04pn31

16
 PUTUSAN Nomor 31/Pailit/2004/PN.Niaga.Jkt.Ps t. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengad ilan Nia ga pad a Pengad ilan Negeri Jak art a Pusat yan g memerik sa dan men gadili per kar a Kepail itan pada tingkat Pertama, telah menjatuhk an putus annya sebagai berik ut dalam perkara Kepai litan antara : PT. LOBUNTA KENCANA RAYA, beralamat di Jl. Pintu Air No. 318 Jakarta Pusat, dalam hal ini memilih kedudukan Hukum pada Law Office Wiratno & Partners, Jl. Tiang Bendera III No. 52-1, Roa Malaka, Jakarta Barat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 22 Juni 2004, selanjutnya disebut sebagai : PEMOHON ; M e l a w a n PT. BUKIT SENTUL, Tbk, ber ala mat di Jl. Bukit Sentul - Bog or (16810 ), dal am hal ini memilih kedudukan Hukum pada Kantor Advokat & Pengacara Burni, SH & Rekan, berkantor di Gedung Menara Sudirman Lantai 25, Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 13 Agustus 2004, selanjutnya disebut sebagai : TERMOHON ; Pengadilan Niaga tersebut ; Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini ; Telah mendengar kedua belah pihak yang berperkara melalui Kuasa Hukumnya ; TENTANG DUDUK PERKARA : Menimbang, bahwa Pemohon dalam Surat Permohonan ter-tanggal 2 Agustus 2004, yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 2 Agustus 2004 dengan Register Perkara Nomor: 31/ PAILIT/2004/ PN.NIAGA.JKT.PST yang pada pokoknya mengemukakan hal- hal sebagai berikut : 1. Bah wa ant ara PT. LOBUNTA KENCANA RAYA (Pemo hon Pa ilit ) deng an PT. BUKIT SENTUL, Tbk (Te rmo hon Pai lit ) tel ah ter ika t 5 (lima) Surat Perj anj ian Ker ja (SPK), yang int inya ada lah Termohon Pailit memberikan pekerjaan kepada Pemohon Pailit (selaku Kontraktor) untuk mengerjakan  pembangunan proyek di kawasan perumahan Bukit Sentul-Bogor; 2. Bahwa k e-5 (l ima) Su rat Perj anjian Kerja ya ng dita ndata ngani antara Pemoho n Paili t denga n Termo hon Pailit adalah: 2.1. SPK No. Kontr ak 350.3.1/ 1.21D/BS/XI /2001 , terta nggal 8 Nopemb er 2001 untuk melak sanak an  pekerjaan Grading, Retaining Wall dan Saluran Taman Andalusia-Bukit Sentul,  perjanjian ini memiliki waktu jatuh tempo pembayaran 30 hari setelah tanggal penagihan (Bukti P-1) ; 2.2. SPK No. Kontr ak 167.3.1/1 .21E/B S/VIII /2002 , tertan ggal 1 Agus tus 2002 untuk melaksanak an  pe ker jaan Gradi ng dan Retain ing Wall Empire Park Blo k B, R21 Clus ter 3 - Buk it Sentul ,  pe rjanji an ini mem ilik i wak tu jatu h tempo pem bay ara n maxima l 60 har i set ela h tan gga l  penagihan (Bukti P-2); 2.3 . SPK No. Kontra k 024 .3. 1/1.21 M/BS/VI /2003, ter tangga l 27 Jun i 200 3 unt uk mel aks ana kan  pekerjaan Grading dan Retaining Wall di Taman Equator - Bukit Sentul,  perjanjian ini memiliki waktu jatuh tempo pembayaran maximal 45 hari setelah tanggal penagihan (Bukti P-3) ; 2.4. SPK No. Kontr ak 032.3.1/1 .00/BS/VIII /2003 , tertan ggal 15 Agus tus 2003 untuk melaks anaka n  pekerjaan Saluran Pipa diameter 1650 mm, Manhole, SEP & Head Wall di Taman Equator - Bukit Sentul,  perjanjian ini memiliki waktu jatuh tempo pembayaran maximal 60 hari setelah tanggal  penagihan (Bukti P-4); 1

Transcript of 04pn31

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 1/16

 

PUTUSAN

Nomor 31/Pailit/2004/PN.Niaga.Jkt.Pst.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN

KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara

Kepailitan pada tingkat Pertama, telah menjatuhkan putusannya sebagai berikut dalam perkara Kepailitan

antara :

PT. LOBUNTA KENCANA RAYA, beralamat di Jl. Pintu Air No. 318 Jakarta Pusat, dalam hal ini

memilih kedudukan Hukum pada Law Office Wiratno & Partners, Jl. Tiang Bendera III No. 52-1,

Roa Malaka, Jakarta Barat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 22 Juni 2004, selanjutnya

disebut sebagai : PEMOHON ;

M e l a w a n

PT. BUKIT SENTUL, Tbk, beralamat di Jl. Bukit Sentul - Bogor (16810), dalam hal ini memilih

kedudukan Hukum pada Kantor Advokat & Pengacara Burni, SH & Rekan, berkantor di Gedung MenaraSudirman Lantai 25, Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 13

Agustus 2004, selanjutnya disebut sebagai : TERMOHON ;

Pengadilan Niaga tersebut ;

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini ;

Telah mendengar kedua belah pihak yang berperkara melalui Kuasa Hukumnya ;

TENTANG DUDUK PERKARA :

Menimbang, bahwa Pemohon dalam Surat Permohonan ter-tanggal 2 Agustus 2004, yang terdaftar di

Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 2 Agustus 2004 dengan

Register Perkara Nomor: 31/ PAILIT/2004/ PN.NIAGA.JKT.PST yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa antara PT. LOBUNTA KENCANA RAYA (Pemohon Pailit) dengan PT. BUKIT SENTUL,

Tbk (Termohon Pailit) telah terikat 5 (lima) Surat Perjanjian Kerja (SPK), yang intinya adalah

Termohon Pailit memberikan pekerjaan kepada Pemohon Pailit (selaku Kontraktor) untuk mengerjakan

 pembangunan proyek di kawasan perumahan Bukit Sentul-Bogor;

2. Bahwa ke-5 (lima) Surat Perjanjian Kerja yang ditandatangani antara Pemohon Pailit dengan Termohon

Pailit adalah:

2.1. SPK No. Kontrak 350.3.1/1.21D/BS/XI/2001, tertanggal 8 Nopember 2001 untuk melaksanakan

 pekerjaan Grading, Retaining Wall dan Saluran Taman Andalusia-Bukit Sentul,   perjanjian ini

memiliki waktu jatuh tempo pembayaran 30 hari setelah tanggal penagihan (Bukti P-1) ;2.2. SPK No. Kontrak 167.3.1/1.21E/BS/VIII/2002, tertanggal 1 Agustus 2002 untuk melaksanakan

  pekerjaan Grading dan Retaining Wall Empire Park Blok B, R21 Cluster 3 - Bukit Sentul,

  perjanjian ini memiliki waktu jatuh tempo pembayaran maximal 60 hari setelah tanggal 

 penagihan (Bukti P-2);

2.3. SPK No. Kontrak 024.3.1/1.21M/BS/VI/2003, tertanggal 27 Juni 2003 untuk melaksanakan

 pekerjaan Grading dan Retaining Wall di Taman Equator - Bukit Sentul,  perjanjian ini memilikiwaktu jatuh tempo pembayaran maximal 45 hari setelah tanggal penagihan (Bukti P-3);

2.4. SPK No. Kontrak 032.3.1/1.00/BS/VIII/2003, tertanggal 15 Agustus 2003 untuk melaksanakan

 pekerjaan Saluran Pipa diameter 1650 mm, Manhole, SEP & Head Wall di Taman Equator - Bukit

Sentul,  perjanjian ini memiliki waktu jatuh tempo pembayaran maximal 60 hari setelah tanggal  penagihan (Bukti P-4);

1

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 2/16

 

2.5. SPK No. Kontrak 037.3.1/1.00/BS/IX/2003, tertanggal 5 September 2003 untuk melaksanakan

 pekerjaan Perlindungan Lereng Sungai Cikeas di Taman Equator -Bukit Sentul,   perjanjian inimemiliki waktu jatuh tempo pembayaran maximal 60 hari setelah tanggal penagihan (Bukti P-5);

3. Bahwa pekerjaan yang telah diberikan oleh Termohon Pailit kepada Pemohon Pailit berdasarkan surat-

surat perjanjian kerja (Vide; Bukti P-1 sampai Bukti P-5) tersebut telah dilaksanakan sepenuhnya oleh

Pemohon Pailit dan sampai permohonan pailit ini didaftarkan (sampai saat ini) tidak ada sengketa atas

 surat-surat perjanjian kerja tersebut ;

4. Bahwa dasar dari diajukannya permohonan pailit ini adalah tidak adanya kemampuan Termohon Pailit untuk membayar utang secara tunai dan sekaligus, atas utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih;

5. Bahwa Termohon Pailit telah mengakui memiliki utang (pokok setelah ditambah Pajak Pertambahan

 Nilai (PPn) dan penalty keterlambatan pembayaran terhadap utang yang telah jatuh tempo per tanggal

31 Mei 2004) adalah sebesar Rp. 6.927.292.111,- (terbilang: Enam Milyard Sembilan Ratus Dua Puluh

Tujuh Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Seratus Sebelas Rupiah) (Bukti P-6);

