SK Dirjen SK. 1818-AP.403-DRJD-2015 Ttg Pedoman Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas ASD
1-403
-
Upload
dionisius-rinus-aji -
Category
Documents
-
view
59 -
download
5
Transcript of 1-403
POLA ISOTERM ADSORPSI ION Pb2+ SERBUK KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)
OlehI Nyoman Sukarta
Jurusan Analis Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pola isoterm adsorpsi ion Pb2+ serbuk kulit kacang tanah dan (2) mengetahui daya adsorpsi maksimum ion Pb2+serbuk kulit kacang tanah. Subjek penelitian ini adalah kulit kacang tanah yang diaktivasi dengan uap air panas. Sedangkan objek penelitian adalah pola isoterm adsorpsi dan daya adsorpsi maksimum ion Pb2+ serbuk kulit kacang tanah. Konsentrasi ion Pb2+ sebelum dan sesudah adsorpsi diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik adsorpsi ion Pb2+ serbuk kulit kacang tanah sesuai dengan pola isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich. Daya adsorpsi maksimum ion Pb2+ sebuk kulit kacang tanah adalah 1,2556 mg/g.
Kata-kata kunci: adsorpsi, pola isoterm adsorpsi, kulit kacang tanah (Arachis hypogaea L.), dan ion Pb2+.
Pendahuluan
Logam timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer dan banyak dikenal oleh
masyarakat awam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya Pb yang digunakan di industri
nonpangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada makhluk hidup. Pb adalah
sejenis logam yang lunak dan berwarna cokelat kehitaman, serta mudah dimurnikan dari
pertambangan. Dimana logam tersebut dapat terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui rantai makanan (biomagnifikasi).
Apabila manusia mengkonsumsi organisme tersebut dalam jumlah yang banyak dan
waktu yang lama dapat membahayakan kesehatan manusia (Astawan, 2008).
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar pencemar pada perairan
biasanya dilakukan melalui kombinasi biologi, fisika dan kimia. Pada proses fisika,
dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam bak penampung yang telah
diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini lebih ditujukan untuk mengurangi atau
menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan penyisihan lumpur. Pada proses kimia,
dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia untuk mengendapkan zat pencemar
misalnya persenyawaan karbonat (Sutrisno, 2002). Pengurangan zat pencemar secara
1
kimia juga sering dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat menjerap zat-
zat pencemar seperti karbon aktif, biomassa sel dan lempung. Namun, bahan-bahan
tersebut relatif sulit diperoleh dan karbon aktif mempunyai harga yang cukup mahal.
Oleh karena itu, penelusuran terhadap material baru yang lebih murah, mudah didapat
serta mempunyai daya adsorpsi besar sangat perlu diupayakan. Bahan-bahan alam
organik mempunyai gugus hidroksil (-OH) dapat dipakai untuk mengadsorpsi ion-ion
logam berat (Yantri, 1998). Salah satu jenis bahan yang dapat digunakan adalah limbah
kulit kacang tanah.
Kulit kacang tanah mengandung komponen-komponen kimia seperti selulosa,
hemiselulosa dan lignin. Terdapatnya selulosa dan hemiselulosa menjadikan kulit kacang
tanah berpotensi untuk digunakan sebagai bahan penjerap. Kulit kacang tanah merupakan
salah satu jenis limbah pertanian kacang tanah yang dibuang begitu saja atau yang paling
optimum dijual untuk bahan bakar pembuatan tahu (Werdiono, 2006). Pemanfaaatan kulit
kacang tanah sebagai bahan penjerap merupakan salah satu teknologi yang murah karena
bahan bakunya mudah didapat mengingat propinsi Bali merupakan daerah pertanian
kacang tanah dan Kabupaten Buleleng merupakan penghasil kacang terbesar sekitar
2.186 ton/tahun dengan luas lahan 1700 ha (Master Plan Penunjang Investasi Provinsi
Bali Tahun 2006-2010, 2005).
