1 Kajian Ukuran Keirasionalan pada Barisan Bilangan Real
Transcript of 1 Kajian Ukuran Keirasionalan pada Barisan Bilangan Real
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
1
Abstrakβ Ukuran keirasionalan barisan dapat disederhanakan dengan menambahkan asumsi β asumsi tertentu sehingga diperoleh batas bawah ukuran keirasionalan dari barisan tersebut. Dalam penelitian ini diuraikan pembuktian dua kriteria batas bawah ukuran keirasionalan pada barisan bilangan real beserta akibat - akibatnya, termasuk akibat - akibat yang berkaitan dengan barisan Liouville, juga proposisi - proposisi yang berkaitan dengan akibat - akibat tersebut.
Kata KunciβBarisan Liouville, Barisan Bilangan Real, Ukuran Keirasionalan.
I. PENDAHULUAN ilangan secara umum dapat dibagi menjadi bilangan real dan imajiner. Pada bilangan real, dikenal dua golongan bilangan yaitu bilangan rasional dan irasional.
Bilangan rasional masih dapat dibagi lagi ke dalam jenis bilangan bulat dan pecahan. Sementara bilangan irasional dapat dibagi ke dalam jenis bilangan aljabar dan bilangan transendental.
Euler adalah orang pertama yang mendefinisikan bilangan transendental, mengikuti paper Leibniz pada tahun 1682 yang berisi pembuktian bahwa sin π₯π₯ bukan merupakan fungsi aljabar dari π₯π₯. Bilangan transendental didefinisikan sebagai bilangan yang bukan merupakan akar persamaan polinomial tak konstan dengan koefisien rasional[8]. Definisi tersebut pada tahun 1844 dikembangkan oleh Joseph Liouville yang pada akhirnya berhasil membuktikan eksistensi bilangan transendental. Penelitian Liouville tidak berhenti hanya pada pembuktian tersebut. Pada tahun 1851, Liouville berhasil menentukan suatu konstanta penting yang dikenal dengan sebutan konstanta Liouville, yang kemudian dikembangkan menjadi definisi bilangan Liouville. Liouville menunjukkan bahwa setiap bilangan Liouville merupakan bilangan transendental[6].
Selain mendefinisikan bilangan dan konstanta Liouville, Joseph Liouville juga merumuskan teorema Liouville. Teorema Liouville pada akhirnya digunakan untuk menurunkan suatu rumus ukuran keirasionalan bilangan. Secara sederhana, ukuran keirasionalan, atau yang disebut juga sebagai approximation exponent atau konstanta Liouville - Roth, dari suatu bilangan real π₯π₯ didefinisikan sebagai ukuran seberapa dekat π₯π₯ dapat diperkirakan dalam bilangan rasional[7].
Hasil karya Liouville tersebut juga mengilhami beberapa matematikawan untuk menelaah lebih lanjut, sehingga pada akhirnya lahirlah beberapa kriteria keirasionalan bilangan yang diantaranya diperkenalkan oleh ErdΓΆs dan Strauss pada tahun 1974 yang membuktian keirasionalan dan rational independence dari beberapa tipe deret[5]. Kemudian dalam [2] dan [3], Borwein pada tahun 1991 dan 1992, melalui jurnalnya membuktikan beberapa deret yang irasional tetapi tidak Liouville. Demikian halnya dengan Sondow dalam [10] dan Duverney dalam [4] yang juga membahas mengenai keirasionalan bilangan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Jaroslav HanΔl yang dituangkan dalam Nagoya Mathematics Journal tahun 2003 membahas secara khusus tentang barisan Liouville beserta dua kriteria baru yang didasarkan pada penelitian ErdΓΆs yang berjudul Some Problems and Results on the Irrationality of the Sum of Infinite Series[6]. Pada tahun 2005, Jaroslav HanΔl bersama rekannya, FerdinΓ‘nd Filip, kembali mempublikasikan hasil penelitiannya yang berhasil merumuskan dua kriteria batas bawah ukuran keirasionalan barisan tertentu melalui Hiroshima Mathematics Journal[7].
Dengan berlatar belakang beberapa hasil penelitian tersebut, makalah ini disusun untuk mengkaji cara menentukan dua kriteria batas bawah ukuran keirasionalan pada barisan bilangan real beserta akibat - akibat dari kedua kriteria batas bawah tersebut, juga akibat - akibat yang berkaitan dengan barisan Liouville.
II. METODE PENELITIAN Dalam penelitian makalah ini digunakan studi literatur
dengan tahapan sebagai berikut: 1. Mengkaji definisi ukuran keirasionalan 2. Mengkaji dua kriteria batas bawah ukuran keirasionalan
pada barisan bilangan real 3. Mengkaji akibat β akibat dua kriteria batas bawah ukuran
keirasionalan pada barisan bilangan real 4. Mengkaji akibat β akibat dua kriteria batas bawah ukuran
keirasionalan pada barisan bilangan real yang berkaitan dengan barisan Liouville
5. Pembahasan proposisi β proposisi 6. Penulisan laporan
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Ukuran Keirasionalan Bilangan Definisi dan teorema yang berkaitan dengan ukuran
keirasionalan bilangan yang digunakan dalam pembahasan dua kriteria batas bawah ukuran keirasionalan pada barisan bilangan real adalah sebagai berikut:
Definisi 2.1.1 [7] Jika ππ adalah bilangan irasional, maka bilangan
lim supππ β β,ππ β ππ logππ οΏ½
minππ β ππ οΏ½ππ β
πππποΏ½οΏ½β1
disebut ukuran keirasionalan dari bilangan ππ.