6. Bahwa rincian utang pokok ditambah PPn dari Termohon Pailit yang telah jatuh tempo, ditagih dan

tidak terbayar, per tanggal 31 Mei 2004, sebagai berikut:

6.1. Kontrak No. 350.3.1/1.21D/BS/XI/2001 (Vide: Bukti P-1) utang yang belum dibayar sebesar Rp.496.795.932,-;

6.2. Kontrak No. 167.3.1/1.21E/BS/VIII/2002 (Vide: Bukti P-2) utang yang belum dibayar sebesar Rp.

4.154.699.746,-;

6.3. Kontrak No. 024.3.1/1.21M/BS/VI/2003 (Vide: Bukti P-3) utang yang belum dibayar sebesar Rp.

623.377.128,-;

6.4. Kontrak No. 032.3.1/1.00/BS/VIII/2003 (Vide: Bukti P-4) utang yang belum dibayar sebesar Rp.

350.577.540,-;

6.5. Kontrak No. 037.3.1/1.00/BS/IX/2003 (Vide: Bukti P-5) utang yang belum dibayar sebesar Rp.

386.114.152,-;

6.6. Sehingga jumlah total utang Termohon Pailit setelah PPn per tanggal 31 Mei 2004 adalah Rp.

6.011.564.498,- (terbilang: Enam Milyard Sebelas Juta Lima Ratus Enam Puluh Empat Ribu

Empat Ratus Sembilan Puluh Delapan Rupiah);

6.7. Bahwa selain utang per 31 Mei 2004 tersebut telah disetujui perhitungkan penalty keterlambatan

  pembayaran per 31 Desember 2003 sebesar Rp. 1.003.634.826,- dan atas penalty tersebut

Termohon Pailit telah membayar Rp. 87.907.213,- sehingga Termohon Pailit masih berhutang

 pembayaran atas penalty sebesar Rp. 915.727.613,- (Terbilang: Sembilan Ratus Lima Belas Juta

Tujuh Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Enam Ratus Tiga Belas Rupiah);

6.8. Bahwa oleh karenanya dapat dibuktikan secara sederhana bahwa Termohon Pailit memiliki utang

kepada Pemohon Pailit sebesar utang pokok per 31 Mei 2004+Penalty per 31 Desember 2003 =

Rp. 6.011.564.498,- + Rp. 915.727.613, Rp. 6.927.292.111,- (terbilang: Sembilan Puluh Dua RibuSeratus Sebelas Rupiah)

. Jumlah hutang ini sesuai dengan pengakuan Termohon Pailit (Vide:

Bukti P-6);

7. Bahwa rincian utang pokok Termohon Pailit berdasarkan masing-masing kontrak (SPK) dan termynasi

 penagihan yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar ( Note: uraian dari butir 6.1 sampai butir 6.5)

adalah sebagai berikut:

7.1. Bahwa Kontrak No. 350.3.1/1.21D/BS/XI /2001 dengan masa jatuh tempo 30 hari setelah

 penagihan (Vide: Bukti P-1) berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pelaksanaan

Pekerjaan (Bukti P-7) nilai prestasi yang dapat dibayarkan sebesar Rp. 3.641.825.989,73,- (note: perhitungan nilai prestasi tersebut sudah termasuk PPh namun belum termasuk PPn);

7.1.1. Bahwa dari utang tersebut Termohon Pailit membayar hingga 9 (sembilan) termyn danmasih ada utang termyn-termyn yang belum dibayar dengan total tagihan setelah dikeluarkan

PPh dan ditambah PPn sebesar Rp. 496.795.932,- dengan rincian sebagai berikut:

  sesuai naskah asli

2

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 3/16

 

7.1.1.1. Untuk tagihan Termyn ke IX sebesar Rp. 392.334.686,- ditagih tanggal 12

 November 2002 memiliki jatuh tempo pada tanggal 12 Desember 2002 telah dibayar 

sebesar Rp. 371.749.022,- sehingga dari Termyn ke IX tersebut Termohon Pailit masih

 berhutang sebesar Rp. 20.585.664,- (Bukti P-8)

7.1.1.2. Untuk tagihan Termyn ke X sebesar Rp. 275.870.466,- ditagih tanggal 4 Maret 2003

memiliki jatuh tempo pada tanggal 4 April 2003 belum dibayar sama sekali oleh

Termohon Pailit (Bukti P-9);

7.1.1.3. Untuk tagihan Termyn ke XI sebesar Rp. 3.681.198,- ditagih tanggal 3 Juli 2003memiliki jatuh tempo pada tanggal 3 Agustus 2003 belum dibayar sama sekali oleh

Termohon Pailit (Bukti P-10);

7.1.1.4. Untuk tagihan Termyn ke XII sebesar Rp. 196.658.604,- ditagih tanggal 19 Maret

2004 memiliki jatuh tempo pada tanggal 19 April 2004 belum dibayar sama sekali oleh

Termohon Pailit (Bukti P-11);

7.2. Bahwa Kontrak No. 167.3.1/1.21E/BS/VIII/2002 dengan masa jatuh tempo maximal 60 hari

setelah tanggal penagihan (Vide: Bukti P-2) berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan

Pelaksanaan Pekerjaan (Bukti P-12) nilai prestasi yang dapat dibayarkan sebesar Rp.

4.465.789.782,13,- (note: perhitungan nilai prestasi ter-sebut sudah termasuk PPh namun belumtermasuk PPn);

7.2.1. Bahwa dari tagihan tersebut Termohon Pailit telah membayar hingga termyn ke III dan

selebihnya dari termyn ke IV hingga termyn ke XIV tagihan   setelah dikeluarkan PPh danditambah PPn sebesar Rp. 4.154.699.746,- tidak dibayar sama sekali dengan rincian sebagai

 berikut:

7.2.1.1. Untuk tagihan Termyn ke IV sebesar Rp. 920.398.715,- ditagih tanggal 8 Nopember 

2002 memiliki jatuh tempo tanggal 8 Januari 2003 (Bukti P13) ;

7.2.1.2. Untuk tagihan Termyn ke V sebesar Rp. 720.249.204,- ditagih tanggal 28

 Nopember 2002 memiliki jatuh tempo tanggal 28 Januari 2003 (Bukti P-14);

7.2.1.3. Untuk tagihan Termyn ke VI sebesar Rp. 311.468.484,- ditagih tanggal 10 Januari2003 memiliki jatuh tempo tanggal 12 Maret 2003 (Bukti P15) ;

7.2.1.4. Untuk tagihan Termyn ke VII sebesar Rp. 418.485.421,- ditagih tanggal 17 Pebruari

2003 memiliki jatuh tempo tanggal 19 April 2003 (Bukti P16) ;

7.2.1.5. Untuk tagihan Termyn ke VIII sebesar Rp. 233.713.534,- ditagih tanggal 5 Maret

2003 memiliki jatuh tempo tanggal 5 Mei 2003 (Bukti P-17);

7.2.1.6. Untuk tagihan Termyn ke IX sebesar Rp. 95.081.947,- ditagih tanggal 9 April 2003

memiliki jatuh tempo tanggal 9 Juni 2003 (Bukti P-18);

7.2.1.7. Untuk tagihan Termyn ke X sebesar Rp. 265.788.573,- ditagih tanggal 7 Mei 2003

memiliki jatuh tempo tanggal 7 Juli 2003 (Bukti P-19);

7.2.1.8. Untuk tagihan Termyn ke XI sebesar Rp. 92.460.073,- ditagih tanggal 4 Juni 2003

memiliki jatuh tempo tanggal 4 Agustus 2003 (Bukti P-20);

7.2.1.9. Untuk tagihan Termyn ke XII sebesar Rp. 679.518.473,- ditagih tanggal 1 Agustus

2003 memiliki jatuh tempo tanggal 1 Oktober 2003 (Bukti P-21) ;

7.2.1.10. Untuk tagihan Termyn ke XIII sebesar Rp. 106.399.925,- ditagih tanggal 3 Pebruari

2004 memiliki jatuh tempo tanggal 5 April 2004 (Bukti P-22);

7.2.1.11. Untuk tagihan Termyn ke XIV (Retensi) sebesar Rp. 241.135.397,- ditagih tanggal

16 April 2004 memiliki jatuh tempo tanggal 16 Juni 2004 (Bukti P-23);

7.3. Bahwa Kontrak No. 024.3.1/1.21M/BS/VI/2003 dengan masa jatuh tempo 45 hari setelah tanggal

 penagihan (Vide: Bukti P-3) berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan PelaksanaanPekerjaan (Bukti P-24) nilai total prestasi pekerjaan yang dapat dibayarkan sebesar Rp.

637.614.328.18,- (note: perhitungan nilai prestasi tersebut sudah termasuk PPh namun belumtermasuk PPn)

3

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 4/16

 

7.3.1. Bahwa dari utang tersebut Termohon Pailit sama sekali tidak pernah melakukan

 pembayaran utangnya;

7.3.2. Bahwa rincian utang Termohon Pailit yang telah jatuh tempo dan belum dibayar per 

tanggal 31 Mei 2004 setelah perhitungan tagihan dikeluarkan PPh dan ditambah PPn adalah :

7.3.2.1. Untuk tagihan Termyn ke I sebesar Rp. 558.717.876,- ditagih tanggal 8 Oktober 

2003 memiliki jatuh tempo pada tanggal 24 Nopember 2003 (Bukti P-25) ;

7.3.2.2. Untuk tagihan Termyn ke II sebesar Rp. 64.659.252,- ditagih tanggal 23 Desember 

2003 memiliki jatuh tempo pada tanggal 10 Pebruari 2004 (Bukti P-26);

7.3.2.3. Sehingga jumlah utang Termohon Pailit untuk kontrak kerja tersebut per tanggal 31

Mei 2004 setelah perhitungan tagihan dikeluarkan PPh dan ditambah PPn adalah Rp.

