1. SEB Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala ... · Ketua DPRD. kabupaten/kota yang ......
Transcript of 1. SEB Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala ... · Ketua DPRD. kabupaten/kota yang ......
1. SEB Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri: “Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Program & Kegiatan Kementerian/ Lembaga di Daerah serta Peningkatan Peran Aktif Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat”
2. Revisi PP 19 Tahun 2010
Temu Konsultasi Triwulanan I Tahun
2011 Bappenas-Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia
Bappenas, 10 Maret 2011
BAPPENAS
1Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
RPJMN PRIORITAS NASIONAL
2RPJPN 2005-2024, Undang- Undang No. 17 Tahun 2007
RPJM 1(2005-2009)
Menata Kembali NKRI, membangun
Indonesia yang aman dan damai, yang adil
dan demokratis, dengan
tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
Memantapkanpenataan kembali
NKRI, meningkatkankualias
SDM, membangunkemampuan
iptek, memperkuatdaya saing
perekonomian.
Memantapkan pem-bangunan secara
menyeluruh dengan menekankan pem-
bangunan keunggulan kompetitif perekono-mian yang berbasis
SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta
kemampuan Iptek
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur
melalui percepatan pembangunan di berbagai
bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif
RPJP (2005 -2025)
RPJM 2(2010-2014)
RPJM 3(2015-2019)
RPJM 4(2020-2024)
Diacu DiperhatikanDiserasikan Melalui Musrenbang
RKP RPJM
NasionalRPJP
Nasional
Renstra KL Renja - KL
RAPBN
RKA-KL
APBN
Rincian APBN
Pedoman Dijabarkan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Pemerintah
Pusat
RPJM Daerah
RPJP Daerah
RKP Daerah
Renstra SKPD
Renja -SKPD
RAPBD
RKA -SKPD
APBD
Rincian APBD
Pedoman
Pedoman
Pedoman Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Diacu
UU 25/2004 tentang SPPN
Pemerintah
Daerah
UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
Bahan
Bahan
BahanBahan
3
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
3
MENGAPA SINERGI PUSAT-DAERAH?
1• Lokasi Pembangunan di Daerah> Potensi Daerah = Potensi Nasional• Keberhasilan Pembangunan Daerah = Keberhasilan Pembangunan
Nasional
2• Sumber Pembiayaan Nasional Terbatas (Fiscal space terbatas);• Perlu Peningkatan Kualitas APBN>APBD didukung rakyat & swasta
(jadi penting artinya karena dana terbatas).
3• Percepatan Pembangunan tergantung Kualitas APBN>APBD• Peningkatan kualitas APBN>APBD perlu kerjasama Pusat dan
Daerah dengan sinergi & sinkronisasi program.
Isu-isu utama untuk: Perencanaan, Penganggaran, Implementasi
• KUALITAS APBN:
• SUSUN APBN YANG 3 PRO + 1
• PERCEPAT PENYERAPAN;
• PENYERAPAN JGN MENUMPUK DI AKHIR TAHUN.
PerencanaanProgram
• Transfer ke Daerah (35%)• Belanja Pegawai-Barang (27%)• Subsidi (20%)• Bunga Utang (11%)• Belanja Modal Infrastruktur &
Bantuan Sosial Terbats ( 7%).
Penganggaran• SINERGI
PUSAT-DAERAH
ImplementasiAPBN/ APBD
GUBERNUR
PEMBINAAN PENGAWASAN PEREKAT NKRI
Tujuan dilaksanakannya asas dekonsentrasi, yaitu guna:
1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pememerintahan,pengelolaan pembangunan dan pelayanan terhadap kepentingan umum;
2. Terpeliharanya komunikasi sosial kmasyarakatan & sosial budaya dlmadministrasi negara;
3. Terpeliharanya keserasian pelaksanaan pembangunan nasional;
4. Terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PERANAN GUBERNUR
77
1. Berkedudukan sbg Wakil Pemerintah di wilayah provinsi;2. Dalam kedudukannya sbg Wakil Pemerintah bertanggungjawab
kpd Presiden;3. Dilantik Oleh Presiden;4. Dalam hal Presiden berhalangan melantik Gubernur, Menteri
Dalam Negeri atas nama Presiden melantik Gubernur .
I. KEDUDUKAN GUBERNUR
SEB Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri tentang:
“Peningkatan Efektivitas PenyelenggaraanProgram dan Kegiatan K/L di Daerah sertaPeningkatan Peran Aktif Gubernur selaku
Wakil Pemerintah Pusat”
BAGIAN I
8Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
1. Meningkatkan sinergi Pemerintah dan Pemerintah Daerah;2. Merumuskan standar tunjangan dan insentif bagi pejabat daerah;3. Menentukan jumlah pegawai daerah yang tepat;4. Pembangunan dan penyediaan infrastruktur;5. Penentuan anggaran dekonsentrasi yang terkoordinasi dengan Gubernur;
latar belakang SEB 3 Menteri6. Perhatikan aspirasi dan rekomendasi Gubernur dalam pembangunan
infastruktur, transportasi, dan kebijakan ekspor dan impor;7. Situasi makroekonomi, APBN, defisit, subsidi, dan lain-lain agar juga
dipahami oleh Gubernur;8. Pemberian asistensi tentang ketentuan pengadaan dan penggunaan
anggaran;9. Dilakukan monitoring dan evaluasi dan hasilnya disampaikan ke publik.