Teorema 2.1.2 [8] Setiap bilangan irasional memiliki ukuran keirasionalan
lebih besar atau sama dengan 2.
Definisi 2.1.3 [6] Ukuran keirasionalan dari bilangan Liouville adalah tak
hingga.
Kajian Ukuran Keirasionalan pada Barisan Bilangan Real
Taurusita Kartika Imayanti dan Sunarsini Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]
B
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
2
B. Kriteria Keirasionalan Barisan
Berikut ini adalah dua definisi untuk kriteria keirasionalan barisan yang telah didefinisikan oleh ErdΓΆs dan Strauss pada tahun 1974.
Definisi 2.2.1 [5] Diberikan {π₯π₯ππ }ππ=1
β adalah barisan bilangan real positif. Jika untuk setiap barisan bilangan bulat positif {ππππ}ππ=1
β jumlahan dari deretnya adalah
οΏ½1
π₯π₯ππππππ
β
ππ=1
merupakan bilangan irasional, maka barisan {π₯π₯ππ }ππ=1β adalah
irasional. Jika {π₯π₯ππ }ππ=1β bukan merupakan barisan irasional,
maka merupakan barisan rasional.
Definisi 2.2.2 [5] Misal {π₯π₯ππ }ππ=1
β adalah suatu barisan irasional dan Ξ adalah himpunan dari semua barisan bilangan bulat positif, Ξ = {{ππππ }ππ=1
β , ππππ β ππ}, maka bilangan inf
{ππππ}ππ=1β β π©π© lim sup
ππ β β,ππ β ππlogππ οΏ½minππ β ππ οΏ½οΏ½
1π₯π₯ππππππ
βππππ
β
ππ=1
οΏ½οΏ½β1
disebut ukuran keirasionalan dari barisan {π₯π₯ππ }ππ=1β .
C. Lemma yang Berkaitan dengan Kriteria Batas Bawah Ukuran Keirasionalan pada Barisan Bilangan Real
Lemma yang digunakan dalam pembahasan kriteria batas bawah ukuran keirasionalan pada barisan bilangan real dijelaskan sebagai berikut:
Lemma 2.3.1 [7] Diberikan ππ1 adalah bilangan real positif dengan ππ1 < 1.
Jika {ππππ }ππ=1β dan {ππππ }ππ=1
β adalah dua barisan bilangan bulat positif dimana {ππππ }ππ=1
β tidak turun, sehingga memenuhi ππππ = πποΏ½ππππ
ππ1οΏ½ dan ππππ > 2ππ untuk setiap ππ yang cukup besar, maka untuk setiap ππ2 dengan ππ2 > ππ1 dengan ππ yang cukup besar berlaku
οΏ½ππππ+ππ
ππππ+ππβ€
1ππππ
1βππ2
β
ππ=0
Lemma 2.3.2 [7] Diberikan ππ, ππ1, dan ππ adalah bilangan real positif dengan
ππ1 < ππ1+ππ
dan ππ > 11βππ1
. Jika {ππππ }ππ=1β dan {ππππ }ππ=1
β adalah dua barisan bilangan bulat positif dimana {ππππ }ππ=1
β tidak turun, sehingga memenuhi lim sup
ππ β β ππππ1 (ππ+1)ππβ > 1 dan ππππ =
πποΏ½ππππππ1οΏ½, dan untuk setiap bilangan bulat positif ππ yang
cukup besar berlaku ππππ > ππ1+ππ , maka terdapat suatu bilangan real positif πΌπΌ sehingga untuk setiap ππ yang cukup besar berlaku
οΏ½ππππ+ππ
ππππ+ππβ€
1πππππΌπΌ
β
ππ=0
Lemma 2.3.3 [7] Jika {ππππ }ππ=1
β dan {ππππ }ππ=1β adalah dua barisan bilangan
bulat positif dimana {ππππ}ππ=1β tidak turun, serta memenuhi
lim supππ β β ππππ
1 (ππ+1)ππβ > 1 dan ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½ dengan ππ yang
cukup besar, maka οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
β merupakan barisan irasional.
D. Kriteria Batas Bawah Ukuran Keirasionalan pada Barisan Bilangan Real
Berikut ini adalah dua kriteria batas bawah ukuran keirasionalan pada barisan bilangan real:
Teorema 2.4.1 [7] Diberikan ππ, ππ1, dan ππ adalah bilangan real positif dengan
ππ1 < ππ1+ππ
dan ππ > 11βππ1
. Jika {ππππ }ππ=1β dan {ππππ }ππ=1
β adalah dua barisan bilangan bulat positif dimana {ππππ }ππ=1
β tidak turun, sehingga memenuhi
lim supππ β β ππππ
1 (ππ+1)ππβ > 1
dan ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½, dan untuk setiap bilangan bulat positif ππ
yang cukup besar berlaku ππππ > ππ1+ππ , maka οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
β adalah
barisan irasional yang mempunyai ukuran keirasionalan lebih besar atau sama dengan
maxοΏ½2, ππ(1 β ππ1)οΏ½.
