09E00335.pdf

35
1 Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository © 2009 PENENTUAN KADAR SULFAT DALAM AIR BERSIH SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE DI PERUMAHAN PT INALUM TANJUNG GADING KARYA ILMIAH DISUSUN OLEH : EVI JUWITA SARI 052401055 DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM DIPLOMA-III KIMIA ANALIS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

Transcript of 09E00335.pdf

  • 1

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    PENENTUAN KADAR SULFAT DALAM AIR BERSIH SECARA

    SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE DI PERUMAHAN PT INALUM

    TANJUNG GADING

    KARYA ILMIAH

    DISUSUN OLEH :

    EVI JUWITA SARI

    052401055

    DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM DIPLOMA-III KIMIA ANALIS

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

  • 2

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    PENENTUAN KADAR SULFAT DALAM AIR BERSIH SECARA

    SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE DI PERUMAHAN PT INALUM

    TANJUNG GADING

    KARYA ILMIAH

    Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar ahli madya.

    EVI JUWITA SARI

    052401055

    DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM DIPLOMA-III KIMIA ANALIS

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

  • 3

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    PERSETUJUAN Judul : PENENTUAN KADAR SULFAT DALAM AIR BERSIH

    SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE DI PERUMAHAN PT INALUM TANJUNG GADING

    Kategori : KARYA ILMIAH Nama : EVI JUWITA SARI Nim : 052401055 Program Studi : KIMIA ANALIS Departemen : KIMIA Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    Disetujui di

    Medan, Juni 2008 Diketahui/Disetujui Oleh Departemen Kimia FMIPA USU Ketua Departemen Pembimbing DR. Rumondang Bulan, MSc Drs. Pina Barus, MS NIP. 131 459 466 NIP. 130 872 292

  • 4

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    PERNYATAAN

    PENENTUAN KADAR SULFAT DALAM AIR BERSIH SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE DI PERUMAHAN PT INALUM TANJUNG

    GADING

    KARYA ILMIAH Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, Juni 2008 Evi Juwita Sari 052401055

  • 5

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    PENGHARGAAN

    Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan sebagaimana mestinya. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini tidak lain karena ilmu yang diterima penulis masih sangat terbatas. Adapun judul yang diambil penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometer UV-Visible di Perumahan PT INALUM Tanjung Gading. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Diploma 3 dari program studi Kimia Analis pada Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara Medan. Tersusunnya karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dan memberikan petunjuk maupun bimbingan yang berharga, yaitu kepada :

    1. Teristimewa kepada Ayahanda Jono dan Ibunda Syiam yang telah banyak memberikan doa, dan bantuan baik berupa moril maupun material, serta seluruh keluarga (Adik ku Putra) yang telah memberi dorongan semangat kepada penulis selama penyelesaian Karya Ilmiah ini.

    2. Bapak Drs.Pina Barus,MS, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

    3. Ibu DR.Rumondang Bulan,MS, selaku ketua Departemen Kimia FMIPA USU 4. Seluruh Staf dan dosen FMIPA USU yang telah membantu dan mendidik

    penulis selama perkuliahan 5. Bapak Robert Simanjuntak selaku pembimbing di laboratorium serta seluruh

    Pimpinan dan karyawan PT INALUM yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini

    6. Buat Kakanda Andi Safri Sitorus Pane yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelasaikan Karya ilmiah ini dengan baik.

    7. Buat sahabat-sahabatku Azhari, Fauzi, Indah, Irma, Ivan, Riri, Rudi, Widhi, Wulan, Zulkifli dan Vanessa yang telah banyak memberikan bantuan dan saran kepada penulis. Buat teman kos penulis kak Nina, kak Zula, kak Susi yang telah memberikan semangat kepada penulis.

    8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Kimia Analis 2005 dan teman-teman OJT (On The Job Training) yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini dan terima kasih atas kekompakannya. Dengan penuh harapan dan doa semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis

    sendiri dan para pembaca sekalian. Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Smoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan atas bantuan yang diberikan kepada penulis.

    Medan, Juni 2008 Penulis

    EVI JUWITA SARI

  • 6

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    ABSTRAK

    Untuk mengetahui kualitas air diperlukan berbagai parameter, salah satu diantaranya adalah kadar sulfat. Penentuan kadar sulfat ini dilakukan dengan metode Spektrofotometri UV-Visible pada panjang gelombang 370 nm.Berdasarkan analisa yang telah dilakukan diperoleh bahwa kadar sulfat dalam air bersih di perumahan PT INALUM Tanjung Gading adalah 16 ppm, 15 ppm, 15.50 ppm, 14.75 ppm, 16.50 ppm.

