1 file
-
Upload
adi-wiguna -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of 1 file
Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II
SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Aajaran 2013/2014
Oleh:I WAYAN REJI YASA
Nim: 0911031485
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHASINGARAJA
2014
Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur
Tahun Aajaran 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan kepadaUniversitas Pendidikan Ganesha
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan ProgramSarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEHI WAYAN REJI YASA
NIM : 0911031485
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHASINGARAJA
2014
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI
GELAR SARJANA PENDIDIKAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. DB. Kt. Ngr. Semara Putra, S.Pd.M.For Drs. I Ketut Ardana, M.Pd
NIP. 195805091985031002 NIP. 195507081979031003
Skripsi oleh I Wayan Reji Yasa
Telah dipertahankan di depan dewan pengji
Pada
Hari : Jumat
Tanggal : 21 November 2014
Dewan Penguji
Dr. I Wayan Rinda Suardika, S.Pd, M.Si (Ketua)NIP.19501230 198303 2 003
Drs. I Gusti Agung Oka Negara, S.Pd, M.Kes (Anggota)NIP. 19561127 198303 1 001
Drs. DB. Kt. Ngr. Semara Putra, S.Pd.M.FOr (Anggota)NIP. 19580509 198503 1 002
Drs. I Ketut Ardana, M.Pd (Anggota) NPI. 19550708 197903 1 003
Diterima oleh Panitia Ujian Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan
Ganesha Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Ketua Ujian,
Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.Kons
NIP 19570303 198303 2 001
Sekretaris Ujian,
Drs. Ign. I Wayan Suwatra, M.Pd
NIP 19560423 198303 1 002
Mengesahkan:
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan,
Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd
NIP 19550818 198303 1 002
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Pengaruh
pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis Reinvorcement terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas V semester II SD gugus I Gusti Gurah Rai Denpasar
Timur Tahun ajaran 2013/2014 beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dan mengutip dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya
ini.
Denpasar, 21 Oktober 2014
Yang membuat pernyataan
I Wayan Reji Yasa NIM. 0911031485
MOTTO
Janganlah takut
untuk melangkah,
karena jarak 1000 mil
dimulai dari satu
langkah
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang HyangWidhiWasa,
Tuhan Yang MahaEsa, karena atas berkat dan rahmat-Nya tulisan dengan judul
“Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar
Timur Tahun Ajar 2013/2014” dapat diselesaikan.
Disadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tulisan ini tidak pernah akan
selesai. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini diucapankan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. DB. Kt. NGR. Semara Putra, S.Pd.M.For selaku Pembimbing I
yang telah tulus dan sabar membimbing penulis dari awal sampai selesainya
skripsi ini.
2. Bapak Drs. I Ketut Ardana , M.Pd selaku Pembimbing II yang telah tulus dan
sabar membimbing penulis dari awal sampai selesainya skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd selaku Rektor Universitas
Pendidikan Ganesha.
4. Ibu Dr. MG Rini Kristiantari, M.Pd selaku ketua UPP PGSD dan PGPAUD
Denpasar
5. Bapak/IbuDosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak masukan
dalam penyusunan skrips iini.
6. Orang tua dan keluarga terkasih yang telah memberikan dukungan dan doa
restu.
7. Teman-teman sejawat dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.
Tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, agar dapat
bermanfaat dan memberikan arti kepada semua pihak yang berkepentingan, sangat
diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Denpasar,…………….2014
Penulis
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS REINFORCEMENT DAN SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS V
SD GUGUS I GUSTI NGURAH RAI TAHUN AJARAN 2013/2014
OLEH
I Wayan Reji Yasa, NIM 0911031501Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD gugus I Gusti Ngurah Rai tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian Non Equivalent Control Group Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD gugus I Gusti Ngurah Rai yang berjumlah 440 siswa. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling yang diacak adalah kelasnya untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan hasil pengundian yaitu siswa kelas V SD 1 Penatih sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 orang siswa dan kelas VB SD 2 Penatih sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes berupa tes objektif bentuk pilihan ganda biasa dengan jumlah soal 30. Analisis data menggunakan metode statistik uji-t.
Hasil pengujian menunjukan ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen X E = 55.81 > X E = 47,67 pada kelas kontrol dan berdasarkan kreteria pengujian thitung = 2,371> ttabel = 2,00 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis reinforcementIPA pada siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai tahun ajaran 2013/2014.
Kata kunci: pendekatan pembelajaran kontekstual, berbasis reinforcement, hasil belajar IPA
Abstract
This study aims to determine significant differences in science learning outcomes between students who learned with using contextual-based reinforcement learning approach and students who learned with conventional learning in class V sd group I Gusti Ngurah Rai academic year 2013/2014. This research is a quasi-experimental research design with Non-Equivalent Control Group research Design.Populasi in this study were fifth grade students of elementary Lieutenant Colonel Vishnu groups totaling 440 students. The samples in this study conducted by random sampling technique were randomized class to determine the experimental class and the control class with the results of the draw are fifth grade students of SD 1 Penatih as an experimental class numbering 32 students and class 2 SD VB Penatih as control classes totaling 30 students. Data collection methods used in this study using the test in the form of multiple choice objective test with the usual number of about 30. Analysis of the data using t-test statistical method. The test results showed no significant difference in learning outcomes between students that learned IPA using contextual learning model-based reinforcement learning approach and students who learned with conventional learning. This can be evidenced from the acquisition of the average value of the experimental class X E = 55.81> X E = 47.67 based on grade control and testing criteria of t = 2.371> table = 2.00 so H0 is rejected and Ha accepted. It can be concluded that the model-based learning approach to contextual learning in class V reinforcementIPA SD Force I Gusti Ngurah Rai academic year 2013/2014.
Keywords: contextual learning approach, based reinforcement, learning outcomes IPA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI...............................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN...........................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................v
MOTTO...............................................................................................................vi
PRAKATA...........................................................................................................vii
ABSTRAK...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................6
1.5 Asumsi dan Pembatasan Masalah......................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) berbasis
Reinforcement.....................................................................................9
2.2 Pembelajaran Konvensional...............................................................17
2.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar...................................................19
2.4 Hasil Belajar IPA................................................................................21
2.5 Kerangka Berfikir...............................................................................25
2.6 Hipotesis Penelitian............................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian....................................................29
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................32
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel......................36
3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian........................37
3.5 Uji Instrumen.......................................................................................37
3.6 Teknik Analisis Data...........................................................................43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HasilPenelitian.....................................................................................47
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian...............................................................52
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan..............................................................................................55
5.2 Saran...................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................57
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Pola Rancangan Eksperimen
Non Equivalent Contol Grup..........................................................29
Tabel 3.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kontekstual
Berbasis Reinforcement..................................................................31
Tabel 3.3 Sintaks Model Pembelajaran Konvensional..................................33
Tabel 3.4 Tabel Distribusi Anggota Populasi Penelitian
Berdasarkan Jenis Kelamin.............................................................34
Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Validitas Tes...............................................38
Tabel 3.6 Daya Pembeda................................................................................40
Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda..................................................41
Tabel 3.8 Kriteria Derajat Reliabilitas.............................................................42
Tabel 3.9 Ringkasan Tingkat Kesukaran........................................................43
Tabel 4.1 Tabel Rangkuman Hasil Belajar IPA Siawa Pada Ranah
Kognitif Kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai............................48
Tabel 4.2 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar..........49
Tabel 4.3 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Homegenitas Varians
antar Kelompok...............................................................................50
Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Penelitian..........................51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal penelitian…………………………………………………60
Lampiran 2. Surat Pengumpulan Data SD N 1 Penatih ……………………….61
Lampiran 3. Surat Pengumpulan Data SD N 2 Penatih………………………..62
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
di SD N 1 Penatih…………………………………...…………....63
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
di SD N 2 Penatih………………………...………………………64
Lampiran 6. RPP Kelompok Eksperimen……………...………………………65
Lampiran 7. RPP Kelompok Kontrol…………………...……………………..75
Lampiran 8. Kisi – kisi Tes Hasil Belajar IPA……………………..…………84
Lampiran 9. Soal Post Test……………..……………………………………..87
Lampiran 10. Uji Instrumen……….…..………………………………………..92
Lampiran 11. Hasil nilai Post Tes Siswa kelas V SD N1 Penatih
dan SD N2 Penatih…………….……………….………………..97
Lampiran 12. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen…………………………99
Lampiran 13 Uji Normalitas Data Kelas Kontrol……………………………103
Lampiran 14. Uji Homogenitas……………………………………………….107
Lampiran 15. Uji t…...………………………………………………………..108
Lampiran 16. Foto-FotoPenelitian……………………………………………110
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang strategis dalam membentuk
dan mengelola sumber daya manusia yang bekualitas sesuai dengan apa yang
menjadi harapan masyarakat dan negara. Melalui lembaga pendidikan diharapkan
akan mampu mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga akan
siap menghadapi berbagai macam tantangan dalam persaingan yang terjadi
dewasa ini. Dalam sistem pendidikan, sekolah merupakan ujung tombak dan
paling menentukan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.Pendidikan memiliki
kaitan yang erat dengan sekolah, karena sekolah merupakan tempat memperoleh
pendidikan secara formal. Perlu disadari bahwa proses pembelajaran merupakan
bagian yang sangat penting dari pendidikan. Pembelajaran yang bermutu tentu
akan menghasilkan output sumber daya manusia yang lebih bermutu. Untuk
menghasilkan sumber daya yang bermutu diharapkan guru memiliki peran yang
sangat besar dalam mengorganisasikan kelas sebagai bagian dari proses
pembelajaran dan siswa sebagai subjek yang sedang belajar. Pada kegiatan belajar
mengajar, guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran,
karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi
pembelajaran. Guru dikelas sebagai manajer yang selalu menjalankan fungsi
manajemen pembelajaran terhadap siswa, lingkungan belajar dan materi
pembelajaran. Hal ini akan dituangkan dalam rancangan atau tehnik pembelajaran
yang dibuat atau dipilihnya. Dengan demikian, proses pembelajaran yang efektif,
efisien dan menarik serta hasil belajar yang bermutu dapat dicapai.
Kemampuan guru untuk mengemas proses pembelajaran tentu tidaklah
spontan, namun perlu persiapan – persiapan. Pembelajaran yang bermutu tentu
diawali oleh persiapan yang baik pula. Persiapan tersebut meliputi; pembuatan
perangkat pembelajaran, perancangan kegiatan pembelajaran, dan persiapan
materi yang akan dibelajarkan kepada siswa. Kemampuan guru dalam hal ini tentu
memberi pengaruh yang sangat besar untuk dapat terlaksananya proses
pembelajaran yang bermutu dan bermakna bagi siswa.
Optimalisasi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran sangat bergantung pada faktor yang menyangkut kesiapan
siswa dan guru. Artinya, dalam pembelajaran kecermatan, keuletan, serta
semangat belajar merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh siswa, sementara
itu guru hanya besifat fasilitator. Berhasil atau gagalnya seorang siswa dalam
belajar pada suatu lembaga pendidikan, secara umum digunakan tolak ukur adalah
hasil belajar. Hal ini disebabkan karena hasil belajar merupakan salah satu
indikasi tentang hasil pendidikan dan salah satunya adalah hasil pembelajaran
Ilmu Pengetahuaan Alam ( IPA ). Dalam merancang pembelajaran, sehingga
mendapatkan hasil yang yang optimal seorang guru harus memperhatikan tujuan
diselenggarakannya pembelajaran itu sendiri, termasuk didalam pembelajaran
IPA.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap
jenjang pendidikan. Bila diajarkan menurut cara yang tepat, IPA merupakan suatu
mata pelajaran yang memberikan kesempatan latihan berpikir kritis kepada siswa.
Mata pelajaran IPA seharusnya merupakan suatu pelajaran yang ditunggu-tunggu,
disenangi, menantang dan bermakna bagi siswa. Kegiatan belajar mengajar
mengandung arti interaksi dari berbagai komponen, seperti guru, siswa, bahan
ajar, media dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari rabu, 2 januari
2013 kepada Bapak I Made Arya Wiguna selaku ketua Gugus I Gusti Ngurah Rai
Denpasar Timur , pelaksanaan pembelajaran IPA pada kenyataan dilapangan
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA guru masih menggunakan
pembelajaran yang bersifat konvensional. Penggunaan pembelajaran konvensional
yang didominasi metode ceramah masih banyak digunakan oleh guru. Hal ini
menyebabkan siswa merasa bosan mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga
siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Pengetahuan hanya
dipindahkan secara utuh dari pikiran guru kepikiran siswa. Siswa tidak diberi
kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Selain itu guru kurang
memperhatikan penggunaan atau pemanfaatan media dalam pembelajaran IPA.
Siswa sulit memahami dan kurang tertarik dengan apa yang akan dipelajari
sehingga pembelajar menjadi kurang bermakna. Dalam pembelajaran IPA
diperlukan pemahaman konsep yang mendalam bukan menghafal konsep yang
ada. Dalam belajar IPA siswa banyak menghadapi konsep – konsep penting yang
harus dikuasai, dimaknai agar dapat diingat lebih lama oleh otak. Tanpa
menghubungkan pengalaman baru dengan skema yang ada, pembelajaran akan
berlangsung kurang bermakna. Sehingga materi yang diperoleh mudah dilupakan,
yang pada akhirnya bermuara pada rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh
siswa.
Apabila pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan maka kompetensi
dasar dan indikator pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Selain itu pemilihan model pembelajaran yang tepat juga sangat memberikan
peranan dalam pembelajaran.
Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam
kehidupan sehari–hari. Pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru dalam upaya
meningkatkan hasil belajar IPA.
Muslich (2007:40) Menambahkan dalam suatu pembelajaran, pendekatan memang bukan segala–galanya masih banyak faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Faktor – faktor tersebut antara lain kurikulum yang menjadi acuan dasarnya, program pengajaran, kualitas guru, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber belajar,dan tehnik atau bentuk penilaian.
Selain faktor – faktor diatas seorang siswa akan dapat belajar dengan baik
dan mencapai hasil belajar yang baik pula apabila didukung oleh faktor luar
seperti misalnya reinforcement dan faktor dalam (psikologis) seperti misalnya
minat, kreatifitas.
Sardiman (2010:39) menegaskan kehadiran faktor–faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor psikologis akan senantiasa memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran secara maksimal, sebaliknya tampa kehadiran faktor psikologis ini akan memperlambat proses pembelajaran bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam mengajar.
Faktor luar dan faktor dalam sangat penting dimiliki oleh siswa sendiri
untuk menimbulkan ketertarikan belajar. Berbagai tehnik dapat ditempuh oleh
guru memotivasi siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan belajar.
Pemilihan tehnik yang sesuai dengan karakteristik siswa akan dapat
menumbuhkan motivasi siswa dalam mengatasi masalah belajar tersebut. Tehnik
yang dilakukan dalam memberi perhatian kepada siswa adalah dalam bentuk
memberi penguatan (reinforcement) pada setiap kemajuan yang ditunjukan siswa.