Teorema 2.4.2 [7] Diberikan ππ dan ππ adalah dua bilangan real positif dengan
ππ > 1. Jika {ππππ}ππ=1β dan {ππππ }ππ=1
β adalah dua barisan bulat positif dengan {ππππ}ππ=1
β tidak turun dan memenuhi lim supππ β β ππππ
1 (ππ+1)ππβ > 1 dan untuk setiap bilangan bulat positif ππ yang cukup besar berlaku ππππ > ππ1+ππ , dan untuk setiap bilangan real positif π½π½ berlaku ππππ = πποΏ½ππππ
π½π½οΏ½, maka barisan οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
β merupakan
barisan irasional dengan ukuran keirasionalan lebih besar atau sama dengan
max(2, ππ). Bukti:
Untuk membuktikannya akan digunakan cara kontradiksi. Andaikan ππ({ππππ}ππ=1
β ) < ππ, dimana ππ({π₯π₯ππ }) menyatakan ukuran keirasionalan dari barisan {π₯π₯ππ }, maka haruslah
ππ({ππππ}ππ=1β ) < ππ β ππ1; ππ1 β β, ππ1 β 0,
yaitu artinya ππ1 < min οΏ½ππ β 1,
ππ1 + ππ
οΏ½ ; βππ β β.
Misalkan ππ1ππ
= ππ1, maka ππππ1 = ππ1.
Untuk ππππ = πποΏ½πππππ½π½οΏ½; π½π½ β β+, ambil ππ1 < ππ
1+ππ; ππ, ππ1 β β+,
maka ππ1 β π½π½. Sehingga berlaku ππππ = πποΏ½ππππ
ππ1οΏ½, ππ1 <ππ
1 + ππ; ππ, ππ1 β β+.
Dari sifat notasi ππ kecil (little o notation) diketahui bahwa ππ(ππ) β ππ(ππ), maka
πποΏ½ππππππ1οΏ½ β πποΏ½ππππ
ππ1οΏ½, yang artinya untuk ππππ = πποΏ½ππππ
ππ1οΏ½ berlaku ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½.
Sehingga syarat untuk Teorema 2.4.1 terpenuhi. Artinya οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
β merupakan barisan irasional dengan
ππ({ππππ }ππ=1β ) β₯ maxοΏ½2, ππ(1 β ππ1)οΏ½.
Karena ππ(1 β ππ1) = ππ β ππππ1 = ππ β ππ1,
maka terjadi kontradiksi. Sehingga haruslah ππ({ππππ }ππ=1
β ) β₯ ππ, dan diperoleh
ππ({ππππ }ππ=1β ) β₯ max(2, ππ),
sehingga Teorema 2.4.2 terbukti.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
3
E. Akibat β Akibat Kriteria Batas Bawah Ukuran Keirasionalan pada Barisan Bilangan Real
Dari dua kriteria batas bawah ukuran keirasionalan pada barisan bilangan real, apabila ditambah dengan persyaratan baru akan menghasilkan dua akibat. Dua akibat tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Akibat 2.5.1 [7] Diberikan ππ1 dan ππ bilangan real positif dengan ππ(1 β
ππ1) > 2. Jika {ππππ }ππ=1β dan {ππππ }ππ=1
β adalah dua barisan bilangan bulat positif dimana {ππππ }ππ=1
β tidak turun, dengan lim supππ β β ππππ
1 (ππ+1)ππβ > 1
dan ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½, maka barisan οΏ½ππππ
πππποΏ½ππ=1
β mempunyai ukuran
keirasionalan lebih besar atau sama dengan ππ(1 β ππ1). Bukti:
Cara membuktikannya adalah dengan membuktikan bahwa Akibat 2.5.1 bersesuaian dengan Teorema 2.4.1.
Karena {ππππ}ππ=1β dan {ππππ }ππ=1
β memenuhi sifat β sifat: {ππππ }ππ=1
β tidak turun, dan lim supππ β β ππππ
1 (ππ+1)ππβ > 1, serta
ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½ yang sesuai dengan Teorema 2.4.1, maka
ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ β₯ maxοΏ½2, ππ(1 β ππ1)οΏ½,
dimana ππ({π₯π₯ππ }) menyatakan ukuran keirasionalan dari barisan {π₯π₯ππ }.
Karena ππ(1 β ππ1) > 2; ππ1, ππ β β+, maka
ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ β₯ ππ(1 β ππ1),
sehingga Akibat 2.5.1 terbukti.
Akibat 2.5.2 [7] Diberikan ππ adalah suatu bilangan real positif dengan
ππ > 2. Jika {ππππ}ππ=1β dan {ππππ }ππ=1
β adalah dua barisan bilangan bulat positif dimana {ππππ }ππ=1
β tidak turun, dengan lim supππ β β ππππ
1 (ππ+1)ππβ > 1
dan ππππ = πποΏ½πππππ½π½οΏ½ untuk setiap bilangan real positif π½π½, maka
barisan οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
β mempunyai ukuran keirasionalan lebih
besar atau sama dengan ππ. Bukti:
Cara membuktikannya adalah dengan menunjukkan bahwa Akibat 2.5.2 bersesuaian dengan Teorema 2.4.2.
