1. Aries Aisyah
-
Upload
mahathir-fansuri -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
description
Transcript of 1. Aries Aisyah
-
7/13/2019 1. Aries Aisyah
1/10
J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 1
ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL TERHADAP TQM, KOMITMEN
ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus: PT Telekomunikasi Indonesia Divre IV Jateng & DIY)
Aries Susanty, Diana Puspitasari, Siti AisyahProgram Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang
Abstrak
Saat ini penerapan TQM di PT Telkom Divre IV Jateng dan DIY masih memiliki sedikit kendala, antara
lain masih adanya karyawan yang belum memahami apa yang dimaksud dengan TQM dan karyawan
yang merasakan TQM hanya sebagai beban tambahan bagi mereka. Kondisi ini sangat disayangkan
karena sejumlah literatur menyatakan bahwa kesuksesan implementasi penerapan TQM membawa
dampak yang baik bagi peningkatan kualitas dan peningkatan komitmen dari para karyawan yang pada
akhirnya dapat memicu karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Disisi lain, salah satu faktor penting
untuk keberhasilan penerapan TQM adalah kepemimpinan. Dengan demikan, berdasarkan kondisi saat ini
yang dihadapi oleh PT Telkom Divre IV Jateng dan DIY dan literatur yang menyebutkan bahwa terdapathubungan antara kepemimpinan transformasional, pelaksanaan TQM, komitmen organisasi, dan kinerja
karyawan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (i) dampak dari
kepemimpinan transformasional terhadap TQM dan komitmen dari karyawan PT Telkom Divre IV
Jateng dan DIY; (ii) dampak dari pelaksanaan TQM terhadap komitmen dari karyawan PT Telkom
Divre IV Jateng dan DIY; serta (iii) dampak dari komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling dengan PLS menggunakansoftware SmartPLS 2.0. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 82 orang yang merupakan karyawan
dari PT Telkom Divre IV Jateng dan DIY. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kepemimpinan
transformasional akan mningkatkan penerapan TQM dan komitmen para karyawan, dan peningkatan
komitmen karyawan akan berdampak pada tingginya kinerja yang dihasilkannya. Namun demikian,
penelitian ini gagal untuk membuktikan bahwa penerapan TQM berpengaruh pada peningkatan komitmen
karyawan.Kata Kunci: TQM, Kepemimpinan Transformasional, Komitmen Organisasi, Kinerja Karyawan
Abstract
Currently, the application of TQM in PT Telkom Regional Division IV Central Java and Yogyakarta still
has a few obstacles, such as the persistence of employees who do not understand what is meant by TQM
and employees who feel TQM only as an additional burden for them. This condition needs to be improved
because some literature states that successful implementation of TQM implementation had an impact onimproving quality and increasing the commitment of the employees which can ultimately lead to improved
performance of employees. On the other hand, one important factor for successful implementation of
TQM is leadership. Based on current conditions faced by PT Telkom Regional Division IV Central Java
and Yogyakarta and the literature that says that there is a relationship between transformational
leadership, the implementation of TQM, organizational commitment, and employee performance, this
research aims to identify and analyze: (i) the impact of leadership transformational towards TQM and
commitment of the employees of PT Telkom Regional Division IV Central Java and Yogyakarta, (ii) the
impact of the implementation of TQM to the commitment of the employees of PT Telkom Regional
Division IV Central Java and Yogyakarta, and (iii) the impact of organizational commitment to employee
performance. The method used in this research is Structural Equation Modeling with PLS using the
software SmartPLS 2.0. The number of samples in this study were 82 people who are employees of PTTelkom Regional Division IV Central Java and Yogyakarta. The results showed that transformational
leadership will enhance the implementation of TQM and commitment of our employees, and ultimately,improved employee commitment will have an impact on high performance. However, this study failed to
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/13/2019 1. Aries Aisyah
2/10
J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 2
prove that the application of TQM effect on increasing employee commitment
Keywords: TQM , Transformational Leadership, Organizational Commitment, Employee Perf ormance.
PENDAHULUANDi era perdagangan bebas yang
ditandainya dengan terciptanya kesepakatanseperti AFTA, APEC dan WTO,perusahaan mengalami peningkatanpersaingan yang semakin tinggi. Persaingantidak hanya datang dari perusahaan
domestik namun juga perusahaan asingyang ikut berkompetisi di berbagai sektor.