  • 7

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    Determination of Sulfate value in clean water by Spectrophotometri UV-Visible at houses in PT INALUM Tanjung Gading

    ABSTRACT

    To get to know water quality need any parameter measurement, one of them are level of Sulfate. Measurement of sulfate level done by Spektrofotometri UV-Visible at long wave 370 nm.Base on analitical which been made an get sulfate level in clean water at PT INALUM housing in Tanjung Gading is 16 ppm, 15 ppm, 15.50 ppm, 14.75 ppm, 16.50 ppm.

    DAFTAR ISI

  • 8

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    Halaman PERSETUJUAN i PERNYATAAN ii PENGHARGAAN iii ABSTRAK iv ABSTRACT v DAFTAR ISI vi BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1.Latar Belakang 1 1.2.Permasalahan 3 1.3.Tujuan 3 1.4.Manfaat 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1.Air 4 2.2.Air Bersih 10 2.3.Standar Kualitas Air Minum 11 2.4.Tinjauan Tentang Standar Kualitas Air Minum 11 2.4.1.Sulfat 11 2.4.2.Penetapan Sulfat 13 2.4.3.Metode Spektrofotometri 13 2.4.4.Prinsip Metode Spektrofotometri 14 2.5.Proses Pengolahan Air di PT INALUM 15 BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 18

    3.1.Alat dan Bahan 18

    3.1.1.Peralatan 18 3.1.2.Bahan 18 3.2.Prosedur 18 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 4.1.Data 20

  • 9

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    4.2.Perhitungan 20 4.3.Pembahasan 23 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 25 5.1.Kesimpulan 25 5.2.Saran 25 DAFTAR PUSTAKA 26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,

    bahkan oleh semua mahluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi

    agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang

    lain. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

    terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit perut adalah

    penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. (Sutrisno,2006)

    Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun

    bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air

    hujan, air dari sumber mata air. (Gabriel,2001)

  • 10

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk: proses pencernaan,

    metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan

    suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan. Apabila tubuh kehilangan

    banyak air, maka akan mengakibatkan kematian. Sebagai contoh: penderita penyakit

    kolera.

    Tubuh manusia sebagian terdiri dari air, kira-kira 60-70% dari berat badannya.

    Untuk kelangsungan hidupnya, tubuh manusia membutuhkan air yang jumlahnya

    antara lain tergantung berat badan. Untuk orang dewasa kira-kira memerlukan air

    2.200 gram setiap harinya. Setiap individu memerlukan air sekitar 60 liter/hari (untuk

    minum, cuci dan sebagainya).

    Ion Sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam. Ia

    merupakan sesuatu yang penting dalam penyediaan air untuk umum karena pengaruh

    pencucian perut yang bisa terjadi pada manusia apabila ada dalam konsentrasi yang

    cukup besar. Selain itu dapat menyebabkan laxative apabila kadarnya berupa

    magnesium dan sodium. (Sutrisno,2006)

    Sehubungan dengan berbagai gangguan yang dapat ditimbulkan karena

    kelebihan Sulfat dalam air bersih, sehingga perlu kiranya air yang dihasilkan dalam

    proses pengolahannya haruslah memenuhi standar kualitas air yang ditetapkan oleh

    Menteri Kesehatan, yang mana salah satu parameter yang diukur dalam menentukan

    kualitas air bersih adalah kadar ion Sulfat.

    PT INALUM memanfaatkan air bersih di perumahan Tanjung Gading untuk

    kebutuhan keluarga karyawan dan pimpinan. Air baku yang diperoleh berasal dari

    sungai sungai Si Pare-pare belum memenuhi standart untuk kesehatan karena banyak

    industri yang dilewati sebelum pengambilan air untuk diolah yang pastinya

  • 11

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    mengandung senyawa senyawa yang dapat membahayakan kesehatan. Agar air

    tersebut memenuhi persyaratan mutu air bersih, maka perlu dilakukan pemeriksaan

    dan pengontrolan terhadap parameter-parameter yang terdapat dalam standart mutu air

    salah satu diantaranya adalah kadar sulfat. Alasan perlu dilakukan pemeriksaan kadar

    sulfat karena dalam pengolahan air bersih adanya penambahan amonium sulfat.

    Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk mengambil judul

    PENENTUAN KADAR SULFAT DALAM AIR BERSIH SECARA

    SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE DI PERUMAHAN PT INALUM TANJUNG

    GADING. PT INALUM merupakan perusahaan aluminium terbesar dan satu-satunya

    di Indonesia.

