03 Isi Gabungan (Updated)

130
BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan untuk mempersiapkan Siswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian. Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian konvensional. Kegiatan belajar 2 membahas sistem pengapian elektronik dan macam- macamnya. Kegiatan belajar 3 membahas tentang: Perbaikan dan penyetelan komponen sistem pengapian. Setelah mempelajari modul diharapkan peserta diklat memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut: - Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang pekerjaan pemeriksaan sistem pengapian. - Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan proses pemeriksaan sistem pengapian yang ada di industri maupun dibengkel- bengkel kerja meliputi: Modul OPKR 50-011 B 1

Transcript of 03 Isi Gabungan (Updated)

Page 1: 03 Isi Gabungan (Updated)

BAB. IPENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan

untuk mempersiapkan Siswa menjadi pelaksana pemeriksaan

sistem pengapian yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian.

Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1

membahas tentang fungsi dan cara kerja komponen sistem

pengapian konvensional. Kegiatan belajar 2 membahas sistem

pengapian elektronik dan macammacamnya. Kegiatan belajar 3

membahas tentang: Perbaikan dan penyetelan komponen sistem

pengapian.

Setelah mempelajari modul diharapkan peserta diklat

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:

- Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan

keterampilan tentang pekerjaan pemeriksaan sistem

pengapian.

- Sasarannya adalah segala macam pekerjaan

yang menggunakan proses pemeriksaan sistem pengapian

yang ada di industri maupun dibengkelbengkel kerja meliputi:

a) Menyiapkan peralatan

b) Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat

Bantu

c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian

Modul OPKR 50-011 B 1

Page 2: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Penekanan pembelajaran dari unit ini adalah

hal-hal Araktik tentang melakukan rutinitas pemeriksaan

sistem pengapian sesuai dengan spesifikasi pabrik.

- Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja

yang selalu diperhatikan.

- Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan

fungsi dan kegunaannya.

- Bekerja berdasarkan prosedur operasi

standar

- Lingkungan kerja yang sehat dan aman

dengan sirkulasi tata udara yang memadai.

B. Prasyarat

Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian

Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul

prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi

maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul

OPKR-50-011B antara lain adalah OPKR-50-008B.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Rambu-rambu belajar bagi Peserta

Diklat

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam

menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu

dilaksanakan antara lain:

a. Bacalah dan pahami dengan seksama

uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing

kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta

diklat dapat bertanya pada Guru atau Instruktur yang

mengampu kegiatan beiajar.

b. Kerjakan tugas test formatif (soal

latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman

Modul OPKR 50-011 B 2

Page 3: 03 Isi Gabungan (Updated)

yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas

dalam setiap kegiatan belajar.

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari

teori clan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini:

1) Perhatikan petunjuk-petunjuk

keselamatan kerja yang berlaku

2) Pahami setiap langkah kerja

(prosedur praktikum) dengan baik

3) Sebelum melaksanakan

praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan

yang diperlukan dengan cermat

4) Gunakan alat sesuai prosedur

pemakaian yang benar

5) Untuk melakukan kegiatan

praktikum yang belum jelas, harus meminta izin Guru

atau Instruktur terlebih dahulu

6) Setelah selesai, kembalikan alat

dan bahan ke tempatnya.

d. Jika belum menguasai level materi

yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar

sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru atau Instruktur

yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

2. Peran bagi Guru/Instruktur pengampu:

1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses

belajar

2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan

yang dijelaskan dalam tahap belajar

3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep,

praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat

mengenai proses belajar peserta diklat

Modul OPKR 50-011 B 3

Page 4: 03 Isi Gabungan (Updated)

4. Membantu peserta diklat untuk menentukan clan

mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk

belajar

5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok

6. Merencanakan seorang ahli/pendamping Guru dari

tempat kerja untuk membantu jika diperlukan

7. Mencatat kemajuan belajar Siswa

8. Melakukan penilaian

9. Menjelaskan kepada Siswa, bagian-bagian yang perlu

diulang/ diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran

selanjutnya.