Reward (reinforcement) merupakan faktor penting untuk menimbulkan
ketertarikan untuk mengikuti pembelajaran di setiap mata pelajaran, khususnya
mata pelajaran IPA, sehinggga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam
penelitian ini diteliti model pembelajaran kontekstual berbasis tehnik
reinforcement yang dihubungkan dengan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis akan melaksanakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Reinforcement” Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus I Gusti
Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Ajaran 2013/2014”
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang
dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement
dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensinal pada kelas V
SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Ajaran 2013/2014?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa
yang dibelajarkan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis
reinforcement dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran
konvensinal pada kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun
Ajaran 2013/2014.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang dapat dilihat
dari segi teoritis dan praktis. Adapun manfaat teoritis maupun manfaat praktis
tersebut adalah sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoritis
(1) Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan sekaligus
menambah reference hasil penelitian ilmu pengetahuan di bidang
pendidikan khususnya dalam mata pelajaran IPA SD.
(2) Hasil penelitian ini akan memberikan penjelasan yang rinci tentang
keunggulan pendekatan pembelajaran Kontekstual Berbasis
Reinforcement yang teruji secara eksperimental untuk
meningkatkan hasil belajar IPA Sekolah Dasar.
(3) Hasil penelitian ini akan memberikan konsep dan fakta baru yang
bisa dijadikan pedoman dalam rancangan perencanaan
pembelajaran maupun pedoman dalam rancangan penelitian
selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi beberapa pihak yaitu :
(1) Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi dunia pendidikan yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran di sekolah
khususnya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Salah satunya dengan
menggunakan model pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement.
(2) Siswa
Manfaat bagi siswa dari penelitian ini adalah siswa akan mendapatkan
suasana pembelajaran yang baru dengan tambahan penggunaan media
sehingga diharapkan siswa akan lebih antusias dalam prose pembelajaran
dengan demikian hasil pembelajaran akan meningkat.
(3) Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative
pendekatan pembelajaran sehingga guru dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
(4) Peneliti
Peneliti akan mendapatkan pengalaman langsung mengenai penelitian
ekperimental dan mengaetahui bagaimana menciptkan suasana pembelajaran
yang menyenangkan sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar.
(5) Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pedoman
untuk melakukan penelitian yang terkait.
1.5 ASUMSI DAN PEMBATASAN MASALAH
1.5.1 Asumsi Penlitian
Dalam melaksanakan penelitian eksperimen ini terdapat 2 asumsi sebagai
berikut.
(1) Kedua kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian masih
menggunakan kurikulum yang sama dan memiliki sarana prasarana
pembelajaran yang memadai.
(2) Kelas eksperimen maupun kelas kontrol masih dalam satu gugus dan
kedua kelas dinyatakan setara melalui uji kesetaraan.
1.5.2 Pembatasan Masalah
Sesungguhnya banyak faktor yang terkait dan mempengaruhi kualitas
proses pembelajaran, seperti apa yang telah diidentifikasi diatas. Namun dengan
keterbatasan waktu, biaya, tenaga yang tersedia dan kemampuan peneliti maka
pada penelitian ini, difokuskan pada pengaruh pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Berbasis Reinforcement Terhadap Hasil Belajar IPA pada siswa kelas
V SD semester II di Gugus I Gusti Ngurah Rai tahun ajaran 2013/2014 dan hanya
mencari hasil belajar kognitif.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) berbasis Reinforcement
2.1.1 Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang tidak bersifat
abstarktif melainkan bersifat nyata yang disesuaikan dengan lingkungan
belajar anak.
Sanjaya (2008:109) menyatakan Contekstual Teaching Learning ( CTL ) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus dipahami, pertama,
CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan
materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman
langsung. Proses pembelajaran CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya
menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran.
Kedua, CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan
antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa
dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan kehidupan nyata.
Ketiga, CTL mendorong siswa untuk menerapkannya dalam
kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat
memhami materi yang dipelajarinya akan tetapi bagaimana materi itu
dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari – hari. Materi
pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk diotak dan kemudian
dilupakan akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan
nyata.
Trianto (2008:17) menyatakan pendekatan kontekstual (Contekstual Teaching Learning) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna
bagi siswa. Oleh sebab itu proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer
pengetahuan dari guru dan siswa.
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut maka dapat disimpulkan
pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan yang menuntut
adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan
mengaitkan mata pelajaran melalui situasi dunia nyata sehingga
pembelajaran akan lebih menarik dan siswa memperoleh pengetahuan
yang bermakna.
Proses pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Melalui
proses pembelajaran kontekstual, akan dapat membantu siswa untuk
memahami materi, makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan
mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari –
hari (konteks pribadi, social, dan cultural), sehingga siswa memiliki
pengetahuan secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu
konteks permasalahan ke konteks permasalahan lainnya. Pengajaran
kontekstual memungkinkan siswa–siswa TK sampai dengan SMA untuk
menguatkan, memper jelas, menerapkan pengetahuan dan keterampilan
akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar
sekolah agar dapat memecahkan masalah – masalah dunia nyata atau
masalah – masalah yang disimulasikan. CTL menekankan pada berfikir
tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin, pensintesisan
imformasi dan data dari berbagai sumber serta pandangan. Disamping itu
telah diidentifikasi unsur kunci CTL. University of Washington dalam
Trianto,2008:19), seperti berikut ini;
Pembelajaran bermakna: relevansi dan penghargaan pribadi siswa
bahwa ia berkepentingan terhadap konten yang harus dipelajari, penerapan
pengetahuan: kemampuan untuk melihat bagaimana/ apa yang dipelajari
diterapkan dalam tatanan – tatanan yang lain dan fungsi – fungsi pada
masa sekarang dan yang akan datang, berpikir tingkat lebih tinggi: siswa
dilatih untuk menggunakan berpikir kritis dan kreatif dalam
mengumpulkan data, memahami suatu isu, atau memecahkan suatu
masalah, kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar: konten
pengajaran berhubungan dengan suatu rentang beragam standar lokal,
Negara bagian, nasional, asosiasi, dan/ atau industry, responsip terhadap
budaya: pendidik harus memahami dan menghormati nilai – nilai,
keyakinan – keyakinan, dan kebiasaan – kebiasaan siswa, sesama rekan
pendidik dan masyarakat tempat mereka mendidik dan penilaian autentik:
penggunaan berbagai macam strategi penilaian secara valid mencerminkan
hasil belajar sesungguhnya yang diharapkan dari siswa.
Sesuai dengan karakteritiknya, pembelajaran CTL memiliki tujuh
komponen utama, yaitu kontruktivisme (Contruktivism), inkuiri (Inquiri),
bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), penilaian sebenarnya
(Authentic Assesment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan
CTL jika menerapkan ketujuh prinsip tersebut tersebut dalam
pembelajarannya. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang
studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya (Trianto,
2008:25). Adapun penjelasan dari ketujuh prinsip tersebut diantaranya
sebagai berikut.
(1) Kontrukstivisme
Kontukstivisme suatu landasan teoritik pendidikan modern
termasuk CTL adalah teori pembelajaran kontrukstivis. Pendekatan ini
pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun seniri
pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar – mengajar.
Proses pembelajaran lebih diwarnai student centered daripada teacher
centered. Sebagian besar waktu proses belajar - mengajar berlangsung
dengan berbasis pada aktivitas siswa. Kontruktivisme merupakan landasan
berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut
dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, serta
memberikan kesempatan siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya
sendiri sehingga dapat menyadarkan siswa agar menerapkan strategi
mereka sendiri dalam belajar.
(2) Inkuiri
Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta – fakta, tetapi hasil
dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk
pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan. Siklus inkuiri
terdiri dari; (1) observasi, (2) bertanya, (3) mengajukan dugaan, (4)
pengumpulan data, (5) penyimpulan.
(3) Bertanya
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya.
Questioning (bertanya) merupakan strategi utama berbasis kontektual.
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi
siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali imformasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian
pada aspek yang belum diketahuinya.
(4) Masyarakat Belajar
Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas
CTL, guru disarankan melaksanakan pembelajaran dalam kelompok –
kelompok belajar. Ssiswa dibagi dalam kelompok – kelompok yang
anggotanya heterogen
(5) Pemodelan
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan
tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswanya. Dalam
pembelajaran kontekstual, guru bukan satu – satunya model.
Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang bisa
ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang
diketahui.
(6) Refleksi
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari
atau bepikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan
dimasa lalu. Siswa mengendapakan apa yang baru dipelajarinya
sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan
atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.
(7) Penilaian Sebenarnya (autentik assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang
bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran
belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa
siswa mengalami proses pembelajaran yang benar. Karakteristik
penilaian autentik, dilaksanakan selama dan sesudah proses
pembelajaran berlangsung, dalam pelaksanaannya bisa digunakan
untuk formatif dan sumatif. Yang diukur dalam penelian autentik
adalah keterampilan dan perfomansi, bukan mengingat fakta. Dan
yang perlu diingat penilaian ini dilakukan secara berkesinambungan,
terintegrasi serta dapat digunakan sebagai feed back.
Dalam CTL hal – hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi
siswa, antara lain: proyek atau kegiatan dan laporannya, PR (pekerjaan rumah),
kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal,
hasil tes tulis, karya tulis.
Sanjaya (2008:114) menyebutkan ada beberapa hal yang harus dipahami
dalam konteks CTL, yaitu:
(1) Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi mengkontruksi pengetahuan
sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.
(2) Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas – lepas,
pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang
dialami.
(3) Belajar adalah pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah
anak akan berkembang secara utuh yang bukan hanya berkembang
intelektualnya tetapi juga mental dan emosionalnya.
(4) Belajar adalah proses pengalaman diri sendiri yang berkembang secara
bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks.
(5) Belajar pada hakekatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.
2.1.2 Tehnik Reinforcement dalam Pembelajaran
Reinforcement atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan penguatan
sangat penting dilakukan khususnya di SD untuk membuat siswa termotivasi
dalam proses belajar.
Sanjaya (2006:37) keterampilan dasar memberikan penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau korelasi.
Melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru,
maka siswa akan merasa terdorong selamanya untuk memberikan respon setiap
kali muncul stimulus dari guru atau siswa akan berusaha menghindari respon yang
dianggap tak bermanfaat. Dengan demikian fungsi keterampilan penguatan
(reinforcement) itu adalah untuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga
siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses
pembelajaran.
Tehnik reinforcement yang diberikan oleh guru ada dua, yaitu
reinforcement verbal dan reinforcement non verbal
(1) Penguatan/reinforcement Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-
kata, baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi. Adapun
yang termasuk dalam bentuk reinforcement verbal seperti:
( kamu hebat, mengagumkan, baik, setuju, benar, ya, betul, tepat sekali, bagus,
tepat sekali ), demikian juga ketika jawaban siswa kurang sempurna guru
berkata: “hampir tepat”.
(2) Penguatan/reinforcement non verbal
Penguatan/reinforcement non verbal yaitu penguatan yang
diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya, melalui anggukan kepala tanda
setuju, gelengan kepala tanda tidak setuju, mengernyitkan dahi, mengangkat
pundak dan lain sebagainya. Selain itu, penguatan non verba ljuga dapat
dilakukan dengan memberikan tanda-tanda tertentu, misalnya penguatan
dengan melakukan sentuhan (contact) dengan berjabat tangan atau menepuk-
nepuk pundak siswa setelah siswa memberikan respon yang bagus.
2.2 Pembelajaran Konvensional
Metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran konvensional adalah
ekspositori. Metode ekspositori sama artinya dengan metode ceramah dalam hal
terpusatnya kegiatan guru sebagai pemberi informasi.
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa
diterapkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (Ridwan, 2008). Dalam
perkataan lain guru lebih sering menggunakan model penyampaian informasi
secara langsung kepada siswa dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum
secara ketat. Menurut Rasana (2012), peran siswa dalam proses pembelajaran
konvensional adalah sebagai objek dari pendidikan, bukan sebagai subjek
pendidikan, sedangkan peran guru adalah sebagai penguasa atau bersifat otoriter.
Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan
mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi pembelajaran konvensional
kurang menekankan keterampilan proses.
Burrowes (2009), pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi
konten, tanpa memberikan waktu cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-
materi yang dipresentasikan, menghubungkan dengan pengetahuan sebelumnya,
dan mengaplikasikannya pada kehidupan nyata. Pembelajaran kovensional
menurut Trianto (2012: 58) dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
(1) Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada kelompok.
(2) Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering
diborong oleh salah seorang siswa anggota kelompok sedangkan anggota
kelompok lainnya hanya ‘mendompleng’ keberhasilan ‘pemborong’.
(3) Kelompok belajar biasanya homogen.
(4) Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan
untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.
(5) Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.
(6) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh
guru saat belajar kelompok sedang belangsung.
(7) Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
(8) Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran
konvensional adalah pembelajaran yang didominasi oleh guru dan siswa
cenderung kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal inilah yang
menjadi landasan dasar penghambat pemahaman konsep oleh masing-masing
siswa sehingga hasil belajar yang diharapkan tidak tercapai dengan maksimal.
2.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.
Samatowa (2006:2) IPA merupakan “Ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam ini dan menyatakan, IPA adalah suatu cara atau
metode yang mengamati alam”. Nash juga menjeskan bahwa cara IPA mengamati
dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara sutu
fenomena dengan fenomena lain lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu
perspektif yang baru tentang objek yang diamati.
Dari kedua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
IPA adalah suatu cara atau metode yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam ini.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran
(Salingtemas) Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
sikap ilmiah. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di
SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh
peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik
untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memperoleh keyakinan
terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan
dan keteraturan alam ciptaan-Nya. Dan selanjutnya siswa dapat mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat serta memiliki kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Menurut Sudana,dkk (2010:5) ada beberapa alasan pentingnya
pembelajaran IPA di sekolah dasar yaitu sebagai berikut :
(1) IPA dapat membantu secara positif pada anak-anak untuk dapat memahami
mata pelajaran lain terutama bahasa dan matematika.
(2) IPA di banyak negara, terutama pendidikan IPA di sekolah dasar merupakan
pendidikan terminal untuk anak-anak, dan ini berarti hanya selama di SD
itulah mereka dapat mengenal lingkungannya secara logis dan sistematis.
(3) IPA SD benar-benar dapat menyenangkan. Anak-anak di manapun diam-diam
tertarik dengan masalah-masalah kecil, baik masalah buatan maupun masalah
kebetulan di alam sekitarnya. Apabila pembelajaran IPA dapat dipusatkan ke
arah masalah-masalah seperti itu, melakukan eksplorasi menjadi jalan untuk
mengungkapkan apa yang diminta siswa, maka tidak ada pelajaran lain yang
menggiurkan dan menakjubkan selain IPA.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu
mata pelajaran yang mempelajari peristiwa – peristiwa yang terjadi di alam,
memberikan kesempatan untuk berpikir kritis sehingga setelah mempelajarinya
seseorang mampu memahami alam sekitar dan memecahkan masalah yang terjadi
dialam sekitar.
2.4 Hasil Belajar IPA
Hasil belajar IPA merupakan cara untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA.
Menurut Sanjaya (2008: 256) Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa sebagai konsekuensi dari upaya yang telah dilakukan sehingga terjadi perubahan perilaku pada yang bersangkutan baik prilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Umumnya hasil belajar itu ditunjukan melalui nilai atau angka yang diperoleh siswa setelah melakukan serangkaian proses evaluasi.
