08E00215

81
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE ROTAVIRUS AKUT T E S I S OLEH GUNTUR 057027005 / KT SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository © 2008

description

kkk

Transcript of 08E00215

  • BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE ROTAVIRUS AKUT

    T E S I S

    OLEH

    GUNTUR 057027005 / KT

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2008

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE ROTAVIRUS AKUT

    T E S I S

    Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Tropis dalam Program Studi Ilmu Kedokteran Tropis

    pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    OLEH

    GUNTUR 057027005 / KT

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2008

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • Judul Tesis : BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE ROTAVIRUS AKUT Nama Mahasiswa : G U N T U R Nomor Pokok : 057027005 Program Studi : Ilmu Kedokteran Tropis

    Menyetujui,

    Komisi Pembimbing

    ( Prof.dr.Atan Baas Sinuhaji, SpAK ) Ketua

    ( dr.R. Lia Kusumawati,MS,SpMK) ( Drs. Abdul Jalil Amri A, MKes ) Anggota Anggota ( Prof.dr.Guslihan D.Tjipta,SpAK ) ( Dr.dr.Rosihan Anwar,DMM,MS,SpMK ) Pembanding Pembanding Ketua Program Studi, Direktur, (Prof.Dr.dr.Syahril Pasaribu,DTMH,MScCTM,SpAK) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,MSc) Tanggal lulus : 11 Februari 2008

    iGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • Telah diuji pada Tanggal 11 Februari 2008

    PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. dr. Atan Baas Sinuhaji, SpA(K) Anggota : dr. R. Lia Kusumawati, MS, SpMK Drs. Abdul Jalil Amri A, MKes Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) Dr.dr. Rosihan Anwar, DMM, MS, SpMK

    iiGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • RINGKASAN

    Penelitian ini dilaksanakan di RSU Pirngadi Medan dari tanggal 21 Juni 2007

    sampai 25 September 2007. Selama periode tersebut terdapat 226 anak berumur di

    bawah 24 bulan yang menjalani rawat inap karena diare. Dari jumlah tersebut

    berhasil didapatkan 96 sampel tinja anak yang menderita diare cair akut tanpa

    disertai penyakit penyerta yang berat, dengan perincian sebanyak 58 sampel

    ditemukan Rotavirus dan 38 sampel tidak ditemukan Rotavirus. Berdasarkan data

    tersebut diketahui bahwa jumlah penderita diare rotavirus adalah lebih banyak dari

    bukan diare rotavirus dan angka insidensi diare rotavirus adalah sebesar 25,66% .

    Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

    terjadinya diare rotavirus sehingga dapat diupayakan usaha-usaha pencegahan .

    Sebuah studi komparatif dilakukan pada kelompok penderita diare rotavirus dan

    kelompok bukan diare rotavirus untuk dilihat hubungannya dengan pemberian ASI,

    masalah higiene yaitu memasak sampai mendidih air untuk minum atau susu, cuci

    tangan sebelum memberi makan/minum kepada anak dan masalah sosial yaitu

    kepadatan penghuni rumah penderita yang padat, jarak umur penderita yang dekat

    dengan saudaranya, dan data yang bersifat obyektif yaitu jenis kelamin dan umur.

    Ternyata yang mempengaruhi terjadinya diare rotavirus adalah faktor umur

    penderita, terutama umur 13 sampai 24 bulan, dan pemberian imunisasi dapat

    dilakukan sebagai usaha pencegahan diare rotavirus pada anak berumur di bawah 24

    bulan. Untuk menentukan adanya pengaruh musim terhadap kejadian diare rotavirus,

    diperlukan penelitian yang lebih lama yaitu sepanjang tahun.

    Kata kunci: Diare rotavirus, pencegahan

    iiiGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • ABSTRACT

    This research was conducted in Pirngadi General Hospital Medan, from 21st June

    2007 to 25th September 2007. During that period, there were 226 children less than 24

    months of age were admitted because of diarrhoea. Of those amounts, there were 96

    faeces samples can be collected from acute watery diarrhoea patient without

    accompanied severe disease, with detail counted 58 samples have Rotavirus and 38

    samples without Rotavirus. Based on the data known that amount patients of

    rotaviral diarrhoea is more than not rotaviral diarrhoea and incidence rate of rotaviral

    diarrhoea is equal to 25,66%.

    The aim of this research to look for factors influencing rotaviral diarrhoea so that

    can be strived the efforts of prevention.

    A comparative study was done at both groups patient of rotaviral diarrhoea and

    not rotaviral diarrhoea, for look the link of breast feeding, hygiene factors like using

    boiled water for drink or milk and hand washing before giving food/ drink, social

    factors like crowded home and closed age distance, and objective data like gender

    and age. In conclusion, only age factor influencing rotaviral diarrhoea, especially age

    between 13 until 24 months, and immunization can be done as preventive effort of

    rotaviral diarrhoea for children less than 24 months. To determine influence of

    season to occurrence of rotaviral diarrhoea needed longer research through the year.

    Key words: Rotaviral diarrhoea, prevention

    ivGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis persembahkan ke hadirat Tuhan yang maha pengasih dan

    penyayang, atas berkat dan pimpinanNya, telah berhasil menyelesaikan penelitian

    dan penulisan tesis serta studi ini.

    Terima kasih tak terhingga buat kedua orangtua, isteri dan anak-anak tercinta,

    yang telah menjadi penolong, pendorong dan penghibur untuk tetap tabah dan tegar

    sampai dengan selesainya pendidikan ini.

    Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

    01. Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K), D.S.P.N., selaku Rektor

    Universitas Sumatera Utara dan dosen program studi Ilmu Kedokteran Tropis.

    02. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

    Universitas Sumatera Utara, beserta jajarannya.

    03. Prof.Dr.dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), SpA(K), selaku ketua

    program studi, pembimbing dan dosen Ilmu Kedokteran Tropis, Sekolah Pasca-

    sarjana Universitas Sumatera Utara.

    04. Prof.dr. Atan Baas Sinuhaji, SpA(K), dr. R.Lia Kusumawati, MS, SpMK, Drs.

    Abdul Jalil Amri A., MKes, selaku Komisi Pembimbing tesis dan dosen.

    05. Prof.dr. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K), Dr.dr. Rosihan Anwar, DMM,MS,SpMK

    selaku Komisi Pembanding tesis dan dosen.

    06. Direktur RSU Pirngadi Medan atas kesediaannya mengizinkan RSU Pirngadi

    Medan sebagai tempat penelitian.

    vGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 07. Dr.Chairul Adilla,SpA, selaku Kepala UPF Anak ,dr. Berlian Hasibuan,SpA, dan

    dr.Feraluna Nasution,SpA,selaku staf bagian gastroenterologi anak RSU Pirngadi

    Medan.

    08. Laboratorium Klinik Pramita Medan atas diizinkannya peneliti menggunakan sa-

    rana laboratorium mikrobiologi dan bantuan sumber daya manusia.

    09. Enseval Putera Megatrading PT atas bantuannya untuk mendatangkan peralatan

    diagnostik Rotavirus.

    10. Fitra Adi Utomo,SP dan Siswanto Syahputra selaku staf sekretariat Program

    Studi Ilmu Kedokteran Tropis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

    Utara .

    11. Semua pihak yang ikut membantu terlaksananya penelitian ini.

    Harapan penulis bahwasannya hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah

    khasanah ilmu pengetahuan dan berguna untuk kepentingan pengabdian masyarakat.

    Akhir kata, izinkanlah penulis untuk menyampaikan nasehat dari orang bijak

    Don't let the pain of one season destroy the joy of all the rest.

    Don't judge life by one difficult season.

    Medan, Januari 2008 Guntur

    viGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • RIWAYAT HIDUP

    A. Data Pribadi Nama : Guntur Tempat/ Tanggal lahir : Medan/ 28 Agustus 1972 Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Kristen Status pernikahan : Kawin Nama isteri : Susilawaty Nama anak : 1. Shannon Nathanael ( 7 tahun ) 2. Christopher Nathanael ( 6 bulan ) Alamat rumah : Jl. Orion No.15. Medan. Sumatera Utara B. Riwayat Pendidikan 1. SD PKMI 2, Medan, 1979 1985 2. SMP Sutomo 1, Medan, 1985 1988 3. SMA Sutomo 1, Medan, 1988 1991 4. Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jakarta, 1991 2000 C. Riwayat Pekerjaan 1. Dokter Pegawai Tidak Tetap di RSU Pematang Siantar, Sumatera Utara, 2001 2004. 2. Dokter paruh waktu di RS Gleni International, Medan, 2002 sekarang .

    viiGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN i

    LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ii

    RINGKASAN iii

    ABSTRACT iv

    KATA PENGANTAR v

    RIWAYAT HIDUP vii

    DAFTAR ISI viii

    DAFTAR SINGKATAN xi

    DAFTAR GAMBAR xii

    DAFTAR TABEL xiii

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang 1

    1.2 Perumusan Masalah 4

    1.3 Tujuan Penelitian 4

    1.4 Kerangka Konsep 5

    1.5 Hipotesa 6

    1.6 Manfaat Penelitian 6

    viiiGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Diare Akut 7

    2.2 Rotavirus 9

    2.3 Epidemiologi Diare Rotavirus 12

    2.4 Manifestasi Klinis Diare Rotavirus 15

    2.5 Peranan ASI Pada Diare Rotavirus 18

    BAB III. METODE PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian 20

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 20

    3.3 Subyek Penelitian 20

    3.4 Kriteria Inklusi 20

    3.5 Kriteria Eksklusi 21

    3.6 Perkiraan Besar Sampel 21

    3.7 Definisi Operasional 21

    3.8 Kerangka Kerja 23

    3.9 Cara Kerja 24

    3.10 Variabel yang Diamati 25

    3.11 Analisa Statistik 26

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian 27

    4.2. Pembahasan 35

    ixGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan 39

    5.2. Saran 39

    DAFTAR PUSTAKA 40

    LAMPIRAN 46

    xGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR SINGKATAN

    ASI : Air Susu Ibu

    Balita : Anak di bawah lima tahun

    BB : Berat Badan

    BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

    CDC : Centers for Disease Control and Prevention

    Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

    Ditjen PP-PL : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

    dkk : dan kawan-kawan

    et al : et alii (Latin) atau et aliances (Perancis)

