1. Kehilangan Keanekaragaman Hayati

download 1. Kehilangan Keanekaragaman Hayati

of 18

description

materi

Transcript of 1. Kehilangan Keanekaragaman Hayati

KEHILANGAN KEANEKARAGAMAN HAYATIMAKALAHDisusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biokonservasiyang dibimbing oleh Bapak Suhadioleh :Kelompok 9 / Offering G1. Ipraditya Langgeng Prayoga(130342615328)2. Nazilatul Khoiroh(130342603479)3. Agustin Dwi Erlandi(130342603495)

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGIFEBRUARI 2014BAB IPENDAHULUAN

1. A.Latar BelakangIndonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas selain Brazil dan Zaire, karena memiliki kekayaan flora, fauna, dan mikroorganisme yang sangat banyak. MenurutIndonesian Center for Biodiversity and Biotechnology(ICBB), meskipun luas daratan Indonesia hanya 1,3% dari total luas daratan di dunia, tetapi banyak spesies di dunia yang hidup di Indonesia. Indonesia menempati rangking pertama di dunia dalam kekayaan spesies mamalia (646 spesies, 36% endemik). Rangking pertama untuk kupu-kupu besar dan berwarna-warni(swallowtail butterflies), total 121 spesies yang sudah teridentifikasi, 44% endemik. Rangking ketiga reptilia (lebih dari 600 spesies), rangking keempat untuk burung (1603 spesies, 28% endemik), rangking kelima amfibia (270 spesies), dan rangking ketujuh untuk tumbuhan berbunga (sekitar 25.000 spesies). Di hutan-hutan Indonesia ditemukan 400 spesies pohon yang bernilai ekonomis tinggi. Indonesia memiliki sejumlah spesies endemik tertinggi di dunia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pulau yang terisolir dalam waktu yang cukup lama, sehingga perlahan-lahan muncul spesies lokal yang unik, dan dikenal sebagaiendemik. Namun saat ini sudah banyak spesies endemik yang berhasil dipelihara dan dikembangbiakkan di luar daerah asalnya. Spesies endemik terbanyak terdapat di Sulawesi, Papua, dan kepulauan Mentawai di pantai barat Sumatera. Keanekaragaman hayati tertinggi terdapat di Papua, kemudian Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku. Contoh hewan endemik antara lainBarbourula borneoensis(katak tanpa paru-paru) yang endemik di Kalimantan danEos cyanogenia(nuri sayap hitam) yang endemik di Teluk Cendrawasih, Papua.Keanekargaman hayati Indonesia adalah sumber daya yang penting bagi pembangunan nasional. Sifatnya yang mampu memperbaiki diri merupakan keunggulan utama untuk dapat di manfaatkan secara berkelanjutan. Sejumlah besar sektor perekonomian nasional tergantung secara langsung ataupun tak langsung dengan keanekaragaman flora-fauna, ekosistem alami dan fungsi-fungsi lingkungan yang dihasilkannya. Konservasi keanekaragaman hayati, dengan demikian sangat penting dan menentukan bagi keberlanjutan sektor-sekrtor seperti kehutunan, pertanian, dan perikanan, kesehatan, ilmu pengetahuan, industri dan kepariwisataan, serta sektor-sektor lain yang terkait dengan sektor tersebut.Konservasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati, konservasi sumber daya alam hayati adalahpengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (Pasal 1 angka 2 UU No.5 Th. 1990)

B.Rumusan MasalahAda beberapa rumusan masalah dari penulisan makalah ini, yaitu :1. bagaimana pengertian dan pentingnya keanekaragaman hayati?2. Bagaimana penyebab hilangannya keanekaragaman hayati?3. Bagaimana pengaruh hilangannya keanekaragaman hayati.?4. bagaimana Upaya pencegahan hilangannya keanekaragaman hayati.?

C.Tujuan Penulisan. Ada beberapa tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :1. Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian dan pentingnya keanekaragaman hayati.2. Mengetahui penyebab hilangannya keanekaragaman hayati.3. .Mengetahui pengaruh hilangannya keanekaragaman hayati.4. Mengetahui Upaya pencegahan hilangannya keanekaragaman hayati.