Karena {ππππ}ππ=1β dan {ππππ }ππ=1
β memenuhi sifat β sifat: {ππππ }ππ=1
β tidak turun, dan lim supππ β β ππππ
1 (ππ+1)ππβ > 1, serta
ππππ = πποΏ½πππππ½π½οΏ½ yang sesuai dengan Teorema 2.4.2, maka
ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ β₯ max(2, ππ),
dimana ππ({π₯π₯ππ }) menyatakan ukuran keirasionalan dari barisan {π₯π₯ππ }.
Karena ππ > 2; ππ β β+, maka
ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ β₯ ππ,
sehingga Akibat 2.5.2 terbukti.
F. Akibat β Akibat Kriteria Batas Bawah Ukuran Keirasionalan pada Barisan Bilangan real yang Berkaitan dengan Barisan Liouville
Selain dua akibat yang telah diuraikan, terdapat dua akibat lain dari kriteria batas bawah ukuran keirasionalan pada
barisan bilangan real, yaitu yang berkaitan dengan barisan Liouville. Uraian mengenai dua akibat yang berkaitan dengan barisan Liouville tersebut adalah sebagai berikut:
Akibat 2.6.1 [7] Diberikan ππ dan ππ1 adalah dua bilangan real positif
dengan ππ1 < ππ1+ππ
. Juga diberikan dua barisan bilangan bulat positif {ππππ }ππ=1
β dan {ππππ }ππ=1β dengan {ππππ }ππ=1
β tidak turun, dan berlaku ππππ = πποΏ½ππππ
ππ1οΏ½. Jika untuk setiap bilangan real positif ππ berlaku
lim supππ β β ππππ
1 ππππβ = β dan untuk setiap bilangan bulat positif ππ yang cukup besar berlaku ππππ > ππ1+ππ , maka barisan οΏ½ππππ
πππποΏ½ππ=1
β adalah Liouville.
Bukti: Cara membuktikannya adalah dengan menunjukkan
bahwa untuk setiap barisan bilangan bulat positif {ππππ }ππ=1β
jumlahan deretnya
οΏ½ππππππππππππ
β
ππ=1
adalah bilangan Liouville. Dari Teorema 2.4.1, terdapat ππ, ππ1, ππ β β+ sehingga
ππ1 < ππ1+ππ
dan ππ > 11βππ1
. Juga terdapat {ππππ }ππ=1β dan {ππππ}ππ=1
β
dengan {ππππ }ππ=1β naik, dan berlaku ππππ = πποΏ½ππππ
ππ1οΏ½ serta lim supππ β β ππππ
1 (ππ+1)ππβ > 1, sehingga
ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ β₯ maxοΏ½2, ππ(1 β ππ1)οΏ½,
dimana ππ({π₯π₯ππ }) menyatakan ukuran keirasionalan dari barisan {π₯π₯ππ }.
Untuk setiap ππ anggota bilangan real positif, jika lim supππ β β ππππ
1 ππππβ = β, maka
lim supππ β β ππππ
1 οΏ½(ππβ1)+1οΏ½ππβ = β.
Ambil ππ β β, maka ππ β 1 β β. Akibatnya lim supππ β β ππππ
1 (ππ+1)ππβ > 1, Yang artinya memenuhi Teorema 2.4.1 dan berlaku ππππ = πποΏ½ππππ
ππ1οΏ½, sehingga
ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ β₯ maxοΏ½2, ππ(1 β ππ1)οΏ½.
Karena ππ sebarang, maka untuk ππ β β berlaku
ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ β β. Akibatnya
ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ = β.
Dari Definisi 2.2.2, ukuran keirasionalan dari barisan οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
β didefinisikan sebagai
inf{ππππ}ππ=1
β β π©π© lim supππ β β,ππ β ππlogππ οΏ½
minππ β ππ οΏ½οΏ½
πππππ₯π₯ππππππ
βππππ
β
ππ=1
οΏ½οΏ½β1
,
untuk setiap {ππππ }ππ=1β barisan bilangan bulat positif.
Karena ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ = β, maka artinya
inf{ππππ}ππ=1
β β π©π© lim supππ β β,ππ β ππlogππ οΏ½
minππ β ππ οΏ½οΏ½
πππππ₯π₯ππππππ
βππππ
β
ππ=1
οΏ½οΏ½β1
= β,
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
4
untuk βππππ β β. Akibatnya lim sup
ππ β β,ππ β ππlogππ οΏ½minππ β ππ οΏ½οΏ½
πππππ₯π₯ππππππ
βππππ
β
ππ=1
οΏ½οΏ½β1
= β,βππππ β β.
Sesuai dengan Definisi 2.1.3, maka persamaan tersebut menunjukkan bahwa
οΏ½ππππππππππππ
β
ππ=1
merupakan bilangan Liouville. Sehingga οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
β
merupakan barisan Liouville dan Akibat 2.6.1 terbukti.
