Fungsi dprd slide

56
1 PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DPRD DPRD dalam dalam lingkaran lingkaran

Transcript of Fungsi dprd slide

Page 1: Fungsi dprd slide

1

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHPENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DPRDDPRDdalam dalam

lingkaranlingkaran

Page 2: Fungsi dprd slide

Sinopsis

Gagasan yang dituangkan dalam buku ini menggunakan pendekatan perpaduan harmonis tiga paradigma, yakni dimensi yuridis, pragmatis, dan teoretis. Mengedepankan harmonisasi ketiga paradigma tersebut tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh: (1) peraturan perundang-undangan, sebagai wujud paradigma yuridis, belum stabil bahkan membingungkan; (2) praktik pemeriksaan di sektor pemerintahan belum bergerak berdasarkan sistem yang sempurna; (3) minimnya teori pemeriksaan di lingkungan pemerintahan. Ketiga hal tersebut semakin mendorong tekad para penulis untuk membahasnya seoptimal mungkin tanpa harus mencederai paradigma yang ada.

Buku ini juga mengulas siklus pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang dijelaskan secara sederhana, jelas, dan lugas sehingga akan sangat membantu memahami proses Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Semoga buku ini bermanfaat dan memberikan pemahaman utuh tentang pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah atau bahkan melahirkan ide dan kreasi baru yang lebih inovatif.

Page 3: Fungsi dprd slide

Sinopsis

Standar Pemeriksaan merupakan patokan bagi para pemeriksa dalam melakukan tugas pemeriksannya. Seiring dengan perkembangan teori pemeriksaan, dinamika masyarakat yang menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas, serta kebutuhan akan hasil pemeriksaan yang bernilai tambah menuntut BPK menyempurnakan standar audit pemerintahan (SAP) 1995.SPKN ini ditetapkan dengan peraturan BPK Nomor 01 Tahun 2007 dan dimuatnya dalam Lembaran Negara. SPKN ini akan mengikat BPK maupun pihak lain yang melaksanakan pemeriksaan keuangan negara. Inilah tonggak sejarah dimulainya reformasi terhadap pemeriksaan yang dilakukan BPK setelah 60 tahun pelaksanaan tugas konstitusionalnya. Dengan demikian, diharapkan hasil pemeriksaan BPK dapat lebih berkualitas yaitu memberikan nilai tambah yang positif bagi pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Selanjutnya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia seluruhnya.Penyusunan SPKN ini telah melalui proses sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang maupun dalam kelaziman penyusunan standar profesi. Hal ini tidaklah mudah, oleh karenanya, SPKN ini akan selalu dipantau perkembangannya dan akan selalu dimutakhirkan agar selalu sesuai dengan dinamika yang terjadi di masyarakat.Hal yang terpenting dari sebuah proses penyusunan SPKN bukanlah terletak pada kualitas SPKN-nya melainkan terletak pada kesuksesan dalam penerapannya. Oleh karenanya segala kegiatan yang dapat memungkinkan terlaksananya SPKN ini secara benar dan konsekuen harus dilakukan. Inilah tugas kita bersama.

Page 4: Fungsi dprd slide

ANGGARANMembahas dan menyetujui rancangan APBD bersama

kepala daerah

LEGISLASI Membentuk PERDA

bersama kepala daerah

PENGAWASANMengawasi pelaksanaan

PERDA dan APBD

FUNGSI DPRDPasal 2 PP 16 Tahun 2010

1. Sistem Perencanaan Pembangunan2. Penyusunan APBD3. Keuangan DPRD

1. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan daerah

2. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan dan Akuntansi Keuangan Daerah

3. Mekanisme Penyampaian LHP BPK4. Mekanisme Pembahasan dan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan BPK5. Pembahasan LKPJ