    ICT : Immunochromatography technique

    Kepmenkes RI : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

    KKP : Kurang Kalori Protein

    MEP : Malnutrisi Energi Protein

    OR : Odds Ratio

    PCR : Polymerase Chain Reaction

    PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

    RNA : Ribonucleic Acid

    SD : Simpangan Deviasi

    SPSS : Statistical Product and Service Solution

    WHO : World Health Organization

    xiGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR GAMBAR

    Judul Halaman Gambar 1. Rotavirus yang berbentuk seperti roda. 11

    Gambar 2. Gambar skematik dari partikel Rotavirus 11

    Gambar 3. Urutan manifestasi klinis infeksi Rotavirus pada bayi 17

    Gambar 4. Distribusi sampel berdasarkan hasil pemeriksaan Rotavirus

    dalam tinja 27

    xiiGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR TABEL

    Judul Halaman Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan

    kelompok umur 28

    Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan

    jenis kelamin 29

    Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan

    pemberian ASI 30

    Tabel 4. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan

    kebiasaan memasak air minum 31

    Tabel 5. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan

    kebiasaan mencuci tangan sebelum memberi makan/ minum 31

    Tabel 6. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan

    kepadatan rumah tempat tinggal 32

    Tabel 7. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan

    jarak umur 33

    Tabel 8. Hasil uji regresi logistik 34

    xiiiGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • xivGuntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Diare rotavirus adalah penyakit infeksi akut yang ditandai oleh buang air besar

    yang cair dan muntah, disebabkan oleh Rotavirus, paling sering dijumpai pada anak

    di bawah umur dua tahun (Midthun dan Black, 2000). Puncak kejadian klinis

    penyakit ini adalah pada kelompok umur 6 sampai 24 bulan (Ditjen PP-PL, 2000) .

    Rotavirus adalah salah satu penyebab utama diare pada anak-anak yang penting

    di dunia (Brooks dkk, 2005). Bass (2004) memperkirakan lebih dari 125 juta kasus

    diare setiap tahunnya pada anak di bawah lima tahun. Dari angka ini, 18 juta kasus

    mempunyai tingkat keparahan sedang, dengan kira-kira 600.000 kematian per tahun.

    Brooks dkk (2005) memperkirakan 50% sampai 60% kasus diare akut pada anak-

    anak yang dirawat di rumah sakit di seluruh dunia disebabkan oleh Rotavirus. Di

    negara maju mempunyai angka kesakitan yang tinggi tetapi angka kematiannya

    rendah. Bass (2004) melaporkan bahwa di Amerika Serikat, setiap tahunnya ada

    sekitar tiga juta kasus, dengan 50.000 kasus perlu rawat inap dan 20 sampai 40

    kematian, sedangkan Naik (2004) memperkirakan di negara-negara miskin ada

    sekitar 988 anak-anak mati setiap harinya karena infeksi Rotavirus.

    Angka kejadian dan kematian akibat diare pada anak-anak di negara-negara

    berkembang masih tinggi. Lebih-lebih pada anak yang mendapat susu formula saja,

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2

    angka tersebut lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan anak-anak yang

    mendapat air susu ibu ( ASI ). Hal ini disebabkan karena nilai gizi ASI yang tinggi,

    adanya antibodi pada ASI, lekosit, enzim, hormon dan lain-lain yang melindungi

    bayi terhadap berbagai infeksi (Soetjiningsih, 1997).

    Laporan mengenai kejadian infeksi Rotavirus di Indonesia masih sedikit.

    Rotavirus pertama kali ditemukan pada tahun 1975 dari penderita diare yang dirawat

    di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM Jakarta. Prevalensinya pada waktu

    itu ialah sebanyak 47%. Ternyata kemudian Rotavirus ini juga berhasil ditemukan di

    Yogyakarta sekitar 40% (Abdoerrachman dkk, 1991). Suharyono (Noerasid dkk,

    1994) mendapatkan angka 30,4% selama penelitian dari tahun 1979 sampai 1981

    pada penderita diare akut sedangkan Teluk Sebodo,dkk (Noerasid dkk, 1994) pada

    tahun 1977 mendapatkan angka 36,6%. Sunoto (1991) melaporkan angka kurang

    lebih 30% sampai 40% terutama bayi dan anak usia 6 sampai 24 bulan.

    Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU RSU Pirngadi Medan telah melakukan

    empat kali penelitian dari tahun 1979 sampai 1982 dengan menggunakan teknik

    pemeriksaan enzyme linked immunosorbent assay. Laporan pertama oleh Purba dkk

    (1979) ditemukan Rotavirus pada tinja 12 (57,1%) dari 21 penderita yang berusia di

    bawah lima tahun dan semua penderita diare rotavirus tersebut berusia antara nol

    sampai dua tahun. Laporan kedua oleh Loebis dkk (1979) dijumpai 8 (30,7%) dari 26

    penderita yang juga berumur di bawah lima tahun dengan umur tertua penderita diare

    rotavirus adalah 13 bulan. Laporan ketiga oleh Ramayati dkk (1982) ditemukan 8

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 3

    (42,1%) dari 19 penderita yang berusia di bawah tiga tahun dan semua penderita

    diare rotavirus tersebut adalah berusia antara nol sampai dua tahun. Laporan keempat

    oleh Razali dkk (1982) dijumpai 32 (54,2%) dari 59 penderita diare akut yang

    berumur di bawah tiga tahun dengan Rotavirus di tinjanya. Dari 32 penderita ini,

    hanya satu anak yang berumur di atas dua tahun.

    Virus ini biasanya menyerang anak-anak yang hidup dalam kelompok yang

    padat, misalnya di rumah perawatan anak, panti asuhan atau keluarga-keluarga besar

    yang hidup berdesakan (Soedarto, 2004). Zahn dan Marshall (2006) melaporkan

    penelitian di negara bagian Kentucky, Amerika Serikat, ditemukan bahwa

    pengelolaan sanitasi yang efektif tidak menurunkan penyebaran penyakit ini dan

    wabah jarang terjadi akibat penularan lewat sumber air dan makanan. Demikian juga

    Guardado (2004) berkesimpulan bahwa di negara-negara maju yang sudah ada

    sanitasi yang baik, pengolahan makanan yang aman dan suplai air bersih serta

    perbaikan higiene, ternyata bisa menurunkan kejadian wabah diare akibat bakteri

    tetapi tidak berpengaruh terhadap penyebaran Rotavirus.

    Berdasarkan uraian di atas, akan dilaksanakan sebuah penelitian pada anak

    berumur di bawah dua tahun yang menderita diare rotavirus untuk melihat pengaruh

    dari pemberian ASI, masalah higiene dan masalah sosial terhadap kejadian diare

    tersebut.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 4

    1.2. Perumusan Masalah

    Masalah pada penelitian ini yaitu kasus diare rotavirus yang banyak pada anak di

    bawah dua tahun, keadaan klinis yang ditimbulkan bisa berakibat dehidrasi ringan

    sampai berat, bahkan kematian. Akibat hal tersebut maka perlu diteliti apakah ada

    pengaruh dari faktor-faktor seperti pemberian ASI, masalah higiene yaitu memasak

    sampai mendidih air untuk minum atau susu, cuci tangan sebelum memberi

    makan/minum kepada anak dan masalah sosial yaitu kepadatan penghuni rumah

    penderita yang padat, jarak umur penderita yang dekat dengan saudaranya terhadap

    terjadinya diare rotavirus sehingga dapat diupayakan usaha-usaha pencegahannya .

    1.3. Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan umum

    Untuk mencari faktor-faktor tertentu yang dapat dipakai untuk mencegah atau

    mengurangi kejadian diare rotavirus.

    1.3.2 Tujuan khusus

    1. Untuk mengetahui angka insidensi diare rotavirus pada anak berusia di

    bawah dua tahun selama periode penelitian.

    2. Untuk mengetahui apakah pemberian ASI mempunyai pengaruh terhadap

    terjadinya diare rotavirus.

    3. Untuk mengetahui apakah faktor higiene seperti memasak sampai mendidih

    air untuk minum atau susu dan cuci tangan sebelum memberi makan/ mi-

    num kepada anak mempunyai pengaruh pada terjadinya diare rotavirus.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 5

    4. Untuk mengetahui faktor sosial seperti kepadatan penghuni rumah penderita

    dan jarak umur anak yang dekat dalam keluarga mempunyai pengaruh pada

    terjadinya diare rotavirus.

    1.4. Kerangka Konsep

    Variabel Bebas Variabel Tergantung

    1.5. Hipotesa

    Pemberian ASI, dibagi 3 kelompok, yaitu: 1. ASI eksklusif , 2. ASI bersama susu formula, 3. Tidak mendapat ASI

    Faktor higiene, yaitu: Memasak sampai mendidih air minum,

    dibagi 2 kelompok, yaitu: 1. Mendidih, 2. Tidak mendidih

    Cuci tangan sebelum memberi makan/ minum, dibagi 2 kelompok, yaitu:

    1. Ada cuci tangan, 2. Tidak cuci tangan

    Faktor sosial, yaitu: Kepadatan penghuni rumah penderita,

    dibagi 2 kelompok, yaitu: 1. Padat, 2. Tidak padat

    Jarak umur anak, dibagi 2 kelompok, yaitu:

    1. Dekat, 2. Jarang

    Diare cair akut: Diare rotavirus Bukan diare rotavirus

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 6

    1.5. Hipotesa

    Ada pengaruh pemberian ASI, memasak sampai mendidih air untuk minum

    atau susu, cuci tangan sebelum memberi makan/ minum kepada anak, kepadatan

    penghuni rumah penderita yang padat, jarak umur anak yang dekat dalam

    keluarga terhadap terjadinya diare rotavirus.

    1.6. Manfaat Penelitian

    1. Dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian diare rotavirus

    sehingga berguna untuk usaha-usaha pencegahan ataupun usaha-usaha mengu

    rangi kejadian diare tersebut.

    2. Sebagai tambahan informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan dan RSU

    Pirngadi Medan mengenai angka insidensi diare rotavirus anak berusia di

    bawah dua tahun selama periode penelitian .