9 Direktif Presiden
9Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
SEB Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam NegeriTentang Peningkatan Efektivitas
Penyelenggaraan Program dan Kegiatan Kementerian/Lembaga di Daerah serta Peningkatan Peran Aktif Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat
Tujuan:
1. Mempertegas implementasi peraturan perundangan yang ada (PP 38/2007, PP 7/2008, PP 19/2010);
2. Memperkuat koordinasi K/L dan pemerintah provinsi.
10Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
I. Kementerian/LembagaPerencanaan Program dan Kegiatan
Penyelenggaraan Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Urusan Bersama
1. Memperhatikan pembagian urusan Pusat-daerah;2. Koordinasi dengan Bappenas, Kemenkeu, dan Kemendagri dalam rangka
identifikasi kegiatan yang merupakan urusan daerah untuk pengalihan;
1. Koordinasi dengan pemerintah provinsi sebelum Renja KL;2. Pencatuman di Renja KL dan membahas dalam Musrenbang;3. Pengalokasian dengan target kinerja untuk pencapaian prioritas nasional;4. Mencatumkan kegiatan, daerah/lokasi dan kebutuhan dalam basis jangka
menengah;5. Tidak ada dana pendamping kecuali untuk urusan bersama;6. Penyampaian informasi/keputusan ke daerah yang tepat waktu termasuk
petunjuk pelaksana;7. Mengevaluasi dan memperhatikan usulan dari Gubernur terkait dengan
penyelenggaraan D, TP, dan UB
11Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
II. GubernurKewenangan Gubernur dalam Penyelenggaraan D, TP, dan UB
Penyelenggaraan Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Urusan Bersama
1. Meminta KL untuk berkoordinasi sebelum Renja KL2. Meminta Bupati/Walikota untuk berkoordinasi dalam TP dan UB
1. Menyampaikan rekomendasi kepada KL terkait ketaatan untuk berkoordinasi dari Kabupaten/Kota
Kewajiban Gubernur dalam Penyelenggaraan D, TP, dan UB
1. Sinkronisasi dan harmonisasi APBN-APBD;2. Memberitahukan di dalam pembahasan RAPBD;3. Melaksanakan sesuai petunjuk pelaksanaan;4. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian di wilayahnya;5. Melaporkan hasil penyelenggaraan sesuai PP No. 39 Tahun 2006
12Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
Revisi PP No. 19 Tahun 2010: Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan
Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Propinsi
BAGIAN II
13Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
1. Merupakan upaya meningkatkan peran gubernur sebagai wakil Pemerintah khususnya dalam rangka memantapkan sinergitas pusat dan daerah.
2. PP No. 19 Tahun 2010 direvisi karena belum mengatur secara tegas ketentuan mengenai peran Gubernur;
Pertimbangan:
Status:Dalam proses akhir penandatangan
14Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
Revisi PP No. 19 Tahun 2010 (1/2):
Tugas Gubernur antara lain:
1. Koordinasi dalam penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian serta evaluasi dalam rangka sinkronisasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) kabupaten dan kota agar mengacu pada RPJPD, RPJMD, dan RKPD provinsi serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) serta kebijakan pembangunan nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah;
2. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota;
3. Gubernur sebagai wakil Pemerintah juga melaksanakan urusan pemerintahan di wilayah provinsi yang menjadi kewenangan Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Gubernur melakukan koordinasi, dalam rapat kerja gubernur, dengan kementerian/lembaga terkait dalam rangka penyusunan program/kegiatan yang akan dilimpahkan kepada gubernur dan/atau ditugaspembantuankan kepada provinsi dan kabupaten/kota.
15Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
Wewenang Gubernur antara lain:
1. Mengundang rapat bupati/walikota, perangkat daerahkabupaten/kota, pimpinan instansi vertikal;
2. Meminta bupati/walikota, perangkat daerah dan pimpinan instansivertikal untuk segera menangani permasalahan penting dan/ataumendesak yang memerlukan penyelesaian cepat;
3. Memberikan penghargaan atau sanksi kepada bupati/walikota terkaitdengan kinerja, pelaksanaan kewajiban, dan pelanggaransumpah/janji;
4. Mengevaluasi rancangan peraturan daerah tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah, pajak daerah, retribusi daerah, dantata ruang wilayah kabupaten/kota;
5. Menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggarakan fungsipemerintahan antar kabupaten/kota dalam satu provinsi;
6. Melaksanakan tugas lain sesuai peraturan perundang-undangan;
Revisi PP No. 19 Tahun 2010 (2/2):
16Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
Revisi PP No. 19 Tahun 2010 (3):
Gubernur dalam melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan instansi vertikal dan antarinstansi vertikal di wilayah provinsi, melalui:
a. Musyawarah perencanaan pembangunan provinsi,b. Rapat kerja pelaksanaan program/kegiatan, monitoring dan
evaluasi, serta penyelesaian berbagai permasalahan.
Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan pemerintah daerah kabupaten/kota di wilayah provinsi, melalui:
a. Musyawarah perencanaan pembangunan provinsi,b. Rapat kerja sinkronisasi RPJPD, RPJMD dan RKPD kabupaten dan
kota agar mengacu pada RPJPD, RPJMD dan RKPD provinsi,c. Rapat kerja pelaksanaan program/kegiatan, monitoring dan
evaluasi, serta penyelesaian berbagai permasalahan.
Koordinasi dengan Instansi Vertikal
Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota
KarakteristikKoordinasi
Hasil
Koordinasi Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan instansi vertikal dan antarinstansi vertikal di wilayah provinsi.
1. kesepakatan prioritas program dan anggaran pembangunan, dengan mensinkronkan program sektoral yang dibiayai Pemerintah dan program daerah yang dibiayai pemerintah provinsi dan kabupaten/kota;
2. prioritas pembangunan daerah guna mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prioritas pembangunan nasional;
Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan pemerintah daerah kabupaten/kota di wilayah provinsi.
1. prioritas pembangunan di wilayah dan lintas wilayah kabupaten/kota; dan
2. Kesepakatan program dan anggaran melalui sinkronisasi antara program provinsi yang dibiayai oleh pemerintah provinsi dan program daerah kabupaten/kota yang dibiayai pemerintah kabupaten/kota
Musrenbang Provinsi
18Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
Sanksi kepada Bupati/WalikotaKepada Bupati/Walikota yang tidak hadir pada musrengbang provinsi, rapat kerja sinkronisasi RPJPD, RPJMD, dan RKPD serta rapat kerja pelaksanaan program/kegiatan, monitoring dan evaluasi serta penyelesaian berbagai permasalahan dikenakan sanksi administratif, berupa peringatan tertulis, melalui:1. Pemberian surat peringatan pertama oleh Gubernur terhadap
bupati/walikota yang tidak hadir dalam pelaksanaan koordinasi pertama,2. Pemberian surat peringatan kedua oleh Gubernur terhadap
bupati/walikota yang tidak hadir dalam pelaksanaan koordinasi setelah mendapat peringatan pertama. Surat peringatan kedua ditembuskan kepada Menteri Dalam Negeri dan Ketua DPRD kabupaten/kota yang bersangkutan,
3. Apabila setelah peringatan kedua, bupati/walikota tetap tidak hadir, Gubernur mengusulkan pada kementerian/lembaga terkait tidak mengalokasikan dana Tugas Pembantuan kepada kabupaten/kota yang bersangkutan,
4. Menteri Dalam Negeri dapat menindaklanjuti surat tembusan Gubernur di atas dalam rangka pembinaan dan pengawasan sesuai peraturan perundang-undangan.
19Bappenas, 10 Maret 2011, Jakarta
Kebutuhan Pusat meningkat, transfer
ke daerah tetap/turun.
Naikkan PAD dengan terbitkan Perda2 hambat
Investasi.
Investasi TurunPAD Turun/ tidak naik
Meningkat ketergantungan
transfer dari Pusat
Vicious Circle of Regional Autonomy
3/15/2011 20
Alur Analisis Keterkaitan Pembiayaan Pembangunan - Perekonomian Regional:
Perubahan pd aksesibilitas dankapasitas daerah
Optimalisasi SumberDaya struktur ekonomi
wilayah PengembanganWilayah Dinamika sosial
Produktivitas investasiaglomerasi kapasitas
produksi tenagakerjalingkungan
Perubahan Pendapatanpemerintah swasta dan
masyarakat
Belanja Modal Penerimaan Daerah Multiplier
Effect
Public Service
Stakeholders
Businesses
Citizens
Non-Citizens
Diverse customer expectations and requirements…
2. The Malaysian Approach to Development
22
Customer Satisfaction
National Competitiveness
Efficient
Speedy
Accurate
Services deliveredmust be....
3. Creative Management for Government:The Malaysian Perspective
23
Preparation ofRoadmap
Introduction ofManagement Change
Execution &Dissemination
Internalization ofinnovation
Stages of Government Innovation
Preparation of Roadmap & Establishing Foundation for Innovation !
GovernmentReform
Personnel Management
ReformLocalization &
DecentralizationFinance & Tax System Reform E-government
8. Innovation : How are Korean Gov promoting it?