wisata belanja. 

4. Pusat Kegiatan Transportasi Laut, yakni pelabuhan Bandar Seri Udana dan 

Pelabuhan Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara, Pelabuhan Bandar 

Seri  Bentan  di  Kecamatan  teluk  Bintan,  dan  Pelabuhan  Kijang  di 

Kecamatan Bintan Timur. Fungsi Utama Pusat Kegiatan Transportasi Laut 

ini  adalah  pertransportasian.  Sedangkan  fungsi  pendukungnya  adalah 

pelayanan perpindahan penumpng dan barang. 

5. Pusat  Kegiatan  Pertahanan  dan  Keamanan  Negara,  yakni  Mentigi  di 

Kecamatan  Bintan  Utara,  Gunung  Bintan  Kecil  di  Kecamatan  Teluk 

Sebong,  dan  Tanjung  Berakit  dan  Tanjung  Sading  di  Kecamatan  Teluk 

Sebong.  Fungsi  utama  Pusat  Kegiatan  Kegiatan  Pertahanan  dan 

Keamanan  Negara  ini  adalah  pertahanan  dan  keamanan  negara. 

Sedangkan fungsi pendukungnya adalah menjaaga kedaulatan KNRI yang 

meliputi pertahanan dan keamanan laut serta udara. 

6. Pusat Kegiatan Kesehatan, Kawasan Bandar Seri Bentan di Kecamataan 

Teluk Bintan, dan Kawasan Perkotaan Tanjung Uban dan Kawasan Seri 

Kuala Lobam di Kecamatan Bintan Utara. Fungsi utama Pusat Kegiatan 

Kesehatan  ini  adalah  pelayanan  kesehatan  berkualitas  internasional. 

Sedangkan fungsi pendukungnya penyediaan pelayanan perkotaan.  

 

  Kabupaten  Bintan masih mengandalkan  sektor  industri  pengolahan 

masih  sebagai  penyumbang  PDRB  terbesar  pada  5  tahun  terakhir  dengan 

kontribusi mencapai 50% lebih. Spill over effect pembangunan Singapura dan 

Malaysia yang merupakan kutub utama pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara 

telah  berimbas  pada  perkembangan  Industri  di  Kabupaten  Bintan  sebagai 

pendukung  sektor  industri Singapura. Sedangkan Sektor Pariwisata  sebagai 

penyumbang  PDRB  terbesar  ke  dua  setelah  sektor  industri  pengolahan 

Page 39: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐23 

merupakan  penyumbang  Pendapatan  Asli  Daerah  terbesar  di  Kabupaten 

Bintan  dalam  5  tahun  terakhir.  Kontribusi  sektor  Pariwisata  (Pajak  Hotel 

Restoran  dan  Hiburan)  terus  mengalami  peningkatan,  pada  tahun  2010 

mencapai  Rp63,2  Miliar  dan  terus  meningkat  sampai  pada  tahun  2014 

mencapai Rp93,6 Miliar dengan rata‐rata kontribusi sebesar 54,64% dari total 

PAD Kabupaten Bintan pada tahun 2010‐2014. Investasi di Kabupaten Bintan 

juga  menunjukkan  peningkatan,  pada  tahun  2010  nilai  investasi  PMA 

US$744.94 juta dengan total 121 perusahaan sedangkan nilai investasi PMDN 

Rp67,06 miliar dengan total 8 perusahaan terus meningkat hingga tahun 2014 

nilai investasi PMA US$916.74 juta dengan total 174 perusahaan sedangkan 

nilai  investasi PMDN Rp1,457 trilyun,‐ dengan total 17 perusahaan. Potensi 

unggulan daerah yang menunjukkan tren peningkatan yang sangat signifikan 

juga terdapat pada sektor pertanian pada sentra produksi komoditastanaman 

pangan dan hortikultura unggulan antara lain padi, sayuran, buah naga, salak 

dan  lain sebagainya.  Jenis‐jenis  tanaman perkebunan  seperti karet, kelapa, 

dan cengkeh dapat dijumpai disemua kecamatan dengan luas yang bervariasi. 

Disisi  lain  terdapatnya  potensi  kelautan  dan  perikanan  yang  sangat  besar 

untuk kegiatan perikanan tangkap maupun budidaya juga merupakan andalan 

untuk dapat dikembangkan di Kabupaten Bintan. 

Angka Kerja dan Ketenagakerjaan 

  Menurut  Badan  Pusat  Statistik  Kabupaten  Bintan  berdasarkan 

persentase  Penduduk  Berumur  15  Tahun  keatas  yang  bekerja  Menurut 

Lapangan  Pekerjaan  Kabupaten  Bintan,  Mata  pencaharian  penduduk 

Kabupaten Bintan pada tahun 2013 dan tahun 2014 masih di dominasi sektor 

pertanian  yang  didalamnya  termasuk  sub  sektor  perikanan,  namun  pada 

beberapa  sektor  terjadi  pergeseran  struktur  mata  pencaharian  penduduk 

Kabupaten Bintan. Sektor  jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan yang 

pada  tahun 2013 menempati peringkat  ketiga mata pencaharian penduduk 

Kabupaten Bintan dengan  14,14% mengalami pergeseran pada  tahun  2014 

dengan menempati peringkat kedua mata pencaharian penduduk Kabupaten 

Page 40: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐24 

Bintan dengan angka 21,07%.  Sedangkan sektor perdagangan, rumah makan 

dan hotel menunjukkan pada  tahun 2013 yang menempati peringkat kedua 

terbesar dengan angka 17,92% bergeser pada tahun 2014 menjadi peringkat 

ketiga dengan angka 19,01%. Walaupun turun secara peringkat namun secara 

persentase  mengalami  peningkatan  sebesar  1,09%  hal  ini  sejalan  dengan 

perkembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Bintan. sedangkan sektor 

pertambangan  dan  penggalian  mengalami  pengurunan  2,25%  dari 

sebelumnya pada tahun 2013 mencapai 3,27% menjadi 1,02%. 

 

Tabel 2.16  :   Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Kabupaten Bintan, 

 No  Mata Pencaharian Penduduk  2013  2014 

1.  Pertanian  32,27  25,32 

2.  Pertambangan dan Penggalian  3,27  1,02 

3.  Industri dan perdagangan  13,42  12,28 

4.  Listrik, Gas dan Air 1,32  1,47 

5.  Bangunan  10,38  8,09 

6.  Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel 17,92  19,01 

7.  Angkutan, Pegudangan dan Komunikasi 5,60  6,59 

8.  Keuangan, Asuransi dan Usaha Persewaan 1,68  5,15 

9.  Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 14,14  21,07 

10.  Lainnya  ‐ ‐ 

  Jumlah  100,00  100,00 

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bintan, 2015 

 

Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bintan Penduduk Usia Kerja 

pada tahun 2014 meningkat dibandingkan dengan tahun 2013. Penduduk Usia 

Kerja pada tahun 2013 sejumlah 102.914 orang sedangkan pada tahun 2014 

yaitu  104.312  orang.  Begitu  pula  dengan  Angkatan  Kerja  menunjukkan 

peningkatan dari 63.726 orang pada tahun 2013 menjadi 67.749 pada tahun 

2014.  Tingkat  Partisipasi  Angkatan  Kerja  (TPAK) merupakan  perbandingan 

antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. TPAK di Kabupaten Bintan 

juga  menunjukkan  pemingkatan  dari  tahun    yaitu  61,92%  kemudian 

meningkat  kembali  pada  tahun  2014 menjadi  64,95%.  Sedangkan  Tingkat 

Page 41: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐25 

Pengangguran  Terbuka  (TPT) di  Kabupaten Bintan mengalami  peningkatan 

dari  6,57%  pada  tahun  2013 menjadi  6,80 %  pada  tahun  2014.  Kebijakan 

pemerintah tentang pelarangan ekspor mineral mentah juga berimbas pada 

penurunan aktivitas pertambangan sehingga berdampak  langsung terhadap 

penurunan  jumlah  tenaga  kerja  yang bekerja di  sektor pertambangan  dan 

penggalian. 

 

Tabel 2.17 : Perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 

 Uraian 2013 2014* 

1. Penduduk Usia Kerja (orang)  102.914 104.312 

2. Angkatan Kerja (orang)  63.726 67.749 

3. Bekerja (orang)  59.537 63.142 

4. Mencari Kerja (orang)  4.189 4.607 

5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)  61,92 64,95 

6. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,57 6,80 

* : Data Sementara Sumber : Data Diolah Tahun 2015 

 

Daya Beli 

  Berdasarkan data BPS pencapaian daya beli (Purchasing Power Parity) 

masyarakat  Kabupaten  Bintan  yang  diukur  dengan  pendapatan  riil 

perkapita/tahun  menunjukkan  adanya  peningkatan  dari  tahun  ke  tahun. 

Tahun 2013 Pendapatan riil perkapita mencapai Rp 656.590 dan pada tahun 

2014 meningkat menjadi Rp 659,870. Demikian pula dengan Indeks Daya Beli 

penduduk Kabupaten Bintan, pada  tahun 2013  Indeks Daya Beli penduduk 

Kabupaten  Bintan meningkat menjadi  68,6  hingga  pada  tahun  2014  yang 

mencapai 69,3. Peningkatan  Indeks Daya Beli  tidak  terlepas dari pengaruh 

kinerja makro dan mikro ekonomi. Hal ini tercermin dari besaran pencapaian 

pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang cukup terkendali.  

 

 

 

Page 42: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐26 

Tabel 2.18   : Pendapatan Riil Perkapita dan Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten Bintan,Tahun 2013‐2014 

 No  Tahun  Pendapatan Riil Perkapita (Rp.000)  Indeks Daya Beli 

1.  2013  656,68 68,6 

2.  2014  659,87  69,3 

Sumber : BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015 

 

Grafik 2.6 : Indeks Daya Beli Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014  

 

Sumber : BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015  

Kemampuan Ekonomi Daerah 

Walaupun relatif lambat, namun indeks tersebut menggambarkan 

kondisi ekonomi  khususnya daya beli masyarakat Kabupaten Bintan  yang 

tetap terjaga dengan baik sepanjang tahun 2014 sehingga capaian ini dapat 

mendorong  pertumbuhan  ekonomi  masyarakat  Kabupaten  Bintan  pada 

tahun  2014  menjadi  lebih  baik.  Kemungkinan  lain  yang  mempengaruhi 

tingkat daya beli masyarakat, adalah disebabkan oleh faktor internal kondisi 

pasar maupun  eksternal  seperti  kebijakan makro  ekonomi Nasional,  dan 

nilai  tukar  rupiah  yang  belum  stabil  serta  isu  ekonomi  regional maupun 

global yang sangat erat kaitannya dengan fluktuasi tingkat  inflasi sehingga 

berpengaruh terhadap laju peningkatan daya beli masyarakat. 

 

 

 

 

68.6

69.3

68.2

68.4

68.6

68.8

69

69.2

69.4

2013 2014

Page 43: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐27 

Luas Kawasan Produktif 

Kabupaten Bintan merupakan kepulauan yang memiliki keterbatasan 

lahan dan  lebih banyak didominasi oleh wilayah  laut. Secara keseluruhan 

luas wilayah Kabupaten Bintan adalah 87.717,84 km2  terdiri atas wilayah 

daratan seluas 1.319,51 km2 (1,50%) dan wilayah laut seluas 86.398,33 km2 

(98,50%).  Dengan  adanya  pemekaran  wilayah  jumlah  Kecamatan  yang 

terdapat di wilayah Kabupaten Bintan bertambah dari 6 (enam) Kecamatan 

menjadi 10 (sepuluh) kecamatan, yaitu Kecamatan Teluk Bintan, Seri Kuala 

Lobam, Bintan Utara, Teluk Sebong, Bintan Timur, Bintan Pesisir, Mantang, 

Gunung  Kijang,  Toapaya,  dan  Tambelan.  Keterbatasan  lahan  di  daratan 

masih dibagi lagi menjadi kawasan produktif dan kawasan non produktif.  

 Kawasan produktif adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi 

utama untuk kegiatan budidaya dengan didasarkan pada kondisi dan potensi 

sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Luas 

kawasan produktif di Kabupaten Bintan mencapai 86,186 hektar atau 65,32 

persen  wilayah  Kabupaten  Bintan.  Adapun  perincian  kawasan  produktif 

dapat dilihat pada Tabel berikut : 

Tabel 2.19 Kawasan Produktif di Kabupaten Bintan 

 NO.  U  R  A  I  A  N LUAS (Ha)  (%) 

1  Hutan Produksi Terbatas          9,019.00                 6.84 

2  Pertanian        27,673.00               20.97 

3  Perkebunan       2,424.00                  1.84 

4  Perikanan (Tambak)            337.00                 0.26 

5  Pertambangan         7,636.00                 5.79 

6  Industri          7,510.00                 5.69 

7  Pariwisata        20,105.00                15.24 

8  Permukiman        6,214.00                  4.71 

9  Perdagangan dan Jasa             803.00                  0.61 

10  Kawasan Militer                  9.00                  0.01 

11  Kawasan Bandar Seri Bentan         4,447.00                  3.37 

12  TPA                 9.00                  0.01 

    86,186.00   65.32

Sumber : RTRW Kabupaten Bintan tahun 2011‐2031 

Page 44: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐28 

Pemanfaatan  lahan  di wilayah  darat  diatur  dengan  Rencana  Tata 

Ruang  Wilayah  (RTRW)  Kabupaten  Bintan  tahun  2011‐  2031.  Tingkat 

pengendalian dalam pemanfaatan ruang di Kabupaten Bintan dapat diukur 

melalui  3  indikator  yang menunjukkan  ketaatan  terhadap  Rencana  Tata 

Ruang  Wilayah  (RTRW).  Yang  pertama  adalah  tingkat  kesesuaian 

pemanfaatan  ruang  di  kawasan  strategis  dan  kecamatan,  kedua  adalah 

persentase  rekomendasi perizinan yang memanfaatkan kesesuaian  lahan. 

Kemudian yang ketiga adalah tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang. 

 

2.3  Evaluasi Pelaksanaan dan Realisasi RPJMD 

Evaluasi  pelaksanaan  RPJMD  sangat  penting  dilakukan  agar  dapat 

menjadi masukan bagi perencanaan  tahun‐tahun berikutnya.  Pada  tahun 

keempat  pelaksanaan  RPJMD  Kabupaten  Bintan  2010  ‐  2015,  upaya 

pembangunan daerah melalui tujuh prioritas telah menghasilkan berbagai 

capaian  yang  umumnya  berada  pada  jalur  yang  diharapkan.  Meskipun 

demikian, beberapa hal juga belum dapat berlangsung sesuai rencana yang 

telah ditetapkan dan memerlukan percepatan dalam memenuhi  indikator 

kinerja yang ada. Kinerja Kabupaten Bintan dalam memenuhi target prioritas 

Ekonomi Kerakyatan sudah berada dalam  jalur yang benar, dan kinerja  ini 

perlu dipertahankan.  

Kinerja  Kabupaten  Bintan  dalam  memenuhi  target  prioritas 

Pendidikan sudah cukup baik, khususnya dalam melaksanakan amanat wajib 

belajar pendidikan dasar 9 tahun. Selain  itu, pengembangan perpustakaan 

harus menjadi perhatian, karena kondisinya sangat kurang dan cenderung 

menurun. Peningkatan minat baca harus ditingkatkan, dan pelayanan harus 

dilaksanakan agar perpustakaan dapat menjadi tempat yang nyaman untuk 

dikunjungi  semua  lapisan  masyarakat.  Selanjutnya,  kinerja  Kabupaten 

Bintan  dalam memenuhi  target  prioritas  Kesehatan  secara makro  sudah 

baik. Dilihat dari  segi  jumlah,  sarana dan prasarana penunjang kesehatan 

sudah dapat memenuhi tingkat layanan minimal, tetapi secara mikro apabila 

Page 45: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐29 

dilihat  dari  segi  persebaran  dan  kualitas  layanan,  hal  ini  perlu  untuk 

ditingkatkan. Di sisi lain, pewujudan rumah sehat perlu mendapat prioritas 

untuk  dilaksanakan  karena  dapat  berfungsi  untuk  mencegah  timbulnya 

penyakit.  

Mengenai aspek Good Governance secara umum juga berjalan sesuai 

rencana.  Hanya  saja,  pemetaan  pejabat  struktural masih  belum  berjalan 

dengan  baik.  Meskipun  jika  dilihat  dari  segi  jumlah  relatif  kecil  jika 

dibandingkan  dengan  jumlah  keseluruhan  pegawai,  namun  pejabat 

struktural  merupakan  pengambil  kebijakan  yang  menentukan  arah 

kebijakan  Pemerintah  Kabupaten  Bintan.  Penempatan  pegawai  haruslah 

mempertimbangkan  prinsip  the  right  man  in  the  right  place,  sehingga 

pemetaan  pegawai merupakan  hal  yang  seharusnya mendapat  prioritas 

untuk  dilaksanakan.  Hal  lain  yang  perlu  mendapat  penekanan  adalah 

banyaknya  Sistem  Informasi Manajemen  (SIM) di Kabupaten Bintan  yang 

sayangnya  tidak  terintegrasi.  Basis  data masing‐masing  SIM  tidak  dalam 

format yang sama, sehingga output satu SIM tidak dapat menjadi input SIM 

yang lain. Jika keterpaduan basis data SIM dapat diwujudkan, maka SIM yang 

ada akan dapat berfungsi secara optimal untuk mewujudkan birokrasi yang 

efektif dan efisien.   

Kinerja  Kabupaten  Bintan  dalam  memenuhi  target  prioritas 

Data/Informasi masih belum optimal, padahal pemenuhan target prioritas 

ini seharusnya dilaksanakan pada awal implementasi RPJMD. Hingga saat ini, 

Kabupaten  Bintan masih memerlukan  penguatan  basis  data  yang  diikuti 

dengan updating. Hal yang harus dihindari adalah adanya data yang salah 

yang  digunakan  sebagai  input  analisis,  sehingga  hasil  akhir  proses  yang 

berupa kebijakan justru akan membawa pembangunan daerah ke arah yang 

salah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah belum berfungsinya litbang di 

pemerintah dan masyarakat secara optimal. Dokumen  litbang pemerintah 

cenderung  menjadi  dokumen  yang  tidak  diimplementasikan,  sedangkan 

litbang  di  masyarakat  relatif  belum  tersentuh  dan  terdokumentasikan 

Page 46: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐30 

dengan baik, hasil litbang diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai teknologi 

tepat guna yang sangat bermanfaat bagi masyarakat banyak.  

Melihat  dari  capaian  indikator‐indikator  yang  ada  setiap  SKPD  di 

Kabupaten Bintan maka dapat diketahui bahwa capaian pada  tahun 2014 

dibandingkan  dengan  target  akhir  tahun  2015  maka  untuk  misi 

pembangunan RPJMD Kabupaten Bintan  tahun 2010‐2015 adalah sebesar 

95 % sudah tercapai dan 5 %  lagi yang membutuhkan perhatian  lebih dari 

pemerintah untuk dapat tercapai di tahun 2015. Secara umum maka hasil 

evaluasi pelaksanaan RPJMD Kabupaten Bintan sampai dengan tahun 2014 

dapat dilihat pada Tabel dan Grafik berikut : 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 47: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐31 

 

Tabel 2.20  Capaian Misi RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2010 ‐ 2015 Sampai Dengan Tahun 2014 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

                             

1 Melanjutkan upaya peningkatan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa 

152  94  62%  55  36%  3  2% 

  

1  Program Peningkatan Pengetahuan Keagamaan  7  7  100%  0  0%  0  0%  Setda 

2  Program Pemenuhan Kebutuhan Sarana Peribadatan  1  0  0%  1  100%  0  0%  Setda 

3 Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama 

1  1  100%  0  0%  0  0% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 

4 Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan 

4  2  50%  2  50%  0  0% Dinas Tenaga Kerja 

5 Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja 

5  4  80%  1  20%  0  0% Dinas Tenaga Kerja 

6  Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja  2  0  0%  2  100%  0  0%  Dinas Tenaga Kerja 

7 Program Peningkatan Lapangan Pekerjaan Sesuai Kapasitas Penduduk Lokal 

1  0  0%  1  100%  0  0% Dinas Tenaga Kerja 

8 Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga Kerja 

5  4  80%  1  20%  0  0% Dinas Tenaga Kerja 

9  Program Peningkatan Wirausaha dan UKM  1  1  100%  0  0%  0  0% Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 

Page 48: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐32 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

10  Program Insentif Untuk Industri Kecil  1  1  100%  0  0%  0  0% Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 

11 Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak‐Kanak 

2  2  100%  0  0%  0  0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga 

12  Program Pendidikan Dasar (Wajib Belajar 9 Tahun)  10  7  70%  3  30%  0  0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga 

13 Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan Prasarana Pendidikan Lain 

2  2  100%  0  0%  0  0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga 

14  Program Penyesuaian dan Pemberdayaan Jumlah Guru  3  3  100%  0  0%  0  0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga 

15  Program Pendidikan Menengah  7  5  71%  2  29%  0  0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga 

16 Program Pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan / Pendidikan Tinggi Penunjang Sektor‐Sektor Unggulan 

5  1  20%  4  80%  0  0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga 

17  Program Kejar Paket  2  1  50%  1  50%  0  0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga 

18  Program Pelayanan  Kepemudaan  2  0  0%  2  100%  0  0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga 

Page 49: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐33 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

19  Program Pembinaan dan Pengembangan Olah Raga  6  0  0%  6  100%  0  0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga 

20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 

14  9  64%  4  29%  1  7% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga 

21 Program Pengembangan Nilai‐Nilai Budaya, Seni dan Perfilman 

5  4  80%  1  20%  0  0% Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 

22 Program Kesejarahan, Kepurbakalaan dan Permuseuman 

3  1  33%  1  33%  1  33% Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 

23  Program Upaya Kesehatan Masyarakat  2  0  0%  2  100%  0  0%  Dinas Kesehatan 

24  Program Peningkatan Gizi dan Kesehatan Keluarga  17  10  59%  7  41%  0  0%  Dinas Kesehatan 

25  Program Pengendalian Penyakit  12  10  83%  2  17%  0  0%  Dinas Kesehatan 

26  Program Penyehatan Lingkungan  6  4  67%  2  33%  0  0%  Dinas Kesehatan 

27  Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan  6  4  67%  2  33%  0  0%  Dinas Kesehatan 

28 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan 

6  3  50%  3  50%  0  0% Dinas Kesehatan 

29 Program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan bagi Masyarakat Miskin 

5  4  80%  1  20%  0  0% Dinas Kesehatan 

30 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 

4  3  75%  1  25%  0  0% Dinas Kesehatan 

31  Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan  3  0  0%  3  100%  0  0%  Dinas Kesehatan 

32 Program Pengawasan dan Pembinaan Peredaran Sediaan Farmasi dan Makanan 

1  1  100%  0  0%  0  0% Dinas Kesehatan 

33  Program Manajemen Kesehatan  1  0  0%  0  0%  1  100%  Dinas Kesehatan 

Page 50: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐34 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

2 Mewujudkan pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan 

44  30  68%  13  30%  1  2% 

  

1  Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM  5 

3  60%  2  40%  0  0% 

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 

2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah 

2  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 

3 Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri 

4  80%  1  20%  0  0% 

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 

4 Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah 

4  80%  1  20%  0  0% 

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 

5 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 

4 3  75%  1  25%  0  0% 

Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 

6  Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal  1 1  100%  0  0%  0  0% 

Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 

7  Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi  3 1  33%  1  33%  1  33% 

Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 

Page 51: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐35 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

8  Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi  2 1  50%  1  50%  0  0% 

Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 

9  Program Pelayanan Perizinan Non Investasi  1 1  100%  0  0%  0  0% 

Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 

10 Program Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan 

1 0  0%  1  100%  0  0% 

Dinas Kelautan dan Perikanan 

11  Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir  1 1  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Kelautan dan Perikanan 

12  Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan  6 5  83%  1  17%  0  0% 

Dinas Kelautan dan Perikanan 

13 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap 

3 2  67%  1  33%  0  0% 

Dinas Kelautan dan Perikanan 

14 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Budidaya 

2 2  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Kelautan dan Perikanan 

15 Program Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan 

3 0  0%  3  100%  0  0% 

Dinas Kelautan dan Perikanan 

                             

3 Melanjutkan pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis 

29  18  62%  8  28%  3  10%   

1 Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata 

1 1  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 

2  Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata  2 1  50%  1  50%  0  0% 

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 

Page 52: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐36 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

3  Program Pengembangan Destinasi Pariwisata  5 3  60%  2  40%  0  0% 

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 

4 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 

5 3  60%  2  40%  0  0% 

Dinas Pertanian dan Kehutanan 

5 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan 

3 2  67%  0  0%  1  33% 

Dinas Pertanian dan Kehutanan 

6  Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan  2 0  0%  0  0%  2  100% 

Dinas Pertanian dan Kehutanan 

7 Ketersedian dan Ketercukupan Daging  yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal 

1 0  0%  1  100%  0  0% 

Dinas Pertanian dan Kehutanan 

8 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak 

1 0  0%  1  100%  0  0% 

Dinas Pertanian dan Kehutanan 

9 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 

2 2  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Pertanian dan Kehutanan 

10 Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani 

1 1  100%  0  0%  0  0% 

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 

11  Program Peningkatan  Ketahanan Pangan Masyarakat  2 1  50%  1  50%  0  0% 

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 

12 Program Pengembangan dan Penyuluhan Petani dan Nelayan 

2 2  100%  0  0%  0  0% 

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 

13 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 

2 2  100%  0  0%  0  0% 

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 

Page 53: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐37 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

     

                      

Melanjutkan upaya penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM. 

