1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali...

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, tingginya kadar kolesterol dalam darah dengan resiko terkena penyakit jantung. Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan kolesterol bila tidak diimbangi dengan olah raga maka akan terjadi penimbunan lemak di tubuh. Bila keadaan ini terus berlangsung dalam kehidupan sehari-hari maka akan berdampak kurang baik bagi kesehatan. Peningkatan kadar kolesterol dapat menimbulkan beberapa penyakit, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan penyumbatan pembuluh darah. Umumnya kebanyakan orang mengira bahwa kolesterol seseorang akan tinggi pada orang-orang yang mengalami obesitas saja, padahal kolesterol juga dapat tinggi pada orang yang berbadan kurus. Karena itu, baik orang yang mengalami masalah dengan berat badan maupun tidak tetap harus menjaga kadar kolesterolnya. Kesehatan merupakan hal yang paling berharga dalam kehidupan setiap orang, terkadang seseorang rela melakukan apa saja agar kesehatannya tetap terjaga termasuk merubah pola hidupnya. Tetapi dalam hal mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan tinggi kolesterol, terkadang seseorang agak susah untuk meninggalkannya. Pegawai Universitas Muhammadiyah Palangka Raya yang berkerja rata- rata 9 jam dalam sehari.Tidak menutup kemungkinan beresiko kena PJK(penyakit Jantung Koroner), kurangnya aktifitas fisik, terlalu banyak duduk saat bekerja dan pola makan yang tidak tepat waktu pada saat berada di tempat bekerja, kurangnya aktifitas fisik membuat penumpukan lemak dari makanan-makanan yang di konsumsi, hal ini dapat membuat penyumbatan pada pembuluh darah oleh lemak. Melihat dari keadaan di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Palangka Raya yang belum tersedianya kantin sehat untuk para pegawai dan 1

Transcript of 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali...

Page 1: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan

yang mengaitkan, tingginya kadar kolesterol dalam darah dengan resiko

terkena penyakit jantung. Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan

kolesterol bila tidak diimbangi dengan olah raga maka akan terjadi

penimbunan lemak di tubuh. Bila keadaan ini terus berlangsung dalam

kehidupan sehari-hari maka akan berdampak kurang baik bagi kesehatan.

Peningkatan kadar kolesterol dapat menimbulkan beberapa penyakit, seperti

hipertensi, penyakit jantung koroner, dan penyumbatan pembuluh darah.

Umumnya kebanyakan orang mengira bahwa kolesterol seseorang akan tinggi

pada orang-orang yang mengalami obesitas saja, padahal kolesterol juga

dapat tinggi pada orang yang berbadan kurus. Karena itu, baik orang yang

mengalami masalah dengan berat badan maupun tidak tetap harus menjaga

kadar kolesterolnya.

Kesehatan merupakan hal yang paling berharga dalam kehidupan setiap

orang, terkadang seseorang rela melakukan apa saja agar kesehatannya tetap

terjaga termasuk merubah pola hidupnya. Tetapi dalam hal mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung lemak dan tinggi kolesterol, terkadang

seseorang agak susah untuk meninggalkannya.

Pegawai Universitas Muhammadiyah Palangka Raya yang berkerja rata-

rata 9 jam dalam sehari.Tidak menutup kemungkinan beresiko kena

PJK(penyakit Jantung Koroner), kurangnya aktifitas fisik, terlalu banyak

duduk saat bekerja dan pola makan yang tidak tepat waktu pada saat berada di

tempat bekerja, kurangnya aktifitas fisik membuat penumpukan lemak dari

makanan-makanan yang di konsumsi, hal ini dapat membuat penyumbatan

pada pembuluh darah oleh lemak.

Melihat dari keadaan di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah

Palangka Raya yang belum tersedianya kantin sehat untuk para pegawai dan

1

Page 2: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

2

mahasiswa, dan jam kerja para pegawai yang monoton, dan kurang olah raga

sehingga dapat menimbulkan peningkatan kolesterol.

Pemeriksaan pola lipid atau penetapan kadar lipid-lipoprotein biasanya

dihubungkan dengan resiko penyakit vaskular yang mencakup penyakit

jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak dan penyakit pembuluh darah

perifer. Proses yang mendasarinya adalah arterisklerosis yang berkembang

secara lambat dan berlangsung bertahun-tahun. Oleh karena itu dengan

mendeteksi lebih awal akan memungkinkan untuk melakukan tindakan

pencegahan. Telah lama diketahui penyebab Penyakit Jantung Koroner (PJK)

multifaktorial. Salah satu faktor resiko utama PJK adalah dislipidemia, faktor

resiko lain adalah diabetes militus, hipertensi, kegemukan, merokok dan lain-

lain. Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai

dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan

utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol-LDL (Low density

lipoprotein-cholesterol)dan HDL (high density lipoprotein).

(Hardjoeno,2003)

Pemeriksaan kolesterol darah total dapat menggunakan dua cara yaitu

dengan cara Point of care test (POCT) dan Fotometer dengan metode

FOTOMETER. POCT merupakan serangkaian pemeriksaan laboratorium

sederhana menggunakan alat meter. Alat ini disebut juga Badside testing,

Near Patient Testing, Alternative site Testing. POCT dirancang hanya untuk

sampel darah kapiler bukan untuk sampel serum atau plasma. Penggunaan

POCT karena harga yang terjangkau dan hasil yang relatif singkat. Alat ini

hanya memerlukan sedikit sampel darah (whole blood), sehingga digunakan

darah kapiler, sedangkan alat fotometer mengunakan serum atau plasma

sehingga tidak di pengaruhi sel-sel darah seperti pada sampel whole blood.

Sedangkan bila menggunakan fotometer sampel yang digunakan serum

sehingga memerlukan lebih banyak darah, dan dalam pengerjaannya

memerlukan waktu yang lama.

Point of care testing pemeriksan kolesterol darah total terdiri dari alat

meter kolesterol darah total, strip test kolesterol darah total dan autoclick

Page 3: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

3

lanset (jarum pengambil sampel). Alat meter kolesterol adalah alat yang

digunakan untuk mengukur kadar kolesterol darah total berdasarkan deteksi

elektrokimia dengan dilapisi enzim cholesterol oxidase pada strip membran.

(Menkes, 2010)

Kelebihan dari alat POCT, yaitu mudah digunakan dapat dilakukan oleh

perawat, pasien, dan keluarga untuk monitoring pasien, volume sampel yang

dipakai lebih sedikit, bisa dilakukan bed side,alat lebih kecil sehingga tidak

perlu ruangan khusus, dan bisa dibawa / mobile. Adapun kekurangan dari alat

POCT ini presisi dan akurasi korang baik bila dibandingkan dengan metode

rujukan (fotometer), kemampuan pengukuran terbatas, hasil dipengaruhi oleh

suhu, hematokrit dan dapat terinterverensi dengan zat tertantu, pra analitik

sulit di kontrol bila yang melakukan bukan orang yang kompeten, pemantapan

mutu internal kurang diperhatikan dan sulit terdokumentasi, hasil sulit

terdokomentasi terutama bila dilakukan dirumah. (Menkes, 2010)

Untuk menghindari terjadinya beberapa penyakit maka harus bisa

menjaga kadar kolesterol agar seimbang. Sehingga harus secara rutin

dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol. Pemeriksaan kadar kolesterol dapat

dilakukan dengan skrining fraksi lipid, yaitu total kolesterol, High Densiti

Lipoprotein (HDL) kolesterol, Low Densiti Lipoprotein (LDL) kolesterol, dan

trigliserida. Pemeriksaan total kolesterol ini dapat menggunakan Fotometer,

jika menggunakan POCT hanya mengetahui kadar kolesterol secara

keseluruhan.