Adsorpsi suatu zat pada permukaan adsorben memiliki waktu kontak tertentu dan
juga memiliki pola isoterm adsorpsi tertentu. Adsorpsi molekul atau ion pada permukaan
padatan umumnya hanya terbatas pada satu lapisan (monolayer). Dengan demikian
adsorpsi tersebut biasanya mengikuti persamaan isoterm adsorpsi Langmuir atau
Freundlich. Dengan menggunakan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir atau
Freundlich, dapat ditentukan karakteristik serapandan daya adsorpsi maksimum ion Pb2+
serbuk kulit kacang tanah. Hasil penelitian ini diharapkan menjadikan sebagai salah satu
informasi untuk memperkaya sumber-sumber bahan penjerap dalam usaha
menanggulangi limbah cair yang mengandung logam berat.
Dari uraian di atas maka, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1)
bagaimanakah karakteristik adsorpsi Pb2+serbuk kulit kacang tanah, dan 2) Berapakah
daya adsorpsi maksimum Pb2+ serbuk kulit kacang tanah?
2
Metode
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen mengenai daya Pb2+ serbuk kulit
kacang tanah yang diaktivasi secara fisika dengan mengalirkan uap air panas. Kulit
kacang tanah yang digunakan diperoleh dari kacang tanah yang dibeli pasar Anyar
Kabupaten Buleleng Singaraja.
Subjek dalam penelitian ini adalah kulit kacang tanah yang diaktivasi dengan cara
mengalirkan uap air panas. Sedangkan objek penelitian adalah karakteristik dan daya
adsorpsi maksimum Pb2+serbuk kulit kacang tanah yang diaktivasi dengan cara
mengalirkan uap air panas.
Peralatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah SSA model AA-6300
merek Shimadzu, oven, blender, seperangkat peralatan pengukus dan neraca, serta
beberapa peralatan tambahan yaitu kaca arloji, spatula, pipet tetes, batang pengaduk,
gelas kimia, labu ukur, biuret, botol kosong, cawan porselin, pengocok (shaker) dan
ayakan ukuran 50 mesh. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk
kulit kacang tanah serta bahan-bahan kimia yang digunakan antara lain: Pb(NO3)2 kertas
saring dan aquades.
Pembuatan Larutan Induk Pb2+ 1000 ppm
Pb(NO3)2 ditimbang sebanyak 1,602 gram kemudian dilarutkan dengan aquades
dalam labu ukur 1 liter sehingga diperoleh larutan Pb2+ 1000 ppm.
Pembuatan Larutan Standar dan Larutan Sampel
Larutan induk 1000 ppm sebanyak 100 mL diencerkan menjadi 100 ppm dalam
labu ukur 1 Liter dengan menambahkan aquades sampai tepat tanda batas. Larutan
standar 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm dibuat dengan cara mengencerkan
larutan 100 ppm. Larutan 100 ppm sebanyak 5 mL, 25 mL, 50 mL, 75 mL dan 100 mL
masing-masing diencerkan menjadi 500 mL.
Larutan sampel Pb2+ dibuat dengan mengencerkan larutan Pb2+ 100 ppm menjadi 5
ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm dan 25 ppm. Larutan Pb2+ 100 ppm sebanyak 25 mL, 50
mL, 75 mL, 100 mL dan 125 mL masing-masing diencerkan menjadi 500 mL.
3
Penghancuran Kulit Kacang Tanah dan Pencucian Kulit Kacang Tanah
Untuk menjadikan serbuk, kulit kacang tanah terlebih dahulu dihancurkan dengan
cara memblender selanjutnya diayak dengan ayakan 50 mesh. Serbuk kulit kacang tanah
kemudian ditimbang 25 gram ukuran 50 mesh, dimasukkan dalam gelas kimia ukuran 1
liter, kemudian tambahkan aquades sebanyak 500 mL. Campuran tersebut diaduk
menggunakan pengocok (shaker) selama 1 jam. Campuran didekantasi dan serbuk kulit
kacang tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 100oC selama 2 jam sampai massa kulit
kacang tanah konstan.
Aktivasi Serbuk Kulit Kacang Tanah
Serbuk kulit kacang tanah yang sudah dicuci dan dikeringkan, ditimbang sebanyak
20 gram. Serbuk kulit kacang tersebut selanjutnya diaktivasi dengan cara mengalirkan
uap air yaitu dengan mengkukus serbuk kulit kacang tanah selama 1 jam. Serbuk kulit
kacang tanah yang sudah diaktivasi tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven pada
suhu 100oC selama ±2 jam sampai massa serbuk kulit kacang tanah konstan.