Sudjana (2010:3) mengemukakan bahwa Penilaian hasil belajar mengisyaratkan hasil belajar sebagai program atau objek yang menjadi sasaran penilaian. Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakekatnya menilai penguasaan siswa terhadap indikator pembelajaran. Hal ini karena isi rumusan indikator pembelajaran menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa kemampuan-kemampuan siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Hasil belajar sebagai objek penilaian dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori, antara laian keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian
dan cita-cita. Kemudian dibagi menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif dan
psikomotor. Masing-masing ranah terdiri dari sejumlah aspek yang saling
berkaitan. Dimyati dan Mudjiono (2002: 174) menyatakan bahwa siswa yang
belajar akan mengalami perubahan. Jika sebelum belajar, kemampuannya hanya
25% maka setelah belajar selama lima bulan akan menjadi 100%. Hasil belajar
tersebut meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Perolehan aspek-
aspek perubahan prilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Dalam pembelajaran, perubahan prilaku yang harus dicapai oleh
siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran itu adalah hasil belajar yang
diinginkan pada diri siswa.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Soediarto (dalam Solihatin, 2011:6),
mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang
dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan Aronson dan Briggs (dalam Solihatin,
2011:6) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati
dan menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang. Hasil belajar ini sering
dinyatakan dalam bentuk-bentuk pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
mengalami proses belajar.
Hasil belajar IPA siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
dalam pengayaan materi IPA. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Diantara ketiga
ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah
karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan
pengajaran. Ketiga hasil belajar dalam perilaku siswa tidak berdiri sendiri atau
lepas satu sama lain, tetapi merupakan satu kesatuan. Pengelompokan ke dalam
tiga ranah bertujuan membantu usaha untuk menguraikan secara jelas dan spesifik
hasil belajar yang diharapkan.
Hasil belajar IPA itu diperoleh dari interaksi siswa dengan lingkungan
yang sengaja direncanakan guru dalam perbuatan mengajarnya. Mengajar tidak
hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran dari guru kepada siswa. Mengajar
merupakan seluruh kegiatan dan tindakan yang diupayakan oleh guru untuk
terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Dalam hal
ini sasaran akhirnya adalah siswa belajar. Untuk itu guru dapat memfasilitasi
terjadinya proses belajar, melakukan kegiatan didalam dan diluar kelas sehingga
interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar bervariasi.
Dalam proses belajar mengajar ada beberapa faktor yang akan
mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu:
(1) Faktor Internal Siswa, faktor ini berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
meliputi dua aspek yaitu :
a. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang mengandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
b. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kualitas perolehan yang dapat mempengaruhi kualitas
perolehan pemblajaran siswa diantaranya.Tingkat kecerdasan /Intelegensi
siswa sikap siswa bakat siswa,minat siswa dan motivasi siswa
(2) Faktor Eksternal Siswa, faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam yakni :
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa yang
termasuk lingkungan dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar
tempat tinggal siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
b. Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya alat-
alat blajar, kedaan cuaca, dan waktu belajar digunakan siswa. Khusus
mengenai waktu yang disenangi untuk belajar adalah pada pagi hari lebih
efektif dari pada belajar pada waktu-waktu yang lain.
(3) Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu. Disamping faktor-faktor internal dan eksternal
siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan
proses pembelajaran siswa tersebut.
2.5 Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang
dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan
pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara
guru dengan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Dari
interaksi yang dibangun tersebut, diharapkan siswa dapat membangun
pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi siswa sehingga mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di Sekolah Dasar, khususnya
pada pembelajaran IPA, pendekatan pembelajaran yang diterapkan kurang
memperhatikan keterkaitan antara materi dengan lingkungan nyata. Dalam
evaluasi, guru hanya berpedoman pada penilaian pekerjaan rumah, ulangan
harian, dan ulangan umum. Selain itu pembelajaran IPA yang diterapkan oleh
guru masih bersifat ekspositori sehingga belum mampu membangkitkan budaya
belajar pada diri siswa. Siswa belum diberikan kesempatan secara optimal
mengkuntruksi pengetahuannya dengan menemukan bukti – bukti ilmiah secara
langsung tentang pengetahuan yang diperolehnya. Kesenjangan antara harapan
dan kenyataan menyebabkan perlu adanya suatu upaya untuk mengurangi
kesenjangan tersebut. Salah satu alternatif untuk mengurangi kesenjangan tersebut
adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement.
Pendekatan kontekstual adalah suatu pembelajaran yang membantu guru
mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep seperti itu, maka proses pembelajaran akan
berlangsung secara bermakna. Proses pembelajaran akan berlangsung secara
alamiah dalam bentuk kegiatan bekerja dan mengalami, bukan “transfer“
pengetahuan dari guru ke siswa. Proses pembelajaran lebih utama daripada hasil
pembelajaran. Dalam konteks ini, siswa harus sadar tentang makna belajar, apa
manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Siswa sadar
bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna dalam kehidupannya. Dengan
penerapan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran akan memberi
waktu lebih kepada siswa untuk mendalami materi dalam proses pembelajaran
ilmu pengetahuan alam (IPA) yang dipelajarinya.
Dalam penerapannya di kelas, pembelajaran kontekstual tetap
memperhatikan tujuh komponen pokok pembelajaran yang efektif, yaitu
konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning),
masyarakat belajar (learningcommunity), pemodelan (modeling), refleksi
(reflection) dan penilaian autentik (authenticassessment) (Rusman, 2010 : 193).
Dengan menerapkan ketujuh komponen yang terdapat pada pendekatan
pembelajaran kontekstual dalam suatu proses pembelajaran, maka hasil belajar
IPA akan dapat ditingkatkan. Disamping itu juga, dengan penerapan pembelajaran
kontekstual akan membuat siswa lebih banyak belajar dari dunia nyata anak itu
sendiri, karena siswa mengulang pelajaran tentang apa yang telah diberikan
disekolah. Ini berarti dengan penggunaan pembelajaran kontekstual akan
memperjelas materi yang disajikan guru dan dapat lebih mudah membantu siswa
untuk memahami materi sehingga berhimbas positif pada hasil belajar. Selain
pembelajaran yang inovatif, dalam pembelajaran untuk siswa juga dibutuhkan
penguatan dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar IPA dapat mencapai hasil
yang optimal. Penguatan yang diberikan pada siswa dapat memotivasi siswa dan
membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini juga
diperkuat oleh hasil penelitian beikut.
Widiasih (2012) berdasakan penelitian yang dilaksanakan menunjukkan bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), memiliki rata – rata aktivitas belajar sebesar 80,46. Untuk kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, memiliki rata – rata aktivitas belajar sebesar 58,57. Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), memiliki rata – rata hasil belajar sebesar 69,66. Untuk kelompok siswa yang megikuti pembelajaran konvensional, memiliki rata – rata hasil belajar sebesar 44,82.
Suyasmini (2012) yang dicobakan pada siswa kelas VI SD Negeri 1 dan 3 Banjar Jawa, Buleleng. Penelitian menyatakan bahwa prestasi belajar
matematika siswa sudah mencapai KKM yaitu minimal 64, daya serap dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal masing-masing minimal 64% dan 70%. Jadi, dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Kontekstual proses belajar siswa menjadi lebih bermakna sehingga terdapat peningkatan terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Berdasarkan urain tersebut, dapat diduga bahwa penerapan pembelajaran
kontekstualberbasis reinforcement akan dapat menimbulkan peningkatan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai
Denpasar Timur.
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian
yang kebenaranya harus di uji.
Berdasarkan pada kajian teori, rumusan maslah, dan kerangka berfikir
maka peneliti dapat mengemukakan hipotesis sebagai berikut: terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran Kontekstual berbasis Reinforcement dengan
kelompok siswa yang di belajarkan dengan model pembelajaran konvensional
siswa kelas V SD N 1 Penatih dan SD N 2 Penatih Tahun Ajaran 2013/2014.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian
3.1.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Eksperimental
semu (Quasi eksperiment). Design penelitian ini adalah Nonequivalent
Control Group Design. Rancangan penelitian ini dipilih karena
randomisasi individu tidak dapat dilakukan. Pree test biasanya dilakukan
untuk menyetarakan kelompok, yang dibandingkan hanya skor post test
saja. Post test digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok. Design penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut.
(Sugiyono, 2012:79)
KE O1 X O2
KK O3 - O4
Keterangan:
KE = Kelompok eksperimen X = Perlakuan dengan pendekatan pembelakjaran kontekstual
berbasis reinforcementKK = Kelompok control- = Perlakuan dengan pembelajaran konvensional O1 = Pre Test pada kelompok eksperimenO3 = Pre Test pada kelompok kontrolO2 = Observasi berupa post test pada kelompok eksperimenO4 = Observasi berupa post test pada kelompok control
Pada rancangan penelitian ini, kedua kelompok subjek penelitian
dipilih secara acak (random).Kelompok pertama (kelompok eksperimen)
dikenai perlakuan (treatment) dengan pendekatan pembelajaran
kontekstual berbasis reinforcement dan kelompok yang kedua diberikan
perlakuan (treatment) dengan pembelajaran konvensional.Sehingga
nantinya dalam analisis data yang diambil dari rancangan ini dilakukan
dengan membandingkan antara O2 dan O4.
3.1.2 Prosedur penelitian
Sebelum melakukan sebuah penelitian ada langkah-langkah atau
prosedur yang wajib dijalani. Langkah pertama adalah kita sebagai peneliti
harus memilih sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Karena di sini
peneliti melakukan penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement, usahakan sekolah tersebut
belum pernah menggunakan model pembelajaran ini. Dengan demikian akan
lebih maksimal hasil penelitian yang akan di peroleh. Selanjutnya melakukan
observasi di sekolah tersebut dan meminta izin kepada kepala sekolah bahwa
peneliti akan melakukan penelitian eksperimen ini di sekolah tersebut.
Selanjutnya melakukan persiapan sebelum melakukan penelitian ini. Persiapan
tersebut antara lain sebagai berikut.
(1) Persiapan Penelitian
Langkah-langkah yang akan di lakukan pada tahap persiapan
eksperimen ini adalah sebagai berikut. (a) Menyusun RPP yang dan sumber
belajar yang lainya untuk digunakan dalam melakakukan proses pembelajaran
pada kelas eksperimen, (b) mebuat instrumen penelelitian berupa tes hasil
belajar untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa, (c) Menguji validitas tes
hasil belajar yang akan digunakan.
(2) Pelaksanaan Eksperimen
Langah-langkah yang akan dilakuan pada saat pelasanaan eksperimen
adalah, (a) menentukan sampel penelitian, (b) menentukan kelas eksperimen
dan kelas control dengan melakukan pengundian, (c) melaksanakan penelitian
dengan melakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual
kepada kelas eksperimen dengan langkah-langkah sebagai beriut.
Tabel 3.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kontekstual
Berbasis Reinforcement
Kerangka Pembelajaran Kontekstual
Kegiatan Guru
Kontruktivisme PENDAHULUAN1. Menyampaikan salam pembuka2. Melakukan Persensi3. Melakukan apersepsi dan memotivasi siswa
dengan melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi IPA atau cerita
Inkuiri
MasyarakatBelajar
Bertanya
Pemodelan
Refleksi
yang terkait dengan materi yang akan dipelajari.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran5. Menyampaikan materi dan uraian kegiatan
pembelajaran
KEGIATAN INTIEKSPLORASI
1. Menyampaikan permasalahan sehari – hari siswa yang disertai dengan tanya jawab antara guru dan siswa.
2. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang bersifat heterogen ( jenis kelamin, kemampuan, dan gaya berfikir )
ELABORASI3. Guru membagikan lembar kerja siswa yang
berisi tugas yang berisikan tugas yang harus dikerjakan masing – masing kelompok yang berkaitan dengan materi IPA yang sedang dipelajari
4. Mengawasi dan membimbing dalam melakukan penemuan/inkuiri serta menyusun laporan hasil penemuan.
5. Guru membimbing siswa dan memfasilitasi siswa dalam menyelesaikan masalah
KONFIRMASI6. Guru membantu siswa dalam menyiapakan
bahan persentasi didepan kelas7. Guru meminta perwakilan kelompok untuk
melakukan pemodelan atau menyampaikan hasil diskusi didepan kelas
8. Memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk menanggapi hasil diskusi yang disampaikan oleh temannya
9. Memberi umpan balik dan penguatan terhadap hasil diskusi siswa
PENUTUP10. Membimbing siswa membuat kesimpulan
mengenai apa apa yang sudah dipelajari11. Melakukan refleksi terhadap kegiatan
Penilaian Autentik pembelajaran yang telah dilaksanakan12. Mengadakan evaluasi13. Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya14. Memberi tindak lanjut berupa pkerjaan
rumah
Tabel 3.3 Sintaks Model Pembelajaran Konvensional
FaseKe
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
IMembuka Pelajaran1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Memperhatikan Keterangan Guru1. Memperhatikann guru dan
mencatat
II
Menjelaskan Materi Pembelajaran1. Menjelaskan
definisi/teori/teorema2. Memberikan contoh soal
dan pembahasannya3. Memberikan kesempatan
bertanya apabila ada yang belum dimengerti
4. Memberikan latihan soal-soal
Memperhatikan penjelasan guru1. Mendengarkan penjelasan guru
tentang teori yang berkaitan dengan materi pelajaran
2. Mencermati contoh soal yang diberikan guru
3. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami
III
Penutup1. Menyarankan untuk
membuat rangkuman2. Memberikan pekerjaan
rumah
Penutup1. Membuat rangkuman seperlunya2. Mencatat PR yang diberikan guru
Penilaian1. Dilakukan setelah selesai
pembelajaran secara individu
Penilaian1. Mengerjakan tes secara individu
(Diadaptasi dari Depdiknas,2004)
(3) Akhir Eksperimen
Pada tahap pengakhiran eksperimen langkah-langkah yang akan
dilakukan adalah memberikan pos-test pada akhir penelitian, baik untuk
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Arnyana (2007:50) menyatakan, “populasi adalah semua subyek atau
obyek sasaran penelitian, yang dijadikan sumber informasi atau data dalam
penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2002:57) menyatakan “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan Riduwan
(2002:3) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan dan karakteristik
unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.
Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus
Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur yang terdiri dari 9 SD. Adapun
anggota populasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Tabel Distribusi Anggota Populasi Penelitian Berdasarkan
Jenis Kelamin.
No. Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa
1. SD Negeri 1 Penatih V 32
2. SD Negeri 2 Penatih VA 30
VB 30
3. SD Negeri 3 Penatih V 32
4. SD Negeri 4 Penatih VA 27
VB 26
5. SD Negeri 5 Penatih VA 27
VB 27
6 SD Negeri 6 Penatih V 28
7 SD Negeri 9 Kesiman V 30
8 SD 6 Saraswati VA 52
VB 51
VC 48
Kamus besar bahasa Indonesia (2002: 991) menyatakan, “sampel
adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukan sifat suatu kelompok yang
lebih besar”. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
(Arikunto, 2006:131). Mardalis (2009:55) menyatakan “sampel adalah
sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian”.
Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak biasa dilakukannya
pengacakan individu, oleh karena itu pengabilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan teknik sampel random, tetapi yang dirandom adalah kelas,
dengan memberikan kemungkinan yang sama bagi kelas yang menjadi
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian. Dalam
Menentukan kelas eksperimen dan kelas control dilakukan dengan mengundi.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel
3.3.1 Identifikasi Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2012:23). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis reinforcement.