D. Tujuan Akhir

Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah:

1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan clan

keterampilan tentang melakukan pemeriksaan sistem pengapian.

2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang

berhubungan dengan melakukan pemeriksaan sistem pengapian,

yang terdiri dari:

a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan

b. Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/Analiyzer

engine

c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan

d. Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian

3. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik

tentang melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian

sesuai buku manual kendaraan.

4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu

diperhatikan.

5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan

kegunaannya.

6. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.

Modul OPKR 50-011 B 4

Page 5: 03 Isi Gabungan (Updated)

7. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi

tata udara yang memadai.

Modul OPKR 50-011 B 5

Page 6: 03 Isi Gabungan (Updated)

E. Kompetensi

Bidang Keahlian : Teknik Mesin

Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif

Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian

Kode : OPKR-50-011B

Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran @ 45 menit

SUB

KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK

KERJA

LINGKUP

BELAJAR

MATERI POKOK PEMBELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILA

N

Memperbaiki

Sistem

Pengapian dan

Komponennya

Sistem

Pengapian

diperbaiki tanpa

menyebabkan

kerusakan

terhadap

komponen atau

sistem lainnya

Mengakses

informasi yang

benar tentang

Konstruks

i dan prinsip

sistem kerja

pengapian

Analisa

kerusakan

komponen

sistem

pengapian

Prosedur

perbaikan

Melaksana

kan tugas rutin

dengan

prosedur yang

ditetapkan

dimana

kemajuan,

keterampilan

seseorang

diawasi secara

berkala oleh

Konstruksi

dan cara kerja

sistem

pengapian

sesuai

penggunaanya

Prosedur

pengukuran

dan pengujian

Persyarata

n keamanan

Mengump

ulkan,

menganalisa

dan

mengorganisa

si-kan

informasi

Merencan

akan dan

mengorganisa

si-kan

Modul OPKR 50-011 B 6

Page 7: 03 Isi Gabungan (Updated)

SUB

KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK

KERJA

LINGKUP

BELAJAR

MATERI POKOK PEMBELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILA

N

spesifikasi

pabrik yang

dapat dipahami

Perbaikan,

penyetelan dan

penggantian

komponen

dilaksanakan

dengan

menggunakan

peralatan, teknik

dan material

yang sesuai

Sistem

pengapian diuji

dan hasilnya

dicatat menurut

prosedur dan

sistem

pengapian

Standar

prosedur

keselamatan

kerja

pengawas

Melaksana

kan tugas yang

lebih luas dan

sulit dengan

peningkatan

kemandirian

dan tanggung

jawab individu.

Hasil pekerjaan

diperiksa oleh

pengawas

Melaksana

kan tugas

kompleks dan

non rutin

Menjadi

mandiri dan

kendaraan,

perlengkapan

dan

keselamatan

diri

Pola

pengapian

kegiatan

Pengguna

an gagasan

teknis dan

matematis

Pemecah

an masalah

Pengguna

an teknologi

Modul OPKR 50-011 B 7

Page 8: 03 Isi Gabungan (Updated)

SUB

KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK

KERJA

LINGKUP

BELAJAR

MATERI POKOK PEMBELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILA

N

kebijakan

perusahaan

Perbaikan

seluruhnya

dilaksanakan

sesuai dengan

SOP, Undang-

undang K3 dan

Prosedur/kebijak

an Pemerintah

tanggung

jawab pada

pekerjaan lain

Modul OPKR 50-011 B 8

Page 9: 03 Isi Gabungan (Updated)

F. Cek Kemampuan

Sebelum mempelajari modul OPKR-50-011B, isilah dengan cek list (√)

kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan

dapat dipertanggungjawabkan:

KOMPETENS

I/ SUB

KOMPETENS

I

PERNYATAAN

JAWABAN

BILA JAWABAN

“YA” KERJAKAN

YA TIDA

K

Memperbaiki

sistem

pengapian

dan

komponennya

Saya dapat

menjelaskan fungsi

dan cara kerja

komponen sistem

pengapian

elektronik.

Soal Tes Formatif 1.