Pembuatan Kurva Kalibrasi
Ke dalam 5 buah gelas kimia ukuran 50 mL, masing-masing diisi larutan standar
ion Cr3+ 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm sebanyak 50 mL. Kelima larutan ini
diukur absorbansinya dengan SSA model AA-6300 pada panjang gelombang 357,74 nm.
Data absorbansi tersebut selanjutnya digunakan untuk membuat kurva kalibrasi. Dengan
cara yang sama juga dibuat kurva kalibrasi untuk larutan Pb2+ .
Penentuan Pola isoterm Adsorpsi
Ke dalam 5 buah labu Erlenmeyer ukuran 100 mL, dimasukkan masing-masing
sebanyak 1 gram serbuk kulit kacang tanah yang telah diaktivasi tersebut. Selanjutnya, ke
dalam labu Erlenmeyer tersebut dimasukkan berturut-turut 50 mL larutan timbal nitrat
Pb(NO3)2. dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm dan 25 ppm. Campuran
tersebut didiamkan selama 2 hari, kemudian disaring dan filtratnya ditampung untuk
diukur kadar Pb2+ dengan SSA. Kadar Pb2+ pada larutan Pb2+ sebelum adsorpsi juga
4
diukur. Untuk memperkecil kesalahan maka masing-masing larutan tersebut dibuat
ulangan sebanyak 3 kali.
Analisis Data
Dari pengukuran dengan menggunakan SSA, diperoleh data absorbansi dan
konsentrasi ion Pb2+ setimbang (tidak terjerap). Data kuantitatif tentang daya jerap ion
Pb2+per gram serbuk kulit kacang tanah (x/m) yang diperoleh dari penelitian ini akan
ditentukan dengan persamaan:
gram/gram adsorben
x/m adalah banyaknya ion Pb2+ (gram) yang dijerap per gram adsorben, Co adalah
konsentrasi ion Pb2+ mula-mula, Cst adalah konsentrasi ion Pb2+ setimbang (tidak terjerap).
Untuk mengetahui karakteristik adsorpsi ion Pb2+ oleh serbuk kulit kacang tanah melalui
uji isoterm adsorpsi Langmuir digunakan persamaan dan
isoterm adsorpsi Freundlich digunakan persamaan log (x/m) = log k + 1/n log C,
sedangkan daya adsorpsi maksimum dari adsorben ditentukan dengan membuat kurva
berdasarkan karakteristik adsorpsi yang diperoleh (Sukarta, 2008).
Hasil Penelitian
Penentuan Pola Isoterm Adsorpsi Ion Pb2+ serbuk kulit kacang tanah
Hasil perhitungan dari pengukuran [Pb2+] awal, [Pb2+] setimbang, [Pb2+]
teradsorpsi, log x/m, log c dan c/(x/m) disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Data [Pb2+] Awal, [Pb2+] Setimbang, [Pb2+] Teradsorpsi, Log x/m, Log c dan c/(x/m)
[Pb2+] awal
(ppm)
[Pb2+] setimbang (ppm)
[Pb2+] teradsorpsi
(ppm)
x/m (gr/g) log x/m log c c/ (x/m)
5,3306 1,2174 4,1131 0,0002 -3,6868 0,0854 5921,36679,6780 2,3704 7,3074 0,0003 -3,4372 0,3748 6489,370415,9522 4,8923 11,0599 0,0005 -3,2580 0,6895 8862,862322,3935 7,5582 14,8363 0,0007 -3,1297 0,8784 10190,373026,3354 10,6253 15,7100 0,0007 -3,1048 1,0263 13526,8840
Keterangan:
5
x/m = massa ion Pb2+ yang teradsorpsi oleh setiap gram massa kulit kacang tanah
c = [Pb2+] setimbang
Data pada Tabel 1 digunakan untuk menguji pola isotherm adsorpsi ion Pb2+
serbuk kulit kacang tanah. Uji pola isoterm adsorpsi Freundlich dilakukan dengan cara
membuat kurva hubungan log x/m terhadap log c. Kurva pola isoterm adsorpsi
Freundlich pada Gambar 1
Gambar 1 Kurva Hubungan Log x/m Terhadap Log c
Selanjutnya pengujian pola isoterm adsorpsi Langmuir dilakukan dengan cara
membuat kurva hubungan c/(x/m) terhadap c. Kurva pola isoterm adsorpsi Langmuir