Namun dalam setiap alat akan ada beberapa perbedaan yang akan

mempengaruhi hasil dari pemeriksaan, sehingga perlu dilakukan penelitian

untuk dapat mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan pada setiap alat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan

identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apakah kepentingan klinik dari pemeriksaan kolesterol ?

Page 4: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

4

2. Apakah ada perbedaan nilai kadar kolesterol menggunakan POCT dan

Fotometer?

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol darah total dengan

menggunakan Point of Care Test (POCT) dan dengan fotometer ?.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan kolesterol darah total dengan

menggunakan Point of Care Tesiting ( POCT )

2. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan kolesterol darah total dengan

menggunakan fotometer

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol darah total

dengan menggunakan Point of Care Testing (POCT) dan fotometer

E. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan tentang pemeriksaan kolesterol darah total bagi

penulis dan pembaca

2. Memberikan informasi tentang perbandingan pemeriksaan kolesterol darah

total dengan Point of Care Testing (POCT) dengan fotometer.

3. Menambah pengetahuan untuk mahasiswa atau para praktisi laboratorium

kesehatan dalam memilih metode yang baik untuk pemeriksaan kolesterol

darah dengan hasil yang baik.

Page 5: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

A. Kolesterol Darah

Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar

tubuh di dalam hati

diperlukan tubuh untuk membuat selaput sel, membungkus serabut saraf,

membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan

langsung oleh darah karena ti

diperlukan molekul “pengangkut” yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis

lipoprotein, yaitu high density lippoprotein

(LDL).

Kolesterol adalah

Inggris: waxy steroid

dalam plasma darah. Merupakan sejenis

atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut

steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki

terdiri atas 4 cincin atom

Steroid lain termasuk steroid

testosteron. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan

dasar kimia kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari

pengubahan molekul yang lebih mudah, para

Hiperkolesterolemia

darah.(Marks B Drawn, 2009)

Gambar 1: Struktur kolesterol, Sumber :

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar

tubuh di dalam hati dari makanan berlemak yang di konsumsi. Kolesterol

diperlukan tubuh untuk membuat selaput sel, membungkus serabut saraf,

membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan

langsung oleh darah karena tidak larut dalam air. Untuk mengedarkannya,

diperlukan molekul “pengangkut” yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis

high density lippoprotein (HDL) dan low density lipoprotein

Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (

waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan

. Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul

atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut

. Steroids ialah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini

atom karbon.

Steroid lain termasuk steroid hormon seperti kortisol, estrogen

. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan

dasar kimia kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari

pengubahan molekul yang lebih mudah, para ilmuwan menyebutnya

Hiperkolesterolemia berarti bahwa kadar kolesterol terlalu tinggi dalam

(Marks B Drawn, 2009)

Kolesterol

Gambar 1: Struktur kolesterol, Sumber : (Robert K. Muray, 2009)

5

5

diproduksi

. Kolesterol

diperlukan tubuh untuk membuat selaput sel, membungkus serabut saraf,

membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan

dak larut dalam air. Untuk mengedarkannya,

diperlukan molekul “pengangkut” yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis

low density lipoprotein

yang mengandung lemak sterol (bahasa

dan disirkulasikan

yang merupakan molekul lemak

atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut

khusus. Struktur ini

estrogen, dan

. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan struktur

dasar kimia kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari

menyebutnya sintesis.

berarti bahwa kadar kolesterol terlalu tinggi dalam

(Robert K. Muray, 2009)

Page 6: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

6

3 1

2

1

2 (2) Dinding arteri (1) Molekul Kolesterol menghasilkan

lemak-lemak yang diendapan pada dinding arteri

(3) plak-plak atherosclerosis menghambat aliran darah

Kolesterol darah adalah salah satu unsur yang paling penting dari darah /

tubuh. Kolesterol darah memiliki fungsi tubuh yang berbeda, dan membangun

sel-sel sehat. Kolesterol darah merupakan konstituen penting dari dinding sel

(membran), dan jika tingkat kolesterol darah turun di bawah normal, dinding

sel darah merah (RBC) yang cenderung pecah, sehingga menyebabkan

penurunan berat pada hemoglobin (Hb).

Kolesterol disintesis / dibuat di dalam tubuh. Ini telah mendapat ekskresi

terbatas. Beberapa lolos dalam kotoran / empedu, tetapi kebanyakan tetap di

dalam tubuh. Tingkat kolesterol darah meningkat begitu orang makan.

Tingkat kolesterol darah normal harus antara 150-199 mg / dl, dan jika

lebih dari 240 mg / dl, hal ini dikategorikan tingkat tinggi kolesterol darah.

Pasien memiliki tingkat kolesterol darah antara 200-239 mg / dl adalah batas

kasus. (Hardjoeno, 2003 ).

Gambar 2. Pembuluh darah mengalami pengerasan (atherosclerosis)

( Sri Mulyani: 2008)

Pemeriksaan pola lipid atau penetapan kadar lipid-lipoprotein biasanya

dihubungkan dengan resiko penyakit vascular yang mencakup penyakit

jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak dan penyakit pembuluh darah

perifer. Proses yang mendasarinya adalah atesklerosis yang berkembang

secara lambat dan berlangsung bertahun-tahun. Oleh karena itu dengan

mendeteksi lebih awal akan memungkinkan untuk melakukan tindakan

pencegahan. (Robert K. Muray, 2009;248)

Page 7: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

7

Pemeriksaan kolesterol darah total dapat menggunakan dua cara yaitu

dengan cara Point of care test (POCT) dan Fotometer dengan metode

FOTOMETER. POCT merupakan serangkaian pemeriksaan laboratorium

sederhana menggunakan alat meter. Alat ini disebut juga Badside testing,

Near Patient Testing, Alternative site Testing. POCT dirancang hanya untuk

sampel darah kapiler bukan untuk sampel serum atau plasma. Penggunaan

POCT karena harga yang terjangkau dan hasil yang relatif singkat. Alat ini

hanya memerlukan sedikit sampel darah (whole blood), sehingga digunakan

darah kapiler, sedangkan alat fotometer mengunakan serum atau plasma

sehingga tidak di pengaruhi sel-sel darah sepirti pada sampel whole blood.

POCT umumnya prinsip kerja alat ini menggunakan sel pengukuran

dimana reaksi tertentu dapat berlangsung, sel ini dapat berupa matris yanga

berpori, chamber atau suatu permukaan (surfance). Cara pengukuran dapat

secara visual. Optikal atau monitoring reaksi elektrokimia yang terjadi.

Umumnya pemeriksaan POCT kimia menggunakan teknologi biosensor.