Akibat 2.6.2 [7] Diberikan ππ adalah suatu bilangan real positif. Juga
diberikan dua barisan bilangan bulat positif {ππππ }ππ=1β dan
{ππππ }ππ=1β dengan {ππππ }ππ=1
β tidak turun, dan untuk setiap bilangan real positif π½π½ berlaku ππππ = πποΏ½ππππ
π½π½οΏ½. Jika untuk setiap bialngan real positif ππ berlaku
lim supππ β β ππππ
1 ππππβ = β dan untuk setiap bilangan bulat positif ππ yang cukup besar berlaku ππππ > ππ1+ππ , maka barisan οΏ½ππππ
πππποΏ½ππ=1
β adalah Liouville.
Bukti: Cara membuktikannya adalah dengan menunjukkan
bahwa Akibat 2.6.2 memenuhi semua syarat pada Akibat 2.6.1, sehingga οΏ½ππππ
πππποΏ½ππ=1
β merupakan barisan Liouville.
Karena telah memenuhi untuk lim supππ β β ππππ
1 ππππβ = β; ππ ββ+ dan ππππ > ππ1+ππ , maka akan dibuktikan memenuhi
ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½, ππ1 <
ππ1 + ππ
; ππ, ππ1 β β+.
Ambil ππ1 < ππ1+ππ
; ππ, ππ1 β β+, maka ππ1 β π½π½. Sehingga berlaku
ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½, ππ1 <
ππ1 + ππ
; ππ, ππ1 β β+. Dari sifat notasi ππ kecil (little o notation) diketahui
ππ(ππ) β ππ(ππ), sehingga πποΏ½ππππππ1οΏ½ β πποΏ½ππππ
ππ1οΏ½. Artinya untuk ππππ = πποΏ½ππππ
ππ1οΏ½ berlaku ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½.
Sehingga syarat untuk Akibat 2.6.1 terpenuhi, dan berakibat οΏ½ππππ
πππποΏ½ππ=1
β merupakan barisan Liouville. Artinya
Akibat 2.6.2 terbukti.
G. Proposisi β Proposisi yang Berkaitan dengan Akibat β Akibat Kriteria Batas Bawah Ukuran Keirasionalan pada Barisan Bilangan Real
Akibat dari dua kriteria batas bawah ukuran keirasionalan barisan bilangan real tersebut apabila diaplikasikan pada barisan tertentu dengan syarat khusus akan menghasilkan beberapa proposisi. Berikut disajikan beberapa proposisi yang berkaitan dengan akibat β akibat tersebut.
Proposisi 1
Diberikan K suatu bilangan bulat positif dengan πΎπΎ οΏ½1 β1
log 2 πποΏ½ > 2. Jika lcm(π₯π₯1, π₯π₯2, β¦ , π₯π₯ππ) menyatakan least
common multiply atau kelipatan persekutuan terkecil dari bilangan π₯π₯1, π₯π₯2, β¦ , π₯π₯ππ , maka barisan
οΏ½lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ + 1)ππ) + ππ
2(πΎπΎ+1)ππ + ππ2 οΏ½ππ=1
β
mempunyai ukuran keirasionalan lebih besar atau sama dengan πΎπΎ οΏ½1 β 1
log 2 πποΏ½.
Bukti: Dari barisan οΏ½lcm(1,2,β¦,(πΎπΎ+1)ππ )+ππ
2(πΎπΎ+1)ππ+ππ2 οΏ½ππ=1
β diketahui terdapat dua
barisan bilangan bulat positif {ππππ }ππ=1β dan {ππππ}ππ=1
β dengan {ππππ }ππ=1
β tidak turun, yaitu ππππ=lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ + 1)ππ) + ππ dan ππππ = 2(πΎπΎ+1)ππ + ππ2.
Kemudian ditunjukkan bahwa ππππ da ππππ memenuhi: 1. lim sup
ππ β β ππππ1 (ππ+1)ππβ > 1
2. ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½.
Untuk syarat 1, lim supππ β β (lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ + 1)ππ) + ππ)1 (ππ+1)ππβ
= inf supππ β₯ 1 ππ β₯ ππ (lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ + 1)ππ) + ππ)1 (ππ+1)ππβ
= infππ β₯ 1(lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ + 1)ππ) + ππ)1 (ππ+1)ππβ
= (lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ + 1)ππ) + ππ)1 (ππ+1)ππβ ; ππ β₯ 1 Karena kelipatan persekutuan terkecil dari bilangan bulat
positif adalah bilangan bulat positif, maka lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ +1)ππ) β₯ 1, sehingga lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ + 1)ππ) + ππ > 1, dan berakibat (lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ + 1)ππ) + ππ)1 (ππ+1)ππβ > 1, sehingga syarat 1 terpenuhi.