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam, mengingat ekosistem bioma spesies atau seluruh planet.Keanekaragaman hayati adalah ukuran dari kesehatan ekosistem. Keanekaragaman hayati adalah sebagian fungsi dari iklim. Keragaman istilah biologi atau keanekaragaman hayati dapat memiliki banyak interpretasi. Hal ini paling sering digunakan untuk menggantikan istilah yang lebih jelas dan lama didirikan, keragaman spesies dan kekayaan spesies. Ahli biologi paling sering mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai totalitas gen, spesies, dan ekosistem suatu daerah. Sebuah keuntungan dari definisi ini adalah bahwa tampaknya untuk menggambarkan keadaan paling dan menyajikan pandangan terpadu dari tiga tingkat tradisional di berbagai biologis yang telah diidentifikasi:keanekaragaman jenisekosistem keanekaragamanKeanekaragaman genetikPada tahun 2003 Profesor Anthony Campbell di Cardiff University, Inggris dan Pusat Darwin, Pembrokeshire, yang didefinisikan tingkat keempat: Keragaman Molekuler. Ini membangun bertingkat konsisten dengan Dasmann dan Lovejoy. Definisi eksplisit yang konsisten dengan penafsiran ini pertama kali diberikan dalam makalah oleh Bruce A. Wilcox ditugaskan oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam (IUCN) untuk Konferensi Dunia 1982 Nasional Taman. Definisi Wilcox adalah Keanekaragaman hayati adalah berbagai bentuk kehidupan di semua tingkat sistem biologis (yaitu, molekul, organismic, populasi, spesies dan ekosistem). Tahun 1992 PBB KTT Bumi didefinisikan keanekaragaman hayati sebagai variabilitas antara organisme hidup dari semua sumber, termasuk, antara lain, darat, laut, dan ekosistem air lainnya, dan kompleks ekologi yang mereka adalah bagian: ini termasuk keragaman di dalam spesies, antara spesies dan ekosistem . Definisi ini digunakan dalam Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati. Satu definisi buku teks adalah "variasi kehidupan di semua tingkat organisasi biologis. Genetika s mendefinisikannya sebagai keragaman gen dan organisme s. Mereka mempelajari proses seperti mutasi s, transfer gen, dan dinamika genom yang menghasilkan evolusi. Mengukur keragaman di satu tingkat dalam kelompok organisme mungkin tidak tepat sesuai dengan keragaman pada tingkat lainnya. Namun, tetrapod (vertebrata darat) taksonomi dan keragaman ekologi menunjukkan korelasi yang sangat dekat.

B. Pentingnya keanekaragaman hayatiManfaat Keberadaan Keanekaragaman Hayati dapat dilihat dari beberapa aspek, sebagai berikut :1. Manfaat SosialIndonesia memiliki sekitar 350 suku dengan keanekaragaman agama, kepercayaan dan adat istiadat. Dalam upacara ritual keagamaan atau adat, banyak digunakan keanekaragaman hayati. Contohnya umat Islam menggunakan sapi dan kambing dewasa pada setiap hari raya Qurban, sedangkan umat Kristen memerlukan pohon cemara setiap Natal. Umat Hindu membutuhkan berbagai spesies keanekaragaman hayati untuk setiap upacara keagamaan yang dilakukan. Budaya Keanekaragaman hayati dapat dikembangkan sebagai tempat rekreasi atau pariwisata, di samping untuk mempertahankan tradisi. Banyak spesies pohon di Indonesia yang dipercaya sebagai pengusir roh jahat atau tempat tinggal roh jahat seperti beringin dan bambu kuning (di Jawa). Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai spesies tumbuhan yang dianggap mempunyai nilai magis untuk ramuan memandikan mayat. Misalnya limau, daun kelapa, pisang, dan rempah-rempah lainnya. Pada upacara Ngaben di Bali digunakan 39 spesies tumbuhan. Dari 39 spesies tersebut banyak tumbuhan yang tergolong sebagai penghasil minyak atsiri dan bau harum seperti kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana. Jenis lain, yaitu dadap dan tebu hitam diperlukan untuk menghanyutkan abu ke sungai. Masyarakat Indonesia ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun dekat dengan wilayah perairan. Masyrakat tersebut telah terbiasa dan menyatu dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran tinggi. Masyarakat tersebut yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan tertentu dalam upaya memanfaatkan tumbuhandan hewan. Masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati akan terus terjaga kelestariannya.

