1 file

182
Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Aajaran 2013/2014 Oleh: I WAYAN REJI YASA Nim: 0911031485

description

file

Transcript of 1 file

Page 1: 1 file

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II

SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Aajaran 2013/2014

Oleh:I WAYAN REJI YASA

Nim: 0911031485

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHASINGARAJA

2014

Page 2: 1 file

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement

Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur

Tahun Aajaran 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan kepadaUniversitas Pendidikan Ganesha

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan ProgramSarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEHI WAYAN REJI YASA

NIM : 0911031485

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHASINGARAJA

2014

Page 3: 1 file

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI

GELAR SARJANA PENDIDIKAN

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. DB. Kt. Ngr. Semara Putra, S.Pd.M.For Drs. I Ketut Ardana, M.Pd

NIP. 195805091985031002 NIP. 195507081979031003

Skripsi oleh I Wayan Reji Yasa

Page 4: 1 file

Telah dipertahankan di depan dewan pengji

Pada

Hari : Jumat

Tanggal : 21 November 2014

Dewan Penguji

Dr. I Wayan Rinda Suardika, S.Pd, M.Si (Ketua)NIP.19501230 198303 2 003

Drs. I Gusti Agung Oka Negara, S.Pd, M.Kes (Anggota)NIP. 19561127 198303 1 001

Drs. DB. Kt. Ngr. Semara Putra, S.Pd.M.FOr (Anggota)NIP. 19580509 198503 1 002

Drs. I Ketut Ardana, M.Pd (Anggota) NPI. 19550708 197903 1 003

Page 5: 1 file

Diterima oleh Panitia Ujian Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan

Ganesha Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Ketua Ujian,

Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.Kons

NIP 19570303 198303 2 001

Sekretaris Ujian,

Drs. Ign. I Wayan Suwatra, M.Pd

NIP 19560423 198303 1 002

Mengesahkan:

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan,

Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd

NIP 19550818 198303 1 002

Page 6: 1 file

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Pengaruh

pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis Reinvorcement terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas V semester II SD gugus I Gusti Gurah Rai Denpasar

Timur Tahun ajaran 2013/2014 beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dan mengutip dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya

ini.

Denpasar, 21 Oktober 2014

Yang membuat pernyataan

I Wayan Reji Yasa NIM. 0911031485

Page 7: 1 file

MOTTO

Janganlah takut

untuk melangkah,

karena jarak 1000 mil

dimulai dari satu

langkah

Page 8: 1 file

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang HyangWidhiWasa,

Tuhan Yang MahaEsa, karena atas berkat dan rahmat-Nya tulisan dengan judul

“Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement Terhadap Hasil

Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar

Timur Tahun Ajar 2013/2014” dapat diselesaikan.

Disadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tulisan ini tidak pernah akan

selesai. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini diucapankan terima kasih

kepada:

1. Bapak Drs. DB. Kt. NGR. Semara Putra, S.Pd.M.For selaku Pembimbing I

yang telah tulus dan sabar membimbing penulis dari awal sampai selesainya

skripsi ini.

2. Bapak Drs. I Ketut Ardana , M.Pd selaku Pembimbing II yang telah tulus dan

sabar membimbing penulis dari awal sampai selesainya skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd selaku Rektor Universitas

Pendidikan Ganesha.

4. Ibu Dr. MG Rini Kristiantari, M.Pd selaku ketua UPP PGSD dan PGPAUD

Denpasar

5. Bapak/IbuDosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak masukan

dalam penyusunan skrips iini.

6. Orang tua dan keluarga terkasih yang telah memberikan dukungan dan doa

restu.

Page 9: 1 file

7. Teman-teman sejawat dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan

skripsi ini.

Tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, agar dapat

bermanfaat dan memberikan arti kepada semua pihak yang berkepentingan, sangat

diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Denpasar,…………….2014

Penulis

Page 10: 1 file

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS REINFORCEMENT DAN SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS V

SD GUGUS I GUSTI NGURAH RAI TAHUN AJARAN 2013/2014

OLEH

I Wayan Reji Yasa, NIM 0911031501Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD gugus I Gusti Ngurah Rai tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian Non Equivalent Control Group Design.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD gugus I Gusti Ngurah Rai yang berjumlah 440 siswa. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling yang diacak adalah kelasnya untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan hasil pengundian yaitu siswa kelas V SD 1 Penatih sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 orang siswa dan kelas VB SD 2 Penatih sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes berupa tes objektif bentuk pilihan ganda biasa dengan jumlah soal 30. Analisis data menggunakan metode statistik uji-t.

Hasil pengujian menunjukan ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen X E = 55.81 > X E = 47,67 pada kelas kontrol dan berdasarkan kreteria pengujian thitung = 2,371> ttabel = 2,00 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis reinforcementIPA pada siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai tahun ajaran 2013/2014.

Kata kunci: pendekatan pembelajaran kontekstual, berbasis reinforcement, hasil belajar IPA

Page 11: 1 file

Abstract

This study aims to determine significant differences in science learning outcomes between students who learned with using contextual-based reinforcement learning approach and students who learned with conventional learning in class V sd group I Gusti Ngurah Rai academic year 2013/2014. This research is a quasi-experimental research design with Non-Equivalent Control Group research Design.Populasi in this study were fifth grade students of elementary Lieutenant Colonel Vishnu groups totaling 440 students. The samples in this study conducted by random sampling technique were randomized class to determine the experimental class and the control class with the results of the draw are fifth grade students of SD 1 Penatih as an experimental class numbering 32 students and class 2 SD VB Penatih as control classes totaling 30 students. Data collection methods used in this study using the test in the form of multiple choice objective test with the usual number of about 30. Analysis of the data using t-test statistical method. The test results showed no significant difference in learning outcomes between students that learned IPA using contextual learning model-based reinforcement learning approach and students who learned with conventional learning. This can be evidenced from the acquisition of the average value of the experimental class X E = 55.81> X E = 47.67 based on grade control and testing criteria of t = 2.371> table = 2.00 so H0 is rejected and Ha accepted. It can be concluded that the model-based learning approach to contextual learning in class V reinforcementIPA SD Force I Gusti Ngurah Rai academic year 2013/2014.

Keywords: contextual learning approach, based reinforcement, learning outcomes IPA

Page 12: 1 file

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI...............................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN...........................................iv

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................v

MOTTO...............................................................................................................vi

PRAKATA...........................................................................................................vii

ABSTRAK...........................................................................................................ix

DAFTAR ISI........................................................................................................x

DAFTAR TABEL................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................6

1.5 Asumsi dan Pembatasan Masalah......................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) berbasis

Reinforcement.....................................................................................9

2.2 Pembelajaran Konvensional...............................................................17

Page 13: 1 file

2.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar...................................................19

2.4 Hasil Belajar IPA................................................................................21

2.5 Kerangka Berfikir...............................................................................25

2.6 Hipotesis Penelitian............................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian....................................................29

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................32

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel......................36

3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian........................37

3.5 Uji Instrumen.......................................................................................37

3.6 Teknik Analisis Data...........................................................................43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilPenelitian.....................................................................................47

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian...............................................................52

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan..............................................................................................55

5.2 Saran...................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................57

Page 14: 1 file

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Pola Rancangan Eksperimen

Non Equivalent Contol Grup..........................................................29

Tabel 3.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kontekstual

Berbasis Reinforcement..................................................................31

Tabel 3.3 Sintaks Model Pembelajaran Konvensional..................................33

Tabel 3.4 Tabel Distribusi Anggota Populasi Penelitian

Berdasarkan Jenis Kelamin.............................................................34

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Validitas Tes...............................................38

Tabel 3.6 Daya Pembeda................................................................................40

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda..................................................41

Tabel 3.8 Kriteria Derajat Reliabilitas.............................................................42

Tabel 3.9 Ringkasan Tingkat Kesukaran........................................................43

Tabel 4.1 Tabel Rangkuman Hasil Belajar IPA Siawa Pada Ranah

Kognitif Kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai............................48

Tabel 4.2 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar..........49

Tabel 4.3 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Homegenitas Varians

antar Kelompok...............................................................................50

Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Penelitian..........................51

Page 15: 1 file

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penelitian…………………………………………………60

Lampiran 2. Surat Pengumpulan Data SD N 1 Penatih ……………………….61

Lampiran 3. Surat Pengumpulan Data SD N 2 Penatih………………………..62

Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

di SD N 1 Penatih…………………………………...…………....63

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

di SD N 2 Penatih………………………...………………………64

Lampiran 6. RPP Kelompok Eksperimen……………...………………………65

Lampiran 7. RPP Kelompok Kontrol…………………...……………………..75

Lampiran 8. Kisi – kisi Tes Hasil Belajar IPA……………………..…………84

Lampiran 9. Soal Post Test……………..……………………………………..87

Lampiran 10. Uji Instrumen……….…..………………………………………..92

Lampiran 11. Hasil nilai Post Tes Siswa kelas V SD N1 Penatih

dan SD N2 Penatih…………….……………….………………..97

Lampiran 12. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen…………………………99

Lampiran 13 Uji Normalitas Data Kelas Kontrol……………………………103

Lampiran 14. Uji Homogenitas……………………………………………….107

Lampiran 15. Uji t…...………………………………………………………..108

Lampiran 16. Foto-FotoPenelitian……………………………………………110

Page 16: 1 file

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang strategis dalam membentuk

dan mengelola sumber daya manusia yang bekualitas sesuai dengan apa yang

menjadi harapan masyarakat dan negara. Melalui lembaga pendidikan diharapkan

akan mampu mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga akan

siap menghadapi berbagai macam tantangan dalam persaingan yang terjadi

dewasa ini. Dalam sistem pendidikan, sekolah merupakan ujung tombak dan

paling menentukan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.Pendidikan memiliki

kaitan yang erat dengan sekolah, karena sekolah merupakan tempat memperoleh

pendidikan secara formal. Perlu disadari bahwa proses pembelajaran merupakan

bagian yang sangat penting dari pendidikan. Pembelajaran yang bermutu tentu

akan menghasilkan output sumber daya manusia yang lebih bermutu. Untuk

menghasilkan sumber daya yang bermutu diharapkan guru memiliki peran yang

sangat besar dalam mengorganisasikan kelas sebagai bagian dari proses

pembelajaran dan siswa sebagai subjek yang sedang belajar. Pada kegiatan belajar

mengajar, guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran,

Page 17: 1 file

karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi

pembelajaran. Guru dikelas sebagai manajer yang selalu menjalankan fungsi

manajemen pembelajaran terhadap siswa, lingkungan belajar dan materi

pembelajaran. Hal ini akan dituangkan dalam rancangan atau tehnik pembelajaran

yang dibuat atau dipilihnya. Dengan demikian, proses pembelajaran yang efektif,

efisien dan menarik serta hasil belajar yang bermutu dapat dicapai.

Kemampuan guru untuk mengemas proses pembelajaran tentu tidaklah

spontan, namun perlu persiapan – persiapan. Pembelajaran yang bermutu tentu

diawali oleh persiapan yang baik pula. Persiapan tersebut meliputi; pembuatan

perangkat pembelajaran, perancangan kegiatan pembelajaran, dan persiapan

materi yang akan dibelajarkan kepada siswa. Kemampuan guru dalam hal ini tentu

memberi pengaruh yang sangat besar untuk dapat terlaksananya proses

pembelajaran yang bermutu dan bermakna bagi siswa.

Optimalisasi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam

proses pembelajaran sangat bergantung pada faktor yang menyangkut kesiapan

siswa dan guru. Artinya, dalam pembelajaran kecermatan, keuletan, serta

semangat belajar merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh siswa, sementara

itu guru hanya besifat fasilitator. Berhasil atau gagalnya seorang siswa dalam

belajar pada suatu lembaga pendidikan, secara umum digunakan tolak ukur adalah

hasil belajar. Hal ini disebabkan karena hasil belajar merupakan salah satu

indikasi tentang hasil pendidikan dan salah satunya adalah hasil pembelajaran

Ilmu Pengetahuaan Alam ( IPA ). Dalam merancang pembelajaran, sehingga

mendapatkan hasil yang yang optimal seorang guru harus memperhatikan tujuan

Page 18: 1 file

diselenggarakannya pembelajaran itu sendiri, termasuk didalam pembelajaran

IPA.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap

jenjang pendidikan. Bila diajarkan menurut cara yang tepat, IPA merupakan suatu

mata pelajaran yang memberikan kesempatan latihan berpikir kritis kepada siswa.

Mata pelajaran IPA seharusnya merupakan suatu pelajaran yang ditunggu-tunggu,

disenangi, menantang dan bermakna bagi siswa. Kegiatan belajar mengajar

mengandung arti interaksi dari berbagai komponen, seperti guru, siswa, bahan

ajar, media dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari rabu, 2 januari

2013 kepada Bapak I Made Arya Wiguna selaku ketua Gugus I Gusti Ngurah Rai

Denpasar Timur , pelaksanaan pembelajaran IPA pada kenyataan dilapangan

menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA guru masih menggunakan

pembelajaran yang bersifat konvensional. Penggunaan pembelajaran konvensional

yang didominasi metode ceramah masih banyak digunakan oleh guru. Hal ini

menyebabkan siswa merasa bosan mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga

siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Pengetahuan hanya

dipindahkan secara utuh dari pikiran guru kepikiran siswa. Siswa tidak diberi

kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Selain itu guru kurang

memperhatikan penggunaan atau pemanfaatan media dalam pembelajaran IPA.

Siswa sulit memahami dan kurang tertarik dengan apa yang akan dipelajari

sehingga pembelajar menjadi kurang bermakna. Dalam pembelajaran IPA

diperlukan pemahaman konsep yang mendalam bukan menghafal konsep yang

ada. Dalam belajar IPA siswa banyak menghadapi konsep – konsep penting yang

Page 19: 1 file

harus dikuasai, dimaknai agar dapat diingat lebih lama oleh otak. Tanpa

menghubungkan pengalaman baru dengan skema yang ada, pembelajaran akan

berlangsung kurang bermakna. Sehingga materi yang diperoleh mudah dilupakan,

yang pada akhirnya bermuara pada rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh

siswa.

Apabila pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan maka kompetensi

dasar dan indikator pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara maksimal.

Selain itu pemilihan model pembelajaran yang tepat juga sangat memberikan

peranan dalam pembelajaran.

Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam

kehidupan sehari–hari. Pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru dalam upaya

meningkatkan hasil belajar IPA.

Muslich (2007:40) Menambahkan dalam suatu pembelajaran, pendekatan memang bukan segala–galanya masih banyak faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Faktor – faktor tersebut antara lain kurikulum yang menjadi acuan dasarnya, program pengajaran, kualitas guru, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber belajar,dan tehnik atau bentuk penilaian.

Selain faktor – faktor diatas seorang siswa akan dapat belajar dengan baik

dan mencapai hasil belajar yang baik pula apabila didukung oleh faktor luar

seperti misalnya reinforcement dan faktor dalam (psikologis) seperti misalnya

minat, kreatifitas.

Sardiman (2010:39) menegaskan kehadiran faktor–faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor psikologis akan senantiasa memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan

Page 20: 1 file

pembelajaran secara maksimal, sebaliknya tampa kehadiran faktor psikologis ini akan memperlambat proses pembelajaran bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam mengajar.

Faktor luar dan faktor dalam sangat penting dimiliki oleh siswa sendiri

untuk menimbulkan ketertarikan belajar. Berbagai tehnik dapat ditempuh oleh

guru memotivasi siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan belajar.

Pemilihan tehnik yang sesuai dengan karakteristik siswa akan dapat

menumbuhkan motivasi siswa dalam mengatasi masalah belajar tersebut. Tehnik

yang dilakukan dalam memberi perhatian kepada siswa adalah dalam bentuk

memberi penguatan (reinforcement) pada setiap kemajuan yang ditunjukan siswa.