(Menkes, 2010)

Kadar kolesterol darah tinggi yang berbahaya bagi tubuh. menyebabkan

penyempitan dan bahkan penyumbatan arteri koroner (pembuluh darah yang

memasok jantung) dan pembuluh darah yang memasok keotak, yang

menyebabkan serangan jantung dan stroke (kelumpuhan, dll) masing-masing

Kemungkinan mengembangkan penyakit ini menjadi lebih tinggi jika

seseorang memiliki, di samping itu, diabetes, tekanan darah tinggi dan

obesitas. Resiko ini juga meningkat jika seseorang memiliki sejarah keluarga

kolesterol darah tinggi / serangan jantung. (Robert K. Muray, 2009;248).

Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar diproduksi

tubuh didalam liver dari makanan yang berlemak. Kolesterol merupakan

salah satu dari sejumlah lemak (lipid) yang dibawa dalam aliran darah. Tubuh

diliputi lipid dengan protein khusus yang membuatnya larut dalam air.

Kemudian protein kecil ini dilapisi oleh partikel (lipoprotein) yang dibawa

dari darah ke sel.(Robert Povey,2001; 5)

Page 8: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

8

Kolesterol kebanyakan diangkut dalam plasma, terutama sebagai Low

Densit Lipproteini (LDL). Kolesterol dihubungkan dengan metabolism lipid

dan merupakan sumber untuk sintesa hormone. (D.N. Baron, 1995;93).

1. Trigliserida

Trigliserida merupakan lipid yang dibuat oleh hati atau dari lemak

makanan yang dimakan. Merupakan sumber energi yang penting dan

dirangsang oleh asupan lemak dan gula (terutama dalam bentuk alkohol).

Kelebihan dari lipid ini dapat meningkatkan kecenderungan terbentuknya

bekuan darah. Lipoprotein yang membawa lipid ini keseluruh tubuh yaitu

disebut Very Low Densiti Lipoprotein (VLDL). (Robert Povey, 2001;5)

2. Lipoprotein

Lipoprotein terdapat didinding kapiler darah, yang melekat pada endotel

melalui rantai progtioklikan hefaran sulfat yang bermuatan negative.

Enzim ini ditemukan di jantung jaringan adiposa, limpa dan paru, medulla

ginjal, aorta, diafragma, dan kelenjar mamaria dalam keadaan laktasi.

Namun enzim ini normalnya tidak ditemukan pada orng dewasa. (Robert

K.Muray, 2009; 226)

Lipoprotein yang dikenal kilomikron mengangkut lipid yang di

hasilkan dari pencernaan dan penyerapan . lipoprotein berdensitas sangat

rendah Very Low Densiti Lipoprotein (VLDL) mengangkut triasel gliserol

dari hati. Lipoprotein berdensitas rendah Low Densiti Lipoprotein (LDL)

menyalurkan kolesterol ke jaringan, dan lipoprotein berdensitas tinggi

High Densiti Lipoprotein (HDL) membawa kolesterol ke jaringan dan

membawanya kehati untuk dieksresikan dalam proses yang dikenal

sebagai transport kolesterol terbalik. (Robert K.Muray, 2009; 226)

Kilomikron menangkap kolesterol dan lemak dari usus. Kilomikron

adalah butir-butir lemak yang mengandung sedikit protein. Lemak dikirim

ke jaringan adipose meninggalkan sisa kilomikron (Chylomicron

remnants) yang mengandung sebagian besar kolesterol. Sisa kolesterol ini

di bawa menuju hati. Di dalam hati kolesterol dari sisa kilomikron

Page 9: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

9

digabungkan dengan kolesterol yang disintesis oleh hati menjadi partikel

VLDL. VLDL ini kemudian digunakan untuk transport.

Konsentrasi kolesterol yang di inginkan untuk menurunkan resiko

terjadinya arterisklerosis pada manusia adalah, kolesterol total <200 mg/dl,

LDL<130 mg/dl, serta HDL 50-60 mg/dl. Kisaran kadar kolesterol total

200-239 mg/dl dan LDL 130-159 mg/dl adalah batas antara keadaan

beresiko rendah dan tinggi untuk terbentuknya arterosklerosis. (E.

Prangdimurti, dkk, 2007; 13)

Very Low Densiti Lipoprotein (VLDL) berperan penting dalam

penyaluran asam lemak dari triasilghliserol VLDL keadiposit dengan

mengikat yang VLDL dan membawanya berkontak dengan lipoprotein

lipase. Di jaringan adipose, insulin meningkatkan sistesis lipoprotein

lipase didalam adiposity dan translokasinya kepermukaan luminal endotel

kapiler. (Robert K.Muray, 2009; 231)

B. Metabolisme Lipid

Lipid adalah senyawa biologik yang sebagian besar atau seluruhnya

terdiri dari gugus nonpolar. Maka dari itu lipid hanya dapat larut dalam pelarut

non polar dan relative tidak larut dalam pelarut air. Beberapa lipid brfungsi

sebagai energi, yang lainnya berfungsi sebagai komponen membrane atau

sebagai prekursor hormon dan yang lainnya berfungsi pada berbagai peran

khusus. (Adji Darma,1988;122)

1. Sintesis Asam Lemak

Kebanyakan jaringan dapat menggunakan lipid sebagai energi dan

terjadi bila glukosa terbatas. Karana lipid lebih tereduksi dibandingkan

bahan bakar lainnya dan karena lipid disimpan tanpa hidrasi, katabolisme

lipid menghasilkan ATP yang lebih banyak dibandingkan katabolisme

karbonhidrat atau protein dengan berat yang sama. Dengan berkurangnya

permintaan akan glukosa maka lipid memegang peranan penting pada

homeostasis glukosa. Selam makan, sebagian glukosa dan asam amino

makanan yang berlebihan diubah asam lemak. Asam lemak dari makanan

Page 10: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

dan dari yang disintesis dari glukosa disimpan dalam jaringan adipose dan

jaringan lain sebagai

dari simpanannya dan digunakan oleh banyak jaringan sebagai alternative

untuk glukosa. ( Adji Darma,1988;123)

Sintensis asam lemak dilakukan dalam sitoplasma hati, dari

jaringan adipose dengan menggunakan asetil

pemecahan parsial glukosa dan asam aminol. Hasil utama sintensis asam

lemak pada manusia adalah asam

Asam palmitat disintensis berturut

reaksi yang dikatalisis oleh asam lemak.

Sebagian

menjadi asam lemak lain oleh enzim pemanjang dan enzim pendisaturasi

rantai yang berhubungan dengan indoplasmik

lemak tergantung pada suplai asetil

melalui pemecahan persial karbohidrat dan asam amino yang berlebihan

dalam makanan.

