1 Konsep Pembelajaran Terpadu

43
PEMBELAJARAN TERPADU (Konsep Dasar) Oleh: Dr. H. Johar Permana, M.A. Motto hari ini: Tidak ada satu metode, pendekatan, model atau strategi yang paling baik dalam pembelajaran, tetapi Pembelajaran Terpadu bisa diusahakan guru menjadi yang terbaik. Disampaikan pada Perkuliahan GD504 Pembelajaran Terpadu Program S1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan Kelas Kerjasama UPI-FORKIM Se-ASEAN USM Lulusan D3 Tanggal 3 dan 4 Desember 2010, di Penang Malaysia.

Transcript of 1 Konsep Pembelajaran Terpadu

Disampaikan pada Perkuliahan GD504 Pembelajaran Terpadu Program S1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan Kelas Kerjasama UPI-FORKIM Se-ASEAN USM Lulusan D3 Tanggal 3 dan 4 Desember 2010, di Penang Malaysia.Motto hari ini:Tidak ada satu metode, pendekatan, model atau strategi yang paling baik dalam pembelajaran, tetapi Pembelajaran Terpadu bisa diusahakan guru menjadi yang terbaik.

PENGERTIAN Suatu proses belajar mengajar yang menuntut guru

mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan mengintegrasikan bahan ajar dari beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk menyediakan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak. Sebuah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan

atau memadukan materi pelajaran dalam satu mata pelajaran, atau antar mata pelajaran dengan aspek dan tugas perkembangan anak, keperluan dan minat anak, serta keperluan dan tuntutan lingkungan sosial keluarga.

PENGERTIAN (Lanjutan) Jacobs, 1989: 8: a knowledge view and curriculum

approach that consciously applies methodology and language from more than one discipline to examine a central theme, issue, problem, topic, or experience. Beane, 1995: 615: Model pembelajaran yang mencoba

untuk memadukan beberapa pokok bahasan. Kegiatan memadukan materi pelajaran bisa dari satu atau beberapa mata pelajaran menjadi suatu tema, isu, masalah, topik bahasan atau bentuk pengalaman belajar anak. Keterpaduan dapat dilihat dari aspek proses, waktu,

materi, dan kegiatan belajar mengajar.

KONSEP-KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU Integrated Teaching and Learning atau Integrated

Curriculum Approach. Pendekatan dalam pengembangan kemampuan anak dalam proses pembentukan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupan.

Interdiciplinary Curriculum Approach. Memadukan antar materi pelajaran dengan semua

aspek perkembangan anak, keperluan dan minat anak, serta keperluan dan tuntutan lingkungan sosial keluarga.

4

KONSEP-KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU Thematic Approach.

Suatu proses dan strategi yang mengintegrasikan isi bahasa (membaca, menulis, berbicara, dan mendengar) dan mengaitkannya dengan materi pelajaran yang lain. A coherent Curriculum Approach.

Pendekatan untuk mengembangkan program pembelajaran yang menyatukan dan menghubungkan berbagai program pendidikan. A Holistic Approach.

Pengkombinasian aspek epistimologi, sosial, psikologi, dan pendekatan pedadogi untuk pendidikan anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain pengetahuan.5

LANDASAN KEILMUAN Progressivism, tumbuh alami, tidak artifisial; Constructivism, pengetahuan dibentuk sendiri; Developmentally Appropriate Practice; pembelajaran

sesuai dengan tingkat perkembangan; Normative; dilaksanakan berdasarkan gambaran ideal

yang menuntut pembelajaran kelompok; Evaluative;

melibatkan anak mengevaluasi hasil belajarnya (reflektif), dan bertanggungjawab atas hasil tersebut.

KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERPADU Holistik, memberikan pengalaman utuh, tidak

terkotak-kotak, membuat siswa bersikap arif; Bermakna, memberikan kesempatan untuk

memecahkan masalah nyata yang dihadapi; Otentik, memberikan kesempatan untuk

mencari informasi sendiri, hasil belajar hasil usaha sendiri Aktif, anak terlibat secara intensif.

