061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

23
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM EFEKTIFITAS PEMBERIAN L-ARGININE SECARA ORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PEMBULUH DARAH YANG DIPRESERVASI DENGAN TEKNIK BEKU KERING BIDANG KEGIATAN : PKM-PENELITIAN Diusulkan oleh : Ulvi Hudriyah Ketua 061111105 Angkatan 2011 Sholehudin Anggota 061111106 Angkatan 2011 Rozaki Mara Hana Anggota 011111123 Angkatan 2011 Elok Setyorini Anggota 061211131025 Angkatan 2012 UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014

description

PKM

Transcript of 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

Page 1: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

EFEKTIFITAS PEMBERIAN L-ARGININE SECARA ORAL TERHADAP

GAMBARAN HISTOPATOLOGI PEMBULUH DARAH YANG

DIPRESERVASI DENGAN TEKNIK BEKU KERING

BIDANG KEGIATAN :

PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Ulvi Hudriyah Ketua 061111105 Angkatan 2011

Sholehudin Anggota 061111106 Angkatan 2011

Rozaki Mara Hana Anggota 011111123 Angkatan 2011

Elok Setyorini Anggota 061211131025 Angkatan 2012

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

Page 2: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

USULAN PKM PENELITIAN

1. Judul : Efektivitas Ekstrak Teripang (Holothuria scabra) terhadap

Jumlah Fibroblas Dalam Upayanya sebagai Antiinflamasi Alternatif pada

Penyembuhan Radang Kronis Tikus (Rattus novergicus)

2. Bidang kegiatan : PKM-P

a. Nama lengkap : Sholehudin

b. NIM : 061111106

c. Jurusan : S1 Pendidikan Dokter Hewan

d. Perguruan tinggi : Universitas Airlangga

e. Alamat /no.hp : Asrama Putra UA Surabaya/085731320176

f. Alamat email : [email protected]

3. Anggota pelaksana kegiatan : 2 orang

4. Dosen pendamping

a. Nama lengkap dan gelar : Dr. Thomas V. Widiyatno, drh., M,Si

b. NIDN : 0017105809

c. Alamat rumah : Jl. Bendul merisi IX/31 Surabaya

d. No.telp : 08121762246

5. Biaya kegiatan total

a.DIKTI : Rp 9.000.000,00

6. Jangka waktu pelaksanaan : 5 bulan

Surabaya, 16 Juni 2014

Ketua Pelaksana

Sholehudin

NIM.061111106

Menyetujui

Wakil Dekan

FakultasKedoteranHewan

Dr.Anwar Ma’ruf, M.Kes.,drh

NIP.196509051993031004

Dosen Pendamping

Dr. Thomas V. Widiyatno, drh.,M,Si

NIP. 195810171987011001

Direktur Kemahasiswaan

Universitas Airlangga

Drs. Eko Supeno, M.Si.

NIP. 196504031989111001

ii

Page 3: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

RINGKASAN...............................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 2

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 5

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ...................... v

Lampiran 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................... xii

Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Peneliti …..…………………………xiii

Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Peneliti….…………………………...xiv

iii

Page 4: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

RINGKASAN

Perkembangan bedah vaskular saat ini berkembang sangat pesat,

khususnya dalam bidang endovaskular. Namun demikian di negara-negara sedang

berkembang, memiliki karakter yang berbeda. Angka trauma vaskular perifer

yang membutuhkan tindakan pembedahan masih cukup tinggi, sedang

perkembangan endovaskular berjalan lebih lambat. Penggunaan endovaskuler

untuk cedera pada ekstremitas masih terbatas, sementara data kecelakaan

ekstremitas pada anjing semakin meningkat (Aron, 1995). Salah satu faktor

keberhasilan operasi pintas vaskular adalah jenis conduit yang digunakan. Conduit

