09E02137

95
Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository © 2009 PENGATURAN TEMPERATUR RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM 35 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya MANGASI SIRAIT (062408070) PROGRAM STUDI FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

description

blabla

Transcript of 09E02137

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    PENGATURAN TEMPERATUR RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM 35

    BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

    MANGASI SIRAIT (062408070)

    PROGRAM STUDI FISIKA INSTRUMENTASI

    DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

    2009

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    PERSETUJUAN

    Judul : PENGATURAN TEMPERATUR RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM 35 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Kategori : TUGAS AKHIR Nama : MANGASI SIRAIT Nomor Induk Mahasiswa : 062408070 Program Studi : DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI Departemen : FISIKA Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    Diluluskan di

    Medan, Juni 2009

    Diketahui Departemen Fisika FMIPA USU Ketua Program Studi, Pembimbing, Drs.Syahrul Humaidy Msc Dr.Marhaposan Situmorang NIP.132050870 NIP.130810771

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    PERNYATAAN

    PENGATURAN TEMPERATUR RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

    TUGAS AKHIR

    Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, Juni 2009 MANGASI SIRAIT 062408070

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    PENGHARGAAN

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,dengan limpahan karuniaNya penyelesaian Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang di tetapkan. Tugas Akhir ini disusun berdasarkan perancangan alat yang penulis lakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program Diploma (D3) pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Departemen Fisika Jurusan Fisika Instrumentasi,Universitas Sumatera Utara. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini,penulis banyak mengucap terima kasih kepada Bapak Dr.Marhaposan Situmorang,selaku dosen pembimbing pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan bimbingan dan kepercayaan penuh pada saya untuk menyempurnakan tugas akhir ini.Ucapan terima kasih juga diajukan kepada Bapak Dr.Eddy Marlianto,M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),Universitas Sumatera Utara.Ketua Program Studi Fisika Instrumentasi,Bapak Syahrul Humaidy dan sekeretaris Departemen Fisika Ibu Yustinon,Msi dan seluruh pegawai di Departemen Fisika FMIPA USU.

    Ucapan terimakasih saya yang sepesial buat Ayahanda tercinta P.Sirait dan Ibunda tersayang S.Saragih Sumbayak yang selalu sedia memberikan bantuan dan dukungan matei,dorongan dan doa.Tidak terlupakan juga saya ucapkan buat kakak saya tercinta Rayani Sirait,Kakak Rosenni Sirait, dan Kakak Rotua Sirait.Buat kedua adikku tersayang Togar Sirait dan Indra Gunawan Sirait,terimakasih buat doa dan dukungannya.

    Terimakasih saya ucapkan buat teman-teman di Fisika Instrumentasi stambuk 2006 yang mau membantu saya dalam penyelesaian tugas akhir ini.Buat teman-teman saya Ampara 409 dan Raya City,serta semua pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis banyak menyadari banyak terdapat kekurangan dalam penulisan dan penyusunan tugas akhir ini,oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    ABSTRAK Pengaturan temperatur ruangan merupakan suatu alat yang bekerja secara otomatis sesuai dengan nilai yang diberikan sensor melalui rangkaian ADC (Analog to Digital Converter) yang merupakan rangkaian pengubah data anaolog menjadi digital.Data digital kemudian dikirim ke mikrokontroler AT89S51 yang memproses data suhu yang nantinya ditampilkan menjadi karakter atau kata.Tampilan yang digunakan adalah Liquid Cristal Display (LCD) dengan ukuran 2 x 16 yang dapat menampilkan karakter berupa angka maupun huruf.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR ISI

    Halaman

    PERSETUJUAN ii

    PERNYATAAN iii

    PENGHARGAAN iv

    ABSTRAK v

    DAFTAR ISI vi

    DAFTAR TABEL viii

    DAFTAR GAMBAR ix

    LAMPIRAN x

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang 1

    1.2 Tujuan 2

    1.3 Batasan Masalah 3

    1.4 Sistematika Penulisan 3

    1.5 Metodologi Penulisan 5

    BAB 2 KOMPONEN KOMPONEN DASAR

    2.1 Diagram Blok Pengaturan Temperatur Ruangan 6

    2.2 Sensor Suhu LM35 8

    2.3 Mikrokontroler AT89S51 9

    2.3.1 Konstruksi Mikrokontroler AT89S51 10

    2.3.2 Pin Pin Mikrokontroler AT89S51 13

    2.4 Instruksi Dasar Assembler 17

    2.4.1 Kode Instruksi Mikrokontroler AT89S51 17

    2.4.1.1 Instruksi Pemindahan Data 17

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    2.4.1.2 Instruksi Aritmatika 18

    2.4.1.3 Instruksi Logika dan Manipulasi Bit 18

    2.4.1.4 Instruksi Percabangan 18

    2.4.1.5 Instruksi Stack, I/O dan Kontrol 18

    2.4.2 Bahasa Assembly MCS-51 18

    2.4.3 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE) 24

    2.4.4 Software Downloader 25

    2.5 Analog to Digital Converter (ADC) 26

    2.5.1 Model Operasi ADC 0804 29

    2.5.1.1 Mode Operasi Kontinyu 29

    2.5.1.2 Mode Operasi Hand-Shaking 30

    2.5.2 Fungsi Pin Pin Pada ADC 0804 30

    2.6 LCD (Liquid Crystal Display) 32

    BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN CARA KERJA RANGKAIAN

    3.1 Rancangan Sistem 35

    3.2 Rangkaian Power Supply (PSA) 37

    3.3 Rangkaian Mikrontroler AT89S51 38

    3.4 Rangkaian Sensor Temperatur 39

    3.5 Rangkaian Analog to Digital Converter (ADC) 40

    3.6 Rangkaian Relay 41

    3.7 Rangkaian Driver LCD (Liquid Crystal Display) 43

    BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN

    4.1 Pengujian Rangkaian Minimum Mikrokontroler AT89S51 46

    4.2 Pengujian Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display) 47

    4.3 Pengujian Rangkaian Relay 50

    4.4 Diagram Alir (Flowchart) 52

    4.5 Pengujian Rangkaian Keseluruhan 53

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan 56

    5.2 Saran 57

    Daftar Pustaka

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Kapasitas Memory Mikrokontroler seri AT89X 12

    Tabel 2.2. Fungsi pengganti dari port 3 14

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Blok Diagram Pengaturan Temperatur Ruangan Secara Umum 7 Gambar 2.2 Sensor Temperatur LM35 9 Gambar 2.3 IC Mikrokontroler AT89S51 13

    Gambar 2.4 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE) 25

    Gambar 2.5 ISP-Flash Programmer 3.0a 26

    Gambar 2.6 Diagram Blok ADC 28

    Gambar 2.7 Konvigurasi pin- pin pada ADC 0804 30

    Gambar 2.8 Liquid Cristal Display (LCD) 2 x 16 34

    Gambar 3.1 Diagram Blok Pengaturan Temperatur Ruangan 36

    Gambar 3.2 Rangkaian Power Supply (PSA) 37

    Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 38

    Gambar 3.4 Rangkaian ADC 41

    Gambar 3.5 Simbol Relay dan Rangkaian Driver 43

    Gambar 3.6 Rangkaian Driver LCD 44

    Gambar.4.1 Rangkaian mikrokontroler dengan rangkaian relay 50 Gambar 4.2 Diagram Alir (Flowchart) Rangkaian Temperatur Ruangan 53

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    LAMPIRAN 1. Program Lengkap

    2. Skema Rangkaian Pengaturan Temperatur Ruangan

    3a. Gambar Pengaturan Temperatur Ruangan Tampak Atas

    3b. Gambar Pengaturan Temperatur Ruangan Tampak Depan

    3c. Gambar Pengaturan Temperatur Ruangan Tampak Samping

    4. Data Sheet AT89S51

    5. Data Sheet LM335

    6. Data Sheet ADC 0804

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pengukuran, pemantauan dan tampilan nilai suhu adalah bagian sistem yang seringkali

    dibutuhkan di lingkungan, dalam suatu sistem elektronika, maupun dalam industri.