2. Pembentukan NADPH

Sebagian besar NADPH yang digunakan pada sintesis asam lemak

dihasilkan oleh enzimalat

dan dari yang disintesis dari glukosa disimpan dalam jaringan adipose dan

jaringan lain sebagai trigliserida. Selama puasa, asam lemak dilepaskan

dari simpanannya dan digunakan oleh banyak jaringan sebagai alternative

( Adji Darma,1988;123)

Sintensis asam lemak dilakukan dalam sitoplasma hati, dari

jaringan adipose dengan menggunakan asetil-KoA yang berasal dari

pemecahan parsial glukosa dan asam aminol. Hasil utama sintensis asam

lemak pada manusia adalah asam lemak jenuh 16-Karbon, yaitu palmitat.

disintensis berturut-turut dari 2-Karbon dalam serangkaian

reaksi yang dikatalisis oleh asam lemak. ( Adji Darma,1988;123)

Gambar 2. Sintesis asam lemak (Sri Mulyani, 2008)

Sebagian palmitat yang dihasilkan oleh asam lemak sintase diubah

menjadi asam lemak lain oleh enzim pemanjang dan enzim pendisaturasi

rantai yang berhubungan dengan indoplasmik retikulum. Sintensis asam

lemak tergantung pada suplai asetil-KoA sitoplasma. Suplai ini

melalui pemecahan persial karbohidrat dan asam amino yang berlebihan

dalam makanan. (Adji Darma,1988;124)

Pembentukan NADPH

Sebagian besar NADPH yang digunakan pada sintesis asam lemak

enzimalat (NADPH-coupled malate dehidrogena

10

dan dari yang disintesis dari glukosa disimpan dalam jaringan adipose dan

. Selama puasa, asam lemak dilepaskan

dari simpanannya dan digunakan oleh banyak jaringan sebagai alternative

Sintensis asam lemak dilakukan dalam sitoplasma hati, dari

KoA yang berasal dari

pemecahan parsial glukosa dan asam aminol. Hasil utama sintensis asam

Karbon, yaitu palmitat.

Karbon dalam serangkaian

( Adji Darma,1988;123)

palmitat yang dihasilkan oleh asam lemak sintase diubah

menjadi asam lemak lain oleh enzim pemanjang dan enzim pendisaturasi

retikulum. Sintensis asam

disediakan

melalui pemecahan persial karbohidrat dan asam amino yang berlebihan

Sebagian besar NADPH yang digunakan pada sintesis asam lemak

coupled malate dehidrogenase).

Page 11: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

11

Sumber kedua NADPH adalah lintasan pentose fosfat yang juga

dikenal sebagai shunt heksosa monofosfat. Lintasan ini menghasilkan 2

substrat untuk anabolisme. NADPH dan ribose-5-fosfat. Lintasan secara

independen mempunyai 2 bagian yang diatur, satu secara oksidatif,

glukosa 6-fosfat mengalami reduksi dan dekarboliksasi menghasilkan

NADPH, ribulosa 5-fosfot dimetabolisme lebih lanjut membentuk ribose

5-fosfot dan senyawa yang dapat masuk glikolisis. Karena memerlukan

reaksi dekarboksilasi, fase oksidatif lintasan pentose fosfat adalah

reversible, sedangkan fase kedua bekerja secara bebas dalam kedua arah.

Langkah pembatas-kecepatan pada lintasan ini dikatalisis oleh glukosa 6-

fosfat dehidrogenase (G6PD). Sintesis G6PD diinduksi selama makan dan

mengalami represi selama puasa. ( Adji Darma,1988;125)

Asam lemak diubah menjadi trigliserida untuk ditranspor dan

disimpan. Asam lemak bersifat amfopatik (yaitu mempunyai gugus polar

dan non polar) dan oleh karena itu mereka sendiri bersekutu pada

perbatasan permukaan fase polar dan non polar. Sebelum mereka dapat

disimpan dalam tetesan lemak, asam lemak harus diubah menjadi spesies

lipid yang lebih hidrofobik, yaitu trigliserida. Trigliserida, juga

dinamakan triasilgliserol terdiri atas 3 asam lemak yang teresterifikasi

pada gugus hidroksil dari molekul gliserol. Sintesis trigliserida

berlangsung dalam sitolasma. Jalan utama sintresis menggunakan gliserol

3-fosfat sebagai sumber rangka gliserol. Asam lemak diaktifkan agar

dapat bergabung dengan trigliserida dengan diikatkan pada KoA. ( Adji

Darma,1988;125)

Selama puasa, trigliserida disimpan dalam otot dan jaringan

adiposa didedragasi oleh pembuangan berurutan unit asam lemak.

Pembuangan asam lemak pertama dari trigliserida dikatalisis oleh

triasilgleserol lipase. 2 asam lemak sisanya dibuang oleh lipase tambahan.

Setelah transport ke jaringan dimana yang akan digunakan, asam lemak

dilepaskan diesterepikasikan dengan KoA, transport kedalam mitokondria

Page 12: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

12

oleh karnitine shuttle, dan didegradasi menjadi asetil KoA oleh enzim β-

oksidasi. ( Adji Darma,1988;129).

3. Pengaturan bahan bakar metabolism lipid

Bahan bakar lipid disintesis dan disimpan bila glukosa banyak dan

dikatabolisme bila glukosa langka, pada keadaan stress, dan selama olah

raga. Metabolism lipid terutama diatur oleh hormon pancreas yitu insulin

dan glucagon dan oleh katekolamin norepineprin dan epineprin.

Hormone-hormon ini menentukan apakan asam lemak akan disintesi dan

dimasukan kedalam trigliserida. ( Adji Darma,1988;131)

Perubahan antara sintesis dan pemechan trigliserida dalam

jaringan adipose diatur pada tingkat triasilgliserol lipase, yang juga

dikenal yang mengkatalisis langkah pertama mobilisasi asam lemak.

Triasilgliserol lipase, yang juga dikenal hormone-hormon sensitive lipase

karena sebagian besar subtrat ketogenesis disediakan oleh katabolisme

asam lemak dalam hati, pengaturan ketogenesis berhubungan erat dengan

pengaturan metabolism asam lemak. Kecepatan ketogenesis sejajar

dengan kecepatan metabolism asam lemak dari jaringan adipose, jadi

meningkat selam kelaparan. ( Adji Darma,1988;133)

4. Tranpor Lipid antar Organ

Lipid diangkut oleh protein albumin serum dan dengan agregasi

lipid dan protein yang dikenal sebagai partikel lipo protein trigliserida dan

ester kolesterol ditranspor oleh beberapa jenis partikel lipoprotein. Lipid

yang ditranspor terdapat dalam inti dan pola. ( Adji Darma,1988;137)

Kilomikron mentranspor lipid dari makanan yang diabsorbsi dari

usus ke hati dan jaringan periper. Lipid yang terdapat dalam makanan

dicerna dalam usus menjadi asam lemak, bebas, kolestrerol, dan β-

monogliserida. Kilomikron diangkut oleh limpo ke aliran darah. Dalam

sirkulasi, mereka mengadakan interaksi dengan partikel high density

lipoprotein (HDL). Selama kilomikron beredar ester kolesterol

dipindahkan ke intinya dari HDL. Dengan menggunakan asam lemak

yang disintesis denovo oleh hati dan asam lemak yang diambiul dari

Page 13: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

13

sirkulasi, hati mensintesis trigleserida dan menggabungkannya ke kelas

partikel lipoprotein lainnya, yaitu very low density lipoprotein ( VLDL).

Sisa VLDL dimetabolisme oleh hati, sebagian didegradasi tetapi sebagian

besar diubah menjadi partikel low density lipoprotein (LDL). ( Adji

Darma,1988;140)

LDL yang merupakan partikel lipoprotein utama untuk membawa

kolesterol dalam sirkulasi, mengirimkan kolesterol dari hati ke sel-sel

periper. Setelah keluar dari hati, LDL yang baru terbentuk beredar ke

jaringan periper. Tidak seperti kilomikron dan VLDL, LDL cukup kecil

untuk melewati pori-pori yang terdapat dalam indotel kapiler dan

meninggalkan sirkulasi. Ester kolesterol yang terdapat dalam inti LDL

dilepaskan sebagai koleterol bebas yang mingkin segera digunakan untuk

pembentukan membrane baru, kolesterol asil tranpirase untuk disimpan.