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Diare Akut

    Diare adalah buang air besar dengan konsistensi encer, lebih dari tiga kali sehari,

    dengan atau tanpa darah dan dengan atau tanpa lendir dalam tinja (Noerasid

    dkk,1994). Meskipun demikian, konsistensi tinja sangat penting dibanding frekuensi

    buang air besar. Keluarnya tinja padat yang sering bukanlah diare. Bayi yang hanya

    mendapatkan ASI, sering mengeluarkan tinja seperti bubur, hal ini juga bukan diare

    (WHO,2005).

    Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak dan sembuh dalam waktu

    kurang dari 14 hari. Sedangkan diare yang berlangsung sampai 14 hari atau lebih

    disebut diare kronik atau persistent diarrhoea (Suharyono,1991; Thapar dan

    Sanderson,2004; WHO,2005). Menurut Suharyono (1986), masalah lain yang

    berkaitan dengan diare akut adalah penyakit penyerta yaitu infeksi sistemik seperti

    bronkopneumonia, ensefalitis, sepsis dan lain-lain maupun malnutrisi energi protein

    berat. Hal ini bisa menyebabkan diare akut berlanjut menjadi diare kronik.

    Menurut Sunoto (1991), peringkat urutan penyakit pada bayi dan balita yang

    masih menempati urutan pertama adalah infeksi saluran pernafasan atas. Sedangkan

    diare menempati urutan kedua dengan persentase sebesar 15% pada bayi dan 25%

    pada anak di bawah lima tahun ( balita ).

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 8

    Penyebab terbanyak diare akut adalah infeksi saluran pencernaan, dan pada

    kelompok umur 6 sampai 24 bulan, penyebab terbanyak adalah Rotavirus

    (Abdoerrachman dkk,1991 dan Sunoto,1991). Golongan virus lainnya yaitu Enteric

    adenovirus serotipe 40 dan 41, Astrovirus, Calicivirus, Norwalk virus dan Norwalk

    like virus, namun tidak sebanyak Rotavirus (Bass,2004 dan Brooks dkk,2005).

    Enteric adenovirus merupakan penyebab diare kedua terpenting pada bayi dan

    anak kecil setelah Rotavirus dan bersifat endemis. Astrovirus dan Calicivirus dapat

    juga menyebabkan diare pada bayi dan anak kecil tetapi hanya bersifat sporadis.

    Sedangkan Norwalk virus dan Norwalk like virus, hanya menyerang anak yang lebih

    besar dan orang dewasa (Brooks dkk,2005).

    Infeksi lainnya adalah oleh golongan bakteri seperti Vibrio cholera, Vibrio

    parahaemoliticus, Escherichia coli, Salmonella spp., Shigella spp., Campylobacter

    jejuni, Yersinia enterocolitica, Aeromonas hidrophilia dan sebagainya. Sedangkan

    golongan parasit seperti Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis, Entamoeba

    histolytica, Giardia lamblia, Cryptosporidium, Candida albicans dan sebagainya

    (Abdoerrachman dkk,1991 dan Sunoto,1991).

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 9

    2.2. Rotavirus

    Rotavirus pertama sekali ditemukan oleh dua orang Australia yaitu Ruth Bishop

    dan Ian Holmes di tahun 1973, pada biopsi mukosa duodenum bayi penderita diare

    (Elliot dan Payne,2004; Zahn dan Marshall,2006). Virus yang berbentuk seperti roda

    tersebut, termasuk dalam famili Reoviridae, diklasifikasikan menjadi 7 grup ( A, B,

    C, D, E, F, G ), 2 subgrup ( I atau II ) dan serotipe (Bass,2004; Zahn dan

    Marshall,2006). Grup A, tidak mempunyai persamaan sifat antigen dengan grup

    lainnya, adalah penyebab tersering gastroenteritis pada manusia. Rotavirus grup B,

    menyebabkan penyakit berat pada bayi dan orang dewasa di Cina, dan tidak

    ditemukan di daerah lainnya. Rotavirus grup C, kadang-kadang dapat menyebabkan

    wabah pada manusia, dan grup lainnya menyebabkan penyakit pada binatang

    (Bass,2004).

    Sifat Rotavirus adalah tidak stabil terhadap panas, pH 3 9 dan pelarut lemak,

    tetapi dapat diinaktivasi oleh etanol 95%, fenol dan klorin, serta enzim proteolitik

    seperti tripsin, pankreatin dan elastin dapat menambah infektivitasnya (Midthun dan

    Black,2000; Brooks dkk,2005). Virus ini stabil pada suhu 37oC selama 1 jam atau

    suhu kamar selama 24 jam (Midthun dan Black,2000).

    Rotavirus mempunyai struktur sebagai berikut :

    Virion berukuran 65 75 nm, tidak beramplop atau tidak berselubung lipid

    (Soedarto,2004).

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 10

    Virus mempunyai dua lapis kapsid, di lapisan dalam terdapat kapsid

    ikosahedral, sedangkan kapsid bagian luar mempunyai 32 kapsomer

    (Soedarto,2004).

    Inti virus mempunyai 11 segmen gen double-stranded RNA yang berada

    dalam dua macam protein yaitu viral protein (vp) 1 dan vp3. Mengelilingi

    inti ini, berturut-turut ada tiga kulit protein yaitu vp2 , vp6, dan vp7.

    Menempel pada kulit bagian tengah dan menonjol dengan ujung tajam,

    disebut vp4. Masing-masing protein ini, seperti lima protein nonstruktural

    lainnya, masing-masing dikode oleh satu segmen gen. Vp6 membawa faktor

    antigen yang digunakan untuk mengklasifikasikan Rotavirus dalam beberapa

    grup, ditulis dengan huruf besar A sampai G. Protein nonstruktural yang

    disebut nsp4, mempunyai aktivitas enterotoksin, menyebabkan peningkatan

    kadar kalsium intraseluler, menghilangkan stabilitas membran, mengganggu

    struktur sel dan akhirnya terjadi kematian sel (Zahn dan Marshall,2006).

    Pada halaman berikut ini diperlihatkan gambar Rotavirus yang diambil dengan

    mikroskop elektron oleh Elliot dan Payne (2004) dan gambaran skematik oleh Zahn

    dan Marshall (2006) .

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 11

    Gambar 1. Rotavirus yang berbentuk seperti roda. Gambar diambil dengan menggunakan mikroskop elektron (Elliot dan Payne,2004) Gambar 2. Gambar skematik dari partikel Rotavirus (Zahn dan Marshall,2006)

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 12

    2.3. Epidemiologi Diare Rotavirus Rotavirus terdistribusi di seluruh dunia dan merupakan penyebab diare yang

    penting pada bayi dan anak kecil. Kenyataannya, infeksi Rotavirus adalah umum

    dijumpai di negara industri maupun di negara berkembang. Di negara maju,

    konsekuensi klinis dari infeksi bisa diredakan dengan terjangkaunya pelayanan

    suportif (Zahn dan Marshall,2006)

    Menurut Midthun dan Black (2000), di negara beriklim sedang, diare rotavirus

    dipengaruhi musim, dengan prevalensi tertinggi di saat cuaca berhawa dingin.

    Selama musim dingin bisa mencapai 70% dari anak-anak yang dirawat karena diare,

    sedangkan di musim panas jarang ditemukan. Zahn dan Marshall (2006) memberi

    contoh di Amerika Serikat, banyak kasus ditemukan di musim gugur dan musim

    dingin, dan jarangnya ditemukan di musim panas karena rendahnya tingkat

    penyebaran virus sampai kondisi alam yang lebih mendukung pada musim

    berikutnya. Dan kemungkinan lain adalah virus ini masih infeksius walaupun di alam

    sampai beberapa bulan.

    Midthun dan Black (2000) melaporkan bahwa di tempat-tempat yang beriklim

    tropis , infeksi Rotavirus bisa ditemukan sepanjang tahun dan bisa lebih banyak

    selama bulan-bulan yang lebih dingin dan panas. Penelitian Vargas dkk (2004) di

    Ifakara, Tanzania menemukan bahwa frekuensi infeksi Rotavirus mencapai

    puncaknya di musim kering dan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya di tempat

    berbeda di Afrika. Sunoto (1991) melaporkan bahwa di Indonesia, diare yang

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 13

    disebabkan oleh Rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun, dengan puncak kejadian

    pada pertengahan musim kemarau yaitu Juli dan Agustus, sedangkan yang

    disebabkan oleh bakteri, puncaknya pada pertengahan musim hujan yaitu Januari dan

    Februari. Penelitian oleh Eko Raharjo dan Suharyono (Raharjo dkk,1993) di Jakarta

    Utara pada tahun 1990, menunjukkan Rotavirus ditemukan sepanjang tahun dengan

    persentase penderita diare rotavirus pada musim kemarau lebih tinggi daripada

    musim penghujan.

    Rotavirus ditularkan dari satu orang ke orang lainnya secara fekal-oral dan dapat

    bertahan hidup selama beberapa jam pada tangan serta berhari-hari di tempat yang

    terbuat dari kayu atau bahan pakaian (Sondheimer,2003). Dapat juga terjadi dalam

    bentuk infeksi nosokomial seperti yang dilaporkan oleh Zahn dan Marshall (2006)

    bahwa di Amerika Serikat, kira-kira seperempat kasus diare rotavirus di dapat

    sebagai infeksi nosokomial.

    Virus ini biasanya menyerang anak-anak yang hidup dalam kelompok padat,

    misalnya di rumah perawatan anak, panti asuhan, atau keluarga-keluarga besar yang

    hidup berdesakan (Bass,2004; Soedarto,2004).

    Notoatmodjo (2003) membuat persyaratan rumah sehat, salah satunya adalah

    harus mempunyai luas lantai bangunan yang cukup untuk penghuni di dalamnya,

    artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.

    Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan

    menyebabkan perjubelan ( overcrowded ). Hal ini tidak sehat, sebab di samping

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 14

    menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, juga bila salah satu anggota keluarga

    terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.

    Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 sampai 3 m2

    untuk tiap anggota keluarga.

    Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Program Survai Demografik dan

    Kesehatan pada tahun 2002, menemukan bahwa anak-anak yang lahir dengan jarak

    tiga tahun atau lebih akan lebih sehat dan memiliki kelangsungan hidup lebih besar

    di setiap saat pertumbuhan semasa bayi dan balitanya (BKKBN,2006)

    Zahn dan Marshall (2006) menemukan bahwa virus bisa terdapat di tinja, rata-

    rata adalah 10 hari sejak timbulnya diare, dan bisa berlangsung sampai tiga minggu.

    Tetapi pengeluaran virus ke dalam tinja sudah terjadi satu hari sebelum munculnya

    gejala klinis.

    Sebuah penelitian di Royal Childrens Hospital, Melbourne, Australia oleh

    Richardson dkk (1998) pada 37 anak penderita diare rotavirus akut, memperlihatkan

    bahwa terdapatnya virus dalam tinja bisa berlangsung dari 4 hari sampai 57 hari

    sejak diare. Kelompok terbesar adalah di bawah 10 hari ( 16 anak ), sedangkan pada

    kelompok 10 sampai 21 hari dan kelompok yang lebih dari 21 hari adalah masing-

    masing 10 dan 11 anak. Mereka menulis bahwa perpanjangan ekskresi Rotavirus ini

    berhubungan dengan respon imun yang mempengaruhi replikasi virus tersebut.

    Rotavirus paling sering menyebabkan diare pada kelompok umur 6 sampai 24

    bulan dengan infeksi yang lebih berat terjadi pada usia yang lebih muda, hal ini

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 15

    terutama di negara berkembang dibandingkan di negara maju (Thapar dan

    Sanderson,2004). Pada studi-studi di daerah pedesaan Bangladesh oleh Black dkk

    (Midthun dan Black,2000), ditemukan bahwa insiden diare rotavirus terdapat pada

    kelompok umur 3 sampai 24 bulan dengan puncaknya pada kelompok umur 6

    sampai 11 bulan. Selain penelitian tersebut, juga penelitian di Guatemala,

    menunjukkan diare rotavirus ditemukan sekali atau dua kali pada dua tahun pertama

    kehidupan seorang anak.

    Penelitian lain oleh Salinas dkk (2004) di Valencia, ibukota dari Carabobo,

    propinsi di utara Venezuela, memperlihatkan proporsi infeksi Rotavirus menurut

    kelompok umur adalah sebagai berikut: 12% pada umur 0 sampai 2 bulan, 28% pada

    umur 3 sampai 11 bulan, 23% pada umur 12 sampai 23 bulan dan 14% pada

    kelompok umur 24 59 bulan.

    2.4. Manifestasi Klinis Diare Rotavirus

    Midthun dan Black (2000) mengatakan bahwa infeksi Rotavirus bisa asimtomatis

    ataupun menyebabkan diare dengan dehidrasi ringan sampai berat. Penelitian di

    Malaysia oleh Hsu dkk (2005) memperlihatkan bahwa jumlah penderita diare

    rotavirus yang merupakan kunjungan rawat jalan adalah dua kali lebih banyak

    dibandingkan dengan yang harus menjalani rawat inap.

    Diare dapat terjadi karena adanya pemendekan jonjot usus, peningkatan infiltrasi

    sel radang pada lamina propria, pembengkakan mitokondria dan bentuk dari

    mikrovili brush border menjadi tidak teratur dan jarang. Sebagai akibatnya

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 16

    kemampuan menyerap cairan dan elektrolit usus halus akan terganggu dan juga

    pencernaan makanan terutama karbohidrat terganggu dengan hasil akhir timbul diare

    (Abdoerrachman dkk,1991)

    Gejala klinis jarang terjadi pada neonatus dan bayi di bawah tiga bulan karena

    adanya antibodi maternal yang didapat secara transplasenta, antibodi dan faktor lain

    yang didapat dari air susu ibu dan terjadinya perubahan bentuk mukosa usus sesuai

    usia bayi (Hart dkk,2000; Zahn dan Marshall,2006).

    Setelah umur dua tahun, hampir semua anak sudah memiliki antibodi terhadap

    Rotavirus, dan titernya akan terus meningkat sampai dewasa. Titer antibodi yang

    mula-mula berasal dari ibunya dan meningkatnya antibodi ini karena infeksi

    berulang yang didapat kemudian (Midthun dan Black,2000). Ini bisa menerangkan

    kejadian klinis dan derajat beratnya infeksi Rotavirus yang berkurang dengan

    bertambahnya umur di atas dua tahun (Salinas,2004; Zahn dan Marshall,2006).

    Masa inkubasi berkisar dari satu sampai lima hari dan biasanya kurang dari 48

    jam (Midthun dan Black,2000). Lamanya diare biasanya berlangsung sampai lima

    atau tujuh hari, tetapi infeksi kronik dapat terjadi pada anak yang imunodefisiensi

    dan penyakit bisa lebih berat pada penderita malnutrisi (Pickering dan Cleary,2004).

    Menurut Midthun dan Black (2000), penyakit ini ditandai oleh timbulnya secara

    mendadak diare dengan tinja cair dan muntah-muntah. Muntahnya bisa mendahului

    diare dan biasanya berhenti dalam waktu dua hari, meskipun demikian, Zahn dan

    Marshall (2006) melaporkan bisa terjadi muntah yang hebat dan sering. Dapat juga

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 17

    ditemukan demam dengan suhu badan bisa mencapai lebih 38,9 oC. Kadang-kadang

    infeksi virus ini tidak menimbulkan gejala diare.

    Sungkapalee dkk (2006) melaporkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

    pada manifestasi klinis diare akut akibat Rotavirus dengan kelompok bukan

    Rotavirus seperti Salmonella grup A I, Shigella, Vibrio dan enteropathogenic

    Escherichia coli grup I, II dan III. Pada pemeriksaan tinja yang ada darah hanya

    2,2% dan yang ada lekosit sebanyak 11,1%. Sedangkan Bass (2004) melaporkan

    tidak ditemukan darah maupun lekosit dan Pickering dan Cleary (2004)

    menambahkan bahwa tidak ditemukan lendir pada tinja.

    Pada kasus yang terjadi pada bayi, gejala klinisnya lebih berat dibandingkan

    dengan enteropatogen lainnya. Dan koinfeksi dengan patogen lainnya tidak

    memperberat penyakitnya (Hart dkk, 2003).

    Gambar 3. Urutan manifestasi klinis infeksi Rotavirus pada bayi (Zahn dan

    Marshall,2006)

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 18

    2.5. Peranan ASI Pada Diare Rotavirus

    Pada waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya, bayi belum dapat

    membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI menyediakan perlindungan

    yang unik terhadap infeksi dan alergi, merangsang perkembangan yang memadai

    dari sistem imunologi bayi sendiri. ASI memberikan zat-zat kekebalan yang belum

    dibuat oleh bayi tersebut. Selain itu ASI juga mengandung beberapa komponen

    antiinflamasi, yang fungsinya belum banyak diketahui. Sehingga bayi yang minum

    ASI lebih jarang sakit, terutama pada awal kehidupannya (Soetjiningsih,1997).

    Dengan adanya komponen-komponen zat anti infeksi, maka bayi yang minum

    ASI akan terlindungi dari berbagai infeksi, baik yang disebabkan bakteri, virus,

    parasit dan antigen lainnya (Soetjiningsih,1997). Beberapa penelitian yang sudah

    dilakukan seperti di Haryana, India pada Oktober 1999 sampai Juni 2000 oleh

    Bhandari (Lane,2003), dan juga di desa Halloki, Lahore, Pakistan (1984-1987, 1990-

    1992, 1995-1997) oleh Saleemi (2004), memperlihatkan penyakit diare berkurang

    secara signifikan pada enam bulan pertama kehidupan pada kelompok bayi yang

    mendapat ASI eksklusif selama empat sampai enam bulan.

    Penelitian di Valencia, Carabobo, bagian utara Venezuela dari Januari 1998

    sampai Desember 2002 oleh Salinas (2004), memperlihatkan bahwa pemberian ASI

    sampai usia enam bulan mempunyai efek proteksi terhadap diare rotavirus pada

    enam bulan pertama kehidupan. Diare rotavirus lebih sering yaitu sebesar 26% pada

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 19

    bayi yang mendapatkan susu formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI, baik

    secara eksklusif ataupun bersamaan dengan susu formula yang hanya 18%.

    Faktor-faktor antivirus dalam ASI yang dapat melawan Rotavirus adalah

    Imunoglobulin (Ig) A sekretori, makromolekul dan non imunoglobulin, seperti

    mucin yang ditemukan di membran dari butiran lemak (Soetjiningsih,1997). Mucin

    terdiri dari beberapa molekul kecil, glikoprotein 70kDa ( butyrophilin ) dan

    lactadherin (Newburg dkk, 1998).

    Lactadherin adalah glikoprotein 46 kDa yang diproduksi sel epitel payudara

    selama menyusui. Melindungi dari infeksi Rotavirus dengan cara mengikatkan diri

    pada virus tersebut sehingga menghambat perlekatan virus dengan reseptor sel

    pejamu. Jadi, di sini lactadherin berfungsi secara penghambat kompetitif. Dari

    faktor-faktor yang telah disebutkan di atas ternyata lactadherin lebih berperanan

    dalam melindungi terhadap infeksi Rotavirus (Newburg dkk,1998).

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Desain Penelitian

    Desain penelitian ini adalah studi komparatif. Studi ini membandingkan antara

    dua kelompok penderita diare cair akut berumur di bawah dua tahun, yaitu

    kelompok yang ada Rotavirus dengan kelompok yang tidak ada Rotavirus,

    kemudian dilihat pengaruh dari faktor-faktor seperti pemberian ASI, memasak

    sampai mendidih air untuk minum atau susu, cuci tangan sebelum memberi

    makan/ minum kepada anak, kepadatan penghuni rumah penderita yang padat,

    jarak umur anak yang dekat dalam keluarga terhadap kejadian diare tersebut.

    3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat penelitian adalah Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan dan pemerik-

    saan Rotavirus dilakukan di salah satu laboratorium klinik swasta di Medan.

    2. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 21 Juni 2007 sampai 25 September 2007.

