03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

29
BAB I PENDAHULUAN SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH LAPORAN INTERIM

description

penjelasan

Transcript of 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

Page 1: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

LAPORAN INTERIM

Page 2: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masalah erosi pantai atau mundurnya garis pantai ke arah daratan belakangan ini

mendapat perhatian utama dari pemerintah. Hal tersebut telah banyak merugikan

masyarakat pesisir, seperti hilangnya lahan dan rusaknya beberapa daerah pesisir

yang merupakan wilayah andalan suatu daerah, yang telah banyak memberikan

manfaat ekonomi, budidaya perikanan, pariwisata, pertambangan dan tempat

peruntukan industri (pelabuhan, perumahan dan pembangkit energi). Di Indonesia

masalah ini tidak hanya terjadi di sepanjang pantai selatan dan utara Jawa, Bali

dan lain-lain, melainkan juga terjadi hampir setiap garis pantai yang melingkari

daratan Propinsi Sulawesi Utara, termasuk Pantai Pulau Lembeh yang terletak di

kota Bitung. Hal ini memerlukan suatu usaha penanggulangan yang efektif agar

kerusakan pantai di Sulawesi Utara khususnya pantai di Pulau Lembeh dapat

diminimalisir. Hal itulah yang menjadi latarbelakang kegiatan SID Bangunan

Pengaman Pantai Pulau Lembeh.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka diperlukan suatu survey

investigasi dan detail desain yang tepat untuk menghasilkan detail desain antara

lain sebagai berikut:

1. Hard measures protection, yakni misalnya membuat bangunan pantai

seperti: terumbu karang buatan (artificial coral reef, berupa submerge

breakwater), detached breakwater, tembok laut (sea wall), pelindung tebing

(revetment), groin, krib sejajar pantai dan tanggul laut.

2. Soft measures protection, yakni misalnya membuat peremajaan pantai

(beach nourishment), pembentukan dune, rehabilitasi mangrove, dan

rehabilitas coral.

1.2 SASARAN

1. Mendukung tercapainya tujuan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola

secara baik sumber daya air lebih khusus mengendalikan daya rusak air yang

akan sangat merugikan masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara.

2. Terlaksananya pembangunan struktur pengamanan pantai Pulau Lembeh

dalam rangka mencegah lebih jauh kerusakan pantai dan pesisir yang terjadi

akibat fenomena alam laut, menanggulangi kerusakan pantai yang telah terjadi

serta memulihkan keadaan lingkungan di pesisir, pantai dan wilayah laut dekat

pantai.

I-1 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 3: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah :

1. Mempelajari dan melakukan identifikasi masalah-masalah yang terjadi di

sekitar lokasi pekerjaan, yang mencakup masalah teknis pantai dan pesisir,

sosial, ekonomi, budaya dengan berbagai peruntukan budidaya kawasan

sekitarnya, baik untuk permukiman, pertanian, perindustrian, pariwisata

maupun kegiatan perekonomian lainnya.

2. Melaksanakan pengukuran hidro-oseanografi dan pemodelan untuk

penyusunan System Planning dan Detail Design pengendalian erosi pantai

menggunakan Hard Measures Protection misalnya seperti terumbu karang

buatan, bangunan pantai (groin, jetty, tanggul laut, krib, revetment dan

seawall) dan Soft Measures Protection berupa Green Belt (vegetasi) sesuai

dengan kondisi pantai yang akan di kendalikan di sepanjang pantai.

3. Menghasilkan Detail Desain untuk bangunan pengaman pantai sesuai

dengan hasil analisa.

1.4 LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan berada di Pulau Lembeh Kota Bitung, Propinsi Sulawesi Utara.

I-2 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 4: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1.1. Peta orientasi pekerjaan

1.5 SUMBER DANA

Sumber dana kegiatan ini dibiayai APBN Tahun Anggran 2013.

1.6 BAGAN ALIR PELAKSANAAN KEGIATAN

Bagan alir pelaksanaan kegiatan “SID Bangunan Pengaman Pantai Pulau Lembeh”

disusun sebagai berikut

I-3 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Pulau Lembeh

Kota Bitung Kec.Lembeh Utara

Kec.Lembeh Selatan

Page 5: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

A.SP.01A.SP.02A.SP.03

B.SP.01

B.SD.01

C.SP.01

D.SD.01

B.SP.02

MULAI

Tahap Persiapan :-Persiapan Administrasi

-Mobilisasi Personil-Mobilisasi Peralatan

Survei Pendahuluan :-Pengumpulan Data sekunder

-Melihat Kondisi Lapangan

Draf t Laporan RMK

Cek

Laporan RMK

Ya

Koordinas dan Klarif ikasi dengan Instasi Terkait

Draf t Laporan Pendahuluan

Diskusi Pendahuluan

CEK

Laporan Pendahuluan

A

Tidak

C.SP.02C.SD.01C.SD.02

D.SP.01

D.SP.02

I-4 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 6: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

