074

93
ATAS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA BUKIT SULAP LUBUKLINGGAU Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 Nomor : 255.a/S/XIV.2/10/2005 Tanggal : 18 Oktober 2005 BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan II di Palembang Jalan Demang Lebar Daun No. 2 Palembang 30137 Telp. (0711) 410549 Fax. (0711) 358948

Transcript of 074

Page 1: 074

ATAS LAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

TIRTA BUKIT SULAP LUBUKLINGGAU Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 Nomor : 255.a/S/XIV.2/10/2005 Tanggal : 18 Oktober 2005

BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan II di Palembang Jalan Demang Lebar Daun No. 2 Palembang 30137 Telp. (0711) 410549 Fax. (0711) 358948

Page 2: 074

DAFTAR ISI

1. Laporan Auditor Independen ……………………………………………………… 1

2. Neraca per 31 Desember 2004 ………...……………………………………………... 3

3. Laporan Laba Rugi untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 ….. 4

4. Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember

2004 …………………………………………………………………………………... 5

5. Laporan Arus Kas untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 ….... 6

6. Catatan atas Laporan Keuangan ……………………………………………………… 7

A. Umum ...................................................................................................................... 7

B. Kebijakan Akuntansi ............................................................................................... 9

C. Penjelasan Pos-pos Neraca dan Laporan Laba Rugi ............................................... 17

7. Lampiran-lampiran

Lampiran I Daftar Perhitungan Penyisihan Piutang

Page 3: 074

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN II DI PALEMBANG

Jalan Demang Lebar Daun No. 2 Palembang 30137 Telp. (0711) 410549, Faks. (0711) 358948

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Nomor : 255.a/S/XIV.2/10/2005 Kepada Yth. 1. Direktur Utama PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau 2. Ketua Badan Pengawas PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau di LUBUKLINGGAU Kami telah mengaudit Neraca Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau tanggal 31 Desember 2004, serta Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Kami juga melakukan pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern. Laporan Keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit Pemerintah yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau tanggal 31 Desember 2004, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

1

Page 4: 074

Laporan keuangan terlampir disusun dengan anggapan perusahaan akan melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. Seperti yang diuraikan dalam Catatan 30 atas laporan keuangan, sampai dengan tahun 2004 posisi akumulasi kerugian PDAM adalah sebesar Rp18.386.810.936,66 atau 106,24% dari jumlah modal sebesar Rp17.307.359.462,68. Manajemen telah menyusun rencana perusahaan untuk mengatasi hal tersebut sesuai dengan Catatan 30 atas laporan keuangan dan kami berkeyakinan bahwa rencana tersebut dapat dilaksanakan secara efektif untuk mengatasi kondisi keuangan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu kami mempunyai keyakinan bahwa perusahaan masih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern kami sampaikan secara terpisah kepada manajemen dengan surat kami No. 255.b/S/XIV.2/10/2005 dan No. 255.c/S/XIV.2/10/2005.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN II DI PALEMBANG

Ronald Sinaga, SE, MIM, Ak. Register Negara No. D-16211

18 Oktober 2005

2

Page 5: 074

PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAUNERACA

PER 31 DESEMBER 2004

A K T I V A CATREALISASI

KEWAJIBAN DAN EKUITAS CATREALISASI

31 Desember 2004 1 Januari 2004 31 Desember 2004 1 Januari 2004Unaudited Unaudited

AKTIVA LANCAR KEWAJIBANKas / Bank 1 147,134,434.34 50,267,833.34Piutang Pelanggan Air 2 1,248,443,422.00 1,190,472,612.00 KEWAJIBAN JANGKA PENDEKPenyisihan Piutang Langganan Air (802,619,684.05) (712,956,566.25) Hutang Pajak 10 13,500,000.00 13,500,000.00Piutang Langganan Non Air 3 105,361,536.00 100,714,386.00 Biaya Ymh dibayar 11 319,701,057.00 256,135,558.00Penyisihan Piutang Langganan Non Air (102,108,531.00) (97,627,036.00) Hutang Pajak air 12 3,489,100.00 36,382,500.00Piutang pegawai 4 5,724,900.00 5,724,900.00 Hutang Direktorat Air Bersih 13 33,600,000.00 33,600,000.00Piutang Lain-lain 5 26,216,400.00 26,216,400.00 Hutang pada PDAM OKU 14 5,249,750.00 5,249,750.00Persediaan 6 118,965,360.00 279,940,438.00 Uang Muka Sambungan Baru 15 0.00 33,348,900.00

Jumlah aktiva lancar 747,117,837.29 842,752,967.09 Hutang bunga Pinjaman 16 3,900,102,557.10 3,156,028,444.33 AKTIVA TETAP 7 Bagian Hutang Jkp.yg akan jth tempo 17 1,813,680,970.20 1,571,856,840.70

Tanah 47,471,050.00 47,471,050.00 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 6,089,323,434.30 5,106,101,993.03Instalasi Sumber Air 242,794,721.00 242,794,721.00Instalasi Pompa 1,323,808,613.90 653,946,463.90Instalasi Pengolahan Air 3,809,691,631.45 1,325,973,031.45 KEWAJIBAN JANGKA PANJANGInsatalasi Transmisi dan Distribusi 5,382,398,973.89 5,924,529,539.72 Hutang pada Dep.Keuangan RI 18 1,209,120,648.44 1,450,944,777.94Bangunan Gedung 499,467,255.60 350,369,255.60 Jaminan Langganan 19 51,726,500.00 45,531,000.00Peralatan dan Perlengkapan 236,727,600.00 205,713,075.00 Hutang Leasing 20 40,813,000.00 0.00Kendaraan/Alat Pengangkutan 541,799,900.00 331,739,150.00 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 1,301,660,148.44 1,496,475,777.94

12,084,159,745.84 9,082,536,286.67Akumulasi penyusutan (7,671,809,000.46) (8,522,789,239.18)Nilai buku 4,412,350,745.38 559,747,047.49

AKTIVA TETAP LEASING 8 MODAL DAN CADANGANKendaraan/Alat Pengangkutan 96,146,500.00 0.00 Penyertaan Pemkab Mura 21 0.00 1,834,230,410.48Akumulasi penyusutan (54,272,812.50) 0.00 Penyertaan Pemkot Lubuklinggau 22 8,094,016,098.68 0.00Nilai buku 41,873,687.50 0.00 Hibah Pemkot Lubuklinggau 23 2,436,285,077.00 0.00

Penyertaan RI 24 6,777,058,287.00 4,293,339,687.00 AKTIVA LAIN-LAIN 9 Saldo Laba/Rugi tahun lalu 25 (16,684,756,035.82) (10,425,269,840.55)

Persediaan Bahan Instalasi 1,041,518,622.00 0.00 Saldo Laba/Rugi tahun berjalan (1,702,054,900.84) (714,986,290.23)Jaminan PLN 7,052,000.00 7,052,000.00 Jumlah Modal dan Cadangan (1,079,451,473.98) (5,012,686,033.30)Aktiva Belum digunakan 0.00 127,668,719.00Aktiva rusak dan hilang (net) 61,619,216.59 52,671,004.09Jumlah aktiva lain-lain 1,110,189,838.59 187,391,723.09

JUMLAH AKTIVA 6,311,532,108.76 1,589,891,737.67 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 6,311,532,108.76 1,589,891,737.67

Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3

Page 6: 074

PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAULAPORAN LABA RUGI

Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2004

NAMA PERKIRAAN CATATAN REALISASIPENDAPATAN USAHA 26

Penjualan Air 2,218,471,291.50 Penjualan Non Air 108,272,150.00

Jumlah Pendapatan Usaha 2,326,743,441.50

BIAYA LANGSUNG USAHA 27Biaya Sumber Air 795,149,020.50 Biaya Pengolahan 572,648,386.57 Biaya Transmisi dan Distribusi 282,821,345.88

Jumlah Biaya Langsung Usaha 1,650,618,752.95

LABA (RUGI) KOTOR USAHA 676,124,688.55

BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 28 2,408,045,019.39

LABA (RUGI) USAHA (1,731,920,330.84)

PENDAPATAN (BIAYA) DILUAR USAHA 29Pendapatan Diluar Usaha 30,554,476.00 Biaya Diluar Usaha 689,046.00

Jumlah Pendapatan (Biaya) Diluar Usaha 29,865,430.00

LABA (RUGI) sebelum PPh (1,702,054,900.84)

Taksiran Pajak Penghasilan -

LABA (RUGI) BERSIH (1,702,054,900.84)

Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4

Page 7: 074

PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAULAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2004

URAIAN CAT MODALSaldo Laba / (Rugi) JUMLAH

EKUITASLaba/(Rugi) Tahun Lalu

Laba/(Rugi) Tahun Berjalan

Jumlah

Saldo per 1 Januari 2004 6,127,570,097.48 (10,425,269,840.55) (714,986,290.23) (11,140,256,130.78) (5,012,686,033.30)

Tambahan Modal Pemerintah Pusat 2,483,718,600.00 - - - 2,483,718,600.00

Tambahan Modal Pemkot Lubuklinggau 10,530,301,175.68 - - - 10,530,301,175.68

Pengurangan Modal Pemkab Musi Rawas (1,834,230,410.48) - - - (1,834,230,410.48)

Laba (Rugi) tahun 2004 - (1,702,054,900.84) (1,702,054,900.84) (1,702,054,900.84)

Koreksi saldo rugi/laba tahun 2003 - (5,544,499,905.04) - (5,544,499,905.04) (5,544,499,905.04)

Saldo per 31 Desember 2004 17,307,359,462.68 (16,684,756,035.82) (2,417,041,191.07) (18,386,810,936.66) (1,079,451,473.98)

Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

5

Page 8: 074

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2004

A. UMUM

1. Pendirian

a. Dasar Pendirian

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Silampari Kabupaten Musi Rawas merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang didirikan dengan Peraturan Daerah No.03 Tahun 1986 tanggal 14 Nopember 1986 dan Peraturan Daerah No.03 Tahun 1992 tanggal 31 Oktober 1992. Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No. 7 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lubuklinggau, Bupati Musi Rawas mengeluarkan SK No.165/KPTS/X/2003, tanggal 23 Mei 2003 tentang Penghapusan Barang yang Diserahkan kepada Pemerintah Kota Lubuklinggau dimana yang dihapus dan diserahkan antara lain adalah PDAM Tirta Silampari Kabupaten Musi Rawas. Penyerahan secara resmi dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2003 sesuai dengan Berita Acara Penyerahan yang ditandatangani antara lain oleh Wakil Bupati Musi Rawas yang mewakili Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dan Walikota Lubuklinggau yang mewakili Pemerintah Kota Lubuk Linggau dan disaksikan oleh Ketua DPRD Kabupaten Musi Rawas dan Ketua DPRD Kota Lubuklinggau serta diketahui oleh Gubernur Sumatera Selatan. Penyerahan tersebut didahului oleh persetujuan DPRD Kabupaten Musi Rawas melalui suratnya No. 18/KPTS/DPRD/2003 tanggal 1 Mei 2003. Selanjutnya PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau No.05 tahun 2004, tanggal 17 Juni 2004, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Walaupun Perda pembentukan baru disahkan pada tanggal 17 Juni 2004, namun secara operasional PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau telah terpisah dengan PDAM Tirta Silampari Kabupaten Musi Rawas per 1 Januari 2004.

b. Tujuan Pendirian

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau didirikan dengan tujuan turut serta melaksanakan pembangunan daerah dan pembangunan ekonomi nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya menyediakan air minum yang sehat serta memenuhi syarat kesehatan. Dari jumlah penduduk Kota Lubuklinggau sebanyak 174.495 jiwa telah terlayani sebanyak 38.904 jiwa atau sebesar 22,30%.

7

Page 9: 074

c. Kegiatan

Tugas pokok PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau adalah pelayanan kepada masyarakat, khususnya melaksanakan pelayanan air bersih di kota Palembang. Dalam rangka kegiatan tersebut di atas PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau mempunyai kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan teknik

a) Kegiatan teknik operasi, mencakup:

- Kegiatan mengenai pengadaan, peningkatan kemampuan peralatan dan perlengkapan yang ada.

- Kegiatan mengenai pengoperasian sistem dan perlengkapan perpompaan dan pengolahan air.

- Kegiatan mengenai perencanaan, transmisi, dan pendistribusian air bersih.

b) Kegiatan teknik pemeliharaan, mencakup:

- Kegiatan mengenai pemeliharaan sarana perpompaan, pengolahan dan pendistribusian air serta pemanfaatan material, perlengkapan, dan peralatan (aksesoris) yang ada dalam menunjang kelancaran pelayanan air bersih.

- Kegiatan pelayanan pemeliharaan/perbaikan sarana distribusi air di lokasi pelanggan.

2) Kegiatan administrasi dan keuangan.

a) Kegiatan umum/personalia, mencakup:

- Kegiatan mengenai pengadaan aktiva dan pengadministrasiannya

- Kegiatan mengenai komposisi dan mutasi pegawai.

b) Kegiatan administrasi hubungan langganan, mencakup:

- Kegiatan mengenai sambungan langganan

- Kegiatan yang berkaitan dengan jenis pelayanan, sanksi dan administrasinya.

c) Kegiatan administrasi keuangan, mencakup:

- Kegiatan penerbitan, penerimaan dan penagihan rekening air.

- Kegiatan administrasi yang menyangkut transaksi pembayaran dan penerimaan lainnya (utang – piutang perusahaan).

d. Modal

Modal PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau terdiri dari:

8

Page 10: 074

- Penyertaan modal pemerintah pusat berupa hasil penyerahan proyek yang dibiayai oleh pemerintah pusat, bantuan pendanaan, maupun pengalihan pinjaman jangka panjang menjadi penyertaan.

- Penyertaan modal Pemerintah Kota Lubuklinggau sebagai hasil penyerahan proyek yang dibiayai oleh pemerintah daerah, bantuan pendanaan, maupun penyerahan peralatan dan perlengkapan serta sarana pengolahan dan pendistribusian air bersih. Penyertaan tersebut juga termasuk proyek-proyek, peralatan dan perlengkapan serta sarana pengolahan dan pendistribusian air bersih yang berasal dari penyertaan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas yang diserahkan ke PDAM.

- Modal Hibah

Hibah dari Pemerintah Kota Lubuklinggau.

2. Badan Pengawas dan Direksi

a. Susunan Badan Pengawas PDAM Tirta Silampari Kabupaten Musi Rawas berdasarkan SK Bupati Musi rawas No.040.A/2001 tanggal 2 April 2001, terdiri dari:

Ketua merangkap anggota : H. Suprijono Joesoef Sekretaris merangkap anggota : Ir. Hendra Gunawan Anggota : Ir. H.A. Bukhoni Ali, MM : Dr. Ferry Yusrizal, SPOG : Drs. Muda Azhar Lubis Dalam tahun 2004 terjadi penggantian Badan Pengawas berdasarkan SK Walikota Lubuklinggau No.167/KPTS/PDAM/2004 tanggal 21 September 2004, terdiri dari:

Ketua merangkap anggota : H. Ubaidillah Idrus, SH Sekretaris merangkap anggota : Drs. Sofian Zurkasi Anggota : Syamsu Rizal

b. Susunan Direksi PDAM Tirta Silampari Kabupaten Musi Rawas berdasarkan Keputusan Bupati Musi Rawas No.821.2/166/BKD/2002 tanggal 25 Juni 2002, No.821.2/131/BKD/2001 tanggal 24 Oktober 2001, terdiri dari:

Direktur Utama : Drs. H. Zainuddin Anwar Direktur Umum : Indra Sapri, SH Direktur Teknik : Ir. Iskandar Firdaus Dalam tahun 2004 terjadi penggantian Direksi berdasarkan SK Walikota Lubuklinggau No.821.2/52/BKD/II/2004 tanggal 23 Agustus 2004, No.821.2/28/BKD/2004 tanggal 18 Mei 2004, terdiri dari:

Direktur Utama : Ir. Sofyan Narta, M.Si Direktur Umum : Ir. Iskandar Firdaus Direktur Teknik : Ir. Mahizul Harari

9

Page 11: 074

B. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan Akuntansi berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 1991 tanggal 6 Pebruari 1991 tentang Pedoman Sistem Akuntansi PDAM yang berlaku mulai 1 Januari 1991 dan belum mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tanggal 10 Agustus 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum. Namun tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap penyajian laporan keuangan.

Pokok-pokok kebijakan akuntansi penting yang dianut oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Dasar Akuntansi

Dasar Akuntansi yang digunakan dalam perhitungan hasil usaha (Laba/Rugi) periodik dan penentuan posisi keuangan (Neraca) dilakukan dengan metode akrual. Pembukuan yang dilakukan tidak hanya sekedar pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran uang, akan tetapi pencatatan terhadap setiap perubahan aktiva dan kewajiban, demikian pula pendapatan dan biaya pada saat terjadinya atau diakuinya perubahan yang dimaksud.

2. Pengakuan Pendapatan

Seluruh pendapatan, baik pendapatan usaha maupun pendapatan non usaha, diakui pada saat timbulnya transaksi dan/atau pada masa prestasi dinikmati, yaitu:

a. Pendapatan penjualan air diakui, dicatat dan dilaporkan tiap-tiap bulan berdasarkan rekening tagihan air yang diterbitkan pada bulan yang bersangkutan, walaupun penerimaan uangnya baru terjadi kemudian, atau pada saat penerimaan uang untuk penjualan tunai.

b. Pendapatan sambungan baru dan pendapatan penjualan non air lainnya diakui dan dicatat seluruhnya sebagai pendapatan tahun berjalan dengan memperhatikan ketentuan berikut:

1) Jika menurut prosedur yang berlaku pelanggan/calon pelanggan disyaratkan membayar kewajibannya secara tunai maka pendapatan dicatat dan diakui pada saat pembayarannya. Oleh karenanya, transaksi seperti ini tidak perlu dilakukan pencatatan ke dalam rekening piutang;

2) Jika menurut ketentuan yang berlaku pelanggan dapat membayar kewajibannya dengan cara mencicil maka pengakuan serta pencatatan pendapatan dan piutang dilakukan pada saat dokumen tagihan diterbitkan sesuai dengan jatuh temponya tiap-tiap cicilan.

c. Pendapatan denda atas keterlambatan pembayaran oleh pelanggan diakui pada saat terjadinya penerimaan kas.

d. Pendapatan yang berasal dari usaha kerjasama dengan pihak ketiga berupa royalty, pembagian pendapatan (revenue sharing) dan pembagian produksi (production sharing) diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan sedangkan pendapatan berupa pembagian

10

Page 12: 074

keuntungan dan dividen diakui pada saat hak untuk menerima pembayaran ditetapkan.

3. Pengakuan Biaya

Biaya diakui, dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada saat terjadinya transaksi. Pembebanan biaya-biaya yang bersifat periodik seperti gaji, listrik, sewa, asuransi dan sebagainya harus dikaitkan dengan periode dimana biaya tersebut menjadi beban, walaupun pembayarannya belum dilakukan ataupun telah dibayar dimuka. Untuk keperluan pisah batas periode akuntansi, biaya-biaya yang telah terjadi sebelum tanggal neraca walaupun belum dapat diketahui secara pasti jumlahnya, harus dicatat dan dilaporkan dengan cara estimasi yang wajar.

4. Penilaian Piutang

Piutang disajikan dengan nilai tunai yang dapat direalisasi. Khusus untuk Piutang Usaha, agar piutang-piutang yang mempunyai kemungkinan tak tertagih hendaknya dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang layak.

a. Besarnya penyisihan piutang usaha pada tiap akhir tahun ditetapkan berdasarkan umurnya sebagai berikut : • Diatas 3 bulan s.d 6 bulan disisihkan 30%; • Diatas 6 bulan s.d 12 bulan disisihkan 50%; • Diatas 1 tahun s.d 2 tahun disisihkan 75% dan diajukan ke Badan

Pengawas untuk dihapus; • Diatas 2 tahun disisihkan 100% dan dikeluarkan dari pembukuan, tetapi

masih tercatat secara ekstra komptabel. Penyisihan tersebut diatas dikecualikan bagi tagihan kepada selurh instansi pemerintah. Dalam hal kejadian-kejadian khusus, misalnya ada pembongkaran daerah pemukiman tertentu untuk tujuan pembangunan, tagihan-tagihan tersebut sudah dapat diusulkan penghapusannya walaupun belum memenuhi ketentuan diatas.

b. Piutang usaha yang berumur diatas 1 tahun s.d 2 tahun diklasifikasikan sebagai piutang ragu-ragu;

c. Piutang usaha yang berumur lebih dari 2 tahun diklasifikasikan sebagai piutang tak tertagih dan sudah dapat diusulkan kepada Badan Pengawas untuk dihapus serta dibukukan secara ekstra komptabel dan tetap diusahakan penagihannya.

d. Penerimaan tagihan piutang yang telah dihapuskan, dicatat sebagai pendapatan lain-lain pada bulan berjalan.

e. Hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan penghapusan piutang tersebut ditetapkan melalui keputusan Direksi dengan persetujuan Badan Pengawas.