    3.3. Subyek Penelitian

    Subyek penelitian adalah populasi terjangkau yaitu pasien baru anak-anak

    berumur di bawah dua tahun yang menderita diare cair akut dan menjalani rawat

    inap di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan.

    3.4. Kriteria Inklusi :

    1. Pasien baru, anak berumur di bawah dua tahun yang menderita diare cair akut.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 21

    2. Bersedia mengikuti penelitian yang dibuktikan dengan surat persetujuan orang

    tua atau walinya.

    3.5. Kriteria Eksklusi :

    1. Pasien dengan penyakit penyerta yang berat seperti gizi buruk, ensefalitis,

    meningitis, sepsis, bronkopneumonia dan lain-lain.

    2. Bila saat pasien masuk rumah sakit sudah menderita diare 14 hari atau lebih.

    3. Tidak mendapatkan tinja untuk diperiksa.

    3.6. Perkiraan Besar Sampel

    Besar sampel dihitung berdasarkan rumus (Madiyono dkk,2002) :

    n = ( Z 2 PQ ) / d2

    di mana, P = proporsi penyakit, berdasarkan pustaka, proporsi diare rotavirus se- belumnya adalah 0,46 . Q = ( 1- P )

    d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, ditetapkan 0,1

    = tingkat kemaknaan, ditetapkan sebesar 95%, maka Z = 1,96

    maka diperoleh n = 95,43

    Dengan demikian jumlah sampel ditetapkan 96 orang.

    3.7. Definisi Operasional

    1. Diare cair akut adalah buang air besar dengan konsistensi cair, lebih dari tiga

    kali sehari, terjadinya secara mendadak, dan sembuh dalam waktu kurang dari

    14 hari ( Suharyono,1991dan WHO,2005 ).

    2. Gizi buruk adalah status gizi yang diukur berdasarkan berat badan menurut

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 22

    umur dengan Z score terletak < -3 SD (standar deviasi) dan atau disertai tanda

    klinis kwashiorkor, marasmus, marasmus-kwashiorkor (Kepmenkes RI,2004).

    3. Infeksi nosokomial menurut CDC (Pittet dkk,1999) adalah kejadian infeksi

    yang muncul sekurang-kurangnya 48 jam setelah menjalani rawat inap di

    rumah sakit tanpa ada bukti bahwa infeksi tersebut sudah ada atau sedang

    dalam masa inkubasi saat masuk rumah sakit.

    4. Insiden adalah jumlah kasus baru suatu penyakit yang terjadi selama satu masa

    tertentu (Bia dkk,1994).

    5. Prevalensi adalah jumlah total kasus-kasus penyakit yang terjadi pada suatu

    waktu tertentu di suatu wilayah (Bia dkk,1994).

    6. ASI eksklusif artinya bayi hanya diberikan ASI sebagai makanannya selama

    empat sampai enam bulan pertama kehidupan (Padmawati, 1997 dan Roesli,

    2005).

    7. Rumah tempat tinggal yang padat adalah rumah yang luas bangunannya untuk

    tiap anggota keluarga kurang dari 2,5 m2 (Notoatmodjo,2003).

    8. Rumah tempat tinggal yang tidak padat adalah rumah yang luas bangunannya

    untuk tiap anggota keluarga lebih dari 2,5 m2 (Notoatmodjo,2003).

    9. Jarak umur anak yang dekat dalam keluarga adalah kurang dari tiga tahun

    (BKKBN,2006).

    10. Jarak umur anak yang jarang dalam keluarga adalah tiga tahun atau lebih

    (BKKBN,2006).

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 23

    3.8. Kerangka Kerja

    Ya

    Tidak

    Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi

    Kriteria eksklusi

    Tinja diperiksa dengan VIKIA Rota-Adeno

    Rotavirus ( + ) Rotavirus ( - )

    Diteliti hubungannya dengan variabel-variabel sebagai berikut: 1. Pemberian ASI. 2. Memasak sampai mendidih air untuk minum atau susu. 3 Cuci tangan sebelum memberi makan/ minum kepada anak. 4. Kepadatan penghuni rumah penderita. 5. Jarak umur anak dalam keluarga.

    Keluar dari peneltian

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 24

    3.9. Cara Kerja

    1. Orang tua/wali pasien diminta persetujuannya supaya anaknya boleh diikutkan

    dalam penelitian ini.

    2. Semua penderita dicatat identitasnya yaitu nama, umur/tanggal lahir, jenis

    kelamin, alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi, dan nama orangtua/

    wali.

    3. Untuk pencatatan berat badan dilakukan sebagai berikut :

    Pada anak kurang dari 1 tahun, penimbangan berat badan dilakukan tanpa

    busana, sedangkan yang berumur 1 tahun sampai 2 tahun dilakukan tanpa alas

    kaki.

    4. Dicatat juga mengenai adanya penyakit penyerta yang berat seperti penyakit

    dengan penurunan kesadaran, ensefalitis, meningitis, sepsis, bronkopneumonia

    dan gizi buruk. Bila ada, tidak diikutkan dalam penelitian.

    5. Orangtua/wali/ pengasuh yang mengetahui penyakit pasien ditanya mengenai:

    Kapan anaknya mulai menderita diare

    Konsistensi tinja dan frekuensi diare sehari.

    6. Orangtua/wali/pengasuh diminta menjawab kuesioner yang berisi pertanyaan

    berikut :

    Apakah bayi mendapatkan ASI, bila ada, apakah hanya ASI saja atau juga

    diberikan susu formula.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 25

    Luas rumah tempat tinggal dan jumlah orang yang menghuni rumah

    tersebut.

    Apakah air untuk minum atau susu dimasak sampai mendidih atau tidak ?

    Apakah ada cuci tangan sebelum memberikan makan kepada anak.

    Jarak umur pasien dengan saudara-saudaranya dalam keluarga.

    7. Pot plastik untuk tempat tinja diserahkan kepada orangtua/ wali/ pengasuh yang

    menjaga pasien dan diterangkan cara menampung tinja dalam pot plastik

    tersebut. Bila ada buang air besar, supaya ditampung dan diserahkan kepada

    perawat ruangan. Dan kepada perawat ruangan dipesan supaya pot plastik

    tersebut diletakkan dalam cold box sebelum diserahkan kepada peneliti.

    8. Sampel tinja yang sudah terkumpul dalam cold box untuk selanjutnya dibawa

    ke laboratorium dan harus diperiksa dalam waktu kurang dari 72 jam sejak

    ditampung.

    9. Cara pendeteksian Rotavirus dengan alat VIKIAR Rota-Adeno, diterangkan

    pada bagian lampiran.

    3.10. Variabel yang Diamati

    1. Variabel tergantung, terdiri dari diare rotavirus dan bukan diare rotavirus.

    2. Variabel bebas, terdiri dari :

    1. Pemberian ASI, dibagi menjadi tiga kelompok yaitu ASI eksklusif, ASI

    bersama susu formula, dan tidak mendapatkan ASI.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 26

    2. Memasak sampai mendidih air untuk minum atau susu, dibagi menjadi dua

    kelompok yaitu kelompok air mendidih dan air tidak mendidih.

    3. Cuci tangan sebelum memberikan makan/minum kepada anak, dibagi

    menjadi dua kelompok yaitu ada cuci tangan dan tidak cuci tangan.

    4. Kepadatan penghuni rumah penderita, dibagi dua kelompok yaitu padat

    dan tidak padat.

    5. Jarak umur anak dalam keluarga, dibagi menjadi dua kelompok yaitu

    dekat dan jarang.

    3.11. Analisa Statistik

    1. Untuk data mengenai insiden diare rotavirus akan dideskripsikan.

    2. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas, yaitu pemberian

    ASI, memasak sampai mendidih air untuk minum atau susu , cuci tangan

    sebelum memberikan makan kepada anak,kepadatan penghuni rumah penderita

    dan jarak umur anak dalam keluarga terhadap kejadian diare rotavirus dipakai

    uji kai kuadrat ( chi square ). Bila jumlah expected count yang kurang dari 5

    melebihi 25% sel, maka dipakai uji Fishers Exact . Dinyatakan bermakna bila

    nilai p < 0,05.

    3. Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas tersebut di atas secara ber-

    sama-sama terhadap kejadian diare rotavirus dipakai uji regresi logistik.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 27

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian

    Pengumpulan sampel untuk penelitian ini dimulai tanggal 21 Juni 2007 sampai

    25 September 2007, bertempat di ruang III Anak , RSU Pirngadi Medan. Selama

    periode tersebut terdapat 226 anak berumur di bawah 24 bulan yang menjalani rawat

    inap karena menderita diare. Dari jumlah tersebut berhasil didapatkan 96 sampel

    tinja anak yang menderita diare cair akut tanpa disertai penyakit penyerta yang berat,

    dengan perincian sebanyak 58 sampel yang ditemukan Rotavirus dalam tinja dan 38

    sampel tidak ditemukan Rotavirus.

    Gambar 4. Distribusi sampel berdasarkan hasil pemeriksaan Rotavirus dalam tinja

    Diare cair akut

    Diare cair akut

    Diare RotavirusBukan DiareRotavirus

    Freq

    uenc

    y

    60

    50

    40

    30

    20

    10

    0

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 28

    4.1.1. Karakteristik umur pasien Umur termuda yang ditemukan Rotavirus dalam tinja adalah enam hari yaitu

    sebanyak satu kasus dan umur tertua adalah 22 bulan sebanyak tiga kasus. Pasien

    dibagi menjadi empat kelompok umur berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya

    yaitu di bawah tiga bulan, tiga sampai enam bulan, tujuh sampai 12 bulan, dan 13

    sampai 24 bulan, seperti yang diperlihatkan oleh tabel di bawah ini.

    Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan kelompok umur

    Berdasarkan uji statistik dengan kai kuadrat untuk mengetahui pengaruh umur

    terhadap kejadian diare rotavirus didapatkan nilai p = 0,035. Nilai p yang lebih kecil

    dari 0,05 ini, berarti umur mempunyai pengaruh terhadap kejadian diare rotavirus.

