1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III...

21
PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 (Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010) 5 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umum PT Panasia Filament Inti Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Panasia Cotton Alam Mills berdasarkan akta No. 85 tanggal 31 Desember 1987 dibuat dihadapan Winarti Sukarjadi, S.H., sebagai pengganti dari Nanny Sukarja, S.H., notaris di Bandung. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-11088.HT.01.01.TH’88 tanggal 1 Desember 1988 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 21 Juni 1991, Tambahan No. 1739. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 78 tanggal 19 Juni 2009 dibuat dihadapan R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, sehubungan dengan perubahan susunan pemegang saham dan penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No.AHU-60349.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 10 Desember 2009. Susunan pengurus Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan akta No.100 tanggal 25 Juni 2010 dibuat dihadapan R. Tendy Sumarwan, S.H., notaris di Bandung. Perusahaan berdomisili di Bandung dengan kantor beralamat di Jl. Garuda Dalam No. 153/74, Bandung. Lokasi pabrik Perusahaan terletak di beberapa unit operasional yaitu terletak di Jl. Moh. Toha Km. 6,8 Bandung dan Jl. Cisirung No. 104 dan 95 Bandung. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan antara lain meliputi menjalankan usaha dalam industri pemintalan benang tekstil, pertenunan, prosesing dan perdagangan umum. Proses produksi komersial untuk industri tenun mulai tahun 1989 dan kegiatan prosesing mulai tahun 1993. Sesuai akta risalah rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan No.67, tanggal 24 Juni 2011 yang dibuat oleh R. Tendy Sumarwan, S.H., notaris di Bandung, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : 2011 2010 Presiden Komisaris : Awong Hidjaja Awong Hidjaja Komisaris Indipenden : Soebianto B. Soegiarto Henry Hidjaja Presiden Direktur : Suwadi Bing Andi Soebianto B. Soegiarto Direktur : Dian Nathalia Teja Aang Hidjaja Dian Nathalia Teja Jumlah gaji dan remunerasi dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar Rp. 233.561.000 tahun 2011 dan Rp 512.771.000 tahun 2010. Perusahaan memiliki karyawan sebanyak 208 orang pada tahun 2011 dan 241 orang pada tahun 2010. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 17 Juni 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1335/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum 50.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 22 Juni 1997, seluruh saham Perusahaan sebanyak 250.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Transcript of 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III...

Page 1: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

5

1. UMUM

Pendirian dan Informasi Umum

PT Panasia Filament Inti Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Panasia Cotton Alam Mills berdasarkan akta No. 85 tanggal 31 Desember 1987 dibuat dihadapan Winarti Sukarjadi, S.H., sebagai pengganti dari Nanny Sukarja, S.H., notaris di Bandung. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-11088.HT.01.01.TH’88 tanggal 1 Desember 1988 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 21 Juni 1991, Tambahan No. 1739. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 78 tanggal 19 Juni 2009 dibuat dihadapan R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, sehubungan dengan perubahan susunan pemegang saham dan penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No.AHU-60349.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 10 Desember 2009. Susunan pengurus Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan akta No.100 tanggal 25 Juni 2010 dibuat dihadapan R. Tendy Sumarwan, S.H., notaris di Bandung. Perusahaan berdomisili di Bandung dengan kantor beralamat di Jl. Garuda Dalam No. 153/74, Bandung. Lokasi pabrik Perusahaan terletak di beberapa unit operasional yaitu terletak di Jl. Moh. Toha Km. 6,8 Bandung dan Jl. Cisirung No. 104 dan 95 Bandung. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan antara lain meliputi menjalankan usaha dalam industri pemintalan benang tekstil, pertenunan, prosesing dan perdagangan umum. Proses produksi komersial untuk industri tenun mulai tahun 1989 dan kegiatan prosesing mulai tahun 1993.

Sesuai akta risalah rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan No.67, tanggal 24 Juni 2011 yang dibuat oleh R. Tendy Sumarwan, S.H., notaris di Bandung, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut :

2011 2010

Presiden Komisaris : Awong Hidjaja Awong Hidjaja

Komisaris Indipenden : Soebianto B. Soegiarto Henry HidjajaPresiden Direktur : Suwadi Bing Andi Soebianto B. Soegiarto

Direktur : Dian Nathalia Teja Aang Hidjaja

Dian Nathalia Teja

Jumlah gaji dan remunerasi dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar Rp. 233.561.000 tahun 2011 dan Rp 512.771.000 tahun 2010. Perusahaan memiliki karyawan sebanyak 208 orang pada tahun 2011 dan 241 orang pada tahun 2010.

Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 17 Juni 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1335/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum 50.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 22 Juni 1997, seluruh saham Perusahaan sebanyak 250.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Page 2: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

6

1. UMUM – Lanjutan Selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006, Perusahaan menerbitkan saham Seri B sebanyak 1.361.067.000 saham yang merupakan saham hasil konversi hutang.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sebagaimana tercantum dalam akta No. 20 tanggal 17 September 2007 dari R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, para pemegang saham menyetujui rencana perubahan status Perusahaan dari Perusahaan Terbuka menjadi Perusahaan Tertutup. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan juga diberi kuasa untuk melakukan perubahan anggaran dasar Perusahaan dan melakukan delisting atas saham Perusahaan tersebut. Sesuai dengan surat Bapepam-LK No. S-438/BL/2008 tanggal 23 Januari 2008 kepada Perusahaan disebutkan antara lain jumlah pemegang saham Perusahaan setelah penawaran tender adalah sebanyak 129 pemegang saham dimana jumlah tersebut belum sesuai dengan jumlah yang dipersyaratkan yaitu masih melebihi dari 50 pemegang saham sehingga Perusahaan masih merupakan emiten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya di bidang pasar modal. Pada tanggal 10 April 2008 yang kemudian dilakukan kembali pada tanggal 21 April 2008 telah dilakukan RUPSLB, yang kedua-duanya telah dibuat dalam akta notaris untuk meminta persetujuan Go Private Perusahaan sebagai tindak lanjut keputusan RUPSLB yang telah dilaksanakan tanggal 17 September 2007. Sesuai surat Perusahaan kepada PT Bursa Efek Indonesia tanggal 14 Desember 2009 tentang rencana Go Private, pada awal tahun 2010 masih dalam proses investigasi para pemegang saham yang tidak jelas keberadaannya. Oleh sebab itu, Perusahaan telah menunjuk konsultan independen untuk melakukan investigasi atas domisili pemegang saham tersebut. Berdasarkan laporan sementara konsultan independen, Perusahaan telah melakukan tindak lanjut atas pemegang saham yang telah menyatakan kesediaan untuk menjual sahamnya. Berdasarkan surat Direksi Perseroan kepada BAPEPM-LK tertanggal 22 Desember 2010 No. 053/PNF/DIR/XII/10 perihal keterbukaan informasi sehubungan dengan tidak dilanjutkannya rencana perseroan untuk merubah status Perseroan dari Perusahaan Terbuka menjadi Perusahaan Tertutup, dengan ini diajukan permohonan pembatalan suspensi yang mana semula dimaksudkan sebagai langkah pendahuluan sebelum dilakukan permohonan delisting saham. Sehingga dengan ini Perseroan tetap berstatus Perusahaan Terbuka (catatan 22) Pada tanggal 30 September 2011 dan 2010, saham Perusahaan sejumlah 1.611.067.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bagi Perusahaan manufaktur yang menjual sahamnya kepada masyarakat. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Page 3: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

7

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasional, investasi dan pendanaan.

b. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Pada tanggal 30 September 2011 dan 2010, kurs konversi yang digunakan Perusahaan sebagai berikut :

Sep-11 Sep-10

Rp Rp

Mata uang

Euro Eropa 11.956,06 12.138,88

Dolar Amerika Serikat 8.823,00 8.924,00

Frank Swiss 9.809,90 9.129,43 Dolar Singapura 6.796,35 6.774,48

Yen Jepang 115,24 106,77

c. Transaksi Hubungan Istimewa

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.

d. Piutang

Piutang dinyatakan sebesar nilai nominal setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu.

e. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.

g. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Page 4: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

8

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

h. Aset Tetap

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), Perusahaan diberikan pilihan antara model biaya atau model penilaian kembali (revaluasi) sebagai kebijakan akuntansinya serta wajib menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset yang dimilikinya. Jika Perusahaan memiliki aset tetap yang telah direvaluasi sebelum penerapan PSAK baru ini dan memilih model biaya, maka nilai yang telah direvaluasi atas aset tersebut diperlakukan sebagai biaya perolehan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) direklasifikasi ke saldo laba. Perusahaan memilih kebijakan model biaya, sehingga aset tetap Perusahaan akan disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomi aset tetap sebagai berikut : Tahun Bangunan dan prasarana 20 - 30 Mesin dan peralatan 10 - 25 Kendaraan 5 – 8 Perlengkapan kantor dan pabrik 5 – 8

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih dahulu. Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah untuk jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang, seperti dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja, dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

i. Penurunan Nilai Aset

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai.

Page 5: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

9

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan j. Hutang Usaha

Hutang usaha dinyatakan sebesar nilai nominal.

k. Penyisihan Beban Imbalan Kerja

Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 mengenai penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian di Perusahaan. Tidak ada pendanaan yang disisihkan oleh Bank sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

l. Pengakuan Penghasilan dan Beban

Penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikkan berpindah ke pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).

m. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

n. Laba (Rugi) Per Saham

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Page 6: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

10

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan

Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar dengan mengabaikan nilai nominal per saham adalah sebesar 1.611.067.000 saham masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.

o. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen geografis sedangkan segmen sekunder adalah segmen usaha. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan segmen lain. Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

p. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

3. MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN

Bagi Perusahaaan Go Public, keputusan Ketua BAPEPAM no. KEP-29/PM/2004 dan Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta no. KEP-305/BEJ/07-204 menyatakan bahwa salah satu peran Komite Audit adalah memastikan efektifitas internal control dan Manajemen Resiko. kegiatan Perusahaan terekspos terhadap berbagai resiko keuangan antara lain rssiko pasar (termasuk resiko mata uang, nilai resiko tingkat bunga yang wajar, arus kas resiko suku bunga dan resiko harga), resiko kredit dan resiko likuiditas dan arus kas resiko suku bunga. Resiko kelompok program manajemen keseluruhan potensi berfokus pada ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar keuangan dan untuk meminimalkan efek yang tidak menguntungkan bagi kelompok kinerja keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2009 sampai dengan awal tahun 2010, Perseroan menghentikan kegiatan produksinya khususnya unit tenun untuk sementara waktu dengan alasan mengurangi penumpukan persediaan yang masih tersisa dari tahun sebelumnya dan mengurangi biaya operasional yang tinggi.

