1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor...

10
TOTAL PUBERTAS PENGARUH TIPE KELAHIRAN TERHADAP PERFORMAN REPRODUKSI SEKITAR PIPIH LEMAK TUBUH DAN PADA DOMBA EKOR 1. * Ketut Sutama ABSTRAK PBMGARUB TIPE K.I!:LAHIRAMTERHADAP TOTAL LEtfAK.DAN PKRFORMAN REPRODUKSI SEK.ITAR PUBKRTAS PADA DOKBA EKOR PIPIII. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh tipe kelahiran (tunggal = KT kembar = KK) terhadap total lemak tubuh dan perkembangan pubertas serta performan reproduksi waktu beranak pertama dari domba ekor pipih (DEP). Dari disapih (umur 13 minggu) sampai pubertas semua ternak diberi rumput gajah segar dan konsentrat secara bebas. Setelah itu jumlah konsentrat yang diberi- kan dikurangi menjadi 300 g/ekor/hari sampai akhir peneli tian. Sebelul'l disapih ternak KT tumbuh lebih cepat dari KK (73,9 vs 50,2 g/hari, P<0.01), Tapi dari di- sapih sampai pubertas kedua kelompok tumbuh dengan kecepatan yang sarna (76,1 vs 75,3 g/hari). Walaupun ternak pada kelompok KT menunjukan ovulasi, birahi, pubertas dan konsepsi 8-15 hari (P>O,05) lebih awal dari KK dengan bobot badan yang lebih tinggi (P<O,05) dan total lemak tubuh waktu pubertas yang lebih tinggi pula (20,4 vs 17,9%, P>O. 05). tapi laju ovulasi pada setiap pengukuran adalah lebih tinggi pada KK. Hamun tingginya 1aju ovulasi pada KK tersebut diikuti oleh tingginya "ova-wastage" (25%) dan tingkat kematian anak sebelum disapih (31%). lIal ini mengakibatkan tingkat produktivitas ternak dari kelompok KK jadi lebih rendah dari KT (0,687 VB 0,895), Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ternak domba sebagai calon bibit dan pemeliharaannya. ABSTRACT TilE EFFECT OF BIRTII TYPE ON TOTAL BODY FAT AND PERI-PUBERTAL REPRODUCTIVK PER- FORMANCE OF .JAVANKSE TRIN TAIL SHEEP. An experiment was conducted to study total body fat and peri-pubertal reproductive development and performance of single (KT) and twin (KK) born Javanese thin tail sheep. From weaning (13 weeks of age) to puberty, the animals were fed ad lib both elephant grass and concentrate. There- after, the amount of concentrate offered was reduced to 300 s/head/day until the end of the study. Pre-weaning growth-rate was higher (P<O,Ol) in group KT (73,9 g/day) than in group KK (50,2 g/day). However, after weaning both groups grew at similar rate (76,1 vs 75,3 g/day). Group KT showed ovulation, oestrus, puberty and concep- tion at younger age (P>O,05) and at higher liveweight (P<0.05) and had higher total * Balai Peneliitian Ternak, Ciawi 725

Transcript of 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor...

Page 1: 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor kelahiran kembar (KK). ... dornba pada

TOTALPUBERTAS

PENGARUH TIPE KELAHIRAN TERHADAPPERFORMAN REPRODUKSI SEKITARPIPIH

LEMAK TUBUH DANPADA DOMBA EKOR

1. *Ketut Sutama

ABSTRAK

PBMGARUB TIPE K.I!:LAHIRAMTERHADAP TOTAL LEtfAK.DAN PKRFORMAN REPRODUKSI SEK.ITAR

PUBKRTAS PADA DOKBA EKOR PIPIII. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh tipe

kelahiran (tunggal = KT kembar = KK) terhadap total lemak tubuh dan perkembangan

pubertas serta performan reproduksi waktu beranak pertama dari domba ekor pipih

(DEP). Dari disapih (umur 13 minggu) sampai pubertas semua ternak diberi rumput

gajah segar dan konsentrat secara bebas. Setelah itu jumlah konsentrat yang diberi­

kan dikurangi menjadi 300 g/ekor/hari sampai akhir peneli tian. Sebelul'l disapih

ternak KT tumbuh lebih cepat dari KK (73,9 vs 50,2 g/hari, P<0.01), Tapi dari di­

sapih sampai pubertas kedua kelompok tumbuh dengan kecepatan yang sarna (76,1 vs 75,3

g/hari). Walaupun ternak pad a kelompok KT menunjukan ovulasi, birahi, pubertas dan

konsepsi 8-15 hari (P>O,05) lebih awal dari KK dengan bobot badan yang lebih tinggi