disajikan pada Gambar 2
Gambar 2 Kurva Hubungan c/(x/m) Terhadap c
6
10.6253
1.21742.3705
5.17237.5582
y = 796.41x + 4706.5
R2 = 0.9871
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
c
c/(x
/m)
0.085445
1.02634
0.87841
0.68951
0.37485
-3.8
-3.7
-3.6
-3.5
-3.4
-3.3
-3.2
-3.1
-3
-0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
log c
log
x/m
y = 0.628 x - 3.707R2 = 0.9786
Dari kedua kurva di atas, kurva isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich
memiliki kelinieran yang hampir sama dengan nilai R2 berturut-turut adalah 0,9871 dan
0,9786. Jadi berdasarkan tingkat kelinierannya adsorpsi ion Pb2+ serbuk kulit kacang
tanah memenuhi pola isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich. Isoterm adsorpsi
Langmuir dengan persamaan garis lurus (y = 796,41x + 4706,5), yang memiliki gradien
1/(x/m)maks = 796,41 dan garis ini memotong sumbu c/(x/m) pada 4706,5 berarti
= 4706,5 sehingga diperoleh harga (x/m)maks = 0,0012556 dan k = 0,1692,
yang berarti daya adsorpsi maksimum ion Pb2+ serbuk kulit kacang tanah adalah
0,0012556 gram/gram atau 1,2556 mg/g. Sedangkan isoterm adsorpsi Freundlich dengan
persamaan garis lurus (y = 0,628x – 3,707), yang memiliki gradien 1/n = 0,628 dan
memotong sumbu log x/m pada - 3,707, berarti log k = - 3,707 sehingga diperoleh k =
0,0001963.
Pembahasan
Mekanisme adsorpsi ion Pb2+serbuk kulit kacang tanah terjadi melalui dua cara
yaitu cara fisika dan cara kimia. Adsorpsi secara fisika (fisisorpsi) yaitu adsorpsi yang
terjadi antara ion Pb2+dengan kulit kacang tanah disebabkan oleh gaya-gaya van der
Waals. Adsorpsi secara kimia (kemisorpsi) yaitu adsorpsi yang terjadi akibat interaksi ion
Pb2+dengan gugus aktif dari selulosa dan hemiselulosa, yaitu gugus hidroksil (-OH).
Interaksi antara ion Pb2+dengan gugus aktif yang terdapat pada permukaan kulit kacang
tanah tersebut kemungkinan dapat terjadi melalui pertukaran ion pada permukaan
adsorben atau pembentukan ikatan koordinasi.
Interaksi ion Pb2+dengan gugus hidroksil (-OH) melibatkan terbentuknya ikatan
kovalen koordinasi, hal ini dimungkinkan karena atom oksigen (O) pada gugus hidroksil
(-OH) mempunyai pasangan elektron bebas sedangkan ion Pb2+ mempunyai orbital d
yang kosong. Pasangan elektron bebas tersebut akan menempati orbital kosong yang
dimiliki oleh ion Pb2+ sehingga terbentuk suatu kompleks koordinasi. Pada pembentukan
kompleks koordinasi, kation ion Pb2+ bertindak sebagai ion pusat dan selulosa serta
hemiselulosa bertindak sebagai ligan.
7
Pada umumnya pembentukan ikatan kovalen koordinasi berlangsung dalam waktu
yang lama sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan setimbang tersebut
juga lama dan pada penelitian ini proses adsorpsi dilakukan selama 2 hari. Untuk
memaksimalkan adsorpsi ion Pb2+ maka dilakukan aktivasi terhadap kulit kacang tanah.
Aktivasi kulit kacang tanah dilakukan dengan mengalirkan uap air panas yaitu
merupakan aktivasi secara fisika yang bertujuan untuk membuka pori-pori pada kulit
kacang tanah dan menguapkan bahan-bahan yang larut dalam uap air panas seperti
minyak atsiri sehingga dapat memaksimalkan serapanantara ion Pb2+ dengan permukaan
kulit kacang tanah.
