1. PENGENALAN ALAT

34
Laporan Pratikum Agroklimatologi PENGENALAN ALAT AGROKLIMATOLOGI Disusun Oleh Nama : Muhammad Yusuf NIM : G11114511 Kelompok : 24 Asisten : EFRIDZAL PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

description

semoga bermanfaat

Transcript of 1. PENGENALAN ALAT

Page 1: 1. PENGENALAN ALAT

Laporan PratikumAgroklimatologi

PENGENALAN ALAT AGROKLIMATOLOGI

Disusun Oleh

Nama : Muhammad Yusuf

NIM : G11114511

Kelompok : 24

Asisten : EFRIDZAL

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 2: 1. PENGENALAN ALAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang

hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian,

terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek. Pengamatan

dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan

atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu

yang bersangkutan.Selain itu dalam hubungan yang luas, klimatologi pertanian

mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju pertumbuhan tanaman

atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka

panjang.

Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca yang

telah terkumpul lama (10-30 tahun) yang didapatkan dari hasil pengukuran cuaca

dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat dibuat sedemikian

rupa agar hasil pengukuran tidak berubah ketelitiannya.Pemeliharaan alat yang baik

membawa keuntungan pemakaian lebih lama.

Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar

tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan-bangunan ataupun

pohon-pohon di dekat alat.Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan, kemudian

perbedaan data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi betul-betul

akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya pengetahuan

Page 3: 1. PENGENALAN ALAT

mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan atau fungsinya dan cara

menggunakannya.

Di bidang meteorologi dan klimatologi pertanian, data tentang lama

penyinaran sinar matahari sangat penting. Pengukuran dilakukan terhadap cahaya

surya yang sampai ke permukaan bumi. Ada beberapa alat yang biasa digunakan

dalam melakukan pengukuran penyinaran matahari ini diantaranya Tipe Campbel

Stokes, Tipe Jordan, Tipe Martin dan Tipe Foster.

Sedangkan pada pengukuran suhu udara hal ini berhubungan langsung dengan

manusia dan kehidupannya dan penting untuk dipelajari dan dipahami. Ada beberapa

jenis termometer (alat pengukur suhu) diantaranya Termometer maksimum,

termometer minimum, termometer bola basah dan kering, hygrometer dan alat

klimatologi lainnya.

Seringnya terjadi kesalahan dalam pendataan hasil klimatologi, menjadikan

pentingnya pengetahuan tentang klimatologi dalam hal ini di bidang pertanian. Oleh

sebab itu di adakannya praktikum agroklimatologi ini.

1.2   Tujuan dan Kegunaan Percobaan

1.     Praktikan dapat mengenal alat-alat klimatologi

2.     Praktikan dapat mengetahui nama serta cara penggunaan alat-alat

klimatologi

Page 4: 1. PENGENALAN ALAT

BAB . II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG),

sebelumnya bernama Badan Meteorologi, dan Geofisika (disingkat BMG) adalah

Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika

(Basoeki, 1986).

Menurut Nurrohmah, H. (2013), visi dari BMKG adalah mewujudkan BMKG

yang handal, tanggap dan mampu dalam rangka mendukung keselamatan masyarakat

serta keberhasilan pembangunan nasional, dan berperan aktif di tingkat Internasional.

Sedangkan misi dari BMKG adalah:

1. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara

dan geofisika.

2. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara

dan geofisika yang handal dan terpercaya.

3. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi,

klimatologi , kualitas udara dan geofisika.

4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional di Bidang meteorologi,

klimatologi , kualitas udara dan geofisika.

Page 5: 1. PENGENALAN ALAT

2.2 Agroklimatologi Bagi Pertanian

Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan

produksi tanaman. Jenis dan sifat iklim bisa menentukkan jenis tanaman yg tumbuh

pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang

pertanian sangat diperlukan (Kartasapoetra, 1987).

Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan

akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak

teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim

kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan

masa tanam dan masa panen (Tjasyono, 2004).