Daya saing perusahaan dapat menjadi tinggiapabila melakukan pekerjaan secara baikagar menghasilkan barang dan jasaberkualitas tinggi dengan harga yang dapat
bersaing sehingga perusahaan dapatbertahan di persaingan global (Sularso danMurdijanto, 2004).
Kualitas menjadi unsur utama yangberpengaruh dan tidak dapat diabaikandalam persaingan (Hidayat, 1999). Salahsatu cara yang dipakai untuk pencapaiandan peningkatan kualitas yaitu dengan
menerapkan Total Quality Management(TQM) dalam perusahaan. TQMmerupakan suatu sistem manajemen yangmelibatkan semua unsur dan aspek dalam
perusahaan. TQM memiliki tujuan utamauntuk mampu bersaing dengan melakukanpengoptimalan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki secaraberkesinambungan serta memperbaikikualitas barang atau jasa yang dihasilkansehingga dapat bersaing di dunia global(Kawiana, 2003). Disamping meningkatkankualitas dari produk yang dihasilkan,kesuksesan penerapan TQM dapatmeningkatkan motivasi karyawan untukmenghasilkan kinerja yang lebih baik dan
berkomitmen untuk tetap menjadi bagiandari perusahaan. Secara empirik, pengaruh
positif dari kesuksesan penerapan TQMterhadap peningkatan komitmen dari
karyawan perusahaan dibuktikan olehHarber dkk pada tahun 1993 (Chih dan Lin,2008).
Dampak positif dari penerapanTQM terhadap peningkatan kualitas sudah
banyak disampaikan dalam sejumlahliteratur (seperti penelitian yang dilakukanoleh Agus dan Abdullah tahun 2000;Douglas dan Judge tahun 2001;
Kontoghiorghes tahun 2003; Sureshchanderdkk tahun 2003), namun hanya sedikitliteratur yang menerangkan secara eksplisitperanan dari kepemimpinan dalammengelola penerapan TQM; padahal,
kesuksesan penerapan TQM tidakterlepas dari peran pemimpin yang ada
(Chih dan Lin, 2008). Menurut Juran padatahun 1989, mayoritas perusahaan yang
berhasil dalam menerapkan TQM adalahperusahaan yagn memiliki kepemimpianyang kuat yang dimulai dari pihakmanajemen atas (Wickramaratne, 2005).
Terdapat dua alasan yangmendasari pentingnya peranankepemimpinan dalam penerapan TQMPertama, kepemimpinan merupakan halyang mendasari terlaksananya aspek-aspekpegendalian kualitas yang disampaikan olehDeming pada tahun 1996. MenurutDeming, yang dibutuhkan adalah seorang
pemimpin bukan supervisi atau pengawaskarena seorang pemimpin dapat membawakaryawan perusahaan untuk melakukansuatu pekerjaan secara lebih baik, bukan
sekedar memenuhi target yang telahditetapkan Kedua, melalui gayakepemimpinan tertentu, seorang manajerdapat membuat keputusan yang benar danefisien (Chih dan Lin, 2008).
Menurut Ivancevich dan Matterson(1999), kepemimpinan adalah sebuahproses dimana seseorang mempengaruhiorang lain agar dapat mencapai tujuanorganisasi dalam (Koesmono, 2007). Padahakekatnya kepemimpinan adalah saatseseorang dapat mempengaruhi bawahan
dengan cara tersendiri sehingga bawahantersebut mau dengan suka rela bekerja
untuk mencapai tujuan dari organisasi.Burns (1978), membagi kepemimpinan
menjadi dua tipe yaitu kepemimpinantransaksional dan kepemimpinantransformasional (Tondok dan Andarika,2004). Beberapa penelitian yang telahdilakukan mengungkapkan bahwa gaya
kepemimpinan transformasional merupakangaya kepemimpinan yang memilikipengaruh yang lebih baik untuk organisasidari pada gaya kepemimpinan transaksional
-
7/13/2019 1. Aries Aisyah
3/10
J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 3
(Bass dan Riggio, 2006). Kepemimpinantransformasional membuat bawahanmerasakan kepercayaan, kebanggaan,loyalitas dan rasa hormat terhadap atasandan termotivasi untuk melakukan lebih dari
apa yang diharapkan. Pengaruh yangdiberikan dalam kepemimpinantransformasional berpengaruh padaloyalitas karyawan berpengaruh terhadaptingkat komitmen karyawan terhadap
organisasi (Emery dan Barner, 2007).Robbins pada tahun 2006
mengatakan bahwa tingkat keefektifankepemimpinan dapat mendorong danmengembangkan komitmen organisasi padaindividu (Koesmono, 2007). Komitmen
organisasi, menurut Mathis dan Jackson(2001), adalah tingkat kepercayaan danpenerimaan tenaga kerja terhadap tujuanorganisasi dan mempunyai keinginan untuktetap ada dalam organisasi tersebut(Koesmono, 2007). Penerapankepemimpinan yang baik dan efektifmembuat tingkat loyalitas karyawan
meningkat dan berdampak positif terhadapkomitmen organisasi karyawan. Yousef(2000), menyatakan bahwa komitmenorganisasi menghubungkan antara perilaku
kepemimpinan dengan kinerja. Karyawanyang berkomitmen dengan pekerjaannyaakan memiliki kinerja yang tinggi(Trisnaningsih, 2007). Kinerja karyawanyang tinggi akan berdampak baik bagiperusahaan terutama dalam persainganglobal saat ini.