    Namun pembuatan alat ini dilatar belakangi karena sensor temperatur merupakan salah

    satu sistem yang penting untuk membangun sebuah Weather controliling system, yang

    akan memantau dan mengendalikan suhu pada suatu ruangan tertentu serta memberikan

    informasi kepada pemakainya.

    Temperatur merupakan informasi yang sangat penting dalam menentukan kondisi

    cuaca pada sebuah daerah. Banyak hal yang bergantung pada kondisi temperatur atau

    cuaca pada daerah tersebut. Makhluk hidup pun sangat bergantung pada kondisi

    temperatur daerah yang ditempatinya. Temperatur juga merupakan salah satu kunci

    penting dalam dunia pertanian atau perkebunan, industri makanan, industri elektronika

    dan lain-lain

    Namun permasalahannya bagaimana kita bisa membuat alat ukur temperatur

    dengan lebih mudah, dengan waktu yang lebih singkat, namun dengan data yang lebih

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    akurat dan mudah dikalibrasi. Pengukuran suhu secara konvensional dapat dilakukan

    dengan termometer standar, akan tetapi hal ini sangat merepotkan terutama apabila suhu

    harus dipantau terus menerus.

    Mikrokontroler kini semakin berkembang pesat dan semakin banyak diminati

    dalam aplikasi sistem kendali. Salah satu jenis mikrokontroler yang sekarang banyak

    beredar adalah mikrokontroler jenis AT89S51 dari atmel.

    Sehubungan hal di atas penulis berkeinginan untuk mencoba mengembangkan

    sebuah sistem menggunakan mikrokontroler AT89S51 dengan pemrograman bahasa

    assembler.

    Dalam mengantisipasi penggunaan yang lebih luas maka pengukur temperatur

    yang dipantau dengan mikrokontroler ini didisain agar dapat beroperasi secara stand

    alone (berdiri sendiri).

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan pelaksanaan tugas akhir ini adalah:

    1. Mengimplementasikan fungsi masukan analog pada mikrokontroler AT89S51

    yang mendapat masukan dari LM35 sebagai sensor temperatur yang

    dikonversi menggunakan ADC.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    2. Menggunakan pemrograman bahasa assembler untuk mengembangkan sebuah

    sistem pengukur temperatur menggunakan mikrokontroler AT89S51 yang

    hasil datanya ditamplikan pada display LCD.

    1.3 Batasan Masalah

    Pada tugas akhir ini, penulis akan merancang alat sistim kendali temperatur ruangan

    dengan batasan-batasan sebagai berikut :

    1. Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis AT89S51.

    2. Mengunakan sensor suhu LM35.

    3. Menggunakan pemrograman bahasa assembler.

    4. Display untuk menampilkan temperatur digunakan LCD.

    5. Meemanfaatkan hairdrier untuk menaikkan suhu.

    6. Memanfaatkan cooling fan sebagai pendingin atau juga pembuang panas.

    1.4 Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika

    pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja alat sistim kendali temperatur dengan

    menggunakan display LCD berbasis mikrokontroler AT89S51, maka penulis menulis

    laporan ini sebagai berikut:

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    BAB 1. PENDAHULUAN

    Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

    tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang

    digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori

    pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S51, bahasa

    program yang digunakan. serta karekteristik dari komponen-komponen

    pendukung.

    BAB 3. PERANCANGAN ALAT DAN CARA KERJA RANGKAIAN

    Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok

    dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram blok

    dari program yang akan diisikan ke mikrokontroler AT89S51.

    BAB 4. PEGUJIAN SISTIM DAN PROGRAM

    Pada bab ini akan dibahas pengujian alat dan program dari rangkaian dan

    sistem kerja alat dan flowchar dari program.

    BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Bab ini merupakan kesimpulan dan saran yang meliputi tentang

    kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini apakah

    rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya

    pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama.

    1.5 Metodologi Penulisan

    Adapun metode penulisan tugas akhir ini adalah :

    1. Identifikasi masalah dengan penelusuran referensi baik dari buku maupun dari

    hasil browsing di situs-situs internet.

    2. Perancangan dan pengujian alat.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    BAB 2

    KOMPONEN KOMPONEN DASAR

    2.1 Blok Diagram Pengaturan Temperatur Ruangan

    Temperatur merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam menentukan

    kondisi cuaca pada sebuah daerah. Temperatur juga merupakan salah satu kunci penting

    dalam dunia pertanian atau perkebunan, industri makanan, industri elektronika dan lain-

    lain.

    Pengukuran temperatur secara manual dapat dilakukan dengan termometer

    standar, namun tidak ada alat yang dapat mengatur agar temperatur tetap dalam kondisi

    stabil, apalagi temperatur harus dipantau terus menerus. Sehingga dibutuhkan alat

    pengukur temperatur yang disertai dengan sistem kontrolnya. Yang artinya, temperatur

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    dalam sebuah ruangan dapat diukur secara otomatis, dan dapat dijaga secara otomatis

    pula, serta hasil data temperatur dapat ditampilkan pada display.

    Berikut adalah gambaran umum sistem kendali temperatur ruangan.

    Gambar 2.1 Blok Diagram Pengaturan Temperatur Ruangan Secara Umum

    Dari gambar 2.1 dapat kita ketahui bahwa salah satu komponen yang dibutuhkan

    dalam pembuatan sistem kendali temperatur ruangan adalah sensor temperatur. Sensor

    temperatur berfungsi sebagai pendeteksi temperatur pada sebuah ruangan, yang kemudian

    akan menjadi nilai masukan bagi pengolah sinyal.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Kemudian sinyal keluaran dari sensor temperatur tersebut akan diolah sehingga

    dapat ditampilkan pada display, sehingga dibutuhkan sebuah pengolah sinyal. Salah satu

    jenis pengolah sinyal yang dapat digunakan adalah mikrokontroler.

    Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya

    terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan I/O, rangkaian tersebut

    terdapat dalam level chip atau biasa disebut single chip mikrokomputer. Pada

    mikrokontroler telah terdapat komponen-komponen mikroprosesor dengan bus-bus

    internal yang saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut adalah RAM, ROM,

    timer, komponen I/O paralel dan serial, dan interupsi kontroler.

    Setelah sinyal keluaran dari sensor temperatur tersebut diolah oleh

    mikrokontroler, kemudian akan ditampilkan pada sarana penampil. Baik melaui seven

    segment,display matrix, LCD (Liquid Crystal Display), maupun PC. Pada pengerjaan

    tugas akhir ini penulis akan menggunakan tampilan pada LCD.

    2.2 Sensor Suhu LM 35

    Sensor adalah piranti yang menghasilkan sinyal keluaran yang sebanding dengan

    parameter yang diindera (sensing). Pengukuran temperatur merupakan hal yang penting.

    Pendeteksian temperatur dapat dilakukan dengan menggunakan sensor temperatur. Ada

    beberapa jenis sensor temperatur yang dapat digunakan dalam pengukuran temperatur,

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    yakni: termokopel,termistor.Sensor temperatur yang sering di gunakan adalah sensor

    temperatur LM35 karena keakuratannya di bandingkan dengan sensor lain.

    LM35 adalah sensor temperatur semiconductor-junction yang tegangan out putnya

    sebanding dengan temperatur dalam derajat Celcius (0 C). LM35 memiliki kelebihan

    dibandingkan sensor suhu berpresisi Kelvin, dimana pemakai tidak perlu mengambil nilai

    tegangan konstan yang besar untuk mendapatkan skala celcius yang tepat. LM35

    memiliki keadaaan default yaitu akurasi 0 C pada temperatur ruang dan 3/4 0 C pada

    range maksimum 55 sampai +150 0 C.

    LM35 memiliki faktor skala linier +10.0 mV/0C, ini berarti untuk tiap kenaikan

    satu derajat celcius pada suhu sekitar tegangan output akan naik 10 mV. Tegangan kerja

    dari LM35 adalah 4 sampai 30 Volt dengan kuat arus sebesar 60 A.

    Gambar 2.2 Sensor Temperatur LM35

    Adapun beberapa kelebihan dari LM35 dari sensor temperatur lain adalah:

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    1. Hasil pengukuran lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan

    thermistor.

    2. Rangkain sensor tertutup dan tidak bergantung (tidak terpengaruh) pada

    oksidasi.

