1. PENDAHULUAN c. Perahu - djpb.kkp.go.id · PDF fileluka. KEUNTUNGAN 3. ANALISA USAHA ......
Transcript of 1. PENDAHULUAN c. Perahu - djpb.kkp.go.id · PDF fileluka. KEUNTUNGAN 3. ANALISA USAHA ......
1. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi sumber daya
perairan yang cukup besar untuk usaha
budidaya ikan, namun usaha budidaya ikan
kakap belum banyak berkembang. Ikan kakap
mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan
untuk dibudidayakan antara lain bersifat
euryhalin, dapat mentolerir perubahan salinitas
dari tawar, payau sampai asin, disamping itu
mampu tumbuh dan berkembang dengan baik
dalam perairan dengan turbiditas tinggi dan
dalam lingkungan yang cocok dapat tumbuh
dengan cepat.
2. TEKNIS BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH
DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
2.1. Sarana dan Prasaran
a. Rakit Konstruksi wadah budidaya ikan kerapu macan merupakan konstruksi berupa rakit. Rakit adalah kotak yang dilengkapi dengan pelampung yang biasanya terbuat dari kayu dengan mengikat jaring. Rakit biasanya terbuat dari kayu dengan ukuran bingkai 8x8 meter, di mana tiap rakit terbagi menjadi 4 kotak berukuran 3,5x3,5 meter.
b. Waring Waring adalah kantong yang dibuat dari jaring. Waring digunakan sebagai wadah untuk memelihara ikan kerapu. Untuk pembesaran ikan kerapu, jaring yang digunakan berukuran 3,5x3,5x3,5 meter dengan ukuran mata jaring (mesh size) 1-2 inci.
c. Perahu Perahu merupakan sarana transportasi pembudidaya di karamba. Perahun ini juga dapat digunakan untuk pencarian pakan alami ikan kerapu (rucah). Idealnya setiap petani KJA memiliki minimal 1 perahu.
2.2. Lokasi Usaha
a. Terlindung dari angin dan gelombang
besar.
b. Kedalaman perairan antara 5-15 meter.
c. Jauh dari limbah atau pencemaran.
d. Dekat sumber pakan.
e. Tersedia sarana transportasi yang baik dan
mudah diakses.
2.3. Persiapan Wadah
Persiapan wadah meliputi pencucian
jaring atau waring dengan mesin penyemprot
sampai bersih. Setelah itu dipasang di
karamba dengan diikat dengan tali dan diberi
pemberat berupa batu atau jangkar yang diikat
di keempat ujung waring. Ukuran mata jaring
yang digunakan juga disesuaikan dengan
ukuran benih yang akan ditebar.
2.4. Penebaran Benih
Penebaran dilakukan pada pagi atau
sore hari dan dilakukan aklimatisasi supaya
ikan tidak stres dengan perbedaan suhu dan
salinitas antara pembenihan dan pembesaran.
2.5. Pemberian Pakan
Pemilihan jenis pakan harus didasarkan
pada kemauan ikan untuk memangsa pakan
yang diberikan, kualitas, nutrisi dan nilai
ekonomisnya. Jenis pakan adalah ikan rucah
segar dengan kandungan lemak rendah
seperti jenis selar, tanjan dan benggol karena
harganya relatif murah dan nilai gizinya masih
mencukupi untuk ikan budidaya.
Pemberian pakan dilakukan dua kali
sehari dengan feeding rate (FR) sebesar 10%
dari bobot tubuh pada pagi hari sekitar pukul
08.00-09.00 WIB dan sore hari pada pukul
16.00-17.00 WIB. Benih kakap putih dengan
berat kurang dari 5-10 gram berat tubuh
umumnya perlu diberi pakan lebih dari tiga kali
sehari untuk memaksimalkan pengambilan
pakan dan mempercepat pertumbuhan ikan.