Sedangkan variable terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar IPA
3.3.2 Definisi Oprasional Variabel
(1) Pendekatan Pembelajaran Kontektual Berbasis Reinvorcement.
Pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan yang
menuntut adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran
dengan mengaitkan mata pelajaran melalui situasi dunia nyata sehingga
pembelajaran akan lebih menarik dan siswa memperoleh pengetahuan yang
bermakna. Sedangkan reinforcement adalah segala bentuk respons yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi
siswa atas perbuatan atau responya yang diberikan sebagai suatu dorongan
atau korelasi.
(2) Hasil Belajar IPA
Hasil belajar IPA adalah hasil yang dicapai individu setelah
individu brsangkutan setelah belajar IPA. Hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA diukur dengan tes. Tes yang digunakan untuk
mengumpulkan hasil belajar kognitif adalah tes objektif.
3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.4.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini adalah data tentang hasil belajar IPA siswa kelas
V. Data tentang hasil belajar IPA dikumpulkan dengan menggunakan tes
hasil belajar IPA.
3.4.2 Instrumen
Tes untuk mengukur hasil belajar IPA dikonstruksi dalam bentuk soal
objektif yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam penelitian. Tes
ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap pelajaran IPA yang
diperoleh. Kriteria penilaian tes kemampuan menyelesaiakan soal objektif IPA
adalah dengan cara setiap item soal diberikan sekor 1 bila siswa menjawab
dengan benar serta sekor 0 untuk siswa yang menjawab salah. Sekor setiap
jawaban kemudian dijumlahkan dan jumlah trsebut merupakan sekor variable
hasil belajar IPA. Sekor hasil belahar IPA bergerak dari 0 – 100.Sekor 0
merupakan sekor minimal ideal serta 100 merupakan sekor maksimal hasil
beljar IPA.
3.5 Uji Instrumen
Tes hasil belajar IPA yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh
peneliti sendiri dan dibantu dengan buku sumber. Sebelum tes tersebut digunakan
terlebih dahulu tes akan di uji validitas dan reliabilitasnya, daya beda dan indeks
kesukaran.
3.5.1 Uji Validitas
Validitas tes objektif ditentukan melalui analisis butir berdasarkan
koofesien korelasi point biserial (rpbi), karena tes bersifat dikotomi. Adapun rumus
yang digunakan adalah.
r pbi=[ M p−M t
SDt ](√ pq ) (Sudijono, 2011 : 185)
Keterangan:rpbi = Koefisien kolerasi point biserialMp = rata-rata skor untuk menjawab benarMt = rata-rata skor untuk seluruhnyaSDt = standar deviasi (simpangan baku) skor totalP = proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir yang sedang
di uji validitas itemnyaq = 1-p
Nilai yang diperoleh dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari
r tabel, jika r hitung > r tabel maka dalam kategori valid. Setelah dilakukan
pengujian validitas dibantu dengan Microsoft exel maka didapatkan
rangkuman hasil uji validitas sebagai berikut.
Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Validitas Tes
No Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah
(1) Valid 1,2,3,4,6,7,9,10,12,15,16,18,19,20,21,24,25,
28,30,31,33,35,36,38,40,43,45,47,49,50,51,
53,55
33
(2) Tidak
Valid
5,8,11,13,14,17,22,23,26,27,29,32,34,37,39,
41,42,44,46,48,52,54,
22
3.5.2 Uji Daya Beda
Pengertian daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal adalah
menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu
membedakan antara testi (siswa) yang mengetahui jawabannya dengan
benar dengan testi (siswa) yang tidak dapat menjawab soal tersebut (testi
yang menjawab salah). Dengan kata lain daya pembeda butir soal adalah
kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi yang pandai atau
berkemampuan tinggi dengan testi yang berkemampuan rendah.
Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan dengan
indeks diskriminan yang bernilai -1,00 sampai dengan 1,00. Apabila
indeks distriminasi makin mendekati nilai 1,00 ini berarti daya pembeda
soal akan semakin baik, begitu juga sebaliknya, jika indeks diskriminasi
suatu soal mendekati nilai 0,00 maka daya pembeda soal tersebut sangat
jelek. Indeks diskriminasi butir soal bernilai negatif (antara 0,00 sampai -
1,00) ini berarti kelompok testi kurang mampu banyak yang menjawab
benar, sebaliknya banyak testi yang pintar menjawab salah. Sedangkan
jika suatu butir soal memiliki indeks deskriminasi 0,00 berarti bahwa soal
tersebut tidak memiliki daya pembeda, artinya baik siswa pandai maupun
yang kurang mampu menjawab benar soal tersebut. Berikut ini rumus
untuk menentukan daya pembeda suatu soal.
DP=
(Winarsunu, 2010)
JBA - JBBatau DP =
JSA
JBA – JBB
JSB
Keterangan:
DP = Daya pembedaJBA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benarJBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benarJSA = Jumlah siswa kelompok atasJSB = Jumlah siswa kelompok bawah
Klarifikasi atau kriteria untuk daya pembeda adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.6 Daya Pembeda
Indeks diskriminasi Evaluasi
DP ≤ 0.00 Sangat jelek
0,00 ¿ DP ≤ 0,20 Jelek0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup0,40 < DP ≤ 0,70 Baik0.70 < DP ≤ 100 Sangat baik
(Winarsunu,2010)
Untuk menentukan kelompok atas dan kelompok bawah adalah dengan
mengambil masing-masing 27% dari jumlah sampel untuk kelompok atas dan
kelompok bawah. Proses penentuan kelompok atas dan kelompok bawah dari
testi adalah cara mengurutkan skor setiap testi, dari skor tertinggi sampai skor
terendah. Kemudian diambil 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah.
Untuk menentukan kelompok diatas dan kelompok bawah adalah
dengan mengambil masing-masing 27% dari jumlah sampel untuk kelompok
atas dan kelompok bawah. Proses penentuan kelompok atas dan kelompok
bawah dari testi adalah dengan cara mengurutkan skor setiap testi, dari skor
tertinggi sampai skor terendah. Kemudian diambil 27% kelompok atas dan
27% kelompok bawah (Winarsunu, 2010:89). Setelah dilakukan pengujian
maka dapat dirangkum hasil pengujian daya pembeda tes sebagai berikut
Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda
No Criteria Nomor Butir Soal Jumlah
(1) Sangat Jelek -
(2) Jelek 38 1
(3) Cukup 1,2,3,9,37,49, 6
(4) Baik 4,6,15,19,20,21,25,28,30,31,33,
35,36,53,
14
(5) Sangat Baik 7,10,12,16,18,24,40,42,43,45,51,
55
12
3.5.3 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran dapat dipandang sebagai kesanggupan atau kemampuan
siswa menjawab tes yang diberikan. Bisa juga dikatakan bahwa tingkat kesukaran
adalah bilangan yang menunjukkan proporsi peserta tes yang menjawab betul
butir soal yang diberikan. Sedangkan tingkat kesukaran perangkat tes adalah
bilangan yang menunjukkan rata-rata proporsi testi yang dapat menjawab seluruh
tes tersebut. Tingkat kesukaran seluruh butir soal dinyatakan dengan bilangan
yang disebut dengan indeks kesukaran (difficulty indeks ) indeks kesukaran
berkisar antara nilai 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran 0,00
berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya indeks kesukaran soal
mendekati 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk indeks
kesukaran adalah sebagai berikut :
Tingkat kesukaran butir tes ( IK )
IK = nBn
Keterangan:IK = Indeks kesukaran butir tesnB = Banyaknya testi yang menjawab benar.n = Banyaknya testi seluruhnya
Tingkat kesukaran perangkat tes ( IKP )
IKP = ∑ IK
N
Keteragan :IKP= Indeks kesukaran perangkat tesIK = Indeks kesukaran tiap butir tesN = Banyaknya butir tes
Klasifikasi atau kriteria indeks kesukaran butir tes maupun indeks
kesukaran perangkat tes adalah:
Tabel 3.8 Kriteria Derajat Reliabilitas
Indeks diskriminasi EvaluasiIK/KP = 0,00 Terlalu sukar0,00 < IK/IKP ≤ 0,30 Sukar0,30 < IK/IKP ≤ 0,70 Sedang0,70 < IK/IKP < 1,00 Mudah
IK/IKP = 1,00 Terlalu mudah( Winarsunu, 2010 )
Setelah dilakukan pengujian maka dapat dirangkum hasil uji
Indeks kesukaran tes sebagai berikut.
Tabel 3.9 Ringkasan Tingkat Kesukaran
No Kriteria Nomor soal Jumlah
1 Sukar 31,35,37,42 4
2 Sedang 6,7,10,12,16,18,19,24,25,28,30,33,36,40, 19
43,45,51,53,55
3 Mudah 1,2,3,4,9,15,20,21,38,49 10
3.5.4 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal yang valid saja.Dengan
demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah uji validitas. Uji reliabilitas tes
yang bersifat dikotomi dan heterogen ditentukan dengan rumus KR-20 yaitu:
r11=( nn−1 )( st
2−∑ pq
st2 )
( Sudijono, 2011 : 254 )
Keterangan:
r11 = Koefesien korelasin = Banyaknya butir soals = Varian skor total
Kriteria yang digunakan untuk menentukan butir soal yang reliable adalah
jika koefisien reliabilitas yang didapat dari perhitungan lebih besar daripada
koefisien yang terdapat pada tabel harga kritis dari tabel ( rn> r tabel ) maka tes
tergolong reliable berdasarkan hasil pengujian dengan Microsoft exel 2007
didapatkan hasil r11hit 0,90 dan ttab 0,25 ini berarti thit> ttab (soal berkriteria reliable).
3.6 Teknik Analisa Data
3.6.1 Uji Prasyarat
(1) Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah uji hipotesis
dengan statistik parametrik bisa dilakukan atau tidak. Untuk mengetahui
apakah sebaran data skor hasil belajar IPA siswa masing-masing
kelompok berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis Chi-square
dengan rumus :
xhit2=∑ ( fo−fe )2
fo
( Sudijono, 2009:383)
Keterangan :fo = frekuensi observasife = frekuensi harapanI = kelas interval
Sementara itu, hipotesis statistik yang akan diuji dalam normalitas
data adalah:
HI : fe≠ f0
H0 : fe = f0
Kriteria pengujian adalah jika X2 hit < X2( 1- ) (k-3), maka h0
diterima (gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Sedangkan
taraf signifikasinya adalah 5 % dan derajat kebebasannya (dk) = (k-1).
(2) Uji Homogentias Varians
Uji homogenitas dilakukan untuk menunjutkan bahwa perbedaan
yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan
antar kelompok, bukan sebagai akibat perbedaan dalam kelompok.
Homegenitas Varians diuji dengan menggunakan uji F dengan rumus
sebagai berikut:
F=VarianTerbesarVarianterkecil
=S1
2
S22
S12=
∑ ( X−X2 )2
( n1−1 )
S22=
∑ ( X−X2 )2
( n2−1 )
(Winarsunu, 2010:100)
Keterangan :S1
2 = Varian TerbesarS2
2 = Varian Terkecil
Kriteria penguji adalah jika Fhn < F tabel, maka data homogen,
sedangkan derajat kebebasannya adalah n-1.
(3) Uji Hipotesis
Jika dari hasil uji normalitas dan homogenitas varians, diketahui
bahwa sampel berdistribusi normal dan homogenya maka untuk menguji
hipotesisnya digunakan Uji t satu ekor (ekor kanan) dengan taraf
signifikansi 5% Uji t-tes yang digunakan dirumuskan sebagai berikut:
Kriteria pengujian H0 ditolak jika thitung≥ ttabel, dengan taraf
signifikansi 5%. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan Uji-t sebagai berikut.
Rumus: Polled varians
t=X1−X2
√ (n1−1 ) s12+(n2−1)
n1+n2−2 ( 1n1
+ 1n2 )
(Sugiyono, 2012)
Keterangan:X1 = Rata-rata dari kelompok eksperimenX2 = Rata-rata dari kelompok kontrol n1 = Banyaknya subjek pada sampel 1n2 = Banyaknya subjek pada sampel 2 s1 = Deviasi pada sampel 1 s1
2 = Simpangan baku pada sampel 1s2 = Deviasi pada sampel 2s2
2 = Simpangan baku pada sampel 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Umum Hasil Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas selama ini secara umum
telah berlangsung sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun sebagai penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Reinforcement. Penelitian ini dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan di kelas
Kontrol dan 6 kali pertemuan di kelas Eksperimen. Skor yang dicapai oleh
masing-masing siswa di kelas eksperimen dan kontrol (Lampiran 3 dan 4)
yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu skor hasil belajar IPA siswa
pada ranah kognitif Kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur
Tahun Ajaran 20013/20114. Data atau skor yang telah dikumpulkan dianalisis
sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hasil belajar IPA dikumpulkan dengan metode tes yaitu tes hasil
belajar dengan jenis tes onjektif yang diberikan kepada siswa pada tahap akhir
penelitian. Setelah diperoleh data hasil belajar IPA pada ranah kognitif, data
dianalisis sehingga diperoleh rerata skor (X ), varians (S2) dan standar deviasi
(SD) dari masing-masing kelas. Deskripsi umum hasil penelitian ini
memaparkan mengenai rerata skor (X ), varians (S2) dan standar deviasi (SD)
hasil belajar IPA di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tabel Rangkuman Hasil Belajar IPA Siswa Pada Ranah Kognitif
Kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur
Treatment Model Pembelajaran Jumlah siswa
tiap kelas
Rerata(X )
Varians(S2)
Standar Deviasi
(SD)Pendekatan pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement
32 55,81 189,38 13,76
Pembelajaran Konvensional 30 47,67 175,26 13,24
Berdasarkan tabel 4.1, secara umum dapat dilihat bahwa kelas siswa yang
dibelajarkan dengan penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Reinforcement mencapai rerata yang lebih tinggi dari kelas yang dibelajarkan
dengan pembelajaran konvensional.
4.1.2 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Data dari hasil uji normalitas disajikan dalam tabel
4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar
No. Kelas X2 hit X2 tabel Kriteria
1. Eksperimen (VA) 1,482 11.07 Normal
2. Kontrol (VB) 8,543 11.07 Normal
Adapun kaidah pengujian untuk uji normalitas adalah jika X2 hit < X2 tabel,
dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk = (k-1) maka data
berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi Square,
hasil belajar IPA kelas Eksperimen (X12
Hit) adalah 1,482 dan pada taraf signifikansi
5% dan dk = (n-1) diperoleh (X2Tabel) yaitu 11.07, ini berarti X2 hit < X2 tabel maka
data hasil belajar IPA di kelas Eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan data
hasil belajar IPA di kelas Kontrol (X2Hit) adalah 8,543 dan pada taraf signifikansi
5% dan dk = (n-1) diperoleh (X2Tabel) yaitu 11.07, ini berarti X2 hit < X2 tabel maka
data hasil belajar IPA di kelas Kontrol juga berdistribusi normal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar IPA siswa
kelas Eksperimen dan kelas Kontrol berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas Varians antar kelompok
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
uji F. Untuk menghitung varian (s2) dari masing – masing kelompok ditentukan
dari nilai simpangan baku kedua kelompok tersebut yang sudah dihitung pada
pengujian normalitas data sebelumnya.