Untuk syarat 2, ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½ artinya terdapat suatu
bilangan real M sehingga |ππππ | β€ πποΏ½ππππππ1 οΏ½. Karena untuk
ππππ=lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ + 1)ππ) + ππ dan ππππ = 2(πΎπΎ+1)ππ + ππ2 terdapat suatu bilangan real M yang memenuhi οΏ½2(πΎπΎ+1)ππ + ππ2οΏ½ β€ ππ|(lcm(1,2, β¦ , (πΎπΎ + 1)ππ) + ππ)ππ1 |
|ππππ | β€ πποΏ½ππππππ1 οΏ½,
maka syarat 2 terpenuhi. Karena memenuhi kedua syarat, maka contoh tersebut
bersesuaian dengan Akibat 2.5.1, yaitu
πΎπΎ οΏ½1 β1
log2 πποΏ½ > 2 β ππ(1 β ππ1) > 2,
yang artinya ππ = πΎπΎ dan ππ1 = 1log 2 ππ
. Sehingga sesuai dengan Akibat 2.5.1
ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ β₯ ππ(1 β ππ1)
= πΎπΎ οΏ½1 β 1log 2 ππ
οΏ½, dan proposisi tersebut terbukti.
Proposisi 2 Diberikan S suatu bilangan bulat positif dengan ππ > 2.
Jika diasumsikan ππ(π₯π₯) adalah bilangan prima yang lebih kecil atau sama dengan x, maka barisan
{ππ((ππ + 1)ππ)! + 1}ππ=1β
mempunyai ukuran keirasionalan lebih besar atau sama dengan S. Bukti:
Dari barisan {ππ((ππ + 1)ππ)! + 1}ππ=1β diketahui terdapat
dua barisan bilangan bulat positif {ππππ }ππ=1β dan {ππππ}ππ=1
β dengan {ππππ }ππ=1
β tidak turun, yaitu ππππ=ππ((ππ + 1)ππ)! + 1 dan ππππ = 1.
Kemudian ditunjukkan bahwa ππππ da ππππ memenuhi: 1. lim sup
ππ β β ππππ1 (ππ+1)ππβ > 1
2. ππππ = πποΏ½πππππ½π½οΏ½.
Untuk syarat 1,
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
5
lim supππ β β (ππ((ππ + 1)ππ)! + 1)1 (ππ+1)ππβ
= inf supππ β₯ 1 ππ β₯ ππ (ππ((ππ + 1)ππ)! + 1)1 (ππ+1)ππβ
= infππ β₯ 1(ππ((ππ + 1)ππ)! + 1)1 (ππ+1)ππβ
= (ππ((ππ + 1)ππ)! + 1)1 (ππ+1)ππβ ;ππ β₯ 1. Karena bilangan prima terkecil adalah 2, maka ππ((ππ +
1)ππ)! > 1, sehingga ππ((ππ + 1)ππ)! + 1 > 1, dan berakibat (ππ((ππ + 1)ππ)! + 1)1 (ππ+1)ππβ > 1, sehingga syarat 1 terpenuhi.
Untuk syarat 2, ππππ = πποΏ½πππππ½π½οΏ½ artinya βππ > 0 βππ β |ππππ | β€
πποΏ½πππππ½π½ οΏ½;βππ β₯ ππ, atau untuk ππππ β 0 berlaku lim
ππ β βπππππππππ½π½ = 0.
Karena untuk ππππ=ππ((ππ + 1)ππ)! + 1 dan ππππ = 1 berlaku πππππ½π½ > ππππ , maka
limππ β β
1(ππ((ππ+1)ππ )!+1)π½π½
= 0 lim
ππ β βπππππππππ½π½ = 0,
maka syarat 2 terpenuhi. Karena memenuhi kedua syarat, maka contoh tersebut
bersesuaian dengan Akibat 2.5.2, yaitu ππ > 2 β ππ > 2.
Sehingga sesuai dengan Akibat 2.5.2
ππ οΏ½οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
βοΏ½ β₯ ππ,
dan proposisi tersebut terbukti.
Proposisi 3 Diberikan πΎπΎ adalah suatu bilangan bulat positif dengan
πΎπΎ > 3. Juga diberikan [π₯π₯] adalah bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan π₯π₯, maka barisan
οΏ½2ππ+(πΎπΎ+1)22[log 2 log 2 ππ ]
+ ππ2
21+(πΎπΎ+1)22[log 2 log 2 ππ ]+ ππ
οΏ½
ππ=1
β
mempunyai ukuran keirasionalan lebih besar atau sama dengan 2πΎπΎ
3.
Proposisi 4 Diberikan πΎπΎ adalah suatu bilangan bulat positif dengan
πΎπΎ > 2, maka barisan
οΏ½2ππ+(πΎπΎ+1)22[log 2 log 2 ππ ]
+ ππ!
2πποΏ½(πΎπΎ+1)22[log 2 log 2 ππ ]
οΏ½+ ππππ
οΏ½
ππ=1
β
mempunyai ukuran keirasionalan lebih besar atau sama dengan πΎπΎ.
Proposisi 5 Barisan
οΏ½2(2ππ)! + ππ2ππ ! + ππ!
οΏ½ππ=1
β
adalah Liouville. Bukti:
Dari barisan οΏ½2(2ππ )!+ππ2ππ !+ππ !
οΏ½ππ=1
β diketahui terdapat dua barisan
bilangan bulat positif {ππππ }ππ=1β dan {ππππ }ππ=1
β dengan {ππππ }ππ=1β
tidak turun, yaitu ππππ=2(2ππ)! + ππ dan ππππ = 2ππ ! + ππ!. Kemudian ditunjukkan bahwa ππππ da ππππ memenuhi:
1. lim supππ β β ππππ
1 ππππβ = β, ππ β β+
2. ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½.