LATAR BELAKANG SK Mendiknas No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru: Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional (Pasal 1 ayat 1). Arah kebijakan pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar menuntut peran GURU KELAS, dalam program sertifikasi guru menjelaskan Guru Kelas, bukan Guru Mata Pelajaran. Sementara tingkat kesejahteraan guru masih rendah & banyak menghadapi masalah.

8

LATAR BELAKANG (Lanjutan-1) Kenyataan: banyak guru yang belum memahami tugas pokok guru kelas, belum tahu pembelajaran terpadu. Kondisi

dan penampilan fisik kelas masih memprihatinkan: ukuran, penghuni, cahaya, udara-suhu, meja, kursi, papan tulis, lemari, dan gudang.

Seting kelas belum membetahkan: jumlah buku, asesoris aktivitas, bahan pengajaran dan pajangan belum cukup semarak.9

LATAR BELAKANG (Lanjutan-2)Paradigma pembelajaran masih konvensional: Pemahaman siapa anak & arti kurikulum masih bias. Pengorganisasian pembelajaran masih berpusat pada guru. Pola pembelajaran DDCH masih kuat sehingga pembelajaran membosankan dan kurang bermutu. Penggunaan media pembelajaran belum optimal. Disiplin masih lemah sementara pembinaan masih langka. Evaluasi pembelajaran berorientasi paper pencil test.

MENGAPA PEMBELAJARAN TERPADU: Implikasi Teoritik Untuk Praktek Profesional. Pembelajaran Terpadu merupakan pengalaman belajar yang melibatkan kepribadian anak secara total (superior education). Hakikat anak: unik; multi cerdas; dan sociocultural yang berlainan. Karena itu Teori atau Paradigma Belajar dan Pembelajaran bagi anak SD tidak cukup berorientasi pada pola behavioristik melainkan berorientasi pula pada pola konstruktivistik.

SUPERIOR EDUCATION: OUR MISSION (?)Upper Arlington Schools: STRATEGIC PLANNING

Creating The Future The mission of the Upper Arlington City School District is to provide each student with an innovative and superior education that instills integrity and promotes personal achievement in an ever-changing society. Implikasi praktek profesional ?12

PEMBELAJARAN INOVATIFIndikasi Pembelajaran Inovatif

Indikasi proses: konsentrasi; rasa senang, antusias, betah; aktif partisipatif.

Indikasi hasil: bermakna, kompeten, strategik, perilaku sesuai norma.

Indikasi dampak: bertanggung jawab, masuk sekolah favorit/ PTN; memupuk kerja produktif; kehidupan yang tumbuh dan berkembang.

Siapa Anak ?Unik, tidak ada

yang sama,

Implikasi praktek profesional ?

Anak: Berkecerdasan Ganda! Cerdas Linguistik

Cerdas Matematis-logis Cerdas Visual-spasial Cerdas Musikal

Cerdas Kinestesis Cerdas Interpersonal Cerdas Intrapersonal/Intuitif

Cerdas Spiritual/Illahiah.

Implikasi praktek profesional ?

Faham Konstruktivistik: How do Children learn?Jean Piaget (1986-1980), Lev Vygostky (1896-1934) dan Brunner (1960-an)

Piaget: children are active constructors of their

own knowledge when they adapt their thinking as they explore their environment and grow cognitively towards logical thought. Vygotsky: children construct their knowledge through social and instructional interaction with adult when they mediate meaning with language and sign and grow toward verbal thought.

Faham Konstruktivistik: How do Children learn?Jean Piaget (1986-1980), Lev Vygostky (1896-1934) dan Brunner (1960-an)

Bruner: children, through activity with adult,

construct their knowledge in a spiral fashion beginning in pre-speech as they establish formats, roles, and routines that then free them to attend to the more complex use of language as a representation of reality.

Implikasi praktek profesional ?