yang ideal seharusnya: mudah didapat, mudah digunakan, resisten terhadap

trombosis dan infeksi, tahan lama, tidak mahal, karakteristiknya serupa dengan

pembuluh darah yang akan digantikan. Namun ada beberapa kondisi klinis yang

menyebabkan vaskular autolog ini tidak cocok dan tidak dapat digunakan oleh

karena kualitasnya inferior. Kondisi-kondisi tersebut antara lain : penderita yang

mengalami insufisiensi vena, thrombosis vena dalam, kelainan arteri perifer,

penderita gagal ginjal kronis yang berulang kali venanya ditusuk untuk akses

hemodialisa, serta pada penderita penyakit jantung koroner paska pembedahan

pintas koroner harus mengalami operasi ulangan (sekitar 10-15%). Sedangkan

penggunaan graft sintetis dari material yang banyak digunakan, seperti poliethilen

tereftalat (Dacron) dan politetrafluoroetilen (PTFE) memiliki keterbatasan antara

lain: (a) Secara umum penggunaan graft vaskular prostesa tidak dapat digunakan

pada kondisi infeksi; (b) tingkat patensi lebih rendah pada operasi pintas

pembuluh darah kecil seperti arteri tibialis.(9, 14); (c) harga graft vaskular

prostesa lebih tinggi (Fahner et al., 2006). L-Arginine pertama kali ditemukan

pada tahun 1886, yang merupakan salah satu dari 20 asam amino yang mudah

ditemukan dalam bentuk L-form. L-arginine pertama kali didapatkan dari isolasi

ekstrak bunga Lupin atau Sundial Lupine (Lupinus perennis) oleh seorang ahli

kimia berkebangsaan Swiss bernama Ernst Schultze. Sejak saat itu L-Arginine

dimanfaatkan sebagai suplemen untuk meningkatkan ketahan sistem imunitas,

mempercepat penyembuhan luka dan memperbaiki sekresi sistem hormonal. Pada

tahun 1998, seorang peneliti berkebangsaan Amerika mendapatkan hadiah nobel

atas penelitiaanya yang menemukan bahwa L-Arginine merupakan prekursor dari

NO, dilanjutkan oleh 3 peneliti berkebangsaan Italia yang menemukan peranan L-

Arginine dalam cidera vascular (Preiser et al., 2001).

KATA KUNCI : Allografft, Pembuluh darah, L – Arginine, stenosis

iv

Page 5: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan bedah vaskular saat ini berkembang sangat pesat,

khususnya dalam bidang endovaskular. Namun demikian di negara-negara sedang

berkembang, memiliki karakter yang berbeda. Angka trauma vaskular perifer

yang membutuhkan tindakan pembedahan masih cukup tinggi, sedang

perkembangan endovaskular berjalan lebih lambat. Penggunaan endovaskuler

untuk cedera pada ekstremitas masih terbatas, sementara data kecelakaan

ekstremitas pada anjing semakin meningkat (Aron, 1995).

Salah satu faktor keberhasilan operasi pintas vaskular adalah jenis conduit

yang digunakan. Conduit yang ideal seharusnya: mudah didapat, mudah

digunakan, resisten terhadap trombosis dan infeksi, tahan lama, tidak mahal,

karakteristiknya serupa dengan pembuluh darah yang akan digantikan. Namun ada

beberapa kondisi klinis yang menyebabkan vaskular autolog ini tidak cocok dan

tidak dapat digunakan oleh karena kualitasnya inferior. Kondisi-kondisi tersebut

antara lain : penderita yang mengalami insufisiensi vena, thrombosis vena dalam,

kelainan arteri perifer, penderita gagal ginjal kronis yang berulang kali venanya

ditusuk untuk akses hemodialisa, serta pada penderita penyakit jantung koroner

paska pembedahan pintas koroner harus mengalami operasi ulangan (sekitar 10-

15%). Sedangkan penggunaan graft sintetis dari material yang banyak digunakan,

seperti poliethilen tereftalat (Dacron) dan politetrafluoroetilen (PTFE) memiliki