Untuk daerah tropis Indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam

pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar

matahari (Setiawan, 2009).

Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkan hujan

merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagi tanaman yg

disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan mempengaruhi siklus

pertumbuhan tanaman, Inu merupakan contoh global pengaruh ikliim terhadap

tanaman (Bunganaen, 2013).

Page 6: 1. PENGENALAN ALAT

Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu timbulnya fenomena El

Nino dan La Nina. Fenomena perubahan iklim ini menyebabkan menurunnya

produksi kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit bila tidak mendapatkan hujan dalam 3

bulan berturut-turut akan menyebabkan terhambatnya proses pembungaan sehingga

produksi kelapa sawit untuk jangka 6 sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu

produksi padi juga menurun akibat dari kekeringan yang berkepanjangan atau

terendam banjir. Akan tetapi pada saat fenomea La Nina produksi padi malah

meningkat untuk masa tanam musim ke dua (Fitria, 2013).

Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis2 tanaman yg hidup di

daerah2 tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun

dan kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan

dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim

kemarau di daerah2 sub tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis,

klasifikasi suhu lebih di arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat

(Tjasyono, 2004).

Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada

pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan

berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian 1000

meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat kontras dan keadaan seperti

inilah yg dibutuhkan oleh tanaman strawberry (Hasan, 1970).

Jadi keeratan hubungan antara klimatologi dengan ilmu pertanian tercermin

dengan berkembangnya cabang klimatologi yang khusus dikaitkan dengan kegiatan

Page 7: 1. PENGENALAN ALAT

pertanian, yang disebut sebagai agroklimatologi. Agroklimatologi atau klimatologi

pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim

dengan proses kehidupan tanaman (Kartasapoetra. 1987).

2.3 Hubungan Alat Stasiun Klimatologi dengan Pertanian

Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun

meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama

dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam

laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada

penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada

ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya

serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi

disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan

(Runtunuwu et.al., 2008).

Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat.

Sebelum ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan

gambaran menyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan

keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di seluruh dunia ke dalam peta cuaca

(Neiburger, 1982).

Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian

diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer), Alat pengukur kelembaban

relatif  udara (Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa,

Page 8: 1. PENGENALAN ALAT

Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-

Minimumalat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan

Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Combell Stokes),

alat pengukur suhu tanah (Termometer Tanah), dan alat pengukur kecepatan angin

(Anemometer) dan masih banyak yang lainnya (Prawirowardoyo,1996).

Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan

mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang

keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira

20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran.

Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk

temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).

Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting

dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang

dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk

pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan

penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut

prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai

arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian ini

memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai

dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).

Page 9: 1. PENGENALAN ALAT

2.4 Syarat Penempatan Stasiun Klimatologi Pertanian

Menurut Bilong (2012), stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat

untuk mengadakan pengamatan secara terus menerus keadaan lingkungan (atmosfer).

Suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun

berturut-turut, sehingga akan didapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim

suatu tempat.  Agar diperoleh hasil pemgamatan yang akurat, maka dibutuhkan

persyaratan sebagai berikut : 

1.     Penempatan lokasi stasiun harus mewakili keadaan lahan yang luas. 

2.     Masing-masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter cuaca

yang absah (tepat dan akurat), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak, mudah

penggunaan dan perawatannya.

3.     Pengamatan harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil.

Stasiun meteorologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representatif

(mewakili). Secara umum. Luas daerah terbuka bagi suatu stasiun meteorologi

pertanian dengan peralatannya lengkap kira-kira 2-2,5 ha.

Unsur-unsur klimatologi dan cuaca seperti suhu dan kelembaban udara, curah

hujan, intensitas  penyinaran  matahari,  kecepatan  dan  arah  angin  serta  unsur 

lainnya  merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pertanian. Dan

pengukuran besaran-besaran tersebut lazim dilakukan di stasiun-stasiun klimatologi.