(P<O,05) dan total lemak tubuh waktu pubertas yang lebih tinggi pula (20,4 vs 17,9%,

P>O. 05). tapi laju ovulasi pada setiap pengukuran adalah lebih tinggi pada KK.

Hamun tingginya 1aju ovulasi pada KK tersebut diikuti oleh tingginya "ova-wastage"

(25%) dan tingkat kematian anak sebelum disapih (31%). lIal ini mengakibatkan tingkat

produktivitas ternak dari kelompok KK jadi lebih rendah dari KT (0,687 VB 0,895),

Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ternak domba sebagai calon

bibit dan pemeliharaannya.

ABSTRACT

TilE EFFECT OF BIRTII TYPE ON TOTAL BODY FAT AND PERI-PUBERTAL REPRODUCTIVK PER­

FORMANCE OF .JAVANKSE TRIN TAIL SHEEP. An experiment was conducted to study total

body fat and peri-pubertal reproductive development and performance of single (KT)

and twin (KK) born Javanese thin tail sheep. From weaning (13 weeks of age) to

puberty, the animals were fed ad lib both elephant grass and concentrate. There­

after, the amount of concentrate offered was reduced to 300 s/head/day until the end

of the study. Pre-weaning growth-rate was higher (P<O,Ol) in group KT (73,9 g/day)

than in group KK (50,2 g/day). However, after weaning both groups grew at similar

rate (76,1 vs 75,3 g/day). Group KT showed ovulation, oestrus, puberty and concep­

tion at younger age (P>O,05) and at higher liveweight (P<0.05) and had higher total

*Balai Peneliitian Ternak, Ciawi

725

Page 2: 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor kelahiran kembar (KK). ... dornba pada

body fat at puberty (20,4 vs 17,9%, P>0.05) than group KK, but average ovulation

rate at any measurement time higher in group KK. However, this advantage in repro-

lamb mortality (31%). Consequently reproductive rate of this group (0,687) was lower

than that of group KT (0.895) and this must be taken into account in selecting

animal for replacement and their management.

PENDAHULUAN

Pubertas merupakan awal adanya kemampuan dari ternak untuk

menghasilkan keturunan. Karena itu pubertas merupakan faktor penting

yang mempengaruhi performan reproduksi selama hidup ternak. Dari

segi reproduksi memajukan timbulnya pubertas mempunyai beberapa

keuntungan dan kerugian tetapi hal ini masih memerlukan pe~elitian

yang lebih rinci. Secara umum, pubertas pada umur yang lebih muda

berhubungan dengan lebih tingginya total produksi selama hidup,

namun faktor breed dan keadaan lingkungan berpengaruh cukup besar

(1) •Akibatnya telah banyak dilakukan tentang perkembangan pubertas

terutama pada domba dari daerah sub-tropis. Untuk domba daerah

tropis seperti domba lokal Indonesia, informasi seperti itu masi

dirasa sangat kurang. Domba ekor pipih (DEP) yang merupakan salah

satu breed domba lokal Indonesia adalah termasuk breed domba yang

mempunyai tingkat prolifikasi yang tinggi (2, 3, 4). Jumlah kelahir­

an kembar tiga atau lebih adalah 0,5 - 9% (2). "Litter size" atau

tipe kelahiran ini berhubungan dengan bobot sebelum disapih (3) dan

mungkin akan berpengaruh terhadap perkembangan performan reproduksi

selanjutnya. Penelitian ini mengevaluasi hal tersebut pada DEP.