623.377.128,-

7.3.2.4. Bahwa selain utang tersebut, Termohon Pailit belum membayar utang Termyn ke III

sebesar Rp. 30.815.173, (Bukti P-27) dan utang termyn ke IV (Retensi) sebesar Rp.

34.431.174,- (Bukti P-28) yang masing-masing ditagih pada tanggal 14 Mei 2004

memiliki jatuh tempo pada tanggal 28 Juni 2004;

7.4. Bahwa untuk Kontrak No. 032.3.1/1.00/BS/VIII/2003 dengan masa tenggang jatuh tempo 60 hari

setelah tanggal penagihan (Vide: Bukti P-4) berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan

Pelaksanaan Pekerjaan (Bukti P-29) nilai prestasi pekerjaan yang dapat dibayarkan sebesar Rp.

389.594.272.73,- (note: perhitungan nilai prestasi tersebut sudah termasuk PPh namun belumtermasuk PPn);

7.4.1. Bahwa Termohon Pailit sama sekali tidak pernah melakukan pembayaran utang tersebut;

7.4.2. Bahwa rincian utang Termohon Pailit setelah perhitungan tagihan dikeluarkan PPh dan

ditambah PPn sesuai termyn per tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut:

7.4.2.1. Untuk tagihan Termyn ke I sebesar Rp. 346.024.829,- ditagih tanggal 27 Desember 

2003 (Bukti P-30);

7.4.2.2. Untuk tagihan Termyn ke II sebesar Rp. 4.552.711,- ditagih tanggal 22 Desember 2003 memiliki jatuh tempo pada tanggal 22 Pebruari 2004 (Bukti P-31);

7.4.2.3. Sehingga jumlah utang setelah PPn Termohon Pailit per 31 Mei 2004 sebesar Rp.

350.577.540,

7.4.2.4. Bahwa selain utang per tanggal 31 Mei 2004 tersebut, Termyn ke III sebesar Rp.

49.146.183, setelah pajak (Bukti P-32) dan utang Termyn ke IV (Retensi) sebesar Rp.

21.038.091,- (Bukti P-33) yang masing-masing ditagih pada tanggal 14 Mei 2004

memiliki tanggal jatuh tempo 14 Juli 2004 juga tidak dibayar oleh Termohon Pailit;

7.5. Bahwa Kontrak No. 037.3.1/1.00/BS/IX/2003 dengan masa tenggang jatuh tempo 60 hari setelah

tanggal penagihan (Vide: Bukti P-5) berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan

Pelaksanaan Pekerjaan (Bukti P-34) prestasi pekerjaan yang dapat dibayarkan sebesar Rp.

572.147.808.40,- (note: perhitungan nilai prestasi tersebut sudah termasuk PPh namun belumtermasuk PPn);

7.5.1. Bahwa dari utang tersebut Termohon Pailit sama sekali tidak pernah membayar 

utangnya;

7.5.2. Bahwa rincian utang Termohon Pailit yang jatuh tempo per tanggal 31 Mei 2004

dihitung setelah perhitungan tagihan dikeluarkan PPh dan ditambah PPn adalah sebagai

 berikut:

7.5.2.1. Untuk tagihan Termyn ke I sebesar Rp. 396.389.642,- ditagih tanggal 23 Oktober 

2003 sehingga jatuh tempo pada tanggal 23 Desember 2003 karena ada persetujuan

 pengalihan sebagian utang ke Sub Kontraktor (Bukti P-35) sebesar Rp. 200.909.500,

maka sisa tagihan Termyn ke I tinggal sebesar Rp. 195.480.142,(Bukti P-36);

7.5.2.2. Untuk tagihan Termyn ke II sebesar Rp. 190.634.010,- ditagih tanggal 23 Desember 

2003 memiliki jatuh tempo pada tanggal 23 Pebruari 2004 (Bukti P-37);

4

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 5/16

 

7.5.2.3. Sehingga jumlah utang setelah PPn Termohon Pailit per tanggal 31 Mei 2004

sebesar Rp. 385.114.152,

7.5.2.4. Bahwa selain utang per 31 Mei 2004 tersebut, tagihan Termyn ke III (Retensi)

sebesar Rp. 30.895.981,- ditagih tanggal 14 Mei 2004 sehingga tanggal jatuh tempo pada

tanggal 14 Juli 2004 (Bukti P-38) juga tidak dibayar oleh Termohon Pailit;

8. Bahwa rincian-rincian utang pokok Termohon Pailit per tanggal 31 Mei 2004 tersebut sesuai dengan

lampiran Bukti P-6, oleh karenanya dapat dibuktikan bahwa perhitungan tagihan per kwitansi

 penagihan tidak ada sengketa atau permasalahan terhadap jumlah nilai tagihan;

9. Bahwa jumlah utang Termohon Pailit per 31 Mei 2004 sebesar Rp. 6.927.292.111,- tersebut tentunya

akan bertambah karena adanya utang yang jatuh tempo pada tanggal 28 Juni 2007 dan 14 Juli 2004

serta adanya penambahan jumlah penalty keterlambatan pembayaran, yang besarnya akan disampaikan

 pada saat verifikasi jumlah tagihan akhir;

10. Bahwa terhadap utang Termohon Pailit tersebut tidak diberikan jaminan kebendaan apapun, oleh

karenanya Pemohon Pailit berhak dan memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan pailit atas diri

Termohon Pailit;

11. Bahwa sebelum permohonan pailit ini didaftarkan, telah diberikan somasi kepada Termohon Pailit

tanggal 23 Juni 2004 dan Somasi II tanggal 6 Juli 2004 agar dalam tenggang 7 hari Termohon Pailitmelunasi sekaligus dan seketika atas utang yang telah jatuh tempo dan telah direkap per tanggal 31 Mei

2004 (Bukti P-39);

12. Bahwa namun demikian atas kedua surat somasi tersebut tidak mendapat tanggapan dari Termohon

Pailit, hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya etikad dari Termohon Pailit untuk membayar utangnya;

13. Bahwa selain berhutang kepada Pemohon Pailit, Termohon Pailit juga berhutang kepada kontraktor lain

diantaranya kepada:

PT. DEVRINDO WIDYA, beralamat di Gedung Sentra Mulia lantai 10, ruang 1001, Jl. H.R.

Rasuna Said Kav. X-6 No. 8, Jakarta Selatan, telp. (021.) 252.0656 dan fax: (021) 2525738;

PT. KELOLATAMA ALBES, Jl. Pegangsaan II No. 72, Jakarta Utara, telp. (021) 4605915;

14. Bahwa selain berhutang kepada kontraktor-kontraktor yang mengerjakan proyek Bukit Sentul,

Termohon Pailit dapat dibuktikan memiliki kreditur lainnya berdasarkan Buku Laporan Tahunan 2003

(Bukti P-40), diantaranya terhadap:

PT. BANK ARTHA GRAHA sebesar Rp. 41.870.000.000,-

PT. BANK MAYAPADA INTERNATIONAL, Tbk per tanggal 29 Mei 2002 sebesar Rp.

29.000.000.000,

15. Bahwa dengan demikian Pemohon Pailit dapat membuktikan terpenuhinya unsur-unsur PAILIT dari

Pasal 1 Undang-Undang Kepailitan, karena Pemohon Pailit dapat membuktikan bahwa Termohon Pailit

memiliki utang terhadap beberapa kreditur, salah satu utang tersebut sudah jatuh tempo dan dapat

ditagih namun tidak terbayar serta pembuktiannya sederhana;

16. Bahwa oleh karenanya cukup alasan untuk Majelis Hakim Pengadilan Niaga menerima dan

mengabulkan permohonan Pemohon Pailit dan menyatakan bahwa Termohon PT. BUKIT SENTUL,

Tbk, PAILIT;

17. Bahwa sambil menunggu putusan atas permohonan ini, sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) a

Undang-Undang kepailitan dimohonkan peletakan sita jaminan atas seluruh kekayaan Termohon Pailit;

18. Bahwa untuk mengawasi pengelolaan usaha dan mengawasi pembayaran kepada kreditur, pengalihan

atau pengagunan kekayaan Termohon Pailit, sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) b Undang-undang

Kepailitan, maka mohon ditunjuk curator sementara Sdr. EDINO GIRSANG, SH, dengan pendaftaran

 No. C.12.UM.01-10 tahun 1998, tanggal 30 September 1998, pada Kantor Advokad dan Konsultan

Hukum YAN APUL & Rekan, berkantor di Menara Thamrin Lantai 21, Suite 2102, Jl. MH. Thamrin

Kav. 3 Jakarta 10250, dan menjadi curator tetap setelah permohonan kepailitan ini diputus (Pasal 12ayat (2) Undang-Undang Kepailitan);

5

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 6/16

 

19. Bahwa memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Kepailitan mohon penetapan dan

 penunjukan Hakim Pengawas dari Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat;

20. Bahwa memenuhi ketentuan Pasal 67 D Undang-Undang Kepailitan mohon ditetapkan pula imbalan

 jasa dari curator;

21. Bahwa karena permohonan pailit diterima dan dikabulkan, maka segala biaya yang timbul dari

 permohonan ini haruslah ditanggung oleh Termohon Pailit.