Terkait dengan pelaksanaan TQM,dalam rangka menghadapi persainganglobal, PT Telkom Divre IV Jateng danDIY telah melaksanakan TQM dan hal inidibutktikan dengan dimilikinya sertifikat
ISO 9001:2008. Namun demikian,pelaksanaan TQM yang dilakukan oleh PT
Telkom Divre IV dan DIY masihmenjumpai sedikit kendala. Adanya
kendala ini dapat disimpulkan dari hasilpenyebaran kuesioner awal kepada 20orang karyawan PT Telkom Divre IVJateng dan DIY. Sebanyak enam dari duapuluh orang menyatakan bahwa mereka
kurang memahami apa yang dimaksuddengan TQM, sebanyak tujuh dari duapuluh orang menyatakan bahwa TQMhanya memberikan tugas tambahan bagi
mereka, sebanyak empat dari dua puluhorang menyatakan bahwa mereka tidaknyaman dengan keberadaan TQM, dansisanya menyatakan bahwa TQM hanyamerupakan agenda perusahaan semata.
Berdasarkan kondisi yang dihadapi oleh PTTelkom Divre IV Jateng dan DIY danliteratur yang menyebutkan bahwa terdapathubungan antara kepemimpinantransformasional, pelaksanaan TQM,
komitmen organisasi, dan kinerja karyawan,maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis: (i) dampakdari kepemimpinan transformasionalterhadap TQM dan komitmen darikaryawan PT Telkom Divre IV Jateng dan
DIY; (ii) dampak dari pelaksanaan TQMterhadap komitmen dari karyawan PTTelkom Divre IV Jateng dan DIY; serta (iii)dampak dari komitmen organisasi terhadapkinerja karyawan.
METODOLOGI PENELITIAN
Berikut ini akan diuraikan variabel
penelitian, model konseptual, hipotesispenelitian, sampel penelitian, metodepengolahan data yang digunakan, danmodel keseluruhan.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri darikepemimpinan transformasional sebagaivariabel independen serta TQM, komitmenorganisasi, dan kinerja karyawan sebagaivariabel dependen.
a. Kepemimpinan TransformasionalKepemimpinan transformasionaladalah kepemimpinan yangmempengaruhi bawahan sehinggabawahan merasakan kepercayaan,
kebanggaan, loyalitas dan rasa hormatterhadap atasan serta termotivasi untuk
melakukan lebih dari apa yangdiharapkan (Yukl 2006).
Bass (2006) menyatakan dimensikepemimpinan transformasional terdiridari 4 Is yaitu (Bass dan Riggio, 2006; Yukl, 2006): pengaruh individual(idealized influence), motivasi
inspiratif (inspirational motivation),stimulasi intelektual (intellectualstimulation) dan perhatian individu(individualized consideration).