199  128  64%  59  30%  12  6% 

  

1 Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah 

2 0  0%  0  0%  2  100%  Setda 

2  Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat  2  0  0%  2  100%  0  0%  Setda 

3  Program Pendidikan Kedinasan  5  2  40%  3  60%  0  0%  BKD 

4 Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian Daerah 

3 3  100%  0  0%  0  0%  BKD 

5  Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur  4  4  100%  0  0%  0  0%  BKD 

6 Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan Eksternal 

2 0  0%  2  100%  0  0%  Inspektorat 

7 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur 

3 1  33%  2  67%  0  0%  Inspektorat 

8 Program Pembinaan dan Pengawasan serta Peningkatan Akuntabilitas Pembangunan Daerah 

1 1  100%  0  0%  0  0%  Inspektorat 

9  Program Penataan Administrasi Kependudukan  4 2  50%  2  50%  0  0% 

Dinas Kependudukan dan Capil 

10  Program Penataan Administrasi Catatan Sipil  3 1  33%  1  33%  1  33% 

Dinas Kependudukan dan Capil 

Page 54: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐38 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

11 Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil 

3 1  33%  1  33%  1  33% 

Dinas Kependudukan dan Capil 

12 Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan 

8 5  63%  1  13%  2  25%  Setda 

13  Program Penataan Peraturan Perundang‐undangan  6  6  100%  0  0%  0  0%  Setda 

14 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah 

5 4  80%  1  20%  0  0%  Setda 

15  Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian  2  1  50%  1  50%  0  0%  Setda 

16  Program Pembinaan BUMD  4  2  50%  1  25%  1  25%  Setda 

17 Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah 

2 2  100%  0  0%  0  0%  Setda 

18 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik dan Keprotokolan 

7 2  29%  4  57%  1  14%  Setda 

19 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 

2 0  0%  2  100%  0  0%  Setda 

20  Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan  4  4  100%  0  0%  0  0%  Kecamatan 

21  Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan  1  1  100%  0  0%  0  0%  Kecamatan 

22  Program Penataan Peraturan Perundang‐undangan  1  1  100%  0  0%  0  0%  Sekretariat DPRD 

23 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah 

3 1  33%  2  67%  0  0%  Sekretariat DPRD 

24  Program Pengembangan Data dan Informasi  5  5  100%  0  0%  0  0%  Bappeda 

25  Program Perencanaan Tata Ruang  7  7  100%  0  0%  0  0%  Bappeda 

26  Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang  3  3  100%  0  0%  0  0%  Bappeda 

27 Program Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan SDA 

2 2  100%  0  0%  0  0%  Bappeda 

Page 55: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐39 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

28  Program Inventarisasi SDA  1  1  100%  0  0%  0  0%  Bappeda 

29 Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah 

4 4  100%  0  0%  0  0%  Bappeda 

30 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah 

1 1  100%  0  0%  0  0%  Bappeda 

31  Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan  7  5  71%  1  14%  1  14%  Bappeda 

32  Program Perencanaan Pembangunan Daerah  9  8  89%  1  11%  0  0%  Bappeda 

33  Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi  13  6  46%  7  54%  0  0%  Bappeda 

34  Program Perencanaan Sosial Budaya  1  1  100%  0  0%  0  0%  Bappeda 

35  Program Penanggulangan Bencana  4 3  75%  1  25%  0  0% 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah 

36  Program Mitigasi Bencana  1 1  100%  0  0%  0  0% 

BadanPenanggulangan Bencana Daerah 

37 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 

17 12  71%  5  29%  0  0%  DPPKD 

38 Program Pembinaan Fasilitasi Keuangan Kabupaten / Kota 

2 2  100%  0  0%  0  0%  DPPKD 

39  Program Manajemen Aset Daerah  6  4  67%  2  33%  0  0%  DPPKD 

40 Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Daerah 

13 8  62%  5  38%  0  0%  DPPKD 

41  Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan  1 1  100%  0  0%  0  0% 

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 

42  Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik  9 2  22%  7  78%  0  0% 

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 

Page 56: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐40 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

43 Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal 

2 2  100%  0  0%  0  0%  Satpol PP 

44 Program Penegakan Peraturan Daerah dan Pengembangan Kapasitas Pol PP 

1 0  0%  0  0%  1  100%  Satpol PP 

45 Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan Masyarakat 

5 3  60%  2  40%  0  0%  Satpol PP 

46  Program Penyelenggaraan Kearsipan Daerah  4 0  0%  2  50%  2  50% 

Kantor Perpustakaan dan Arsip 

47  Program Pengembangan Perpustakaan  4 3  75%  1  25%  0  0% 

Kantor Perpustakaan dan Arsip 

48  Program Pelayanan Administrasi Perkantoran  1  1  100%  0  0%  0  0%  semua SKPD 

49  Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur  1  1  100%  0  0%  0  0%  semua SKPD 

50  Program Peningkatan Disiplin Aparatur  1  1  100%  0  0%  0  0%  semua SKPD 

51  Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur  1  1  100%  0  0%  0  0%  semua SKPD 

52 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 

1 1  100%  0  0%  0  0%  semua SKPD 

                             

Melanjutkan pembangunan yang adil dan merata melalui peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan 

66  42  64%  17  26%  7  11% 

  

1  Program Pembangunan Jalan dan Jembatan  7 5  71%  2  29%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

Page 57: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐41 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

2  Program Rehabilitasi / Pemeliharan Jalan dan Jembatan  2 1  50%  1  50%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

3 Program Pembangunan Drainase dan Gorong‐Gorong Jalan 

1 1  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

4  Program Penyehatan Lingkungan Permukiman  1 1  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

5 Program Pengembangan Sarana Prasarana Perumahan dan Permukiman 

1 1  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

6 Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah 

5 2  40%  3  60%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

7  Program Pengendalian Banjir  1 1  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

8  Program Peningkatan Perencanaan Teknis  2 1  50%  0  0%  1  50% 

Dinas Pekerjaan Umum 

9 Program Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Umum/Sosial 

1 1  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

10 Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemerintahan 

1 1  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

11 Program Pembangunan Sarana Kantor Pemerintahan Ibukota 

2 2  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

12 Program Pembangunan Infrastruktur Pusat Pemerintahan 

6 4  67%  1  17%  1  17% 

Dinas Pekerjaan Umum 

13 Program Peningkatan Kapasitas Bidang Kepekerjaan Umum 

2 0  0%  2  100%  0  0% 

Dinas Pekerjaan Umum 

14 Program Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Bencana Daerah 

2 0  0%  0  0%  2  100% 

Dinas Pekerjaan Umum 

Page 58: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐42 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

15 Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum 

2 2  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 

16 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan 

6 4  67%  2  33%  0  0% 

Dinas Pertambangan dan Energi 

17  Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas  3  1  33%  2  67%  0  0%  Dinas Perhubungan 

18 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 

9 7  78%  1  11%  1  11%  Dinas Perhubungan 

19 Program Peningkatan Perencanaan Teknis dan Kebijakan Bidang Perhubungan 

1 0  0%  1  100%  0  0%  Dinas Perhubungan 

20  Program Peningkatan Pelayanan Angkutan  4  3  75%  1  25%  0  0%  Dinas Perhubungan 

21 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan Telekomunikasi 

5 4  80%  1  20%  0  0%  Dinas Perhubungan 

22 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Kebandarudaraan 

2 0  0%  0  0%  2  100%  Dinas Perhubungan 

                             

                             

6 Melanjutkan upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender 

37  24  65%  13  35%  0  0% 

  

1 Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan 

7 5  71%  2  29%  0  0%  Dinas Sosial 

2 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 

3 3  100%  0  0%  0  0%  Dinas Sosial 

3  Program Perlindungan dan Jaminan Sosial  2  2  100%  0  0%  0  0%  Dinas Sosial 

Page 59: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐43 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

4 Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial 

1 1  100%  0  0%  0  0%  Dinas Sosial 

5 Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat  dalam Pembangunan 

6 4  67%  2  33%  0  0%  BPMPKB 

6 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 

12 7  58%  5  42%  0  0%  BPMPKB 

7  Program Keluarga Berencana  5  2  40%  3  60%  0  0%  BPMPKB 

8  Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga  1  0  0%  1  100%  0  0%  BPMPKB 

                             

7 Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan  dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development) 

41  28  68%  10  24%  3  7%   

1 Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil 

2 1  50%  1  50%  0  0% 

Dinas Kelautan dan Perikanan 

2 Program Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil 

2 0  0%  2  100%  0  0% 

Dinas Kelautan dan Perikanan 

3 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya dan Lingkungan Hidup 

2 2  100%  0  0%  0  0%  BLH 

4 Program Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup 

4 4  100%  0  0%  0  0%  BLH 

5 Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 

2 2  100%  0  0%  0  0%  BLH 

6 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 

2 2  100%  0  0%  0  0%  BLH 

Page 60: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐44 

No.  Misi / Program 

   KETERANGAN 

SKPD JUMLAH INDIKATOR 

SUDAH TERCAPAI 

% AKAN 

TERCAPAI % 

PERLU USAHA KERAS 

7 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 

3 1  33%  2  67%  0  0% 

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 

8 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Persampahan 

1 1  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 

9  Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau  3 3  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 

10  Program Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum  1 1  100%  0  0%  0  0% 

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 

11 Program Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan 

4 3  75%  1  25%  0  0% 

Dinas Pertanian dan Kehutanan 

12 Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) 

2 1  0%  1  0%  0  0% 

Dinas Pertanian dan Kehutanan 

13 Program Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya hutan 

6 4  0%  1  0%  1  0% 

Dinas Pertanian dan Kehutanan 

14 Program Pembinaan usaha Pertambangan Umum dan Sumberdaya Mineral 

7 3  43%  2  29%  2  29% 

Dinas Pertambangan dan Energi 

                             

  TOTAL CAPAIAN  568  364  64%  175  31%  29  5%   

 

 

Page 61: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐45 

Grafik 2. 7   Capaian Misi RPJMD Kabupaten Bintan Sampai Dengan  Tahun 2014 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Evaluasi pelaksanaan RPJMD pada tabel di atas merupakan evaluasi RPJMD 

setelah  4  tahun  pelaksanaan  pembangunan  periode  RPJMD  tahun  2010‐

2015.  Sebagian  besar  indikator  kinerja  pembangunan  pada  tahun  2014 

sudah mencapai  target yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Bintan. 

Kondisi tersebut menjadi modal dasar untuk dapat mencapai target kinerja 

akhir pada tahun 2015. 

2.4   Isu Strategis dan Permasalahan Pembangunan 

Isu‐isu  strategis  bidang  pembangunan  Nasional  tahun  2016  yang 

harus diselaraskan dalam penyusunan RKPD Kabupaten BIntan Tahun 2016 

adalah : 

1. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan beragama, yaitu sistem jaminan 

sosial nasional (demand dan supply), penurunan angka kematian ibu 

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

1 2 3 4 5 6 7

Sudah Tercapai

Akan Tercapai

Perlu Usaha Keras

Page 62: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐46 

dan  bayi,  pengendalian  jumlah  penduduk,  sinergi  percepatan 

penanggulangan kemiskinan, dan optimalisasi anggaran pendidikan; 

2. Bidang Pembangunan Ekonomi,  yaitu  transformasi  struktur  industri 

dan peningkatan daya saing tenaga kerja; 

3. Bidang Pembangunan Sarana Prasarana, yaitu penguatan konektivitas 

nasional  melalui  keseimbangan  pembangunan  antar  wilayah, 

mendorong  pertumbuhan  ekonomi,  pembangunan  transportasi 

massal perkotaan, ketersediaan infrastruktur pelayanan dasar melalui 

peningkatan rasio elektrifikasi nasional, peningkatan akses air minum 

dan sanitasi, penataan perumahan/permukiman, dan ketahanan air; 

4. Bidang  Pembangunan  Pengelolaan  Sumber  Daya  Alam  dan 

Lingkungan Hidup, yaitu perkuatan ketahanan pangan, peningkatan 

ketahanan energi, percepatan pembangunan kelautan, peningkatan 

keekonomian keanekaragaman hayati dan kualitas lingkungan hidup; 

5. Bidang  Pembangunan  Ilmu  Pengetahuan  dan  Teknologi,  yaitu 

perkuatan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi; 

6. Bidang Pembangunan Politik, yaitu konsolidasi demokrasi; 

7. Bidang Pembangunan Pertahanan dan Keamanan, yaitu percepatan 

pembangunan  Minimum  Essensial  Force  (MEF)  dengan 

pemberdayaan  industri pertahanan dan peningkatan ketertiban dan 

keamanan dalam negeri; 

8. Bidang Pembangunan Hukum dan Aparatur, yaitu reformasi birokrasi 

dan  peningkatan  kapasitas  kelembagaan  publik,  serta  pencegahan 

dan pemberantasan korupsi; dan  

9. Bidang Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang, yaitu pembangunan 

daerah  tertinggal dan perbatasan, pengelolaan  risiko bencana, dan 

sinergi pembangunan perdesaan. 

Berdasarkan hasil evaluasi  tahun  sebelumnya  serta  terkait dengan 

isu strategis bidang pembangunan nasional tahun 2016 maka permasalahan 

Page 63: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐47 

makro pembangunan yang dihadapi Kabupaten Bintan ke depan khususnya 

selama rentang waktu satu tahun adalah : 

1. Dalam  skala  global  atau  internasional  kualitas  sumberdaya  manusia 

Kabupaten Bintan masih kurang kompetitif dibandingkan dengan negara 

tetangga  terutama  dilihat  dari  tingkat  pendidikan  penduduk  dan 

kesehatan masyarakat; 

2. Dalam  pengelolaan  potensi  perikanan  dan  kelautan  masih  perlu 

ditingkatkan  dalam  rangka  mengembangkan  perekonomian  daerah 

dengan berbasiskan pada pemanfaatan inovasi – inovasi terkini. 

3. Kegiatan  pariwisata  daerah  yang  sudah  berkembang  saat  ini  masih 

membutuhkan dukungan dari pengembangan potensi wisata  lain yang 

berbasis pada kearifan lokal dan agribisnis;  

4. Penyelenggara  pemerintahan  daerah  dalam  mewujudkan  good 

governance,  dan  kepastian  hukum  bagi  masyarakat  masih  dapat 

didorong lagi sehingga dapat lebih optimal dalam pelaksanaannya; 

5. Masih  rendahnya  kualitas  dan  kuantitas  prasarana  dan  sarana  untuk 

menunjang  perkembangan  di  seluruh  wilayah  Kabupaten  Bintan 

khususnya dalam mendukung pariwisata di  luar kawasan wisata Lagoi 

dan yang mendukung pengembangan perikanan dan industri. 

6. Dibutuhkan  adanya  inovasi‐inovasi  baru  dalam  mendukung  konsep 

pemberdayaan  masyarakat  yang  mengedepankan  kearifan  lokal  dan 

pengarusutamaan gender; 

Kapasitas pengelolaan  lingkungan  yang  sejalan dengan  kegiatan pembangunan 

fisik  di  Kabupaten  Bintan  perlu  lebih  ditingkatkan  dalam  mewujudkan 

pembangunan berkelanjutan dengan berdasar rencana tata ruang yang ada. 

Page 64: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐1 

BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah  

Dan Kebijakan Keuangan Daerah  

3.1    Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 

Perkembangan    ekonomi    global    berpengaruh    cukup    berarti 

terhadap    perekonomian    Indonesia.    Dalam    beberapa    tahun  terakhir,  

setelah  mengalami  krisis  yang  cukup  berat, perekonomian Amerika Serikat 

(AS)  pada  pertengahan  tahun  2014  mulai  membaik.  Namun  demikian 

perekonomian  beberapa  negara  maju  lainnya  belum  menunjukkan 

perbaikan  secara  memadai.  Pemulihan  Kawasan  Eropa  masih  lambat, 

pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus menurun, dan ekonomi Jepang masih 

mengalami resesi. Dalam periode yang sama penurunan permintaan dunia 

diikuti  oleh  penurunan  harga  komoditas  internasional,  termasuk  harga 

minyak  dunia  yang  turun  dengan  tajam.  Perekonomian  Indonesia  juga 

dihadapkan pada makin sulitnya  likuiditas dunia sejalan dengan kebijakan 

pengurangan/penghentian pembelian obligasi (tapering off) yang dilakukan 

oleh  Bank  Sentral  AS.  Dengan  perkembangan  ini,  pada  tahun  2014 

perekonomian global hanya  tumbuh 3,4 persen, namun dengan didorong 

oleh makin baiknya perekonomian  AS,  negara  maju  lainnya,  dan  emerging  

market, maka tahun 2015 pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan 

terus membaik, dan tumbuh sebesar 3,5 persen. 

Sejalan  dengan  pergerakan  perekonomian  global,  pertumbuhan 

ekonomi nasional pada tahun 2014 melambat menjadi 5,1 persen di tahun 

2014 lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang besarnya 5,8 persen. Dari 

sisi eksternal perlambatan tersebut disebabkan oleh turunnya permintaan 

dunia, turunnya harga komoditas  internasional, dan kebijakan pemerintah 

terkait dengan pembatasan  ekspor  mineral  mentah.  Dari  sisi  permintaan 

domestik,  perlambatan  tersebut  disebabkan  oleh  investasi  yang  masih 

tumbuh  rendah  yang  diantaranya  disebabkan  oleh  turunnya  harga 

komoditas  global,  dan  juga  adanya  penghematan  anggaran  pengeluaran 

Page 65: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐2 

pemerintah. Namun demikian, meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi 

Indonesia  masih  cukup  tinggi  dibanding  beberapa  negara  lainnya,  yang 

terutama  didukung  oleh  pertumbuhan  konsumsi masyarakat  yang  cukup 

tinggi. 

Optimisme  investor  terhadap  perekonomian,  dari  sisi  global 

disebabkan   oleh   isu   kemungkinan   penundaan   kenaikan   suku bunga   

Bank   Sentral   AS.   Dari   sisi   domestik,   tren   penguatan didorong oleh 

suksesnya  pelaksanaan  pemilu  dan  proses  transisi  kepemimpin  berjalan 

dengan baik. 

Perkembangan  ekonomi  global  yang  akan  berpengaruh  terhadap 

perekonomian  nasional  dan  perekonomian  di  daerah  pada  tahun  2016 

diantaranya adalah: (i) membaiknya perekonomian global yang diperkirakan 

akan  dipengaruhi  oleh  terus  membaiknya  perekonomian  AS;  (ii) 

perekonomian    Kawasan    Eropa    yang   mulai    pulih;    (iii)  perekonomian 

negara berkembang dan emerging yang makin baik; serta   (iv)   rendahnya  

harga   minyak    dunia    yang   menguntungkan  bagi    negara    pengimpor  

minyak.  Tahun  2016  pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mencapai 

3,8 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang besarnya 3,5 persen. 

Selain  itu  terdapat  kemungkinan  terjadinya  resiko  perlambatan 

ekonomi,  yang  antara  lain  disebabkan  (i)  lambatnya  proses  pemulihan 

ekonomi  dunia;  (ii) meningkatnya  gejolak moneter  dan  keuangan  global 

yang dapat mempengaruhi arus modal serta menuntut kebijakan moneter 

baik di  luar dan dalam negeri menjadi  lebih ketat, serta (iii) tidak berjalan 

dan  lambatnya  proses  reformasi  struktural          menyeluruh          di     

perekonomian          domestik          yang  berimplikasi    pada    rendahnya  

pertumbuhan  investasi  dan konsumsi masyarakat. 

Perlambatan  ekonomi  yang  terjadi  karena  faktor  internal  dan 

eksternal  akan menyebabkan  (i) menurunkan daya  serap  tenaga  kerja  di 

sektor produktif,  (ii) memperlambat penciptaan  lapangan pekerjaan yang 

disebabkan oleh iklim investasi yang belum kondusif, (iii) pelemahan ekspor 

Page 66: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐3 

non‐migas  disertai  tuntuan  kenaikan  upah  yang  tinggi  akan mempersulit 

upaya  mempertahankan  pekerja  yang  sudah  bekerja,  dan  (iv)  semakin 

sulitnya  mempercepat  penurunan  tingkat  kemiskinan  karena  tingkat 

kemiskinan yag relatif rendah. 

Tahun  2014  merupakan  tahap  pertumbuhan  ekonomi  daerah 

Kabupaten  Bintan  yang  ditandai  oleh  meningkatnya  produksi  beberapa 

sektor ekonomi, menurunnya prosentase penduduk miskin, naiknya daya 

beli masyarakat, naiknya pendapatan per kapita masyarakat, dan naiknya 

tingkat  investasi.  Dari  momentum  meningkatnya  produksi  ekonomi  ini, 

pemerintah daerah berharap dapat memanfaatkan momentum percepatan 

perekonomian ini dengan memusatkan pada upaya perluasan pertumbuhan 

ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.  

Tetapi pada saat yang bersamaan di tahun 2016 Kabupaten Bintan 

juga  dihadapkan  pada  tantangan  dengan  adanya  kebijakan  pemerintah 

pusat mencabut  subsidi  pada  harga  bahan  bakar minyak  serta  rencana 

menaikkan tarif dasar listrik di masyarakat. Diprediksikan kebijakan tersebut 

akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat terutama menyangkut daya 

beli, pendapatan per kapita serta perlambatan di beberapa sektor ekonomi. 

Sesuai  dengan  kerangka  kebijakan  dalam  RJPMN  2015‐2019, 

penguatan  Investasi  akan  ditempuh  melalui  dua  pilar  kebijakan yang juga 

menjadi  kebijakan  ekonomi  di  Kabupaten  Bintan.  Pilar  Pertama  adalah 

Peningkatan  Iklim  Investasi dan  Iklim Usaha untuk meningkatkan efisiensi 

proses perijinan bisnis; sedangkan Pilar Kedua adalah Peningkatan Investasi 

yang Inklusif terutama dengan mendorong peranan investor domestik yang 

lebih besar.  

Selama  tahun  2015,  arah  kebijakan  yang  ditempuh  adalah 

menciptakan iklim investasi dan iklim usaha di tingkat pusat dan daerah yang 

lebih berdaya saing, yang dapat mendorong pengembangan  investasi dan 

usaha di  Indonesia pada  sektor produktif dengan mengutamakan  sumber 

daya  lokal.  Kebijakan  peningkatan  iklim  investasi  dan  iklim  usaha  ini 

Page 67: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐4 

tentunya akan tetap berlanjut di tahun 2016, dengan  lebih dititikberatkan 

pada  pembenahan  dan  penyederhanaan  proses  perijinan  dan  kepastian 

berusaha secara berkelanjutan untuk mendorong investasi yang lebih tinggi 

serta penerapan upaya konkrit untuk menciptakan  iklim persaingan usaha 

yang lebih sehat dan adil. 