Kolesterol yang dikirim ke sel oleh LDL memperbesar full kolesterol total

seluler dan menghambat biosintesis kolesterol dalam sel. (Adji

Darma,1988;142)

HDL membentuk sekelompok partikel heterogen yang berperan

pada proses yang dinamakan transporsentripetal kolesterol. Pada proses

ini HDL mentranspor kolesterol yang berlebihan menjauhi periper. Pada

tranpor sentripetal, kolesterol yang berlebihan dipindahkan dari

membrane sel periper kedalam permukaan satu lapis HDL. HDL

mengubah kolesterol bebas menjadi ester kolesteriol yang dikatalisis oleh

lesitim kolesterol asil tranpirase. (Adji Darma,1988;143)

C. Darah Vena dan Darah Kapiler

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma

darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit, leukosit,

dan eritrosit ( Pearce, 2006 )

1. Darah Vena

Pembuluh darah vena adalah pembuluh berdinding tiga lapis seperti

arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah

Page 14: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

14

kempes dan kurang elastis dibandingkan dengan arteri. Darah adalah

jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bagian interseluler adalah cairan

yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur padat yaitu sel darah.

Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit atau sel darah merah, leukosit

atau sel darah putih, dan trombosit atau butir pembeku. Susunan darah

dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena berwarna lebih

tua dan agak ungu karena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada

jaringan. (Pearce, 2006)

2. Darah Kapiler

Pembuluh darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan. Oleh

karena itu secara langsung berhubungan dengan sel. Pembuluh darah

kapiler berdiameter 5 – 10 mikrometer, pembuluh kapiler ini adalah

pembuluh darah terkecil di tubuh. Fungsinya untuk menghubungkan

ateriola dan venula. Dengan adanya pembuluh darah ini maka

dimungkinkan terjadinya pertukaran air, oksigen, karbondioksida, nutrient,

dan zat kimia sempit antara darah dan jaringan disekitarnya. Jaringan

pembuluh darah kapiler bekerja membentuk sebuah anyaman yang terdiri

dari suatu jaringan dengan kandungan kurang lebih 2000 kapiler darah

permilimeter. (Pearce, 2006)

D. Pemeriksaan Kolesterol Darah

Pada umumnya permintaan tes laboratorium mempunyai beberapa tujuan

seperti menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu

misalnya membantu dalam menentukan terapi penyakit jantung dengan

melihat kadar kolesterol seseorang. (Hardjoeno, 2003).

Pemeriksaan kolesterol dapat dilakukan dengan 2 cara yakni melalui

pemeriksaan darah di laboratorium oleh tenaga medis atau pemeriksaan

sendiri dengan alat pemeriksa kolesterol yang mudah didapatkan di apotek

atau toko perlengkapan alat kesehatan. Meskipun pemeriksaan sendiri dengan

alat yang dijual bebas di apotek lebih praktis, namun, tidak sedikit terjadi

Page 15: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

15

ketidakcocokan hasil dengan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium

kesehatan.

Hal ini sering membingungkan pasien. Biasanya, hal tersebut terjadi

karena bisa saja pasien tidak melakukan puasa terlebih dahulu sebelumnya.

Pemeriksaan kolesterol di laboratorium menghasilkan hasil pemeriksaan yang

lebih spesifik dan akurat karena pemeriksaan yang dilakukan terhadap kadar

trigliserida, LDL, dan HDL dilakukan secara terpisah dan juga bersamaan

dalam bentuk total kolesterol.

Sedangkan pada alat periksa praktis, hanya menyajikan hasil akhir

berupa total kolesterol. Padahal total kolesterol biasanya terdiri atas 2 faktor

penting yaitu LDL dan HDL yang memiliki fungsi serta pengaruh yang

berbeda pada tubuh. Oleh karena itu, banyak dokter menyarankan pasien

untuk memeriksakan kolesterolnya di laboratorium kesehatan.

Pemeriksaan kolesterol saat-saat ini sering dilakukan dan untuk

mempermudah dalam memperoleh dalam memperoleh hasil yang lebih cepat

dapat dilakukan dengan pemeriksaan POCT menggunakan alat meter

sederhana. Alat ini terdiri dari kolesterol alat meter, strip kolesterol dan holder

beserta jarum untuk pengambilan sampel darah kapiler.

POCT adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di dekat pasien atau

disamping tempat tidur pasien, menggunakan sampel darah dalam jumlah

sedikit. Pemeriksaan ini dilakukan dengan atau tanpa tahap pra analitik dan

memberikan hasil yang cepat, sehingga pengambilan keputusan dapat segera

dilakukan untuk manajemen pasien yang lebih baik.

Selain digunakan dalam sistem pelayanan di rumah sakit, POCT juga

dapat digunakan untuk memantau kondisi kesehatan seseorang secara mandiri,

tanpa harus datang kelayanan kesehatan, pemeriksaan dapat dilakukan sendiri

oleh pasien di rumah.

1. Pra Analitik

Pengambilan sampel lebih baik dilakukan pada pagi hari dibanding

sore hari karena adanya variasi di urnal. Pada sore hari kolesterol darah

lebih rendah sehingga banyak kasus jantung yang tidak terdiagnosis.

Page 16: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

16

Untuk tes saring atau kontrol jantung sampel plasma vena, serum atau

darah kapiler. Untuk tes diagnostik sebaiknya serum vena, karena

molaritas kolesterol pada serum vena hampir sama dengan kolesterol pada

whole blood. Konsentrasi kolesterol serum lebih tinggi 11% dibanding

whole blood pada hematokrit normal.

Untuk menghindari kesalahan pra analitik pemeriksaan kolesterol

menggunakan POCT, perlu diperhatikan dari mana asal specimen tersebut

dan bagaimana perlakuan yang benar terhadap specimen. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan untuk pengambilan specimen kapiler adalah :

Tempat pengambilan specimen harus dibersihkan dengan alkohol 70%

Pastikan untuk membersihkan tetesan pertama sebelum menganalisa

kadar kolesterol pada tetesan kedua.

2. Analitik

a. Prinsip Pemeriksaan Kolesterol pada POCT

Hydrogen Peroksida dalam darah terbentuk bereaksi dengan phenol

dan 4-Amino phenazon dalam stip mengubah enzim peroksida menjadi

quinonimin. Reaksi ini menciptakan arus listrik yang besarnya setara

dengan kadar bahan kimia yang ada didalam darah.

Ketika darah yang diteteskan pada test strip, akan terjadi reaksi

antara bahan kimia yang ada didalam darah dengan reagen yang ada di

dalam strip. (Luhur, Anggunmeka : 2013)

b. Prinsip Pemeriksaan Kolesterol Metode FOTOMETER ( Cholesterol

Oksidase Para Amino Phenazone )

Ester kolesterol oleh kolesterol esterase diubah menjadi kolesterol

dan asam lemak bebas. Kolesterol yang terbentuk dioksidasi dengan

bantuan kolesterol oksidase membentuk koleston dan hydrogen

peroksida. Hydrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan

phenol dan 4 – amino phenazon dengan bantuan enzim peroksidase

membentuk quininimin yang berwarna merah muda, kemudian diukur

dengan photometer pada rentang panjang gelombang 480-550 nm.

