071601150611Bab4. Konsep Larutan
-
Upload
arif-ockta -
Category
Documents
-
view
123 -
download
6
Transcript of 071601150611Bab4. Konsep Larutan
BAB 4KONSEP LARUTAN
1. KOMPOSISI LARUTAN
2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT
3. KESETIMBANGAN LARUTAN3. KESETIMBANGAN LARUTAN
4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
ZAT TERLARUT PELARUT LARUTAN
Komponen minor Komponen utama
Sistem homogen
+
utama homogen
PELARUTAN GULAPELARUTAN GULADALAM AIR
CARA MENYIAPKAN LARUTAN
KRISTAL DITIMBANG, DILARUTKAN, DAN DIENCERKAN SAMPAI TANDA TERADIENCERKAN SAMPAI TANDA TERA
5.1 KOMPOSISI LARUTAN
• PERSEN
% bobot : 5,00 g NaCl dalam 100,0 g larutan% bobot : 5,00 g NaCl dalam 100,0 g larutan
= NaCl 5,00 % (b/b)
% volume : 5,00 mL etanol dalam 100,0 mL larutan
= etanol 5,00 % (v/v)
% bobot/volume : 5,00 g NaCl dalam 100,0 mL
larutan
= NaCl 5,00 % (b/v)
• MOLARITASjumlah mol zat terlarut per liter larutan
• MOLALITASjumlah mol zat terlarut per kg pelarut
• ppmbanyaknya bagian zat terlarut dalam 106 bagian pelarut
• ppbbanyaknya bagian zat terlarut dalam 109 bagian pelarutpelarut
• FRAKSI MOLnisbah jumlah mol zat terhadap jumlah keseluruhan mol
CONTOH 5.1suatu larutan dipersiapkan dengan melarutkan 22,4 g MgCl2dalam 0,200 L air. Jika rapatan air murni 1,00 g cm-3 dan rapatan larutan yang dihasilkan 1,089 g cm-3, hitunglah fraksi mol, molaritas, dan molalitas MgCl2 dalamlarutan ini
Penyelesaian
mol MgCl2 = 22,4 x = 0,24 mol
mol H2O = 0,200 L x x x = 11,1 mol
1 mol95 g
Penyelesaian
1000 cm3
L1,00 g
cm31 mol18 g
0,24 mol fraksi mol MgCl2 = =0,0210,24 mol (11,1 + 0,24) mol
massa larutan = 200 g H2O + 22,4 g MgCl2 = 222,4 g
volume larutan = 222,4 g x = 204 cm3 = 0,204 L1 cm3
1,089 g
molaritas MgCl2 = = 1,15 M
molalitas MgCl2 = = 1,18 mol kg-1
0,24 mol0,204 L
0,24 mol0,200 kg H2O
5.2 SIFAT-SIFAT SPESIES ZAT TERLARUT
Zat terlarut : sukrosaPelarut : airPelarut : air
sukrosa (padatan, s) dilarutkan dalam air menghasilkan larutan sukrosa (aqueous, aq)
REAKSI PELARUTANREAKSI PELARUTAN
C12H22O11 (s) → C12H22O11 (aq)LARUTAN BERAIR
SATU MOLEKUL
FRUKTOSA DALAM
LARUTAN BERAIR DARI SPESIES MOLEKUL
FRUKTOSA DALAM
LARUTAN BERAIR
KELARUTAN K2SO4 dalam
air = 120 g L-1 pada 25 oC
LARUTAN BERAIR DARISPESIES IONIK (ELEKTROLIT)
air = 120 g L-1 pada 25 oC
setiap ion positifdikelilingi molekul airdansetiap ion negatif jugasetiap ion negatif jugadikelilingimolekul air
K2SO4 (s) → 2K+ (aq) + SO4=(aq)
REAKSI PELARUTAN
Larutan berair kalium sulfatmenghantar listrik.