Adapun strategi yang ditempuh adalah: 

1.     Peningkatan   kepastian   hukum   terkait   investasi   dan   usaha, antara 

lain dilakukan melalui (a) sinkronisasi dan harmonisasi peraturan pusat 

dan daerah untuk mendukung sektor prioritas dengan menyusun peta 

jalan  harmonisasi  regulasi  terkait  investasi,  dan  dititikberatkan  pada 

sektor  energi,  ketenagalistrikan,  pariwisata  dan  industri  pengolahan 

prioritas,  serta  industri  maritim,  (b)  penghapusan  regulasi  dan 

peraturan  di  pusat  dan  daerah  yang menghambat  dan mempersulit 

dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha  terus dilakukan dengan 

mengevaluasi perda bermasalah, dan      (c)     penetapan Rencana Tata 

Ruang Wilayah (RTRW) yang telah dijabarkan ke dalam Rencana Detail 

Tata Ruang (RDTR) untuk kepastian perijinan lokasi usaha dan investasi, 

dengan  upaya  dilakukannya  pelayanan  bantuan  hukum  dari  pusat 

kepada daerah yaitu dilakukannya evaluasi Rancangan Perda  tentang 

RTRW. 

2.     Penyederhanaan  prosedur  perijinan  investasi  dan  usaha  di daerah, 

yang diarahkan untuk mendukung pengembangan  sektor pengolahan 

dan  jasa,  terutama:  sektor migas,  jasa  transportasi  laut,  serta  sektor 

industri manufaktur berbasis sumber daya alam 

3.   Peningkatan kualitas layanan investasi untuk memberikan kemudahan, 

kepastian,  dan  transparansi  proses  perijinan  bagi  investor  dan 

pengusaha,  yang  antara  lain  dititikberatkan  pada:  (a)  optimalisasi 

layanan  investasi di PTSP, melalui percepatan pelimpahan wewenang 

perijinan  kepada  kepala  PTSP,  penyusunan  Standard  Operating 

Page 68: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐5 

Procedure  (SOP),  pengurangan  biaya,    implementasi  SPIPISE  dan 

tracking system. 

4.     Pengembangan sistem  insentif dan fasilitasi  investasi (berupa:  insentif 

fiskal dan non fiskal) yang dapat: mendorong pengembangan investasi 

sektor  manufaktur,  mendorong  pihak  swasta  untuk  berpartisipasi 

dalam  pembangunan  infrastruktur  dan  energi,  dan  mendorong 

pengembangan  industri  yang  dapat  menghasilkan  bahan  baku  atau 

barang  modal  sederhana  serta  yang  menghasilkan  produk  bernilai 

tambah lebih tinggi. 

Peningkatan  daya  saing  tenaga  kerja  dan  penciptaan  hubungan 

industrial  yang  harmonis  merupakan  salah  satu  kunci  dalam  mencapai 

pertumbuhan ekonomi seperti yang telah ditargetkan per tahun. Selain itu, 

penguatan daya saing melalui peningkatan keahlian   merupakan    jawaban  

sektor‐sektor   prioritas    yang menjadi  andalan pusat‐pusat pertumbuhan 

kawasan  industri  dan  Kawasan  Ekonomi  Khusus,  antara  lain  industri 

pariwisata,  agro‐industri,  manufaktur,  pariwisata,  energi,  dan  maritim.   

Sinergi antar pemangku kepentingan diharapkan dapat mempercepat dan 

meningkatkan efisiensi pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan 

Sejalan  dengan  pencapaian misi  dalam  RPJMD  Kabupaten  Bintan 

2010‐2016  maka  kebijakan  ekonomi  Kabupaten  Bintan  Tahun  2016 

diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan 

dan  berkualitas melalui  pemantapan  infrastruktur  di  daerah  pulau‐pulau 

serta  pemantapan  potensi  dasar  perekonomian  rakyat.  Kebijakan  yang 

diambil meliputi :  

1. Memantapkan  kondisi  infrastruktur  untuk mendukung  pertumbuhan 

ekonomi wilayah terutama di pulau‐pulau.  

2. Meningkatkan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan 

3. Meningkatkan  daya  tarik  wisata  melalui  pengembangan  daya  tarik 

produk  wisata  yang  unik,  tradisional  dan  mencerminkan  jati  diri 

masyarakat Kabupaten Bintan.  

Page 69: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐6 

4. Menguatkan  KUMKM  dari  sisi  kelembagaan  usaha,  kapasitas  SDM, 

sistem pembiayaan, dan peluang pasar.  

5. Meningkatkan  daya  saing  industri  baik  skala  lokal,  nasional maupun 

internasional.  

6. Meningkatkan  sistem  dan  jaringan  distribusi  dan  perdagangan  pasar 

dalam negeri maupun luar negeri.  

7. Menciptakan dan memantapkan ketahanan pangan.  

8. Memantapkan penataan ruang wilayah berdasarkan RTRW Kabupaten 

Bintan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bintan. 

 

3.1.1 Kondisi Ekonomi Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 

Kondisi ekonomi makro di Kabupaten Bintan  ini  tidak  terlepas dari 

pengaruh  kondisi  ekonomi  global  dan  nasional  dimana  pada  tahun  2014 

perekonomian  dirasakan  semakin  kondusif.  Kondisi  perekonomian 

Kabupaten Bintan pada tahun 2015 diharapkan  tetap dapat  tumbuh  lebih 

baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal‐hal yang perlu diantisipasi 

dalam perencanaan pembangunan  tahun 2016 adalah peningkatan  inflasi 

sebagai  dampak  dari  rencana  Pemerintah  Pusat  untuk mencabut  subsidi 

untuk Bahan Bakar Minyak  sehingga  harga BBM  akan menjadi  fluktuatif, 

serta  peningkatan  harga  pangan  akibat  krisis  di  Timur  Tengah  dan 

perubahan iklim ditambah lagi dengan krisis ekonomi di Eropa.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 70: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐7 

Tabel 3.1 Kontribusi PDRB Kabupaten Bintan Tahun 2014  dan Proyeksi Tahun 2015 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 

 Lapangan Usaha  2014 % 2015 (Proyeksi)  %

SEKTOR PRIMER  617.361,28  15,57   568.285,57   13,52 

  1.   Pertanian  230.145,87 5,80 252.197,74   6,00

  2.   Pertambangan & penggalian  387.215,40  9,76   316.087,83   7,52 

SEKTOR SEKUNDER  2.226.604,53  56,15   2.365.614,78   56,28 

  3.   Industri pengolahan  2.057.948,13  51,90 

  

2.206.730,21

52,5 

  4.   Listrik,gas dan air bersih  10.632,74  0,27   11.769,23   0,28 

  5.   B a n g u n a n  158.023,67  3,99   168.131,83   4,00 

SEKTOR TERSIER  1.121.407,43  28,28   1.269.395,28   30,20 

  6.   Perdagangan, hotel dan restoran  798.061,52  20,13  903.708,56 21,50 

  7.   Pengangkutan dan komunikasi  143.765,09  3,63   153.420,29   3,65 

  8.   Keuangan, persewaan dan jasa   61.780,93  1,56   65.571,41   1,56 

  9.   J a s a  ‐  j a s a  117.799,88  2,97   125.678,54   2,99 

PDRB  3.965.373,24  100,00   4.203.295,63   100,00 

LPE  5,86    6   

Sumber : BPS Kabupaten Bintan Tahun 2015 dan hasil perhitungan tahun 2015 

 

PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2015 diperkirakan dapat 

mencapai  4,2  trilyun  Rupiah  dan  laju  pertumbuhan  ekonomi  diharapkan 

dapat  mencapai  sebesar  6  %.  Untuk  mencapai  pertumbuhan  ekonomi 

tersebut, kondisi ekonomi makro di Kabupaten Bintan diharapkan stabil dan 

perlu didukung kebijakan struktural seperti perbaikan iklim investasi, upaya 

peningkatan  daya  saing  dan  produktivitas  serta  perbaikan  kualitas 

sumberdaya  manusia.  Sehingga  diharapkan  pertumbuhan  ekonomi  di 

Kabupaten Bintan tidak hanya terjadi pada peningkatan konsumsi melainkan 

juga  terjadi  peningkatan  investasi  dan  peningkatan  ekspor.  Dimana  hal 

tersebut  dapat menjawab  kendala  pembangunan  ekonomi  yaitu  tingkat 

pengangguran yang masih tinggi serta membuka peluang kesempatan kerja 

dan berusaha bagi kelompok masyarakat usia produktif.  

Page 71: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐8 

Sektor  industri  dan  sektor  perdagangan,  masih  memberikan 

kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bintan 

pada tahun 2015. Untuk sektor industri pengolahan memberikan kontribusi 

sebesar 51,90 persen, sektor  perdagangan hotel dan restoran sebesar 20,13 

persen,  sedangkan  sektor  pertambangan  dan  penggalian  sebesar  9,76 

persen  tetapi  diperkirakan  akan  mengalami  penurunan  untuk  tahun 

berikutnya karena adanya kebijakan pemerintah untuk menutup aktivitas 

tambang di pulau Bintan. 

Berdasarkan berbagai kondisi yang  terjadi pada  saat  sekarang dan 

prediksi  yang  akan  terjadi  di  masa  yang  akan  datang  maka  dapat 

diprediksikan perkembangan beberapa sektor pembangunan dan  investasi 

di  Kabupaten  Bintan  pada  tahun  2015.  Sektor  industri  masih  memiliki 

kontribusi  terbesar  yaitu  sebesar  52%,  kemudian  diikuti  oleh  sektor 

perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 22% dan sektor 

pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 7,52 persen.  

Jika  dilihat  pada  tingkat  inflasi  sebagai  tolak  ukur  kestabilan 

perekonomian daerah  terlihat bahwa  tingkat  inflasi semakin  terkendali di 

bawah  dua  digit.  tingkat  inflasi  di  Kabupaten  Bintan  dengan  acuan  kota 

Tanjungpinang tercatat mengalami penurunan dari 10,09 persen pada tahun 

2013 menjadi 7,49 persen pada tahun 2014 dan diperkirakan akan kembali 

turun menjadi 7 persen pada tahun 2015.  

Dari sisi eksternal, pada tahun 2015 penerimaan ekspor di Kabupaten 

Bintan diperkirakan mencapai USD 636  juta   Sedangkan untuk tahun 2014 

angka penerimaan ekspor tercatat sebesar USD 624,48 juta. Sementara itu, 

total nilai  impor Bintan diperkirakan  juga mengalami peningkatan sebesar 

yaitu USD 2.465,62 juta pada tahun 2014 menjadi USD 2.514,94  juta pada 

tahun 2015. 

Gambaran kondisi eksternal perekonomian Kabupaten Bintan pada  tahun 

2015 dapat dijelaskan sebagai berikut : 

Page 72: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐9 

1. Ketidaksamaan  pandangan  antara  pemerintah  pusat  dan  daerah, 

termasuk belum adanya Roadmap Action Plan FTZ‐BBK yang memuat 

kerangka kerja dan aturan yang komprehensif untuk seluruh kegiatan 

terkait FTZ di Bintan menyebabkan mekanisme pengaturan dilakukan 

secara  parsial.  FTZ  hendaknya  dipandang  sebagai  suatu  sistem 

Otonomisasi  Kawasan,  melalui  berbagai  distribusi  atau  pelimpahan 

kewenangan  kelembagaan  Pusat  ke  Kawasan.  Jika  hal  yang 

dikhawatirkan    kelembagaan  Pusat  berupa  terjadinya  loosing  power 

atau out of control terhadap dinamika Kawasan, maka instrumen yang 

perlu dibangun adalah sebuah mekanisme relasi kelembagaan vertikal 

(Pusat)  dengan  kelembagaan  FTZ  (Kawasan)  secara  komprehensif. 

Melalui mekanisme  ini,  kelembagaan  Pusat masih memiliki  peranan 

penting  pada  aspek‐aspek  yang  menyangkut  technical  assistances. 

Namun  hal‐hal  yang  terkait  dengan  kebijakan‐kebijakan  teknis  

termasuk   berbagai   insentif   fiskal   di     Kawasan FTZ‐BBK menjadi 

otoritas  penuh  kelembagaan  Kawasan  atau  Dewan  Kawasan  FTZ. 

Dengan  demikian  kelembagaan  Pusat  tidak  lagi  secara  langsung 

mengurus  Kawasan  untuk  hal‐hal  bersifat  teknis,sehingga  tercipta 

sebuah sistem Otonomi Kawasan yang pertanggungjawabannya  tetap 

ke Pemerintah Pusat. 

2. Dorongan eksternal bagi perekonomian Kabupaten Bintan antara  lain 

berasal  dari:  Peran  investasi  swasta  baik  domestik    maupun  asing 

signifikan dalam mendorong peningkatan  investasi  fisik di Kabupaten 

Bintan. 

 

Adapun lingkungan internal yang diperkirakan berpengaruh positif terhadap 

perekonomian Kabupaten Bintan dalam tahun 2014 adalah sebagai berikut: 

Ketersediaan tenaga kerja, upah minimum serta stabilitas kebijakan  

fiskal  pemerintah  merupakan  faktor  terpenting  dalam  meningkatkan 

investasi  fisik  di  Kabupaten  Bintan.  Langkah  rasionalisasi  karyawan  yang 

Page 73: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐10 

dilakukan  beberapa  perusahaan  manufaktur  seharusnya  direspon 

pemerintah daerah dengan menciptakan  lapangan kerja yang padat karya 

melalui  percepatan  realisasi  anggaran  belanja  pembangunan,sekaligus 

membendung  kepulangan  tenaga  kerja  ke  daerah  asalnya.  Langkah  ini 

sangat  penting  guna memperkecil  dampak  krisis  keuangan  global  dalam 

konteks  regional  Kepulauan  Riau,  maupun  imbasnya  bagi  daerah  asal 

pekerja,  yang  pada  akhirnya  turut membantu  pemulihan  perekonomian 

Nasional.  Selain  itu  juga  untuk menjaga  ketersediaan  tenaga  kerja  saat 

kondisi permintaan global mulai pulih. 

Masih  tingginya  angka  pengangguran  di  Kabupaten  Bintan 

disebabkan  pertambahan  angkatan  kerja  yang  tidak  sebanding  dengan 

pertumbuhan  daya  serap  lapangan  usaha  atau  lapangan  kerja,  adanya 

pergeseran penggunaan teknologi yang lebih efesien dari pada penggunaan 

tenaga  manusia,  dampak  dari  krisis  yang  berkepanjangan  yang  sangat 

mempengaruhi  tingkat  pertumbuhan  di  beberapa  sektor  lapangan 

usaha/lapangan  kerja,  serta  lulusan  pendidikan  tidak  sesuai  dengan 

kebutuhan  tenaga  kerja  yang  berpengaruh  pada  tingkat  kompetensi  dan 

daya saing tenaga kerja. 

 

3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan 2016 

Tahun  2016  Masyarakat  Ekonomi  Asean  (MEA)  sudah 

diimplementasikan  di  Indonesia  termasuk  di  Kabupaten  Bintan,  sehingga 

menjadi  tahun yang penting dalam menentukan kebijakan perekonomian 

regional maupun lokal. MEA terwujud dari keinginan negara‐negara ASEAN 

untuk mewujudkan ASEAN menjadi kawasan perekonomian yang solid dan 

diperhitungkan  dalam  percaturan  perekonomian  Internasional.  Integrasi 

ekonomi  yang  diterapkan  dalam  MEA  bukan  merupakan  integrasi 

perekonomian  seperti  yang  diterapkan  oleh Uni  Eropa  (European Union) 

yang memberlakukan mata uang  tunggal  (euro). Dalam MEA  tujuan yang 

ingin  dicapai  adalah  adanya  aliran  bebas  barang,  jasa,  dan  tenaga  kerja 

Page 74: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐11 

terlatih  (skilled  labor),  serta  aliran  investasi  yang  lebih  bebas.  Dalam 

penerapannya MEA akan menerapkan 12 sektor prioritas, yaitu perikanan, 

e‐travel,  e‐ASEAN,  automotif,  logistik,  industri  berbasis  kayu,  industri 

berbasis karet, furnitur, makanan dan minuman, alas kaki, tekstil dan produk 

tekstil, serta kesehatan. 

Indonesia  sebagai  negara  dengan  penduduk  terbanyak  di  ASEAN 

merupakan  pasar  potensial  untuk  aliran masuk  barang,  jasa,  dan  tenaga 

kerja bagi negara  lainnya di ASEAN. Hal  tersebut perlu disadari,  terutama 

bagi Provinsi  kepulauan Riau dan Kabupaten Bintan  sebagai daerah  yang 

berbatasan langsung dengan beberapa negara di ASEAN. Indonesia sebagai 

pasar  konsumen  terbesar  di  ASEAN  sangat  berpotensi  untuk  dibanjiri 

barang‐barang konsumsi.  

Membanjirnya barang‐barang tersebut memang memiliki nilai positif 

bagi  konsumen  akibat  semakin  banyaknya  alternatif  pilihan.  Namun 

demikian,  nilai  tambah  akan  lebih  dirasakan  bagi  perekonomian,  jika 

produk‐produk Indonesia yang justru dapat “menginvasi” negara‐negara di 

ASEAN. Jika hal tersebut terjadi, produksi domestik akan bertambah, yang 

berimplikasi positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan realisasi 

investasi dan berdampak akhir terhadap pertumbuhan perekonomian dan 

kesejahteraan penduduk. 

Untuk  mewujudkan  peluang  MEA  tahun  2016,  pemerintah 

Kabupaten Bintan harus berbenah dan melakukan tindakan‐tindakan efektif 

dan terarah yang didukung oleh berbagai pihak. Dari 12 sektor prioritas yang 

akan  diiimplementasikan  pada  MEA  2016,  kabupaten  Bintan  sudah 

menginventarisir sektor‐sektor potensial yang akan menjadi unggulan. 

Kabupaten Bintan yang 98,5 % wilayahnya terdiri atas laut, memiliki 

potensi yang  sangat besar untuk pengembangan  sektor perikanan. Untuk 

menciptakan  perikanan  menjadi  sektor  unggulan  perlu  didukung  oleh 

beberapa  hal,  terutama  peningkatan  kapasitas  pelabuhan  perikanan, 

pengembangan armada perikanan, pengembangan pola kemitraan nelayan, 

Page 75: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐12 

pembangunan  kawasan  budidaya  perikanan  yang  didukung  oleh  industri 

paska  budidaya,  bimbingan  teknis  bagi  nelayan,  serta  pengawasan  dan 

penangkapan ilegal fishing. 

Salah  satu  sektor  unggulan  lainnya  yang  dapat  menjadi  sektor 

potensial  di  Kabupaten  Bintan  sebagai wilayah  perbatasan  adalah  sektor 

pariwisata.  Kedekatan  jarak  dengan  Singapura  harus  dijadikan  peluang 

untuk  menarik  wisatawan  dunia  yang  banyak  berkunjung  ke  negara 

tersebut.  Untuk mewujudkan  keunggulan  ini  tentu  harus  didukung  oleh 

perbaikan  sarana  transportasi,  infrastruktur, event kebudayaan baik  rutin 

maupun  seasonal,  SDM  terlatih,  dan  lain‐lain.  Terwujudnya  sektor 

pariwisata  menjadi  primadona  memiliki  multipllier  effect  terhadap 

peningkatan sektor‐sektor lainnya, seperti Sektor Perdagangan, Hotel, dan 

Restoran, sektor Jasa‐jasa, sektor industri pengolahan melalui peningkatan 

produksi  cinderamata  dan  handycraft,  sektor  sangunan  melalui 

pembangunan konstruksi pendukung pariwisata, dan sektor‐sektor lainnya. 

Untuk  peningkatan  daya  saing  dan  antisipasi  menghadapai  MEA 

2016, peningkatan Sumber Daya Manusia yang handal mutlak diperlukan. 

SDM  ini  harus  dipersiapkan  sebagai  insan  yang  berdaya  saing  regional 

bahkan global. Perlu  juga dipersiapkan pengembangan usaha mikro, kecil, 

menengah,  (UMKM),  dan  juga  penciptaan  wisausahawan  baru  untuk 

mendukung penguatan sektor potensial. 

Dengan kemajuan dan masalah yang dihadapi hingga tahun 2014 dan 

perkiraan tahun 2015 maka beberapa tantangan pokok yang akan dihadapi 

dalam tahun 2016 adalah sebagai berikut : 

Pertama,  peningkatan  Sumber Daya Manusia  yang  handal mutlak 

diperlukan.  SDM  harus  dipersiapkan  sebagai  insan  yang  berdaya  saing 

regional bahkan global. 

Kedua, mewujudkan keunggulan di sektor pariwisata yang sudah ada 

di Kabupaten Bintan dengan didukung oleh perbaikan sarana transportasi, 

Page 76: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐13 

infrastruktur,  event  kebudayaan  baik  rutin  maupun  seasonal  dan  SDM 

terlatih. 

Ketiga, Sektor pertanian terutama di bidang perikanan perlu menjadi 

prioritas  terutama  dengan  adanya  dukungan  program  nasional  untuk 

pembangunan kawasan minapolitan di beberapa pulau di Kabupaten Bintan. 

Tetapi produksi perikanan maupun pertanian masih sangat terbatas akibat 

kondisi cuaca yang masih tidak menentu. 

Keempat,  mengefektivkan  pengeluaran  pemerintah  pada  tahun 

2016 dan pemanfaatannya diarahkan pada kegiatan‐kegiatan produktif yang 

mendorong berkembangnya peran serta masyarakat. Sementara itu, untuk 

menahan  laju  perlambatan  ekonomi,  dan  mengarahkannya  pada 

peningkatan  pertumbuhan  ekonomi,  perlu  dilakukan  upaya  penguatan 

ekspor dan pengendalian impor melalui langkah‐langkah seperti diversifikasi 

pasar dan produk serta tujuan ekspor, percepatan perbaikan  infrastruktur 

pendukung ekspor yang belum optimal juga harus terus dilakukan. 

Kelima, meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi yang mampu 

menciptakan  lapangan  kerja  dalam  jumlah  yang  relatif  besar  dan 

meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada gilirannya dapat menekan 

angka pengangguran dan mengurangi jumlah penduduk miskin. 

 

Arah Kebijakan Ekonomi Makro 

1. Pemantapan  efektivitas  pengeluaran  daerah  melalui  peningkatan 

perencanaan  kebijakan  APBD,  penajaman  prioritas  anggaran, 

pengelolaan  risiko  fiskal  peningkatan  transparansi  dan  akuntabilitas 

pengelolaan  anggaran  melalui  pengembangan  sistem  informasi 

perbendaharaan,  peningkatan  pengelolaan  kas  daerah,  pengelolaan 

dan pengendalian anggaran, penyelenggaraan dan peningkatan sistem 

informasi keuangan. 

2. Mempercepat  fungsi  intermediasi  dan  penyaluran  dana masyarakat 

melalui  optimalisasi  penyaluran  kredit  perbankan,  termasuk 

Page 77: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐14 

peningkatan akses permodalan kepada UMKM, terbentuknya kerangka 

pembiayaan  mikro,  peningkatan  peran  Bank  Perkreditan  Rakyat, 

peningkatan  diversifikasi  sumber‐sumber  pendanaan  lembaga  jasa 

keuangan non bank melalui pengaturan, pengembangan  insentif dan 

law  enforcement,  penyempurnaan  peraturan  perundangan  di  bidang 

infrastruktur dan sektor‐sektor penting lainnya. 

3. Untuk  meningkatkan  kinerja  investasi  dalam  rangka  mengejar 

pertumbuhan  ekonomi  diperlukan  debirokrasi  dalam  pelayanan 

perizinan  investasi  melalui  penyederhanaan  sistem  dan  prosedur, 

kepastian hukum serta pelaksanaan law enforcement yang konkrit. 

4. Dorongan  terhadap  pertumbuhan  ekonomi  juga  diberikan  dengan 

mempercepat  pembangunan  infrastruktur  dan  penyediaan  energi 

termasuk listrik. 

5. Beberapa  kebijakan  sektoral yang perlu dilakukan Pemerintah Bintan 

supaya dapat mencapai target PDRB tahun 2016 adalah : 

Sektor  Pertanian  terutama  perikanan  dan  kelautan,  dengan 

tantangan  perubahan  iklim  yang  tidak  menentu  menyebabkan 

penurunan  hasil  perikanan  laut  dari  berbagai  jenis  komoditas 

perikanan  di  Kabupaten  Bintan.  Pengembangan  minapolitan  di 

Bintan Pesisir dan Mantang diharapkan sudah bisa menampakkan 

hasil  yang  positif  pada  tahun  2016.  Penguatan  sektor  pertanian 

oleh  kegiatan  ekonomi  produktif  di  sektor  pertanian  atau 

perdesaan  termasuk  didalamnya  produk  agroindustri  untuk 

meningkatkan pendapatan petani sekaligus konservasi lingkungan.  