-
7/13/2019 1. Aries Aisyah
4/10
J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 4
b. TQMMenurut Gasperz (2003) TQM adalahmanajemen yang berfokus padapeningkatan kualitas secara terusmenerus pada setiap proses atau level
operasi untuk memuaskan konsumenuntuk memuaskan konsumen dengansumber daya yang tersedia (Pasaribu,2009). Lewis, dkk. (1994) danBlocher, dkk (2005) menggolongkan
TQM dalam empat elemen utamaTQM yaitu kepuasan pelanggan,
pemberdayaan karyawan, perbaikanmutu secara berkesinambungan danmanajemen berdasarkan fakta(Pasaribu, 2009).
c. Komitmen OrganisasiSteers (1985) mendefinisikankomitmen organisasi sebagai rasaidentifikasi (kepercayaan terhadapnilai-nilai organisasi), keterlibatan(kesediaan untuk berusaha sebaikmungkin demi kepentingan organisasi)dan loyalitas (keinginan untuk tetap
menjadi anggota organisasi yangbersangkutan) yang dinyatakan olehseorang pegawai terhadaporganisasinya (Kuntjoro, 2009). Allen
dan Meyer (1991) membedakankomitmen organisasi atas tigakomponen, yaitu (Koesmono, 2007):komponen afektif (didasari ataspertimbangan adanya kecocokan nilai-nilai pribadi dengan organisasisehingga timbul kedekatan secaraemosi) , komponen normatif (karenaadanya pengaruh/tekanan dari luar dirikaryawan ) dan komponen kontinuansberarti komponen (keinginan pegawaiuntuk tetap berada di dalam
perusahaan berdasarkan persepsiuntung rugi keadaan sekitar).
d. Kinerja KaryawanMenurut Mangkunegara (2000),
kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorangpegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Koesmono,
2007). Elemen kinerja karyawan
menurut Sugiyono (2007), terdiri
dari kuantitas, kualitas, kerjasama,
inovasi dan independensi karyawan
dalam penyelesaian tugas yang
diberikan padanya.
Model Konseptual
Penelitian ini menggabungkan modelpenelitian dari dan Chin dan Lin (2008)serta model penelitian dari dan Amaral
(2003). Secara rigkas, model konseptualdari penelitian ini dapat digambarkan
sebagaimana tampak dalam Gambar 1.
KepemimpinanTransfomasional
KomitmenOrganisasi
PenerapanTQM
H2
H3
KinerjaKaryawan
H4H1
Chih dan Lin
(2008)Amaral (2003)
Gambar 1 Model Konseptual
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan model konseptual,Hipotesis penelitian adalah:1. Hipotesis 1 (H1)
Kepemimpinan transfomasional
berpengaruh positif terhadap TQM.2. Hipotesis 2 (H2)
Kepemimpinan transformasionalberpengaruh positif terhadapkomitmen organisasi.
3. Hipotesis 3 (H3)Penerapan TQM berpengaruh positifterhadap komitmen organisasi.
4. Hipotesis 4 (H4)Penerapan komitmen organisasiberpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan.
Sampel Penelitian
Ghozali (2008) mengatakan bahwapenggunaan sampel dalam PLS berkisarantara 30 sampai 100 sampel. Interpolasidilakukan untuk menetapkan jumlah
populasi penelitian yang sebesar 106 orang.Sampel penelitian ini adalah sebesar 82sampel dengan tingkat kesalahan 5%.
Pengolahan Data
Pengolahan yang dilakukan padatahap ini adalah pengolahan kuesioner
http://id.wikipedia.org/wiki/Pegawaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pegawai -
7/13/2019 1. Aries Aisyah
5/10
J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 5
menggunakan metode PLS dengan softwarepembantu SmartPLS 2.0.
Model Struktural
Model ini secara keseluruhan
menggambarkan model struktural yaituhubungan antara variabel laten yang terdiridari kepemimpinan transformasional, TQM,komitmen organisasi, dan kinerja karyawan.Selain model struktural, model keseluruhan
juga menggambarkan model pengukuranyang terdiri dari hubungan antara 17
indikator kepemimpinan transformasional,14 indikator variabel TQM, 11 indikatorvariabel komitmen organisasi, 11 indikatorvariabel kinerja karyawan dengan variabel
latennya masing-masing. Diagram jalur darimodel keseluruhan dapat dilihat padaGambar 2 berikut.