keterbatasan antara lain: (a) Secara umum penggunaan graft vaskular prostesa

tidak dapat digunakan pada kondisi infeksi; (b) tingkat patensi lebih rendah pada

operasi pintas pembuluh darah kecil seperti arteri tibialis.(9, 14); (c) harga graft

vaskular prostesa lebih tinggi (Fahner et al., 2006)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa graft vaskular beku kering

memiliki sifat sebagai conduit yang mendekati ideal dan memiliki keunggulan

dibandingkan graft beku segar, antara lain (a) tidak bersifat antigenik (less

antigenic) oleh karena allograft beku kering bersifat tidak hidup (non viable); (b)

mudah dibawa oleh ahli bedah; (c) bisa disimpan dalam jangka waktu panjang di

suhu kamar (Joalsen, 2013). Penelitian eksperimental dapat dilakukan dengan

melakukan intervensi pada beberapa aspek, antara lain : graft vaskular (intervensi

pada metode harvesting dan tehnik preservasi graft), tehnik operasi (penggunaan

benang, tehnik anastomosis, faktor operator) atau pada aspek resipien coba

(pengkondisian pra dan paska intervensi). Aspek yang ingin peneliti pelajari

adalah intervensi pada resipien yaitu dengan memberikan L-Arginine kepada

hewan coba kelinci New Zealand (Oryctolagus Cuniculus).

Sel endotel pembuluh darah merupakan struktur anatomi yang dinamis.

Sel endotel dapat melakukan regulasi aliran darah dengan memproduksi agen

vasodilator (Nitric Oxide dan Prostacyclin-PGI2) dan vasokonstriktor (Platelet

Page 6: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

2

Activating Factor–PAF dan Endothelins) yang dilepaskan secara sangat selektif

pada keadaan tertentu (Fitridge, 2006). Nitric Oxide Oxide (NO) adalah molekul

signaling yang dihasilkan oleh berbagai macam sel antara lain sel neuron, otot

lurik, endotel pembuluh darah dan sel imun tertentu. NO dapat berdifusi dengan

mudah melewati membrane sel dan menghasilkan berbagai respon fisiologis. NO

berperan penting dalam melindungi pembuluh darah dari kerusakan dan stenosis.

NO mampu mencegah terjadinya agregasi sel leukosit dan platelet, adhesi dari

endotel, dan cidera akibat proliferasi neo-intima akibat migrasi dan proliferasi sel

otot polos tunika media (smooth muscle cell – SMC). Arginine adalah asam

amino non-essensial precursor dari Nitirc Oxide (NO). Sehingga diharapkan

pemberian Arginine dapat meningkatkan kerja dari NO dan mampu mencegah

restenosis graft paska rekonstruksi vaskular menggunakan graft arteri beku kering

akibat hyperplasia intima. Hal ini perlu dibuktikan secara eksperimental karena

hingga saat ini belum ada penelitian yang mempelajari manfaat Arginine dalam

penggunan graft beku kering. Penelitian sebelumnya akan peranan Arginine

dalam proteksi akan cidera endotel dan pembuluh darah juga masih membutuhkan

penelitian lanjutan. Termasuk penelitian akan aplikasi graft beku kering itu sendiri

(Jin Okazaki et al., 1997)

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pemberian L-Arginine secara oral dapat memperbaiki

gambaran histopatologi arteri yang dipreservasi dengan tehnik beku

kering (freeze drying) pada Oryctolagus Cuniculus?

2. Apakah pemberian L-Arginine secara oral dapat menekan angka

terjadinya stenosis allograft arteri yang dipreservasi dengan tehnik

beku kering (freeze drying) pada Oryctolagus Cuniculus?

1.3 TUJUAN PROGRAM

1. Memberikan gambaran pengaruh pemberian L-Arginine per oral

terhadap perubahan gambaran histopatologi arteri yang dipreservasi

dengan tehnik beku kering (freeze drying) yang diimplantasikan pada

Oryctolagus Cuniculus pada operasi rekonstruksi vaskular.