PERMOHONAN:

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, mohon Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat memutuskan hal-hal sebagai berikut :

1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Menyatakan bahwa Termohon PT. BUKIT SENTUL, Tbk, PAILIT;

3. Menetapkan dan menunjuk Hakim pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas;

4. Menetapkan imbalan jasa bagi curator;

5. Membebankan biaya permohonan ini kepada Termohon Pailit ;

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan untuk Pemohon hadir kuasa hukumnya

yang bernama : Johanes Wiratno, SH, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Juni 2004, untuk 

Termohon hadir kuasa hukumnya yang bernama: Burni, SH, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 13

Agustus 2004, dan untuk Kreditur Lain hadir kuasanya yang bernama : Djoko Handoko Koentjoro,

 berdasarkan Surat Kuasa tanggal 9 Agustus 2004 ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis telah mengusahakan kepada Pemohon dan Termohon agar 

menempuh upaya perdamaian, tetapi tidak berhasil, maka perkara dilanjutkan dengan pembacaan Surat

Permohonan yang mana isi dan maksudnya tetap dipertahankan oleh Pemohon;

Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah mengajukan Surat Jawaban

tertanggal 18 Agustus 2004 yang pada pokoknya mengenai hal-hal sebagai berikut :

Bahwa Termohon Pailit menyatakan segala hal-hal yang tidak secara tegas diakuinya dianggap sebagaiditolak/disangkal oleh Termohon, dan dengan ini Termohon menyatakan menolak seluruh dalil-dalil yang

disampaikan oleh Pemohon PT. LOBUNTA KENCANA RAYA, tanggal 2 Agustus 2004, adalah sebagai

 berikut:

I. HUBUNGAN HUKUM ANTARA PEMOHON DENGAN TERMOHON BUKANLAH UTANG

PIUTANG DAN TIDAK ADA KETENTUAN TENTANG HUTANG ATAU WAKTU JATUH

TEMPO YANG DAPAT DITAGIH OLEH PEMOHON.

1.1. Bahwa Termohon Pailit menolak seluruh dalil-dalil Pemohon yang didasarkan adanya 5

(Lima) Surat Perjanjian Kerja (SPK) yang dalam surat permohonan Pemohon kedudukan

Pemohon Pailit adalah sebagai Kontraktor yang ditunjuk oleh Termohon Pailit untuk 

melaksanakan dan mengerjakan pembangunan di Kawasan Perumahan PT. Bukit Sentul, Tbk, jadi

 jelas konstruksi hukum antara Pemohon dengan Termohon adalah dalam ruang lingkup hubungan

hukum kerja;

Bahwa ke-5 (lima) Surat Perjanjian Kerja antara Pemohon dengan Termohon tidak ada

satu pasal atau satu ketentuan pun yang secara tegas dan jelas mengatur masalah/tenggang

waktu jatuh tempo atau tentang tenggang waktu adanya utang yang dapat ditagih dan

sudah jatuh tempo sebagaimana yang dimaksud di dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang

No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan.

Bahwa yang ada di dalam ketentuan surat perjanjian kerja tersebut, adalah tentang masalah

tenggang waktu pembayaran dan bukanlah masalah tenggang waktu utang yang telah jatuh

tempo sebagaimana terurai didalam Permohonan Pailit Pemohon.

1.2. Bahwa Pemohon pailit telah salah/keliru dan secara sepihak atau sekehendak dan atau sebebas

Pemohon Pailit sendiri telah menafsirkan/mengartikan suatu ketentuan dalam suatuperjanjian mengenai tenggang waktu pembayaran menjadi suatu utang yang jatuh tempo

dimana penafsiran/pendapat Pemohon Pailit itu sangat ditolak secara tegas-tegas oleh

Termohon karena hal tersebut sangat merugikan pihak Termohon.

6

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 7/16

 

Bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tersebut secara jelas

menyatakan adanya unsur utang yang telah jatuh tempo dan bukanlah masalah waktu pembayaran

sebagaimana yang dimaksud oleh Pemohon.

Dengan demikian telah terbukti, bahwa Permohonan pailit yang diajukan oleh pemohon dengan

register Nomor: 31/Pailit/2004/PN.Niaga.JKT.PST kehadapan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat

tersebut juga tidak dapat memenuhi ;

Ketentuan Pasal 6 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1988 yang menyatakan,

"Permohonan pernyata-an pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan

yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana

dimaksud di dalam Pasal 1 Ayat (1) telah terpenuhi."

1.3. Bahwa Termohon Pailit menolak secara tegas dalil Pemohon halaman 2 point 4 yang menyatakan:

Bahwa dasar dari ajukannya permohonan pailit ini adalah tidak adanya kemampuan Termohon

Pailit untuk membayar utang secara tunai dan sekaligus, atas utang yang telah jatuh tempo dan

dapat ditagih.

Bahwa dalil Pemohon tersebut tidak benar dan tidak cukup alasan oleh karena kemampuan untuk 

membayar telah dilakukan oleh Termohon Pailit yaitu dengan membayar uang penalty

keterlambatan pembayaran sebesar Rp. 87.907.213 (Delapan puluh tujuh juta sembilan ratus tujuh

ribu dua ratus tiga belas rupiah) kepada Pemohon.

Bahwa fakta tersebut di atas juga telah dibenarkan dan diakui oleh Pemohon Pailit sendiri di dalamSurat Per-mohonannya pada halaman 2 poin 6.7 yang selengkapnya berbunyi:

"Bahwa selain utang per 31 Mei 2004 tersebut telah disetujui perhitungan penalty keterlambatan

 pembayaran per 31 Desember 2003 sebesar Rp. 1.003.634.826 dan penalty tersebut Termohon

Pailit telah membayar Rp. 87.907.213", dan seterusnya;

Bahwa dengan adanya pembayaran penalty oleh Termohon Pailit kepada Pemohon sebesar

Rp. 87.907.213 yang diakui dan dibenarkan oleh Pemohon Pailit sendiri maka secara hukum

segala keterlambatan-keterlambatan pembayaran Termohon atas pekerjaan pembangunan

proyek di Kawasan Perumahan PT. Bukit Sentul, Tbk, yang telah dikerjakan oleh Pemohon

selaku kontraktor tidaklah dapat dikategorikan, dikwalifikasi sebagai suatu utang yang

 jatuh tempo dan dapat ditagih.

1.4. Bahwa Termohon menolak secara tegas dalil Pemohon pada hal. 2 point 5, karena Pemohon telah

memutarbalik-kan fakta yang sebenarnya dimana

2. BAHWA PEMOHON TIDAK DAPAT MEMBUKTIKAN ADANYA AKTA AUTENTIK ATAS

HUTANG YANG TELAH JATUH TEMPO

2.1. Bahwa permohonan pailit yang diajukan oleh Pemohon tidak terlihat adanya suatu hutang yang

telah jatuh tempo dan dapat ditagih serta dapat dibuktikan secara sederhana sesuai ketentuan

 penjelasan pasal 6 ayat 3 UU No. 4 Tahun 1998, bahwa pembuktian dalam perkara kepailitan

tersebut adalah yang lazim disebut pembuktian secara sumir.

Bahwa tidak adanya suatu fakta hukum secara sumir serta bukti autentik yang dapat dibuktikan

secara sederhana dan tidak dapat dibantah oleh Pemohon maupun Termohon. Akan tetapi yang ada

sekarang ini adalah perkara yang timbul akibat adanya Surat Perjanjian Kerja yang nota boneyuridisnya adalah perjanjian dimana salah satu pihak baru dapat membayar sebagian atau berupa

 penalty sebesar Rp. 87.907.213 dari seluruh kewajibannya dan Termohon sebagai salah satu pihak 

  belum tidak dapat memenuhi kewajibannya maka hal tersebut adalah bersifat wanprestasi

sebagaimana yang dimaksud di dalam ketentuan Pasal 1248 Kitab Undang-Undang hukum

Perdata, yang selengkapnya berbunyi:

"Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak penuhinya suatu perikatan, barulah mulai

diwajibkan, apabila si berhutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatan-nya, tetap

melalaikannya atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah

dilampaukannya."

2.2. Bahwa oleh karena di dalam Surat Permohonan Pemohon didasarkan adanya Surat Perjanjian

Kerja antara Kontraktor dengan pengembang, dan permohonan Pemohon tersebut tidak 

terdapat/adanya suatu akte autentik atau adanya suatu akta yang dibuat oleh Pejabat yang

 berwenang, serta dapat dibuktikan secara sumir dan sederhana.

7

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 8/16

 

Bahwa pembuktian secara sumir tersebut adalah suatu pembuktian dimana salah satu yang

 bersengketa atau salah satu pihak tidak dapat menyangkal atau membantah akta tersebut. Oleh

karena dalam perkara kepailitan ini tidak dapat dibuktikan adanya akta autentik maka sudah

sepatutnya apabila Majelis Hakim Pengadilan Niaga menolak atau mengesampingkan seluruh

dalil-dalil Permohonan Pemohon Pailit tersebut.

3. PERMOHONAN PEMOHON PAILIT MASIH PREMATUR 

3.1. Bahwa di dalam salah satu isi Surat Perjanjian Pelaksanaan Kerja yang telah disepakati antara

Pemohon dengan Termohon tersebut di atas secara tegas dan jelas menyatakan pada Pasal 21

tentang Penyelesaian Perjanjian berbunyi sebagai berikut:

(2) Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan diselesaikan oleh

suatu "PANITIA PENDAMAI" yang berfungsi sebagai juri atau wasit, dibentuk diangkat

kedua belah pihak yang terdiri dari:

a. Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota

 b. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota, dan

c. Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah

 pihak.