Kepemimpinan
Tranformasional
TQM
KinerjaKaryawan
KomitmenOrganisasi
A5
A10
A1
A2
A3
A9
A4
A8
A7
A6
A20
A19
A16
A15
A14
A12
A11
B1 B16B15B14B13B12B11B9B8B7B6B5B4B3
C1 C11C10C9C8C7C6C5C4C3C2
D5
D10
D1
D2
D3
D9
D4
D8
D7
D6
D11
Gambar 2 Model Keseluruhan
PENGOLAHAN DATA
Berikut akan diuraikan hasilpengujian validitas dan reliabilitas sertahasil pengujian hipotesis.
Hasil Pengujian Validitas Convergent Validity
Convergent validity model pengukuranmenggambarkan hubungan antaraindikator dengan variabel latennya.Hasil pengolahan tahap ini berupa nilaiouter loading tiap indikator dandinyatakan valid apabila memiliki nilai0,5 atau lebih (Ghozali, 2008).Berdasarkan hasil nilai outer loadingawal terdapat 12 indikator yangmemiliki nilai kurang dari 0,5 yaitu A5,
A14, A19, B5, B9, B13, B16, C10,
C11, D4, D5 dan D9. Indikator yangmemiliki nilai kurang tersebutdikeluarkan dari model dan dilakukanpenghitungan ulang sehingga diperolehnilai untuk semua indikator berada pada
angka 0,5 atau lebih. Jika nilai untuksemua indikator telah berada padaangka 0,5 atau lebih dapatdisimpulkan bahwa settiap indikatortelah memenuhi syarat convergent
validity.
Discriminant ValidityPengukuran discriminant validity pada
penelitian ini adalah denganmembandingkan nilai AverageVariance Extracted (AVE) dengan nilai
akar AVE. Nilai akar AVE harus lebihbesar dari nilai AVE untuk dapat
memenuhi kriteria discriminantvalidity. (Ghozali, 2008). Nilai AVEdan akar AVE untuk tiap variabeldalam penelitian dapat dilihat padaTabel 1 sedangkan untuk melihat nilai
korelasi dan cross loading antara satuvariabel dengan variabel lainnya dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1 Nilai AVE dan Akar AVE
Variabel AVE AkarAVE
Kepemimpinan
Transformasional0,307248 0,5543
Komitmen
Organisasi0,396061 0,629334
TQM 0,356572 0,597137
Kinerja Karyawan 0,390940 0,625252
Tabel 2Nilai Korelasi antara Variabel
Laten Model Pengukuran
KK KO KT TQM
KK 1
KO 0,275346 1
KT 0,499973 0,435805 1
TQM 0,507628 0,277748 0,532622 1
Berdasarkan hasil nilai AVE, akarAVE dan korelasi dapat disimpulkan tiapindikator telah memenuhi syaratdiscriminant validity.
Hasil Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dari alat ukurdilakukan dengan mengggunakancomposite reliability. Composite reliability
-
7/13/2019 1. Aries Aisyah
6/10
J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 6
dilihat dari nilai internal consistency yangdihasilkan oleh output SmartPLS. Nilaireliabilitas yang disyaratkan bernilai 0,6atau lebih (Ghozali, 2008). Secara rinci,nilai composite reliability dari setiap
variabel yang digunakan dalam penelitianini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3 Composite Reli abili ty dari Setiap
VariabelVariabel Composite
Reliability
Kepemimpinan
Transformasional
0,860639
Komitmen Organisasi 0,853269
TQM 0,845624
Kinerja Karyawan 0,834023
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalampenelitian ini diuji dengan menggunakanuji-t ekasisi pada tingkat keperayaan ()sebesar 5% (0,05). Format dari hipotesisyang diuji adalah:
Hipotesis nol: tidak ada pengaruh darikepemimpinann transformasionalterhadap TQM/tidak ada pengaruh dari
kepemimpinan transformasionalterhadap komitmen organisasi/tidak ada
pengaruh dari penerapan TQM terhadapkomitmen organisasi/tidak pengaruhdari komitmen organisasi terhadap
kinerja karyawan
Hipotesis tandingan: Kepemimpinantransfomasional berpengaruh positifterhadap TQM/ kepemimpinantransformasional berpengaruh positifterhadap komitmen organisasi/penerapan TQM berpengaruh positifterhadap komitmen organisasi/
penerapan komitmen organisasi
berpengaruh positif terhadap kinerjakaryawan.
