07_Pednis_bertekanan_2009

49
  DIREKTORAT PENGELOLAA N A IR DI REKTORAT JENDERAL PENG ELOLAAN LAHAN DAN AIR DEPARTEME N PERTANI AN 2009 PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN TA. 2009 PT - PLA C.3. 3 - 200 9

Transcript of 07_Pednis_bertekanan_2009

Page 1: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 1/49

 

 

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIRDIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

DEPARTEMEN PERTANIAN

2009

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN

TA. 2009

PT - PLA C.3.3 - 2009

Page 2: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 2/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

1

I. PENDAHULUAN

  A. Latar Belak ang

Tujuan Pembangunan pertanian yang ingin dicapai pada tahun

2009-2014 antara lain adalah peningkatan kesejahteraan petani

melalui peningkatan nilai tambah dan pemilihan produk yang

berdaya saing, tangguh dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan

tujuan tersebut Departeman Pertanian memfasilitasi sarana dan

prasarana fisik untuk pengembangan usaha agribisnis pedesaan disentra produksi komoditas unggulan.

Dalam pengembangan komoditas unggulan tanaman maupun

ternak, air merupakan faktor determinan keberhasilan sistem

budidaya. Argumennya, air merupakan komponen utama (lebih

dari 80%) penyusun tanaman maupun ternak sekaligus berperan

penting dalam proses metabolisme. Itulah sebabnya mengapa

kekurangan atau kelebihan air untuk tanaman dapat berdampak 

negatif terhadap pertumbuhan dan atau perkembangan tanaman

dan ternak bahkan berdampak langsung terhadap kualitas produk 

yang dihasilkan.

Model pengusahaan tanaman dengan menyesuaikan karakteristik iklim khususnya jumlah curah hujan, hari hujan dan

penyebarannya yang dilaksanakan belakangan ini umumnya

kurang efektif dan efisien, karena intensitas, frekuensi dan durasi

Page 3: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 3/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

2

anomali iklim cenderung meningkat. Apalagi pola penyebaran

produksi biasanya akan seirama dengan pola curah hujan

(musiman) tetapi seringkali tidak seirama dengan permintaan

pasar yang relatif tetap sepanjang tahun. Untuk dapat mencukupi

kebutuhan air pada fase pertumbuhan tanaman, sehingga dapat

menyesuaikan antara waktu panen dan permintaan pasar, maka

pelaksanaan pengelolaan air melalui irigasi sangat dibutuhkan

khususnya untuk memenuhi kebutuhan air di musim kemarau atau

di luar musim.

Berdasarkan sumber air irigasi, maka irigasi dibagi dalam dua

kategori yaitu irigasi permukaan dan irigasi air tanah, yang

biasanya dengan memakai pompa. Dalam implementasinya di

lapangan, oleh karena air irigasi yang bersumber dari air tanah

memerlukan biaya investasi relatif mahal, maka pendayagunaan

air yang dihasilkan dari pompa perlu diarahkan kepada Tanaman

Bernilai Ekonomi Tinggi (TBET).

Sehubungan dengan jumlah air relatif terbatas, sementara

permintaan air terus meningkat, maka secara alamiah akan terjadi

kompetisi penggunaan air antar sektor (pertanian, air minum,

domestik dan industri), antar wilayah dan antar waktu. Untuk 

mengantisipasi kompetisi dalam distribusi dan alokasi air antar

sektor, maka pemanfaatan air yang efisien mutlak diperlukan.

Salah satu cara adalah dengan penerapan sistim irigasi

bertekanan. Meskipun awalnya membutuhkan investasi yang relatif 

Page 4: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 4/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

3

tinggi, namun dengan perhitungan dan penentuan desain yang

akurat, operasional dan pemeliharaan yang tepat, pemanfaatan air

dengan sistem irigasi bertekanan akan menguntungkan pada

komoditi TBET. Dengan demikian pengetahuan, pengalaman

terhadap penentuan desain, pelaksanaan, permintaan pasar

mutlak dibutuhkan.

B. Tujuan dan Sasaran

1.  Tujuan

a.  Memberi contoh pengelolaan air yang efektif dan efisien

melalui pemanfaatan teknologi irigasi bertekanan pada

areal yang selama ini mengalami keterbatasan air.

b.  Menyebarluaskan teknologi irigasi bertekanan kepada

petani di daerah sentra produksi pertanian.

2. Sasaran 

Sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah:

a.  Terbangunnya percontohan pengelolaan air yang efektif 

dan efisien dengan teknologi irigasi bertekanan.

b.  Dikenalnya teknologi irigasi bertekanan oleh petani.

C. Istilah

Page 5: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 5/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

4

Beberapa istilah yang dipergunakan dalam Buku Pedoman Teknis

ini mempunyai pengertian sebagai berikut :

1.    Air Permukaan adalah air yang berasal dari sumber air

permukaan.

2.    Air Tanah adalah air yang tersimpan dalam cekungan air

dalam tanah.

3.  Evapotranspirasi tanaman adalah proses penguapan melalui

mulut daun tanaman dan media tumbuhnya.

4.  Irigasi bertekanan adalah sistim pemberian air ke lahan

pertanian dengan menggunakan tekanan ( pressure ). Jenisnya

adalah curah (sprinkler ) dan tetes (drip ). Irigasi bertekanan

yang dimaksud dalam buku pedoman ini adalah irigasi

sprinkler/tetes. 

5.  Koefisien keseragaman/ coefficient of uniformity adalah

keseragaman penyebaran air dari sprinkler/tetes.

6.  Static Water level adalah tingkat tinggi permukaan air yang

statis dari sumber air biasanya untuk air sumur tanah.

7.  Tanaman Bernilai Ekonomi Tinggi (TBET) adalah suatu

  jenis tanaman yang mempunyai produksi dengan nilai jual

tinggi.

Page 6: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 6/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

5

8.  Volumerious  adalah sifat produk hortikultura yang memakan

tempat /besar walaupun relatif ringan dan banyak 

mengandung air.

Page 7: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 7/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

6

II. PELAKSANAAN

 A.  Lokasi

Kegiatan pengembangan irigasi bertekanan dilaksanakan di areal

pengembangan tanaman hortikultura dan perkebunan. Lokasi

pengembangan irigasi bertekanan harus didelinasi dengan

menunjukkan posisi koordinatnya (LU/LS dan BT/BB).