    3. LM35 menghasilkan tegangan keluaran lebih besar dibandingkan dengan

    thermocouple dan tegangan keluaran tidak perlu diperbesar.

    2.3 Mikrokontroler AT89S51

    Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat

    rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan I/O, rangkaian tersebut terdapat

    dalam level chip atau biasa disebut single chip mikrokomputer. Pada mikrokontroler telah

    terdapat komponen-komponen mikroprosesor dengan bus-bus internal yang saling

    berhubungan. Komponen-komponen tersebut adalah RAM, ROM, timer, komponen I/O

    paralel dan serial, dan interupsi kontroler.

    Adapun keunggulan dari mikrokontroler adalah adanya sistem interupsi. Sebagai

    perangkat kontrol penyesuaian, mikrokontroler sering disebut juga untuk menaikkan

    respon semangat eksternal (interupsi) di waktu yang nyata. Perangkata tersebut harus

    melakukan hubungan switching cepat, menunda satu proses ketika adanya respon

    eksekusi yang lain.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program

    aplikasi (misalnya pengolah kata,pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler

    hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada

    perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer RAM dan ROM-nya besar.

    Sedangkan pada mikrokontroler ROM dan RAM-nya terbatas.

    2.3.1 Konstruksi Mikrokontroler AT89S51

    Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

    kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 Kilo Ohm dipakai

    untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S51 otomatis

    direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 24

    MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator

    pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.

    Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler.

    Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda. Read Only Memory

    (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai dengan

    keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan program ini dinamakan

    sebagai memori program. Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC

    kehilangan catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM

    yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah baku

    dan diproduksi secara masal, program diisikan ke dalam ROM pada saat IC

    mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler

    menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang

    disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra Violet

    Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada

    flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.

    Jenis memori yang dipakai untuk memori Program AT89S51 adalah Flash

    PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat

    bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 Flash PEROM Programmer.

    Memori Data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 byte, meskipun

    hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup.

    Sarana Input/Ouput yang disediakan cukup banyak dan bervariasi. AT89S51 memunyai

    32 jalur Input/Ouput. Jalur Input/Ouput paralel dikenal sebagai Port 1 (P1.0..P1.7) dan

    Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    AT89S51 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver/Transmiter) yang

    biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data seri (RXD

    dan TXD) diletakan berhimpitan dengan P3.0 dan P3.1 di kaki nomor 10 dan 11,

    sehingga kalau sarana input/ouput yang bekerja menurut fungsi waktu. Clock penggerak

    untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock yang diumpan dari luar

    lewat T0 dan T1. T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5,sehingga P3.4 dan P3.5

    tidak bisa dipakai untuk jalur input/ouput parelel kalau T0 dan T1 dipakai.

    Tabel 2.1. Kapasitas Memory Mikrokontroler seri AT89X

    AT89S51 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya

    adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini

    TIPE RAM FLASH MEMORY EEPROM

    AT89C51/AT89S51 8 x 128 Byte 4 Kbyte No

    AT89C52/AT89S52 8 x 256 Byte 8 Kbyte No

    AT89C55 8 x 256 Byte 20 Kbyte No

    AT89S53 8 x 256 Byte 12 Kbyte No

    AT89S8252 8 x 256 Byte 8 Kbyte 2 Kbyte

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur input/output

    parelel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.

    Port1 dan 2, UART, Timer 0,Timer 1 dan sarana lainnya merupakan register yang

    secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Functoin Regeister

    (SFR).

    2.3.2 Pin - Pin Mikrokontroler AT89S51

    IC mikrokontroler AT89S51 ditunjukkan pada gambar 2.3

    Gambar 2.3 IC Mikrokontroler AT89S51

    Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 :

    Pin 1 sampai 8

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Ini adalah port 1 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit dua arah. Dengan internal pull-up

    yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Pada port ini juga digunakan sebagai

    saluran alamat pada saat pemrograman dan verfikasi.

    Pin 9

    Merupakan masukan reset (aktif tinggi), pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-

    reset mikrokontroler ini.

    Pin 10 sampai 17

    Ini adalah port 3 merupakan saluran/bus I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up yang

    memiliki fungsi pengganti. Bila fungsi pengganti tidak dipakai, maka ini dapat digunakan

    sebagai port parallel 8 bit serbaguna. Selain itu sebagian dari port 3 dapat berfungsi

    sebagai sinyal control pada saat proses pemrograman dan verifikasi. Adapun fungsi

    penggantinya seperti pada tabel 2.2.

    BIT NAMA FUNGSI ALTERNATIF

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    P3.0

    P3.1

    P3.2

    P3.3

    P3.4

    P3.5

    P3.6

    P3.7

    RXD

    TXD

    INTO

    INT1

    TO

    T1

    WR

    RD

    Untuk menerima data port serial

    Untuk mengirim data port serial

    Interupsi eksternal 0

    Interupsi eksternal 1

    Input eksternal waktu/pencacah 0

    Input eksternal waktu/pencacah 1

    Jalur menulis memori data eksternal

    Jalur membaca memori data eksternal

    Tabel 2.2. Fungsi pengganti dari port 3

    Pin 18 dan 19

    Ini merupakan masukan ke penguat osilator berpenguat tinggi. Pada mikrokontroler ini

    memiliki seluruh rangkaian osilator yang diperlukan pada serpih yang sama (on chip)

    kecuali rangkaian kristal yang mengendalikan frekuansi osilatir. Karenanya pin 18 dan 19

    sangat diperlukan untuk dihubungkan dengan kristal. Selain itu XTAL 1 dapat juga

    sebagai input untuk inverting oscillator amplifier dan input ke rangkaian internal clock

    sedangkan XTAL 2 merupakan output dari inverting oscillator amplifier.

    Pin 20

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Merupakan ground sumber tegangan yang diberi symbol GND.

    Pin 21 sampai 28

    Ini adalah port 2 yang merupakan saluran/bus I/O 8 biit dua arah dengan internal pull-up.

    Saat pengambilan data dari program memori eksternal atau selama mengakses data

    memori eksternal yang menggunakan alamat 16 bit, port 2 berfungsi sebagai saluran/bus

    alamat tinggi (A8 A15). Sedangkan pada saat mengakses ke data memori eksternal yang

    menggunakan alamat bit 8 bit , port 2 mengeluarkan isi dari P2 pada Special Function

    Register.

    Pin 29

    Program Store Enable (PSEN) merupakan sinyal pengontrol untuk mengakses program

    memori eksternal masuk ke dalam bus selama proses pemberian/pengambilan instruksi

    (fetching).

    Pin 30

    Address Latch Enable (ALE)/ PROG merupakan penahan alamat memori eksternal (pada

    port 1) selama mengakses ke memori eksternal. Pena ini juga sebagai pulsa/ sinyal input

    pemrograman (PROG)selama proses pemrograman.

    Pin 31

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    External Access Enable (EA) merupakan sinyal kontrol untuk pembacaan memori

    program. Apabila diset rendah (L) maka mikrokontroler akan melaksanakan seluruh

    instruksi dari memori program eksternal, sedangkan apabila diset tinggi (H) maka

    mikrokontroler akan melaksanakan instruksi dari memori program internal ketika isi

    program counter kurang dari 4096. ini juga berfungsi sebagai tegangan pemrograman

    (Vpp = +12 V) selama proses pemrograman.

    Pin 32 sampai 39

    Ini adalah port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector, dapat juga

    digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke

    memori program eksternal. Pada saat proses pemrograman dan verifikasi, port 0

    digunakan sebagai saluran/bus data. Eksternal pull-ups diperlukan selama proses

    verifikasi.

