1) Ria Dwi Jayati, M.Pd,2) Destien Atmi Arisandy,...

12
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI O. MANGUNHARJO TAHUN AJARAN 2016/2017 Supriyani, 1) Ria Dwi Jayati, M.Pd, 2) Destien Atmi Arisandy, M.Pd, 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Lubuklinggau ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Scramble terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Adakah pengaruh model pembelajaran scramble terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen murni, yang dilaksanakan dengan adanya kelompok pembanding berbentuk kontrol group pretest-postest design. Sebagai populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo tahun pelajaran 2016/2017, yang terdiri dari 181 siswa dan sebagai sampel yaitu kelas VIII.C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.E sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes berbentuk uraian. Data skor tes siswa dianalisis dengan menggunakan uji-t.berdasarkan hasil analisis data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan 0,05% didapat t hitung = 2,08 dan t tabel = 1,67 karena t hitung > t tabel , berarti rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajran Scramble terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo. Kata Kunci :Pengaruh, Model pembelajaran Scramble, hasil belajar PENDAHULUAN Pendidikan bukan hal asing lagi bagi kita semua, karena pendidikan sudah menjadi hal yang utama dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang mampu mendukung dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya (Trianto, 2009:1). Pendidikan adalah tempat mengembangkan potensi dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Transcript of 1) Ria Dwi Jayati, M.Pd,2) Destien Atmi Arisandy,...

  • PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL

    BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI

    O. MANGUNHARJO TAHUN AJARAN 2016/2017

    Supriyani,1)

    Ria Dwi Jayati, M.Pd,2)

    Destien Atmi Arisandy, M.Pd,2)

    1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

    2)Dosen Program Studi Pendidikan Biologi

    STKIP PGRI Lubuklinggau

    ABSTRAK

    Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Scramble terhadap hasil belajar

    Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo”. Tujuan penelitian ini

    adalah untuk mengetahui Adakah pengaruh model pembelajaran scramble terhadap

    hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo. Jenis penelitian

    ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen murni, yang

    dilaksanakan dengan adanya kelompok pembanding berbentuk kontrol group

    pretest-postest design. Sebagai populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

    Negeri O. Mangunharjo tahun pelajaran 2016/2017, yang terdiri dari 181 siswa dan

    sebagai sampel yaitu kelas VIII.C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.E

    sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes berbentuk

    uraian. Data skor tes siswa dianalisis dengan menggunakan uji-t.berdasarkan hasil

    analisis data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan

    0,05% didapat thitung = 2,08 dan ttabel = 1,67 karena thitung> ttabel, berarti rata-rata skor

    kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajran Scramble terhadap hasil

    belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo.

    Kata Kunci :Pengaruh, Model pembelajaran Scramble, hasil belajar

    PENDAHULUAN

    Pendidikan bukan hal asing lagi

    bagi kita semua, karena pendidikan

    sudah menjadi hal yang utama dalam

    kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang

    mampu mendukung dimasa mendatang

    adalah pendidikan yang mampu

    mengembangkan potensi peserta didik,

    sehingga yang bersangkutan mampu

    menghadapi dan memecahkan

    problema kehidupan yang dihadapinya

    (Trianto, 2009:1). Pendidikan adalah

    tempat mengembangkan potensi dan

    keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa dan negara

  • sehingga mampu menghadapi dan

    memecahkan masalah yang akan

    datang. Salah satu komponen penting

    dalam pendidikan adalah proses

    pembelajaran dan proses pembelajaran

    dikelas tidak terlepas dari adanya guru.

    Guru mempunyai peranan

    penting dalam menciptakan

    pembelajaran yang baik dan ekfektif.

    Oleh karena itu, seorang guru harus

    mampu memilih model pembelajaran

    yang menarik dan tepat yang dapat

    melibatkan siswa untuk berperan aktif

    dalam kegiatan pembelajaran, namun

    sampai saat ini guru masih

    menggunakan model pembelajaran

    konvensional dalam proses

    pembelajaran, sehingga menbuat

    siswa menjadi kurang berminat dan

    terkesan pasif dalam kegiatan belajar

    mengajar.

    Berdasarkan observasi di SMP

    Negeri O Mangunharjo ternyata guru

    biologi dalam proses pembelajaran

    masih sering menggunakan model

    konvensional, sehingga mempengaruhi

    minat, konsentrasi dan keaktifan siswa

    yang bermuara pada hasil belajar siswa

    yang rendah. Hal tersebut ditunjukkan

    dari nilai rata-rata ulangan harian mata

    pelajaran IPA khususnya dibidang

    biologi yang diperoleh siswa kelas

    VIII yaitu 65.Sebanyak 181 siswa,

    hanya 73 siswa yang dinyatakan

    tuntas, sedangkan 108 siswa lainnya

    dinyatakan belum tuntas.Hasil belajar

    tersebut terlihat kurang memuaskan

    karena tidak mencapai nilai KKM

    yang sedah ditetapkan oleh sekolah

    yaitu 75. Untuk mengatasi

    permasalahan tersebut, dibutuhkan

    model pembelajaran yang tepat yang

    dapat meningkatkan konsentrasi dan

    keaktifan siswa, sehingga hasil belajar

    siswa tercapai dengan baik.

    Salah satunya yaitu model

    pembelajaran Scramble. Menurut

    Huda (2011:303) model pembelajran

    Scramble adalah salah satu model

    pembelajaran yang dapat

    meningkatkan konsentrasi dan

    kecepatan berpikir siswa. Selain itu

    model pembelajaran Scramble ini

    lebih menekankan kerja sama antar

    anggota kelompok untuk saling

    menbantu teman sekelompok dapat

    berfikir kritis sehingga dapat lebih

    mudah dalam mencari penyelesain

    soal (Shoimin, 2014:167).

    Berdasarkan uraian diatas,

    penulis tertarik untuk mengadakan

    penelitian dengan judul “Pengaruh

    Model Pembelajaran Scramble

    Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

    Kelas VIII SMP Negeri O

    Mangunharjo”.

    Berdasarkan latar belakang

    diatas, maka yang menjadi

  • permasalahan dalam penelitian ini

    adalah “Adakah pengaruh model

    pembelajaran scramble terhadap hasil

    belajar biologi siswa kelas VIII SMP

    Negeri O Mangunharjo?”

    Tujuan dari penelitian ini adalah

    untuk mengetahui pengaruh model

    pembelajaran scramble terhadap hasil

    belajar biologi siswa kelas VIII SMP

    Negeri O Mangunharjo.

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian yang

    dilakukan penulis dalam penelitian ini

    adalah metode eksperimen. Menurut

    Arikunto (2010:9) “Penelitian

    eksperimen adalah susatu cara untuk

    mencari hubungan sebab akibat

    antara dua faktor yang segaja

    ditimbulkan oleh peneliti dengan

    mengurangi atau menyisihkan faktor-

    faktor lain yang menggangu”.

    Eksperimen yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah eksperimen

    murni.Menurut Arikunto (2010:125)

    eksperimen murni merupakan jenis

    eksperimen yang dianggap sudah baik

    karena sudah memenuhi persyaratan.

    Yang dimaksud dengan persyaratan

    dalam eksperimen adalah kelompok

    lain yang tidak dikenal eksperimen

    dan ikut mendapatkan pengamatan.

    Adapun Desain penelitian ini

    menggunakan desain yang berbentuk

    kontrol group pretest-postest design,

    yang melibatkan dua kelompok yaitu

    kelompok eksperimen yang

    menggunakan model pembelajaran

    Scramble kelompok kontrol

    menggunakan pembelajaran

    konvensional. Desain penelitiannya

    dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Control Group Pre-test Post-test Design

    Group Pretest Treatment Post-test

    E O1 X O2

    K O3 - O4

    Sumber: Arikunto (2010:124)

    Keterangan:

    E = Kelas Eksperimen (menggunakan model Scramble), K = Kelas Kontrol

    (menggunakan model konvensional), O1&O3 = Pre-test , O2&O4 = Post-test, X =

    Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Scramble, - =Menggunakan

    model pembelajaran konvensional

  • .

    Menurut Arikunto (2010:161),

    variabel adalah objek penelitian, atau

    apa yang menjadi titik perhatian suatu

    penelitian. Variabel yang akan diteliti

    pada penelitian ini yaitu variabel

    bebas dan variabel terikat. Adapun

    variabel dalam penelitian ini yaitu:

    Variabel bebas adalah variabel yang

    mempengaruhi atau yang menjadi

    sebab perubahannya atau timbulnya

    variabel terikat. Variabel bebas dalam

    penelitian ini yaitu model

    pembelajaran Scramble. Variabel

    terikat adalah variabel yang

    dipengaruhi atau menjadi akibat

    karena adanya variabel bebas.

    Variabel terikat dalam penelitian ini

    adalah hasil belajar biologi siswa

    kelas VIII SMP Negeri O

    Mangunharjo.

    Populasi dalam penelitin ini adalah

    kelas VIII SMP N O. Mangunharjo

    Tahun Ajaran 2016/2017. Sampel

    dalam penelitian ini diambil secara

    acak (simple random sampling)

    dengan cara pengundian. Dari enam

    kelas yang diambil dua kelas dipilih

    secara acak dengan cara diundi untuk

    dijadikan sampel penelitian. Dua

    kelas yang terpilih kemudian dipilih

    lagi secara acak untuk mmenentukan

    kelas kontrol dan kelas eksperimen.

    Menggunakan sistem pengambilan

    sampel seperti ini seluruh kelas

    memiliki peluang yang sama untuk

    dipilih sebagai sampel pada penelitian

    (Arikunto, 2010:177). Setelah

    dilakukan undian kelas, maka didapat

    kelas VIII.C sebagai kelas

    eksperimen dan kelas VIII.E sebagai

    kelaskontrol. Teknik pengumpulan

    data yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah menggunakan teknik tes.

    Tes adalah serentetan pertanyaan

    latihan serta alat yang digunakan

    untuk mengukur keterampilan,

    pengetahuan intelegensi, kemampuan

    atau bakat yang dimiliki oleh individu

    atau kelompok, (Arikunto, 2010:193).

    Tes digunakan untuk memperoleh

    data tentang hasil belajar siswa kelas

    eksperimen dan kelas kontrol. Tes

    dalam penelitian ini dilakukan

    sebanyak dua kali yaitu pre-test

    (sebelum) dan post-test (sesudah)

    pada materi yang telah diajarkan. Tes

    yang digunakan berbentuk soal essay

    sebanyak 9 soal. Untuk mengetahui

    tingkat pengaruh model pembelajaran

    Scramble maka dilakukan dengan

    cara perhitungan menggunakan rumus

    uji-t.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penelitian ini dilaksanakan di

    kelas VIII SMP Negeri O

  • Mangunharjo dan pelaksanaannya

    dilakukan secara langsung oleh

    peneliti pada tanggal 20 Juli sampai

    dengan 20 Agustus 2016 sesuai

    dengan jadwal yang berlaku di

    sekolah. Sebelum pelaksanaan

    penelitian dimulai, terlebih dahulu

    dilakukan uji coba instrumen tes yang

    bertujuan untuk mengetahui kualitas

    soal yang akan digunakan. Uji coba

    instrumen dilaksanakan di kelas IX.A

    SMP Negeri O Mangunharjo dengan

    jumlah siswa 24 orang pada materi

    sistem pencernaan yang dilaksanakan

    pada tanggal 23 Juli 2016

    Berdasarkan hasil penelitian,

    maka diperoleh jumlah siswa kelas

    VIII SMP Negeri O Mangunharjo

    seluruhnya adalah 181 siswa yang

    terdiri 6 kelas. Dari seluruh siswa

    kelas VIII diambil sampel secara acak

    (simple random sampling) yang

    didapat kelas VIII.C sebagai kelas

    eksperimen yang berjumlah 30 siswa

    proses pembelajarannya menerapkan

    model pembelajaran scramble, dan

    kelas VIII.E sebagai kelas kontrol

    yang berjumlah 30 siswa proses

    pembelajarannya menggunakan

    model pembelajaran konvensional

    biasa. Pada pelaksanaan penelitian

    ini, peneliti bertindak sebagai

    pengajar atau guru.

    Pada penelitian ini jumlah

    pertemuan tatap muka yang dilakukan

    adalah sebanyak lima kali

    pertemuan,satu kali pemberian pre-

    test, tiga kali proses pembelajaran,

    dan satu kali post-test. Sebelum

    dilaksanakan pembelajaran dikelas

    terlebih dahulu dilaksanakan pre-test

    yang berfungsi untuk mengetahui

    kemampuan awal siswa tentang

    pokok materi yang akan dipelajari.

    pre-test dilakukan untuk mengetahui

    apakah kedua kelas normal,

    homogen, dan nilai rata-rata

    keduanya sama atau tidak. Pada

    pelaksanaan pre-test kelas kontrol

    diikuti oleh semua siswa yaitu 30

    siswa dan kelas eksperimen diikuti

    oleh 29 siswa dan 1 siswa tidak

    mengikuti pre-test dikarenakan sakit.

    Setelah dilakukan pre-test kemudian

    peneliti melaksanakan pembelajaran

    dengan perlakuan yang berbeda pada

    kedua kelas tersebut, kemudian

    dilakukan post-test untuk mengetahui

    perbedaan hasil belajar kedua kelas

    tersebut. Kemampuan awal siswa

    sebelum mengikuti pembelajaran

    materi sistem pencernaan adalah

    merupakan data penelitan yang

    didapat dari tes awal (pre-test) soal

    yang diberikan sebelum siswa

    mendapatkan pengajaran dari guru.

    Kemampuan awal siswa sebelum

  • mengikuti pembelajaran materi sistem

    pencernaan adalah merupakan data

    penelitan yang didapat dari tes awal

    (pre-test) soal yang diberikan

    sebelum siswa mendapatkan

    pengajaran dari guru. Berikut adalah

    nilai rata-rata dan simpangan baku

    pre-test dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata dan

    Simpangan Baku Data Pre-Test

    Kelas N S

    Eksperimen 29 38,31 14,37

    Kontrol 30 36,3 13,33

    Berdasarkan tabel 2 di atas

    dapat dilihat bahwa nilai rata-rata

    hasil pre-test yang diperoleh kelas

    eksperimen 38,31 dan kelas kontrol

    36,3 sedangkan simpangan baku pada

    kelas eksperimen 14,37 dan

    simpangan baku kelas kontrol adalah

    13,33. Hal ini berarti rata-rata

    kemampuan awal siswa kelas

    eksperimen dan kelas kontrol

    sebelum diberikan perlakuan

    pembelajaran relatif sama, karena

    tidak terdapat perbedaan yang sangat

    besar.

    Uji normalitas bertujuan untuk

    melihat apakah data hasil tes siswa

    berdistribusi normal atau tidak.

    Berdasarkan hasil perhitungan uji

    normalitas data pre- test untuk kedua

    kelompok dapat dilihat pada tabel 3.

    Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test

    Kelas 2

    hitung

    D

    k

    2

    tabel

    Keterangan

    Eksperimen 4.8917 5 11,07 Data Normal

    Kontrol 5.0543 5 11,07 Data Normal

    Pada tabel 3 menunjukan

    bahwa nilai 2 hitung pada tes awal

    untuk kelas eksperimen dan kelas

    kontrol kurang dari 2 tabel.

    Berdasarkan ketentuan pengujian

    normalitas dengan menggunakan uji

    kecocokan 2 (chi-kuadrat) dapat

    disimpulkan bahwa data tes awal

    kelas eksperimen dan kelas kontrol

    berdistribusi normal.

    Uji homogenitas ini bertujuan

    untuk melihat apakah data pada kedua

    kelas sampel mempunyai varians

    yang homogen atau tidak.

    Berdasarkan ketentuan perhitungan

    statistika, tentang uji homogenitas

    varians dengan taraf kepercayaan α =

    0,05, jika Fhitung < Ftabel, maka varians

    dua kelompok data adalah homogen.

    Perhitungan selengkapnya dapat

    dilihat pada tabel 5.

    Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes

    Awal

    Tes Fhitung Dk Ftabel Keterangan

    Tes

    awal

    1,16 (28,30) 1,87 Homogen

  • Pada tabel 4 menunjukan

    bahwa varians kedua kelompok data

    (kelas eksperimen dan kelas kontrol)

    pada tes awal adalah homogen,

    karena Fhitung < Ftabel.

    Berdasarkan hasil belajar siswa

    dalam menguasai materi sistem

    pencernaan dengan menggunakan

    pembelajaran Scramble nilai rata-rata

    yang diperoleh siswa kelas

    eksperimen lebih besar dari pada

    kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat

    dari tabel 6.

    Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata dan

    Simpangan Baku Data Post-Test

    Kelas N S

    Eksperimen 29 77,93 8,37

    Kontrol 30 73,07 9,99

    Berdasarkan tabel 5 di atas

    dibandingkan dengan kemampuan

    awal siswa (tabel 2), terdapat

    peningkatan hasil belajar pada

    kemampuan akhir setelah diberikan

    pembelajaran. Kelas eksperimen

    memperoleh rata-rata nilai sebesar

    77,93 dibandingkan nilai tes awal,

    maka ada peningkatan sebesar 39,62.

    Untuk kelas kontrol memperoleh rata-

    rata nilai sebesar 73,07 berarti terjadi

    peningkatan rata-rata sebesar 36,77.

    Peningkatan kelas eksperimen lebih

    besar dari peningkatan kelas kontrol.

    Hal ini menunjukan bahwa

    peningkatan nilai tes kelas

    eksperimen lebih tinggi dibandingkan

    dengan peningkatan nilai tes kelas

    kontrol.

    Berdasarkan ketentuan

    statistika mengenai uji normalitas

    data dengan taraf kepercayaan α =

    0,05, jika 2 hitung <

    2 tabel maka

    data berdistribusi normal. Hasil uji

    normalitas tes akhir untuk kedua

    kelompok dapat dilihat pada tebel 7.

    Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Post-Test

    Kelas 2

    hitung

    D

    k

    2

    tabel

    Keterang

    an

    Eksperim

    en

    10,22

    95

    5 11,0

    7

    Data

    Normal

    Kontrol 4,655

    5

    5 11,0

    7

    Data

    Normal

    Pada tabel 6 menunjukan

    bahwa nilai 2 hitung data tes akhir

    untuk kelas eksperimen dan kelas

    kontrol kurang dari 2 tabel.

    Berdasarkan ketentuan pengujian

    normalitas dengan menggunakan uji

    kecocokan 2 (chi-kuadrat) dapat

    disimpulkan bahwa data tes akhir

    kelas eksperimen dan kelas kontrol

    berdistribusi normal.

    Berdasarkan ketentuan

    statistika tentang uji homogenitas

    varians dengan taraf kepercayaaan α

    = 0,05, jika Fhitung < Ftabel, maka

  • varians dua kelompok data adalah

    homogeny. Perhitungan selengkapnya

    dapat dilihat pada tabel 8.

    Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes

    Akhir

    Tes Fhitung Dk Ftabel Keterangan

    Tes

    akhir

    1,42 (28,30) 1,87 Homogen

    Pada tabel 7 menunjukan

    bahwa varians kedua kelompok data

    (kelas eksperimen dan kelas kontrol)

    pada tes akhir adalah homogen,

    karena Fhitung < Ftabel.

    Hasilperhitungan menunjukan

    bahwa data hasil belajar siswa kelas

    VIIIC sebagai kelas eksperimen dan

    kelas VIIIE sebagai kelas kontrol

    berdistribusi normal dan homogen.

    Dengan demikian uji kesamaan dua

    rata-rata antara kelas eksperimen dan

    kelas kontrol untuk data tes dapat

    menggunakan uji-t.

    Untuk mengetahui ada

    tidaknya perbedaan perlakuan, maka

    digunakan uji-t. uji hipotesis nilai

    thitung > ttabel berarti dapat pengaruh

    perlakuan. Berdasarkan nilai ttabel dari

    eksperimen dan kontrol, diperoleh

    ttabel sebesar 1,67, untuk nilai thitung

    sebesar 2,08. Karena thitung > ttabel

    (2,08 > 1,67), maka hasil penelitian

    menunjukkan terdapat pengaruh

    model pembelajaran scramble

    terhadap hasil belajar biologi siswa

    kelas VIII SMP Negeri O.

    Mangunharjo tahun ajaran

    2016/2017. Dengan demikian

    hipotesis Ha diterima.

    PEMBAHASAN

    Permasalahan yang dibahas

    dalam penelitian ini adalah adakah

    pengaruh model pembelajaran

    Scramble terhadap hasil belajar

    biologi siswa kelas VIII SMP Negeri

    O Mangunharjo. Setelah diberi

    perlakuan dengan menggunakan

    model pembelajaran Scramble

    berbentuk tes uraian yang berisi

    pertanyaan untuk mengukur aspek

    kognitif siswa. Penelitian ini

    dilakukan dengan dua kelas yang

    menjadi sampel yaitu, sampel

    pertama dengan menggunakan model

    pembelajaran Scramble di kelas

    eksperimen, dan sampel ke dua

    menggunakan model pembelajaran

    konvensional di kelas kontrol.

    Pelaksanaan pembelajaran

    dilaksanakan sebanyak lima kali

    pertemuan untuk melihat hasil belajar

    yang dicapai oleh dua kelas kemudian

    di analisis. Pelaksanaan pembelajaran

    pada kelas eksperimen yaitu kelas

    VIII.C dengan menggunakan model

    pembelajaran Scramble, dan kelas

    kontrol menggunakan model

  • pembelajaran konvensional. Pada

    awal pertemuan dilakukan pre-test di

    kedua kelas baik kelas eksperimen

    maupun kelas kontrol untuk

    mengetahui kemampuan awal siswa.

    Kemudian dilanjutkan dengan proses

    pembelajaran yang berlangsung

    selama tiga kali pertemuan pada

    masing-masing kelas yaitu kelas

    eksperimen dengan menggunakan

    model pembelajaran Scramble

    sedangkan kelas kontrol

    menggunakan model pembelajaran

    konvensional. Kemudian diakhir

    pertemuan dilakukan post-test untuk

    mengetahui apakah hasil belajar

    siswa meningkat setelah

    menggunakan model pembelajaran

    Scramble.

    Dari hasil analisis data pre-test

    diperoleh nilai rata-rata kelas

    eksperimen sebesar 38,31 dan kelas

    kontrol sebesar 36,3 tidak terdapat

    perbedaan yang jauh. Berdasarkan

    perhitungan tersebut ternyata masih

    banyak siswa yang nilainya masih

    rendah, hal ini dikarenakan soal pre-

    test yang diberikan siswa belum

    mengetahui dam belum mempelajari

    materi pelajaran sistem pencernaan

    akibatnya nilai siswa masih banyak

    yang rendah. Setelah dilakukan

    analisis selanjutnya maka uji

    hipotesis pre-test mendapatkan bahwa

    , maka hal ini

    menunjukkan bahwa H0 diterima.

    Dengan demikian kedua rata-rata

    nilai pre-test kelas eksperimen dan

    kelas kontrol adalah sama. Kemudian

    dilaksanakan pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran

    Scramble di kelas eksperimen dan

    menggunakan model pembelajaran

    konvensional di kelas kontrol.

    Pada pertemuan pertama

    proses pembelajaran Scramble,

    peneliti mengalami sedikit hambatan

    pada proses pembelajarannya. Bagi

    siswa pembelajaran ini merupakan

    pembelajaran yang baru sehingga

    siswa masih terlihat belum

    memperhatikan apa yang dijelaskan

    oleh peneliti, siswa masih sibuk

    dengan tugas lain, akibatnya pada

    saat pembelajaran berkelompok

    hanya sebagian kelompok yang dapat

    menyusun kata jawaban dari soal dan

    hanya beberapa kelompok saja yang

    dapat menyusun kata tersebut.

    Pada pertemuan kedua siswa

    mulai memperhatikan penjelasan

    materi dari peneliti, dan pada saat

    proses pembelajaran kelompok siswa

    sudah banyak menemukan kata

    jawaban dari soal tersebut. Pada

    pertemuan ketiga siswa sudah mulai

    memperhatikan penjelasan materi dari

    peneliti dan siswa mulai berantuasias

  • untuk mengikuti pelajaran yang

    diberikan, pada saat proses

    pembelajran semua kelompok sudah

    menemukan susunan kata jawaban

    dengan waktu yang cepat dan siswa

    saling berlomba-lomba untuk

    menyusun kata dari soal-soal tersebut.

    Akibatnya suasan pembelajaran terasa

    lebih aktif, hal ini sesuai dengan

    kelebihan model Scramble yaitu

    siswa dapat terlibat aktif, adanya

    pembelajaran sikap disiplin dan

    mendorong siswa untuk belajar

    mengerjakan soal tersebut (Huda,

    2011:306).

    Berbeda dengan pembelajaran

    yang dilakukan dikelas kontrol,

    pembelajaran menggunakan model

    konvensional seperti ceramah,

    demonstrasi dan tanya jawab, terlihat

    membosankan dan kurang dapat

    memotivasi siswa untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    Kegiatan ini lebih berpusat kepada

    guru, sehingga siswa pasif dan malas

    bertanya maupun mengemukakan

    pendapat meskipun mereka belum

    paham dan mengerti dengan materi

    yang diberikan.

    Setelah diberi perlakuan

    selanjutnya kelas eksperimen dan

    kelas kontrol diberikan tes akhir

    sebagai tolak ukur terhadap

    kemampuan hasil belajar siswa. Pada

    kelas eksperimen setelah di beri

    perlakuan dengan menggunakan

    model pembelajaran Scramble nilai

    rata-rata yang diproleh siswa telah

    mencapai KKM yang telah ditetapkan

    oleh sekolah. Banyak siswa kelas

    eksperimen yang tuntas yaitu 19

    siswa dari 30 siswa, sedangkan nilai

    rata-rata nilai hasil post-testnya

    adalah 77.93 dan simpangan baku

    sebesar 8.37. Sementara di kelas

    kontrol setelah diberi perlakuan

    dengan menerapkan model

    pembelajaran konvensional diperoleh

    nilai rata-rata sebesar 73.07 dan

    sempangan baku 9.99.

    Selain itu hasil dari analisis uji-

    t pada post-test diperolah hasil

    dan

    maka diterima, dan

    ditolak karena .

    Berdasarkan nilai rata-rata kelas

    eksperimen lebih tinggi dari pada

    kelas kontrol, sehingga dapat di tarik

    kesimpulan bahwa hipotesis dalam

    penelitian ini diterima, yaitu ada

    pengaruh model pembelajaran

    Scramble terhadap hasil belajar

    biologi siswa kela VIII SMP Negeri

    O Tahun Pelajaran 2016/2017.

    Hal ini didukung dengan

    penelitian yang telah dilakukan oleh

    Kahfi, dkk (2014) yang berjudul

    “Penerapan model pembelajaran

  • kooperatif tipe Scramble untuk

    meningkatkan aktivitas dan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran

    Biologi kelas VIIIB di SMP Negeri 2

    Kediri Kabupaten Lombok Barat

    tahun ajaran 2013/2014”. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa model

    pembelajaran Scramble dapat

    meningkatkan aktivitas dan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran

    Biologi dibandingkan dengan

    pembelajaran menggunakan model

    konvensional.

    Kemudian penelitian ini

    sebelumnya juga pernah dilakukan

    Handayani, dkk (2014) yang berjudul

    “Pengaruh model pembelajaran

    Scramble terhadap hasil belajar siswa

    kelas VII di SMP Negeri 2 Satu Atap

    Kepenuhan Hulu-Riau tahun

    pembelajaran 2014/2015”. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa model

    pembelajaran Scramble berpengaruh

    terhadap hasil belajar Biologi.

    Berdasarkan uraian diatas,

    model pembelajaran scramble dapat

    meningkatkan hasil belajar maka

    model pembelajaran ini dapat

    digunakan sebagai alternatif dalam

    kegiatan belajar mengajar di suatu

    sekolah.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian

    dan pembahasan yang telah disajikan

    pada bab IV, disimpulkan bahwa

    terdapat pengaruh model

    pembelajaran scramble terhadap hasil

    belajar biologi siswa kelas VIII SMP

    Negeri O Mangunharjo. Hal ini dapat

    dilihat dari hasil perhitungan analisis

    data post-test kelas eksperimen dan

    kelas kontrol dengan taraf

    kepercayaan 5% didapat thitung = 2,08

    sedangkan ttabel = 1,67, karena thitung >

    ttabel, berarti rata-rata skor kelas

    eksperimen lebih besar dari pada

    kelas kontrol.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.

    Jakarta: Bumi Aksara.

    Handayani, S. 2014. Pengaruh Model

    Pembelajaran Scramble Terhadap

    Hasil Belajar Siswa Kelas VII Di

    SMP Negeri 2 Satu Atap

    Kepenuhan Hulu Tahun

    Pembelajaran 2014/2015. Jurnal

    Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Pasir

    Pangaraian. 3(1).

    Huda, M. 2011. Model-Model

    Pengajaran dan Pembelajaran.

    Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Kahfi, K. 2014. Penerapan Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Scramble untuk Meningkatkan

    Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

  • pada Mata Pelajaran Biologi Kelas

    VIIIB Di SMP Negeri 2 Kediri

    Kabupaten Lombok Barat Tahun

    Ajaran 2013/2014. Jurnal Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Mataram. 2(2).

    Shoimin, A. 2014. 68 Model

    pembelajaran Inovatif dalam

    Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-

    Ruzz Media.

    Trianto. 2009. Mendesain Model

    Pembelajaran Inovatif-Progresif.

    Surabaya: Kencana.