Sektor Industri Pengolahan melalui penguatan industri pengolahan 

khususnya  pada  industri  unggulan  di  Kabupaten  Bintan  perlu 

ditingkatkan kontribusinya terhadap PDRB melalui upaya perbaikan 

iklim  usaha,  pengembangan  produk,  perluasan  pasar,  aliansi 

strategi usaha dan pembenahan pada hambatan‐hambatan untuk 

penguatan struktur industri.  

Page 78: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐15 

Sektor  perdagangan,  hotel  dan  restoran,  sektor  perdagangan 

memang merupakan  salah  satu mata  pencaharian  yang  banyak 

ditekuni masyarakat di Kabupaten Bintan. Sektor ini didorong juga 

oleh  sektor  pariwisata  yang  potensinya  belum  digarap  secara 

optimal seperti lokasi‐lokasi wisata di Kabupaten Bintan yaitu Lagoi 

dan  lokasi‐lokasi wisata  lainnya  yang  saat  ini  sudah  secara  rutin 

dikunjungi  oleh  wisatawan  lokal.  Pada  tahun  2016  diharapkan 

adanya peningkatan sarana dan prasarana wisata yang ada untuk 

meningkatkan  jumlah  pengunjung,  selain  itu  dukungan  promosi 

dibutuhkan  melalui  even‐even  pariwisata  agar  kunjungan 

wisatawan semakin meningkat.  

Sektor  lain seperti sektor pertambangan dan galian, sektor  listrik 

gas  dan  air  bersih,  sektor  bangunan  dan  kontruksi,  sektor 

pengangkutan  dan  komunikasi,  sektor  jasa‐jasa,  sektor 

pengangkutan  dan  komunikasi,  sektor  keuangan  sewa  bangunan 

dan jasa perusahaan diupayakan dapat mendukung pertumbuhan 

ekonomi  sektor‐sektor  yang  berkontribusi  utama  dalam  PDRB 

Kabupaten Bintan. 

6. Peningkatan  kualitas  pertumbuhan  ekonomi  melalui  pemerataan 

pembangunan  antara  lain  dengan  meningkatkan  kegiatan  ekonomi 

pedesaan. Kualitas pertumbuhan  juga didukung dengan memperbaiki 

iklim ketenagakerjaan yang mampu meningkatkan penciptaan lapangan 

kerja dengan mengendalikan kenaikan upah minimum agar tidak terlalu 

tinggi  dibandingkan  dengan  laju  inflasi, memastikan  biaya‐biaya  non 

upah minimum mengarah pada penigkatan produktivitas tenaga kerja, 

serta  membangun  hubungan  industrial  yang  harmonis  antara 

perusahaan  dan  tenaga  kerja.  Kualitas  pertumbuhan  juga  didorong 

dengan  meningkatkan  akses  usaha  kecil,  menengah,  dan  koperasi 

terhadap sumber daya pembangunan. Upaya untuk mengurangi jumlah 

penduduk  miskin  akan  dilakukan  melalui  berbagai  kebijakan  lintas 

Page 79: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐16 

sektor mengarah pada penciptaan kesempatan usaha bagi masyarakat 

miskin, serta pemberian perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. 

Prospek Ekonomi Tahun 2017 

Prospek  perekonomian  Kabupaten Bintan  pada  tahun  2017  dapat 

dijelaskan sebagai berikut : 

a. Langkah‐langkah  untuk  mendorong  investasi  dan  ekspor  akan 

mendorong  pertumbuhan  ekonomi  secara  bertahap  dari  5,8  persen 

pada  tahun  2014  menjadi  6  persen  pada  tahun  2015.  Dengan 

pertumbuhan  penduduk  rata‐rata  sekitar  1,3%.  Pendapatan  riil  per 

kapita tahun 2017 diperkirakan meningkat menjadi Rp 37,8 juta. 

b. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh  investasi; 

konsumsi masyarakat;  serta  ekspor  barang  dan  jasa.  Investasi  serta 

volume ekspor barang dan jasa diperkirakan rata‐rata tumbuh  1 % per 

tahun. 

c. Dari  sisi  produksi,  pertumbuhan  ekonomi  terutama  didorong  sektor 

industri  pengolahan  yang  diperkirakan  tumbuh  rata‐rata  6,8  %  per 

tahun dan  sektor perdagangan  tumbuh  rata‐rata 7 %.  Sementara  itu 

sektor pertanian diperkirakan tumbuh rata‐rata 7 %  per tahun. 

d. Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, pengangguran terbuka secara 

berangsur‐angsur  dari  6,8%  dari  angkatan  kerja  pada  tahun  2014 

menjadi 6 % dari angkatan kerja pada tahun 2016. Sejalan dengan itu, 

jumlah penduduk miskin diharapkan juga akan menurun. 

e. Kabupaten Bintan memiliki potensi yang besar dalam pengembangan 

perikanan  tangkap  sehingga  dapat    mempengaruhi  peningkatan 

pendapatan  daerah,  selain  dari  sektor  industri  yang  paling  besar 

berkontribusi  sebesar 52% dalam peningkatan pendapatan daerah. 

f. Tingkat  efisiensi  kegiatan  ekonomi  yang  diukur  dengan  Incremental 

Capital Output Ratio (ICOR) pada tahun 2015 diperkirakan pada angka 8 

seiring  dengan  meningkatnya  investasi  padat  modal  pada  sektor 

industri dan manufaktur. 

Page 80: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐17 

Tabel 3.2 Indikator Makro Ekonomi Kabupaten BintanTahun 2014 – 2016 

 

No.  INDIKATOR MAKRO EKONOMI Kondisi 

Tahun 2014 Proyeksi 

Tahun 2015 

Kondisi yang diharapkan Tahun 2016 

Kondisi yang diharapkan Tahun 2017 

1.  PDRB Harga Konstan 2000 (Rp. Juta) 

3.965.373,24  4.203.295,63  4.483.314,30  4.806.008,13 

2.  Pertumbuhan Ekonomi (persen) 5,86 5,97 6,09  6,22

3.  PDRB Per Kapita (Rp. Juta)  35.339.376,12 36.764.163 37.299.446  37.845.435

4.  Distribusi PDRB (persen)   

  ‐ Pertanian  5,80% 6% 6,16%  6,3%

  ‐ Industri pengolahan  51,90% 52,5% 52,78%  52,80%

  ‐ Listrik, gas dan air bersih  0,27% 0,28% 0,29%  0,30%

  ‐ Bangunan dan konstruksi  3,99% 4,00% 3,99%  3,96%

  ‐ Perdagangan, hotel dan restoran 20,13% 21,5% 22,83%  24,11%

5.  Investasi PMDN (Rp Milyar)  1,457 trilyun 1,426 Trilyun 1,515 trilyun  1,546 trilyun

6.  Investasi PMA (US$ Milyar)  916,74 juta 935,07 juta 953,77 juta  972 juta

7.  Nilai Ekspor ( US$ ribu)  624.482,95  636.972  649.712  662.706 

8.  Nilai Impor ( US$ ribu)  2.465.629,30 2.514.941 2.565.240  2.616.545

9.  Incremental Capital Output Ratio (ICOR) 

8,84%  8 %  7,5 %  7 % 

10.  Penduduk (jiwa)  151.123 154.145 157.228  160.373

11.  Pertumbuhan Penduduk (persen) 1,34% 1,36 1,39  1,42

12.  Proporsi Penduduk Miskin Terhadap Total Penduduk (%) 

6,32%  6 %  5,7 %  5,5 % 

13.  Pengangguran Terbuka (persen) 6,8 % 6,7 6,0  5,7

  Sumber : Hasil analisis tahun 2015 

 

3.2   Arah Kebijakan Keuangan Daerah 

Secara umum arah kebijakan keuangan daerah baik pendapatan, belanja 

maupun  pembiayaan  pada  prinsipnya  mengacu  pada  prioritas  pembangunan 

daerah dan program prioritasnya.  

 

3.2.1  Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 

Kerangka  proyeksi  keuangan  daerah  dan  kerangka  pendanaan,  pada 

dasarnya  berkaitan  dengan  kerangka  kebijakan  fiskal  daerah.  Kebijakan  Fiskal 

merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam dalam rangka 

melaksanakan pembangunan. Dalam hal  ini dimaksudkan merupakan kebijakan 

pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran daerah. 

Pemerintah menerbitkan Undang‐Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang 

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, yang 

Page 81: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐18 

mana memberikan suatu kepastian sumber pendanaan dalam hal ini penerimaan 

bagi daerah dalam melaksanakan pembangunan. Secara umum dengan adanya 

desentralisi  fiskal  diharapkan  meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat 

sebagaimana  tujuan  otonomi  daerah  itu  sendiri. Namun  dalam  kerangka  arah 

kebijakan  keuangan  daerah,  perlunya  penerimaan  daerah  diimbangi  dengan 

efektivitas  pengeluaran  daerah,  serta  dampaknya  terhadap  pertumbuhan 

ekonomi daerah. 

 

Tabel  3.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten Bintan Tahun 2014 

 

URAIAN  TA. 2014 

PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan Asli Daerah  158.216.620.000 

Pajak Daerah  124.219.000.000 

Retribusi Daerah  10.255.400.000 

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 

7.489.000.000 

Lain‐Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 

16.253.220.000 

Dana Perimbangan  589.745.909.258 

Dana Bagi Hasil /Bagi Hasil Bukan Pajak 

267.477.668.258 

Dana Alokasi Umum  304.974.241.000 

Dana Alokasi Khusus  17.294.000.000 

Lain‐lain Pendapatan Daerah yang Sah 

85.662.260.171 

Pendapatan Hibah  ‐

Dana Darurat  ‐ 

Dana Bagi Hasil Pajak dan Pemerintah Daerah Lainnya 

29.000.000.000 

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 

31.406.592.000 

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 

25.255.668.171 

Jumlah Pendapatan  833.624.789.429 

 

 

 

 

Page 82: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐19 

3.2.2  Arah Kebijakan Pendapatan Daerah 

Pemerintah daerah pada  tahun 2016 mengambil Kebijakan dan  langkah‐

langkah  strategis  untuk meningkatkan  jumlah  penerimaan  pendapatan  daerah 

pada tingkat yang maksimal guna membiayai belanja daerah, kebijakan dimaksud 

disesuaikan dengan asumsi‐asumsi makro ekonomi dan realisasi penerimaan PAD 

tahun sebelumnya dalam kerangka penyusunan anggaran pendapatan dan belanja 

daerah Kabupaten Bintan. 

  

a.  Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) direncanakan bersumber dari  : 

Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada APBD Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan 

sebesar Rp.175.587.471.932,‐  apabila dibandingkan dengan  Pendapatan Asli 

Daerah (PAD) APBD Murni Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp.167.196.747.853,‐ 

maka mengalami peningkatan sebesar  Rp. 8.390.724.079,‐ atau 5.02 %. Rincian 

untuk masing‐masing sumber Pendapatan Asli Daerah, sebagai berikut : 

Penerimaan Pajak Daerah pada APBD Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan 

sebesar Rp.135.260.000.000,‐ jika dibandingkan dengan penerimaan pada 

APBD  Murni  tahun  2015  mengalami  peningkatan      sebesar  Rp. 

9.724.660.000,‐ atau 7.75 %. 

Penerimaan  Retribusi  Daerah  pada  APBD  Tahun  Anggaran  2016 

diproyeksikan  sebesar  Rp.  9.442.000.000,‐  jika  dibandingkan  dengan 

rencana  penerimaan pada APBD Murni  tahun  2015 Rp.  8.497.621.371,‐ 

maka terlihat adanya peningkatan sebesar Rp. 944.378.629,‐ atau   11.11 

%. 

Estimasi  Hasil  Pengelolaan  Kekayaan  Milik  Daerah  yang  dipisahkan 

penerimaan pada APBD Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan sebesar    Rp. 

10.888.801.932,‐  mengalami  Penurunan  dibandingkan  dengan  target 

APBD Murni 2015 sebesar Rp. 9.000.000,‐ atau 45.52 %. 

Sedangkan Estimasi penerimaan Lain‐lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 

pada  APBD  Tahun  Anggaran  2016  diproyeksikan  sebesar  Rp. 

Page 83: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐20 

19.996.670.000,‐  jika dibandingkan dengan APBD Murni  tahun 2015 Rp. 

22.265.984.550,‐ atau berkurang sekitar 10.19 %.  

 

b.   Penerimaan dari Dana Perimbangan 

Rencana penerimaan Dana Perimbangan pada APBD Tahun Anggaran 2016 

diproyeksikan sebesar Rp.465.978.096.308,‐ apabila dibandingkan pada APBD 

Murni  tahun  2015  sebesar  Rp.  638.635.381.704,‐  maka  terlihat  adanya 

penurunan  sebesar    Rp.  172.657.285.396,‐    atau  27.04  %.  Rincian  untuk 

masing‐masing sumber Dana Perimbangan, sebagai berikut : 

Rencana penerimaan Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak APBD Tahun 2016 

diproyeksikan  sebesar  Rp.  111.221.929.308,‐  sedangkan  pada  APBD 

Murni  tahun  2015 Rp.  283.879.214.704,‐  terjadi penurunan  sebesar   

60.82 %.  

Untuk Dana Alokasi Umum pada APBD Tahun 2016 direncanakan sama 

dengan APBD Murni 2015 sebesar Rp. 290.035.577.000,‐.  

Sedangkan Dana Alokasi Khusus pada APBD Tahun 2016 ditargetkan 

Rp. 64.720.590.000 atau sama dengan APBD 2015.

c.   Penerimaan dari Lain–lain Pendapatan Daerah yang Sah 

Proyeksi penerimaan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah 

Lainnya Tahun Anggaran 2014 direncanakan dari  : 

1.  Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan Pajak Provinsi diatur melalui 

Undang – undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi 

Daerah yang sebagian diperuntukan bagi Daerah Kabupaten/Kota paling 

sedikit 30% untuk Bagian Derah Kabupaten/Kota se Proivinsi Kepulauan 

Riau Alokasinya diatur dengan Surat Keputusan Gubernur Kepulauan Riau 

dengan Formulasi 60% berdasarkan Potensi dan 40% untuk Pemerataan 

Kabupaten/Kota  se  Provinsi  Kepulauan  Riau.  Adapun  rencana 

penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada Tahun Anggaran 2016 di 

Page 84: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐21 

proyeksikan  sebesar  Rp.7.886.407.000,‐  atau  meningkat  Rp. 

1.219.721.000 atau 18.30 % dari tahun anggaran 2015. 

2.  Bea Balik Nama Kedaraan Bermortor (BBN KB) 

Bea  Balik  Nama  Kendaraan  Bermotor  diatur melalui  Undang‐Undang 

Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang 

sebagian diperuntukan bagi Daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 30% 

untuk  Bagian  Daerah  Kabupaten/Kota  se  Proivinsi  Kepulauan  Riau 

Alokasinya  diatur  dengan  Surat  Keputusan  Gubernur  Kepulauan  Riau 

dengan Formulasi 60% berdasarkan Potensi dan 40% untuk Pemerataan 

Kabupaten/Kota  se  Provinsi  Kepulauan  Riau.  Adapun  rencana 

penerimaan  Pajak  Bea  Balik  Nama  Kendaraan  Bermotor  pada  Tahun 

Anggaran 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 6.344.767.000,‐ atau menurun 

Rp. 598.367.000 atau 10.41 % dari tahun anggaran 2015. 

3.  Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ( PBB KB ) 

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB KB) di atur melalui Undang‐

Undang  nomor  28  Tahun  2009  tentang  Pajak  Daerah  dan  Retribusi 

Daerah, merupakan penerimaan   Pajak Provinsi Hasil Penerimaan Pajak 

Bahan Kendaraan Bermotor diserahkan kepada Daerah Kabupaten/Kota 

paling sedikit 70% dari hasil. Alokasi dana  ini diatur melalui Keputusan 

Gubernur  Kepri  dengan  Formulasi  60%  berdasarkan  Potensi  dan  40% 

untuk Pemerataan Kabupaten/Kota se Provinsi Kepulauan Riau. Rencana 

penerimaan  Pajak  Bahan  Bakar  Kendaraan  Bermotor  (PBB  KB)  pada 

Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 41.789.592.000,‐ atau 

meningkat  Rp. 20.520.092.000 atau 96.48 % dari  tahun anggaran 2015. 

4.  Pajak Air Permukaan Tanah 

Melalui Undang‐Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan 

Retribusi  Daerah  Pajak  Air  Permukaan  Tanah  dari  Kabupaten/Kota 

Page 85: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐22 

merupakan  Pajak  Propinsi  yang  diserahkan  kepada  daerah 

Kabupaten/Kota  paling  sedikit  80%.  Alokasi  dana  ini  diatur  melalui 

Keputusan Gubernur Kepri dengan Formulasi 60% berdasarkan Potensi 

dan 40% untuk Pemerataan Kabupaten/Kota se Provinsi Kepulauan Riau. 

Rencana penerimaan Pajak Air Permukaan pada Tahun Anggaran 2016 

diproyeksikan  sebesar  Rp.  287.461.000,‐  atau meningkat  sebesar  Rp. 

70.047.000 atau 32.22 % pada Tahun Anggaran 2015. 

5.  Pajak Rokok 

Melalui Undang‐Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan 

Retribusi  Daerah  Pajak  Rokok  merupakan  Pajak  Propinsi  yang  dibagi 

hasilkan kepada daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 70%. Alokasi dana 

ini  diatur  melalui  Keputusan  Gubernur  Kepri  dengan  Rencana 

penerimaan  Pajak  Rokok  pada  Tahun  Anggaran  2016  diproyeksikan 

sebesar Rp. 5.494.860.000,‐ atau meningkat  sebesar Rp. 494.860.000,‐ 

atau 9.90 %. 

Tabel 3.4 Proyeksi Pendapatan Daerah 

 Tahun 2016  

No PENDAPATAN DAN PENERIMAAN

PEMBIAYAAN DAERAH

TARGET TAHUN ANGGARAN BERKENAAN

DASAR HUKUM

1 Pendapatan Asli Daerah 175.587.471.932

1.1 Pajak Daerah

135.260.000.000 Perda Kab. Bintan Nomor 1 Tahun 2011 dan Perda Kab. Bintan Nomor 11 Tahun 2011

1.2 Retribusi Daerah

9.442.000.000 Perda Kab. Bintan Nomor 3, 4 dan 5 Tahun 2011

1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

10.888.801.932

Hasil RUPS Deviden Bank Riau Kepri dan BPR

1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

19.996.670.000 Giro, Deposito, BLUD

2 Dana Perimbangan 465.978.096.308

2.1 Dana Bagi Hasil/Bagi Hasil Bukan Pajak 111.221.929.308 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2015

2.2 Dana Alokasi Umum 290.035.577.000 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2015

2.3 Dana Alokasi Khusus 64.720.590.000 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2015

Page 86: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐23 

No PENDAPATAN DAN PENERIMAAN

PEMBIAYAAN DAERAH

TARGET TAHUN ANGGARAN BERKENAAN

DASAR HUKUM

3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

118.484.957.000

3.1 Hibah

3.2 Dana Darurat -

3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

61.803.087.000

Peraturan Gubernur Kepulauan Riau

3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 56.681.870.000 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2015

3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

-

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 760.050.525.240

Penerimaan Pembiayaan

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)

40.989.897.880

Pencairan Dana Cadangan

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Penerimaan Pinjaman Daerah

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

Penerimaan Piutang Daerah

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 40.989.897.880

JUMLAH DANA TERSEDIA 801.040.423.120

  

 

Upaya‐upaya Pemerintah Daerah dalam mencapai target 

a.  Pendapatan Asli Daerah 

1. Melakukan  pendataan  potensi  perluasan  basis  pajak  sesuai  dengan 

Undang‐undang Nomor 28 tahun 2009. 

2. Melakukan pemeriksaan (verifikasi) Pajak Daerah secara periodik dengan 

Membentuk  Tim  Optimalisasi  Pendapatan  Asli  Daerah  (  OPAD  )  yang 

bekerjasama dengan BPKP Propinsi Kepri. 

3. Melakukan  pendataan  dengan  cara  observasi  untuk  menentukan 

kewajaran penyetoran pajak oleh Wajib Pajak. 

4. Melakukan pemantauan wajib pajak hotel, wajib pajak  restoran untuk 

mengetahui secara langsung jumlah konsumen (tamu). 

5. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan  tentang Peraturan Daerah Pajak 

dan Retribusi Daerah kepada wajib pajak dan masyarakat. 

Page 87: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐24 

6. Melakukan  evaluasi  terhadap  wajib  pajak  dengan  diterapkan  sistem 

penyetoran secara self assesment. 

7. Melakukan  pengawasan  terhadap  penyelenggaraan  reklame  dan 

pengambilan Mineral bukan logam dan batuan melalui koordinasi dengan 

Dinas/Instansi terkait. 

8. Melakukan Intensifikasi dan Ekstensifikasi PBB. 

9. Melakukan monitoring dan evaluasi penerimaan daerah secara terpadu 

dan  sinergis  kepada  seluruh  pengelola  pungutan  daerah  Kabupaten 

Bintan. 

10. Melakukan penagihan tunggakan Pajak Daerah secara intensif. 

11. Mendorong Dinas Teknis untuk melakukan penggalian potensi sumber‐

sumber penerimaan baru. 

12. Melaksanakan Pengelolaan Pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan. 

13. Melakukan Analisa  dan  penilaian  indek  nilai  tanah  untuk  kepentingan 

BPHTB sebagai dasar jual beli diwilayah Kabupaten Bintan 

 

b.  Dana Perimbangan 

1. Melakukan  verifikasi  terhadap  penerimaan  yang  meliputi  Bagi  hasil 

pajak / bagi hasil bukan pajak / Sumber daya alam. 

2. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada Pemerintah Pusat 

3. Menyiapkan data pendukung penetapan dana perimbangan 

4. Validasi dan rekonsiliasi data pendukung 

6. Mendorong  Dinas  Teknis  dalam  pengusulan  kegiatan  yang  sesuai 

dengan Program Nasional untuk memaksimalkan DAK 

7. Mengupayakan laporan tepat waktu 

8. Melaksanakan tugas pembantuan dengan optimal 

c.  Lain‐lain Pendapatan Daerah yang Sah 

1.   Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada Pemerintah Provinsi 

2.   Mendorong  partisipasi  dunia  usaha  untuk  memberikan  kontribusi 

kepada pembangunan daerah 

Page 88: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐25 

3.2.4  Arah Kebijakan Belanja Daerah 

Pengelolaan  belanja  daerah  diarahkan  untuk  mengoptimalkan  sumber 

daya yang tersedia melalui penyusunan skala prioritas anggaran baik pada belanja 

di  SKPD maupun  di  luar  SKPD.  Penyusunan  skala  prioritas  tersebut  diarahkan 

mendukung  pencapaian  sasaran  pembangunan  terutama  pencapaian  sasaran 

pembangunan  dalam  kebijakan  strategi  pembangunan  daerah  yang mencakup 

dimensi pembangunan serta kondisi perlu dalam pelaksanaan strategi tersebut. 

Namun  demikian,  prinsip  efektivitas  dan  efisiensi  dari  pelaksanaan  belanja 

prioritas maupun belanja aparatur terus didorong sehingga alokasi yang terbatas 

menjadi  lebih  berdaya  guna  dan  dapat  memberikan  katalisator  bagi  pelaku 

pembangunan. 

Berdasarkan  kerangka  tersebut  di  atas,  maka  arah  kebijakan  belanja 

Pemerintah Kabupaten Bintan   di   2016   ditujukan   untuk peningkatan kualitas  

belanja  daerah  yang  terfokus  pada  alokasi  belanja  prioritas  dalam  kerangka 

pencapaian sasaran pembangunan. Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui: 

1.    Pengalihan    belanja    kurang    produktif    ke    program‐program  yang  lebih 

produktif; 

2.    Perbaikan kualitas perencanaan belanja; 

3.    Perbaikan manajemen  dan  administrasi  perencanaan,  penganggaran, 

dan pelaksanaan anggaran. 