Cara dan alat ukur di stasiun meteorologi dan klimatologi  di  Indonesia  umumnya 

masih  secara  manual,  yang  hasil  kelengkapan  dan keakuratan  datanya  sangat 

Page 10: 1. PENGENALAN ALAT

tergantung  kepada manusia  pencatatnya. Beberapa  alat pencatat otomatis buatan

pabrik sudah digunakan, tetapi harganya relatif masih mahal (Suci, 2015).

Menurut Bilong (2012), dalam penempatan stasiun klimatologi pertanian

diutamakan di stasiun percobaan Agronomi, Hortikultura, Peternakan, Kehutanan,

hidrologi, lembaga penelitian tanah, Kebun raya ataupun cagar alam serta daerah

yang perubahan cuacanya sering menyebabkan kerugian terhadap produksi pertanian.

Penempatan stasiun klimatologi/meteorology sedapat mungkin memenuhi syarat

antara lain :

1. Sekeliling luasan terpelihara dengan tanaman penutup (rerumputan atau

tanaman yang rendah) sebatas pada pengaruh gerakan angin.

2. Disekitar atau dekatnya tidak ada jalan raya (jalan besar)

3. Tempatnya pada tanah yang datar.

4. Bebas atau jauh dari bangunan dan pohon-pohon besar.

5. Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan keperluan

pengamatan. Hal ini akan lebih baik dalam ketepatan waktu dan kondisi yang

dapat dipercaya.

Menurut Bilong (2012) sifat dari alat-alat meteorologi atau klimatologi pada

pokoknya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian

didalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada

penempatannya dan para pemakainya. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi

disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan.

Sifat-sifat itu antara lain :

Page 11: 1. PENGENALAN ALAT

1. Kuat, agar alat-alat ini dapat tahan terhadap perubahan cuaca serta tahan lama,

misalnya sangkar meteorologi dibuat dari bahan yang awet seperti kayu jati atau

kayu ulin, dicat, diberi pondasi beton agar tidak dimakan rayap. Pan

Evaporimeter dibuat dari bahan anti karat.

2. Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya. Bentuk sederhana agar

mudah dalam hal pemeliharaan dan perbaikan, bisa dilakukan sendiri jika

terdapat kerusakan-kerusakan kecil mengingat letak stasiun pengamatan

meteorologi dan klimatologi pada umumnya terpencil.

2.5 Alat-Alat Klimatologi Pertanian

1. Sangkar meteorologi

Menurut Tjasyono (2004), sangkar meterologi merupakan bangunan

berbentuk rumah yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk menyimpan alat

termohigrograf, termometer maksimum, termometer minimum, termometer bola

kering dan termometer bola basah dan piche. Sangkar meteorologi disana ada 2

macam yaitu ada yang ukuran 1 meter dan ½ meter. Didalam sangkar meterologi ini

terdapat termometer anatara lain :

a. Termometer Maximum dan Minimum

Terdapat dua jenis termometer yakni termometer maksimum merupakan sebagai

alat ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola

dan pada ujungnya berisi air raksa. Dan termometer minimum merupakan sebagai

alat ukur suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada

ujungya berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol manakala

suhu turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol mengembang), maka

Page 12: 1. PENGENALAN ALAT

benda penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu

pengamatan.termometer maksimum dibaca pada jam 7 malam dan minimun dibaca

pada jam 7 pagi untuk dikirim di pusat serta jam 2 siang sebagai data untuk

pembanding.

b. Termometer Bola Basah dan Bola Kering

Alat ini disebut psychrometer terdiri dari 2 buah thermometer air raksa yaitu

thermometer bola kering dan thermometer bola basah. Thermometer bola basah

adalah thermometer yang bola air raksanya dibalut dengan kain basah. Penguapan

yang terjadi pada kain basah tersebut mengakibatkan turunya suhu. Perbedaan suhu

yang ditunjukan thermometer bola kering dan basah dengan bantuan tabel diperoleh

harga kelembaban udara dan suhu titik embun.