Reward (reinforcement) merupakan faktor penting untuk menimbulkan

ketertarikan untuk mengikuti pembelajaran di setiap mata pelajaran, khususnya

mata pelajaran IPA, sehinggga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam

penelitian ini diteliti model pembelajaran kontekstual berbasis tehnik

reinforcement yang dihubungkan dengan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis akan melaksanakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Reinforcement” Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus I Gusti

Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Ajaran 2013/2014”

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang

dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement

dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensinal pada kelas V

SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Ajaran 2013/2014?

Page 21: 1 file

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa

yang dibelajarkan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis

reinforcement dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran

konvensinal pada kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun

Ajaran 2013/2014.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang dapat dilihat

dari segi teoritis dan praktis. Adapun manfaat teoritis maupun manfaat praktis

tersebut adalah sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

(1) Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan sekaligus

menambah reference hasil penelitian ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan khususnya dalam mata pelajaran IPA SD.

(2) Hasil penelitian ini akan memberikan penjelasan yang rinci tentang

keunggulan pendekatan pembelajaran Kontekstual Berbasis

Reinforcement yang teruji secara eksperimental untuk

meningkatkan hasil belajar IPA Sekolah Dasar.

(3) Hasil penelitian ini akan memberikan konsep dan fakta baru yang

bisa dijadikan pedoman dalam rancangan perencanaan

pembelajaran maupun pedoman dalam rancangan penelitian

selanjutnya.

Page 22: 1 file

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi beberapa pihak yaitu :

(1) Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi dunia pendidikan yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam

merencanakan perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran di sekolah

khususnya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Salah satunya dengan

menggunakan model pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement.

(2) Siswa

Manfaat bagi siswa dari penelitian ini adalah siswa akan mendapatkan

suasana pembelajaran yang baru dengan tambahan penggunaan media

sehingga diharapkan siswa akan lebih antusias dalam prose pembelajaran

dengan demikian hasil pembelajaran akan meningkat.

(3) Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative

pendekatan pembelajaran sehingga guru dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

(4) Peneliti

Peneliti akan mendapatkan pengalaman langsung mengenai penelitian

ekperimental dan mengaetahui bagaimana menciptkan suasana pembelajaran

yang menyenangkan sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar.

(5) Peneliti lain

Page 23: 1 file

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pedoman

untuk melakukan penelitian yang terkait.

1.5 ASUMSI DAN PEMBATASAN MASALAH

1.5.1 Asumsi Penlitian

Dalam melaksanakan penelitian eksperimen ini terdapat 2 asumsi sebagai

berikut.

(1) Kedua kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian masih

menggunakan kurikulum yang sama dan memiliki sarana prasarana

pembelajaran yang memadai.

(2) Kelas eksperimen maupun kelas kontrol masih dalam satu gugus dan

kedua kelas dinyatakan setara melalui uji kesetaraan.

1.5.2 Pembatasan Masalah

Sesungguhnya banyak faktor yang terkait dan mempengaruhi kualitas

proses pembelajaran, seperti apa yang telah diidentifikasi diatas. Namun dengan

keterbatasan waktu, biaya, tenaga yang tersedia dan kemampuan peneliti maka

pada penelitian ini, difokuskan pada pengaruh pendekatan Pembelajaran

Kontekstual Berbasis Reinforcement Terhadap Hasil Belajar IPA pada siswa kelas

V SD semester II di Gugus I Gusti Ngurah Rai tahun ajaran 2013/2014 dan hanya

mencari hasil belajar kognitif.

Page 24: 1 file

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) berbasis Reinforcement

2.1.1 Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang tidak bersifat

abstarktif melainkan bersifat nyata yang disesuaikan dengan lingkungan

belajar anak.

Sanjaya (2008:109) menyatakan Contekstual Teaching Learning ( CTL ) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus dipahami, pertama,

CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman

langsung. Proses pembelajaran CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya

menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri

materi pelajaran.

Page 25: 1 file

Kedua, CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan

antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa

dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di

sekolah dengan kehidupan nyata.

Ketiga, CTL mendorong siswa untuk menerapkannya dalam

kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat

memhami materi yang dipelajarinya akan tetapi bagaimana materi itu

dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari – hari. Materi

pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk diotak dan kemudian

dilupakan akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan

nyata.

Trianto (2008:17) menyatakan pendekatan kontekstual (Contekstual Teaching Learning) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna

bagi siswa. Oleh sebab itu proses pembelajaran berlangsung alamiah

dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer

pengetahuan dari guru dan siswa.

Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut maka dapat disimpulkan

pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan yang menuntut

adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan

mengaitkan mata pelajaran melalui situasi dunia nyata sehingga

pembelajaran akan lebih menarik dan siswa memperoleh pengetahuan

yang bermakna.

Page 26: 1 file

Proses pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Melalui

proses pembelajaran kontekstual, akan dapat membantu siswa untuk

memahami materi, makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan

mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari –

hari (konteks pribadi, social, dan cultural), sehingga siswa memiliki

pengetahuan secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu

konteks permasalahan ke konteks permasalahan lainnya. Pengajaran

kontekstual memungkinkan siswa–siswa TK sampai dengan SMA untuk

menguatkan, memper jelas, menerapkan pengetahuan dan keterampilan

akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar

sekolah agar dapat memecahkan masalah – masalah dunia nyata atau

masalah – masalah yang disimulasikan. CTL menekankan pada berfikir

tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin, pensintesisan

imformasi dan data dari berbagai sumber serta pandangan. Disamping itu

telah diidentifikasi unsur kunci CTL. University of Washington dalam

Trianto,2008:19), seperti berikut ini;

Pembelajaran bermakna: relevansi dan penghargaan pribadi siswa

bahwa ia berkepentingan terhadap konten yang harus dipelajari, penerapan

pengetahuan: kemampuan untuk melihat bagaimana/ apa yang dipelajari

diterapkan dalam tatanan – tatanan yang lain dan fungsi – fungsi pada

masa sekarang dan yang akan datang, berpikir tingkat lebih tinggi: siswa

dilatih untuk menggunakan berpikir kritis dan kreatif dalam

mengumpulkan data, memahami suatu isu, atau memecahkan suatu

masalah, kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar: konten

pengajaran berhubungan dengan suatu rentang beragam standar lokal,

Negara bagian, nasional, asosiasi, dan/ atau industry, responsip terhadap

budaya: pendidik harus memahami dan menghormati nilai – nilai,

Page 27: 1 file

keyakinan – keyakinan, dan kebiasaan – kebiasaan siswa, sesama rekan

pendidik dan masyarakat tempat mereka mendidik dan penilaian autentik:

penggunaan berbagai macam strategi penilaian secara valid mencerminkan

hasil belajar sesungguhnya yang diharapkan dari siswa.

Sesuai dengan karakteritiknya, pembelajaran CTL memiliki tujuh

komponen utama, yaitu kontruktivisme (Contruktivism), inkuiri (Inquiri),

bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community),

pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), penilaian sebenarnya

(Authentic Assesment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan

CTL jika menerapkan ketujuh prinsip tersebut tersebut dalam

pembelajarannya. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang

studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya (Trianto,

2008:25). Adapun penjelasan dari ketujuh prinsip tersebut diantaranya

sebagai berikut.

(1) Kontrukstivisme

Kontukstivisme suatu landasan teoritik pendidikan modern

termasuk CTL adalah teori pembelajaran kontrukstivis. Pendekatan ini

pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun seniri

pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar – mengajar.

Proses pembelajaran lebih diwarnai student centered daripada teacher

centered. Sebagian besar waktu proses belajar - mengajar berlangsung

dengan berbasis pada aktivitas siswa. Kontruktivisme merupakan landasan

berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh

manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks

Page 28: 1 file

yang terbatas. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut

dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, serta

memberikan kesempatan siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya

sendiri sehingga dapat menyadarkan siswa agar menerapkan strategi

mereka sendiri dalam belajar.

(2) Inkuiri

Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis

kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa

diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta – fakta, tetapi hasil

dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk

pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan. Siklus inkuiri

terdiri dari; (1) observasi, (2) bertanya, (3) mengajukan dugaan, (4)

pengumpulan data, (5) penyimpulan.

(3) Bertanya

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya.

Questioning (bertanya) merupakan strategi utama berbasis kontektual.

Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi

siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan

pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali imformasi,

mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian

pada aspek yang belum diketahuinya.

(4) Masyarakat Belajar

Page 29: 1 file

Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas

CTL, guru disarankan melaksanakan pembelajaran dalam kelompok –

kelompok belajar. Ssiswa dibagi dalam kelompok – kelompok yang

anggotanya heterogen

(5) Pemodelan

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan

tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswanya. Dalam

pembelajaran kontekstual, guru bukan satu – satunya model.

Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang bisa

ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang

diketahui.

(6) Refleksi

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari

atau bepikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan

dimasa lalu. Siswa mengendapakan apa yang baru dipelajarinya

sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan

atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.

(7) Penilaian Sebenarnya (autentik assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang

bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran

belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa

siswa mengalami proses pembelajaran yang benar. Karakteristik

Page 30: 1 file

penilaian autentik, dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung, dalam pelaksanaannya bisa digunakan

untuk formatif dan sumatif. Yang diukur dalam penelian autentik

adalah keterampilan dan perfomansi, bukan mengingat fakta. Dan

yang perlu diingat penilaian ini dilakukan secara berkesinambungan,

terintegrasi serta dapat digunakan sebagai feed back.

Dalam CTL hal – hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi

siswa, antara lain: proyek atau kegiatan dan laporannya, PR (pekerjaan rumah),

kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal,

hasil tes tulis, karya tulis.

Sanjaya (2008:114) menyebutkan ada beberapa hal yang harus dipahami

dalam konteks CTL, yaitu:

(1) Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi mengkontruksi pengetahuan

sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.

(2) Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas – lepas,

pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang

dialami.

(3) Belajar adalah pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah

anak akan berkembang secara utuh yang bukan hanya berkembang

intelektualnya tetapi juga mental dan emosionalnya.

(4) Belajar adalah proses pengalaman diri sendiri yang berkembang secara

bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks.

(5) Belajar pada hakekatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.

Page 31: 1 file

2.1.2 Tehnik Reinforcement dalam Pembelajaran

Reinforcement atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan penguatan

sangat penting dilakukan khususnya di SD untuk membuat siswa termotivasi

dalam proses belajar.

Sanjaya (2006:37) keterampilan dasar memberikan penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau korelasi.

Melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru,

maka siswa akan merasa terdorong selamanya untuk memberikan respon setiap

kali muncul stimulus dari guru atau siswa akan berusaha menghindari respon yang

dianggap tak bermanfaat. Dengan demikian fungsi keterampilan penguatan

(reinforcement) itu adalah untuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga

siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses

pembelajaran.

Tehnik reinforcement yang diberikan oleh guru ada dua, yaitu

reinforcement verbal dan reinforcement non verbal

(1) Penguatan/reinforcement Verbal

Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-

kata, baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi. Adapun

yang termasuk dalam bentuk reinforcement verbal seperti:

Page 32: 1 file

( kamu hebat, mengagumkan, baik, setuju, benar, ya, betul, tepat sekali, bagus,

tepat sekali ), demikian juga ketika jawaban siswa kurang sempurna guru

berkata: “hampir tepat”.

(2) Penguatan/reinforcement non verbal

Penguatan/reinforcement non verbal yaitu penguatan yang

diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya, melalui anggukan kepala tanda

setuju, gelengan kepala tanda tidak setuju, mengernyitkan dahi, mengangkat

pundak dan lain sebagainya. Selain itu, penguatan non verba ljuga dapat

dilakukan dengan memberikan tanda-tanda tertentu, misalnya penguatan

dengan melakukan sentuhan (contact) dengan berjabat tangan atau menepuk-

nepuk pundak siswa setelah siswa memberikan respon yang bagus.

2.2 Pembelajaran Konvensional

Metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran konvensional adalah

ekspositori. Metode ekspositori sama artinya dengan metode ceramah dalam hal

terpusatnya kegiatan guru sebagai pemberi informasi.

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa

diterapkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (Ridwan, 2008). Dalam

perkataan lain guru lebih sering menggunakan model penyampaian informasi

secara langsung kepada siswa dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum

secara ketat. Menurut Rasana (2012), peran siswa dalam proses pembelajaran

konvensional adalah sebagai objek dari pendidikan, bukan sebagai subjek

pendidikan, sedangkan peran guru adalah sebagai penguasa atau bersifat otoriter.

Page 33: 1 file

Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan

mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi pembelajaran konvensional

kurang menekankan keterampilan proses.

Burrowes (2009), pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi

konten, tanpa memberikan waktu cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-

materi yang dipresentasikan, menghubungkan dengan pengetahuan sebelumnya,

dan mengaplikasikannya pada kehidupan nyata. Pembelajaran kovensional

menurut Trianto (2012: 58) dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.

(1) Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada kelompok.

(2) Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering

diborong oleh salah seorang siswa anggota kelompok sedangkan anggota

kelompok lainnya hanya ‘mendompleng’ keberhasilan ‘pemborong’.

(3) Kelompok belajar biasanya homogen.

(4) Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan

untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.

(5) Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.

(6) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh

guru saat belajar kelompok sedang belangsung.

(7) Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam

kelompok-kelompok belajar.

(8) Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran

konvensional adalah pembelajaran yang didominasi oleh guru dan siswa

Page 34: 1 file

cenderung kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal inilah yang

menjadi landasan dasar penghambat pemahaman konsep oleh masing-masing

siswa sehingga hasil belajar yang diharapkan tidak tercapai dengan maksimal.

2.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan.

Samatowa (2006:2) IPA merupakan “Ilmu yang mempelajari peristiwa-

peristiwa yang terjadi di alam ini dan menyatakan, IPA adalah suatu cara atau

metode yang mengamati alam”. Nash juga menjeskan bahwa cara IPA mengamati

dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara sutu

fenomena dengan fenomena lain lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu

perspektif yang baru tentang objek yang diamati.

Dari kedua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

IPA adalah suatu cara atau metode yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam ini.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

Page 35: 1 file

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk berbuat sehingga dapat membantu

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam

sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk

terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran

(Salingtemas) Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, yang diarahkan pada

pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan

konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Oleh karena itu

pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar

secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan

sikap ilmiah. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di

SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh

peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan

pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik

untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang

difasilitasi oleh guru.

Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memperoleh keyakinan

terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan

dan keteraturan alam ciptaan-Nya. Dan selanjutnya siswa dapat mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap

positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

Page 36: 1 file

IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat serta memiliki kemampuan

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Menurut Sudana,dkk (2010:5) ada beberapa alasan pentingnya

pembelajaran IPA di sekolah dasar yaitu sebagai berikut :

(1) IPA dapat membantu secara positif pada anak-anak untuk dapat memahami

mata pelajaran lain terutama bahasa dan matematika.

(2) IPA di banyak negara, terutama pendidikan IPA di sekolah dasar merupakan

pendidikan terminal untuk anak-anak, dan ini berarti hanya selama di SD

itulah mereka dapat mengenal lingkungannya secara logis dan sistematis.

(3) IPA SD benar-benar dapat menyenangkan. Anak-anak di manapun diam-diam

tertarik dengan masalah-masalah kecil, baik masalah buatan maupun masalah

kebetulan di alam sekitarnya. Apabila pembelajaran IPA dapat dipusatkan ke

arah masalah-masalah seperti itu, melakukan eksplorasi menjadi jalan untuk

mengungkapkan apa yang diminta siswa, maka tidak ada pelajaran lain yang

menggiurkan dan menakjubkan selain IPA.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu

mata pelajaran yang mempelajari peristiwa – peristiwa yang terjadi di alam,

memberikan kesempatan untuk berpikir kritis sehingga setelah mempelajarinya

seseorang mampu memahami alam sekitar dan memecahkan masalah yang terjadi

dialam sekitar.

