1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas
-
Upload
hafis-mulyansyah -
Category
Documents
-
view
296 -
download
17
Transcript of 1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas
1
Ribd.com
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) pada awalnya bernama
Master of Business Administration (MBA) Bandung, sebagai
penyelenggara program S2 (MBA) yang pertama di Jawa Barat,
bekerjasama dengan Asian Institute of Management (AIM) Manila,
Philipina. MBA Bandung didirikan tanggal 23 Mei 1990.
Tanggal 10 Mei 1993 MBA Bandung berubah menjadi Sekolah
Tinggi Manajemen Bandung (STMB) dan memperoleh akreditasi B dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Tahun 1997 STMB
membuka program studi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi &
Informatika dengan akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada tahun 2002. STMB adalah institusi
pendidikan tinggi pertama di Indonesia yang membuka program strata
1 (S1) Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika (MBTI).
Desember 2005 STMB berubah nama menjadi Sekolah Tinggi
Manajemen Bisnis Telkom (STMB Telkom) dan menjadi Institut
Manajemen Telkom (IM Telkom) pada tanggal 28 Maret 2008.
IM Telkom diproyeksikan untuk menyiapkan tenaga-tenaga ahli di
bidang manajemen bisnis sesuai program studi yang ditawarkan
berbasis Information and Communication Technology (ICT) atau
informasi dan komunikasi (Infokom), dan entrepreneurship yang
terampil dan berwawasan luas sebagai jawaban akan tuntutan
persaingan bisnis pada industri infokom yang dewasa ini semakin ketat.
1.2. Latar Belakang Penelitian
Pemanasan global masih menjadi isu hangat dunia hingga saat ini,
yaitu fenomena meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan bumi karena efek rumah kaca (Fadliah, 2008). Jumlah gas
2
rumah kaca yang semakin meningkat akan menutup atmosfer bumi
sehingga mengurangi jumlah energi yang lepas ke ruang angkasa (Agus
& Rudy, 2008). Peningkatan ini terjadi akibat dari kegiatan manusia,
seperti industri, pembabatan dan kebakaran hutan, pembakaran pada
kendaraan bermotor, dan kegiatan lainnya (Muhi, 2011). Kegiatan
tersebut telah menghasilkan 20 miliar ton CO2 pertahun ke atmosfer.
Meskipun emisi alam juga turut menghasilkan 776 milyar ton CO2
pertahun, namun alam menyerap kembali sebanyak 788 miliar ton CO2
setiap tahun. Sehingga kegiatan manusia telah mengganggu
keseimbangan tersebut (Cook, 2010). Gambar 1.1 merupakan ilustrasi
efek rumah kaca yang masuk dan lepas ke luar angkasa.
Gambar 1.1. Ilustrasi Efek Rumah Kaca
Sumber: (Cook, 2010)
Banyak dampak pemanasan global yang tidak memiliki aspek-
aspek positif. Dua dampak yang menjadi isu utama berkenaan dengan
perubahan iklim, yaitu fluktuasi curah hujan yang tinggi dan kenaikan
muka laut yang menyebabkan tergenangnya air di wilayah daratan
dekat pantai (Susandi et al, 2008). Selain itu, Cook (2010) memaparkan
bahwa 18 sampai 35% spesies tumbuhan dan hewan bisa punah pada
tahun 2050. Samudera menyerap sebagian besar CO di udara, yang
mengarah ke pengasaman laut. Hal ini diperkirakan memiliki dampak
destabilisasi yang parah pada seluruh rantai makanan samudera,
ditambah lagi dengan efek negatif pemutihan karang karena
pemanasan perairan. Sebanyak 1 milyar orang diperkirakan
bergantung pada samudera untuk sebagian besar (> 30%) protein
3
hewani mereka. Ketika gletser dan salju berkurang, begitu juga pasokan
air bagi jutaan orang yang sangat bergantung pada persediaan air
tawar, terutama untuk pertanian irigasi. Demikian pula, kenaikan muka
laut dan aktivitas badai yang meningkat akan memengaruhi jutaan
orang selama abad ini karena sawah terendam air garam, air laut
mencemari sungai, akifer menjadi tercemar dan penduduk mengungsi.
Hal ini akan memaksa jutaan orang untuk pindah ke pedalaman,
sehingga meningkatkan risiko konflik.
Upaya untuk mengurangi pemanasan global telah digaungkan
sejak tahun 1979 dalam bentuk perjanjian internasional pada United
Nation Framework Convention on Climate Chane (UNFCC) dan Protokol
Kyoto Jepang tahun 1997 (Triana, 2008). Protokol Kyoto menghasilkan
keputusan utama berupa komitmen dari negara-negara untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, komunitas-komunitas
berbasis lingkungan semakin banyak muncul untuk ikut berpartisipasi
mengurangi dampak lingkungan. Meski demikian, kenaikan temperatur
bumi diprediksi mencapai 5oC akhir abad ini – tiga derajat di atas batas
ambang yang jadi acuan untuk menanggulangi dampak perubahan iklim
(sains.kompas.com). Jika temperatur hanya meningkat 1oC, maka akan
membatasi ketersediaan air bersih dan banjir pesisir di sebagian besar
dunia (Levin, 2008). Apalagi ditambah dengan berkurangnya komitmen
beberapa negara maju, seperti Rusia, Jepang, dan Selandia Baru sejak
Protokol Kyoto di Doha tahun 2012 untuk mengurangi emisi karbon
(hijauku.com).
Hasil pengurangan dampak pemanasan global juga belum terlihat
signifikan di indonesia, karena masih maraknya deforestasi dan
penghancuran lahan gambut, tidak berjalannya konsep 3R (reduce,
reuse, dan recycle), dan mafia kehutanan yang menyebabkan kerugian
hingga lebih dari Rp 20 triliun setiap tahun (Naiborhu, 2010). Hingga
saat ini, Indonesia telah kehilangan 24 dari 17.500 pulau karena
meningginya air laut (belantaraindonesia.org.) Selain itu, pemutihan
4
karang seluas 30% atau sebanyak 90-95% karang mati dikepulauan
Seribu akibat naiknya suhu air laut. Bahkan Indonesia menjadi negara
terbesar ketiga didunia setelah Cina sebagai penyumbang gas rumah
kaca (Triana, 2008).
Upaya untuk mengurangi dampak pemanasan global harus tetap
dilakukan. Salah satu pihak yang turut bertanggungjawab untuk
menciptakan kehidupan berkelanjutan adalah perguruan tinggi, atau
biasa disebut dengan eco campus atau green campus (Masjoen, 2013).
Eco campus berkaitan dengan sejauh mana kampus memanfaatkan
sumberdaya yang ada di lingkungan kampus secara efektif dan efisien.
Beberapa indikator kesuksesan eco campus antara lain; efisiensi
penggunaan kertas, efisiensi pengelolaan sampah, penggunaan lahan
hijau, listrik, air dan sumber daya alam (Nasoetion, 2009). Institut
Manajemen (IM) Telkom sebagai salah satu perguruan tinggi di
Indonesia ikut mencanangkan eco campus sejak tahun 2011. Namun
pengelolaannya masih belum maksimal, salah satunya yaitu in-efisiensi
penggunaan kertas untuk skripsi atau tugas akhir oleh mahasiswa.
Skripsi atau tugas akhir merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa
IM Telkom untuk bisa lulus menjadi sarjana. Proses yang dimulai dari
input mata kuliah “Tugas Akhir” pada sistem akademik kampus sampai
bisa mengumpulkan hardcover dan dipajang di perpustakaan
membutuhkan waktu rata-rata satu semester perkuliahan atau lima
bulan. Selama proses tersebut, mahasiswa melakukan penelitian sesuai
dengan objek penelitiannya dan harus bimbingan dengan dosen
pembimbing secara rutin, minimal empat kali bimbingan bab 1-3
sebelum sidang proposal (tahap 1) dan empat kali bimbingan bab 4 dan
5 sebelum sidang skripsi (tahap 2).
Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan penulis kepada
beberapa mahasiswa IM Telkom yang telah menyelesaikan skripsinya,
mayoritas menyatakan bahwa setiap bimbingan, mahasiswa harus
membawa progres penelitian berupa hardcopy, yaitu kertas HVS
5
ukuran A5. Begitu juga dengan sidang proposal dan sidang skripsi
bahwa mahasiswa harus mencetak tiga rangkap untuk menjadi bahan
evaluasi dosen penguji. Setelah skripsi mahasiswa tersebut benar dan
disetujui oleh pembimbing dan penguji, semua kertas yang pernah
digunakan untuk bimbingan dan sidang pada akhirnya tidak terpakai
atau terbuang.