E.SP.01 E.SP.02 E.SP.03 E.SP.04 E.SP.05

F.SP.01F.SD.01

G.SP.01G.SD.01

G.SP.02Dan G.SP.03G.SD.02 Dan G.SD.03

G.SP.04G.SD.04

G.SP.05G.SD.05

Survei Lapangan

Survei Topograf i Survei Batimetri Survei Sosek dan lingkunganSurvei Hidro-oseanograf i Survei Mektan

A

Analisa Data Analisa Data Analisa Data Analisa Data

Cek Cek Cek Cek

Laporan Topograf i dan Bathimetri

LaporanHidro-Ocenograf i

LaporanMektan

Laporan KajianLingkungan

Alternatif Layout &Konstruksi Bangunan

Pemodelan Matematik

Peramalan Pasut Peramalan Dan Perambatan Gelombang Perubahan Garis Pantai

C

Pemodelan Hidrodinamika dan sedimentasi

Tidak Tidak Tidak Tidak

Ya Ya Ya Ya

E.SD.01E.SD.02

E.SD.03 E.SD.04

I-5 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 7: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

H.SP.01

H.SP.02

H.SD.01H.SD.02

I.SP.01

I.SP.02

J.SP.01

J.SP.02

C

Draf t Laporan Interim

Cek

Pertemuan Konsultasi Masyarakat

Diskusi Interim

Laporan Interim

KonstruksiBangunan Terpilih

Detail Desain

Draf t Laporan Akhir

Diskusi Laporan Akhir

Cek

Laporan Akhir

SELESAI

Pengambaran Detail Desain

Perhitungan RAB

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Laporan PemodelanDokumen Tender & SeptekLaporan Operasional dan PemeliharaanLaporan RABDokumentasi /Foto-fotoLaporan AmdalLaporan BulananLaporan RingkasanAlbum GambarHarddisk External Transfer Teknologi

H.SP.03

I.SD.01

I.SD.02

J.SP.03

J.SP.04J.SP.05J.SP.06J.SP.07J.SP.08J.SP.09J.SP.10J.SP.11J.SP.12J.SP.13J.SP.14

I-6 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 8: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1.2. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan

1.7 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender

sejak ditandatanganinya SPK (Surat Perjanjian Kerja).

1.8 LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi :

1. Inventarisasi dan identifikasi kerusakan pantai di lokasi pekerjaan.

Pengumpulan data sekunder dan primer melalui survei topografi, batimetri,

hidro oceanografi dan mekanika tanah tanah.

2. Pengolahan dan analisa data.

3. Pemodelan matematik dan pembuatan system planning.

4. Membuat Detail Desain bangunan pelindung pantai dengan bentuk dan

posisi terbaik, seperti Breakwater (High/Low Crested atau Submerged

Breakwater), Groin, dan Seawall, serta green belt (vegetasi/mangrove).

5. Pembuatan dokumen laporan dan gambar-gambar desain.

Secara lengkap tahapan kegiatan-kegiatan secara garis besar dapat diuraikan

sebagai berikut:

1.8.1 KEGIATAN PERSIAPAN

1. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder yang harus dikumpulkan terdiri atas:

a. Klimatologi terdiri dari Data curah hujan, kecepatan angin, temperatur,

dsb.

b. Hidro oceanografi terdiri dari Data arus, pasang surut, gelombang, dsb.

c. Topografi dan Batimetri yang tersedia

d. Geologi, Biomorfologi Pantai, dan Hidrooseanografi yang tersedia.

Peta Geologi

I-7 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 9: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Data sedimen nearshore, erosi/akresi, longshore drift, dsb.

Data sumber daya pantai, ekosistim coral, hutan bakau, dsb.

Data rekaman tinggi dan periode gelombang, pola arus, dsb.

e. Informasi Kondisi Tata Guna Lahan Pantai dan Pesisir. Tata guna lahan,

kemiringan, status lahan, dsb.

f. Informasi Kondisi bangunan pengaman pantai eksisting.

g. Kondisi struktur, posisi dan tata letak, status bangunan (dibangun oleh

siapa dan waktu pembangunan, dll).

h. Informasi Kondisi kerusakan pantai eksisting.

i. Tingkat kerusakan pantai, penyebab kerusakan (bencana alam,

penambangan karang, perusakan hutan bakau, dsb).

j. Data Sosial, Ekonomi, Lingkungan, RUTR, RDTR dan

Peraturan/Kebijakan Pemerintah (5 tahun terakhir untuk data Sosial

Ekonomi dan lingkungan, serta minimal perencanaan 10 tahun kedepan

data rencana tata ruang wilayah).

k. Data-data pendukung lainnya.