B.  SID

Kegiatan Survey, Investigasi dan Desain (SID) dilaksanakan

meliputi Survey Investigasi (CP/CL) dan Desain (pengukuran,

penggambaran dan penyusunan RAB)

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan calon lokasi

percontohan irigasi bertekanan dan untuk mengidentifikasi calon

petani yang akan mengerjakan pelaksanaan kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan SI (CP/CL) ini dilakukan secara swakelola

oleh petugas Dinas Pertanian.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan SI:

a.  Persyaratan lokasi mempertimbangkan:

1)  Sentra produksi hortikultura/perkebunan rakyat yang

potensial dan sudah berkembang.

Page 8: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 8/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

7

2)  Lokasi percontohan strategis, mudah dilihat dan

dikunjungi.

3)  Tersedia infrastruktur yang baik dari dan ke lokasi

misalnya jalan, telekomunikasi, listrik dan sarana

transportasi.

4)  Sumber air tersedia dengan jumlah dan kualitas yang

memadai, diutamakan sumber air permukaan.

Seyogyanya sumber air berada di elevasi yang lebih

tinggi dari lahan yang diairi sehingga memungkinkan

terjadinya beda tinggi tekanan air yang

memungkinkan untuk beroperasinya sistem irigasi

sprinkler/ tetes.

5)  Di lokasi pengembangan terdapat kelompok tani yang

aktif dan berdedikasi tinggi.

6)  Lokasi contoh lahan milik petani dan sekaligus

penggarap berdasarkan kesepakatan kelompok.

7)  Penempatan lokasi tidak menyebabkan kecemburuan

sosial bagi petani sekitarnya.

8)  Luas layanan untuk irigasi sprinkler minimal ½ hektar

per 1 unit, sedangkan untuk irigasi tetes minimal ¼

hektar per 1 unit.

b. Persyaratan Petani dan Kelompok Tani

Page 9: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 9/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

8

Beberapa persyaratan petani dan kelompok tani yang

diperlukan dalam pengembangan irigasi bertekanan :

1.  Membutuhkan teknologi irigasi bertekanan dan

bersedia menerapkan teknologi ikutannya dan bersedia

menanam tanaman bernilai ekonomi tinggi.

2.  Relatif maju dalam penguasaan teknologi,

pengusahaan yang berorientasi pasar dan bisnis.

3.  Bersedia mengoperasikan, memelihara irigasi

bertekanan secara berkelompok dan menanggung

seluruh biaya operasional dan pemeliharaan.

4.  Berkomitmen terhadap peraturan yang disepakati

bersama antar petani dan Dinas yang berkompeten.

5.  Petani atau kelompok tani belum pernah mendapatkan

bantuan peralatan sejenis.

C. Pelaksanaan Desain Sederhana 

Desain sederhana dilaksanakan dengan melakukan pemilihan

lokasi sesuai kriteria ditinjau dari aspek teknis, sosial dan budaya,

ekonomis dan lingkungan.

Laporan Desain Sederhana minimal melampirkan :1.  Keadaan umum lokasi percontohan

Page 10: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 10/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

9

2.  Cakupan luasan, desain dalam bentuk peta detail (skala 1:

5.000). Ketentuan teknis desain irigasi bertekanan dapat

dilihat pada lampiran 2.

3.  Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) secara terinci /

detail. RAB dihitung sampai jaringan irigasi bertekanan

(sprinkler/tetes) terpasang dan siap beroperasi.

4.  Permasalahan dan penanggulangannya serta rencana

pengembangan.

5.  Letak lokasi ditentukan dengan koordinat LU/LS dan BT/BB.

Hasil akhir dari desain sederhana dijadikan sebagai dasar untuk 

dokumen pengadaan bahan, peralatan dan pemasangan instalasi

irigasi bertekanan, yang diikuti dengan sosialisasi desain

sederhana di lokasi yang akan dibangun.

D. Pelaksanaan Pengadaan Bahan dan Peralatan  

Kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan dan peralatan meliputi:

1.  Pengadaan bahan dan peralatan serta pemasangan instalasi

irigasi bertekanan dilaksanakan segera setelah desain

sederhana selesai dilaksanakan. Bila elevasi sumber air lebih

tinggi dibandingkan lahan yang diairi sehingga

memungkinkan dapat beroperasinya sistem irigasibertekanan (sprinkler/tetes), maka pengadaan pompa air

tidak diperlukan.

Page 11: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 11/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

10

2.  Pelaksanaan pengadaan irigasi bertekanan berpedoman

kepada Kepres No. 80 tahun 2003 tentang Pengadaan

Barang dan Jasa beserta perubahan-perubahannya.

E. Pelaksanaan Konstruk si

Pelaksanaan konstruksi mencakup:

1.  Pemasangan jaringan irigasi bertekanan dilaksanakan oleh

pihak ke III (rekanan) yang telah ditunjuk / ditetapkan

sebagai pelaksana.

2.  Pemasangan dilakukan berdasarkan hasil desain yang telah

disusun

3.  Penyiapan sumber air dan sistem salurannya.

4.  Penyaluran air ke pertanaman melalui irigasi bertekanan.

5.  Ujicoba (running test)  pemanfaatan sistem irigasi

bertekanan.

F. Operasi dan Pemeliharaan

Ketentuan tentang operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi

bertekanan adalah sebagai berikut:

1.  Operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi bertekanan

diserahkan kepada petani/kelompok tani atau penerima

manfaat

2.  Biaya operasional dan pemeliharaan menjadi beban /

tanggung jawab petani / kelompok tani penerima manfaat.

Page 12: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 12/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

11

G. Pembinaan

Pembinaan terhadap penerima manfaat dilakukan oleh Dinas

teknis terkait. Pembinaan antara lain terhadap teknik operasional

dan pemeliharaan jaringan irigasi bertekanan, pemilihan komoditi,

teknik budidaya dan lain-lain.

H. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan kegiatan adalah Januari – Desember 2009

seperti pada lampiran 1.