Penggunaan kertas yang berlebihan memberikan dampak buruk
bagi lingkungan. Konsumsi kertas yang tinggi menuntut penebangan
pohon yang semakin banyak. Selain itu, Environment Canada
menyatakan bahwa produksi 1 kg kertas memerlukan 324 liter air
(akuinginhijau.org). Menurut International Institute for Environment
and Development, saat kertas membusuk, atau menjadi kompos akan
menghasilkan gas metana yang 25 kali lebih berbahaya daripada CO2.
Daur ulang merupakan salah satu solusi untuk memanfaatkan kertas
yang tidak terpakai. Onondaga Resource Recovery Center menyatakan
bahwa daur ulang satu ton kertas dapat menghemat 17 pohon, 682,5
galon bahan bakar, 7.000 galon air, dan 4.000 kilowatt energi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur berapa jumlah kertas
bekas yang dihasilkan mahasiswa IM Telkom selama mengerjakan
skripsi. Penelitian ini juga memberikan ide kreatif pengumpulan kertas
bekas untuk di daur ulang, yaitu pengumpulan kertas melalui program
“1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”.
1.3. Perumusan Masalah
Program “1 Mahasiswa = 1Kg Kertas Bekas” bertujuan untuk
meningkatkan penerapan eco campus di IM Telkom, terutama efektifitas
pengelolaan kertas bekas yang terbuang dari proses skripsi mahasiswa.
Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini akan memfokuskan
pada rumusan masalah berikut ini:
a. Berapa jumlah kertas bekas yang dihasilkan mahasiswa IM
Telkom dari proses skripsi?
6
b. Apa program “1 Mahasiswa = 1Kg Kertas Bekas”?
c. Bagaimana implementasi program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas
Bekas” di IM Telkom?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui jumlah kertas bekas yang dihasilkan mahasiswa
IM Telkom dari proses skripsi.
b. Untuk mengetahui apa program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas
Bekas”.
c. Untuk mengetahui bagaimana rencana implementasi program “1
Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas” di IM Telkom.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian
lebih lanjut dalam rangka pengembangan metode pengelolaan
kertas. Disamping itu, akan memberikan kontribusi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu
manajerial pada khususnya.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
manfaat praktis sebagai bahan masukan bagi IM Telkom untuk
membenahi metode pengelolaan kertas agar lebih efisien melaui
implementasi program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian
A. Kertas
Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya
adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas
dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis
dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas
misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan,
kebersihan ataupun toilet.
Kertas bagi generasi saat ini adalah sesuatu yang sudah menjadi hal
biasa dan sehari-hari sehingga sering kali kita memakai kertas tanpa
berpikir jauh mengenai konsekuensinya. Total produksi kertas dunia
didominasi oleh kawasan Asia sebanyak 40% atau sekitar 156 juta ton
(www.lmfeui.com). Gambar 2.1. merupakan persebaran produksi
kertas dunia tahun 2010.
Gambar 2.1.
Persebaran Produksi Kertas Dunia (Total sekitar 391 juta ton)
Sumber: www.lmfeui.com
1%
40%
28%
25%
5% 1%
Afrika
Asia
Eropa
Amerika Utara
Amerika Latin
Oseania
8
Beberapa fakta tentang penggunaan kertas pada saat ini
(www.akuinginhijau.org), antara lain:
1. 1 Batang pohon (kayu) menghasilkan 16 rim kertas
2. 1 Batang pohon dapat menghasilkan oksigen yang dibutuhkan
untuk 3 orang bernapas
3. Untuk memproduksi 1 ton kertas, dibutuhkan 3 ton kayu dan 98
ton bahan baku lainnya
4. Setiap jam, dunia kehilangan 1.732,5 hektar hutan karena ditebang
untuk menjadi bahan baku kertas
5. Industri Kertas diseluruh dunia menggunakan 35% dari seluruh
panen kayu komersial setiap tahun
6. Industri kertas menghabiskan 670 juta ton kayu untuk
menghasilkan 178 juta ton of pulp dan 278 juta ton kertas dan
karton
7. 1 ton kertas = 400 rim = 200.000 lembar atau 1 kg kertas = 200
lembar
8. Untuk memproduksi 3 lembar kertas dibutuhkan 1 liter air
9. Untuk memproduksi 1 Kilogram kertas dibutuhkan 324 liter
air (environment Canada)
10. 95% kertas dibuat dari bahan serat kayu
11. Untuk memproduksi 1 ton kertas, dihasilkan gas karbondioksida
(CO2) sebanyak kurang lebih 2,6 ton atau sama dengan emisi gas
buang yang dihasilkan oleh mobil selama 6 bulan.
12. Untuk memproduksi 1 ton kertas, dihasilkan kurang lebih 72.200
liter limbah cair dan 1 ton limbah padat
13. Industri kertas adalah pemakai energi bahan bakar ke-3 terbesar di
dunia(American Forest and Paper Association)
14. Dulu kertas hanya digunakan untuk menulis, sekarang industri
Packaging menggunakan 41% dari seluruh penggunaan kertas
Penggunaan kertas terlalu banyak akan mengurangi sumber daya
alam seperti pohon, air, dan listrik semakin cepat dan juga
9
meningkatkan jumlah limbah kertas. Salah satu cara untuk
memanfaatkan kertas bekas adalah dengan cara mendaur ulang nya.
Beberapa fakta daur ulang kertas (www.akuinginhijau.org), antara lain:
1. Mendaur ulang 54 kg kertas menyelamatkan 1 batang
pohon (government of Canada)
2. Mendaur ulang 1 ton kertas menyelamatkan kira-kira 17 batang
pohon (Purdue Research Foundation and US Environmental
Protection Agency, 1996)
3. Mendaur ulang kertas menggunakan 60% energi yang lebih sedikit
dibandingkan membuat kertas dari batang pohon
4. Mendaur ulang 1 ton kertas dapat menghemat 682.5 galon bahan
bakar dan 7000 galon air dan 4000 kwh listrik (Onondaga Resource
Recovery Center)
5. 30%-40% kertas yang dibuang adalah kertas Packaging atau
kemasan (The Recycler’s Handbook, 1990)
6. Saat kertas membusuk atau menjadi kompos akan menghasilkan gas
Metana yang 25 kali lebih berbahaya dari CO2 (International
Institute for Environment and Development, 1971)
B. Skripsi atau Tugas Akhir
Skripsi atau Tugas Akhir merupakan persyaratan untuk
menyelesaikan jenjeang pendidikan D3, S1, dan S2 di IM Telkom.
Skripsi adalah karya tulis akademik yang disusun berdasarkan hasil
penelitian, studi kelayakan, rencana bisnis, formulasi strategi,
perancangan sistem, pemodelan atau rancangan produk yang
merupakan pemecahan masalah sesuai dengan program studi dengan
menggunakan metode penelitian yang relevan.
Proses yang dimulai dari input mata kuliah “Tugas Akhir” pada
sistem akademik kampus sampai bisa mengumpulkan hardcover dan
dipajang di perpustakaan membutuhkan waktu rata-rata satu semester
perkuliahan atau lima bulan. Selama proses tersebut, mahasiswa
melakukan penelitian sesuai dengan objek penelitiannya dan harus
10
bimbingan dengan dosen pembimbing secara rutin, minimal empat kali
bimbingan bab 1-3 sebelum sidang proposal (tahap 1) dan empat kali
bimbingan bab 4 dan 5 sebelum sidang skripsi (tahap 2).
Bimbingan tahap 1 dimulai dengan bimbingan bab1-3, lalu
pengumpulan sidang proposal, sidang proposal, dan revisi sidang
proposal. Bimbingan tahap 2 dimulai dengan bimbingan bab 4-5,
pengumpulan sidang skripsi, sidang skripsi, dan revisi. Setelah tahap
tersebut, mahasiswa diwajibkan untuk mencetak hardcopy minimal 1
rangkap untuk kampus.
2.2. Kerangka pemikiran
Pengelolaan kertas di IM Telkom dinilai kurang efektif dan efisien,
salah satunya yaitu penggunaan kertas selama proses skripsi. Selama
skripsi, mayoritas mahasiswa mencetak hardcopy untuk bimbingan
dan revisi. Untuk bisa sidang proposal dan sidang skripsi, mahasiswa
harus mencetak sebanyak 3 rangkap. Selama proses tersebut, hanya
revisi sidang akhir yang disetujui oleh pembimbing dan penguji,
sedangkan hardcopy sebelumnya tidak akan digunakan lagi. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menghitung berapa jumlah
kertas bekas yang dihasilkan mahasiswa IM Telkom yang telah
menyelesaikan skripsinya. Selain itu, penelitian ini juga mengusulkan
program untuk pengelolaan kertas bekas yang dihasilkan dari
aktivitas akademik IM Telkom, terutama skripsi. Gambar 2.2,
merupakan kerangka pemikiran penelitian ini.