2. Memberikan gambaran pengaruh pemberian L-Arginine per oral

dalam menekan angka terjadinya stenosis pada arteri yang dipreservasi

dengan tehnik beku kering (freeze drying) pada Oryctolagus Cuniculus

pada operasi rekonstruksi vaskular.

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini berupa artikel ilmiah

tertang penelitian efektifitas pemberian L-arginine secara oral terhadap gambaran

histopatologi pembuluh darah yang dipreservasi dengan teknik beku kering.

Page 7: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

3

1.5 KEGUNAAN PROGRAM

1. Memberikan informasi tambahan mengenai manfaat L-Arginine dalam

menekan angka terjadinya stenosis pada arteri yang dipreservasi

dengan tehnik beku kering secara in vivo.

2. Memberikan informasi tambahan mengenai manfaat L-Arginine dalam

menekan angka terjadinya thrombus pada allograft arteri yang

dipreservasi dengan tehnik beku kering secara in vivo.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang Allograft Beku Kering

Raman dkk. dan So YC dkk, menunjukkan bahwa penggunaan allograft

arteri beku kering memberikan patensi dini buruk pada saat diimplantasikan serta

menyebabkan aneurisma graft. Tehnik preservasi beku kering memberikan

beberapa keuntungan dibandingkan tehnik beku segar antara lain (a) tidak bersifat

antigenik oleh karena allograft beku kering bersifat tidak hidup (non viable); (b)

mudah dibawa oleh ahli bedah; (c) bisa disimpan dalam jangka waktu panjang di

suhu kamar (Rob, 1954)

Kelebihan dari metode ini adalah graft dapat disimpan dalam temperatur

ruangan dengan jangka waktu tak terbatas, patensi dari jaringan saat digunakan

cukup baik, serta bukti bahwa teknik ini tidak terdapat jaringan endotel yang

viable sehingga dapat mengurangi proses imunologis (Marangoni et al, 1951)

Dikatakan pula oleh Shah dkk, penggunaan graft beku kering memiliki

keunggulan sifat antigenitas yang rendah serta menimbulkan reaksi inflamasi

lokal maupun sistemik yang lebih rendah. Maka resiko terjadinya hiperplasia neo-

intima lebih kecil dikarenakan respon inflamasi yang terjadi minimal, demikian

pula dengan migrasi sel otot polos (SMC) (Shah, 2003)

2.2 Patofisiologi Penyembuhan Graft

Memahami mekanisme proses penyembuhan graft merupakan hal penting

dalam keberhasilan rekonstruksi vaskular, salah satunya dengan bypass

menggunakan graft sintetik. Respon jaringan pada implantasi graft vaskular

prostetik sangat rumit, melibatkan banyak variabel dan faktor termasuk bahan dari

graft prostetik itu sendiri, bagaimana proses dan metode rekonstruksinya, panjang

dan letak graft, serta porositas konduit graft. Dan yang paling penting adalah

interaksi graft dengan host di area anastomosis. Desain suatu graft vaskular

prostetik harus lah sederhana namun kuat, tahan terhadap tekanan darah, mampu

mengalirkan darah dengan baik, tahan terhadap biodegradasi (biogically inert) dan

non porostik. Pada umumnya graft failure pada operasi rekonstruksi vaskular

disebabkan oleh (1) thrombogenisitas dari lumen graft (2) mismatch dari graft

compliance (3) hiperplasia intima anastomotik. Memahami mekanisme diatas dan

Page 8: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

4

melakukan modulasi potensi tersebut diharapkan mampu menurunkan resiko graft

failure.