Kriteria pengujian homogenitas data mempunyai varians yang homogen
jika Fhit<FTabel dengan taraf signifikan 5% dan db(pembilang-1, penyebut-1). homogenitas data
dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Homegenitas Varians antar kelompok
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data db
S2
FhitNilai Ftabel
dengan taraf
signifikan 5%
Kriteria
Hasil belajar IPA kelas Eksperimen
31
189,381,08 1.85 Homogen
Hasil belajar IPA kelas Kontrol
29
175,26
Dari hasil analisis uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas
diperoleh data dari kelas eksperimen dan kontrol berrdistribusi normal dan
memiliki varians yang homogen. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
dilanjutkan pada pengujian hipotesis penelitian. Hipotesis yang diuji dalam
penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan
dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement dan siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional di Kelas V SD
Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Ajaran 2013/2014. Sedangkan
hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar
IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement dengan siswa yang
dibelajarkan model pembelajaran konvensional di Kelas V SD Gugus I Gusti
Ngurah Rai Denpasar Timur Tahun Ajaran 2013/2014.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t, dengan
kriteria pengujian adalah jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Sebaliknya jika thitung ≥ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Pengujian
dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan dk = (n1+n2)-2. Adapun hasil analisis
dengan uji-t, dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Kelas Penelitian
Jumlah siswa
(n)
Varians (S2)
Rerata(X )
Dk thitung ttabel simpulan
Eksperimen 32 189,38 55,8160 2,371 2.00
Ho
DitolakKontrol 30175,26 47,67
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung = 2,371 dan ttabel
dengan dk = (32+30)-2 = 60 dan taraf signifikansi 5% adalah 2.00. ini berarti
thitung lebih dari ttabel ( thitung > ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang
signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Berbasis Reinforcement dan siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional di kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar
Timur Ajaran 2013/2014.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uji t yang dilakukan pada data post test diperoleh t-hitung
posttest thitung > ttabel berarti hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement dengan siswa yang
dibelajarkan secara konvensional kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai pada taraf
signifikan 5% diterima. Hal ini mengandung arti bahwa siswa yang dibelajarkan
menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement
hasil belajar pada ranah kognitifnya lebih baik dari pada siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran Konvensional.
Hal ini disebabkan karena Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Reinforcement merupakan model pembelajaran yang secara penuh melibatkan
aktivitas seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Berbasis Reinforcement ini menepatkan siswa dalam kondisi
pembelajran yang menarik dan mudah berinteraksi dengan sumber belajarnya
dengan berbasis Reinforcement dapat meningkatkan semangat belajar karena di
dorong oleh penguatan yang diberikan oleh guru sehingga dapat membantu
penerapan pendekatan pembelajaran ini. Aktivitas belajar dirancang Inovatif
sehingga memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai, disamping
menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, dan rasa percaya diri pada siswa.
Kenyataan ini didukung dari temuan dilapangan selama proses
pembelajaran menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Reinforcement, siswa terlihat lebih aktif. Siswa lebih cenderung siap dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mempelajari terlebih dahulu materi yang
akan dibahas di kelas. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Reinforcement kecenderungan guru dalam menjelaskan materi dikelas dengan
ceramah dapat dikurangi, sehingga siswa lebih leluasa dalam mengkontruksi
pengetahuannya sendiri dan menjadi sumber belajar tambahan bagi siswa lain
sedangkan guru lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator dari pada pengajar.
Berbeda dengan pembelajaran IPA yang menggunakan pembelajaran
Konvensional, selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang aktif. Siswa
hanya mendengarkan secara teliti serta berusaha mencatat materi yang dipaparkan
oleh guru. Hal ini mengakibatkan siswa pasif, karena dominasi guru dalam
pembelajaran melumpuhkan keinginan siswa dalam membangun pengetahuannya
sendiri, sehingga siswa hanya menjadi pendengar yang cenderung membuat siswa
jenuh, kurang inisiatif dan selalu bergantung pada guru.
Hasil Temuan ini mendukung peneltian Ni Nyoman Widiasih (2012) dan
Ni Putu Suyasmini (2012) yang terlebih dahulu membuktikan efektivitas dari
penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement.
Perbedaan hasil belajar IPA siswa yang muncul juga disebabkan karena
siswa yang mengikuti pembelajaran Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Berbasis Reinforcement mempunyai pengalaman belajar yang lebih inovatif dan
kreatif serta tanpa ada rasa canggung dalam berbagi informasi dan mampu
mempresentasikan pendapatnya kepada teman dan guru. Sehingga siswa tidak
akan lupa dengan pelajaran IPA, sehingga hasil belajar IPA siswa lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran Konvensional.
Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Reinforcement dan siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional di kelas V SD Gugus I
Gusti Ngurah Rai Tahun Ajaran 2013/2014
BAB V
PENUTUP
Berdsarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan
simpulan dan saran. Adapun simpulan dan saran yang akan dikemukakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang
dibelajarkan melalui pendekatan pembelajaran Kontekstual Berbasis
Reinforcement dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran
konvensional siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Timur
Tahun Ajaran 2013/2014. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji-t diketahui bahwa thitung = 2,371 dan dengan taraf signifikan
5% dengan derajat kebebasan 60 diperoleh ttabel = 2,00 yang berarti thitung lebih
dari ttabel ( 2,371 > 2,00 ) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dilihat dari tes
akhir pembelajaran (post test) diketahui bahwa rata-rata hasil belajar yang di
capai kelompok eksperimen sebesar 55,81 sedangkan rata-rata hasil belajar yang
dicapai kelompok kontrol sebesar 47,67. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar
kelompok eksperimen lebih dari kelompok kontrol (55,81 >47,67) dan hal ini
berarti terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran Kontekstual Berbasis
Reinforcement terhadap hasil belajar IPA kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai
Denpasar Timur Tahun Ajaran 2013/2014.
5.2 Saran
1) Guru dapat menerapkan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Reinforcement sebagai alternative pembelajaran IPA di kelas.
2) Guru dapat mennggunakan reinforcement atau penguatan sebagai
pelengkap proses pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran
modern agar mampu memaksimalkan model tersebut dalam proses
pembelajaran IPA di kelas.
3) Guru sebagai pendidik diharapkan mampu menjalankan peranan sebagai
fasilitator, organisator, dan motivator bagi siswa sehingga siswa dapat
membangun pengetahuannya sendiri.
4) Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah
tersebut dalam rangka perbaikan proses pembelajaran di sekolah, untuk
lebih diperbaiki dan ditingkatkan dalam hal penggunaan metode, media,
dan sumber bahan oleh guru agar lebih variatif dan kreatif supaya dapat
lebih memberdayakan partisipasi siswa.
5) Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Berbasis Reinforcement, menekankan siswa untuk belajar
mandiri. Hal ini dapat memberikan refleksi atau umpan balik dalam
bentuk tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang dihadapi dan
pemecahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Arikunto, S.2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S.2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aryana, Putu. 2007. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian. Denpasar: Bagian Faal
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Burrowes. 2009. Pendekatan Pembelajaran Konvensinal.
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/20/pendekatan-pembelajaran-
konvensionl .
Departemen Pendidikan Nasional.2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Dapertemen Pendidikan Nasional.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Emzir. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002. Jakarta : Balai Pustaka.
http://thesis.binus.ac.id/.../2002.
Koyan, I Wayan. 2004. Statistika Terapan (Teknik Analisis Data Kuantitatif).
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Koyan, I Wayan. 2007. Statistika Terapan (Teknik Analisis Data Kuantitatif).
Singaraja; Universitas Pendidikan Ganesha.
Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
Aksara
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan
Kontekstual. Malang: PT. Bumi Aksara
Rasana. 2012. Pembelajaran Konvensiona : phisicandmatch.blogspot.com
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel - Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Ridwan. 2008. “Ketercapaian Prestasi Belajar”. Tersedia pada http://ridwan202.
wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/. Diakses pada
tanggal 20 November 2012.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sanjaya, Wina. 2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: Kencana
Sanjaya, Wina. 2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: Kencana
Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarjan IPA di sekolah Dasar.
Jakarta: Depertemen pendididkan nasional
Sardiman. 2010.Interaksi& Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Solihatin, Etin. 2011. Cooperatif Learning. Cetakan Ke-5. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudana, dkk. 2010. Bahan Ajar Pendidikan IPA SD. Singaraja : FIP Undiksha.
Sudijono, 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
baru Algensindo.
Sudjana, Nana. 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfa Beta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan
R&D.Bandung : Alfa Beta.
Sugiyono, 2010. Metode penelitian pendidikan Kualitatif. Kuantitatif dan D&R.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2012. Metode penelitian pendidikan Kualitatif. Kuantitatif dan D&R.
Bandung: Alfabeta
Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual ( CTL ) di Kelas. Jakarta:
Cerdas Pustaka Publisher
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Winarsunu. 2010. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Lampiran 01
PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
UPT KECAMATAN DENPASAR TIMUR SEKOLAH NEGERI 1 PENATIH
Alamat : Jalan Trenggana No. 8, Tlp. (0361) 467647, Denpasar
SURAT KETERANGANNo. 421.2/022/SD1P/2014
Yang bertanda tangan dibawah ini : Kepada SD Negeri 1 Penatih, dengan ini menerangkan bahwa :
Nama : I Wayan Reji YasaNIM : 0911031485Jurusan : S 1 PGSDFakultas : Ilmu PendidikanUniversitas : Universitas Pendidikan Ganesha
Memang benar yang bersangkutan di atas telah mengadakan penelitian di SD Negeri 1 Penatih pada mata pelajaran IPA di kelas V dari tanggal 2 s.d 30 April 2014.
Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, 30 April 2014Kepala SD N.1 Penatih
Lampiran 02
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KECAMATAN DENPASAR TIMUR
SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PENATIHAlamat : Jalan Nagasari Br. Laplap, Penatih Dangri
Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar
SURAT KETERANGANNo. 074 / 122 / SD Negri 2 Penatih
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepada SD Negeri 2 Penatih Kecamatan
Denpasar Timur, Kota Denpasar menerangkan bahwa:
Nama : I Wayan Reji Yasa
Nim : 0911031485
Memang benar mahasiswa tersebut diatas pada tahun ajaran 2013/2014 telah
mengadakan penelitian pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Penatih mengenai
Pembelajaran IPA dari tanggal 2 s/d 30 April 2014.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Lampiran 03
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS
REINFORCEMENT
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy serta fungsinya.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energy melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
C. Indikator
a. Membandingkan kecepatan jatuh dua benda (yang berbeda berat,
bentuk danu kuran) dari ketinggian.
b. Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak
kebawah.
D. Tujuan pembelajaran
a. Melalui tanya jawab siswa dapat membandingkan kecepatan jatuh dua
benda (yang berbeda berat, bentuk dan ukuran) dari ketinggian dengan
tepat.
b. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyimpulkan bahwa gaya
gravitasi menyebabkan benda bergerak kebawah dengan benar.
Karakter yang ingin dikembangkan
1. Kerja keras
2. Disiplin
E. Materi Ajar
Pernahkah kamu melihat buah yang jatuh dari pohonnya? Ke mana arah jatuhnya buah tersebut? Buah kelapa itu jatuh ke bumi. Tidak hanya buah, benda-benda lain jika dijatuhkan dari ketinggian tertentu juga akan bergerak turun menuju bumi. Misalnya kelereng atau bola yang menggelinding di atas meja akan jatuh ke lantai. Penerjun payung yang keluar dari pesawat juga akan jatuh ke bawah menuju bumi. Gerak jatuhnya benda-benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Apakah semua benda yang dilempar ke atas juga akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi? Lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui jawabannya!
Membandingkan Kecepatan Jatuh Dua Benda yang Berbeda1. Sediakan dua lembar kertas HVS dan pena beserta tutupnya!2. Berdirilah di atas meja atau kursi!3. Remaslah selembar kertas hingga membentuk bulatan! Jatuhkan bulatan
kertas dan lembaran kertas bersama-sama dari ketinggian yang sama! Benda mana yang lebih dahulu mencapai tanah? Catatlah hasil pengamatanmu!
4. Jatuhkan pena dan tutupnya secara bersama-sama dariketinggian yang sama! Mintalah seorang temanmu untuk mengamati kecepatan kedua benda tersebut sampai di tanah!a. Benda mana yang lebih berat?b. Benda apa yang lebih dahulu mencapai lantai?Catatlah hasil pengamatanmu!
5. Tulislah laporan kegiatan ini beserta kesimpulannya!Presentasikan di depan kelas, kemudian diskusikan dengan teman-temanmu!
6. Buanglah kertas yang telah kamu remas ke tempat sampah agar tidak mengotori kelasmu!
Catatan: Lakukan kegiatan ini di dalam kelas bersama gurumu!
Perhatikan kegiatan yang telah kamu lakukan! Apakah bulatan kertas lebih dahulu mencapai lantai daripada lembaran kertas? Nah, berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya gravitasi tidak dipengaruhi oleh berat benda. Gaya ini dipengaruhi oleh gaya penghambat yang dikenal sebagai gaya gesek. Gaya gesek bersifat menahan gerak benda sehingga gerak jatuhnya benda lebih lambat. Arah gaya gesek berlawanan dengan gaya yang ditahannya. Jadi arah gaya gravitasi berlawanan dengan gaya gesek.
Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi tidak terlempar ke angkasa luar. Selain itu, gaya gravitasi membuat kita dapat berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga menyebabkan semua yang ada di bumi mempunyai berat sehingga tidak melayang-layang di udara. Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tergantung pada jarak benda
dari pusat bumi. Semakin jauh letak suatu benda dari pusat bumi, gaya gravitasinya semakin kecil.
F. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Penugasan
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Tahap
pembelajaran
Proses pembelajaran Waktu
1 Kontruktivisme PENDAHULUAN1. Menyampaikan salam pembuka2. Melakukan persensi (Disiplin)3. Guru mengadakan apersepsi dengan
menunjukkan media gambar dan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai jenis – jenis gaya oleh guru.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran / kompetensi dasar yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar.
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
(±10 menit)
2 Inquiri
Masyarakat Belajar
Bertanya
Pemodelan
KEGIATAN INTIEKSPLORASI
1. Menyampaikan permasalahan sehari-hari tentang gerak jatuh benda.
2. Guru dan siswa melakukan tanya-jawab tentang penyebab benda jatuh.
ELABORASI3. Guru membagi siswa dalam kelompok
yang beranggota 4-5 orang yang bersifat heterogen (jenis kelamin, kemampuan, gaya berpikir)
4. Guru membagikan lembar kerja siswa yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok berkaitan dengan adaptasi pada hewan(Siswa ditugaskan mengerjakan tugas yang diberikan guru, petunjuk kegiatan ada di LKS) (Kerja Keras)
5. Secara berkelompok siswa melakukan
(±50 menit)
Pemodelan
penemuan/inquiri serta menyusun laporan hasil diskusi yang dilakukan.
6. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal yang belum dipahami terkait dengan tugas yang diberikan (Disiplin)
7. Masing-masing siswa mencatat hasil diskusi.
KONFIRMASI8. Perwakilan masing-masing kelompok
melakukan pemodelan atau menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (Kerja Keras)
9. Siswa kelompok lain diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang hasil diskusi yang telah disampaikan oleh temannya.