2. Manfaat EkonomiJenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakay Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu, meranti, dan jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang mengandung protein.3. Manfaat EkologiKeanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain: a. Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. b. Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara. Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus. Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.4. Manfaat FarmasiManusia telah lama menggunakan sumber daya hayati untuk kepentingan medis. Sedikitnya ada 5.100 spesies tumbuhan digunakan masyarakat untuk ramuan obat cina. Sekitar 80% penduduk di Dunia ketiga (lebih kurang 3 milyar) tergantung pada pengobatan tradisonal (Shiva, 1994). Selain pengobatan tradisional, pengobatan moderenpun sangat tergantung pada keragaman hayati terutama tumbuhan dan mikroba. Masyarakat Aborigin Australia misalnya, menggunakan banyak sekali tanaman lokal sebagai obat-obatan. Sebagian kecil obat-obatan Aborigin telah dipergunakan secara luas sebagai obat-obatan di Barat, seperti minyak eukaliptus untuk melegakan infeksi jalur pernafasan, akan tetapi saat ini lebih banyak lagi yang sedang diteliti. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan mikroorganisme juga sangat penting dalam pencarian bahan-bahan aktif bidang kesehatan. Banyak obat-obatan yang digunakan saat ini berasal dari tanaman; beberapa antibiotik, berasal dari mikroorganisme, dan struktur kimia baru ditemukan setiap saat.5. Manfaat IndustriKeanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.

6. Manfaat Ilmu Pengetahuan dan TeknologiKekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan. Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia. Masih banyak yang bisa dipelajari tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya hayati secara lebih baik, bagaimana menjaga dasar genetik dari sumber daya hayati yang terpakai, dan bagaimana untuk merehabilitasi ekosistem yang terdegradasi. Daerah alami menyediakan laboratorium yang baik sekali untuk studi seperti ini, sebagai perbandingan terhadap daerah lain dengan penggunaan sistem yang berbeda, dan untuk penelitian yang berharga mengenai ekologi dan evolusi. Habitat yang tidak dialih fungsikan seringkali penting untuk beberapa pendekatan tertentu, menyediakan kontrol yang diakibatkan oleh perubahan mengenai sistem pelelolaan yang berbeda dapat diukur dan dilakukan.C. Pengertian hilangnya keanekaragaman hayatiKepunahan spesies adalah proses alami yang terjadi tanpa adanya campur tangan manusia, dari waktu ke waktu, semua spesies memiliki waktu/rentang yang terbatas untuk keberadaannya.Kepunahan yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh manusia terjadi pada tingkat yang jauh dari latar belakang tingkat kepunahan, dan bahwa kepunahan ini berkorelasi dengan meningkatnya gangguan pada habitat. Sulit untuk mengukur tingkat kepunahan spesies dan tidak mungkin memprediksi masa depan dengan tingkat presisi. Dokumentasi kepunahan spesies tertentu secara realistis keadaannya relatif terbatas, misalnya, dimana suatu spesies selalu terlihat dan terjangkau dengan baik sehingga dapat disurvei berulang kali.Tidak mengherankan, kebanyakan dokumentasi kepunahan adalah spesies yang mudah untuk dicatat/direkam danmenghuni situs yang dapat di inventaris relatif mudah.Sejumlah besarspesies yang punah pada pulau-pulau di samudra tidak memiliki catatan artefak, karena umumnya spesies ini lebih rentan terhadap kepunahan akibat dari aktivitas manusia. Sebagian besar tingkat kepunahan global berasal dari ekstrapolasi pengukuran dan tingkat prediksi hilangnya habitat, dan estimasi kekayaan spesies pada habitat-habitat yang berbeda. Dua perkiraan ini ditafsirkan dalam suatu prinsip ringan yang berasal dari biogeografi pulau, yang menyatakan bahwa ukuran area dan komplemen spesies cenderung memiliki hubungan yang dapat diprediksi.Sedikit spesies yang mampu bertahan dalam sejumlah kecil fragmen habitat daripada di habitat asli yang tidak terfragmen, dan ini mengakibatkan kepunahan spesies (MacArthurand Wilson, 1967).Estimasi ini melibatkan derajat ketidakpastian, dan prediksi tingkat kepunahan saat ini dan masa depan yang harus diinterpretasikan secara hati-hati.Meningkatkan akurasi dalam mengestimasi tingkat kepunahan global tidaklah penting, namun sangatpenting untuk mengenali secara umum tingkat untuk spesies dan populasi yang tidak dimonitor yang mana cenderung menjadi subjek yang terfragmentasi dan mengalami kepunahan (Temple, 1986). Hilangnya keanekaragaman hayati akibat domestifikasi hewan dan tanaman sangat kecil atau tidak signifikan dalam keanekaragaman global, namun erosi genetik dalam suatu populasi menjadi perhatian penting bagi manusia karena memiliki implikasi bagi pasokan pangan dan keberlanjutan pertanian.Untuk populasi domestik, hilangnya tipe liar tanaman atau tanaman kayu menjadi perhatian khusus untuk alasan yang sama.Sumber daya genetik mungkin tidak hanya mendasari produktivitas sistem pertanian lokal tetapi juga, ketika dimasukkan ke dalam program pemuliaan, seperti memberikan dasar sifat (ketahanan terhadap penyakit, nilai gizi, tahan cekaman, dan lain-lain).Manusia dapat memusnahkan suatu spesies secara langsung dengan berburu, koleksi, dan lain-lain atau secara tidak langsung melalui perusakan habitat dan modifikasi.Perburuan yang berlebihan penyebab langsung terjadi kepunahan pada hewan, tetapi jauh lebih penting adalah penyebab tidak langsung seperti modifikasi habitat yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati secara keseluruhan.Berburu selektif mempengaruhi spesies target, serta spesies tanaman dan populasi hewan yang kemudian terpengaruh secara negatif atau positif, sehingga ini memiliki implikasi penting bagi pengelolaan sumber daya alam.Keragaman genetik diwakili oleh populasi tanaman atau ternak cenderung menurun sebagai akibat dari produksi massal, untuk ekonomi.Aktivitas manusia yang terus-menerus akan mempengaruhi kelimpahan relatif spesies dan pada kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kepunahan.D. Faktor faktor yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayatiMenghilangnya keanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini .1. Hilangnya HabitatDaftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab terbesar hilangnya kenekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat tinggal penduduk, dibabat untuk digunakan sebagai lahan pertanian atau dijadikan lahan industri.2. Pencemaran Tanah, Udara, dan AirZat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan udara. Beberapa polutan berbahaya bagi organisme. Nitrogen dan sulfur oksida yang dihasilkan dan kendaraan bermotor jika bereaksi dengan air akan membentuk hujan asam yang merusak ekosistem. Penggunaan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak masalah, antara lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme.3. Perubahan IklimSalah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995), efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-3C dalam kurun waktu 100 tahun. Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi ekosistem lautan.4. Eksploitasi Tanaman dan HewanEksploitasi hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan tuna sirip kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh pecinta makanan laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi bila tidak diimbangi dengan usaha pengembangbiakannya.5. Adanya Spesies PendatangMasuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut. Beberapa spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif yang menguasai eksosistem. Contohnya ikan pelangi (Melanotaenia ayamaruensis) merupakan spesies endemik Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah karena dimangsa oleh ikan mas (Cyprinus Carpio) yang dibawa dari Jepang dan menjadi spesies invasif di danau tersebut.6. Industrialisasi Pertanian dan HutanPara petani cenderung menanam tumbuhan atau memelihara hewan yang bersifat unggul dan menguntungkan sedangkan tumbuhan dan hewan yang kurang unggul dan kurang menguntungkan akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri umumnya hanya ditanami satu jenis tanaman (monokultur), misalnya teh, karet, dan kopi. Hal ini dapat menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies.E. Beberapa fakta terkait tingginya kerusakan lingkungan di Indonesia akibat kegiatan manusia antara lain:

Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora dan fauna. 30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan. Kerusakan terumbu karang meningkatkan resiko bencana terhadap daerah pesisir, mengancam keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi perikanan laut. Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran laut di Indonesia. Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah dinobatkan sebagai Sungai Paling Tercemar di Dunia oleh situs huffingtonpost.com. World Bank juga menempatkan Jakarta sebagai kota dengan polutan tertinggi ketiga setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang langka dan terancam punah. Menurut catatan IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada dalam status keterancaman tertinggi yaitu status Critically Endangered (Kritis), serta 205 jenis hewan dan 88 jenis tumbuhan masuk kategori Endangered, serta 557 spesies hewan dan 256 tumbuhan berstatus Vulnerable.F. Pengaruh hialngnya keanekaragaman hayatiBerkurangnya keanekaragaman hayati akan memberikan dampak langsung maupun tidak langsung, yaitu :1. KepunahanKepunuhan berarti hilangnya suatu spesies, Kebakaran hutan menghancurkan habitat, satwa dan tanaman secara langsung dan besar-besaran. Sementara yang bertahan akan menghilang secara perlahan dan menyebabkan hewan dan tumbuhan menjadi langka atau menjadi punah.2. KekeringanSemakin berkurangnya pepohonan dihutan menyebabkan cadangan air tanah menurun karena pohon merupakan penyimpan cadangan air tanah untuk musim kemarau terutama yang berasal dari air hujan. Apabila pepohonan di hutan berkurang, masyarakat disekitar hutan dapat mengalami kekurangan air di musim kemarau karena cadangan air tanah berkurang. Kekeringan dapat menjadibencana alamapabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosisten yang ditimbulkannyaDampakekonomidanekologikekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan.