5. Penilaian dan Pencatatan Persediaan

Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan akan tetapi jika diantara persediaan bahan instalasi terdapat barang-barang yang rusak atau tidak dapat digunakan lagi dinilai dengan taksiran harga jual yang layak atas barang tersebut, selisih penilaian antara harga perolehan dan taksiran harga jualnya

11

Page 13: 074

dibukukan sebagai kerugian penurunan nilai persediaan dengan perkiraan lawan penyisihan untuk penurunan nilai persediaan pos yang disebutkan terakhir ini disajikan sebagai pengurang terhadap harga perolehan. Pemakaian persediaan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama atau First In First Out (FIFO). Persediaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Persediaan bahan operasi berupa bahan kimia dicatat menggunakan Perpetual Inventory Method;

b. Persediaan bahan operasi lainnya seperti bahan bakar, pelumas, suku cadang, alat tulis kantor dan lain-lain dicatat dengan menggunakan Physical Inventory Method;

c. Persediaan bahan instalasi berupa pipa, meter air dan aksesorisnya dicatat dengan menggunakan Perpetual Inventory Method. Persediaan instalasi didalam neraca dikelompokkan sebagai aktiva lain-lain.

6. Pengeluaran Barang Modal dan Biaya

Batasan pengeluaran biaya yang diklasifikasikan atau diperlakukan sebagai pengeluaran barang modal adalah sebagai berikut :

a. Barang-barang modal tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dengan batasan jumlah diatas Rp200.000,00 dengan memperhatikan : • Batasan minimal • Ditetapkan dengan keputusan direksi • Dapat ditinjau kembali Namun demikian jika terdapat pembelian barang-barang tertentu yang harga satuannya dibawah Rp200.000,00 akan tetapi barang-barang tersebut lazimnya dibutuhkan dalam jumlah lebih dari 1 (satu) buah sehingga melampaui nilai Rp200.000,00; maka transaksi pembelian tersebut dibukukan sebagai pengeluaran barang modal. Selanjutnya pembelian-pembelian dikemudian hari untuk menggantikan satuan-satuan yang rusak dapat dibukukan sebagai pengeluaran biaya.

b. Pengeluaran untuk penggantian komponen-komponen mesin/instalasi yang bersifat pemeliharaan rutin dan tidak menambah manfaat diperlakukan sebagai biaya. Akan tetapi apabila perbaikan/penggantian komponen tersebut memberi tambahan masa manfaat dari aktiva tetap tersebut dan nilainya melebihi Rp200.000,00 dibukukan sebagai pengurang akumulasi penyusutan.

c. Jika terdapat pengeluaran-pengeluaran untuk memindahkan instalasi dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud agar instalasi tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka biaya pemindahannya dibukukan sebagai beban tahun berjalan. Khusus pemindahan pipa-pipa distribusi yang harus dilakukan karena faktor-faktor diluar kemampuan manajemen untuk mengendalikannya (misal karena pelebaran jalan, dsb) maka nilai buku dari instalasi yang digantikan

12

Page 14: 074

harus dikeluarkan dari harga perolehannya. Demikian untuk pengeluaran-pengeluaran renovasi, dianut perlakuan akuntasi yang sama.

7. Aktiva tetap

Aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehan/harga belinya termasuk semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan. Aktiva tetap yang dibangun sendiri dicatat sebesar seluruh nilai bahan/peralatan yang digunakan, biaya pekerjaan serta biaya-biaya umum lainnya yang terkait dengan pembangunan aktiva tersebut.

Penyusutan aktiva tetap disesuaikan dengan Undang-undang Perpajakan No. 10 tahun 1994 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 82/KMK.04/1994. Pengelompokan aktiva tetap PDAM untuk keperluan penyusutan ditentukan berdasarkan kebijakan Direksi PDAM masing-masing dengan berpedoman pada peraturan perpajakan yang berlaku. Aktiva tetap yang berujud bangunan disusutkan berdasarkan prosentase tetap dari nilai perolehan, aktiva tetap lainnya disusutkan dengan prosentase tetap dari nilai buku.

Menurut pasal 11 ayat (6) Undang-undang No.10 tahun 1994, harta yang disusutkan dibagi menjadi kelompok-kelompok sebagai berikut:

JENIS AKTIVA % PENYUSUTAN

I. Bukan Bangunan

o Kelompok 1 (masa manfaat < 4 tahun)

o Kelompok 2 (masa manfaat 4 s.d. 8 tahun)

o Kelompok 3 (masa manfaat 8 s.d. 16 tahun)

o Kelompok 4 (masa manfaat >16 tahun)

II. Bangunan

o Permanen

o Tidak Permanen

Garis lurus Saldo menurun

25% 50%

12,5% 25%

6,25% 12,5%

5% 10%

5%

10%

Aktiva tetap dalam penyelesaian harus dilaporkan terpisah dari aktiva tetap yang beroperasi dan belum dapat disusutkan sampai aktiva tetap tersebut dinyatakan beroperasi komersial.

Aktiva tetap berupa mesin, peralatan dan aktiva berwujud lainnya yang tidak berfungsi (tidak produktif) yaitu rusak, tidak rusak namun tidak berfungsi, tidak rusak namun belum berfungsi atau aktiva tetap yang tidak dapat lagi ditelusuri fisiknya harus disajikan terpisah dalam kelompok aktiva lain-lain sebesar nilai bukunya.

8. Pengadaan Aktiva Tetap selain dari pembelian tunai dan pekerjaan konstruksi

• Leasing Aktiva tetap yang dibeli secara leasing harus dinyatakan dalam nilai tunainya dengan judul aktiva tetap leasing dan dari sisi kewajiban dinyatakan dengan judul utang leasing sebesar harga tunai aktiva dikurangi

13

Page 15: 074

dengan uang muka yang dibayar pada saat penandatanganan kontrak perjanjian.

• Trade-In Aktiva tetap yang dibeli dengan cara trade-in harus dinyatakan sebesar nilai tunainya dikurangi dengan keuntungan atau ditambah dengan kerugian yang timbul dalam transaksi tersebut.

• Hibah Aktiva tetap yang diperoleh melalui hibah dan tidak mempunyai keterkaitan apapun karenanya, harus dinilai sebesar harga taksiran atau nilai pasar wajarnya dengan mengkredit modal hibah.

9. Pencatatan Hutang

Hutang harus dinyatakan dengan lengkap agar tergambar seluruh kewajiban perusahaan yang terutang pada akhir tahun.

10. Akuntansi Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang dicatat berdasarkan realisasi penarikan dana ditambah dengan bunga masa tenggang yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun mendatang. Bagian dari hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun mendatang setelah tanggal neraca termasuk yang telah jatuh tempo tetapi belum dilunasi, harus dipisahkan dari kelompok hutang jangka panjang dan disajikan sebagai kewajiban lancar kecuali jika : • Bagian yang akan dan telah jatuh tempo termasuk akan menjadi hutang

jangka panjang dengan suatu perjanjian baru. • Dibayar dengan menggunakan dana yang telah disisihkan dari aktiva lancar.

11. Uang muka sambungan baru

Penerimaan sebagai hasil pembayaran dimuka atas biaya sambungan baru dari calon pelanggan dibukukan sebagai kelompok kewajiban lancar. Pada saat penyambungan telah direalisasikan dan diterbitkan dokumen tagihan rekening non air maka atas uang muka yang bersangkutan diakui sebagai pendapatan.

12. Hutang bunga pinjaman

Bunga dan biaya-biaya yang timbul yang berkaitan dengan pinjaman sesuai dengan perjanjian pinjamannya (kewajiban komitmen, biaya administrasi, berserta denda-dendanya) yang telah jatuh tempo pada saat tanggal penutupan buku dan belum dilakukan pembayaran dibukukan sebagai hutang bunga dengan mendebet biaya bunga (administrasi).

13. Penyajian Laba Rugi Tahun Berjalan

Laba tahun berjalan disajikan sebesar saldo laba yang ditahan yaitu laba bersih setelah dikurangi dengan taksiran pajak atas laba kena pajak. Cadangan-

14

Page 16: 074

cadangan yang dibentuk dari pembagian laba harus disajikan dalam kelompok cadangan atau kewajiban lain-lain tergantung dari kewajiban untuk meralisasikannya.

14. Penilaian Ekuitas (modal)

Ekuitas PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau terdiri dari :

a. Modal yang terdiri dari :

1) Penyertaan modal Pemerintah Pusat

2) Penyertaan modal Pemerintah Kota Lubuklinggau

3) Modal hibah Pemerintah Kota Lubuklinggau

b. Saldo Laba (Rugi) tahun-tahun lalu

c. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan

Penilaian penyertaan modal berdasarkan:

a. Realisasi DASK dan bantuan dana lainnya atau berdasarkan harga perolehan atas aktiva yang diserahkan ke PDAM sesuai Berita Acara Serah Terimanya.

b. Pengalihan penyertaan modal pemerintah pusat pada PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau kepada pemerintah daerah setempat sesuai nilai yang tertuang pada Berita Acara serah terima.

c. Penilaian penyertaan modal Pemerintah RI (pusat) berdasarkan realisasi keuangan DIP PPSAB Sumatera Selatan DIP bantuan pusat lainnya yang diserahkan kepada PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau sesuai dengan nilai yang tercantum pada Berita Acara serah terima.

15. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca (Subsequent Event)

Peristiwa antara tanggal neraca dan tanggal penerbitan laporan yang telah mendapat persetujuan formal, mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan penyesuaian terhadap aktiva dan kewajiban atau mewajibkan melakukan pengungkapan, sebagai berikut:

• Penyesuaian aktiva dan kewajiban diperlukan yang memberikan informasi tambahan untuk menentukan jumlah-jumlah yang berkaitan dengan kondisi yang berlaku pada tanggal neraca.

• Peristiwa setelah tanggal neraca tidak berkaitan dengan kondisi yang berlaku pada tanggal neraca tidak perlu dilakukan penyesuaian, hanya perlu dilakukan pengungkapan.

Pengungkapan peristiwa setelah tanggal neraca dalam laporan keuangan harus mencakup jenis peristiwa dan estimasi dampak keuangan atau pernyataan mengenai estimasi semacam itu tidak dapat dibuat.

16. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Tahun Lalu

• Perubahan Kebijakan Akuntansi

15

Page 17: 074

Pengungkapan informasi yang perlu disajikan dalam catatan atas laporan keuangan akibat suatu perubahan kebijakan akuntansi yang mempunyai pengaruh material terhadap periode sekarang, periode sebelumnya atau periode berikutnya terdapat dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) nomor 25 paragraf 49.

• Koreksi Tahun Lalu

Koreksi yang dilakukan terhadap laporan keuangan periode yang lalu disajikan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba tahun lalu atau cadangan dana dalam hal sudah dilakukan pembagian laba, dengan memberikan penjelasan yang secukupnya dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam laporan keuangan komparatif angka-angka laporan keuangan tahun lalu harus disajikan kembali (restated) dengan memperhatikan pengaruh dari koreksi-koreksi dimaksud. Yang dapat dibukukan sebagai koreksi tahun-tahun lalu adalah kesalahan-kesalahan pembukuan, kesalahan dalam menerapkan kebijakan akuntansi (termasuk accounting method dan accounting estimate), kekurangan pembayaran pajak, yang dipandang memberi pengaruh material terhadap penyajian laporan keuangan.

16

Page 18: 074

C. PENJELASAN POS-POS NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

1. Kas dan Bank 147,134,434.34 50,267,833.34

- Kas Kecil - 2,000,000.00 - Giro Bank Sumsel Cab.Lubuklinggau 49,287,302.34 24,357,512.34 - Giro BNI.46 Cab.Lubuklinggau 26,020,240.00 19,103,392.00 - Simpeda Bank Sum Sel Cab.Lubuklinggau 71,826,892.00 4,806,929.00

Jumlah 147,134,434.34 50,267,833.34

2. Piutang langganan air ( net ) 445,823,737.95 477,516,046.00

- Piutang lancar 473,791,227.00 440,129,386.00 - Piutang ragu-ragu 168,633,555.00 201,308,784.00 - Piutang tak tertagih 606,018,640.00 549,034,442.00

Jumlah piutang 1,248,443,422.00 1,190,472,612.00

Sedangkan berdasarkan umurnya piutang dapat dirinci sebagai berikut :

- Piutang di Kantor PusatUmur s.d. 3 bulan 297,170,294.00 - Umur 3 s.d. 6 bulan 68,016,126.00 346,203,530.00 Umur 6 bulan s.d. 1 tahun 91,218,493.00 93,925,856.00 Umur di atas 1 tahun s.d. 2 tahun 162,457,495.00 201,308,784.00 Umur di atas 2 tahun keatas 591,617,775.00 549,034,442.00

Sub jumlah 1,210,480,183.00 1,190,472,612.00

- Piutang di Unit IKKUmur s.d. 3 bulan 7,313,559.00 - Umur 3 s.d. 6 bulan 4,622,920.00 - Umur 6 bulan s.d. 1 tahun 5,449,835.00 - Umur di atas 1 tahun s.d. 2 tahun 6,176,060.00 - Umur di atas 2 tahun keatas 14,400,865.00 -

Sub jumlah 37,963,239.00 -

Jumlah piutang 1,248,443,422.00 1,190,472,612.00

- Penyisihan piutang Kantor Pusat (779,474,980.55) (712,956,566.00) - Penyisihan piutang Unit IKK (23,144,703.50) -

Jumlah penyisihan piutang (802,619,684.05) (712,956,566.00)

Jumlah tersebut merupakan saldo uang di bank per 31 Desember 2004dan 1 Januari 2004 dengan rincian :

Jumlah tersebut merupakan saldo piutang langganan dari penjualan airper 31 Desember 2004 dan 1 Januari 2004, dengan rincian :

Saldo penyisihan piutang per 31 Desember 2004 dan 1 Januari 2004dapat dirinci sebagai berikut :

17

Page 19: 074

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

3. Piutang langganan non air (net) 3,253,005.00 3,087,350.00

- Piutang di Kantor Pusat 105,361,536.00 100,714,386.00 - Piutang di Unit Ibukota Kecamatan ( IKK ) - -

Jumlah piutang rekening non air 105,361,536.00 100,714,386.00

- Penyisihan piutang langganan non air di Kantor Pusat (102,108,531.00) (97,627,036.00) - Penyisihan piutang langganan non air di Unit IKK - -

Jumlah penyisihan piutang langganan non air (102,108,531.00) (97,627,036.00)

4. Piutang pegawai 5,724,900.00 5,724,900.00

- Pinjaman Pegawai 600,000.00 600,000.00 - Piutang pegawai eks piutang rekening 5,124,900.00 5,124,900.00

Jumlah 5,724,900.00 5,724,900.00

5. Piutang Lain - lain 26,216,400.00 26,216,400.00

Piutang antar PDAM- PDAM Pagar Alam 3,334,700.00 3,334,700.00 - PDAM Muara Enim 1,944,700.00 1,944,700.00 - PDAM Belitung 18,437,000.00 18,437,000.00

Sub Jumlah 23,716,400.00 23,716,400.00

Saldo piutang langganan non air Kantor Pusat per 31 Desember 2004 didasari opname fisik rekening.

Saldo piutang pegawai ex Piutang rekening air merupakan piutang langganan air/non air pegawai didasari surat pernyataanpegawai.

Jumlah tersebut merupakan saldo piutang kepada karyawan per 31Desember 2004 dan 1 Januari 2004 dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah tersebut merupakan saldo piutang antar PDAM dan piutanglainya per 31 Desember 2004 dan 1 Januari 2004

Saldo piutang langganan air didasari atas opname fisik rekening air dan piutang rekening air unit IKK Kabupaten Musi rawastelah dikeluarkan dari daftar saldo piutang dikarenakan adanya pemisahan PDAM Kota dan Kabupaten sesuai denganSK.No.165/KPTS/X/2003, tanggal 20 Mei 2003.

Jumlah tersebut merupakan saldo piutang langganan non air per 31Desember 2004 dan 1 Januari 2004 sehubungan dengan biayasambungan baru kepada pelanggan, dengan rincian :

Saldo penyisihan piutang non air per 31 Desember 2004 dan 1 Januari2004 dapat dirinci sebagai berikut :

Rincian piutang dan penyisihan lihat Lampiran I

18

Page 20: 074

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

Piutang Lain - lain- Piutang ex Direksi PDAM ( th.2000 ) 2,500,000.00 2,500,000.00

Jumlah 26,216,400.00 26,216,400.00

6. Persediaan 118,965,360.00 279,940,438.00 Jumlah tersebut merupakan nilai persediaan yang terdiri atas :- Persediaan alat Tulis dan Barang Cetakan 30,366,960.00 22,219,385.00 - Persediaan Pipa - 156,491,688.00 - Persediaan Accesoriss - 79,909,965.00 - Persediaan Bahan Kimia 88,134,000.00 19,061,500.00 - Persediaan Water Meter - 1,793,500.00 - Persediaan Bahan Bakar 464,400.00 464,400.00

Jumlah 118,965,360.00 279,940,438.00

7. Aktiva Tetap ( Net ) 4,412,350,745.38 559,747,047.49

- Tanah Hak Atas Tanah 47,471,050.00 47,471,050.00 - Instalasi sumber air 242,794,721.00 242,794,721.00 - Instalasi Pompa 1,323,808,613.90 653,946,463.90 - Instalasi Pengolahan 3,809,691,631.45 1,325,973,031.45 - Instalasi Tranmisi/Distribusi 5,382,398,973.89 5,924,529,539.72 - Bangunan Gedung 499,467,255.60 350,369,255.60 - Peralatan dan Perlengkapan 236,727,600.00 205,713,075.00 - Kendaraan/Alat Pengangkutan 541,799,900.00 331,739,150.00

Jumlah 12,084,159,745.84 9,082,536,286.67

- Tanah Hak Atas Tanah - - - Instalasi sumber air (226,364,950.63) (215,496,360.50) - Instalasi Pompa (543,648,815.63) (640,131,697.15) - Instalasi Pengolahan (1,017,591,630.37) (1,314,544,031.45) - Instalasi Tranmisi/Distribusi (5,172,728,862.52) (5,704,019,603.47) - Bangunan (242,985,216.31) (189,470,412.24) - Peralatan dan Perlengkapan (161,227,125.00) (150,459,859.37) - Alat Angkutan (307,262,400.00) (308,667,275.00)

Jumlah (7,671,809,000.46) (8,522,789,239.18)

8. Aktiva Tetap Leasing (net) 41,873,687.50 -

Akumulasi penyusutan aktiva tetap per 31 Desember 2004 dan 1 Januari2004 terdiri dari:

Jumlah tesebut merupakan nilai buku Aktiva tetap per 31 Desember2004 dan 1 Januari 2004 yang terdiri dari :

Penurunan nilai persediaan pipa,accesoriss dan water meter dikarenakan reklasifikasi nilai tersebut ke perkiraan aktiva lain-lain.

Kenaikan nilai aktiva tetap (net) disebabkan adanya penambahan penyertaan Pemerintah Kota Lubuklinggau dan PemerintahRI berupa instalasi pompa dan pengolahan, serta koreksi nilai akumulasi penyusutan aktiva tetap yang dicatat lebih tinggidari ketentuan dalam SK Menteri Keuangan No. 82/KMK.04/1994.

19

Page 21: 074

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

- Kendaraan 96,146,500.00 - - Akumulasi penyusutan (54,272,812.50) -

Jumlah 41,873,687.50 -

9. Aktiva Lain - lain 1,110,189,838.59 187,391,723.09

- Persediaan Bahan Instalasi 1,041,518,622.00 - - Jaminan P.L.N 7,052,000.00 7,052,000.00 - Aktiva belum digunakan - 127,668,719.00 - Aktiva rusak dan hilang net 61,619,216.59 52,671,004.09

Jumlah 1,110,189,838.59 187,391,723.09

- Pipa 374,957,307.00 - - Accessories 314,188,815.00 - - Water Meter 352,372,500.00 -

Jumlah 1,041,518,622.00 -

- Instalasi Pengolahan 17,078,443.64 17,078,443.64 - Instalasi Pompa 43,030,099.80 34,156,887.30 - Peralatan dan Perlengkapan 98,906.25 23,906.25 - Perabot Kantor 1,210,595.03 1,210,595.03 - Nilai Komputer yang rusak 201,171.87 201,171.87

Jumlah 61,619,216.59 52,671,004.09

10. Hutang Pajak 13,500,000.00 13,500,000.00

- Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) 13,500,000.00 13,500,000.00 - Pajak Penghasilan Psl.21 (PPh.21) - - - Pajak Penghasilan PPh.23 ( PPh.23) - - Jumlah 13,500,000.00 13,500,000.00

11. Biaya Yang Masih Harus dibayar 319,701,057.00 256,135,558.00

- Rekening listrik 50,895,015.00 94,581,265.00 - Rekening telepon 318,621.00 766,345.00

Jumlah tersebut merupakan saldo aktiva tetap leasing per 31 Desember2004 berupa mobil suzuki TS 150 sesuai perjanjian leasingNo.01/PJ/PDAM/MURA/2003 tanggal 23 September 2003.