Untuk syarat 1, lim supππ β β ππππ
1 ππππβ = lim supππ β βοΏ½2(2ππ)! + πποΏ½
1 ππππβ
= inf supππ β₯ 1 ππ β₯ πποΏ½2(2ππ)! + πποΏ½
1 ππππβ
Karena untuk ππ, ππ β β berlaku ππ β₯ ππ, maka berakibat οΏ½2(2ππ)! + πποΏ½ β₯ οΏ½2(2ππ)! + πποΏ½,
dan berlaku
οΏ½2(2ππ)! + πποΏ½1 ππππβ
β₯ οΏ½2(2ππ)! + πποΏ½1 ππππβ
,
sehingga barisan οΏ½οΏ½2(2ππ)! + πποΏ½1 ππππβ
οΏ½ππ=1
β merupakan barisan
naik. Kemudian ambil sebarang ππ β β,ππ > 0, maka terdapat ππ β β sedemikian hingga
οΏ½2(2ππ)! + πποΏ½1 ππππβ
> ππ.
Akibatnya οΏ½οΏ½2(2ππ)! + πποΏ½1 ππππβ
οΏ½ππ=1
β tak terbatas. Karena
οΏ½οΏ½2(2ππ)! + πποΏ½1 ππππβ
οΏ½ππ=1
β merupakan barisan dalam ββ, maka
supππ β₯ πποΏ½2(2ππ)! + πποΏ½
1 ππππβ= β.
Sehingga lim supππ β β ππππ
1 ππππβ = lim supππ β βοΏ½2(2ππ)! + πποΏ½
1 ππππβ
= inf supππ β₯ 1 ππ β₯ πποΏ½2(2ππ)! + πποΏ½
1 ππππβ
= infππ β₯ 1β
= β, sehingga syarat 1 terpenuhi.
Untuk syarat 2, ππππ = πποΏ½ππππππ1οΏ½ artinya terdapat suatu
bilangan real M sehingga |ππππ | β€ πποΏ½ππππππ1 οΏ½. Karena untuk
ππππ=2(2ππ)! + ππ dan ππππ = 2ππ ! + ππ! terdapat suatu bilangan real M yang memenuhi
|2ππ ! + ππ!| β€ πποΏ½οΏ½2(2ππ)! + πποΏ½ππ1 οΏ½
|ππππ | β€ πποΏ½ππππππ1 οΏ½,
maka syarat 2 terpenuhi. Karena untuk setiap n m,endekati tak hingga berlaku
2(2ππ)! + ππ > ππ1+ππ , maka sesuai Akibat 2.6.1, οΏ½ππππ
πππποΏ½ππ=1
β adalah Liouville dan
proposisi terbukti.
Proposisi 6 Barisan
οΏ½2(3ππ)ππ + 1
2ππππ + 1οΏ½ππ=1
β
adalah Liouville.
Proposisi 7 Barisan
οΏ½ππππ ! + 12ππ ! + 1
οΏ½ππ=1
β
adalah Liouville. Bukti:
Dari barisan οΏ½ππππ !+1
2ππ !+1οΏ½ππ=1
β diketahui terdapat dua barisan
bilangan bulat positif {ππππ }ππ=1β dan {ππππ }ππ=1
β dengan {ππππ }ππ=1β
tidak turun, yaitu ππππ=ππππ ! + 1 dan ππππ = 2ππ ! + 1. Kemudian ditunjukkan bahwa ππππ da ππππ memenuhi:
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
6
1. lim supππ β β ππππ
1 ππππβ = β, ππ β β+
2. ππππ = πποΏ½πππππ½π½οΏ½.
Untuk syarat 1, lim supππ β β ππππ
1 ππππβ = lim supππ β β
(ππππ ! + 1)1 ππππβ
= inf supππ β₯ 1 ππ β₯ ππ
(ππππ ! + 1)1 ππππβ Karena untuk ππ, ππ β β berlaku ππ β₯ ππ, maka berakibat
(ππππ ! + 1) β₯ (ππππ! + 1), dan berlaku
(ππππ ! + 1)1 ππππβ β₯ (ππππ ! + 1)1 ππππβ , sehingga barisan οΏ½(ππππ ! + 1)1 ππππβ οΏ½
ππ=1
β merupakan barisan
naik. Kemudian ambil sebarang ππ β β,ππ > 0, maka terdapat ππ β β sedemikian hingga
(ππππ ! + 1)1 ππππβ > ππ. Akibatnya οΏ½(ππππ ! + 1)1 ππππβ οΏ½
ππ=1
β tak terbatas. Karena οΏ½(ππππ ! +
11ππππππ=1β merupakan barisan dalam ββ, maka supππ β₯ ππ(ππππ ! + 1)1 ππππβ = β.
Sehingga lim supππ β β ππππ
1 ππππβ = lim supππ β β
(ππππ ! + 1)1 ππππβ
= inf supππ β₯ 1 ππ β₯ ππ
(ππππ ! + 1)1 ππππβ
= infππ β₯ 1β
= β, sehingga syarat 1 terpenuhi.