Page 17: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

17

Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar kolesterol yang

terdapat dalam sampel.

3. Post Analitik

Menurut Hardjoeno sebagai tes saring kadar kolesterol darah memilki

nilai rujukan yaitu < 200 mg / dL. (Hardjoeno, 2003)

E. Kelebihan dan Kekurangan Kolesterol POCT dan FOTOMETER dengan

metode CHOD-PAP

Selain memiliki perbedaan metode dan sampel yang digunakan, kedua

metode ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yaitu :

Alat Kelebihan Kekurangan

POCT

1. Penggunaan instrument

sangat praktis, mudah, dan

efisien.

2. Penggunaan jumlah sampel

yang sedikit

3. Mengurangi atau

meniadakan tahap pra

analitis, sehingga

mengurangi kemungkinan

kesalahan pada tahap ini.

4. Hasil dapat diketahui

dengan cepat sehingga

lebih cepat dalam

pengambilan keputusan.

5. Mengurangi waktu

kunjungan klinik rawat

jalan, dan penggunaan

waktu tenaga kesehatan

yang lebih optimal.

6. Pemeriksaan dapat

dilakukan secara mandiri.

1. Jenis pemeriksaan masih

terbatas

2. Akurasi dan presisi hasil

pemeriksaan POCT belum

sebaik hasil dari

laboratorium klinik dan

belum ada standar.

3. Proses QC (Quality

Control) belum baik

4. Proses dokumentasi hasil

belum baik, karena

biasanya alat ini belum

dilengkapi dengan system

identifikasi pasien, printer

dan belum terkoneksi

dengan system informasi

laboratorium (SIL).

5. Biaya pemeriksaan lebih

mahal bila dibandingkan

dengan biaya pemeriksaan

di laboratorium klinik

6. Pemeriksaan masih

menggunakan metode yang

invasive.

Page 18: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

18

Alat Kelebihan Kekurangan

Fotometer 1. Hasil lebih akurat

2. Kadar kolesterol yang

terlalu rendah dan terlalu

tinggi dapat terbaca

3. Pemeriksaan dilakukan

oleh petugas

laboratorium di

laboratorium klinik

4. Proses QC (Quality

control) baik

5. Akurasi dan presisi hasil

pemeriksaan lebih baik

dari hasil POCT

6. Tidak ada factor

ketergantungan bahan

habis pakai /reagen

(Open Methode)

1. Hasil tes membutuhkan

waktu yang lama.

2. Volume darah yang

dibutuhkan lebih banyak

3. Untuk tes ulang

dibutuhkan waktu yang

lama

4. Pemeriksaan dan

penyimpanan

dibutuhkan tempat

khusus

5. Harga lebih mahal

6. Alat harus menggunakan

arus listrik yang stabil

Page 19: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan data-

data yang bersumber atau berbentuk dari angka-angka.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium klinik Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan dilaksanakan pada tanggal 26

sampai dengan 29 Juni 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah Pegawai Universitas Muhammadiyah

Palangka Raya.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian.

Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Quota Sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah sampel yang diambil

dari populasi.

Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan adalah darah vena dan

kapiler dari 20 orang Pegawai Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel

a. Variabel bebas : POCT dan FOTOMETER

b. Variabel terikat : Kadar Kolesterol

19

Page 20: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

20

2. Definisi Operasional Variabel

a. Kadar kolesterol darah adalah nilai atau jumlah kolesterol dalam tubuh

yang sebagai sumber utama energi tubuh untuk proses metabolisme

tubuh.

b. Darah kapiler adalah darah yang diperoleh dari pengambilan pada jari

manis / jari tengah dengan membuang tetesan darah pertama sebelum

pemeriksaan

c. Alat meter / POCT adalah alat pemeriksaan sederhana kolesterol

sehingga diperoleh hasil yang lebih cepat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari hasil pemeriksaan kolesterol darah kapiler dan

darah vena yang dilakukan di laboratorium klinik Universitas Muhammadiyah

Palangka Raya.

a. Peralatan dan Bahan

Alat yang digunakan adalah kolesterol meter nesco multi check, holder

beserta jarum / lanset untuk pengambilan darah kapiler, fotometer,

sentrifuge, vortex mixer, tabung reaksi dan mikropipet beserta tip.

Bahan yang digunakan adalah whole blood, serum, strip kolesterol,

aquades dan kapas alkohol.

b. Pemeriksaan kolesterol darah sewaktu

1. Menggunakan POCT

Sampel : Darah kapiler

Prinsip : Hydrogen Peroksida dalam darah terbentuk bereaksi

dengan phenol dan 4-Amino phenazon dalam stip mengubah

enzimperoksida menjadi quinonimin. Reaksi ini menciptakan arus

listrik yang tidak berbahaya pada alat meter untuk mengukur kolesterol

dalam darah.

Cara kerja :

a) Masukan strip kealat kolesterol meter, alat akan hidup secara

otomatis dan layar akan menunjukan kode dan tanda tetesan darah

Page 21: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

21

b) kode tertera pada layar dipastikan sesuai dengan kode yang tertera

pada tempat strip tes

c) bersihkan jari tengah atau jari manis yang akan diambil darahnya

dengan kapas alkohol dan biarkan kering

d) kemudian tusuk dengan lancet sampai darah keluar. Sebaiknya

buang tetesan darah yang pertama keluar dan gunakan tetesan

kedua

e) darah diteteskan pada zona sampel secara perlahan

f) setelah selesai tekan bekas tusukan dengan kapas

g) hasil akan muncul pada layar dalam waktu 150 detik

h) hasil yang muncul kemudian dicatat dan strip dilepaskan dari alat.

Hasil dibaca dengan satuan mg/dL (Anonim, 2013)

2. Menggunakan Fotometer

Sampel : Darah vena

Prinsip : Ester kolesterol oleh kolesterol esterase diubah menjadi

kolesterol dan asam lemak bebas. Kolesterol yang terbentuk dioksidasi

dengan bantuan kolesterol oksidase membentuk koleston dan hydrogen

peroksida. Hydrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol

dan 4 – amino phenazon dengan bantuan enzim peroksidase

membentuk quininimin yang berwarna merah muda, kemudian diukur

dengan photometer. Intesitas warna yang terbentuk setara dengan

kadar kolesterol yang terdapat dalam sampel.

Reaksi

Cholesterol Esterase

Cholesterol ester + H2O Cholesterol + RCOOH

Cholesterol Oxidase

Cholesterol + O2 4 cholestone-3-one + H2O2

Peroxidase

2H2O2 + 4 aminophenzone + phenol 4- (p-benzoquinone-

monoimino) – phenazone + 4 H2O ( warna merah )

Page 22: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

22

Popetasi :

Dipipet dalam tabung Blanko Standar Sampel

Serum

Standar

R1

-

-

1000 ul

-

10 ul

1000 ul

10 ul

-

1000 ul

Homogenkan, 10 menit pada suhu 20 -25 OC atau selama 5 menit pada suhu

37OC dan dibaca menggunakan fotometer dengan panjang gelombang 546

nm

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data disajikan dalam bentuk tabel yaitu sebagai berikut :

Jumlah

sampel

Pemeriksaan Laboratorium Kolesterol Darah

POCT (mg/dl) FOTOMETER(mg/dl)

Data hasil penelitian nilai kolesterol darah metode POCT dan

FOTOMETER menggunakan darah vena dan darah kapiler dianalisis dengan

menggunakan uji-t sampel berpasangan dengan taraf signifikan 99% (α =

0,01) dan df = n-1.