    1.2. Permasalahan

    Air yang mengandung ion sulfat dalam konsentrasi yang tinggi tidak baik digunakan

    karena dapat menyebabkan diare. Maka perlu diketahui kadar sulfat di perumahan PT

    INALUM TANJUNG GADING. Apakah air bersih tersebut telah memenuhi standart

    mutu dari pemerintahan dan layak untuk dikonsumsi dengan metode Spektrofotometer

    UV-Visible Cary 50

    1.3 Tujuan

    - Untuk menentukan kadar Sulfat yang ada pada air bersih Tanjung Gading

    1.4 Manfaat

    Memberikan informasi kepada konsumen pengguna air, bagaimana kadar sulfat

    yang terdapat dalam air bersih di perumahan PT INALUM Tanjung Gading

  • 12

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Air

    Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,

    bahkan oleh semua mahluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi

    agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahluk hidup yang

    lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana,

    dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi

    mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan

    pada segenap pengguna air.

  • 13

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    Pengelolaan sumber daya air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan secara

    berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan

    yang dilakukan adalah pemantauan dan interprestasi data kualitas air, mencakup

    kualitas fisika, kimia, dan biologi. (Effendi, 2003)

    Air murni merupakan suatu persenyawaan kimia yang sangat sederhana yang

    terdiri dari dua atom hidrogen (H) berikatan dengan satu atom oksigen (O). secara

    simbolik air dinyatakan sebagai H2O. Air serta bahan-bahan dan energi yang

    dikandung di dalamnya merupakan lingkungan bagi jasad-jasad air. Pengaruhnya

    terhadap kehidupan yang ada di dalamnya, yaitu:

    1) dengan sifat-sifat fisiknya yaitu sebagai medium tempat hidup tumbuh-

    tumbuhan

    dan hewan

    2) dengan sifat-sifat kimianya sebagai pembawa zat-zat hara yang diperlukan bagi

    pembentukan bahan-bahan organik oleh tumbuh-tumbuhan dengan produksi

    primernya.(Gufron.M,2007)

    Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

    terutama penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia.

    Supaya air yang masuk ke tubuh manusia baik berupa minuman ataupun

    makanan tidak menyebabkan/merupakan pembawa bibit penyakit, maka pengolahan

    air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah antara kotoran

    sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan.

    Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap

    air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama

  • 14

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengelolaan yang dimaksud bisa

    dimulai dari yang sangat sederhana sampai yang pada pengolahan yang

    mahir/lengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber asal air tersebut.

    Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas,

    karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka aakan semakin tinggi pula tingkat

    kebutuhan air dengan masyarakat tersebut. Untuk keperluan minum maka dibutuhkan

    air rata-rata sebanyak 5 liter/hari, sedangkan secara keseluruhan kebutuhan akan air

    suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan sebesar 60

    liter/hari.(Sutrisno,T.2004)

    Air adalah substansi tertua dalam planet bumi. Ketika bumi pertama kali

    membentuk panas, massa yang begitu besar menyebabkan kombinasi kimia tidak

    dapat terbentuk / ada. Kemudian gas metal dan batu terbentuk karena proses

    pendinginan dan merubah dari gas ke sebuah cairan dan kemudian ke bentuk padat.

    Temperatur bumi mulai turun cukup rendah untuk memadatkan uap menjadi air. Air

    merupakan komponen utama yang muncul saat bumi mendingin, kemudian perlahan

    menjadi lautan luas yang meliputi 70% permukaan bumi.( Robertl.G,1997)

    Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang

    dinamakan cyclus Hydrologie. Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua

    air yang ada di permukaan bumi akan menguap dan membentuk uap air. Karena

    adanya angin, maka uap air ini akan bersatu dan berada di tempat yang tinggi yang

    sering dikenal dengan nama awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa makin lama

    makin tinggi dimana temperatur di atas makin rendah, yang menyebabkan titik-titik

    air dan jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan ini sebagian mengalir ke dalam tanah,

    jika menjumpai lapisan rapat air, maka peresapan akan berkurang, dan sebagian air

  • 15

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    akan mengalir di atas lapisan rapat air ini. Jika air ini ke luar pada permukaan bumi,

    maka air ini akan disebut mata air. Air permukaan yang mengalir di permukaan bumi,

    umumnya berbentuk sungai-sungai dan jika melalui suatu tempat rendah (cekung)

    maka air akan berkumpul, membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak

    diantaranya yang mengalir ke laut kembali dan kemudian akan mengikuti siklus

    hidrologi ini.