(3) Keputusan "Panitia Pendamai" ini mengikat kedua belah pihak dan biaya penyelesaian

 perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama.

Bahwa berdasarkan Pasal 21 ayat 2 dan 3 maka antara Pemohon Pailit dengan Termohon sepakat akan

menunjuk "PANITIA PENDAMAI atau MEDIATOR" untuk dapat membantu penyelesaian antara

Pemohon dengan Termohon sebelum perkara ini diajukan ke Pengadilan.

Bahwa oleh karena Pemohon Pailit sebelum mengajukan gugatan kepailitan ini tidak memenuhi

ketentuan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kerja sesuai Pasal 21 Ayat (2), (3), maka sudah sepatutnya

apabila Majelis Hakim Pengadilan Niaga menyatakan Permohonan Pailit yang diajukan oleh

Pemohon PT. LOBUNTA KENCANA RAYA masih prematur.

4. PERMOHONAN PEMOHON PAILIT TIDAK MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPAILITKAN TERMOHON

4.1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 Ayat (3) Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 jo Perpu No. 1

Tahun 1998 selanjutnya disebut "Peraturan Kepailitan”. Permohonan Pailit dapat dikabulkan

apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk 

dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Ayat (1). Peraturan Kepailitan telah

terpenuhi.

4.2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat (1) UU No. 4/1998 "Debitur yang mempunyai dua

atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat

ditagih, dinyatakan pailit dengan Putusan Pengadilan yang berwenang."

Bahwa dalam penjelasan Pasal 1 Ayat (1) UU No. 4/1998 disebut Utang yang tidak dibayar oleh

Debitur sebagai-mana dimaksud dalam ketentuan ini adalah utang pokok atau bunganya.

Berdasarkan fakta di atas, jelas hubungan yang terjadi antara Pemohon dengan Termohon adalah

bukanlah hubungan hukum yang dapat dikategorikan dalam Pasal 1 Ayat (1) UU No. 4

Tahun 1998.

Bahwa subtansi dari Pasal 1 Ayat (1) UU No. 4 Tahun 1998 sebagaimana penjelasannya

yang dimaksud dengan utang adalah kewajiban pembayaran yang terbit dari adanya

perikatan utang piutang dimana pihak debitur mempunyai kewajiban membayar kembali

 jumlah uang yang telah diterima dari kreditur berupa utang pokok berikut bunga.

Dengan demikian Permohonan Pailit yang diajukan oleh Pemohon bukanlah permohonan

yang masuk dalam ruang lingkup Pengadilan Niaga, akan tetapi merupakan sengketa

perdata yang masuk dalam lingkup Pengadilan Perdata.

Bahwa berdasarkan Putusan-putusan Mahkamah Agung RI yaitu:

Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 03 K/N/1998, tanggal 2 Desember 1998;

8

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 9/16

 

Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 03 K/N/1999, tanggal 5 Mei 1998;

Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 05 PK/N/1999, tanggal 14 Mei 1998;

Bahwa dari ke-3 (tiga) Putusan Mahkamah Agung dalam perkara kepailitan tersebut diatas,

ternyata bahwa yang dimaksud dengan utang yang tidak dibayar oleh debitur adalah utang pokok 

dan bunganya yang terjadi karena hubungan hukum utang piutang yang didasarkan pada

konstruksi hukum pinjam meminjam uang.

Bahwa antara Pemohon dengan Termohon tidak pernah terjadi suatu perikatan atau perjanjian

utang piutang yang telah tempo dan dapat ditagih, oleh karena tidak adanya suatu yang telah jatuh

tempo dan dapat ditagih serta dapat dibuktikan secara sumir serta dapat dibuktikan secara autentik 

sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 1 Ayat (1) dan Pasal 6 Ayat (3)UU No. 4 Tahun 1998.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka sudah sepatutnya apabila permohonan Pailit

yang diajukan oleh Pemohon tidak dapat diterima dan menyatakan bahwa Pengadilan

Niaga Jakarta tidak berwenang mengadili perkara ini.

5. BAHWA PEMOHON TIDAK DAPAT MENGAJUKAN PERMOHONAN PAILIT

5.1. Bahwa Termohon menolak secara tegas seluruh dalil-dalil Pemohon sebagaimana yang terurai

Surat Permohonan Pailit Pemohon, karena Surat Perjanjian Kerja yang menjadi dasar dan alasan

Pemohon tersebut secara hukum sudah berakhir hubungan hukum antara Pemohon denganTermohon dan tidak mengikat.

Bahwa seluruh kewajiban-kewajiban Termohon Kepada Pemohon Pailit tersebut berakhir 

  berdasarkan adanya SURAT KESEPAKATAN BERSAMA tertanggal 5 Agustus 2004., yang

 pada pokok kesepakatan tersebut berbunyi sebagai berikut, bahwa:

1. Kontraktor bersedia ikut mengerjakan proyek di lokasi Tegal Luhur, Bukit Sentul, Tbk 

dengan opsi harga terbaik.

2. Piutang kontraktor yang ada pada PT. BUKIT SENTUL, yang belum bisa dibayar oleh PT.

Bukit Sentul akan dibayar oleh PT. Gazelle dengan ketentuan: Setiap kontrak pekerjaan yang

didapat kontraktor akan dibayarkan oleh PT. Gazelle sebesar 10% dari nilai proyek, secara

 bertahap sampai piutang lunas;3. Sebelumnya Perjanjian final di depan Notaris akan dibayarkan uang muka utang sebesar 15%

dari piutang kontraktor sekitar 7,3 Milyar (akan diverifikasi nilai rupiahnya dalam Akte

 Notaris) selambat-lambatnya tanggal 10 Agustus 2004.

Bahwa PT. Gazelle memberikan jaminan kepada Kontraktor (PT. Lobunta Kencana Raya) bahwa

PT. Gazelle akan memenuhi semua kesepakatan di atas, dan bahwa PT. Gazelle telah

mengkonfirmasikan kepada PT. Bukit Sentul dan telah menyetujui lokasi tanah yang disediakan

oleh PT. Bukit Sentul, Tbk sebagai konpensasi di atas. Dimana kesepakatan tersebut di atas juga

telah dibuat dan ditandatangani dan disetujui oleh Pihak Gazelle Indonesia; PT. Bukit Sentul, Tbk 

dan Pihak PT. Lobunta Kencana Raya (Bukti T-1).

5.2. Bahwa Surat Kesepakatan tanggal 5 Agustus 2004, yang dibuat dan ditandatangani serta

oleh pihak PT. GAZELLE INDONESIA, PIHAK PT. BUKIT SENTUL, Tbk dan PIHAK 

PT. LOBUNTA KENCANA RAYA adalah telah sah dan mempunyai kekuatan hukum dengan

alasan sebagai berikut:

5.2.1. Bahwa oleh karena pada saat dibuatnya kesepakatan tersebut telah memenuhi ketentuan

Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi: Untuk sahnya persetujuan

diperlukan;

1. Sepakat mereka yang mengikatnya dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu hal tertentu;

4. Suatu sebab yang halal.

5.2.2. Bahwa Surat Kesepakatan Bersama tertanggal 5 Agustus 2004 tersebut telah sesuai

dengan ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi:

9

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 10/16

 

- Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka

yang membuatnya.

- Persetujuan-persetujuan ini tidak dapat ditarik kembali selain dengan kata sepakat

kedua belah pihak, atau karena alasan yang undang-undang dinyatakan cukup

untuk itu

- Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.

5.2.3. Bahwa Surat Kesepakatan Bersama tertanggal 5 Agustus 2004 yang dibuat

ditandatangani disetujui oleh Pihak Gazelle Indonesia; Pihak PT. Bukit Sentul, tbk dan Pihak 

PT. Lobunta Kencana Raya tersebut juga telah sah dan telah menjadi Undang-undang atau

hukum bagi yang membuatnya hal mana sesuai dengan ketentuan Pasal 1340 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, yang berbunyi:

Persetujuan-persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya.

5.3. Bahwa sebagai tindak lanjut dari Surat Kesepakatan Bersama tertanggal 5 Agustus 2004 pihak PT.

Gazelle Indonesia telah memenuhi kewajibannya untuk membayar uang muka 15% dari total

 piutang kontraktor sebesar/ sekitar 7,3 Milyar Rupiah adalah sebesar Rp. 1.095.000.000 (Satu

milyar sembilan puluh lima juta rupiah) kepada Pemohon Pailit (PT. Lobunta Kencana Raya) hal

mana sesuai Surat Pemberitahuan PT. Gazelle Indonesia kepada Termohon tertanggal 9 Agustus2004. (Bukti T-2)

- Bukti Transfer uang PT. Gazelle Indonesia. (Bukti T-3)

Bahwa berdasarkan Surat Pemberitahuan PT. Gazelle Indonesia kepada Termohon Pailit (PT.

Bukit Sentul, Tbk) tertanggal 9 Agustus 2004 yang menerangkan bahwa PT. Lobunta

Kencana Raya yaitu sebesar Rp. 1.095.000.000 (Satu Milyard sembilan puluh lima juta

rupiah). Maka sesuai Surat Termohon Pailit No. Ref. 293/Dir/BS/VIII/2004 tertanggal 10

Agustus 2004 kepada Pemohon yang menyatakan bahwa PT. Bukit Sentul, Tbk 

(Termohon) sudah tidak ada permasalahan lagi dengan PT. Lobunta Kencana Raya

(Pemohon Pailit). (Bukti T-4).