Dalam implementasinya, upaya monitoring dan evaluasi terus diperkuat sehingga 

hasil monitoring  dan  evaluasi  dengan  proses  perencanaan  dan  penganggaran 

dapat  disinkronkan.  Monitoring  dan  evaluasi  bukan  saja  tentang  penyerapan 

anggaran, namun juga pada pencapaian sasaran pembangunan daerah. 

Di  samping  rencana  kerja  yang  konkret,  alokasi  belanja  prioritas  juga 

sangat  tergantung dari mekanisme pelaksanaannya. Sebuah  rencana yang    baik  

beserta    dukungan    penganggaran    yang    cukup,    menjadi  tidak  efektif  bila 

mekanisme  pelaksanaannya  tidak  tepat.  Termasuk  dalam      hal      ini      adalah   

penyempurnaan   proses   administrasi   dan pencairan anggaran agar lebih tepat 

dan cepat, namun tetap terjaga akuntabilitasnya. 

Page 89: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐26 

Perkuatan efektivitas dan efisiensi belanja di setiap SKPD tetap dilanjutkan 

melalui reformasi perencanaan dan penganggaran yang telah dilakukan di tahun 

sebelumnya. Penerapan prinsip kerangka pengeluaran jangka menengah (medium 

term expenditure) serta anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) 

akan terus diperkuat. Dalam kerangka penerapan kedua prinsip tersebut juga akan 

diperkuat  mekanisme  penelaahan  program  dan  kegiatan  seperti  yang  telah 

berjalan  saat  ini.  Penelaahan  program  dan  kegiatan  ini  diarahkan  untuk 

menghasilkan  tingkat  efisiensi  dan  efektivitas  serta  kapasitas  implementasi 

belanja yang lebih baik. 

Seiring  dengan  perkuatan  untuk  meningkatkan  kualitas  belanja  di 

kabupaten,  perkuatan  juga  dilakukan  dengan  pemerintah  desa  melalui 

intensifikasi berbagi pengalaman (sharing experience) dengan pemerintah  desa.  

Diharapkan  melalui  hal  tersebut,  dapat digunakan untuk memperkuat kapasitas 

pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan dan penganggaran. 

 

3.2.4  Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah 

Pembiayaan  Daerah  meliputi  Penerimaan  Pembiayaan  dan 

Pengeluaran  Pembiayaan.  Pada  Tahun  Anggaran  2014  arah  kebijakan 

pembiayaan Pemerintah Kabupaten Bintan sebagai berikut: 

a. Penerimaan Pembiayaan 

Penerimaan  pembiayaan  adalah  semua  penerimaan  yang  perlu 

dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada 

tahun‐tahun  anggaran  berikutnya,  mencakup  :  sisa  lebih  perhitungan 

anggaran  tahun anggaran  sebelumnya  (SiLPA); pencairan dana  cadangan; 

hasil  penjualan  kekayaan  daerah  yang  dipisahkan;  penerimaan  pinjaman 

daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang 

daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan  tahun 2014 adalah Sisa  Lebih 

Perhitungan  Anggaran  tahun  sebelumnya  (SiLPA)  merupakan  sumber 

penerimaan  pada  APBD  tahun  berikutnya  dan  rata‐rata  SilPA  akan 

diupayakan  seminimal mungkin  dengan melaksanakan  perencanaan  dan 

Page 90: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐27 

pelaksanaan  anggaran  secara  konsisten.  Penggunan  SiLPA  terutama 

digunakan untuk menutup defisit anggaran setelah dikurangi pengeluaran 

pembiayaan. 

 

b. Pengeluaran Pembiayaan 

Pengeluaran  pembiayaan  adalah  pengeluaran  yang  akan  diterima 

kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun‐

tahun  anggaran  berikutnya,  mencakup  :  pembentukan  dana  cadangan; 

penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang; 

dan pemberian pinjaman daerah. Kebijakan pengeluaran pembiayaan tahun 

2014 adalah : 

1) Meningkatkan performance dan kinerja Perusahaan Umum Milik Daerah 

(BUMD)  yang  bergerak  pada  sektor  pelayanan  kebutuhan  dasar 

masyarakat dalam bentuk penyertaan modal daerah. Penyertaan modal 

kepada BUMD  (Perusda) dilakukan secara bertahap. Penyertaan modal 

diberikan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan diatur dalam 

Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal. 

2) Pemberian  pinjaman  daerah  diberikan  dalam  bentuk  dana  bergulir 

kepada masyarakat Kabupaten Bintan. 

 

Berdasarkan  perkiraan  sumber‐sumber  penerimaan  pembiayaan, 

realisasi pengeluaran pembiayaan, dan proyeksi, arah kebijakan pembiayaan 

daerah selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini : 

 

 

 

 

 

 

 

Page 91: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐28 

Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2011 s.d. Tahun 2016 

 

No.  Uraian Jumlah 

Realisasi Tahun 2012 

Realisasi Tahun 2013 

Realisasi Tahun 2014 

Proyeksi Tahun 2015 

Proyeksi Tahun 2016 

3.1  PEERIMAAN PEMBIAYAAN 

         

3.1.1. 

Sisa  Lebih Perhitungan Anggaran  Tahun sebelumnya (SiLPA) 

159.520.791.380,90      109.493.535.607,‐  159.820.098.747 

3.1.2. 

Pencairan  Dana Cadangan 

0,‐‐      0,‐‐  0,‐‐ 

3.1.3. 

Hasil  Penjualan Kekayaan  Daerah yang dipisahkan 

1.349.275.258,‐‐      0,‐‐  0,‐‐ 

3.1.4. 

Penerimaan Pinjaman Daerah 

0,‐‐      0,‐‐  0,‐‐ 

3.1.5. 

Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman 

0,‐‐      0,‐‐  0,‐‐ 

3.1.6. 

Penerimaan Piutang Daerah 

0,‐‐      0,‐‐  0,‐‐ 

3.1.7. 

Pengembalian Pokok  Dana Bergulir 

1.236.135.000,‐‐      0,‐‐  0,‐‐ 

  JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 

162.106.201.638,90      109.493.535.607,‐ 112.493.535.607,

‐ 

3.2.  PENGELUARAN PEMBIAYAAN 

         

3.2.1. 

Pembentukan Dana Cadangan 

0,‐‐      0,‐‐  0,‐‐ 

3.2.2. 

Penyertaan Modal  (Investasi) Pemerintah 

4.000.000.000,‐‐      6.800.000.000,‐  3.000.000.000,‐ 

3.2.3. 

Pembayaran Pokok Utang 

0,‐‐      0,‐‐  0,‐‐ 

3.2.4. 

Pemberian Pinjaman Daerah 

0,‐‐      0,‐‐  0,‐‐ 

3.2.5. 

Pemberian Pinjaman  Dana Bergulir 

462.000.000,‐‐      0,‐‐  0,‐‐ 

  JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 

4.462.000.000,‐      6.800.000.000,‐  3.000.000.000,‐ 

             

  JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 

157.644.201.638,90      102.693.535.607,‐ 156.820.098.747,

‐ 

 

 

Page 92: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐1 

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 

 

4.1   Tujuan dan Sasaran Pembangunan 

Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan arah kebijakan 

yang  telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Bintan  tahun 2010‐2015, 

maka  upaya  pencapaiannya  kemudian  dijabarkan  secara  lebih  sistematis 

melalui perumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah. 

Tabel 4.1  Tujuan dan Sasaran Pembangunan  

 

No.  Prioritas  Tujuan  Sasaran 

1  2 4 5 

1  Melanjutkan upaya peningkatan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa 

Peningkatan kualitas kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat Bintan 

Meningkatnya toleransi  antar umat beragama yang ditandai dengan tidak adanya kasus perselisihan antar umat beragama 

    Perluasan kesempatan kerja bagi masyarkat Bintan 

Menurunnya angka pengangguran terbuka dari 9,94% menjadi 5,00% 

    Peningkatan  kualitas pendidikan masyarakat Bintan  

Terpenuhinya standar/ketentuan nasional pendidikan anak usia dini serta pendidikan dasar dan pendidikan menengah 

    Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian nilai seni dan budaya daerah 

    Terlindunginya peninggalan sejarah dan warisan budaya melalui Peraturan Daerah 

2  Mewujudkan pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan. 

Pembentukan iklim yang kondusif bagi penanaman modal untuk kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Bintan sesuai dengan potensi sumberdaya alam dan manusia serta pola tata ruang daerah dan mendorong perkembangannya agar lebih efisien dan mampu bersaing.   

Meningkatnya persentase koperasi aktif dari 79,15% menjadi 82,80% serta pertumbuhan rata‐ rata UMKM sebesar 3,77% pertahun 

Page 93: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐2 

No.  Prioritas  Tujuan  Sasaran 

1  2 4 5 

     Meningkatnya unit usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebesar 150% 

   

Pengembangan kawasan minapolitan dengan memanfaatkan sumberdaya perikanan dan kelautan secara optimal, adil dan berkelanjutan melalui pengembangan sarana dan prasarana penunjang minapolitan. 

Terbentuknya kawasan minapolitan di 3 lokasi yang terletak di Kecamatan Bintan Pesisir, Kecamatan Mantang dan Kecamatan Bintan Timur  

3  Melanjutkan pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis. 

Pengembangan kawasan pariwisata melalui pengembangan sarana dan prasarana, promosi, pelayanan dengan tetap memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup. 

Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata dalam PDRB dari 19,76% menjadi 21,61% 

   

Pemanfaatan potensi alam yang ada disertai dengan pemberdayaan pengelolaannya guna pemenuhan kebutuhan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dari 5.78% menjadi 8,00% dan Nilai Tukar Petani dari 100,72 % menjadi 105 % 

   

Meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan petani dan nelayan 

Meningkatnya rata‐rata pendapatan petani dari Rp1,35 juta menjadi Rp2,17 juta 

4  Melanjutkan upaya penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM. 

Peningkatan kualitas aparatur pengawasan, pembinaan akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah dalam usaha pemanfaatan, pengelolaan potensi wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Meningkatnya kualitas pelayanan teknis administratif bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan regulasi yang berlaku. 

     Meningkatnya Kompetensi sumberdaya aparatur dari 40% menjadi 80% 

     

Meningkatnya efektifitas pengelolaan administrasi kepegawaian daerah dari 76,66% menjadi 86,66% 

     Meningkatnya kinerja aparatur dari 40% menjadi 80% 

     Meningkatnya Akuntabilitas dan Kinerja pemerintah daerah yang 

Page 94: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐3 

No.  Prioritas  Tujuan  Sasaran 

1  2 4 5 

ditandai dengan opini LAKIP  Daerah dari C menjadi A 

     

Meningkatnya penduduk yang memiliki dokumen kependudukan dan catatan sipil dari 64,40% menjadi 85% 

     

Meningkatnya kinerja pemerintah dalam penyelesaian permasalahan  di masyarakat dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku 

   

Pengembangan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kecamatan 

Meningkatnya pembinaan masyarakat di kecamatan 

   

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan kecamatan dari 90% menjadi 100% 

   Peningkatan fungsi dan peranan lembaga perwakilan rakyat daerah 

Meningkatnya produk legislasi daerah yang disahkan dari 63,64% menjadi 100% 

   

Perencanaan pembangunan dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, Sumberdaya yang ada dan kebutuhan penduduk serta memperhatikan mitigasi bencana. (core) 

Meningkatnya kesesuaian muatan perencanaan daerah dengan implementasi nya dari 70% menjadi 90% 

   

Peningkatan kesiapan daerah dalam menghadapi bencana 

Meningkatnya kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam penanganan awal bencana 

   

Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah 

Membaiknya  opini laporan keuangan daerah dari WDP menjadi WTP  

   

Peningkatan kemampuan pembiayaan pembangunan daerah 

Meningkatnya penerimaan daerah sebesar 60,4%  yaitu dari 429,63 miliar menjadi 711,25 miliar 

   Peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa serta nilai‐nilai demokrasi 

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum dari 49,4% menjadi 60% 

   

Peningkatan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat Bintan 

Menurunnya indeks kriminalitas dari 112 menjadi 105 

Page 95: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐4 

No.  Prioritas  Tujuan  Sasaran 

1  2 4 5 

   

Peningkatan kualitas arsip dan perpustakaan daerah 

Meningkatnya persentase kearsipan daerah dari 5% menjadi 80% dan berkembang nya minat baca masyarakat 

   Peningkatan kualitas kesehatan Masyarakat Bintan 

Terpenuhinya pelayanan kesehatan sesuai standar 

   Peningkatan kesehatan, kesejahteraan dan ketahanan keluarga 

Menurunnya jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera I dari 23,64% menjadi 22,49% 

   

Peningkatan produksi dan produktivitas serta nilai tambah sektor kelautan dan perikanan 

Meningkatnya kontribusi sektor perikanan dalam PDRB sebesar 8 % 

   Peningkatan kapasitas pelayanan dan pengelolaan perkantoran 

Meningkatnya kapasitas pelayanan aparatur sesuai standar 

5  Melanjutkan pembangunan yang adil dan merata melalui peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan. 

Peningkatan keandalan sistem/jaringan  infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman Kabupaten Bintan 

Meningkatnya  kuantitas dan kualitas jaringan jalan, jembatan, dan drainase 

   Penyediaan energi listik  

bagi masyarakat Kabupaten Bintan 

Meningkatnya rumah tangga yang terlayani kebutuhan listrik dari 60,38% menjadi 65% 

   Meningkatnya kuantitas dan 

kualitas sarana dan prasarana wilayah 

6  Melanjutkan upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender. 

Pengembangan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan potensi sumberdaya alam dengan optimal. 

Menurunnya persentase penduduk miskin dari 11% menjadi 8% 

 

  Menurunnya persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial dari 6,98% menjadi 6,21% 

   

Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bintan 

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dari 10% menjadi 11,2% 

Page 96: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐5 

No.  Prioritas  Tujuan  Sasaran 

1  2 4 5 

   

Peningkatan Peran Serta Perempuan Dalam Pemb. Daerah 

Meningkatnya Indeks kesetaraan gender dari 24,45 menjadi 30,1 

7  Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan  dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development) 

Penyusunan dan Penetapan struktur, pemanfaatan dan pengelolaan ruang pesisir dan pulau‐pulau kecil  yang berwawasan lingkungan sebagai pedoman pembangunan di wilayah pesisir dan pulau‐pulau kecil yang multisektoral dan terpadu. 

Meningkatnya pengelolaan sumber daya kelautan Kabupaten Bintan   

   

Peningkatan kualitas lingkungan hidup di Kab Bintan 

Meningkatnya indeks kualitas lingkungan hidup dari 51,65% menjadi 59,79% 

   Pembentukan Kab. Bintan daerah yang bersih hijau& asri. 

Meningkatnya persentase sampah yang ditangani dari 20,50% menjadi 100% 

     Meningkatnya luas ruang terbuka hijau yang dikelola dari 1.500 M2 menjadi 17.226 M2 

   

Peningkatan kelestarian sumber daya hutan di Kabupaten Bintan 

Menurunnya kerusakan hutan lindung  dari 1658,8 Ha menjadi 9 Ha 

   

Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam  yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan 

Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam yang sesuai dengan dokumen lingkungan 

 

4.2   Prioritas Pembangunan 

Prioritas    pembangunan    Kabupaten  Bintan  tahun  2016  masih 

menggunakan  dasar  RPJMD  Kabupaten  Bintan  tahun  2010‐2015  dengan 

disesuaikan kebijakan pemerintah pusat yang  sudah ada. Oleh karena  itu 

prioritas pembangunannya disusun   sebagai   penjabaran   operasional dari  

Strategi  Pembangunan  yang  digariskan  dalam  RPJMN  2015‐2019  dalam  

Page 97: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐6 

upaya melaksanakan  Agenda    Pembangunan   Nasional  untuk memenuhi 

Nawa Cita, yaitu: 

Cita 1   :     Menghadirkan        kembali        negara        untuk        melindungi 

segenap bangsa dan memberikan  rasa  aman  kepada  seluruh 

warga negara; 

Cita 2   :     Mengembangkan  tata  kelola  pemerintahan  yang  bersih, 

efektif, demokratis, dan terpercaya; 

Cita 3   :  Membangun  Indonesia  dari  pinggiran  dengan  memperkuat  

daerah‐daerah  dan  desa  dalam  kerangka negara kesatuan; 

Cita 4   :  Memperkuat kehadiran  Negara dalam melakukan  reformasi  

sistem    dan    penegakan    hukum    yang    bebas  korupsi, 

bermartabat, dan terpercaya; 

Cita 5   :  Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; 

Cita 6   :      Meningkatkan  produktivitas  rakyat  dan  daya  saing  di pasar 

Internasional; 

Cita 7   :  Mewujudkan  kemandirian  ekonomi  dengan  menggerakkan 

sektor‐sektor strategis ekonomi domestik; 

Cita 8   :  Melakukan revolusi karakter bangsa; dan 

Cita 9   :  Memperteguh  kebhinekaan  dan  memperkuat  restorasi sosial 

Indonesia. 

 

Sesuai  dengan  Rencana  Kerja  Pemerintah  tahun  2016 maka  pada 

tahun  2016,  Pemerintah  pusat  menetapkan  rencana  kerja  pemerintah 

dengan beberapa sasaran pokok dalam rangka mewujudkan nawa cita yang 

ada dalam RPJMN tahun 2015‐2019 sebagai berikut : 

1.  Sasaran Makro; 

2.  Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat; 

3.  Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan; 

4.  Sasaran Dimensi Pemerataan; 

5.  Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah; 

Page 98: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐7 

6.  Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan. 

Sebagai upaya dalam mendukung pelaksanaan RKP Nasional tahun 

2016 maka  pemerintah  Kabupaten  Bintan  pada  tahun  2016 mendukung 

pencapaian 6 sasaran pokok pemerintah tersebut melalui program‐program 

pembangunan yang ada di RKPD Kabupaten Bintan tahun 2016 ini. Adapun 

dukungan  program  dan  anggaran  yang  akan  dilaksanakan  selama  tahun 

2016 oleh Pemerintah Kabupaten Bintan dapat dilihat pada tabel berikut : 

 Tabel 4.2 Jumlah Program Pembangunan dan Anggaran Pemerintah 

Kabupaten Bintan dalam Mendukung Sasaran Pokok Nasional Tahun 2016  

No. Sasaran Pokok 

Nasional Jumlah Program dalam 

RKPD 2016 Pagu Anggaran (Rupiah) 

1.  Sasaran Makro 41       188.852.934.232  

2.  Sasaran  Pembangunan Manusia  dan Masyarakat 

21 40.601.841.465 

3.  Sasaran  Pembangunan Sektor Unggulan 

26         18.094.463.392 

4.  Sasaran  Dimensi Pemerataan 

8            7.902.050.000  

5.  Sasaran  Pembangunan Wilayah  dan Antarwilayah 

12          14.512.807.350  

6.  Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan  dan Keamanan 

21          49.129.558.613  

 

Dalam rangka singkronisasi dan menjembatani masa transisi dalam 

mewujudkan  visi  dan  misi  RPJMD  tahun  2010  –  2015  dan  menuju 

pelaksanaan  RPJMD  tahun  2016‐2020  yang  baru  maka  dalam  rencana 

pembangunan di Kabupaten Bintan pada  tahun 2016  tetap melaksanakan 

dalam kerangka konsep Pro Growth, Pro Job, Pro Poor, dan Pro Environment 

yang  memiliki  indikator  pencapaian  kinerja  yang  jelas  dalam  rangka 

mendukung pencapaian visi dan misi RPJMD Kabupaten Bintan. Hal ini juga 

disejalankan dengan strategi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat. 

 

 

Page 99: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐8 

Tabel 4.3 Arah Kebijakan dan Strategi terkait Pro Growth, Pro Job, Pro Poor, dan 

Pro Environment   

No.  Kebijakan  Strategi 

1  Pertumbuhan  ekonomi  (Pro Growth)  

- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,  - Meningkatkan  daya  saing  investasi  di  sektor  industri 

kelautan, industri kecil menengah, pertanian dan pariwisata

2  Pengurangan  Pengangguran (Pro Job) 

- Pelaksanaan pelatihan‐pelatihan kerja - Pengembangan sekolah kejuruan - Penyaluran bantuan permodalan - Pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

3  Pengurangan  Kemiskinan  (Pro Poor) 

Pelaksanaan Program Pengentasan Kemiskinan melalui Hibah, dengan Program/Kegiatan antara lain: Program Pemenuhan Hak‐Hak Dasar Penduduk Miskin/ Desa tertinggal:  ‐  Pemberian  makanan  tambahan  balita/anak  sekolah,  Ibu 

hamil ‐  Perawatan kasus gizi ‐  Pelayanan kesehatan melalui (Jamkesda). ‐  Pembangunan / rehabilitasi Posyandu, Pustu. ‐  Pemberian beasiswa bagi siswa SLTA dan mahasiswa Program Rumah Layak Huni : ‐  Rehabilitasi  rumah  tidak  layak  huni  termasuk  fasilitas 

jamban keluarga, ‐  Penyediaan sarana/sumber air bersih. ‐  Penyediaan Listrik Rumah  Program  Pembinaan  Unit  Usaha  Penduduk  Miskin/Desa tertinggal : ‐  Kegiatan menumbuh kembangkan kelompok usaha bersama 

, KUKM diutamakan kepada Ibu‐Ibu/Perempuan ‐  Kegiatan menumbuh kembangkan  usaha tani  ‐  Kegiatan menumbuh kembangkan usaha nelayan  

4  

Kebijakan  Berwawasan Lingkungan (Pro Environment) 

- Meningkatkan daya tampung lingkungan untuk mendukung pembangunan 

- Memelihara kelestarian lingkungan sekitarnya - Pemanfaatan ruang sesuai tata ruang 

 

Selain  itu  dalam  rangka menjaga  sinergitas  dengan  perencanaan 

pembangunan  di  tingkat  nasional,  provinsi  dan  kabupaten  maka  dalam 

menyusun  prioritas  pembangunan  Kabupaten  BIntan  tahun  2016  juga 

memperhatikan  prioritas  pembangunan  yang  diprogramkan  oleh 

pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk tahun 2016 yaitu meliputi : 

Page 100: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐9 

1. Pengembangan  industri  pengolahan  perikanan  dan  kelautan  serta  

pariwisata  secara  berkelanjutan    guna  mendukung    sektor  

kemaritiman. 

2. Peningkatan  produksi dan produktivitas pertanian, serta  kemandirian  

dan ketahanan pangan masyarakat. 

3. Peningkatan  konektivitas  antar wilayah  dan antar  pulau serta sarana  

dan prasarana  dasar masyarakat. 

4. Peningkatan  kualitas  lingkungan hidup  & kehutanan, mitigasi bencana 

alam dan perubahan iklim. 

5. Peningkatan    kualitas  sumberdaya  manusia    dan  kesejahteraan 

masyarakat  yang berkeadilan  dan berbudaya. 

6. Peningkatan kualitas pelayanan   publik dan tata kelola pemerintahan 

yang baik. 

Tabel 4.4 Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2016 Menurut RPJMD 

dan RKPD 2016  

No. Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2016 Menurut RPJMD 

Prioritas Pembangunan Daerah di RKPD 2016 

Alokasi Anggaran (Rp) 

1  Peningkatan  kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Peningkatan  kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

8.245.659.571

 

2  Pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan 

Pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan 

40.601.841.465

 

3  Pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis. 

Pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis. 

9.848.803.821

 

4  Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian 

Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM. 

161.243.938.052

 

Page 101: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐10 

No. Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2016 Menurut RPJMD 

Prioritas Pembangunan Daerah di RKPD 2016 

Alokasi Anggaran (Rp) 

hukum dan penegakan HAM. 

5  Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan. 

Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan. 

76.738.554.793

 

6  Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender. 

Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender. 

7.902.050.000

 

7  Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan  dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development). 

Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan  dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development). 

14.512.807.350

 

TOTAL 319.093.655.052 

 

Selanjutnya, rincian alokasi anggaran berdasarkan prioritas pembangunan, 

program, urusan, dan organisasi perangkat daerah disajikan sebagai berikut :

Page 102: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐11 

Prioritas 1. Peningkatan  kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.  