    Sumber-sumber air meliput i :

    - air laut

    - air atmosfir

    - air permukaan

    - air tanah

    1.Air laut

    Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam

    air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum.

    2.Air hujan

    Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara

    yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk

    menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung

    air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masi mengandung

    banyak kotoran.

    Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur

    maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi

    (karata). Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap

    pemakaian sabun.

  • 16

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    3.Air permukaan

    Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada

    umumnya air permukaan ini akan mendapat pegotoran selama pengalirannya,

    misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan

    sebagainya.

    Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia, dan bacteriologie.

    Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan

    mengalami suatu proses permbersihan sendiri yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

    Udara yang mengandung oksigen atau gas O2 akan membantu

    mengalami proses pembusukkan yang terjadi pada air permukaan yang telah

    mengalami pengotoran, karena selama dalam perjalanan, O2 akan meresap ke dalam

    air permukaan. Panjangnya daerah perusakan ini tergantung pada

    a. sifat dan banyak pengotoran

    - aliran sungai (cepat atau lambat)

    - suhu/temperatur

    b.kadar oksigen yang larut

    Air permukaan ada 2 macam yakni :

    - Air sungai

    - Air rawa / danau

    1). Air sungai

    Dalam penggunaaanya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu

    pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya

    mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk

    memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.

  • 17

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    2). Air rawa / danau

    Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat

    organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang

    menyebabkan waran kuning coklat.

    Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya

    kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaaan kelarutan O2 kurang

    sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan

    air akan tumbuh alga (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2.

    Jadi untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di

    tengah-tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn tak terbawa, demikian pula

    dengan lumut yang ada pada permukaan rawa / telaga.

    4.Air Tanah

    Air tanah terbagi atas :

    a. Air tanah dangkal

    b.Air tanah dalam

    c. Mata air

    a. Air tanah dangkal

    Terjadinya karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur

    akan bertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan

    jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)

    karena molekul lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk

    masing-masing lapisan tanah. Lapis tanah disini berfungsi sebagai saringan. Di

    samping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada

    muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air

  • 18

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    akan terkumpul merupakan air tanah dangkal di mana air tanah ini dimanfaatkan

    untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.

    Air tanah dangkal ini dapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumur air minum,

    air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang

    cukup dan tergantung pada musim.

    b. Air tanah dalam

    Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak

    semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan

    memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya

    antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air.

    Jika tekanan air tanah ini besar , maka air dapat menyembur ke luar dan dalam

    keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis. Jika air tak dapat ke luar

    dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air

    tanah dalam ini.

    c. Mata air

    Mata air adalah air tanah yang ke luar dengan sendirinya ke permukaan tanah.

    Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim

    dan kualitas / kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam.

    Berdasarkan keluarnya (munculnya permukaan tanah) terbagi atas :

    - rembesan, di mana air ke luar dari lereng-lereng

    - umbul, di mana air ke luar ke permukaan pada suatu dataran.

    (Sutrisno,T.2006)

    2.2.AIR BERSIH

  • 19

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik,kimia, namun

    bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air

    hujan, air dari sumber mata air.

    Pemanfaatan air bersih

    Secara umum dapat dikatakan penggunaan air bersih sebagai berikut :

    - akan diolah menjadi air siap minum

    - untuk keperluan keluarga (cuci,mandi)

    - sarana pariwisata (air terjun)

    - pada industri (sarana pendingin)

    - sebagai alat pelarut (dalam bidang farmasi / kedokteran)

    - pelarut obat-obatan dan infus (apabila air tersebut telah diolah menjadi

    air steril)

    - sebagai sarana irigasi

    - Sebagai sarana peternakan

    - Sebagai sarana olah raga (kolam renang). (Gabriel.J,2001)

    2.3.STANDAR KUALITAS AIR MINUM

    Standar kualitas air minum bagi negara Indonesia terdapat dalam Peraturan

    Menteri Kesehatan R.I.No. 01/BIRHUKMAS/I/1975 tentang syarat-syarat dan

    pengawasan Kualitas air minum. Adapun parameter penilaian kualitas air minum yang

    tercantum pada berbagai peraturan tentang Standar kualitas air minum tersebut di atas

    khususnya yang tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.