2.4 Hasil Belajar IPA

Hasil belajar IPA merupakan cara untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA.

Page 37: 1 file

Menurut Sanjaya (2008: 256) Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa sebagai konsekuensi dari upaya yang telah dilakukan sehingga terjadi perubahan perilaku pada yang bersangkutan baik prilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Umumnya hasil belajar itu ditunjukan melalui nilai atau angka yang diperoleh siswa setelah melakukan serangkaian proses evaluasi.

Sudjana (2010:3) mengemukakan bahwa Penilaian hasil belajar mengisyaratkan hasil belajar sebagai program atau objek yang menjadi sasaran penilaian. Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakekatnya menilai penguasaan siswa terhadap indikator pembelajaran. Hal ini karena isi rumusan indikator pembelajaran menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa kemampuan-kemampuan siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.

Hasil belajar sebagai objek penilaian dapat dibedakan menjadi beberapa

kategori, antara laian keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian

dan cita-cita. Kemudian dibagi menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif dan

psikomotor. Masing-masing ranah terdiri dari sejumlah aspek yang saling

berkaitan. Dimyati dan Mudjiono (2002: 174) menyatakan bahwa siswa yang

belajar akan mengalami perubahan. Jika sebelum belajar, kemampuannya hanya

25% maka setelah belajar selama lima bulan akan menjadi 100%. Hasil belajar

tersebut meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Perolehan aspek-

aspek perubahan prilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

pembelajar. Dalam pembelajaran, perubahan prilaku yang harus dicapai oleh

siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan

pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran itu adalah hasil belajar yang

diinginkan pada diri siswa.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Soediarto (dalam Solihatin, 2011:6),

mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang

dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan

Page 38: 1 file

pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan Aronson dan Briggs (dalam Solihatin,

2011:6) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati

dan menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang. Hasil belajar ini sering

dinyatakan dalam bentuk-bentuk pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

mengalami proses belajar.

Hasil belajar IPA siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

dalam pengayaan materi IPA. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian

yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Diantara ketiga

ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah

karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan

pengajaran. Ketiga hasil belajar dalam perilaku siswa tidak berdiri sendiri atau

lepas satu sama lain, tetapi merupakan satu kesatuan. Pengelompokan ke dalam

tiga ranah bertujuan membantu usaha untuk menguraikan secara jelas dan spesifik

hasil belajar yang diharapkan.

Hasil belajar IPA itu diperoleh dari interaksi siswa dengan lingkungan

yang sengaja direncanakan guru dalam perbuatan mengajarnya. Mengajar tidak

hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran dari guru kepada siswa. Mengajar

merupakan seluruh kegiatan dan tindakan yang diupayakan oleh guru untuk

terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Dalam hal

ini sasaran akhirnya adalah siswa belajar. Untuk itu guru dapat memfasilitasi

terjadinya proses belajar, melakukan kegiatan didalam dan diluar kelas sehingga

interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar bervariasi.

Page 39: 1 file

Dalam proses belajar mengajar ada beberapa faktor yang akan

mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu:

(1) Faktor Internal Siswa, faktor ini berasal dari dalam diri siswa sendiri yang

meliputi dua aspek yaitu :

a. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang mengandai

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

b. Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kualitas perolehan yang dapat mempengaruhi kualitas

perolehan pemblajaran siswa diantaranya.Tingkat kecerdasan /Intelegensi

siswa sikap siswa bakat siswa,minat siswa dan motivasi siswa

(2) Faktor Eksternal Siswa, faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam yakni :

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa yang

termasuk lingkungan dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar

tempat tinggal siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi

kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

b. Lingkungan Non Sosial

Page 40: 1 file

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung

sekolah dan letaknya rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya alat-

alat blajar, kedaan cuaca, dan waktu belajar digunakan siswa. Khusus

mengenai waktu yang disenangi untuk belajar adalah pada pagi hari lebih

efektif dari pada belajar pada waktu-waktu yang lain.

(3) Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi

yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses

pembelajaran materi tertentu. Disamping faktor-faktor internal dan eksternal

siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan

proses pembelajaran siswa tersebut.

2.5 Kerangka Berfikir

Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang

dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan

pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara

guru dengan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Dari

interaksi yang dibangun tersebut, diharapkan siswa dapat membangun

pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi siswa sehingga mencapai

kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di Sekolah Dasar, khususnya

pada pembelajaran IPA, pendekatan pembelajaran yang diterapkan kurang

memperhatikan keterkaitan antara materi dengan lingkungan nyata. Dalam

evaluasi, guru hanya berpedoman pada penilaian pekerjaan rumah, ulangan

Page 41: 1 file

harian, dan ulangan umum. Selain itu pembelajaran IPA yang diterapkan oleh

guru masih bersifat ekspositori sehingga belum mampu membangkitkan budaya

belajar pada diri siswa. Siswa belum diberikan kesempatan secara optimal

mengkuntruksi pengetahuannya dengan menemukan bukti – bukti ilmiah secara

langsung tentang pengetahuan yang diperolehnya. Kesenjangan antara harapan

dan kenyataan menyebabkan perlu adanya suatu upaya untuk mengurangi

kesenjangan tersebut. Salah satu alternatif untuk mengurangi kesenjangan tersebut

adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penerapan pendekatan

pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement.

Pendekatan kontekstual adalah suatu pembelajaran yang membantu guru

mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Dengan konsep seperti itu, maka proses pembelajaran akan

berlangsung secara bermakna. Proses pembelajaran akan berlangsung secara

alamiah dalam bentuk kegiatan bekerja dan mengalami, bukan “transfer“

pengetahuan dari guru ke siswa. Proses pembelajaran lebih utama daripada hasil

pembelajaran. Dalam konteks ini, siswa harus sadar tentang makna belajar, apa

manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Siswa sadar

bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna dalam kehidupannya. Dengan

penerapan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran akan memberi

waktu lebih kepada siswa untuk mendalami materi dalam proses pembelajaran

ilmu pengetahuan alam (IPA) yang dipelajarinya.

Page 42: 1 file

Dalam penerapannya di kelas, pembelajaran kontekstual tetap

memperhatikan tujuh komponen pokok pembelajaran yang efektif, yaitu

konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning),

masyarakat belajar (learningcommunity), pemodelan (modeling), refleksi

(reflection) dan penilaian autentik (authenticassessment) (Rusman, 2010 : 193).

Dengan menerapkan ketujuh komponen yang terdapat pada pendekatan

pembelajaran kontekstual dalam suatu proses pembelajaran, maka hasil belajar

IPA akan dapat ditingkatkan. Disamping itu juga, dengan penerapan pembelajaran

kontekstual akan membuat siswa lebih banyak belajar dari dunia nyata anak itu

sendiri, karena siswa mengulang pelajaran tentang apa yang telah diberikan

disekolah. Ini berarti dengan penggunaan pembelajaran kontekstual akan

memperjelas materi yang disajikan guru dan dapat lebih mudah membantu siswa

untuk memahami materi sehingga berhimbas positif pada hasil belajar. Selain

pembelajaran yang inovatif, dalam pembelajaran untuk siswa juga dibutuhkan

penguatan dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar IPA dapat mencapai hasil

yang optimal. Penguatan yang diberikan pada siswa dapat memotivasi siswa dan

membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini juga

diperkuat oleh hasil penelitian beikut.

Widiasih (2012) berdasakan penelitian yang dilaksanakan menunjukkan bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), memiliki rata – rata aktivitas belajar sebesar 80,46. Untuk kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, memiliki rata – rata aktivitas belajar sebesar 58,57. Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), memiliki rata – rata hasil belajar sebesar 69,66. Untuk kelompok siswa yang megikuti pembelajaran konvensional, memiliki rata – rata hasil belajar sebesar 44,82.

Suyasmini (2012) yang dicobakan pada siswa kelas VI SD Negeri 1 dan 3 Banjar Jawa, Buleleng. Penelitian menyatakan bahwa prestasi belajar

Page 43: 1 file

matematika siswa sudah mencapai KKM yaitu minimal 64, daya serap dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal masing-masing minimal 64% dan 70%. Jadi, dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Kontekstual proses belajar siswa menjadi lebih bermakna sehingga terdapat peningkatan terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Berdasarkan urain tersebut, dapat diduga bahwa penerapan pembelajaran

kontekstualberbasis reinforcement akan dapat menimbulkan peningkatan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai

Denpasar Timur.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

yang kebenaranya harus di uji.

Berdasarkan pada kajian teori, rumusan maslah, dan kerangka berfikir

maka peneliti dapat mengemukakan hipotesis sebagai berikut: terdapat perbedaan

yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran Kontekstual berbasis Reinforcement dengan

kelompok siswa yang di belajarkan dengan model pembelajaran konvensional

siswa kelas V SD N 1 Penatih dan SD N 2 Penatih Tahun Ajaran 2013/2014.

Page 44: 1 file

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian

3.1.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Eksperimental

semu (Quasi eksperiment). Design penelitian ini adalah Nonequivalent

Control Group Design. Rancangan penelitian ini dipilih karena

randomisasi individu tidak dapat dilakukan. Pree test biasanya dilakukan

untuk menyetarakan kelompok, yang dibandingkan hanya skor post test

saja. Post test digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang

signifikan antara kedua kelompok. Design penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut.

(Sugiyono, 2012:79)

KE O1 X O2

KK O3 - O4

Page 45: 1 file

Keterangan:

KE = Kelompok eksperimen X = Perlakuan dengan pendekatan pembelakjaran kontekstual

berbasis reinforcementKK = Kelompok control- = Perlakuan dengan pembelajaran konvensional O1 = Pre Test pada kelompok eksperimenO3 = Pre Test pada kelompok kontrolO2 = Observasi berupa post test pada kelompok eksperimenO4 = Observasi berupa post test pada kelompok control

Pada rancangan penelitian ini, kedua kelompok subjek penelitian

dipilih secara acak (random).Kelompok pertama (kelompok eksperimen)

dikenai perlakuan (treatment) dengan pendekatan pembelajaran

kontekstual berbasis reinforcement dan kelompok yang kedua diberikan

perlakuan (treatment) dengan pembelajaran konvensional.Sehingga

nantinya dalam analisis data yang diambil dari rancangan ini dilakukan

dengan membandingkan antara O2 dan O4.

3.1.2 Prosedur penelitian

Sebelum melakukan sebuah penelitian ada langkah-langkah atau

prosedur yang wajib dijalani. Langkah pertama adalah kita sebagai peneliti

harus memilih sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Karena di sini

peneliti melakukan penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement, usahakan sekolah tersebut

belum pernah menggunakan model pembelajaran ini. Dengan demikian akan

lebih maksimal hasil penelitian yang akan di peroleh. Selanjutnya melakukan

observasi di sekolah tersebut dan meminta izin kepada kepala sekolah bahwa

peneliti akan melakukan penelitian eksperimen ini di sekolah tersebut.

Page 46: 1 file

Selanjutnya melakukan persiapan sebelum melakukan penelitian ini. Persiapan

tersebut antara lain sebagai berikut.

(1) Persiapan Penelitian

Langkah-langkah yang akan di lakukan pada tahap persiapan

eksperimen ini adalah sebagai berikut. (a) Menyusun RPP yang dan sumber

belajar yang lainya untuk digunakan dalam melakakukan proses pembelajaran

pada kelas eksperimen, (b) mebuat instrumen penelelitian berupa tes hasil

belajar untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa, (c) Menguji validitas tes

hasil belajar yang akan digunakan.

(2) Pelaksanaan Eksperimen

Langah-langkah yang akan dilakuan pada saat pelasanaan eksperimen

adalah, (a) menentukan sampel penelitian, (b) menentukan kelas eksperimen

dan kelas control dengan melakukan pengundian, (c) melaksanakan penelitian

dengan melakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual

kepada kelas eksperimen dengan langkah-langkah sebagai beriut.

Tabel 3.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kontekstual

Berbasis Reinforcement

Kerangka Pembelajaran Kontekstual

Kegiatan Guru

Kontruktivisme PENDAHULUAN1. Menyampaikan salam pembuka2. Melakukan Persensi3. Melakukan apersepsi dan memotivasi siswa

dengan melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi IPA atau cerita

Page 47: 1 file

Inkuiri

MasyarakatBelajar

Bertanya

Pemodelan

Refleksi

yang terkait dengan materi yang akan dipelajari.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran5. Menyampaikan materi dan uraian kegiatan

pembelajaran

KEGIATAN INTIEKSPLORASI

1. Menyampaikan permasalahan sehari – hari siswa yang disertai dengan tanya jawab antara guru dan siswa.

2. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang bersifat heterogen ( jenis kelamin, kemampuan, dan gaya berfikir )

ELABORASI3. Guru membagikan lembar kerja siswa yang

berisi tugas yang berisikan tugas yang harus dikerjakan masing – masing kelompok yang berkaitan dengan materi IPA yang sedang dipelajari

4. Mengawasi dan membimbing dalam melakukan penemuan/inkuiri serta menyusun laporan hasil penemuan.

5. Guru membimbing siswa dan memfasilitasi siswa dalam menyelesaikan masalah

KONFIRMASI6. Guru membantu siswa dalam menyiapakan

bahan persentasi didepan kelas7. Guru meminta perwakilan kelompok untuk

melakukan pemodelan atau menyampaikan hasil diskusi didepan kelas

8. Memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk menanggapi hasil diskusi yang disampaikan oleh temannya

9. Memberi umpan balik dan penguatan terhadap hasil diskusi siswa

PENUTUP10. Membimbing siswa membuat kesimpulan

mengenai apa apa yang sudah dipelajari11. Melakukan refleksi terhadap kegiatan

Page 48: 1 file

Penilaian Autentik pembelajaran yang telah dilaksanakan12. Mengadakan evaluasi13. Menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya14. Memberi tindak lanjut berupa pkerjaan

rumah

Tabel 3.3 Sintaks Model Pembelajaran Konvensional

FaseKe

Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik

IMembuka Pelajaran1. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

Memperhatikan Keterangan Guru1. Memperhatikann guru dan

mencatat

II

Menjelaskan Materi Pembelajaran1. Menjelaskan

definisi/teori/teorema2. Memberikan contoh soal

dan pembahasannya3. Memberikan kesempatan

bertanya apabila ada yang belum dimengerti

4. Memberikan latihan soal-soal

Memperhatikan penjelasan guru1. Mendengarkan penjelasan guru

tentang teori yang berkaitan dengan materi pelajaran

2. Mencermati contoh soal yang diberikan guru

3. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami

III

Penutup1. Menyarankan untuk

membuat rangkuman2. Memberikan pekerjaan

rumah

Penutup1. Membuat rangkuman seperlunya2. Mencatat PR yang diberikan guru

Penilaian1. Dilakukan setelah selesai

pembelajaran secara individu

Penilaian1. Mengerjakan tes secara individu

(Diadaptasi dari Depdiknas,2004)

Page 49: 1 file

(3) Akhir Eksperimen

Pada tahap pengakhiran eksperimen langkah-langkah yang akan

dilakukan adalah memberikan pos-test pada akhir penelitian, baik untuk

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Arnyana (2007:50) menyatakan, “populasi adalah semua subyek atau

obyek sasaran penelitian, yang dijadikan sumber informasi atau data dalam

penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2002:57) menyatakan “populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan Riduwan

(2002:3) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan dan karakteristik

unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.

Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat

tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus

Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur yang terdiri dari 9 SD. Adapun

anggota populasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tabel Distribusi Anggota Populasi Penelitian Berdasarkan

Jenis Kelamin.

No. Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa

1. SD Negeri 1 Penatih V 32

Page 50: 1 file

2. SD Negeri 2 Penatih VA 30

VB 30

3. SD Negeri 3 Penatih V 32

4. SD Negeri 4 Penatih VA 27

VB 26

5. SD Negeri 5 Penatih VA 27

VB 27

6 SD Negeri 6 Penatih V 28

7 SD Negeri 9 Kesiman V 30

8 SD 6 Saraswati VA 52

VB 51

VC 48

Kamus besar bahasa Indonesia (2002: 991) menyatakan, “sampel

adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukan sifat suatu kelompok yang

lebih besar”. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

(Arikunto, 2006:131). Mardalis (2009:55) menyatakan “sampel adalah

sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian”.

Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak biasa dilakukannya

pengacakan individu, oleh karena itu pengabilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan teknik sampel random, tetapi yang dirandom adalah kelas,

dengan memberikan kemungkinan yang sama bagi kelas yang menjadi

anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian. Dalam

Menentukan kelas eksperimen dan kelas control dilakukan dengan mengundi.

Page 51: 1 file

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

3.3.1 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2012:23). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas

dan variabel terikat. Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement.

Sedangkan variable terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar IPA

3.3.2 Definisi Oprasional Variabel

(1) Pendekatan Pembelajaran Kontektual Berbasis Reinvorcement.

Pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan yang

menuntut adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran

dengan mengaitkan mata pelajaran melalui situasi dunia nyata sehingga

pembelajaran akan lebih menarik dan siswa memperoleh pengetahuan yang

bermakna. Sedangkan reinforcement adalah segala bentuk respons yang

merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku

siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi

siswa atas perbuatan atau responya yang diberikan sebagai suatu dorongan

atau korelasi.

(2) Hasil Belajar IPA

Hasil belajar IPA adalah hasil yang dicapai individu setelah

individu brsangkutan setelah belajar IPA. Hasil belajar siswa dalam mata

Page 52: 1 file

pelajaran IPA diukur dengan tes. Tes yang digunakan untuk

mengumpulkan hasil belajar kognitif adalah tes objektif.

3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian ini adalah data tentang hasil belajar IPA siswa kelas

V. Data tentang hasil belajar IPA dikumpulkan dengan menggunakan tes

hasil belajar IPA.

3.4.2 Instrumen

Tes untuk mengukur hasil belajar IPA dikonstruksi dalam bentuk soal

objektif yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam penelitian. Tes

ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap pelajaran IPA yang

diperoleh. Kriteria penilaian tes kemampuan menyelesaiakan soal objektif IPA

adalah dengan cara setiap item soal diberikan sekor 1 bila siswa menjawab

dengan benar serta sekor 0 untuk siswa yang menjawab salah. Sekor setiap

jawaban kemudian dijumlahkan dan jumlah trsebut merupakan sekor variable

hasil belajar IPA. Sekor hasil belahar IPA bergerak dari 0 – 100.Sekor 0

merupakan sekor minimal ideal serta 100 merupakan sekor maksimal hasil

beljar IPA.

3.5 Uji Instrumen

Tes hasil belajar IPA yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh

peneliti sendiri dan dibantu dengan buku sumber. Sebelum tes tersebut digunakan

terlebih dahulu tes akan di uji validitas dan reliabilitasnya, daya beda dan indeks

kesukaran.

Page 53: 1 file

3.5.1 Uji Validitas

Validitas tes objektif ditentukan melalui analisis butir berdasarkan

koofesien korelasi point biserial (rpbi), karena tes bersifat dikotomi. Adapun rumus

yang digunakan adalah.

r pbi=[ M p−M t

SDt ](√ pq ) (Sudijono, 2011 : 185)

Keterangan:rpbi = Koefisien kolerasi point biserialMp = rata-rata skor untuk menjawab benarMt = rata-rata skor untuk seluruhnyaSDt = standar deviasi (simpangan baku) skor totalP = proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir yang sedang

di uji validitas itemnyaq = 1-p

Nilai yang diperoleh dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari

r tabel, jika r hitung > r tabel maka dalam kategori valid. Setelah dilakukan

pengujian validitas dibantu dengan Microsoft exel maka didapatkan

rangkuman hasil uji validitas sebagai berikut.

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Validitas Tes

No Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah

(1) Valid 1,2,3,4,6,7,9,10,12,15,16,18,19,20,21,24,25,

28,30,31,33,35,36,38,40,43,45,47,49,50,51,

53,55

33

(2) Tidak

Valid

5,8,11,13,14,17,22,23,26,27,29,32,34,37,39,

41,42,44,46,48,52,54,

22

3.5.2 Uji Daya Beda

Page 54: 1 file

Pengertian daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal adalah

menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu

membedakan antara testi (siswa) yang mengetahui jawabannya dengan

benar dengan testi (siswa) yang tidak dapat menjawab soal tersebut (testi

yang menjawab salah). Dengan kata lain daya pembeda butir soal adalah

kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi yang pandai atau

berkemampuan tinggi dengan testi yang berkemampuan rendah.

Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan dengan

indeks diskriminan yang bernilai -1,00 sampai dengan 1,00. Apabila

indeks distriminasi makin mendekati nilai 1,00 ini berarti daya pembeda

soal akan semakin baik, begitu juga sebaliknya, jika indeks diskriminasi

suatu soal mendekati nilai 0,00 maka daya pembeda soal tersebut sangat

jelek. Indeks diskriminasi butir soal bernilai negatif (antara 0,00 sampai -

1,00) ini berarti kelompok testi kurang mampu banyak yang menjawab

benar, sebaliknya banyak testi yang pintar menjawab salah. Sedangkan

jika suatu butir soal memiliki indeks deskriminasi 0,00 berarti bahwa soal

tersebut tidak memiliki daya pembeda, artinya baik siswa pandai maupun

yang kurang mampu menjawab benar soal tersebut. Berikut ini rumus

untuk menentukan daya pembeda suatu soal.

DP=

(Winarsunu, 2010)

JBA - JBBatau DP =

JSA

JBA – JBB

JSB

Page 55: 1 file

Keterangan:

DP = Daya pembedaJBA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benarJBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benarJSA = Jumlah siswa kelompok atasJSB = Jumlah siswa kelompok bawah

Klarifikasi atau kriteria untuk daya pembeda adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.6 Daya Pembeda

Indeks diskriminasi Evaluasi

DP ≤ 0.00 Sangat jelek

0,00 ¿ DP ≤ 0,20 Jelek0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup0,40 < DP ≤ 0,70 Baik0.70 < DP ≤ 100 Sangat baik

(Winarsunu,2010)

Untuk menentukan kelompok atas dan kelompok bawah adalah dengan

mengambil masing-masing 27% dari jumlah sampel untuk kelompok atas dan

kelompok bawah. Proses penentuan kelompok atas dan kelompok bawah dari

testi adalah cara mengurutkan skor setiap testi, dari skor tertinggi sampai skor

terendah. Kemudian diambil 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah.

Untuk menentukan kelompok diatas dan kelompok bawah adalah

dengan mengambil masing-masing 27% dari jumlah sampel untuk kelompok

atas dan kelompok bawah. Proses penentuan kelompok atas dan kelompok

bawah dari testi adalah dengan cara mengurutkan skor setiap testi, dari skor

tertinggi sampai skor terendah. Kemudian diambil 27% kelompok atas dan

Page 56: 1 file

27% kelompok bawah (Winarsunu, 2010:89). Setelah dilakukan pengujian

maka dapat dirangkum hasil pengujian daya pembeda tes sebagai berikut

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda

No Criteria Nomor Butir Soal Jumlah

(1) Sangat Jelek -

(2) Jelek 38 1

(3) Cukup 1,2,3,9,37,49, 6

(4) Baik 4,6,15,19,20,21,25,28,30,31,33,

35,36,53,

14

(5) Sangat Baik 7,10,12,16,18,24,40,42,43,45,51,

55

12

3.5.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran dapat dipandang sebagai kesanggupan atau kemampuan

siswa menjawab tes yang diberikan. Bisa juga dikatakan bahwa tingkat kesukaran

adalah bilangan yang menunjukkan proporsi peserta tes yang menjawab betul

butir soal yang diberikan. Sedangkan tingkat kesukaran perangkat tes adalah

bilangan yang menunjukkan rata-rata proporsi testi yang dapat menjawab seluruh

tes tersebut. Tingkat kesukaran seluruh butir soal dinyatakan dengan bilangan

yang disebut dengan indeks kesukaran (difficulty indeks ) indeks kesukaran

berkisar antara nilai 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran 0,00

berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya indeks kesukaran soal

mendekati 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk indeks

kesukaran adalah sebagai berikut :

Tingkat kesukaran butir tes ( IK )

Page 57: 1 file

IK = nBn

Keterangan:IK = Indeks kesukaran butir tesnB = Banyaknya testi yang menjawab benar.n = Banyaknya testi seluruhnya

Tingkat kesukaran perangkat tes ( IKP )

IKP = ∑ IK

N

Keteragan :IKP= Indeks kesukaran perangkat tesIK = Indeks kesukaran tiap butir tesN = Banyaknya butir tes

Klasifikasi atau kriteria indeks kesukaran butir tes maupun indeks

kesukaran perangkat tes adalah:

Tabel 3.8 Kriteria Derajat Reliabilitas

Indeks diskriminasi EvaluasiIK/KP = 0,00 Terlalu sukar0,00 < IK/IKP ≤ 0,30 Sukar0,30 < IK/IKP ≤ 0,70 Sedang0,70 < IK/IKP < 1,00 Mudah

IK/IKP = 1,00 Terlalu mudah( Winarsunu, 2010 )

Setelah dilakukan pengujian maka dapat dirangkum hasil uji

Indeks kesukaran tes sebagai berikut.

Tabel 3.9 Ringkasan Tingkat Kesukaran

No Kriteria Nomor soal Jumlah

1 Sukar 31,35,37,42 4

2 Sedang 6,7,10,12,16,18,19,24,25,28,30,33,36,40, 19

Page 58: 1 file

43,45,51,53,55

3 Mudah 1,2,3,4,9,15,20,21,38,49 10

3.5.4 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal yang valid saja.Dengan

demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah uji validitas. Uji reliabilitas tes

yang bersifat dikotomi dan heterogen ditentukan dengan rumus KR-20 yaitu:

r11=( nn−1 )( st

2−∑ pq

st2 )

( Sudijono, 2011 : 254 )

Keterangan:

r11 = Koefesien korelasin = Banyaknya butir soals = Varian skor total

Kriteria yang digunakan untuk menentukan butir soal yang reliable adalah

jika koefisien reliabilitas yang didapat dari perhitungan lebih besar daripada

koefisien yang terdapat pada tabel harga kritis dari tabel ( rn> r tabel ) maka tes

tergolong reliable berdasarkan hasil pengujian dengan Microsoft exel 2007

didapatkan hasil r11hit 0,90 dan ttab 0,25 ini berarti thit> ttab (soal berkriteria reliable).

3.6 Teknik Analisa Data

Page 59: 1 file

3.6.1 Uji Prasyarat

(1) Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah uji hipotesis

dengan statistik parametrik bisa dilakukan atau tidak. Untuk mengetahui

apakah sebaran data skor hasil belajar IPA siswa masing-masing

kelompok berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis Chi-square

dengan rumus :

xhit2=∑ ( fo−fe )2

fo

( Sudijono, 2009:383)

Keterangan :fo = frekuensi observasife = frekuensi harapanI = kelas interval

Sementara itu, hipotesis statistik yang akan diuji dalam normalitas

data adalah:

HI : fe≠ f0

H0 : fe = f0

Kriteria pengujian adalah jika X2 hit < X2( 1- ) (k-3), maka h0

diterima (gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Sedangkan

taraf signifikasinya adalah 5 % dan derajat kebebasannya (dk) = (k-1).

Page 60: 1 file

(2) Uji Homogentias Varians

Uji homogenitas dilakukan untuk menunjutkan bahwa perbedaan

yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan

antar kelompok, bukan sebagai akibat perbedaan dalam kelompok.

Homegenitas Varians diuji dengan menggunakan uji F dengan rumus

sebagai berikut:

F=VarianTerbesarVarianterkecil

=S1

2

S22

S12=

∑ ( X−X2 )2

( n1−1 )

S22=

∑ ( X−X2 )2

( n2−1 )

(Winarsunu, 2010:100)

Keterangan :S1

2 = Varian TerbesarS2

2 = Varian Terkecil

Kriteria penguji adalah jika Fhn < F tabel, maka data homogen,

sedangkan derajat kebebasannya adalah n-1.

(3) Uji Hipotesis

Jika dari hasil uji normalitas dan homogenitas varians, diketahui

bahwa sampel berdistribusi normal dan homogenya maka untuk menguji

hipotesisnya digunakan Uji t satu ekor (ekor kanan) dengan taraf

signifikansi 5% Uji t-tes yang digunakan dirumuskan sebagai berikut:

Page 61: 1 file

Kriteria pengujian H0 ditolak jika thitung≥ ttabel, dengan taraf

signifikansi 5%. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan Uji-t sebagai berikut.

Rumus: Polled varians

t=X1−X2

√ (n1−1 ) s12+(n2−1)

n1+n2−2 ( 1n1

+ 1n2 )

(Sugiyono, 2012)

Keterangan:X1 = Rata-rata dari kelompok eksperimenX2 = Rata-rata dari kelompok kontrol n1 = Banyaknya subjek pada sampel 1n2 = Banyaknya subjek pada sampel 2 s1 = Deviasi pada sampel 1 s1

2 = Simpangan baku pada sampel 1s2 = Deviasi pada sampel 2s2

2 = Simpangan baku pada sampel 2

Page 62: 1 file

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Umum Hasil Penelitian

Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas selama ini secara umum

telah berlangsung sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun sebagai penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Reinforcement. Penelitian ini dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan di kelas

Kontrol dan 6 kali pertemuan di kelas Eksperimen. Skor yang dicapai oleh

masing-masing siswa di kelas eksperimen dan kontrol (Lampiran 3 dan 4)

yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu skor hasil belajar IPA siswa

pada ranah kognitif Kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur

Tahun Ajaran 20013/20114. Data atau skor yang telah dikumpulkan dianalisis

sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hasil belajar IPA dikumpulkan dengan metode tes yaitu tes hasil

belajar dengan jenis tes onjektif yang diberikan kepada siswa pada tahap akhir

penelitian. Setelah diperoleh data hasil belajar IPA pada ranah kognitif, data

dianalisis sehingga diperoleh rerata skor (X ), varians (S2) dan standar deviasi

(SD) dari masing-masing kelas. Deskripsi umum hasil penelitian ini

Page 63: 1 file

memaparkan mengenai rerata skor (X ), varians (S2) dan standar deviasi (SD)

hasil belajar IPA di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Tabel Rangkuman Hasil Belajar IPA Siswa Pada Ranah Kognitif

Kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur

Treatment Model Pembelajaran Jumlah siswa

tiap kelas

Rerata(X )

Varians(S2)

Standar Deviasi

(SD)Pendekatan pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement

32 55,81 189,38 13,76

Pembelajaran Konvensional 30 47,67 175,26 13,24

Berdasarkan tabel 4.1, secara umum dapat dilihat bahwa kelas siswa yang

dibelajarkan dengan penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Reinforcement mencapai rerata yang lebih tinggi dari kelas yang dibelajarkan

dengan pembelajaran konvensional.

4.1.2 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Data dari hasil uji normalitas disajikan dalam tabel

4.2 sebagai berikut.