2. Tipping bucket

Tipping bucket berfungsi untuk mengukur curah hujan. Adapun cara kerjanya

yaitu : Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk melalui corong besar dan corong

kecil, kemudian terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas (kanan). Jika air yang

tertampung cukup banyak menyebabkan ember bertambah berat, sehingga dapat

menggulingkan ember kekanan atau kekiri, tergantung dari letak ember tersebut.

Pada waktu ember terguling, penahan ember ikut bergerak turun naik. Penahan

ember mempunyai dua buah tangkai yang berhubungan dengan roda bergigi.

Gerakan turun naik penahan ember menyebabkan kedua tangkainya bergerak pula

dan bentuknya yang khusus dapat memutar roda bergigi berlawanan dengan arah

perputaran jarum jam. Perputaran roda bergigi diteruskan ke roda berbentuk jantung.

Page 13: 1. PENGENALAN ALAT

Roda yang berbentuk jantung mempunyai sebuah per yang menghubungkan kedua

pengatur kedudukan pena yang letak ujungnya selalu bersinggungan dengan tepi

roda. Perputaran roda berbentuk jantung akan menyebabkan kedudukan pena

bergerak sepanjang tepi roda (Tjasyono, 2004).

3. Termometer bola tanah rumput dan tanah gundul

Pengamatan suhu tanah sebetulnya dilakukan pada kedalaman 0 cm, 5 cm, 10

cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm dan 100 cm. Pengukuran dilakukan pada tanah tertutup

rumput dan pada permukaan tanah terbuka. Cara pembacaan termometer tanah tidak

berbeda dengan pembacaan pada termometer bola kering (Tjasyono, 2004).

Pengukuran suhu tanah pada lapisan atas perlu dilakukan lebih intensif (lebih

sering) dari pada interval kedalaman yang lebih dalam, karena fluktuasi suhu tanah

lebih besar dan perubahan suhu yang berlangsung lebih cepat pada lapisan atas tanah

tersebut. Dengan pertimbangan ini world meteorogical organization (wmo)

merekomendasikan pengukuran tanah pada kedalaman 5, 10, 20, 50 dan 100 cm.

Pengamatan suhu tanah pada kedalaman 5, 10 dan 20 cm dilakukan tiga kali sehari,

sedangkan yang 50 dan 100 cm dilakukan satu kali pada sore hari (Tjasyono, 2004).

Hal yang perlu diperhatikan adalah harus diusahakan agar membaca

termometer dengan cepat dan cermat sehingga menghindarkan kesalahan paralaks.

Untuk kedalaman 5 sampai 30 cm biasanya dipakai termometer yang bisa dibaca dari

luar, sedangkan untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm biasanya dipakai termometer air

raksa yang dimasukkan dalam tabung yang kuat (Tjasyono, 2004).

Page 14: 1. PENGENALAN ALAT

4. Anemometer

Mempunyai fungsi untuk mengukur kecepatan angin. Adapun cara kerja dari

alat ini adalah angin yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan

angin akan ditunjukkan oleh spidometer yang tertera pada alat (Tjasyono, 2004).

Kecepatan atau kecepatan angin diukur dengan anemometer cup, instrumen

dengan tiga atau empat logam berlubang kecil belahan ditetapkan, sehingga mereka

menangkap angin dan berputar tentang batang vertikal. Sebuah catatan perangkat

listrik revolusi dari cangkir dan menghitung kecepatan angin. The anemometer kata

berasal dari kata yunani untuk angin, “anemos” (Tjasyono, 2004).

5. High volume sampler (hv sampler)

Fungsinya untuk mengambil sampel spm (suspended particle matter). Prinsip

kerjanya yaitu: udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui kertas

filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan menempel

pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas

filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling di samping itu dicatat

flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut

(Tjasyono, 2004).