Peta-peta, foto udara, peta citra digital, dsb.

Laporan studi terdahulu

Data dokumentasi sebelumnya, dll.

2. Mengadakan Persiapan Pengumpulan Data Primer

a. Membuat program kerja dan peta kerja survey.

b. Penyiapan personil pelaksana survey.

c. Penyiapan peralatan dan fasilitas penunjang survey.

1.8.2 PENGUMPULAN DATA PRIMER

Data primer dikumpulkan melalui survey lapangan yaitu :

I-8 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 10: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

1. Survey Pendahuluan

Maksud dari survey ini adalah menginventarisasi dan mengidentifikasi kerusakan

pantai di lokasi pekerjaan serta menentukan referensi untuk pengukuran, batas

lokasi survey (survey topografi dan batimetri), dalam rangka penyiapan

pelaksanaan survey lapangan maka dilakukan kegiatan :

a. Menghubungi instansi-instansi terkait di daerah sehubungan dengan

pembangunan sektoral/regional dan perencanaan pengembangan

wilayah.

b. Inventarisasi kondisi fisik dan permasalahan di lokasi studi serta

penilaian tingkat kerusakan pantai yang telah terjadi

c. Penentuan referensi pengukuran dan batas lokasi survey

2. Survey Topografi dan Hidro oceanografi

Pekerjaan survey topografi yaitu pekerjaan pengukuran situasi secara detail

dengan maksud untuk mendapatkan data planimetris di lapangan beserta seluruh

detail topografinya lengkap dengan data batas vegetasi dan batas kondisi

geomorfologi pantai. Selanjutnya peta ini akan digunakan sebagai dasar

pembuatan rencana detail rinci bangunan pengaman pantai dalam rangka

menunjang pengelolaan kawasan budidaya sekitar. Pengukuran juga dilakukan

untuk menggambarkan situasi tapak bangunan pengaman pantai.

Pekerjaan ini antara lain meliputi:

a. Pemasangan Bench Mark (BM) dan Patok-patok Kayu

Pemasangan Bench Mark (BM) harus bersamaan pada waktu pematokan

polygon, sehingga BM tersebut langsung terukur pada waktu

pengukuran sudut dan waterpass. Bench Mark harus dibuat dari bahan

campuran beton dengan ukuran 20 x 20 x 100 cm (memakai tulangan),

yang di atas tanah 25 cm sedangkan tertanam 75 cm, bersamaan patok

Control Point (CP). Pengamatan matahari dilakukan disetiap BM ke CP.

Bahan patok-patok kayu harus dipilih yang berkualitas baik, ukuran 5 x 7

x 60 cm. Jumlah BM yang terpasang dikonsultasikan dengan Direksi dan

Pengawas dan diusahakan dipasang pada daerah yang strategis (aman

dan mudah dicari). Pemasangannya sedemikian sehingga cukup kokoh

I-9 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 11: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

atau tidak goyah selama periode pelaksanaan berlangsung. Jarak antara

dua patok untuk polygon dan waterpass adalah 20-25 m.

b. Pengukuran Polygon

Pada pengukuran polygon utama maupun cabang semua BM yang dekat

dengan jalur pengukuran tersebut harus diukur.

Polygon cabang :

Alat ukur yang dipakai boleh jenis TM 20 atau yang sejenis.

Pengamatan sudut horizontal dilakukan 1 (satu) seri.

Jarak diukur dengan pita ukur baja dengan pergi pulang (2 kali

bacaan jarak). Jika kring polygon terlalu besar harus dibagi menjadi

beberapa kring tertutup. Titik 0 (nol) ditetapkan berdasarkan

pengamatan pasang surut setempat atau tinggi muka laut rata-rata

(MSL).

Profil melintang ke arah laut sampai pada pasang terendah (± 100 m).

Awal dan akhir harus dipasang BM.

c. Pengukuran Waterpass

Pengukuran waterpass harus manggunakan alat ukur NAK atau alat

yang sederajat.

Sebelum memulai pekerjaan alat ukur ini pada setiap pagi harus

diadakan pengecekan garis bidiknya, sehingga bila mana ada

kesalahan harus dapat langsung dikalibrasi pada alat tersebut. Data

pengecekan harus ditulis pada buku ukur, setiap akan mengadakan

pengkuran pada hari itu. Pengukuran waterpass utama dilakukan

dengan cara dobel stand pergi-pulang, serta pembacaan tiga benang

sehingga dapat dikontrol langsung

2 PT = Ba + Bb

Pengukuran waterpass dimulai dan diakhiri pada patok yang sama.

Pengukuran waterpass cabang dengan cara pergi pulang, rambu

diukur dibaca 3 (tiga benang).

I-10 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 12: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

d. Pengukuran situasi dan pengukuran rincian batas vegetasi, dan

batas kondisi geomorfologi pantai seperti ruas pantai kritis,

headland, dsb., secara detail :

Alat ukur yang digunakan theodolite To atau yang sederajat.