Page 64: 1 file

Tabel 4.2 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar

No. Kelas X2 hit X2 tabel Kriteria

1. Eksperimen (VA) 1,482 11.07 Normal

2. Kontrol (VB) 8,543 11.07 Normal

Adapun kaidah pengujian untuk uji normalitas adalah jika X2 hit < X2 tabel,

dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk = (k-1) maka data

berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi Square,

hasil belajar IPA kelas Eksperimen (X12

Hit) adalah 1,482 dan pada taraf signifikansi

5% dan dk = (n-1) diperoleh (X2Tabel) yaitu 11.07, ini berarti X2 hit < X2 tabel maka

data hasil belajar IPA di kelas Eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan data

hasil belajar IPA di kelas Kontrol (X2Hit) adalah 8,543 dan pada taraf signifikansi

5% dan dk = (n-1) diperoleh (X2Tabel) yaitu 11.07, ini berarti X2 hit < X2 tabel maka

data hasil belajar IPA di kelas Kontrol juga berdistribusi normal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar IPA siswa

kelas Eksperimen dan kelas Kontrol berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas Varians antar kelompok

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

uji F. Untuk menghitung varian (s2) dari masing – masing kelompok ditentukan

dari nilai simpangan baku kedua kelompok tersebut yang sudah dihitung pada

pengujian normalitas data sebelumnya.

Page 65: 1 file

Kriteria pengujian homogenitas data mempunyai varians yang homogen

jika Fhit<FTabel dengan taraf signifikan 5% dan db(pembilang-1, penyebut-1). homogenitas data

dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Homegenitas Varians antar kelompok

Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data db

S2

FhitNilai Ftabel

dengan taraf

signifikan 5%

Kriteria

Hasil belajar IPA kelas Eksperimen

31

189,381,08 1.85 Homogen

Hasil belajar IPA kelas Kontrol

29

175,26

Dari hasil analisis uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas

diperoleh data dari kelas eksperimen dan kontrol berrdistribusi normal dan

memiliki varians yang homogen. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

dilanjutkan pada pengujian hipotesis penelitian. Hipotesis yang diuji dalam

penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan

dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement dan siswa

yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional di Kelas V SD

Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Ajaran 2013/2014. Sedangkan

hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar

IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan

Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement dengan siswa yang

Page 66: 1 file

dibelajarkan model pembelajaran konvensional di Kelas V SD Gugus I Gusti

Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Ajaran 2013/2014.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t, dengan

kriteria pengujian adalah jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Sebaliknya jika thitung ≥ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Pengujian

dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan dk = (n1+n2)-2. Adapun hasil analisis

dengan uji-t, dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Kelas Penelitian

Jumlah siswa

(n)

Varians (S2)

Rerata(X )

Dk thitung ttabel simpulan

Eksperimen 32 189,38 55,8160 2,371 2.00

Ho

DitolakKontrol 30175,26 47,67

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung = 2,371 dan ttabel

dengan dk = (32+30)-2 = 60 dan taraf signifikansi 5% adalah 2.00. ini berarti

thitung lebih dari ttabel ( thitung > ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang

signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran

Kontekstual Berbasis Reinforcement dan siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional di kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar

Timur Ajaran 2013/2014.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uji t yang dilakukan pada data post test diperoleh t-hitung

posttest thitung > ttabel berarti hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan

Page 67: 1 file

yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement dengan siswa yang

dibelajarkan secara konvensional kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai pada taraf

signifikan 5% diterima. Hal ini mengandung arti bahwa siswa yang dibelajarkan

menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement

hasil belajar pada ranah kognitifnya lebih baik dari pada siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran Konvensional.

Hal ini disebabkan karena Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Reinforcement merupakan model pembelajaran yang secara penuh melibatkan

aktivitas seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran

Kontekstual Berbasis Reinforcement ini menepatkan siswa dalam kondisi

pembelajran yang menarik dan mudah berinteraksi dengan sumber belajarnya

dengan berbasis Reinforcement dapat meningkatkan semangat belajar karena di

dorong oleh penguatan yang diberikan oleh guru sehingga dapat membantu

penerapan pendekatan pembelajaran ini. Aktivitas belajar dirancang Inovatif

sehingga memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai, disamping

menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, dan rasa percaya diri pada siswa.

Kenyataan ini didukung dari temuan dilapangan selama proses

pembelajaran menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Reinforcement, siswa terlihat lebih aktif. Siswa lebih cenderung siap dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mempelajari terlebih dahulu materi yang

akan dibahas di kelas. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Reinforcement kecenderungan guru dalam menjelaskan materi dikelas dengan

ceramah dapat dikurangi, sehingga siswa lebih leluasa dalam mengkontruksi

Page 68: 1 file

pengetahuannya sendiri dan menjadi sumber belajar tambahan bagi siswa lain

sedangkan guru lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator dari pada pengajar.

Berbeda dengan pembelajaran IPA yang menggunakan pembelajaran

Konvensional, selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang aktif. Siswa

hanya mendengarkan secara teliti serta berusaha mencatat materi yang dipaparkan

oleh guru. Hal ini mengakibatkan siswa pasif, karena dominasi guru dalam

pembelajaran melumpuhkan keinginan siswa dalam membangun pengetahuannya

sendiri, sehingga siswa hanya menjadi pendengar yang cenderung membuat siswa

jenuh, kurang inisiatif dan selalu bergantung pada guru.

Hasil Temuan ini mendukung peneltian Ni Nyoman Widiasih (2012) dan

Ni Putu Suyasmini (2012) yang terlebih dahulu membuktikan efektivitas dari

penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement.

Perbedaan hasil belajar IPA siswa yang muncul juga disebabkan karena

siswa yang mengikuti pembelajaran Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Berbasis Reinforcement mempunyai pengalaman belajar yang lebih inovatif dan

kreatif serta tanpa ada rasa canggung dalam berbagi informasi dan mampu

mempresentasikan pendapatnya kepada teman dan guru. Sehingga siswa tidak

akan lupa dengan pelajaran IPA, sehingga hasil belajar IPA siswa lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran Konvensional.

Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement dan siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional di kelas V SD Gugus I

Gusti Ngurah Rai Tahun Ajaran 2013/2014

Page 69: 1 file

BAB V

Page 70: 1 file

PENUTUP

Berdsarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan

simpulan dan saran. Adapun simpulan dan saran yang akan dikemukakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang

dibelajarkan melalui pendekatan pembelajaran Kontekstual Berbasis

Reinforcement dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran

konvensional siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur

Tahun Ajaran 2013/2014. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan dengan

menggunakan uji-t diketahui bahwa thitung = 2,371 dan dengan taraf signifikan

5% dengan derajat kebebasan 60 diperoleh ttabel = 2,00 yang berarti thitung lebih

dari ttabel ( 2,371 > 2,00 ) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dilihat dari tes

akhir pembelajaran (post test) diketahui bahwa rata-rata hasil belajar yang di

capai kelompok eksperimen sebesar 55,81 sedangkan rata-rata hasil belajar yang

dicapai kelompok kontrol sebesar 47,67. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar

kelompok eksperimen lebih dari kelompok kontrol (55,81 >47,67) dan hal ini

berarti terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran Kontekstual Berbasis

Reinforcement terhadap hasil belajar IPA kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai

Denpasar Timur Tahun Ajaran 2013/2014.

Page 71: 1 file

5.2 Saran

1) Guru dapat menerapkan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Reinforcement sebagai alternative pembelajaran IPA di kelas.

2) Guru dapat mennggunakan reinforcement atau penguatan sebagai

pelengkap proses pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran

modern agar mampu memaksimalkan model tersebut dalam proses

pembelajaran IPA di kelas.

3) Guru sebagai pendidik diharapkan mampu menjalankan peranan sebagai

fasilitator, organisator, dan motivator bagi siswa sehingga siswa dapat

membangun pengetahuannya sendiri.

4) Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah

tersebut dalam rangka perbaikan proses pembelajaran di sekolah, untuk

lebih diperbaiki dan ditingkatkan dalam hal penggunaan metode, media,

dan sumber bahan oleh guru agar lebih variatif dan kreatif supaya dapat

lebih memberdayakan partisipasi siswa.

5) Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran

Kontekstual Berbasis Reinforcement, menekankan siswa untuk belajar

mandiri. Hal ini dapat memberikan refleksi atau umpan balik dalam

bentuk tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang dihadapi dan

pemecahannya.

Page 72: 1 file

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Arikunto, S.2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S.2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aryana, Putu. 2007. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian. Denpasar: Bagian Faal

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Burrowes. 2009. Pendekatan Pembelajaran Konvensinal.

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/20/pendekatan-pembelajaran-

konvensionl .

Departemen Pendidikan Nasional.2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Dapertemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Emzir. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta: Rajawali Pers

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002. Jakarta : Balai Pustaka.

http://thesis.binus.ac.id/.../2002.

Koyan, I Wayan. 2004. Statistika Terapan (Teknik Analisis Data Kuantitatif).

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Koyan, I Wayan. 2007. Statistika Terapan (Teknik Analisis Data Kuantitatif).

Singaraja; Universitas Pendidikan Ganesha.

Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara

Page 73: 1 file

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan

Kontekstual. Malang: PT. Bumi Aksara

Rasana. 2012. Pembelajaran Konvensiona : phisicandmatch.blogspot.com

Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel - Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Ridwan. 2008. “Ketercapaian Prestasi Belajar”. Tersedia pada http://ridwan202.

wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/. Diakses pada

tanggal 20 November 2012.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung: Kencana

Sanjaya, Wina. 2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung: Kencana

Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarjan IPA di sekolah Dasar.

Jakarta: Depertemen pendididkan nasional

Sardiman. 2010.Interaksi& Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Solihatin, Etin. 2011. Cooperatif Learning. Cetakan Ke-5. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudana, dkk. 2010. Bahan Ajar Pendidikan IPA SD. Singaraja : FIP Undiksha.

Sudijono, 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 74: 1 file

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfa Beta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

R&D.Bandung : Alfa Beta.

Sugiyono, 2010. Metode penelitian pendidikan Kualitatif. Kuantitatif dan D&R.

Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2012. Metode penelitian pendidikan Kualitatif. Kuantitatif dan D&R.

Bandung: Alfabeta

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual ( CTL ) di Kelas. Jakarta:

Cerdas Pustaka Publisher

Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Winarsunu. 2010. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:

Universitas Negeri Malang.

Page 75: 1 file

Lampiran 01

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

UPT KECAMATAN DENPASAR TIMUR SEKOLAH NEGERI 1 PENATIH

Alamat : Jalan Trenggana No. 8, Tlp. (0361) 467647, Denpasar

SURAT KETERANGANNo. 421.2/022/SD1P/2014

Yang bertanda tangan dibawah ini : Kepada SD Negeri 1 Penatih, dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : I Wayan Reji YasaNIM : 0911031485Jurusan : S 1 PGSDFakultas : Ilmu PendidikanUniversitas : Universitas Pendidikan Ganesha

Memang benar yang bersangkutan di atas telah mengadakan penelitian di SD Negeri 1 Penatih pada mata pelajaran IPA di kelas V dari tanggal 2 s.d 30 April 2014.

Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 30 April 2014Kepala SD N.1 Penatih

Page 76: 1 file

Lampiran 02

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KECAMATAN DENPASAR TIMUR

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PENATIHAlamat : Jalan Nagasari Br. Laplap, Penatih Dangri

Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar

SURAT KETERANGANNo. 074 / 122 / SD Negri 2 Penatih

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepada SD Negeri 2 Penatih Kecamatan

Denpasar Timur, Kota Denpasar menerangkan bahwa:

Nama : I Wayan Reji Yasa

Nim : 0911031485

Memang benar mahasiswa tersebut diatas pada tahun ajaran 2013/2014 telah

mengadakan penelitian pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Penatih mengenai

Pembelajaran IPA dari tanggal 2 s/d 30 April 2014.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Page 77: 1 file

Lampiran 03

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS

REINFORCEMENT

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : V/I

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy serta fungsinya.

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energy melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

C. Indikator

a. Membandingkan kecepatan jatuh dua benda (yang berbeda berat,

bentuk danu kuran) dari ketinggian.

b. Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak

kebawah.

D. Tujuan pembelajaran

a. Melalui tanya jawab siswa dapat membandingkan kecepatan jatuh dua

benda (yang berbeda berat, bentuk dan ukuran) dari ketinggian dengan

tepat.

b. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyimpulkan bahwa gaya

gravitasi menyebabkan benda bergerak kebawah dengan benar.

Karakter yang ingin dikembangkan

1. Kerja keras

2. Disiplin

E. Materi Ajar

Page 78: 1 file

Pernahkah kamu melihat buah yang jatuh dari pohonnya? Ke mana arah jatuhnya buah tersebut? Buah kelapa itu jatuh ke bumi. Tidak hanya buah, benda-benda lain jika dijatuhkan dari ketinggian tertentu juga akan bergerak turun menuju bumi. Misalnya kelereng atau bola yang menggelinding di atas meja akan jatuh ke lantai. Penerjun payung yang keluar dari pesawat juga akan jatuh ke bawah menuju bumi. Gerak jatuhnya benda-benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Apakah semua benda yang dilempar ke atas juga akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi? Lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui jawabannya!

Membandingkan Kecepatan Jatuh Dua Benda yang Berbeda1. Sediakan dua lembar kertas HVS dan pena beserta tutupnya!2. Berdirilah di atas meja atau kursi!3. Remaslah selembar kertas hingga membentuk bulatan! Jatuhkan bulatan

kertas dan lembaran kertas bersama-sama dari ketinggian yang sama! Benda mana yang lebih dahulu mencapai tanah? Catatlah hasil pengamatanmu!

4. Jatuhkan pena dan tutupnya secara bersama-sama dariketinggian yang sama! Mintalah seorang temanmu untuk mengamati kecepatan kedua benda tersebut sampai di tanah!a. Benda mana yang lebih berat?b. Benda apa yang lebih dahulu mencapai lantai?Catatlah hasil pengamatanmu!

5. Tulislah laporan kegiatan ini beserta kesimpulannya!Presentasikan di depan kelas, kemudian diskusikan dengan teman-temanmu!

6. Buanglah kertas yang telah kamu remas ke tempat sampah agar tidak mengotori kelasmu!

Catatan: Lakukan kegiatan ini di dalam kelas bersama gurumu!

Perhatikan kegiatan yang telah kamu lakukan! Apakah bulatan kertas lebih dahulu mencapai lantai daripada lembaran kertas? Nah, berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya gravitasi tidak dipengaruhi oleh berat benda. Gaya ini dipengaruhi oleh gaya penghambat yang dikenal sebagai gaya gesek. Gaya gesek bersifat menahan gerak benda sehingga gerak jatuhnya benda lebih lambat. Arah gaya gesek berlawanan dengan gaya yang ditahannya. Jadi arah gaya gravitasi berlawanan dengan gaya gesek.

Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi tidak terlempar ke angkasa luar. Selain itu, gaya gravitasi membuat kita dapat berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga menyebabkan semua yang ada di bumi mempunyai berat sehingga tidak melayang-layang di udara. Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tergantung pada jarak benda

Page 79: 1 file

dari pusat bumi. Semakin jauh letak suatu benda dari pusat bumi, gaya gravitasinya semakin kecil.

F. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Diskusi

d. Penugasan

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Tahap

pembelajaran

Proses pembelajaran Waktu

1 Kontruktivisme PENDAHULUAN1. Menyampaikan salam pembuka2. Melakukan persensi (Disiplin)3. Guru mengadakan apersepsi dengan

menunjukkan media gambar dan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai jenis – jenis gaya oleh guru.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran / kompetensi dasar yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar.

5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

(±10 menit)

2 Inquiri

Masyarakat Belajar

Bertanya

Pemodelan

KEGIATAN INTIEKSPLORASI

1. Menyampaikan permasalahan sehari-hari tentang gerak jatuh benda.

2. Guru dan siswa melakukan tanya-jawab tentang penyebab benda jatuh.

ELABORASI3. Guru membagi siswa dalam kelompok

yang beranggota 4-5 orang yang bersifat heterogen (jenis kelamin, kemampuan, gaya berpikir)

4. Guru membagikan lembar kerja siswa yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok berkaitan dengan adaptasi pada hewan(Siswa ditugaskan mengerjakan tugas yang diberikan guru, petunjuk kegiatan ada di LKS) (Kerja Keras)

5. Secara berkelompok siswa melakukan

(±50 menit)

Page 80: 1 file

Pemodelan

penemuan/inquiri serta menyusun laporan hasil diskusi yang dilakukan.

6. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal yang belum dipahami terkait dengan tugas yang diberikan (Disiplin)

7. Masing-masing siswa mencatat hasil diskusi.

KONFIRMASI8. Perwakilan masing-masing kelompok

melakukan pemodelan atau menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (Kerja Keras)

9. Siswa kelompok lain diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang hasil diskusi yang telah disampaikan oleh temannya.

10. Guru memberikan umpan balik dan penguatan positif dalam bentuk lisan, tulisan maupun isyarat terhadap keberhasilan masing-masing kelompok.

3 Refleksi

Penilaian Autentik

PENUTUP1. Guru bersama siswa merangkum materi

gaya grafitasi.2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan.3. Guru memberikan evaluasi secara tertulis

kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran dan guru memberikan penilaian yang objektif.

4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

5. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan rumah (PR).

(±10 menit)

H. Penilaian

Penilaian Kognitif

Tes Tertulis (soal terlampir)

Page 81: 1 file

Kriteria :

Jumlah soal : 5

Bobot masing-masing soal : 2

Skor Maksimal : 10

Bobot Kognitif : 60

N1 (Skor Kognitif) = skordiperolehskormaksimal

xbobot

Penilaian Afektif

Kriteria :

Skor untuk masing-masing aspek yang diamati berkisar 1-3

Skor maksimal : 6

Mendapatkan 1 jika melakukan 1 kegiatan

Mendapatkan 2 jika melakukan 2 kegiatan

Mendapatkan 3 jika melakukan 3 kegiatan

Bobot Afektif : 40

N2 ( Skor Afektif ) =skoryangdiperoleh

skormaksimalx bobot

I. Alat dan Sumber

a. Buku LKS serta buku paket IPA SD kelas V semester I

b. Silabus kelas V senester I

c. Media berupa gambar.

Aspek Afektif Deskripsi Skor Deskripsi

Page 82: 1 file

Disiplin 1) Tepat waktu

mengumpulkan tugas

2) Memperhatikan

penjelasan guru

3) Tidak mengganggu

teman

3

2

1

3 Jika 3 Dilakukan

2 jika 2 dilakukan

1 jika 1 dilakukan

Kerja Keras 1) Mengerjakan tugas

dengan sungguh-

sungguh

2) Tidak menyontek

3) Mencatat dengan

sungguh-sungguh

sesuatu yang ditugaskan

guru

3

2

1

3 jika 3 dilakukan

1 Jika 2 dilakukan

1 jika 1 dilakukan

Format Penilaian Kognitif

No

.

Nama Siswa Soal ∑❑ Skor

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

6

7

NA = N1 + N2

Page 83: 1 file

8

9

10

11

Format Penilaian Afektif

No

.

Nama Siswa Aspek yang dinilai

Disiplin Kerja Keras Jumlah

1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Format Nilai Akhir

No

.

Nama Siswa N1 N2 Nilai

N1 + N2

1

2

3

4

Page 84: 1 file

5

6

7

Page 85: 1 file

Nama kelompok :

1.

2

3

4

5

No Nama Benda 1 Benda 2 Jawaban

1

2

3

4

5

Kertas HVS

Pensil

Penggaris

Penghapus

Pulpen

Penghapus

Penggaris

Kertas HVS

Sepidol / kapur

Kertas HVS

Diskusikan dengan kelompok kalian, bandingan benda 1 dan benda 2 yang

dijatuhkan bersamaan dari ketinggian, benda mana yang jatuh lebih cepat! Dan

tulis jawaban kalian pada kolom jawaban.

Page 86: 1 file

Soal individu

Kerjakan soal dibawah ini dengan memilih jawaban a,b,c dan d dengan tepat!

1. Contoh peristiwa yang terjadi akibat gaya gravitasi bumi yaitu . . . .a. matahari terbit dan terbenamb. bumi berputar mengelilingi mataharic. air sungai menguapd. buah kelapa jatuh

2. Pengaruh gaya gravitasi bumi semakin kuat terhadap suatu benda apabila . . . .a. benda semakin ringanb. jarak benda dari pusat bumisemakin dekatc. suhu benda semakin panasd. angin bertiup kencang

3. Adanya gaya gravitasi bumi memungkinkan kita . . . .a. melayang di udarab. berenang di airc. menapak di tanahd. menghirup napas

4. Jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama, kertas yang diremas lebih dahulu mencapai tanah daripada kertas berbentuk lembaran. Hal ini berartigaya gravitasi dipengaruhi oleh . . . .a. berat bendab. gaya gesekc. bentuk bendad. gaya magnet

5. Buah kelapa jatuh ke bawah dari pohonnya akibat pengaruh ....a. gaya gesekanb. gaya magnetc. gaya gravitasid. gaya dorong

Kunci Jawaban :

1. d2. b3. c4. c5. c

Page 87: 1 file

Lampiran 04

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : V/I

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy serta fungsinya.

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energy melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

C. Indikator

c. Membandingkan kecepatan jatuh dua benda (yang berbeda berat,

bentuk danu kuran) dari ketinggian.

d. Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak

kebawah.

D. Tujuan pembelajaran

c. Melalui tanya jawab siswa dapat membandingkan kecepatan jatuh dua

benda (yang berbeda berat, bentuk dan ukuran) dari ketinggian dengan

tepat.

d. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyimpulkan bahwa gaya

gravitasi menyebabkan benda bergerak kebawah dengan benar.

Karakter yang ingin dikembangkan

3. Kerja keras

4. Disiplin

E. Materi Ajar

Pernahkah kamu melihat buah yang jatuh dari pohonnya? Ke mana arah jatuhnya buah tersebut? Buah kelapa itu jatuh ke bumi. Tidak hanya buah, benda-benda lain jika dijatuhkan dari ketinggian tertentu juga akan bergerak turun menuju bumi. Misalnya kelereng atau bola yang menggelinding di atas meja akan jatuh ke lantai. Penerjun payung yang keluar dari pesawat juga akan jatuh ke bawah menuju bumi. Gerak

Page 88: 1 file

jatuhnya benda-benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Apakah semua benda yang dilempar ke atas juga akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi? Lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui jawabannya!

Membandingkan Kecepatan Jatuh Dua Benda yang Berbeda1. Sediakan dua lembar kertas HVS dan pena beserta tutupnya!2. Berdirilah di atas meja atau kursi!3. Remaslah selembar kertas hingga membentuk bulatan! Jatuhkan bulatan

kertas dan lembaran kertas bersama-sama dari ketinggian yang sama! Benda mana yang lebih dahulu mencapai tanah? Catatlah hasil pengamatanmu!

4. Jatuhkan pena dan tutupnya secara bersama-sama dariketinggian yang sama! Mintalah seorang temanmu untuk mengamati kecepatan kedua benda tersebut sampai di tanah!a. Benda mana yang lebih berat?b. Benda apa yang lebih dahulu mencapai lantai?Catatlah hasil pengamatanmu!

5. Tulislah laporan kegiatan ini beserta kesimpulannya!Presentasikan di depan kelas, kemudian diskusikan dengan teman-temanmu!

6. Buanglah kertas yang telah kamu remas ke tempat sampah agar tidak mengotori kelasmu!

Catatan: Lakukan kegiatan ini di dalam kelas bersama gurumu!

Perhatikan kegiatan yang telah kamu lakukan! Apakah bulatan kertas lebih dahulu mencapai lantai daripada lembaran kertas? Nah, berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya gravitasi tidak dipengaruhi oleh berat benda. Gaya ini dipengaruhi oleh gaya penghambat yang dikenal sebagai gaya gesek. Gaya gesek bersifat menahan gerak benda sehingga gerak jatuhnya benda lebih lambat. Arah gaya gesek berlawanan dengan gaya yang ditahannya. Jadi arah gaya gravitasi berlawanan dengan gaya gesek.

Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi tidak terlempar ke angkasa luar. Selain itu, gaya gravitasi membuat kita dapat berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga menyebabkan semua yang ada di bumi mempunyai berat sehingga tidak melayang-layang di udara. Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tergantung pada jarak benda dari pusat bumi. Semakin jauh letak suatu benda dari pusat bumi, gaya gravitasinya semakin kecil.

F. Metode Pembelajaran

e. Ceramah

Page 89: 1 file

f. Tanya jawab

g. Diskusi

h. Penugasan

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Proses pembelajaran Waktu

1. PENDAHULUAN6. Menyampaikan salam pembuka7. Melakukan persensi (Disiplin)8. Guru mengadakan apersepsi dengan menunjukkan

media gambar dan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai jenis – jenis gaya oleh guru.

9. Menyampaikan tujuan pembelajaran / kompetensi dasar yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar.

10. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

(±10 menit)

2. KEGIATAN INTI

EKSPLORASI11. Menyampaikan permasalahan sehari-hari tentang gerak

jatuh benda.12. Guru dan siswa melakukan tanya-jawab tentang

penyebab benda jatuh.

ELABORASIa. Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggota

4-5 orang yang bersifat heterogen (jenis kelamin, kemampuan, gaya berpikir)

b. Guru membagikan lembar kerja siswa yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok berkaitan dengan adaptasi pada hewan(Siswa ditugaskan mengerjakan tugas yang diberikan guru, petunjuk kegiatan ada di LKS) (Kerja Keras)

c. Secara berkelompok siswa melakukan penemuan/inquiri serta menyusun laporan hasil diskusi yang dilakukan.

d. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal yang belum dipahami terkait dengan tugas yang diberikan (Disiplin)

e. Masing-masing siswa mencatat hasil diskusi.

KONFIRMASI

(±50 menit)

Page 90: 1 file

a. Perwakilan masing-masing kelompok melakukan pemodelan atau menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (Kerja Keras)

b. Siswa kelompok lain diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang hasil diskusi yang telah disampaikan oleh temannya.

c. Guru memberikan umpan balik dan penguatan positif dalam bentuk lisan, tulisan maupun isyarat terhadap keberhasilan masing-masing kelompok.

3. PENUTUP6. Guru bersama siswa merangkum materi gaya

grafitasi.7. Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran

yang telah dilaksanakan.8. Guru memberikan evaluasi secara tertulis kepada

siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran dan guru memberikan penilaian yang objektif.

9. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan rumah (PR).

(±10 menit)

H. Penilaian

Penilaian Kognitif

Tes Tertulis (soal terlampir)

Kriteria :

Jumlah soal : 5

Bobot masing-masing soal : 2

Skor Maksimal : 10

Bobot Kognitif : 60

N1 (Skor Kognitif) = skordiperolehskormaksimal

xbobot

Penilaian Afektif

Page 91: 1 file

Kriteria :

Skor untuk masing-masing aspek yang diamati berkisar 1-3

Skor maksimal : 6

Mendapatkan 1 jika melakukan 1 kegiatan

Mendapatkan 2 jika melakukan 2 kegiatan

Mendapatkan 3 jika melakukan 3 kegiatan

Bobot Afektif : 40

N2 ( Skor Afektif ) =skoryangdiperoleh

skormaksimalx bobot

I. Alat dan Sumber

d. Buku LKS serta buku paket IPA SD kelas V semester I

e. Silabus kelas V senester I

f. Media berupa gambar.

Aspek Afektif Deskripsi Skor Deskripsi

Disiplin 4) Tepat waktu

mengumpulkan tugas

5) Memperhatikan

penjelasan guru

6) Tidak mengganggu

teman

3

2

1

3 Jika 3 Dilakukan

2 jika 2 dilakukan

1 jika 1 dilakukan

Kerja Keras 4) Mengerjakan tugas

dengan sungguh-

sungguh

5) Tidak menyontek

6) Mencatat dengan

3

2

1

3 jika 3 dilakukan

2 Jika 2 dilakukan

Page 92: 1 file

sungguh-sungguh

sesuatu yang ditugaskan

guru

1 jika 1 dilakukan

Format Penilaian Kognitif

No

.

Nama Siswa Soal ∑❑ Skor

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Format Penilaian Afektif

No

.

Nama Siswa Aspek yang dinilai

Disiplin Kerja Keras Jumlah

1 2 3 1 2 3

1

2

NA = N1 + N2

Page 93: 1 file

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Format Nilai Akhir

No

.

Nama Siswa N1 N2 Nilai

N1 + N2

1

2

3

4

5

6

7

8

Nama kelompok :

1.2345

No Nama Benda 1 Benda 2 Jawaban

Page 94: 1 file

1

2

3

4

5

Kertas HVS

Pensil

Penggaris

Penghapus

Pulpen

Penghapus

Penggaris

Kertas HVS

Sepidol / kapur

Kertas HVS

Diskusikan dengan kelompok kalian, bandingan benda 1 dan benda 2 yang

dijatuhkan bersamaan dari ketinggian, benda mana yang jatuh lebih cepat!

Dan tulis jawaban kalian pada kolom jawaban.

Page 95: 1 file

Soal individu

Kerjakan soal dibawah ini dengan memilih jawaban a,b,c dan d dengan tepat!

1. Contoh peristiwa yang terjadi akibat gaya gravitasi bumi yaitu . . . .a. matahari terbit dan terbenamb. bumi berputar mengelilingi mataharic. air sungai menguapd. buah kelapa jatuh

2. Pengaruh gaya gravitasi bumi semakin kuat terhadap suatu benda apabila . . . .a. benda semakin ringanb. jarak benda dari pusat bumisemakin dekatc. suhu benda semakin panasd. angin bertiup kencang

3. Adanya gaya gravitasi bumi memungkinkan kita . . . .a. melayang di udarab. berenang di airc. menapak di tanahd. menghirup napas

4. Jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama, kertas yang diremas lebih dahulu mencapai tanah daripada kertas berbentuk lembaran. Hal ini berartigaya gravitasi dipengaruhi oleh . . . .a. berat bendab. gaya gesekc. bentuk bendad. gaya magnet

5. Buah kelapa jatuh ke bawah dari pohonnya akibat pengaruh ....a. gaya gesekanb. gaya magnetc. gaya gravitasid. gaya dorong

Kunci Jawaban :1. d2. b3. c4. c5. c

Page 96: 1 file

Lampiran 05

Tabel 3. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar IPA

No Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Tingkat Kesukaran/Tipe Hasil Belajar Bentuk

Soal

Jumlah

SoalMudah Sedang Sukar

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6

1 5. Memahami

hubungan

antara gaya,

gerak, dan

energy serta

fungsinya.

5.1

Mendeskripsika

n hubungan

antara gaya,

gerak, dan

energy melalui

percobaan

(gaya gravitasi,

gaya gesek,

gaya magnet)

Membandingkan

kecepatan jatuh dua

benda (yang

berbeda berat,

bentuk danu kuran)

dari ketinggian.

1

1

1 1

1

1 1

1

1 Pilihan

Ganda

9

Menyimpulkan

bahwa gaya gravitasi

menyebabkan benda

bergerak kebawah.

1

1

1

1

1

1

1

1

Pilihan

Ganda

8

Page 97: 1 file

Membandingkan

gerak benda pada

permukaan yang

berbeda (kasar,

halus)

1

1

1

1

1

1

1 1 1

1

Pilihan

Ganda

10

Menjelaskan

berbagai cara

memperkecil dan

memperbesar gaya

gesekan

1 1 1 Pilihan

Ganda

3

Mengelompokan

benda – benda yang

bersifat magnetis

dan yang tidak

magnetis.