6. Panci penguapan

Menurut Tjasyono (2004), Pengamatan penguapan air menggunakan alat

penguapan yang terdiri dari :

a) Bejana atau panci tempat air dengan diameter 127 cm,

b) Thermometer apung untuk mengukur suhu air,

Page 15: 1. PENGENALAN ALAT

c) Hook gauge stell well untuk mengukur tinggi air dalam panci.

d) Cup counter anemometer untuk mengukur kecepatan angin rata-rata di

permukaan air.

Pengamatan dilaksanakan setiap jam 07.00 wib. Selisih tinggi air sekarang

dengan tinggi air kemarin merupakan jumlah air yang hilang karena menguap dengan

kondisi : suhu air rata-rata seperti yang ditunjukan thermometer apung, kecepatan

angin rata-rata di permukaan air seperti yang ditunjukan cup counter anemometer

(Tjasyono, 2004).

7. Campbell stokes

Menurut Tjasyono (2004), Bagian-bagian alat : bola gelas, lensa cembung

mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api; tempat menyisipkan kertas

pias;  pengatur kertas pias; penunjuk yang menyatakan lintang pada waktu alat di

setel; tiga buah sekrup menyetel kedudukan horisontal.

Cara kerja  :

Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan

(memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari

tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan

pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat

dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa

terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang

konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika

matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak

Page 16: 1. PENGENALAN ALAT

pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka

jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari

bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran

matahari (Tjasyono, 2004).

8. Penakar Curah Hujan Helman Dan Obs

Penakar hujan jenis hellman merupakan suatu instrument/alat untuk mengukur

curah hujan.penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat penakar hujan

berjenis recording atau dapat mencatat sendiri.alat ini dipakai di stasiun-stasiun

pengamatan udara permukaan.pengamatan dengan menggunakan alat ini dilakukan

setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca dalam keadaan baik/hari sedang

cerah.alat ini mencatat jumlah curah hujan yang terkumpul dalam bentuk garis

vertical yang tercatat pada kertas pias. Alat ini memerlukan perawatan yang cukup

intensif untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada alat ini

(Tjasyono, 2004).

Cara kerja alat

Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam

tabung tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya

terangkat atau naik keatas.pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang

gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung gerakkan pena dicatat pada pias

yang ditakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga

per (Tjasyono, 2004).

Page 17: 1. PENGENALAN ALAT

9. Alat penakar curah hujan ( jenis obs/observatorium)

Menurut Tjasyono (2004), hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang

dibutuhkan untuk kepentinganbmkg dalam menentukan kondisi lingkungan dan

masyarakat yang memerlukan data curah hujan.

Cara mengamati hujan dengan penakar hujan observation

a) menggunakan gelas ukur yang tersedia dengan ukuran standart-

b) buka mulut gelas, letakkan di bawah kran penampung curah hujan

c) upayakan air jatuh tepat di gelas ukur, sehingga tidak air yang tumpah,

kemudiantakar secara keseluruhan hingga air pada penakar habis, tutp kran

lagi

d) angkat gelas ukur sejajar mata, hindarkan pembacaan dari keslahan paralaks-

10.Actinograph

Actinograph adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari

langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk

mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang

langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer (Tjasyono, 2004).

Menurut Tjasyono (2004), Komponen-komponen utama dari actinograph :

1.   Sensor, yang terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal yang bercat hitam dan

putih

2.   Glass dome (bulatan bola gelas), mentransmisikan 90% energi elektromagnetik

3.   Plat pengatur bimetal

Page 18: 1. PENGENALAN ALAT

4.   Mekanik pembesar

5.   Tangkai dan pena pencatat

6.   Drum clock / silinder berputar yang dilengkapi dengan kertas pias

7.   Pengatur atau perata-rata air

8.   Kontainer silica gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi pada

permukaan glassdome

9.   Bagian dasar

10. Penutup atau cover

Prinsip kerja alat  tersebut adalah perbedaan panjang akibat adanya perbedaan

temperatur. Kemudian bimetal diatur sedemikian rupa sehingga bila kedua

lempengan logam berada pada temperatur yang sama maka pena akan menunjukkan

angka nol. Kemudian jika terdapat radiasi matahari yang mengenai lempengan -

lempengan tersebut, lempengan yang berwarna hitam akan menyerap panas lebih

banyak sehingga logam hitam tersebut lebih panjang dibandingkan dengan logam

berwarna putih yang sifatnya kurang menyerap panas (Tjasyono, 2004).