10. Guru memberikan umpan balik dan penguatan positif dalam bentuk lisan, tulisan maupun isyarat terhadap keberhasilan masing-masing kelompok.
3 Refleksi
Penilaian Autentik
PENUTUP1. Guru bersama siswa merangkum materi
gaya grafitasi.2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.3. Guru memberikan evaluasi secara tertulis
kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran dan guru memberikan penilaian yang objektif.
4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
(±10 menit)
H. Penilaian
Penilaian Kognitif
Tes Tertulis (soal terlampir)
Kriteria :
Jumlah soal : 5
Bobot masing-masing soal : 2
Skor Maksimal : 10
Bobot Kognitif : 60
N1 (Skor Kognitif) = skordiperolehskormaksimal
xbobot
Penilaian Afektif
Kriteria :
Skor untuk masing-masing aspek yang diamati berkisar 1-3
Skor maksimal : 6
Mendapatkan 1 jika melakukan 1 kegiatan
Mendapatkan 2 jika melakukan 2 kegiatan
Mendapatkan 3 jika melakukan 3 kegiatan
Bobot Afektif : 40
N2 ( Skor Afektif ) =skoryangdiperoleh
skormaksimalx bobot
I. Alat dan Sumber
a. Buku LKS serta buku paket IPA SD kelas V semester I
b. Silabus kelas V senester I
c. Media berupa gambar.
Aspek Afektif Deskripsi Skor Deskripsi
Disiplin 1) Tepat waktu
mengumpulkan tugas
2) Memperhatikan
penjelasan guru
3) Tidak mengganggu
teman
3
2
1
3 Jika 3 Dilakukan
2 jika 2 dilakukan
1 jika 1 dilakukan
Kerja Keras 1) Mengerjakan tugas
dengan sungguh-
sungguh
2) Tidak menyontek
3) Mencatat dengan
sungguh-sungguh
sesuatu yang ditugaskan
guru
3
2
1
3 jika 3 dilakukan
1 Jika 2 dilakukan
1 jika 1 dilakukan
Format Penilaian Kognitif
No
.
Nama Siswa Soal ∑❑ Skor
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
NA = N1 + N2
8
9
10
11
Format Penilaian Afektif
No
.
Nama Siswa Aspek yang dinilai
Disiplin Kerja Keras Jumlah
1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Format Nilai Akhir
No
.
Nama Siswa N1 N2 Nilai
N1 + N2
1
2
3
4
5
6
7
Nama kelompok :
1.
2
3
4
5
No Nama Benda 1 Benda 2 Jawaban
1
2
3
4
5
Kertas HVS
Pensil
Penggaris
Penghapus
Pulpen
Penghapus
Penggaris
Kertas HVS
Sepidol / kapur
Kertas HVS
Diskusikan dengan kelompok kalian, bandingan benda 1 dan benda 2 yang
dijatuhkan bersamaan dari ketinggian, benda mana yang jatuh lebih cepat! Dan
tulis jawaban kalian pada kolom jawaban.
Soal individu
Kerjakan soal dibawah ini dengan memilih jawaban a,b,c dan d dengan tepat!
1. Contoh peristiwa yang terjadi akibat gaya gravitasi bumi yaitu . . . .a. matahari terbit dan terbenamb. bumi berputar mengelilingi mataharic. air sungai menguapd. buah kelapa jatuh
2. Pengaruh gaya gravitasi bumi semakin kuat terhadap suatu benda apabila . . . .a. benda semakin ringanb. jarak benda dari pusat bumisemakin dekatc. suhu benda semakin panasd. angin bertiup kencang
3. Adanya gaya gravitasi bumi memungkinkan kita . . . .a. melayang di udarab. berenang di airc. menapak di tanahd. menghirup napas
4. Jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama, kertas yang diremas lebih dahulu mencapai tanah daripada kertas berbentuk lembaran. Hal ini berartigaya gravitasi dipengaruhi oleh . . . .a. berat bendab. gaya gesekc. bentuk bendad. gaya magnet
5. Buah kelapa jatuh ke bawah dari pohonnya akibat pengaruh ....a. gaya gesekanb. gaya magnetc. gaya gravitasid. gaya dorong
Kunci Jawaban :
1. d2. b3. c4. c5. c
Lampiran 04
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy serta fungsinya.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energy melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
C. Indikator
c. Membandingkan kecepatan jatuh dua benda (yang berbeda berat,
bentuk danu kuran) dari ketinggian.
d. Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak
kebawah.
D. Tujuan pembelajaran
c. Melalui tanya jawab siswa dapat membandingkan kecepatan jatuh dua
benda (yang berbeda berat, bentuk dan ukuran) dari ketinggian dengan
tepat.
d. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyimpulkan bahwa gaya
gravitasi menyebabkan benda bergerak kebawah dengan benar.
Karakter yang ingin dikembangkan
3. Kerja keras
4. Disiplin
E. Materi Ajar
Pernahkah kamu melihat buah yang jatuh dari pohonnya? Ke mana arah jatuhnya buah tersebut? Buah kelapa itu jatuh ke bumi. Tidak hanya buah, benda-benda lain jika dijatuhkan dari ketinggian tertentu juga akan bergerak turun menuju bumi. Misalnya kelereng atau bola yang menggelinding di atas meja akan jatuh ke lantai. Penerjun payung yang keluar dari pesawat juga akan jatuh ke bawah menuju bumi. Gerak
jatuhnya benda-benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Apakah semua benda yang dilempar ke atas juga akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi? Lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui jawabannya!
Membandingkan Kecepatan Jatuh Dua Benda yang Berbeda1. Sediakan dua lembar kertas HVS dan pena beserta tutupnya!2. Berdirilah di atas meja atau kursi!3. Remaslah selembar kertas hingga membentuk bulatan! Jatuhkan bulatan
kertas dan lembaran kertas bersama-sama dari ketinggian yang sama! Benda mana yang lebih dahulu mencapai tanah? Catatlah hasil pengamatanmu!
4. Jatuhkan pena dan tutupnya secara bersama-sama dariketinggian yang sama! Mintalah seorang temanmu untuk mengamati kecepatan kedua benda tersebut sampai di tanah!a. Benda mana yang lebih berat?b. Benda apa yang lebih dahulu mencapai lantai?Catatlah hasil pengamatanmu!
5. Tulislah laporan kegiatan ini beserta kesimpulannya!Presentasikan di depan kelas, kemudian diskusikan dengan teman-temanmu!
6. Buanglah kertas yang telah kamu remas ke tempat sampah agar tidak mengotori kelasmu!
Catatan: Lakukan kegiatan ini di dalam kelas bersama gurumu!
Perhatikan kegiatan yang telah kamu lakukan! Apakah bulatan kertas lebih dahulu mencapai lantai daripada lembaran kertas? Nah, berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya gravitasi tidak dipengaruhi oleh berat benda. Gaya ini dipengaruhi oleh gaya penghambat yang dikenal sebagai gaya gesek. Gaya gesek bersifat menahan gerak benda sehingga gerak jatuhnya benda lebih lambat. Arah gaya gesek berlawanan dengan gaya yang ditahannya. Jadi arah gaya gravitasi berlawanan dengan gaya gesek.
Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi tidak terlempar ke angkasa luar. Selain itu, gaya gravitasi membuat kita dapat berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga menyebabkan semua yang ada di bumi mempunyai berat sehingga tidak melayang-layang di udara. Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tergantung pada jarak benda dari pusat bumi. Semakin jauh letak suatu benda dari pusat bumi, gaya gravitasinya semakin kecil.
F. Metode Pembelajaran
e. Ceramah
f. Tanya jawab
g. Diskusi
h. Penugasan
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Proses pembelajaran Waktu
1. PENDAHULUAN6. Menyampaikan salam pembuka7. Melakukan persensi (Disiplin)8. Guru mengadakan apersepsi dengan menunjukkan
media gambar dan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai jenis – jenis gaya oleh guru.
9. Menyampaikan tujuan pembelajaran / kompetensi dasar yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar.
10. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
(±10 menit)
2. KEGIATAN INTI
EKSPLORASI11. Menyampaikan permasalahan sehari-hari tentang gerak
jatuh benda.12. Guru dan siswa melakukan tanya-jawab tentang
penyebab benda jatuh.
ELABORASIa. Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggota
4-5 orang yang bersifat heterogen (jenis kelamin, kemampuan, gaya berpikir)
b. Guru membagikan lembar kerja siswa yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok berkaitan dengan adaptasi pada hewan(Siswa ditugaskan mengerjakan tugas yang diberikan guru, petunjuk kegiatan ada di LKS) (Kerja Keras)
c. Secara berkelompok siswa melakukan penemuan/inquiri serta menyusun laporan hasil diskusi yang dilakukan.
d. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal yang belum dipahami terkait dengan tugas yang diberikan (Disiplin)
e. Masing-masing siswa mencatat hasil diskusi.
KONFIRMASI
(±50 menit)
a. Perwakilan masing-masing kelompok melakukan pemodelan atau menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (Kerja Keras)
b. Siswa kelompok lain diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang hasil diskusi yang telah disampaikan oleh temannya.
c. Guru memberikan umpan balik dan penguatan positif dalam bentuk lisan, tulisan maupun isyarat terhadap keberhasilan masing-masing kelompok.
3. PENUTUP6. Guru bersama siswa merangkum materi gaya
grafitasi.7. Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.8. Guru memberikan evaluasi secara tertulis kepada
siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran dan guru memberikan penilaian yang objektif.
9. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
10. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
(±10 menit)
H. Penilaian
Penilaian Kognitif
Tes Tertulis (soal terlampir)
Kriteria :
Jumlah soal : 5
Bobot masing-masing soal : 2
Skor Maksimal : 10
Bobot Kognitif : 60
N1 (Skor Kognitif) = skordiperolehskormaksimal
xbobot
Penilaian Afektif
Kriteria :
Skor untuk masing-masing aspek yang diamati berkisar 1-3
Skor maksimal : 6
Mendapatkan 1 jika melakukan 1 kegiatan
Mendapatkan 2 jika melakukan 2 kegiatan
Mendapatkan 3 jika melakukan 3 kegiatan
Bobot Afektif : 40
N2 ( Skor Afektif ) =skoryangdiperoleh
skormaksimalx bobot
I. Alat dan Sumber
d. Buku LKS serta buku paket IPA SD kelas V semester I
e. Silabus kelas V senester I
f. Media berupa gambar.
Aspek Afektif Deskripsi Skor Deskripsi
Disiplin 4) Tepat waktu
mengumpulkan tugas
5) Memperhatikan
penjelasan guru
6) Tidak mengganggu
teman
3
2
1
3 Jika 3 Dilakukan
2 jika 2 dilakukan
1 jika 1 dilakukan
Kerja Keras 4) Mengerjakan tugas
dengan sungguh-
sungguh
5) Tidak menyontek
6) Mencatat dengan
3
2
1
3 jika 3 dilakukan
2 Jika 2 dilakukan
sungguh-sungguh
sesuatu yang ditugaskan
guru
1 jika 1 dilakukan
Format Penilaian Kognitif
No
.
Nama Siswa Soal ∑❑ Skor
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Format Penilaian Afektif
No
.
Nama Siswa Aspek yang dinilai
Disiplin Kerja Keras Jumlah
1 2 3 1 2 3
1
2
NA = N1 + N2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Format Nilai Akhir
No
.
Nama Siswa N1 N2 Nilai
N1 + N2
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama kelompok :
1.2345
No Nama Benda 1 Benda 2 Jawaban
1
2
3
4
5
Kertas HVS
Pensil
Penggaris
Penghapus
Pulpen
Penghapus
Penggaris
Kertas HVS
Sepidol / kapur
Kertas HVS
Diskusikan dengan kelompok kalian, bandingan benda 1 dan benda 2 yang
dijatuhkan bersamaan dari ketinggian, benda mana yang jatuh lebih cepat!
Dan tulis jawaban kalian pada kolom jawaban.
Soal individu
Kerjakan soal dibawah ini dengan memilih jawaban a,b,c dan d dengan tepat!
1. Contoh peristiwa yang terjadi akibat gaya gravitasi bumi yaitu . . . .a. matahari terbit dan terbenamb. bumi berputar mengelilingi mataharic. air sungai menguapd. buah kelapa jatuh
2. Pengaruh gaya gravitasi bumi semakin kuat terhadap suatu benda apabila . . . .a. benda semakin ringanb. jarak benda dari pusat bumisemakin dekatc. suhu benda semakin panasd. angin bertiup kencang
3. Adanya gaya gravitasi bumi memungkinkan kita . . . .a. melayang di udarab. berenang di airc. menapak di tanahd. menghirup napas
4. Jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama, kertas yang diremas lebih dahulu mencapai tanah daripada kertas berbentuk lembaran. Hal ini berartigaya gravitasi dipengaruhi oleh . . . .a. berat bendab. gaya gesekc. bentuk bendad. gaya magnet
5. Buah kelapa jatuh ke bawah dari pohonnya akibat pengaruh ....a. gaya gesekanb. gaya magnetc. gaya gravitasid. gaya dorong
Kunci Jawaban :1. d2. b3. c4. c5. c
Lampiran 05
Tabel 3. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar IPA
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Tingkat Kesukaran/Tipe Hasil Belajar Bentuk
Soal
Jumlah
SoalMudah Sedang Sukar
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 5. Memahami
hubungan
antara gaya,
gerak, dan
energy serta
fungsinya.
5.1
Mendeskripsika
n hubungan
antara gaya,
gerak, dan
energy melalui
percobaan
(gaya gravitasi,
gaya gesek,
gaya magnet)
Membandingkan
kecepatan jatuh dua
benda (yang
berbeda berat,
bentuk danu kuran)
dari ketinggian.
1
1
1 1
1
1 1
1
1 Pilihan
Ganda
9
Menyimpulkan
bahwa gaya gravitasi
menyebabkan benda
bergerak kebawah.
1
1
1
1
1
1
1
1
Pilihan
Ganda
8
Membandingkan
gerak benda pada
permukaan yang
berbeda (kasar,
halus)
1
1
1
1
1
1
1 1 1
1
Pilihan
Ganda
10
Menjelaskan
berbagai cara
memperkecil dan
memperbesar gaya
gesekan
1 1 1 Pilihan
Ganda
3
Mengelompokan
benda – benda yang
bersifat magnetis
dan yang tidak
magnetis.