    Diare cair akut Kelompok

    Umur Rotavirus positip Rotavirus negatip

    Jumlah

    < 3 bulan 1 ( 1,04%) 7 ( 7,29%) 8 ( 8,33%)

    3 6 bulan 16 (16,67%) 10 (10,41%) 26 (27,08%)

    7 12 bulan 24 (25 %) 13 (13,54%) 37 (38,54%)

    13 24 bulan 17 (17,71%) 8 ( 8,33%) 25 (26,04%)

    Jumlah 58 (60,42%) 38 (39,57%) 96 ( 100 % )

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 29

    4.1.2. Distribusi jenis kelamin pasien

    Penderita diare cair akut pada penelitian ini didominasi oleh pasien laki-laki, hal

    yang sama juga ditemukan pada kelompok diare rotavirus maupun bukan diare

    rotavirus, seperti yang diperlihatkan oleh tabel di bawah ini.

    Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan jenis kelamin

    Diare cair akut Jenis

    Kelamin Rotavirus positip Rotavirus negatip

    Jumlah

    Laki - laki 37 (38,54%) 21 (21,87%) 58 (60,41%)

    Perempuan 21 (21,87%) 17 (17,71%) 38 (39,58%)

    Jumlah 58 (60,41%) 38 (39,58%) 96 (100%)

    Berdasarkan uji statistik dengan kai kuadrat untuk mengetahui pengaruh jenis

    kelamin terhadap kejadian diare rotavirus didapatkan nilai p = 0,403. Nilai p yang

    lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak ada hubungannya

    dengan kejadian diare rotavirus.

    4.1.3. Pola pemberian ASI

    Pola pemberian ASI pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

    kelompok ASI saja, ASI dan susu formula dan kelompok yang tidak mendapatkan

    ASI. Distribusi pasien pada masing-masing kelompok tersebut diperlihatkan pada

    tabel di halaman berikut.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 30

    Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan pemberian ASI

    Diare cair akut Pola pemberian ASI

    Rotavirus positip Rotavirus negatip

    Jumlah

    ASI saja 15 (15,6%) 11 (11,5%) 26 (27,1%)

    ASI dan Susu formula 17 (17,7%) 12 (12,5%) 29 (30,2%)

    Tidak ASI 26 (27,1%) 15 (15,6%) 41 (42,7%)

    Jumlah 58 (60,4%) 38 (39,6%) 96 (100%)

    Berdasarkan uji statistik dengan kai kuadrat untuk mengetahui pengaruh pola

    pemberian ASI terhadap kejadian diare rotavirus didapatkan nilai p = 0,872. Nilai p

    yang lebih besar dari 0,05 ini, berarti bahwa pemberian ASI tidak ada hubungannya

    dengan kejadian diare rotavirus.

    4.1.4. Kebiasaan memasak air untuk minum sampai mendidih

    Sebagian besar responden mengatakan bahwa air untuk minum ataupun untuk

    membuat susu dimasak sampai mendidih. Sedangkan kelompok yang tidak memasak

    air minum sampai mendidih memakai air minum dalam kemasan sehingga tidak

    dimasak lagi.

    Berdasarkan uji statistik dengan kai kuadrat untuk mengetahui pengaruh

    memasak air minum sampai mendidih terhadap kejadian diare rotavirus didapatkan

    nilai p = 0,67. Nilai p yang lebih besar dari 0,05 ini berarti memasak air sampai

    mendidih tidak mempengaruhi kejadian diare rotavirus.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 31

    Tabel 4. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan kebiasaan mema-

    sak air minum

    Diare cair akut Memasak

    Air minum Rotavirus positip Rotavirus negatip

    Jumlah

    Mendidih 42 (43,8%) 29 (30,2%) 71 ( 74%)

    Tidak mendidih 16 (16,6%) 9 ( 9,4%) 25 ( 26%)

    Jumlah 58 (60,4%) 38 (39,6%) 96 (100%)

    4.1.5. Kebiasaan cuci tangan sebelum memberi makan/ minum kepada anak

    Sebagian besar responden mengaku tidak mencuci tangan sebelum memberi

    makan atau menyusui. Hal yang sama ditemukan pada kelompok diare rotavirus

    maupun bukan diare rotavirus, seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini.

    Tabel 5. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan kebiasaan cuci

    tangan sebelum memberi makan/ minum

    Diare cair akut Kebiasaan

    Cuci tangan Rotavirus positip Rotavirus negatip

    Jumlah

    Ada 21 (21,9%) 14 (14,6%) 35 ( 36,5%)

    Tidak 37 (38,5%) 24 (25%) 61 ( 63,5%)

    Jumlah 58 (60,4%) 38 (39,6%) 96 (100%)

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 32

    Berdasarkan uji statistik dengan kai kuadrat untuk mengetahui pengaruh

    kebiasaan cuci tangan sebelum memberi makan atau menyusui terhadap kejadian

    diare rotavirus didapatkan nilai p = 0,95. Nilai p yang lebih besar dari 0,05 ini,

    berarti kebiasaan cuci tangan tidak mempengaruhi kejadian diare rotavirus .

    4.1.6. Karakteristik kepadatan rumah tempat tinggal

    Hasil dari wawancara dengan orangtua atau pengasuh pasien diperoleh data

    bahwa sebagian besar pasien tinggal di rumah yang tidak padat ( lebih dari 2,5 m2/

    orang ). Hasil yang sama ditemukan pada kelompok diare rotavirus maupun bukan

    diare rotavirus, seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini.

    Tabel 6. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan kepadatan rumah

    tempat tinggal

    Diare cair akut Kepadatan

    Rumah Rotavirus positip Rotavirus negatip

    Jumlah

    Tidak padat 55 (57,3%) 37 (38,5%) 92 ( 95,8%)

    Padat 3 ( 3,1%) 1 ( 1,1%) 4 ( 4,2%)

    Jumlah 58 (60,4%) 38 (39,6%) 96 (100%)

    Berdasarkan uji statistik dengan Fishers Exact untuk mengetahui pengaruh

    kepadatan rumah tempat tinggal terhadap kejadian diare rotavirus didapatkan nilai

    p = 1. Nilai p yang lebih besar dari 0,05 ini, berarti rumah tempat tinggal yang padat

    tidak mempengaruhi kejadian diare rotavirus.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 33

    4.1.7. Karakteristik jarak umur pasien dengan saudaranya

    Penderita diare rotavirus maupun yang bukan sebagian besar mempunyai jarak

    umur yang jarang (tiga tahun atau lebih ) dengan saudaranya. Sedangkan yang

    berjarak umur kurang dari tiga tahun lebih banyak pada kelompok bukan diare

    rotavirus (13,6%) dibandingkan kelompok diare rotavirus (11,4%). Hal tersebut

    diperlihatkan pada tabel di bawah ini.

    Tabel 7. Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan Rotavirus dan jarak umur

    Diare cair akut Jarak umur

    dengan saudara Rotavirus positip Rotavirus negatip

    Jumlah

    Jarang 47 (49%) 25 (26%) 72 ( 75%)

    Dekat 11 (11,4%) 13 (13,6%) 24 ( 25%)

    Jumlah 58 (60,4%) 38 (39,6%) 96 (100%)

    Berdasarkan uji statistik dengan kai kuadrat untuk mengetahui pengaruh jarak

    umur pasien dengan saudaranya terhadap kejadian diare rotavirus didapatkan nilai

    p = 0.092. Nilai p yang lebih besar dari 0,05 ini, berarti jarak umur dengan saudara

    yang dekat yaitu kurang dari tiga tahun tidak mempengaruhi kejadian diare rotavirus.

    4.1.8. Uji regresi logistik

    Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari semua faktor

    resiko yang diteliti dan umur serta jenis kelamin terhadap kejadian diare rotavirus.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 34

    Pada tabel berikut ini disajikan hasil akhir dari delapan tahapan seleksi uji regresi

    logistik terhadap masing-masing variabel tersebut.

    Tabel 8. Hasil uji regresi logistik

    95% C.I. for EXP(B) Tahapan seleksi

    Variabel B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

    1. Tidak mendapat ASI .124 .584 .045 1 .832 1.132 .360 3.557

    2. Cuci Tangan .112 .488 .053 1 .818 1.119 .430 2.911

    3. Luas Rumah .592 1.221 .235 1 .627 1.808 .165 19.777

    4. Jenis Kelamin .376 .465 .654 1 .419 1.456 .585 3.623

    5. Jarak Umur Saudara -.486 .557 .764 1 .382 .615 .206 1.830

    6. ASI dan SusuFormula -.536 .489 1.201 1 .273 .585 .225 1.525

    7. Memasak air minum .483 .553 .766 1 .382 1.622 .549 4.790

    UMUR 3 6 bulan 2.416 1.143 4.471 1 .034 11.200 1.193 105.132UMUR 13 14 bulan 2.700 1.152 5.494 1 .019 14.875 1.556 142.195

    8.

    UMUR 7 12 bulan 2.559 1.123 5.191 1 .023 12.923 1.430 116.785 Pada tabel di atas terlihat bahwa faktor umur saja yang berpengaruh terhadap

    kejadian diare rotavirus dengan nilai p (sig.) yang semuanya lebih kecil dari 0,05.

    Dari kelompok umur tersebut ternyata didapatkan bahwa faktor resiko yang paling

    besar adalah kelompok umur 13 sampai 24 bulan (OR=14,875), diikuti kelompok

    umur tujuh sampai 12 bulan (OR=12,923) dan kelompok umur tiga sampai enam

    bulan (OR=11,2).

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 35

    4.2. Pembahasan

    Selama periode penelitian yaitu dari tanggal 21 Juni 2007 sampai 25 September

    2007 di ruang III Anak RSU Pirngadi Medan, dijumpai 226 kasus diare pada anak

    berumur di bawah dua tahun yang menjalani rawat inap. Dari jumlah tersebut yang

    memenuhi persyaratan inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 96 orang dengan 58

    anak ditemukan Rotavirus dalam tinjanya, sedangkan yang tidak ditemukan

    Rotavirus dalam tinjanya lebih sedikit yaitu sebanyak 38 anak dan kelompok terakhir

    ini tidak dibahas dalam penelitian ini. Berdasarkan data tersebut didapat angka

    insidensi diare rotavirus dari penelitian ini adalah sebesar 58/226 atau 25,66 %.

    Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Vargas dkk (2004) di

    Ifakara,Tanzania; Eko Raharjo dan Suharyono (Raharjo dkk,1993) di Jakarta Utara

    pada tahun 1990, menunjukkan kasus diare rotavirus di tempat-tempat beriklim

    tropis lebih banyak ditemukan pada musim kemarau dengan puncak kejadian di

    bulan Juli dan Agustus. Dalam hal ini, ada atau tidaknya pengaruh musim terhadap

    kejadian diare rotavirus, diperlukan penelitian lebih lanjut.

    Demikian juga bila ditinjau dari faktor umur, ternyata umur mempunyai

    pengaruh terhadap kejadian diare rotavirus, seperti penelitian sebelumnya oleh Purba

    dkk (1979) dan Razali dkk (1982) bahwa pada pasien diare cair akut di bawah 24

    bulan lebih banyak disebabkan oleh infeksi Rotavirus.

    Tabel 1 di atas memperlihatkan bahwa kasus diare rotavirus paling banyak

    ditemukan pada kelompok umur tujuh sampai 12 bulan, dan yang paling sedikit

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 36

    adalah di bawah tiga bulan. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh

    Black dkk (Midthun dan Black, 2000) di Bangladesh dan Salinas dkk (2004) di

    Valencia, Venezuela. Adanya antibodi maternal yang didapat secara transplasenta

    dapat menjelaskan sedikitnya kasus diare rotavirus di bawah usia tiga bulan (Hart

    dkk,2000; Zahn dan Marshall,2006), sedangkan berdasarkan uji regresi logistik,

    ternyata didapatkan bahwa yang merupakan faktor resiko terbesar adalah kelompok

    umur 13 sampai 24 bulan (OR=14,875), diikuti kelompok umur tujuh sampai 12

    bulan (OR=12,923) dan kelompok umur tiga sampai enam bulan (OR=11,2). Hal ini

    bisa dimengerti karena semakin bertambah umur di atas tiga bulan, antibodi maternal

    sudah semakin berkurang dan hilang.

    Pada kasus diare rotavirus juga ditemukan bahwa pasien laki-laki adalah lebih

    banyak dari perempuan. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh

    Purba dkk (1979), Ramayati dkk (1982) dan Razali dkk (1982) di RSU Pirngadi

    Medan. Meskipun demikian hasil uji statistik memperlihatkan bahwa jenis kelamin

    tidak mempengaruhi terjadinya diare Rotavirus.

    Penderita diare rotavirus yang tidak mendapat ASI adalah yang paling banyak

    yaitu 27,1% dibandingkan dengan kelompok yang mendapat ASI saja (15,6%) dan

    kelompok yang mendapat ASI dan susu formula (17,7%). Secara deskriptif

    diperlihatkan bahwa kelompok yang mendapat ASI lebih sedikit kasus diare

    rotavirusnya dibandingkan dengan kelompok yang sama sekali tidak mendapat ASI,

    hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa di dalam ASI terdapat lactadherin yang

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 37

    berfungsi secara penghambat kompetitif untuk melindungi dari infeksi Rotavirus

    (Newburg dkk, 1998). Akan tetapi uji statistik mendapatkan hasil bahwa pemberian

    ASI kepada bayi tidak berpengaruh terhadap terjadinya diare rotavirus oleh karena

    itu perlu dipikirkan lebih lanjut mengenai adanya pengaruh dari kuantitas dan

    kualitas ASI, subyektivitas jawaban dari responden, ikut mempengaruhi keakuratan

    data, yang merupakan kelemahan penelitian ini.

    Pada penelitian ini sebagian besar responden mengaku ada memasak air sampai

    mendidih dan ternyata kasus diare rotavirus masih lebih banyak dari yang bukan

    disebabkan oleh Rotavirus. Hal ini didukung oleh hasil uji statistik yang menyatakan

    bahwa memasak air sampai mendidih tidak mempengaruhi kejadian diare rotavirus,

    dan sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Guardado (2004) di negara-negara

    maju yang sudah ada suplai air bersih bahwa pemakaian air bersih tidak berpengaruh

    terhadap penyebaran Rotavirus.

    Penelitian ini menemukan bahwa kebiasaan cuci tangan tidak mempengaruhi

    kejadian diare rotavirus. Hal ini dibuktikan oleh kasus diare rotavirus yang lebih

    banyak dari diare bukan rotavirus dan juga sesuai temuan Guardado (2004) di

    negara-negara maju bahwa perbaikan higiene tidak berpengaruh terhadap

    penyebaran Rotavirus.

    Penelitian ini mendapatkan bahwa rumah tempat tinggal yang padat tidak

    mempengaruhi kejadian diare rotavirus. Hasil yang berbeda dengan kebiasaan virus

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 38

    ini yang sering menyerang anak-anak yang hidup dalam kelompok yang padat

    (Soedarto, 2004).

    Penelitian ini juga menemukan bahwa jarak umur dengan saudara yang dekat

    yaitu kurang dari tiga tahun tidak mempengaruhi kejadian diare rotavirus . Hal ini

    dimungkinkan bila orangtua mempunyai waktu yang cukup banyak untuk mengurus

    anak-anak mereka.

    Dari semua faktor yang sudah dibahas diatas baik yang bukan termasuk dalam

    tujuan penelitian yaitu umur penderita diare cair akut, jenis kelamin, dan yang

    termasuk dalam tujuan penelitian, ternyata setelah dilakukan uji statistik secara

    regresi logistik didapatkan bahwa faktor umur adalah yang paling berpengaruh

    terhadap kejadian diare rotavirus. Dari kelompok ini, ternyata yang paling besar

    resikonya adalah umur 13 sampai 24 bulan.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 39

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Dari faktor-faktor berikut ini, yaitu pemberian air susu ibu, memasak sampai

    mendidih air untuk minum atau susu, cuci tangan sebelum memberi makan/ minum

    kepada anak, kepadatan penghuni rumah penderita yang padat, jarak umur anak yang

    dekat dalam keluarga, jenis kelamin dan umur, ternyata yang berpengaruh adalah

    faktor umur, serta pemberian imunisasi dapat dilakukan sebagai usaha pencegahan

    diare rotavirus pada anak berumur di bawah 24 bulan.

    5.2. Saran

    Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka pendek yaitu sekitar tiga bulan,

    sehingga tidak dapat ditentukan adanya pengaruh musim terhadap kejadian diare

    rotavirus, oleh karena itu diperlukan penelitian yang lebih lama yaitu minimal 12

    bulan dan bersifat kohort prospektif.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 40

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdoerrachman,M.H.; Alatas,H.; Dahlan,A.; dkk. 1991. Gastroenterologi. Dalam:

    Rusepno H. dan Husein A. (Penyunting). Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak.

    Cetakan ke-6. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Jakarta. hlm. 283 284,310-

    311.

    Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2006. Peningkatan ketahanan

    keluarga dalam mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Dikutip dari: URL:

    http://www.bkkbn.go.id/ditfor/download/program/ketahanan%20keluarga06.doc

    Bass,D..M. 2004. Rotavirus and other agents of viral gastroenteritis. In: Behrman

    R.E.; Kliegman R.M. and Jenson H.B. (Eds). Nelson Textbook of Pediatrics.17th

    Edition. Saunders. Philadelphia. pp.1081 1083.

    Bia,F.J.;Brady,J.P.;Brady,L.W.; et al. 1994. Kamus Kedokteran Dorland.Terjemahan

    dari Dorlands Illustrated Medical Dictionary.Oleh Rima M.H.; Andry H.;Willie

    J.; dkk. Edisi ke-26. EGC. Jakarta. hlm. 916, 1491.

    Brooks,G.F.; Butel,J.S. and Morse,S.A. 2005. Reovirus dan rotavirus. Dalam: Dripa

    S.(Penyunting).Mikrobiologi Kedokteran.Terjemahan dari Medical Microbiology

    Oleh Nani W. Edisi ke-1. Salemba Medika. Jakarta. hlm. 171 176.

    Ditjen PP-PL.2000. Penyakit virus akut, gastroenteritis. Dalam:I Nyoman Kandun

    (Penyunting).Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Terjemahan dari Control

    of Communicable Diseases Manual. Edisi ke-17. Jakarta. hlm. 227 229.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

    http://www.bkkbn.go.id/ditfor/download/program/ketahanan keluarga06.doc

  • 41

    Elliot,E.J. and Payne,J.R.D. 2004. Acute infectious diarrhoea and dehydration in

    children. Med J Aust. 181: 565 570.

    Guardado,J.A.A; Turcios,R.M.; Fuentes,R.A.C.; et al. 2004. Rotavirus in El Salvador

    An outbreak, surveillance and estimates of disease burden, 2000 - 2002. Pediatr

    Infect Dis J. 23: 156 160.

    Hart, C.A.; Cunliffe, N.A. and Bresee, J.S. 2003. Diarrhoea caused by viruses. In:

    Gordon C. and Alimuddin Z. (Eds). Mansons Tropical Diseases. 21st Edition.

    Saunders. London. p. 826.

    Hsu,V.P.; Abdul Rahman, H.; Swee,L.W.; et al. 2005. Estimates of the burden of

    rotavirus disease in Malaysia. J Infect Dis. 192: 80 86.

    Kepmenkes RI.2004. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

    di Kabupaten/Kota. Jakarta. hlm. 62.

    Lane,T. 2003. Exclusive breast-feeding lower risk of diarrhea. Int Family Planning

    Perspective. 29:105.

    Loebis, S.; Purba, D.; Ramayati, R.; Meliala, R. dan Siregar, H. 1979. Rotavirus

    Gastroenteritis di Medan. Laporan kedua. hlm. 1 9.

    Madiyono,B.; Mz Moeslichan,S.; Sastroasmoro,S.; Budiman,I. dan Purwanto, S.H.

    2002. Perkiraan besar sampel. Dalam: Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.

    Edisi ke-2. Sagung Seto. Jakarta. hlm. 270.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 42

    Midthun,K. and Black,R.E. 2000.Viral diarrheas. In: Alan J.M.;Larry W.L.and Theo

    dore,F.T.(Eds).Hunters Tropical Medicine and Emerging Infectious Diseases.

    8th Edition. WB Saunders. Philadelphia. pp. 220 223.