Adapun nilai t-tabel untukpengujian ekasisi dengan sebesar 0,05
adalah 1,645 sedangkan nilai t-hitung dariuji t didapatkan dengan melakukan
bootstrapping untuk masing-masing factorloading menggunakan SmartPLS 2.0.Apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel
maka hipotesis nol ditolak dan hipotesistandingan diterima; apabila t-hitung lebih
kecil dari t-tabel maka hipotesis nol
diterima dan hipotesis tandingan ditolak.
Secara rinci, hasil uji hipotesis daripenelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4berikut.
Tabel 4 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis VariabelNilai T
StatistikKet
H1KT ->
TQM13,107594
Hipotesistandingan
diterima
H2 KT -> KO 7,563776Hipotesistandinganditerima
H3TQM ->
KO0,875857
Hipotesi
nolditerima
H4 KO-> KK 5,965097Hipotesistandingan
diterima
PEMBAHASAN
Berikut akan diuraikan pembahasan darihasil uji hipotesis 1, hipotesis 2, danhipotesis 3.
a. Hipotesis 1Nilai t-hitung antara variabelkepemimpinan transformasionalterhadap variabel TQM (13,107594)
lebih besar dari nilai t-tabel; sedangkannilai korelasi antara kedua variabel
tersebut adalah sebesar 0,532622.Kondisi ini menunjukkan bahwahipotesis yang menyatakan bahwa
kepemimpinan transformasionalberpengaruh positif terhadap TQM
dapat diterima. Dengan kata lain,keberadaan kepemimpinantransformasional di PT Telkom DivreIV Jateng dan DIY berdampak baikdan mampu membantu karyawan
untuk meningkatkan penerapan TQMdi perusahaan. Nilai korelasi besar
0,532622 menunjukan pengaruhkepemimpinan transformasional yangcukup kuat terhadap TQM.Keberadaan kepemimpinantransformasional yang mampumempengaruhi perubahan organisasimelalui artikulasi visi, penerimaan visi,dan mengarahkan keinginan karyawanagar sesuai dengan visi yang ingindicapai (Pawar dan Eastman, 1997),memberikan dampak yang baik dalamusaha penerapan dan peningkatan
TQM di PT Telkom Divre IV Jateng
-
7/13/2019 1. Aries Aisyah
7/10
J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 7
dan DIY. Dengan adanya artikulasivisi yang ingin dicapai, khususnyadalam hal penerapan TQM, karyawanmerasa ada satu tujuan dan alasan yangcukup kuat dan mendasar untuk
berusaha maksimal dalam pekerjaan.Sikap pemimpin transformasional yangmelakukan pernyataan visi iniberkaitan langsung dengan penerapanTQM khususnya dalam elemen
perbaikan berkelanjutan. TQM yangdibangun dengan elemen perbaikan
berkelanjutan menyatakan bahwa salahsatu hal yang dapat mendorongterjadinya perbaikan berkelanjutanadalah penetapan target. Seorang
pemimpin transformasional yang kerapmelakukan pernyataan visi dan targetterhadap para bawahannya tentu akanmemberikan dampak yang positifdalam TQM khususnya dalam halperbaikan berkelanjutan. Kreatifitasdan sikap inovatif yang ada dalamsosok pemimpin transformasional akan
berhubungan dengan perbaikan metodadan alat yang dilakukan dalam TQM.Pemimpin akan melakukan pendekatandan cara pandang baru yang mungkin
dilakukan untuk masalah yang sedangdihadapi. Penetapan standar yangtinggi akan memacu para karyawandan perusahaan untuk terusmemperbaiki kekurangan yang terjadi.Dalam upaya peningkatan danpencapaian standar yang telahditetapkan, selain melakukanpendekatan-pendekatan yang baru,pemimpin transformasional juga akanmelakukan pelatihan terhadap parakaryawan untuk menerapkan metode
baru yang akan dipakai dalampemecahan masalah yang dihadapi
perusahaan atau dalam hal ini adalahTQM. Sikap kepemimpinan
transformasional yang dapatmendorong semakin baiknyapenerapan TQM dalam perusahaanadalah sikap komunikatif pemimpin.Pemimpin transformasional yang
komunikatif mengakibatkan pemimpinlebih banyak berinteraksi kepada parakaryawan sehingga dapat membentukhubungan yang baik dan hangat antara
pemimpin dan para karyawan.Hubungan yang baik antara pemimpindan karyawan ini akan berdampakpada kemudahan identifikasipermasalahan yang sedang terjadi
dalam perusahaan maupun kritik dansaran yang diberikan baik dari parakaryawan maupun dari konsumen yangsangat berperan penting dalam TQM.Hubungan komunikasi yang baik akan
membuat seorang pemimpin denganmudah melibatkan para karyawan
untuk turut membantu menyelesaikanmasalah yang ada terutama dalammasalah kualitas. Hal ini juga akanberpengaruh terhadap pengambilan
keputusan berdasarkan fakta yang ada.Kritik dan saran dari para konsumendan karyawan yang didapatkan tanpaadanya tekanan tentu akanmenghasilkan masukan yang bersifatobjektif dan bermanfaat bagipeningkatan kualitas pelayananperusahaan.