11
Gambar 2.2 Kerangka pemikiran
SKRIPSI:- Bimbingan tahap 1- Pengumpulan sidang proposal- Revisi sidang proposal- Bimbingan tahap 2- Pengumpulan sidang skripsi- Revisi sidang skripsi
Kertas Bekas dari Proses Skripsi
Solusi Pengelolaan Kertas Bekas dari Proses Skripsi
Program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
2.3. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan dengan batasan-batasan dan cakupan-cakupan
sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada Institut Manajemen Telkom.
2. Penelitian ini digunakan untuk memberikan solusi pengelolaan
penggunaan kertas di IM Telkom.
3. Hasil penelitian dapat ditransferkan atau diterapkan di tempat lain
ketika kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda dengan
tempat penelitian.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskripsi terapan (applied descriptive research). Menurut
Zikmund (2010:55), penelitian deskriptif dilakukan untuk memberi
gambaran yang jelas tentang karaktristik dari suatu objek, orang,
kelompok, organisasi, atau lingkungan dan (2010:6) penelitian terapan
dilakukan untuk mengidentifikasi keputusan bisnis yang spesifik pada
suatu organisasi. Melaui jenis penelitian deskriptif terapan, penelitian
ini dapat menjelaskan mengenai program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas
Bekas” dan implementasinya di IM Telkom.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Menurut
Suharsaputra (2012:50), metode penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan fenomena atau gejala
menggunakan data numerik dan statistik dalam melakukan analisisnya.
Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kuantitatif digunakan
untuk mengukur jumlah kertas bekas yang dihasilkan mahasiswa IM
Telkom dari proses skripsi. Penelitian kualitatif pada penelitian ini
digunakan untuk menjelaskan program “1 Mahasiswa = 1Kg Kertas
Bekas” dan implementasinya di IM Telkom.
3.2. Tahapan penelitian
Tahapan dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga bagian, yaitu
dimulai dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan penelitian dan
tahapan penyusunan laporan penelitian. Tahapan persiapan terdiri dari
penentuan masalah, penentuan objek penelitian sampai dengan
penyusunan proposal penelitian. Tahapan penelitian terdiri dari proses
pengumpulan data sampai dengan pengolahan data. Sedangkan
13
tahapan terakhir adalah penyusunan laporan penelitian dari hasil
pengolahan data.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:
13), alur penelitian, apa pun jenis penelitiannya selalu dimulai dari
adanya permasalahan atau gejalanya, yang merupakan suatu
kesenjangan yang dirasakan peneliti. Kesenjangan tersebut terjadi
karena adanya perbedaan kondisi antara kondisi nyata dengan kondisi
harapan. Dengan adanya kesenjangan ini, peneliti mencari teori yang
tepat untuk mengatasi permasalahan melalui penelitian, yaitu mencari
tahu tentang kemungkinan penyebab kondisi yang menjadi
permasalahan itu. Hasil dari penelitiannya digunakan untuk mengatasi
permasalahan yang dirasakan. Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian selalu harus merupakan jawaban dari rumusan masalah dan
memecahkan masalah.
Gambar 3.1
Tahapan Penelitian
Sumber : Arikanto (2010: 13)
3.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Institut Manajemen Telkom, Jalan
Telekomunikasi no.1, kec. Dayeuh Kolot, kab. Bandung, Jawa Barat.
Teori Pendukung Permasalahan
Rumusan Masalah
Pengumpulan Data
Analisis Data
Kesimpulan
14
3.4. Populasi dan Sampel
A. Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 115), Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini,
jumlah populasi yaitu jumlah mahasiswa IM Telkom yang telah
menyelesaikan skripsi sebanyak 885 orang.
B. Sampel
Sampel menurut Sugiono (2010: 116) adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut
Sugiyono (2010: 116), teknik sampling adalah teknik pengambilan
sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah conveniance sampling. Menurut Sugiyono (2010:83),
Conveniance sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Untuk mengukur jumlah sampel pada penelitian ini, penulis
menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut :
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = ukuran populasi
= Tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang dapat ditolerir
Dalam penelitian ini digunakan tingkat kekeliruan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir sebesar 10%. Jadi, jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 100 responden. Untuk perhitungan
jumlah sampel untuk wajib pajak orang pribadi adalah sebagai berikut:
15
dibulatkan
3.5. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010: 193), bila dilihat dari sumber datanya,
maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sumber sekunder.
3.5.1. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010:193). Data primer
diperoleh melalui angket/ kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199).
3.5.2. Data Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010:193). Data
sekunder yang peneliti peroleh yaitu literatur buku, situs internet, dan
dokumen yang ada di perusahaan.
3.6. Teknik Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa
data deskriptif dan kualitatif. Analisa deskriptif pada penelitian ini
digunakan untuk mengetahui jumlah rata-rata kertas bekas yang
dihasilkan mahasiswa IM Telkom dari proses skripsi. Analisa data
kualitatif bermakna sebagai suatu pengertian analisis yang didasarkan
pada argumentasi logika. Namun, materi argumentasi didasarkan pada
data yang akan diperoleh melalui kegiatan teknik perolehan data.
Analisis tidak berdasarkan pada perhitungan-perhitungan tetapi pada
16
kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, data dan
informasi. Kemudian data yang diperoleh akan disusun secara
sistematis sehingga diharapkan muncul gambaran yang dapat
mengungkapkan masalah penelitian.
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Objek Penelitian
4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian
IM Telkom merupakan perguruan tinggi yang dikelola oleh
Yayasan Pendidikan Telkom (YPT). Kampus utama Institut
Manajemen (IM) Telkom berlokasi di Jalan Telekomunikasi no. 1,
Kawasan Pendidikan Telkom, kecamatan Dayeuh Kolot, kabupaten
Bandung. Selain itu, IM Telkom juga memiliki kampus di jalan
Gegerkalong Hilir no.47, kota Bandung.
IM Telkom diproyeksikan untuk menyiapkan tenaga-tenaga ahli di
bidang manajemen bisnis sesuai program studi yang ditawarkan
berbasis Information and Communication Technology (ICT) atau
informasi dan komunikasi (Infokom), dan entrepreneurship yang
terampil dan berwawasan luas sebagai jawaban akan tuntutan
persaingan bisnis pada industri infokom yang dewasa ini semakin
ketat.
4.1.2. Visi, Misi, dan Nilai Inti
A. Visi
“Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi bidang Bisnis dan Manajemen
Konvergensi yang unggul di Asia pada tahun 2021”.
B. Misi
1. Menyiapkan mahasiswa menjadi pemimpin Asia masa depan.
2. Mengembangkan Institusi "knowledge enterprise" kelas dunia.
3. Menghasilkan kontribusi yang "determinant" bagi kemandirian
bangsa dalam persaingan global.
C. Nilai-nilai inti
1. Integrity (Integritas)
2. Entrepreneurship (kewirausahaan)
3. Best for Excellence (Terbaik untuk keunggulan)
18
4.1.3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 merupakan struktur organisasi IM Telkom.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi IM Telkom
Sumber: (www.imtelkom.ac.id)
4.1.4. Jumlah Mahasiswa dan Kelulusan
IM Telkom memiliki tiga fakultas S1, antara lain Sekolah
Manajemen Telekomunikasi dan Media (SBTM), Sekolah Komunikasi
Multimedia (SKM), dan Sekolah Administrasi Bisnis dan Keuangan
(SABK). Sejak berganti nama menjadi Institut Manajemen (IM) Telkom
pada tahun 2008, jumlah mahasiswa dan lulusan telah mencapai 4.974
orang. Tabel 4.1 merupakan jumlah mahasiswa dan lulusan dari IM
Telkom.
Tabel 4.1.
Jumlah Mahasiswa IM Telkom dan Lulusannya
No. Angkatan Aktif Lulusan Total
1 2008
2 2009
3 2010
4 2011
5 2012
Total
Sumber: (www.imtelkom.ac.id)
19
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2.1. Jumlah Kertas Bekas yang Dihasilkan Mahasiswa IM Telkom dari
Proses Skripsi
A. Bimbingan Skripsi Tahap 1
Tabel 4.2 merupakan jumlah kertas bekas yang dihasilkan
responden selama bimbingan skripsi tahap 1.
Tabel 4.2.
Jumlah Kertas Bekas yang Dihasilkan Mahasiswa IM Telkom pada
bimbingan skripsi tahap 1
No. Jumlah Persentase
1 1-10 lembar 2%
2 31-40 lembar 14%
3 41-50 lembar 18%
4 51-60 lembar 30%
5 61-70 lembar 13%
6 71-80 lembar 17%
7 81-90 lembar 4%
8 101-110 lembar 2%
Total 100%
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
Berdasarkan Tabel 4.2, 30% mahasiswa mayoritas menghabiskan
51-60 lembar HVS A5 untuk bimbingan skripsi tahap 1. Meskipun
terdapat mahasiswa yang tidak menggunakan kertas pada bimbingan
skripsi tahap 1, namun jumlahnya hanya 2% saja. Sedangkan
mahasiswa yang menghabiskan 71-80 lembar kertas cukup banyak,
yaitu mencapai 18%. Mahasiswa melakukan bimbingan skripsi tahap
1 rata-rata mencapai ±6 kali bimbingan.
Secara rata-rata, satu orang responden menghabiskan kertas
sebanyak 52-61 lembar HVS A5. Dengan rata-rata ±6 kali bimbingan,
maka secara keseluruhan 100 orang responden menghabiskan
sebanyak 295-345 lembar HVS A5.
20
B. Pengumpulan Sidang Proposal
Tabel 4.3 merupakan jumlah kertas bekas yang dihasilkan
responden untuk pengumpulan sidang proposal.
Tabel 4.3.
Jumlah Kertas Bekas yang Dihasilkan Mahasiswa IM Telkom untuk
Pengumpulan Sidang Proposal
No. Jumlah Persentase
1 1-10 lembar 2%
2 31-40 lembar 6%
3 41-50 lembar 14%
4 51-60 lembar 22%
5 61-70 lembar 23%
6 71-80 lembar 25%
7 81-90 lembar 2%
8 91-100 lembar 4%
9 101-110 lembar 2%
Total 100%
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
Berdasarkan Tabel 4.3, 25% mahasiswa mayoritas menghabiskan
61-70 lembar HVS A5 untuk pengumpulan sidang proposal. Meskipun
terdapat mahasiswa yang tidak menggunakan kertas pada bimbingan
skripsi tahap 1, namun jumlahnya hanya 2% saja. Sedangkan
mahasiswa yang menghabiskan 61-70 lembar kertas cukup banyak,
yaitu mencapai 23%. Untuk pengumpulan, mahasiswa diwajibkan
mencetak hardcopy sebanyak 3 rangkap.
Secara rata-rata, satu orang responden menghabiskan kertas
sebanyak 58-67 lembar HVS A5. Dengan mencetak 3 rangkap
hardcopy untuk pengumpulan sidang proposal, maka secara
keseluruhan 100 orang responden menghabiskan sebanyak 175-202
lembar HVS A5.
21
C. Revisi Sidang Proposal
Tabel 4.4 merupakan jumlah kertas bekas yang dihasilkan
responden untuk revisi sidang proposal.
Tabel 4.4.
Jumlah Kertas Bekas yang Dihasilkan Mahasiswa IM Telkom untuk
revisi sidang proposal
No. Jumlah Persentase
1 1-10 lembar 2%
2 31-40 lembar 6%
3 41-50 lembar 18%
4 51-60 lembar 16%
5 61-70 lembar 13%
6 71-80 lembar 21%
7 81-90 lembar 8%
8 91-100 lembar 10%
9 101-110 lembar 2%
10 111-120 lembar 2%
11 141-150 lembar 2%
Total 100%
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
Berdasarkan Tabel 4.4, 21% mahasiswa paling banyak
menghabiskan 71-80 lembar HVS A5 untuk revisi sidang proposal.
Meskipun terdapat mahasiswa yang tidak menggunakan kertas pada
bimbingan skripsi tahap 1, namun jumlahnya hanya 2% saja.
Sedangkan mahasiswa yang menghabiskan 41-50 lembar kertas
cukup banyak, yaitu mencapai 18%. Untuk revisi, mahasiswa
mahasiswa secara rata-rata melakukan sebanyak ±2 kali .
Secara rata-rata, satu orang responden menghabiskan kertas
sebanyak 63-72 lembar HVS A5. Dengan rata-rata ±2 kali revisi sidang
proposal, maka secara keseluruhan 100 orang responden
menghabiskan sebanyak 114-130 lembar HVS A5.
22
D. Bimbingan Skripsi Tahap 2
Tabel 4.5 merupakan jumlah kertas bekas yang dihasilkan
responden selaman bimbingan skripsi tahap 2.
Tabel 4.5.
Jumlah Kertas Bekas yang Dihasilkan Mahasiswa IM Telkom selama
bimbingan skripsi tahap 2
No. Jumlah Persentase
1 1-10 lembar 2%
2 31-40 lembar 18%
3 41-50 lembar 24%
4 51-60 lembar 18%
5 61-70 lembar 8%
6 71-80 lembar 21%
7 81-90 lembar 1%
8 91-100 lembar 4%
9 121-130 lembar 2%
10 151-160 lembar 2%
Total 100%
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
Berdasarkan Tabel 4.5, 21% mahasiswa paling banyak
menghabiskan 71-80 lembar HVS A5 untuk bimbingan skripsi tahap 2.
Meskipun terdapat mahasiswa yang tidak menggunakan kertas pada
bimbingan skripsi tahap 1, namun jumlahnya hanya 2% saja.
Sedangkan mahasiswa yang menghabiskan 51-60 lembar kertas
cukup banyak, yaitu mencapai 18%. Untuk revisi, mahasiswa
mahasiswa secara rata-rata melakukan sebanyak ±4 kali .
Secara rata-rata, satu orang responden menghabiskan kertas
sebanyak 54-63 lembar HVS A5. Dengan rata-rata ±4 kali bimbingan
skripsi tahap 2, maka secara keseluruhan 100 orang responden
menghabiskan sebanyak 237-276 lembar HVS A5.
23
E. Pengumpulan Sidang Skripsi
Tabel 4.6 merupakan jumlah kertas bekas yang dihasilkan untuk
pengumpulan sidang skripsi.
Tabel 4.6.
Jumlah Kertas Bekas yang Dihasilkan Mahasiswa IM Telkom untuk
Pengumpulan Sidang Skripsi
No. Jumlah Persentase
1 1-10 lembar 2%
2 61-70 lembar 4%
3 71-80 lembar 8%
4 81-90 lembar 2%
5 91-100 lembar 12%
6 101-110 lembar 6%
7 111-120 lembar 8%
8 121-130 lembar 20%
9 131-140 lembar 6%
10 141-150 lembar 4%
11 161-170 lembar 2%
12 171-180 lembar 4%
13 191-200 lembar 4%
14 201-210 lembar 4%
15 210-220 lembar 3%
16 221-230 lembar 3%
17 271-280 lembar 2%
18 291-300 lembar 3%
19 301-310 lembar 1%
20 591-600 lembar 2%
Total 100%
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
Berdasarkan Tabel 4.6, jumlah kertas yang dihabiskan mahasiswa
cukup beragam. 20% mahasiswa paling banyak menghabiskan 121-
24
130 lembar HVS A5 untuk pengumpulan sidang skripsi. Meskipun
terdapat mahasiswa yang tidak menggunakan kertas pada bimbingan
skripsi tahap 1, namun jumlahnya hanya 2% saja. Sedangkan
mahasiswa yang menghabiskan di atas 100 lembar kertas cukup
beragam antara 2-6%. Untuk pengumpulan, mahasiswa secara rata-
diwajibkan mencetak hardcopy sebanyak 3 rangkap .
Secara rata-rata, satu orang responden menghabiskan kertas
sebanyak 142-151 lembar HVS A5. Dengan mencetak 3 rangkap
hardcopy, maka secara keseluruhan 100 orang responden
menghabiskan sebanyak 427-454 lembar HVS A5.
F. Revisi Sidang Skripsi
Tabel 4.7 merupakan jumlah kertas bekas yang dihasilkan untuk
revisi sidang skripsi.
Tabel 4.7.
Jumlah Kertas Bekas yang Dihasilkan Mahasiswa IM Telkom untuk
Revisi Sidang Skripsi
No. Jumlah Persentase
1 61-70 lembar 2%
2 71-80 lembar 4%
3 81-90 lembar 2%
4 91-100 lembar 10%
5 101-110 lembar 2%
6 111-120 lembar 18%
7 121-130 lembar 23%
8 131-140 lembar 7%
9 141-150 lembar 2%
10 151-160 lembar 2%
11 161-170 lembar 2%
12 171-180 lembar 2%
13 181-190 lembar 6%
Bersambung
25
Sambungan
No. Jumlah Persentase
14 201-210 lembar 4%
16 221-230 lembar 4%
17 271-280 lembar 2%
18 281-290 lembar 3%
19 291-300 lembar 1%
20 301-310 lembar 2%
21 601-610 lembar 2%
Total 100%
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
Berdasarkan Tabel 4.7, jumlah kertas yang dihabiskan mahasiswa
cukup beragam. 23% mahasiswa paling banyak menghabiskan 121-
130 lembar HVS A5 untuk pengumpulan sidang skripsi. Sedangkan
mahasiswa yang menghabiskan di atas 100 lembar kertas cukup
beragam antara 2-4%. Untuk revisi sidang skripsi, mahasiswa rata-
rata melakukan sebanyak ±2 kali.
Secara rata-rata, satu orang responden menghabiskan kertas
sebanyak 149-158 lembar HVS A5. Dengan mencetak ±2 rangkap
hardcopy, maka secara keseluruhan 100 orang responden
menghabiskan sebanyak 240-255 lembar HVS A5.
26
G. Akumulasi Jumlah Kertas Bekas yang Dihasilkan Mahasiswa IM
Telkom dari Proses Skripsi
Tabel 4.8 merupakan akumulasi rata-rata jumlah kertas bekas
yang dihasilkan responden.
Tabel 4.8.
Jumlah Kertas Bekas yang Dihasilkan Mahasiswa IM Telkom
No. Proses Jumlah Halaman
1 Bimbingan skripsi tahap 1 295-345
2 Pengumpulan sidang proposal 175-202
3 Revisi sidang proposal 114-130
4 Bimbingan skripsi tahap 2 237-276
5 Pengumpulan sidang skripsi 427-454
6 Revisi sidang skripsi 240-255
Total 1488-1662
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa selama skripsi,
satu orang mahasiswa IM Telkom menghabiskan kertas rata-rata
antara 1.488 sampai 1.662 lembar HVS A5 atau sekitar 3,75 kg kertas.
Dari 100 orang responden, 52% menyatakan hanya menyimpan
kertas bekas tersebut, 32% membuang, dan hanya 16% yang mendaur
ulangnya.
Jumlah mahasiswa IM Telkom saat ini adalah 4.974 orang, maka
dalam empat tahun kedepan (4 angkatan) IM Telkom berkontribusi
menghabiskan paling sedikit 7.401.312. lembar kertas HVS A5 untuk
skripsinya, atau sama dengan menghabiskan 463 batang pohon,
5.995.063 liter air, menghasilkan 48 ton gas CO2, 1.335.937 liter
limbah cair, dan 19 ton limbah padat.
Dengan jumlah mahasiswa Indonesia sebanyak 4,8 juta orang
(www.edukasi.kompas.com) maka mahasiswa Indonesia
berkontribusi menghabiskan 7.142.400.000 lembar kertas untuk
skripsinya atau sama dengan menghabiskan 446.400 batang pohon,
27
5.785.344.000 liter air, 46.426 ton gas CO2, 1.289.203.200 limbah cair,
dan 17.856 ton limbah padat.
4.2.2. Program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
A. Pengertian dan Tujuan Program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas” adalah suatu
rangkaian program peduli lingkungan terutama kertas bekas yang
akan dilaksanakan di kampus Institut Manajemen (IM) Telkom.
Program ini dimulai dari pengumpulan kertas bekas dari mahasiswa,
khususnya mahasiswa yang telah menyelesaikan skripsi atau tugas
akhir. Pengumpulan kertas bekas ini dilatarbelakangi oleh banyaknya
kertas yang terbuang sia-sia selama mahasiswa menyelesaikan
skripsinya, yaitu mencapai 1.488-1.662 lembar HVS A5 per mahasiswa
atau 3,75 kg kertas per mahasiswa. Program ini tidak hanya sekedar
mengumpulkan kertas bekas dari mahasiswa, tetapi juga mendaur
ulangnya menjadi barang baru yang memiliki nilai guna. Untuk
memanfaatkan sumber daya internal, maka daur ulang akan dilakukan
mahasiswa IM Telkom jurusan DKV. Namun sebelum melakukan daur
ulang, program ini akan memberikan pelatihan terlebih dahulu
mengenai cara daur ulang yang baik dan benar. Rangkaian program “1
Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas” dilanjutkan dengan memamerkan
dan menjual hasil karya daur ulang yang dilakukan mahasiswa IM
Telkom.
Penggunaan kertas secara berlebihan dapat memberikan dampak
buruk pada lingkungan. 1 ton kertas menghabiskan 3 ton kayu,
324.000 liter air, menghasilkan 2,6 ton CO2 72.200 liter limbah cair,
dan 1 ton limbah padat. Selain itu, saat kertas membusuk atau menjadi
kompos akan menghasilkan gas metana yang 25 kali lebih berbahaya
dari CO2. Melalui program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
diharapkan akan mengurangi dampak buruk lingkungan dari
penggunaan kertas secara berlebihan, salah satunya penggunaan
kertas untuk skripsi.
28
Adapun tujuan program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”,
antara lain:
1. Mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan kertas yang
berlebihan di IM Telkom.
2. Melibatkan mahasiswa IM Telkom dalam program peduli
lingkungan melalui pengumpulan kertas bekas skripsi.
3. Mencerdaskan mahasiswa agar dapat ikut serta mengurangi
dampak lingkungan melalui pelatihan daur ulang kertas bekas.
4. Meningkatkan kreatifitas mahasiswa IM Telkom, terutama
mahasiswa jurusan DKV melalui aksi daur ulang kertas bekas.
5. Mengasah jiwa kewirausahaan mahasiswa IM Telkom melalui
penjualan produk/ karya daur ulang kertas bekas.
B. Sasaran Program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Adapun yang menjadi sasaran program “1 Mahasiswa = 1 Kg
Kertas Bekas” adalah semua civitas akademika IM Telkom, khususnya
mahasiswa yang telah menyelesaikan skripsi dan memiliki kertas
bekas skripsi yang tidak terpakai. Berikut rincian sasaran program “1
Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”:
1. Mahasiswa IM Telkom yang telah menyelesaikan skripsi, karena
ikut berpartisipasi menyumbangkan kertas bekas hasil skripsinya.
2. Mahasiswa IM Telkom lain, karena boleh ikut berpartisipasi
menyumbangkan kertas bekas.
3. Mahasiswa IM Telkom jurusan DKV, karena diberikan pelatihan
cara mendaur ulang yang baik dan benar.
C. Manfaat Program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Adapun manfaat program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”,
antara lain:
1. Mengurangi jumlah kertas bekas yang terbuang atau tidak
terpakai dari proses skripsi yang dikerjakan mahasiswa IM
Telkom.
29
2. Memberi masukan mengenai pengelolaan kertas bekas yang ada
di IM Telkom.
3. Meningkatkan kreativitas dan pengetahuan mahasiswa IM Telkom
tentang kertas, dampak, dan cara mendaur ulangnya.
30
4.2.3. Implementasi Program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa program “1
Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas” terdiri dari lima rangkaian kegiatan,
yaitu pengumpulan kertas bekas skripsi, pelatihan cara daur ulang
kertas bekas, daur ulang kertas bekas, pameran produk/ karya daur
ulang kertas bekas, penjualan produk/ karya daur ulang kertas bekas.
Penjelasannya sebagai berikut:
A. Pengumpulan Kertas Bekas Skripsi
Tabel 4.9. menjelaskan tentang skema pelaksanaan pengumpulan
kertas bekas skripsi.
Tabel 4.9.
Skema pengumpulan Kertas Bekas “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Mahasiswa IM Telkom yang telah menyelesaikan skripsi
Waktu Tim Hijau IM Telkom*Civitas Akademika IM
Telkom yang lain
Pembukaan Program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Mengumpulkan kertas bekas skripsi
Menyerahkan tumpukan kertas bekas skripsi
Menyerahkan tumpukan kertas bekas skripsi
Mengumpulkan kertas bekas
Menerima tumpukan kertas bekas
Hari ke 1-14
Hari ke-1
Hari ke 14 Penutupan Pengumpulan Kertas Bekas
Mulai
*Tim hijau IM Telkom = Panitia Program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
Pada rangkaian awal, yaitu donasi kertas bekas dapat dilakukan
oleh seluruh civitas akademika IM Telkom, namun dikhususkan dari
donasi kertas bekas skripsi dari mahasiswa tingkat akhir yang telah
31
menyelesaikan skripsi. Pengumpulan kertas bekas dilakukan selama
dua minggu berturut-turut dengan target sebanyak setengah
wisudawan IM Telkom bulan mei tahun 2013, yaitu 150 kg kertas
bekas.
B. Pelatihan Cara Daur Ulang Kertas Bekas
Tabel 4.10. menjelaskan tentang skema pelatihan daur ulang
kertas bekas.
Tabel 4.10.
Skema Pelatihan Daur Ulang Kertas Bekas “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
NarasumberWaktu Tim Hijau IM Telkom* Mahasiswa DKV IM Telkom
Mengundang narasumber daur ulang kertas untuk memberikan
pelatihan
Setuju untuk memberikan pelatihan cara daur ulang
kertas bekas
Datang ke kampus IM Telkom
Mendapat pelatihan cara daur ulang kertas bekas dan
kreasinya
Memberikan pelatihan cara daur ulang kertas bekas dan
kreasinya
Hari ke-7
Memahami cara daur ulang kertas dan kreasinya
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
Pada tahap ini, akan diberikan pelatihan cara mendaur ulang
kertas bekas yang baik dan benar kepada mahasiswa jurusan DKV IM
Telkom. Pelatihan ini bertujuan agar mahasiswa tidak hanya berperan
sebagai “penyumbang” kertas bekas saja, tapi juga memahami cara
mendaur ulang kertas yang baik dan benar. Mahasiswa jurusan DKV
IM Telkom dipilih agar pelatihan daur ulang lebih tepat sasaran dan
meningkatkan kreatifitas seni yang dimiliki mahasiswa DKV.
32
C. Daur Ulang Kertas Bekas
Tabel 4.11. menjelaskan tentang skema daur ulang kertas bekas.
Tabel 4.11.
Skema Daur Ulang Kertas Bekas “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Skema Daur Ulang Kertas Bekas “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Mahasiswa DKV IM TelkomWaktu Tim Hijau IM Telkom* Prodi DKV IM Telkom
Mengundang mahasiswa DKV IM Telkom untuk mengikuti
lomba daur ulang kertas bekas
Mendaftarkan diri mengikuti lomba daur ulang kertas bekas
Mengumpulkan produk/ karya daur ulang
Hari ke-14
Hari ke-7-12
Hari ke-13-14
Datang ke kampus IM Telkom
Mengikuti lomba daur ulang kertas bekas
Mewajibkan mahasiswa DKV IM Telkom untuk mengikuti lomba
daur ulang kertas bekas
Menerima produk/ karya daur ulang
Seleksi dan menentukan pemenang dengan produk/
karya daur ulang terbaik
Mengumumkan produk/ karya daur ulang terbaik
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
Setelah mahasiswa DKV IM Telkom mendapatkan pelatihan
mengenai cara daur ulang kertas bekas yang baik dan benar, maka
mereka akan berpartisipasi dalam lomba daur ulang kertas bekas
yang telah dikumpulkan tim hijau IM Telkom. Lomba daur ulang ini
bertujuan untuk mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan
mahasiswa DKV IM Telkom selama pelatihan daur ulang kertas bekas
33
pada minggu sebelumnya. Pada tahap ini akan ada kerjasama antara
tim hijau IM Telkom dengan Prodi DKV agar mewajibkan mahasiswa
tingkat awal untuk mengikuti lomba ini. Lomba akan dilakukan dua
hari pada satu kelas dan peserta lomba bebas melakukan eksperimen
di kelas tersebut selama dua hari berturut-turut hingga menghasilkan
produk yang memiliki nilai guna.
D. Pameran Produk/ Karya Daur Ulang Kertas Bekas
Tabel 4.12. menjelaskan tentang skema pameran produk daur
ulang kertas bekas.
Tabel 4.12.
Skema Pameran Produk Daur Ulang Kertas Bekas
“1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Skema Pameran Daur Ulang Kertas Bekas “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Mahasiswa DKV IM TelkomWaktu Tim Hijau IM Telkom*
Mengumpulkan produk/ karya daur ulang
Hari ke-14
Hari ke-15-19
Menerima produk/ karya daur ulang
Seleksi produk/ karya daur ulang yang akan dipamerkan
Memamerkan produk/ karya daur ulang
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
34
Pameran ini dilakukan sebagai salah satu cara memasarkan
produk-produk daur ulang dari kertas bekas. Karya hasil lomba daur
ulang kertas bekas yang dilakukan mahasiswa jurusan DKV
dikumpulkan oleh tim hijau IM Telkom, diseleksi, dan dipajang pada
satu titik keramaian di kampus IM Telkom. Dengan demikian, civitas
akademika IM Telkom bisa membeli hasil karya daur ulang kertas
bekas. Meskipun tidak membeli, para pengunjung bisa mendapat
pencerdasan mengenai upaya untuk mengurangi dampak lingkungan.
E. Penjualan Produk/ Karya Daur Ulang Kertas Bekas
Tabel 4.13. menjelaskan tentang skema pameran produk daur
ulang kertas bekas.
Tabel 4.13.
Skema Penjualan Produk Daur Ulang Kertas Bekas
“1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Skema Penjualan Produk Daur Ulang Kertas Bekas “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas”
Mahasiswa DKV IM TelkomWaktu Tim Hijau IM Telkom* Pembeli
Memasarkan produk daur ulang kertas bekas
Membayar produk daur ulang kertas bekas
Menerima keuntungan penjualan produk daur ulang
kertas bekas
Hari ke-15-19
Hari ke-20
Menerima pembayaran produk daur ulang kertas bekas
Menyerahkan keuntungan penjualan produk daur ulang
kertas bekas
Membeli produk daur ulang kertas bekas
selesai
Sumber: Pengolahan Data oleh Penulis
35
Penjualan dilakukan untuk meningkatkan minat masyarakat pada
produk daur ulang, terutama dari kertas bekas. Penjualan akan
dilakukan oleh tim hijau IM Telkom, dan keuntungannya akan
diberikan kepada mahasiswa/ pemilik hasil produk daur ulang.
36
4.2.4. Jadwal Kegiatan
Tabel 4.14 merupakan jadwal program “1 Mahasiswa= 1 Kg Kertas Bekas”.
Tabel 4.14
Jadwal Program “1 Mahasiswa= 1 Kg Kertas Bekas”.
No Kegiatan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1 Pengumpulan Kertas Bekas
2 Pelatihan Daur Ulang Kertas Bekas
3 Daur Ulang Kertas Bekas
4 Pameran Produk Daur Ulang
5 Penjualan Produk Daur Ulang
37
4.2.5. Rancangan Biaya dan Sumber Dana Program “1 Mahasiswa = 1 Kg
Kertas Bekas”
Sumber Biaya dalam (Rp)
A. Pengumpulan Kertas Bekas
Publikasi : 250.000
Boot pengumpulan : 250.000
B. Pelatihan Daur Ulang Kertas Bekas
Narasumber / pelatih daur ulang : 1.000.000
Konsumsi narasumber/ pelatih : 50.000
Konsumsi peserta : 200.000
Perlengkapan pelatihan : 750.000
C. Lomba Daur Ulang Kertas Bekas
Konsumsi peserta : 400.000
Hadiah : 1.500.000
D. Pameran Produk Daur Ulang Kertas Bekas
Perlengkapan pameran : 500.000
E. Penjualan Produk Daur Ulang Kertas Bekas
Promosi : 100.000
Total : 5.000.000
Sumber Dana dalam (Rp)
A. HUTKOM 25 : 5.000.000
Total : 5.000.000
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penggunaan kertas di IM Telkom dinilai tidak efektif dan efisien
karena mahasiswa berkontribusi menghabiskan 1.488-1.662 lembar
kertas HVS A5 atau sekitar 3,75 kg kertas per mahasiswa untuk
menyelesaikan skripsinya. Sebagai salah satu pihak yang turut
bertanggung jawab menciptakan kehidupan berkelanjutan, IM Telkom
seharusnya dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dilingkungan
kampus secara efektif dan efisien, termasuk sumber daya kertas. Selain
itu, IM Telkom juga harus menciptakan lulusan-lulusan yang memiliki
kepedulian akan lingkungan melalui pendidikan dan pencerdasan
berkelanjutan tentang lingkungan. Program “1 Mahasiswa = 1 kg Kertas
bekas” merupakan salah satu cara bagi IM Telkom untuk mengatasi
penggunaan kertas secara berlebihan dan menciptakan lulusan yang
memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas” adalah suatu
rangkaian program peduli lingkungan terutama kertas bekas yang akan
dilaksanakan di kampus Institut Manajemen (IM) Telkom. Program ini
dimulai dari pengumpulan kertas bekas terutama dari mahasiswa
tingkat akhir yang telah menyelesaikan skripsi, pelatihan daur ulang
kertas bekas, lomba daur ulang kertas bekas, pameran dan penjualan
produk dari daur ulang kertas. Program ini bertujuan untuk
mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan kertas yang
berlebihan di IM Telkom dan melibatkan mahasiswa dalam program
peduli lingkungan.
Melalui program “1 Mahasiswa = 1 Kg Kertas Bekas” ini, IM
Telkom tidak hanya akan mengurangi jumlah kertas bekas yang
terbuang oleh mahasiswa tingkat akhir, namun juga meningkatkan
39
kreativitas dan pengetahuan mahasiswa tentang kertas bekas, dampak,
dan cara mendaur ulangnya.
5.2. Saran
1. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengevaluasi dan
mengukur tingkat keberhasilan program “1 Mahasiswa= 1 Kg Kertas
Bekas” ketika telah selesai dilaksanakan. Dengan begitu, IM Telkom
bisa mengetahui kekurangan implementasi program, dan
memperbaikinya di implementasi program berikutnya.