    01/BIRHUKMAS/I/1975, yaitu :

    - pengaruh adanya unsur-unsur tersebut dalam air

  • 20

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    - sumber/asal unsur-unsur tersebut

    - beberapa sifat yang perlu diketahui dari unsur tersebut

    - efek yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan manusia

    - alasan mengapa unsur tersebut dicantumkan dalam standar kualitas

    2.4.TINJAUAN TENTANG STANDAR KUALITAS AIR MINUM

    Adapun tinjauan secara terinci terhadap setiap unsur yang tercantum dalam

    standar persyaratan kualitas air minum di bawah ini akan memberikan gambaran yang

    sedikit lebih jelas tentang sifat pengaruh unsur-unsur tersebut dalam air, sumber dari

    unsur-unsur dan akibat yang dapat ditimbulkan apabila konsentrasi adanya unsur-

    unsur tersebut dalam air melebihi standar yang telah ditetapkan.

    2.4.1.Sulfat (SO4)

    Ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam. Ia merupakan

    sesuatu yang penting dalam penyediaan air untuk umum karena pengaruh pencucian

    perut yang bisa terjadi pada manusia apabila ada dalam konsentrasi yang cukup besar.

    Sulfat penting dalam penyediaan air untuk umum maupun untuk industri, karena

    kecendrungan air untuk mengandungnya dalam jumlah yang cukup besar untuk

    membentuk kerak air yang keras pada ketel dan alat pengubah panas.

    Konsentrasi standar maksimal yang ditetapkan oleh Dep.Kes. R.I. untuk SO4 dalam

    air minum adalah sebesar 200-400 mg/l. (Sutrisno.T,2006)

    Ion Sulfat yang telah diserap oleh tumbuhan mengalami reduksi hingga menjadi

    bentuk sulfidril di dalam protein. Sulfur anorganik terutama terdapat dalam bentuk

    sulfat (SO4), yang merupakan bentuk sulfur utama di perairan dan tanah. Ion sulfat

  • 21

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    yang bersifat larut dan merupakan bentuk oksidasi utama sulfur adalah salah satu

    anion terutama di perairan, menempati urutan kedua setelah bikarbonat. Sulfat yang

    berikatan dengan hidrogen membentuk asam sulfat dan sulfat yang berikatan dengan

    logam alkali merupakan bentuk sulfur yang paling banyak ditemukan di danau dan

    sungai.

    Reduksi anion sulfat menjadi hidrogen sulfida pada kondisi anaerob dalam proses

    dekomposisi bahan organik menimbulkan bau yang kurang sedap dan meningkatkan

    korosivitas logam. Proses reduksi yang dilakukan oleh bakteri heterotrof ini banyak

    terjadi di dasar laut.(Effendi,2003)

    Sulfat adalah anion yang terjadi secara alami. Kandungan konsentrasi yang tinggi

    dalam air minum dapat menyebabkan perpindahan diare. Dalam studi pada orang-

    orang dewasa ditemukan laxative yang sangat tinggi di atas 1000 mg/L. Dimana

    dilaporkan dalam kasus kesehatan mengindikasikan bahwa botol untuk minum bayi

    berkembang diare pada sulfat di atas level 600 mg/L. Diare yang akut dapat

    menyebabkan dehidrasi, terutama pada bayi dan anak kecil yang sudah mempunyai

    mengidap mikroba diare dalam tubuh. Orang dewasa yang tinggal diare yang

    mempunyai level konsentrasi sulfat dalam air minumnya dapat diubah tidak ada efek

    sakit. (Letterman.R,1999)

    2.4.2.Penetapan Sulfat

    Metode ini terdiri dari menambahkan larutan barium klorida encer dengan perlahan-

    lahan kepada suatu larutan sulfat itu yang panas, yang sedikit diasamkan dengan asam

    klorida. Barium sulfat memperlihatkan kecenderungan untuk menyeret turun garam-

    garam lain. Barium klorida dan barium nitrat mudah berkopresipitasi. Garam-garam

  • 22

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    ini akan menambah bobot sebenarnya dari barium sulfat, maka hasil-hasil yang

    diperoleh akan tinggi, karena barium klorida itu tak berubah pada pemijaran dan

    barium nitrat itu akan menghasilkan barium oksida.