Bila elektroda dialiri listrik
Ion K+ bergerak ke elektroda negatifnegatif
Ion SO42- bergerak ke elektroda
positif
K2SO4 disebut elektrolit kuat
KELARUTAN DALAM AIR SETIAP SENYAWA BERBEDA-BEDA
Barium klorida dan kalium sulfat menghasilkan padatan barium sulfatpadatan barium sulfat
REAKSI PENGENDAPANBa2+ (aq) + SO4
2- (aq) → BaSO4 (s)
KELARUTAN BaSO4 DALAM AIR =0,0025 g L-1 pada 25 oC0,0025 g L-1 pada 25 oC
barium sulfat sangat tidak larut dalam air
CONTOH 5.2
Suatu larutan berair natrium karbonat dicampur dengan larutan berair kalsium klorida dan endapan putih segera terbentuk. Tulislah ion bersih yang menjelaskan pengendapan ini.
Penyelesaian
larutan Na2CO3 : Na+ (aq) dan CO32- (aq)
larutan CaCl2 : Ca2+ (aq) dan Cl- (aq)
Penyelesaian
Na+ (aq) + Cl- (aq) → NaCl (aq)
Ca2+ (aq) + CO32- (aq) → CaCO3 (s)
5.3 KESETIMBANGAN LARUTAN
BILA PERISTIWA PELARUTAN = PERISTIWA PENGENDAPANAKAN DIPEROLEH JUMLAH ZAT TERLARUT DIDALAM LARUTAN TETAP
LARUTANNYA DISEBUT LARUTAN JENUH (Kesetimbangan dinamis)
PEMBENTUKAN LARUTAN JENUH
PENGARUH SUHU TERHADAP KELARUTAN
50
60
70
g z
at t
erla
rut
dal
am 1
00 g
laru
tan
20
30
40
50
Kel
aru
tan
g z
at t
erla
rut
dal
am 1
00 g
laru
tan
Suhu oC
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
10
20
Kel
aru
tan
g z
at t
erla
rut
dal
am 1
00 g
laru
tan
PENGARUH TEKANAN TERHADAP KELARUTAN
HUKUM HENRY : KONSENTRASI GAS TERLARUT BERBANDING LURUS DENGAN TEKANAN GAS BERBANDING LURUS DENGAN TEKANAN GAS DIATAS CAIRAN
C = k. Pgas
CONTOH 5.3
Diketahui kelarutan H2S(g) 437,0 cm3 dalam 100,0 g H2O (STP). Berapa konsentrasi molal pada tekanan 10,0 atm ?
Penyelesaianmol H2S = 437,0 cm3 x x
= 0,0195 mol
molalitas H2S = = 0,195 m
Penyelesaian1 L
1000 cm31 mol22,4 L
0,0195 mol0,100 kg H2O
konsentrasi molal pada 10 atm : k. Pgas
= x 10 atm = 1,95 m0,195 m1 atm
5.4 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
• PENURUNAN TEKANAN UAP• PENURUNAN TEKANAN UAP
• PENINGKATAN TITIK DIDIH DAN
PENURUNAN TITIK BEKU
• TEKANAN OSMOSIS
PENURUNAN TEKANAN UAP
HUKUM RAOULT: P1 = X1P1o
Penyimpangan positif
idealP1
P10
Penyimpangan negatif
X1
CONTOH 5.4Pada suhu 25°C tekanan uap benzena murni 0,1252 atm. Andaikan 6,40 g naftalena (C10H8) dengan massa molar 128,17 g mol-1 dilarutkan dalam 78,0 g benzena (C6H6) dengan massa molar 78,0 g mol-1. Hitunglah tekanan uap benzena di atas larutan, dengan asumsi perilaku idealbenzena di atas larutan, dengan asumsi perilaku ideal
mol naftalena = 6,40 g x = 0,05 mol
Mol benzena = 78,0 g x = 1 mol
Penyelesaian
1 mol128,17 g
1 molMol benzena = 78,0 g x = 1 mol
Tekanan uap benzena di atas larutan :
Pbenzena = Po x fraksi mol benzena
= 0,1252 atm x = 0,119 atm
1 mol78,0 g
1 mol(1+0,05) mol
PENINGKATAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU
∆Td = Kd.m
padat
cair
P
1 atm
d d
∆Tb = Kb.m
gas
tb tbo td0 td
Tb Td
CONTOH 5.5
(A) Berapakah molalitas zat terlarut dalam larutan berair yang titik bekunya 0,450 oC ?