How do children learn? ENAM JALUR UTAMA MENUJU OTAK

Apa yang kita LIHAT Apa yang kita DENGAR Apa yang kita RASA Apa yang kita SENTUH

Apa yang kita BAUIApa yang kita LAKUKAN18

How do children learn?Constructing: Participation, experiences, Hands-on, active learning, linking, making connections. Interacting:Social, sharing, cooperation, collaboration, discussions, talk.

Scaffolding:Mediated modeling, peer teaching, contingent teaching, adult support, assistance, apprenticeship.

Contextualizing:Search for meaning, relevant, functional, real, authentic, meaningful.

Practicing:Nonjudgmental, continuous, making mistakes, risk-taking, trust, trying.

Implikasi Praktek Profesional?

John Dewey: Bandingan Anak VS KurikulumThe ChildActive Practical Immature Holistic Narrow Kinesthetic

CurriculumStatic Abstract Mature Logical categories Broad scope Textual

Psychologize The Curriculum: Implikasi Praktek Profesional?The child is helped to construct knowledge in increasingly abstract ways. Childs learning should begin with the essential questions/problems that motivated the subject matter.

20

Vygotskys Zone of Proximal DevelopmentChilds Potential Level of Development Childs Actual Level of Development

Teacher/ Child

Vygotskys Zone of Proximal DevelopmentInstructions and assessment involve continuous interactions of the teacher and the child, based upon Observation of: Childs spontaneous behaviors Childs assisted behaviors In relation to : Teachers goals and objectives

Zone of Proximal DevelopmentChild cannot do Child does with assistance Child does alone

Implikasi praktek profesional ?

A look at School Environments for Innovative (Integrated) TeachingTraditional Classroom Constructivist ClassroomsCurriculum is presented part to Curriculum is presented whole to whole, with emphasis on basic part with emphasis on big skills concepts Strict adherence to curriculum is highly valued fixed Pursuit of student question is highly valued

Curricular activities rely heavily on Curricular activities rely heavily on textbooks and workbooks primary sources of data and manipulative materials. Student are viewed as blank Students are viewed as thinkers slates onto which information is with emerging theories about the etched by the teacher world.

A look at School Environments for Innovative (Integrated) TeachingTeachers generally behave in a Teachers generally behave an didactic manner, disseminating interactive manner, mediating the information to students environment for students. Teachers seek the correct answer Teachers seek the students point to validate student learning of view in order to understand students present conceptions for use in subsequent lessons Assessment of student learning is viewed as separate from teaching and occurs almost entirely through testing Assessment of student learning is interwoven with teaching and occurs through teacher observations of students at work and through student exhibitions and portfolios. Students primarily work in groups.

Students primarily work alone

Berpusat pada anak (child centered). Memberikan pengalaman langsung kepada anak. Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas dan

juga dunia anak adalah nyata. Menyajikan konsep dan realita sehari-hari secara terpadu melalui tema pembelajaran. Bersifat fleksibel atau luwes. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan keperluan anak.

PRINSIP-2 PEMBELAJARAN TERPADU Memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa

dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Memilih materi beberapa mata pelajaran yang saling terkait dan berpedoman pada tujuan pembelajaran. Tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, melainkan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara utuh. Menetapkan tema selalu mempertimbangkan karakteristik anak seperti minat, kemampuan, keperluan, dan pengetahuan awal. Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan.

PRINSIP-2 PEMBELAJARAN TERPADU The hidden curriculum, pembelajaran yang dikembangkan

memuat pesan tersembunyi yang penuh makna bagi anak. Subject in the curriculum, mendahulukan yang penting atau pokok dalam pemilihan tema/topik belajar, waktu, dan penilaian kemajuan. The learning environment, lingkungan belajar di kelas memberikan kebebasan bagi anak untuk berpikir dan berkreativitas. Views of the social world, masyarakat sekitar membuka dan memberikan wawasan untuk pengembangan pembelajaran di sekolah. Values and attitude, anak memperoleh sikap dan norma dari lingkungan baik verbal maupun nonverbal.

MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU Anak

mengekplorasi dan mengekpresikan pengetahuan dan keterampilannya melalui berbagai kegiatan; Meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif; Meningkatkan kecakapan berpikir anak; Terjalin keterkaiatan konsep yang tertuang pada setiap mata pelajaran dengan pengetahuan yang dipelajari; Memungkinkan anak memanfaatkan keterampilan yang dikembangkan dari keterkaitan materi antar mata pelajaran; Melatih siswa untuk memproses informasi sesuai dengan daya berpikir mereka.

MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU Membantu anak memecahkan masalah dalam situasi nyata; Meningkatkan daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari melalui ragam situasi dan kondisi; Transfer pembelajaran dapat mudah terjadi karena situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata;

Meningkatkan interaksi sosial anak; Meningkatkan profesionalisme guru.

KEUNGGULAN PEMBELAJARAN TERPADU Kegiatan dan pengalaman belajar anak relevan dengan

tingkat perkembangan anak. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan keperluan anak. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama. Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir anak. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang ditemui dalam lingkungan anak. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.

KEUNGGULAN PEMBELAJARAN TERPADU Materi pelajaran sesuai dengan kehidupan anak

sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya. Anak mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Anak dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif. Pembelajaran terpadu mengakomodasikan ragam kecerdasan. Guru dapat menggunakan cara belajar siswa aktif (CBSA) sebagai metode pembelajaran.

KETERBATASAN DAN TANTANGAN Perencanaan pembelajaran terpadu menuntut konsentrasi yang tinggi dan pelaksanaannya memerlukan kompetensi guru yang tinggi; Penyajian pokok bahasan dalam satu semester dapat berlangsung secara tidak berurutan; Menuntut kemampuan belajar anak didik yang relatif baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya.

Memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi;

KETERBATASAN DAN TANTANGAN Kurikulum

harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman anak; Guru perlu diberi kepercayaan dan kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik. Memerlukan cara penilaian yang menyeluruh dan authentik; Cenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan tenggelamnya bidang kajian lain.

MOMENTS IN AMERICA FOR CHILDRENEvery 5 seconds of the school day a student drops out of public school. Every 10 seconds a teen-ager become sexually active for the first time . Every 26 seconds a baby is born to an unmarried mother. Every 30 seconds a baby is born into poverty.

MOMENTS IN AMERICA FOR CHILDRENEvery 59 seconds a baby born to a teen mother. Every 104 seconds a teen-age girl become pregnant. Every 2 minutesa baby is born to a mother who had late or no parental care .

Every 4 minutesa baby is born to a teen-age mother who already had a previous child

MOMENTS IN AMERICA FOR CHILDRENEvery 4 minutesa child is arrested for an alcohol-related crime.

Every 5 minutesa baby is born to a teen-age mother who already had a previous child

Every 7 minutesa child is arrested for a violent crime.

Every 2 hour a child is murdered.

MOMENTS IN AMERICA FOR CHILDRENEvery 4 houra child commits suicide

Every 9 houra child or young adult under age 25 dies from HIV

Source: The State of Americas Children Yearbook 1994, published by the Childrens Defense Fund.

Terima kasih

Keutuhan Konsep Pembelajaran Terpadu Anak unik, multi cerdas, (ABK?) Kurikulum Tematik/Integrated Pembelajaran:

Manipulative learning materials Hand-on experiences, real life, meaningfull Cooperative learning Students-centered orientation Multi-resources or media Multi age grouping Guru Kelas - team teaching Authentic asessment.

BEBERAPA DISPOSISI UNTUK INOVASI Rogers (1962): (1) Keuntungan yang mungkin

diperoleh, (2) Kesesuaian, (3) Tingkat kerumitan, (4) Pembagian tugas, dan (5) Pengkomunikasian. Carlson (1965): Synergetics sebagai interakti kooperatif. Howes (1967): Laboratorium pendidikan. Bennis (1968): Demokratisasi. Charters (1973): Grass-root Holmes Groups (1986): Professional Development Schools