    Barium sulfat murni tak terurai bila dipanaskan dalam udara kering sampai dicapai

    temperatur kira-kira 1400oC. Namun, endapan ini mudah direduksi menjadi sulfidanya

    pada temperatur-temperatur di atas 600oC oleh karbon dari kertas-saring. Reduksi

    dihindarkan dengan mengarangkan dulu kertas tanpa membiarkannya menyala, lalu

    membakar habis karbon itu perlahan-lahan pada temperatur rendah dengan udara

    bebas tercapai. Jika diperoleh endapan yang tereduksi, ini dapat dioksidasi kembali

    dengan mengolahnya dengan asam sulfat, diikuti dengan menguapkan asam itu dan

    memanaskan ulang. (Vogel, 1994)

    2.4.3.Metode Spektrofotometri

    Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer

    dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang

    gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang

    ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk

    mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau

    diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrometer adalah

    panjang gelombang dair sinar putih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat

    pengurai seperti prisma, grating ataupun celahoptis.(Khopkar,1990)

    2.3.4.Prinsip Metode Spektrofotometri

  • 23

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen,

    sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan

    sisanya diteruskan. Jika intensitas sinar masuk dinyatakan oleh Io = Ia + It + Ir

    Dimana : Io= intensitas sinar masuk

    Ia = intensitas sinar terserap

    It= intensitas sinar terteruskan

    Ir= intensitas sinar terpantulkan

    Hukum yang mendasari metode spektrofotometri adalah:

    Hukum Lambert

    Hukum ini menyatakan bahwa: Bila cahay monokromatik melewati medium

    tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding

    lurus dengan intensitas cahaya .

    Hukum Beer

    Hukum ini menyatakan: intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang

    secara eksponensial dengan bertambahnya kosentrasi zat penyerap secara linier.

    (Vogel, 1994)

    Rumus Lambert atau rumus Beer menghasilkan hasil yang sama:

    KbcbcfPPo

    == )(log

    KbccbfPPo

    == )(log

    Dimana :

    Log(Po/P)= absorbans

    b = panjang jalan menembus medium penyerap

  • 24

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    c = konsentrasi zat pelarut yang menyerap

    Jadi dalam sistem yang direkombinasikan, hukum Lambert-Beer dapat mempunyai

    bentuk:

    A =abcg/liter

    Dimana :

    A= absorbans

    a= absorptivitas

    (Underwood, 2002)

    2.5 Proses Pengolahan Air di PT INALUM

    Proses pengolahan air dilakukan bertujuan untuk memperoleh air bersih dan

    air yang sesuai dengan kriteria kualitas air, yang meliputi beberapa tahap:

    a. Water Intake Channel ( Z 101 )

    Pada tahap ini air mentah yang diperoleh dari sungai SiPare-pare yang

    kemudian dialirkan melalui water intake gate kebak pemisah sampah seperti kayu,

    rumput, tumbuhan air dan sampah ukuran besar lainnya. Partikel-pertikel pasir yang

    kasar juga akan mengendap secara gravitasi. Dari sini air dipompakan dengan intake

    water Pump ke setling basin.

    b. Setling Basin ( Z-102)

    Pada setling basin partikel-pertikel pasir yang halus diendapkan untuk

    mengurangi beban pada tahap sedimentation basin ( Z-103). Klorinasi diberikan pada

    tahap ini dengan menggunakan cairan klorin yang bertujuan untuk membunuh kuman

    dan mengoksidasi besi dan zat-zat pengotor lainnya didalam airmentah.

    c. Sedimentation Basin ( Z- 103)

  • 25

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    Dari setling basin air dipompakan dan dialirkan melalui pipa compayence

    sejauh kira-kira 1.5 KM melalui flokullating Chamber ( bak pembentuk flok),

    disedimentation basin air yang masuk ke flokullating chamber dibubuhi dengan

    aluminium sulfat (alum ), yang dapat menyebabkan terbentuknya flok.

    Bubur lumpur tersebut menendap menuju konsentrator dam secara otomatis

    diatur pembuangannya melalui pengeluaran lumpur. Bersamaan dengan itu air jernih

    yang tersedia mengalir melalui talang-talang air yang telah tersedia pada permukaan

    bak.

    d. Industrial Water Reservoir ( Z-104 )

    Setelah melalui proses sedimentasi basin, air mengalir ke industrial water

    reservoir untuk seterusnya diditribusikan keseluruh lokasi pabrik.

    e. Filter Unit (Z-105)

    Pada tahap ini air yang berasal dari Industrial water reservoir sebagaian

    dipompakan kefilter unit untuk diproses menjadi air minum untuk kebutuhan para

    karyawan. Sebelum memasuki filter, air juga diberi klorin dan kemudian akan

    mengalir melalui sebuah talang dan didistribusikan secara merata ke enem buah filter

    untuk menghilangkan kekeruhan dan warna.

    f. Potable Water Reservoir (Z-106)

    Disini air akan disuplay keseluruh lokasi perumahan karyawan.

    g. Waste Water Reservoir (Z-107)

  • 26

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    Pada bagian ini lumpur yang berasal dari sedimentation basin dan air sisa yang

    berasal dari filter dibuang ke waste water reservoir yang seterusnya akan dipompakan

    kelaut sebagai proses air.