RESIKO PASAR

Perseroan memiliki ekposur terhadap resiko pasar, yaitu resiko dimana nilai wajar atau arus kas dimasa depan dari instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan pada harga pasar.

Page 7: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

11

3. MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN - lanjutan • Resiko Nilai Tukar Mata Asing

Perseroan mengalami resiko kurs mata uang asing yang timbul dari berbagai mata uang terutama yang berhubungan dengan US Dollar, Singapura Dollar, Euro dan Yen Jepang. Resiko kurs timbul dari transaksi perdagangan dimasa depan, aset yang diakui dan kewajiban serta investasi bersih pada kegiatan operasi. Peningkatan atau penurunan nilai mata uang asing dapat berpengaruh pada laba Perseroan.

• Resiko Tingkat Bunga yang Wajar dan Arus Kas Resiko tingkat bunga arus kas adalah resiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktiari karena perubahan suku nbunga pasar. Resiko nilai wajar suku bunga adalah resiko dimana nilai dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar.

• Resiko Harga Merupakan resiko yang ditanggung oleh investor karena penurunan harga pada saat menjual aset, sehingga jumlah yang diterima akan berkurang. Resiko ini timbul karena tidak adanya kepastian nilai pasar suatu aset atau aktiva dimasa depan. Pada tahun 2010 Perseroan mencatat rugi bersih per saham senilai 56, sehingga resiko harga saham semakin meningkat.

RESIKO KREDIT Merupakan resiko yang terjadi karena kegagalan debitur yang menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban untuk membayar hutang. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur dalam pemberian kredit. Resiko kredit terdiri dari deposito jangka pendek, instrumen derivatif keuangan, deposito jangka panjang dan dari institusi keuangan sama halnya seperti resiko yang melekat pada penjualan besar, penjualan eceran dan piutang yang masih beredar.

RESIKO LIKUIDITAS

Merupakan resiko dimana Perseroan tidak bisa memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo

karena simpanan kreditur yang ditarik, kebutuhan kas dari komitmen kontraktual, atau arus

keluar kas lainnya, seperti hutang jatuh tempo atau margin calls untuk derivatif. Arus kas

keluar ini akan menghabiskan sumber daya kas yang tersedia untuk pinjaman nasabah,

aktivitas perdagangan dan investasi. Dalam suatu kejadian ekstrim, kekurangan likuiditas

dapat mengarah pada penurunan posisi keuangan dan penjualan aset pada laporan keuangan,

atau ketidakmampuan untuk memenuhi komitmen pinjaman. Resiko ini melekat pada semua

operasi Perseroan dan bisa dipengaruhi oleh faktor spesifik institusi dan pasar secara luas

termasuk, tetapi tidak terbatas pada, transaksi kredit, aktivitas merger dan akuisisi, goncangan

sistemik dan bencana alam. Grup melakukan evaluasi dan menelaah struktur neraca dan

melakukan analisa serta pengukuran resiko likuiditas berdasarkan Pedoman Pengendalian

Intern Perusahaan dan Pedoman Pengelolaan Aset dan Kewajiban dari pemegang saham.

Pelaporan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2011 dan 2010, didasarkan pada jangka

waktu yang tersisa sampai tanggal kontraktual. Secara historis, sebagian besar dari simpanan

diperpanjang pada saat jatuh tempo. Langkah yang diambil oleh Bank sehubungan dengan

maturity gap antara aset dan kewajiban moneter adalah dengan menetapkan gap limit yang

disesuaikan dengan kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk memperoleh segera

likuiditas.

Page 8: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

12

4. KAS DAN BANK SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

Kas 4.970.100 15.656.334

Bank

Mandiri 5.161.523 51.245.062

Standard Chartered Bank - 27.235.761

Bank Central Asia 541.467.236 27.851.664

Bank Mayapada 44.634.500 -

Lain -lain (masing- masing dibawah Rp. 100.000.000) 20.787.213 118.233.396

Jumlah 617.020.572 240.222.217

Berdasarkan mata uang:

Rupiah 590.399.200 170.952.066

Dolar Amerika Serikat 26.621.372 69.370.151

Jumlah 617.020.572 240.322.217

5. PIUTANG USAHA

SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

Pihak hubungan istimewa (Catatan 18)

PT Sinar Pantja Djaja - 330.000.000

PT Tritama Texindoraya - 751.775.452

PT Panasia Indosyntec - 1.675.613.284

Jumlah - 2.757.388.736

Pihak ketiga

Luar negeri 2.620.006.854 2.654.662.648

Dalam negeri 2.919.734.384 -

Jumlah 5.539.741.238 2.654.662.648

Penyisihan piutang ragu-ragu (849.087.185) (849.087.184)

Bersih 4.690.654.053 1.805.575.464

Jumlah piutang usaha 4.690.654.053 4.562.964.200

Persentase piutang usaha kepada pihak hubungan - 0,78

istimewa terhadap jumlah aset

Berdasarkan mata uang :

Dolar Amerika Serikat 5.481.874.791 2.710.477.548

Rupiah 57.866.447 2.701.573.836

Jumlah 5.539.741.238 5.412.051.384

Penyisihan piutang ragu-ragu (849.087.185) (849.087.184)

Bersih 4.690.654.053 4.562.964.200

Page 9: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

13

5. PIUTANG USAHA - Lanjutan SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

Berdasarkan umur piutang (hari)

Belum jatuh tempo 3.545.148.568 2.003.811.248

Lewat jatuh tempo

> 60 hari 1.994.592.670 3.408.240.136

Jumlah 5.539.741.238 5.412.051.384

Penyisihan piutang ragu-ragu (849.087.185) (849.087.184)

Bersih 4.690.654.053 4.562.964.200

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak ket adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak diada7kan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Tidak terdapat piutang yang dijaminkan. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat resiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.