Jumlah tersebut merupakan saldo aktiva lain - lain per 31 Desember2004 dan 1 Januari 2004 yang terdiri dari :

Jumlah tersebut merupakan pajak yang masih harus dibayar per 31Desember 2004 dan 1 Januari 2004 terdiri atas :

Jumlah tersebut merupakan jumlah biaya yang masih harus dibayar per31 Desember 2004 dan 1 Januari 2004

Jumlah aktiva tetap rusak berat dan hilang sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Fisik No.09/BAP/PDAM/1998, tanggal31/08/1998 dan SK Bupati No.17/SK/Perek/1998, tanggal 07/03/1998 serta laporan hasil inventarisasi aktiva tetap PDAMTirta Silampari Kabupaten Mura tanggal 12 Agustus 2004 yang terdiri dari :

Jumlah persediaan bahan instalasi merupakan bantuan pemerintah kota lubuklinggau sesuai dengan berita acara penyerahanNo.1945/XI/DDL/2004, bill of quantity CV. Sriwijaya Prima dan bill of quantity CV. Jessica, dengan rincian sebagaiberikut:

20

Page 22: 074

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

- Pengadaan bahan kimia tawas - 22,500,000.00 - Dana pensiun bersama perpamsi 259,675,860.00 132,162,854.00 - Iuran jamsostek 8,811,561.00 6,125,094.00

Jumlah 319,701,057.00 256,135,558.00

12. Hutang Pajak Air 3,489,100.00 36,382,500.00

13. Hutang kepada Direktorat Air bersih 33,600,000.00 33,600,000.00

14. Hutang pada PDAM OKU 5,249,750.00 5,249,750.00

- Pinjaman dana utk penyusunan neraca awal dan kekurangan gaji 2,000,000.00 2,000,000.00 - Pinjaman dana penyusunan neraca 1,500,000.00 1,500,000.00 - Pinjaman barang persediaan 4,149,750.00 4,149,750.00 - Pembayaran tanggal 5/10/1993 (2,400,000.00) (2,400,000.00)

Jumlah 5,249,750.00 5,249,750.00

15. Uang Muka Sambungan Baru - 33,348,000.00

16. Hutang Bunga Pinjaman 3,900,102,557.10 3,156,028,444.33

Perjanjian pinjaman RDA-100/DP3/1992 - Biaya administrasi 2,177,374,385.93 1,811,405,473.30 - Denda biaya administrasi 1,254,554,923.67 900,120,743.19 - Denda angsuran pokok 314,829,826.50 219,252,193.07 - Kewajiban komitmen - - - Denda kewajiban komitmen - - Sub Jumlah 3,746,759,136.09 2,930,778,409.56 Perjanjian pinjaman RDA-244/DP3/1996 - Kewajiban komitmen 94,305,555.81 179,225,833.32

Jumlah tersebut merupakan uang muka sambungan baru dari calonpelanggan per 31 Desember 2004 dan 1 Januari 2004

Jumlah tersebut merupakan saldo utang bunga pinjaman jangka panjangkepada Dep.Keuangan Republik Indonesia per 31 Desember 2004 dan 1Januari 2004 sesuai dengan perjanjian pinjaman No.RDA-100/DP3/1992, tanggal 18 Desember 1992 dan RDA-244/DP3/1996,tanggal 7 Maret 1996 dengan rincian:

Jumlah tersebut merupakan saldo hutang pajak air bawah tanah per 31Desember 2004 dan 1 Januari 2004

Jumlah tersebut merupakan nilai pinjaman PVC dia.8" sejumlah 1.200meter per 31 Desember 2004 dan 1 Januari 2004 kepada Direktorat Airbersih Dirjen Cipta Karya Dep.Pekerjaan Umum sesuai SuratNo.029/SPP/DAR-PDAM/1993, tanggal 29/09/1993

Jumlah tersebut merupakan saldo hutang per 31 Desember 2004 dan 1Januari 2004 kepada PDAM OKU yang timbul tahun 1982 sampai 1984dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah Dana pensiun bersama merupakan tunggakan kepada Perpamsi atas penyelenggaraan dana pensiun sampai dengan 31Desember 2004 sesuai dengan Daftar Tunggakan Iuran dan Bunga Dana Pensiun

21

Page 23: 074

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

- Denda kewajiban komitmen 59,037,865.20 46,024,201.45

Sub Jumlah 153,343,421.01 225,250,034.77

Jumlah 3,900,102,557.10 3,156,028,444.33

22

Page 24: 074

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

17. Bagian Hutang Jangka Panjang yg akan jatuh tempo 1,813,680,970.20 1,571,856,840.70

- Jatuh tempo tahun 1988 120,912,064.75 120,912,064.75 - Jatuh tempo tahun 1999 241,824,129.45 241,824,129.45 - Jatuh tempo tahun 2000 241,824,129.50 241,824,129.50 - Jatuh tempo tahun 2001 241,824,129.50 241,824,129.50 - Jatuh tempo tahun 2002 241,824,129.50 241,824,129.50 - Jatuh tempo tahun 2003 241,824,129.50 241,824,129.50 - Jatuh tempo tahun 2004 241,824,128.50 241,824,128.50 - Jatuh tempo tahun 2005 241,824,129.50 0

Jumlah 1,813,680,970.20 1,571,856,840.70

18. Hutang pada Departemen Keuangan RI 1,209,120,648.44 1,450,944,777.94

a. Hutang awal - Realisasi penarikan pinjaman 2,052,587,700.00 2,052,587,700.00 - Dikapitalisir sebagai hutang pokok 1,122,942,517.03 1,122,942,517.03 - Pembayaran bunga masa tenggang (31,816,533.64) (31,816,533.64)

Jumlah hutang awal 3,143,713,683.39 3,143,713,683.39

b. Hutang Jatuh Tempo - Angsuran telah jatuh tempo s.d tahun 2002 (1,209,120,647.45) (1,209,120,647.45) - Jatuh Tempo tahun 2003 (241,824,129.50) (241,824,129.50) - Akan Jatuh Tempo 2004 (241,824,128.50) (241,824,128.50) - Akan Jatuh Tempo 2005 (241,824,129.50) -

Jumlah hutang jatuh tempo (1,934,593,034.95) (1,692,768,905.45) Jumlah 1,209,120,648.44 1,450,944,777.94

19. Jaminan Langganan 51,726,500.00 45,531,000.00

20. Hutang Leasing 40,813,000.00 -

21. Penyertaan Pemda Kabupaten Musi Rawas - 1,834,230,410.48

Jumlah tersebut merupakan saldo hutang atas perjanjian leasingkendaraan sesuai surat perjanjian No.01/PJ/PDAM/MURA/2003,tanggal 23 september 2003

Jumlah tersebut merupakan saldo utang kepada Dep.Keuangan RIdengan rincian sebagai berikut :

Pelepasan penyertaan modal pemda kabupaten musi rawas sebagaiakibat pemisahan PDAM kota dan kabupaten sesuai SK. Bupati No.165.KPTS/X/2003, tanggal 20 Mei 2003

Jumlah tersebut merupakan saldo uang pelanggan air sebagai jaminanmeter air per 31 Desember 2004 dan 1 Januari 2004

Jumlah tersebut merupakan angsuran pokok hutang jangka panjang ekspinjaman kepada Departemen Keuangan RI No.RDA-100/DP3/1992,tanggal 18 Desember 1992 yang telah jatuh tempo serta akan jatuhtempo dalam tahun 2004 dengan rincian :

23

Page 25: 074

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

22. Penyertaan Pemerintah Kota Lubuklinggau 8,094,016,098.68 -

23. Modal Hibah Pemerintah Kota Lubuklinggau 2,436,285,077.00 -

24. Penyertaan Pemerintah RI 6,777,058,287.00 4,293,339,687.00

- Saldo awal 4,293,339,687.00 1,769,009,087.00 - 2,483,718,600.00 2,524,330,600.00 - 6,777,058,287.00 4,293,339,687.00

25. Laba (rugi) tahun lalu (16,684,756,035.82) (10,425,269,840.55)

- (10,425,269,840.55) (14,683,471,732.38)- (5,544,499,905.04) - - (714,986,290.23) (2,001,583,796.37)- (16,684,756,035.82) (16,685,055,528.75)

26. Pendapatan Usaha 2,326,743,441.50

- Pendapatan air 2,218,471,291.50 - Pendapatan non air 108,272,150.00

Jumlah 2,326,743,441.50

Pendapatan air dapat dirinci sebagai berikut : - Harga air 1,808,228,336.50 - Dana meter air 267,456,505.00 - Jasa administrasi 82,156,450.00 - Mobil tangki (setoran air) 60,630,000.00

Jumlah 2,218,471,291.50 Pendapatan non air dapat dirinci sebagai berikut:

- Sambungan instalasi/ sambungan baru 80,316,050.00 - Biaya administrasi/ denda 13,466,000.00 - Pergantian pipa persil 9,322,850.00 - Non air lainnya 5,167,250.00

Koreksi saldo laba (rugi) tahun laluLaba (rugi) tahun berjalanSaldo akhir per 31 Desember

Jumlah tersebut merupakan saldo modal hibah pemerintah kotalubuklinggau atas penyerahan persediaan bahan instalasi berupa pipa,accessories dan water meter serta bantuan pembayaran rekeningpemakaian listrik, pajak air selama tahun 2004

Jumlah tersebut merupakan saldo penyertaan modal pemerintah RI padaPDAM per 31 Desember 2004 dan 1 Januari 2004, dengan rinciansebagai berikut:

Jumlah tersebut merupakan saldo penyertaan modal pemerintah kotalubuklinggau atas penyerahan PDAM Tirta Silampari Kabupaten MusiRawas kepada Kota Lubuklinggau berdasarkan SK. Bupati No.165.KPTS/X/2003, tanggal 20 Mei 2003 serta laporan hasilinventarisasi aktiva tetap PDAM tanggal 12 April 2004

Jumlah tersebut merupakan pendapatan operasional tahun buku 2004dan 1 Januari 2004, yang terdiri dari:

Mutasi tahun berjalanSaldo akhir per 31 Desember

Jumlah tersebut merupakan akumulasi saldo rugi tahun-tahun yang lalusampai dengan 31 Desember 2004 dan 1 Januari 2004

Kenaikan tersebut merupakan penambahan penyertaan Pemerintah RI berupa penyerahan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dalamrangka perluasan cakupan pelayanan PDAM

Koreksi saldo laba (rugi) tahun lalu disebabkan kurang catat akumulasi kerugian sebagai akibat koreksi aktiva tetap danpiutang yang diserahkan kepada PDAM Kabupaten Musi Rawas

Saldo laba (rugi) tahun lalu

24

Page 26: 074

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

Jumlah 108,272,150.00

27. Biaya Langsung Usaha 1,650,618,752.95

- Biaya sumber air 795,149,020.50 - 572,648,386.57 - 282,821,345.88

Jumlah 1,650,618,752.95

Biaya sumber air - Gaji pegawai instalasi sumber 38,038,137.00 - Retribusi air bawah tanah - - Pemakaian bahan bakar 88,860,000.00 - Pemakaian Listrik PLN 541,834,035.00 - Pemakaian bahan pembantu - - Rupa-rupa biaya Operasi - - Biaya penyusutan sumber 102,132,848.50 - Pemeliharaan bangunan & penyempurnaan tanah - - Pemeliharaan pengumpulan dan reservoir - - Pemeliharaan danau - - Pemeliharaan mata air dan saluran - - Pemeliharaan sumur-sumur - - Pemeliharaan pipa induk - - Pemeliharaan alat pembangkit 4,314,000.00 - Pemeliharaa alat pompa 6,900,000.00 - Rupa-rupa pemeliharaan lainnya 13,070,000.00

Jumlah 795,149,020.50

Biaya instalasi pengolahan air - Gaji pegawai pengolahaan 73,440,855.00 - Pemakaian bahan kimia 302,895,000.00 - Pemakaian bahan pembantu - - Biaya bahan bakar - - Biaya Listrik PLN - - Rupa-rupa biaya pengolahaan lainnya 7,680,000.00 - Biaya penyusutan pengolahan 183,012,031.57 - Pemeliharaan bangunan 550,000.00 - Pemeliharaan instalasi pengolahan 2,672,000.00 - Pemeliharaan instalasi pengolahan lainnya 450,000.00 - Pemeliharaan instalasi pompa 1,948,500.00

Jumlah 572,648,386.57

Biaya instalasi transmisi/distribusi - Gaji pegawai transmisi 142,653,921.00

dengan rincian sebagai berikut:

Biaya instalasi pengolahan airBiaya instalasi transmisi/distrbusi

Pendapatan non air lainnya merupakan pendapatan dari hasil sewa bak, balik nama dan pergantian biaya plat (tandalangganan air bersih)

Jumlah tersebut merupakan biaya langsung usaha selama tahun 2004dan 1 Januari 2004, yang terdiri dari:

Jumlah pemakaian bahan bakar merupakan pemakaian BBM solar atas penggunaan genzet pompa

Jumlah pemakaian bahan kimia merupakan pemakaian tawas dalam proses pengolahan air bersih pada IPA

25

Page 27: 074

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

- Pemakaian bahan pelengkap - - Bahan bakar - - Biaya Listrik PLN - - Biaya pemakaian pipa persil - - Rupa-rupa biaya operasi 1,545,000.00 - Biaya penyusutan transmisi/distribusi 91,731,424.88 - Pemeliharaan bangunan - - Pemeliharaan reservoir dan tangki - - Pemeliharaan pipa trans/dist 14,036,100.00 - Pemeliharaan pipa dinas 11,931,650.00 - Pemeliharaan pompa - - Pemeliharaan water meter 4,690,500.00 - Pemeliharaan hydrant - - Pemeliharaan trans/dist lainnya 16,232,750.00

Jumlah 282,821,345.88

28. Biaya Administrasi dan Umum 2,408,045,019.39

- Biaya pegawai 940,217,048.00 - Biaya kantor 62,483,684.00 - Biaya hubungan langganan 49,709,852.00 - Biaya penelitian dan pengembangan 232,500.00 - Biaya keuangan 808,838,481.00 - Biaya pemeliharaan 129,027,610.00 - Biaya penyisihan piutang 195,201,142.05 - Biaya penyusutan dan amortisasi 106,294,812.09 - Biaya umum lainnya 116,039,890.25

Jumlah 2,408,045,019.39

Gaji dan honor pegawai 690,271,450.00 Tunjangan 12,083,500.00 Iuran Pensiun dan Astek,Askes 135,706,973.00 Lembur dan Uang makan 1,425,000.00 Incentive/kesejahteraan karyawan 25,900,491.00 Pembinaan karyawan 6,852,500.00 Bantuan dan sumbangan 8,258,510.00 Pendidikan dan latihan 3,917,500.00 Rupa-rupa biaya pegawai 55,801,124.00

940,217,048.00

Jumlah biaya keuangan terdiri dari :Bunga pinjaman 353,415,889.25 Denda kewajiban komitmen 13,013,663.75 Biaya denda administrasi 349,953,181.83 Denda angsuran pokok dan bunga 92,455,746.18

808,838,481.00

Jumlah tersebut merupakan biaya administrasi/umum selama tahun2004, yang terdiri dari:

Jumlah biaya pegawai terdiri dari :

Biaya umum lainnya merupakan biaya perjalanan dinas, jasa profesional, biaya pajak dan retribusi dan representasi direksiselama tahun 2004

26

Page 28: 074

31 Desember 2004 1 Januari 2004(Rp.) (Rp.)

29. Pendapatan / (Biaya) di Luar Usaha 29,865,430.00

- Bunga deposito dan jasa giro 1,451,045.00 - Penerimaan denda keterlambatan - - Penyambungan kembali - - Pendapatan lain-lain 29,103,431.00 - Biaya administrasi bank (689,046.00) Jumlah 29,865,430.00

Jumlah tersebut merupakan pendapatan dan (biaya) di luar usaha selamatahun 2004 dan 1 Januari 2004, yang terdiri dari:

27

Page 29: 074

30. Sejak tahun 1999, perusahaan selalu mengalami kerugian yang jumlahnya semakin meningkat setiap tahunnya. Akumulasi kerugian sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar Rp18.386.810.936,66 atau 106,24% dari jumlah modal sebesar Rp17.307.359.462,68. Perusahaan mempunyai kewajiban jangka panjang yang telah jatuh tempo dan hutang bunga pinjaman atas kewajiban tersebut masing-masing sebesar Rp1.813.680.970,20 dan Rp3.900.102.557,10. Untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan, manajemen telah menyusun corporate plan, yang diantaranya adalah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. Selain itu, Pemerintah Kota Lubuklinggau menganggarkan biaya pembangunan instalasi, perluasan jaringan dan perbaikan pipa dalam APBD Kota Lubuklinggau

27

Page 30: 074

PDAM TIRTA BUKIT SULAP LUBUKLINGGAUPOSISI PIUTANG USAHA DAN PENYISIHAN

PER 31 DESEMBER 2004Lampiran 1

NO URAIAN UMUR PIUTANG SALDOs.d. 3 bulan 3 s.d. 6 bulan 6 bulan s.d. 1 tahun 1 s.d. 2 tahun > 2 Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8

PIUTANG I. KANTOR PUSAT 297,170,294 68,016,126 91,218,493 162,457,495 591,617,775 1,210,480,183 II. UNIT IKK 7,313,559 4,622,920 5,449,835 6,176,060 14,400,865 37,963,239

JUMLAH 304,483,853 72,639,046 96,668,328 168,633,555 606,018,640 1,248,443,422

TARIF PENYISIHAN 0% 30% 50% 75% 100%I. KANTOR PUSAT - 20,404,838 45,609,247 121,843,121 591,617,775 779,474,981 II. UNIT IKK - 1,386,876 2,724,918 4,632,045 14,400,865 23,144,704

JUMLAH 21,791,714 48,334,164 126,475,166 606,018,640 802,619,684 NILAI BUKU - 50,847,332 48,334,164 42,158,389 - 445,823,738

Page 31: 074

ATAS LAPORAN HASIL KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA BUKIT SULAP LUBUKLINGGAU Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 Nomor : 255.d/S /XIV.2/10/2005 Tanggal : 18 Oktober 2005 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan II di Palembang Jalan Demang Lebar Daun No. 2 Palembang 30137 Telp. (0711) 410549 Fax. (0711) 358948

BPK RI

BPK – RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Page 32: 074

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. i

BAB I SIMPULAN ………………………………………………... 1

BAB II URAIAN HASIL EVALUASI 4

A. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran

Perusahaan ………………………………………………..... 4

B. Tingkat Keberhasilan Perusahaan 4

1. Aspek Keuangan ............................................................... 4

2. Aspek Operasional ............................................................ 6

3. Aspek Administrasi ........................................................... 8

C. Perkembangan Usaha PDAM ............................................... 9

D. Pemahaman Atas Struktur Pengendalian Intern ................... 14

E. Aspek Strategis ..................................................................... 14

Page 33: 074

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PERWAKILAN II DI PALEMBANG

Jl. Demang Lebar Daun No. 2 Palembang-30137 Telepon (0711) 410549, 316513 Fax.(0711) 358948

Palembang, 18 Oktober 2005

Nomor : 255.d/XIV.2/10/2005 Lampiran : - Perihal : Laporan Hasil Evaluasi Kinerja

PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau Tahun Buku 2004

Kepada Yth. 1. Ketua Badan Pengawas PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau 2. Direktur Utama PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau di LUBUKLINGGAU

BAB I SIMPULAN

A. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau adalah Perusahaan baru yang merupakan hasil

dari pemisahan PDAM Tirta Silampari milik Kabupaten Musi Rawas. Pemisahan ini efektif

berlaku mulai 1 Januari 2004. Untuk Tahun Buku 2004, PDAM Tirta Bukit Sulap

Lubuklinggau belum membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Dengan

tidak dibuatnya RKAP dan mengingat PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau adalah

Perusahaan baru yang berarti tidak ada data pembanding dari tahun sebelumnya, maka

tingkat pencapaian perusahaan (posisi keuangan dan hasil usaha/operasi) diukur dengan

menggunakan Sandar Perhitungan Nilai Kinerja PDAM sesuai Keputusan Menteri Dalam

Negeri Nomor 47 Tahun 1999.

1

Page 34: 074

B. Tingkat Keberhasilan Perusahaan

Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tanggal 31 Mei 1999

tentang ” Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum” kinerja PDAM

Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau tahun buku 2004 ditinjau dari aspek Keuangan,

aspek Operasional dan aspek Administrasi diperoleh nilai 39,69 dan termasuk dalam

kategori Kurang dengan rincian sebagai berikut:

No. Aspek Nilai 1 2 3

Keuangan Operasional Administrasi

16,50 13,61

9,58 Jumlah 39,69

C. Perkembangan Usaha

Perkembangan usaha Perusahaan dari awal tahun 2004 sampai dengan tahun akhir

tahun 2004 adalah sebagai berikut:

1. Asset PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau mengalami kenaikan 296,97% dari

Rp1.589.891.737,67 menjadi Rp6.311.532.108,76. Kenaikan tersebut sebagian

besar karena adanya penambahan aktiva tetap berupa Instalasi Pengolahan Air.