I. Pelatihan

Pelatihan dilakukan agar investasi irigasi bertekanan yang biayanya

mahal dapat dijaga keberlanjutannya. Peserta pelatihan meliputi:

1.  Petani atau penerima manfaat, bidang yang diberikan pada

pelatihan terutama dalam hal operasional dan pemeliharaan.

2.  Pelaksana, bidang yang diberikan pada pelatihan terutama

dalam hal pengadaan dan pemasangan jaringan irigasi

bertekanan.

J. Pembiayaan

1.  Dana tugas pembantuan dari Ditjen PLA disediakan dalam

bentuk belanja modal irigasi.

Digunakan untuk pengadaan bahan, peralatan dan konstruksi

sistem irigasi bertekanan (sprinkler / tetes).

Page 13: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 13/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

12

2.  Dana pendukung dari APBD 

Digunakan untuk CP CL, pembuatan desain sederhana,

pembinaan, monitoring dan pengawasan. 

Page 14: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 14/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

13

III . INDIK ATOR KINERJA 

Beberapa indikator kinerja yang dipergunakan sebagai ukuran

untuk menilai kinerja kegiatan percontohan irigasi sprinkler/tetes

adalah sebagai berikut :

 A.  Keluaran (Output ) :

Terbangunnya percontohan irigasi bertekanan menunjang

tanaman pangan sebanyak 17 di 10 provinsi, hortikultura

sebanyak 29 unit di 10 provinsi, perkebunan sebanyak 13

unit di 3 Provinsi dan peternakan 5 unit di 3 provinsi .

B.  Hasil (Outcome ) :

a.  Berfungsinya / dimanfaatkannya percontohan irigasi

bertekanan menunjang tanaman pangan sebanyak 17 di

10 provinsi, hortikultura sebanyak 29 unit di 10 provinsi,

perkebunan sebanyak 13 unit di 3 Provinsi dan

peternakan 5 unit di 3 provinsi .

b.  Meningkatnya rasa memiliki dan rasa tanggung jawab

petani dalam percontohan irigasi bertekanan.

C.  Manfaat (Benefit ) :

Page 15: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 15/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

14

Dikenalnya teknologi irigasi bertekanan oleh masyarakat

D.  Dampak (Impact ) :

Meningkatnya pendapatan usaha tani pada sentra produksi

pertanian.

Page 16: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 16/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

15

IV. MONITORING DAN EVALUASI

 A.  Monitoring

Monitoring dilakukan terhadap pelaksanaan Pengembangan Irigasi

Bertekanan TA. 2009.

1.  Monitoring dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas yang

menangani kegiatan ini di tingkat kabupaten/kota.

2.  Monitoring dititikberatkan pada pelaksanaan pembangunan

irigasi bertekanan

3.  Hasil monitoring merupakan bahan laporan sebagaimana

format laporan pada lampiran 3. Laporan tersebut

disampaikan kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan

dan Air c.q. Direktur Pengelolaan Air dengan alamat:

Direktorat Pengelolaan Air Jl. Taman Margasatwa No. 3

Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550 dan kepada

Dinas Lingkup Pertanian Provinsi.

B.  Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara swakelola oleh Dinas yang menangani

kegiatan ini di tingkat Kabupaten/Kota.

Page 17: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 17/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

16

C.  Perkembangan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Fisik dan

Keuangan

Dalam melakukan penilaian/ pembobotan kemajuan pelaksanaan

pekerjaan fisik dan keuangan dapat dilihat pada tabel berikut ini

dengan mengacu pada Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Pengembangan Irigasi Bertekanan (lampiran 1).

Page 18: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 18/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

17

Tabel 1. Tahapan Kegiatan dan Pembobotan Pelaksanaan

Kegiatan Fisik dan Keuangan

NO.  KEGIATAN  Bobot (%) 

A  Persiapan  20 1  CPCL  4 

2  SK‐SK  4 

3  RKS,HPS  4 

4  Penetapan Pelaksana  4 

5  Kontrak  4 

B  PELAKSANAAN  80 1  KONSTRUKSI  80 

TOTAL  100 Ket: 

Pembobotan dilakukan berdasarkan  jumlah pencairan dana ke 

rekening kelompok sesuai dengan RUKK (Rancangan Usulan 

Kegiatan Kelompok) 

Contoh: 

Tahap 1:  20%  20/100*75  = 15 

Tahap 2:  80%  80/100*75  = 60 

D.  Laporan Akhir

1.  Setelah pelaksanaan / percontohan pengembangan irigasi

bertekanan selesai, Kepala Dinas Lingkup Pertanian

Page 19: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 19/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

18

Kabupaten yang bersangkutan selaku pelaksana kegiatan

wajib menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir

pelaksanaan pengembangan irigasi bertekanan, baik dari segi

fisik maupun keuangan.

2. Agar lebih informatif dan komunikatif, Laporan Akhir

dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi pada kondisi awal

pekerjaan, sedang dalam pelaksanaan dan setelah pekerjaan

selesai 100%.

3. Laporan akhir tersebut disampaikan kepada Direktur Jenderal

Pengelolaan Lahan dan Air c.q Direktur Pengelolaan Air

dengan alamat: Direktorat Pengelolaan Air Jl. Taman

Margasatwa No. 3 Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan

12550 dan kepada Dinas Lingkup Pertanian Provinsi .

Page 20: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 20/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

19

  V. PENUTUP

Disadari sepenuhnya bahwa pencapaian indikator kinerja ini

merupakan sistem yang saling terkait dan ditentukan oleh banyak 

faktor penentu lainnya, yang berjalan secara proses dan

membutuhkan waktu. Namun demikian hendaknya indikator ini

dijadikan patokan dalam melakukan penilaian terhadap hasil

kinerja, sehingga seluruh proses kegiatan harus mengacu pada

sasaran indikator tersebut.

Page 21: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 21/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

20

Lampiran 2.

KETENTUAN TEKNIS I RIGASI BERTEKANAN

Mengingat percontohan irigasi bertekanan relatif padat modal dan

teknologi serta sangat bersifat spesifik lokasi, maka dipandang perlu

adanya pedoman teknis kegiatan fisik. Pedoman ini disusun sangat

umum, yang dalam penerapan di lapangan hendaknya menyesuaikan

dengan kekhususan lokasi (specific site ). Dalam pedoman ini akan

dikemukakan tentang: (1) irigasi sprinkler dan (2) irigasi tetes.