    BAB III

  • 27

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    METODOLOGI PERCOBAAN

    3.1. Alat dan Bahan

    3.1.1. Peralatan

    - tabung reaksi

    - pipet takar

    - pipet volume

    - Spektrofotometer UV-Visible Cary 50

    - Gelas Erlenmeyer

    - Kertas saring

    - Rak tabung reaksi

    - Corong

    - Botol destilat

    - Stopper

    - Tissue

    3.1.2. Bahan

    - larutan standard sulfat (0,05 mg / ml)

    - larutan Barium Cromat

    - larutan Amoniak

    - Etanol

    - Air destilat

    - Air bersih Tanjung Gading

    3.2. Prosedur

    - Diambil larutan sample sebanyak 20 ml dengan memakai pipet takar dan

    masukkan ke tabung reaksi

  • 28

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    - Dijadikan larutan sample menjadi 30 ml dengan menambahkan air destilat

    sebanyak 10 ml

    - Buat kurva standard dengan larutan standard sulfat (0,05 mg / ml) dengan pipet

    takar masing-masing 0; 2 ml; 5 ml; 7 ml; 10 ml, kemudian masukkan ke

    tabung reaksi

    - Dijadikan volume larutan standard menjadi 30 ml dengan menambahkan air

    destilat ke dalamnya

    - Tambahkan 4 ml Barium Cromat (BaCrO4) ke dalam masing-masing tabung

    reaksi ditutup dengan menggunakan stopper, dikocok dan didiamkan selama 5

    menit

    - Ditambahkan 1 ml larutan Amoniak ke dalam masing-masing tabung reaksi

    ditutup, dikocok dan didiamkan selama 5 menit

    - Ditambahkan 10 ml Etanol dalam masing-masing tabung reaksi, ditutup,

    dikocok dan didiamkan selama 30 menit

    - Disaring larutan tersebut dan tampung filtratnya ke dalam Erlenmeyer 25 ml

    - Diukur absorban standard dan sample pada panjang gelombang 370 nm

    dengan spektrofotometer

    - Ditentukan harga absorban sample dengan membandingkan terhadap kurva

    standard

    - Dihitung konsentrasi sulfat

  • 29

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Data

    Hasil pemeriksaan kadar sulfat (SO4) pada air bersih Tanjung Gading

    A. Larutan Standart

    Standart Konsentrasi Absorbansi

    Std 1 0 0.0015

    Std 2 2 0.0828

    Std 3 5 0.2277

    Std 4 7 0.3334

    Std 5 10 0.4919

    B. Larutan Sampel

    No Tanggal

    Pemeriksaan

    Absorban Konsentrasi

    Sampel

    Konsentrasi

    Standard

    Volume

    (ml)

    Hasil

    (ppm)

    1 07-11-2007 0,2943 6,4 0,05 20 16,00

    2 11-12-2007 0,2870 6,0 0,05 20 15,00

    3 11-01-2008 0,2939 6,2 0,05 20 15,50

    4 06-02-2008 0,2797 5,9 0,05 20 14,75

    5 05-03-2008 0,3318 6,6 0,05 20 16,50

    4.2.Perhitungan

    4.2.1.Perhitungan Sulfat

  • 30

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    1000=V

    BAK

    Dimana :

    K= Konsentrasi sulfat (mg/l)

    A= Konsentrasi larutan standard (mg/ml)

    B= Konsentrasi larutan Sampel (mg/ml)

    V= Volume larutan sampel

    Contoh perhitungan :

    Untuk tanggal 7 Nopember 2007

    16100020

    4.605.0=

    =K ppm

    4.2.2.Metode Least Square

    No X Y X2 XY

    1 0 0,0015 0 0

    2 2 0,0828 4 0,1656

    3 5 0,2277 25 1,1385

    4 7 0,3334 49 2,3338

    5 10 0,4919 100 4,9190

    = 24X = 1373,1Y = 1782X = 5569,8XY

  • 31

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    ( ) ( )22

    ))(()()(

    =

    XXn

    YXXYnaSlope

    0493,0

    3144893,15

    5768902952,277845,42

    )24()178(5)1373,1)(24()5569,8(5

    2

    =

    =

    =

    =

    ( )( ) ( )( )