Pengukuran situasi ini dilakukan dengan metode raai yang harus

terikat pada titik-titik polygon.

Polygon raai dibaca satu seri; pengukuran jarak raai dipakai pita ukur

baja dan dicek dengan jarak optis. Kerapatan pengambilan titik-titik

detail ketinggian (spot height) pada daerah datar maksimum 20 m dan

pada daerah tebing disesuaikan. agar garis kontur dapat tergambar

dengan teliti, serta hasil informasi ketinggian yang memadai.

Pengambilan data rincikan seperti batas-batas kondisi geomorfologi

kebun, lahan, nama kampung/desa, batas hutan, alang-alang, kebun

dan lain-lain, harus tercakup didalam kegiatan pekerjaan pengukuran

situasi ini.

e. Perhitungan/Evaluasi Data Ukur

Hasil pengukuran yang didapatkan dari lapangan harus segera dihitung

dengan demikian bila terjadi kesalahan dapat dengan segera diadakan

pengukuran ulang. Sebelum memulai pengukuran koordinat, harus

diadakan terlebih dahulu pengecekan-pengecekan hasil ukuran misalnya

syarat-syarat pengukuran polygon kring, ketelitian sudut yang diijinkan

dan lain-lain, sehingga sebelum memulai hitungan koordinat dan elevasi

syarat-syarat tersebut harus sudah terpenuhi.

f. Penggambaran

Setelah perhitungan-perhiitungan koordinat selesai, sambil menunggu

hasil perhitungan elevasi dan titik-titik detail, pengeplotan koordinat

dengan system grafis tidak diperbolehkan.

Seperti pekerjaan-pekerjaan pengukuran; perhitungan; pekerjaan

penggambaran ini harus dipimpin oleh seorang koordinator yang

berpengalaman, hal ini dimaksudkan agar dapat terkoordinir dengan

baik serta hasil survey yang maksimum dengan waktu yang tepat.

I-11 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 13: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Ketentuan gambar sebagai berikut :

Garis silang grid dibuat setiap 10 cm arah x dan arah y.

Gambar konsep draft harus diperiksa terlebih dahulu kepada

Direksi sebelum digambar final pada drafting ukuran 80 / 90 gram

/m2.

Semua BM baik yang lama maupun yang baru atau yang

digunakan sebagai BM referensi harus digambar pada peta

lengkap dengan ketinggiannya.

Pada tiap kelipatan 2,5 m, garis kontur dibuat tebal dan

dilengkapi dengan elevasinya.

Setiap lembar gambar dilengkapi dengan arah orientasi, daftar

legenda, nomor urut dan jumlah lembar gambar serta titik

referensi yang digunakan lengkap dengan data x, y dan z nya.

g. Pengukuran Elevasi Muka Air

Pengukuran ini dilakukan untuk:

Mendapatkan informasi elevasi muka air pada sungai, muara atau pun

laut (baik yang dipengaruhi pasang-surut ataupun yang tidak).

Untuk mendapatkan data yang akan dianalisis lebih lanjut untuk

peramalan dan model matematik.

Untuk menentukan bidang referensi misalnya MSL, LLWS, HHWS,

dsb.

Untuk menentukan korelasi antara elevasi dan kecepatan air atau

debit (Rating Curve).

Dalam pengukuran ini dapat digunakan cara manual ataupun otomatis.

Untuk pengukuran secara manual dapat digunakan bak ukur yang

ditanamkan kedalam dasar laut (tepi pantai). Pembacaan elevasi muka

air (misalnya pasang surut) pada staff gauge dilakukan setiap interval 1

(satu) jam untuk 15 (lima belas) hari. Elevasi muka air yang akan diukur

harus diikat ke Bench Mark. BM tersebut harus diikatkan dengan

jaringan triangulasi yang ada disekitar daerah pengukuran. Pengukuran

I-12 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 14: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

cara otomatis dapat menggunakan Automatic Water Level Recorder

model Float Gauge atau Pneumatic Gauge, dll.

Pekerjaan survey bathimetri, adalah pekerjaan pengukuran kedalaman

yang antara lain bertujuan membuat “hydrographic chart” untuk

keperluan pemodelan matematik, atau dipakai sebagai data

kedalaman dalam perhitungan refraksi dan difraksi, ataupun untuk

mengetahui pendangkalan ataupun erosi pada suatu tempat.

Pekerjaan ini dapat dilakukan secara manual atau

automatic.Pengukuran kedalaman laut/pantai dilakukan sampai

kedalaman perairan 20 m dibawah muka air laut.

Pekerjaan ini antara lain meliputi:

Penentuan datum.

Melakukan sounding. Setiap titik kedalaman harus dicatat posisi

koordinatnya (positioning) dengan menggunakan GPS.