1

1

1

1

1

1

Pilihan

Ganda

6

Menunjukan

kekuatan gaya

magnet dalam

menembus beberapa

benda melalui

1

1

1

1

1

1

1

1

Pilihan

Ganda

7

Page 98: 1 file

percobaan

Mengidentifikasi

sifat kutub magnet

melalui percobaan

1

1

1

1

1 Pilihan

Ganda

5

Menyebutkan

contoh penggunan

gaya magnet dalam

kehidupan sehari –

hari

1 1 Pilihan

Ganda

2

Keterangan: C1= Ingatan C2= Pemahaman C3= Analisis C4=Aplikasi C5= Sintesis C6=Evaluasi

Sebelum tes hasil belajar digunakan, maka tes tersebut akan diuji cobakan untuk menentukan validitas dan reliabilitasny

Page 99: 1 file

Lampiran 6

Nama :

Kelas :

Nomor absen :

Soal Post-Test

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pelajaran :

Waktu : 60 menit

1. Bahan di bawah ini yang dapat ditarik oleh magnet adalah ....a. kayub. besic. kacad. plastik

2. Pola-pola garis yang dibentuk oleh serbuk besi ketika didekatkan denganmagnet merupakan ....a. garis gaya magnetb. garis gaya gesekanc. kutub magnetd. garis arah magnet

3. Bagian magnet yang memiliki kekuatan terbesar untuk menarik bendamagnetis adalah ....a. tengahnyab. sisi-sisinyac. kutub-kutubnyad. pinggirnya

4. Alat-alat yang mengunakan magnet di antaranya adalah sebagai berikut,kecuali ....a. mikrofonb. alarmc. dinamod. gunting

5. Benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet disebut benda ....a. magnetisb. antikc. kerasd. kuno

6. Magnet dapat dibuat dengan tiga cara, kecuali ....a. menginduksib. menggosok

Page 100: 1 file

c. memanaskand. mengalirkan arus listrik

7. Gaya tarik bumi disebut juga ....a. gaya gravitasi bumib. gaya magnet bumic. gaya gesekand. gaya berat

8. Buah kelapa jatuh ke bawah dari pohonnya akibat pengaruh ....a. gaya gesekanb. gaya magnetc. gaya gravitasid. gaya dorong

9. Gaya yang ditimbulkan akibat dua buah permukaan yang saling bersentuhanadalah ....a. gaya gesekanb. gaya magnetc. gaya beratd. gaya gravitasi

10. Semakin kasar permukaan benda yang bergesekan maka gaya gesekanyang terjadi akan ....a. semakin kecilb. semakin besarc. sama kecild. sama besar

11. Contoh peristiwa yang terjadi akibat gaya gravitasi bumi yaitu . . . .a. matahari terbit dan terbenamb. bumi berputar mengelilingi mataharic. air sungai menguapd. buah kelapa jatuh

12. Pengaruh gaya gravitasi bumi semakin kuat terhadap suatu benda apabila . . . .a. benda semakin ringanb. jarak benda dari pusat bumi semakin dekatc. suhu benda semakin panasd. angin bertiup kencang

13. Adanya gaya gravitasi bumi memungkinkan kita . . . .a. melayang di udarab. berenang di airc. menapak di tanahd. menghirup napas

14. Jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama, kertas yang diremas lebih dahulu mencapai tanah daripada kertas berbentuk lembaran. Hal ini berarti gaya gravitasi dipengaruhi oleh . . . .a. berat bendab. gaya gesekc. bentuk benda

Page 101: 1 file

d. gaya magnet

15. Contoh benda yang dapat ditarik magnet yaitu . . . .a. pakub. gelas plastikc. piring kacad. kertas

16. Apabila dua kutub magnet yang sama saling didekatkan akan . . . .a. tolak-menolakb. tarik-menarikc. diamd. menempel

17. Bagian magnet yang paling kuat gaya tariknya yaitu . . . .a. atasb. bawahc. tengahd. kutub

18. Kompas selalu menunjuk arah utara dan selatan karena pengaruh . . . .a. ketinggian tanahb. magnet bumic. suhu udarad. arah angin

19. Pembuatan alur pada sol sepatu dapat mencegah pemakainya terpeleset karena . . . .a. gaya gesek besarb. gaya dorong berkurangc. gaya gravitasi bertambahd. berat badan bertambah

20. Pembuatan magnet dengan cara induksi menghasilkan magnet yang bersifat . . . .a. tetapb. kuatc. sementarad. kekal

21. Ban sepeda akan berhenti ketika direm. Ban sepeda berhenti bergerak akibat gaya . . . .a. gravitasib. gesekc. magnetd. tekan

22. Jenis lantai yang menimbulkan gaya gesek paling kecil adalah yang . . . .a. dilapisi karpetb. dibuat dari keramikc. dilapisi permadanid. dilapisi keset

Page 102: 1 file

23. Gaya gesek antara bola yang menggelinding dengan tanah mengakibatkan. . . .a. bola melambat, kemudian berhentib. bola semakin cepat bergerakc. bola berbelok arahd. bola berubah bentuk

24. Ujung paku dibuat halus dan runcing agar . . . .a. kekuatannya bertambahb. lebih lenturc. gaya geseknya berkurangd. lebih awet

25. Berjalan di lantai yang licin menyebabkan kita mudah tergelincir karena . . . .a. tidak ada keseimbanganb. gaya otot berkurangc. gaya gesek kecild. gaya dorong bertambah

26. Pola-pola garis yang dibentuk oleh serbuk besi ketika didekatkan dengan magnet merupakan ....a. garis gaya magnet c. kutub magnetb. garis gaya gesekan d. garis arah magnet

27. Buah yang jatuh ke bawah dari pohonnya akibat pengaruh ....a. gaya gesekanc. gaya gravitasib. gaya magnet d. gaya dorong

28. Gaya yang ditimbulkan akibat dua buah permukaan yang saling bersentuhanadalah ....a. gaya gesekan c. gaya beratb. gaya magnetb. gaya gravitasi

29. Sifat magnet akan hilang apabilamagnet . . . .a. dipukul-pukulb. digosokc. dipotongd. didinginkan

30. Keadaan tanpa gravitasi mengakibatkan benda . . . .a. mempunyai beratb. akan jatuh bila dilepaskan dari ketinggian tertentuc. melayang-layang di udarad. menempel di tanah.

Page 103: 1 file

Kunci Jawaban :

1. B 16. A2. A 17. D3. C 18. B4. D 19. A5. A 20. C6. C 21. B7. A 22. B8. C 23. A9. A 24. C10. B 25. C11. D 26. A12. B 27. C13. C 28. A14. C 29. A15. A 30.C

Page 104: 1 file

Nomor Butir Soal1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 04 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 05 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 17 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 08 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1

10 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 011 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 012 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 113 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 014 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 015 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 116 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 117 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 118 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 119 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 020 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 021 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 122 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 023 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 024 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 025 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 026 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 127 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 128 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 129 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 030 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 131 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 132 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 033 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 034 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 135 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 036 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 037 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 138 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 039 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 040 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 141 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 142 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 143 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 144 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 045 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 046 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 147 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 048 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 049 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 050 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 051 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 152 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 153 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 054 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 055 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 156 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 057 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 058 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 159 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 060 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 161 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0

JML 56 56 57 52 42 33 37 55 57 26 59 26 60 59 52 30 27 42 37 52 52 15 18 24 18 34 42 20 24 26

Nilai p 0.92 0.92 0.93 0.85 0.69 0.54 0.61 0.90 0.93 0.43 0.97 0.43 0.98 0.97 0.85 0.49 0.44 0.69 0.61 0.85 0.85 0.25 0.30 0.39 0.30 0.56 0.69 0.33 0.39 0.43

Nilai q 0.08 0.08 0.07 0.15 0.31 0.46 0.39 0.10 0.07 0.57 0.03 0.57 0.02 0.03 0.15 0.51 0.56 0.31 0.39 0.15 0.15 0.75 0.70 0.61 0.70 0.44 0.31 0.67 0.61 0.57

Rerata Xi/Mp 33.11 33.11 32.86 33.63 32.86 35.33 35.78 32.36 32.86 37.88 31.93 37.88 32.20 31.76 33.63 37.33 33.44 34.86 34.70 33.63 33.63 33.00 28.72 39.46 36.94 33.32 32.38 35.10 31.17 36.19

Rata2 skor total/Mt 32.02

Simp. Baku total 7.50

r-phi hitung 0.49 0.49 0.42 0.52 0.17 0.48 0.62 0.14 0.42 0.67 -0.06 0.67 0.19 -0.18 0.52 0.70 0.17 0.56 0.44 0.52 0.52 0.07 -0.28 0.80 0.43 0.20 0.07 0.29 -0.09 0.48

r-tabel (0,05:61) 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

Status Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Drop Valid Valid Drop Valid Drop Drop Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Drop Drop Valid Valid Drop Drop Valid Drop Valid

Keputusan Pakai Pakai Pakai Pakai Dibuang Pakai Pakai Dibuang Pakai Pakai Dibuang Pakai Dibuang Dibuang Pakai Pakai Dibuang Pakai Pakai Pakai Pakai Dibuang Dibuang Pakai Pakai Dibuang Dibuang Pakai Dibuang Pakai

No. Res

Lampiran 07

Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Page 105: 1 file

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 550 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 260 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 301 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 340 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 240 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 250 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 281 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 300 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 310 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 400 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 190 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 301 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 410 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 260 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 291 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 411 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 390 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 411 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 420 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 410 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 360 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 210 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 200 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 260 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 330 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 361 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 330 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 390 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 320 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 280 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 250 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 281 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 300 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 310 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 400 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 170 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 301 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 410 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 260 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 281 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 411 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 380 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 401 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 420 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 410 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 351 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 520 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 260 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 301 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 340 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 190 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 250 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 271 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 300 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 320 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 390 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 160 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 301 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 411 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 311 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 400 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 2718 23 26 22 15 26 17 48 23 22 42 16 23 31 37 31 55 42 54 52 37 22 27 22 34

0.30 0.38 0.43 0.36 0.25 0.43 0.28 0.79 0.38 0.36 0.69 0.26 0.38 0.51 0.61 0.51 0.90 0.69 0.89 0.85 0.61 0.36 0.44 0.36 0.560.70 0.62 0.57 0.64 0.75 0.57 0.72 0.21 0.62 0.64 0.31 0.74 0.62 0.49 0.39 0.49 0.10 0.31 0.11 0.15 0.39 0.64 0.56 0.64 0.4437.78 30.91 36.19 31.95 38.00 36.04 34.82 33.29 29.96 38.14 32.93 30.19 37.70 32.35 35.78 32.35 32.67 32.93 32.85 32.81 35.78 32.59 34.56 31.59 35.53

0.50 -0.11 0.48 -0.01 0.46 0.46 0.23 0.33 -0.21 0.61 0.18 -0.15 0.59 0.05 0.62 0.05 0.27 0.18 0.31 0.25 0.62 0.06 0.30 -0.04 0.530.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25Valid Drop Valid Drop Valid Valid Drop Valid Drop Valid Drop Drop Valid Drop Valid Drop Valid Drop Valid Valid Valid Drop Valid Drop ValidPakai Dibuang Pakai Dibuang Pakai Pakai Dibuang Pakai Dibuang Pakai Dibuang Dibuang Pakai Dibuang Pakai Dibuang Pakai Dibuang Pakai Pakai Pakai Dibuang Pakai Dibuang Pakai

Jumlah

Page 106: 1 file

Nomor Butir Soal1 2 3 4 6 7 9 10 12 15 16 18 19 20 21 24 25 28 30 31 33 35 36 37 38 40 42 43 45 49 51 53 55

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3140 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3146 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3112 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3037 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3058 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3060 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2918 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2942 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2943 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2919 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2744 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 279 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2516 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2527 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 25JBA 16 16 16 16 15 16 16 15 15 16 15 16 15 16 16 16 10 13 14 10 14 10 14 7 13 14 2 14 16 16 16 9 15

Nomor Butir Soal1 2 3 4 6 7 9 10 12 15 16 18 19 20 21 24 25 28 30 31 33 35 36 37 38 40 42 43 45 49 51 53 55

7 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1421 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1432 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1461 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1313 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1229 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1238 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1223 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1150 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1122 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 105 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 930 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 951 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 910 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 535 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 356 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3JBB 11 11 12 8 6 2 12 1 1 8 1 4 8 8 8 0 1 6 4 2 4 0 4 3 10 2 3 0 2 12 2 2 3

JSA dan JSB 16DP 0.31 0.31 0.25 0.50 0.56 0.88 0.25 0.88 0.88 0.50 0.88 0.75 0.44 0.50 0.50 1.00 0.56 0.44 0.63 0.50 0.63 0.63 0.63 0.25 0.19 0.75 -0.06 0.88 0.88 0.25 0.88 0.44 0.75

kriteria cukup cukup cukup baik baik sangat baik cukup sangat baiksangat baik baik sangat baiksangat baik baik baik baik sangat baik baik baik baik baik baik baik baik cukup jelek sangat baiksangat jeleksangat baiksangat baik cukup sangat baik baik sangat baik

keputusan pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai buang pakai buang pakai pakai pakai pakai pakai pakai

Jumlah

Kelompok Atas

Kelompok Bawah

No. Res Jumlah

No. Res

2. Uji Daya Beda

Page 107: 1 file

Nomor Butir Soal

1 2 3 4 6 7 9 10 12 15 16 18 19 20 21 24 25 28 30 31 33 35 36 37 38 40 42 43 45 49 51 53 551 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 152 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 203 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 214 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 155 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 96 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 167 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 148 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 179 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2510 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 511 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1512 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3013 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1214 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1515 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3116 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2517 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2918 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2919 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2720 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2121 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1422 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1023 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1124 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1925 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2026 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2327 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2528 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2029 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1230 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 931 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1632 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1433 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1734 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2535 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 336 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1537 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3038 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1239 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1540 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3141 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2542 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2943 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2944 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2745 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2146 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3147 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1548 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 2049 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 2150 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1151 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 952 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1653 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1454 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1855 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2556 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 357 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1658 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3059 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1860 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3061 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 13nB 56 56 57 52 33 37 57 26 26 52 30 42 37 52 52 24 18 20 26 18 26 15 26 17 48 22 16 23 37 54 37 27 34IK 0.92 0.92 0.93 0.85 0.54 0.61 0.93 0.43 0.43 0.85 0.49 0.69 0.61 0.85 0.85 0.39 0.30 0.33 0.43 0.30 0.43 0.25 0.43 0.28 0.79 0.36 0.26 0.38 0.61 0.89 0.61 0.44 0.56

Kriteria M M M M SD SD M SD SD M SD SD SD M M SD SD SD SD S SD S SD S M SD S SD SD M SD SD SD∑IK 18.90IKP 0.57 SD

No. Res Jumlah

3. Uji Indeks kesukaran

Page 108: 1 file

4. Uji Realiabilitas

Nomor Butir Soal1 2 3 4 6 7 9 10 12 15 16 18 19 20 21 24 25 28 30 31 33 35 36 37 38 40 42 43 45 49 51 53 55

1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 152 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 203 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 214 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 155 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 96 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 167 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 148 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 179 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 25

10 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 511 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1512 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3013 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1214 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1515 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3116 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2517 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2918 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2919 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2720 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2121 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1422 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1023 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1124 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1925 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2026 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2327 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2528 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2029 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1230 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 931 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1632 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1433 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1734 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2535 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 336 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1537 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3038 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1239 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1540 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3141 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2542 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2943 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2944 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2745 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2146 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3147 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1548 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 2049 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 2150 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1151 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 952 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1653 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1454 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1855 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2556 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 357 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1658 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3059 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1860 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3061 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 13