Pada Gambar 1 disajikan kurva pola isoterm adsorpsi Freundlich dengan persamaan
garis lurus (y = 0,628x – 3,707), yang memiliki gradien 1/n = 0,628 dan memotong
sumbu log x/m pada - 3,707, berarti log k = - 3,707 sehingga diperoleh k = 0,000196336
dengan tingkat keterandalan R2 = 0,9786. Pada Gambar 2 disajikan kurva pola isoterm
adsorpsi Langmuir dengan persamaan garis lurus (y = 796,41x + 4706,5), yang memiliki
gradien 1/(x/m)maks = 796,41 dan garis ini memotong sumbu c/(x/m) pada 4706,5 berarti
= 4706,5 sehingga diperoleh harga (x/m)maks = 0,0012556 dan k =
0,1692196 dengan tingkat keterandalan R2 = 0,9871. Berdasarkan nilai R2 isoterm
adsorpsi di atas, kedua pola isoterm adsorpsi ini memiliki nilai R2 yang hampir sama,
yaitu mendekati satu. Hal ini menunjukkan bahwa adsorpsi ion Pb2+ serbuk kulit kacang
tanah terjadi pada satu lapisan (monolayer). Dari adsorpsi ion Pb2+ serbuk kulit kacang
tanah yang diaktivasi dengan uap air panas menunjukkan bahwa adsorpsi ion Pb2+
berlangsung secara fisik yaitu melalui pori-pori maupun secara kimia melalui interaksi
gugus hidroksida (OH). Gugus-gugus ini dapat mengikat ion Pb2+ melalui ikatan ion-ion
atau ion polar (Mamaril, et al, 1997).
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
beberapa simpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1) pola adsorpsi ion Pb2+
serbuk kulit kacang tanah mengikuti pola isoterm adsorpsi Langmuir maupun pola
8
isoterm adsorpsi Freundlich, 2) daya adsorpsi maksimum ion Pb2+ serbuk kulit kacang
tanah yaitu sebesar 1,2556 mg/g
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan di industri-industri yang menggunakan
zat-zat yang mengandung Pb sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat
pembuangan limbah Pb. Namun demikian masih perlu dilakukan penelitian lanjutan
terhadap usaha meningkatkan kapasitas adsorpsi maksimum dari kulit kacang tanah,
sehingga memperkaya informasi dalam pemanfaatan potensi kulit kacang tanah dalam
pemanfaatannya sebagai adsorben dalam menanggulangi pencemaran lingkungan akibat
limbah cair.
DAFTAR RUJUKAN
Astawan. 2008. Pencemaran Logam Berat Juga Bisa Terdapat Dalam Makanan. Jakarta: Kompas
Mamaril JC, Paner ET, Alpane BM. 1997. Biosorption and Desorpstion of Chromium (III) by Free and Immobilation Rhizobium (BJ Vr 12) cell Biomess. Biodegradation 8: 275-285.
Master Plan Penunjang Investasi Provinsi Bali Tahun 2006-2010. 2005. Hasil Perhitungan LQ Komoditas Hasil-Hasil Pertanian (Tanaman Pangan) Provinsi Bali Tahun 2005. http://www.baliprov.go.id/index.php?page=sektor_primer [12 Februari 2009]
Sukarta I Nyoman. 2008. Adsorpsi Ion Cr3+ Oleh Serbuk Gergaji Kayu Albizia (Albizia falcata). Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor
Sutrisno T, Eni Suciastuti. 2002. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Penerbit: Rineka Cipta
Werdiono, Defri. 2006. Bahan Bakar Alternatif Mengubah Kulit Kacang Tanah Jadi Briket . http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0712/06/jogja/1045515.htm [30 Januari 2009]
Yantri Ni Ketut. 1998. Pemanfaatan Jerami Padi (Oryza Sativa) Sebagai Bahan Penyerap Ion Cu2+, Cd2+ dan Pb2+ pada Limbah Pencelupan Perusahaan Garmen. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA. STKIP Negeri Singaraja
9