6. TERMOHON TIDAK DAPAT DIPAILITKAN KARENA HAK DAN KEWAJIBANNYASUDAH BERALIH MENJADI TANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA PIHAK PT. GAZELLE

INDONESIA

6.1. Bahwa berdasarkan Surat Kesepakatan Bersama ter-tanggal 5 Agustus 2004 tersebut, secara jelas

dinyatakan sesuai point 2 menerangkan bahwa:

"Piutang kontraktor yang ada pada PT. Bukit Sentul, Tbk yang belum bisa dibayar oleh PT.

Bukit Sentul, akan dibayar oleh Gazelle dengan ketentuan: Setiap kontrak perjanjian yang

di dapat kontraktor akan dibayarkan oleh PT. Gazelle sebesar 10% dari nilai proyek, secara

bertahap sampai piutang lunas."

Bahwa berdasarkan kesepakatan tersebut, maka secara hukum seluruh kewajiban-kewajiban PT.

Bukit Sentul, Tbk terhadap Pemohon Pailit (PT. Lobunta Kencana Raya) sebagaimana yang

diuraikan di dalam permohonan pailit pemohon tersebut sudah beralih dan menjadi tanggung

 jawab sepenuhnya Pihak PT. Gazelle Indonesia.

6.2. Bahwa sesuai Surat Kesepakatan Bersama tanggal 5 Agustus 2004 tersebut, pihak Termohon

(Pailit) dengan pihak PT. Gazelle Indonesia telah membuat Perjanjian Pengalihan Kewajiban

sesuai dengan Akta No. 1 tertanggal 6 Agustus 2004 yang dibuat dihadapan DOHARMAN

LIMBONG, SH Notaris di Bogor – Jawa Barat, dimana Termohon telah menyerahkan 2 (dua)

 bidang tanah kepada Pihak PT. Gazelle Indonesia sebagai berikut:

a. Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor. 1382/Bojongkoneng

seluas 11.411 M² (sebelas ribu empat ratus sebelas meter persegi) sesuai dengan gambar 

situasi No. 83/Bojongkoneng/ 2003 tertanggal 11-12-2003 yang terletak di Propinsi Jawa

Barat, Kabupaten Bogor, Kecamatan Babakan Madang, Desa Bojongkoneng: tercatat atasnama PT. Bukit Sentul, Tbk.

 b. Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor. 1395/Bojongkoneng

seluas 8.676 M² (delapan ribu enam ratus tujuh puluh enam meter persegi) yang terletak di

10

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 11/16

 

Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kecamatan Babakan Madang, Desa Bojongkoneng

sesuai dengan gambar situasi Nomor: 96/Bojongkoneng/2003 tertanggal 11-12-2003: tercatat

atas nama PT. Bukit Sentul, Tbk.

Bahwa di dalam Perjanjian Pengalihan Kewajiban pada Pasal 1 Akta No. 1 tanggal 6

Agustus 2004 menyatakan bahwa: terhitung sejak ditandatangani perjanjian ini maka

kewajiban pembayaran sebesar Rp. 7.300.000.000,- (tujuh milyard tiga ratus juta rupiah)

yang semula menjadi beban/kewajiban pihak pertama kepada kontraktor, beralih menjadibeban/kewajiban pihak kedua kepada kontraktor.

Bahwa berdasarkan akta pengalihan kewajiban tersebut di atas, maka secara hukum seluruh

kewajiban-kewajiban Termohon kepada pemohon telah beralih dan menjadi tanggung jawab Pihak 

PT. Gazelle Indonesia, sehingga antara Pemohon dengan Termohon sudah tidak ada lagi hubungan

lagi secara hukum.

6.3. Bahwa berdasarkan Akta Pengalihan kewajiban No. 1/6-8/ 2004 tersebut, maka secara hukum

antara Termohon dan Pemohon sudah tidak ada kontruksi hukum yang dapat dikatagorikan sebagai

utang piutang sehingga permohonan Pemohon Pailit (PT. Lobunta Kencana Raya) tidak memenuhi

ketentuan Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan yaitu:

1. Adanya Utang;2. Satu dari utang tersebut telah jatuh tempo;

3. Adanya 2 atau lebih kreditur.

Maka jelaslah bahwa Permohonan Pailit yang diajukan oleh Pemohon (PT. Lobunta Kencana

Raya) tersebut tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Undang-Undang Kepailitan.

7. BAHWA PEMOHON TIDAK BERWENANG MEMPAILITKAN TERMOHON

Bahwa Termohon (PT. Bukit Sentul, Tbk) sejak Tahun 1997 telah menjadi suatu Perseroan atau Badan

Hukum yang sudah go publik, dan berdasarkan ijin lokasi Termohon sekarang ini telah memiliki luas

area tanah kurang lebih 3100 Ha (Tiga ribu seratus hektar) dimana sahamnya diperdagangkan dan

terdaftar di Bursa Efek Jakarta, maka sesuai Pasal 1 Ayat (4) Undang-Undang No. 4 Tahun 1998

yang berbunyi: Dalam hal menyangkut debitur yang merupakan perusahaan efek, permohonanpernyataan pailit, hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal.

Bahwa oleh karena PT. Bukit Sentul, Tbk selaku Termohon adalah merupakan badan hukum yang

sudah go publik dan perdagangan saham-sahamnya telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan

atau segala kegiatan-kegiatan/perkembangan atas saham-saham atau aktivitas dalam perseroan harus

dilaporkan ke Badan Pengawas Pasar modal sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal. (Termohon akan buktikan pada saat pembuktian).

Maka secara hukum yang dapat mengajukan pailit berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat (4)

Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 atau Termohon adalah BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar

Modal). Oleh karena secara hukum Pemohon Pailit tidak mempunyai kewenangan untuk 

mempailitkan Termohon maka sudah sepatutnya apabila Pengadilan Niaga Jakarta menyatakan

Permohonan Pemohon tersebut ditolak.

Berdasarkan uraian diatas, maka Termohon mohon agar Majelis Hakim berkenan untuk memutuskan hal

sebagai berikut :

1. Menolak seluruhnya Permohonan Pailit yang diajukan oleh Pemohon;

2. Menolak seluruh Permohonan Kepailitan terhadap Termohon yang diajukan oleh Pemohon;

3. Menolak Permohonan atas Pengangkatan Hakim Pengawas yang diajukan oleh Pemohon;

4. Menolak segala Permohonan atas Penunjukan Kurator yang diajukan oleh Pemohon;

5. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara ;

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil permohonan-nya, Pemohon telah mengajukan bukti berupa fotokopi dan asli surat-surat yang telah dilegalisir dan diberi meterai secukupnya, dan diberi tanda

P.1 s/d P. 40 sebagai berikut :

11

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 12/16

 

1. Bukti P-1 berupa SPK No. 350.3.1/1.21D/BS/XI/2001 tanggal 8 Nopember 2001, sesuai dengan

aslinya.

2. Bukti P-2 berupa SPK No. 167.3.1/1.21E/BS/VIII/2002 tanggal 1 Agustus 2002, sesuai dengan aslinya.

3. Bukti P-3 berupa SPK No. 024.3.1/1.21M/BS/VI/2003 tanggal 27 Juni 2003, sesuai dengan aslinya.

4. Bukti P-4 berupa SPK No. 032.3.1/1.00/BS/VIII/2003 tanggal 15 Agustus 2003, sesuai dengan aslinya.

5. Bukti P-5 berupa SPK No. 037.3.1/1.00/BS/IX/2003 tanggal 5 September 2003, sesuai dengan aslinya.

6. Bukti P-6 berupa Surat No. 96/Dir-Fin/BS/V/04 tanggal 31 Mei 2004, sesuai dengan aslinya.

7. Bukti P-7 berupa Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan dan lampiran

Berita Acara Opname atas Kontrak No. 359.3.1/1.021D/BS/XI/2001.

8. Bukti P-8 berupa Tanda Terima No. 1.11.02.018 tanggal 12 Nopember 2002, sesuai dengan aslinya.

9. Bukti P-9 berupa Tanda Terima No. 1.03.03-001 tanggal 4 Maret 2003, sesuai dengan aslinya.

10. Bukti P-10 berupa Tanda Terima No. 1.07.03-003 tanggal 3 Juli 2003, sesuai dengan aslinya.

11. Bukti P-11 berupa Tanda Terima No. 1.03.04-003 tanggal 19 Maret 2004, sesuai dengan aslinya.

12. Bukti P-12 berupa Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan dan lampiranBerita Acara Opname atas Kontrak No. 167.3.1/1.21E/BS/VIII/2002.