Untuk syarat 2, ππππ = πποΏ½πππππ½π½οΏ½ artinya βππ > 0 βππ β |ππππ | β€
πποΏ½πππππ½π½ οΏ½;βππ β₯ ππ. Karena untuk ππππ = ππππ ! + 1 dan ππππ = 2ππ ! +
1 terdapat suatu bilangan real N yang memenuhi |2ππ ! + 1| β€ πποΏ½(ππππ ! + 1)π½π½ οΏ½
|ππππ | β€ πποΏ½πππππ½π½ οΏ½,
Untuk setiap ππ > 0, maka syarat 2 terpenuhi. Karena untuk setiap n m,endekati tak hingga berlaku
ππππ ! + 1 > ππ1+ππ , maka sesuai Akibat 2.6.2, οΏ½ππππ
πππποΏ½ππ=1
β adalah Liouville dan
proposisi terbukti.
Proposisi 8 Barisan
οΏ½2(ππ+1)! + 1
2ππ ! + 1οΏ½ππ=1
β
adalah Liouville.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan a. Dari definisi kriteria keirasionalan, barisan bilangan real,
dan ukuran keirasionalan dapat ditentukan dua kriteria batas bawah ukuran keirasionalan pada barisan bilangan real, yaitu: 1. Jika diberikan ππ, ππ1, dan ππ adalah bilangan real positif
dengan ππ1 < ππ1+ππ
dan ππ > 11βππ1
, maka οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
β
mempunyai ukuran keirasionalan lebih besar atau sama dengan max οΏ½2, ππ(1 β ππ1)οΏ½. [Teorema 3.4.1]
2. Jika diberikan ππ dan ππ adalah bilangan real positif dengan ππ > 1, maka οΏ½ππππ
πππποΏ½ππ=1
β mempunyai ukuran
keirasionalan lebih besar atau sama dengan max (2, ππ). [Teorema 3.4.2]
b. Dari dua kriteria batas bawah ukuran keirasionalan pada barisan bilangan real dapat ditentukan dua akibat sebagai berikut: 1. Jika diberikan ππ1 dan ππ adalah bilangan real positif
dengan ππ(1 β ππ1) > 2, maka οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
β mempunyai
ukuran keirasionalan lebih besar atau sama dengan ππ(1 β ππ1). [Akibat 3.5.1]
2. Jika diberikan ππ adalah bilangan real positif dengan ππ > 2, maka οΏ½ππππ
πππποΏ½ππ=1
β mempunyai ukuran
keirasionalan lebih besar atau sama dengan ππ. [Akibat 3.5.2]
c. Dari dua krirteria batas bawah ukuran keirasionalan pada barisan bilangan real dapat ditentukan dua akibat yang berkaitan dengan barisan Liouville sebagai berikut: 1. Jika diberikan ππ dan ππ1 adalah bilangan real positif
dengan ππ1 < ππ1+ππ
, maka οΏ½πππππππποΏ½ππ=1
β adalah Liouville.
[Akibat 3.6.1] 2. Jika diberikan ππ adalah bilangan real, maka οΏ½ππππ
πππποΏ½ππ=1
β
adalah Liouville. [Akibat 3.6.2]
B. Saran Pada penelitian ini hanya dikaji dua kriteria batas bawah
ukuran keirasionalan pada barisan bilangan real, akibat β akibatnya, dan akibat β akibat yang berkaitan dengan barisan Liouville dengan beberapa asumsi. Oleh karena itu penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengubah atau meminimalisir asumsi β asumsi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA [1] Bartle, R. G., Sherbert, D. R. βIntroduction to Real Analysisβ. John
Wiley & Sons. Inc, (1994). [2] Borwein, P. B. βOn the Irrationality of β 1/(ππππ + ππ)β. J. Number
Theory Vol. 37, (1991) Hal. 253-259. [3] Borwein, P. B. βOn the Irrationality of Certain Seriesβ. Math. Proc.
Camb. Phil. Soc. Vol. 122, (1992) Hal. 141-146. [4] Duverney, D. βNumber Theory An Elementary Introduction Through
Diophantine Problemsβ. World Scientific, (2010). [5] ErdΓΆs, P., Strauss, E.G. βOn the Irrationality of Certain
Seriesβ.Pacific Journal of Mathematics Vol. 55, (1974) Hal 85-92. [6] HanΔl, J. βLiouville Sequencesβ. Nagoya Math. J. Vol. 172, (2003)
Hal.173-187. [7] HanΔl, J., Filip, F. βIrrationality Measure of Sequencesβ. Hiroshima
Math. J. Vol. 35, (2005) Hal. 183-195. [8] Hardy, G. H., Wright, E. M. βAn Introduction to the Theory of
Numbers, 4th edβ. Oxford: Clarendon Press, (1968). [9] Jain, P. K., dan Gupta, V.P. βLebesgue Measure and Integrationβ.
Wiley Eastern Limited, (1986). [10] Sondow, J. βIrrationality Measures, Irrationality Bases, and a
Theorem of Jarnikβ. Journal du Theorie des Nombres Bordeaux, (2003).
[11] MIT. βBig O Notationβ. web.mit.edu.