BAHAN DAN METODE

Peneli tian dilakukan di Balai Peneli tian Ternak Ciawi, Bogor

dengan menggunakan 35 ekor DEP lepas sapih (umur 13' minggu) yang

terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor

kelahiran kembar (KK). Semua ternak diberi rumput gajah segar yang

dicacah dan konsentrat (Beef-Kwik, Cargill) secara tak terbatas

726

Page 3: 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor kelahiran kembar (KK). ... dornba pada

sampai pubertas (birahi dan ovulasi). Setelah it~ jumlah konsentratyang diberikan dikurangi menjadi 300 gJekorJhari sampai akhir pene­Ii tian.

Seekor pejantan "fertil" yang dilengkapi dengan "harness" dan"crayon" ditempatkan pada masing-masing kelompok untuk mendeteksi

terJadinya birahi. Mulai dari umur 4 bulan sampai pubertas semua

ternak dilaparoskopi setiap dua minggu untuk melihat terjadinyaovulasi. Laparoskopi juga di lakukan 5 minggu setelah kawin untukmelihat kebuntingan.

Pada waktu pubertas total lemak tubuh dari masing-masing ternakdiukur dengan menggunakan teknik pelarutan "tri tiated water" (TOH)

dari TI LL dan DOWNES(5). Sebanyak 50 uCi TOH dalam larutan garamfisiologis dilarutkan secara intra muskular ki ra-ki ra 128 jam se­belum sampel darah diambil dari vena jugularis dan kemudian langsungdisentrifuge. Plasma darah diambil dan disimpan pada suhu -180Csampai analisa dilakukan.

Air untuk penghitung TaB diperoleh dari sampel plasma dengan

cara sublimasi vakum. Duplikat sebanyak 0,5 atau 1,0 ml air yangdiperoleh dicampur dengan 6 ml "cocktail scintilator" dan spesifikradioakti vi tasnya di tentukan dengan "beta spectrometer". Cara yangsarna juga dilakukan untuk TOH standar.

TOH "space" (T) kemudian dihitung dengan rumus :

NCPMStandarT (ml) = --------------­

NCPMsampelx TaB yang diinjeksikan x 104

NCPM= "Net count per minute"

Total air tubuh (TBW) ditentukan dari "TOH space" (T) dan hubungan

dari kedua para meter tersebut adalah sebagai berikut.TBW= 0.674 T + 1,387 (I' = 0,903, RCV = 5,9%)

Hubungan antara jumlah air tubuh dan total lemak (TBW + TBF) denganbobot badan puasa (FLW) adalah :

TBW+ TBF = 0,814 FLW- 0,162 (r = 0,994, RCV = 1,4%).Persamaan ini dibuat berdasrkan data dari 51 ekor DEP dengan bobotbadan antara 10 dan 20 kg. (Little, data belum dipublikasi). Totallemak tubuh kemudian dihitung dan disaj ikan dalam presentase

727

Page 4: 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor kelahiran kembar (KK). ... dornba pada

terhadap bobot badan puasa.

llt\vq d~nD ~HperQJ,e~ dianaUsa denOan student t-Testmetoda STEEL dan TORRIE (6).

HASIL DAN PEMBAHASAN

menurut

Data pertumbuhan dan konsumsi pakan harian sebelum pubertas

dari kedua kelompok ternak pada penelitian ini disajikan pada Tabel

1. Sesuai dengan hasil beberapa penelitian terdahulu (7, 8, 9) bahwa

bobot lahir domba kelahiran tunggal lebih besar dari kelahiran

kembar (2,4 vs 1,8 kg P<O. 01). Disamping itu faktor-faktor lain

seperti bobot dan kondisi tubuh (1,10), tingkat pakan yang dikon­

sumsi oleh induk selama fase akhir dari kebuntingan (12), breed

ternak (7, 13) juga berpengaruh besar terhadap bobot lahi r ternak

domba. Bobot lahir itu sendiri akan berpengaruh terhadap kemampuan

hidup selanju tnya terutama dalam beberapa hari setelah lahir (3,

14) •

Tabel 1. Pengaruh tipe kelahiran terhadap pertumbuhan sebelum pu­bertas

tipe kelahiran------------------------------------Tunggal KT

Kembar KK------------------------------------------------------------------ n = 19

n = 16

Bobot lahir (kg)2,4 ±0.1 a 1,8 ± 0,1 b

Bobot sapih (kg)9,2 ±0.6 a 6,3 ± 0,5 b

PBBH sebelum disapih (g)73,9 ±5,9 a50,2 ± 4,9 b

PPPH dari sapih-pubertas (g)76,1 ±2,7 75,3 ± 2,6

Rata-rata konsumsi pakan harian dari sapih sampai pubertas-Rumput gajah

(DM , g )108,4 ±4,2 98,7 ± 3,7-Konsentrat

(DM, g )465,7 ± 10,6429,6 ± 9,3

-Energi(MJ) 5,6 ±0,1 5,5 ± 0,1

-Protein(g)80,6 ±2,1 73,4 ± 1,'8

-------------------------------------------------------------------

PBBH = pertambahan bobot badan harian

Nilai dengan huruf yang tidak sarna adalah berbeda nyata (P<O,Ol)

728

Page 5: 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor kelahiran kembar (KK). ... dornba pada

Selama 6 minggu pertama setelah lahir, pertumbuhan anak domba

sangat tergantung dari produksi susu induk yang dapat dikonsumsi

olehnya. Setelah itu tingkat ketergantunganya semakin berkurang

karena anak domba tersebut sudah mulai memakan makanan padat (rumput

atau konsentrat) (15). SITORUS dkk. (16) melaporkan bahwa produksi

susu DEP pada tingkat pakan ternak hanya cukup buat anak tunggal

saja. Pada peneli tian ini pertambahan bobot badan harian (PBBH)

kelahiran tunggal lebih tinggi dari kelahiran kembar (73,9 vs 50,2

g, P<O. 01). Nilai ini sesuai dengan hasil yang dilaporkan oleh

SITORUS (16) tapi lebih rendah dari hasil yang dilaporkan oleh

BATUBARA dkk (17).

Setelah penyapihan pertumbuhan anak domba sepenuhnya tergantung

dari pakan yang diberikan/didapat. Pada penelitian ini semua ternak

mendapat pakan secara bebas berupa rumput gajah segar dan konsentrat

(Beef-Kwik, cargill) dengan kandungan protein 15,2 % dan energi (ME)

adalah 10,2 MJ/kg. Ternyata dari sapih sampai pubertas anak kelahir­

an kembar mampu tumbuh dengan kecepatan yang sama dengan anak kela­

hiran tunggal (75,3 vs 76,1 g/hari). Namun, rata-rata bobot badan

pada waktu ovulasi dan birahi pertama, pubertas, dan konsepsi adalah

lebih rendah dari kelahiran tunggal. Hal ini merupakan konsekwensi

dari bobot sapih yang lebih rendah pada kelahiran kembar (6,3 vs 9,2

kg, P<0,01). Umur terjadinya ovulasi, birahi, pubertas dan konsepsi

tidak berbeda nyata antara kedua kelompok (Tabel 2).

Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa ternak kelahiran

kembar mempunyai laju ovulasi yang lebihtinggi dari kelahiran tung­

gal baik pada waktu ovulasi pertama (1,8 vs 1,4, P)0,05), birahi

pertama (2,1 vs 1,4, P<0,05), pubertas (2,1 vs 1,5, P<0,05) maupun

waktu konsepsi pertama (2,2 vs 1,7, P)0,05) dibandingkan dengan

kelahiran tunggal. Alasan untuk ini belum begitu jelas. Kemungkinan

gen yang berpengaruh terhadap prolifikasi terdapat pada anak kela­

hiran kembar ini seperti yang dilaporkan untuk DEP yang prolifik

(4) •

Belum ada informasi tentang hubungan total lemak tubuh dengan

perkembangan pubertas pada DEP. SUTAMA (data belum dipublikasi)

mendapatkan bahwa kadar lemak tubuh pada waktu pubertas meningkat

dengan meningkatnya bobot badan. Pada peneli tian ini kadar lemak

tubuh waktu pubertas domba kelahiran tunggal lebih tinggi dari

729

Page 6: 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor kelahiran kembar (KK). ... dornba pada