2.3 Proses Terbentuknya Trombus Intravaskuler

Bila suatu pembuluh darah mengalami kerusakan maka proses hemostasis

akan terjadi. Proses ini diperlukan agar tidak darah yang keluar tidak sampai

mengancam jiwa. Platelet yang bersirkulasi adalah faktor utama timbulnya

thrombus, koagulasi darah yang diawali dengan faktor jaringan (tissue factor)

menghasilkan thrombin dan fibrin. Ketika mekanisme patologis menyebabkan

ketidak-seimbangan antar faktor hemostasis akan timbul pembentukan thrombin

berlebihan yang disebut thrombosis (Rutherford, 2010). Dinding pembuluh darah

yang diliputi oleh sel endotel memegang peranan penting dalam menjaga patensi

vaskuler. Endotel memiliki 3 regulator thrombus yaitu NO, Prostacyclin dan

ectonucleotidase CD 39.

Sementara itu collagen dalam subendotelial matrix dan faktor jaringan

menjaga agar pembuluh darah tetap suatu sistem yang tertutup. Ketika timbul

suatu diskontinuitas dinding pembuluh darah sehingga rusak maka collagen dan

faktor jaringan akan terpapar oleh darah yang mengalir dalam lumen. Collagen

akan memacu aktivasi serta akumulasi dari platelet sementara paparan dari faktor

jaringan akan menimbulkan formasi thrombin, yang tidak hanya merubah

fibrinogen menjadi fibrin namun juga mengaktivasi platelet. Aktivasi platelet

terjadi melalui 2 jalur yaitu (1) paparan collagen subendotelial dan (2) thrombin

melalui faktor jaringan. Diantara dua jalur ini mana yang dominan tergantung dari

penyakit yang mendasari atau cidera yang dialami, namun konsekuensi

selanjutnya tetap sama (Furie, 2008)

2.4 L – Arginine dan perannya sebagai Perkusor NO

L-Arginine pertama kali ditemukan pada tahun 1886, yang merupakan

salah satu dari 20 asam amino yang mudah ditemukan dalam bentuk L-form. L-

arginine pertama kali didapatkan dari isolasi ekstrak bunga Lupin atau Sundial

Lupine (Lupinus perennis) oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Swiss bernama

Ernst Schultze. Sejak saat itu L-Arginine dimanfaatkan sebagai suplemen untuk

meningkatkan ketahan sistem imunitas, mempercepat penyembuhan luka dan

memperbaiki sekresi sistem hormonal. Pada tahun 1998, seorang peneliti

berkebangsaan Amerika mendapatkan hadiah nobel atas penelitiaanya yang

menemukan bahwa L-Arginine merupakan prekursor dari NO, dilanjutkan oleh 3

peneliti berkebangsaan Italia yang menemukan peranan L-Arginine dalam cidera

vascular (Preiser et al., 2001).

Berdasarkan klasifikasi the international union of biochemistry, papain

termasuk enzim hidrolase yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat

dengan pertolongan molekul air. Aktivitas katalisis papain dilakukan melalui

hidrolisis yang berlangsung pada sisi - sisi aktif papain. Pemisahan gugus - gugus

Page 9: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

5

amida yang terdapat di dalam protein tersebut berlangsung melalui pemutusan

ikatan peptida (Wong, 1989 diacu dalam Budiman, 2003). Enzim ini mempunyai

aktivitas katalitik sebagai proteinase dan sanggup menghidrolisis peptida.

Berdasarkan sifat - sifat kimia dari lokasi aktif, papain termasuk protease

sulfhidril, karena bagian aktif papain adalah gugus – SH (Reed, 1975).

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa proses hiperplasia intima akibat

terjadinya kerusakan endotel baik yang disebabkan oleh cidera endotel (baik

karena trauma vaskular maupun trauma akibat pembedahan), respon inflamasi

maupun shear stress akan menyebabkan restenosis dari lumen pembuluh darah

maupun graft sintetik.(15,50,52-54) Proses migrasi dan proliferasi SMC dapat

terjadi pula pada graft sintetik. Penggunaan NO donor maupun precursor dapat

mencegah proses tersebut terjadi. L- Arginine merupakan precursor dari NO.