(B) Bila larutan ini didapat dengan melarutkan 2,12 g (B) Bila larutan ini didapat dengan melarutkan 2,12 g senyawa X dalam 48,92 g H2O, berapakah bobot molekul senyawa tersebut ?
Penyelesaian
(a) m = ∆Tb/Kb = 0,450 / 1,86 = 0,242 mol/Kg air
(b) Mr = 2,12 / (0,04892)(0,242) = 179
KURVA PENDINGINAN
Suhu Suhu
a b xy z
Waktu Waktu
PELARUT MURNI LARUTAN
TEKANAN OSMOSIS
Van’t Hoff
π = c R Tπ = c R T
π = tekanan osmosis
c = konsentrasic = konsentrasi
R = tetapan gas, 0,08206 L atm mol-1 K-1
T = suhu mutlak
TETAPAN KRIOSKOPIK (Kb) DAN EBULIOSKOPIK (Kd)
PELARUT K KPELARUT Kb Kd
asam asetat 3,90 3,07 benzena 4,90 2,53nitrobenzena 7,00 5,24nitrobenzena 7,00 5,24fenol 7,40 3,56air 1,86 0,512
CONTOH 5.6Seorang kimiawan melarutkan 2,04 g hemoglobin dalam 100,0 mL. Tekanan osmotiknya 5,83 mmHg pada 22,5 oC. Berapa perkiraan massa molar hemoglobin?
Penyelesaianπ = 5,83 mmHg = 5,83/760 atm = 0,007671 atmc = π/RT= 0,007671 / (0,08206)(295,5)
= 0,0003163 mol L-1
Konsentrasi 2,04 g dalam 100,0 mL = 20,4 g Konsentrasi 2,04 g dalam 100,0 mL = 20,4 g dalam 1,00 L
Jadi massa molar hemoglobin= 20,4 g / 0,0003163 mol = 6,45 x 104 g/mol
LATIHAN SOAL-SOAL1. Pada konsentrasi zat terlarut yang sama, jumlah
partikel dalam larutan untuk spesies ionik lebih banyak daripada untuk spesies molekul. Mengapa?
2. Larutan HCl yang dijual di pasaran memiliki konsentrasi 45,0% berdasarkan bobot dengan densitas 1,18 g/mL. Bila kita memiliki 1 L larutan
a. Tentukan larutan dalam persen bobot/volume
b. Tentukan bobot air yang terkandung dalam larutan
c. Tentukan molaritas dan molalitas
d. Tentukan fraksi mol HCl dalam larutan
3. Sukrosa adalah suatu zat non atsiri melarut dalam air tanpa proses ionisasi. Tentukan penurunan tekanan uap pada 25oC dari 1,25 m larutan sukrosa. Diasumsikan larutan terbentuk bersifat ideal. Tekanan uap untuk air murni pada 25oC adalah 23,8 torr.murni pada 25oC adalah 23,8 torr.
4. Tekanan uap heptana murni pada 40oC adalah 92,0 torr dan tekanan uap murni untuk oktana adalah 31,0 torr. Jika dalam larutan terdapat 1,00 mol heptana dan 4,00 mol oktana. Hitung tekanan uap dari masing-masing komponen, tekanan uap total dalam larutan, serta fraksi komponen, tekanan uap total dalam larutan, serta fraksi mol dari masing-masing komponen dalam kesetimbangan larutan
5. Suatu larutan asam sulfat berair 9,386 M memiliki rapatan 1,5090 g cm-3. Hitunglah molalitas, persen massa, dan fraksi mol asam sulfat dalam larutan ini.
6. Larutan zat X (densitas 1,10 g/mL) yang dibuat dengan melarutkan 1,250 g X dalam air sehingga menjadi 100 mL larutan, menunjukkan tekanan osmosis sebesar 50 mL larutan, menunjukkan tekanan osmosis sebesar 50 mmHg pada suhu 30oC. Tentukan bobot molekul zat tersebut.
7. Hitunglah titik beku, titik didih, dan tekanan osmosis (suhu 50oC) larutan berair,a. Larutan magnesium nitrat 0,1 Ma. Larutan magnesium nitrat 0,1 Mb. Larutan natrium nitrat 0,1 Mc. Larutan sukrosa 0,1 M