Tabel 2. Perkembangan seksual dan kadar lemak tubuh waktu pubertas

dari DEP kelahiran tunggal (n = 19) dan kembar (n=16)

Parameter

Ovulasi

Pertama

Birahi

pertama

Puberas

Tipelahir

KT

KK

KT

KK

KT

KK

Urnur

(hari )

193 ± 7204 + 6

209 ± 8224 + 5

216 ± 7224 + 5

bobot

badan(kg)

16,9 ± 0,7a

15,0 ± 0,5b

18,3 ± 0,6a

16,5 ± 0,6b

18,8 ± 0,6a

16,6 ± O,6b

Lajuovulasi

1,4 ± 0,2

1,8 ± 0,2

1,4 ± o,2a2,1 ± 0,2b

1,5 ± 0,2a

2,1 ± 0,2b

Total lemak

tubuh (%)

20,4 ± 1,9

1i,9 ± 1,6

Konseption 'KTKK

219 ± 6230 + 6

19,3 ± 0,6a17,1 ± 0,6b

1,7 ± 0,2

2,2 ± 0,2

Untuk setiap parameter, nilai dengan huruf yang tidak sarna adalahberbeda nyata (P<0,05).

kelahiran kembar (24,4 dan 17,9%), namun perbedaanya tidak nyata.

Hal ini menunjukkan bahwa ternak mungkin harus mencapai kadar lemak

tubuh tertentu sebelum tercapainya pubertas. Hipotesis ini masih

,dapat dipertanyakan rnengingat tidak adanya data total lernak tubuh

dari ternak yang tidak pubertas yang seumur dengan ternak yang telah

mencapi pubertas. MOORE dkk. (18) juga tidak rnendapatkan perbedaan

yang nyata untuk total lernak tubuh domba Romney pada birahi pertama,

tapi ternak yang belum pubertas adalah 6 minggu lebih tua dari

ternak yang pubertas pada saat pengukuran dilakukan.

Performan reproduksi pada waktu beranak pertama dari kedua

kelahiran (tunggal dan kembar) pada penelitian ini disajikan pada

Tabel 3. Persentase kebuntingan pada kawin pertama adalah 73,7% pada

kelornpok kelahiran tunggal dan 62,5% pada kelahiran kernbar. Nilai

ini sebanding dengan hasil (60 - 62 %) yang dilaporkan untuk dornba

berasal dari daerah sub-tropis (1, 19). Sebanyak 26 - 38 % dari

dornba pada penelitian ini beranak kernbar suatu bukti bahwa DEP ini

adalah prolifik. Seperti yang diduga bahwa presentase kelahiran

kembar adalah lebih tinggi pada induk yang berasal dari kelahiran

kembar dari pada induk yang berasal dari kelahiran tunggal (37,5 vs

730

Page 7: 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor kelahiran kembar (KK). ... dornba pada

Tabel 3. Performa reproduksi DEP kelahiran tunggal dan kembar pada

waktu beranak pertama

---------------------------------------------------------------------

Tipe kelahiran

Tunggal (KT) Kembar (KK)---------------------------------------------------------------------

Jumlah ternak 1919

Jumlah ternak abortus

°3

Jumlah ternak majir

10

Jumlah ternak mati

°1

Laju onulasi waktu konsepsi

1,7 ± 0,22,2 ± 0,2

Lama bunting (hari)

146 ± °147 ± 1

Bobot badan waktu beranak (kg)

24,3 ± 1,0 a20,9 ± 0,9 b

Domba beranak jlh(%): -dari perkawinan pertama

14 (73,7)10 (62,5)

-dari semua perkawinan

18 (94,7)13 (81,5)

Beranak tunggal

13 (68,4)7 (43,7)

Beranak Kembar

5 (26,3)6 (37,5)

"Ova wastage" (%)

16,7 ± 5,525,0 ± 0,1

"Litter size"