    ( ) ( )222

    )(

    =

    XXn

    XYXYXbIntercep

    ( )( ) ( )( )( ) ( )

    0093,0

    3149262,2

    5768903656,2054349,202

    2417855569,8241373,1178

    2

    =

    =

    =

    =

    Persamaan Garis Regresi

    Y = aX + b

    Y1 = 0,0493(0) + (-0,0093) = 0,0093

  • 32

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    Y2 = 0,0493(2) + (-0,0093) = 0,0893

    Y3 = 0,0493(5) + (-0,0093)=0,2372

    Y4 = 0,0493(7) + (-0,0093) = 0,3358

    Y5 = 0,0493(10) + (-0,0093) = 0,4837

    X Y

    0 0,0093

    2 0,0893

    5 0,2372

    7 0,3358

    10 0,4837

    4.3.Pembahasan

    Ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam. Ia merupakan

    sesuatu yang penting dalam penyediaan air untuk umum karena pengaruh pencucian

    perut yang terjadi pada manusia apabila ada dalam konsentrasi yang cukup besar.

    Batas yang boleh digunakan untuk di konsumsi manusia adalah 250 mg/l dalam air.

    Sulfat penting dalam penyediaan air untuk umum maupun untuk industri, karena

    kecendrungan air untuk mengandungnya dalam jumlah yang cukup besar untuk

    membentuk kerak air yang keras pada ketel dan alat pengubah panas. Sulfat

    merupakan suatu bahan yang perlu dipertimbangkan, sebab secara langsung

    merupakan penanggung jawab dalam dua problem yang serius yang sering

    dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas. (Sutrisno, 2006)

    Kandungan konsentrasi yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan

    perpindahan diare. Dalam studi pada orang-orang dewasa ditemukan laxative yang

  • 33

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    sangat tinggi diatas 1000 mg/l. Diare yang akut dapat menyebabkan dehydrasi,

    terutama pada bayi dan anak kecil yang sudah mengidap mikroba diare dalam tubuh.

    (Letterman,R.D, 1999)

    Efek laxative yang ditimbulkan berupa rasa mual dan ingin muntah.

    (Sutrisno, 2006)

    Konsentrasi standart maksimal yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI

    No:907/MENKES/VII/2002 untuk sulfat dalam air minum adalah sebesar 250 mg/L.

    Dari data yang diperoleh bahwa konsentrasi sulfat dalam air bersih berkisar 14.00

    mg/l-17.00 mg/l, sedangkan konsentrasi sulfat yang diijinkan oleh Menteri Kesehatan

    sebesar 250 mg/l. Ini berarti Air bersih yang diolah oleh PT INALUM masih

    memenuhi standart kualitas air layak dan aman untuk dikonsumsi oleh karyawan yang

    tinggal di Tanjung Gading.

  • 34

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1.Kesimpulan

    - Kadar sulfat pada air bersih Tanjung Gading yang diperoleh dari hasil

    pemeriksaan tiap bulannya yaitu : 16 ppm;15 ppm; 15,5 ppm; 14,75 ppm;16,5

    ppm

    - Air bersih Tanjung Gading layak untuk dikonsumsi karena memenuhi

    persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan dengan konsentrasi maksimal 250

    mg/L.

    5.2.Saran

    - Diharapkan dilakukan pemantauan dan pengontrolan terhadap proses

    pengolahan air bersih agar kadarnya tetap pada batas yang telah ditetapkan.

    - Mengingat bahwa kadar kesadahan didalam air yang telah ditetapkan sesuai

    standart harus sedemikian kecil, maka dari itu perusahaan harus

    mempertahankan nilai sulfat tersebut.

  • 35

    Evi Juwita Sari : Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Bersih Secara Spektrofotometri UV-Visible Di Perumahan PT Inalum Tanjung Gading, 2008. USU Repository 2009

    DAFTAR PUSTAKA Efendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kaisius

    Gabriel, J.F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta : Penerbit Hipokrates

    Gufron,M.2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budi Daya Perairan. Cetakan

    Pertama. Jakarta : Penerbit Rhineka Cipta

    Khopkar,S.M.2003. Konsep Dasar Analitik. Jakarta : UI-Press

    Letterman,R.D.1999. Water Quality And Treatment. Fifth Edition. New York : Mc

    Graw Hill.Inc

    Sutrisno, C. T. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan Kedua. Jakarta : PT.

    Rineka Cipta

    Underwood,A.L.2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

    Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku

    Kedokteran EGC