2. Total ekuitas akhir tahun 2004 sebesar (Rp1.079.451.473,98) jika dibandingkan

tahun awal tahun 2004 sebesar (Rp5.012.686.033,30), mengalami kenaikan

sebesar 78,46%. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya penambahan penyertaan

dari Pemerintah Kota Lubuklinggau berupa hibah dan penyertaan Pemerintah RI.

3. Rasio Likuiditas perusahaan menunjukkan hal yang positif. Hal ini dapat dilihat

dari perhitungan cash ratio, current ratio dan quick ratio, yaitu masing-masing

2,41%, 12,26%, dan 10,31% .

4. Ratio solvabilitas juga menunjukkan hal yang positif, yaitu 484,88%.

5. Ratio rentabilitas yang dihitung dengan ROI, ROA, dan RONW menunjukkan hal

yang negatif yaitu masing-masing sebesar (26.96%), (14,15%), dan (157,67%).

2

Page 35: 074

D. Pemahaman Atas Satuan Pengawas Intern

Pengkajian terhadap pelaksanaan tugas Satuan Pengawas Intern PDAM Tirta Bukit

Sulap Lubuklinggau menunjukkan bahwa Satuan Pengawasan Intern (SPI) PDAM

Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau belum dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Sehingga posisi Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang sangat penting, belum

diberdayakan sebagaimana mestinya. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya

deskripsi kerja dan program kerja Satuan Pengawasan Intern (SPI) Tirta Bukit Sulap

Lubuklinggau.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN II DI PALEMBANG

KEPALA PERWAKILAN

DRS. SUTRISNO

NIP.240000922

3

Page 36: 074

BAB II. URAIAN HASIL EVALUASI

A. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau adalah Perusahaan baru yang merupakan hasil

dari pemisahan PDAM Tirta Silampari milik Kabupaten Musi Rawas. Pemisahan ini efektif

berlaku mulai 1 Januari 2004. Untuk Tahun Buku 2004, PDAM Tirta Bukit Sulap

Lubuklinggau belum membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Dengan

tidak dibuatnya RKAP dan mengingat PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau adalah

Perusahaan baru yang berarti tidak ada data pembanding dari tahun sebelumnya, maka

tingkat pencapaian perusahaan (posisi keuangan dan hasil usaha/operasi) diukur dengan

menggunakan Sandar Perhitungan Nilai Kinerja PDAM sesuai Keputusan Menteri Dalam

Negeri Nomor 47 Tahun 1999.

B. Tingkat Keberhasilan Perusahaan

Sesuai dengan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tanggal 31 Mei 1999 tentang ”

Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum” kinerja PDAM Tirta Bukit

Sulap Lubuklinggau tahun 2004 dihitung sebagai berikut:

1. Aspek Keuangan

a. Data Aspek Keuangan Perusahaan

No Uraian 31 Desember 2004 (Rp)

1 Januari 2004 Unaudited (Rp)

% Kenaikan/ Penurunan

1 2 3 4 5

A Piutang Usaha (net) 449.076.742,95 480.603.395,75 -6,55% B Aktiva Lancar 747.117.837,29 842.752.967,09 -11,34% C Aktiva Produktif 5.201.342.270,17 1.402.500.014,58 270,86% D Total Aktiva 6.311.532.108,76 1.589.891.737,67 296,97% E Kewajiban Lancar 6.089.323.434,30 5.106.101.993,03 19,25% F Kewajiban Jangka Panjang 1.301.660.148,44 1.496.475.777,94 -13,01% G Total Kewajiban 7.390.983.582,74 6.602.577.770,97 11,94% H Ekuitas -1.079.451.473,98 -5.012.686.033,30 78,46% I Penjualan Air 2.218.471.291,50 0 - J Pendapatan Operasi 2.326.743.441,50 0 -

K Beban Operasi 4.058.663.772,34 0 -

L Laba Sebelum Pajak -1.702.054.900,84 0 -

M Penyusutan 483.171.117,04 0 -

N Angsuran Hutang Pokok+Bunga JT 0 0 -

O Laba Operasi Sebelum Penyusutan -1.218.883.783,80 0 -

4

Page 37: 074

P Penjualan per hari 6.078.003,54 0 -

Q Rekening tertagih 1.997.192.211,00 0 -

R Jumlah Penduduk yang terlayani 38.904 0 -

S Jumlah Penduduk (jiwa) 175.495 0 -

T Produksi Air (m3) 4.804.318 0 -

U Air Terjual (m3) 1.810.710 0 -

V Air yang hilang (m3) 2.911.945 0 -

W Jumlah Karyawan (Orang) 110 0 -

X Jumlah Pelanggan (SR) 6.915 0 -

b. Penilaian Kinerja Perusahaan

1) Aspek Keuangan

2004 Kriteria No Indikator Rumus Rasio Nilai Rasio Nilai

>10% 5 L/C(%) >7%-10% 4

>3%-7% 3

>0%-3% 2

1 Rasio Laba Terhadap Aktiva Produktif (%)

(32,72%)

1

<0% 1 >12% 5 >9%-12% 4 >6%-9% 3 >3%-6% 2

Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba Terhadap Aktiva Produktif

(13,4%)

1

<0%-3% 1 >20% 5 >14%-20% 4 >8%-14% 3 >0%-8% 2

2 Rasio Laba Terhadap Penjualan (%) peningkatan Rasio LP terhadap tahun sebelumnya

L/J(%)

(73,15%)

1

<0% 1 >12% 5 >9%-12 4 >6%-9% 3 >3%-6% 2

Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba Terhadap Penjualan

(0,383) 1

<0%-3% 1 >1,75-2,00 5 >1,6-1,75atau>2,00-2,30

4

>1,25-1,50atau>2,3-2,70

3

>1,00-1,25atau>2,7-3,00

2

3 Rasio AL Terhadap Utang Lancar (kali) B/E(X) 0,12 1

≤1,00atau>3,00

1

5

Page 38: 074

≤0,50 5 >0,50-0,70 4 >0,70-0,80 3 >0,80-1,00 2

4 Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas (kali)

F/H(X)

-1,21

1

>1,00 1 >2,00 5 >1.70-2,00 4 >1,30-1,70 3 >1,00-1,30 2

5 Rasio Aktiva Terhadap Total Hutang (kali)

D/G(X) 0,85 2

≤1,00 1 ≤0,50 5 >0,50-0,65 4 >0,65-0,85 3 >0,85-1,00 2

6 Rasio Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi (kali)

K/J(X) 1,74 1

>1,00 1 >2,00 5 >1,7-2,00 4 >1,30-1,70 3 >1,00-1,30 2

7 Rasio Laba Operasi sebelum penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo (kali)

O/N(X)

-

-

≤1,00 1 <2,00 5 >2.00-4,00 4 >4,00-6,00 3 >6,00-8,00 2

8 Rasio Aktiva Produktif Terhadap Penjualan (kali)

C/I(X)

2,34

4

>8,00 1 ≤60 5 >60-90 4 >90-150 3 >150-180 2

9 Jangka Waktu Penagihan (kali) A/P(X) 73,89 4

>180 1 >90% 5 >85%-90% 4 >80%-85% 3 >75%-80% 2

10 Efektivitas Penagihan Q/I(%) 90,02% 5

≤75% 1 Jumlah Nilai 22

2) Aspek Operasional

Kriteria No Indikator Keterangan Nilai Rasio Nilai

1 Cakupan Pelayanan ∑ Jlh Jiwa Terlayani x100% ∑ Penduduk Tahun 2004 = ∑ 38.904 x100% = 22,3% ∑ 174.495

2 >80% >60%-80% >40%-60% >20%-40% ≤20%

5 4 3 2 1

6

Page 39: 074

2 Kualitas Air Distribusi

Memenuhi syarat air bersih 2 Memenuhi syarat air minum Memenuhi syarat air bersih Tidak memenuhi syarat

3

2

1

3 Kontinuitas Air Distribusi

Belum seluruh pelanggan dapat aliran air

1 Seluruh pelanggan dapat aliran air 24 jam Belum seluruh pelanggan dapat aliran air

2

1

4 Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi

Kapasitas Produksi x 100% Kapasitas Terpasang = 4.804.318,10 x 100% 5.645.376,00 = 85,10%

3 >90% >80%-90% >70%-80% ≥70%

4 3 2 1

5 Tingkat Kehilangan Air (TKA)

Tahun 2004= ∑air yg tdk dpt di prtgjwb ∑distribusi air = 2.832.686,80 4.723.265,80 =59,97%

1 ≤20% >20%-30% >30%-40% >40%

4 3 2 1

6 Peneraan meter air ∑Pelanggan yang mtr air di tera x 100% ∑Pelanggan 207 = 2,99% 6915

1 >20%-25% >10-20% >0%-10%

3 2 1

7 Kecepatan Penyambungan baru

Waktu yang dibutuhkan dari pembayaran s.d. penyambungan diperlukan lebih dari 6 hari

2 ≤6 hr kerja >6 hr kerja

2 1

8 Kemampuan penanganan pengadaan rata-rata per bulan

∑Pengaduan selesai ditangani x 100% ∑Seluruh Pengaduan = 6 = 11,54% 52

1 ≥80% <80%

2 1

9 Kemudahan Pelayanan

Tersedianya service point diluar kantor pusat

2 Tersedia Tidak Tersedia

2 1

10 Rasio karyawan per 1000 pelanggan

∑Pegawai x 1000 ∑Pelanggan = 110 x 1000 6915 = 15,91

1 ≤6,00 >6,00-7,00 >7,00-9,00 >9,00-10,00 ≥10,00

5 4 3 2 1

Jumlah Nilai 16

7

Page 40: 074

3) Aspek Administrasi

No Indikator Keterangan Nilai 1 Rencana Jangka Panjang (Corporate

Plan) Perusahaan telah memiliki rencana jangka panjang tetapi baru dipedomani sebagian

2

2 Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan telah memiliki rencana organisasi 3 3 Prosedur Operasi Standar Perusahaan belum memiliki Prosedur Operasi

Standar. Pekerjaan dilakukan berdasarkan pengalaman

1

4 Gambar nyata laksana (As Built Drawing)

Perusahaan telah memiliki gambar nyata laksana untuk manajemen produksi dan distribusi

3

5 Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Perusahaan telah memiliki pedoman penilaian kerja karyawan

3

6 Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Perusahaan belum memiliki RKAP tahun 2004 1

7 Tertib Laporan Internal Perusahaan telah menyampaikan laporan internal yang meliputi laporan harian kas, laporan keuangan tahunan dengan tidak tepat waktu. Sedangkan laporan keuangan bulanan perusahaan belum melakukannya.

2

8 Tertib Laporan Eksternal Perusahaan telah menyampaikan laporan eksternal kepada Badan Pengawas berupa laporan keuangan

3

9 Opini Auditor Independen Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2004 telah diaudit BPK Perwakilan II Palembang dengan opini WDP

3

10 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir

Untuk tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun 2004, perusahaan telah memberikan jawaban kepada BPK Perwakilan II Palembang, tetapi baru sebagian ditindaklanjuti

2

Jumlah Nilai 23

Perhitungan nilai kinerja PDAM sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999

adalah sebagai berikut:

ASPEK PERHITUNGAN NILAI KINERJA = ∑nilai yang diperoleh x 45 60 = 22 x 45

KEUANGAN

60

16,50

= ∑nilai yang diperoleh x 40 47 = 16 x 40

OPERASIONAL

47

13,61

8

Page 41: 074

= ∑nilai yang diperoleh x 15 36 = 23x 15

ADMINISTRASI

36

9,58

Jumlah Kinerja 39,69

Jumlah nilai kinerja PDAM tahun 2004 adalah 39,69 = Kurang

Klasifikasi Umum

Angka penilaian dan klasifikasi umum pemantauan Kinerja Keuangan terhadap tingkat

kesehatan PDAM sebagai berikut:

JUMLAH NILAI TINGKAT KESEHATAN >75 Baik Sekali

>60-75 Baik >45-60 Cukup >30-45 Kurang

<=30 Tidak Baik

C. Perkembangan Usaha PDAM

1. Perkembangan Posisi Keuangan

Perkembangan posisi keuangan (Neraca) per 31 Desember 2004 dibandingkan

dengan 1 Januari 2004 adalah sebagai berikut: URAIAN 31 Desember 2004 (Rp) 1 Januari 2004

Unaudited (Rp) Pertumbuhan (%)

AKTIVA - Aktiva Lancar 747.117.837,29 842.752.967,09 -11,34% - Aktiva Tetap 4.412.350.745,83 559.747.047,49 688,27% - Aktiva Tetap Leasing 41.873.687,50 0,00 - - Aktiva Lain-Lain 1.110.189.838,59 187.391.723,09 492,44% TOTAL AKTIVA 6.311.532.108,76 1.589.891.737,67 296,97% PASISIVA - Kewajiban Lancar 6.089.323.434,30 5.106.101.993,03 19,25% - Hutang Jk Panjang 1.301.660.148,44 1.496.475.777,94 -13,01% - Ekuitas (1.079.451.473,98) (5.012.686.033,30) 78,46% TOTAL PASSIVA 6.311.532.108,76 1.589.891.737,67 296,97%

2. Perbandingan Ekuitas

Perbandingan ekuitas antara awal dengan akhir tahun 2004 adalah sebagai

berikut:

9

Page 42: 074

URAIAN 31 Desember 2004 (Rp)

1 Januari 2004 Unaudited (Rp)

1. Pemda Mura 2. Pemda Kota Lubuklinggau 3. Hibah Pemkot Lubuklinggau 4. Penyertaan RI 5. Laba (Rugi) Tahun Lalu 6. Laba (Rugi) Tahun Berjalan

0,00 8.094.016.098,68 2.436.285.077,00 6.777.058.287,00

(16.684.756.032,82) (1.702.054.900,84)

1.834.230.410,48 0,00 0,00

4.293.339.687,00 (10.425.269.840,55)

(714.986.290,23) JUMLAH (1.079.451.473,98) (5.012.686.033,30)

Total Ekuitas pada akhir tahun 2004 sebesar (Rp1.079,45) juta, jika

dibandingkan dengan Total Ekuitas awal tahun 2004 sebesar (5.012,69) juta,

berarti terdapat kenaikan sebesar Rp3.933,23 juta. Hal tersebut disebabkan

antara lain karena dalam tahun 2004, terdapat penyerahan asset PDAM Kota

Lubuklinggau yang sebelumnya dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Mura senilai

Rp8.094,02 juta, hibah Pemerintah Kota Lubuklinggau sebesar Rp2.483,72 juta

dan tambahan penyertaan pemerintah RI sebesar Rp2.483,72 juta (Rp6.777,058

juta – Rp4.293,34 juta).

3. Rasio Keuangan

Rasio keuangan perusahaan Tahun 2004 adalah sebagai berikut:

Uraian No Perhitungan NilaiFormulaLIKUIDITAS A

1 Cash Ratio 147.134.434 Kas + Bank 2,41%6.089.323.434,30 Hutang Lancar

747.117.837,29 2 Current Ratio Aktiva Lancar12,26%

6.089.323.434,30 Hutang Lancar

628.152.477,29 3 Quick Ratio 10,31% Aktiva Lancar -Persediaan 6.089.323.434,30 Hutang Lancar

SOLVABILITAS B

6.311.532.108,76 484,88%1 Ratio total aktiva terhadap kewajiban Total Aktiva 1.301.660.148,44 jangka panjang Total Hutang JP

RENTABILITAS C (1.702.054.900,84) Laba setelah Pajak -26,96%

1 Rate of Return on Investment (ROI) 6.311.532.108,76 Total Aktiva

-14,15%2 Rate of Return on Assets (ROA) Laba sbl Bunga+Pajak (893.216.419,84) 6..311.532.108,76 Total Aktiva

(1.702.054.900,84) 3 157,67%Rate of Return on Net Worth (RONW) Laba bersih setelah pajak (1.079.451.473,98)

Jumlah modal sendiri

10

Page 43: 074

4. Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)

digunakan sebagai kerangka untuk membantu perusahaan dalam

mengembangkan perusahaan secara keseluruhan, atau sebagai dasar untuk

penentuan strategi-strategi atas produk/jasanya. Strenghts dan Weaknesses

merupakan kondisi-kondisi internal yang dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Sedangkan Opportunities dan Threats merupakan kondisi-kondisi eksternal

yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.

a. Kondisi Internal PDAM

Kondisi internal merupakan kondisi-kondisi yang terdapat didalam

perusahaan meliputi kompetensi yang dimiliki perusahaan yang

membedakannya atau memberikan keunggulan dari pesaingnya meliputi

keuangan, manajemen, staff dalam setiap lini perusahaan, organisasi,

reputasi dan sejarah perusahaan.

Kekuatan

Terdapat beberapa kekuatan yang dimiliki oleh PDAM Tirta Bukit Sulap:

- PDAM memiliki sumber daya air yang memadai, baik dari dalam Kota

Lubuklinggau maupun dari Kabupaten disekitar Kota Lubuklinggau.

- PDAM Tirta Bukit Sulap merupakan perusahaan daerah Kota

Lubuklinggau yang membawa nama daerah, serta dibentuk

berdasarkan PERDA.

Kelemahan

- Bidang Pemasaran/Pelayanan

o Cakupan pelayanan kurang memadai, yaitu 38.904 jiwa dari jumlah

penduduk Kota Lubuklinggau sebanyak 174.495 atau 22,30%.

o Kontinuitas pemasokan air belum mencapai 24 jam per hari.

11

Page 44: 074

- Bidang Produksi dan Distribusi

o Tingkat kehilangan air dalam proses distribusi yang tinggi, mencapai

59,97%.

- Manajemen

o Kurangnya kerjasama antara manajemen, hal ini terlihat dengan

banyaknya masalah-masalah yang terdapat dalam PDAM yang

belum jelas mengenai arah penyelesaiannya, seperti masalah

kebocoran air, penggunaan air secara illegal, masalah keuangan.

- Organisasi dan Sumber Daya Manusia

o Jumlah Sumber Daya Manusia yang tinggi yaitu sebanyak 110

orang, dan masuk kategori tidak efisien.

o Keinginan bekerja karyawan kurang, hal ini dilihat dengan tuntutan

karyawan untuk melakukan pekerjaan berdasarkan insentif.

o Rata-rata gaji yang rendah, ditunjukkan dengan banyaknya keluhan-

keluhan dari pegawai. Sehingga cenderung membuka peluang untuk

berlaku curang dan malas.

o Penentuan insentif yang terlalu besar kepada beberapa pegawai atau

bagian, sebagai contoh bagian penagihan mendapatkan insentif

hingga 20% dari jumlah piutang yang dapat ditagih tanpa

memperhatikan umur piutang, sehingga menimbulkan kecemburuan

dari pegawai atau bagian lainnya.

o Kurangnya Sumber Daya Manusia yang mampu dalam bidang

akuntansi dan keuangan yang sangat rentan. Saat ini, perusahaan

hanya memiliki 1(satu) orang yang benar-benar mengurus kegiatan

akuntansi dan keuangan, yang tidak sebanding dengan kegiatan

perusahaan yang cukup besar. Selain itu, hal ini juga menunjukkan

lemahnya Pengendalian Intern perusahaan dimana pengambilan dan

pencatatan, serta penggunaan uang dilakukan oleh satu pihak.

12

Page 45: 074

- Bidang Keuangan

o Kurang baiknya struktur keuangan perusahaan diperlihatkan dari

rasio-rasio keuangan perusahaan yang kurang baik.

Dari data tersebut diatas disimpulkan bahwa kondisi internal PDAM Bukit

Sulap Kota Lubuklinggau termasuk dalam kategori Kurang.

b. Kondisi Ekternal

Kondisi eksternal merupakan kondisi yang terjadi diluar kemampuan

PDAM Kota Lubuklinggau. Pengaruh eksternal berhubungan dengan

perkembangan PDAM, Visi, Misi dan Strategi yang ditetapkan untuk

mencapai tujuan, yaitu:

Visi : Terdepan dalam mutu, utama dalam pelayanan

Misi : - Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

- Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk

- Meningkatkan peran serta dalam pembangunan.

Strategi : Meningkatkan dan memberdayakan Sumber Daya Manusia

Meningkatkan kuantitas, kualitas, produktifitas serta pelayanan.

Peluang

- Pangsa pasar yang masih besar, cakupan pelanggan PDAM Tirta Bukit

Sulap masih 22,3%.

- Berkembangnya kawasan pemukiman di Kota Lubuklinggau, sehingga

meningkatkan kebutuhan akan Sambungan Air baru.

- Semakin meningkatnya pertumbuhan sarana dan prasarana di Kota

Lubuklinggau.

- Masih banyak masyarakat menggunakan DAS untuk kebutuhan Air

Minum.