    2.4 Instruksi Dasar Assembler

    2.4.1 Kode Instruksi Mikrokontriler AT89S51

    Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 256 kode instruksi. Seluruh instruksi dapat

    dikelompokkan dalam 4 bagian yang meliputi instruksi 1 byte sampai 4 byte. Semua

    instruksi tersebut dapat dibagi menjadi lima kelompok menurut fungsinya, yaitu:

    1. Instruksi Pemindah Data

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    2. Instruksi Aritmatika

    3. Instruksi Logika dan Manipulasi Bit

    4. Instruksi Percabangan

    5. Instruksi Stack, I/O, dan Kontrol

    2.4.1.1 Instruksi Pemindahan Data

    Bagian instruksi ini hanya menyalin data suatu lokasi memori (sumber) ke lokasi tertentu

    (tujuan), tanpa terjadi perubahan isi data dari sumber. Selain lokasi memori, data juga

    dapat dipindahkan dari suatu register ke register lain, pemindahan (penyalinan) antar

    muka-register dan antar muka-memori.

    2.4.1.2 Instruksi Aritmatika

    Instruksi ini melaksanakan operasi aritmatika yang meliputi penjumlahan, pengurangan,

    penambahan satu (increment), pengurangan satu(decrement), perkalian dan pembagian.

    2.4.1.3 Instruksi Logika dan Manipulasi Bit

    Instruksi ini berhubungan dengan operasi-operasi logika pada accumulator dan

    manipulasi bit. Macam dan instruksi ini adalah AND, OR, XOR, perbandingan,

    pergeseran dan komplemen data.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    2.4.1.4 Instruksi Percabangan

    Instruksi ini mengubah urutan normal pelaksanaan suatu program. Dengan instruksi ini

    program yang sedang dilaksanakan akan mencabang ke suatu alamat tertentu. Instruksi ini

    dibedakan atas percabangan bersyarat (misalnya CJNE) dan percabangan tanpa syarat

    (misalnya ACALL).

    2.4.1.5 Instruksi Stack, I/O, dan Kontrol

    Instruksi ini mengatur penggunaan stack, membaca/menulis port I/O, serta pengontrolan-

    pengontrolan.

    2.4.2 Bahasa Assembly MCS-51

    Bahasa yang digunakan untuk mengisi program ke IC mikrikontroler AT89S51 adalah

    bahasa assembly MCS-51. Jumlah instruksi pada bahasa ini hanya ada 51 instruksi. Dari

    51 instruksi , yang sering digunakan hanya 10 instruksi. Instruksi-instruksi tersebut

    antara lain :

    1. Instruksi MOV

    Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register tertentu.

    Pengisian nilai dapat secara langsung atau tidak langsung.

    Contoh pengisian nilai secara langsung

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    MOV R0,#20h

    Perintah di atas berarti : isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0 (R0).

    Tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah nilai.

    Contoh pengisian nilai secara tidak langsung

    MOV 20h,#80h

    ...........

    ............

    MOV R0,20h

    Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20 Heksadesimal

    ke register 0 (R0).

    Tanpa tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah

    alamat.

    2. Instruksi DJNZ

    Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai

    register tertentu dengan 1 dan lompat jika hasil pengurangannya belum nol. Contoh ,

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    MOV R0,#80h

    Loop: ...........

    ............

    DJNZ R0,Loop

    ............

    R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan meneruskan ke

    perintah pada baris berikutnya.

    3. Instruksi ACALL

    Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu.

    Contoh :

    .............

    ACALL TUNDA

    .............

    TUNDA:

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    .................

    4. Instruksi RET

    Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin pemanggil

    setelah instruksi ACALL dilaksanakan. Contoh,

    ACALL TUNDA

    .............

    TUNDA:

    .................

    RET

    5. Instruksi JMP (Jump)

    Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu. Contoh,

    Loop:

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    .................

    ..............

    JMP Loop

    6. Instruksi JB (Jump if bit)

    Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang

    dimaksud berlogika high (1).

    Contoh,

    Loop:

    JB P1.0,Loop

    .................

    7. Instruksi JNB (Jump if Not bit)

    Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang

    dimaksud berlogika Low (0). Contoh,

    Loop:

    JNB P1.0,Loop

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    .................

    8. Instruksi CJNE (Compare Jump If Not Equal)

    Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan nilai dalam suatu register dengan suatu

    nilai tertentu. Contoh,

    Loop:

    ................

    CJNE R0,#20h,Loop

    ................

    Jika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin Loop. Jika

    nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan instruksi selanjutnya.

    9. Instruksi DEC (Decreament)

    Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang dimaksud

    dengan 1.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Contoh,

    MOV R0,#20h R0 = 20h

    ................

    DEC R0 R0 = R0 1

    .............

    10. Instruksi INC (Increament)

    Instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register yang dimaksud

    dengan 1. Contoh,

    MOV R0,#20h R0 = 20h

    ................

    INC R0 R0 = R0 + 1

    .............

    2.4.2 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)

    Instruksi-instruksi yang berupa bahasa assembly tersebut dituliskan pada sebuah editor,

    yaitu 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE). Kemudian instruksi-instruksi (program-

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    program) tersebut akan di-save dan kemudian di-Assemble (di-Compile). Pada saat di-

    Assemble maka akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika masih

    ada peringatan tersebut, itu berarti masih ada kesalahan dalam penulisan instruksi atau

    ada nama subrutin yang sama. Dengan demikian kesalahan-kesalahan tersebut harus

    diperbaiki terlebih dahulu. Tampilannya dapat kita lihat pada gambar 2.4.

    Gambar 2.4 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)

    Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke

    dalam bilangan heksadesimal, dimana proses perubahan ini terjadi pada saat kita meng-

    Assemble program tersebut. Bilangan heksadesimal hasil proses inilah yang dikirim ke

    mikrokontroler.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    2.4.3. Software Downloader

    Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal tersebut ke mikrokontroler

    digunakan software ISPFlash Programmer 3.0a sehingga mikrokontroler dapat

    menyimpan data. ISP-Flash Programmmer 3.0a dapat diperoleh dengan mendowmload

    dari internet. Tampilannya dapat kita lihat gambar 2.5 :

    Gambar 2.5 ISP-Flash Programmer 3.0a

    Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil file

    heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian meng-klik Write untuk

    mengisikan hasil kompilasi tersebut ke mikrokontroler.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    2.5 Analog to Digital Converter (ADC)

    Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk

    mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal - sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap

    dapat memenuhi kebutuhan dari rangkaian yang akan dibuat. IC jenis ini bekerja secara

    cermat dengan menambahkan sedikit komponen sesuai dengan spesifikasi yang harus

    diberikan dan dapat mengkonversikan secara cepat suatu masukan tegangan. Hal-hal yang

    juga perlu diperhatikan dalam penggunaan ADC ini adalah tegangan maksimum yang

    dapat dikonversikan oleh ADC dari rangkaian pengkondisi sinyal, resolusi, pewaktu

    eksternal ADC, tipe keluaran, ketepatan dan waktu konversinya.

    Beberapa karakteristik penting ADC :

    1. Waktu konversi

    2. Resolusi

    3. Ketidaklinieran

    4. Akurasi

    Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengubah sinyal analog menjadi

    sinyal digital yang nilainya proposional. Jenis ADC yang biasa digunakan dalam

    perancangan adalah jenis successive approximation convertion atau pendekatan

    bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat dan tidak tergantung pada

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    nilai masukan analognya atau sinyal yang akan diubah. Dalam Gambar 2.6,

    memperlihatkan diagram blok ADC tersebut.

    Gambar 2.6 Diagram Blok ADC

    Secara singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit-bit diset

    kemudian diuji, dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan. Dengan

    rangkaian yang paling cepat, konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock, dan keluaran

    D/A merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register SAR.

    Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal selesai

    konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan data digital yang

    ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, keluaran digital akan tetap tersimpan

    sekalipun akan di mulai siklus konversi yang baru.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    IC ADC 0804 mempunyai dua masukan analog, Vin (+) dan Vin (-), sehingga

    dapat menerima masukan diferensial. Masukan analog sebenarnya (Vin) sama dengan

    selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin masukan yaitu

    Vin= Vin (+) Vin (-). Kalau masukan analog berupa tegangan tunggal, tegangan ini

    harus dihubungkan dengan Vin (+), sedangkan Vin (-) digroundkan. Untuk operasi

    normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan referensi.