b. Hipotesis 2Nilai t-hitung variabel kepemimpinantransformasional terhadap variabelkomitmen organisasi (7,606291) > t-
tabel dan nilai korelasi antara keduavariabel tersebut dalah sebesar0,401878. Kondisi ini menunjukkanbahwa hipotesis yang menyatakankepemimpinan yang transformasionalberpengaruh positif terhadap suatukomitmen organisasi dapat diterima.Pengaruh yang diberikan olehkepemimpinan yang transformasionaldikatakan cukup baik. Hal iniditunjukan dengan nilai korelasi0,401878. Pengaruh individu dari
seorang pemimpin transformasionalyang menimbulkan rasa kepercayaan,
rasa hormat, kebanggaan dankeberanian untuk pencapaian standar
yang tinggi para karyawan berkaitandengan komitmen suatu organisasi.Komitmen organisasi merupakan satuunsur yang berkaitan erat terhadap rasapercaya. Pengaruh yang diberikan oleh
sosok pemimpin transformasional akandapat menimbulkan kepercayaankaryawan terhadap pemimpin.Pernyataan visi, motivasi dan sikap
-
7/13/2019 1. Aries Aisyah
8/10
J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 8
optimis yang ada pada pemimpintransformasional akan menimbulkanrasa percaya para karyawan untukdapat mencapai target yang ingindicapai. Adanya visi yang jelas akan
membuat karyawan akan merasamemiliki tujuan yang jelas dan targetapa yang akan dicapai dalam waktudekat maupun panjang sehingga parakaryawan akan memiliki semangat
untuk bekerja dan berkomitmenterhadap pekerjaannya sedangkan
motivasi dan sikap optimis menjadidorongan para karyawan untuk percayadan mampu mencapai target yangingin dicapai. Tingkat kepercayaan
yang tinggi terhadap pemimpinberhubungan dengan tingginyakomitmen organisasi khususnyakomitmen organsiasi afektif yangdipengaruhi atas rasa percaya terhadappemimpin itu sendiri. Dengan adanyaperasaan percaya kepada pemimpinakan memacu perasaan bangga atas
sosok pemimpin yang dijadikansebagai role model. Dengan adanyapenghargaan dari seorang pemimpintransformasional baik secara lisan
maupun dalam bentuk penghargaanmaka karyawan akan semakin loyalterhadap organisasi. Hal ini disebabkankarena adanya perasaan dihargai dalampekerjaan sehingga dapatmeningkatkan komitmen terhadapperusahaan terutama komitmennormatif yang timbul akibat adanyaperasaan dihargai terhadap perusahaan.Perasaan dihargai dalam pekerjaan iniakan memacu karyawan untukberkomitmen dan menyelesaikan tugas
dengan lebih baik. Perilaku pemimpintransformasional yang lebih
mendekatkan diri terhadap karyawandengan melakukan proses komunikasi
yang baik terhadap para karyawanmembuat karyawan merasamempunyai hubungan yang dekatdengan pemimpinnya. Perasaan untukdihargai dan diperlukan yang dirasakan
oleh para karyawan ini akanmeningkatkan komitmen karyawanterhadap perusahaan. Kepemimpinantransformasional membuat para
karyawan untuk lebih menghargaiproses dan hasil usaha yang dilakukan,mendahulukan kepentingan kelompokdan meningkatkan kebutuhankaryawan yang lebih tinggi seperti
harga diri dan aktualisasi diri.Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diriakan meningkatkan komitmen parakaryawan terhadap perusahaan.
c. Hipotesis 3Nilai t-hitung antara variabelpenerapan TQM terhadap variabel
komitmen organisasi (0,875857)