1. Mekanisme Penyusunan Tata Tertib dan Perda

2. Legal Drafting

1. Peran Pemerintahan dalam Perencanaan / Penganggaran dan Penetapan Perda

2. Peran Pemerintah dalam Alokasi Dana ke Daerah

1. Peran BPK terhadap Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

2. Peran Masyarakat dalam Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

1. Peran Pemerintah dalam Pertanggungjawaban dan Penetapan Perda

2. Peran Pihak Berwenang terhadap Tindak Lanjut Hasil Pengawasan DPRD

Page 5: Fungsi dprd slide

Perjalanan Ketentuan Peraturan Keuangan Daerah

<99 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

UU 22/ 99

UU 25/ 99

PP 105/00

KepMDN 29/02

UU 17/03

UU 01/04

UU 25/04

UU 32/04

UU 33/04

UU 15/04

PP 24/05

PP 58/05

PerMDN 13/06

PerMDN 59/07

Page 6: Fungsi dprd slide

Perjalanan Ketentuan Peraturan Keuangan DPRD

<99 1999 2000 -2003

2004 2005 2006 2007 2008

Keuangan DPRD

Revisi Tunjangan Perumahan

Pemberian TKI dan BOP Pimpinan DPRD

Penjelasan Detail ttg TKI dan BOP

PP 110/00 PP 24/04 PP 37/06PP 37/05 PP 21/07

PerMDN 21/07

UU 22/99

UU 25/99

Page 7: Fungsi dprd slide

ORGANISASI ORGANISASI PENGELOLAAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAHKEUANGAN DAERAH

Page 8: Fungsi dprd slide

PEMDAPEMDA

• Perusda (BUMD)• Badan Pengelola• Koperasi• Yayasan1. Kepala Daerah

2. Satker (Dinas/ Badan/ Kantor)

3. UPT (Unit Pelaksana Teknis)

4. Badan Layanan Umum

5. Bendahara Daerah

DPRD1. Alat Kelengkapan

DPRD

2. Fraksi

PEMERINTAHAN DAERAH

TIDAK DIPISAHKAN

KEKAYAAN DAERAH

DIPISAHKAN• Sektor Privat• Partai Politik• Koperasi• Yayasan• Lembaga

Publik• Pribadi

KEKAYAAN PRIVAT

ENTITAS EKONOMI DI DAERAHENTITAS EKONOMI DI DAERAH

Sekretariat DPRD

Page 9: Fungsi dprd slide

KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

(Pasal 6 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara)(Pasal 6 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara)

PRESIDEN

MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA

(PENGGUNA ANGGARAN/BARANG)

MENTERI KEUANGAN (PENGELOLA FISKAL DAN

WAKIL PEMERINTAH DALAM KEPEMILIKAN KEKAYAAN

NEGARA YANG DIPISAHKAN)

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA SELAKU KEPALA PEMERINTAHAN DAERAH UNTUK MENGELOLA

KEUANGAN DAERAH DAN MEWAKILI PEMERINTAH DAERAH DALAM KEPEMILIKAN KEKAYAAN DAERAH

YANG DIPISAHKAN.

(1) Presiden Selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan Negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan

Pasal 6

(2)

Chief Operational Officer (COO) Chief Financial Officer (CFO)

DIKUASAKAN (b) DIKUASAKAN (a)

DISERAHKAN (c)

Page 10: Fungsi dprd slide

(1) Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana tersebut dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c :

a. dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD;

b. dilaksanakan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah.

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHKEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Pasal 10 ayat (1)

Kepala Satuan Kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD. antara lain melaksanakan fungsi bendahara umum daerah.

Kepala Satuan Kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah. Selaku pejabat pengguna anggaran/ barang daerah.

GUBERNUR / BUPATI / WALIKOTA

Pengurusan Bendahara Pengurusan Administratif

Page 11: Fungsi dprd slide

PEMERINTAHAN DAERAH

PEMDA DPRD

APBD

SETWAN

EKSEKUTIF LEGISLATIF

Page 12: Fungsi dprd slide

SISTEM MANAJEMEN SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN DAERAHKEUANGAN DAERAH

Page 13: Fungsi dprd slide

SISTEM MANAJEMEN KEUANGANSISTEM MANAJEMEN KEUANGAN

SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

SISTEM PELAKSANAANANGGARAN

SISTEM AKUNTANSIKEUANGANDAERAH

SISTEM PERTANGGUNGJAWABANKEUANGAN DAERAH

APBD

BUKTI TRANSAKSI

Laporan Keuangan

Pertanggungjawaban

SISTEM PENGAWASAN&PENGENDALIAN

PEMERIKSAAN & TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN

LHP

Page 14: Fungsi dprd slide

DISIPLIN ANGGARANDISIPLIN ANGGARAN

• JumlahJumlah

Pasal  11 UU 1 Tahun 2004Pasal  11 UU 1 Tahun 2004 Tahun anggaran meliputi masa satu tahun mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Tahun anggaran meliputi masa satu tahun mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31

Desember.Desember.

WaktuWaktu

MekanismeMekanisme

Pasal  3 (3) UU 1 Tahun 2004Pasal  3 (3) UU 1 Tahun 2004 Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban

APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia. Pengecualiannya pada pasal 28 (4) UU 17 tahun 2003.

Pasal  13(2) UU 1 Tahun 2004Pasal  13(2) UU 1 Tahun 2004 Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah.