    IC ADC 0804 memiliki generator clock internal yang harus diaktifkan dengan

    menghubungkan sebuah resistor eksternal (R) antara pin CLK OUT dan CLK IN serta

    sebuah kapasitor eksternal (C) antara CLK IN dan ground digital.Untuk sinyal clock ini

    dapat juga digunakan sinyal eksternal yang dihubungkan ke pin CLK IN. ADC 0804

    memilik 8 keluaran digital sehingga dapat langsung dihubungkan dengan saluran data

    mikrokomputer. Masukan (chip select, aktif rendah) digunakan untuk mengaktifkan ADC

    0804. Jika berlogika tinggi, ADC 0804 tidak aktif (disable) dan semua keluaran berada

    dalam keadaan impedansi tinggi.

    Masukan (write atau start convertion) digunakan untuk memulai proses konversi.

    Untuk itu harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan keluaran (interrupt atau end of

    convertion) menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai konversi, akan berubah ke

    logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0.

    2.5.1 Mode Operasi ADC0804

    2.5.1.1 Mode Operasi Kontinyu

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Agar ADC0804 dapat dioperasikan pada mode operasi kontinyu (proses membaca terus

    menerus dan tanpa proses operasi jabat tangan), maka penyemat CS dan RD ditanahkan,

    sedangkan penyemat WR dan INTR tidak dihubungkan kemanapun. Prinsip kerja operasi

    kontinyu ini yaitu ADC akan memulai konversi ketika INTR kembali tidak aktif (logika

    1). Setelah proses konversi selesai, INTR akan aktif (logika 0). Untuk memulai

    konversi pertama kali WR harus ditanahkan terlebih dahulu, hal ini digunakan untuk

    mereset SAR. Namun pada konversi berikutnya untuk mereset SAR dapat menggunakan

    sinyal INTR saat aktif (logika 0) dan mulai konversi saat tidak aktif (logika 1).

    Ketika selesai konversi data hasil konversi akan dikeluarkan secara langsung dari

    buffer untuk dibaca karena RD ditanahkan. Saat sinyal INTR aktif, sinyal ini digunakan

    untuk me-reset SAR. Saat INTR kembali tidak aktif (logika 1) proses konversi dimulai

    kembali.

    2.5.1.2 Mode Operasi Hand-Shaking

    ADC0804 dioperasikan pada mode hand shaking . Agar ADC dapat bekerja, CS harus

    berlogika 0. Ketika WR berlogika 0, register SAR akan direset, sedangkan ketika

    sinyal WR kembali 1, maka proses konversi segera dimulai. Selama konversi sedang

    berlangsung, sinyal INTR akan tidak aktif (berlogika 1), sedangkan saat konversi selesai

    ditandai dengan aktifnya sinyal INTR (logika 0).

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Setelah proses konversi selesai data hasil konversi tetap tertahan pada buffer

    ADC. Data hasil konversi tersebut akan dikeluarkan dengan mengirim sinyal RD

    berlogika 0. Setelah adanya sinyal sinyal RD ini, maka sinyal INTR kembali tidak aktif.

    2.5.2 Fungsi Pin-Pin pada ADC 0804

    Gambar 2.7 Konvigurasi pin-pin pada ADC 0804

    Terdapat 20 buah pin pada ADC 0804,adapun fungsi dari ke 20 buah pin tersebut adalah:

    1. Pin 1-3(CS,RD,WR)

    Merupakan masukan control digital dengan level tegangan logika TTL.Pin CS

    dan RD jika tidak aktif maka keluaran digital akan berada pada keadaan impedansi

    tinggi.Pin WR bila dibuat aktif bersamaan dengan CS akan memulai dengan

    konversi .

    2. Pin 4 dan pin 19(clock IN dan clock R)

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Merupakan pin masukan dari schmitrigger.Pin ini digunakan sebagai clock

    internal dengan menambah rangkaian RC.

    3. Pin 5(INTR)

    Merupakan pin keluaran yang digunakana dalam system mikroprosesor.Pin ini

    menunjukkan bahwa konversi telah selesai.Pin ini akan mengeluarkan logika

    tinggi bila konversi dimulai dan akan mengeluarkan logika rendah bila konversi

    selesai.

    4. Pin 6(Vin+) dan Vin 7(Vin -)

    Merupakan pin masukan untuk tegangan analog.Vin + dan Vin adalah sinyal

    masukan diferensi.Vin dihubungkan dengan masukan negative jika Vin +

    dihubungkan dengan ground dan Vin + akan dihubungkan ke masukan positif jika

    Vin dihubungkan dengan ground.

    5. Pin 8 (AGND) dan pin 10 (DGND)

    Pin ini dihubungkan dengan ground.

    6. Pin 9(Vref/2)

    Merupakan pin masukan tegangan referensi,yang digunakan sebagai referensi

    untuk teganganv masukan dari pin 6 dan 7.

    7. Pin 11-18(Bus data 8 bit )

    Merupakan jalur keluaran data 8 bit.Pin merupakan data MSB dan pena 18

    merupakan data LSB.

    8. Pin 20 (V+)

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Pin ini dihubungkan ke VCC 5 Volt.

    2.6 LCD (Liquid Crystal Display)

    Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan suatu sistem dengan menggunakan

    mikrokontroler. LCD(Liquid Crystal Display) dapat berfungsi untuk menampilkan suatu

    nilai hasil sensor ,menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi

    mikrokontroler.Pada praktek proyek ini,LCD yang digunakan adalah LCD 16 x 2 yang

    artinya lebar display 2 baris 16 kolom dengan 16 Pin konektor.

    Adapun konfigurasi dan deskripsi dari pin-pin LCD antara lain:

    VCC ( pin 1)

    Merupakan sumber tegangan +5V

    GND 0V ( pin 2)

    Merupakan sambungan ground

    VEE (pin 3)

    Merupakan input tegangan Kontras LCD

    RS Register Select (pin 4)

    Merupakan register pilihan 0 = Register Perintah, 1 = Register Data

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    R/W (pin 5)

    Merupakan read select , 1 = Read, 0 = Write

    Enable Clock LCD (pin 6)

    Merupakan masukan logika 1 setiap kali pengiriman atau pembacaan data

    D0 D7 ( pin 7 pin 14)

    Merupakan Data Bus 1 7 ke port

    Anoda (pin 15)

    Merupakan masukan Tegangan positif backlight

    Katoda (pin 16)

    Merupakan masukanTegangan negatif backlight

    Gambar LCD dapat di tunjukkan pada gambar 2.8

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Gambar 2.8 LCD 2 X16

    Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW:

    Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa sebuah

    data sedang dikirimkan. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN

    harus dibuat logika low 0 dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika

    dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika 1 dan tunggu dan berikutnya di set

    EN ke logika low 0 lagi. Jalur R/W adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika R/W

    berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika

    R/W berlogika high 1, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD.

    Sedangkan pada aplikasi umum pin R/W selalu diberi logika low 0

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    BAB 3

    PERANCANGAN ALAT DAN CARA KERJA RANGKAIAN

    3.1 Rancangan Sistem

    Pada sistem kendali temperatur ruangan ini, penulis membuat range suhu antara 29C

    sampai 50C, dimana suhu normal yang ditetapkan adalah 37C, 38C dan 39C, sehinga

    dibutuhkan sensor temperatur yang mampu mendeteksi temperatur dalam range tersebut.

    Dengan alasan tersebut, penulis menggunakan LM35 sebagai sensor temperatur pada

    sistem ini. Sebab LM35 mampu mendeteksi temperatur dari 00 C hingga 1000 C.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Kemudian agar sistem dapat menghasilkan data yang akurat, mudah dikalibrasi,

    dan dapat ditampilkan pada display sehingga temperatur dapat dengan mudah dipantau

    secara terus-menerus, dibutuhkan sebuah pengkondisi sinyal serta sarana penampil hasil

    olahan data. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan

    sebuah sistem kendali temperatur ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 buatan

    Atmel. Berikut adalah gambar diagram blok fungsional sistem kendali temperatur

    ruangan.