13. Bukti P-13 berupa Tanda Terima No. 1.11.02.15 tanggal 8 Nopember 2002, sesuai dengan aslinya.

14. Bukti P-14 berupa Tanda Terima No. 1.11.02.042 tanggal 28 Nopember 2002, sesuai dengan aslinya.

15. Bukti P-15 berupa Tanda Terima No. 1.01.03-016 tanggal 10 Januari 2003, sesuai dengan aslinya.

16. Bukti P-16 berupa Tanda Terima No. 1.02.03-013 tanggal 17 Pebruari 2003, sesuai dengan aslinya.

17. Bukti P-17 berupa Tanda Terima No. 1.03.03-004 tanggal 5 Maret 2003, sesuai dengan aslinya.

18. Bukti P-18 berupa Tanda Terima No. 1.04.03-007 tanggal 9 April 2003, sesuai dengan aslinya.

19. Bukti P-19 berupa Tanda Terima No. 1.05.03-003 tanggal 7 Mei 2003, sesuai dengan aslinya.

20. Bukti P-20 berupa Tanda Terima No. 1.06.03-003 tanggal 4 Juni 2003, sesuai dengan aslinya.

21. Bukti P-21 berupa Tanda Terima No. 1.08.03-001 tanggal 1 Agustus 2003, sesuai dengan aslinya.

22. Bukti P-22 berupa Tanda Terima No. 1.02.04-004 tanggal 3 Pebruari 2004, sesuai dengan aslinya.

23. Bukti P-23 berupa Tanda Terima No. 1.04.04-006 tanggal 16 April 2004, sesuai dengan aslinya.

24. Bukti P-24 berupa Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan dan lampiran

Berita Acara Opname atas Kontrak No. 024.3.1/1.21M/BS/VI/2003.

25. Bukti P-25 berupa Tanda Terima No. 1.10.03-006 tanggal 8 Oktober 2003, sesuai dengan aslinya.

26. Bukti P-26 berupa Tanda Terima No. 1.12.03-006 tanggal 23 Desember 2003, sesuai dengan aslinya.

27. Bukti P-27 berupa Tanda Terima No. 10504004 tanggal 14 Mei 2004, sesuai dengan aslinya.

28. Bukti P-28 berupa Tanda Terima No. 10504003 tanggal 14 Mei 2004, sesuai dengan aslinya.

29. Bukti P-29 berupa Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan dan lampiran

Berita Acara Opname atas Kontrak No. 032.3.1/1.00/BS/VIII/2003.

30. Bukti P-30 berupa Tanda Terima No. 1.10.03-001 tanggal 27 Oktober 2003, sesuai dengan aslinya.

31. Bukti P-31 berupa Tanda Terima No. 1.12.03-004 tanggal 22 Desember 2003, sesuai dengan aslinya.

32. Bukti P-32 berupa Tanda Terima No. 10504006 tanggal 14 Mei 2004, sesuai dengan aslinya.

33. Bukti P-33 berupa Tanda Terima No. 10504005 tanggal 14 Mei 2004, sesuai dengan aslinya.

34. Bukti P-34 berupa Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan dan lampiranBerita Acara Opname atas Kontrak No. 037.3.1/1.00/BS/IX/2003.

35. Bukti P-35 berupa Surat Perintah Pengalihan Sebagian Tagihan, sesuai dengan aslinya.

12

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 13/16

 

36. Bukti P-36 berupa Tanda Terima No. 1.10.03-014 tanggal 23 Oktober 2003, sesuai dengan aslinya.

37. Bukti P-37 berupa Tanda Terima No. 1.12.03-005 tanggal 22 Desember 2003, sesuai dengan aslinya.

38. Bukti P-38 berupa Tanda Terima No. 10504007 tanggal 14 Mei 2004 sesuai dengan aslinya.

39. Bukti P-39 berupa Surat Somasi II dan terlampir Surat Somasi I, sesuai dengan aslinya.

40. Bukti P-40 berupa Laporan Tahunan Termohon Pailit Tahun Buku 2003, sesuai dengan aslinya ;

Menimbang, bahwa Kreditur Lain yaitu : PT. Kelolatama Albes telah mengajukan bukti-bukti berupa

fotokopi surat-surat yang bermeterai yang cukup untuk bukti dalam persidangan dan sesuai dengan aslinya

diberi tanda KL-1 s/d KL-19 sebagai berikut :

1. Bukti KL-1 berupa Tanda Terima No. 1.012.02.009 tanggal 20 Desember 2002, sesuai dengan aslinya.

2. Bukti KL-2 berupa Tanda Terima No. 1.08.03-005 tanggal 15 Agustus 2003, sesuai dengan aslinya.

3. Bukti KL-3 berupa Tanda Terima No. 1.10.03-007 tanggal 8 Desember 2003, sesuai dengan aslinya.

4. Bukti KL-4 berupa Tanda Terima No. 1.02.03-005 tanggal 6 Pebruari 2003, sesuai dengan aslinya.

5. Bukti KL-5 berupa Tanda Terima No. 1.09.02-017 tanggal 16 September 2002, sesuai dengan aslinya.

6. Bukti KL-6 berupa Tanda Terima No. 1.10.02-051 tanggal 28 Oktober 2002, sesuai dengan aslinya.

7. Bukti KL-7 berupa Tanda Terima No. 1.11.02.35 tanggal 22 Nopember 2002, sesuai dengan aslinya.

8. Bukti KL-8 berupa Tanda Terima No. 1.03.03-015 tanggal 18 Maret 2003, sesuai dengan aslinya.

9. Bukti KL-9 berupa Tanda Terima No. 1.12.02-001 tanggal 11 Desember 2002, sesuai dengan aslinya.

10. Bukti KL-10 berupa Tanda Terima No. 1.10.02-033 tanggal 16 Oktober 2002, sesuai dengan aslinya.

11. Bukti KL-11 berupa Tanda Terima No. 1.11.02-013 tanggal 7 Nopember 2002, sesuai dengan aslinya.

12. Bukti KL-12 berupa Tanda Terima No. 1.04.04-011 tanggal 30 April 2004, sesuai dengan aslinya.

13. Bukti KL-13 berupa Tanda Terima No. 1.02.03-004 tanggal 6 Pebruari 2003, sesuai dengan aslinya.

14. Bukti KL-14 berupa Tanda Terima No. 1.08.02-013 tanggal 9 Agustus 2002, sesuai dengan aslinya.

15. Bukti KL-15 berupa Tanda Terima No. 1.09.02-008 tanggal 4 September 2002, sesuai dengan aslinya.

16. Bukti KL-16 berupa Tanda Terima No. 1.08.02-038 tanggal 27 Agustus 2002, sesuai dengan aslinya.

17. Bukti KL-17 berupa Tanda Terima No. 1.10.02-015 tanggal 9 Oktober 2002, sesuai dengan aslinya.

18. Bukti KL-18 berupa Tanda Terima No. 1.05.03-002 tanggal 6 Mei 2003, sesuai dengan aslinya.

19. Bukti KL-19 berupa Tanda Terima No. 1.11.02-002 tanggal 5 Nopember 2002, sesuai dengan aslinya ;

Menimbang, bahwa sebaliknya Termohon untuk menguatkan dalil-dalil tanggapannya mengajukan

 bukti-bukti berupa fotokopi surat-surat yang bermeterai yang cukup untuk bukti dalam persidangan dan

sesuai dengan aslinya diberi tanda T-1 s/d T-8 sebagai berikut :

1. Bukti T-1 berupa Surat Kesepakatan Bersama tanggal 5 Agustus 2004, sesuai dengan aslinya.

2. Bukti T-2 berupa Akta No. 1 tanggal 6 Agustus 2004 tentang Perjanjian Pengalihan Kewajiban yang

dibuat oleh Dorharman Limbong, SH, Notaris di Bogor, sesuai dengan aslinya.

3. Bukti T-3 berupa Surat Pemberitahuan dari PT. Gazelle Indonesia kepada Termohon tanggal 9 Agustus

2004, sesuai dengan aslinya.

4. Bukti T-4 berupa Transfer uang PT. Gazelle Indonesia ke PT. Lobunta Kencana Raya (Pemohon)

sebesar Rp. 1.095.000.000,- sesuai dengan aslinya.

5. Bukti T-5 berupa Surat Termohon kepada Pemohon No.Ref. 293/Dir/BS/ VIII/2004 tanggal 10 Agustus

2004, sesuai dengan aslinya.

6. Bukti T-6 berupa Surat Pemberitahuan Efektifnya pernyataan pendaftaran dari BAPEPAM No. S-1379/PM/1999 tanggal 28 Juli 1999 kepada Termohon, sesuai dengan aslinya.

13

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 14/16

 

7. Bukti T-7 berupa Invoice tentang biaya pencatatan Efek Tahunan periode Juli 2003 s/d 2005 dari PT.

Bursa Efek Jakarta, sesuai dengan aslinya.