Pasal 16 ayat (2), (3), dan (4) Penerimaan harus disetor seluruhnya ke Kas Negara/Daerah pada waktunya yang

selanjutnya diatur dalam peraturan pemerintah. Penerimaan kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah tidak boleh

digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran. Penerimaan berupa komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan

dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh negara/daerah adalah hak negara/daerah.

Page 15: Fungsi dprd slide

K O N D I S I D A R U R A T

PASAL 28 (4) UU 17/ 2003

Dalam keadaan darurat Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia angga- rannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD, dan/atau  disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran.

Pengeluaran tersebut dalam ayat ini termasuk belanja untuk keperluan Pengeluaran tersebut dalam ayat ini termasuk belanja untuk keperluan mendesak yang kriterianya ditetapkan dalam Peraturan Daerah mendesak yang kriterianya ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD yang bersangkutan.tentang APBD yang bersangkutan.

Penjelasan PASAL 28 (4) UU 17/ 2003

Page 16: Fungsi dprd slide

PERENCANAANPERENCANAANDANDAN

PENGANGGARANPENGANGGARAN

Page 17: Fungsi dprd slide

SATU SIKLUS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

SATU SIKLUS ANGGARAN DAERAHSATU SIKLUS ANGGARAN DAERAH

1/1 31/12 1/1 31/12 1/1 30/6

PERENCANAANDAN

PENGANGGARAN

PELAKSANAANANGGARAN

AKUNTANSIKEUANGAN

DAERAH

PERTANGGUNGJAWABAN

12 BULAN12 BULAN 12 BULAN12 BULAN 6 BULAN6 BULAN

30 BULAN30 BULAN

Page 18: Fungsi dprd slide

PERDAPERDA

RPJP RPJP DAERAHDAERAH

PERDAPERDA

RPJM RPJM DAERAHDAERAH

RKP RKP DAERAHDAERAHPENJABARANPENJABARANRPJPRPJP

20 TH

5 TH

1 TH

SISTEM PERENCANAANSISTEM PERENCANAAN

MUSRENBANGDA

Arah Kebijakan Arah Kebijakan Keuangan DaerahKeuangan Daerah

Strategi Strategi Pembangunan Pembangunan DaerahDaerah

Kebijakan UmumKebijakan Umum

Program KerjaProgram Kerja

Rencana Kerja Rencana Kerja (Kerangka Regulasi)(Kerangka Regulasi)

Rencana Kerja Rencana Kerja (Kerangka (Kerangka Pendanaan)Pendanaan)

MUSRENBANGDA

VISIVISI

MISIMISI

ARAH ARAH PEMBANGUNAPEMBANGUNANN

Rancangan Rancangan Kerangka Ekonomi Kerangka Ekonomi DaerahDaerah

Prioritas Prioritas Pembangunan Pembangunan DaerahDaerah

Rencana Kerja dan Rencana Kerja dan PendanaanPendanaan

Pasal 150 UU 32/ 2004Pasal 150 UU 32/ 2004

Page 19: Fungsi dprd slide

RPJPD

RPJMD

RKPD

RAPBD

Renstra

Renja

RKA

APBD

PerkadaPenjabaran APBD

DPA

Implementasi

Page 20: Fungsi dprd slide

NO JENIS KEGIATAN WAKTU

1 Pelaksanaan Musrenbangda Tahunan dalam Rangka Penyusunan RKPD s/d Maret

2 Penyusunan Kebijakan Umum APBD Periode Maret s.d Medio Juni

3 Penyampaian Kebijakan Umum APBD kpd DPRD Medio Juni

4 Pembahasan Kebijakan Umum APBD, PPAS dgn DPRD

Periode Medio Juni s.d Minggu I Oktober

5 Penyusunan RKA SKPD

6 Pembahasan RKA SKPD dgn DPRD

7 Penyampaian dan Evaluasi RKA SKPD oleh Tim Anggaran Eksekutif Daerah

8 Penyusunan Raperda APBD & Raper KDH ttg Penjabaran APBD & Dok. Pendukung

9 Penyebarluasan Raperda ttg APBD kpd masyarakat

10 Pengajuan Raperda tentang APBD kpd DPRD disertai Penjelasan & Dok. Pendukung

Minggu I Oktober

11 Pembahasan Raperda APBD & persetujuan bersama DPRDMg I – IV November

12 Penyusunan Raper KDH ttg Penjabaran APBD dan Rancangan DPA SKPD

13 Penyampaian Raperda APBD & Raper KDH ttg Penjabaran APBD u/ dievaluasi (3 hari)

14 Evaluasi Raperda APBD dan Raper KDH tentang Penjabaran APBD (15 hari)

15 Penyempurnaan hasil evaluasi (7 hari)

16 Pengesahan Raperda APBD Minggu IV Desember

JADWAL PENGANGGARANJADWAL PENGANGGARAN

Page 21: Fungsi dprd slide

DEFISIT

Dibiayai al. dr :