    Gambar 3.1 Diagram Blok Pengaturan Temperatur Ruangan

    SENSOR SUHU

    ADC

    LCD

    MIKROKONTROLER

    LCD DRIVER

    RELAY

    RELAY

    PEMANAS

    PENDINGIN

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Vreg

    LM7805CT

    IN OUT

    TIP32C

    100ohm

    100uF

    330ohm220V 50Hz 0Deg

    TS_PQ4_12

    2200uF 1uF1N5392GP

    1N5392GP

    12 Volt

    5 Volt

    Secara garis besar perancangan pengaturan temperatur ruangan terdiri dari beberapa

    blok rangkaian utama. Sensor suhu digunakan untuk menginputkan perubahan tegangan

    ke sistem ADC. Perubahan tegangan yang diterima oleh ADC masih dalam bentuk data

    analog. Sistem ADC akan mengubah data analog menjadi data digital agar dapat diterima

    oleh mikrokontroler, karena mikrokontroler hanya dapat menerima data digital. Pada

    sistem kendali temperatur ruangan ini, mikrokontroler yang digunakan adalah AT89S51.

    Di dalam AT89S51 inilah diisikan program suhu yang akan ditampilkan dan program

    untuk mengontrol suhu ruangan,diantaranya untuk menyalakan pemanas dan juga

    pendingin. Data masukan (input) pada mikrokontroler adalah data yang diterima dari

    ADC, sedangkan keluaran (output)-nya ada tiga.

    Yang pertama adalah driver LCD yaitu sebuah rangkaian yang menghubungkan

    antara mikrokontroler dengan LCD. Yang kedua adalah relay untuk pengaturan pemanas,

    dan yang ketiga adalah relay untuk pengaturan pendingin.

    3.2 Rangkaian Power Supply ( PSA )

    Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada.

    Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5

    volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12

    volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke relay. Rangkaian power supplay

    ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini :

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Gambar 3.2 Rangkaian Power Supply (PSA)

    Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan

    dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan

    menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200

    F.

    Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan

    tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai

    indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk

    mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator

    tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar.

    Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah.

    3.3 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

    Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada. Rangkaian

    mikrokontroler ditunjukkan pada gambar berikut ini:

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

    Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena

    mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19

    dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi

    kecepatan mikrokontroller AT89S51 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam

    program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke

    tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan

    saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat

    rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal.

    Pada port 0 ini masing-masing pin dihubungkan dengan resistor 4k7 ohm. Resistor

    4k7 ohm yang dihubungkan ke port 0 berfungsi sebagai pull up( penaik tegangan ) agar

    output dari mikrokontroller dapat mentrigger transistor. Pin 1 sampai 8 adalah port 1. Pin

    21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3. Pin 39 yang merupakan

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    P0.0 dihubungkan dengan sebuah resistor 330 ohm dan sebuah LED. Ini dilakukan hanya

    untuk menguji apakah rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 sudah bekerja atau

    belum. Dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroler tersebut, dapat

    diketahui apakah rangkaian minimum tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika

    LED yang terhubug ke Pin 39 sudah bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan, maka

    rangkaian minimum tersebut telah siap digunakan. Pin 20 merupakan ground

    dihubungkan dengan ground pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan

    positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supply.

    3.4 Rangkaian Sensor Temperatur

    Sensor temperatur yang digunakan pada sistem pemantau ini adalah LM35. Sensor LM35

    adalah sebuah piranti yang didisain untuk dapat memberikan tegangan keluaran (output)

    yang berubah-ubah secara linier seiring dengan perubahan suhu yang juga terjadi secara

    linier. LM35 bekerja dengan menggunakan tegangan sumber sebesar 4 volt hingga 30

    volt DC. Pada aplikasi ini penulis menggunakan tegangan masukan 12 volt untuk

    rangkaian sensor temperatur.

    LM35 mempunyai jangkauan temperatur antara 0-100 derajat Celcius dengan

    kenaikan 10mV untuk setiap derajat Celcius. Dengan karakteristik LM35 tersebut, maka

    diperlukan sinkronisasi antara LM35 dengan ADC eksternal yang digunakan.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    ADC eksternal diberikan tegangan referensi 5V, dengan lebar data yang

    digunakan adalah 10 bit data. Sehingga besar tegangan setiap kenaikan satu bit adalah:

    Resolusi = mVmVV 588,410245

    ==

    Resolusi 5 mV pada ADC, sedangkan kenaikan pada LM35 adalah 10 mV untuk

    setiap derajat Celcius yang akan menjadi masukkan pada ADC. Dengan keadaan tersebut,

    maka setiap kenaikan 1 derajat Celcius suhu yang dideteksi LM35, diterjemahkan dalam

    2 bit data oleh ADC. Sehingga pada rangkain sensor temperatur tidak perlu ditambahkan

    rangkaian penguat pada keluarannya.

    3.5 Rangkaian Analog to Digital Converter (ADC)

    Input ADC dihubungkan ke sensor suhu LM35, sehingga setiap perubahan tegangan pada

    LM35 akan dideteksi oleh ADC. Agar output yang dihasilkan oleh ADC bagus, maka

    tegangan refrensi ADC harus benar-benar stabil, karena perubahan tegangan refrensi

    pada ADC akan merubah output ADC tersebut. Oleh sebab itu pada rangkaian ADC di

    atas tegangan masukan 12 volt dimasukkan ke dalam IC regulator tegangan 9 volt (

    7809) agar keluarannya menjadi 9 volt, kemudian keluaran 9 volt ini dimasukkan

    kedalam regulator tegangan 5 volt (7805), sehingga keluarannya menjadi 5 volt.

    Tegangan 5 volt inilah yang menjadi tegangan refrensi ADC.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Dengan demikian walaupun tegangan masukan turun setengahnya, yaitu dari 12

    volt menjadi 6 volt, tegangan refrensi ADC tetap 5 volt. Output dari ADC dihubungkan

    ke mikrokontroler, sehingga setiap perubahan output ADC yang disebabkan oleh

    perubahan inputnya akan diketahui oleh

    mikrokonto

    Gambar 3.4 Rangkaian ADC

    3.6 Rangkaian Relay

    Relay adalah suatu rangkaian switch magnetik yang bekerja bila mendapat catu dan suatu

    rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus dipenuhi output

    rangkaian pendriver atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada rangkaian adalah

    arus DC.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Konstruksi dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan pada inti

    besi lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan aliran arus, inti besi lunak kontak

    menghasilkan medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami gaya

    listrik magnet sehingga berpidah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub asalnya.

    Keadaan ini akan bertahan selama arus mengalir pada kumparan relay. Dan relay akan

    kembali keposisi semula yaitu normaly ON atau Normaly OFF, bila tidak ada lagi arus

    yang mengalir padanya, posisi normal relay tergantung pada jenis relay yang digunakan.

    Dan pemakaian jenis relay tergantung pada kadaan yang diinginkan dalam suatu

    rangkaian.

    Menurut kerjanya relay dapat dibedakan menjadi :

    a. Normaly Open (NO), saklar akan tertutup bila dialiri arus

    b. Normaly Close (OFF), saklar akan terbuka bila dialiri arus

    c. Change Over (CO), relay ini mempunyai saklar tunggal yang normalnya tertutup

    yang lama, bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal A,

    sebaliknya bila kumparan 2 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal B.

    Analogi rangkaian relay yang digunakan pada tugas akhir ini adalah saat basis

    transistor ini dialiri arus, maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat

    menghubungkan arus dari kolektor ke emiter yang mengakibatkan relay terhubung.

    Sedangkan fungsi dioda disini adalah untuk melindungi transistor dari tegangan induksi

    berlebih, dimana tegangan ini dapat merusak transistor. Jika transistor pada basis tidak

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    ada arus maju, transistor terbuka sehingga arus tidak mengalir dari kolektor ke emiter,

    relay tidak bekerja karena tidak ada arus yang mengalir pada gulungan kawat. Simbol

    relay yang digunakan dan bentuk relay dengan rangkaian driver dapat dilihat pada gambar

    3.5 berikut ini:

    Gambar 3.5 Simbol Relay dan Rangkaian Driver

    Relay yang digunakan pada tugas akhir ini digunakan untuk mengaktifkan pada pemanas

    dan pendingin.Untuk mengaktifkan pemanas dan pendingin ini maka dibutuhkan sebuah

    relay.Relay aktif jika diberi logika high (5 volt) dan tidak aktif jika mendapat logika low

    (0 Volt).