No  Program  Bidang Urusan  SKPD  Anggaran 

1  2 3 4 5

1 Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak‐Kanak 

Pendidikan  Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga  130,000,000 

2  Program Pendidikan Dasar (Wajib Belajar 9 Tahun) Pendidikan Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 400,000,000

3 Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan PrasaranaPendidikan Lain 

Pendidikan  Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga  41,435,696,000 

      Dinas Pekerjaan Umum 4,836,350,000

4  Program Pendidikan Menengah  Pendidikan Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 250,000,000

5 Program Pembentukan Sekolah Menegah Kejuruan/Pendidikan Tinggi Penunjang Sektor‐Sektor Unggulan 

Pendidikan  Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga  30,000,000 

6  Program Kejar Paket  Pendidikan Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 50,000,000

7  Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan  Pendidikan  Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga  1,331,000,000 

8  Program Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Dinas Kesehatan 9,339,848,974

      Rumah Sakit Umum Daerah 5,000,000,000

9  Program Peningkatan Gizi dan Kesehatan Keluarga  Kesehatan  Dinas Kesehatan  3,193,280,410 

10  Program Pengendalian Penyakit  Kesehatan  Dinas Kesehatan  980,255,833 

11  Program Penyehatan Lingkungan  Kesehatan  Dinas Kesehatan  292,129,286 

12  Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan Kesehatan Dinas Kesehatan 6,447,227,222

      Rumah Sakit Umum Daerah 1,851,102,000

      Dinas Pekerjaan Umum 1,070,000,000

13 Program pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat miskin 

Kesehatan  Dinas Kesehatan  3,000,000,000 

14  Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat  Kesehatan  Dinas Kesehatan  632,650,770 

15  Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan  Kesehatan  Dinas Kesehatan  6,670,008,000 

Page 103: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐12 

No  Program  Bidang Urusan  SKPD  Anggaran 

1  2 3 4 5

16 Program Pengawasan dan Pembinaan Peredaran sediaan Farmasi dan Makanan 

Kesehatan  Dinas Kesehatan  105,821,362 

17 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan 

Kesehatan  Dinas Kesehatan  423,723,622 

18  Program Manajemen Kesehatan  Kesehatan Dinas Kesehatan 664,323,870

19 Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan 

Ketenagakerjaan   Dinas Tenaga Kerja  205,500,000 

20 Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja 

Ketenagakerjaan   Dinas Tenaga Kerja  938,155,000 

21  Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja  Ketenagakerjaan   Dinas Tenaga Kerja  1,056,226,950 

22  Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga Kerja  Ketenagakerjaan   Dinas Tenaga Kerja  450,000,000 

23 Program Peningkatan Wirausaha dan UKM 

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 

585,000,000 

24  Program Kesejahteraan, Kepurbakalaan dan Permeseuman  Kebudayaan  Dinas Pariwisata dan Kebudayaan    250,000,000 

25 Program Pelayanan Kepemudaan 

Kepemudaan dan Olahraga 

Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga  1,000,000,000 

26 Program Pembinaan dan Pengembangan Olah Raga 

Kepemudaan dan Olahraga 

Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga  500,000,000 

27 

Program Peningkatan Pengetahuan Keagamaan 

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan 

Sekretariat Daerah  6,430,000,000 

28 

Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama 

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan 

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 

175,000,000 

         Sekretariat Daerah  270,000,000 

Jumlah 99,993,299,299

Page 104: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐13 

Prioritas 2.  Pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan  

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

1 Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 279,000,000

2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 448,121,762

3 Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 1,195,000,000

4 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 903,124,000

5 Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi

Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 205,000,000

6 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 494,000,000

7 Program Pelayanan Perizinan Non Investasi

Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 50,000,000

8 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 50,000,000

9 Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 554,005,609

10 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 9,087,553,809

11 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Budidaya Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 3,904,636,191

12 Program Pengawasan Sumber daya Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 75,000,000

13 Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri

Perdagangan Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 770,000,000

Jumlah 18,015,441,371

 

 

Page 105: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐14 

Prioritas 3.  Pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis.  

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

1 Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani

Ketahanan Pangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 526,000,000

2 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat

Ketahanan Pangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 435,000,000

3 Program Pengembangan dan Penyuluhan Petani dan Nelayan

Ketahanan Pangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 531,000,000

4 Program Peningkatan Penerapan Teknologi, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Ketahanan Pangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 240,000,000

5 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 422,500,000

6 Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan

Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 810,000,000

7 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 847,900,000

8 Program Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat Utuh dan Halal

Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 34,100,000

9 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 270,000,000

10 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 640,000,000

11 Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 710,000,000

12 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 5,056,803,821

13 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 150,000,000

Jumlah 10,673,303,821

   

Page 106: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐15 

Prioritas 4.  Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM.  

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 19,932,999,999

Dinas Kesehatan 5,114,267,980

Rumah Sakit Umum Daerah 4,561,119,722

Dinas Pekerjaan Umum 1,770,369,811

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1,507,297,700

Dinas Perhubungan 1,205,944,000

Badan Lingkungan Hidup 665,360,000

Dinas Kebersihan dan Pertamanan 2,957,445,000

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 719,143,750

Dinas Sosial 627,799,966

Dinas Tenaga Kerja 617,961,900

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 1,020,866,000

Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 1,295,521,911

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 1,855,340,700

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 849,820,000

Satuan Polisi Pamong Praja 988,179,050

Page 107: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐16 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

Badan Penanggulangan Bencana Daerah 1,311,427,521

Sekretariat Daerah 8,576,232,000

Sekretariat DPRD 3,246,559,984

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 5,835,300,000

Badan Kepegawaian Daerah 860,808,614

Inspektorat Daerah 575,114,666

Kecamatan Bintan Timur 1,494,002,100

Kecamatan Gunung Kijang 918,630,000

Kecamatan Teluk Bintan 850,649,000

Kecamatan Bintan Utara 861,910,000

Kecamatan Teluk Sebong 766,370,700

Kecamatan Tambelan 652,100,000

Kecamatan Seri Kuala Lobam 545,110,000

Kecamatan Toapaya 724,218,000

Kecamatan Bintan Pesisir 542,440,000

Kecamatan Mantang 836,640,000

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 1,068,105,954

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 1,052,514,973

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 410,300,000

Dinas Pertanian dan Kehutanan 1,085,235,128

Dinas Pertambangan dan Energi 1,307,320,000

Dinas Kelautan dan Perikanan 1,838,501,000

Page 108: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐17 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 395,000,000

Dinas Kesehatan 1,004,356,000

Dinas Pekerjaan Umum 691,990,000

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 566,239,000

Dinas Perhubungan 575,255,991

Badan Lingkungan Hidup 205,522,600

Dinas Kebersihan dan Pertamanan 560,757,705

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 108,039,600

Dinas Sosial 491,802,000

Dinas Tenaga Kerja 188,211,161

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 247,058,000

Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 130,000,000

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 688,537,700

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 264,387,016

Satuan Polisi Pamong Praja 218,000,000

Badan Penanggulangan Bencana Daerah 330,000,000

Sekretariat Daerah 4,199,868,000

Sekretariat DPRD 2,317,952,285

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 5,428,661,359

Badan Kepegawaian Daerah 331,000,000

Inspektorat Daerah 113,000,000

Page 109: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐18 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

Kecamatan Bintan Timur 182,981,600

Kecamatan Gunung Kijang 138,175,600

Kecamatan Teluk Bintan 291,000,000

Kecamatan Bintan Utara 424,050,000

Kecamatan Teluk Sebong 288,675,600

Kecamatan Tambelan 158,660,000

Kecamatan Seri Kuala Lobam 159,000,000

Kecamatan Toapaya 1,086,597,000

Kecamatan Bintan Pesisir 293,458,600

Kecamatan Mantang 396,300,000

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 286,950,000

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 1,565,124,571

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 229,600,000

Dinas Pertanian dan Kehutanan 360,000,000

Dinas Pertambangan dan Energi 250,000,000

Dinas Kelautan dan Perikanan 749,914,000

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur - Dinas Pekerjaan Umum 73,828,000

Dinas Perhubungan 108,475,000

Dinas Kebersihan dan Pertamanan 18,135,000

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 47,167,500

Dinas Tenaga Kerja 31,777,500

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 95,120,000

Page 110: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐19 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 31,450,000

Badan Penanggulangan Bencana Daerah 37,835,000

Sekretariat Daerah 305,900,000

Sekretariat DPRD 308,339,775

Kecamatan Bintan Timur 37,410,000

Kecamatan Gunung Kijang 13,600,000

Kecamatan Teluk Bintan 17,000,000

Kecamatan Bintan Utara 27,850,000

Kecamatan Tambelan 15,950,000

Kecamatan Bintan Pesisir 16,030,000

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 18,000,000

Dinas Pertambangan dan Energi 57,498,000

Dinas Kelautan dan Perikanan 70,750,000

4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur - Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 50,000,000

Dinas Kesehatan 150,000,000

Dinas Pekerjaan Umum 150,000,000

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 190,000,000

Dinas Perhubungan 152,500,000

Badan Lingkungan Hidup 150,000,000

Dinas Kebersihan dan Pertamanan 254,680,000

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 30,000,000

Dinas Sosial 27,000,000

Page 111: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐20 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

Dinas Tenaga Kerja 89,500,000

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 20,000,000

Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 60,000,000

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 70,000,000

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 160,000,000

Satuan Polisi Pamong Praja 130,000,000

Badan Penanggulangan Bencana Daerah 195,000,000

Sekretariat Daerah 640,950,000

Sekretariat DPRD 295,368,000

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 488,530,000

Badan Kepegawaian Daerah 100,000,000

Inspektorat Daerah 110,000,000

Kecamatan Bintan Timur 15,000,000

Kecamatan Gunung Kijang 8,000,000

Kecamatan Teluk Bintan 15,000,000

Kecamatan Bintan Utara 30,450,000

Kecamatan Teluk Sebong 40,000,000

Kecamatan Tambelan 8,000,000

Kecamatan Seri Kuala Lobam 9,000,000

Kecamatan Toapaya 12,250,000

Kecamatan Bintan Pesisir 15,000,000

Kecamatan Mantang 15,000,000

Page 112: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐21 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 150,000,000

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 70,000,000

Dinas Pertanian dan Kehutanan 20,000,000

Dinas Pertambangan dan Energi 200,000,000

Dinas Kelautan dan Perikanan 100,000,000

5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

- Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 100,000,000

Dinas Kesehatan 117,060,000

Dinas Pekerjaan Umum 200,000,000

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 100,000,000

Dinas Perhubungan 100,000,000

Badan Lingkungan Hidup 75,000,000

Dinas Kebersihan dan Pertamanan 130,000,000

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 100,000,000

Dinas Sosial 75,000,000

Dinas Tenaga Kerja 64,500,000

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 90,000,000

Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 100,000,000

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 100,000,000

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 100,000,000

Satuan Polisi Pamong Praja 80,000,000

Badan Penanggulangan Bencana Daerah 75,000,000

Page 113: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐22 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

Sekretariat Daerah 105,000,000

Sekretariat DPRD 88,140,900

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 97,000,000

Badan Kepegawaian Daerah 100,000,000

Inspektorat Daerah 75,000,000

Kecamatan Bintan Timur 62,000,000

Kecamatan Gunung Kijang 50,000,000

Kecamatan Teluk Bintan 50,000,000

Kecamatan Bintan Utara 50,000,000

Kecamatan Teluk Sebong 60,000,000

Kecamatan Tambelan 50,000,000

Kecamatan Seri Kuala Lobam 50,000,000

Kecamatan Toapaya 50,000,000

Kecamatan Bintan Pesisir 50,000,000

Kecamatan Mantang 50,000,000

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 75,000,000

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 61,000,000

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 70,000,000

Dinas Pertanian dan Kehutanan 90,000,000

Dinas Pertambangan dan Energi 100,000,000

Dinas Kelautan dan Perikanan 160,000,000

Page 114: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐23 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

6 Program Pengembangan Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 324,000,000

7 Program Perencanaan Tata Ruang Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 700,000,000

8 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 555,000,000

9 Program Inventarisasi SDA Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 400,000,000

10 Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 737,379,270

11 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 518,471,600

12 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1,766,000,000

13 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1,664,215,500

14 Program Penataan Administrasi Kependudukan Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 1,045,347,800

15 Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 76,109,416

16 Program Penanggulangan Bencana Sosial Badan Penanggulangan Bencana Daerah 513,000,000

17 Program Mitigasi Bencana Sosial Dinas Sosial 110,000,000

Badan Penanggulangan Bencana Daerah 845,000,000

18 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 210,000,000

19 Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 905,704,500

20 Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 1,030,000,000

Page 115: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐24 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

21 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 280,000,000

22 Program Pendidikan Kedinasan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Badan Kepegawaian Daerah 1,330,000,000

23 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Badan Kepegawaian Daerah 1,286,545,000

24 Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian Daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Badan Kepegawaian Daerah 1,070,000,000

25 Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan Eksternal

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Inspektorat Daerah 680,000,000

26 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 50,000,000

Inspektorat Daerah 255,000,000

27 Program Pembinaan dan Pengawasan serta Peningkatan Akuntabilitas Pembangunan Daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Inspektorat Daerah 705,000,000

28 Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 875,000,000

29 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 755,000,000

Sekretariat DPRD 417,020,000

30 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 1,000,000,000

31 Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 233,000,000

Page 116: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐25 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

32 Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 645,000,000

33 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik dan Keprotokolan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 3,416,624,827

34 Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 120,000,000

Kecamatan Bintan Timur 1,072,334,000

Kecamatan Gunung Kijang 714,761,400

Kecamatan Teluk Bintan 460,500,000

Kecamatan Bintan Utara 1,441,037,000

Kecamatan Teluk Sebong 418,424,700

Kecamatan Tambelan 474,815,000

Kecamatan Seri Kuala Lobam 732,500,000

Kecamatan Toapaya 431,204,000

Kecamatan Bintan Pesisir 455,806,400

Kecamatan Mantang 512,677,000

35 Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Kecamatan Bintan Timur 52,364,300

Kecamatan Gunung Kijang 30,000,000

Kecamatan Teluk Bintan 35,000,000

Kecamatan Bintan Utara 28,000,000

Kecamatan Teluk Sebong 32,550,000

Kecamatan Tambelan 45,000,000

Page 117: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐26 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

Kecamatan Seri Kuala Lobam 30,000,000

Kecamatan Toapaya 28,000,000

Kecamatan Bintan Pesisir 35,000,000

Kecamatan Mantang 35,000,000

36 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat DPRD 10,538,301,400

37 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 3,984,395,000

38 Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Sekretariat Daerah 150,000,000

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 77,600,000

39 Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 2,656,900,000

40 Program Manajemen Aset Daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 1,669,100,000

41 Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Satuan Polisi Pamong Praja 347,000,000

42 Program Penegakan Peraturan Daerah dan Pengembangan Kapasitas Pol PP

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Satuan Polisi Pamong Praja 655,000,000

43 Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan Masyarakat

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Satuan Polisi Pamong Praja 205,000,000

44 Program Penyelenggaraan Kearsipan Daerah Kearsipan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 117,078,000

Page 118: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐27 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

45 Program Pengembangan Perpustakaan Kearsipan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 627,513,000

Jumlah 168,279,376,305

  Prioritas 5.  Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan.  

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

1 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 44,400,600,000

2 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 5,100,000,000

3 Program Pembangunan Drainase dan Gorong-Gorong Jalan Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 3,857,750,000

4 Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 2,380,000,000

5 Program Peningkatan Kapasitas Bidang Kepekerjaan Umum

Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 530,000,000

6 Program Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Umum/Sosial Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 5,967,775,000

7 Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemerintahan

Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 582,500,000

8 Program Pengendalian Banjir Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 1,362,536,500

9 Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum Perumahan Dinas Kebersihan dan Pertamanan 2,003,890,000

10 Program Penyehatan Lingkungan Permukiman

Perumahan Dinas Pekerjaan Umum 2,718,750,000

11 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perumahan dan Permukiman

Perumahan Dinas Pekerjaan Umum 19,676,200,000

Page 119: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐28 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

12 Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas

Perhubungan Dinas Perhubungan 2,928,230,000

13 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Perhubungan Dinas Perhubungan 1,729,085,000

14 Program Peningkatan Perencanaan Teknis dan Kebijakan Bidang Perhubungan

Perhubungan Dinas Perhubungan 464,750,000

15 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

Perhubungan Dinas Perhubungan 850,090,000

16 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan Telekomunikasi

Perhubungan Dinas Perhubungan 75,000,000

17 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan

Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi 5,076,133,233

Jumlah 99,703,289,733

  Prioritas 6.  

Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender. 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

1 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 452,000,000

2 Program Keluarga Berencana Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 207,000,000

3 Program Ketahanan Pemberdayaan Keluarga

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 329,150,000

4 Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Sosial Dinas Sosial 1,270,500,000

Page 120: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐29 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

5 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Sosial Dinas Sosial 690,000,000

6 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Sosial Dinas Sosial 225,400,000

7 Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Sosial Dinas Sosial 670,600,000

8 Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 3,471,875,429

Jumlah 7,316,525,429

 

Prioritas 7.  Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan  dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development).  

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

1 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya dan Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup 75,000,000

2 Program Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup 396,187,767

3 Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup 206,700,000

4 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup 1,760,027,000

5 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup 309,500,000

Dinas Kebersihan dan Pertamanan 8,483,160,000

6 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Lingkungan Hidup Dinas Kebersihan dan Pertamanan 3,421,040,250

7 Program Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan 1,620,285,000

Page 121: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐30 

No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran

1 2 3 4 5

8 Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS)

Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan 154,215,000

9 Program Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya Hutan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan 150,000,000

10 Program Pembinaan Usaha Pertambangan Umum dan Sumberdaya Mineral

Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi 920,000,000

11 Program Pembinaan dan Pengawasan Distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi

Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi 100,000,000

12 Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 1,102,752,900

13 Program Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 2,000,000,000

Jumlah 20,698,867,917

Page 122: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐31 

4.3  Penjelasan Program Pembangunan Daerah Tahun  2016 

Salah  satu  prioritas  pembangunan  Kabupaten  Bintan  pada  tahun 

2016  sebelum  adanya  RPJMD  dari  Kepala  Daerah  yang  baru  adalah 

menuntaskan program pembangunan yang diamanatkan di dalam RPJMD 

Kabupaten  Bintan    tahun  2010‐2015.  Berikut  ini  adalah  Program 

pembangunan  yang  akan  dilaksanakan  pada  tahun  2016  dengan  target 

capaian  dan  SKPD  penanggungjawab  sesuai  yang  diamanatkan  dalam 

RPJMD Kabupaten Bintan tahun 2010‐2015.  

 

Tabel 4.5  Program Pembangunan dan Target Capaian tahun 2016 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

                 

1  01    Pendidikan

1  01  01 Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak‐Kanak 

  Disdikpora 

         APK PAUD  34.5    

         Rasio guru murid PAUD  1 : 9    

1  01  02 Program Pendidikan Dasar (Wajib Belajar 9 Tahun) 

  Disdikpora 

         Indeks Pendidikan  83,35    

         Angka Rata‐rata Lama Sekolah (RLS)  8,31    

        Angka partisipasi sekolah (Pendidikan Dasar) 99.6 

        

Rasio anak perempuan terhadap terhadap anak laki‐laki ditingkat pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi yang diukur dari angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak laki‐laki 

95.5    

        Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 105.00 

         Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B  93.25    

        Angka pendidikan yang ditamatkan SD/MI/Paket A 

25.00    

        Angka pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs/Paket B 

22.00    

         Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A  94.00    

         Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B  67.50    

1  01  03  Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan Prasarana Pendidikan Lain 

  Disdikpora 

        Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah dasar per 10.000 penduduk (Pendidikan Dasar) 

62.00    

Page 123: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐32 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

         Persentase SD‐SMP yang memiliki komputer yang bisa digunakan siswa untuk akses internet melalui komputer  

78    

1  01  04 Program Penyesuaian dan Pemberdayaan Jumlah Guru 

  Disdikpora 

         Rasio guru per murid SD/MI (Pendidikan Dasar)  1:13    

         Rasio guru per murid SLTP (Pendidikan Dasar)  1:12    

         Rasio guru per rombel di SD/MI  1: 1,59     

1  01  05  Program Pendidikan Menengah   Disdikpora

        

Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah menengah per 10.000 penduduk (Pendidikan Menengah) 

28.00    

        Rasio guru per murid SLTA (Pendidikan Menengah) 

 1 : 11     

        Rasio guru terhadap murid per kelas rata‐rata (Pendidikan Menengah) 

0.31    

         Angka partisipasi sekolah (Pendidikan Menengah)  45.50    

        Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C 

80.97    

        Angka pendidikan yang ditamatkan SMA/SMK/MA/Paket C 

33.00    

        Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/  Paket C 

70.00    

1  01  06  Program Pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan / Pendidikan Tinggi Penunjang Sektor‐Sektor Unggulan 

  Disdikpora 

        Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Kelautan dan Perikanan 

1    

         Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Pelayaran  1    

         Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Pariwisata  1    

        Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Perhotelan 1 

        Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Mesin 1 

1  01  07  Program Kejar Paket     Disdikpora 

         Angka Melek Huruf (AMH)  99.50    

        Rasio melek huruf perempuan terhadap laki‐laki usia 15‐24 tahun yang diukur melalui angka melek huruf 

103    

1  01  08 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 

  Disdikpora 

        Total guru bersertifikat profesi sesuai dengan kuota 

884    

        Persentase total guru bersertifikat profesi dari kuota yang tersedia 

100    

         Persentase guru TK bersertifikat profesi    0.79    

Page 124: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐33 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

         Persentase guru SD bersertifikat profesi    70.36    

         Persentase guru SLTP  bersertifikat profesi    17.31    

        Persentase guru SLTA  dan SMK bersertifikat profesi   

11.54    

        Persentase pengawas bersertifikat profesi   0 

         Persentase Kelayakan Guru Mengajar SD   100     

         Persentase Kelayakan Guru Mengajar SMP   100     

        Persentase Kelayakan Guru Mengajar SLTA 100 

         Angka kelulusan SD  100    

         Angka kelulusan SLTP  100    

        Angka kelulusan SLTA 99.74  

        Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D‐IV 47 

1  17     Kepemudaan dan Olahraga      

1  17  01  Program Pelayanan  Kepemudaan Disdikpora

         Jumlah organisasi pemuda  114    

        Jumlah kegiatan kepemudaan 24 

1  17  02 Program Pembinaan dan Pengembangan Olah Raga 

  Disdikpora 

         Jumlah klub olahraga  381    

         Jumlah gedung olahraga  15    

         Jumlah organisasi olahraga  221    

         Jumlah kegiatan olahraga  15    

         Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)  11    

        Lapangan olahraga 23 

1  02     Kesehatan      

1  02  01  Program Upaya Kesehatan Masyarakat    Dinkes 

        Angka indeks kesehatan 75,30 

         Angka Usia Harapan Hidup   70.50    

1  02  02 Program Peningkatan Gizi dan Kesehatan Keluarga 

  Dinkes 

         Angka Kelangsungan Hidup Bayi  99.60    

         Persentase balita gizi buruk  < 1    

        Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 

<100    

        Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 

>95.00    

        Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup 3 

         Persentase balita gizi kurang  <5    

         Persentase anak balita yang pendek (stunting)  <32    

        Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 

         Cakupan kunjungan bayi  116    

Page 125: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐34 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani. 

80    

         Angka kematian balita  3    

         Cakupan pelayanan Ibu Nifas  90.00    

        Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. 100.00 

         Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali)  90.00    

        Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani 

80.00    

        Persentase anak di bawah satu tahun yang diimunisasi campak 

100.00    

         Anak usia 12‐23 bulan yang diimunisasi campak  100.00    

1  02  03  Program Pengendalian Penyakit    Dinkes

         Persentase desa/kel yang terkena KLB dilaksanakan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 

100    

         Persentase desa yang mencapai UCI   100    

        Angka penemuan kasus malaria per 1000 penduduk (API) 

<1    

        Persentase kasus TB paru (BTA positif) yang ditangani 

100    

         Persentase kasus DBD yang ditangani  100    

         Persentase kasus Diare yang ditangani  100    

        Persentase kasus Pneumonia yang ditangani 100 

         Persentase pelayanan di klinik IMS dan HIV/AIDS  100    

         Prevalensi malaria dan angka kematiannya  35 / 0    

        Angka penemuan penderita tuberkulosis BTA positif baru.  

50.00    

        Prevalensi tuberkulosis dan angka kematian penderita tuberkulosis dengan sebab apa pun selama pengobatan OAT per 100.000 penduduk 

95,2 / 1,7    

         Prevalensi HIV/AIDS   52.00    

1  02  04  Program Penyehatan Lingkungan Dinkes

         Persentase rumah sehat  80    

        Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat 

>80    

         Persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan 

80    

         Persentase tempat‐tempat umum sehat  85    

         Persentase penyakit berbasis lingkungan  30    

        Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih 

93.00    

1  02  05 Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan 

  Dinkes 

        Rasio Posyandu per 1000 balita 14.00 

         Posyandu aktif  75.00    

Page 126: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐35 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

         Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 100.000 penduduk 

65.70    

         Rasio rumah sakit per 100.000 penduduk  1,41    

         Cakupan puskesmas  120%    

        Cakupan pembantu puskesmas 95.00 

1  02  06 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan 

  Dinkes 

         Rasio dokter per 100.000 penduduk  69    

         Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk  10    

        Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk 21 

         Rasio Perawat  per 100.000 penduduk  126    

         Rasio Bidan per 100.000 penduduk  112    

         Jumlah bidan yang mendapatkan sertifikat Asuhan Persalinan Normal (APN) 

87    

1  02  07 Program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan bagi Masyarakat Miskin 

  Dinkes 

         Jumlah pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat miskin 

783    

         Jumlah pelayanan kesehatan rujukan bagi Usia Lanjut (USILA)  

100    

         Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 

95.00    

         Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6‐24 bulan keluarga miskin 

100.00    

        Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota. 

100.00    

1  02  08 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 

  Dinkes 

         Persentase Desa yang melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) 

85    

         Persentase SD/MI yang melaksanakan penjaringan/ pemeriksaan kesehatan 

>95    

         Persentase Desa Siaga Aktif  >80    

        Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 

100.00    

1  02  09  Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan   Dinkes

         Ketersediaan obat per kapita per tahun di sarana pelayanan kesehatan dasar 

20.000    

         Persentase penggunaan obat rasional di sarana pelayanan kesehatan 

100    

         Persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar 

100    

Page 127: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐36 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

1  02  10  Program Pengawasan dan Pembinaan Peredaran Sediaan Farmasi dan Makanan 

  Dinkes 

         Persentase sarana distribusi/ produksi dan penjualan obat/obat tradisional yang diawasi 

80    

1  02  11  Program Manajemen Kesehatan    Dinkes 

         Jumlah puskesmas yang melaksanakan jaminan mutu  (ISO) 

5    

1  03    Pekerjaan Umum

1  03  01  Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PU

         Persentase tingkat kemantapan jalan  95    

        Panjang jalan tanah yang dibangun (Lintas Timur dan Jalan Strategis Lainnya)  

26.5    

         Panjang jalan aspal dibangun dan ditingkatkan   63.05    

        Jumlah jembatan yang dibangun 4 

         Jumlah penggantian jembatan  4    

        Panjang jalan dilalui roda 4   443,75    

        Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) 

240    

1  03  02 Program Rehabilitasi / Pemeliharan Jalan dan Jembatan 

  Dinas PU 

        Panjang jaringan jalan yang dipelihara 252.4 

         Jumlah jembatan yang dipelihara  14    

1  03  03 Program Pembangunan Drainase dan Gorong‐Gorong Jalan 

  Dinas PU 

         Persentase drainase jalan yang terbangun    12.50    

1  03  04  Program Penyehatan Lingkungan Permukiman Dinas PU

        Jumlah panjang saluran drainase permukiman yang dibangun 

12.50    

1  03  05 Program Pengembangan Sarana Prasarana Perumahan dan Permukiman 

  Dinas PU 

        Persentase  kawasan pemukiman yang tertata (Total 40 Ha) 

50    

1  03  06  Program Pengendalian Banjir    Dinas PU 

        Persentase penanganan abrasi pantai (Total 2.900M) 

100    

1  03  07  Program Peningkatan Perencanaan Teknis    Dinas PU 

        Persentase Dokumen Perencanaan teknis dihasilkan  (Total 81 Dokumen) 

100    

        Jumlah kebijakan dan regulasi bidang pekerjaan umum yang disusun 

6    

1  03  08 Program Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Umum/Sosial 

  Dinas PU 

Page 128: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐37 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Jumlah sarana fasilitas umum dan sosial  yang dibangun dan ditingkatkan 

22    

1  03  09 Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemerintahan 

  Dinas PU 

        Jumlah Prasarana dan sarana aparatur yang dibangun 

23    

1  03  10 Program Pembangunan Sarana Kantor Pemerintahan Ibukota 

  Dinas PU 

         Persentase gedung pemerintahan yang dibangun  95    

        Jumlah sarana penunjang perkantoran 10/10 

1  03  11 Program Pembangunan Infrastruktur Pusat Pemerintahan 

  Dinas PU 

         Jumlah panjang jaringan jalan   443,75    

         Jumlah jembatan pusat pemerintahan ibukota  1    

         Jumlah panjang normalisasi saluran/ sungai  2400    

        Jumlah panjang saluran drainase pusat pemerintahan 

10,600    

        Jumlah sarana air minum pusat pemerintahan 1 

         Jumlah jaringan utilitas pusat pemerintah  3,280    

1  03  12 Program Peningkatan Kapasitas Bidang Kepekerjaan Umum 

  Dinas PU 

         Kapasitas peralatan bidang kepekerjaan umum  85    

         Kualitas pengujian bidang kepekerjaan umum  85    

1  03  13 Program Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Bencana Daerah 

  Dinas PU 

        Persentase Rekonstruksi Sarana Prasarana Bidang Sosial dan Ekonomi 

40    

        Persentase Rehabilitasi Sarana Prasarana Bidang Sosial dan Ekonomi 

40    

1  04     Perumahan      

1  04  01 Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah 

  Dinas PU 

        Proporsi cakupan pelayanan perusahaan daerah air minum 

0,56    

        Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih 

90.00    

         Persentase rumah tinggal bersanitasi  77.00    

        Jumlah Sambungan Rumah (SR) perdesaan  yang terpasang 

1576    

        Jumlah Sambungan Rumah (SR) perkotaan yang terpasang 

1800    

1  05     Penataan Ruang      

1  05  02  Program Perencanaan Tata Ruang Bappeda

Page 129: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐38 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Jumlah Perda  Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) 

1    

         Jumlah Rencana Detail Tata Ruang  (RDTR)  7    

         Luas wilayah produktif   36    

        Luas wilayah industri  43 

         Luas wilayah kebanjiran  0,04    

         Luas wilayah kekeringan  0    

        Luas wilayah perkotaan  22 

1  05  03  Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang    Bappeda 

         Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang di kawasan strategis dan Kecamatan 

75   

        Persentase rekomendasi perizinan yang memanfaatkan kesesuaian lahan 

75    

        Tingkat Kesesuaian Pemanfaatan Ruang (Ketaatan terhadap RTRW) 

85    

1  06     Perencanaan Pembangunan      

1  06  01 Program Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan SDA 

  Bappeda 

         Jumlah Fasilitasi Perdes yang diterbitkan  4    

        Frekuensi Pemantauan, Evaluasi dan Penilaian Pertambangan Umum 

21    

1  06  02  Program Inventarisasi SDA Bappeda

         Jumlah Database SDA yang tersedia  5    

1  06  03 Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah 

  Bappeda 

        Tingkat kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan dilapangan  

100    

        Persentase hasil capaian output program kegiatan 

100    

         Tingkat validasi laporan bulanan SKPD  100    

         Opini terhadap Laporan  Masa Jabatan Bupati Diterima 

1  06  04  Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah 

  Bappeda 

         Jumlah tenaga perencana yang terlatih  472    

1  06  05 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan 

  Bappeda 

        Persentase desa yang menyelesaikan Dokumen RPJMDes  

100    

         Jumlah  Alokasi Dana Desa (DAU Desa)  11,0    

         Jumlah DAK Desa dan Kelurahan  10,0    

        Persentase  Prasarana aparatur pemerintahan dan publik  yang dipetakan 

95    

        Persentase pertumbuhan Pendapatan Desa terhadap DAU Desa 

100    

Page 130: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐39 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Kebijakan pengelolaan PAD desa dan sumber keuangan Desa 

1    

        Tingkat kesesuaian perencanaan  ADD dengan pelaksanaan di lapangan  

100    

1  06  06  Program Perencanaan Pembangunan Daerah    Bappeda 

        Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA 

Ada    

        Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA 

Ada    

        Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA 

Ada    

        Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD 90 

        Partisipasi masyarakat dalam Musrenbang Kecamatan  

100    

         Partisipasi SKPD dalam  Forum SKPD   100    

        Partisipasi masyarakat dan SKPD dalam Musrenbang Kabupaten  

100    

        Persentase kesesuaian usulan rencana pembangunan dengan kondisi eksisting  

100    

        Persentase SKPD yang menyusun Rencana Strategis 

100    

1  06  07  Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi    Bappeda 

         Incremental Capital Output Ratio (ICOR)  < 4    

         Pendapatan Per Kapita  30.00    

         Indeks Daya Beli  80.10    

        Peran APBD terhadap PDRB  22.50 

         Peran PAD terhadap Belanja Daerah   27    

         Pertumbuhan PDRB (LPE)  6.27    

        Laju inflasi  < 6 

         PDRB per kapita   34.11    

         Indeks Gini   0.19    

        Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional)  

0.35    

        Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita per bulan 

790,000    

         Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita  62.00    

        Produktivitas total daerah  126 

1  06  08  Program Perencanaan Sosial Budaya    Bappeda 

         Indeks Pembangunan Manusia (IPM)  76,06    

1  22     Statistik      

1  22  01  Program Pengembangan Data dan Informasi Bappeda

         Jumlah Jenis Data Daerah  317    

         Jumlah jenis data pokok kecamatan  92    

Page 131: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐40 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Persentase desa dan kelurahan yang memiliki data pokok 

100    

         Buku Kabupaten Dalam Angka  Ada    

         Buku PDRB Kabupaten  Ada    

1  07    Perhubungan

1  07  01 Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas  

  Dishub 

         Rasio izin trayek per 100.000 penduduk  4.00    

         Jumlah APILL  yang terpasang  18    

        Jumlah Warning Light yang terpasang 30 

1  07  02 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 

  Dishub 

        Jumlah dermaga/pelabuhan rakyat dan ruang tunggu yang dibangun 

47    

         Jumlah terminal angkutan darat yang dibangun  5    

         Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis   10    

         Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan   0.08    

        Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum  

106,000    

        Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun  

     

        ‐ Jumlah  penumpang yang masuk Pelabuhan 664,687  

         ‐ Jumlah  penumpang yang keluar Pelabuhan  679,935     

        ‐ Jumlah penumpang yang masuk Terminal Angkutan Darat 

450    

        ‐ Jumlah penumpang yang keluar Terminal Angkutan Darat 

1880    

1  07  03 Program Peningkatan Perencanaan Teknis dan Kebijakan Bidang Perhubungan  

  Dishub 

        Jumlah kebijakan dan regulasi Bidang Perhubungan yang disusun 

5    

1  07  04  Program Peningkatan Pelayanan Angkutan    Dishub 

        Jumlah pengujian kendaraan bermotor (uji KIR angkutan umum) 

1465    

         Kepemilikan KIR angkutan umum  100    

         Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)  2    

        Biaya pengujian kelayakan angkutan umum (Ribu Rp) 

Rp38‐45    

1  07  05 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan Telekomunikasi 

  Dishub 

        Jumlah jaringan komunikasi 6 

        Persentase pengendalian perizinan bidang pos  dan telekomunikasi 

100    

Page 132: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐41 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Persentase wilayah yang tercakupi jaringan operator selular 

80    

         Jumlah jaringan komunikasi   1,14    

         Rasio wartel/warnet terhadap 10.000 penduduk   4,8    

1  07  06 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Kebandarudaraan 

  Dishub 

        Frekwensi penerbangan per tahun 12 

         Jumlah penumpang penerbangan  216    

1  08     Lingkungan Hidup      

1  08  02  Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya dan Lingkungan Hidup 

  BLH 

        Jumlah Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD ) yang disusun    

7    

        Persentase penduduk berakses air minum 96.00 

1  08  03 Program Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup 

  BLH 

         Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air 

100    

        Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara. 

100    

         Prosentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan 

100    

         Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal 

100    

1  08  04 Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 

  BLH 

         Jumlah kelompok masyarakat dan lembaga kemasyarakatan peduli Lingkungan Hidup 

6    

         Jumlah kelompok masyarakat bersama Pemda yang terlibat dalam melaksanakan 3R (Reduce, Reuse,Recycle) 

6    

1  08  05 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 

  BLH 

         Jumlah perusahaan yang mendapat pengawasan kinerja penaatan pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas 

62    

        Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pecemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti 

90    

2  03     Energi dan Sumber Daya Mineral      

Page 133: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐42 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

2  03  01 Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum 

 Din. 

Kebersihan 

         Jumlah lampu jalan yang telah terpasang  806    

        Persentase titik penerangan jalan umum yang dipelihara  

30    

1  03     Pekerjaan Umum      

1  03  14 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Persampahan 

 Din. 

Kebersihan 

        Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk  

115    

1  03  15  Program Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum  Din. 

Kebersihan 

        Rasio tempat pemakaman umum per 1000 penduduk 

106.72    

1  05     Penataan Ruang      

1  05  01  Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau   Din. 

Kebersihan 

         Luas Ruang Terbuka Hijau yang dikelola    144,000     

        Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB di perkotaan 

 30 : 70     

        Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB di pedesaan 

 60 : 40     

1  08     Lingkungan Hidup      

1  08  01 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 

 Din. 

Kebersihan 

        Persentase penanganan sampah  88.00 

         Persentase sampah yang dikelola  45,00    

        Persentase volume pengurangan sampah melalui 3R 

12,00    

1  09     Kependudukan dan Catatan Sipil      

1  09  01  Program Penataan Administrasi Kependudukan    Disdukcapil 

        Tingkat koneksi data kependudukan antar kecamatan serta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 

11    

        Rasio penduduk ber KTP per 1000 penduduk telah menikah 

725    

         Kepemilikan KTP  97,00    

        Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sudah 

1  09  02  Program Penataan Administrasi Catatan Sipil    Disdukcapil 

         Rasio bayi berakte kelahiran per 100 Bayi Lahir  70    

        Rasio pasangan berakte nikah per 1000 pasangan penduduk menikah 

6    

         Kepemilikan akta kelahiran penduduk      

Page 134: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐43 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

1  09  03 Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil 

  Disdukcapil 

        Persentase penduduk yang belum memiliki akte kelahiran 

20.19    

         Persentase penduduk yang terdata ganda  0.85    

         Persentase penduduk yang belum memiliki dokumen  perkawinan (muslim dan non muslim) 

23    

1  10    Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 

    

1  10  01 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 

  BPMPKB 

        Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (eksekutif) 

30.1    

        Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta 

21    

        Proporsi kursi DPRD yang diduduki perempuan 30 

         Persentase Perempuan dalam Angkatan Kerja  38.5    

        Pesentase Jumlah Tenaga Kerja Wanita dibawah Umur 

0.1    

         Jumlah KDRT  0    

        Angka melek huruf perempuan usia 10 tahun keatas 

8.50    

        Persentase Perempuan Bekerja di Sektor Non Pertanian 

83.75    

         Rasio KDRT   0.01    

        Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan  

100    

        Rata‐rata jumlah kelompok binaan PKK 1.90 

         Jumlah PKK aktif  489    

1  11     Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera      

1  11  01  Program Keluarga Berencana  BPMPKB

         Rasio akseptor KB   80.87    

         Angka penggunaan kondom  2.80    

         Rata‐rata jumlah anak per keluarga  1.45    

        Laju pertumbuhan penduduk 2.00 

         Cakupan peserta KB aktif  63    

1  11  02  Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga    BPMPKB 

        Jumlah keluarga yang terlayani oleh kader Catur Bina / kader Posyandu 

428    

1  21     Pemberdayaan Masyarakat dan Desa      

1  21  01  Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat  dalam Pembangunan  

  BPMPKB 

        Persentase Partisipasi Masyarakat dalam PNPM 11,2    (15.550)   

  

Page 135: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐44 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

         Rasio Raskin  19.5    

        Jumlah Teknologi  Tepat Guna (TTG)  yang  berhasil di   temukan  

12    

        Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan TNI‐AD  

21    

         Jumlah kelompok binaan LPM  1    

        Jumlah LSM Aktif 43 

1  12     Sosial      

1  12  01 Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan 

  Dinas Sosial 

         Persentase penduduk di atas garis kemiskinan  95,00    

        Persentase penduduk dengan pendapatan dibawah U$$ 1 (PPP) per hari  

5,00    

        Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi dibawah garis kemiskinan nasional  

5,17    

         Persentase rumah tangga miskin   22.49     

        Rasio rumah tidak layak huni 0 : 142.382 

         Jumlah kelembagaan kesejahteraan sosial  84    

        Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi 

7    

1  12  02 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 

  Dinas Sosial 

         Jumlah PMKS   8,841     

         Jumlah PMKS yang mendapat bantuan sosial   3,578     

        Persentase penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial 

36    

1  12  03  Program Perlindungan dan Jaminan Sosial  Dinas Sosial

        Jumlah masyarakat yang mendapatkan bantuan jaminan sosial 

5,201    

        Persentase masyarakat yang mendapatkan bantuan jaminan sosial 

3.65    

1  12  04  Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial 

    

         Persentase pekerja sosial dan tenaga kerja kesejahteraan sosial yang kompeten/terlatih (terkait tenaga kerja) 

16    

1  13     Ketenagakerjaan      

1  13  01 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 

  Disnaker 

         Tingkat partisipasi angkatan kerja  70.73    

         Persentase pencari kerja yang ditempatkan  67.37    

1  13  02 Program Peningkatan Lapangan Pekerjaan Sesuai Kapasitas Penduduk Lokal 

   Disnaker 

        Rasio Penduduk yang bekerja 0.96 

Page 136: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐45 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

1  13  03 Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga Kerja 

  Disnaker 

        Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi 

13.64    

        Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat 

2.94    

        Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan 

7.14    

         Rasio lulusan DIV/S1/S2/S3 per 10.000 penduduk  237    

        Rasio ketergantungan 44 

1  13  04  Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan     

  Disnaker 

        Persentase kasus PHK yang terselesaikan   100.00 

        Persentase kecelakaan kerja yang menyebabkan luka berat dan kematian 

< 1    

         Besaran pemeriksaan perusahaan  96.00    

         Besaran pengujian peralatan di perusahaan  100    

1  13  05  Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja 

  Disnaker 

        Persentase kasus perselisihan pengusaha pekerja yang terselesaikan 

100.00    

         Angka sengketa pengusaha‐pekerja per tahun   5,75    

        Tingkat pengangguran terbuka 8,30 

        Besaran pekerja / buruh yang menjadi peserta program Jamsostek 

97    

        Besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB) 

100    

1  14     Koperasi Usaha Kecil dan Menengah      

1  14  01  Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM    Diskoperindag

        Jumlah koperasi/koperasi aktif 206 / 190 

         Persentase koperasi aktif  92.23    

         Jumlah UMKM  Aktif  1,577    

         Jumlah BPR/LKM aktif  3    

        Jumlah UKM non BPR/LKM UKM  17 

1  14  02  Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah 

  Diskoperindag

         Jumlah wirausaha yang akan dikembangkan/ difasilitasi melalui pola pengembangan wirausaha lainnya 

300    

        Jumlah wirausaha baru yang akan dikembangkan 50 

1  14  03  Program Peningkatan Wirausaha dan UKM    Diskoperindag

        Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor wirausaha dan UKM  

6,566    

Page 137: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐46 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

2  06     Perdagangan      

2  06  01  Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri 

  Diskoperindag

         Jenis barang beredar ber‐SNI wajib yang diawasi  22    

        Persentase ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat 

100    

        Persentase masyarakat yang memahami perlindungan konsumen 

25    

        Prosentase isu/pengaduan konsumen yang ditangani 

100    

         Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB  25.00    

2  07    Perindustrian

2  07  01 Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah 

  Diskoperindag

         Jumlah unit usaha industri kecil dan menengah  250    

        Jumlah unit usaha yang terkait dengan agroindustri dan industri hasil hutan 

36    

        Jumlah unit usaha yang terkait dengan pengolahan limbah industri  

1    

        Jumlah unit usaha yang terkait dengan industri kerajinan rumah tangga 

16    

         Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB  55.00    

2  07  02  Program Insentif Untuk Industri Kecil    Diskoperindag

        Jumlah wirausaha/industri kecil yang akan diberikan insentif 

300    

1  15    Penanaman Modal/Pertanahan

1  15  01 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 

  BPIPPT 

        Jumlah perijinan investasi yang dapat diproses dalam satu tahun   1740 

  

        Sistem Informasi Pelayanan Perijinan dan Adiministrasi pemerintah 

Ada    

         Lama Proses Perizinan  3‐14    

         Penyelesaian izin lokasi  100    

1  15  02 Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal 

  BPIPPT 

        Jumlah investor berskala nasional (PMA/PMDN)  126/13  

1  15  03  Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi    BPIPPT 

        Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) Juta USD 

1.483    

         Rasio daya serap tenaga kerja  200    

        Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (Milyar Rp) 

334.39    

Page 138: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐47 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

1  15  04 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 

  BPIPPT 

        Jumlah kegiatan promosi/pameran penanaman modal daerah di dalam negeri 

6    

        Jumlah kegiatan promosi/pameran penanaman modal daerah di luar negeri 

5    

1  15  05  Program Pelayanan Perizinan Non Investasi    BPIPPT 

        Jumlah perijinan non investasi yang dapat diproses dalam satu tahun  325 

  

1  16    Kebudayaan

1  16  01 Program Pengembangan Nilai‐Nilai Budaya, Seni dan Perfilman 

  Disparbud 

         Jumlah grup kesenian (yang dibina)  18    

         Jumlah gedung kesenian  3    

         Jumlah karya seni budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual 

4    

         Penyelenggaraan festival seni dan budaya  7    

        Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 21 

1  16  02 Program Kesejarahan, Kepurbakalaan dan Permuseuman 

  Disparbud 

         Jumlah Perda perlindungan Benda, situs dan kawasan cagar budaya  

1    

         Jumlah situs, benda dan kawasan cagar budaya yang dilindungi dan dipelihara 

6    

         Jumlah naskah sejarah / kuno yang diselamatkan dan dikelola 

15    

2  04     Pariwisata      

2  04  01 Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata 

  Disparbud 

        Jumlah pergelaran, pameran, festival karya seni budaya dan film 

1    

2  04  02  Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata    Disparbud 

         Jumlah kunjungan wisatawan 600,000    

        Jumlah kunjungan wisatawan pada event pariwisata 

38,500    

2  04  03  Program Pengembangan Destinasi Pariwisata    Disparbud 

        Lama tinggal wisatawan (hari)Mancanegara dan Nusantara 

3    

        Pengeluaran wisatawan (harian) Mancanegara (USD) dan Nusantara 

USD900/Rp4Jt     

        Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB 25.00 

         Jenis, kelas, dan jumlah restoran   136    

         Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel   41    

1  18     Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri      

Page 139: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐48 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

1  18  01 Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama 

  Bakesbangpol 

         Jumlah kasus perselisihan antar umat beragama  0    

1  18  02  Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan    Bakesbangpol 

        Persentase pelajar yang dibekali wawasan kebangsaan 

25.81    

1  18  03  Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Bakesbangpol

         Partisipasi pemilih dalam pemilihan anggota DPD  65    

        Partisipasi pemilih dalam pemilihan anggota DPR RI 

65    

        Partisipasi pemilih dalam pemilihan anggota DPRD 

65    

         Partisipasi pemilih dalam pemilihan Presiden  70    

        Partisipasi pemilih dalam pemilihan Bupati 80 

         Partisipasi pemilih dalam pemilihan Gubernur  65    

         Persentase LSM legal di daerah  66    

        Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 

5    

         Kegiatan pembinaan politik daerah  2    

1  19 

  

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 

    

1  19  01  Program Peningkatan Pengetahuan Keagamaan    Setda 

        Jumlah Sarana Ibadah 466 

         Jumlah Penduduk Beragama Islam  132,773    

        Jumlah Penduduk Beragama Kristen Khatolik 4,008 

         Jumlah Penduduk Beragama Hindu  688    

         Jumlah Penduduk Beragama Budha  8,181    

        Jumlah Penduduk Beragama Protestan 8,216 

         Jumlah Penduduk Beragama Lainnya  7,067    

1  19  02 Program Pemenuhan Kebutuhan Sarana Peribadatan 

  Setda 

         Rasio tempat ibadah per 10.000  penduduk  33.00    

1  19  03 Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah 

  Setda 

         Jumlah SKPD yang telah menerapkan pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur. 

36 skpd /36 desa /15 kelurahan  

  

        Jumlah SKPD yang menerapkan SMM ISO 9001:2008 

12    

1  19  04 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat 

  Setda 

        Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang Pelayanan Aparatur 

> 81,26    

Page 140: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐49 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang Pelayanan Umum di Kecamatan  

> 81,26    

                 

1  19  11 Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan 

  Setda 

         Jumlah Kecamatan yang dimekarkan  6    

         Jumlah desa/kel yang dimekarkan 14 Desa dan 13 Kelurahan 

  

        Jumlah daerah bawahan yang ditetapkan tapal batas  

10    

        Opini Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah (LPPD) 

Masuk 10 besar 

  

        Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik 

100    

         Sistim Informasi Manajemen Pemda  10    

        

Persentase unit pelayanan pemerintahan (Kecamatan/Desa yang memiliki komputer dan bisa mengakses internet melalui komputer 

86    

        Pemanfaatan sistem informasi manajemen dalam pengelolaan pemerintahan 

Ya    

1  19  12 Program Penataan Peraturan Perundang‐undangan 

  Setda 

        Persentase/jumlah  kasus hukum antar pemerintah yang diselesaikan  

100    

        

Persentase/jumlah  kasus hukum antar pemerintah dengan pihak ketiga yang diselesaikan  

100    

        Persentase/ jumlah  kasus hukum antar pemerintah dengan masyarakat yang diselesaikan 

100    

         Jumlah Ranperda yang diajukan  9    

         Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha  8    

        Persentase Ranpeda menjadi Perda yang disahkan  

100    

1  19  13  Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah 

  Setda 

        Luas Lahan Milik Pemerintah Daerah  + 430 

        Persentase Lahan Pemda yang  tidak bersertipikat dengan  bersertipikat 

20    

         Jumlah sertifikat (persil)  lahan pemda  60    

        Persentase lahan pemda yang belum dimanfaatkan 

0    

        Persentase Sengketa lahan yang terselesaikan 100 

1  19  14 Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian 

  Setda 

Page 141: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐50 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Jumlah MOU/perjanjian kerjasama bidang perekonominan yang dihasilkan 

2    

        Jumlah Pengawasan yang terkait dengan kebijakan perekonomian daerah 

400    

1  19  15  Program Pembinaan BUMD    Setda 

         Jumlah BUMD yang beroperasi  3    

        Kontribusi BUMD terhadap PAD 4.55 

         Jumlah Penyertaan Modal Pemerintah  14    

         Jenis dan jumlah bank dan cabang  8    

1  19  16 Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah 

  Setda 

        Efisiensi anggaran sebagai dampak penerapan LPSE 

50    

        

Persentase penyelesaian masalah yang terkait dengan pelaksanaan administrasi  pembangunan daerah 

100    

1  19  17 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik dan Keprotokolan 

  Setda 

        Persentase peliputan kegiatan pemerintah daerah 

100    

        Persentase pelayanan keprotokolan yang telah distandarisasi 

100    

        

Persentase pelaksanaan pelayanan keprotokolan yang sesuai dengan standar 

100    

         Jumlah pengunjung MCAP  14,500    

        Jumlah surat kabar nasional/lokal  6 /13   

        Jumlah penyiaran radio/TV lokal/nasional 1/2/9 

         Web site milik pemerintah daerah  21    

1  19  18  Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 

  Setda 

        Persentase pelayanan kerumahtanggaan yang telah distandarisasi 

100    

         Persentase pelaksanaan pelayanan kerumahtanggaan yang sesuai dengan standar 

100    

1  19 

  

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 

    

1  19  05  Program Pendidikan Kedinasan    BKD 

         Kompetensi sumberdaya aparatur  80    

         Kompetensi fungsional para pejabat fungsional  80    

        Kompetensi teknis umum para PNS 80 

         Kompetensi dasar para CPNS  80    

Page 142: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐51 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Efektifitas Diklat Prajabatan, Struktural, Fungsional, dan Teknis Umum 

80    

1  19  06 Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian Daerah 

  BKD 

        Efektifitas pengambilan keputusan kenaikan pangkat PNS 

100    

        Efektifitas pengambilan keputusan demosi, mutasi dan promosi jabatan PNS 

80    

        Efektifitas pengambilan keputusan pengadaan formasi 

80    

1  19  07 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 

  BKD 

         Disiplin pegawai  80    

        Kepuasan kerja pegawai 80 

         Kesejahteraan pegawai  80    

         Kinerja pegawai  80    

1  19 

  

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 

    

1  19  08 Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan Eksternal 

  Inspektorat 

        Persentase jumlah temuan BPK yang ditindak lanjuti 

100    

        Persentase jumlah temuan internal yang ditindak lanjuti 

100    

1  19  09 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur 

  Inspektorat 

         Hasil evaluasi Kemenpan/BPKP atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kab. Bintan 

A    

         Persentase SKPD yang mencapai nilai LAKIP baik  70    

         Persentase auditor bersertifikasi  100    

1  19  10  Program Pembinaan dan Pengawasan serta Peningkatan Akuntabilitas Pembangunan Daerah 

  Inspektorat 

        Pendapat terhadap Review Laporan Keuangan Pemda 

A    

1  19 

  

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 

    

1  19  19  Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan    Kecamatan 

        Jumlah majelis taklim yang dibina 23 

         Jumlah atlit yang dibina  730    

         Jumlah Lasqi yang dibina  25    

         Jumlah sanggar seni  yang dibina  42    

Page 143: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐52 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

1  19  20  Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan    Kecamatan 

         Partisipasi masyarakat dalam musrenbang  100    

1  19 

  

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 

    

1  19  21 Program Penataan Peraturan Perundang‐undangan  

  Setwan 

        Persentase Ranperda yang disahkan 100 

1  19  22 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah  

  Setwan 

        Persentase kehadiran anggota legislatif dalam pembahasan ranperda 

100    

        Persentase laporan/pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 

100    

        Persentase kehadiran anggota legislatif dalam rapat paripurna 

100    

1  19 

  

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 

    

1  19  23 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 

  DPPKD 

        Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 

WTP    

        Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 

90    

        Nilai Silpa  10 

         Regulasi Perbup tentang pola pengelolaan BLUD  2    

         Ketaatan terhadap standar akuntansi keuangan  85    

        Ketaatan bendahara terhadap tertib penatausahaan keuangan daerah 

90    

        Opini DPRD terhadap Laporan keuangan akhir masa tugas 

Diterima    

        Persentase SKPD  yang menyampaikan laporan tepat waktu 

100    

        Tingkat kepatuhan SKPD terhadap sisdur keuangan daerah 

90    

        Tingkat kepatuhan SKPD terhadap kebijakan akutansi keuangan daerah 

90    

        Tingkat kepatuhan SKPD terhadap jadwal retensi arsip (JRA Keuangan Daerah) 

75    

        Peraturan Bupati tentang JRA 1 

        Regulasi tentang pokok‐pokok pengelolaan keuangan daerah 

2    

         Persentase defisit anggaran terhadap PDRB  3    

Page 144: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐53 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Persentase belanja publik dan aparatur terhadap total belanja daerah 

60 : 40    

         Pendapatan hasil manajemen kas  8    

         Tingkat kepatuhan SKPD terhadap pedoman Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran 

95    

1  19  24 Program Pembinaan Fasilitasi Keuangan Kabupaten / Kota 

  DPPKD 

         Daya Serap Keuangan Desa / APBDes  97    

        Persentase desa yang memiliki LKPDes baik 90 

1  19  25  Program Manajemen Aset Daerah DPPKD

         Tingkat ketertiban pengelolaan barang daerah  100    

         Opini Kewajaran Nilai asset daerah  WTP    

        Persentase Asset Daerah yang telah dinilai 100 

         Tingkat Kesesuaian Neraca Aset   100    

         Tingkat Pengamanan Aset Daerah  32.8    

         Jumlah asset tanah yang disertifikasi  15    

1  19  26 Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Daerah 

  DPPKD 

        Jumlah Pendapatan asli daerah 200.72 

         Jumlah dana perimbangan  468.83    

         Jumlah lain‐lain pendapatan daerah yang sah  41.70    

        Persentase Ketaatan Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban 

56    

        Jumlah objek pajak dan retribusi daerah  11/28 

        Persentase pencapaian target penerimaan pajak daerah 

100    

         Jumlah Wajib Pajak yang di Verifikasi   130    

         Jumlah Pajak dan Retribusi yang dikaji tarifnya  0     

         Jumlah Database wajib pajak  43,373    

        Realisasi Penerimaan PBB (dalam juta) 15,675 

         Jumlah WP PBB  66,463     

         Jumlah SPPT PBB  yang disampaikan  66,462     

         Persentase  WP yang membayar PBB  60    

1  19 

  

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 

    

                 

1  19  27 Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal 

  Satpol PP 

        Angka kriminalitas yang tertangani 5.00 

         Persentase demonstrasi legal  100    

1  19  28 Program Penegakan Peraturan Daerah dan Pengembangan Kapasitas Pol PP 

  Satpol PP 

Page 145: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐54 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 

17    

1  19  39 Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan Masyarakat 

  Satpol PP 

         Rasio  Linmas per 10.000 penduduk  72    

         Rasio Poskamling per desa/kelurahan  1,27    

        Persentase Poskamling yang aktif 90 

        Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten 

1000    

        Cakupan petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten/Kota 

149    

1  19 

  

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 

    

1  19  30  Program Penanggulangan Bencana    BPBD 

        Jumlah dokumen rencana aksi penanggulangan bencana daerah 

1    

         Jumlah lokasi titik rawan bencana  10    

        Tingkat partisipasi satgas/relawan dalam penanggulangan bencana 

100    

        Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten 

100    

1  19  31  Program Mitigasi Bencana    BPBD 

        Persentase kejadian bencana sosial yang ditangani 

100    

1  20    Ketahanan Pangan

1  20  01 Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani 

  BPPKP 

         Jumlah kelembagaan petani (gapoktan)  22    

1  20  02 Program Peningkatan  Ketahanan Pangan Masyarakat 

  BPPKP 

         Persentase ketersediaan pangan masyarakat  100    

        Jumlah Lokasi Rawan Pangan 8 

1  20  03 Program Pengembangan dan Penyuluhan Petani dan Nelayan 

  BPPKP 

         Jumlah petani dan nelayan yang terlatih  2,900    

        Jumlah petani yang memiliki kemampuan teknis SL PHT 

300    

1  20  04 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 

  BPPKP 

         Jumlah Teknologi tepat guna yang ditemukan   7    

         Regulasi ketahanan pangan  Ada    

1  23    Kearsipan 

1  23  01  Program Penyelenggaraan Kearsipan Daerah    Kanpusarsip 

Page 146: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐55 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

         Persentase  Arsip Vital  yang diduplikasi (8 objek)  80    

         Jumlah gedung arsip  daerah yang representatif  1    

        Pengelolaan arsip secara baku  85 

         Peningkatan SDM  pengelola kearsipan  4    

1  24     Perpustakaan      

1  24  01  Program Pengembangan Perpustakaan Kanpusarsip

        Jumlah perpustakaan daerah  2 

        Jumlah taman bacaan/ perpustakaan Kelurahan dan Desa 

35    

         Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun  21100    

        Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 

11000    

2        Urusan Pilihan      

2  01    Pertanian 

2  01  01  Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 

  Dispertahut 

        Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB 

7.70    

        Nilai tukar petani 114 

         Capaian produksi komoditi unggulan perkebunan (Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Cengkeh, Lada dan jambu Mete) 

25,298    

        Volume Ekspor Produk Perkebunan 6,375 

         Nilai Ekspor Produk Perkebunan  14,425    

2  01  02  Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan 

  Dispertahut 

         Capaian produksi komoditi hortikultura  16,349    

         Volume Ekspor Produk Hortikultura  598    

        Nilai Ekspor Produk Hortikultura 4,162 

2  01  03  Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan    Dispertahut 

         Jumlah Produksi Peternakan  8,862    

         Nilai Produksi Hasil Peternakan (Rp. juta)  146,540    

2  01  04 Ketersedian dan Ketercukupan Daging  yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal 

  Dispertahut 

        Ketersedian dan ketercukupan daging  yang aman, sehat, utuh dan halal 

4,617    

2  01  05 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak  

  Dispertahut 

        Jumlah ternak yang diawasi 2,905 

2  01  06 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 

  Dispertahut 

Page 147: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐56 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

        Jumlah sarana dan prasarana pertanian, Perkebunan dan Peternakan 

168    

        Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 

25    

2  02     Kehutanan      

2  02  01 Program Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan 

  Dispertahut 

        Luas hutan yang ditanami kembali 200 

        Terlaksananya pengendalian kebakaran hutan 6 HL 

6    

        Jumlah tanaman mangrove yang di tanam      

        Rasio luas kawasan tertutup pepohonan yang dilakukan dengan program reboisasi atau hutan rakyat  

74    

2  02  02 Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) 

  Dispertahut 

        Rehabilitasi kawasan DAS 600 HA (total luas DAS 145.052,41 Ha) 

600 /  2.145.000   

  

        Jumlah dan Luas DAS dan Sub DAS yang rusak 74,122 

2  02  03 Program Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya hutan 

  Dispertahut 

         Jumlah hutan lindung yang dikelola    6    

        

Luas hutan lindung  yang  dirambah 6 HL: Hl Sei Jago 13,92 Ha, HL Gn Kijang 28,2 Ha, Hl Gn Lengkuas 240 Ha, HL Sei Pulai 200 Ha, HL Gn Bintan Besar  5  Ha, HL Gn Bintan Kecil 0,5 Ha 

5.5    

        

Jumlah penebangan liar: Sei Pulai 15 ha, Sei Jago 868,68 Ha, Gn Lengkuas 54 Ha, Gn Kijang 183 Ha, Gng Bintan Besar 3 Ha 

3    

        

Jumlah kebakaran   6 HL : Hl Sei Jago 30 Ha, HL Gn Kijang  5 Ha, Hl Gn Lengkuas 10 Ha, HL Sei Pulai 2  Ha, HL Gn Bintan Kecil  0,5 Ha 

0.5    

        Luas kawasan hutan lindung yang dilakukan tata batas  

11,292    

         Kerusakan Kawasan Hutan  46    

2       Urusan Pilihan

2  03     Energi dan Sumber Daya Mineral      

2  03  02 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan  

  Distamben 

        Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik  

65.00    

        Rumah tangga pengguna listrik (termasuk sosial, bisnis, publik) 

 16.718     

         Total panjang jaringan SUTM  43,800    

Page 148: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐57 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

         Rasio elektrifikasi listrik desa  81    

        Jumlah unit Genset/KVA 116/7.005  

         Rasio ketersediaan daya listrik   96.50    

2  03  03 Program Pembinaan usaha Pertambangan Umum dan Sumberdaya Mineral 

  Distamben 

         Reklamasi lahan pasca tambang    (10.639 Ha)  60.639    

         Perda tentang pemanfaatan air bawah tanah  1    

        Persentase pelanggaran Perda tentang pembatasan pemanfaatan air bawah tanah 

10    

         Perusahaan  pertambangan yang diaudit  15    

        Jumlah kios, agen, pangkalan, pengecer solar/bensin/minyak tanah yang dibina dan diawasi 

274    

         Pertambangan tanpa ijin  0    

        Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB  8.50 

2        Urusan Pilihan      

2  05     Kelautan dan Perikanan      

2  05  01 Program Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan 

  DKP 

         Persentase pengembangan kawasan minapolitan  30    

2  05  02 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir 

  DKP 

        Pendapatan Per Kapita Nelayan 4.17 

2  05  03 Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan 

  DKP 

         Jumlah Nilai Eksport/tahun  23,6    

         Volume ekspor ikan segar segar/tahun  5,596.2    

        Volume ekspor ikan hidup/tahun 16,500 

        Volume ekspor ikan hias 395,642 

         Jumlah sentra pengolahan  5    

         Volume produksi dari pelaku usaha perikanan  424    

2  05  04 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap 

  DKP 

        Jumlah Produksi perikanan tangkap (ton) 25,208 

         Nilai Ekpor hasil perikanan tangkap  19.662    

         Volume Ekspor hasil perikanan tangkap   3.277,04      

2  05  05 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Budidaya 

  DKP 

         Volume produksi perikanan budidaya (Laut/Tawar/Payau) 

410    

         Luas lahan budidaya sesuai target produksi disertai data potensi yang akurat (Kolam, Tambak, Kantong Keramba) 

103, 149, & 1.923  

  

Page 149: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐58 

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas 

Pembangunan/Indikator Kinerja 

Target Capaian 

SKPD Penanggung 

jawab 2016 

1  2  3  4 

2  05  06 Program Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan 

  DKP 

        Persentase wilayah pengelolaan perikanan bebas IUU fishing 

100    

        Persentase wilayah perairan yang bebas kegiatan perusakan ekosistem perairan 

95    

        Persentase wilayah perairan yang bebas kegiatan pencemaran 

80    

2  05  07 Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil 

  DKP 

         Persentase tutupan karang hidup  70    

        Luas padang lamun 3100 

2  05  08 Program Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil 

  DKP 

         Jumlah kawasan konservasi dan jenis biota perairan dilindungi yang diidentifikasi dan dipetakan secara akurat 

6    

        Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Kelautan 

1    

 

 

 

 

 

 

 

   

 

Page 150: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 V‐1 

BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah 

 

Setelah  melalui  proses  penyusunan  perencanaan  pembangunan 

sebagaimana  diamanatkan  oleh  peraturan  perundang‐undangan  baik  melalui 

mekanisme bottom‐up, top‐down, serta partisipatif maka rencana program dan 

kegiatan  prioritas  daerah  untuk  tahun  2016  akan  disajikan  pada  tabel‐tabel  di 

dalam bab berikut ini. Adapun rekapitulasi anggaran belanja langsung berdasarkan 

urusan dan satuan kerja perangkat daerah dapat dilihat pada tabel berikut : 

 

Tabel 5.1 Rekapitulasi Belanja Langsung Tahun 2016 

KODE   URUSAN PROGRAM  ALOKASI TA    INDIKASI TA (n) 

  (n ‐ 1) 

1  2  3  4 

1.  Urusan Wajib 255,511,599,620  390,471,804,005

1.01.  Pendidikan    

1.01.01.  Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 30,945,803,387  65,604,695,999

1.02.  Kesehatan    

1.02.01.  Dinas Kesehatan 0  38,134,953,329

1.02.02.  Rumah Sakit Umum Daerah 10,121,442,300  11,412,221,722

1.03.  Pekerjaan Umum   

1.03.01.  Dinas Pekerjaan Umum 26,850,217,000  95,368,649,311

1.06.  Perencanaan Pembangunan   

1.06.01.  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 7,436,400,300  9,028,603,070

1.07.  Perhubungan   

1.07.01.  Dinas Perhubungan 15,079,712,000  8,189,329,991

1.08.  Lingkungan Hidup   

1.08.02.  Badan Lingkungan Hidup 5,309,906,721  3,843,297,367

1.08.04.  Dinas Kebersihan dan Pertamanan 15,141,626,470  17,829,107,955

1.10.  Kependudukan dan Catatan Sipil   

1.10.01.  Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2,232,309,600  2,125,808,066

1.13.  Sosial    

1.13.01.  Dinas Sosial  4,878,409,000  4,188,101,966

1.14.  Ketenagakerjaan   

1.14.01.  Dinas Tenaga Kerja 4,587,785,182  3,641,832,511

1.15.  Koperasi dan Usaha Kecil Menengah   

1.15.01. Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 

3,834,605,000  4,655,045,762 

Page 151: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 V‐2 

KODE   URUSAN PROGRAM  ALOKASI TA    INDIKASI TA (n) 

  (n ‐ 1) 

1  2 3  4

1.16.  Penanaman Modal   

1.16.01.  Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 4,421,723,940  3,237,645,911

1.17.  Kebudayaan    

1.17.01.  Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 8,465,187,600  8,975,802,221

1.19.  Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri   

1.19.01. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 

3,090,440,050  2,696,361,516 

1.19.03.  Satuan Polisi Pamong Praja 4,078,389,700  2,623,179,050

1.19.04.  Badan Penanggulangan Bencana Daerah 0  3,307,262,521

1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan 

     

1.20.03.  Sekretariat Daerah 35,127,645,020  29,082,574,827

1.20.04.  Sekretariat DPRD 19,739,432,000  17,211,682,344

1.20.05. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 

18,030,269,790  20,237,486,359 

1.20.06.  Badan Kepegawaian Daerah 4,812,987,100  5,078,353,614

1.20.07.  Inspektorat Daerah 2,793,884,000  2,513,114,666

1.20.09.  Kecamatan Bintan Timur 3,107,189,000  2,916,092,000

1.20.10.  Kecamatan Gunung Kijang 1,873,813,000  1,873,167,000

1.20.11.  Kecamatan Teluk Bintan 1,822,499,000  1,719,149,000

1.20.12.  Kecamatan Bintan Utara 2,430,854,000  2,863,297,000

1.20.13.  Kecamatan Teluk Sebong 1,593,168,000  1,606,021,000

1.20.14.  Kecamatan Tambelan 1,319,946,000  1,404,525,000

1.20.15.  Kecamatan Seri Kuala Lobam 1,370,362,000  1,525,610,000

1.20.16.  Kecamatan Toapaya 1,651,948,000  2,332,269,000

1.20.17.  Kecamatan Bintan Pesisir 1,327,752,000  1,407,735,000

1.20.18.  Kecamatan Mantang 1,402,644,000  1,845,617,000

1.21.  Ketahanan Pangan   

1.21.01.  Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 2,764,757,000  3,312,055,954

1.22.  Pemberdayaan Masyarakat dan Desa   

1.22.01. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 

6,216,770,460  7,138,664,973 

1.24.  Kearsipan    

1.24.01.  Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah  1,651,721,000  1,542,491,000 

2.  Urusan Pilihan 18,163,996,609  34,208,299,870

2.01.  Pertanian    

2.01.01.  Dinas Pertanian dan Kehutanan 6,511,896,709  6,504,235,128

2.03.  Energi dan Sumber Daya Mineral   

2.03.01.  Dinas Pertambangan dan Energi 0  8,010,951,233

2.05.  Kelautan dan Perikanan   

Page 152: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 V‐3 

KODE   URUSAN PROGRAM  ALOKASI TA    INDIKASI TA (n) 

  (n ‐ 1) 

1  2 3  4

2.05.01.  Dinas Kelautan dan Perikanan 11,652,099,900  19,693,113,509

     

   Total Anggaran :  273,675,596,229  424,680,103,875

 

 

Selanjutnya, rincian rencana program, kegiatan, sasaran, serta anggaran belanja 

langsung tahun 2016 berdasarkan urusan kewenangan dan organisasi perangkat 

daerah  dijabarkan pada tabel berikut ini : 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 153: BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RKPD Kabupaten Bintan 2016 VI‐1 

BAB VI  PENUTUP 

  

RKPD Kabupaten Bintan tahun 2016 berlaku sejak tanggal 1 Januari 2016 

sampai dengan  tanggal 31 Desember 2016.  Langkah‐langkah persiapan dimulai 

sejak tanggal ditetapkan hingga pelaksanaannya. 

Keberhasilan pelaksanaan RKPD Kabupaten Bintan tahun 2016 bergantung 

pada  sikap mental,  tekad,  semangat,  ketaatan dan disiplin para penyelenggara 

Pemerintahan dan dukungan dari para penyelenggara negara  serta masyarakat 

Kabupaten Bintan umumnya. 

Dalam  hal  ini,  seluruh  penyelenggara  pemerintahan,  dengan  dukungan 

masyarakat,  perlu  secara  sungguh‐sungguh  melaksanakan  program‐program 

pembangunan  sebagaimana  yang  tertuang  dalam  RKPD  tahun  2016  ini  agar 

mampu memberikan hasil pembangunan  yang dapat dinikmati  secara  adil dan 

merata oleh seluruh masyarakat Kabupaten Bintan.