1
1
1
1
1
1
Pilihan
Ganda
6
Menunjukan
kekuatan gaya
magnet dalam
menembus beberapa
benda melalui
1
1
1
1
1
1
1
1
Pilihan
Ganda
7
percobaan
Mengidentifikasi
sifat kutub magnet
melalui percobaan
1
1
1
1
1 Pilihan
Ganda
5
Menyebutkan
contoh penggunan
gaya magnet dalam
kehidupan sehari –
hari
1 1 Pilihan
Ganda
2
Keterangan: C1= Ingatan C2= Pemahaman C3= Analisis C4=Aplikasi C5= Sintesis C6=Evaluasi
Sebelum tes hasil belajar digunakan, maka tes tersebut akan diuji cobakan untuk menentukan validitas dan reliabilitasny
Lampiran 6
Nama :
Kelas :
Nomor absen :
Soal Post-Test
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pelajaran :
Waktu : 60 menit
1. Bahan di bawah ini yang dapat ditarik oleh magnet adalah ....a. kayub. besic. kacad. plastik
2. Pola-pola garis yang dibentuk oleh serbuk besi ketika didekatkan denganmagnet merupakan ....a. garis gaya magnetb. garis gaya gesekanc. kutub magnetd. garis arah magnet
3. Bagian magnet yang memiliki kekuatan terbesar untuk menarik bendamagnetis adalah ....a. tengahnyab. sisi-sisinyac. kutub-kutubnyad. pinggirnya
4. Alat-alat yang mengunakan magnet di antaranya adalah sebagai berikut,kecuali ....a. mikrofonb. alarmc. dinamod. gunting
5. Benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet disebut benda ....a. magnetisb. antikc. kerasd. kuno
6. Magnet dapat dibuat dengan tiga cara, kecuali ....a. menginduksib. menggosok
c. memanaskand. mengalirkan arus listrik
7. Gaya tarik bumi disebut juga ....a. gaya gravitasi bumib. gaya magnet bumic. gaya gesekand. gaya berat
8. Buah kelapa jatuh ke bawah dari pohonnya akibat pengaruh ....a. gaya gesekanb. gaya magnetc. gaya gravitasid. gaya dorong
9. Gaya yang ditimbulkan akibat dua buah permukaan yang saling bersentuhanadalah ....a. gaya gesekanb. gaya magnetc. gaya beratd. gaya gravitasi
10. Semakin kasar permukaan benda yang bergesekan maka gaya gesekanyang terjadi akan ....a. semakin kecilb. semakin besarc. sama kecild. sama besar
11. Contoh peristiwa yang terjadi akibat gaya gravitasi bumi yaitu . . . .a. matahari terbit dan terbenamb. bumi berputar mengelilingi mataharic. air sungai menguapd. buah kelapa jatuh
12. Pengaruh gaya gravitasi bumi semakin kuat terhadap suatu benda apabila . . . .a. benda semakin ringanb. jarak benda dari pusat bumi semakin dekatc. suhu benda semakin panasd. angin bertiup kencang
13. Adanya gaya gravitasi bumi memungkinkan kita . . . .a. melayang di udarab. berenang di airc. menapak di tanahd. menghirup napas
14. Jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama, kertas yang diremas lebih dahulu mencapai tanah daripada kertas berbentuk lembaran. Hal ini berarti gaya gravitasi dipengaruhi oleh . . . .a. berat bendab. gaya gesekc. bentuk benda
d. gaya magnet
15. Contoh benda yang dapat ditarik magnet yaitu . . . .a. pakub. gelas plastikc. piring kacad. kertas
16. Apabila dua kutub magnet yang sama saling didekatkan akan . . . .a. tolak-menolakb. tarik-menarikc. diamd. menempel
17. Bagian magnet yang paling kuat gaya tariknya yaitu . . . .a. atasb. bawahc. tengahd. kutub
18. Kompas selalu menunjuk arah utara dan selatan karena pengaruh . . . .a. ketinggian tanahb. magnet bumic. suhu udarad. arah angin
19. Pembuatan alur pada sol sepatu dapat mencegah pemakainya terpeleset karena . . . .a. gaya gesek besarb. gaya dorong berkurangc. gaya gravitasi bertambahd. berat badan bertambah
20. Pembuatan magnet dengan cara induksi menghasilkan magnet yang bersifat . . . .a. tetapb. kuatc. sementarad. kekal
21. Ban sepeda akan berhenti ketika direm. Ban sepeda berhenti bergerak akibat gaya . . . .a. gravitasib. gesekc. magnetd. tekan
22. Jenis lantai yang menimbulkan gaya gesek paling kecil adalah yang . . . .a. dilapisi karpetb. dibuat dari keramikc. dilapisi permadanid. dilapisi keset
23. Gaya gesek antara bola yang menggelinding dengan tanah mengakibatkan. . . .a. bola melambat, kemudian berhentib. bola semakin cepat bergerakc. bola berbelok arahd. bola berubah bentuk
24. Ujung paku dibuat halus dan runcing agar . . . .a. kekuatannya bertambahb. lebih lenturc. gaya geseknya berkurangd. lebih awet
25. Berjalan di lantai yang licin menyebabkan kita mudah tergelincir karena . . . .a. tidak ada keseimbanganb. gaya otot berkurangc. gaya gesek kecild. gaya dorong bertambah
26. Pola-pola garis yang dibentuk oleh serbuk besi ketika didekatkan dengan magnet merupakan ....a. garis gaya magnet c. kutub magnetb. garis gaya gesekan d. garis arah magnet
27. Buah yang jatuh ke bawah dari pohonnya akibat pengaruh ....a. gaya gesekanc. gaya gravitasib. gaya magnet d. gaya dorong
28. Gaya yang ditimbulkan akibat dua buah permukaan yang saling bersentuhanadalah ....a. gaya gesekan c. gaya beratb. gaya magnetb. gaya gravitasi
29. Sifat magnet akan hilang apabilamagnet . . . .a. dipukul-pukulb. digosokc. dipotongd. didinginkan
30. Keadaan tanpa gravitasi mengakibatkan benda . . . .a. mempunyai beratb. akan jatuh bila dilepaskan dari ketinggian tertentuc. melayang-layang di udarad. menempel di tanah.
Kunci Jawaban :
1. B 16. A2. A 17. D3. C 18. B4. D 19. A5. A 20. C6. C 21. B7. A 22. B8. C 23. A9. A 24. C10. B 25. C11. D 26. A12. B 27. C13. C 28. A14. C 29. A15. A 30.C
Nomor Butir Soal1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 04 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 05 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 17 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 08 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1
10 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 011 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 012 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 113 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 014 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 015 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 116 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 117 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 118 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 119 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 020 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 021 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 122 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 023 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 024 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 025 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 026 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 127 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 128 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 129 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 030 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 131 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 132 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 033 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 034 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 135 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 036 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 037 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 138 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 039 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 040 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 141 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 142 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 143 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 144 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 045 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 046 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 147 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 048 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 049 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 050 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 051 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 152 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 153 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 054 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 055 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 156 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 057 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 058 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 159 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 060 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 161 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
JML 56 56 57 52 42 33 37 55 57 26 59 26 60 59 52 30 27 42 37 52 52 15 18 24 18 34 42 20 24 26
Nilai p 0.92 0.92 0.93 0.85 0.69 0.54 0.61 0.90 0.93 0.43 0.97 0.43 0.98 0.97 0.85 0.49 0.44 0.69 0.61 0.85 0.85 0.25 0.30 0.39 0.30 0.56 0.69 0.33 0.39 0.43
Nilai q 0.08 0.08 0.07 0.15 0.31 0.46 0.39 0.10 0.07 0.57 0.03 0.57 0.02 0.03 0.15 0.51 0.56 0.31 0.39 0.15 0.15 0.75 0.70 0.61 0.70 0.44 0.31 0.67 0.61 0.57
Rerata Xi/Mp 33.11 33.11 32.86 33.63 32.86 35.33 35.78 32.36 32.86 37.88 31.93 37.88 32.20 31.76 33.63 37.33 33.44 34.86 34.70 33.63 33.63 33.00 28.72 39.46 36.94 33.32 32.38 35.10 31.17 36.19
Rata2 skor total/Mt 32.02
Simp. Baku total 7.50
r-phi hitung 0.49 0.49 0.42 0.52 0.17 0.48 0.62 0.14 0.42 0.67 -0.06 0.67 0.19 -0.18 0.52 0.70 0.17 0.56 0.44 0.52 0.52 0.07 -0.28 0.80 0.43 0.20 0.07 0.29 -0.09 0.48
r-tabel (0,05:61) 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
Status Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Drop Valid Valid Drop Valid Drop Drop Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Drop Drop Valid Valid Drop Drop Valid Drop Valid
Keputusan Pakai Pakai Pakai Pakai Dibuang Pakai Pakai Dibuang Pakai Pakai Dibuang Pakai Dibuang Dibuang Pakai Pakai Dibuang Pakai Pakai Pakai Pakai Dibuang Dibuang Pakai Pakai Dibuang Dibuang Pakai Dibuang Pakai
No. Res
Lampiran 07
Uji Instrumen
1. Uji Validitas
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 550 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 260 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 301 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 340 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 240 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 250 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 281 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 300 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 310 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 400 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 190 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 301 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 410 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 260 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 291 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 411 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 390 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 411 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 420 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 410 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 360 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 210 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 200 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 260 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 330 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 361 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 330 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 390 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 320 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 280 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 250 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 281 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 300 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 310 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 400 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 170 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 301 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 410 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 260 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 281 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 411 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 380 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 401 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 420 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 410 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 351 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 520 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 260 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 301 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 340 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 190 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 250 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 271 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 300 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 320 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 390 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 160 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 301 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 411 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 311 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 400 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 2718 23 26 22 15 26 17 48 23 22 42 16 23 31 37 31 55 42 54 52 37 22 27 22 34
0.30 0.38 0.43 0.36 0.25 0.43 0.28 0.79 0.38 0.36 0.69 0.26 0.38 0.51 0.61 0.51 0.90 0.69 0.89 0.85 0.61 0.36 0.44 0.36 0.560.70 0.62 0.57 0.64 0.75 0.57 0.72 0.21 0.62 0.64 0.31 0.74 0.62 0.49 0.39 0.49 0.10 0.31 0.11 0.15 0.39 0.64 0.56 0.64 0.4437.78 30.91 36.19 31.95 38.00 36.04 34.82 33.29 29.96 38.14 32.93 30.19 37.70 32.35 35.78 32.35 32.67 32.93 32.85 32.81 35.78 32.59 34.56 31.59 35.53
0.50 -0.11 0.48 -0.01 0.46 0.46 0.23 0.33 -0.21 0.61 0.18 -0.15 0.59 0.05 0.62 0.05 0.27 0.18 0.31 0.25 0.62 0.06 0.30 -0.04 0.530.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25Valid Drop Valid Drop Valid Valid Drop Valid Drop Valid Drop Drop Valid Drop Valid Drop Valid Drop Valid Valid Valid Drop Valid Drop ValidPakai Dibuang Pakai Dibuang Pakai Pakai Dibuang Pakai Dibuang Pakai Dibuang Dibuang Pakai Dibuang Pakai Dibuang Pakai Dibuang Pakai Pakai Pakai Dibuang Pakai Dibuang Pakai
Jumlah
Nomor Butir Soal1 2 3 4 6 7 9 10 12 15 16 18 19 20 21 24 25 28 30 31 33 35 36 37 38 40 42 43 45 49 51 53 55
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3140 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3146 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3112 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3037 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3058 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3060 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2918 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2942 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2943 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2919 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2744 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 279 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2516 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2527 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 25JBA 16 16 16 16 15 16 16 15 15 16 15 16 15 16 16 16 10 13 14 10 14 10 14 7 13 14 2 14 16 16 16 9 15
Nomor Butir Soal1 2 3 4 6 7 9 10 12 15 16 18 19 20 21 24 25 28 30 31 33 35 36 37 38 40 42 43 45 49 51 53 55
7 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1421 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1432 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1461 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1313 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1229 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1238 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1223 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1150 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1122 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 105 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 930 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 951 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 910 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 535 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 356 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3JBB 11 11 12 8 6 2 12 1 1 8 1 4 8 8 8 0 1 6 4 2 4 0 4 3 10 2 3 0 2 12 2 2 3
JSA dan JSB 16DP 0.31 0.31 0.25 0.50 0.56 0.88 0.25 0.88 0.88 0.50 0.88 0.75 0.44 0.50 0.50 1.00 0.56 0.44 0.63 0.50 0.63 0.63 0.63 0.25 0.19 0.75 -0.06 0.88 0.88 0.25 0.88 0.44 0.75
kriteria cukup cukup cukup baik baik sangat baik cukup sangat baiksangat baik baik sangat baiksangat baik baik baik baik sangat baik baik baik baik baik baik baik baik cukup jelek sangat baiksangat jeleksangat baiksangat baik cukup sangat baik baik sangat baik
keputusan pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai pakai buang pakai buang pakai pakai pakai pakai pakai pakai
Jumlah
Kelompok Atas
Kelompok Bawah
No. Res Jumlah
No. Res
2. Uji Daya Beda
Nomor Butir Soal