    3.7 Rangkaian Driver LCD (Liquid Crystal Display)

    Pada rangkaian ini hanya terdapat dua komponen yang berfungsi sebagai pelengkap, yaitu

    sebuah potensiometer dan sebuah dioda. Potensiometer berfungsi untuk penyesuaian layar

    Vcc

    Tr VB

    Dioda

    a. Simbol b. Relay dengan rangkaian driver

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    pada LCD (Liquid Crystal Display) dan dioda berfungsi sebagai penyearah arus yang

    masuk ke LCD.

    Gambar 3.6 Rangkaian Driver LCD

    M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan

    konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain

    khusus untuk mengendalikan LCD.Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang

    berfungsi sebagai pengendali LCD ini mempunyai CGROM (Character Generator Read

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory) dan DDRAM

    (Display Data Random Access Memory). DDRAM adalah merupakan memori tempat

    karakter yang ditampilkan berada. Contoh, untuk karakter A atau 41H yang ditulis pada

    alamat 00, maka karakter tersebut akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama dari

    LCD. Apabila karakter tersebut ditulis di alamat 40, maka karakter tersebut akan tampil

    pada baris kedua kolom pertama dari LCD. CGRAM adalah merupakan memori untuk

    menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah

    sesuai keinginan. Namun memori ini akan hilang saat power supply tidak aktif, sehingga

    pola karakter akan hilang. CGROM adalah merupakan memori untuk menggambarkan

    pola sebuah karakter di mana pola tersebut sudah ditentukan secara permanen dari

    HD44780 sehingga pengguna tidak dapat mengubah lagi. Namun karena ROM bersifat

    permanen, maka pola karakter tersebut tidak akan hilang walaupun power

    supply tidak aktif tampak terlihat pola-pola karakter yang tersimpan dalam lokasi-lokasi

    tertentu dalam CGROM. Pada saat HD44780 akan menampilkan data 41H yang

    tersimpan pada DDRAM, maka HD44780 akan mengambil data di alamat 41H (0100

    0001) yang ada pada CGROM yaitu pola karakter A.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    BAB 4

    PENGUJIAN RANGKAIAN

    4.1 Pengujian Rangkaian Minimum Mikrokontroller AT89S51

    Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan

    baik, maka dilakukan pengujian.Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan

    program sederhana pada mikrokontroller AT89S51. Programnya adalah sebagai berikut:

    Loop:

    Setb P2.7

    Acall tunda

    Clr P2.7

    Acall tunda

    Sjmp Loop

    Tunda:

    Mov r7,#0ffh

    Tnd: Mov r6,#0ffh

    Djnz r6,$

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Djnz r7,tnd

    Ret

    Program tersebut bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke P2.7

    selama 0,13 detik kemudian mematikannya selama 0,13 detik secara terus menerus.

    Perintah Setb P2.0 akan menjadikan P2.7 berlogika high yang menyebabkan transistor

    aktif, sehingga LED hidup. Acall tunda akan menyebabkan LED ini hidup selama

    beberapa saat. Perintah Clr P2.7 akan menjadikan P2.7 berlogika low yang menyebabkan

    transistor tidak aktif sehingga LED akan mati. Perintah Acall tunda akan menyebabkan

    LED ini mati selama beberapa saat. Perintah Sjmp Loop akan menjadikan program

    tersebut berulang, sehingga akan tampak LED tersebut berkedip.

    Lamanya waktu tunda dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :

    Kristal yang digunakan adalah kristal 12 MHz, sehingga 1 siklus mesin membutuhkan

    waktu = 12 112 MHz

    = mikrodetik.

    Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroller AT89S51, kemudian

    mikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka rangkaian

    minimum mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan normal.

    4.2 Pengujian Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

    Setelah rangkaian LCD diberikan tegangan sebesar 5V, maka LCD dapat menyala.

    Namun belum tentu LCD dapat bekerja dengan baik. Untuk mengetahui apakah

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    rangkaian LCD dapat menampilkan data yang diberikan, maka penulis membuat program

    sebagai berikut:

    rs equ p3.7

    rw equ p3.6

    en equ p3.5

    pesan:

    call delay2

    call clear_screen

    call data_penampil2

    call delay

    mov b,#'S'

    call kirim_data

    call delay

    mov b,#'u'

    call kirim_data

    call delay

    mov b,#'h'

    call kirim_data

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    call delay

    mov b,#'u'

    call kirim_data

    call delay

    mov b,#' '

    call kirim_data

    call delay

    mov b,#'R'

    call kirim_data

    call delay

    mov b,#'u'

    call kirim_data

    call delay

    mov b,#'a'

    call kirim_data

    call delay

    mov b,#'n'

    call kirim_data

    call delay

    mov b,#'g'

    call kirim_data

    call delay

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    mov b,#'a'

    call kirim_data

    call delay

    mov b,#'n'

    call kirim_data

    call delay

    dari program yang telah diberikan, maka pada layar LCD muncul huruf yang tersusun

    sesuai perintah program di atas, yaitu: S-u-h-u R-u-a-n-g-a-n.

    4.3 Pengujian Rangkaian Relay

    Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0 volt

    pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN, transistor

    jenis ini akan aktif jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktif jika pada

    basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktifnya transistor akan mengaktifkan relay. Pada

    rangkaian ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan heater dengan sumber

    tegangan 12 volt, dimana hubungan yang digunakan adalah normally close (NO), dengan

    demikian jika relay aktif maka hubungan heater ke sumber tegangan akan terhubung,

    sebaliknya jika relay tidak aktif, maka hubungan heater ke sumber tegangan akan

    terputus.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor,

    jika relay aktif dan heater hidup, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.

    Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian ini ke

    mikrokontroler pada P2.0 . Adapun rangkaian mikrokontroler dengan relay pada gambar

    4.1 berikut:

    Gambar.4.1 Rangkaian mikrokontroler dengan rangkaian relay

    Kemudian memberikan program sederhana pada mikrokontroler AT89S51.

    Program yang diberikan adalah sebagai berikut:

    hairdrier bit P2.0

    Setb hairdrier

    End

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Perintah di atas akan memberikan logika high pada P2.0, sehingga P2.0 akan

    mendapatkan tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan mengaktifkan transistor C945,

    sehingga relay juga menjadi aktif dan hairdrier menyala. Berikutnya memberikan

    program sederhana untuk menonaktifkan relay.

    Programnya sebagai berikut:

    hairdrier bit P2.0

    Clr hairdrier

    end

    Perintah di atas akan memberikan logika low pada P2.0, sehingga P2.0 akan

    mendapatkan tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktifkan transistor C945,

    sehingga relay juga menjadi tidak aktif dan hairdrier tidak menyala.

    4.4 Diagram Alir (Flowchart)

    Diagram diawali dengan start yang artinya rangkaian dihidupkan,kemudian status suhu di

    cek sesuai dengan program yang telah di tentukan, suhu terendah yaitu

    29 C dan suhu tertinggi yaitu 50C.Untuk suhu normalnya yaitu 37C, 38C ,dan

    39C.Jika suhu sudah suhu normal maka kipas non aktif dan hairdrier non aktif dan suhu

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    yang dihasilkan di tampilkan.Sebaliknya jika suhu lebih kecil dari suhu normal,maka

    hairdrier aktif dan jika suhu diatas suhu normal,kipas aktif.Setiap perubahan suhu

    ditampilkan di display.

    Adapun diagram alir (flowchart) dari rangkaian temperatur ruangan di tunjukkkan pada

    gambar 4.2 berikut:

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    4.5 Pengujian Rangkaian Keseluruhan

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    Setelah dilakukan pengujian secara keseluruhan pada alat tersebut yang merupakan

    gabungan dari beberapa jenis rangkaian dengan fungsi dan karakteristik yang berbeda-

    beda yang tersusun menjadi satu kesatuan.Walaupun tiap rangkaian memiliki fungsi dan

    karakteristik yang berbeda-beda,tetapi dalam mekanisme kerja semua rangkaian

    rangkaian tersebut saling melakukan kerja yang terintegrasi.Sehingga kerja yang

    dihasilkan juga sesuai dengan yang diharapkan.Rangkaian-rangkaian tersebut selanjutnya

    dihubungkan sedemikian rupa antara satu dengan lainnya sesuai dengan mekanisme kerja

    yang diharapkan.Adapun rangkaian yang diuji adalah rangkaian PSA,rangkaian ADC

    0804,rangkaian relay,rangkaian mikrokontroler.