Hipotesis statistik yang diuji adalah :

Ho : µo=µ1

Ha :µo ≠µ1

Keterangan :

µo = Hasil pemeriksaan kolesterol darah dengan POCT menggunakan darah

kapiler

µ1 = Hasil pemeriksaan kolesterol darah dengan FOTOMETER

menggunakan darah vena.

Ho = Tidak ada perbedaan nilai kolesterol darah dengan POCT dan dengan

FOTOMETER.

Page 23: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

23

Ha = Ada perbedaan nilai kolesterol darah dengan POCT dan dengan

FOTOMETER.

Kriteria penarikan kesimpulan adalah :

Jika, thitung ≤ ttabel maka Ho diterima

Jika, thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak

Rumus untuk uji-t berpasangan adalah sebagai berikut :

nS

dt

dh

Dimana

n

d

d

n

ii

1

Dan

1

1

2

n

dd

S

n

ii

d

Keterangan :

id = Selisih antara hasil pengukuran 1 dan 2

d : rata-rata selisih hasil pengukuran 1dan 2

dS : Standar Deviasi

n : jumlah sampel

Page 24: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammaddiyah Palangkaraya. Sampel penelitian ini adalah

Pegawai Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Jumlah sampel yang

diambil sebanyak 20 sampel yaitu terdiri dari laki-laki (16 orang) dan

perempuan (4 orang).

Tabel.1 Jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan kolesterol darah

berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah yang diperiksa Persentase (%)

Laki-laki 16 orang 80 %

Perempuan 4 orang 20 %

Jumlah Pasien 20 orang 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa persentase laki-laki sebanyak 80%,

sedangkan perempuan lebih sedikit yaitu 20% dari 20 orang yang diperiksa.

Tabel 2. Hasil rata-rata pemeriksaan Kolesterol darah dengan POCT dan

FOTOMETER

Jumlah sampel Pemeriksaan Laboratorium Kolesterol Darah

POCT (mg/dl) FOTOMETER(mg/dl)

20 167 167,21

Tabel diatas menunjukan hasil rata-rata hasil pemeriksaan kadar kolesterol

darah menggunakan alat POCT nilainya adalah 167 mg/dl dan kadar kolesterol

darah menggunakan fotometer dengan metode FOTOMETER 167,21mg/d

24

Page 25: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

25

Gambar4. Grafik Rata-rata kadar kolesterol darah

B. Pembahasan

Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar diproduksi

tubuh di dalam liver dari makanan berlemak yang kita makan. Kolesterol

diperlukan tubuh untuk membuat selaput sel, membungkus serabut saraf,

membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan

langsung oleh darah karena tidak larut dalam air.

Pemeriksaan kolesterol darah adalah pemeriksaan yang penting untuk

mengetahui penyebab penyakit jantung koroner karena jika kadar kolesterol

dislipedenia, faktor resiko mengalami penyakit jantung koroner. Jika penyakit

jantung koroner sudah diketahui maka dapat dilakukan pengobatan dan terapi

bagi pasien. Dalam penelitian ini, pemeriksaan kadar kolesterol darah total

menggunakan POCT dan Fotometer.

Menurut nilai normal kadar kolesterol darah yaitu < 200 mg/dl. Dari data

hasil rata-rata pemeriksaan hasil kolesterol darah menggunakan POCT dan

menggunakan Fotometer, hasil kedua pemeriksaan ini berada dalam rentan

normal yaitu 167 mg/dl pada POCT dan 167, 21 mg/dl pada menggunakan

Fotometer, menggunakan POCT dan menggunakan Fotometer ini memiliki

perbedaan yang sangat jelas terutama pada alat dan sampel yang digunakan

serta mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berdasarkan

166.85

166.9

166.95

167

167.05

167.1

167.15

167.2

167.25

POCT CHODP-PAP

Rata-rata

Page 26: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

26

hasil dari uji statistik dan analisa persentasi data diperoleh hasil pemeriksaan

menggunakan POCT nilainya adalah 167 mg/dl dan menggunakan Fotometer

nilainya adalah 167,21 mg/dl maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan pada pemeriksaan kolesterol menggunakan POCT dan Fotometer.

Berdasarkan hasil iji nilai bias diperoleh nilai bias yg lebih tinggi dari 1%

sebanyak 16 sampel dan yang kurang dari 1% sebanyak 4 sampel, Kadar bias

yang semakin tinggi maka semakin tidak akurat karna kadar bias hanya 1 %.

Berarti hanya 4 sampel yang yang mewakili nilai bias dan kadar bias yang

paling tinggi dari sampel no 1 yaitu 18,8 %. Tingginya dadar bias dikarenakan

kekurangan dan kelebihan dari POCT beberapa kekurangan dari alat POCT,

yaitu Kesalahan yang dapat terjadi adalah memory alat yang hanya sedikit

sehingga mengakibatkan alat tidak dapat mengukur kadar kolesterol darah

(error) hasil akurasinya masih dipertanyakan dan hanya dapat membaca kadar

kolesterol darah antara 100 – 400 mg/dl.

Menggunakan POCT, dapat dilakukan oleh setiap orang karena prosedur

yang sangat mudah. Sedangkan menggunakan Fotometer kesalahan dapat

dilakukan oleh seorang analis (human error) pada saat pengambilan sampel.

Pemipetan sampel dan waktu inkubasi yang terlalu lama sehingga

mengakibatkan hasil tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, serta

penggunaan alat yang kurang bersih dan dapat menimbulkan kontaminasi

yang berakibat juga pada hasil pemeriksaan. Pemeriksaan dengan

menggunakan Fotometer hanya dapat dilakukan pada laboratorium dengan

fasilitas baik, seperti rumah sakit dan laboratorium kesehatan yang memiliki

fasilitas yang memadai serta perawatan alat yang relative mahal.

Perbedaan tersebut karena sampel yang digunakan berbeda yaitu darah

vena dan darah kapiler. Dalam darah kapiler, terdapat berbagai zat kimia,

karbon, dan jaringan-jaringan, sehingga pada perhitungan pada alat meter

kadar kolesterol darah menjadi lebih rendah, dikarenakan pada pemeriksaan

menggunakan POCT memiliki beberapa kekurangan seperti hasil dapat

dipengaruhi suhu, kelembabpan, hematokrit, dan dapat terjadi interaksi dengan

zat tertentu. Beberapa tahapan pa analitik yang dapat mempengaruhi hasil dari

Page 27: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

27

pemeriksaan menggunakan POCT, seperti konsumsi vitamin C >5mg, pasien

dengan terapi oksigen, asam urat yang tinggi, orang dengan dehidrasi tinggi,

shok berat, dan orang dengan hipoglikemi.

Pemeriksaan dengan menggunakan POCT memiliki beberapa kelebihan,

seperti pemeriksaan dapat dilakukan secara mandiri oleh individu tanpa perlu

mengunjungi laboratorium atau pelayanan kesehatan, hasil dapat diketahui

dengan cepat, penggunaan jumlah sampel yang sedikit, penggunaan

instrument yang sangat praktis, mudah dan efisien sehingga mudah dibawa,

dan mengurangi waktu kunjungan ke klinik rawat jalan karena pasien dapat

memantau keadaannya secara mandiri dan berkala.