• Sisa Lebih Perhit Angg Thn Lalu• Pinjaman Daerah Dan Penjualan

Obligasi Daerah• Hasil Penjualan Barang Milik Daerah

yang Dipisahkan• Transfer dari Dana Cadangan

SURPLUS

PENDAPATAN

Dimanfaatkan :

• Tranfer ke Dana Cadangan• Pembayaran Pokok Hutang• Penyertaan Modal (investasi)• Sisa Perhitungan TH Berkenaan

BELANJA

P E M B I A Y A A N

K O M P O N E N A P B DK O M P O N E N A P B D

Page 22: Fungsi dprd slide

A P B D

PEMERINTAHANDAERAH

PEMERINTAHDAERAH

DPRD

PIHAK DI LUARPEMERINTAHAN

DAERAH

DENGANPRESTASI

TANPAPRESTASI

POS BELANJAPOS BELANJA

1. PEGAWAI2. PERJALANAN DINAS

1. BARANG & JASA2. PEMELIHARAAN

3. MODAL BANTUAN

BELANJA TIDAK TERSANGKABELANJA TIDAK TERSANGKA

Page 23: Fungsi dprd slide

PELAKSANAANANGGARAN

Page 24: Fungsi dprd slide

PEMBAYARANPEMBAYARANBT/ LS BS/ PK/ UP

JELAS + PASTI

JUMLAH/ NILAIJUMLAH/ NILAI

WAKTUWAKTU

PENERIMAPENERIMA

BELUM DEFINITIFBELUM DEFINITIF

SPJ BERSAMAAN SPPTIDAK BERSISADITERIMA PIHAK KETIGA

SPJ SETELAH SPM

SISTEM UYHD

MATA MATA ANGGARANANGGARAN

DEFINITIFDEFINITIF

Page 25: Fungsi dprd slide

DOKPENGAJUAN

DOKPENGAJUAN

SPP

DRAFT SPM DRAFT SPM

SPM SPM

SP2DSP2D

UANGUANG

BUKTI/ SPJ BUKTI/ SPJ BUKTI/ SPJ

PENGGUNABARANG/ JASA

BENDAHARAKASUBAGKEUANGAN

PENGGUNAANGGARAN

BUD

SPDSPD

SPPDPA

Kegiatan

tagihan

APBD

Anggaran Kas

Page 26: Fungsi dprd slide

PERTANGGUNGJAWABANPERTANGGUNGJAWABANPOLITIS MORAL KEUANGAN KINERJA HUKUM

LENGKAP SAH

• Dasar dilaksanakannya Dasar dilaksanakannya kegiatankegiatan

• Dasar pembayaran atas Dasar pembayaran atas kegiatankegiatan

• Bukti kegiatan telah terjadiBukti kegiatan telah terjadi

ADMINISTRASIADMINISTRASI LEGALLEGAL

Page 27: Fungsi dprd slide

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Page 28: Fungsi dprd slide

Sistem Akuntansi Tingkat Pemda

LEVEL SAKD

Sistem Akuntansi Bendahara Daerah

Sistem Akuntansi Satuan Kerja (SA SATKER)

1

3

2

Page 29: Fungsi dprd slide

Dokumen Dokumen

SISTEM AKUNTANSI POKOKSISTEM AKUNTANSI POKOK

Catatan Laporan

Dokumen Transaksi

KertasKerja

• Bukti Penerimaan

Kas

•Bukti Pengeluaran

Kas

•Bukti Memorial

• Kumpulan Rekening

(Ringkasan dan Rincian)

• Buku Jurnal

Penerimaan Kas

•Buku Jurnal Pengeluaran Kas

•Buku Jurnal Umum

• Laporan Perhitungan

APBD

•Nota Perhitungan APBD

•Laporan Aliran Kas

•Neraca Daerah

Kebijakan Akuntansi

Pencatatan & Penggolongan

Peringkasan

Buku Besar

Buku Pembantu

Buku Jurnal

Laporan

Keuangan

Buku Register

Page 30: Fungsi dprd slide

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

CATATAN ATASLAPORAN KEUANGAN

Laporan Realisasi APBDAnggaran – Realisasi PendapatanAnggaran – Realisasi BelanjaAnggaran – Realisasi Surplus/Defisit Anggaran – Realisasi Pembiayaan

Neraca DaerahAktiva -Aktiva Lancar-Investasi Jk. Panjang-Aktiva Tetap-Dana Cadangan-Aktiva Lain-lainHutang-Hutang Jangka Pendek-Hutang Jangka PanjangEkuitas Dana-Ekuitas Dana Umum-Ekuitas Dana Dicadangkan-Ekuitas Dana Donasi