Semakin besar ukuran ikan, semakin
kurang frekuensi pemberian pakan, tanpa
memberi pengaruh nyata terhadap laju
pertumbuhan. Jika ikan diberi makan dua kali
setiap harinya, pemberian pakan harus
dilakukan pada pagi hari dan petang. Untuk
ikan yang diberi makan sekali sehari, lebih
baik dilakukan pada waktu petang sebelum
matahari terbenam. Jika pembudidaya ikan
menerapkan pemberian pakan sampai
kenyang dan mendistribusikan pakan secara
merata, maka hal ini akan mencegah ikan
makan dengan agresif dan dengan demikian
mengurangi terbuangnya sisa pakan ke dasar
wadah dan memperkecil pencemaran.
2.6. Penyortiran
Kegiatan pemilahan ukuran atau
penyortiran dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan, penentuan dosis pakan, dan
SR. Sampling dilakukan seminggu sekali
untuk menentukan jumlah pakan yang harus
diberikan, yaitu sepuluh persen dari biomassa
ikan.
2.7. Perbaikan dan Pembersihan Waring
Pergantian dan pembersihan waring
selama masa pemeliharaan mutlak dilakukan.
Jaring kotor dijemur kemudian disemprot
dengan air sampai seluruh kotoran yang
menempel terlepas dari waring. Selain itu
penggunaan ikan baronang juga bisa
membantu membersihkan waring dari biota
penempel khususnya dari jenis tumbuhan.
2.8. Pemanenan
Panen bisa dilakukan dengan metode
panen selektif ataupun panen total.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada sore
hari dengan menggunakan alat scoop net
yang terbuat dari kain kasa untuk menghindari
luka.
3. ANALISA USAHA
Analisa usaha pembesaran ikan kakap di
karamba jaring apung sangatlah bervariasi dan
ini disebabkan oleh perhitungan biaya
operasional yang dipengaruhi oleh besarnya
unit usaha, alat dan bahan yang digunakan,
serta letak lokasi usaha. Besarnya biaya yang
tercantum dalam analisa usaha ini dapat
berubah setiap waktu menurut kondisi, besar
usaha serta pasarnya.
Uraian Vol Satuan Harga
BIAYA INVESTASI
Karamba (3x3m) (4lubang) 8 Unit 88,000,000
Rumah jaga (8x8m) 1 Unit 30,000,000
Jaring (3x3x3m) 32 Unit 32,000,000
Peralatan Operasional 1 Paket 2,850,000
Generator (2KW 110-240V) 2 Unit 2,500,000
Perahu 13,000,000
Peralatan rumah jaga 1 Paket 1,250,000
Total 169,600,000
PENYUSUTAN PER TAHUN
Karamba (3x3m) (4lubang) 9,777,778
Rumah jaga (8x8m) 6,000,000
Jaring (3x3x3m) 6,400,000
Peralatan Operasional 682,500
Generator (2KW 110-240V) 1,250,000
Perahu 1,682,540
Peralatan rumah jaga 375,000
Total 26,167,817
BIAYA TETAP PER TAHUN
Tenaga kerja 3 Orang 32,400,000
Teknisi 1 Orang 24,000,000
Biaya perawatan 1 Paket 8,480,000
Biaya penyusutan 1 Paket 26,167,817
Solar 1 Liter 16,060,000
Total 115,587,817
BIAYA VARIABEL
Benih ikan kakap putih (4-5cm)
12.800 Ekor 64,000,000
Pakan rucah 24,960 Kg 124,000,000
Multivitamin dan obat-obatan 2 Paket
Total 174,000,000
PENERIMAAN
Penerimaan 70,000 Kg 380,800,000
KEUNTUNGAN
Total penerimaan 380,800,000
Total pengeluaran :
Biaya tetap Rp. 115,587,817
Biaya variabel Rp. 174,000,000 290,387,817
Keuntungan (penerimaan-pengeluaran) 90,412,182
Subdit Informasi Usaha dan Promosi
Direktorat Usaha Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Email : [email protected]
PEMBESARAN IKAN KAKAP DI KARAMBA JARING APUNG
(KJA)
Direktorat Usaha Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
2013