    Nasar,S.S. dan Sudibjo,S. 1991. Gizi. Dalam: A.H. Markum; Sofyan I.; Husein A.;

    Arwin A.;Agus A. dan Sudigdo S.(Penyunting).Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak

    Jilid 1. FKUI .Jakarta. hlm. 163 - 164.

    Newburg, D.S.; Peterson, J.A.; Palacios, G.M.R.; et al. 1998. Role of human milk

    lactadherin in protection against symptomatic rotavirus infection. Lancet. 351 :

    1160-1164.

    Notoatmodjo,S. 2003. Kesehatan lingkungan. Dalam: Prinsip-prinsip Dasar Ilmu

    Kesehatan Masyarakat. Cetakan ke-2. Rineka Cipta. Jakarta. hlm. 151.

    Noerasid,H.; Suraatmadja,S. dan Asnil, P.O. 1994. Gastroenteritis ( Diare ) akut.

    Dalam: Suharyono, Aswitha B. dan E.M. Halimun(Penyunting).Gastroenterologi

    Anak Praktis. Cetakan ke-2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. hlm. 52, 76.

    Padmawati,I.A. 1997. Manajemen laktasi. Dalam: Soetjiningsih (Penyunting). ASI,

    Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Cetakan ke-1. EGC. Jakarta. hlm. 94.

    Pickering,L.K. and Cleary,T.G. 2004. Infections of the gastrointestinal tract. In:

    Gershon,A.A.; Hotez,P.J. and Katz,S.L. (Eds). Krugmans Infectious Diseases

    of Children. 11th Edition. Mosby. Philadelphia. p.222.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 43

    Pittet,D.; Harbarth,S.; Ruef,C.; et al.1999. Prevalence and risk factors for nosocomial

    infections in four university hospitals in Switzerland. Infect Control Hosp

    Epidemiol. 20: 37 42.

    Purba,D.; Sitepu,N.; Loebis,M.S.; Sutanto,A.H. dan Siregar,H. 1979. Gastroenteritis

    karena rotavirus di RS Dr.Pirngadi Medan. Laporan pertama. hlm. 1 7 .

    Raharjo,E.; Heriyanto,B. dan Yuwono, D. 1993. Diare rotavirus pada anak usia di

    atas lima tahun dan orang dewasa di Jakarta Utara.Cermin Dunia Kedokteran 84:

    51 54.

    Ramayati, R.; Noeriman, A.J; Tambunan, S.; Sutanto, A.H. dan Siregar, H. 1982.

    Rotavirus gastroenteritis di Medan ( laporan ketiga ). Dalam: I. Sudigbia; Ag.

    Sumantri; Soedibyakti A.; dkk (Penyunting). Kumpulan Makalah Pertemuan

    Ilmiah Berkala ke VIII Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia.

    BKGAI. Semarang. hlm. 247.

    Razali,A.; Jufri,A.; Karo-karo,M.; Sutanto,A.H. dan Siregar,H. 1982. Rotavirus

    gastroenteritis di Medan ( laporan keempat ). Dalam: I. Sudigbia; Ag.Sumantri;

    Soedibyakti A.; dkk(Penyunting).Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Berkala

    ke VIII Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia. BKGAI. Semarang.

    hlm. 251.

    Richardson,S.; Grimwood,K.; Gorrell,R.; et al. 1998. Extended excretion of rotavirus

    after severe diarrhoea in young children. Lancet. 351: 1844 1848.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 44

    Roesli Utami. 2005. Apa itu ASI eksklusif ? Dalam: Mengenal ASI eksklusif.

    Cetakan ke-3. Trubus Agriwidya. Jakarta. hlm. 3.

    Saleemi,M.A.; Zaman,S.; Akhtar, H.Z.; et al. 2004. Feeding patterns, diarrhoeal ill

    ness and linear growth in 0 24 month old children. J Trop Pediatr.50:164169.

    Salinas,B.;Gonzales,G.;Escalona,M.;Gonzalez,R.; Materan, M. and Schael, I.P.2004

    Epidemiologic and clinical characteristic of rotavirus disease during five years of

    surveillance in Venezuela. Pediatr Infect Dis J. 23: 161 167.

    Soedarto. 2004. Penyakit virus pada pencernaan. Dalam:Sinopsis virologi kedokteran

    Cetakan ke-1. Airlangga University Press. Surabaya. hlm. 109 110.

    Soetjiningsih. 1997. Peran air susu ibu dalam pencegahan dan penatalaksanaan diare

    akut. Dalam: Soetjiningsih (Penyunting). ASI, petunjuk untuk tenaga kesehatan.

    Cetakan ke-1. EGC. Jakarta. hlm. 65, 68.

    Sondheimer,J.M.2003. Gastrointestinal tract. In:William W.H.;Anthony R.H.; Myron

    J.L. and Judith M.S. Current pediatrics diagnosis and treatment.16thEdition. The

    McGraw-Hill Companies. Singapore. p.630.

    Suharyono. 1986. Diskusi. Dalam: Diare Akut. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

    Universitas Indonesia. Jakarta. hlm. 196 198.

    Suharyono. 1991. Diare akut. Dalam: Diare Akut, Klinik dan Laboratorik. Cetakan

    ke-1. Rineka Cipta. Jakarta. hlm. 2.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 45

    Sungkapalee,T.; Puntukosit,P.; Eunsuwan,O.; Theamboonlers,A.; Chongsrisawat,V.

    and Poovorawan, Y. 2006. Incidence and clinical manifestations of rotavirus in

    fection among children with acute diarrhea admitted at Buri Ram Hospital,

    Thailand. Southeast Asian J Trop Med Public Health. 37:1125 - 1131.

    Sunoto. 1991. Penyakit radang usus: infeksi. Dalam: A.H.Markum;Sofyan I.;Husein

    A.; Arwin A.; Agus A. dan Sudigdo S. (Penyunting). Buku ajar Ilmu Kesehatan

    Anak. Jilid 1. FKUI. Jakarta. hlm. 448 450.

    Thapar,N. and Sanderson,I.R. 2004. Diarrhoea in children : an interface between

    developing and developed countries. Lancet. 363: 641 653.

    Vargas,M.; Gascon,J.; Casals,C.; Schellenberg,D.; Urassa,H.; Kahigwa,E.;et al.2004

    Etiology of diarrhea in children less than five years of age in Ifakara, Tanzania.

    Am J Trop Med Hyg. 70: 536 539.

    World Health Organization. 2005. The treatment of diarrhoea. A manual for

    physicians and other senior health workers. 4th Revision. Geneva. pp. 4, 8.

    Wyllie,R. 2004. Clinical manifestations of gastrointestinal disease. In:Behrman R.E.

    Kliegman R.M. and Jenson H.B.(Eds).Nelson Textbook of Pediatrics.17thEdition.

    Saunders. Philadelphia. p.1201.

    Zahn, M. and Marshall, G.S. 2006. Clinical and epidemiological aspects of rotavirus

    infection. Pediatr Ann. 35: 23 28.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 46

    Lampiran 1.

    Pendeteksian Rotavirus dengan alat VIKIAR Rota-Adeno .

    A. Bahan dan peralatan yang diperlukan

    1. Tinja.

    Waktu pengambilan tinja yang paling baik adalah mulai saat timbulnya diare

    sampai dengan 5 hari kemudian. Tinja yang diambil harus dimasukkan ke dalam

    tempat yang bersih, kering, dan tidak mengandung deterjen, ataupun media transpor.

    Tinja diambil sebanyak 1 sampai 2 ml atau 1 sampai 2 gram. Sampel tersebut harus

    segera dibawa ke laboratorium dalam waktu 6 jam atau bila tidak harus disimpan

    pada suhu 2 sampai 8 oC dan harus diperiksa dalam waktu kurang dari 72 jam. Bila

    tidak bisa diperiksa dalam waktu 72 jam, maka harus dibekukan pada suhu -31

    sampai -19 oC.

    2. VIKIAR Rota-Adeno.

    Alat ini terdiri dari 3 komponen yaitu perangkat uji ( test device ) yang siap

    pakai, alat penetes spesimen yang diperuntukan sekali pakai, dan larutan dapar

    dalam tempat ( vial ) yang sudah dilengkapi batang aplikator.

    3. Petunjuk waktu

    4. Alat pemutar ( centrifuge ) dan pipet, bila diperlukan.

    B. Cara kerja

    1. Sebelum uji dilakukan, sampel tinja tersebut diletakkan dulu pada suhu

    ruangan ( 15 sampai 30 oC ).

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 47

    2. Ambil tinja sebanyak 50 mg dengan batang aplikator yang sudah tersedia dan

    dimasukkan dalam vial yang sudah berisi larutan dapar. Bila tinjanya encer, maka

    diambil dengan menggunakan pipet dan teteskan sebanyak 2 tetes ( kira-kira 50

    mikroliter ) ke dalam vial tersebut.

    3. Tutup vial tersebut dan goyang sampai homogen.

    4. Setelah larut homogen, maka teteskan 2 tetes larutan tersebut ke perangkat uji.

    C. Interpretasi hasil

    Teknik penyiapan dan pengolahan sampel yang benar dibuktikan dengan

    munculnya garis kontrol ( warna ungu ). Bila garis tersebut tidak muncul, maka

    sampel harus diulangi. Bila muncul garis biru, berarti Rotavirus positif, dan bila

    muncul garis merah berarti Adenovirus positif. Bila garis petanda untuk masing-

    masing virus tersebut tidak muncul, maka hasil pemeriksaan adalah negatif.

    D. Spesifikasi alat

    Alat ini bekerja dengan teknik immunochromatography (ICT) yang mempunyai

    sensitivitas sebesar 96,1% dan spesifisitas sebesar 97,2% terhadap Rotavirus.

    Sedangkan terhadap Adenovirus mempunyai sensitivitas sebesar 97,6% dan

    spesifisitas sebesar 98,3%.

    Hasil pemeriksaan juga cukup akurat karena tidak terdapat reaksi silang dengan

    bakteri, virus dan jamur yang bisa ditemukan di tinja.

    Guntur: Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Rotavirus Akut, 2008. USU e-Repository 2008

  • 48

    Lampiran 2. Surat Persetujuan Komite Et