 A. Iri gasi Sprinkler

Bagian ini akan mengemukakan: (a) komponen irigasi sprinkler (b)

kelebihan dan kekurangan irigasi sprinkler (c) tahapan desain (d)

prosedur irigasi sprinkler.

1. Komponen Irigasi Sprinkler

Irigasi sprinkler disebut juga sebagai overhead irrigation karena

pemberian air dilakukan dari bagian atas tanaman terpancar

menyerupai curah hujan. Komponen penyusun sistem irigasisprinkler adalah sebagai berikut:

a. Sumber Air Irigasi

Page 22: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 22/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

21

Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air, sumber air

yang permanen (sungai, danau, dsb), sumur, atau suatu

sistem suplai regional. Idealnya sumber air terdapat di atas

hamparan, bersih (tidak keruh) dan tersedia sepanjang

musim. Contoh sumber air irigasi dapat dilihat pada gambar

1 berikut ini:

Gambar 1. Sumber air irigasi sprinkler

b.  Sumber Energi untuk Pengairan

Sistem irigasi dapat dioperasikan dengan menggunakan sumberenergi yang berasal dari gravitasi (jauh lebih murah),

pemompaan pada sumber air, atau penguatan tekanan dengan

menggunakan pompa penguat tekanan (booster pump ). Contoh

sumber air irigasi dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:

Page 23: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 23/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

22

Lateral

Pipa Utama

Sprinklers

Hydrant

Stasiun Pompa

 

Gambar 2. Energi penggerak (pompa) irigasi sprinkler

c. Jaringan Pipa yang terdiri dari :

•  Lateral , merupakan pipa tempat diletakkannya sprinkler

•  Manifold , merupakan pipa dimana pipa-pipa lateral

dihubungkan.

•  Valve line , merupakan pipa tempat diletakkan katup air. 

•  Mainline, merupakan pipa yang dihubungkan dengan valve 

line.

•  Supply line, merupakan pipa yang menyalurkan air dari

sumber air.

Skema jaringan irigasi sprinkler dan contoh jaringan pipa dapat

dilihat pada gambar 3 berikut ini:

Gambar 3. Skema jaringan irigasi sprinkler

Page 24: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 24/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

23

Sesuai dengan kapasitas dan luas lahan yang diairi serta kondisi

topografinya, tata letak sistem irigasi sprinkler dapat digolongkan

menjadi tiga, yaitu :

a.  Farm System , sistem dirancang untuk suatu luas lahan dan

merupakan satu-satunya fasilitas pemberian air irigasi.

b.  Field System , sistem dirancang untuk dipasang di beberapa

lahan pertanian dan biasanya dipergunakan untuk pemberian

air pendahuluan pada lokasi persemaian.

c.  Incomplete Farm System , sistem dirancang untuk dapat

diubah dari Farm System  menjadi Field System  atau

sebaliknya.

Efisiensi irigasi sprinkler dapat diukur berdasarkan keseragaman

penyebaran air dari sprinkler. Efesiensi irigasi sprinkler yang

tergolong tinggi (keseragaman tergolong baik) adalah bila nilaiCoefficient of Uniformity (CU) lebih besar dari 85%.

2. Tahapan Desain

Desain irigasi sprinkler dilakukan dengan mengikuti diagram alir

prosedur desain seperti pada gambar 4 .

Tahapan desain tersebut adalah sebagai berikut :

Page 25: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 25/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

24

a.  Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang meliputi sifat fisik 

tanah, air tanah tersedia, laju infiltrasi, evapotranspirasi

tanaman, curah hujan efektif, dan kebutuhan air irigasi.

b.  Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup pembuatan

skema tata letak (lay-out)  serta penetapan jumlah dan luas

sub-unit dan blok irigasi.

c.  Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit dengan

mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa dan spesifikasisprinkler. Apabila persyaratan hidrolika sub-unit tidak 

terpenuhi, alternatif langkah/penyelesaian yang dapat

dilakukan adalah (a) modifikasi tata letak, (b) mengubah

diameter pipa dan atau (c) mengganti spesifikasi sprinkler.

d.  Finalisasi (optimalisasi) tata letak.

e.  Perhitungan total kebutuhan tekanan (total  dynamic head ) dan

kapasitas sistem, berdasarkan desain tata letak yang sudah

final serta dengan mempertimbangkan karakteristik hidrolika

pipa yang digunakan.

f.  Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta tenaga/mesinpenggeraknya.

Perhitungan rancangan hidrolika sub unit merupakan tahapan

kunci dalam proses desain irigasi sprinkler. Persyaratan hidrolika

Page 26: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 26/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

25

 jaringan perpipaan harus dipenuhi untuk mendapatkan penyiraman

yang seragam (nilai  koefisien keseragaman  /coefficient of 

uniformity  harus > 85%). Mengingat jumlah dan spesifikasi

sprinkler maupun jenis dan diameter pipa yang sangat beragam,

maka tahapan rancangan hidrolika sub unit harus dilakukan

dengan metoda coba-ralat.

Page 27: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 27/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

26

Menyusun Nilai Faktor-faktor Rancangan 

Membuat SkemaLay out dan MenetapkanLuas Sub Unit dan Blok Irigasi 

Perhitungan RancanganHidrolika Sub Unit : 1. Lateral Panjang Jml sprinkler per lateral 2. Manifold a.Panjang b.Jml lateral per manifold 

Spesifikasi sprinkler qa, Ha Radius penyiraman Laju penyiraman Coefficient of Uniformity(CU) Jarak spasi 

Hidrolika pipa :Nomogram HazenWilliam Faktor Reduksi (outlet)Kminor Losses 

Modifikasi Lay-outUbah diameter pipa 

Ganti spesifikasisprinkler  

Tidak

Selesai

Finalisasi Lay-out (Optimalisasi)

Perhitungan TDH dan Kapasitas Sistem (Qs)

Penentuan :Jenis dan Ukuran Pompa Jenis dan Kekuatan TenagaPenggerak 

Pompa/mesin tersediadi pasaran/lapangan

Ya

ΔH pd lateral

≤ 11% Ha dan 

ΔH pd manifold

≤ 9%Ha

Tidak

Ya

 

Gambar 4. Prosedur Desain Irigasi Sprinkler

Page 28: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 28/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

27

3. Prosedur Desain Irigasi Sprinkler

Beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam desain irigasi

sprinkler antara lain: letak, hidrolika pipa, laju penyiraman dan

spesifikasi pompa.

a. Letak 

Dalam penentuan tata letak jaringan irigasi sprinkler, terdapat

beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain :

•  Lateral dipasang sejajar kontur lahan dan dipasang tegak 

lurus arah angin utama.