3. BanjirPada musim penghujan dapat terjadi banjir karena tidak adanya pepohonan di hutan yang dapat menyerap air hujan. Banjir akan memberikan dampak terhadap hidup manusia sepeerti rusaknya infrasuktur, terputusnya tranportasi, serta korban nyawa dan lain sebagainya yang merugikan kelangsungan hidup.4. Kenaikan muka air lautPenebangan bakau pada pesisir akan menyebabkan Kenaikan muka air laut juga telah menyebabkan tenggelamnya tambak udang dan ikan di beberapa daerah di Indonesia termasuk di pantai-pantai Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh dan Sulawesi Selatan.G. Upaya pencegahan hilangnya keanekaragaman hayatiLlangkah atau upaya pencegahan hilangnya keanekaragaman hayati sangatlah penting demi menjaga keberlangsungan hidup dan keseimbangan lingkungan. Salah satu upaya yang di lakukan untuk mencegah hilangnya keanekaragaman hayati yakni melakui Konservasi.A. Upaya Konservasi Terhadap Keanekaragaman HayatiKonservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk tujuan pelestarian atau perlindungan. Konservasi tidak hanya ditujukan untuk hutan saja, namun air, energy, udara juga termasuk dalam sasaran utama kegiatan konservasi. Namun, semua itu bisa dirangkum menjadi satu yaitu sumber daya alam (SDA) , karena air, energy, udara juga merupakan sumber daya alam, ada sumber daya alam dibagi menjadi dua golongan yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan ada yang tidak. Konservasi antara lain ditujukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Dengan memparalelkan pelestarian dan orientasi ekologi, ahli kehutanan yang berpengaruh Gifford Pinchot (1865-1946) mengembangkan ide bahwa kualitas yang ditemukan di alam, termasuk kayu, air bersih, kehidupan liar, keanekaragaman spesies, dan bahkan lansekap yang indah, dapat dianggap sebagai sumberdaya alam, dengan tujuan menggunakan sumberdaya tersebut untuk penggunaan yang besar bagi kesejahteraan orang banyak dalam jangka waktu selama-lamanya. Ide-ide ini lebih lanjut dikembangkan melalui konsep pengelolaan ekosistem dan spesies liar (Grumbine, 1994, Noos & Cooperrider, 1994). Kekhasan. Suatu komunitas hayati diberi prioritas yang lebih tinggi bagi konservasi bila komunitas tersebut lebih banyak disusun oleh spesies endemik daripada spesies yang umum dan tersebar luas. Suatu spesies dapat diberi nilai konservasi yang lebih tinggi bila secara taksonomis bersifat unik, misalnya spesies yang merupakan anggota tunggal dalam marga atau sukunya dibandingkan dengan anggota suatu marga dengan banyak spesies.