Pemberian L-arginin baik intravena maupun oral dengan dosis besar menunjukkan

peningkatan pembentukan NO pada individu dengan kerusakan fungsi sel-sel

endotel, sehingga fungsi NO dalam kaskade cidera pembuluh darah tetap dapat

berjalan (Gotlieb, 2008)

BAB 3

METODE PENELITIAN

1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu, di ruang Bedah Rumah

Sakit Hewan Pendidikan dan Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 ekor kelinci

jantan, berumur 6- 8 bulan berat badan kurang lebih 2000 -3000 gram dan sehat.

Peralatan yang digunakan adalah kandang kelincidilengkapi dengan tempat makan

dan minum. Spuit, ember, timbangan untuk menimbang berat tikus, alat bedah,

tempat jaringan, tissue processor, mikroskop cahaya, mikrotom, waterbath, gelas

obyek, dan gelas penutup.Bahan utama untuk perlakuan adalah paracetamol dan

ekstrak teripang. Bahan lain yang digunakan adalah kapas, alkohol, larutan Netral

Buffer Formalin 10 % untuk fiksasi, bahan pembuatan preparat histopatologi

seperti alkohol, xylol, paraffin, gliserin, dan hematoksilin eosin (HE).

1.2 Rancangan Penelitian dan Analisis Data

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap

(RAL) dengan 5 perlakuan konsentrasi ekstrak daun pepaya (0%; 0,25%;

0,5%; 0,75%; dan 1%) dan dilakukan sebanyak 5 kali ulangan. Analisis

statistic yang digunakan untuk perhitungan data adalah analisis ragam,

dilanjutkan dengan uji BNT 5% bila terdapat perbedaan.

Page 10: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

6

3.4 Variabel Penelitian

Dalam Penelitian ini variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

Variabel Bebas : Intervensi L - Arginine

Variabel Terikat : Penggunaan Allograft beku kering

Variabel Terkendali : Teknik pemberian L – Arginine secara oral

Teknik pembedahan dan pemulihan

3.5 Cara Kerja

3.5.1 Perlakuan

Sebelum Operasi dimulai, kelinci dipuasakan 12 jam. Premedikasi dengan

menggunakan sulfas atropine 0.05 mg/kg subkutan, 10 menit kemudian

dilanjutkan dengan anestesi dengan menggunakan kombinasi ketamine 25

mg/kgBB dengan Xylazine 3mg/kgBB intramuskuler atau midazolam 2 mg/kgBB

intramuskuler(64). Setelah kelinci dibius dan diposisikan miring, kemudian bulu

di daerah lapangan operasi dibersihkan dan dicukur, keempat kaki di fiksasi.

Dilakukan tindakan asepsis pada lapangan operasi mulai leher. Lapangan operasi

dipersempit dengan duk steril. Kemudian dilakukan insisi di daerah leher sisi

kanan, diperdalam lapis demi lapis identifikasi arteri karotis kanan. Lalu

dilakukan reseksi segmen arteri karotis sepanjang 1-2 cm, sebelumnya proximal

dan distal dari segmen arteri karotis yang akan direseksi dipasang klem vaskuler.

Selanjutnya pada kedua kelompok kelinci resipien dilakukan pintas arteri karotis

kanan, dengan menggunakan allograft arteri yang dipreservasi dengan tehnik beku

kering. Sebelum anastomosis dilakukan, heparin diberikan secara intravena

dengan dosis 70 IU/kg.

Anastomosis dilakukan dengan tehnik end to side menggunakan benang

non absorbable monofilamen 8.0 secara jelujur kontinyu, arteri karotis resipien di

distal anastomosis proximal diligasi dengan silk 3.0 dan disisi proximal dari

anastomosis distal diligasi juga dengan benang silk 3.0. Perdarahan dirawat.

Kemudian luka dijahit secara primer dengan silk 3.0. Setelah anastomosis selesai

heparin kembali diberikan dengan dosis 70 IU/Kg. Pengamatan terhadap kedua

kelompok kelinci resipien dilakukan selama 4 minggu.