Laporan Aliran KasSaldo AwalPenerimaan Operasional InvestasiPengeluaran PembiayaanSaldo Akhir

Laporan Kinerja Keuangan DaerahRealisasi PendapatanRealisasi BelanjaRealisasi Surplus/Defisit Realisasi Pembiayaan

Laporan Perubahan Ekuitas DanaSaldo AwalPendapatan DaerahBelanja Daerah Non Modal Saldo Akhir

Page 31: Fungsi dprd slide

PEMERIKSAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

Page 32: Fungsi dprd slide

SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN

SKPD1. MELAKSANAKAN APBD2. MEMBUKUKAN TRANSAKSI KEUANGAN

TA BERJALANs.d 28 FEB

T A B E R I K U T N Y A

MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN

• LRA• NERACA• CALK

s.d 31 MARET

BUD

MENGKOMPILASI LAPORAN KEUANGAN• LRA• NERACA• CALK

MENYUSUN LAK

1 apr - 31 MEI

BPK

PemeriksaanBPKAtas

LKPD

PEMBAHASAN

1 Juli - 31 AGUSTUS

DPRD

1 - 30 JUNI

Pemda

PERSIAPANRAPERDA

UU 17 / 2003 tentang Keuangan Negara pasal 31UU 1 / 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 56UU 32 / 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 184UU 33 / 2004 tentang perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah pasal 81

DPRD

PembahasanLHP BPK

Page 33: Fungsi dprd slide

BPK

LEMBAGAPERWAKILANPEMERINTAH

LK

LHP

Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

LHP

TIGA PIHAK DALAM PEMERIKSAANTIGA PIHAK DALAM PEMERIKSAAN

Page 34: Fungsi dprd slide

PEMERIKSAANPemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. (Pasal 1 Angka 1 UU 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Pasal 1 Angka 1 UU 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara)Jawab Keuangan Negara)

PEMERIKSAAN KEUANGAN PEMERIKSAAN KINERJA PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU

OPINI TEMUAN, SIMPULAN, REKOMENDASI SIMPULAN

• SPKN• Kode Etik• Nilai Dasar

• Mandiri Anggaran• Personil• Jenis/Metode/bentuk

Laporan

• MoU/Kerja Sama• Pertimbangan/

Pendapat

Page 35: Fungsi dprd slide

PEMBUKUAN

REVIEW

KEUANGAN

DAN

REVIEW

KINERJA

WAJAR, EFEKTIF, EFISIEN,

EKONOMIS, TAAT ATURAN

AKUNTABEL

HUBUNGAN PEMERIKSAAN DAN AKUNTABILITAS PUBLIKHUBUNGAN PEMERIKSAAN DAN AKUNTABILITAS PUBLIK

PERENCANAANDANPENGANGGARAN

TRANSAKSI

PERTANGGUNG-JAWABAN

TIDAK WAJAR, TIDAK EFEKTIF, TIDAK

EFISIEN, TIDAK EKONOMIS, TIDAK

TAAT ATURAN

TINDAK LANJUT

LEGAL

MANAJERIAL

TIDAK AKUNTABEL

PEMERIKSAAN

Page 36: Fungsi dprd slide

36

PROSEDUR UMUM dalam

PEMERIKSAAN

• Penyediaan Data dan Informasi

TAHAPAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PELAKSANAAN PELAPORAN TINDAK LANJUT

• Tanggapan dan Rencana Perbaikan

• Penyusunan Rencana Aksi

Laporan Pelaksanaan Tindak lanjut

Tindak lanjut

PERANPIHAK

TERPERIKSA(AUDITEE)

DalamTAHAPAN

PEMERIKSAAN

TAHAPANPEMERIKSAANYang dilakukanPEMERIKSA(AUDITOR)

Page 37: Fungsi dprd slide

37

O P I N I O P I N I WAJAR TANPA

PENGECUALIAN

WAJAR DENGAN PENGECUALIAN

TIDAK WAJAR

MENOLAK MEMBERIKAN PENDAPAT

Penjelasan Pasal 16 UU 15 Tahun 2004

Page 38: Fungsi dprd slide

WAJAR BUKAN BENAR

PEMERIKSA TIDAK PEMERIKSA TIDAK MELAKUKAN PEMERIKSAAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN ATAS SEMUA TRANSAKSIATAS SEMUA TRANSAKSI

KEPUTUSAN PEMERIKSA KEPUTUSAN PEMERIKSA BERORIENTASI PADA HAL BERORIENTASI PADA HAL YANG SIGNIFIKANYANG SIGNIFIKAN

SAMPLE

MATERIALITAS

O P I N I

Page 39: Fungsi dprd slide
Page 40: Fungsi dprd slide

1. 473 kasus pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat.

2. 206 kasus proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan.

3. 20 kasus entitas terlambat menyampaikan laporan.

4. 105 kasus sistem informasi akuntansi dan pelaporan tidak memadai .

5. 17 kasus sistem informasi akuntansi dan pelaporan belum didukung SDM yang memadai .

6. 4 kasus lain-lain kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan.

1. 162 kasus perencanaan kegiatan tidak memadai.

2. 62 kasus mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan serta penggunaan penerimaan daerah dan hibah tidak sesuai dengan ketentuan .

3. 173 kasus penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang teknis tertentu/atau ketentuan intern organisasi yang diperiksa tentang pendapatan dan belanja

4. 34 kasus pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBD .

5. 48 kasus penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau belum dilakukan berakibat hilangnya potensi penerimaan/pendapatan.

6. 36 kasus penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau belum dilakukan berakibat peningkatan biaya/belanja .

7. 7 kasus lain-lain kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

1. 106 kasus entitas tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu prosedur atau keseluruhan prosedur .

2. 169 kasus SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara optimal atau tidak ditaati.

3. 2 kasus entitas tidak memiliki satuan pengawas intern.

4. 16 kasus satuan pengawas intern yang ada tidak memadai atau tidak berjalan optimal .

5. 5 kasus tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai

6. 4 kasus lain-lain kelemahan struktur pengendalian intern.

Page 41: Fungsi dprd slide

1. 97 kasus belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif .

2. 19 kasus rekanan pengadaan barang/jasa tidak menyelesaikan pekerjaan .

3. 182 kasus kekurangan volume pekerjaan .

4. 96 kasus kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan .

5. 45 kasus pemahalan harga (mark up) senilai Rp12,51 miliar.

6. 61 kasus penggunaan uang/barang untuk kepentingan pribadi.

7. 46 kasus pembayaran honorarium dan/atau biaya perjalanan dinas ganda

8. 31 kasus spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan kontrak

9. 262 kasus pembebanan biaya tidak sesuai atau melebihi ketentuan

10. 7 kasus pengembalian pinjaman/piutang atau dana bergulir macet

11. 1 kasus penjualan/pertukaran/penghapusan aset daerah tidak sesuai ketentuan dan merugikan daerah

12. 23 kasus lain-lain diantaranya adanya tuntutan ganti rugi dan tuntutan perbendaharaan

1. 11 kasus hasil pengadaan barang/jasa tidak sesuai atau kurang dari kontrak namun pembayaran pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya .

2. 9 kasus rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa pemeliharaan .

3. 30 kasus aset dikuasai pihak lain senilai .

4. 3 kasus pembelian aset yang berstatus sengketa .

5. 7 kasus aset tetap tidak diketahui keberadaannya

6. 6 kasus pemberian jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan barang dan pemberian fasilitas tidak sesuai ketentuan

7. 15 kasus pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban untuk menyerahkan aset kepada daerah

8. 68 kasus piutang/pinjaman atau dana bergulir yang berpotensi tidak tertagih senilai Rp193,39 miliar

9. 84 kasus lain-lain diantaranya pertanggungjawaban belum lengkap dan sah.

1. 400 kasus pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tidak lengkap/tidak valid).

2. 19 kasus pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau penetapan anggaran.

3. 41 kasus proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian daerah).

4. 12 kasus pemecahan kontrak untuk menghindari ketentuan pelelangan.

5. 5 kasus pelaksanaan lelang secara proforma .

6. 67 kasus penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang pengelolaan perlengkapan atau barang milik daerah.

7. 42 kasus penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang tertentu lainnya seperti kehutanan, pertambangan, perpajakan dan lain-lain.

8. 90 kasus penyetoran penerimaan daerah melebihi batas waktu yang ditentukan.

9. 59 kasus pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan

10. 81 kasus sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran terlambat/belum disetor ke kas daerah.

11. 41 kasus pengeluaran investasi pemerintah tidak didukung bukti yang sah.

12. 72 kasus kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti yang sah.

13. 21 kasus pengalihan anggaran antar mata anggaran kegiatan (MAK) tidak sah .

14. 31 kasus lain-lain penyimpangan administrasi

1. 1 kasus pengadaan barang/jasa melebihi kebutuhan .

2. 4 kasus penetapan kualitas dan kuatitas barang/jasa yang digunakan tidak sesuai standar .

3. 114 kasus pemborosan keuangan daerah atau kemahalan harga .

4. 2 kasus lain-lain ketidakhematan ..

1. 115 kasus penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak sesuai peruntukan .

2. 8 kasus pemanfaatan barang/jasa dilakukan tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan .

3. 41 kasus barang yang dibeli belum/tidak dapat dimanfaatkan .

4. 8 kasus pemanfaatan barang/jasa tidak berdampak terhadap pencapaian tujuan organisasi .

5. 25 kasus pelaksanaan kegiatan terlambat/terhambat sehingga mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi .

6. 2 kasus pelayanan kepada masyarakat tidak optimal .

7. 6 kasus fungsi atau tugas instansi yang diperiksa tidak diselenggarakan dengan baik termasuk target penerimaan tidak tercapai .

8. 1 kasus lain-lain yaitu investasi yang belum memberikan hasil.

1. 469 kasus penerimaan negara/daerah atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan/dipungut/ diterima/disetor ke kas negara/daerah .

2. 79 kasus penggunaan langsung penerimaan daerah .

3. 6 kasus dana perimbangan yang telah ditetapkan belum masuk ke kas daerah .

4. 9 kasus penerimaan negara/daerah diterima oleh instansi yang tidak berhak .

5. 6 kasus pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan

6. 3 kasus lain-lain kekurangan penerimaan .

Page 42: Fungsi dprd slide

TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN DAN KEUANGAN DAERAH

Page 43: Fungsi dprd slide

TINDAK LANJUTTINDAK LANJUT

RekomendasiRekomendasiPemeriksaanPemeriksaan Tidak Tidak

DitindakDitindaklanjutilanjuti

DitindakDitindaklanjutilanjuti

Pemantauan BPKPemantauan BPK

DPRDPRTemuanTemuanPemeriksaanPemeriksaan

Pasal 20ayat (1)

Pasal 20 ayat (1) s.d. (3)

Pasal 20 ayat (6)

Diberitahukan

PihakPihakBerwenangBerwenang

Pengawasan

RekomendasiPasal 23E

ayat (3)

UUD 1945

Pasal 14

Page 44: Fungsi dprd slide

Entitas Terperiksa

BPK

LembagaPerwakilan

a. Menerima LHP BPKb. Menindaklanjuti Hasil Pemeriksaan BPKc. Menyampaikan Jawaban atas Tindak

Lanjut HP BPK

a. Menyampaikan LHP BPKb. Memantau Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan BPKc. Menyampaikan Hasil Pemantauan atas

Tindak Lanjut HP BPK dalam Hasil Pemeriksaan Semesteran

a. Menerima Hasil Pemeriksaan Semesteran BPK

b. Membahas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK

c. Memberitahukan kepada BPK tentang Hasil Pembahasan atas Tindak Lanjut HP BPK

Page 45: Fungsi dprd slide

DISTRIBUSI LHP (Ps 17)

LHP atas Lapkeu pemerintah pusat disampaikan oleh BPK kepada DPR dan DPD dalam waktu 2 bulan setelah diterima laporan tersebut.

LHP atas lapkeu pemerintah daerah, disampaikan kepada DPRD dalam waktu 2 bulan setelah diterima laporan tersebut.

LHP tsb diatas juga disampaikan kepada Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

LHP kinerja dan LHP dengan tujuan tertentu disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD dan kepada Presiden/Gub/Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

Tata cara penyampaian LHP diatur bersama oleh BPK dan lembaga perwakilan sesuai dengan kewenangannya.

(1)

(2)

(3)

(4,5,6)

(7)

Page 46: Fungsi dprd slide

Kewajiban Audetee (Ps 20)

Pejabat wajib menindak lanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pem.

Jawaban/penjelasan atas rekomendasi disampaikan kepada BPK paling lambat 60 hari setelah LHP diterima.

BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pem.

Pejabat yang tidak menindak lanjuti rekomendasi BPK dapat dikenai Sanksi Administratif dan Pidana Penjara paling lama 1 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp 500 juta (ps 26 (2)).

BPK memberitahukan hasil pemantauan tindak lanjut kepada DPR/DPRD di muat dalam HAPSEM.

(1)

(2,3)

(4)

(5)

(6)

Page 47: Fungsi dprd slide

Kewajiban DPR/DPRD(Ps 21)

Lembaga perwakilan menindak lanjuti hasil pem. BPK dengan melakukan pembahasan sesuai dengan kewenangannya

DPR/DPRD meminta penjelasan BPK dalam rangka menindak lanjuti hasil pemeriksaan

DPR/DPRD dapat meminta BPK untuk melakukan pem lanjutan

DPR/DPRD dapat meminta pemerintah untuk menindak lanjuti hasil pemeriksaan BPK.

(1)

(2)

(3)

(4)

Page 48: Fungsi dprd slide

Laporan Hasil Pemeriksaan

InformasiKerugian Negara/ Daerahdari entitas

Temuan Pemeriksaan (Umum)

Temuan Pemeriksaan(mengandung unsur pidana)

Temuan Pemeriksaan (kerugian negara/daerah)

Pemantauan Tindak Lanjut LHP BPK

Pemantauan Kerugian Negara/Daerah

Kerugian Negara

a. Pemantauan Tindak Lanjut LHP BPK

b. Pertemuan Konsultasi dengan DPRD sesuai MoU (Optional)

c. Pertemuan Konsultasi dengan Pemerintah melalui Inspektorat untuk mwmbahas penyelesaian tindak lanjut LHP BPK

d. Permintaan aparat penegak hukum mengenai informasi perkembangan tindak lanjut LHP BPK

e. Proses penuntutan terhadap pejabat yang tidak menindaklanjuti LHP BPK

a. Penyampaian kepada penegak hukum

b. Permintaan Perkembangan tindak lanjut laporan BPK kepada penegak hukum

c. Permintaan perhitungan kerugian negara

d. Pemberian keterangan ahli

a. Pemantauan penyelesaian kerugian negara

b. Proses tuntutan ganti rugi terhadap bendahara melalui majelis TGR BPK

Page 49: Fungsi dprd slide

Mempelajari LHP BPK

Tidak Mengerti

Konsultasi dengan BPK

Tidak Cukup

Permintaan Pemeriksaan Ulang

Mengerti Cukup

Stop

Inisiatif UU Membuat Kebijakan/Instruksi Baru

Gunakan Hak

Serahkan ke berwenang

BACK

Page 50: Fungsi dprd slide

MEKANISME PEMBAHASAN TINDAK LANJUT LHP BPK

LHP LHP LHP

Menelaah LHP

Ps 113 (1) a

Menyampaikan hasil telaahan dan usulan kepada komisi

Memproses hasil pembahasan dan ketetapan tindak lanjut

Ps 113 (1) b

Memberikan masukan kepada BPK

Ps 113 (1) c

Ps 113 (1) d

Hasil telaah dan usulan BAKN

Ps 96 (3) bPs 96 (2) d

Membahas dan menetapkan langkah tindak lanjut

Ps 96 ayat (4),(5),(6)

Saran DPR

Page 51: Fungsi dprd slide

MEKANISME PENELAAHAN LHP BPK

LHP BPK

Apakah LHP dapat dimengerti

Lakukan konsultasi dengan BPK

Apakah hasil konsultasi jelas

Apakah perlu diklasifikasi dengan pemerintah atau pejabat terkait dan atau BPK

Tetapkan Simpulan dan Usulan ke Komisi

Lakukan permintaan penjelasan dengan pejabat terkai dan atau BPK

Apakah cukup

tidakPs 113 (2)

ya

tidak

tidakya

ya

tidak

Ps 113 (3)

Page 52: Fungsi dprd slide

BPK AUDITEE DPR/D

LHP/IHPS LHP/IHPS

Apakah dapat diterima

Lakukan tindak lanjut

Apakah <60 hari sejak LHP dan/atau periodisasi memberi laporan

Hasil Pembahasan DPR

LHP/IHPS

Melakukan Pembahasan

Hasil Pembahasan

Jawaban/ laporan pelaksanaan tindak lanjut

Beri Penjelas / jawaban kepada BPK

ya

ya

tidak

Jawaban/ laporan pelaksanaan tindak lanjut

Page 53: Fungsi dprd slide

53

Definisi Rencana Aksi

Rencana Aksi merupakan Pernyataan tentang harmonisasi rangkaian langkah-langkah konkret menuju perbaikan tata kelola keuangan yang meliputi identifikasi:

1. Langkah yang harus dilakukan

2. Pihak Pelaksana

3. Waktu Pelaksanaan

4. Input yang diperlukan

5. Output yang dihasilkan

Page 54: Fungsi dprd slide

ALUR PIKIR PENATAAN PENGELOLAAN KEUANGAN MENUJU OPINI WTP

KONDISIREGULA

SISTRATEG

I

• HASIL PEMERIKSAAN BPK

• HASIL PENGAWASAN INSPEKTORAT

• FAKTA YANG DIALAMI

• Penyusunan rencana aksi

• VISI MISI• RENSTRA• APBN• PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

I M P L E M E N T A S I

Page 55: Fungsi dprd slide

55

UPAYA MENUJU PELAPORAN KEUANGAN YANG BAIK

TITIK KRITIS :

Page 56: Fungsi dprd slide

TERIMA KASIHTERIMA KASIH