8. Bukti T-8 berupa Asli Laporan Tahunan Termohon Pailit Tahun Buku 2003 ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon dan Termohon mengajukan Kesimpulan masing-masing

tertanggal 30 Agustus 2004 ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon dan Termohon mohon putusan ;Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala sesuatu yang terjadi di

 persidangan dan termuat dalam Berita Acara perkara Aquo dianggap tercantum pula dalam putusan ini ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana diuraikan diatas ;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Niaga menelaah secara seksama permohonan

Pemohon, ternyatalah agar Termohon PT. BUKIT SENTUL, Tbk, dinyatakan pailit dengan segala akibat

hukumnya ;

Menimbang, bahwa atas permohonan pernyataan pailit tersebut, Termohon menolaknya dengan alasan

 pada pokoknya sebagai berikut :

1. Hubungan hukum antara Pemohon dengan Termohon bukanlah utang piutang, dan tidak ada ketentuan

tentang hutang atau waktu jatuh tempo yang dapat ditagih oleh Pemohon ;

2. Bahwa Pemohon tidak dapat membuktikan adanya akta autentik atas hutang yang telah jatuh tempo ;

3. Bahwa permohonan pernyataan pailit masih prematur, berkaitan dengan ketentuan Pasal 21 ayat (2) (3)

tentang Penyelesaian Perjanjian yang berbunyi :

Antara Pemohon dengan Termohon Pailit sepakat untuk menunjuk "Panitia Pendamai atau Mediator"

untuk penyelesaian antara Pemohon dengan Termohon sebelum perkara ini diajukan ke Pengadilan

Bahwa Panitia Pendamaian atau Mediator tersebut hingga saat ini belum dibentuk;

4. Bahwa permohonan pernyataan pailit Pemohon tidak memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 1998;

5. Bahwa Pemohon tidak dapat mengajukan permohonan pailit, karena sejalan dengan Surat Pernyataan

Bersama tertanggal 5 Agustus 2004, kewajiban-kewajiban Termohon kepada Pemohon telah berakhir ;

6. Bahwa Termohon tidak dapat dinyatakan pailit, karena hak dan kewajibannya telah beralih menjadi

tanggung jawab sepenuhnya pihak PT. GAZELLE INDONESIA ;

7. Bahwa Pemohon tidak berwenang mempailitkan Termohon, karena Termohon sejak tahun 1997 telah

menjadi suatu Perseroan atau Badan Hukum yang sudah go publik, yang sahamnya diperdagangkan dan

terdaftar di Bursa Efek Jakarta ;

 bahwa sesuai dengan ditentukan Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, dalam hal

menyangkut Debitur yang merupakan perusahaan efek, permohonan pernyataan pailit hanya dapat

diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal ;

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim membahas mengenai pokok persoalan permohonan ini,

terlebih dahulu dipertimbangkan mengenai kapasitas hukum masing-masing pihak ;

Menimbang, bahwa mencermati bukti-bukti tentang Anggaran Dasar berikut Risalah-Risalah Rapat

lainnya PT. LOBUNTA RAYA KENCANA , maka Pemohon berkapasitas hukum sebagai pihak dalam

 permohonan ini ;

Menimbang, bahwa demikian pula halnya dengan Termohon, berdasarkan Surat Keterangan

 Notaris/PPAT Irmayanti, SH, yang menerangkan berdasarkan Putusan Rapat tanggal 25 Juni 2004 Nomor 

14 tentang Perubahan Susunan Pengurus, maka Termohon memiliki kapasitas hukum sebagai pihak dalam

 permohonan ini ;

Menimbang, bahwa terlepas dari tanggapan Termohon atas permohonan pernyataan pailit Pemohon, berikut ini Majelis Hakim mengetengahkan pendapatnya sendiri sebagai berikut ;

14

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 15/16

 

Menimbang, bahwa berbicara tentang permohonan pernyataan pailit, maka yang menjadi dasar acuan

untuk membahasnya adalah ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, yang mengatur 

 bahwa Debitur yang mempunyai dua atau lebih Kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang

telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan Putusan Pengadilan yang berwenang

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, baik atas permohonannya sendiri, maupun atas permintaan seorang

atau lebih Krediturnya ;

Menimbang, bahwa dalam hubungan ini, permohonan pernyataan pailit diajukan oleh Kreditur, makaoleh karenanya Kreditur wajib membuktikan persyaratan yang ditentukan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang

 No. 4 Tahun 1998 tersebut ;

Menimbang, bahwa berikut ini Majelis Hakim mempertimbang-kan mengenai persyaratan pailit

sebagaimana ditentukan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, benarkah Debitur mempunyai

utang terhadap Kreditur (Pemohon) dan sekiranya ada, utang tersebut telah jatuh waktu dan dapat ditagih ? ;

Menimbang, bahwa dalam upaya membuktikan hal tersebut, Pemohon mengajukan alat bukti tertulis

 produk P-1 sampai dengan bukti P-40 ;

Menimbang, bahwa mencermati dengan seksama bukti-bukti P-1 sampai bukti P-5 masing-masing

 berupa :

1. SPK Nomor : 350.3.1/1.21D/BS/XI/2001 tanggal 18 Nopember 2001.

2. SPK Nomor : 167.3.1/1.21E/BS/VIII/2002 tanggal 1 Agustus 2002.

3. SPK Nomor : 024.3.1/1.21M/BS/VI/2003 tanggal 27 Juni 2003.

4. SPK Nomor : 032.3.1/1.00/BS/VIII/2003 tanggal 15 Agustus 2003.

5. SPK Nomor : 037.3.1/1.00/BS/IX/2003 tanggal 5 September 2003 ;

  bahwa dari bukti-bukti tersebut telah ternyata, Termohon memberikan pekerjaan kepada Pemohon

selaku kontraktor untuk melakukan pekerjaan berbagai proyek pembangunan ;

 bahwa lebih dari itu, berdasarkan bukti P-6 yang berupa Surat No. 96/Dir-Fin/BS/V/04 tanggal 31 Mei

2004, yang ditandatangani oleh Sdr. RUDY NANGGULANGI sebagai Wakil Presiden Direktur dan Sdr.

HARTONO TJAHJANA.G selaku Direktur, mengakui adanya utang pokok termasuk Penalty yang belumdiselesaikan kepada Pemohon per 31 Mei 2004 sebesar Rp. 6.927.292.111,- ;

 bahwa dari bukti-bukti tersebut telah ternyata, Termohon mempunyai utang kepada Pemohon ;

Menimbang, bahwa persoalan berikutnya adalah apakah sejumlah utang tersebut telah jatuh waktu dan

dapat ditagih ? ;

Menimbang, bahwa sementara itu Termohon dalam tanggapan-nya berpendirian, bahwa Pemohon tidak 

dapat mengajukan permohonan pailit, karena sejalan dengan Surat Pernyataan Bersama tertanggal 5 Agustus

2004, kewajiban-kewajiban Termohon kepada Pemohon telah berakhir, terkait dengan segala kewajiban

Termohon kepada Pemohon telah beralih dan menjadi tanggung jawab PT. GAZELLE INDONESIA ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil sangkalannya tersebut, Termohon mengajukan alat bukti

tertulis produk T-1 sampai dengan T-5;

 bahwa dari bukti-bukti T-1, T-2, T-3, T-4 dan T-5 tersebut, telah ternyata PT. GAZELLE INDONESIA

mengambil alih seluruh kewajiban Termohon kepada Pemohon ;

 bahwa sebagai langkah awal pengambilalihan kewajiban utang tersebut, PT. GAZELLE INDONESIA

telah melakukan pembayaran kepada PT. LOBUNTA KENCANA RAYA sesuai dengan Kesepakat-an

tersebut sebesar Rp. 1.095.000.000,- (bukti T-3 dan T-4) ;

Menimbang, bahwa akan tetapi dalam Kesimpulannya Pemohon membantah adanya pengalihan utang

sebagaimana tersebut T-1 sampai dengan T-5;

Menimbang, bahwa dengan demikian persoalan tentang benarkah Termohon mempunyai utang kepada

Pemohon yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, menjadi persoalan yang tidak sederhana pembuktiannyasebagaimana diamanatkan ketentuan Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, yang

menentukan :

15

5/11/2018 04pn31 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04pn31 16/16

 

“Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang

terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 ayat (1) telah terpenuhi " ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendirian persoalan tentang adanya utang Termohon kepada

Pemohon telah jatuh waktu dan dapat ditagih, tidak sederhana pembuktiannya, karena Termohon

mendalilkan segala kewajibannya tersebut telah diambil alih pihak ketiga (PT. GAZELLE INDONESIA)

sebagaimana tersebut bukti T-2, sementara itu Pemohon membantahnya ;

 bahwa dengan demikian masih perlu dibahas dan dipertimbangkan tentang sah atau tidaknya Perjanjian

Pengalihan Kewajiban (T-2) tersebut ;

  bahwa hal tersebut bukan kapasitas Pengadilan Niaga dalam permohonan Kepailitan ini untuk 

memutuskannya, melainkan kewenangan Peradilan Umum (Perdata) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan tersebut, maka Majelis Hakim berpendapat

  permohonan pernyataan pailit Pemohon tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan Pasal 6 ayat (3)

Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, oleh sebab itu ditolak;

Menimbang, bahwa dengan demikian tanggapan beserta segenap pembuktian yang dikemukakan oleh

Kreditur Lain, tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut ;

Menimbang, bahwa dengan ditolaknya permohonan ini, maka Pemohon dihukum untuk membayar 

 biaya perkara ini, yang jumlahnya ditentukan dalam amar putusan ;

Mengingat ketentuan Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 beserta

ketentuan lainnya yang bersangkutan dengan permohonan ini.

M E N G A D I L I

1. Menolak permohonan Pemohon PT. LOBUNTA KENCANA RAYA;

2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) ;

Demikianlah diputuskan pada hari: Senin, tanggal: 30 Agustus 2004 dalam rapat musyawarah Majelis

Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang terdiri dari : AGUS SUBROTO, SH,

M.Hum, sebagai Hakim Ketua, dengan MULYANI, SH, dan SUDRAJAD DIMYATI, SH, masing-masingsebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada

hari: RABU, tanggal : 1 September 2004, oleh Hakim Ketua tersebut dengan didampingi oleh Hakim-

hakim Anggota tersebut, dibantu CHRISTANTO PUDJIONO, SH, selaku Panitera Pengganti Pengadilan

  Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Pemohon dan Kuasa

Hukum Termohon.

Hakim-Hakim Anggota,

ttd.

MULYANI, SH.

ttd.

SUDRAJAD DIMYATI, SH.

K e t u a,

ttd.

AGUS SUBROTO, SH. M.Hum.

Panitera Pengganti,

ttd.

CHRISTANTO PUDJIONO, SH.

16