3.5.2 Perawatan dan Evaluasi

Selama pengamatan kelinci akan dilakukan rawat luka secara teratur dengan

menggunakan povidone iodine 10% dan ditutup dengan pembalut transparan anti

air serta elastomul, kemudian akan diberikan antibiotik Ampicilin 25 mg/kgbb dan

analgetik Paracetamol 50 mg/kgbb. Selama masa pengamatan 4 minggu, hewan

coba kelompok perlakuan akan diberikan tambahan terapi oral L-Arginine 2,25%

(2,25 gr dalam 100 cc air) sebagai suplemen dalam air minum, dengan total rata-

rata dosis 2 gram/kg bb/hari.

Page 11: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

7

3.5.3 Pembuatan Preparat Histopatologi (Bancoft, 2008)

Pembuatan preparat histopatologi dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut: organ kulit difiksasi dengan menggunakan larutan Netral Buffer Formalin

10% selama minimal 24 jam. Kemudian jaringan dipotong-potong dan

dimasukkan ke dalam wadah spesimen yang terbuat dari plastik. Selanjutnya

dilakukan proses dehidrasi pada konsentrasi alkohol bertingkat yaitu alkohol 70%,

80%, 90% alkohol absolut I, absolut II masing-masing 2 jam.

Kemudian dilakukan penjernihan dengan xylol kemudian pencetakan

menggunakan parafin sehingga tercetak di dalam blok-blok parafin dan disimpan

dalam lemari es. Blok-blok parafin tersebut kemudian di potong tipis 5-6 μm

menggunakan mikrotom. Hasil potongan diapungkan dalam air hangat bersuhu

60°C (waterbath) untuk meregangkan agar jaringan tidak berlipat. Sediaan

kemudian diangkat dan diletakkan pada gelas objek untuk dilakukan pewarnaan

Hematoxylin dan Eosin (HE).

BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Biaya

No. Jenis Pengeluaran Anggaran

1. Peralatan penunjang Rp 3.629.000,00

2. Bahan habis pakai Rp 4.812.500,00

3. Perjalanan Rp 120.000, 00

4. Lain-lain: administrasi, publikasi,

seminar, laporan, lainnya

Rp 200.000,00

Jumlah Rp 12.500.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5

1. Penelusuran pustaka dan informasi

penyusunan penelitian

2. Konsultasi penyusunan proposal

penelitian

3. Perijinan penelitian

4. Persiapan alat dan bahan penelitian

5. Pengumpulan sampel

6. Penelitian

7. Analisis data

8. Konsultasi penyusunan hasil dan

Page 12: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

8

pembahasan penelitian

9. Penulisan artikel ilmiah dan publikasi

hasil penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Aron D.N., Palmer R.H., Johnson A.L. (1995): Biologic strategies and balanced

concept for repair of highly comminuted long bone fractures. Compend. Cont.

Educ. Pract. Vet., 17, 35–50.

Association of Official Analytical and Chemists (AOAC). 1995. Official Methods

of Analysis the Association of Official Analytical and Chemists 16th. Vir-ginia:

Inc. Arlington.

Fahner PJ, Idu MM, van Gulik TM, Legemate DA. Systematic review of

preservation methods and clinical outcome of infrainguinal vascular allografts.

Journal of vascular surgery. 2006;44(3):518-24. Epub 2006/09/05.

Fitridge, Robert ; Thompson, Matthew. 2006. Mechanisms of Vascular Disease, A

Textbook for Vascular Surgeons. Cambridge.

Furie B. 2008.Mechanisme of Thrombus Formation. Boston: New England

medical journal 359.

Gotlieb AL. 2008 Rubin’s Pathology 5th Editor Raphael Rubin, David Slayer.

Lippincot William Wilkins.Philadelphia 388

Jin Okazaki, Kimihiro Komori, Katsumi Kawasaki. L-Arginine inhibits smooth

muscle cell proliferation of vein graft intimal thickness in hypercholesterolemic

rabbits. Elsevier Cardiovascular Research. 1997, 36:429–436

Joalsen, Ivan. Perbandingan Penggunaan Allograft Arteri Beku Kering dengan

Allograft Arteri Beku Segar sebagai Alternatif Conduit pada Operasi Pintas

Vaskular : Studi eksperimental pada Oryctolagus Cuniculus. 2013. Fakultas

Kedokteran Airlangga Surabaya.