•  Pemasangan lateral yang naik sejajar dengan lereng

dihindari, pemasangan lateral yang menuruni lereng akan

memberikan keuntungan tertentu.

•  Saluran utama atau manifold  dipasang naik turun atausejajar dengan lereng.

•    Apabila memungkinkan saluran utama dipasang di suatu

tempat, sehingga saluran lateral dapat dipasang di

sekelilingnya.

•   Apabila memungkinkan lokasi sumber air berada di tengah-

tengah areal rancangan.

Page 29: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 29/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

28

Tata letak lateral yang ideal bergantung pada jumlah sprinkler

yang beroperasi serta jumlah posisi leteral, topografi dan

kondisi angin.

b. Hidrolika pipa

Kebutuhan total tekanan suatu sistem irigasi sprinkler terdiri

atas:

•  Static head adalah jarak vertikal dimana air harus diangkat

atau diturunkan antara sumber air dengan titik pengeluaran tertinggi.

•  Pressure head adalah perbedaan ketinggian antara pompa

dengan hidran tertinggi dan terendah yang

mengoperasikan lateral sepanjang pipa utama dan pipa sub

utama, yang akan memberikan nilai static head  maksimum

dan minimum.

•  Friction head  adalah kehilangan head sepanjang pipa

utama, manifold karena adanya katup dan sambungan.

•  Velocity head , kecepatan aliran dalam suatu sistem irigasi

sprinkler jarang melebihi 2,5 m/det, sehingga velocity head

dapat diabaikan.

•  Suction lift  atau perbedaan antara elevasi sumber air dan

elevasi pompa. Besarnya nilai suction lift  ini merupakan

Page 30: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 30/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

29

akumulasi antara nilai SWL (Static Water Level ) dengan

nilai surutan (drawdown ) suatu sumur.

Kehilangan head pada sub unit (ΔPs) dibatasi tidak lebih dari

20% dari tekanan operasi rata-rata sistem. Kehilangan head

(hf) pada lateral harus ≤  ΔHl, demikian juga halnya pada

manifold, kehilangan headnya (hf) harus ≤  ΔHm. Tekanan

inlet lateral yang tertinggi diambil sebagai outlet manifold pada

sub unit.

ΔPs = 20% x Ha

ΔHl = 0,55 ΔPs ± Z lateral

ΔHm = 0,45 ΔPs ± Z manifold

dimana :

ΔPs = kehilangan head yang diijinkan pada

sub-unit (m)

ΔHl = kehilangan head yang diijinkan pada lateral (m)

Ha = tekanan operasi rata-rata sprinkler (m)

ΔHm = kehilangan head yang diijinkan pada manifold (m)

Z lateral = perbedaan elevasi sepanjang lateral (m)

Z manifold = perbedaan elevasi sepanjang manifold (m)

Page 31: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 31/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

30

c. Laju Penyiraman

Dalam rancangan desain irigasi sprinkler, diameter

curahan/penyiraman nozel mempengaruhi nilai laju

penyiraman dan penentuan jarak nozel pada dan antar lateral,

serta menentukan luas lahan yang dapat terairi.

Laju penyiraman adalah laju jatuhnya air ke permukaan tanah

yang disemprotkan dari lubang nozel. Nilai laju penyiraman ini

tidak boleh melebihi dari laju infiltrasi, untuk menghindari

terjadinya kehilangan air berupa limpasan (run off ).

d. Spesifikasi Pompa

Jenis pompa yang biasa digunakan pada suatu sistem irigasi

sprinkler adalah sentrifugal dan turbin. Pompa sentrifugal

digunakan apabila debit dan tekanan yang dibutuhkan relatif 

kecil, sedangkan pompa turbin digunakan apabila debit dan

tekanan yang dibutuhkan relatif besar.

Karakteristik suatu pompa biasanya ditunjukkan oleh suatu

kurva karakteristik pompa yang menyatakan hubungan antara

kemampuan menaikkan air (H), besarnya debit (Q), efisiensi

(E), jumlah putaran per menit (N), dan besarnya tenaga (P).

Besarnya tenaga yang diperlukan untuk pemompaan air

tergantung pada debit pemompaan, total head dan efisiensi

Page 32: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 32/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

31

pemompaan yang secara matematis ditunjukkan pada

persamaan berikut :

BHP = (Q x TDH) / (C x Ep) 

dengan :

BHP = tenaga penggerak (kW)

Q = debit pemompaan (l/detik)

TDH = total dynamic head (m)

C = faktor konversi sebesar 102,0

Ep = efisiensi pemompaan (%)

B. Irigasi tetes

Bagian ini membahas : (a) komponen irigasi tetes, (b) kelebihan dan

kekurangan irigasi tetes, (c) tahapan desain dan (d) prosedur irigasi

tetes.

1. Komponen Sistim Irigasi Tetes (Drip Irrigation )

Irigasi tetes merupakan cara pemberian air pada tanaman secara

langsung, baik pada permukaan tanah maupun di dalam tanah

melalui tetesan secara kontinu dan perlahan pada areal perakaran

tanaman.

Komponen sistem irigasi tetes terdiri atas:a. Sumber Air Irigasi

Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air, sumber air yang

permanen (sungai, danau, dsb), sumur, atau suatu sistem

Page 33: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 33/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

32

suplai regional. Contoh sumber air dapat dilihat pada gambar

5 berikut ini:

Gambar 5. Sumber air irigasi tetes

b. Pompa dan tenaga penggerak, berfungsi mengangkat air dari

sumber selanjutnya dialirkan ke lahan melalui jaringan-jaringan

perpipaan. Pompa sebagai sumber energi penggerak dapat dilihat

pada gambar 6 berikut ini:

Gambar 6. Energi Penggerak (pompa) irigasi tetes

c. Jaringan Perpipaan terdiri dari:

1)  Emiter atau penetes, merupakan komponen yang

Page 34: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 34/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

33

menyalurkan air dari pipa lateral ke tanah sekitar tanaman

secara kontinu dengan debit yang rendah dan tekanan

mendekati tekanan atmosfer.

2)  Lateral, merupakan pipa dimana emiter ditempatkan. Bahan

yang digunakan untuk lateral biasanya terbuat dari pipa PVC

atau PE dengan diameter antara ½ inci - 1 ½ inci.

3)  Pipa sub utama atau manifold , merupakan pipa yang

mendistribusikan air ke pipa-pipa lateral. Pipa sub utama

atau manifold biasanya dari bahan pipa PVC dengan diameter

2 inci - 3 inci.

4)  Pipa utama, merupakan komponen yang menyalurkan air dari

sumber air ke pipa-pipa distribusi dalam jaringan. Bahan pipa

utama biasanya dipilih dari pipa PVC atau paduan antara

semen dan asbes.

5)  Komponen pendukung, terdiri dari katup-katup, saringan,

pengatur tekanan, pengatur debit, tangki bahan kimia,

sistem pengontrol dan lain-lain.

gambar 7. Jaringan perpipaan irigasi tetes

Page 35: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 35/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

34

Berdasarkan cara penempatannya pada lateral, penetes dapat

dibedakan atas dua bagian, yaitu penetes line-source dan penetes

 point-source . Termasuk dalam tipe penetes  point-source  

diantaranya penetes long-path, source orifice, vortex dan pressure 

compensating . Sedangkan penetes yang termasuk tipe line-source  

diantaranya   porous pipe , double walled    pipes, soaker hose dan

 porous plastics tubes .

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan penetes adalah

lebar pembasahan, kebutuhan air tanaman, debit penetes dan

kualitas air irigasi.

2. Tahapan Desain

Tahapan desain yang harus dilakukan sama dengan tahapan desain

untuk irigasi sprinkler (gambar 4) adalah sebagai berikut :

a.  Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang meliputi sifat fisik 

tanah, air tanah tersedia, laju infiltrasi, evapotranspirasi

tanaman, curah hujan efektif dan kebutuhan air irigasi.

b.  Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup pembuatan

skema tata letak (lay-out ) serta penetapan jumlah dan luas sub-

unit dan blok irigasi.c.  Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit dengan

mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa dan spesifikasi

emiter. Apabila persyaratan hidrolika sub-unit tidak 

Page 36: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 36/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

35

terpenuhi, altematif langkah /penyelesaian yang dapat dilakukan

adalah:

•  Modifikasi tata letak 

•  Mengubah diameter pipa

•  Mengganti spesifikasi emiter

d. Finalisasi (optimalisasi) tata letak 

e. Perhitungan total kebutuhan tekanan (total dynamic head )

dan kapasitas sistem, berdasarkan desain tata letak yang

sudah final serta dengan mempertimbangkan karakteristik 

hidrolika pipa yang digunakan.

e. Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta tenaga/mesin

penggeraknya.

Perhitungan rancangan hidrolika sub unit merupakan tahapan kunci

dalam proses desain irigasi tetes. persyaratan hidrolika jaringan

perpipaan harus dipenuhi untuk mendapatkan penyiraman yang

seragam (nilai koefisien keseragaman harus > 95%). Mengingat

 jumlah dan spesifikasi emiter maupun jenis dan diameter pipa yang

sangat beragam, maka tahapan rancangan hidrolika sub unit harus

dilakukan dengan metoda coba-ralat.

3. Prosedur Desain Irigasi Tetes Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam desain irigasi tetes:

(1) rancangan tata letak, (2) hidrolika perpipaan, (3) penentuan

kebutuhan pompa air dan (4) pemeliharaan alat.

Page 37: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 37/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

36

a. Rancangan Tata Letak 

Tata letak sub unit tergantung pada jarak penetes, jarak 

tanaman, debit penetes rata-rata, variasi head tekanan yang

diinginkan, jumlah stasiun operasi yang dibutuhkan, panjang

baris tanaman, topografi dan batas lahan. Sedangkan tata letak 

akhir sub unit yang ideal memiliki beberapa kriteria diantaranya

  jumlah sub unit dan titik pengontrol debit/tekanan yang

seminimum mungkin, tata letak saluran utama yang ergonomis

dan ekonomis, keseragaman pada debit aliran sistem, konfigurasi

sub unit yang seragam serta variasi head yang diijinkan.

b. Hidrolika perpipaan

Kehilangan head pada sub unit dibatasi tidak lebih dari 20 %

tekanan operasi rata-rata sistem, yaitu :

 ∆ Ps ≤ 20% x Ha

 ∆ Hl = 0,55 x 6Pe ±  ∆ Z lateral

 ∆ Hm = 0,45 x 6Pe ±  ∆ Z manifold

dimana :

Ha = head operasi rata-rata (m)

 ∆ Hl = kehilangan head yang

diijinkan pada lateral (m) ∆ Ps = kehilangan head yang

diijinkan pada sub unit (m)

Z lateral = beda elevasi sepanjang

Page 38: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 38/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

37

lateral (m)

 ∆ Hm = kehilangan head yang diijinkan pada manifold (m)

Z manifold = beda elevasi sepanjang

manifold (m)

Untuk menjaga keseragaman air irigasi secara lateral, maka

pemilihan dimensi pipa diupayakan menghasilkan variasi debit 10%

dan variasi tekanan akibat kehilangan head tekanan dan perbedaan

elevasi 20% dari tekanan operasi rata-rata emiter .

c. Penentuan Kebutuhan Pompa Air

Sistem irigasi tetes membutuhkan energi untuk memindahkan air

melalui jaringan pipa-pipa distribusi yang selanjutnya dikeluarkan

melalui emiter. Energi tersebut diperoleh dari pompa yang

dirangkaikan dengan mesin pembangkit tenaga. Tipe pompa yang

sering digunakan adalah pompa sentrifugal. Besarnya tenaga yang

diperlukan dapat dihitung dengan persamaan:

102

QTDH WP

×=

 

)100( ×=

WP

 Ep BP

 

Dimana :

Page 39: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 39/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

38

WP = Output tenaga pemompaan (kW)

TDH = Total Dinamic Head (m)

Q = Debit sistem (I/detik)

BP = Input brake power (kW)

Ep = Efisiensi pompa (%)

5. Pemeliharaan Alat 

Penerapan suatu teknologi yang menggunakan alat dan mesin tidak 

akan berhasil baik tanpa adanya perawatan yang intensif. Pada

irigasi tetes diperlukan perawatan-perawatan agar peralatan dapat

berfungsi dengan baik. Perawatan tersebut antara lain meliputi:

a.  Perawatan pompa air

Dalam pemakaian pompa air, maka yang perlu diperhatikan

adalah bahan bakar jangan sampai terlambat pemberiannya.

Disamping itu, pompa perlu diservis agar mesinnya dapat tetap

berjalan dengan baik.

b.  Perawatan filter

Filter perlu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat, yaitu

dengan cara pembilasan. Filter hendaknya diperiksa setiap hari

dan kalau perlu dibersihkan. Untuk menghindari terjadinyapenyumbatan, maka filter dibersihkan dengan sikat yang bulunya

tegak dan kuat/kaku, atau dengan merendamnya dalam air.

c.  Perawatan Jaringan perpipaan

Page 40: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 40/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

39

Pipa-pipa pada sistim irigasi tetes ini perlu diperiksa secara

intensif. Daerah pembasahan yang luas pada lahan menandakan

adanya kebocoran pada pipa. Endapan mineral yang terlalu

banyak pada pipa-pipa, dapat dilarutkan dengan asam, terutama

asam phospat.

Bakteri, alga dan mikroorganisme lain dapat dihilangkan dari

  jaringan perpipaan, dengan menggunakan khlorine yang dapat

dicampurkan / diberikan bersamaan dengan pemupukan /

puriasi. Dosis khlorine yang dianjurkan adalah 2 ppm, dan bila

mikroorganisme sudah menjadi masalah yang serius, maka dosis

yang digunakan adalah 30 ppm.

Pemeliharaan lain adalah dengan cara "Flushing ", yaitu

menggunakan aliran bertekanan tinggi, sehingga dapat mengikis

dan membawa partikel-partikel atau mikroorganisme keluar dari

pipa. 

Page 41: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 41/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

40

BEBERAPA GAMBAR INSTALASI

PENGEMBANGAN IRIGASI SPRINKLER 

Page 42: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 42/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

41

Page 43: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 43/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

42

Lampiran 1

No. Komponen Kegiatan

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

A. Persiapan

1 Pembuatan SK-SK

2 Juklak diterima dari Provinsi

3 Pembuatan Juknis oleh Kabupaten

4 So si al is as i

5 Survey Investigasi (CP/CL)

6 Desain Sederhana

7 Pemil ihan Pelaksana :

- Penyusunan RKS, HPS

- Undangan ke rekanan

- Pemasukan Penawaran

- Evaluasi Penawaran

- Penetapan Pelaksana

- Kontrak/SPK

B. Pelaksanaan

1 Ko ns tr uk si

2 Mo ni to rin g

3 Evaluasi

4 Pelapora n

5 Laporan Bulanan

6 Laporan Akhir

Januari

Minggu ke

Bulan

Nopember DesemberMei Juni Juli Agustus September Oktober

Minggu ke Minggu ke Minggu ke

Pebruari Maret April

Minggu ke Minggu ke Minggu keMi ng gu ke M in gg u k e M in gg u k e M in gg u k eMinggu ke

Page 44: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 44/49

 

Lampiran 2

Form PLA.01

KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIRT.A. 2008

Dinas : ……………………………..

Kabupat en : ……………………………..

Provinsi : ……………………………..

Subsektor : ……………………………..

Program : ……………………………..

Bulan : ……………………………..

No. Aspek Kegiatan Pagu DIPA Realisasi Lokasi Kegiatan Keterangan

Keuangan Fisik Keuangan Fisik Nama Desa/ Koordinat

(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) Kelompok Kecamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A. Pengelolaan Air 1. JITUT

2. JIDES

3. TAM

4. dst ……

B. Pengelolaan Lahan 1. JUT

2. Optimasi Lahan

3. Reklamasi Lahan

4. dst ……..

C. Perluasan Areal) 1. SID

(TP/Horti/Bun/Nak*) 2.Konstruksi

3. Pengadaan Saprodi

4. dst ……..

MLAH

Catatan :

1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan

2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan

via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]

3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)

4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll

*) Coret yang tidak perlu

………………………., …………………………...…………. 2008

Penanggung jawab kegiatan Kabupaten

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN

 Lampiran 3

Form PLA.02 

Dinas : ……………………………..

Propinsi : ……………………………..

Subsektor : ……………………………..

Program : ……………………………..

Bulan : ……………………………..

Keuangan Fisik

(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Dinas…………………….*) Pengelolaan Air 1. JITUT

Kab/Kota ………………… 2. JIDES3. TAM

4. dst ……

Pengelolaan Lahan 1. JUT

2. Optimasi Lahan

3. Reklamasi Lahan

4. dst ……..

Perluasan Areal) 1. SID

(TP/Horti/Bun/Nak**) 2.Konstruksi

3. Pengadaan Saprodi

2 Dinas…………………….*)

Kab/Kota …………………

3 Dinas…………………….*)

Kab/Kota …………………

1. JITUT

2. JIDES

3. TAM

4. JUT

5. Optimasi Lahan

6. Reklamasi Lahan

7. Perluasan Areal

8. dst

Ctt: 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan

2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel. Fax : 021 7816086 atau E-mail : [email protected]

3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll

* ) Di is i nama D inas Kabupaten/Kota yang melaksanakan keg iatan PLA. * * ) Core t yang t idak per lu ………………………., ……………………...………………. 2008

Pagu DIPA RealisasiKeterangan

Keuangan Fisik

Penanggung jawab kegiatan Propinsi

JUMLAH

 Aspek

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGANKEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA 2008

No. Dinas Kabupaten/Kota*) Kegiatan

 

Page 45: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 45/49

 

Lampiran 4

Form PLA.03

Dinas : ………………………………..

Kabupaten : ………………………………..

Provins i : ………………………………..

Subsektor : ………………………………..

Tahun : ………………………………..

1 3 5

A. Aspek Pengelolaan Air

1 JITUT

2 JIDES

3 TAM

4 dst

B. Aspek Pengelolaan Lahan

1 JUT

2 Pengembangan Jalan Produksi

3 Optimasi Lahan

4 dst

C. Aspek Perluasan Areal

1 Cetak Sawah

2 Perluasan Areal Hortikultura

3 Perluasan Areal Perkebunan

4 dst

Catatan :

1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan

2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Ja

via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]. Manfaat harus terukur, contoh :

a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, dengan kenaikan IP 100 % , peningkatan produktivitas 0,5 ton/Ha(produktifitas awa

sehingga peningkatan produksi : 500 X 2 X 0,5 Ton = 500 ton, maka produksi akhir menjadi (500 Ha x 5 Ton) + 500 Ton =

………………. ………………….…. 2008

Penanggungjawab Kegiatan Kabupaten

2 4

LAPORAN MANFAAT

KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2006 DAN TA. 2007

No. KegiatanTarget Fisik

DIPARealisasi Fisik Manfaat

 

Lampiran 5

Form PLA.04

Dinas : ………………………………..

Provinsi : ………………………………..

Subsektor : ………………………………..

1 3 7

A. Aspek Pengelolaan Air

1 JITUT

2 JIDES

3 TAM

4 dst

B. Aspek Pengelolaan Lahan

1 JUT

2 Pengembangan Jalan Produksi

3 Optimasi Lahan

4 dst

C. Aspek Perluasan Areal

1 Cetak Sawah

2 Perluasan Areal Hortikultura

3 Perluasan Areal Perkebunan

4 dst

Catatan :

1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan

2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel

via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]

3 Manfaat harus terukur, contoh :

a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, dengan kenaikan IP 100 % , peningkatan produktivitas 0,5 ton/Ha(produktifitas awal 5 ton/ Ha)

sehingga peningkatan produksi : 500 X 2 X 0,5 Ton = 500 ton, maka produksi akhir menjadi (500 Ha x 5 Ton) + 500 Ton = 3000Ton

………………. ………………….…………. 2008

Penanggungjawab Kegiatan Propinsi

2 4

REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT

KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2006 DAN TA. 2007

No. Kegiatan Target Fisik Realisasi Fisik Manfaat

Page 46: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 46/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

45

Lampiran 6

OUTLINE LAPORAN AKHIR 

I. PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang

B. Tujuan dan Sasaran

II. PELAKSANAAN

  A. Masukan

B. Lokasi

C. Tahap Pelaksanaan

D. Permasalahan

E. Pemecahan Masalah

III. HASILIV. MANFAAT

  V. DAMPAK 

  VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 47: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 47/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

46

Lampiran 7

ALOKASI PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN TA. 2009

Irigasi BertekananNo Pusat/Prop/Kab/Kota Sub Sektor

Unit Biaya (Rp)

Total Indonesia 64

1 Prop. Jawa Barat

Kab. Cianjur Hortikultura 2 100,000

Kab. Garut Hortikultura 1 50,000

2 Prop.Jawa Timur

Kab. Jombang Hortikultura 1 50,000

Kab. Sumenep perkebunan 1 50,000

Kab. Bondowoso Hortikultura 1 50,000

Kab. Situbondo Hortikultura 1 50,000

Kab. Malang TP 1 50,000

Kab.Pasuruan Hortikultura 1 50,000

Kab.Probolinggo TP 2 100,000

perkebunan 1 50,000

Kab. Madiun Hortikultura 1 50,000

Kab. Lamongan perkebunan 1 50,000

Kab. Pacitan TP 1 50,000

3 Prop.Sumatera Utara 50,000

Kab. Samosir TP 1 50,000

Page 48: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 48/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

47

Kab. Pematang Siantar TP 1 50,000

Kab. Labuhan Batu TP 1 50,000

Peternakan 1 50,000

4 Prop.Riau

Kab. Rokan Hulu Hortikultura 1 50,000

5 Prop.Jambi

Kab. Batang Hari Perkebunan 2 100,000

Kab. Tanjab Barat Perkebunan 2 100,000

Kab. Sarolangun TP 2 100,000

Kab. Tanjab Timur Perkebunan 2 100,000

6 Prop.Sumatera Selatan

Kota Palembang Hortikultura 1 50,000

7 Propinsi Lampung

Kab. Tanggamus TP 1 50,000

8 Prop.Kalimantan Barat

Kota Singkawang TP 1 50,000

9 Prop.Sulawesi Utara

Kab. Balaang Mongondow TP 2 100,000

Kab. Minahasa Hortikultura 1 50,000

Kab.Sangihe Hortikultura 1 50,000

Kab.Minahasa Selatan Hortikultura 2 100,000

10 Prop.Sulawesi Tengah

Kab.Parigi Moutong TP 1 50,000

Kab. Donggala Hortikultura 1 50,000

11 Prop. Sulawesi Selatan

Kab. Bantaeng Hortikiltura 1 50,000

Page 49: 07_Pednis_bertekanan_2009

5/10/2018 07_Pednis_bertekanan_2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/07pednisbertekanan2009-559e01ca01f21 49/49

 

 

 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2009 

48

Kab. Enrekang Peternakan 3 150,000

Kab,.Jeneponto Hortikultura 2 100,000

Kab. Sinjai Hortikiltura 3 150,000

Kab. Takalar TP 1 50,000

Kab. Soppeng Hortikultura 2 100,000

Kab. Wajo Hortikultura 2 100,000

12 Prop. Bali

Kab.Buleleng Hortikultura 1 50,000

13 Prop. NTB

Kab. Dompu Peternakan 1 50,000

Kab, Sumbawa Barat Hortikultura 2 100,000

14 Prop.NTT

Kab.Sumba Timur Perkebunan 2 100,000

Kab. Sumba Barat Perkebunan 2 100,000

15 Prop. Bangka Belitung

Kab. Belitung TP 1 50,000

Kab. Bangka Hortikultura 1 50,000

16 Prop.Gorontalo

Kab.Bone Bolango TP 1 50,000