13

Page 46: 074

Ancaman

- Harga BBM yang sangat tinggi, sehingga mengakibatkan perusahaan

harus mengeluarkan biaya produksi dalam bentuk BBM dalam nilai

yang lebih besar.

- Semakin tingginya inflasi, khususnya akibat kenaikan BBM yang

mengakibatkan semakin menurunnya daya beli masyarakat.

- Munculnya pesaing-pesaing, khususnya teknologi Air Siap Minum

(AMDK).

D. Pemahaman Atas Struktural Pengendalian Intern

- Satuan Pengawas Intern belum berjalan sebagaimana mestinya, hal ini

ditunjukkan dengan tidak adanya rencana kerja dan deskripsi kerja yang jelas,

sehingga mengakibatkan Bagian ini cenderung hanya sebagai simbol.

- Tidak adanya pemisahan yang jelas antara pihak yang memiliki otorisasi

dalam mengambil, menggunakan uang dan pihak yang mencatat penggunaan

uang. Hal ini ditunjukkan dengan dilakukannya fungsi-fungsi tersebut oleh

satu orang saja yaitu Kepala Bagian Keuangan.

- Kurangnya pengendalian atas produksi air, hal ini ditunjukkan dengan

peningkatan produksi hingga 997.356m3 dan tidak diimbangi dengan

penambahan jumlah pelanggan aktif yang hanya sebanyak 44 pelanggan.

- Kurangnya pengendalian atas water meter yang diperbaiki dan diganti, hal ini

ditunjukkan dengan tidak jelasnya administrasi atas water meter tersebut,

sehingga memungkinkan pemanfaatan water meter tersebut untuk sambungan

ilegal.

E. Aspek Strategis

1. Memberdayakan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

Dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia PDAM Tirta Bukit Sulap

Kota Lubuklinggau melakukan pembuatan sistem jenjang karir, rencana umum

diklat intern untuk pegawai, kerjasama pelatihan teknik dan administrasi

14

Page 47: 074

PERPAMSI, penyesuaian dan penyempurnaan sistem penggajian, dan

penyusunan program mutasi jabatan.

2. Meningkatkan Kualitas, Kuantitas, Produktivitas Pelayanan

Sebagai penyedia air bersih di Kota Lubuklinggau, dalam meningkatkan

pelayanannya baik dari segi kualitas, kuantitas, dan produktifitas. PDAM Tirta

Bukit Sulap berencana melakukan beberapa hal antara lain:

a. Melakukan Survei Kepuasan Pelanggan/Konsumen.

b. Melakukan penyempurnaan modul-modul pemasaran dan pelayanan.

c. Melakukan studi terhadap pemekaran cabang.

d. Melakukan studi potensial pasar untuk produk AMDK.

e. Giralisasi pembayaran rekening air.

f. Pelaksanaan modul-modul pemasaran.

15

Page 48: 074

ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PENGENDALIAN INTERN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA BUKIT SULAP LUBUKLINGGAU Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 Nomor : 255.b/S/XIV.2/10/2005 255.c/S/XIV.2/10/2005 Tanggal : 18 Oktober 2005

BPK RI

BPK – RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan II di Palembang Jalan Demang Lebar Daun No. 2 Palembang 30137 Telp. (0711) 410549 Fax. (0711) 358948

Page 49: 074

DAFTAR ISI I. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS KEPATUHAN TERHADAP

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. Laporan Auditor Independen 1

B. Lampiran A

1. Pembayaran Tunggakan Hutang Berikut Bunga dan Denda Sebesar

Rp6.923.000.425,86 Kepada Departemen Keuangan RI Berlarut-Larut Tidak

Terselesaikan

3

2. Tingkat Kehilangan Air dalam Proses Distribusi Melebihi Batas Toleransi

sebesar Rp1.810.152.252,35 dan Perhitungan Pemakaian Air Tidak Akurat

sebanyak 1.072 Pelanggan

8

3. Saldo Piutang yang Berumur Lebih Dua Tahun Sebesar Rp606.018.640,00

Belum Dihapusbukukan

12

4. Aktiva Tetap Tanah dan Kendaraan Senilai Rp469.622.000,00 Belum Didukung

Bukti Sertifikat Kepemilikan

14

5. PPh Pasal 21 atas Gaji Dan Penghasilan Lain Karyawan PDAM Tidak Dipungut

sebesar Rp8.561.211,00

16

6. Struktur dan Bentuk Organisasi PDAM Tidak Sesuai Ketentuan dan

Menimbulkan Inefisiensi Sebesar Rp524.365.297,55

18

II. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS KEPATUHAN TERHADAP

PENGENDALIAN INTERN

A. Laporan Auditor Independen 21

B. Lampiran B

Page 50: 074

1. Terdapat Rekening Piutang Yang Tidak Jelas Keberadaannya Sebesar

Rp91.199.670,00

23

2. Pengelolaan Tunggakan Pelanggan Tidak Efektif Dan Denda Atas Keterlambatan

Pembayaran Rekening Air Tidak Dipungut Minimal Sebesar Rp34.786.500,00

26

3. Pengelompokan aktiva tetap berdasarkan umur ekonomis belum dibuat

ketetapannya.

32

4 Pengelolaan Dana Pensiun Karyawan PDAM Tidak Terjamin Dan Menunggak

Sebesar Rp259.675.860,00

36

5 Pembayaran Insentif Penagihan Langganan Melebihi Ketentuan Sebesar

Rp7.973.435,26

39

6. Pemutusan Sambungan Air Atas Pelanggan Yang Menunggak Belum

Dilaksanakan Sesuai Ketentuan

42

Page 51: 074

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN II DI PALEMBANG

Jalan Demang Lebar Daun No. 2 Palembang 30137 Telp. (0711)410549, Faks: (0711)358948

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Nomor : 255.b/XIV.2/10/2005 Kepada Yth. 1. Direktur Utama PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau 2. Ketua Badan Pengawas PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau di LUBUKLINGGAU

Kami telah mengaudit neraca PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau tanggal 31 Desember 2004, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan kami tertanggal 18 Oktober 2005. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Kepatuhan perusahaan terhadap hukum, peraturan, kontrak, dan bantuan yang berlaku bagi PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau merupakan tanggung jawab manajemen. Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, kami melakukan pengujian terhadap kepatuhan PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan. Namun, tujuan audit kami atas laporan keuangan adalah tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap pasal-pasal tersebut. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu. Hasil pengujian kami menunjukkan bahwa, berkaitan dengan unsur yang kami uji, PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal yang kami sebut dalam paragraf di atas. Berkaitan dengan unsur yang tidak kami uji, tidak ada satu pun yang kami ketahui yang menyebabkan kami percaya bahwa PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau tidak mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal tersebut. Kami juga mencatat masalah-masalah tertentu berkaitan dengan kepatuhan PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan disertai saran perbaikannya yang kami kemukakan pada lampiran A.

1

Page 52: 074

Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagi Badan Pengawas, manajemen dan Pemerintah Kota Lubuklinggau. Namun apabila laporan ini merupakan catatan publik distribusinya tidak dibatasi.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN II DI PALEMBANG

RONALD SINAGA, SE, MIM, AK. Register Negara No. D-16211

18 Oktober 2005

2

Page 53: 074

LAMPIRAN A

1. Pembayaran Tunggakan Hutang Berikut Bunga dan Denda Sebesar

Rp6.923.000.425,86 Kepada Departemen Keuangan RI Berlarut-Larut Tidak

Terselesaikan

Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No. 7 tahun 2001 tentang Pembentukan

Kota Lubuk Linggau yang terpisah dari Kabupaten Musi Rawas, pada tanggal 23 Mei 2003

Bupati Musi Rawas mengeluarkan SK No. 165/KPTS/X/2003 tentang Penghapusan Barang

Yang Diserahkan Kepada Pemerintah Kota Lubuk Linggau yaitu bahwa yang dihapus dan

diserahkan antara lain adalah PDAM Kabupaten Musi Rawas (PDAM Tirta Silampari).

Penyerahan secara resmi dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2003 sesuai dengan Berita

Acara Penyerahan yang ditandatangani antara lain oleh Wakil Bupati Musi Rawas yang

mewakili Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dan Walikota Lubuk Linggau yang mewakili

Pemerintah Kota Lubuk Linggau.

Hasil pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa sebelum terjadinya penyerahan

tersebut, PDAM Tirta Silampari masih mempunyai hutang kepada Departemen Keuangan RI

dengan hutang pokok awal per 27 September 1993 sebesar Rp2.052.587.700,00 ditambah

hutang bunga dan denda sampai dengan tanggal 31 Desember 2003 sebesar

Rp4.061.574.244,85 sehingga total hutang (pokok dan bunga) per 31 Desember 2003 telah

membengkak menjadi sebesar Rp6.114.161.944,85. Saldo hutang tersebut bahkan bertambah

lagi di tahun 2004 karena ketidakmampuan PDAM membayar biaya administrasi (bunga)

dan denda yang timbul di tahun 2004 sebesar Rp808.838.481,01 sehingga jumlah total yang

terhutang adalah sebesar Rp6.923.000.425,86 (Rp6.114.161.944,85 + Rp808.838.481,01).

Dengan demikian jumlah hutang telah bertambah sebesar Rp4.870.412.725,86

(Rp6.923.000.425,86 - Rp2.052.587.700,00) yang diakibatkan oleh ketidakmampuan PDAM

membayar biaya administrasi (bunga) dan denda keterlambatan pembayaran cicilan dan

bunga.

Hutang tersebut berasal dari dua (2) perjanjian pinjaman jangka panjang dalam

rangka peningkatan fasilitas produksi PDAM Tirta Silampari dengan jumlah yang terhutang

per 31 Desember 2003 (yaitu saat penyerahan PDAM Tirta Silampari dari Kabupaten Musi

3

Page 54: 074

Rawas ke Kota Lubuk Linggau berlaku efektif) sebesar Rp6.114.161.944,85 (hutang sebesar

Rp5.973.735.937,58 berasal dari Perjanjian Pinjaman Nomor RDA-100/DP3/1992 + hutang

sebesar Rp140.426.007,27 berasal dari Perjanjian Pinjaman Nomor RDA-244/DP3/1996)

dengan rincian perhitungan sebagai berikut:

a. Perjanjian Pinjaman Nomor RDA-100/DP3/1992 tgl 18 Desember 1992 dengan plafond

sebesar Rp2.064.000.000,00, jangka waktu selama 18 tahun, dengan realisasi penarikan

sebesar Rp2.052.587.700,00. Pinjaman tersebut dimaksudkan untuk membiayai proyek

rehabilitasi dan pengembangan sistem penyediaan air bersih di Kota Lubuk Linggau.

Proyek dimaksud telah direalisasikan dengan melaksanakan pembangunan Instalasi

Pengolahan Air (IPA) beserta pemasangan pipa dan kelengkapan lainnya pada tahun

2003.

Dari jumlah yang ditarik tersebut, PDAM Tirta Silampari baru satu kali melakukan

pembayaran yaitu sebesar Rp500.000.000,00 pada tanggal 18 Desember 2000 yang

dipergunakan untuk membayar Cicilan Hutang Pokok sebesar Rp120.912.064,75, Hutang

Biaya Administrasi Rp346.594.433,60 dan Hutang Denda Biaya Administrasi

Rp12.539.652,31 dan Denda Angsuran Hutang Pokok sebesar Rp19.953.849,35. Dengan

demikian sampai dengan tanggal 31 Desember 2003 saldo Hutang Pokok dan Hutang

Bunga (Biaya Administrasi dan Biaya Denda) adalah sebesar Rp5.973.735.937,58

dengan rincian sebagai berikut:

Saldo Hutang Atas Pinjaman Nomor RDA-100/DP3/1992 per 31/12/ 2003 - Hutang Pokok Awal Rp 2.052.587.700,00

- Bunga Tak Terbayar Dikapitalisasi 1.091.125.983,39

- Pembayaran Cicilan Hutang Pokok (120.912.064,75)

I Jumlah Hutang Pokok 3.022.801.618,64

- Biaya Administrasi (Bunga) Terhutang 1.823.958.496,68

- Denda Biaya Administrasi Terhutang 904.601.741,84

- Denda Angsuran Hutang Pokok Terhutang 222.374.080,42

II Jumlah Bunga dan Denda Terhutang 2.950.934.318,94

Jumlah Total Terhutang (I + II) 5.973.735.937,58

b. Perjanjian Pinjaman Nomor RDA-244/DP3/1996 tgl 7 Maret 1996 dengan plafond

sebesar Rp3.700.000.000,00, jangka waktu selama 18 tahun. Pinjaman ke II ini

4

Page 55: 074

direncanakan untuk membiayai pembangunan IPA Tahap ke II dalam rangka

meningkatkan pelayanan air bersih di Kota Lubuk Linggau. Tidak ada realisasi

(penarikan) atas pinjaman ini karena pihak Departemen Keuangan Republik Indonesia

menolak pencairan pinjaman tersebut mengingat PDAM Tirta Silampari belum melunasi

pinjaman I sesuai dengan kesepakatan. Atas perjanjian pinjaman ini, PDAM Tirta

Silampari mempunyai saldo Biaya Komitmen Terhutang dan Denda Biaya Komitmen

Terhutang sebesar Rp140.426.007,27 dengan rincian sebagai berikut:

Saldo Hutang Atas Pinjaman Nomor RDA-244/DP3/1996 per 31/12/ 2003 - Biaya Komitmen Terhutang Rp 77.433.333,33

- Denda Biaya Komitmen Terhutang 69.313.090,61

- Pembayaran Biaya Komitmen dan Denda Biaya Komitmen Terhutang (6.320.416,67)

Jumlah Hutang 140.426.007,27

Selama tahun 2004 biaya administrasi (bunga), denda atas biaya administrasi

terhutang, denda atas angsuran hutang pokok terhutang dan denda atas biaya komitmen

terhutang yang timbul atas pinjaman-pinjaman tersebut di atas adalah sebesar

Rp808.838.481,01 dengan rincian sebagai berikut: I Pinjaman Nomor RDA-100/DP3/1992

- Biaya Administrasi Rp 353.415.889,25

- Denda Biaya Administrasi 349.953.181,83

- Denda Angsuran Hutang Pokok 92.455.746,18

Jumlah Biaya dan Denda (I) 795.824.817,26

II Pinjaman Nomor RDA-244/DP3/1996

- Denda Biaya Komitmen 13.013.663,75

Jumlah Denda (II) 13.013.663,75

Jumlah Total (I + II) 808.838.481,01

Dengan demikian, saldo jumlah terhutang atas perjanjian-perjanjian pinjaman

tersebut per tgl 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp6.923.000.425,86 yaitu saldo hutang per

tgl 31 Desember 2003 sebesar Rp6.114.161.944,85 ditambah biaya - biaya yang timbul di

tahun 2004 sebesar Rp808.838.481,01.

5

Page 56: 074

Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Perjanjian Pinjaman Nomor RDA-100/DP3/1992 dan RDA-244/DP3/1996 yang

mengharuskan pembayaran hutang pokok, biaya bunga, biaya komitmen dan denda atas

keterlambatan pembayaran dilakukan setiap enam bulan sekali.

b. Perjanjian pinjaman Nomor RDA-100/DP3/1992 pasal 9 yang menyatakan bahwa dalam

hal pihak kedua (PDAM) melakukan tunggakan pembayaran kembali pokok pinjaman,

biaya administrasi dan biaya komitmen, untuk periode 6 (enam) bulan setelah terjadinya

pelanggaran tersebut, Pihak Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Musi Rawas

mengambil alih tanggungjawab pembayaran-pembayaran yang tertunggak tersebut

melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat II Musi Rawas.

Keadaan tersebut mengakibatkan:

a. Inefisiensi keuangan yang sangat tinggi bagi PDAM karena harus menanggung beban

denda yang tinggi yaitu sebesar 18% per tahun atas Biaya Administrasi (Bunga)

Terhutang dan atas Angsuran Hutang Pokok Terhutang.

b. Jumlah total hutang (pokok + bunga/denda) per 31 Desember 2004 sebesar

Rp6.923.000.425,86, di masa yang akan datang akan semakin besar yang pada akhirnya

akan semakin mempersulit pelunasannya.

Kondisi ini disebabkan:

a. Direksi PDAM tidak cermat memperhitungkan kemampuan perusahaan untuk

mengembalikan pinjaman dan bunganya.

b. Pemerintah Kabupaten Musi Rawas sebagai pemilik lama PDAM (efektif sampai dengan

31 Desember 2003) tidak konsisten dan lalai tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana

disyaratkan dalam kontrak perjanjian pinjaman.

c. Pemerintah Kota Lubuk Linggau sebagai pemilik baru PDAM (efektif mulai 31

Desember 2003) tidak mengambil inisiatif untuk berkoordinasi dengan Pemerintah

Kabupaten Musi Rawas selaku pemilik lama PDAM untuk bersama-sama segera

menyelesaikan permasalahan tersebut.

PDAM Kota Lubuklinggau menjelaskan hutang tersebut merupakan hutang PDAM

Kabupaten Musi Rawas yang dijamin oleh Pemerintah Kabupaten Musi Rawas sehingga

akan diupayakan untuk melakukan koordinasi antara Pemerintah Kabupaten Musi Rawas,

6

Page 57: 074

Pemerintah Kota Lubuklinggau dan Departemen Keuangan untuk restrukturisasi

penyelesaian hutang dimaksud.

BPK RI merekomendasikan agar Walikota Lubuklinggau berkoordinasi dengan

Bupati Musi Rawas, untuk secara bersama-sama mencari jalan keluar menyelesaikan hutang

PDAM.

7

Page 58: 074

2. Tingkat Kehilangan Air dalam Proses Distribusi Melebihi Batas Toleransi sebesar

Rp1.810.152.252,35 dan Perhitungan Pemakaian Air Tidak Akurat sebanyak 1.072

Pelanggan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan unit usaha yang memberikan

jasa dan menyelenggarakan kemanfaatan umum dengan mengolah air baku untuk

menyediakan air bersih sesuai standar kesehatan yang berlaku.

Berdasarkan Laporan Kondisi Aktual PDAM Kota Lubuklinggau tahun 2004

diketahui:

No Uraian Jumlah1 Air yang diproduksi (m3) 4,808,318.102 Air yang didistribusikan (m3) 4,723,265.803 Air yang hilang dalam proses produksi (m3) 85,052.304 Air yang dipertanggungjawabkan (m3)* 1,890,579.005 Air yang hilang dalam proses distribusi (m3) 2,832,686.806 Rata-rata harga jual air per m3 (Rp) 958.75

*)Terdiri dari pemakaian air dalam Daftar Rincian yang Ditagih dan Mobil Tanki

Dari data di atas dapat diperoleh tingkat kebocoran air sebagai berikut :

a) Kehilangan Air dalam Proses Produksi4.808.318,10 - 4.723.265,80 x 100% = 1,77%

4.808.318,10 b) Kehilangan Air dalam proses Distribusi

4.723.265,80 - 1.890.579,00 x 100% = 59,97%4.723.265,80

Data diatas menunjukkan bahwa tingkat kehilangan air dalam proses produksi masih

dibawah batas toleransi 5%. Sedangkan tingkat kehilangan air dalam proses distribusi telah

melebihi batas toleransi yang ditetapkan sebesar 20%.

Jika air yang hilang dinilai berdasarkan rata-rata harga jual per m3 maka PDAM

kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan akibat kehilangan air tersebut adalah

sebagai berikut :

8

Page 59: 074

Air bocor dalam proses distribusi 2,832,686.80Toleransi 20% x 4.723.265,80 m3 944,653.16Jumlah kebocoran air diluar toleransi 1,888,033.64

berikut:1.888.033,64 m3 x Rp958,75 Rp 1,810,152,252.35

Jumlah kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan selama tahun 2004 adalah sebagai

Tingkat kebocoran air dalam proses distribusi dihitung berdasarkan jumlah air (m3)

yang didistribusikan dibandingkan dengan jumlah pemakaian air (m3) oleh pelanggan sesuai

dengan Daftar Rincian yang Ditagih (DRD). Pemeriksaan lebih lanjut atas DRD per 31

Desember 2004 diketahui sebanyak 1.114 rekening pemakaian air (m3) selama bulan

Nopember 2004 dihitung dengan posisi awal water meter adalah nol. Kondisi demikian

dimungkinkan apabila water meter dalam kondisi baru dengan adanya pemasangan baru,

penyambungan kembali ataupun pergantian water meter pelanggan pada bulan Nopember

tersebut.

Menurut keterangan dari petugas pencetak rekening diketahui bahwa data pemakaian

air pelanggan diperoleh dari Kartu Perhitungan Rekening (KPR) yang dibuat oleh petugas

pembaca water meter. Pemeriksaan atas Daftar Stand Meter Langganan (DSML) yang dibuat

pembaca water meter diperoleh data yang menunjukkan bahwa beberapa water meter tidak

berfungsi sehingga pembaca meter menghitung pemakaian air secara taksiran.