Sedangkan pada pemeriksaan dengan menggunakan Fotometer lebih

tinggi karena kolesterol terbungkus protein khusus sehingga larut dalam

plasma yang membuat hasil pemeriksaan dengan plasma lebih tinggi, dan pada

memeriksaan menggunakan Fotometer hasil tidak dipengaruhi oleh sel-sel

darah seperti hematokrit, eritrosit dan leulosit. Selain itu juga karena alat

POCT tidak memiliki nilai standar yang digunakan sebagai acuan seperti pada

fotometer. Pengambilan darah yang tidak sesuai prosedur juga dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan menggunakan POCT. Namun kelebihan alat

POCT ini adalah hasil yang diperoleh tidak memperlukan waktu yang lama

sehingga dapat dilakukan oleh siapapun selain petugas laboratorium.

Sedangkan menggunakan fotometer pengerjaannya memerlukan waktu yang

lama dan bahan yang digunakan mahal serta pemeliharaan alatnya. Namun

menggunakan fotometer memberikan hasil yang lebih teliti dan tepat sehingga

dijadikan sebagai gold standart.

Pemeriksaan menggunakan fotometer juga dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yang dapat menjadikan hasil tinggi palsu maupun rendah

palsu. Seperti faktor-faktor pra analitik yang dapat mengganggu hasil

pemeriksaan, dapat dikarenakan pencucian tabung yang kurang bersih atau

masih ada sabun di dalam tabung, pengambilan specimen yang kurang bersih

pada saat dibersihkan dengan alkohol 70%, sedangkan pada tahapan analitik

Page 28: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

28

faktor kesalahan bias dikarenakan pemipetan yang kurang tepat, inkubasi yang

terlalu lama sehingga dapat membuat hasil rendah palsu

Page 29: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan kadar kolesterol darah dengan

menggunakan POCT dan FOTOMETER maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan dari analisa statistik dan nilai rata-rata diketahui hasil

pemeriksaan kadar kolesterol menggunakan POCT rata-ratanya adalah 167

mg/dl dan FOTOMETER 167,21 mg/dl maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan pada pemeriksaan kolesterol menggunakan POCT dan

FOTOMETER.

B. Saran

1. Bagi masyarakat hendaknya memilih metode pemeriksaan yang lebih baik

dan lebih akurat untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik

2. Bagi mahasiswa analis kesehatan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

masukan untuk penelitian tentang kolesterol darah menggunakan POCT

dan FOTOMETER

29

Page 30: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Leaflet Cholesterol Strip-kit Reagen. PT. Rajawali Nusindo.

Jakarta.

Anonim, 2013. Nesco Multi Check. Blood Cholesterol Test Strip. Kernel Int’l

Corp. Taiwan

Darma, Adji (alih bahasa) 1989. Ringkasan Biokimia Harper: Jakarta. Penerbit

Buku Kedokteran.

Hardjoeno, H, dkk, 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik.

Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin (Lephas). Makasar.

Kaurvaki Redva, 2011. Definisi dan Fungsi Pembuluh Darah Arteri, Vena, dan

Kapiler.http://id.shvoong.com/tags/definisi_&_fungsi_pembuluh_darah_art

eri_vena_dan_kapiler.html diakses pada tanggal 9 Februari 2013

Luhur, Anggunmeka, Richard Mengko (editor), 2013. Instrument Laboratorium

Klinik. ITB, Bandung.

Marks, Dawn B, Marks, Allan D, dan Smith, Collen M (editor), 2000. Biokimia

Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis. EGC, Jakarta. Penerbit

Buku Kedokteran.

Rubert K. Murray. 2012. Biokimia Hepar (alih bahasa). Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta

Povey, Robert. 2002. Memantau Kadar Kolesterol Anda. Jakarta : Arcan

Page 31: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

31

Lampiran 1. Data hasil pemeriksaan kadar kolesterol darah metode POCT dan Fotometer

No.

sampel Umur

Kolesterol darah total mg/dl Bias <1 %

POCT Fotometer X1 -X2 / X2x 100

1 41 Th

139 117 18,8 %

2 40 Th

140 159 11,95 %

3 45 Tahun

249 250 0,4 %

4 32 Tahun

185 169 13,16 %

5 30 Tahun

165 190 13,15 %

6 44 Tahu

207 212 2,3 %

7 48 Tahun

162 173 11 %

8 46 Tahun

172 180 4,4 %

9 38 Tahun

189 192 1 %

10 41 Tahun

178 180 1 %

11 29 Tahun

195 202 3,4 %

12 31 Tahun

118 130 10 %

13 38 Tahun

157 168 0,06 %

14 35 Tahun

108 117 0,7 %

15 43 Tahun

168 173 2,8 %

16 58 Tahun

161 180 10 %

17 48 Tahun

178 168 5,95 %

18 28 Tahun

108 112 3,5 %

19 23 Tahun

102 105 2,8 %

20 25 Tahun

162 170 4,7 %

167 167,21

Page 32: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

32

Lampiran 2. Tabel Perhitungan t-test

No. Sampel

POCT (X1)

FOTOMETER (X2)

X2 – X1 (Di) (Di - d )²

1 139 117 -22 989.1025 2 140 159 19 91.2025 3 249 250 1 71.4025 4 185 169 -16 647.7025 5 165 190 25 392,04 6 207 212 5 19.8025 7 162 173 11 2.4025 8 172 180 8 2.1025 9 189 192 3 41.6025 10 178 180 2 55.5025 11 195 202 7 6.0025 12 118 130 12 6.5025 13 157 168 11 2.4025 14 108 117 9 0.2025 15 168 173 5 19.8025 16 161 180 19 91.2025 17 178 168 -10 378.3025 18 108 112 4 29.7025 19 102 105 3 41.6025 20 162 170 8 2.1025

3340 3340,2 104 604.9375

167 170.45 5,2

Page 33: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

33

Lampiran 3. Perhitungan Manual t-test (uji-t)

Diketahui :

x 1 = 167 id = 104 n = 20

x 2 = 167,21 (id - d )2 = 5,2

d = 20

104

d = 5,2

dS =120

9375,604

dS = 585,9375

ht =

199375.585

2,5

ht = 0.0385

Jadi dengan tingkat signifikansi ( ) = 0,01 dan df = n-1= 19, jadi titik kritisnya t=

2,8453

Kesimpulan :

thitung ( 0,0385) < ttabel (2,8453)

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 99% ( =

0,01 ) nilai thitung (0,0385) lebih kecil dari nilai ttabel sehingga Ho yang berarti tidak

ada perbedaan antara nilai kadar kolesterol yang menggunakan metode POCT dan

metode FOTOMETER menggunakan darah vena dan darah kapiler diterima dan

Ha yang berarti ada perbedaan nilai kadar kolesterol metode POCT dan metode

FOTOMETER menggunakan darah vena dan darah kapiler ditolak.

Page 34: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan yang mengaitkan, ... hipertensi, kegemukan,

34

Lampiran 4. Nukilan Tabel Nilai “t” Untuk Berbagai df