2. Saran untuk Perusahaan
Berdasarkan proses penelitian di IM Telkom, sebaiknya IM
Telkom lebih terbuka dalam memberikan informasi yang dibutuhkan
agar permasalahan yang ada pada pengelolaan kertas dapat
diketahui lebih cepat dan jelas. Selain itu, sebaiknya IM Telkom
menerapkan program “1 Mahasiswa = Kg Kertas Bekas” ini, karena
akan memberikan kontribusi pada pengelolaan kertas di IM Telkom.
40
DAFTAR PUSTAKA
10 Dampak Pemanasan Global. 2009. [Online].
http://www.belantaraindonesia.org/2012/02/10-dampak-pemanasan-
global.html. [Diakses pada tanggal 27 April 2013].
Agus, R & Rudy, S. (2008). Global Warming Mengancam Keselamatan Planet
Bumi. [online]
http://hiduplebihmulia.com/ebook/PemanasanGlobal2lowres.pdf
[diakses pada tanggal 24 April 2013].
Analisa Industri Pulp dan Kertas Dunia. (2012). [Online]
http://www.lmfeui.com/data/artikel%20bumn%203%20ags%202012
%20Analisis%20Industri%20Kertas.pdf [Diakses pada tanggal 10 Mei
2013]
Arikunto. Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Cook, John. (2010). Panduan Ilmiah untuk Skeptisisme Pemanasan Global.
[online]
http://www.skepticalscience.com/docs/Guide_Skepticism_Indonesian.p
df [diakses pada tanggal 24 April 2013].
Fadliah. (2008). Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi.
Jurnal Pelangi Ilmu. Vol 1, No 1, 1-15
Indonesia: Hasil COP18 Tidak Memuaskan. [2012]. [online]
http://www.hijauku.com/2012/12/10/indonesia-hasil-cop18-tidak-
memuaskan/ [diakses pada tanggal 24 April 2013].
Kondisi Bumi Lebih Buruk dari Prediksi. (2012). [online]
http://sains.kompas.com/read/2012/12/04/02401963/Kondisi.Bumi.L
ebih.Buruk.dari.Prediksi [diakses pada tanggal 24 April 2013].
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial: Kauntitatif dan
Kualitatif. Jakarta: GP Press
41
Levin, Richard C. (2008). How to Stop Global Warming. New Delhi: The
Economic Times.
Muhi, Ali Hanapiah. (2011). Praktek Lingkungan Hidup. Jatinangor: IPDN.
Masjoen. 2013. Jejaring: Kampus Harus Menjadi Contoh Keberlanjutan.
[Online] http://jejaring.co/2013/03/kampus-harus-menjadi-contoh-
keberlanjutan/ [Diakses pada tanggal 27 April 2013].
Naiborhu, Debora. (2010). Pemanasan Global di Indonesia Ditinjau dari
Protokol Kyoto. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Tidak diterbitkan.
Nasoetion, P. 2009. Green Campus Vs. Pemanasan Global. [Online]
http://www.gogreenindonesiaku.com/green_opinion2.php [Diakses
pada tanggal 27 April 2013].
Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Susandi, Armi, Herlianti, Indriani, Tamamadin, Mamad, & Nurlela, Irma.
(2008). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka laut di
Wilayah Banjarmasin. Jurnal Ekonomi Linkungan. Vol 12, No.2, 1-8.
Triana, Vivi. (2008). Pemanasan Global. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Vol. 2, No. 2. 159-163
Zickmund, William G., et al. (2010). Business Research Methods. Canada:
South-Western Cengange Learning.
42
LAMPIRAN
1. Rekapitulasi Kuesioner
No. Jenis Kelamin A B C
D E
F G H
I J
K L MIN MAX MIN MAX MIN MAX MIN MAX MIN MAX MIN MAX
1 L 2 1 10 1 10 2 1 10 0 1 10 1 10 1 71 80 2 disimpan 2 L 2 1 10 1 10 2 1 10 0 1 10 1 10 1 71 80 2 disimpan 3 L 6 41 50 41 50 1 41 50 4 51 60 61 70 4 111 120 3 daur ulang 4 L 6 41 50 41 50 1 41 50 4 51 60 61 70 4 111 120 3 daur ulang 5 P 4 51 60 41 50 1 41 50 4 61 70 61 70 2 121 130 3 dijual 6 P 4 51 60 41 50 1 41 50 4 61 70 61 70 2 121 130 3 dijual 7 L 4 41 50 41 50 1 41 50 4 31 40 71 80 2 61 70 3 disimpan 8 L 4 41 50 41 50 1 41 50 4 31 40 71 80 2 61 70 3 disimpan 9 L 5 31 40 31 40 1 31 40 4 71 80 71 80 2 71 80 2 disimpan 10 L 5 31 40 31 40 1 31 40 4 71 80 71 80 2 71 80 2 disimpan 11 P 5 31 40 31 40 2 31 40 8 71 80 71 80 1 81 90 3 dibuang 12 P 5 31 40 31 40 2 31 40 8 71 80 71 80 1 81 90 3 dibuang 13 L 4 51 60 61 70 2 81 90 4 71 80 71 80 2 151 160 3 dibuang 14 L 4 51 60 61 70 2 81 90 4 71 80 71 80 2 151 160 3 dibuang 15 L 6 61 70 51 60 4 61 70 3 31 40 81 90 5 91 100 2 disimpan 16 L 6 61 70 51 60 4 61 70 3 31 40 81 90 5 91 100 2 disimpan 17 P 5 51 60 41 50 5 41 50 5 31 40 91 100 1 91 100 3 daur ulang 18 P 5 51 60 41 50 5 41 50 5 31 40 91 100 1 91 100 3 daur ulang 19 P 6 51 60 41 50 1 41 50 4 31 40 91 100 2 91 100 3 dibuang 20 P 6 51 60 41 50 1 41 50 4 31 40 91 100 2 91 100 3 dibuang 21 P 4 41 50 51 60 3 51 60 4 31 40 91 100 1 121 130 2 disimpan 22 P 4 41 50 51 60 3 51 60 4 31 40 91 100 1 121 130 2 disimpan 23 P 4 41 50 31 40 1 31 40 5 41 50 91 100 1 101 110 1 daur ulang 24 P 4 41 50 31 40 1 31 40 5 41 50 91 100 1 101 110 1 daur ulang 25 L 4 71 80 51 60 1 51 60 4 41 50 91 100 1 91 100 3 disimpan 26 L 4 71 80 51 60 1 51 60 4 41 50 91 100 1 91 100 3 disimpan
43
27 P 5 71 80 41 50 1 41 50 4 51 60 91 100 1 91 100 1 dijual 28 P 5 71 80 41 50 1 41 50 4 51 60 91 100 1 91 100 1 dijual 29 L 4 41 50 51 60 1 51 60 4 41 50 101 110 1 111 120 3 disimpan 30 L 4 41 50 51 60 1 51 60 4 41 50 101 110 1 111 120 3 disimpan 31 L 4 51 60 51 60 1 51 60 2 71 80 101 110 1 111 120 3 daur ulang 32 L 4 51 60 51 60 1 51 60 2 71 80 101 110 1 111 120 3 daur ulang 33 P 5 51 60 61 70 2 61 70 4 71 80 101 110 3 111 120 2 dibuang 34 P 5 51 60 61 70 2 61 70 4 71 80 101 110 3 111 120 2 dibuang 35 L 6 31 40 51 60 1 51 60 3 41 50 111 120 1 111 120 2 disimpan 36 L 6 31 40 51 60 1 51 60 3 41 50 111 120 1 111 120 2 disimpan 37 L 4 51 60 51 60 9 51 60 7 51 60 111 120 1 111 120 3 disimpan 38 L 4 51 60 51 60 9 51 60 7 51 60 111 120 1 111 120 3 disimpan 39 P 4 41 50 51 60 3 111 120 4 71 80 111 120 1 121 130 2 disimpan 40 P 4 41 50 51 60 3 111 120 4 71 80 111 120 1 121 130 2 disimpan 41 L 5 31 40 51 60 3 41 50 4 91 100 111 120 3 121 130 3 dibuang 42 L 5 31 40 51 60 3 41 50 4 91 100 111 120 3 121 130 3 dibuang 43 P 7 31 40 41 50 1 41 50 6 31 40 121 130 1 111 120 3 dibuang 44 P 7 31 40 41 50 1 41 50 6 31 40 121 130 1 111 120 3 dibuang 45 L 6 51 60 71 80 1 71 80 4 31 40 121 130 2 121 130 3 disimpan 46 L 6 51 60 71 80 1 71 80 4 31 40 121 130 2 121 130 3 disimpan 47 P 6 61 70 61 70 2 51 60 3 41 50 121 130 1 111 120 1 dibuang 48 P 6 61 70 61 70 2 51 60 3 41 50 121 130 1 111 120 1 dibuang 49 L 10 51 60 61 70 2 71 80 5 41 50 121 130 3 111 120 1 dibuang 50 L 10 51 60 71 80 2 71 80 5 41 50 121 130 3 111 120 1 dibuang 51 P 5 51 60 61 70 1 61 70 4 51 60 121 130 1 121 130 3 dibuang 52 P 5 51 60 61 70 1 61 70 4 51 60 121 130 1 121 130 3 dibuang 53 P 5 81 90 71 80 1 71 80 4 61 70 121 130 2 121 130 1 daur ulang 54 P 5 81 90 71 80 1 71 80 4 61 70 121 130 2 121 130 1 daur ulang 55 L 6 71 80 71 80 2 71 80 4 71 80 121 130 2 121 130 3 disimpan 56 L 6 71 80 71 80 2 71 80 4 71 80 121 130 2 121 130 3 disimpan 57 P 8 71 80 71 80 1 71 80 4 91 100 121 130 1 121 130 1 disimpan 58 P 8 71 80 71 80 1 71 80 4 91 100 121 130 1 121 130 1 disimpan