Berdasarkan Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang-barang yang Diminta dan

Daftar Mutasi Jumlah Sambungan Pelanggan dari Bagian Umum dan Langganan

menunjukkan pengeluaran water meter dan jumlah sambungan baru selama Nopember 2004

adalah sebanyak 42 buah dengan rincian 21 sambungan baru, 1 penyambungan kembali dan

20 pergantian water meter. Selanjutnya berdasarkan data kondisi water meter dari Bagian

Umum dan Langganan diketahui jumlah water meter rusak per 31 Desember 2004 adalah

sebanyak 476 buah.

Dengan demikian perhitungan pemakaian air tidak dihitung berdasarkan prosedur

semestinya sebanyak 1.072 rekening dengan rincian sebagai berikut:

SAMB. BARU SAMB. KEMBALI PERGANTIAN TOTAL WM RUSAK TIDAK DIBACA TOTAL1114 21 1 20 42 476 596 1072

Ket.: WM = Water Meter

STAND AWAL WM 0

WATER METER BARU PERHITUNGAN TIDAK SESUAI PROSEDUR(dalam jlh. rekening)

9

Page 60: 074

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari pemakaian air 6.915 pelanggan,

sebanyak 1.072 atau 15,50% dihitung berdasarkan taksiran yang tingkat keakuratannya tidak

bisa diandalkan.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam:

a. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 Tanggal 31 Mei 1999 tentang

Pedoman Penilaian Kinerja PDAM yang menyatakan bahwa toleransi kebocoran air

dalam distribusi sebesar 20%,

b. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah No.8 Tahun 2000 tanggal 10 Agustus 2000

tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Bagian V

Prosedur, 1.1. Prosedur Pembacaan Meter Air Pelanggan:

1) Poin 1 menyebutkan bahwa pembacaan dan pencatatan meter air pada setiap daerah

atau wilayah pelanggan harus dilakukan tiap-tiap bulan dengan jadual yang teratur,

2) Poin 3 menyebutkan pembaca meter berkewajiban menerima pengaduan pelanggan

dan menginformasikan/melaporkan kejadian-kejadian atas kondisi instalasi saluran air

minum pelanggan.

Hal tersebut mengakibatkan PDAM Kota Lubuklinggau kehilangan kesempatan

untuk memperoleh pendapatan air selama tahun 2004 sebesar Rp1.810.152.252,35, dan

pendapatan usaha dari penjualan air belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Keadaan ini terjadi karena :

a. Kurangnya pengendalian atas kebocoran air dalam proses distribusi oleh Bagian

Transmisi dan Distribusi,

b. Petugas pembaca meter tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya,

c. Pengendalian dan atau pengawasan Direksi PDAM Kota Lubuklinggau masih lemah.

PDAM Kota Lubuklinggau menjelaskan untuk terus meneliti dan memperbaiki

penyebab kehilangan air tersebut, antara lain dengan mengganti water meter yang rusak dan

pelatihan-pelatihan staf. Terhadap pembaca meter di pelanggan yang tidak melaksanakan

tugasnya dengan baik telah dilakukan tindakan dengan memutasikan pegawai tersebut ke

tempat lain.

10

Page 61: 074

BPK RI merekomendasikan agar Walikota Lubuklinggau:

a. Menegur dan memperingatkan secara tertulis kepada Badan Pengawas dan Direksi untuk

bekerja secara profesional dan cermat sesuai dengan prinsip-prinsip perusahaan yang

baik serta lebih meningkatkan pengurusan dan pengendalian dalam proses distribusi air

bersih serta mengambil langkah-langkah antara lain mengganti Badan Pengawas dan

Direksi dengan tenaga (SDM) yang lebih profesional, jika tingkat kebocoran terus

meningkat secara signifikan.

b. Memerintahkan secara tertulis Direksi PDAM supaya menegur Kepala Bagian Transmisi

dan Distribusi agar bekerja lebih cermat dalam meminimalisasi kebocoran air.

c. Memerintahkan secara tertulis Direksi PDAM supaya menegur petugas pembaca meter

yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik dan memutasikan pegawai tersebut ke

tempat lain, jika kesalahan masih terjadi.

11

Page 62: 074

3. Saldo Piutang yang Berumur Lebih Dua Tahun sebesar Rp606.018.640,00 Belum

Dihapusbukukan

Neraca PDAM Kota Lubuklinggau per 31 Desember 2004 menyajikan perkiraan,

piutang sebesar Rp1.248.443.422,00, dengan rincian sebagai berikut:

Piutang Lancar:

0 s.d. 3 bulan Rp 304.483.853,00

3 s.d. 6 bulan Rp 72.639.046,00

6 s.d. 12 bulan Rp 96.668.328,00

Jumlah Piutang Lancar Rp 473.791.227,00

Piutang Ragu-Ragu

12 s.d. 24 bulan Rp 168.633.555,00

Diatas 24 bulan Rp 606.018.640,00

Jumlah Piutang Ragu-Ragu Rp 774.652.195,00

Total Piutang Rp1.248.443.422,00

Penyisihan Piutang (Rp 802.619.684,05)

Piutang Neto Rp 445.823.737,95

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa piutang yang berumur diatas 2 tahun

dan harus dihapusbukukan adalah sebesar Rp606.018.640,00. Atas piutang yang harus

dihapusbukukan tersebut, Direksi PDAM telah mengusulkan penghapusan piutang kepada

Badan Pengawas sesuai surat Direksi pada tanggal 14 Mei 2005.

Sesuai Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah No.8 Tahun 2000, tanggal 10

Agustus 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),

mengenai Bagian I Kebijakan Akuntansi Poin 4 tentang Penilaian Piutang seharusnya

Piutang yang berumur diatas 2(dua) tahun diklasifikasikan sebagai piutang tak tertagih dan

sudah dapat diusulkan kepada Badan Pengawas untuk dihapus serta dikeluarkan.

Keadaan tersebut mengakibatkan saldo piutang ragu-ragu sebesar Rp606.018.640,00

akan terus membebani pekerjaan administrasi.

12

Page 63: 074

Kondisi tersebut disebabkan Direksi PDAM tidak mengusulkan penghapusan piutang

kepada Badan Pengawas sebagaimana diatur dalam SK Menteri Otonomi Daerah No 8

Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi PDAM.

PDAM Kota Lubuklinggau menjelaskan saldo piutang tersebut telah diusulkan

kepada Ketua Badan Pengawas PDAM melalui surat No.:690/85/PDAM/V/2005 tanggal 14

Mei 2005 perihal permohonan pemindahbukuan piutang rekening, namun belum

ditindaklanjuti oleh Badan Pengawas.

BPK RI merekomendasikan agar:

a. Direksi mengirim kembali surat kepada Ketua Badan Pengawas PDAM, berkaitan

dengan penghapusan rekening piutang tersebut.

b. Ketua Badan Pengawas PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau memproses

penghapusan piutang sesuai ketentuan yang diatur dalam SK Menteri Otonomi Daerah

No.8 Tahun 2000.

13

Page 64: 074

4. Aktiva Tetap Tanah dan Kendaraan Senilai Rp469.622.000,00 Belum Didukung Bukti

Sertifikat Kepemilikan

Dalam Neraca PDAM Kota Lubuklinggau per 31 Desember 2004 tercantum Aktiva

Tetap Tanah dan Kendaraan masing-masing senilai Rp44.471.050,00 dan Rp652.807.650,00.

Berdasarkan pemeriksaan atas bukti-bukti kepemilikan aktiva tetap diketahui bahwa

dari total Aktiva Tetap Tanah dan Kendaraan tersebut terdapat Aktiva Tetap Tanah senilai

Rp6.912.000,00 atau 15,54% dan Kendaraan senilai Rp462.710.000,00 atau 70,89% yang

belum didukung dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat hak milik dengan rincian sebagai

berikut:

a. Aktiva Tetap Tanah

No Nama Gedung Perolehan Luas (m2) Nilai (Rp)

1 Tanah BPTC Desa Air Apor 1980 78m2 406.750,00

2 Tanah Spring I dan II 1980 28.728m2 930.000,00

3 Tanah Blow Desa Watas 1982 957m2 1.630.500,00

4 Tanah CO2 Taba Padang 1981 673m2 2.444.750,00

5 Tanah BPTB Taba Padang 1988 25m2 100.000,00

6 Tanah Desa Apur 1985 274m2 1.080.000,00

7 Tanah Desa Apur 1986 320m2 320.000,00

Total 6.912.000,00

b. Aktiva Tetap Kendaraan No Uraian Perolehan Nilai

1 Motor Honda BG6233/7290AZ 1980 1.180.000,00

2 Mobil Chevrolet BG9507/9503 1983 5.946.000,00

3 Motor GL100 BG505/5672HD 1983 1.300.000,00

4 Motor BG5225HZ/5961HD 1990 2.250.000,00

5 Mobil Tangki BG4488 1991 38.940.000,00

6 Mobil Tangki BG4820AZ 1996 54.934.000,00

7 Mobil Tangki 1993 42.680.000,00

8 Mobil Tangki 1993 42.680.000,00

9 Isuzu Panther 2004 104.750.000,00

10 Mobil Minibus Kuda 2004 134.750.000,00

14

Page 65: 074

11 Motor Honda Win, 2 unit 2004 25.500.000,00

12 Motor BG4019 2004 7.800.000,00

Total 462.710.000,00

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 153

Tahun 2004 tanggal 6 Mei 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah yang

Dipisahkan Pasal 33 Ayat (1) yang menyatakan bahwa pengamanan barang daerah dalam

pemanfaatannya terhindar dari penyerobotan, pengambilalihan atau klaim dari pihak lain

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. administratif yaitu meliputi dokumen kepemilikan,

b. pemagaran dan pemasangan tanda kepemilikan barang,

c. tindakan hukum.

Keadaan ini mengakibatkan kepemilikan atas tanah dan kendaraan yang tidak

bersertifikat sebesar Rp469.622.000,00 tidak terjamin dan mengundang klaim dari pihak-

pihak yang tidak bertanggungjawab.

Kondisi ini disebabkan:

a. Kepala Bagian Umum sebagai pengelola tanah dan kendaraan PDAM kurang aktif

mengusahakan pensertifikatan kepemilikan tanah dan kendaraan sebagai bukti

kepemilikan yang sah bagi perusahaan,

b. Kurangnya pengawasan Direktur Umum terhadap Kepala Bagian Umum dalam

melaksanakan tugasnya untuk melengkapi bukti kepemilikan atas tanah dan kendaraan.

PDAM Kota Lubuklinggau menjelaskan bahwa aktiva tetap tersebut merupakan

penyerahan dari BPAM ke PDAM Kabupaten Musi Rawas kemudian diserahkan ke PDAM

Kota Lubuklinggau sehingga tidak disertai dengan penyerahan sertifikat dan surat-surat

secara resmi. Hal ini akan ditidaklanjuti dengan melakukan penelusuran dan pembuatan

sertifikatnya. Mengenai aktiva tetap kendaraan yang sebagian besar merupakan bantuan

pemerintah pusat akan diupayakan untuk melengkapi surat-suratnya.

BPK RI merekomendasikan Walikota Lubuklinggau untuk memerintahkan Direktur

Umum melengkapi bukti-bukti kepemilikan aktiva tetap.

15

Page 66: 074

5. PPh Pasal 21 atas Gaji Dan Penghasilan Lain Karyawan PDAM Tidak Dipungut

sebesar Rp8.561.211,00

Untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam menagih tunggakan rekening air,

Direksi PDAM Kota Lubuklinggau mengeluarkan SK No. 33/SK/UM/2003 Tentang

Pembentukan Satuan Tugas Penagihan dan Penertiban Pelanggan PDAM yang menyatakan

antara lain bahwa PDAM memberikan insentif kepada karyawan yang berhasil menagih

tunggakan rekening air. Besarnya insentif tersebut adalah 7% dari jumlah yang berhasil

ditagih yang dibagikan kepada Penanggungjawab Penagihan (Direktur Utama, Direktur

Umum dan Direktur Tehnik) sebesar 28,57%, Pengurus Penagihan (Ketua, Bendahara,

Pengelola Rekening dan Kas Penagihan) sebesar 28,57% dan Tim Penagih sebesar 42,86%.

Jumlah insentif yang diterima karyawan di tahun 2004 adalah sebesar Rp39.164.980,00.

Hasil pemeriksaan mengungkapkan bahwa atas pembayaran insentif tersebut belum dipotong

PPh final 15% sebesar Rp5.874.747,00 (Rp39.164.980,00 x 15%).

Hasil pemeriksaan selanjutnya mengungkapkan bahwa atas pembayaran gaji dan

tunjangan direksi yang jumlah setiap bulannya melebihi batas maksimum penghasilan yang

PPhnya ditanggung Pemerintah yaitu sebesar Rp1.000.000,00 sebulan belum dipungut PPh

sebesar Rp2.686.464,00. Dengan demikian jumlah PPh yang belum dipungut dan disetor

untuk Tahun Buku 2004 adalah sebesar Rp8.561.211,00 (Rp5.874.747,00 +

Rp2.686.464,00).

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Pasal 15 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Kep-545/PJ./2000 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21

sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi, menyebutkan bahwa:

Tarif sebesar 15% (lima belas persen) dan bersifat final diterapkan atas penghasilan bruto

berupa honorarium dan imbalan lain dengan nama apapun yang diterima oleh Pejabat

Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI/Polri yang sumber dananya berasal dari

Keuangan Negara/Daerah, kecuali yang dibayarkan kepada Pegawai Negeri Sipil

TNI/Polri berpangkat Pembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajun Inspektur Tingkat I ke

bawah.

16

Page 67: 074

b. Keputusan Presiden RI No. 17 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan APBN, Pasal 14 butir

(2) yang menyatakan bahwa setiap Instansi Pemerintah, BUMN/BUMD, bendaharawan

dan badan-badan lain yang melakukan pembayaran atas beban APBN/APBD/Anggaran

BUMN/BUMD ditetapkan sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan (PPh), dan pajak

lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 486/KMK.03/2003 Tentang PPh

Yang Ditanggung Oleh Pemerintah Dari Pekerjaan pasal 1 ayat (2) yang menyatakan

bahwa PPh yang terutang atas gaji, upah, serta imbalan lainnya dari pekerjaan yang

diterima oleh Pekerja sampai dengan Rp1.000.000,00 sebulan ditanggung oleh

Pemerintah.

Hal tersebut mengakibatkan penerimaan negara atas pungutan PPh Pasal 21 kurang

diterima sebesar Rp8.561.211,00.

Hal tersebut terjadi karena Bagian Keuangan PDAM Kota Lubuklinggau lalai tidak

melaksanakan pemungutan dan penyetoran PPh Pasal 21 sesuai ketentuan yang berlaku.

PDAM Kota Lubuklinggau menjelaskan pajak terhutang atas gaji/tunjangan dan

insentif akan ditagih kepada pegawai yang bersangkutan dan disetor ke Kas Negara dan

untuk tahun-tahun selanjutnya PPh Pasal 21 atas penghasilan karyawan akan dikenakan

sesuai dengan peraturan perpajakan.

BPK RI merekomendasikan agar Direktur Utama menegur secara tertulis dan

memerintahkan kepada Kepala Bagian Keuangan untuk memungut dan menyetor pajak

terutang sebesar Rp8.561.211,00 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

17

Page 68: 074

6. Struktur dan Bentuk Organisasi PDAM Tidak Sesuai Ketentuan dan Menimbulkan

Inefisiensi Sebesar Rp524.365.297,55

PDAM merupakan unsur pelaksana tugas pemerintah daerah di bidang pelayanan air

bersih dan selain sebagai perusahaan yang memiliki misi menyediakan pelayanan air minum

kepada masyarakat juga sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk itu

harus dikelola secara baik atas dasar prinsip-prinsip ekonomi perusahaan.

PDAM Kota Lubuklinggau dibentuk dengan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau

No.:05 tahun 2004, tanggal 17 Juni 2004, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Peraturan daerah (perda) dimaksud mengatur

kedudukan, tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi PDAM.

PDAM dibentuk dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan pelayanan air bersih

kepada masyarakat Kota Lubuklinggau. Berdasarkan Laporan Kondisi Aktual PDAM Kota

Lubuklinggau Tahun 2004 diketahui bahwa sampai dengan bulan Desember 2004, jumlah

pelanggan PDAM adalah berjumlah 6.915.

Berdasarkan penggolongan PDAM sesuai dengan Keputusan Menteri Negara

Otonomi Daerah No.: 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi PDAM, PDAM Kota

Lubuklinggau digolongkan Tipe A dengan kategori jumlah pelanggan sampai dengan 10.000

sambungan pelanggan.

Pengelolaan PDAM berupa kegiatan pengawasan dan manajemen dilakukan oleh

pengurus yang terdiri dari Direksi dan badan Pengawas. Berdasarkan pasal 3 ayat (2) perda

diatas menyebutkan PDAM dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu dua orang

Direktur yaitu Direktur Umum dan Direktur Teknik.

Direktur Umum membawahi dua bagian yang masing-masing bagian tersebut

membawahi tiga dan dua sub bagian. Sedangkan Direktur Teknik membawahi dua bagian

dan masing-masing bagian membawahi tiga sub bagian.

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah No.: 8 Tahun 2000

menyebutkan antara lain penetapan bentuk organisasi PDAM dengan golongan Tipe A terdiri

dari satu Direktur dan dua Kepala Bagian (Bagian Administrasi dan Keuangan dan Bagian

Teknik) serta masing-masing dapat memiliki maksimal lima Sub Bagian.

18

Page 69: 074

Berdasarkan Daftar Pegawai dan Laporan Kondisi Aktual PDAM tahun 2004

diketahui jumlah pegawai adalah 110 dengan rincian sebagai berikut:

URAIAN JUMLAHBagian Umum 14Bagian Keuangan 23Bagian Hubungan Langganan 14Bagian Transmisi / Distribusi 8Bagian Perlengkapan 4Bagian Perencanaan 7Bagian Produksi 22Bagian Penagihan 7UPK 11TOTAL 110 Apabila dihitung rasio karyawan per 1000 pelanggan, maka diperoleh rasio 15,91, dengan

perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah

No.:690/1554/PUOD, tanggal 1 Juni 1999 perihal Pelaksanaan Kepmendagri No.47 Tahun

1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM, jumlah rasio karyawan per 1.000

pelanggan dikategorikan baik apabila rasio <=8. Apabila diperhitungkan menurut ketentuan

dimaksud, maka jumlah karyawan ideal PDAM Kota Lubuklinggau adalah 55 orang.

Jumlah Karyawan 110Jumlah Pelanggan 6,915

1,000 = 15.91 X 1,000 = X

Berdasarkan rekapitulasi Tunjangan Direksi dan Gaji dan Tunjangan Karyawan

selama tahun 2004 diketahui jumlah gaji dan tunjangan yang dibayarkan oleh perusahaan

adalah masing-masing sebesar Rp69.182.049,00 dan Rp956.487.863,00. Apabila

diperhitungkan rata-rata gaji dan tunjangan untuk direksi dan karyawan selama setahun,

maka perusahaan menanggung beban tunjangan direksi sebesar Rp23.060.683,00 per orang

dan gaji dan tunjangan karyawan sebesar Rp8.965.344,21 per orang.

Dengan demikian, apabila bentuk organisasi PDAM sesuai dengan ketentuan-

ketentuan dimaksud maka PDAM akan dapat menghemat biaya sebesar Rp524.365.297,55,

dengan perhitungan sebagai berikut:

19

Page 70: 074

JLH. DIREKSI JLH. KARY. JLH. DIREKSI JLH. KARY. DIREKSI KARY. DIREKSI KARY.3 110 1 55 23,060,683.00 8,695,344.21 46,121,366.00 478,243,931.55

BENTUK ORG. DAN KARYAWAN

BENTUK ORG. DAN KARYAWAN YANG IDEAL

BEBAN GAJI & TUNJANGAN PER ORANG BIAYA YANG DAPAT DIHEMAT

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah No.8 Tahun 2000 tanggal 10 Agustus 2000

tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM):

1) Pasal 4, ayat (5) menyebutkan bahwa bentuk organisasi yang dibangun harus

memperhatikan kesinambungan organisasi dan kesederhanaan serta efisien dari segi

biaya,

2) Pasal 6, ayat (1) a yang antara lain menyebutkan bahwa bentuk organisasi PDAM

Tipe A terdiri dari 1 (satu) Direktur dan 2 (dua) Kepala Bagian yang membidangi

Administrasi dan Keuangan dan Bagian Teknik. Masing-masing bagian dapat

memiliki maksimal 5 (lima) Sub Bagian/seksi,

b. Surat Direktur Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah No.:690/1554/PUOD,

tanggal 1 Juni 1999 perihal Pelaksanaan Kepmendagri No.47 Tahun 1999 tentang

Pedoman Penilaian Kinerja PDAM yang antara lain menyebutkan jumlah idela rasio

karyawan per 1.000 pelanggan adalah <=8.

Hal tersebut mengakibatkan pemborosan keuangan perusahaan yang tidak tepat guna

sebesar Rp524.365.297,55.