Peralatan yang digunakan adalah GPS dan Echosounder.

Echosounder harus dikalibrasi dahulu sebelum digunakan.

Pengukuran Gelombang

Pengukuran gelombang dapat dilakukan secara visual atau dengan

menggunakan video recorder pada saat-saat tertentu dimasa

perencanaan ketika tinggi gelombang cukup besar. Pengukuran

dilakukan untuk mendapatkan tinggi gelombang, periode gelombang

dan arah datangnya gelombang.

Pengukuran Arus

Pengukuran arus dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran

perilaku arus perairan, seperti kecepatan arus yang dominant dan

arah arusnya.

Pengukuran harus dilakukan setiap jam pada beberapa stasiun (sesuai

kebutuhan) pengukuran dan beberapa kedalaman air per stasiun,

yaitu 0,2d; 0,6d dan 0,8d (d=kedalaman air). Pengukuran ini

dilakukan selama 25 jam secara terus menerus. Alat yang digunakan

dapat berupa CM-2 Toho Dentan atau yang sejenis. Hasil pengukuran

I-13 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 15: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

harus diberikan dalam grafik pengamatan arus yang memplot

hubungan antara pasang-surut muka air laut dan arus yang diamati.

Program Pengukuran Hidro oceanografi

Agar supaya kegiatan hidro oceanografi berjalan lancar, maka

pelaksanaannya perlu dilakukan menurut urut-urutan yang benar.

Pedoman urutan kegiatan hidrografi paling tidak memuat 4(empat)

tahap, yaitu :

Pengikatan Vertikal (Vertical Control)

Untuk keperluan ini maka perlu dibuatkan titik tetap BM (Bench

Mark) yang sudah diketahui elevasinya (lihat penjelasan BM di

atas). Pemasangan “water level recorder” harus dilakukan pada

saat paling awal dari suatu kegiatan hidrografi.

Pengikatan Horizontal

Selama pelaksanaan hidrografi, lokasi kegiatan harus diikatkan

atau ditentukan dengan referensi tertentu misalnya dengan

stasion yang telah disiapkan.

Pelaksanaan kegiatan hidro oceonografi.

Menentukan “bed profile”, kecepatan arus, pengambilan contoh

sedimen, pengukuran salinitas atau temperatur dan lain

sebagainya (bila diperlukan). Hasil sounding perlu dikoreksi

dengan data pasang surut yang terjadi pada saat pengukuran

(sounding) dilaksanakan. Pengukuran kecepatan, sedimen, dan

salinitas perlu dilakukan pada saat pasang dan pada saat surut.

Situasi keadaan fisik daerah yang diukur

Situasi keadaan fisik daerah yang akan diukur perlu diketahui

dengan baik, keadaan fisik ini meliputi garis pantai, pulau, tebing

sungai, karang, bangunan pelabuhan/pelindung pantai, dsb.

Hal Penting dalam Pengukuran Hidro oceanografi Agar dalam

kegiatan hidrografi dapat dilaksanakan dengan baik dan

mendapatkan data yang akurat dengan resiko kesalahan kecil,

maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

I-14 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 16: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Blanko (format) pengukuran perlu disiapkan, sebelum kegiatan

pengukuran dilaksanakan/sebelum menuju lokasi.

Peralatan (instrumen) yang akan dipergunakan perlu dicheck, dan

dikalibrasi sebelum digunakan.

Jenis perahu atau kapal yang akan dipergunakan perlu dipilih

agar sesuai dengan tujuan pengukuran. Syarat-sarat kapal atau

perahu survey antara lain :

- Dilengkapi dengan peralatan keamanan

- Cukup penerangan di kapal/perahu, baik yang berasal dari

battery ataupun dari generator set.

- Cukup ruangan untuk istirahat dan ruangan untuk bekerja

- Perahu/kapal perlu mempunyai sauh atau jangkar yang cukup

baik dan cukup berat.

- Peralatan untuk keperluan hidrografi dan hidrometri harus

dapat dioperasikan dengan mudah dari kapal/perahu.

Perlengkapan keamanan perlu disiapkan selama survey, misalnya:

PPPK, Radio Komunikasi, Ijin Polisi, Baju Pelampung. Dukungan

logistik selama survey, terutama apabila survey yang dilakukan

pada daerah terpencil; agar dipersiapkan dengan baik suplai

bahan makanan, bahan bakar, obat-obatan, spare-part

perlengkapan pengukuran dsb.

h. Hasil Pekerjaan Survey

Deskripsi Bench Mark dan Control Point

Peta situasi skala 1:2000 yang meliputi situasi topografi darat dan

kedalaman laut (bathymetry).

Peta tampang melintang pantai, dengan interval satu penampang

dengan penampang lain adalah 50 m. Panjang penampang minimal

200 m ke arah laut diukur dari daratan (sekitar 20 m dari garis pantai

pada MSL), atau sampai pada batas terumbu karang, atau sampai

pada kedalaman 20 m. Skala gambar H 1: 1000 dan V 1:100.

I-15 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 17: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Peta ikhtisar dengan skala yang disesuaikan

Data pasang surut mencakup konstanta pasut, pola pasang surut,

elevasi MSL, LWL, HWL, LLWL, HHWL.

Data arus mencakup kecepatan dan arah arus, pola arus daerah

nearshore dan pola arus daerah littoral, dll.

Laporan tertulis survey hidrografi (dokumentasi, blangko yang sudah

diisi, laporan pelaksanaan, dll).

i. Survey Geotek dan Mekanika Tanah

Maksud dari survey ini adalah untuk mendapatkan data sifat-sifat

fisik/mekanika tanah yang akan digunakan dalam perencanaan teknis

rinci bangunan pengaman pantai.

Kegiatan ini meliputi:

Pemboran tanah sampai kedalaman tertentu guna pengambilan

contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample) dan contoh tanah

terganggu (disturbed sample). Pemboran inti 2 titik per lokasi dan

sondir 5 titik per lokasi.

Uji Penetrasi (penetration test) sampai batas tekanan tertentu dengan

pembacaan tekanan ujung setiap kedalaman 0,20 m.

Kegiatan lainnya yang menunjang diperolehnya hasil yang diharapkan

dari survey mekanika tanah ini.

Hasil dari kegiatan ini adalah:

Data sifat fisik/mekanika tanah material pembentuk pantai yang

dapat digunakan dalam mengevaluasi kondisi geomorfologi pantai

sehubungan dengan karakteristik perairannya dan dalam

merancang metode pengamanan dan mendesain bangunan

pengaman yang dibutuhkan di lokasi pekerjaan.

Laporan survey lapangan Mekanika Tanah. (Dokumentasi, blanko

yang sudah terisi, ringkasan laporan pelaksanaan lapangan,

resume hasil tes laboratorium, dll).

I-16 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 18: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

j. Survey Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Survey sosial ekonomi dan lingkungan dimaksudkan guna

mengidentifikasi permasalahan lingungan yang ada yang mungkin timbul

sebagai akibat pembangunan bangunan pengaman pantai. Survey ini

meliputi kegiatan-kegiatan:

Pengumpulan data kependudukan, sosial, ekonomi dan lingkungan di

lokasi pekerjaan dan sekitarnya.

Identifikasi permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan eksisting

dan yang mungkin timbul akibat dibangunnya pengaman pantai dan

masalah-masalah lainnya.

Mengidentifikasi gangguan ekosistem yang mungkin terjadi akibat

dibangunannya bangunan pengaman pantai.

Hasil dari Kegiatan ini adalah :

Laporan survey lapangan dengan sebuah hipotesa munculnya

masalah dan konsep awal penanganan masalah sosial, ekonomi

dan lingkungan, disesuaikan dengan batasan dan arahan KAK ini

atau sesuai petunjuk.

1.8.3 PENGOLAHAN DAN PENGUMPULAN DATA

a. Pasang Surut Laut

Data hasil pengamatan pasut yang dilakukan selama 30 hari

dipergunakan untuk menghitung komponen-komponen pasang surut

(tidal constituents) yang akan dipakai untuk meramalkan elevasi pasut di

wilayah perencanaan. Analisa pasang surut dilakukan untuk memperoleh

elevasi muka air penting yang menentukan dalam perencanaan. Analisa

pasang surut yang dilakukan mengikuti urutan sebagai berikut:

Menguraikan komponen-komponen pasang surut.

Meramalkan fluktuasi muka air akibat pasang surut.

Menghitung elevasi muka air penting.

I-17 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 19: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan komponen-komponen pasang surut adalah menguraikan

fluktuasi muka air akibat pasang surut menjadi komponen-komponen

harmonik penyusunnya. Besaran yang diperoleh adalah amplitudo dan

fasa setiap komponen. Dalam pengolahan data pasang surut, dapat

digunakan metoda baik metoda Admiralty atau Least Square.

Peramalan pasang surut dilakukan untuk kurun waktu yang cukup

panjang yaitu selama 20 tahun, di mana dalam kurun waktu tersebut

diyakini semua variasi harmonik yang ada telah tercakup seluruhnya.

Hasil peramalan tersebut kemudian dianalisa lebih lanjut untuk

memperoleh beberapa elevasi penting dalam perencanaan sebagai

berikut:

HHWL : highest hight water level, muka air tertinggi.

MHWS : mean high water spring, rata-rata muka air tinggi saat

purnama.

MHWL : mean high water level, rata-rata seluruh muka air tinggi.

MSL : mean sea level, rata-rata seluruh muka air yang terjadi.

MLWL : mean low water level, rata-rata seluruh muka air rendah.

MLWS : mean low water spring, rata-rata muka air rendah saat

purnama.

LLWL : lowest low water level, muka air terendah.

b. Angin

Pengetahuan mengenai sifat angin sangat penting dalam perencanaan

perlindungan pantai karena angin menimbulkan gaya-gaya horisontal

yang perlu dipikul konstruksi bangunanan pantai. Angin membangkitkan

gelombang laut, gelombang ini menimbulkan gaya-gaya tambahan yang

yang wajib dipikul konstruksi bangunan pantai, serta perilaku gelombang

mempengaruhi lay-out bangunan pantai. Dan dari gelombang yang

dibangkitkan oleh angin bila membentuk sudut dengan garis pantai akan

menimbulkan arus sejajar pantai yang sangat penting pada perhitungan

angkutan sedimen di pantai.

I-18 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 20: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Data angin yang dianalisis adalah data magnitude kecepatan dan arah

angin maksimum harian dengan selang waktu data selama kurang lebih

15 tahun di ambil dari stasion Klimatologi terdekat milik Badan

Meteorologi dan Geofisika.

Metode pengolahan data yang dapat digunakan misalnya dengan cara

statistik untuk menghitung jumlah kejadian dan prosentase kejadian

terhadap klasifikasi arah dan kecepatan angin maksimum setiap bulan

untuk seluruh data dalam selang waktu minimal 10 tahun.

Data angin kemudian diklasifikasikan dalam arah dan kecepatan yang

dibagi dalam 8 (delapan) arah penjuru angin yaitu Utara, Timur Laut,

Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut atau16

(enam belas) arah penjuru angin.

Berdasarkan klasifikasi ini, distribusi frekuensi dari setiap kecepatan dan

arah angin dihitung kemudian ditabulasikan dalam tabel serta

digambarkan berupa mawar angin (windrose) untuk tiap bulan (Januari

s.d. Desember) dan tahunan.

c. Gelombang

Angin mengakibatkan gelombang laut. Data angin yang diperlukan

adalah data angin setiap jam berikut informasi mengenai arahnya. Arah

angin dinyatakan dalam bentuk delapan penjuru arah angin (Utara,

Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat

Laut). Kecepatan angin disajikan dalam satuan knot, dimana:

1 knot = 1 mil laut / jam

1 mil laut = 6080 kaki (feet) = 1853,18 meter

1 knot = 0,515 meter / detik

Angka-angka statistic kecepatan angin disajikan secara visual dalam

bentuk “windrose”. Dari data kecepatan angin tersebut dapat diprediksi

tinggi gelombang rencana.

d. Satatistik dan Peramalan Gelombang

Metoda peramalan gelombang dibedakan atas metoda peramalan

gelombang laut dalam dan peramalan gelombang laut dangkal. Dengan

I-19 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 21: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

menggunakan data angin dan peta batimetri peramalan gelombang di

suatu perairan dapat dilakukan. Interaksi antara angin dan permukaan

air menyebabkan timbulnya gelombang (istilah lebih tepatnya adalah

gelombang akibat angin atau wind waves, untuk membedakan jenis

gelombang yang ditimbulkan oleh angin ini dengan misalnya, gelombang

akibat kapal, dan sebagainya). Peta perairan lokasi dan sekitarnya

diperlukan untuk menentukan besarnya “fetch” atau kawasan

pembentukan gelombang. Adanya kenyataan bahwa angin bertiup dalam

arah yang bervariasi atau sembarang, maka panjang fetch dapat diukur

dari titik pengamatan dengan interval 50. Panjang fetch dihitung untuk 8

arah mata angin.

e. Deformasi Gelombang

Konsultan harus melakukan kajian terhadap deformasi gelombang untuk

mendapatkan gambaran gelombang akibat terjadi perubahan bentuk

yang disebabkan oleh proses refraksi dan difraksi serta refleksi

gelombang pecah.

f. Proses Perubahan Garis Pantai

Simulasi yang harus dilaksanakan adalah simulasi dengan pendekatan

transportasi. Terdapat berbagai rumus dan teori untuk transportasi

sediment, pola arus dan gelombang, longshore current dan perubahan

garis pantai, dll., dengan berbagai pendekatan. Namun umumnya

masalah erosi pantai dan muara sulit diselesaikan secara analitis,

sehingga diperlukan pendekatan metoda numerik ataupun uji model fisik

dalam memecahkan masalah tersebut.

Dalam pekerjaan ini, pendekatan yang diambil adalah dengan

menggunakan metode numerik untuk memecahkan masalah yang

dimodelkan secara matematik. Pemodelan matematik dilakukan pada

pantai yang dianggap paling kritis dan cenderung memiliki persoalan

interaksi masalah pantai dan muara.

Alat bantu simulasi model matematik yang dapat dipergunakan adalah

software hasil karya tenaga ahli sendiri yang sudah mendapat pengakuan

professional atau mengunakan commercial software seperti SMS versi

8,0 ke atas atau MIKE3.

I-20 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 22: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Hasil dari Pekerjaan ini adalah :

Hasil analisis berupa ploting gambar pola arus saat air pasang dan air

surut, perubahan dasar laut (perubahan bathymetry), baik eksisting

maupun setelah diberikan perlakuan dengan meletakkan bangunan-

bangunan pengaman pantai, dsb dalam beberapa alternatif bentuk

dan tata letak/posisi bangunan.

Gambaran flowrate yang mencakup volume sedimen rata-rata,

pendangkalan per periode tertentu.

Hasil analisis simulasi berupa plotting gambar perubahan garis pantai

mulai dari kondisi eksisting hingga rencana (setelah diberi perlakuan).

Hasil analisis longshore current, littoral drift baik eksisting maupun

setelah diberi perlakuan.

Hasil perhitungan sedimen total dalam area pekerjaan.

g. Muara Sungai

Bilamana pada lokasi kegiatan ditemukan muara sungai maka harus

dilakukan pengkajian terhadap efek back water sehingga penutupan

muara sungai dapat dideteksi penyebabnya dan dapat ditentukan pola

penanganannya.

h. Publik Consultation Meeting (PCM)

PCM ini dilakukan oleh konsultan dalam rangka mendapatkan persoalan-

persoalan lapangan yang belum terakomodir sebelumnya, dengan

melibatkan semua pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, BPD,

tokoh-tokoh adat/agama, LSM , dll. Hasil PCM dibuat dalam laporan

tersendiri.

1.8.4 PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

Sebelum memunculkan penentuan bangunan terpilih maka harus dilakukan

alternative bangunan sebagai konsep alternatif penanggulangan masalah. Untuk

mendapatkan bangunan terpilih dilakukan metode AHP (Analysys Hyrarchy

Process) pada alternatif tersebut di atas.

I-21 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 23: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Kegiatan perencanaan dimaksudkan guna membuat rencana teknis rinci

berdasarkan hasil pengolahan data seperti yang disebut di atas. Selain itu untuk

dapat memilih dan meletakkan suatu jenis konstruksi bangunan pengaman pantai

yang tepat, maka data-data kondisi sosial ekonomi dan daya dukung lingkungan

pantai dan perairan di lokasi pekerjaan harus pula menjadi dasar dalam

perencanaan/detail desain.

Kegiatan ini meliputi penyusunan system planning dan detail desain bangunan.

a. Penyusunan System Planning

Analisa dan evaluasi kondisi fisik dan sosial ekonomi termasuk di

dalamnya menggambarkan masalah dan penyebab masalah secara

detail.

Perumusan rencana pengembangan lokasi survey dengan

memperhatikan aspek teknis, non teknis dan lingkungan.

Perencanaan System Planning mencakup :

Menyusun konsep pengamanan daerah pantai berdasarkan faktor

fisik yang dimodelkan secara matematik, dan sosial, ekonomi,

lingkungan.;

Menyusun perbandingan dari beberapa alternative sistem

pengaman pantai menurut keuntungan dan kerugiannya dilihat

dari faktor-faktor seperti disebut dalam point 1).

Hasil dari kegiatan ini adalah : Laporan System Planning

b. Detail Desain Bangunan

Analisa dan perhitungan dalam struktur yang mencakup:

Jenis/tipe bangunan yang terpilih, yaitu meliputi ukuran/dimensi

bangunan yang diperlukan, pemilihan bahan/material yang digunakan,

kekuatan dan stabilitas bangunan bagian atas, dan stabilitas pondasi,

dapat berupa :

Terumbu karang buatan.

Seawall, Breakwater, Groin, Jetty, Krib, dll.

I-22 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH

Page 24: 03.BAB 1 - Pendahuluan (Lembeh-Interim)

BAB I PENDAHULUAN

Green Belt/mangrove, dll.

Penyusunan nota desain dan spesifikasi teknis pekerjaan.

Perhitungan volume kerja & rencana anggaran biaya (beberapa

alternatif).

Penyusunan pedoman pemeliharaan bangunan pengaman pantai.

Hasil Kegiatan ini adalah laporan-laporan yang meliputi :

Nota Desain

Spesifikasi Teknis

Volume Kerja dan RAB

Gambar Desain

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Pedoman Pemeliharaan Bangunan

Konsep Laporan Akhir dan Laporan Akhir

Ringkasan Laporan Akhir

(semua hasil kegiatan ini harus diasistensi dahulu kepada Direksi Pekerjaan/Ass.

Perencanaan)

I-23 SURVEI INVESTIGASI DAN DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PULAU LEMBEH