Pearson, A.M. and Dutson, T.R. 1994 Quality Attributes and Their Measurment in

Meat, Poultry and Fish Product. Blackie-Academic and Profesional.

Preiser JC, Berre PJ, Van Gossum A, et al. Metabolic effects of arginine addition

to the enteral feeding of critically ill patients. JPEN J Parenter Enteral Nutr

2001;25:182-187.

Page 13: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

9

Rob CG. The preservation of arterial grafts by freeze-drying. Proceedings of the

Royal Society of Medicine. 1954;47(5):368-70. Epub 1954/05/01.

Rutherford. RB. Rutherford’s Vascular Surgery. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Inc;

2010. 2435 p.

Shah, Prediman. Inflammation, Neointimal Hyperplasia, and Restenosis; As the

Leukocytes Roll, the Arteries Thicken. 2003. Ahajournals.org; 107(17) 2175.

Page 14: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

10

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

v

Page 15: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

11

vi

Page 16: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

12

vii

Page 17: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

13

viii

Page 18: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

14

ix

Page 19: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

15

Lampiran Biodata Dosen Pembimbing

x

Page 20: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

16

xi

Page 21: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Cawan

Petri

Tempat

sampel

10 80.000 800.000

Gelas Ukur Kebutuhan

penelitian

6 65.000 390.000

Pipet Kebutuhan

penelitian

6 11.500 69.000

Tabung

Kaca

Kebutuhan

penelitian

6 70.000 420.000

Pengaduk Kebutuhan

penelitian

6 40.000 113.000

Pinset

anatomi

Kebutuhan

penelitian

2 25.000 50.000

SUB TOTAL (Rp) 2.292.000

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Bank

Jaringan

Pembuatan

Beku

kering

Variabel

penelitian

- 4.500.000 4.500.000

Kelinci

New

Zealand

Variabel

penelitian

16 ekor 300.000 4.800.000

SUB TOTAL (Rp) 9.300.000

3. Perjalanan

Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Jumlah

(Rp)

Perjalanan

ke Sidoarjo

Mengambil

Sampel

2 kali

untuk 2

motor

35.000 140.000

SUB TOTAL (Rp) 140.000

4. Lain – lain

Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah

xii

Page 22: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

18

Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)

Cetak

Proposal

Penulisan

proposal

1 kali 30.000 30.000

Perizinan

lab

Penelitian 3 Minggu 96.000 288.000

Publikasi Seminar 1 kali 450.000 450.000

SUB TOTAL (Rp) 768.000

Total (Keseluruhan) Rp. 12.500.000, 00

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

NO Nama/ NIM Program

Studi

Bidang Ilmu Alokasi waktu

(jam/ minggu)

Uraian Tugas

1. Ulvi Hudriyah/

061111105

Pendidikan

Dokter

Hewan

Kedokteran

Hewan

8 jam/ minggu Mengontrol,

menyurvei

kebutuhandan

melakukan

penelitian

bersama

2. Sholehudin/

061111106

Pendidikan

Dokter

Hewan

Kedokteran

Hewan

8 jam/ minggu Melakukan

penelitian,

penelusuran

pustaka dan

penyusunan

laporan akhir

3. Rozaki Mara

Hana/

011111123

Pendidikan

Dokter

Umum

Kedokteran

Umum

8 jam/ minggu Melakukan

penelitian,

design poster

dan

administrasi

4. Elok Setyorini/

061211131025

Pendidikan

Dokter

Hewan

Kedokteran

Hewan

8 jam/ minggu Melakukan

penelitian dan

publikasi

xiii

Page 23: 061111105 001004 Efektifitas Pemberian L-Argini

19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua peneliti

xiv