Diantara lempengan tersebut disambung dengan pena yang apabila terjadi

perubahan temperatur menyebabkan perubahan panjang sehingga potongan lempeng

logam tersebut akan menggerakkan pena. Pena tersebut bergerak naik turun. Makin

besar intensitas radiasi matahari yang mengenai lempengan logam maka makin besar

pula perbedaan temperatur kedua logam tadi. Semakin besar perbedaan temperatur

semakain besar pula perbedaan panjang sehingga pena bergerak semakin tinggi

(Tjasyono, 2004).

Page 19: 1. PENGENALAN ALAT

BAB III

METODOLOGI

1.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pengenalan Alat-Alat Agroklimatologi dilaksanakan pada hari

Kamis, 18 Februari 2016, pukul 13.00 WITA sampai selesai di Laboratorium 1,

Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

1.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Pengenalan Alat-Alat

Agroklimatologi adalah alat tulis-menulis.

1.3 Metode Pelaksanaan

Adapun metode pelaksanaan yang dilakukan, yaitu :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan,

2. Mendengarkan dengan baik apa yang dijelaskan oleh pemateri,

3. Mencatat hal yang dianggap penting untuk dicatat dari materi yang di bawakan,

4. Menanyakan hal yang dianggap kurang jelas dari materi kepada pemateri,

5. Melakukan evaluasi dari apa yang dipraktekkan.

Page 20: 1. PENGENALAN ALAT

DAFTAR PUSTAKA

Basoeki, M. 1986. Pengantar Meteorologi. Purwokerto: UMP.

Bilong, A. 2012. Pengenalan Stasiun Meteorologi Dan Peralatannya.

(http://asong091294.blogspot.co.id/)

Diakses tanggal 19 Februari 2016

Bunganaen, W., Krisnayanti DS., dan Klau, YC. 2013. Analisis Hubungan Tebal

Hujan dan Durasi Hujan Pada Stasiun Klimatologi Lasiana Kota

Kupang. Jurnal Teknik Sipil, Vol. II, No. 2.

Fitria W, Pratama MS. 2013. Pengaruh Fenomena El Nino 1997 dan La Nina 1999

Terhadap Curah Hujan di Biak. Jurnal Metereologi dan Geofisika Volume

14, Nomor 2 - Tahun 2013

Fontain, A. 2002. Meteorology. (http://www.kompas.com)

Diakses tanggal 19 Februari 2016

Hasan, Urip Muhammad. 1970. Dasar-Dasar Meteorlogi Pertanian. Jakarta: PT.

Soeroengan.

Kartasapoetra. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara. Jakarta.

Neiburger, dkk.1982. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. Bandung: ITB

Nurrohmah, H. 2013. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

(http://habibahnurrohmah.blogspot.co.id/)

Diakses tanggal 19 Februari 2016

Page 21: 1. PENGENALAN ALAT

Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model

              pendugaan evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim

              nasional. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 – 9.

Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang kegiatan

              pertanian. (http : // www.bmg.ac.id)

    Diakses tanggal 19 Februari 2016

Setiawan, E. 2009. Kajian Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Cabe

Jamu (Piper retrofractum Vahl) di Kabupaten Sumenep. Jurnal Agrovikor

Volume 2 No.1

Suci, H. 2015. Laporan Praktikum Klimatologi Pengenalan Alat-Alat Klimatologi.

(http://harnisuci06.blogspot.co.id/)

Diakses tanggal 19 Februari 2016

Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi Edisi ke -2. Penerbit ITB. Bandung

Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung