05. BAB 01 - Pendahuluan

5
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusunan UKL dan UPL 1.1.1. Identitas Pemrakarsa a. Nama Pemrakarsa: PT Indonesia Power b. Penanggung Jawab : Ir. Djuwarno, MM. c. Alamat : Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 18 Jakarta 12950 Telepon : (021) 526 7666 Fax : (021) 525 1923 1.1.2. Identitas Penyusun UKL/UPL a. Nama Perusahaan : LPM UNSOED b. Penanggung Jawab : Prof. Drs. M. Tholib c. Alamat : Jl. Dr Suparno Karangwangkal Purwokerto 53123 Telepon : (0281) 634519 Fax : (0281) 634519 Tim Penyusun UKL/UPL Ketua Tim : Ir. Djoko Santoso (Sertfikat Amdal A, B dan C) Ahli Lingkungan : Dr. Suwarso, M.Si (Sertfikat Amdal A dan B) Ahli Hidrologi : Ir. Koko Margo Susilo (Sertfikat Amdal A dan B) Ahli Biologi : Drs. Hery Pratiknyo, M.Si (Sertfikat Amdal A dan B) UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4 I - 1

description

BAGUS

Transcript of 05. BAB 01 - Pendahuluan

R

Bab I

Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusunan UKL dan UPL

1.1.1. Identitas Pemrakarsa

a.Nama Pemrakarsa:PT Indonesia Power

b. Penanggung Jawab:Ir. Djuwarno, MM.

c. Alamat: Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 18

Jakarta 12950

Telepon:(021) 526 7666

Fax:(021) 525 1923

1.1.2. Identitas Penyusun UKL/UPL

a. Nama Perusahaan: LPM UNSOED

b. Penanggung Jawab: Prof. Drs. M. Tholib

c. Alamat: Jl. Dr Suparno Karangwangkal

Purwokerto 53123

Telepon:(0281) 634519

Fax:(0281) 634519

Tim Penyusun UKL/UPL

Ketua Tim: Ir. Djoko Santoso (Sertfikat Amdal A, B dan C)

Ahli Lingkungan: Dr. Suwarso, M.Si (Sertfikat Amdal A dan B)

Ahli Hidrologi: Ir. Koko Margo Susilo (Sertfikat Amdal A dan B)

Ahli Biologi: Drs. Hery Pratiknyo, M.Si (Sertfikat Amdal A dan B)

Ahli Sosial Ekonomi: Drs. Tri Sugiarto, M.Si (Sertfikat Amdal A dan B)

1.2. Latar Belakang Rencana Kegiatan

Pembangunan ketenaga-listrikan di Indonesia pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik di perkotaan maupun di perdesaan. Untuk itu pembangunan sarana dan prasarana tenaga listrik perlu terus ditingkatkan, disertai dengan pengelolaan efisien. Pembangunan ketenaga-listrikan meliputi pembangkit tenaga listrik, saluran udara, hingga distribusi sampai kepada para pelanggan.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger, Banyumas merupakan PLTA peninggalan pemerintahan Belanda, yang dibangun pada tahun 1939 dengan memanfaatkan potensi sumberdaya air Sungai Banjaran dan mata air Sorobadag untuk membangkitkan listrik dengan kapasitas terpasang 8,0 MW, yang terdiri dari 3 Unit pembangkit, 2 x 3,5 MW dan 1 x 1,0 MW. Berlandaskan pada kondisi tersebut, PT PLN (Persero) merencanakan untuk melakukan pembangunan PLTA Ketenger Unit 4 yang tujuan utamanya adalah meningkatkan kapasitas terpasang, meningkatkan daya energi,, memperpanjang umur operasi PLTA Ketenger hingga jangka waktu tertentu (life time), dan meningkatkan efisiensi serta keandalan pembangkit listrik.

Rencana peningkatan kapasitas terpasang adalah dengan pemanfaatan air tail race PLTA Ketenger Unit 1, 2, dan 3, sehingga diperoleh tambahan energi listrik sebesar 500 kW. Pada tahap selanjutnya PLTA Ketenger Unit 1,2, 3 dan 4 merupakan satu kesatuan pembangkit listrik. Mengingat kegiatan PLTA Unit 4 lebih kecil dari 50 MW, maka berdasarkan KepMENLH Nomor: 17/MENLH/2001, tidak diwajibkan melakukan studi AMDAL akan tetapi harus dilengkapi dengan studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Hal ini sesuai dengan peraturan dalam PP Nomor 27/1999 dan KepMENLH Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan UKL dan UPL.

1.3. Maksud dan Tujuan Studi

Maksud dilaksanakannya studi UKL dan UPL PLTA Ketenger Unit 4 adalah :

Membantu pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pembangunan PLTA Ketenger terutama untuk Unit 4.

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap perencanaan rinci untuk kegiatan pembangunan PLTA Ketenger secara keseluruhan.

Tujuan studi UKL dan UPL adalah untuk :

Mengidentifikasi rencana pembangunan PLTA Ketenger Unit 4 yang meliputi kegiatan prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi, terutama yang akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.

Mengidentifikasi rona lingkungan yang akan terkena dampak dari pembangunan PLTA Ketenger Unit 4 dan mengindentifikasi kemungkinan dampak lingkungan yang akan timbul akibat kegiatan tersebut.

Menetapkan kegiatan yang perlu dilakukan guna mencegah dan mengelola dampak yang timbul, termasuk pula penanganan dan penanggulangan keadaan darurat.

Menetapkan kegiatan pemantauan yang perlu dilakukan guna mengetahui efektifitas pengelolaan dampak dan ketaatan terhadap peraturan di bidang lingkungan hidup.

Mengintegrasikan kegiatan PLTA Ketenger secara keseluruhan yaitu untuk Unit 1, 2, 3 dan 4.

1.4. Dasar Hukum

Dasar hukum yang melandasi kegiatan UKL dan UPL adalah :

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenaga-listrikan.

Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-undang RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1899.K/MPE/1994 tentang Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Tenaga Listrik.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 390.K/008/MPE /1995 tentang Pedoman Teknis Penyusunan UKL dan UPL Kegiatan Air Bawah Tanah.

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 189.K/088/1995 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan untuk Kegiatan Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi, serta Listrik dan Pengembangan Energi.

Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 1457 K/28/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup Nomor 31/SE/MENLH/6/1987 tentang Prosedur Penanggulangan Kasus Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.

Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi Nomor 75.12/008/600.2/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan atas Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tenaga Listrik.

Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 01 tahun 1990 tentang Pengelolaan Lingkungan di Propinsi Jawa Tengah.

Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup.

Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2001, tentang Baku Mutu Udara Ambien di Propinsi Jawa Tengah.

Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 8 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 22 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Keputusan Bupati Banyumas Nomor 57 Tahun 2002 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan Wajib Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) - Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPLH) Kabupaten Banyumas.

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4I - 3