Hal tersebut terjadi karena Pemerintah Kota Lubuklinggau sebagai pemilik PDAM

tidak memahami ketentuan dimaksud.

PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau menjelaskan kelebihan pegawai diatas

jumlah yang disyaratkan oleh ketentuan-ketentuan merupakan akumulasi dari kebijakan-

kebijakan Direksi sebelumnya. Proses perampingan struktur dan jumlah pegawai akan

diupayakan untuk menjadi perhatian dan akan dilaporkan kepada Pemerintah Kota

Lubuklinggau untuk dicarikan alternatif penyelesaiannya.

BPK RI merekomendasikan agar Walikota Kota Lubuklinggau merubah Struktur

Organisasi dan mengurangi jumlah pegawai sesuai ketentuan yang berlaku.

20

Page 71: 074

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN II DI PALEMBANG

Jalan Demang Lebar Daun No. 2 Palembang 30137 Telp. (0711)410549, Faks: (0711)358948

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Nomor : 255.c/S//XIV.2/10/2005 Kepada Yth. 1. Direktur Utama PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau 2. Ketua Badan Pengawas PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau di LUBUKLINGGAU Kami telah mengaudit laporan keuangan PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau tanggal 31 Desember 2004, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan kami tertanggal 18 Oktober 2005. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit kami atas laporan keuangan PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, kami mempertimbangkan pengendalian intern entitas tersebut untuk menentukan prosedur audit yang kami laksanakan untuk menyatakan pendapat kami atas laporan keuangan dan tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern tersebut. Manajemen PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau bertanggung jawab untuk menyusun dan memelihara suatu pengendalian intern. Dalam memenuhi tanggung jawabnya tersebut, diperlukan estimasi dan pertimbangan dari pihak manajemen tentang taksiran manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pengendalian intern. Tujuan suatu pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan absolut, kepada manajemen bahwa aktiva terjamin keamanannya dari kerugian sebagai akibat pemakaian atau pengeluaran yang tidak diotorisasi dan bahwa transaksi dilaksanakan dengan otorisasi manajemen dan dicatat semestinya untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Karena adanya keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern, kekeliruan atau ketidakberesan dapat saja terjadi dan tidak terdeteksi. Begitu juga, proyeksi setiap evaluasi atas pengendalian intern ke periode yang akan datang mengandung risiko bahwa suatu prosedur menjadi tidak memadai lagi karena perubahan kondisi yang terjadi atau efektifitas desain dan operasi pengendalian intern tersebut telah berkurang.

21

Page 72: 074

Untuk tujuan laporan ini, kami menggolongkan pengendalian intern signifikan ke dalam kelompok berikut ini: a. Direktorat Teknik b. Bagian Umum/Personalia c. Bagian Pelayanan Pelanggan d. Bagian Administrasi Keuangan Untuk semua golongan pengendalian intern tersebut di atas, kami memperoleh pemahaman tentang desain pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan, serta kami menentukan risiko pengendalian. Pertimbangan kami atas pengendalian intern tidak perlu mengungkapkan semua masalah dalam pengendalian intern yang mungkin merupakan kondisi yang dapat dilaporkan, oleh karena itu, tidak perlu mengungkapkan semua kondisi yang dapat dilaporkan yang mungkin juga dianggap sebagai kelemahan material sebagaimana didefinisikan diatas. Namun, kami yakin bahwa tidak ada satupun kondisi yang dapat dilaporkan di atas merupakan kelemahan material. Kami juga menemukan masalah-masalah tertentu tentang pengendalian intern dan operasinya disertai saran perbaikannya yang telah kami kemukakan dalam lampiran B. Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagi badan pengawas, manajemen dan Pemerintah Kota Lubuklinggau. Namun apabila laporan ini merupakan catatan publik distribusinya tidak dibatasi.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN II DI PALEMBANG

RONALD SINAGA, SE, MIM, Ak. Register Negara No. D-16211

18 Oktober 2005

22

Page 73: 074

LAMPIRAN B

1. Terdapat Rekening Piutang Yang Tidak Jelas Keberadaannya Sebesar

Rp91.199.670,00

Laporan Keuangan PDAM Kota Lubuklinggau per 31 Desember 2004 (unaudited)

mencatat saldo perkiraan Piutang sebesar sebesar Rp1.351.919.065,00 dengan rincian

sebagai berikut:

Kode Rek Uraian Nilai(Rp)

11,02,00 Piutang di Kantor Pusat 1.288.909.017,00

11,01,00 Piutang di unit Ibukota Kecamatan (IKK) 63.010.048,00

11,01,01 Jumlah Piutang Rekening Air 1.351.919.065,00

11,01,02 Penyisihan Piutang (802.598.834,30)

Jumlah Piutang Neto Rp549.320.230,70

Berdasarkan hasil opname atas rekening-rekening yang masih menunggak per 31

Desember 2004 diketahui bahwa nilai piutang sebelum penyisihan yang masih menjadi hak

perusahaan adalah sebesar Rp1.248.443.422,00 sehingga terdapat selisih lebih angka piutang

yang tercantum dalam laporan keuangan dengan jumlah fisik rekening tertunggak sebesar

Rp103.475.643,00, dengan rincian sebagai berikut:

Kode Rek Uraian Fisik rekening Laporan Keuangan Selisih(Rp)

11,02,00 Piutang di Kantor Pusat 1.210.480.183,00

1.288.909.017,00 (78.428.834,00)

11,01,00 Piutang di unit Ibukota 37.963.239,00

63.010.048,00 (25.046.809,00)

11,01,01 Jumlah piutang 1.248.443.422,00

1.351.919.065,00 (103.475.643,00)

Berdasarkan hasil pemeriksaan lebih lanjut atas Berita Acara Perubahan Rekening

Air diketahui pengurangan nilai tunggakan atas rekening yang harus ditagih kepada

pelanggan sebesar Rp12.275.973,00 karena adanya klaim pelanggan atas ketidaksesuaian

jumlah air yang dipakai dengan rekening yang harus dibayar dan dispensasi tunggakan.

Dengan demikian piutang yang menjadi hak perusahaan adalah sebesar Rp1.339.643.092,00

dengan rincian sebagai berikut:

23

Page 74: 074

URAIAN DES'04Penjualan Air 2 .158.638.664,00

1 .190.472.612,00Piutang Des'03 (setelah pisah dg mura) Saldo Piutang 3 .349.111.276,00 Kas Diterima Dr Penjualan Air 1 .997.192.211,00

1 .351.919.065,00Saldo Piutang Akhir (Berdasarkan Neraca)

12.275.973,00Dispensasi pembayaran tunggakanpiutangSaldo piutang setelah dispensasi 1 .339.643.092,00 piutang

Kondisi tersebut diatas menunjukkan bahwa masih terdapat selisih piutang antara

Laporan Keuangan dan Hasil Opname Rekening Air per 31 Desember 2004 sebesar

Rp91.199.670,00 (Rp1.339.643.092,00 – 1.248.443.422,00) yang tidak jelas keberadaannya.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah No.8 Tahun 2000 tanggal 10 Agustus 2000

tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM): Bagian I

Kebijakan Akuntansi poin 4 Penilaian Piutang menyebutkan bahwa piutang harus

disajikan dalam laporan keuangan dengan nilai tunai yang dapat direalisasi,

b. UU No 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara Pasal 34

(1)

(2)

Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelola pendapatan, belanja, dan

kekayaan negara/daerah wajib mengusahakan agar setiap piutang negara/daerah

diselesaikan seluruhnya dan tepat waktu.

Piutang negara/daerah yang tidak dapat diselesaikan seluruhnya dan tepat waktu,

diselesaikan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hal tersebut mengakibatkan saldo Piutang yang tercantum dalam Laporan Keuangan

tidak mencerminkan angka yang semestinya.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Pengendalian atas penjualan, piutang, penagihan piutang, penerimaan kas dan kas yang

disetor ke bank, serta pencatatan atas piutang yang menjadi hak perusahaan tidak berjalan

sebagaimana mestinya.

24

Page 75: 074

b. Direktur Umum sebagai pimpinan tertinggi dalam kegiatan administrasi dan keuangan,

kurang melakukan pengendalian atas kegiatan pembacaan water meter, pemasukan data

tagihan, penghapusan tunggakan piutang.

PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau menjelaskan bahwa piutang yang terjadi di

tahun-tahun sebelum pemisahan dari Kabupaten Musi Rawas akan diupayakan untuk

menelusuri kembali. Apabila tidak diketemukan maka diusulkan penghapusan piutang

kepada Badan Pengawas.

BPK-RI merekomendasikan agar Direktur Utama:

a. Memerintahkan Direktur Umum untuk lebih meningkatkan pengendalian atas penjualan,

antara lain:

(1) Melakukan rekonsiliasi (pencocokan) secara rutin tiap bulan antara laporan hasil

penjualan yang belum ditagih (piutang) dengan data fisik rekening air.

(2) Pemeriksaan fisik terhadap pelanggan-pelanggan yang menunggak selama minimal

6 (enam) bulan berturut-turut untuk memastikan kebenaran data pelanggan, kepada

pelanggan-pelanggan tersebut.

b. Memberikan teguran tertulis kepada pembaca water meter dan pencatat rekening tagihan

yang tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.

25

Page 76: 074

2. Pengelolaan Tunggakan Pelanggan Tidak Efektif dan Denda Atas Keterlambatan

Pembayaran Rekening Air Tidak Dipungut Minimal Sebesar Rp34.786.500,00

PDAM Kota Lubuklinggau merupakan badan usaha milik pemerintah daerah yang

berfungsi melayani kebutuhan hajat hidup orang banyak dan sekaligus menggali dana

masyarakat melalui perolehan keuntungan usahanya dengan memberikan pemenuhan

kebutuhan pelayanan air bersih.

Berdasarkan Laporan Kondisi Aktual PDAM Kota Lubuklinggau Tahun 2004 yang

dibuat oleh Bagian Perencanaan diketahui sampai dengan bulan Desember 2004, jumlah

pelanggan PDAM adalah berjumlah 6.915, tersebar di Kota Lubuklinggau.

Kondisi keuangan PDAM sampai dengan 31 Desember 2004 menunjukkan

akumulasi kerugian yang cukup besar yaitu Rp11.473.349.325,00 (unaudited). Selain itu

perusahaan juga dihadapkan pada masalah hutang yang besarnya, tingkat kebocoran

distribusi air yang tinggi, dan juga tingkat perputaran piutang yang rendah.

Berdasarkan Laporan Keuangan PDAM Kota Lubuklinggau per 31 Desember 2004

diketahui saldo Piutang Air sebesar Rp1.248.443.422,00 dengan rincian sebagai berikut:

Piutang Lancar:

0 s.d. 3 bulan Rp 304.483.853,00

3 s.d. 6 bulan Rp 72.639.046,00

6 s.d. 12 bulan Rp 96.668.328,00

Jumlah Piutang Lancar Rp 473.791.227,00

Piutang Ragu-Ragu

12 s.d. 24 bulan Rp 168.633.555,00

Diatas 24 bulan Rp 606.018.640,00

Jumlah Piutang Ragu-Ragu Rp 774.652.195,00

Total Piutang Rp1.248.443.422,00

Dalam tahun 2004, pihak manajemen PDAM telah melakukan upaya penagihan

piutang (tunggakan) dengan pembentukan satuan tugas (satgas) penagihan dan penertiban

langganan sesuai dengan SK Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Musi Rawas No.:

26

Page 77: 074

33/SK/UM/2003, tanggal 6 September 2003. Satgas tersebut dimaksudkan untuk

melaksanakan tugas penagihan tunggakan pelanggan baik rekening air maupun non air ke

rumah-rumah pelanggan. Dalam pelaksanaan tugasnya, satgas diberikan uang insentif yang

akan diperhitungkan berdasarkan prosentase dari jumlah total akhir tagihan.

Berdasarkan Laporan Bulanan dari Satgas Penagihan, Laporan Penagihan Penagih

(LPP) dan Laporan Tagihan Tunggakan Rekening Air diketahui selama tahun 2004, jumlah

tunggakan yang dapat direalisasikan adalah sebesar Rp577.180.742,86.

Pemeriksaan lanjutan atas LPP menunjukkan bahwa denda keterlambatan

pembayaran rekening air tidak dikenakan secara tetap. Dari jumlah rekening air yang

terealisir, ternyata denda yang dapat direalisasikan hanya sebesar Rp13.466.000,00.

Berdasarkan perhitungan dari setiap rekening tunggakan yang dapat direalisasikan

selama tahun 2004, maka PDAM akan menerima pendapatan atas denda keterlambatan

minimal sebesar Rp48.252.500,00 dengan rincian sebagai berikut:

a. Denda yang timbul dalam periode di bawah bulan Juli 2004, tarif denda yang dikenakan

adalah Rp2.500,00 sesuai SK Bupati KDH Tk. II Musi rawas No.: 528/SKPTS/Perek,

tanggal 10 September 1992.

1 1985 10 2,500.00 25,000.002 1986 14 2,500.00 35,000.003 1987 12 2,500.00 30,000.004 1988 1 2,500.00 2,500.005 1989 2 2,500.00 5,000.006 1990 24 2,500.00 60,000.007 1991 1 2,500.00 2,500.008 1992 0 2,500.00 0.009 1993 9 2,500.00 22,500.00

10 1994 41 2,500.00 102,500.0011 1995 46 2,500.00 115,000.0012 1996 37 2,500.00 92,500.00

Subtotal 197 492,500.00

NILAINO TUNGGAKAN/TAHUN

JUMLAH REKENING TUNGGAKAN/LEMBAR

TARIF DENDA

27

Page 78: 074

13 1997 40 2,500.00 100,000.0014 1998 36 2,500.00 90,000.0015 1999 86 2,500.00 215,000.0016 2000 238 2,500.00 595,000.0017 2001 366 2,500.00 915,000.0018 2002 720 2,500.00 1,800,000.0019 2003 3,580 2,500.00 8,950,000.0020 2004 3,346 2,500.00 8,365,000.00

TOTAL 8,609 21,522,500.00

NILAINO TUNGGAKAN/TAHUN

JUMLAH REKENING TUNGGAKAN/LEMBAR

TARIF DENDA

b. Denda yang timbul dalam periode setelah bulan Juli 2004, tarif denda yang dikenakan

adalah sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Lubuk Linggau No.

103/KPTS/PDAM/2004, tanggal 12 Juli 2004.

1 1 - 7 hari 10,692 2,500.00 26,730,000.002 8 hari - 1 bulan 0 5,000.00 0.003 1 - 2 bulan 0 7,500.00 0.004 2 - 3 bulan 0 10,000.00 0.00

TOTAL 10,692 26,730,000.00

NILAINO URAIAN KETERLAMBATAN

JUMLAH REKENING TUNGGAKAN/LEMBAR

TARIF DENDA

Dengan demikian PDAM kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan atas

denda keterlambatan pembayaran rekening air minimal sebesar Rp34.786.500,00

(Rp48.252.500,00 - Rp13.466.000,00). Menurut keterangan dari Satgas Penagihan, kondisi

ini dikarenakan beberapa pelanggan penunggak tidak mau membayar denda. Selain itu,

walaupun umur tunggakan telah mencapai lebih dari 3 bulan, PDAM tidak menerapkan

sanksi pemutusan sambungan.

Pemeriksaan lanjutan atas LPP tahun 2004 menunjukkan bahwa penerimaan

tunggakan lebih cenderung pada piutang lancar dengan kategori berumur dibawah satu tahun,

dengan rincian sebagai berikut:

28

Page 79: 074

UMUR < 1 TAHUN UMUR 1 S.D. 2 TAHUN UMUR > 2 TAHUNJANUARI 0 176 56PEBRUARI 1,047 16 38MARET 900 57 101APRIL 895 37 53MEI 1,020 38 10JUNI 1,332 98 108JULI 1,078 73 184AGUSTUS 1,639 26 80SEPTEMBER 2,365 39 86OKTOBER 1,940 70 116NOPEMBER 2,828 11 14DESEMBER 2,574 79 117TOTAL 17,618 720 963

PERIODE PENAGIHAN

JUMLAH REKENING TUNGGAKAN TEREALISIR

Selain itu, berdasarkan LPP tahun 2004 diketahui jumlah tunggakan yang dapat

direalisasikan oleh satgas sebesar Rp577.180.742,86 termasuk didalamnya rekening bulan

berjalan yang tidak dapat dikategorikan sebagai tunggakan sebesar Rp113.906.218,00 atau

19,73% dari nilai realisasi tunggakan yang dilaporkan.

Kecenderungan ini terjadi karena satgas lebih mengutamakan untuk merealiasikan

piutang yang masih lancar dengan pertimbangan uang insentif yang diperoleh akan lebih

besar sejalan dengan besarnya jumlah tagihan.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tunggakan-tunggakan yang

berumur lama relatif tidak berkurang yang menunjukkan bahwa PDAM tidak melaksanakan

sanksi penertiban terhadap pelanggan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan :

a. SK Bupati KDH Tk. II Musi rawas No.: 528/SKPTS/Perek, tanggal 10 September 1992

yang antara lain menyebutkan bahwa tindakan administrasi berupa denda diberikan

kepada pelanggan yang tidak membayar rekening air tepat waktu dengan besaran

Rp2.500,00 untuk satu kali pembayaran dalam bulan yang bersangkutan.

b. SK Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Musi Rawas No.: 33/SK/UM/2003, tanggal 6

September 2003 tentang Pembentukan Satuan Tugas Penagihan dan Penertiban

Pelanggan PDAM Musi Rawas yang antara lain menyatakan satgas diberikan tugas dan

wewenang untuk melaksanakan penutupan/pemutusan sambungan rumah bagi pelanggan

29

Page 80: 074

yang menunggak dan tidak melunasi tunggakan baik air maupun non air sesuai dengan

ketentuan yang berlaku,

c. Surat Keputusan Walikota Lubuk Linggau No. 103/KPTS/PDAM/2004, tanggal 12 Juli

2004 tentang Penetapan Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota

Lubuk Linggau, yang antara lain menyebutkan bahwa tindakan administrasi berupa

denda dapat dilakukan PDAM apabila pelanggan tidak membayar rekening air tepat

waktu dengan besaran sebagai berikut:

1) Terlambat 1 s.d. 7 hari : Rp 2.500,00,

2) Terlambat 8 hari s.d. 1 bulan : Rp 5.000,00,

3) Terlambat 1 s.d. 2 bulan : Rp 7.500,00,

4) Terlambat 2 s.d. 3 bulan ke atas : Rp 10.500,00.

Hal ini mengakibatkan:

a. Perputaran piutang/tunggakan yang berumur lama rendah,

b. PDAM kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan atas denda selama tahun 2004

minimal sebesar Rp34.786.500,00.

Hal ini disebabkan :

a. Direksi dalam menetapkan kebijakan pemberian insentif tidak mendasari pada tunggakan

yang berumur lama,

b. Satgas dalam melakukan penagihan tidak mengenakan denda sesuai ketentuan.

PDAM Tirta Bukit Sulap menjelaskan bahwa tunggakan tersebut merupakan

tunggakan-tunggakan bulan/tahun sebelumnya dimana kondisi pada saat itu pengaliran air ke

pelanggan terhambat (kualitas, kuantitas, dan kontinuitas) yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan sehingga pelanggan tidak menerima air tetapi secara administrasi

tidak ada pemutusan sementara, mengakibatkan pelanggan banyak yang tidak mau

membayar karena tidak pernah menerima air. Terhadap hal ini pelanggan pernah meminta

keringanan denda ataupun pemutihan. Untuk tagihan dimasa datang diupayakan denda

keterlambatan akan dikenakan terhadap pelanggan yang menunggak.

30

Page 81: 074

BPK-RI merekomendasikan agar Direktur Utama:

a. Membuat ketentuan besaran insentif sesuai dengan kelompok umur piutang yaitu

semakin lama umur piutang maka insentifnya semakin besar dan begitu juga sebaliknya.

Di samping tetap memperhitungkan jumlah piutang yang berhasil ditagih.

b. Memberikan teguran tertulis kepada satgas yang tidak melaksanakan penagihan sesuai

dengan ketentuan.

31

Page 82: 074

3. Pengelompokan Aktiva Tetap Berdasarkan Umur Ekonomis Belum Dibuat

Ketetapannya

Ciri utama dari Aktiva Tetap adalah dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan

lebih dari satu periode akuntansi dan memiliki umur ekonomis. Untuk memadukan antara

jumlah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan (matching cost against revenues), biaya

operasi dari aktiva tetap (selain tanah) harus dialokasikan pada umur ekonomis dari aktiva

tersebut. Untuk itu diperlukan adanya pengelompokan aktiva berdasarkan umur ekonomis

dalam rangka penyusutan aktiva tersebut.

Dalam pelaksanaannya Direksi PDAM belum pernah mengeluarkan penetapan

pengelompokan barang berdasarkan masa manfaat aktiva berdasarkan peraturan perundang-

undangan dan keputusan menteri keuangan yang berlaku.

