1. PELAPORAN PAJAK
-
Upload
kiki-puspa-ayu -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
Transcript of 1. PELAPORAN PAJAK
PELAPORAN PAJAK
Telaah KUPDiklat Manajemen PK
Agus Suharsono
POKOK BAHASAN
1. Kewajiban Menyampaikan Surat Pemberitahuan
2. Wajib Pajak Yang Dikecualikan Menyampaikan Surat Pemberitahuan
3. Penandatanganan Surat Pemberitahuan
4. Fungsi Surat Pemberitahuan
5. Pengambilan Surat Pemberitahuan
6. Batas Waktu Penyampaian SPT
7. Penyampaian Surat Pemberitahuan
PELAPORAN PAJAK
8. WP Tertentu Yang Dapat Melaporkan Beberapa Masa Pajak Dalam Satu SPT Masa
9. Perpanjangan Penyampaian Surat Pemberitahuan
10.Jenis Surat Pemberitahuan
11.Bentuk Surat Pemberitahuan
12.Isi Surat Pemberitahuan
13.SPT Dianggap Tidak Disampaikan
14.Sanksi Tidak Menyampaikan SPT
15.Pembetulan Surat Pemberitahuan
1. Kewajiban Menyampaikan Surat Pemberitahuan
Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan:o benar, lengkap, dan jelas, o dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf
Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan o menandatangani serta menyampaikannya
Penandatanganan SPT dapat dilakukan:o secara biasa, o dengan tanda tangan stempel, atau o tanda tangan elektronik atau digital,
yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang samatata cara pelaksanaannya diatur
dengan atau berdasarkan PerMenKeu
Penyampaian SPT
benar benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
lengkap
memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan
jelas melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Wajib Pajak Yang Dikecualikan Menyampaikan SPT
Wajib Pajak SPT Tahunan SPT Masa
Wajib Pajak orang pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi PTKP
Wajib
Tidak Wajib
Wajib
Tidak Wajib
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas
Wajib
Tidak Wajib
Wajib
Tidak Wajib
Penandatanganan SPT
Surat Pemberitahuan Wajib Pajak badan harus ditandatangani oleh pengurus atau direksi.
Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk mengisi dan menandatangani Surat Pemberitahuan, surat kuasa khusus tersebut harus dilampirkan pada Surat Pemberitahuan.
Penandatanganan SPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan dengan cara :
tanda tangan biasa;
tanda tangan stempel; atau
tanda tangan elektronik atau digital.
Tanda tangan stempel dan tanda tangan elektronik atau digital mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan biasa.
Pasal 4 ayat (2) UU KUPPasal 4 ayat (3) UU KUPPasal 6 PMK 181/PMK.03/2007Pasal 7 ayat (1) PMK 181/PMK.03/2007Pasal 7 ayat (2) PMK 181/PMK.03/2007
Pajak Penghasilan
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;
penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak;
harta dan kewajiban; dan/atau pembayaran dari pemotong atau pemungut
tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
PPN/PPnBM
pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; dan
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Bagi pemotong/pemungut pajak
sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkanny
Fungsi Surat Pemberitahuan
Pengambilan Surat Pemberitahuan
Hardcopy
Kantor Pelayanan Pajak (KPP);
Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP);Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak;
Pojok Pajak;
Mobil Pajak.
e-SPT diambil secara langsung oleh Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan; atau
diunduh dari website Direktorat Jenderal Pajak, dengan alamat http://www.pajak.go.id .
SPT yang didapatkan dengan mengunduh dari situs internet Direktorat Jenderal Pajak dan digandakan oleh Wajib Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan SPT yang diambil di kantor pajak.
Batas Waktu Penyampaian SPT
untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak;
untuk Surat Pemberitahuan Tahunnan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak; atau
untuk Surat Pemberitahuan Tahunnan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
Penyampaian Surat Pemberitahuan
secara langsung;
melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau
dengan cara lain, meliputi :
melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat; atau
e-Filling.
Pasal 8 ayat (2) PMK 152/PMK.03/2009
WP Tertentu Yang Dapat Melaporkan Beberapa Masa Pajak Dalam Satu SPT Masa
a. menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk beberapa Masa Pajak sekaligus dengan syarat pembayaran seluruh pajak yang wajib dilunasi menurut Surat Pemberitahuan Masa tersebut dilakukan sekaligus paling lama dalam Masa Pajak yang terakhir; dan/atau
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa selain yang disebut pada huruf a untuk beberapa Masa Pajak sekaligus dengan syarat pembayaran untuk masing-masing Masa Pajak dilakukan sesuai batas waktu untuk Masa Pajak yang bersangkutan.
Pasal 8 ayat (2) PMK 152/PMK.03/2009
Wajib Pajak dengan kriteria tertentu meliputi:
a. Wajib Pajak usaha kecil, yang terdiri dari :
1) Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan kegiatan usaha atau melakukan pekerjaan bebas yang harus harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri;dan
b) menerima atau memperoleh peredaran usaha dari kegiatan usaha atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas dalam Tahun Pajak sebelumnya tidak lebih dari Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
2)Wajib Pajak Badan yang harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) modal Wajib Pajak 100% (seratus persen) dimiliki oleh Warga Negara Indonesia;
b) menerima atau memperoleh peredaran usaha dalam Tahun Pajak sebelumnya tidak lebih dari Rp 900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah).
b. Wajib Pajak di daerah tertentu.
Wajib Pajak di daerah tertentu ini yang tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usahanya berlokasi di daerah tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Pasal 1 ayat (2) PMK-182/PMK.03/2007
Pasal 2 ayat (1) (2) (3) PMK-182/PMK.03/2007Pasal 3 PMK-182/PMK.03/2007
3103
3004
3112
0101
2009
2010 2011 2012 2013 2014
3105
3006
Pelaporan
Pembetulan yang menyatakan rugi atau lebih bayar psl 8 ayat (1a)
Perpanjangan
Pembayaran
Pembayaran
Bunga: 2% x KB x bulan, sejak batas akhir penyampaian SPT Psl 19 (3)
Bunga: 2% x KB x bulan, sejak batas akhir penyampaian SPT Psl 19 (3)
Pelaporan pertama tidak dibatasi waktunya, sanksi bunga: 2% x KB x bulan Psl 9 (3)
3112
3112
2 tahun sebelum daluwarsa penetapan psl 8 (1) jo. Psl 13 (1)
Pembetulan yang menyatakan tidak rugi atau lebih bayar sebelum pemeriksaan Psl 8 (1)
Bunga: 2% x 2% x KB x bulan, sejak batas penyampaian SPT berakhir Psl 8 (1)
PemeriksaanWP mengungkap ketidak benaran
Sudah diperiksa tapi belum dilakukan penyidikan denda 150% Psl 8 (3)
Sudah diperiksa tapi belum keluar ketetapan kenaikan 50% Psl 8 (4)
Dilunasi sendiri
WP menerima:skpSK KeberatanSK PembetulanPut BandingPut PK
Rugi fiskal berbeda
WP membetulkan SPT tahun beriutnya
Jika WP tidak membetulkan DJP akan memperhitungkannya dalam penetapan secara jabatan
PELA
PORA
N/P
ENYE
TORA
NPE
MBE
TULA
NM
ENG
UN
GAP
KB