1,3 ± 0,11,5 ± 0,1

Bobot lahir anak

(kg)1,6 ± 0,11,5 ± 0.1

Bobot sapih anak

(kg)7,8 ± 0,76,3 ± 0,4

Kematian nak sebelum sapih (%)

26,131,2

Tingkat produktivitas (jlh anak sapih/induk kawin)

0.8950,687

-----------------------------------------------------------------

Nilai dengan hurup sarna adalah berbeda nyata (P(0,05)

26,3 %). Rata-rata "litter size" adalah 1,3 dan 1,5 masing-masing

pada induk kelahiran tunggal dan kembar. Tingginya angka kegagalan

reproduksi seperti abortus (18,7%) dan "Ova-wastage" (25%) pada

induk kelahiran kembar pada penelitian ini memerlukan pengkajian

lebih lanjut untuk mengurangi kegagalan reproduksi tersebut, walau­

pun angka kegagalan reproduksi ini masih lebih kecil dari hasil (31

- 72%) yang dilaporkan untuk domba dad daerah sub-tropis (20).

Langkah selanjutnya untuk meningkatkan pendapatan ternak adalah

mengurangi tingkat kematian sebelum sapih yang juga masih relatip

tinggi (26 - 31%) pada penelitian ini.

731

Page 8: 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor kelahiran kembar (KK). ... dornba pada

KESIMPULAN

Dad hasil veneli ti,an ini dapat disimpulkan bahwa tipe kelahir­

an tidak berpengaruh secara nyata terhadap total lemak tubuh waktu

pubertas dan perkembangan seksual DEP. Akan tetapi, produkti vi tas

ternak waktu beranak pertama dari ternak kelahiran kembar lebih

rendah dad kelahiran tung gal sebagai akibat dari tingginya "ova­

wastage" dan kematian anak sebelum disapih, suatu hal yang perlu

diperhatikan dalam pemilihan ternak calon bibit dan pemeliharaannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. DYRMUNDSSON, O.R., Puberty and early reproductive performance in

sheep. I. Ewe lambs ., Anim. Breed. Abstr.41 (1973) 273

2. MASON, I.L."Prolifik tropical sheep ", FAO Anim. Prod. HealthPaper No. 17, Rome 1980 65

3. TIESNAMURTI, B., SITORUS,P., dan INOUNO , I., "Kemampuan sapi

domba ekor tipis dipedesaan Jawa Barat", Proc. PertemuanIlmiah Penelitian Ruminansia Kecil, Bogor (1983) 167.

4. BRADFORD, G.E., QUIRKE, J.R. , SITORUS, P., INOUNO, I.,

FIESNAMURTI, B., BELL, F. L. , FLETCHER, I. C. and TORELL,

D.T. Reproduction in Javanese sheep: Epidence for gene with

large effect on ovulation rate and litter size., J. Anim. Sci.63 (1986) 418.

5. TILL,A.R., and DOWNES, A.M., The measurement of total body waterin sheep. Aust. J. Agric. Res. J3 (1962) 335.

6. STEEL, R.G.D., and TORRIE, J.H., Principles and Procedures ofStatistic, McGraw-Hill, New York (1981).

7. FLETCHER, I.C., CHANIAGO, T., and OBST, J.M., "Comparison of thereproductive performance of Javanese thin-tail and Boder

Leicester x Merino ewes in Indonesia", Proc. Aust. Soc. Anim.Prod. 14 (1981) 455.

8. CHANIAGO, T.D., OB8T, J.M., PARRAKASI ,A., and WI NUGROHO , M.,

"Growth of Indonesia sheep under village and "improved"

732

Page 9: 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor kelahiran kembar (KK). ... dornba pada

management systems", Penelitian Ruminansia Kecil, Proc.Pertemuan Ilmiah, Bogor (1983) 106.

9. SITORUS, P., SUBANDRIYO, and INOUNU, I., "A Study of someaspects of reproduction in Javanese thin-tailed and fat-tailed

sheep", Proc. 3rd AAAP Anim. Sci. Congr. Seoul, South Korea 1(1985) 435.

10. RAY, E.E., and SMITH, S.L., Effect of body weght of ewes on

subsequent lamb production, J. Anim Sci. ~(1966) 1172.