    Setelah keseluruhan dibuat dan diuji serta program lengkap dimasukkan ke

    mikrokontroller AT89S51, maka berikut ini adalah rangkaian kerja dari pengaturan

    temperatur ruangan yang dibuat :

    1. Pada saat PSA dihidupkan, program pada mikrokontroller akan berjalan dan

    akan memberikan perintah pada tiap-tiap rangkaian.LM 35 akan mendeteksi

    suhu dan mikrokontroller akan menampilkannya ke display LCD.

    2. Sesuai dengan masukan dari perubahan suhu yang terjadi ,maka data masukan

    ke ADC berupa data analog dan diubah ke data digital oleh ADC.Kemudian

    perubahan data yang telah menjadi data digital dikirim ke

    mikrokontroller,mikrokontroller akan memberikan logika high atau logika

    low. Jika logika high maka relay akan aktif / high menyebabkan tegangan 12

    Volt mengalir sehingga relay hidup dan mengaktifkan kipas/hairdrier. Jika

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    tidak terjadi hal demikian maka perlu dianalisa kerusakannya apakah

    rangkaian relay dari mikrokontroller yang rusak.

    3. Jika perubahan suhu dibawah suhu normal maka heater akan aktif dan

    sebaliknya jika suhu diatas suhu normal maka kipas akan aktif.

    4. Jika rangkaian tidak ada yang terhubung singkat atau bocor atau jika ada

    komponen yang rusak maka rangkaian akan berjalan sesuai yang diinginkan.

    5. Jika ada kerusakan pada rangkaian maka diperiksa tiap sambungan ataupun

    tiap jalur menggunakan multimeter.

    Dengan demikian maka rangkaian dapat berjalan dengan baik apabila telah sesuai pada

    ketentuan diatas.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    BAB 5

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Dari hasil prototype aplikasi alat yang dapat mengatur temperatur ruangan, serta dari hasil

    percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

    1. Pengolahan data dengan menggunakan ADC 0804 sangat mempermudah

    pemrosesan data pada mikrokontroler AT89S51.

    2. Dengan pemrograman bahasa assembler, perancangan Sistem Pengaturan

    Tempertatur menjadi lebih mudah dan membutuhkan waktu yang lebih

    singkat.

    3. Dengan menggunakan Pengaturan Temperatur ini, mempermudah

    pemantauan temperatur yang dilakukan secara terus-menerus melaui display

    LCD.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    4. Pengaturan Temperatur Ruangan yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik,

    dan menjaga kondisi suhu dalam suatu ruangan yang sebenarnya dan dapat di

    tampilkan di display LCD.

    5.1 Saran

    Setelah melakukan penulisan ini di peroleh beberapa hal yang dapat di jadikan sebagai

    saran untuk dapat dilakukan perancangan alat ini menjadi lebih baik lagi,yaitu:

    1. Agar diperoleh suatu suhu yang sangat stabil dalam suatu ruangan maka diperluka

    pengaturan temperatur ruangan untuk tetap menjaga suhu didalam ruangan itu

    agar stabil.

    2. Untuk pemantauan temperatur dalam ruangan sebaiknya pembaca dapat

    mengaplikasikannya bukan hanya dengan LCD tapi mampu dengan menampilkan

    di running teks agar dapat melihat dengan lebih jelas dan dapat diletakkan di

    tempat yang jauh.

    3. Agar pengukuran pengaturan temperatur ruangan lebih akurat sebaiknya pembaca

    mampu membuat program perubahan suhu setiap perubahan 0,1C.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR PUSTAKA

    Agfianto, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua,

    Penerbit: Gava Media, Yogyakarta, 2004.

    Andi, Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51,

    Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003.

    Anonim, LM35 PrecisionCentigradeTemperature Sensors, www.national.com, November

    2000.

    Malvino, Albert paul, Prinsip-prinsip Elektronika, Jilid 1 & 2, Edisi Pertama, Penerbit:

    Salemba Teknika, Jakarta, 2003.

    Team Batara, Pelatihan Dasar Mikrokontroler AT89X, Batara Elektrindo.

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    LAMPIRAN

    PROGRAM LENGKAP

    rs equ p3.7 rw equ p3.6 pengalamatan LCD en equ p3.5 Kipas Bit P2.1 Pengelamatan kipas Heater Bit P2.0 Pengelamatan hairdrier Intrupt Bit P2.2 Pengalamatan Trigger Clr Kipas Clr Pemanas pesan: call delay2 call clear_screen call data_penampil2 call delay mov b,#'S' call kirim_data call delay mov b,#'u' call kirim_data call delay mov b,#'h' call kirim_data call delay mov b,#'u' call kirim_data call delay mov b,#' ' call kirim_data

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    call delay mov b,#'R' call kirim_data call delay mov b,#'u' call kirim_data call delay mov b,#'a' call kirim_data call delay mov b,#'n' call kirim_data call delay mov b,#'g' call kirim_data call delay mov b,#'a' call kirim_data call delay mov b,#'n' call kirim_data call delay utama: acall tadc mov a,p0 cjne a,#50,cek49 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'5' call kirim_data call delay mov b,#'0' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas clr Pemanas ljmp utama cek49: mov a,62h cjne a,#49,cek48 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'9' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas clr Pemanas ljmp utama cek48: mov a,62h cjne a,#48,cek47 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    call delay mov b,#'8' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas clr Pemanas ljmp utama cek47: mov a,62h cjne a,#47,cek46 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'7' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas clr Pemanas ljmp utama

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    cek46: mov a,62h cjne a,#46,cek45 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'6' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas clr Pemanas ljmp utama cek45: mov a,62h cjne a,#45,cek44 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'5' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas clr Pemanas ljmp utama cek44: mov a,62h cjne a,#44,cek43 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas clr Pemanas ljmp utama cek43: mov a,62h cjne a,#43,cek42 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas clr Pemanas ljmp utama cek42: mov a,62h cjne a,#42,cek41 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'2' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    clr Pemanas ljmp utama cek41: mov a,62h cjne a,#41,cek40 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'1' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas clr Pemanas ljmp utama cek40: mov a,62h cjne a,#40,cek39 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'0' call kirim_data call delay

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay Setb kipas clr Pemanas ljmp utama cek39: mov a,62h cjne a,#39,cek38 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay mov b,#'9' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay clr kipas clr Pemanas ljmp utama cek38: mov a,62h cjne a,#38,cek37 call data_penampil3

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay mov b,#'8' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay clr kipas clr Pemanas ljmp utama cek37: mov a,62h cjne a,#37,cek36 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay mov b,#'7' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')'

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    call kirim_data call delay clr kipas clr Pemanas ljmp utama cek36: mov a,62h cjne a,#36,cek35 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay mov b,#'6' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay clr kipas setb Pemanas ljmp utama cek35: mov a,62h cjne a,#35,cek34 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    mov b,#'5' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay clr kipas setb Pemanas ljmp utama cek34: mov a,62h cjne a,#34,cek33 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay mov b,#'4' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay clr kipas setb Pemanas ljmp utama cek33:

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    mov a,62h cjne a,#33,cek32 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay clr kipas setb Pemanas ljmp utama cek32: mov a,62h cjne a,#32,cek31 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay mov b,#'2' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data

  • Mangasi Sirait : Pengaturan Temperatur Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Suhu Lm 35 Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009. USU Repository 2009

    call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay clr kipas setb Pemanas ljmp utama cek31: mov a,62h cjne a,#31,cek30 call data_penampil3 call data_scan mov b,#'(' call kirim_data call delay mov b,#'3' call kirim_data call delay mov b,#'1' call kirim_data call delay mov b,#'"' call kirim_data call delay mov b,#'C' call kirim_data call delay mov b,#')' call kirim_data call delay clr kipas setb Pemanas ljmp utama cek30: mov a,62h cjne a,#30,cek29 call data_penampil3 call dat