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa selama ini perusahaan tidak

konsisten dalam menerapkan umur ekonomis terhadap Aktiva Tetap yang terdapat di Kantor

Pusat sebagaimana yang diatur dalam perudang-undangan dan Keputusan Menteri Keuangan

yang berlaku, sehingga kesalahan perhitungan dan penyajian angka-angka penyusutan dan

akumulasi penyusutan.

Kesalahan perhitungan dan penyajian angka-angka dalam beban penyusutan, harus

dilakukan koreksi-koreksi, dengan rincian sebagai berikut BEBAN PENY. 2004 BEBAN PENY. 2004

URAIAN Unaudited (Rp)

Koreksi (Rp) Audited (Rp)

Kantor pusat Tanah - - - Bangunan 31.791.660,28 (1.760.589,31) 33.552.249,59 Instalasi sumber 2.780.590,13 - 2.780.590,13 Instalasi pengolahan 310.464.825,00 133.167.293,43 177.297.531,57 Instalasi tranmisi 73.825.237,38 - 73.825.237,38 Perabot kantor 9.378.153,13 19.903,13 9.358.250,00 Peralatan & perlengkapan 7.343.900,00 - 7.343.900,00 Instalasi pompa 160.502.266,75 69.238.008,38 91.264.258,38 Kendaraan 79.140.250,00 28.171.937,50 50.968.312,50 Jumlah kantor pusat 675.226.882,66 228.836.553,12 446.390.329,54 Unit perlayan kecil Tanah - - - Bangunan 5.072.100,00 - 5.072.100,00 Instalasi sumber 8.088.000,00 - 8.088.000,00 Instalasi pengolahan 5.714.500,00 - 5.714.500,00 Instalasi tranmisi 17.906.187,50 - 17.906.187,50

32

Page 83: 074

Perabot kantor Peralatan & perlengkapan Instalasi pompa Kendaraan Jumlah unit pelayan kecil 36.780.787,50 - 36.780.787,50 Jumlah seluruh 712.007.670,16 228.836.553,12 483.171.117,04

Tidak adanya keputusan Direksi yang mengatur atas pengelompokan aktiva tetap

yang ada di PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau juga mengakibatkan nilai akumulasi

penyusutan yang tercantum dalam laporan keuangan tahun buku 2003 tidak sesuai dengan

seharusnya, dengan rincian sebagai berikut: URAIAN Ak Peny per 2003 Ak Peny per 2003

Unaudited (Rp) Koreksi

(Rp) Audited (Rp) Kantor pusat Tanah - - - Bangunan 174.254.112,24 (14.890.454,48) 189.144.566,72 Instalasi sumber 166.968.360,50 166.968.360,50 Instalasi pengolahan 1.280.257.031,45 479.964.432,65 800.292.598,80 Instalasi tranmisi 5.596.582.478,47 5.596.582.478,47 Perabot kantor 109.907.259,38 (6.705.090,63) 116.612.350,00 Peralatan & perlengkapan 40.552.600,00 40.552.600,00 Instalasi pompa 640.131.697,15 176.377.502,39 463.754.194,76 Kendaraan 308.667.275,00 (29.773.375,00) 338.440.650,00 Jumlah kantor pusat 8.317.320.814,19 604.973.014,94 7.712.347.799,25 Unit perlayan kecil Tanah - - - Bangunan 15.216.300,00 - 15.216.300,00 Instalasi sumber 48.528.000,00 - 48.528.000,00 Instalasi pengolahan 34.287.000,00 - 34.287.000,00 Instalasi tranmisi 107.437.125,00 - 107.437.125,00 Perabot kantor - - - Peralatan & perlengkapan - - - Instalasi pompa - - - Kendaraan - - - Jumlah unit pelayan kecil 205.468.425,00 - 205.468.425,00 Jumlah seluruh 8.522.789.239,19 604.973.014,94 7.917.816.224,25

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Undang-Undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 11 dinyatakan bahwa harta

yang dapat disusutkan dibagi menjadi kelompok-kelompok sebagai berikut:

I. Bukan Bangunan

33

Page 84: 074

a. Kelompok 1:

Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk Golongan Bangunan, yang

mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 4 (empat) tahun.

b. Kelompok 2:

Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk Golongan Bangunan, yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 4 (empat) tahun dan tidak lebih dari 16

(enam belas) tahun

c. Kelompok 3:

Harta yang dapat disusutkan dan yang tidak termasuk Golongan Bangunan, yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 8 (delapan) tahun dan tidak lebih dari 16

(enam belas) tahun

d. Kelompok 4:

Harta yang dapat disusutkan dan yang tidak termasuk Golongan Bangunan, yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 16 (enam belas) tahun.

II. Bangunan

a. Permanen:

Bangunan dan harta tak bergerak lainnya, termasuk tambahan, perbaikan atau

perubahan yang dilakukan, yang mempunyai masa manfaat 20 (dua puluh) tahun.

b. Tidak Permanen:

Bangunan dan harta tak gerak lainnya, termasuk tambahan, perbaikan atau

perubahan yang dilakukan, mempunyai masa manfaat 10 (sepuluh) tahun.

Untuk keperluan tarif penyusutan harta dapat dikelompokkan sebagai berikut: Kelompok Tarif Penyusutan Berdasarkan Metode

Harta Berwujud Garis Lurus Saldo Menurun I. Bukan Bangunan a. Kelompok 1 b. Kelompok 2 c. Kelompok 3 d. Kelompok 4

25%

12,5% 6,25%

5%

50% 25%

12,5% 10%

II. Bangunan a. Permanen b. Tidak Permanen

5% 10%

34

Page 85: 074

b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 82/KMK.04/1995 tanggal 7 Februari menjelaskan

mengenai jenis barang-barang dalam pengelompokkan harta berdasarkan Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 11

Hal tersebut mengakibatkan Penyusutan yang dilakukan tidak konsisten yaitu untuk

jenis barang yang sama namun perkiraan umur ekonomisnya tidak sama sehingga tarif

penyusutannya juga berbeda. Dengan demikian prinsip penandingan biaya dengan

pendapatan (matching cost againts revenue) tidak tercapai.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Bagian Keuangan kurang memahami pedoman akuntansi dimaksud.

b. Direksi kurang memahami pentingnya penentuan umur ekonomis suatu aktiva, yang

dibuktikan belum adanya ketetapan yang dibuat direksi dalam hal penentuan umur

ekonomis atas aktiva yang dimiliki oleh PDAM.

PDAM Tirta Bukit Sulap akan membuat ketentuan-ketentuan yang mengatur umur

ekonomis aktiva sesuai dengan pengelompokan dan ketentuan yang berlaku. Akan

diupayakan mengirim personil bagian keuangan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan bidang

akuntansi.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi segera membuat ketentuan tentang

penentuan umur ekonomis atas aktiva yang dimiliki PDAM Tirta Bukit Sulap.

35

Page 86: 074

4. Pengelolaan Dana Pensiun Karyawan PDAM Tidak Terjamin dan Menunggak Sebesar

Rp259.675.860,00

PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau menyelenggarakan program pensiun manfaat

pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat kepesertaan. Sumber

pendanaannya berasal dari kontribusi perusahaan dan karyawan masing-masing sebesar 15%

dan 5% dari gaji pokok karyawan. Pengelolaan dana tersebut dilakukan oleh Dana Pensiun

Bersama Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (DAPENMA PERPAMSI).

Dengan program tersebut diharapkan kontribusi peserta dapat terakumulasi dan dikelola

secara bijak dan aman agar kesejahteraan pensiunan karyawan terjamin.

Setiap bulannya, penyetoran iuran pensiun kontribusi karyawan dilakukan oleh Sub

Bagian Umum dan Personalia setelah menerima potongan gaji peserta program dari Juru

Bayar Gaji. Pemeriksaan atas bukti transfer iuran tersebut diketahui selama tahun 2004,

PDAM melakukan penyetoran iuran kontribusi karyawan tahun 2004 sebesar

Rp22.512.264,00.

Pemeriksaan atas Daftar Potongan Gaji Karyawan PDAM diketahui jumlah iuran

dana pensiun kontribusi karyawan selama tahun 2004 adalah sebesar Rp33.825.263,00

sehingga kewajiban yang belum disetor adalah sebesar Rp11.312.999,00 (Rp33.825.263,00 –

Rp22.512.264,00).

Menurut keterangan dari Juru Bayar Gaji beberapa karyawan berpenghasilan minus

sehingga penyetoran menjadi terlambat menunggu pelunasan atas iuran dana pensiun

tersebut di bulan-bulan berikutnya. Selain itu Juru Bayar Gaji lebih mendahulukan

pemotongan untuk pelunasan hutang karyawan pada bank.

Sementara untuk iuran pensiun kontribusi perusahaan dikelola oleh Bagian Keuangan

dan selanjutnya apabila keuangan perusahaan memungkinkan, iuran tersebut disetor ke

Rekening DAPENMA PERPAMSI. Menurut keterangan dari Bagian Keuangan diketahui

sejak tahun 2002, PDAM tidak pernah mengangsur iuran dana pensiun kontribusi

perusahaan.

Berdasarkan Laporan Keuangan perusahaan per 31 Desember 2004 menunjukkan

total tunggakan iuran dan bunga atas tunggakan dana pensiun adalah sebesar

Rp259.675.860,00. Tunggakan tersebut termasuk dana pensiun kontribusi karyawan sebesar

36

Page 87: 074

Rp11.312.999,00 yang belum disetor. Kondisi ini menunjukkan ketidakseriusan perusahaan

dalam mengelola pensiun karyawannya.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.: 2 tahun 1995 tentang Perubahan Peraturan Menteri

Dalam Negeri No.: 690 – 1572 tahun 1985 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Badan

Pengawas, Direksi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum :

1) Pasal 108, yang menyebutkan bahwa pensiun pegawai dan pensiun janda/duda

diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai

selama bertahun-tahun bekerja dalam Perusahaan Daerah Air Minum,

2) Pasal 134, yang menyebutkan sumber dana pensiun dapat dihimpun antara lain dari

iuran pensiun,

b. Seharusnya kewajiban penyetoran iuran dana pensiun dilakukan tepat waktu.

Hal ini mengakibatkan akumulasi tunggakan iuran dan bunga setiap tahun semakin

bertambah dan membebani keuangan PDAM serta kesejahteraan pensiunan karyawan tidak

terjamin.

Hal ini disebabkan:

a. Direksi PDAM kurang memperhatikan kondisi karyawan dalam memperoleh pinjaman-

pinjaman sehingga berpenghasilan minus,

b. Direksi PDAM lalai tidak segera melunasi tunggakan dan bunga tunggakan iuran dana

pensiun kontribusi perusahaan.

PDAM Tirta Bukit Sulap menjelaskan bahwa tunggakan dana pensiun karyawan

tersebut wajar besar karena merupakan akumulasi tunggakan dari tahun-tahun sebelumnya

dimana kondisi keuangan perusahaan saat itu sangat kritis, sehingga untuk menanggulangi

biaya operasional tahun 2004 terutama biaya listrik PLN dan lain-lainnya, dibantu oleh

Pemerintah Kota Lubuklinggau. Untuk masa yang akan datang diupayakan mengangsur

tunggakan tersebut sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan sedangkan untuk dana

angsuran yang bersumber dari karyawan sendiri saat ini berjalan lancar sedangkan mengenai

besaran jumlah tunggakan akan dikonfirmasikan lagi dengan pihak Dapenma PAMSI

Jakarta.

37

Page 88: 074

BPK-RI merekomendasikan agar Direktur Utama:

a. Membuat aturan-aturan yang membatasi jumlah pinjaman karyawan kepada bank maupun

pihak lain, khususnya yang pembayaran angsurannya melalui perusahaan.

b. Memerintahkan Direktur Umum memenuhi kewajiban perusahaan atas dana pensiun yang

terutang dan menyetorkan ke pengelola sesuai ketentuan yang berlaku.

38

Page 89: 074

5. Pembayaran Insentif Penagihan Langganan Melebihi Ketentuan Sebesar

Rp7.973.435,26

Salah satu upaya manajemen PDAM dalam melakukan penagihan piutang

(tunggakan) adalah dengan pembentukan satuan tugas (satgas) penagihan dan penertiban

langganan sesuai dengan SK Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Musi Rawas No.:

33/SK/UM/2003, tanggal 6 September 2003. Dalam pelaksanaan tugasnya, satgas diberikan

uang insentif yang akan diperhitungkan berdasarkan prosentase dari jumlah total akhir

tagihan.

Pembagian uang insentif tersebut dilakukan sesuai ketentuan sebagai berikut:

a. Penanggung Jawab : 2% dari jumlah seluruh tagihan,

b. Ketua, Bendahara, Kas Penagihan,

Pengelola Rekening : 2% dari jumlah seluruh tagihan,

c. Petugas Penagihan : 3% dari jumlah seluruh tagihan.

Laporan Keuangan PDAM per 31 Desember 2004 mencatat saldo biaya penagihan

rekening air adalah sebesar Rp42.594.652,00. Saldo tersebut merupakan uang insentif yang

diberikan kepada satgas untuk tahun 2004, dengan rincian sebagai berikut:

Penanggung Jawab 12,169,900.57 12,169,900.57Ket., Bend., Kas Penag., Pengel. Rek. 12,169,900.57 12,169,900.57Petugas Penagih 18,254,850.86 18,254,850.86TOTAL 12,169,900.57 12,169,900.57 18,254,850.86 42,594,652.00

TOTALPROSENTASE KETERANGAN 2% 2% 3%

Berdasarkan Laporan Bulanan dari Satgas Penagihan, Laporan Penagihan Penagih

(LPP) dan Laporan Tagihan Tunggakan Rekening Air diketahui bahwa jumlah yang

diperhitungkan sebagai insentif satgas tersebut termasuk didalamnya tagihan rekening-

rekening bulan berjalan (dibawah tanggal 20) yang belum bisa dikategorikan sebagai

tunggakan, dengan rincian sebagai berikut:

39

Page 90: 074

Nopember/03 Desember/03 3,645,865.00Desember/03 Januari/04 7,151,305.00

Januari/04 Pebruari/04 10,808,580.00Pebruari/04 Maret/04 8,777,420.00

Maret/04 April/04 10,097,975.00April/04 Mei/04 9,859,765.00Mei/04 Juni/04 9,626,685.00Juni/04 Juli/04 5,820,505.00Juli/04 Agustus/04 4,197,180.00

Agustus/04 September/04 8,273,350.00September/04 Oktober/04 5,662,894.00

Oktober/04 Nopember/04 4,632,881.00Nopember/04 Desember/04 25,351,813.00

TOTAL 113,906,218.00

REKENING PEMAKAIAN AIR WAKTU PENAGIHAN TOTAL TAGIHAN DIBAWAH TGL 20

Dengan demikian kelebihan pembayaran uang insentif selama tahun 2004 adalah

sebesar Rp7.973.435,26 (7% x Rp113.906.218,00) dengan rincian sebagai berikut:

NO KETERANGAN JUMLAH KELEBIHAN1 Penanggung Jawab 2,278,124.36

3 Petugas Penagih 3,417,186.54TOTAL 7,973,435.26

2 Ketua, Bendahara, KasPenagihan, Pengelola Rekening

2,278,124.36

Hal tersebut tidak sesuai dengan :

a. SK Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Musi Rawas No.: 33/SK/UM/2003, tanggal 6

September 2003 tentang Pembentukan Satuan Tugas Penagihan dan Penerbitan

Pelanggan PDAM Musi Rawas yang antara lain menyatakan pembayaran uang insentif

dapat dilakukan setelah selesainya rekapitulasi hasil penagihan tunggakan rekening air.

Artinya insentif yang ditagihkan didasari oleh jumlah hasil penagihan tunggakan,

b. Pengumuman Direksi No.:690/140/PDAM/VIII/2004, tanggal 28 Agustus 2004 tentang

Penyesuaian Tarif yang antara lain menyebutkan keterlambatan membayar rekening

ditentukan dari tanggal 20 s.d. akhir bulan berjalan.

40

Page 91: 074

Hal tersebut mengakibatkan perusahaan dirugikan sebesar Rp7.973.435,26.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Satuan Tugas Penagihan dan Penertiban Langganan tidak cermat memperhitungkan

Laporan Tagihan Tunggakan Rekening Air dengan memasukkan rekening-rekening yang

tidak bisa dikategorikan sebagai tunggakan,

b. Kepala Bagian Keuangan tidak cermat dalam mengesahkan tagihan pembayaran

dimaksud.

PDAM Tirta Bukit Sulap menjelaskan bahwa insentif penagihan langganan dibayar

berdasarkan laporan penerimaan dari tim penagihan. Selanjutnya akan diberikan peringatan

kepada tim penagihan dan bagian keuangan dalam pembuatan laporan hasil penagihan untuk

disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan atas kelebihan pembayaran insentif

tersebut akan diupayakan untuk ditagih dan disetorkan ke kas PDAM.

BPK-RI merekomendasikan agar Direktur Utama:

a. Memberikan teguran tertulis kepala bagian keuangan atas kelalaiannya dalam

memverifikasi pembayaran insentif sesuai ketentuan.

b. Memerintahkan kepada satuan tugas penagihan dan penertiban langganan untuk

menyetor kelebihan insentif sebesar Rp7.973.435,26 ke perusahaan atau Kepala Bagian

Keuangan melakukan pemotongan gaji atas kelebihan pembayaran insentif tersebut.

41

Page 92: 074

6. Pemutusan Sambungan Air Atas Pelanggan Yang Menunggak Belum Dilaksanakan

Sesuai Ketentuan

Neraca PDAM Kota Lubuklinggau per 31 Desember 2004 menyajikan perkiraan

Piutang sebesar Rp1.248.443,422,00. Perkiraan piutang tersebut dapat dirinci sebagai

berikut:

Piutang Lancar:

0 s.d. 3 bulan Rp 304.483.853,00

3 s.d. 6 bulan Rp 72.639.046,00

6 s.d. 12 bulan Rp 96.668.328,00

Jumlah Piutang Lancar Rp 473.791.227,00

Piutang Ragu-Ragu

12 s.d. 24 bulan Rp 168.633.555,00

Diatas 24 bulan Rp 606.018.640,00

Jumlah Piutang Ragu-Ragu Rp 774.652.195,00

Total Piutang Rp1.248.443.422,00

Penyisihan Piutang (Rp 802.619.684,05)

Piutang Neto Rp 445.823.737,95

Dari hasil opname atas rekening yang telah diputus diketahui bahwa selama tahun

2004 PDAM telah melakukan pemutusan penyambungan air terhadap 1142 pelanggan yang

telah menunggak antara 3 bulan hingga lebih dari 2 tahun. Dari hasil pemeriksaan diketahui

pula terdapat langganan yang telah menunggak lebih dari 3(tiga) bulan dan bahkan

menunggak lebih dari 2(dua) tahun masih belum diputus sambungan airnya, dengan rincian

sebagai berikut:

42

Page 93: 074

TOTAL1.1 1.2 2.1 2.2 3.1 3.2

Umur s.d. 3 bulan 195 272 235 92 15 24 833

Umur 3 s.d. 6 bulan 37 46 39 21 7 5 155Umur 6 bulan s.d. 1 tahun 21 35 28 28 8 8 128Umur di atas 1 tahun s.d. 2 tahun 23 34 48 17 15 7 144Umur di atas 2 tahun keatas 28 80 96 102 133 65 504Total Pelanggan Menunggak 1.764 Total Pelanggan Aktif 6.484 Pelanggan Menunggak Lebih dari 3 bulan(%) 52,78%Pelanggan Menunggak Dari Total Pelanggan Aktif(%) 39,17%

PELANGGAN MENUNGGAK PER WILAYAH DAN BLOKUMUR PIUTANG

Hal ini tidak sesuai dengan Keputusan Walikota Lubuk Linggau Nomor

103/KPTS/PDAM/2004 Lampiran 1 Tanggal 12 Juli 2004 tentang Penetapan Tarif Air

Minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Lubuk Linggau, Sub Judul Sanksi

Poin 1 Sanksi keterlambatan membayar Rekening Air pada waktu yang ditetapkan yang

menyebutkan bahwa bagi pelanggan yang menunggak diatas 3(tiga) bulan dilakukan

pemutusan sambungan, untuk penyambungan kembali dikenakan biaya pasang baru beserta

seluruh tunggakan beserta denda harus dilunasi.

Hal ini mengakibatkan nilai Piutang Tak Tertagih PDAM terus meningkat.

Hal ini disebabkan Direksi tidak konsisten dalam menerapkan Keputusan Walikota

Lubuk Linggau tersebut.

PDAM Tirta Bukit Sulap menjelaskan bahwa pemutusan sambungan air atas

pelanggan belum dilaksanakan sesuai ketentuan mengingat pertambangan baru belum

sebanding sehingga akan semakin berkurang pelanggan yang ada karena kondisi air tanah

dalam Kota Lubuklinggau saat ini masih cukup baik. Pelanggan yang menunggak tetap akan

diupayakan untuk ditagih.

BPK-RI merekomendasikan agar Direktur Utama menerapkan Keputusan Walikota

No.103/KPTS/PDAM/2004 secara konsisten.

43