05520009
-
Upload
alisa-madjid -
Category
Documents
-
view
47 -
download
12
Transcript of 05520009
-
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI DAN PERBANDINGAN STARTER BAKTERI (Lactobacillus acidophilus) DAN (Bifidobacterium
bifidum) TERHADAP KUALITAS YOGHURT SUSU KAMBING
SKRIPSI
Oleh : MUCHAMMAD FARUQ HABIBILLAH
NIM. 05520009
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009
-
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI DAN PERBANDINGAN STARTER BAKTERI (Lactobacillus acidophilus) DAN (Bifidobacterium
bifidum) TERHADAP KUALITAS YOGHURT SUSU KAMBING
SKRIPSI
Diajukan Kepada : Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh : MUCHAMMAD FARUQ HABIBILLAH
NIM. 05520009
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009
-
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI DAN PERBANDINGAN STARTER BAKTERI (Lactobacillus acidophilus) DAN (Bifidobacterium
bifidum) TERHADAP KUALITAS YOGHURT SUSU KAMBING
SKRIPSI
Oleh : MUCHAMMAD FARUQ HABIBILLAH
NIM. 05520009
Telah disetujui oleh : Dosen Pembimbing I
Ir. Lilik Hariani, M.P. NIP. 19620901 199803 2 001
Dosen Pembimbing II
Ach. Nashichuddin, M.Ag NIP. 19730705 200003 1 001
Tanggal, 15 Oktober 2009 Mengetahui
Ketua Jurusan Biologi
Dr.Eko Budi Minarno, M.Pd NIP 1963011 4199903 1 001
-
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI DAN PERBANDINGAN Lactobacillus acidophilus DAN Bifidubacteria bidifum TERHADAP
KUALITAS TOGHURT SUSU KAMBING
SKRIPSI
Oleh:
MUCHAMMAD FARUQ HABIBILLAH NIM. 05520009
Telah Dipertahankan di Depan Penguji Skripsi dan Telah Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Tanggal, 15 Oktober 2009
Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Penguji Utama : Dwi Suheriyanto, M.P.
( )
2. Ketua : Suyono, M.P. ( )
3. Sekretaris : Ir. Lilik Hariani, M.P. ( )
4. Anggota : Ach. Nashichuddin M.Ag ( )
Mengetahui dan Menegaskan Ketua Jurusan Biologi
Dr. Eko Budi Minarno, M.Pd NIP 19630114 199903 1 001
-
Dan jadikanlah setiap harimu untuk menambah faedah
Dan selamilah lautan faedah yang berupa ilmu.
(Muhammad Bin Al
MOTTO
Artinya :
Dan jadikanlah setiap harimu untuk menambah faedah
Dan selamilah lautan faedah yang berupa ilmu.
(Muhammad Bin Al-Hasan Bin Abdullah) Fi Kitabihi "At-ta'limul Muta'allim.
Dan jadikanlah setiap harimu untuk menambah faedah
Dan selamilah lautan faedah yang berupa ilmu.
-
Luasnya samudra yang mengelilingi bumi yang kita pijak, luasnya alam jagad raya tempat kita bernaung tidak akan dapat menandingi luasnya ilmu Allah
SWT. Semua aktifitas perbuatan makhluk di jagad raya ini berada dalam
Karya sederhana ini kupersembahkan Abi wa Ummi yang tercinta, kasih sayang yang kalian curahkan dan do'a yang
kalian panjatkan adalah surga dunia yang tiada kira nikmatnya, engkau tanamkan benih keimanan, kau siram dan pupuk dengan ketakwaan dan
engkau belai dengan akhlakul karimah. Skalian berdua dan jannah sebagai balasannya.
Buat adikku Fahmi choirul amin yang sangat saya cinta dan sayangi
Buat cintaq yang telah memberikan motivasi dan mengajarkan saya untuk selalu sabar dan selalu berusaha dalam
dalam setiap langkah kita diridhoi
Para dosen dan guru yang telah memancarkan cakrawala keilmuannya. Pancaran hatinya bagai kilauan emas, ucapanya bagaikan untaian nasihat.
Semoga amal baiknya mendapat balasan
Buat almamater UIN yang saya banggakan
Buat sahabatku-sahabatku seperjuangan dalam mengarungi lautan ilmu, dan khususnya teman-teman kontrakan Al
skripsi, atas bantuan, dukungan serta motivasi dari kamenyelesaikan karangan ilmiah ini. Dan karena kalianlah saya dapat mengenal
Serta buat semuanya yang telah membantu menyelesaikan tulisan ini mulai dari awal hingga akhir. Semoga Allah membalas dengan balasan setimp
PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN
yang mengelilingi bumi yang kita pijak, luasnya alam jagad raya tempat kita bernaung tidak akan dapat menandingi luasnya ilmu Allah
SWT. Semua aktifitas perbuatan makhluk di jagad raya ini berada dalam gengaman-Nya.
Karya sederhana ini kupersembahkan buat,
Abi wa Ummi yang tercinta, kasih sayang yang kalian curahkan dan do'a yang kalian panjatkan adalah surga dunia yang tiada kira nikmatnya, engkau tanamkan benih keimanan, kau siram dan pupuk dengan ketakwaan dan
engkau belai dengan akhlakul karimah. Semoga Allah selalu menaungi jalan kalian berdua dan jannah sebagai balasannya.
Buat adikku Fahmi choirul amin yang sangat saya cinta dan sayangi
Buat cintaq yang telah memberikan motivasi dan mengajarkan saya untuk
selalu sabar dan selalu berusaha dalam menghadapi segala hal. Semoga niat suci dalam setiap langkah kita diridhoi-Nya
Para dosen dan guru yang telah memancarkan cakrawala keilmuannya.
Pancaran hatinya bagai kilauan emas, ucapanya bagaikan untaian nasihat. Semoga amal baiknya mendapat balasan yang setimpal.
Buat almamater UIN yang saya banggakan
sahabatku seperjuangan dalam mengarungi lautan ilmu, dan teman kontrakan Al-Kaslani yang membantu selama proses
skripsi, atas bantuan, dukungan serta motivasi dari kalianlah saya bisa menyelesaikan karangan ilmiah ini. Dan karena kalianlah saya dapat mengenal
indahnya persahabatan
Serta buat semuanya yang telah membantu menyelesaikan tulisan ini mulai dari awal hingga akhir. Semoga Allah membalas dengan balasan setimp
yang mengelilingi bumi yang kita pijak, luasnya alam jagad raya tempat kita bernaung tidak akan dapat menandingi luasnya ilmu Allah
SWT. Semua aktifitas perbuatan makhluk di jagad raya ini berada dalam
Abi wa Ummi yang tercinta, kasih sayang yang kalian curahkan dan do'a yang kalian panjatkan adalah surga dunia yang tiada kira nikmatnya, engkau tanamkan benih keimanan, kau siram dan pupuk dengan ketakwaan dan
emoga Allah selalu menaungi jalan
Buat adikku Fahmi choirul amin yang sangat saya cinta dan sayangi
Buat cintaq yang telah memberikan motivasi dan mengajarkan saya untuk menghadapi segala hal. Semoga niat suci
Para dosen dan guru yang telah memancarkan cakrawala keilmuannya. Pancaran hatinya bagai kilauan emas, ucapanya bagaikan untaian nasihat.
sahabatku seperjuangan dalam mengarungi lautan ilmu, dan Kaslani yang membantu selama proses
lianlah saya bisa menyelesaikan karangan ilmiah ini. Dan karena kalianlah saya dapat mengenal
Serta buat semuanya yang telah membantu menyelesaikan tulisan ini mulai dari awal hingga akhir. Semoga Allah membalas dengan balasan setimpal.
-
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat, taufik dab hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan judul Pengaruh Variasi Konsentrasi Dan Perbandingan Starter Bakteri Lactobacillus Acidophilus Dan Bifidobacterium Bifidum Terhadap Kualitas Yoghurt Susu Kambing. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Untuk itu, iringan doa dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, yang memberikan dukungan serta
kewenangan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Prof. Drs. Sutiman Bamabang Sumitro, S.U.DSc, selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
3. Dr. Eko Budi Minarno M.Pd, selaku ketua jurusan Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
4. Ir. Lilik harianie A.R M.P selaku dosen pembimbing, karena atas bimbingan, bantuan dan kesabaran beliau, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ach. Nasichuddin, M. Ag, selaku dosen pembimbing agama yang telah sabar, memberikan bimbingan, arahan dan meluangkan waktu untuk membimbing
penulis sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. 6. Bunda Ulfa, Lilik, Amel, Anik telah banyak membantu dalam hal pembuatan
proposal hingga penelitian selesai
-
ii
7. Bapak Dwi selaku dosen mata kuliah metodologi penelitian sekaligus penguji utama skripsi yang banyak memberikan masukan.
8. Aba dan Umi tercinta dan saudara-saudara penulis yang selalu menjadi kekuatan dalam setiap langkah, dan dengan sepenuh hati memberikan
dukungan spirituil maupun materil sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik.
9. Bapak ibu dosen biologi yang telah mengajarkan banyak hal dan memberikan pengetahuan yang luas kepada penulis
10. Teman-teman sekelompok PKLI di BPTPH Pandaan (M.Fajar azis, M. Asmuni, M. Fendy, Abu Naim) dan Nur Cholis Abdillah (Gus nur), Diana, Arik, Iza, terima kasih atas motivasi dan kesetiaanya menjadi sahabat yang hangat dan selalu penuh canda dan tawa sutra. Semoga Pertemanan Kita
Akan Abadi. 11. Sohibah ernawati terima kasih telah baik hati membantu penelitian dan
Adinda mutiara hatiq terima kasih atas motivasi dan kesetiaanya membantu, sehingga penelitian terselesaikan dengan baik.
12. Teman-teman Biologi, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu khususnya angkatan 2005 yang memberikan semangat dan dukungan bagi penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik
13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang memberikan doa, semangat, dukungan, saran dan pemikiran sehingga penulisan ini menjadi lebih baik dan terselesaikan.
Semoga Allah memberikan balasan atas bantuan dan pemikirannya. Sebagai akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi bagi peneliti lain serta menambah khasanah ilmu pengetahuan. Wassalamualaikum Wr.Wb
Malang, 15 Oktober 2009
Penulis
-
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii DAFTAR TABEL .............................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii ABSTRAK . .................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5 1.4 Hipotesis ....................................................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6 1.6 Batasan Masalah ........................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Susu ............................................................................................ 7 2.2 Fermentasi Susu .......................................................................................... 18 2.3 Biokimia Fermentasi ..................................................................................... 9 2.4 Karakteristik Bakteri Asam Laktat .............................................................. 12 2.5 Yoghurt Dan Manfaat Bagi Pencernaan ...................................................... 17 2.6 Prose Pembuatan Yoghurt ........................................................................... 18 2.7 Sifat Fisik Yoghurt ...................................................................................... 22 2.8 Keasaman Yoghurt...................................................................................... 23 2.9 Susu Kambing ............................................................................................. 24 2.10 Organoleptik ............................................................................................... 25 2.11 Susu Dalam Pandangan Islam ..................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................... 32 3.2 Waktu dan Tempat ....................................................................................... 33 3.3 Alat dan Bahan ............................................................................................ 33 3.4 Variabel Penelitian ....................................................................................... 34 3.5 Prosedur Penelitian ..................................................................................... 34 3.8 Diagram Alur Penelitian .............................................................................. 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Konsentrasi Kultur Starer Lactobacillus acidophilus
dan Bifidobacteria bifidum Terhadap pH ..................................................... 41 4.2 Pengaruh Konsentasri Kultur Starer Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacteria bifidum Terhadap Kadar Asam Laktat ............................ 42 4.3 Pengaruh Konsentrasi Kultur Starer Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacteria bifidum Terhadap Kadar Air Yoghurt ............................. 43
-
iv
4.4 Pengaruh Perbandingan Kultur Starter Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacteria bifidum Terhadap pH Yoghurt ....................................... 44 4.5 Pengaruh Perbandingan Kultur Starter Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacteria bifidum Terhadap Kadar asam Laktat Yoghurt ................. 46 4.6 Pengaruh Perbandingan Kultur Starter Lactobacillus acidophilus. dan Bifidobacteria bifidum Terhadap Kadar Air Yoghurt .............................. 47 4.7 Interaksi Pengaruh Konsentrasi Dan Perbandingan Kultur Starter Bakteri Lactobacillus acidophilus, Bifidobacteria bifidum Terhadap pH Yoghurt ................................................................................... 49 4.8 Interaksi Pengaruh Konsentrasi Dan Perbandingan Kultur Starter Bakteri
Lactobacillus acidophilus, Bifidobacteria bifidum Terhadap Kadar Asam Laktat ..................................................................... 51
4.9 Interaksi Pengaruh Konsentrasi Dan Perbandingan Kultur Starter Bakteri Lactobacillus acidophilus, Bifidobacteria bifidum Terhadap Kadar Air Yoghurt ....................................................................... 51
4.10 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Aroma Yoghurt Susus Kambing .............. 53 4.11 Pengaruh Perbandingan Terhadap Aroma Yoghurt Susu Kambing ............. 54 4.12 Interaksi Pengaruh Konsentrasi Dan Perbandingan
Lactobacillus acidophilus, Bifidobacteria bifidum Terhadap Aroma Yoghurt Susu Kambing ............................................................................. 56
4.13 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Rasa Yoghurt Susu Kambing ................... 57 4.14 Pengaruh Perbandingan Terhadap Rasa Yoghurt Susu Kambing ................ 59 4.15 Interaksi Pengaruh Penambahan Konsentrasi Dan Perbandingan Lactobacillus acidophilus, Bifidobacteria bifidum Terhadap Rasa Yoghurt Susu Kambing ...................................................... 60 4.16 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Warna Yoghurt Susu Kambing ................ 62 4.17 Pengaruh Perbandingan Terhadap Warna Yoghurt Susu Kambing .............. 63 4.18 Interaksi Pengaruh Konsentrasi Dan Perbandingan
Lactobacillus acidophilus, Bifidobacteria bifidum Terhadap Warna Yoghurt Susu Kambing ................................................................. 64
4.19 Pengaruh Konsentrasi dan Perbandingan Starter Lactobacillus acidophilus, Bifidobacteria bifidum Terhadap Kualitas Yoghurt Susu Kambing dalam Pandangan Islam .......... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 70 5.2 Saran ..... ...................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72 LAMPIRAN ..................................................................................................... 76
-
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan komposisi kimia antara susu sapi, susu kambing, dan air susu Ibu. .................................................................. 25
Tabel 3.1 Kombinasi Perlakuan Konsentrasi dan Perbandingan L.acdophilus Dan B.bifidum ............................................................................ 33
Tabel 4.1. Pengaruh Konsentrasi Kultur Starter Bakteri L.acidophilus dan B.bifidum terhadap pH ....................................................................... 41
Tabel 4.2 Pengaruh Konsentrasi L. acidphillus dan B. bifidum terhadap Kadar Asam Laktat ........................................................................................ 42
Tabel 4.4 Pengaruh Perbandingan L. acidphillus dan B. bifidum terhadap pH Yoghurt..44
Tabel 4.5 Ringkasan uji BNT 5% pengaruh diet atherogenik terhadap kadar kolesterol total serum selama 8 minggu .............................................. 46
Tabel 4.6 Perbandingan L. acidophillus dan B. bifidum terhadap Kadar Air Yoghurt ............................................................................. 48
Tabel 4.7 Ringkasan ANOVA pengaruh lama stres dan diet atherogenik terhadap kadar trigliserida serum selama 4 minggu ............................ 49
Tabel 4.9 Interaksi Konsentrasi dan Perbandingan L. acidophillus dan B. bifidum Terhadap Kadar Air Yoghurt .............................................. 52
-
vi
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.1 Dasar Biokimia Yoghurt .................................................................... 10
Tabel 2.2 Fermentasi karbohidrat Dasar Biokimia Yoghurt ................................ 10
Tabel 2.3 Reaki perubahan piruvat ke laktat dalam proses fermentasi asam laktat ........................................................................ 11
Tabel 2.4 Metabolisme karbohidrat .................................................................... 12
Tabel 2.5 Morfologi dan Anatomi Lactobacillus acidophilus ........................... 15
Tabel 2.6 Biifidobacteria bifium ......................................................................... 17
Tabel 2.7 Kurva fase pertumbuhan bakteri asam laktat ....................................... 21
Tabel 3.1 diagram alir pembuatan yoghurt ......................................................... 40
Tabel 4.1 Konsentrasi Terhadap Aroma Yoghurt Susu Kambing ........................ 53
Tabel 4.2 Perbandingan terhadap Aroma Yohgurt Susu Kambing ...................... 55
Tabel 4.3 Interaksi Konsentrasi Dan Perbandingan terhadap Aroma Yoghurt Susu Kambing ...................................................................................... 56
Tabel 4.4 Konsentrasi Terhadap Rasa Yoghurt Susu Kambing ........................... 58
Tabel 4.5 Perbandingan Dan Konsentrasi Terhadap Rasa Yoghurt Susu Kambing ...................................................................................... 59 Tabel 4.6 Interaksi Perbandingan dan Konsentrasi Terhadap Rasa Yoghurt susu kambing ....................................................................................... 61 Tabel 4.7 Konsentrasi dan Perbandingan Terhadap Warna Yoghurt Susu
Kambing ............................................................................................. 62
Tabel 4.8 Perbandingan Terhadap Warna Yoghurt Susu Kambing ..................... 63
Tabel 4.9 Interaksi Konsentrasi dan Perbandingan Terhadap Warna Yoghurt Susu Kambing ...................................................................... 65
-
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data uji Kolesterol serum darah Tikus (Rattus norvegicus) dengan berbagai perlakuan ............................................................ 69
Lampiran 2. Data uji Trigliserida serum darah Tikus (Rattus norvegicus) dengan berbagai perlakuan ............................................................ 77
Lampiran 3. Analisis jumlah sel busa (foam cell) pada arteri cerebral otak Tikus (Rattus norvegicus) lama 8 minggu ...................................... 84
Lampiran 4. Histologi Arteri Cerebral Otak Tikus (Rattus norvegicus) Lama 4 minggu dengan perbesaran 400 kali .................................. 87
Lampiran 5. Histologi Pembentukan Foam Cell Arteri Cerebral......................... 88
Lampiran 6. Perhitungan pakan diet hiperkolesterol ........................................... 91
Lampiran 7. Gambar Alat dan Bahan Penelitian ................................................. 92
Lampiran 8. Gambar Alat dan Bahan Pembedahan Tikus ................................... 95
-
viii
ABSTRAK
Habibillah, Faruq., 2009. Pengaruh Variasi Konsentrasi Dan Perbandingan Starter Bakteri (Lactobacillus acidophilus) Dan (Bifidobacterium bifidum) Terhadap Kualitas Yoghurt Susu Kambing. Pembimbing Ir. Lilik Harianie A.R M.P dan Ach. Nashichuddin M. Ag.
Penanganan dan pengolahan susu menjadi produk yang lebih bermanfaat telah banyak dilakukan, diantaranya adalah Yoghurt. Yoghurt merupakan produk fermentasi umumnya menggunakan susu sapi yang dibuat dengan menggunakan bakteri asam laktat. Pada penelitian ini, yoghurt dibuat dengan menggunakan susu kambing dengan bakteri asam laktat Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium bifidum. Pada pembuatan yoghurt perlu perubahan bahan dasar yaitu menggunakan susu kambing dan penggunaan bakteri asam laktat yang lain seperti L. acidophilus, B. bifidum agar menarik bagi konsumen. Kelebihan susu kambing sebagai Intolerance yakni kelainan yang disebabkan kepekaan alat pencernaan terhadap susu sapi. Peran L. acidophilus, B. bifidum menghasilkan yoghurt yang tidak terlalu asam.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi dan perbandingan starter bakteri L. acidophilus dan B. bifidum terhadap kualitas yoghurt susu kambing yang terbaik.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Juni-Juli 2009. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan (2) Faktor dengan 5 kali ulangan. Faktor pertama konsentrasi L. acidophilus dan B. bifidum 2%, 4%, 6% dan 8%. Faktor kedua perbandingan L. acidophilus dan B. bifidum 1:1, 2:1, 2:3, 3:1, 1:3. Sedangakan data organoleptik dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis. Data dianalisis dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh variasi konsentrasi dan perbandingan L. acidophilus dan B. bifidum. Perlakuan konsentrasi 8% memberikan nilai terbaik pada uji pH, kadar asam laktat, dan kadar air. Perlakuan perbandingan L. acidophilus dan B. menunjukkan perbandingan 2:3 memberikan pengaruh yang baik dan menunjukkan B.bifidum lebih cepat menghidrolisis laktosa susu kambing. Interaksi konsentrasi dan perbandingan L. acidophilus, B. bifidum terhadap yoghurt susu kambing yaitu meningkatkan jumlah asam laktat, pH semakin menurun, kadar air, menghasilkan aroma, rasa, warna khas yoghurt. Perlakuan konsentrasi 8% dan perbandingan 2:3 memeberikan pengaruh yang baik.
Kata kunci: Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium bifidum, susu kambing, yoghurt
-
ABSTRAK
Habibillah, Faruq., 2009. Pengaruh Variasi Konsentrasi Dan Perbandingan Starter Bakteri (Lactobacillus acidophilus) Dan (Bifidobacterium bifidum) Terhadap Kualitas Yoghurt Susu Kambing. Pembimbing Ir. Lilik Harianie A.R M.P dan Ach. Nashichuddin M. Ag.
Penanganan dan pengolahan susu menjadi produk yang lebih bermanfaat telah banyak dilakukan, diantaranya adalah Yoghurt. Yoghurt merupakan produk fermentasi umumnya menggunakan susu sapi yang dibuat dengan menggunakan bakteri asam laktat. Pada penelitian ini, yoghurt dibuat dengan menggunakan susu kambing dengan bakteri asam laktat Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium bifidum. Pada pembuatan yoghurt perlu perubahan bahan dasar yaitu menggunakan susu kambing dan penggunaan bakteri asam laktat yang lain seperti L. acidophilus, B. bifidum agar menarik bagi konsumen. Kelebihan susu kambing sebagai Intolerance yakni kelainan yang disebabkan kepekaan alat pencernaan terhadap susu sapi. Peran L. acidophilus, B. bifidum menghasilkan yoghurt yang tidak terlalu asam.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi dan perbandingan starter bakteri L. acidophilus dan B. bifidum terhadap kualitas yoghurt susu kambing yang terbaik.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Juni-Juli 2009. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan (2) Faktor dengan 5 kali ulangan. Faktor pertama konsentrasi L. acidophilus dan B. bifidum 2%, 4%, 6% dan 8%. Faktor kedua perbandingan L. acidophilus dan B. bifidum 1:1, 2:1, 2:3, 3:1, 1:3. Sedangakan data organoleptik dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis. Data dianalisis dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh variasi konsentrasi dan perbandingan L. acidophilus dan B. bifidum. Perlakuan konsentrasi 8% memberikan nilai terbaik pada uji pH, kadar asam laktat, dan kadar air. Perlakuan perbandingan L. acidophilus dan B. menunjukkan perbandingan 2:3 memberikan pengaruh yang baik dan menunjukkan B.bifidum lebih cepat menghidrolisis laktosa susu kambing. Interaksi konsentrasi dan perbandingan L. acidophilus, B. bifidum terhadap yoghurt susu kambing yaitu meningkatkan jumlah asam laktat, pH semakin menurun, kadar air, menghasilkan aroma, rasa, warna khas yoghurt. Perlakuan konsentrasi 8% dan perbandingan 2:3 memeberikan pengaruh yang baik.
Kata kunci: Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium bifidum, susu kambing, yoghurt
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu kambing memiliki gizi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
susu sapi, susu kambing mempunyai kelebihan dalam komposisi, yaitu sangat
mendekati komposisi kimiawi air susu ibu (ASI) (Sodiq, 2008). Salah satu
masalah pemanfaatan susu kambing adalah adanya aroma prengus (goaty
flavour) pada susu tersebut yang tidak disukai konsumen.
Nilai gizinya yang tinggi juga menyebabkan susu merupakan medium
yang sangat disukai oleh mikrooganisme untuk pertumbuhan dan
perkembangannya sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak
layak dikonsumsi bila tidak ditangani secara benar (Saleh, 2004).
Dwijoyosapoetra (2005), menyatakan kerusakan susu bisa ditimbulkan karena
adanya mikroorganisme Escherichia coli yang berkembang biak sangat cepat dan
mudah menguraikan laktosa sehingga menyebabkan air susu lekas mencapai titik
koagulasinya yaitu proteinya menggumpal. Menurut Kumalasari dkk (2007),
penanganan susu agar tidak mudah rusak dibutuhkan suatu proses pengawetan
diantaranya dengan cara fermentasi.
Yoghurt merupakan susu fermentasi dengan menggunakan bakteri asam
laktat. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan karakter fisik yoghurt asam
dan agak kental. Produk ini apabila dikonsumsi akan lebih mudah di cerna karena
protein, karbohidrat dan lemaknya telah terurai dulu menjadi komponen yang
lebih sederhana oleh bakteri yang dipakai sebagai starter (Buckle et al, 1987).
-
2
Haryanto (1998), menyatakan bahwa yoguhrt tahan hingga beberapa hari pada
suhu ruang. Asam laktat yang dihasilkan mikroorganisme dalam yogurt akan
menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk yang umumnya tidak tahan asam.
Peran variasi konsentrasi dan perbandingan bakteri asam laktat sebagai
tambahan dalam pembuatan yoghurt antara lain dapat meningkatkan nilai gizi,
memperpanjang umur daya simpan susu dan menjadikan lebih bermanfaat
keseimbangan mikroflora manusia serta memperbaiki tekstur sehingga yoghurt
yang dihasilkan mempunyai konsistensi yang lebih baik (Buckle et al, 1987).
Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri asam laktat memiliki
kemampuan menghasilkan enzim proteolitik di sekitar dinding sel, membran
sitoplasma atau di dalam sel (Thomas dkk, 1987). Napitulu et al (2000),
menyatakan bahwa Lactobacillus menghasilkan anti bakteri, filtrat Lactobacillus
dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Streptococcus, Staphylococcus
aureus dan Escerichia coli (Tagg et al., 1976; Chassy, 1987).
Bifidobacterium bifidum merupakan bakteri asam laktat (lactic acid
bacteria) yang bersifat Saccharolytic sehingga mampu menghasilkan asam laktat
dan asetat tetapi tidak menghasilkan CO2, kecuali pada saat memecah glukonat
(Ziniedien, 2007). Nus (2005), menambahkan B. bifidum dapat menghambat
kolonisasi pathogen potensial oleh produksi asetat/laktat.
Gambaran dari penelitian terdahulu tentang penambahan variasi
konsentrasi bakteri asam laktat terhadap yoghurt susu kambing dapat diambil
kesimpulan bahwa penambahan konsentrasi yang terbaik adalah 4 % dilihat dari
pH, serta paling banyak diterima konsumen (Efendi, 2002). Menambahkan I
-
3
Nyoman, (2005) mengatakan pembuatan yoghurt dengan menggunakan
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. thermophillus pada
perbandingan jumlah starter biasanya 1:1. Pada peneliti mencoba mengkaji
beberapa bakteri asam laktat yaitu L. acidophillus dan B. bifidum dengan
penambahan variasi konsentrasi dan perbandingan pada yoghurt dilihat dari sifat
kimia keasaman, total asam kadar air dan mutu organoleptik.
Penambahan variasi konsentrasi dan perbandingan diharapkan dapat
memperbaiki kualitas yoghurt dari sifat kimia dan mutu organoleptik sehingga
dapat dihasilkan yoghurt yang sesuai dengan selera konsumen, oleh karena itu
perlu dikaji perubahan kualitas yoghurt susu kambing pada berbagai variasi
konsentrasi dan perbandingan.
Dalam AlQuran telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang
kekuasaan Allah, sehingga apa yang telah diciptakanNya patut disyukuri dan
dipelajari. Allah berfirman dalam QS Al-Imran 190 191 yang berbunyi :
) , =yz N uy 9$# F{$#u #n=F z$#u 9 $# $ p ]9 $#u ;Mt U
< 'T[{ =t6 9 F{$# t % !$# t. t !$# $ Vu % #Y % u 4 n?tu / _
t6 xtG tu , = yz N uu9 $# F{$#u $ u/ u $ t |M)n= yz #xy Wt/
y7 oys6 $ o )s z>#x t $9$#
Artinya :Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha
-
4
Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.(AlImran: 190-191)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi
serta sesuatu yang ada di dalamnya, termasuk dalam pergantian siang dan malam,
keteraturan yang ada di dalamnya menunjukkan keesaan Allah dan kesempurnaan
kehendakNya. Manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan akal diperintahkan
oleh Allah untuk mengkaji/meneliti apa yang telah diciptakanNya, karena segala
sesuatu yang ada di langit dan di bumi ini tidak ada hasil ciptaanNya yang siasia.
Semua ciptaan Allah memiliki manfaat dan harus dimanfaatkan. Karena
dengan terungkapnya rahasia-rahasia alam melalui hasil penelitian akan
mempertebal keimanan kepada Allah sebagai pencipta alam semesta ini, juga akan
menambah khazanah pengetahuan tentang alam untuk dimanfaatkan untuk
kesejahteraan umat manusia, dengan meneliti ciptaan Allah antara lain bakteri dan
susu kambing dalam penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi kelangsungan
hidup manusia.
I.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh konsentrasi inokulum starter bakteri Lactobacillus
acidophilus dan Bifidobacterium bifidum terhadap kualitas yoghurt susu
kambing ?
2. Apakah ada pengaruh perbandingan starter bakteri Lactobacillus acidophilus
dan Bifidobacterium bifidum terhadap kualitas yoghurt susu kambing?
-
5
3. Apakah ada interaksi antara konsentrasi inokulum dan perbandingan starter
bakteri Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum terhadap
kualitas yoghurt susu kambing ?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi inokulum starter bakteri
Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum terhadap kualitas
yoghurt susu kambing.
2. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan starter bakteri Lactobacillus
acidophilus dan Bifidobacterium bifidum terhadap kualitas yoghurt susu
kambing.
3. Untuk mengetahui interaksi konsentrasi inokulum dan perbandingan starter
bakteri Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum terhadap
kualitas yoghurt susu kambing.
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
Dengan kriteria:
1.
Ada pengaruh konsentrasi inokulum starter bakteri Lactobacillus acidophilus
dan Bifidobacterium bifidum terhadap kualitas yoghurt susu kambing.
2. Ada pengaruh perbandingan antara starter bakteri Lactobacillus acidophilus
dan Bifidobacterium bifidum terhadap kualitas yoghurt susu kambing.
-
6
3. Interaksi konsentrasi inokulum dan perbandingan starter bakteri Lactobacillus
acidophilus dan Bifidobacterium bifidum terhadap kualitas yoghurt susu
kambing.
I.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini, antara lain:
1. Memberikan informasi pada konsentrasi tertinggi dalam pembuatan yoghurt
susu kambing memiliki kualitas yang baik bagi tubuh sesuia dengan SNI.
2. Dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian selanjutnya.
1.6 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Susu yang digunakan dalam hal ini adalah susu kambing yang di peroleh dari
usaha kambing perah pak Joni Pakis Malang, di ambil pada jam 09.00
2. Konsentrasi starter bakteri Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium
bifidum yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2%, 4%, 6% dan 8%
dengan 5 kali ulangan dengan perbandingan 1:1, 2:1, 2:3, 1:3, 3:1 (Hidayat,
2006).
3. Sampel masing-masing konsentrasi sebanyak 50 ml. Parameter yang digunakan
untuk uji kualitas yoghurt susu kambing meliputi: Sifat fisika adalah warna,
aroma, rasa dan sifat kimia kadar asam laktat, pH, kadar air yoghurt.
-
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Susu
Susu adalah sekresi yang di hasilkan oleh kelenjar susu normal dari
hewan mamalia (Eckles, C 1980). Menurut Winantea (1985), susu merupakan
produk yang dihasilkan melalui kelenjar hewan mamalia, hasil pemerahan secara
kontinyu dan sekaligus dari satu atau beberapa ekor sapi sehat, mengandung tidak
kurang dari 8,25 persen bahan kering bukan lemak dan 3,25 % lemak susu serta
bebas kolostrum.
Susu mempunyai sifat fisik berwarna putih kekuningan-kuningan, rasa
sedikit manis dan berbau khas. Keadaan normal susu mempunyai pH 6,5 - 6,7
(Eckles, C, M, 1980), susu merupakan cairan yang memiliki struktur yang sangat
komplek, dengan kandungan utama adalah air sekitar 87,5 % dan mengandung
komponen lain seperti laktosa, casein, lemak, garam dan vitamin (Van Den Berg,
1998). Purnomo dan Adiono (1985), menyatakan bahwa komposisi rata-rata susu
sapi rata-rata adalah : Lemak 3,9 %, protein 3,4 %, laktosa 4,8 %, kadar abu 0,72
%, dan kadar air 87,1 %.
Menurut Purnomo (2007), komponen susu adalah air, protein, lemak,
hidrat arang, mineral dan vitamin. Susu yang digunakan untuk konsumsi manusia
adalah susu sapi, kerbau, kambing, domba dan unta (Rutgers dan Ebing, 1992).
-
8
2.2 Fermentasi Susu
Susu dapat disimpan lebih lama jika diolah. Salah satu cara untuk
penyimpanan adalah cara fermentasi (Rutgers dan Ebing, 1992).
Fermentasi mempunyai definisi yaitu proses biokimia dimana terjadi
perubahan protein, karbohidrat dan lemak oleh mikroorganisme spesifik (Webb,
1970). Menurut Darwis dan Sukara (1989), fermentasi didefinisikan sebagai
proses biokimia dan terjadi perubahan karbohidrat, protein dan lemak yang
menghasilkan unsur organik oleh aktifitas enzim yang dihasilkan oleh mikroba
secara spesifik. Menurut Fardiaz (1982), fermentasi merupakan proses aktifitas
mikroorganisme pembentuk asam laktat yang dapat menekan pertumbuhan
mikroorganisme proteolitik dan lipolitik.
Meurut Eckles (1980), fermentasi merupakan perubahan laktosa menjadi
asam laktat oleh aktifitas enzim yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat,
sedangkan fermentasi susu yaitu perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh
aktifitas enzim yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat serta senyawa yang
terkandung dalam susu seperti albumin, kasein, sitrat dan fosfat.
Selanjutnya menurut Rahman (1989), keuntungan dari fermentasi adalah
(1) makanan lebih resisten terhadap mikroba pembusuk, (2) kemungkinan
makanan sebagai media patogen berkurang, (3) makanan menjadi awet, dan (4)
makanan mengalami perubahan flavour yang digemari dan meningkatkan gizi.
-
9
2.3 Biokimia Fermentasi
Fermentasi timbul sebagai hasil metabolisme tipe anaerobic. Untuk
hidup semua organism membutuhkan sumber energi-energi diperoleh dari
metabolism bahan pangan dimana organisme berada di dalamnya. Bahan baku
energi yang paling banyak digunakan di antar mikroorganisme adalah glukosa.
Dengan adanya oksigen beberapa mikoroorganisme mencerna glukosa
menghasilkan air, karbondioksida dan sejumlah besar energi (ATP) yang
digunakn untuk tumbuh. Akan tetapi beberapa mikoroorganisme dapat mencerna
bahan baku energinya tanpa adanya oksigen dan sebagia hasilnya bahan baku
energi ini hanya sebagian yang dipecah. Bukannya air, karbondioksida dan
sejumlah energi yang dihasilkan tetapi hanya sejumlah kecil energi,
karbondioksida, air dan produk akhir metabolik organik lain yang dihasilkan. Zat-
zat produk akhir ini termasuk sejumlah besar asam laktat, asam asetat dan etanol
serta sejumlah kecil asam organic volatile lainnya. Bakteri asam laktat misalnya
umumnya menghasilkan sejumlah besar asam laktat dari fermentasi substrat
energi karbohidrat. Gambar 2.1 menunjukkan dasar biokima yoghurt
-
10
Gambar 2.1 Dasar Biokimia Yoghurt (Purnomo, 2007)
Starter BAL
Hidrolisis
Laktosa
Asam Piruvat Asam laktat
Menghasilkan proteolitik
Menghasilkan
Aerobik Energi tinggi CO2 + H O
Anaerobik (Fermentasi)
Yoghurt
Gambar 2.2 Fermentasi karbohidrat (Prescott, 2002).
-
11
Dalam tanpa keadaan oksigen respirasi terhenti karena proses
pengangkutan elektron yang dirangkai dengan fosforilasi bersifat oksidasi melalui
rantai pernafasan yang menggunakan molekul oksigen sebagai penerima electron
terakhir, tidak berjalan. Akibatnya jalan metabolisme lingkar asam trikarboksilat
(daur krebs) akan terhenti pula sehingga piruvat tidak lagi masuk ke dalam daur
krebs melainkan dialihkan pemakainnya yaitu diubah menjadi asam laktat oleh
laktat dehidrogenase (gambar 2.3) dengan NADH sebagai sumber energi nya.
dalam hal ini 2 molekul NADH yang dihasilkan oleh reaksi tahap kelima dalam
glikolisis (reaksi dengan gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase) tidak dipakai
untuk membentuk ATP melainkan untuk reaksi reduksi 2 molekul asam piruvat
menjadi asam laktat. Jadi pada glikolisis anaerob ini energi yang dihasilkan hanya
molekul ATP (gambar 2.4). jumlah ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan
energi yang dihasilkan oleh glikolisis aerob, yaitu 8 ATP.
Gambar 2.3 Reaki perubahan piruvat ke laktat dalam proses fermentasi asam laktat (Wirahadikusumah,1985).
COO
C O
CH3
NADH NAD+
Laktat dehidrogenase
COO
HCOH
CH3
-
12
Gambar 2.4 Metabolisme karbohidrat (Wirahadikusumah,1985).
2.4 Karakteristik Bakteri Asam Laktat
Kelompok bakteri asam laktat yaitu bakteri yang menghasilkan sejumlah
besar asam laktat sebagai hasil akhir dari metabolisme gula (karbohidrat). Asam
laktat yang dihasilkan dengan cara tersebut akan menurunkan nilai pH dari
lingkungan pertumbuhannya, menimbulkan rasa asam dan menghambat
pertumbuhan dari beberapa jenis mikroorganisme lainnya.
Beberapa strain BAL berpotensi sebagai agensia probiotik misalnya :
Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, Lactobacillus reuteri, dan
Bifidobacterium karena kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan
pathogen enteric. Bifidobacteria, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus acidophilus
mempunyai kelebihan karena bakteri-bakteri ini mampu tumbuh dalam saluran
pencernaan (Drasar dan Barrow, 1985).
-
13
Spesies bakteri ini umumnya memfermentasikan gula heksosa menjadi
asam laktat dan seringkali berperan dalam produksi bahan pangan. Bakteri asam
laktat umumnya menghasilkan sejumlah asam laktat dari fermentasi substrat
energi karbohidrat. Asam laktat yang dihasilkan dengan cara tersebut akan
menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhanya dan menimbulkan rasa
asam. Spesies dari kelompok ini mampu berkembang dalam kadar oksigen yang
rendah untuk pertumbuhanya (katalase negatif),dan sangat tahan terhadap asam
serta dapat tumbuh pada kisaran pH 3,0 6,0 ,sering disebut asidofil (Buckle et al,
1985).
Volk and Wheeler (1989), menyatakan bahwa bakteri asam laktat
merupakan bakteri yang mempunyai sifat mikroaerofil atau anaerob. Organisme
ini memiliki syarat hara yang kompleks dan semuanya memerlukan berbagai
jumlah asam amino dan vitamin untuk pertumbuhannya. Selain itu bakteri asam
laktat memerlukan karbohidrat yang dapat difermentasikan sebagai sumber energi,
bakteri asam laktat pada dasarnya memproduksi asam laktat.
Purnomo (2007), menyatakan bakteri asam laktat umumnya
menghasilkan sejumlah besar asam laktat dari fermentasi substrat energi
karbohidrat, bila tumbuh anaerobik kebanyakan khamir cenderung
memfermentasikan substrat karbohidrat untuk menghasilkan etanol bersama
sedikit produk akhir lainnya
-
14
2.3.1 Klasifikasi Lactobacillus acidophilus
Klasifikasi Lactobacillus acidophilus menurut (Orla-Jensen, 1924)
Kingdom: Bacteria
Phylum: Firmicutes
Class: Bacilli
Order: Lactobacillales
Family: Lactobacillaceae
Genus: Lactobacillus
Species: Spesies: Lactobacillus acidophilus
Bakteri genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna
koloni putih susu dan sedikit krem, bentuk koloni bulat. Sel berbentuk batang dan
biasanya tetap. Biasanya berbentuk batang panjang, tetapi hampir 78 Jurnal Natur
Indonesia menyatakan bulat, biasanya bentuk rantai yang pendek, Gram +, tidak
motil, oksidase positif, katalase negatif, metil red positif, optimum pada suhu 30-
37C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%.
Menurut Holt (1994) dalam Feliatra (2004), bakteri Lactobacillus sp ini
termasuk Gram positif, tidak berspora, tidak motil oleh flagel, fakultatif anaerob,
kadang-kadang mikroaerofilik, sedikit tumbuh di udara tapi bagus pada keadaan
di bawah tekanan oksigen rendah, beberapa anaerob pada isolasi. Umumnya
bakteri ini tumbuh baik pada 5% CO2. Koloni pada media agar biasanya 2-5 mm,
cembung, dan tanpa pigmen, kemoorganotrof, metabolismenya adalah fermentatif
dan Saccharoclastic. Sedikit dari produk akhir karbon adalah laktat, tidak
menghasilkan nitrat, tumbuh optimum pada suhu 30-40C.
-
Holt (1994) dalam Feliatra (2004)
luas di lingkungan, terutama pada hewan dan produk makanan sayur
Mereka biasanya mendiami saluran usus burung dan mamalia, dan
mamalia, bakteri ini tidak bersifat patogen
Gambar 2.5 Morfologi dan (a )
2.3.2 Klasifikasi Bifidobacterium
Klasifikasi Bifidobacterium
Kingdom: Bacteria
Phylum: Actinobacteria
Class:
dalam Feliatra (2004) menyatakan Lactobacillus
luas di lingkungan, terutama pada hewan dan produk makanan sayur
Mereka biasanya mendiami saluran usus burung dan mamalia, dan
tidak bersifat patogen.
a b
Morfologi dan Anatomi Lactobacillus acidophillus(a ) Morfologi, (b) anatomi (Anonymous, 2009)
Bifidobacterium bifidum
Bifidobacterium bifidum menurut (Orla-Jensen, 1924
Bacteria
Actinobacteria
Class: Actinobacteria
Subclass: Actinobacteridae
Order: Bifidobacteriales
Family: Bifidobacteriaceae
Genus: Bifidobacterium bifidum
15
Lactobacillus tersebar
luas di lingkungan, terutama pada hewan dan produk makanan sayur-sayuran.
Mereka biasanya mendiami saluran usus burung dan mamalia, dan vagina
acidophillus
1924)
-
16
Bakteri genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna
koloni putih susu sedikit krem, bentuk koloni bulat, Sel batang bentuknya sangat
bervariasi, berukuran 0,5-1,3 x 1,5-8 m, berbentuk bengkok, bergerombol dan
sering bercabang, Gram +, tidak motil, katalase negatif, oksidase positif, suhu
optimum pertumbuhan pada suhu 30-37oC dan tumbuh baik pada NaCl 1-3%.
Feliatra, (2004) menyatakan Bifidubacteria tidak tumbuh pH dibawah 4,5.
Menurut Holt (1994) dalam Feliatra (2004), bakteri Bifidobacterium sp
ini Gram +, berbentuk pasang, tersusun dalam bentuk V, terkadang bentuk rantai,
terkadang menampakkan berbentuk bulat besar (gembung), tidak motil, tidak
berspora. Sebagian kecil spesies dapat tumbuh di udara dengan CO2, aktif
memfermentasi karbohidrat. Membutuhkan macam-macam vitamin. Tumbuh
optimum pada suhu 37-41C. Tumbuh dan berkembang dalam mulut dan saluran
usus vertebrata darah panas, insekta, tidak bersifat patogen.
Silalahi (2001) dalam Feliatra (2004), mengatakan bakteri
Bifidobacterium sangat efektif untuk melawan bakteri yang merugikan atau
patogen seperti Shigella dysenteria, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus,
Eschehcia coli. J Med nus, (2005), Bifidubacteria dapat memulihkan mikroflora
usus yang normal setelah terapi antibiotik.
-
Gambar 2.
2.4 Yoghurt Dan Manfaat Bagi Pencernaan
Beberapa manfaat yang ditimbulkan probiotik dalam campuran pakar
terhadap ayam antara lain untuk mempertahankan mikroflora bermanf
saluran pencernaan.
pertumbuhan bakteri patogen, meningkatkan aktivitas enzim pencernaan,
menurunkan aktivitas enzim bakterial dan produksi amonia, meningkatkan asupan
dan pencernaan makanan serta menetralisirkan enterotoksin dan men
system kekebalan (Jin , 1998).
Hadadin dkk
acidophllus pada pakan ayam diketahui dapat meningktakan produksi telur,
memperbaiki konversi pakan, (
konsentrasi kolesterol kuning telur, sedang lipida dan trigeleserida dalam kunig
telur dan serum darah tidak mengalami penurunan. Penambahan kultur
Lactobacillus acidophllus
106 cfu/g diet (Jin , 1998).
Gambar 2.6 Biifidobacteria bifium www.florahealth.com/Flora/Home/canada/Product...
Dan Manfaat Bagi Pencernaan
Beberapa manfaat yang ditimbulkan probiotik dalam campuran pakar
terhadap ayam antara lain untuk mempertahankan mikroflora bermanf
saluran pencernaan. Nus (2005), Bifidubacteria bifidum menghambat
pertumbuhan bakteri patogen, meningkatkan aktivitas enzim pencernaan,
menurunkan aktivitas enzim bakterial dan produksi amonia, meningkatkan asupan
dan pencernaan makanan serta menetralisirkan enterotoksin dan men
system kekebalan (Jin , 1998).
(1996), menyatakan bahwa penambahan Lactobacillus
pada pakan ayam diketahui dapat meningktakan produksi telur,
memperbaiki konversi pakan, (Feed Convertion Ratio) dan mengurangi
lesterol kuning telur, sedang lipida dan trigeleserida dalam kunig
telur dan serum darah tidak mengalami penurunan. Penambahan kultur
Lactobacillus acidophllus pada pakan yang paling efektif adalah pada konsentrasi
cfu/g diet (Jin , 1998).
17
www.florahealth.com/Flora/Home/canada/Product...
Beberapa manfaat yang ditimbulkan probiotik dalam campuran pakar
terhadap ayam antara lain untuk mempertahankan mikroflora bermanfaat dalam
menghambat
pertumbuhan bakteri patogen, meningkatkan aktivitas enzim pencernaan,
menurunkan aktivitas enzim bakterial dan produksi amonia, meningkatkan asupan
dan pencernaan makanan serta menetralisirkan enterotoksin dan menstimulus
Lactobacillus
pada pakan ayam diketahui dapat meningktakan produksi telur,
) dan mengurangi
lesterol kuning telur, sedang lipida dan trigeleserida dalam kunig
telur dan serum darah tidak mengalami penurunan. Penambahan kultur
pada pakan yang paling efektif adalah pada konsentrasi
-
18
Yoghurt bermanfaat karena dapat memproduksi vitamin, meningkatkan
nilai gizi dan membantu pertumbuhan. Saat proses fermentasi, terjadi kenaikan
kadar vitamin-vitamin sebagai hasil kerja bakteri, diantaranya vitamin A, B2, B3,
biotin dan asam folat. Yoghurt juga mengandung asam amino yang tinggi sebagai
hasil kerja bakteri . Bakteri yoghurt juga mampu mensintesis beberapa vitamin
seperti riboflavin dan niacin serta thiamin. Mineral dalam yoghurt meskipun tidak
bertambah banyak, sehingga mempermudah untuk penyerapan tubuh (Harianto,
1998).
Menurut Kosikowski (1982), yoghurt adalah produk fermentasi susu
hasil pertumbuhanya bakteri spesies Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus. Sifat karakteristiknya halus, kental dengan citarasa spesfik. Produk
ini disebut juga yoghurt di Turki, Matzoon di Amerika, leben di Mesir dan dahi di
India (Webb, 1970). Yoghurt dapat berasal dari susu sapi, kambing, domba dan
susu campuran (Wood, 1985).
Buckle (1985), menyatakan flavor dan mutu yoghurt banyak kaitannya
dengan fermentasi yang dilaksanakan dengan memasukkan jenis mikroorganisme
tertentu. Senyawa seperti karbohidrat, protein, lemak dan asam-asam nukleat akan
berubah selama proses fermentasi. Hasil pemecahan senyawa tersebut
berpengaruh terhadap flavor dan tekstur produk yang dihasilkan.
2.5 Proses Pembuatan Yoghurt
Proses pembuatan yoghurt meliputi pasteurisasi, penurunan suhu,
penambahan starter, pemeraman dan penyimpanan (Kuswanto dan Sudarmaji,
1989).
-
19
1. Pasteurisasi
Pasteurisasi susu bertujuan untuk membunuh bakteri patogen dan untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme lain (Padaga dan Purnomo, 1993).
Pasteurisasi juga dapat menghilangkan udara dalam susu sehingga memberikan
kondisi yang menguntungkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri yang
dimasukkan sebagai inokular (Idris, 1992). Pasteurisasi untuk pembuatan yoghurt
sebaiknya dilakukan pada suhu 630 C selama 30 menit (Alcamo, 1983).
2. Penurunan suhu
Penurunan suhu dengan segera dilakukan untuk menghindari
pertumbuhan bakteri tahan panas yang akan mengkontaminasi susu, sehingga
dapat mempengaruhi mutu yoghurt. Penurunan suhu dilakukan sampai suhu 43C
karena suhu tersebut merupakan suhu optimum bagi pertumbuhan starter kultur
bakteri yang diinokulsikan dalam susu (Kosikowski, 1982). Suhu merupakan
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan
mikroorganisme sehingga diperlukan suhu optimum, dimana pertumbuhan
mikroorganisme paling cepat (Purnomo dan Adiono, 1987).
3. Inokulasi starter
Inokulasi starter tunggal Lactocillus bulgaricus dan Streptophilus
thermophilus dalam pembuatan yoghurt sebanyak 2,5 % (Gomes, 1997). Lebih
lanjut menurut Kosikowski (1982), inokulasi Lactocillus bulgaricus dan
Streptophilus thermophilus dalam pembuatan yoghurt 2-5 % dengan perbandingan
1 : 1, pengadukan yang berlebihan pada saat menginokulasi starter harus dihindari
karena akan memasukkan oksigen kembali yang telah dikeluarkan pada saat
-
20
pasteurisasi (Idris, 1992). Pengadukan pelan mutlak dilakukan untuk menghindari
tumbuhnya jamur dipermukaan yoghurt.
4. Pemeraman
Kemampuan bakteri untuk tumbuh dipengaruhi oleh suhu, pH, air,
ketersediaan oksigen, waktu dan suplai dimana suhu adalah salah satu faktor
lingkungan terpenting yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan bakteri
(Buckle, 1977).
Suhu pemeraman merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
fermentasi, bila suhu terlalu rendah maka proses fermentasi berlangsung dengan
lambat dan kurang efisien. Suhu optimum pemeraman Lactocillus bulgaricus dan
Streptophlius thermophilus antara 41 C - 44 C menghasilkan keasaman tertinggi.
Dalam pembuatan yoghurt pemeraman dilakukan selama 3 jam. Kosikowski
(1982) menambahkan bahwa pemeraman dilakukan sampai terbentuk gumpalan-
gumpalan atau koagulan.
Rankes (1986), menyatakan pemeraman yang dilakukan dalam proses
fermentasi sebaiknya menggunakan alat khusus yang suhunya dapat dikontrol.
Lebih lanjut manurut Dwijoyosapoetra (1984), bakteri susu mengadakan
fermentasi anaerob, dimana laktosa yang terdapat dalam air susu diubah menjadi
susu asam.
Proses fermentasi menggunakan mikroba selalu berkaitan dengan satu
model pertumbuhan dalam bentuk kurva pertumbuhan mikroba yang merupakan
hubungan antara waktu dengan logaritma jumlah sel yang terbentuk
(Judoamidjoyo dkk, 1989). Menurut Fardiaz (1992), menyatakan fase
-
21
pertumbuhan mikroorganisme meliputi fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase
logaritmik, fase statis, fase menuju kematian dan fase kematian. Fase
pertumbuhan mikroba digambarkan sebagai suatu kurva seperti terlihat pada
gambar 2.3.
Fase adaptasi merupakan fase dimana mikroorgnisme menyesuaikan diri
dengan kondisi substrat dan lingkungan sekitarnya, yang dipengaruhi oleh jumlah
inokulum/starter, medium dan lingkungan pertumbuhanya
(Fardiaz, 1992). Fase adaptasi yang lama menunjukkan adanya bahan-
bahan substrat yang bersifat melawan, karena inokluasi atau kultur tidak sesuai
(Judoamidjojo dkk, 1989).
Log jumlah Sel hidup
Gambar 2.7 Kurva fase pertumbuhan bakteri asam laktat (Fardiaz, 1992)
Fase pertumbuhan lambat terjadi bila jumlah sel yang tumbuh masih
lebih banyak dari pada yang mati. Kematian tersebut karena zat nutrisi di dalam
Fase adaptasi
Fase logaritmik
Fase pertumbuhan awal
Fase pertumbuhan
lambat
Fase menuju
kematian
Fase kematian
Waktu
Fase pertumbuhan
statis
-
22
medium sudah sangat berkurang dan adanya hasil metabolis yang mungkin
beracun atau menghambat pertumbuhan organisme. Fase selanjutnya adalah fase
statis yaitu jumlah sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah
sel yang mati. Fase terakhir adalah fase menuju kematian dan fase kematian
(Fardiaz, 1992).
5. Penyimpanan
Penyimpanan pada suhu rendah harus dilakukan secepatnya setelah
proses pemeraman selesai dengan tujuan untuk menghentikan atau memperlambat
proses fermentasi yaitu pada suhu 4C. Pada suhu tersebut yoghurt dapat disimpan
sampai dua minggu, tetapi setelah waktu tersebut derajat keasaman akan naik
sehingga flavor menjadi berubah (Kuswanto dan Sudarmaji, 1989).
2.6 Sifat fisik Yoghurt
Yoghurt adalah susu yang difermentasi oleh bakteri asam laktat (BAL)
yaitu bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dalam
perbandingan 1:1, sehingga terbentuk produk dengan tekstur setengah padat. Hal
ini disebabkan terjadinya koagulasi kasein dalam susu sehingga terbentuk gel
(Gaman ., 1992).
Menurut Sari (2007), yoghurt dengan cita rasa yang baik adalah satu
minggu, dengan jumlah sel 3,3x1013 sel/mL, persentase kandungan lemak 4,27,
protein 6,15, asam laktat 1,85 dan pH 4,21. Penilaian terhadap rasa 3 (cukup
disukai), warna 3,5 (cukup disukai), tekstur 2,3 (tidak disukai) dan aroma 3,6
(cukup disukai), dari skala penilaian 1 sampai 5.
-
23
Bakteri asam laktat sebagai bibit yoghurt yang ditumbuhkan dalam susu
akan menyebabkan terbentuknya beberapa senyawa yang memberi aroma dan rasa
pada yoghurt seperti: asam-asam non-volatil (laktat, piruvat, oksalat), asam-asam
mudah menguap (format, asetat, propionat), senyawa karbonil (asetaldehida,
aseton, asetoin) dan senyawa lain seperti asam-asam amino. Menurut Napitupulu
(2003), sejumlah asam organik seperti asam glukoronat, propionat, folat dan laktat
dapat berperan dalam penurunan kolesterol.
2.8 Keasaman Yoghurt
Suasana asam pada yoghurt diakibatkan oleh proses fermentasi susu yaitu
perubahan laktosa menjadi asam laktat (Eckles ., 1980). Keasaman yoghurt pada
dasanya disusun dari gabungan apperent acidy (natural acidity) dan real acidity.
Apperent acidity adalah suasana asam pada susu segar yang disebabkan adanya
kasein, albumin, sitrat dan karbondioksida yang terlarut.
Keasamanya yang disebabkan pemecahan laktosa bakteri asam laktat
disebut real acidty (Atherton dan New Lender, 1982). Beberapa hal yang
menyebabkan susu segar memilki keasaman adalah adanya kasein, albumin,
phosfat, sitrat serta karbondioksida yang terbentuk (Judkins dan Kecner, 1986).
Eckles (1986), menyatakan bahwa suasana asam pada yoghurt disebabkan oleh
proses fermentasi, yaitu perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh aktivitas
enzim yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat. Pada prinsinya bakteri akan
memberi rasa asam yang selanjutnya menyebabkan pengendapan kasein.
Berdasarkan Standar Nasioal Indonesia (SNI) untuk yoghurt yang sesuai
dengan Badan Standardisasi Nasional tahun 1992 dengan nomor SNI 01-2981-
-
24
1992 adalah yoghurt dengan kualitas yang baik memiliki total asam laktat sekitar
0,5 - 2,0 % dan kadar air maksimal 88 %, sedangkan derajat keasaman (pH) yang
sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah 4,5 ( Edwin, 2002).
2.8 Susu Kambing
Perkembangan polulasi ternak kambing, beberapa tahun terkahir (2001-
2006) cenderung meningkat. Pada tahun 2001, jumlahnya 12,46 juta ekor,
meningkat menjadi 13,18 juta ekor pada tahun 2006. Lebih dari setengah populasi
kambing di Indonesia tersebar di pulau jawa, sedangkan di pulau sumatera sekitar
setengah dari populasi kambing di pulau jawa (Sodiq, 2008).
Di indonesia dikembangkan beberapa bangsa kambing sebagai penghasil
susu yaitu kambing PE dan kambing saanen. Kambing etawa diperkenalkan
pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1908, dan dikembangkan dengan pola
grading up. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan gizi
masyarakat yang dalam perkembangan selanjutnya dimanfaatkan sebagai ternak
dwiguna, yakni sebagai sumber daging dan susu (Sodiq, 2008).
Kambing perah yang banyak dikembangkan di Indonesia umumya
kambing peranakan Etawah (PE), yang umumnya masih lebih dominan sebagai
sumber daging dibandingkan dengan sumber air susu. Susu kambing belum
dikenal secara luas seperti susu sapi padahal memiliki komposisi kimia yang
cukup baik (kandungan protein 4,3% dan lemak 2,8%) relatif lebih baik
dibandingkan kandungan protein susu sapi dengan protein 3,8% dan lemak 5,0%
(Sunarlim et al, 1992). selain itu dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing
-
25
lebih mudah dicerna, karena ukuran molekul lemak susu kambing lebih kecil dan
secara alamiah sudah berada dalam keadaan homogen (Sunarlim dkk, 1992).
Tabel 2.1 Perbandingan komposisi kimia antara susu sapi, susu kambing, dan air susu ibu
Komposisi Susu Sapi Susu Kambing Asi Protein (gram) 3,3 3,6 1,0 Lemak (gram) 3,3 4,2 4,4 Karbohidrat (gr) 4,7 4,5 6,9 Kalori (cal) 61 69 70 Fosfor (gram) 93 111 14 Kalsium (gram) 19 134 32 Magnesium (gr) 13 14 3 Besi 0,05 0,05 0,03 Natrium (gram) 49 50 17 Kalium (gram) 152 204 51 Vitamin A (IU) 126 185 241 Thiamin (mg) 0,04 0,05 0,014 Ribiflavin (mg) 0,16 0,14 0,04 Niacin (mg) 0,08 0,28 0,18 Vitamin B 6 (gr) 0,04 0,05 0,01
Sumber : USDA, 1976.
Kandungan protein susu kambing jauh lebih tinggi dari pada susu
manusia dalam kaitannya dengan jumlah kalori. Energi total yang terkandung
dalam susu kambing sebanyak 50 % berasal dari lemak, dan dari laktose serta
protein masing-masing 25 %, sedang proporsi salam susu manusia adalah 55%
dari lemak, 38 % dari laktose dan hanya 7 % dari protein (Devandra, 1994).
2.9 Organoleptik
Daya penerimaan terhadap makanan ditentukan oleh rangsangan yang
ditimbulkan makanan melalui indera manusia. Faktor utama yang mempengaruhi
daya penerimaan adalah cita rasa makanan, pemilihan cita rasa makanan disebut
-
26
uji organoleptik/sensori karena menggunakan indera manusia. Penilaian ini
bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat atau faktor-faktor cita rasa dan daya terima
suatu makanan.
Nasution (1990), menyatakan bahwa faktor-faktor yang dinilai dalam uji
adalah warna, aroma, tekstur serta cita rasa dalam melakukan penilaian indera
yang memberikan reaksi pertama adalah mata, mata menilai rupa makanan yang
meliputi warna, bentuk, volume dan ukuran makanan, indera kedua setelah mata
adalah hidung sifat aroma digunakan sebagai kriteria penilaian kualitas
kesegaran/batasan aman tidaknya makanan untuk dikonsumsi. Pengecapan rasa
adalah tahap ke-3 dari penilaian, Indera perasa dalam mulut dapat membedakan
empat rasa yaitu asam, manis, asam dan pahit, karena waktu dan biaya yang
mahal, penelitian mengenai kesukaan konsumen sering dilakukan pada
laboratorium kecil.
Pengambilan contoh dan persiapan, penyajian, panelis, kondisi penguji,
bentuk daftar pertanyaan, rancangan percobaan dan metode analisa merupakan
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan uji organoleptik
(Larmond, 1970).
Uji kesukaan ini menggunakan metode Hedonic Scale Scorning yaitu
sembilan macam penelitian yang berbeda digunakan untuk menentukan tingkat
kesukaran maupun ketidaksukaran suatu makanan yang dikembangkan oleh
Quartemaster Food and Container Institute di amerika (Larmond, 1920). Metode
ini mempunyai keuntungan antara lain :
1. Sederhana karena dapat digunakan panelis yang luas dan tingkatannya
-
27
2. Panelis dapat menilai tanpa memerlukan pengalaman terlebih dahulu
3. Data yang diperoleh dapat dianalisa secara statistik
4. Hasilnya dapat memberikan tingkat kesukaan konsumen
Jika suatu produk makanan ditumbuhi mikroba maka mula-mula yang
terjadi adalah perubahan sifat-sifat produk seperti berlendir, tekstur menjadi
lembek, permukaan menjadi kusam, warna menyimpang, aroma menyimpang.
Perubahan-perubahan seperti itu pada umumnya mengarah pada penurunan mutu.
Jika perubahan semakin berat akan menjadi rusak (Kramer, 1979).
Suatu bahan makanan yang dinilai bergizi, enak dan teksturnya sangat
baik dan tidak akan dimakan apabila memiliki aroma yang seharusnya penerimaan
suatu bahan berbeda tergantung dari faktor alat, geografis dan aspek sosial
masyarakat penerima. Selain itu, sebagai faktor yang ikut menentukan mutu
warna juga dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan, baik
tidaknya cara pencampuran/pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna yang
seragam dan merata. Warna bahan makanan bergantung pada kenampakan bahan
pangan tersebut (Winarno, 1980).
Tekstur dan kesan keempukan melibatkan tiga aspek: (1). Kemudahan
awal penetrasi gigi kedalam makanan, (2). Mudahnya bahan makanan dikunyah
menjadi fragmen/potongan-potongan yang lebih kecil, (3). Jumlah residu yang
tertinggi setelah pengunyahan.
Winarno (1980), menyatakan bahwa peranan aroma dalam bahan
makanan adalah sangat penting karena aroma merupakan salah satu indeks mutu
yang menentukan penerimaan konsumen. Secara kimia tidak dapat dijelaskan
-
28
senyawa yang menyebabkan aroma yang berbeda karena senyawa-senyawa yang
mempunyai struktur kimia dan gugus fungsional yang hampir sama, terkadang
mempunyai aroma yang sangat berbeda : misalnya mentol. Sebaiknya senyawa
yang sangat berbeda struktur kimianya mungkin menimbulkan aroma yang sama.
2.10 Susu Dalam Pandangan Al-Quran
Semua ciptaan Allah memiliki manfaat dan harus dimanfaatkan. Karena
dengan terungkapnya rahasia rahasia alam melalui hasil penelitian mempertebal
keimanan kepada Allah sebagai pencipta alam semesta ini, juga akan menambah
khazanah pengetahuan tentang alam untuk dimanfaatkan untuk kesejahteraan
umat manusia, dengan meneliti ciptaan Allah antara lain bakteri dan susu kambing
dalam penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia.
Sebagai mana firman Allah SWT An-Nahl 16.66
) u /3s9 y F{$# Zu9 s9 ( / 3) $ e / . t/ 7 ^s 5y u $ t7 9 $ T9%s{ $ Z !$ y t/= j9
66. Artinya: Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya. (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya
Pada ayat ini diterangkan, bahwa dalam binatang ternak itu terdapat
pelajaran yang menandakan akan keesaan yang menciptakannya, seperti susunya
yang berada antara kotoran dan darah, tapi tetap bersih. Hal ini menandakan
bahwa hanya Allah-lah yang berhak untuk disembah dan ditaati. Makna ini juga
yang diterangkan di selain tempat ini, seperti firman-Nya : Al-Muminun 21
-
29
) u /3s9 y F{$# Z u9s9 ( /3) $ i $ p / /3s9 u $ p ut uV x. $p ] u t =. ' s?
21. Artinya: Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan
Menurut Asy-Syanqithi (2007), dijelaskan bahwa pesan ayat ini
merupakan penyampaian Ilahi tentang nikmat-Nya, antara lain ketersediaan air
susu yang terdapat dalam perut binatang ternak yang berada diantara kotoran dan
darah, tetapi tetap bersih dapat digunakan oleh manusia untuk minum.
Dalam tafsir Al-Misbah kata (5y u^ s . t/ ) min bayni fatsinwa
damin/antara sisa-sisa makanan dan darah dipahami oleh para ulama dalam arti
susu berada antara keduannya, karena binatang menyusui apabila telah
mencernakan makanannya, maka apa yang menjadi susu berada pada pertengahan
antara sisa makanan dan darah itu. Yang menjadi darah berada di bagian atas dan
sisa makan berada di bagian bawah. Allah dengan kuasa-Nya memisahkan ketiga
hal itu. Darah dipompa oleh hati dan mengalir melalui pembuluh darah keseluruh
tubuh bersebrangan dengan organ tubuh yang mengalirkan urine dan
mengeliarkan sisa makanan.
Thahir Ibn Asyur menytakan bahwa yang dimaksud dengan kata ( t/)
bayna/antara di sini bukan tempat, tetapi maksudnya adalah bahwa susu bukanlah
darah, karena susu tidak terus menerus mengalir pada salurannya sebagaimana
-
30
darah pada pembuluh darah. Susu mirip dengan sisa makanan, tetapi dia juga
bukan sisa makanan, karena susu adalah sesuatu yang suci, bergizi dan
bermanfaat, tidak seperti halnya kotoran dan urine.
Dalam tafsir Ibnu Katsir firmannya ( $T 9% s{ $ t7 9 7 ^s 5 yu . t/ ) Berupa susu
yang besih antara tahi dan darah maksudnya, wana putihnya, juga rasannya, dan
manisnya benar-benar bersih, yang berada di antara kotoran (tahi) dan darah
dalam perut binatang, yang masing-masing berjalan pada alirannya jika makanan
telah matang dan selesai dicerna di dalam pencernaan. Kemudian darinya, darah
mengalir keseluruh urat, dan susu menuju ke tetek, sedangkan urine ke kandung
kemih, dan kotoran ke rektum. Masing-masing dari semuanya itu tidak ada yang
saling mengkontaminasi satu dengan yang lainnya, tidak juga bercampur setelah
keterpisahannya, serta tidak berubah.
Dalam tafsir Ibnu Katsir firmannya ( / =j9 $Z !$y t / . t/ 7 ^s 5 yu$T 9% s{ $ t7 9 )
Berupa susu yang bersih yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya. Maksudnya, tidak ada seorang pun yang merasa tercekik karena
meminumya. Setelah menyebutkan susu Dia jadikan sebagai minuman umat
manusia dengan sangat mudah, maka Allah Taala menyebutkan pula minuman
yang diambil oleh ummat manusia dari buah kurma dan anggur serta minuman
yang mereka buat dari nabidz sebelum diharamkan.
Para penyusun kitab Tafsir al-Muntakhab dalam tafsir Al-Misbah
menyatakan, terdiri dari sekian pakar Mesir mengompentari proses terjadinya
susu dengan menyatakan bahwa: pada buah dada binatang menyusui terdapat
-
31
kelenjar yang bertugas memproduksi air susu. Melalui urat nadi arteri, kelenjar-
kelenjar itu mendapatkan suplai berupa zat yang terbentuk dari darah dan chyle
(zat-zat dari sari makanan yang telah dicerna) yang keduanya tidak dapat
dikosumsi secar langsung. Selanjutnya kelenjar-kelenjar susu itu menyaring dari
kedua zat itu unsur-unsur penting dalam pembuatan air susu dan mengeluarkan
enzim-enzim yang mengubahnya menjadi susu yang berwarna dan aromanya
sama sekali berbeda dengan zat aslinya. Kata ($Z !$y) sa igham pada mulanya
berarti sesuatu yang mudah masuk ke dalam kerongkongan. Kemudahan yang
dimaksud di sini bukan saja karena susu adalah cairan, tetapi juga karena dia lezat,
bergizi, dan bebas dari aneka bakteri.
-
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi dan perbandingan starter
bakteri Lactobacillus acidophillus dan Bifidubacteria bifidum terhadap kualitas
yoghurt susu kambing ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap)
faktorial, terdiri dari dua faktor dengan 5 kali ulangan.
a. Faktor pertama: konsentrasi (K)
K1 : Konsentrasi Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum 2%
K2 : Konsentrasi Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum 4%
K3 : Konsentrasi Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum 6%
K4 : Konsentrasi Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum 8%
b. Faktor kedua: perbandingan (P)
P1 : Perbandingan Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum 1:1
P2 : Perbandingan Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum 2:1
P3 : Perbandingan Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum 2:3
P4 : Perbandingan Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum 1:3
P5 : Perbandingan Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum 3:1
-
33
Berdasarkan kedua faktor tersebut diperoleh kombinasi perlakuan, sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Kombinasi Perlakuan Konsentrasi dan Perbandingan K
P K1 K2 K3 K4
P1 K1P1 K2P1 K3P1 K4P1
P2 K1P2 K2P2 K3P2 K4P2
P3 K1P3 K2P3 K3P3 K4P3
P4 K1P4 K2P4 K3P4 K4P4
P5 K1P5 K2P5 K3P5 K4P5
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni Juli 2009 di Laboratorium
Mikrobiologi jurusan Biologi UIN Maulana Malik Ibarahim Malang
3.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah hot plate, beacker glass, panci, pengaduk,
termometer, erlenmeyer, mikropipet, tabung reaksi, oven, laminar flow, jarum
ose, bunsen, cawan petri, pH meter, biuret, desikator.
Bahan yang digunakan adalah air susu kambing, media MRS borth, MRS
agar, bakteri Lactobacillus achidophllus, Bifidobacterium bifidum, larutan NaOH,
aquades, alkohol 95%. kambing, aquades, indikator fenolftalin 1%, NaOH 0,1 N,
gelas plastik, kapas, kain kasa, plastik, kertas label.
-
34
3.4 Variabel penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah meliputi konsentrasi satrter
Lactobacillus acidophillus dan Bifdobacteria bifidum 2%, 4%, 6%, 8% dan
perbandingan 1:1, 2:1, 2:3, 1:3, 3:1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
aktifitas BAL dan organoleptik yoghurt yang terdiri dari : uji kadar asam laktat,
pH, kadar air, tingkat kesukaan rasa, warna dan aroma sedangkan variabel
terkendali suhu inkubasi, lama inkubasi, kadar bahan yang diperlukan.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Pembuatan starter
Prosedur pembuatan starter bakteri, sebagai berikut:
1. Dimasukkan isolat bakteri Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium
bifidum dari biakkan murni pada media MRSA sebanyak 100 ml dalam
tabung reaksi dengan cara goresan menggunakan jarum ose.
2. Media kultur diinkubasi selama 48 jam dalam inkubator.
3. Disuspensi dengan aquades steril.
4. Dilakukan penggojokan dengan vortex mixer selama 1 2 menit.
5. Kerapatan sel suspensi bakteri dihitung dengan menggunakan
haemocytometer (Joetono, dkk, 1980; Nur, 2005: 18).
6. Starter dibuat dengan menggunakan media MRS broth dan menggunakan
kultur bakteri Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum yang
telah dipersiapkan pada media MRS agar miring.
7. Media MRS broth steril sebanyak 100 ml dalam erlenmeyer steril diinokulasi
dua ose kultur bakteri Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum
-
35
Media kultur diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37C pada shaker dengan
putaran 125 rpm.
8. Dibuat kurva pertumbuhan bakteri hingga kerapatan mencapai 107 sel/ml
9. Siap digunakan sebagai starter untuk pembuatan yoghurt (Widowati dan
Misgiyarti, 2002).
3.5.2 Pembuatan Yoghurt
Tahapan pembuatan yoghurt dilakukan sebagai berikut :
1. Sterilisasi peralatan
Untuk menghidari terjadinya kontaminasi, maka sebelum melakukan
kerja semua alat harus disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan autoklaf
pada suhu 121 C dengan tekanan 15 psi (Pounds square inch) selam 15 menit
(Waluyo, 2008).
2. Homogenisasi
Proses homogenisasi dimaksudkan untuk mencegah timbulnya lapisan
lemak pada permukaan (Wahyudi dan Sri, 2008). Dilakukan dengan cara susu
6250 ml susu di tempatkan panci di aduk sampai homogen
3. Pasteurisasi
Pasterurisasi dilakukan dengan memanaskan susu di stering kompor gas
dengan sushi 65C selam 15 menit. Tujuan pasteurisasi susu adalah untuk
mencegah penularan penyakit dan mencegah kerusakan karena mikorganisme
(Buckle et al, 1985).
4. Pendinginan
-
36
Setelah dipasteurisasi, susu pasteurisasi dimasukkan kedalam 6
erlemeyer berkapasitas 1000 ml, kemudian erlemeyer tersebut dimasukkan
kedalam air dingin dengan permukaan air dingin sejajar dengan permukaan susu.
Pendinginan dilakukan sampai suhu susu mencapai 30C
5. Inokulasi starter
Setelah perlakuan pasteurisasi dan pendinginan, maka dilakukan proses
inokulasi, yaitu proses penambahan kultur bakteri (Hidayat, dkk, 2006). Starter
bakteri yang digunakan adalah dengan konsentrasi 2%, 4%, 6% dan 8%,
inokulasi starter dilakukan setelah suhu susu mencapai 45C.
6. Inkubasi
Proses fermentasi merupakan kunci keberhasilan dari produk yoghurt.
Fermentasi dilakukan pada suhu ruang 14-16 jam (Anonimous, 2008). Perlakuan
pada masing-masing konsentrasi dilakukan dengan 5 kali ulangan
7. Sesudah 14-16 jam, yoghurt dianalisis tingkat warna, rasa, aroma, total asam,
pH, kadar air.
3.5.3 Uji Organoleptik : warna, aroma dan rasa
Untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk
yoghurt susu kambing yang dihasilkan perlu dilakukan uji organoleptik. Uji
organoleptik dilakukan berdasarkan uji hedonik dengan panelis sebanyak 15
orang, dengan taraf 5 taraf tingkat, yaitu teraf 1- 5: taraf 1 (sangat tidak suka),
teraf 2 (tidak suka), 3 (Biasa), 4 (suka), 5 (sangat suka). Penilaian organoleptik
dilakukan terhadap warna, aroma, rasa (Soekara 2002).
-
37
Teknik pengujian sifat fisika yoghurt meliputi warna, rasa, dan aroma
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Tahap pelaksanaan
a. Dipersiapkan panelis sebanyak 15 orang
b. Dipersiapkan bahan yang diujikan
c. Bahan diletakkan dalam gelas plastik berukuran kecil
2. Tahap pelaksanaan
a. Diberi penjelasan kepada panelis tentang hal prosedur pengujian
b. Panelis dipersilahkan mencicipi rasa, mencium aroma dan melihat warna
yoghurt yang disediakan
c. Uji organoleptik ini menggunakan pilihan nilai dalam bentuk skala 3 dengan
menguji warna, aroma dan rasa
d. Setelah itu, panelis dipersilahkan panelis mengisi angket yang telah disediakan
3.5.4 Kadar Asam Laktat (Ranggana dkk, 1977)
1. 10 ml sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan aquades
sampai tanda batas lalu dihomogenkan dan di saring
2. Filtrat diambil 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
3. Ditambahkan 2-3 tetes indikator pp
4. Dititrasi dengan larutan 0,1 N NaoH sampai warna tersebut tidak hilang selama
30 detik
5. Pada akhir titrasi dihitung jumlah NaOH yang digunakan
-
38
Kadar Asam Laktat (%) =
3.6.2 Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter (Hadiwiyoto, 1994).
3.6.3 Penentuan Kadar Air (Soedarmadji dkk, 1977)
1. Botol timbang dimasukkan ke dalam oven (105 C selam 24 jam kemudian
dimasukkan ke dalam desikator selam 30 menit, setelah itu ditimbang dengan
menggunakan timbangan analitik (X gram).
2. Sampel yang sudah dihaluskan ditimbang (y gram), kemudian dimasukkan ke
dalam botol timbang yang sudah diketahui beratnya
3. Sampel dalam botol timbang dimasukkan dalam oven 105C selam 4 jam,
kemudian didinginkan dalam desikator selam 30 menit, sampel yang sudah
dingin ditimbang. Perlakuan ini di ulang-ulang sampai tercapai berat konstan (z
gram), yaitu selisih penimbangan berat sampel berturut-turut kurang dari 0,2
gram
4. Kadar air dihitung dengan rumus
V NaOH x N NaOH x fp xBM asam laktat X 100 %
W
(X - Y) + (Z-x)
x-y
X 100 %
-
39
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan ANAVA Two-Way.
Jika F hitung > F tabel 0,05% berarti terdapat pengaruh konsentrasi Lactobacillus
acidophilus dan Bifidobacterium bifidum terhadap kualitas susu kambing
kemudian dilanjutkan uji beda nyata terkecil (UJD) 5 %, dan uji organoleptik
warna, rasa, aroma dengan menggunakan Uji Kruskal Walis.
-
40
Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Yoghurt
Susu Kambing
Pasteurisasi 65o 15 menit
Didinginkan 45oC 15 menit
Inokulasi starter
Inkubasi 14 jam
Yoghurt
L. acidophilus B. bifidum
Suhu 45oC
Analisis kimia : pH Kadar asam laktat Kadar air
Analisis Organoleptik : Warna Rasa Aroma
-
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Konsentrasi dan Perbandingan Terhadap Sifat Kimia Yoghurt
4.1. Pengaruh Konsentrasi Kultur Starer Lactobacillus acidophilus dan
Bifidobacteria bifidum Terhadap pH
Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa F
hitung > Ftabel yang berarti terdapat pengaruh konsentrasi L. acidophilus dan B.
bifidum terhadap pH yoghurt. Data hasil pengamatan dengan persentase pH
yoghurt selengkapnya dicantumkan pada lampiran 1 (a). Selanjutnya di uji
Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5% disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pengaruh Konsentrasi Kultur Starter Bakteri L.acidophilus dan B.bifidum terhadap pH
Konsentrasi pH 2% 5, 080 a 4% 5, 000 b 6% 4, 968 b 8% 4,192 c
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5 %.
Berdasarkan uji lanjut DMRT 5% pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa
makin tinggi konsentrasi starter, makin rendah keasamanya. Penurunan pH
signifikan dengan penambahan konsentrasi dari (2%) menjadi (4%), (6%) menjadi
(8%) dan (8%) menjadi (2%) sedangkan (4%) menjadi (6%) berdasarkan
perhitungan statistik tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi 8%
memberikan pH yang paling rendah, dikarenakan L. acidophillus dan B. bifidum
menghidrolisis laktosa susu menjadi asam laktat, sehingga menurunkan pH
-
42
yoghurt susu kambing. Berdasarkan SNI 01-2981-1992 derajat keasaman yang
sebaiknya dicapai oleh yoghurt 4-4,5. Hal ini diperkuat pendapat Eckles et al
(1980), suasana asam pada yoghurt diakibatkan oleh proses fermentasi susu yaitu
perubahan laktosa menjadi asam laktat, Axelsson (1998) menambahkan, asam
laktat yang diproduksi merupakan hasil dari pemecahan glukosa melalui jalur
glikolisis untuk bakteri asam laktat yang bersifat homofermentatif.
4.2 Pengaruh Konsentasri Kultur Starer Lactobacillus acidophilus dan
Bifidobacteria bifidum Terhadap Kadar Asam Laktat
Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa F
hitung > Ftabel yang berarti terdapat pengaruh konsentrasi L. acidophilus dan B.
bifidum terhadap pH yoghurt. Data hasil pengamatan dengan persentase pH
yoghurt selengkapnya dicantumkan pada lampiran 3 (a). Selanjutnya di uji
Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5% disajikan pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Pengaruh Konsentrasi L. acidphillus dan B. bifidum terhadap Kadar Asam Laktat
Konsentrasi Rata-rata Total asam (%) 2% 1,03 a 4% 1,16 b 6% 1,19 b 8% 1,23 b
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5 %.
Berdasarkan uji DMRT 5% pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa makin
tinggi konsentrasi starter, makin tinggi asam laktat. Peningkatan asam laktat
signifikan dengan pertambahan konsentrasi dari 2% menjadi 4%, sedangkan
peningkatan asam laktat pada konsentrasi starter 6% menjadi 8% berdasarkan
-
43
perhitungan statistik tidak signifikan. Hal ini berarti dengan konsentrasi stater 4%
sudah dapat memberikan produksi asam laktat yang paling efektif.
Bedasarkan SNI 01-2981-1992 kadar asam laktat yang sebaiknya dicapai
oleh yoghurt 0,5-2,0 %. Hal ini diperkuat pendapat (Purnomo, 2007), menyatakan
bahwa bakteri asam laktat termasuk sejumlah bakteri yang menghasilkan asam
laktat sebagai hasil akhir dari metabolisme laktosa (gula susu). Koswara (1995),
menambahkan bahwa laktosa dihidrolisis oleh kedua bakteri menjadi asam piruvat
yang akhirnya dirubah menjadi asam laktat dan semakin tinggi konsentrasi
menyebabkan pH semakin menurun.
4.3 Pengaruh Konsentrasi Kultur Starer Lactobacillus acidophilus dan
Bifidobacteria bifidum Terhadap Kadar Air Yoghurt.
Berdasarkan analisis variansi (ANAVA) menunujkkan bahwa Fhitung <
Ftabel 1.189 < 2.72 tidak ada pengaruh L. acidophilus dan B. bifidum sehingga
tidak dilanjutkan uji DMRT 5%. Untuk selengkapnya dapat dilampiran 2 (a). Hal
ini disebabkan pada jalur Embeden Meyerhoff Bakateri asam laktat tidak hidrolisis
air tetapi, kadar air terjadi karena akibat dari L. acidophilus dan B. bifidum
menghasilkan asam laktat sehingga terjadi penggumpalan protein susu dan
membebaskan air. Terbebasnya air menjadikan peningkatan kadar air, tetapi
peningkatan kadar air, perlakuan antara konsentrasi 2% sampai 8% tidak signifikan.
Hal ini diperkuat oleh Purnomo (2007), pemisahan air terjadi, karena aktivitas
BAL menghasilkan enzim proteolitik menjadikan suasana asam dan terjadi
penggumpalan.
-
44
4.4 Pengaruh Perbandingan Kultur Starter Lactobacillus acidophilus dan
Bifidobacteria bifidum Terhadap pH Yoghurt
Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa F
hitung > Ftabel yang