115318.90

Jumlas Soal 33∑ 56 56 57 52 33 37 57 26 26 52 30 42 37 52 52 24 18 20 26 18 26 15 26 17 48 22 16 23 37 54 37 27 34p 0.92 0.92 0.93 0.85 0.54 0.61 0.93 0.43 0.43 0.85 0.49 0.69 0.61 0.85 0.85 0.39 0.30 0.33 0.43 0.30 0.43 0.25 0.43 0.28 0.79 0.36 0.26 0.38 0.61 0.89 0.61 0.44 0.56q 0.08 0.08 0.07 0.15 0.46 0.39 0.07 0.57 0.57 0.15 0.51 0.31 0.39 0.15 0.15 0.61 0.70 0.67 0.57 0.70 0.57 0.75 0.57 0.72 0.21 0.64 0.74 0.62 0.39 0.11 0.39 0.56 0.44

p.q 0.08 0.08 0.06 0.13 0.25 0.24 0.06 0.24 0.24 0.13 0.25 0.21 0.24 0.13 0.13 0.24 0.21 0.22 0.24 0.21 0.24 0.19 0.24 0.20 0.17 0.23 0.19 0.23 0.24 0.10 0.24 0.25 0.25varian skor total 55.89koefisien korelasi 0.90

r tabel 0.25keterangan reliabel

jumlahrerata

Jumlah No. Res

Page 109: 1 file

Lampiran 08

HASIL NILAI POST TES SISWA KELAS V

SD 1 PENATIH DAN SD 2 PENATIH

Page 110: 1 file

NO

NILAI POST TEST SISWA KELAS V SD 1 PENATIH

KELOMPOK EKSPERIMEN

NILAI POST TEST SISWA KELAS V SD 2 PENATIH

KELOMPOK KONTROL

177 50

240 50

357 50

457 37

557 63

640 50

737 53

877 80

953 50

1033 40

1153 40

1267 57

1387 57

1453 40

1567 40

1657 37

1740 37

1850 20

1953 40

2033 47

2147 50

2243 27

2347 27

2463 50

2547 77

2657 37

2777 60

2853 57

2967 57

3063 50

57

Page 111: 1 file

1 EK1 77 21.19 448.912 EK2 40 -15.81 250.043 EK3 57 1.19 1.414 EK4 57 1.19 1.415 EK5 57 1.19 1.416 EK6 40 -15.81 250.047 EK7 37 -18.81 353.918 EK8 77 21.19 448.919 EK9 53 -2.81 7.91

10 EK10 33 -22.81 520.4111 EK11 53 -2.81 7.9112 EK12 67 11.19 125.1613 EK13 87 31.19 972.6614 EK14 53 -2.81 7.9115 EK15 67 11.19 125.1616 EK16 57 1.19 1.4117 EK17 40 -15.81 250.0418 EK18 50 -5.81 33.7919 EK19 53 -2.81 7.9120 EK20 33 -22.81 520.4121 EK21 47 -8.81 77.6622 EK22 43 -12.81 164.1623 EK23 47 -8.81 77.6624 EK24 63 7.19 51.6625 EK25 47 -8.81 77.6626 EK26 57 1.19 1.4127 EK27 77 21.19 448.9128 EK28 53 -2.81 7.9129 EK29 67 11.19 125.1630 EK30 63 7.19 51.6631 EK31 57 1.19 1.4132 EK32 77 21.19 448.91

1786 5870.88

55.81

13.76

189.38

NO Kode Siswa2_

xxi

xx i

_

ix

_

x

S1

21S

LAMPIRAN 09

1. UJI NORMALITAS DATA

a. SD N 1 Penatih

Page 112: 1 file

1 EK1 77 21.19 448.912 EK2 40 -15.81 250.043 EK3 57 1.19 1.414 EK4 57 1.19 1.415 EK5 57 1.19 1.416 EK6 40 -15.81 250.047 EK7 37 -18.81 353.918 EK8 77 21.19 448.919 EK9 53 -2.81 7.91

10 EK10 33 -22.81 520.4111 EK11 53 -2.81 7.9112 EK12 67 11.19 125.1613 EK13 87 31.19 972.6614 EK14 53 -2.81 7.9115 EK15 67 11.19 125.1616 EK16 57 1.19 1.4117 EK17 40 -15.81 250.0418 EK18 50 -5.81 33.7919 EK19 53 -2.81 7.9120 EK20 33 -22.81 520.4121 EK21 47 -8.81 77.6622 EK22 43 -12.81 164.1623 EK23 47 -8.81 77.6624 EK24 63 7.19 51.6625 EK25 47 -8.81 77.6626 EK26 57 1.19 1.4127 EK27 77 21.19 448.9128 EK28 53 -2.81 7.9129 EK29 67 11.19 125.1630 EK30 63 7.19 51.6631 EK31 57 1.19 1.4132 EK32 77 21.19 448.91

1786 5870.88

55.81

13.76

189.38

NO Kode Siswa2_

xxi

xx i

_

ix

_

x

S1

21S

Berdasarkan table kerja diperoleh :

1. Nilai Rata-rata ( X@ ) = ∑ X

n

= 5870,88

32

= 55,81

2. Standar Deviasi (SD)

= √5870,88

32−1

= √5870,88

32=1

= 13,76

SD=√∑ ( X2−X__

2)2

(n2−1 )

Page 113: 1 file

Ringkasan Tabel Hasil Posttest Kelompok Eksperimen

No Total X Rata- rata (X) Standar Deviasi (SD)

Varians (SD2)

1 5870,88 55,81 13,76 189,38

Berdasarkan atas kurve normal, kelas interval.Frekuensi observasi (fo) dan

frekuensi empiric (fe) dari data skor Posttest kelas Eksperimen dapat dihitung

sebagai berikut.

Mengenai kelas interval dapat ditentukan melalui distribusi kurve normal

yang dibagi menjadi 6 bagian yaitu:

Kelas Interval 1= X@@ - 3SD - <X@ -2SD

= (76,41 – (3x8,84)) – (76,41 –(2x 8,84))= 49,89 – 58,73

Kelas Interval 4= X@@ - <X@ +1SD

= (76,41) – ( 76,41 + 8,84)= 76,42 – 85,25

Kelas Interval 2= X@@ - 2SD - <X@ -1SD

= (76,41 – (2x8,84)) –(76,41 –(1x 8,84))= 58,74 – 67,57

Kelas Interval 5= X@@ +1SD - <X@ +2SD

= (76,41 + 8,84)) – ( 76,41+(2x8,84))= 85,26 – 94,09

Kelas Interval 3= X@@ - 1SD - <X@= ( 76,41 – (1x8,84)) – 76,41= 67,58 - 76,41

6. Kelas Interval 6= X@@ +2SD - <X@ +3SD

= ( 76,41+(2x8,84)) – (76,41+ (3x8,84))= 94,10 – 102,93

Untuk mencari frekuensi empiric digunakan rumus sebagai berikut.

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 1

= f e1

100 x 40 =

2100

x 40 = 0,8

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 4

= f e 4

100 x 40 =

34100

x 40 = 13,6

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 2

= f e 2

100 x 40 =

14100

x 40 = 5,6

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 5

= f e 5

100 x 40 =

14100

x 40 = 5,6

Page 114: 1 file

32 32 0 1.482

(fo – fe) 2No Klasifikasi KI fo fe fo - fe

-0.64 0.41 0.64

0.13 0.20

JUMLAH

-0.48 0.23 0.05

6 - 97.10 1 0.64 0.36

5 - 83.34 4 4.4869.58

83.35

0.07

4 - 69.57 11 10.88 0.12 0.01 0.00

42.06

55.82

2.31 0.52

3 - 55.81 10 10.88 -0.88 0.77

2 - 42.05 6 4.48 1.52

1 - 28.29 0 0.6414.53

28.30

XXXXXXXXXXX

SDXSDX 23

SDXSDX 12

XSDX 1

SDXX 1

SDXSDX 21

SDXSDX 32

fe

fefo 2)(

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 3

= f e 3

100 x 40 =

34100

x 40 = 13,6

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 6

= f e 6

100 x 40 =

2100

x 40 = 0,8

Dari table kerjadi peroleh X2hit =

( f o−f e)❑2

f e

= 1,482 sedangkan untuk taraf

signifikansi 5% (ἁ=0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh X2tabel =

X2(0,05:5)= 11,07 karena X2

tabel >X2hit maka Ho diterima ( gagal ditolak). Ini berarti

sebaran data skor Posttest kelompok Eksperimen berdistribusi normal

Page 115: 1 file

1 Ko1 50 2.33 5.442 Ko2 50 2.33 5.443 Ko3 50 2.33 5.444 Ko4 37 -10.67 113.785 Ko5 63 15.33 235.116 Ko6 50 2.33 5.447 Ko7 53 5.33 28.448 Ko8 80 32.33 1045.449 Ko9 50 2.33 5.4410 Ko10 40 -7.67 58.7811 Ko11 40 -7.67 58.7812 Ko12 57 9.33 87.1113 Ko13 57 9.33 87.1114 Ko14 40 -7.67 58.7815 Ko15 40 -7.67 58.7816 Ko16 37 -10.67 113.7817 Ko17 37 -10.67 113.7818 Ko18 20 -27.67 765.4419 Ko19 40 -7.67 58.7820 Ko20 47 -0.67 0.4421 Ko21 50 2.33 5.4422 Ko22 27 -20.67 427.1123 Ko23 27 -20.67 427.1124 Ko24 50 2.33 5.4425 Ko25 77 29.33 860.4426 Ko26 37 -10.67 113.7827 Ko27 60 12.33 152.1128 Ko28 57 9.33 87.1129 Ko29 57 9.33 87.1130 Ko30 50 2.33 5.44

1430 5082.67

47.67

13.24

175.26

NO Kode Siswa 2_

xxi

xx i

_

ix2_

xxi

xxi

_

_

x

S1

21S

LAMPIRAN 10

1. Uji Normalitas Data

b. SD N 2 PENATIH

Page 116: 1 file

Berdasarkan table kerja diperoleh :

1. Nilai Rata-rata ( X@ ) = ∑ X

n

= 5082,67

30

= 47,67

2. Standar Deviasi (SD)

= √5082,67

30−1

= √5082,67

29

= 13,24

Ringkasan Tabel Hasil Posttest Kelompok Kontrol

No Total X Rata- rata (X) Standar Deviasi (SD)

Varians (SD2)

1 5082,67 47,67 13,24 175,26

Berdasarkan atas kurve normal, kelas interval. Frekuensi observasi (fo)

dan frekuensi empiric (fe) dari data skor Posttest kelas Kontrol dapat dihitung

sebagai berikut.

Mengenai kelas interval dapat ditentukan melalui distribusi kurve normal

yang dibagi menjadi 6 bagian yaitu:

Kelas Interval 1= X@@ - 3SD - <X@ -2SD

= (69,67 – (3x9,08)) – (69,67 –(2x 9,08))= 42,43 – 51,51

Kelas Interval 4= X@@ - <X@ +1SD

= (69,67) – ( 69,67 + 9,08)= 69,70 – 78,75

SD=√∑ ( X2−X__

2)2

(n2−1 )

Page 117: 1 file

30 30 0 8.543

2 0.6 1.4 1.96 3.27

JUMLAH

6 74.15 - 87.38

74.14 1 4.2 -3.2 10.24 2.44

14 10.2 3.8 14.44 1.42

5 60.92 -

4 47.68 - 60.91

47.67 10 10.2 -0.2 0.04 0.00

2 4.2 -2.2 4.84 1.1534.43

3 34.44 -

2 21.20 -

fe fo - fe (fo – fe) 2

1 7.95 - 21.19

fo

1 0.6 0.4 0.16 0.27

No Klasifikasi KI

XXXXXXXXXXX

SDXSDX 23

SDXSDX 12

XSDX 1

SDXX 1

SDXSDX 21

SDXSDX 32

fe

fefo 2)(

Kelas Interval 2= X@@ - 2SD - <X@ -1SD

= (69,67 – (2x9,08)) –(69,67 –(1x 9,08))= 51,52 – 60,59

Kelas Interval 5= X@@ +1SD - <X@ +2SD

= (69,67 + 9,08)) – ( 69,67+(2x9,08))= 78,76 – 87,83

Kelas Interval 3= X@@ - 1SD - <X@= ( 69,67 – (1x9,08)) – 69,67= 60,60 - 69,67

6. Kelas Interval 6= X@@ +2SD - <X@ +3SD

= ( 69,67+(2x9,08)) – (69,67+ (3x9,08))= 87,84 – 96,91

Untuk mencari frekuensi empiric digunakan rumus sebagai berikut.

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 1

= f e1

100 x 40 =

2100

x 40 = 0,8

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 4

= f e 4

100 x 40 =

34100

x 40 = 13,6

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 2

= f e 2

100 x 40 =

14100

x 40 = 5,6

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 5

= f e 5

100 x 40 =

14100

x 40 = 5,6

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 3

= f e 3

100 x 40 =

34100

x 40 = 13,6

Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 6

= f e 6

100 x 40 =

2100

x 40 = 0,8

Page 118: 1 file

Dari table kerja diperoleh X2hit =

( f o−f e)❑2

f e

= 8,543 sedangkan untuk taraf

signifikansi 5% (ἁ=0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh X2tabel =

X2(0,05:5)= 11,07 karenaX2

tabel >X2hit maka Ho diterima ( gagal ditolak). Iniberarti

sebaran data skor Posttest kelompok Eksperimen berdistribusi normal

Page 119: 1 file

LAMPIRAN 11

2. UJI HOMOGENITAS

Menghitung varians terbesar dan varians terkecil

Diketahui :

Simpangan baku Kelompok eksperimen : 13,76

Varians kelompok eksperimen : 189,38

Simpangan baku Kelompok kontrol : 13,24

Varians kelompok kontrol : 175,26

F = SD1

SD2

F = VariansTerbesarVarians Terkecil

F = 189,38175,26

F = 1,08

Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Dari hasil perhitungan diperoleh Fhit sebesar 1,08 sedangkan Ftabel pada taraf

signifikan 5% dengan db pembilang (31) dan db Penyebut (29) adalah 1,85. Ini

berarti Fhit<Ftabel, maka Ho diterima (Gagal Ditolak) berarti tidak terdapat

perbedaan varians masing – masing kelas atau harga varians data dikatagorikan

Homogen.

Page 120: 1 file

t hitung=X̄ 1− X̄ 2

√S gab

2

( 1

n1

+ 1

n2)

LAMPIRAN 12

3. UJI t

1) Uji Perbedaan Signifikan Data

Uji perbedaan signifikan data ( kesetaraan) digunakan agar

mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok control

memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak, untuk menguji digunakan

uji t-. Adapun langkah – langkah yang dilakukan yaitu:

(a) Mengitung Rata-rata, Simpangan baku, dan Varian

Rata – rata kelompok eksperimen : 55,81

Simpangan baku nilai post test Kelompok eksperimen : 13,76

Varians kelompok eksperimen : 189,38

Rata – Rata kelompok control : 47,67

Simpangan baku nilai post test Kelompok kontrol : 13,24

Varians kelompok kontrol : 175,26

Hipotesis yang diuji yaitu:

H0: t hit<ttabel

Ha :t hit>ttabel

Berikut perhitungannya:

sgab = (n1−1 ) s1

2+(n2−1 ) s22

(n1+n2 )−2

= (32−1 ) 189,38+(30−1 ) 175,76

(32+30 )−2

= 182,56

Setelah didapat Sgab, maka dilanjutkan dengan menghitung

thit sebagai berikut.

Page 121: 1 file

= 2,371

(b) Membadingkan

thit dengant tab

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh t hitung =

2,371 dan t table dengan dk = (32+30)-2 = 60 dan taraf

signifikansi 5% adalah 2.000. Ini berarti t hitung lebih dari t table

(t hitung > t tabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

=55 ,81−47 ,67

√182 ,56 ( 132

+ 130 )

Page 122: 1 file

Lampiran 13

Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan di kelas eksperimen

Gambar 01. Penyampaian apersepsi

Gambar 02. Kegiatan tanya jawab tentang materi pembelajaran

Page 123: 1 file

Gambar 03. Diskusi kelompok

Gambar 04. Mempresentasikan hasil kerja kelompok

Kegiatam di kelas kontrol

Foto 05. Menjelaskan materi yang akan dipelajari

Page 124: 1 file

Foto 06. Kegiatan Praktik

Gambar 07. Diskusi kelompok

Page 125: 1 file

Gambar 08. Pemberian soal evaluasi