44
59 L 11 71 80 71 80 3 71 80 4 121 130 121 130 2 121 130 1 daur ulang 60 L 11 71 80 71 80 3 71 80 4 121 130 121 130 2 121 130 1 daur ulang 61 L 5 61 70 61 70 2 61 70 4 151 160 121 130 2 121 130 1 disimpan 62 L 5 61 70 61 70 2 61 70 4 151 160 121 130 2 121 130 1 disimpan 63 L 8 71 80 91 100 2 91 100 1 31 40 131 140 2 121 130 4 disimpan 64 L 8 71 80 91 100 2 91 100 1 31 40 131 140 2 131 140 4 disimpan 65 P 6 51 60 61 70 1 61 70 4 51 60 131 140 1 131 140 4 disimpan 66 P 6 51 60 61 70 1 71 80 4 51 60 131 140 1 131 140 4 disimpan 67 L 5 71 80 61 70 1 71 80 4 61 70 131 140 1 131 140 3 dibuang 68 L 5 71 80 61 70 1 71 80 4 61 70 131 140 1 131 140 3 dibuang 69 L 4 51 60 51 60 1 51 60 4 61 70 141 150 1 141 150 3 dibuang 70 L 4 51 60 51 60 1 51 60 4 61 70 141 150 1 141 150 3 dibuang 71 P 8 81 90 71 80 2 81 90 6 71 80 141 150 1 131 140 2 disimpan 72 P 8 81 90 71 80 2 81 90 6 81 90 141 150 1 131 140 2 disimpan 73 P 4 51 60 91 100 1 101 110 3 51 60 161 170 1 161 170 1 dibuang 74 P 4 51 60 91 100 1 101 110 3 51 60 161 170 1 161 170 1 dibuang 75 P 7 51 60 71 80 1 61 70 4 41 50 171 180 1 181 190 3 dibuang 76 P 7 51 60 71 80 1 61 70 4 41 50 171 180 1 181 190 3 dibuang 77 P 8 61 70 71 80 1 71 80 4 51 60 171 180 1 171 180 3 disimpan 78 P 8 61 70 71 80 1 71 80 4 51 60 171 180 1 171 180 3 disimpan 79 P 7 71 80 71 80 2 71 80 3 41 50 191 200 1 181 190 1 disimpan 80 P 7 71 80 71 80 2 71 80 3 41 50 191 200 1 181 190 1 disimpan 81 P 6 71 80 101 110 1 91 100 4 71 80 191 200 1 201 210 3 disimpan 82 P 6 71 80 101 110 1 91 100 4 71 80 191 200 1 201 210 3 disimpan 83 P 7 61 70 61 70 1 71 80 6 41 50 201 210 1 201 210 4 daur ulang 84 P 7 61 70 61 70 1 71 80 6 41 50 201 210 1 201 210 4 daur ulang 85 L 6 61 70 71 80 2 91 100 4 41 50 201 210 4 281 290 3 disimpan 86 L 6 61 70 71 80 2 91 100 4 41 50 201 210 4 281 290 3 disimpan 87 L 5 31 40 51 60 2 41 50 7 41 50 210 219 2 181 190 2 dibuang 88 L 5 31 40 51 60 2 41 50 7 41 50 210 219 2 181 190 2 dibuang 89 L 4 41 50 61 70 3 91 100 4 51 60 210 219 2 221 230 3 dibuang 90 L 4 41 50 61 70 3 91 100 4 51 60 221 230 2 221 230 3 dibuang
45
91 L 4 41 50 61 70 3 91 100 4 51 60 221 230 2 221 230 3 disimpan 92 L 4 41 50 61 70 3 91 100 4 51 60 221 230 2 221 230 3 disimpan 93 L 6 51 60 81 90 1 81 90 6 71 80 271 280 1 271 280 3 daur ulang 94 L 6 51 60 81 90 1 81 90 6 71 80 271 280 1 271 280 3 daur ulang 95 P 5 101 110 61 70 1 61 70 4 31 40 291 300 1 301 310 3 dijual 96 L 5 41 50 71 80 1 141 150 4 41 50 291 300 1 281 291 1 dijual 97 L 5 41 50 71 80 1 141 150 4 41 50 291 300 1 291 300 1 dijual 98 P 5 101 110 61 70 1 61 70 4 31 40 301 310 1 301 310 3 dijual 99 L 7 31 40 71 80 1 81 90 11 71 80 591 600 1 601 610 3 dibuang 100 L 7 31 40 71 80 1 81 90 11 71 80 591 600 1 601 610 3 dibuang
Keterangan:
A: Saya sudah bimbingan skripsi BAB 1-3 sebanyak:
B: Setiap bimbingan skripsi BAB 1-3, rata-rata saya menghabiskan kertas sebanyak:
C: Setelah disetujui dosen pembimbing untuk seminar atau sidang proposal, skripsi BAB 1-3 saya menjadi:
D: Setelah seminar atau sidang proposal, saya melakukan revisi skripsi BAB 1-3 sebanyak:
E: Setelah disetujui dosen pembimbing dan penguji, skripsi BAB 1-3 saya menjadi:
F: Saya sudah bimbingan skripsi BAB 4-5 sebanyak:
G: Setiap bimbingan skripsi BAB 4-5, rata-rata saya menghabiskan kertas sebanyak:
H: Setelah disetujui dosen pembimbing untuk sidang akhir, skripsi (BAB 1,2,3,4,5,lampiran) saya menjadi:
I: Setelah sidang akhir, saya melakukan revisi skripsi (BAB 1,2,3,4,5,lampiran) sebanyak:
J: Setelah disetujui dosen pembimbing dan penguji, skripsi (BAB 1,2,3,4,5,lampiran) saya menjadi:
K: Skripsi yang telah disetujui tersebut, saya print hardcover sebanyak:
L: kertas bekas dari hasil proses skripsi saya gunakan untuk:
46
2. Riwayat Penulis 1
a. Nama : Hafidz Mulyansyah Putra
b. Tempat dan Tanggal lahir : Padang Sibusuk, 05-02-1991
c. Alamat Tempat Tinggal : Rumah Dhiesna, Jalan Sukapura, RT 3,
RW 2, Kawasan Pendidikan Telkom,
Dayeuh Kolot, Bandung, Jawa Barat
d. Nomor Telepon : 085624480364
e. Nama Orang Tua : Muchlis Anwar
f. Prestasi :
1) Juara 1 Lomba Karya Tulis Go Green Kampus IM Telkom (2011)
2) Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah PT. PJB-BPWC Cirata (2011)
3) Juara 1 Lomba Karya Tulis Championship Regeneration IM Telkom (2012)
4) Finalis Lomba Bisnis Solution Sisfo Time Institut Teknologi Telkom Bandung (2012)
5) Pemakalah pada Seminar Nasional dan Call for Papers pada kongres Asosiasi Ilmu Administrasi Bisnis Indonesia ke-3
(2012)
6) Juara 1 lomba artikel dengan tema Sosial dan Budaya pada Journalistic on Vocation UKM ITB (2013)
7) 3 Terbaik lomba essay dengan tema Nilai kewirausahaan dalam Budaya Minangkabau Dies Natalies ke-38 UKM ITB
(2013).
47
3. Riwayat Penulis 2
a. Nama : Fadhli Fauzi
b. Tempat dan Tanggal lahir : Padang, 19-04-1991
c. Alamat Tempat Tinggal : Rumah Dhiesna, Jalan Sukapura, RT 3,
RW 2, Kawasan Pendidikan Telkom,
Dayeuh Kolot, Bandung, Jawa Barat
d. Nomor Telepon : 085274463210
e. Nama Orang Tua :