11. ADALSTEINSSON, S., The independent effects of live weight and

body condition on fecundity and productivity of Icelandicewes, Anom. Prod. 28 (1979) 13.

12. SMEATON, D.C., RATTRAY, V.C, MACKISAK, B. and HEATH, S.,"Nutri tion and management of ewe bifore and after lambing",Proc. N.Z. Soc. Anim. Prod. 43 (1983) 37.

13. TIESNAMURTI, B. INOUNU, I., SOTORUS, P. and SUBANDRIYO, "Pre­weaning performance of Javanese lambs.", Proc. 3rd AAAP Anim.

Sci. Congr., Seoul, South Korea 1 (1985) 312.

14. OBST, J.M., BOYES, T. and CHANIAGO, T. "Reproductive wastage inJavanese thin-tail sheep", Animal Production and Health in

the Tropics (JAENUDIEEN, M. R. and OMAR A. R. eds.), Univer­siti Pertanian Malaysia, (1982) 425.

15. SUTAMA, I.K., Pubertas development and early reproductive' per­formance of JJT Sheep. ,Ph. D. Thesis, University of New Eng­land, Armadale, NWS, Australia. (1987).

16. SITORUS, S., GINTING, S., VAN EYS, J.E., and INOUNU, I., "Effect

of level of feeding and litter size on milk yield andcomposition from Javanese ewes", Pro. 3rd AAAP Anim Sci.

Congr. Seoul, South Korea, Z (1985) 784.

17. BATUBARA, L.P., RANGKUTI, M. dan SITORUS, P., "Performance domba

priangan yang dipelihara pada pasture dan diberikan makanan

penguat", Proc. Seminar Penelitian Penunjang Perkembanganpeternakan, Cisarua (1979).

18. MOORE, R.W., BASS, J.J., WINN, G.W., and HOKCKY, H.U.P., Rela­tionship between carcass composition and first oestrus in

romney ewe Lamb., J. Reprod. Fert. 74 (1982) 433.

733

Page 10: 1.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · terdiri dari 19 ekor kelahiran tunggal (KT) dan enam belas ekor kelahiran kembar (KK). ... dornba pada

19. KENNEDY, T.G., and KENNEDY, J.P., "Trasport of sepermatozoa and

apparent fertilization in young and mature Merine ewes", Proc.

Aust. SOC. AnlID. Prod. ~ (198Z) 176.

20. PUTU, I.G., "Reproductive wastage in meiden ewes involved in

twice yearly lambing", Proc. Pertemuan Ilmiah Penelitian

Ruminansia Kecil, Bogor (1983) 136.

DISKUSI

SRI ASMINAH

Tadi dikatakan bahwa kondisi KT lebih baik daripada KK. Faktor pe­

nyebab antara lain adanya kompetisi mendapatkan susu dari induk apa

tidak diperhatikan? Karena produksi susu untuk tiap individu tidak

sama.

KETUT SUTAMA

Dalam peneli tian ini, produksi susu induk tidak dihitung. Memang

benar terdapat variasi produksi susu domba ternak. Namun secara umum

dari penelitian terdahulu induk yang melahirkan anak kembar mengha­

silkan susu sedikit lebih tinggi dari induk yang melahirkan tunggal.

Dengan demikian anak-anak kembar akan tetap mendapat susu yang lebih

sedikit dari anak-anak tunggal. Akibatnya kondisi anak tunggal lebih

baik dari anak kembar.

NUNIEK

Bagaimana Anda mengetahui saat ovulasi pertama dan menghitung jumlah

ovum saat ovulasi ?

KETUT SUTAMA

Saat ovulasi pertama dilakukan dengan melakukan laparskopi secara

teratur, yaitu setiap 2 minggu, kemudian waktu ovulasinya diestimasi

berdasarkan pertumbuhan corpus ketium (CL) untuk ternak yang telah

menunjukkan birahi, laparskopi dilakukan 3 - 5 hari setelah birahi.

Jumlah ovum waktu ovulasi (ovulation rate) dihitung berdasarkan

jumlah CL yang ada pada waktu kita melakukan laparskopi.

734