1 2 3 4 6 7 9 10 12 15 16 18 19 20 21 24 25 28 30 31 33 35 36 37 38 40 42 43 45 49 51 53 551 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 152 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 203 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 214 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 155 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 96 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 167 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 148 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 179 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2510 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 511 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1512 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3013 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1214 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1515 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3116 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2517 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2918 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2919 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2720 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2121 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1422 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1023 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1124 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1925 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2026 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2327 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2528 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2029 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1230 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 931 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1632 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1433 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1734 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2535 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 336 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1537 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3038 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1239 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1540 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3141 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2542 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2943 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2944 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2745 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2146 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3147 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1548 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 2049 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 2150 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1151 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 952 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1653 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1454 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1855 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2556 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 357 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1658 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3059 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1860 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3061 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 13nB 56 56 57 52 33 37 57 26 26 52 30 42 37 52 52 24 18 20 26 18 26 15 26 17 48 22 16 23 37 54 37 27 34IK 0.92 0.92 0.93 0.85 0.54 0.61 0.93 0.43 0.43 0.85 0.49 0.69 0.61 0.85 0.85 0.39 0.30 0.33 0.43 0.30 0.43 0.25 0.43 0.28 0.79 0.36 0.26 0.38 0.61 0.89 0.61 0.44 0.56
Kriteria M M M M SD SD M SD SD M SD SD SD M M SD SD SD SD S SD S SD S M SD S SD SD M SD SD SD∑IK 18.90IKP 0.57 SD
No. Res Jumlah
3. Uji Indeks kesukaran
4. Uji Realiabilitas
Nomor Butir Soal1 2 3 4 6 7 9 10 12 15 16 18 19 20 21 24 25 28 30 31 33 35 36 37 38 40 42 43 45 49 51 53 55
1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 152 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 203 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 214 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 155 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 96 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 167 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 148 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 179 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 25
10 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 511 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1512 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3013 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1214 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1515 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3116 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2517 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2918 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2919 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2720 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2121 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1422 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1023 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1124 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1925 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2026 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2327 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2528 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2029 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1230 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 931 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1632 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1433 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1734 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2535 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 336 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1537 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3038 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1239 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1540 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3141 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2542 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2943 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2944 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2745 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2146 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3147 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1548 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 2049 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 2150 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1151 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 952 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1653 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1454 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1855 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2556 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 357 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1658 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3059 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1860 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3061 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 13
115318.90
Jumlas Soal 33∑ 56 56 57 52 33 37 57 26 26 52 30 42 37 52 52 24 18 20 26 18 26 15 26 17 48 22 16 23 37 54 37 27 34p 0.92 0.92 0.93 0.85 0.54 0.61 0.93 0.43 0.43 0.85 0.49 0.69 0.61 0.85 0.85 0.39 0.30 0.33 0.43 0.30 0.43 0.25 0.43 0.28 0.79 0.36 0.26 0.38 0.61 0.89 0.61 0.44 0.56q 0.08 0.08 0.07 0.15 0.46 0.39 0.07 0.57 0.57 0.15 0.51 0.31 0.39 0.15 0.15 0.61 0.70 0.67 0.57 0.70 0.57 0.75 0.57 0.72 0.21 0.64 0.74 0.62 0.39 0.11 0.39 0.56 0.44
p.q 0.08 0.08 0.06 0.13 0.25 0.24 0.06 0.24 0.24 0.13 0.25 0.21 0.24 0.13 0.13 0.24 0.21 0.22 0.24 0.21 0.24 0.19 0.24 0.20 0.17 0.23 0.19 0.23 0.24 0.10 0.24 0.25 0.25varian skor total 55.89koefisien korelasi 0.90
r tabel 0.25keterangan reliabel
jumlahrerata
Jumlah No. Res
Lampiran 08
HASIL NILAI POST TES SISWA KELAS V
SD 1 PENATIH DAN SD 2 PENATIH
NO
NILAI POST TEST SISWA KELAS V SD 1 PENATIH
KELOMPOK EKSPERIMEN
NILAI POST TEST SISWA KELAS V SD 2 PENATIH
KELOMPOK KONTROL
177 50
240 50
357 50
457 37
557 63
640 50
737 53
877 80
953 50
1033 40
1153 40
1267 57
1387 57
1453 40
1567 40
1657 37
1740 37
1850 20
1953 40
2033 47
2147 50
2243 27
2347 27
2463 50
2547 77
2657 37
2777 60
2853 57
2967 57
3063 50
57
1 EK1 77 21.19 448.912 EK2 40 -15.81 250.043 EK3 57 1.19 1.414 EK4 57 1.19 1.415 EK5 57 1.19 1.416 EK6 40 -15.81 250.047 EK7 37 -18.81 353.918 EK8 77 21.19 448.919 EK9 53 -2.81 7.91
10 EK10 33 -22.81 520.4111 EK11 53 -2.81 7.9112 EK12 67 11.19 125.1613 EK13 87 31.19 972.6614 EK14 53 -2.81 7.9115 EK15 67 11.19 125.1616 EK16 57 1.19 1.4117 EK17 40 -15.81 250.0418 EK18 50 -5.81 33.7919 EK19 53 -2.81 7.9120 EK20 33 -22.81 520.4121 EK21 47 -8.81 77.6622 EK22 43 -12.81 164.1623 EK23 47 -8.81 77.6624 EK24 63 7.19 51.6625 EK25 47 -8.81 77.6626 EK26 57 1.19 1.4127 EK27 77 21.19 448.9128 EK28 53 -2.81 7.9129 EK29 67 11.19 125.1630 EK30 63 7.19 51.6631 EK31 57 1.19 1.4132 EK32 77 21.19 448.91
1786 5870.88
55.81
13.76
189.38
NO Kode Siswa2_
xxi
xx i
_
ix
_
x
S1
21S
LAMPIRAN 09
1. UJI NORMALITAS DATA
a. SD N 1 Penatih
1 EK1 77 21.19 448.912 EK2 40 -15.81 250.043 EK3 57 1.19 1.414 EK4 57 1.19 1.415 EK5 57 1.19 1.416 EK6 40 -15.81 250.047 EK7 37 -18.81 353.918 EK8 77 21.19 448.919 EK9 53 -2.81 7.91
10 EK10 33 -22.81 520.4111 EK11 53 -2.81 7.9112 EK12 67 11.19 125.1613 EK13 87 31.19 972.6614 EK14 53 -2.81 7.9115 EK15 67 11.19 125.1616 EK16 57 1.19 1.4117 EK17 40 -15.81 250.0418 EK18 50 -5.81 33.7919 EK19 53 -2.81 7.9120 EK20 33 -22.81 520.4121 EK21 47 -8.81 77.6622 EK22 43 -12.81 164.1623 EK23 47 -8.81 77.6624 EK24 63 7.19 51.6625 EK25 47 -8.81 77.6626 EK26 57 1.19 1.4127 EK27 77 21.19 448.9128 EK28 53 -2.81 7.9129 EK29 67 11.19 125.1630 EK30 63 7.19 51.6631 EK31 57 1.19 1.4132 EK32 77 21.19 448.91
1786 5870.88
55.81
13.76
189.38
NO Kode Siswa2_
xxi
xx i
_
ix
_
x
S1
21S
Berdasarkan table kerja diperoleh :
1. Nilai Rata-rata ( X@ ) = ∑ X
n
= 5870,88
32
= 55,81
2. Standar Deviasi (SD)
= √5870,88
32−1
= √5870,88
32=1
= 13,76
SD=√∑ ( X2−X__
2)2
(n2−1 )
Ringkasan Tabel Hasil Posttest Kelompok Eksperimen
No Total X Rata- rata (X) Standar Deviasi (SD)
Varians (SD2)
1 5870,88 55,81 13,76 189,38
Berdasarkan atas kurve normal, kelas interval.Frekuensi observasi (fo) dan
frekuensi empiric (fe) dari data skor Posttest kelas Eksperimen dapat dihitung
sebagai berikut.
Mengenai kelas interval dapat ditentukan melalui distribusi kurve normal
yang dibagi menjadi 6 bagian yaitu:
Kelas Interval 1= X@@ - 3SD - <X@ -2SD
= (76,41 – (3x8,84)) – (76,41 –(2x 8,84))= 49,89 – 58,73
Kelas Interval 4= X@@ - <X@ +1SD
= (76,41) – ( 76,41 + 8,84)= 76,42 – 85,25
Kelas Interval 2= X@@ - 2SD - <X@ -1SD
= (76,41 – (2x8,84)) –(76,41 –(1x 8,84))= 58,74 – 67,57
Kelas Interval 5= X@@ +1SD - <X@ +2SD
= (76,41 + 8,84)) – ( 76,41+(2x8,84))= 85,26 – 94,09
Kelas Interval 3= X@@ - 1SD - <X@= ( 76,41 – (1x8,84)) – 76,41= 67,58 - 76,41
6. Kelas Interval 6= X@@ +2SD - <X@ +3SD
= ( 76,41+(2x8,84)) – (76,41+ (3x8,84))= 94,10 – 102,93
Untuk mencari frekuensi empiric digunakan rumus sebagai berikut.
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 1
= f e1
100 x 40 =
2100
x 40 = 0,8
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 4
= f e 4
100 x 40 =
34100
x 40 = 13,6
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 2
= f e 2
100 x 40 =
14100
x 40 = 5,6
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 5
= f e 5
100 x 40 =
14100
x 40 = 5,6
32 32 0 1.482
(fo – fe) 2No Klasifikasi KI fo fe fo - fe
-0.64 0.41 0.64
0.13 0.20
JUMLAH
-0.48 0.23 0.05
6 - 97.10 1 0.64 0.36
5 - 83.34 4 4.4869.58
83.35
0.07
4 - 69.57 11 10.88 0.12 0.01 0.00
42.06
55.82
2.31 0.52
3 - 55.81 10 10.88 -0.88 0.77
2 - 42.05 6 4.48 1.52
1 - 28.29 0 0.6414.53
28.30
XXXXXXXXXXX
SDXSDX 23
SDXSDX 12
XSDX 1
SDXX 1
SDXSDX 21
SDXSDX 32
fe
fefo 2)(
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 3
= f e 3
100 x 40 =
34100
x 40 = 13,6
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 6
= f e 6
100 x 40 =
2100
x 40 = 0,8
Dari table kerjadi peroleh X2hit =
( f o−f e)❑2
f e
= 1,482 sedangkan untuk taraf
signifikansi 5% (ἁ=0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh X2tabel =
X2(0,05:5)= 11,07 karena X2
tabel >X2hit maka Ho diterima ( gagal ditolak). Ini berarti
sebaran data skor Posttest kelompok Eksperimen berdistribusi normal
1 Ko1 50 2.33 5.442 Ko2 50 2.33 5.443 Ko3 50 2.33 5.444 Ko4 37 -10.67 113.785 Ko5 63 15.33 235.116 Ko6 50 2.33 5.447 Ko7 53 5.33 28.448 Ko8 80 32.33 1045.449 Ko9 50 2.33 5.4410 Ko10 40 -7.67 58.7811 Ko11 40 -7.67 58.7812 Ko12 57 9.33 87.1113 Ko13 57 9.33 87.1114 Ko14 40 -7.67 58.7815 Ko15 40 -7.67 58.7816 Ko16 37 -10.67 113.7817 Ko17 37 -10.67 113.7818 Ko18 20 -27.67 765.4419 Ko19 40 -7.67 58.7820 Ko20 47 -0.67 0.4421 Ko21 50 2.33 5.4422 Ko22 27 -20.67 427.1123 Ko23 27 -20.67 427.1124 Ko24 50 2.33 5.4425 Ko25 77 29.33 860.4426 Ko26 37 -10.67 113.7827 Ko27 60 12.33 152.1128 Ko28 57 9.33 87.1129 Ko29 57 9.33 87.1130 Ko30 50 2.33 5.44
1430 5082.67
47.67
13.24
175.26
NO Kode Siswa 2_
xxi
xx i
_
ix2_
xxi
xxi
_
_
x
S1
21S
LAMPIRAN 10
1. Uji Normalitas Data
b. SD N 2 PENATIH
Berdasarkan table kerja diperoleh :
1. Nilai Rata-rata ( X@ ) = ∑ X
n
= 5082,67
30
= 47,67
2. Standar Deviasi (SD)
= √5082,67
30−1
= √5082,67
29
= 13,24
Ringkasan Tabel Hasil Posttest Kelompok Kontrol
No Total X Rata- rata (X) Standar Deviasi (SD)
Varians (SD2)
1 5082,67 47,67 13,24 175,26
Berdasarkan atas kurve normal, kelas interval. Frekuensi observasi (fo)
dan frekuensi empiric (fe) dari data skor Posttest kelas Kontrol dapat dihitung
sebagai berikut.
Mengenai kelas interval dapat ditentukan melalui distribusi kurve normal
yang dibagi menjadi 6 bagian yaitu:
Kelas Interval 1= X@@ - 3SD - <X@ -2SD
= (69,67 – (3x9,08)) – (69,67 –(2x 9,08))= 42,43 – 51,51
Kelas Interval 4= X@@ - <X@ +1SD
= (69,67) – ( 69,67 + 9,08)= 69,70 – 78,75
SD=√∑ ( X2−X__
2)2
(n2−1 )
30 30 0 8.543
2 0.6 1.4 1.96 3.27
JUMLAH
6 74.15 - 87.38
74.14 1 4.2 -3.2 10.24 2.44
14 10.2 3.8 14.44 1.42
5 60.92 -
4 47.68 - 60.91
47.67 10 10.2 -0.2 0.04 0.00
2 4.2 -2.2 4.84 1.1534.43
3 34.44 -
2 21.20 -
fe fo - fe (fo – fe) 2
1 7.95 - 21.19
fo
1 0.6 0.4 0.16 0.27
No Klasifikasi KI
XXXXXXXXXXX
SDXSDX 23
SDXSDX 12
XSDX 1
SDXX 1
SDXSDX 21
SDXSDX 32
fe
fefo 2)(
Kelas Interval 2= X@@ - 2SD - <X@ -1SD
= (69,67 – (2x9,08)) –(69,67 –(1x 9,08))= 51,52 – 60,59
Kelas Interval 5= X@@ +1SD - <X@ +2SD
= (69,67 + 9,08)) – ( 69,67+(2x9,08))= 78,76 – 87,83
Kelas Interval 3= X@@ - 1SD - <X@= ( 69,67 – (1x9,08)) – 69,67= 60,60 - 69,67
6. Kelas Interval 6= X@@ +2SD - <X@ +3SD
= ( 69,67+(2x9,08)) – (69,67+ (3x9,08))= 87,84 – 96,91
Untuk mencari frekuensi empiric digunakan rumus sebagai berikut.
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 1
= f e1
100 x 40 =
2100
x 40 = 0,8
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 4
= f e 4
100 x 40 =
34100
x 40 = 13,6
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 2
= f e 2
100 x 40 =
14100
x 40 = 5,6
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 5
= f e 5
100 x 40 =
14100
x 40 = 5,6
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 3
= f e 3
100 x 40 =
34100
x 40 = 13,6
Frekuensi empiric (fe) pada kelas interval 6
= f e 6
100 x 40 =
2100
x 40 = 0,8
Dari table kerja diperoleh X2hit =
( f o−f e)❑2
f e
= 8,543 sedangkan untuk taraf
signifikansi 5% (ἁ=0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh X2tabel =
X2(0,05:5)= 11,07 karenaX2
tabel >X2hit maka Ho diterima ( gagal ditolak). Iniberarti
sebaran data skor Posttest kelompok Eksperimen berdistribusi normal
LAMPIRAN 11
2. UJI HOMOGENITAS
Menghitung varians terbesar dan varians terkecil
Diketahui :
Simpangan baku Kelompok eksperimen : 13,76
Varians kelompok eksperimen : 189,38
Simpangan baku Kelompok kontrol : 13,24
Varians kelompok kontrol : 175,26
F = SD1
SD2
F = VariansTerbesarVarians Terkecil
F = 189,38175,26
F = 1,08
Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhit sebesar 1,08 sedangkan Ftabel pada taraf
signifikan 5% dengan db pembilang (31) dan db Penyebut (29) adalah 1,85. Ini
berarti Fhit<Ftabel, maka Ho diterima (Gagal Ditolak) berarti tidak terdapat
perbedaan varians masing – masing kelas atau harga varians data dikatagorikan
Homogen.
t hitung=X̄ 1− X̄ 2
√S gab
2
( 1
n1
+ 1
n2)
LAMPIRAN 12
3. UJI t
1) Uji Perbedaan Signifikan Data
Uji perbedaan signifikan data ( kesetaraan) digunakan agar
mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok control
memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak, untuk menguji digunakan
uji t-. Adapun langkah – langkah yang dilakukan yaitu:
(a) Mengitung Rata-rata, Simpangan baku, dan Varian
Rata – rata kelompok eksperimen : 55,81
Simpangan baku nilai post test Kelompok eksperimen : 13,76
Varians kelompok eksperimen : 189,38
Rata – Rata kelompok control : 47,67
Simpangan baku nilai post test Kelompok kontrol : 13,24
Varians kelompok kontrol : 175,26
Hipotesis yang diuji yaitu:
H0: t hit<ttabel
Ha :t hit>ttabel
Berikut perhitungannya:
sgab = (n1−1 ) s1
2+(n2−1 ) s22
(n1+n2 )−2
= (32−1 ) 189,38+(30−1 ) 175,76
(32+30 )−2
= 182,56
Setelah didapat Sgab, maka dilanjutkan dengan menghitung
thit sebagai berikut.
= 2,371
(b) Membadingkan
thit dengant tab
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh t hitung =
2,371 dan t table dengan dk = (32+30)-2 = 60 dan taraf
signifikansi 5% adalah 2.000. Ini berarti t hitung lebih dari t table
(t hitung > t tabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
=55 ,81−47 ,67
√182 ,56 ( 132
+ 130 )
Lampiran 13
Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan di kelas eksperimen
Gambar 01. Penyampaian apersepsi
Gambar 02. Kegiatan tanya jawab tentang materi pembelajaran
Gambar 03. Diskusi kelompok
Gambar 04. Mempresentasikan hasil kerja kelompok
Kegiatam di kelas kontrol
Foto 05. Menjelaskan materi yang akan dipelajari
Foto 06. Kegiatan Praktik
Gambar 07. Diskusi kelompok
Gambar 08. Pemberian soal evaluasi