Keterancaman. Spesies yang menghadapi ancaman kepunahan akan lebih penting dibandingkan sepsies yang tidak terancam kepunahannya. Komunitas hayati yang terancam dengan penghancuran langsung juga harus mendapat prioritas untuk dikonservasi. Kegunaan. Spesies yang memiliki kegunaan nyata atau potensial bagi manusia perlu diberikan nilai konservasi yang lebih dibandingkan spesies yang tidak mempunyai kegunaan yang jelas bagi manusia. Sebagai contoh, kerabat-kerabat liar dari gandum yang mempunyai potensi untuk mendukung pengembangan varietas tanaman perlu diberikan prioritas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan spesies-spesies rerumputan yang tidak tercatat mempunyai hubungan dengan tumbuhan bernilai ekonomis.Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable), karena hutan merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, selain itu hutan juga menyimpan berbagai macam keanekaragaman hayati dari flora maupun fauna. Kehilangan hutan sama saja akan kehilangan keanekaragaman hayati, hanya mana ini akan mengakibatkan hilangnya sektor ekologis. Jadi, Konservasi merupakan salah satu cara untuk menjaga keutuhan keanekargaman hayati.B. Metode Konservasi Keanekaragaman HayatiAda beberapa metode yang digunakan dalam konservasi ini, sebagai berikut :1. Konservasi InsituMeliputi metode dan alat untuk melindungi spesies, Variasi genetic dan habitat dalam ekosistem aslinya. Pendekatan insitu meliputi penetapan dan pengelolaan kawasan lindungi seperti : cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, hutan lindung, sempadan sungai, kawasan plasma nutfah dan kawasan bergambut. Dampak prakteknya, pendekatan insitu juga termasuk pengelolaan satwa liar dan strategi perlindungan sumberdaya di luar kawasan lindung.2. Konservasi EksituMeliputi metode dan lat untuk melindungi spesies tanaman, satwa liar dan organisme mikro dan varietas genetic di luar habitat / ekosistem aslinya. Kegiatan yang umum dilakukan antara lain penangkaran, penyimpanan, dan pengklonan karena beberapa alasan berikut :1. Habitat mengalami kerusakan akibat konversi,2. Materi tersebut dapat digunakan sebagai penelitian, percobaan, pengembangan produk baru atau pendidikan lingkungan.Dalam metode tersebut termasuk pembangunan kebun raya, koleksi mikologi, museum, bank biji, koleksi kultur jaringan dan kebun binatang. Mengingat bahwa organisme dikelola dalam lingkungan buatan, metode eksitu mengisolasi spesies dari proses proses evolusi.3. Restorasi dan RehabilitasiMeliputi metode, baik insitu ataupun eksitu, untuk membangun kembali spesies, varietas genetic, komunitas, populasi, habitat dan proses-proses ekologis. Restorasi ekologis biasanya melibatkan upaya rekonstruksi ekosistem alami atau semi alami di daerah-daerah yang mengalami degradasi, termasuk reintroduksi spesies asli, sedangkan rehabilitas melibatkan upaya untuk memperbaiki proses-proses ekosistem, misalnya Daerah Aliran Sungai (DAS), tetapi tidak diikuti dengan pemulihan ekosistem dan keberadaan spesies asli.4. Pengelolaan Lansekap TerpaduMeliputi alat dan strategi di bidang kehutanan, perikanan, pertanian, pengelolaan satwa liar dan pariwisata untuk menyatukan unsur perlindungan, pemanfaatan lestari serta criteria pemerataan dalam tujuan dan praktek pengelolaan. Mengingat bahwa tataguna lahan tersebut mendominasi keseluruhan bentuk lansekap, baik pedalaman maupun wilayah pesisir, reinvestasi untuk pengelolaan keanekaragaman hayati memiliki peluang besar untuk dapat diperoleh.5. Formulasi Kebijakan dan KelembagaanMeliputi metode yang membatasi penggunaan sumberdaya lahan melalui zonasi, pemberian insentif dan pajak untuk menekan praktek penggunaan lahan yang secara potensial dapat merusak, pengaturan kepemilikan lahan yang mendukung pengurusnya secara lestari serta menetapkan kebijakan pengaturan kepentingan swastas dan masyarakat yang menguntungkan bagi konservasi kenekaragaman hayati.

BAB IIIPENUTUPKesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas, sebagai berikut :1. Keanekaragaman hayati memberikan kekhasan yang terdapat di dalam suatu ekologi hutan.2. Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan keanekaragamn hayati3. Konservasi merupakan salah satu cara dalam menjaga keanekaragaman hayati4. Peningkatan populasi penduduk, konsumsi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan merupakan factor pemicu hilangnya kenekaragaman hayati5. Dalam pemanfaatan sumber daya alam harus memperhatikan aspek social, lingkungan dan ekonomi dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati

DAFTAR PUSTAKA1. Ananto Kusumo. 1987. Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air. Kalam Mulia Jakarta.2. Anonim. 1995. Strategi Keanekaragaman Hayati Global. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.3. Anonim. 2005. Potensi dan Strategi Keanekaragaman Hayati. UGM. Yogyakarta4. Hardjasoemantri Koesnadi. 1991. Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. UGM Press. Jogyakarta.5. MacKinnon, John dan Kathy. 1993. Penegelolaan Kawasan Yang Dilindungi di Daerah Tropis. Gajah Mada University Press.6. Soerianegara Ishemat. 1988. Pengelolaan Sumberdaya Alam. IPB. Bogor..7. Global Biodiversity.