6. PERSEDIAAN

SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

Barang jadi 127.868.152 1.542.969.287

Barang dalam proses 1.084.942.049 1.190.093.980

Bahan baku 2.654.439.401 -

Bahan pembantu 511.760.388 939.748.107

Suku cadang 8.660.277.314 8.896.916.265

Jumlah 13.039.287.304 12.569.727.639

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, seluruh persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp. 35.250.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul di Perusahaan. Tidak tedapat persediaan yang dijaminkan. Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh persediaan masih dapat digunakan sehingga tidak diadakan penyisihan penurunan nilai persediaan.

7. ASET TETAP

Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

01/01/2011 30/06/2011

Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan:

Tanah 87.134.425.005 - - - 87.134.425.005

Bangunan dan prasarana 80.731.371.945 - - (58.964.750.082) 21.766.621.864

Mesin dan peralatan 460.578.957.869 - 174.956.536.847 (205.157.482.853) 80.464.938.169

Kendaraan 2.717.575.800 - 412.200.000 - 2.305.375.800

Perlengkapan kantor dan pabrik 59.653.762.313 - 31.150.143.587 (10.317.761.575) 18.185.857.151

Jumlah 690.816.092.932 - 206.518.880.434 (274.439.994.510) 209.857.217.989

2011

Page 10: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

14

7. ASET TETAP – Lanjutan

Beban Penyusutan dialokasikan sebagai berikut:

SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

Biaya pabrikasi - catatan 17 4.422.232.145 6.869.332.527

Beban usaha - catatan 18 218.553.234 449.659.912

Jumlah 4.640.785.379 7.318.992.439

Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

01/01/2011 30/09/2011Rp Rp Rp Rp Rp

Akumulasi penyusutan:

Bangunan dan prasarana 18.855.832.667 568.521.735 - (11.328.444.050) 8.095.910.352

Mesin dan peralatan 275.578.609.186 2.885.883.689 94.542.741.233 (129.528.895.908) 54.392.855.734

Kendaraan 2.441.337.438 70.999.904 381.010.625 - 2.131.326.717

Perlkp. kantor dan pabrik 59.523.866.203 1.115.380.051 31.112.664.423 (7.402.255.138) 22.124.326.693

Jumlah 356.399.645.494 4.640.785.379 126.036.416.280 (148.259.595.096) 86.744.419.497

Jumlah Tercatat 334.416.447.438 (126.180.399.413) 123.112.798.492

Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

01/01/2010 31/12/2010

Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan:

Tanah 87.134.425.005 - - 87.134.425.005

Bangunan dan prasarana 80.731.371.945 - - (58.964.750.081) 21.766.621.864

Mesin dan peralatan 495.181.441.470 200.000.000 34.802.483.601 (355.251.572.448) 105.327.385.421

Kendaraan 2.818.583.000 - 101.007.200 - 2.717.575.800

Perlkp. kantor dan pabrik 60.042.210.826 - 388.448.513 - 59.653.762.313

Jumlah 725.908.032.246 200.000.000 35.291.939.314 (414.216.322.530) 276.599.770.404

Akumulasi penyusutan:

Bangunan dan prasarana 18.097.803.712 758.028.955 - (11.330.987.764) 7.524.844.903

Mesin dan peralatan 294.238.867.226 4.530.747.254 23.191.005.294 (214.933.787.708) 60.644.821.478

Kendaraan 2.423.124.975 119.219.663 101.007.200 - 2.441.337.438

Perlkp. kantor dan pabrik 57.939.310.036 1.910.996.567 326.440.400 - 59.523.866.203

Jumlah 372.699.105.949 7.318.992.439 23.618.452.894 (226.264.775.472) 130.134.870.022

Jumlah Tercatat 353.208.926.297 (187.951.547.058) 146.464.900.382

2011

2010

Page 11: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

15

7. ASET TETAP – Lanjutan

SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

catatan 17Berikut adalah perhitungan kerugian

penjualan aset tetap:

Hasil penjualan aset tetap 29.877.976.785 5.550.947.256

Jumlah tercatat aset tetap 80.482.464.157 11.673.486.421

Kerugian penjualan aset tetap (50.604.487.372) (6.122.539.165)

Perusahaan memiliki tanah yang terletak di Cisirung dengan luas 23,18 hektar (ha) dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan seluas 22,66 ha atas nama Perusahaan dan sisanya sebesar 0,52 ha masih dalam proses balik nama di Kantor Badan Pertanahan Nasional. Hak legal atas nama Perusahaan tersebut berjangka waktu 20-30 tahun yang akan jatuh tempo tahun 2016-2030. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Sebagaimana diatur dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007),”Aset Tetap”, Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya efektif mulai tanggal 1 Januari 2008 sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Sesuai dengan standar tersebut, pada tahun 2008, saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 198.178.903.322 direklasifikasi ke saldo laba (defisit).

Aset tetap berupa tanah dan bangunan dengan hak legal berupa HGB No. 4, 6, 16 dan 34 seluas 73.865 meter persegi yang terletak di Jl. Moh Toha Km. 6,8 beserta mesin dan peralatan yang berada di lokasi tersebut digunakan sebagai jaminan atas hutang bank oleh PT Panasia Indosyntec Tbk, pihak hubungan istimewa (Catatan 19). Sejak tanggal 31 Desember 2009 sampai dengan sekarang, aset berupa mesin tenun berikut perlengkapannya pada unit PAFI III tidak digunakan dalam usaha Perusahaan sehubungan dengan penghentian kegiatan operasional tenun sebagai akibat tekanan margin usaha dan rencana restrukturisasi usaha. Aset tersebut disajikan sebagai aset tidak digunakan dalam operasi di neraca dengan jumlah Rp 126.180.399.413 tahun 2011 dan Rp 187.951.547.058 tahun 2010. Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp. .157.550.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset yang dimiliki oleh Perusahaan.

Page 12: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

16

8. HUTANG USAHA SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

Pihak hubungan istimewa - catatan 19 - -

Pihak ketigaDalam negeri 2.218.371.237 25.215.161.759

Luar negeri - 99.686.660

Jumlah 2.218.371.237 25.314.848.419

Jumlah hutang usaha 2.218.371.237 25.314.848.419

Berdasarkan mata uang :

Rupiah 2.072.694.829 18.123.321.790

Dollar Amerika Serikat 121.085.766 7.067.247.401

Dollar Singapura 91.479 93.959

Euro 24.499.163 124.185.269

Jumlah 2.218.371.237 25.314.848.419

Berdasarkan umur (hari):

Belum jatuh tempo 1.954.030.862 21.920.850.859

> 60 hari 264.340.375 3.393.997.560

Jumlah 2.218.371.237 25.314.848.419

Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku dan pembantu, baik berasal dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar antara 30 sampai 150 hari.

9. HUTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA

SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

Jatuh tempo kurang dari satu tahun:

Lain-lain 5.620.372.644 10.538.998.751

Jumlah 5.620.372.644 10.538.998.751

Jatuh tempo lebih dari satu tahun:

Lexus Overseas Trading Corporation 154.017.334.582 184.763.986.634

Jumlah 154.017.334.582 184.763.986.634

Pada tanggal 19 Desember 2007, Perusahaan dan Lexus Overseas Trading (Lexus) menandatangani perjanjian fasilitas Bridging Finance yang bersifat sementara sebesar US$ 2.784.675, dimana sebesar US$ 1.784.675 digunakan untuk melunasi hutang Perusahaan kepada Credit Suisse, Singapura dan sebesar US$ 1.000.000 digunakan untuk operasional Perusahaan. Berdasarkan perjanjian tersebut, para pihak sepakat untuk menetapkan syarat dan kondisi sehubungan dengan fasilitas tersebut. Kemudian berdasarkan Perjanjian Fasilitas Komersial (Commercial Facility Agreement) tanggal 29 Juli 2008, pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jaminan.

Page 13: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

17

9. HUTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA - lanjutan Pada tanggal 2 Agustus 2009, Perusahaan menerima pemberitahuan melalui Transfer Notice dari Abernova Overseas Limited (Abernova) yang menginformasikan bahwa kewajiban Perusahaan kepada Abernova telah dialihkan kepada Lexus sebesar US$ 1.914.225. Pemberitahuan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Perusahaan dan Abernova dalam perjanjian pinjaman berupa fasilitas modal kerja dengan jumlah sebesar US$ 2.000.000. Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jadwal pengembalian yang pasti. Perusahaan menyetujui apabila Lexus selaku pemberi pinjaman dapat sewaktu-waktu meminta jaminan dengan jumlah yang memadai. Pada tanggal 3 Agustus 2009, Lexus mengirimkan pemberitahuan kepada Perusahaan berupa Transfer of Notice yang menginformasikan bahwa pinjaman Perusahaan sebesar US$ 2.784.675 telah dialihkan kepada Novatex International Limited (Novatex) (Catatan 10) Pemberitahuan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Perusahaan dan Novatex dalam perjanjian pinjaman dengan jumlah sebesar US$ 2.784.675 atau setara dengan Rp 27.710.857.860 (dengan kurs 1 US$ sama dengan Rp 9.951,20). Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, pinjaman ini tidak dikenakan bunga, tanpa jaminan dan tanpa jadwal pengembalian yang pasti

Pada tanggal 9 Maret 2010, perusahaan menerima pemberitahuan melalui Transfer of Notice dari Credit Suisse Singapore yang menginformasikan bahwa kewajiban Perusahaan kepada Credit Suisse Singapore telah dialihkan kepada Lexus Overseas Trading sebesar US$ 18.000.000. Sampai dengan tanggal laporan, hutang tersebut telah dilunasi sebagian, yaitu sebesar USD 1.942.885,43. Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, Perusahaan akan memberikan minimal 10% dari hasil operasi bisnisnya atau senilai US$ 1.800.000

10. HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA

SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

Novatek International Limited 265.334.392.140 236.398.034.640

Jumlah 265.334.392.140 236.398.034.640

Prosentase hutang hubungan istimewa terhadap 58,67% 49,15%

jumlah kewajiban

Berdasarkan mata uang:

Rupiah 178.427.842.140 150.983.534.640

Dolar Amerika serikat 86.906.550.000 85.414.500.000

Jumlah 265.334.392.140 236.398.034.640

Pinjaman ini timbul dari pengalihan hutang pembelian mesin yang semula merupakan hutang Perusahaan kepada Picanol N.V., Belgia dan Tomen Corporation masing-masing sebesar US$ 5.000.000 dan US$ 4.500.000. Pada tanggal 3 Agustus 2009, Novatex mengambil alih hutang yang semula merupakan hutang Perusahaan kepada Lexus sebesar US$ 2.784.675 atau setara dengan Rp 27.710.857.860 (dengan kurs 1 US$ sama dengan Rp 9.951,20) (Catatan 9). Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, pinjaman ini tidak dikenakan bunga, tanpa jaminan dan tanpa jadwal pengembalian yang pasti. Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah melakukan penghapusan hutang sebesar Rp 9.305.857.860 sehingga saldo hutang kepada Novatex dalam Rupiah menjadi sebesar Rp 18.194.142.140. Keuntungan atas penghapusan hutang hubungan istimewa tersebut di atas dicatat sebagai keuntungan penghapusan hutang hubungan istimewa. Perjanjian ini telah diperbaharui pada tanggal 5 Januari 2011.

Page 14: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

18

11. LIABILITAS IMBALAN KERJA

Perusahaan menghitung dan membukukan estimasi manfaat karyawan untuk seluruh karyawannya yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tentang “Penyelesaian Pemutusan Tenaga Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan”. Asumsi yang digunakan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, dalam menentukan beban manfaat karyawan adalah sebagai berikut:

Tingkat kemungkinan meninggal : Commissioners Standard Ordinary Mortality Table ..(CSO) 1980

Umur pensiun : 55 tahun Tingkat bunga teknis : 7% (2010: 10%) Tingkat kenaikan gaji : 6% (2010: 6%) Perhitungan manfaat karyawan : Projected Unit Credit

Rincian beban (penghasilan) penyisihan atas imbalan kerja adalah sebagai berikut :

SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

Saldo Awal 1.181.134.375 1.530.289.988

Beban (penghasilan) imbalan kerja karyawan tahun berjalan 507.317.727 676.423.623

Pembayaran tahun berjalan - (1.025.579.236)

Jumlah 1.688.452.102 1.181.134.375

12. PERPAJAKAN

SEPTEMBER 2011 DESEMBER 2010

Rp Rp

Pajak dibayar dimuka:

Pajak penghasilan pasal 28a 221.591.041 25.992.041

Pajak Pertambahan Nilai - bersih 302.659.395 -

Jumlah 524.250.436 25.992.041

Hutang pajak:

Pajak penghasilan:

Pasal 21 32.728.147 57.846.241

Pasal 23 8.095.001 14.078.009

Jumlah 40.823.148 71.924.250

Rekonsiliasi antara rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut:

Page 15: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

19

SEPTEMBER 2011 SEPTEMBER 2010

Rp Rp

Rugi sebelum pajak (51.279.415.677) (60.780.085.109)

Perbedaan temporer:

Beban (penghasilan) imbalan kerja karyawan 507.317.727 (1.530.289.988)

Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal (4.454.459.660) (6.296.594.686)

Kerugian penjualan aset tetap 54.409.194.357 4.938.840.379

Jumlah 50.462.052.424 (2.888.044.295)

Perbedaan yang tidak dapat

diperhitungkan menurut fiskal:

Kenikmatan karyawan 265.193 10.496.175 Sumbangan dan representasi 61.351.562 27.184.400

Penghasilan bunga & sewa (36.595.896) (4.639.462) Beban penyusutan yang tidak diakui fiskal (22.727.273) -

Jumlah 2.293.586 33.041.113

Rugi fiskal tahun berjalan (815.069.667) (63.635.088.291)

Rugi fiskal tahun:

2005 - (35.335.234.522)

2006 (45.947.998.703) (45.947.998.703)

2007 (68.137.173.325) (68.137.173.325)

2008 (143.155.812.144) (143.155.812.144)

2009 (11.881.516.003) (11.881.516.003)

2010 (93.680.146.234) - Penyesuaian rugi fiskal tahun 2005

Akumulasi Rugi Fiskal (363.617.716.076) (368.092.822.988)

Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan penerbitan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat sampai tarif maksimum 30% menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

Pajak Tangguhan

Rincian dari aset (kewajiban) pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut :

Dikreditkan

1 Januari (dibebankan) ke 30 September 2011

2011 laporan laba rugi

Rp Rp Rp

Aset (liabilitas) pajak

tangguhan:

Rugi fiskal 30.723.608.716 (12.608.619.368) 18.114.989.348

Liabilitas imbalan kerja 295.283.594 126.829.432 422.113.026

Aset tetap (31.018.892.310) 12.481.789.936 (18.537.102.374)

Liabilitas pajak tangguhan - - -

Page 16: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

20

12. PERPAJAKAN – lanjutan

Dikreditkan

1 Januari (dibebankan) ke 30 September 20102010 laporan laba rugi

Rp Rp RpAset (liabilitas) pajak

tangguhan:

Rugi fiskal 33.365.021.129 722.011.074 34.087.032.203

Liabilitas imbalan kerja 382.572.497 (382.572.497) 0

Aset tetap (33.747.593.626) (339.438.577) (34.087.032.203)

Liabilitas pajak tangguhan - - -

Sampai dengan 30 September 2011 dan 2010, Perusahaan mengalami akumulasi kerugian fiskal masing-masing sebesar Rp 363.617.716.076 dan Rp 368.092.822.988. Sesuai dengan peraturan pajak, kerugian fiskal tersebut dapat dikompensasikan dengan laba kena pajak pada masa lima tahun mendatang sejak kerugian fiskal terjadi. Perusahaan beranggapan bahwa kerugian fiskal sebesar Rp. 291.157.758.683 dan Rp 231.744.694.176 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010 tidak dapat dikompensasi selama lima tahun mendatang, sehingga aset pajak tangguhan yang diakui dari sisa rugi fiskal yang ada masing-masing sebesar Rp 18.114.989.348 dan Rp 34.087.032.203 pada tanggal 30 September 2011 dan 2010.

13. MODAL SAHAM

Susunan Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Jumlah

Jumlah Persentase Modal Disetor

Nama Pemegang Saham Saham Pemilikan (Rp)

Saham Seri A - nilai nominal Rp 500 per saham

Novatex International Limited 199.820.500 12,40% 99.910.250.000

PT Panasia Indosyntec Tbk 38.771.500 2,42% 19.385.750.000

Highfila Limited 10.000.000 0,62% 5.000.000.000

Dian Nathalia Teja 50.000 0,00% 25.000.000

Masyarakat 1.358.000 0,08% 679.000.000

Jumlah saham Seri A 250.000.000 15,52% 125.000.000.000

Saham Seri B - nilai nominal Rp 100 per saham

Prime Invesco Ltd. 154.640.500 9,60% 15.464.050.000

Highfila Limited 320.000.000 19,86% 32.000.000.000

Mercury Capital international Inc. 305.357.000 18,95% 30.535.700.000

Novatex International Limited 581.069.500 36,07% 58.106.950.000

Jumlah saham Seri B 1.361.067.000 84,48% 136.106.700.000

Jumlah 1.611.067.000 100,00% 261.106.700.000

Page 17: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

21

14. AGIO SAHAM

Rp

Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada

masyarakat tahun 1997

Jumlah yang diterima untuk pengeluaran saham 7.500.000.000

Biaya emisi saham (1.284.064.404)

Saldo agio saham pada saat penawaran umum 6.215.935.596

Hutang Abernova yang dikonversi menjadi modal

Hutang Abernova yang dikonversi 78.795.000.000

Saham Seri B yang diterbitkan (62.535.700.000)

Biaya emisi saham (63.000.000)

Agio saham atas konversi hutang Abernova menjadi modal 16.196.300.000

Hutang Evercon dan Highfila yang dikonversi menjadi modal

Jumlah hutang yang dikonversi 92.700.000.000

Saham Seri B yang diterbitkan (73.571.000.000)

Biaya emisi saham (48.000.000)

Agio saham atas konversi hutang Evercon dan Highfila menjadi modal 19.081.000.000

Saldo akhir 41.493.235.596

15. PENDAPATAN SEPTEMBER 2011 SEPTEMBER 2010

Rp Rp

Ekspor 4.732.079.117 9.477.456.345

Lokal 47.675.930.384 15.066.090.606

Potongan dan retur penjualan (99.216.871) (498.902.923)

Jumlah Penjualan Bersih 52.308.792.630 24.044.644.028

0,05% dan 33,65% dari penjualan bersih masing-masing pada tahun 2011 dan 2010 dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 18).

Berdasarkan segmen pasar: SEPTEMBER 2011 SEPTEMBER 2010

Rp Rp

Indonesia 47.576.713.513 14.603.198.735

Eropa 1.636.618.458 3.846.409.150

Asia 350.212.650 1.287.830.707

Amerika - 1.359.072.646

Timur Tengah 2.745.248.009 1.348.050.059

Afrika - 1.600.082.731

Jumlah 52.308.792.630 24.044.644.028

Rincian penjualan kepada pihak hubungan istimewa dan kepada pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih adalah sebagai berikut :

Page 18: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

22

15. PENDAPATAN - lanjutan

SEPTEMBER 2010

Rp

Pihak hubungan istimewa:

PT Panasia Indosyntec Tbk 5.860.715.183

PT Panasia Intertraco 2.229.452.568

Jumlah 8.090.167.751

Persentase penjualan kepada pihak hubungan istimewa 33,65%

terhadap jumlah penjualan bersih

Tidak ada penjualan yang melebihi 10% kepada pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa dari jumlah penjualan tahun 2011.

16. BEBAN POKOK PENJUALAN SEPTEMBER 2011 SEPTEMBER 2010

Rp Rp

Bahan baku yang digunakan 357.211.780 125.019.798

Tenaga kerja langsung 584.382.502 2.914.685.505

Biaya pabrikasi 5.946.505.749 9.597.910.559

Jumlah Biaya Produksi 6.888.100.031 12.637.615.862 Persediaan barang dalam proses

Awal tahun 1.400.637.369 37.171.511.193

Pembelian - -

Akhir tahun (1.084.942.049) (10.899.151.077)

Beban Pokok Produksi 7.203.795.351 38.909.975.978

Persediaan barang jadi

Awal tahun 1.332.425.898 37.734.051.407

Pembelian 45.764.720.209 488.269.328

Akhir tahun (127.868.152) (9.540.278.167)

Beban Pokok Penjualan 54.173.073.306 67.592.018.546

100% dari seluruh pembelian pada tahun 2011 dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

SEPTEMBER 2011

Rp

Pihak hubungan istimewa:

PT Panasia Indosyntec Tbk 46.065.460.015

Jumlah 46.065.460.015

Pihak ketiga - masing-masing dengan jumlah pembeliandalam setahun yang melebihi 10% dari pembelian bersih -

Jumlah pembelian 46.065.460.015

Persentase pembelian kepada pihak hubungan istimewa 100,00%

terhadap jumlah pembelian bersih

Tidak ada pembelian yang melebihi 10% kepada pihak ketiga dari jumlah pembelian tahun 2010.

Page 19: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

23

17. BEBAN USAHA

SEPTEMBER 2011 SEPTEMBER 2010

Rp Rp

Beban Penjualan

Pengangkutan 38.286.860 1.704.625.704

Gaji dan tunjangan 25.581.850 605.427.602

Perjalanan dinas - 57.367.525

Klaim - 1.153.286.763

Keperluan kantor - 10.794.040

Lain-lain 484.000 36.604.972

Jumlah 64.352.710 3.568.106.606

Beban Umum dan Administrasi 1.387.143.191

Gaji dan tunjangan 1.893.904.648 3.262.459.882

Makanan dan minuman 136.383.900 414.759.165

Imbalan pasca kerja 507.317.727 250.000.000

Alat tulis dan cetakan 19.400.900 58.220.859

Penyusutan - catatan 6 218.553.234 369.196.358

Asuransi dan perijinan 117.867.480 355.898.507

Administrasi kantor 131.186.976 248.943.311

Jasa profesional 105.616.250 45.485.000

Perjalanan dinas 14.574.468 53.736.918 Telepon dan listrik 24.588.689 73.596.045

Lain-lain 386.058.262 263.399.884

Jumlah 3.555.452.534 5.395.695.929

18. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

Sifat Hubungan Istimewa

− Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan adalah PT Panasia Indosyntec, PT Panasia Intertraco, PT Tritama Texindoraya dan PT Novawool.

− PT Panasia Indosyntec Tbk, Abernova Overseas Limited dan Novatex International Limited adalah pemegang saham Perusahaan.

Transaksi-Transaksi Hubungan Istimewa

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi antara lain :

a. 0,05% dan 33,65% dari jumlah penjualan masing-masing pada tahun 2011 dan 2010, merupakan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 0,19% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 30 September 2010.

b. 100% dan 62.61% dari jumlah pembelian untuk masing-masing pada tahun 2011 dan tahun

2010, merupakan pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut pendapat manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, hutang atas

Page 20: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

24

18. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA - lanjutan pembelian tersebut dicatat sebagai bagian dari hutang usaha, yang meliputi 7,1% dari jumlah kewajiban pada tanggal 30 September 2010.

c. Tanah dan bangunan Perusahaan digunakan sebagai jaminan oleh PT Panasia Indosyntec Tbk

untuk pinjaman yang diperoleh dari Bank Rakyat Indonesia (Catatan 7).

d. Beban Perusahaan yang dibayar terlebih dahulu oleh PT Panasia Indosyntec Tbk sebesar Rp 519.265.094 tahun 2011 dan Rp 17.148.689.483 pada tahun 2010. Pada tanggal neraca, hutang tersebut dicatat sebagai biaya yang masih harus dibayar, yang meliputi 0,27% dan 3,59% dari jumlah kewajiban.

e. Perusahaan juga mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 10.

19. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 30 September 2011 dan Desember 2010, Perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut :

Ekuivalen dalam

US$ EUR SG$ Rp

Aset

Kas dan bank 3.017 - - 26.621.372Piutang usaha

Pihak ketiga 621.316 - - 5.481.874.791

Jumlah aset 624.334 - - 5.508.496.163

Kewajiban

Hutang usaha 13.724 2.049 13 145.676.408

Hutang lain-lain 17.456.345 - - 154.017.334.582

Hutang pihak hubungan istimewa 9.850.000 - - 86.906.550.000- -

Jumlah kewajiban 27.320.069 2.049 13 241.069.560.990

Jumlah kewajiban bersih 26.695.735 2.049 13 235.561.064.827

Ekuivalen dalam

US$ EUR SG$ Rp

Aset

Kas dan bank 7.716 - - 69.370.151

Piutang usaha

Pihak hubungan istimewa 83.614 - - 751.775.452

Pihak ketiga 217.852 - - 1.958.702.096

Jumlah aset 309.182 - - 2.779.847.699

Kewajiban

Hutang usaha 786.036 10.387 13 7.191.526.629Hutang bank Hutang lain-lain 20.549.882 - - 184.763.986.634

Hutang pihak hubungan istimewa 9.500.000 - - 85.414.500.000

Jumlah kewajiban 30.835.918 10.387 13 277.370.013.263

Jumlah kewajiban bersih 30.526.736 10.387 13 274.590.165.564

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

Page 21: 1. UMUM Pendirian dan Informasi Umumakses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/TW3/PAFI/PAFI_LK TW III Notes... · 1. UMUM – Lanjutan ... berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi

PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

(Dengan Angka Perbandingan Desember dan September 2010)

25

20. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 27 Oktober 2011.

***** 27102011pfi11 *****