Saya dapat

menjelaskan

macam-macam

dan cara kerja

sistem pengapian

elektronik.

Soal Tes Formatif 2.

Saya dapat

melakukan

perbaikan dan

penyetelan sistem

pengapian.

Soal Tes Formatif 3.

Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini.

Modul OPKR 50-011 B 8

Page 10: 03 Isi Gabungan (Updated)

BAB. II

PEMELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR PESERTA

DIKLAT

Suatu kegiatan pendidikan clan latihan (Diklat) menjadi jelas dan

terlihat titik bidiknya hingga dapat membuahkan hasil kompetensi clan

sub kompetensi yang baik bagi para peserta Diklat, maka peserta

Diklat terlebih dahuiu harus menentukan sasaran dengan menjabarkan

sebuah rencana kegiatan belajar.

Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing

kolom pada table di bawah ini. lakukanlah konsultasi secara kontinyu

kepada Guru/Pembimbing.

Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian

Sub Kompetensi : Memperbaiki Sistem Pengapian dan

Komponennya

Kode Modul : OPKR 50.011B

Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran

Tahun Pelajaran : ............/.................

Jenis KegiatanTangg

alWakt

u

Tempat

Belajar

Alasan

Perubahan

Paraf

Guru

Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya

1.1. Sistem

Diperbaiki tanpa menyebabkan kerusakan terhadap

Modul OPKR 50-011 B 9

Page 11: 03 Isi Gabungan (Updated)

Jenis KegiatanTangg

alWakt

u

Tempat

Belajar

Alasan

Perubahan

Paraf

Guru

komponen atau sistem lainnya.

1.2. Mengakses

Informasi yang benar dari spesifikasi pabrik dan dapat dipahami.

1.3. Pelaksanaan

perbaikan, penyetelan dan penggantian komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan material yang sesuai.

Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian

pada Guru/pembimbing tentang "Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu,

Tempat, dan alasan perubahaan" untuk mendapatkan kompetensi atau

sub kompetensi yang sesuai dengan standard kompetensi prosedur

pelaksanaan/SOP.

Modul OPKR 50-011 B 10

Page 12: 03 Isi Gabungan (Updated)

B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa

Menyebabkan Kerusakan Terhadap

Komponen Atau Ssistem Lainnya

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan

Guru/Pembimbing para peserta diklat diharapkan dapat:

1. Menjelaskan fungsi sistem pengapian

2. Menjelaskan fungsi komponen-komponen pengapian

3. Menjelaskan cara kerja koil pengapian

4. Menjelaskan cara kerja kondensor

5. Menjelaskan cara kerja mekanisme sistem edvancer pengapian

6. Menjelaskan pengertian sudut dwell

7. Membedakan nilai panas busi

b. Uraian Materi

1. Tujuan Sistem Pengapian

Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah

menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi

untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang

bakar engine.

Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional

Modul OPKR 50-011 B 11

Page 13: 03 Isi Gabungan (Updated)

2. Fungsi bagian-bagian komponen Baterai

a. Baterai

Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk

ignation coil.

b. Ignation Coil

Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi

tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

c. Distributor

Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus

tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh

kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada

tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian.

Bagian-bagian ini terdiri dari:

- Cam (nok)

Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam

shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder.

- Kontak point

Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui

kumparan primer dari ignation coil untuk

menghasilkan arus listrik tegangan tinggi.

- Capasitor (condensor)

Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara

breaker point pada Saat membuka dengan tujuan

menaikan tegangan coil skunder.

- Centrifugal governor advancer

Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran

mesin.

- Vacuum Advancer

Memajukan saat pengapian sesuai dengan

beban mesin (vacuum Intake manifold)

Modul OPKR 50-011 B 12

Page 14: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Rotor

Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di

hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi.

- Distributor Cap

Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke

kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.

d. Kabel tegangan tinggi

Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation

coil ke busi.

e. Busi

Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi

loncatan bunga api melalui elektroda.

3. Prosedur Cara Kerja dan Karakteristik Komponen

Pengapian

a. Coil Pengapian

Konstruksi

Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum

Modul OPKR 50-011 B 13

Page 15: 03 Isi Gabungan (Updated)

Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi

lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan

magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih

kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara

langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke

terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup

coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti

harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan

di bagian dasar.

Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga

yang relatif tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar

sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan

menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung

pada penggunaannya.

Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan.

Coil menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang

dikirimkan ke busi-busi untuk menyulut campuran bahan

bakar/udara di tabung engine.

Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan

magnet. Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka,

arus primer berhenti mengalir dan medan magnet kolap

memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke

dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.

Modul OPKR 50-011 B 14

Page 16: 03 Isi Gabungan (Updated)

Cara Kerja Sistem Pengapian

Rangkaian Primer

Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian

Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan

rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari

komponen-komponen berikut:

- Saklar Pengapian Lilitan

- Lilitan Primer Coil

- Kontak Poin Distributor

- Kondensor

Modul OPKR 50-011 B 15

Page 17: 03 Isi Gabungan (Updated)

Rangkaian Sekunder

Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus

tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan

terdiri dari komponen-komponen berikut:

- Lilitan Sekunder Coil

- Lengan Rotor Distributor

- Tutup Distributor

- Busi-Busi

Cara Kerja Pengapian induktif

a. Cara Kerja Kontak Poin tertutup

Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan

primer coil, membentuk medan magnit, metalui

kontak poin ke massa.

Modul OPKR 50-011 B 16

Page 18: 03 Isi Gabungan (Updated)

Distributor

Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup

b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka

Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus

yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan

magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan

menyebabkan tegangan tinggi (4000-30.000 volt)

pada lititan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan

tinggi ini 'mendorong' arus melalui kabel coil

tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-

busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150

kali per detik tergantung pada kecepatan engine.

Modul OPKR 50-011 B 17

Page 19: 03 Isi Gabungan (Updated)

Distributor

Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka

b. Kondensor

Kondensor

Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor

Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin

pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang

berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-

poin terpisah.

Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas

timah masing-masing lapisan diberi isolasi kertas

paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat

Modul OPKR 50-011 B 18

Page 20: 03 Isi Gabungan (Updated)

sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan

plat dihubungkan dengan satu kawat sebagai kutub

positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang didalam

distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.

Kondensor itu diperlukan karena:

- Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis;

gerakan tersebut sangat lambat dibandingkan

dengan kecepatan aliran arus

- Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit

- Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat

tinggi

Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:

- Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi

sangat tinggi mendorong arus meloncati celah

membakar permukaan kontak poin. Aliran arus

tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit

kolap sangat lambat. Karenanya tegangan sekunder

terlalu rendah untuk menyalakan busi.

Cara Kerja Kondensor

Tahap 1. Poin Tertutup

Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin

Tertutup. Dan Osiloskop

MenunjukkanTegangan Kondensor

Modul OPKR 50-011 B 19

Kondensor

Page 21: 03 Isi Gabungan (Updated)

Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui

poin yang tertutup. Medan magnit terbentuk di

sekeliling coil pengapian. Pola osiloskop

mengilustrasikan perubahan polaritas tegangan

pada rangkaian kondensor coil. Tingkat tegangan

adalah 12 V pada satu arah.

Tahap 2. Poin Terbuka

Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan

Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik

Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke

dalam lilitan sekunder. Karena medan magnit juga

kolap memotong lilitan primer maka tegangan tinggi

(kira-kira 300 V) diinduksi kedalamnya juga.

Tegangan ini akan menyebabkan arus mengalir ke

dalam kondensor. Tegangan kondensor akan naik

sampai tegangannya sama dengan tegangan coil.

Modul OPKR 50-011 B 20

Page 22: 03 Isi Gabungan (Updated)

Tahap 3.

Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop

Tegangan Kondensor turun

Tegangan primer mulai menurun. Tegangan

kondensor sekarang akan mendorong balik arus

listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa

medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih

cepat yang akan menghasilkan percikan bunga api

sekunder yang lebih besar. Gaya medan magnet

yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan

arah yang berlawanan.

Tahap 4

Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop

Pengosongan Kondensor

Modul OPKR 50-011 B 21

Page 23: 03 Isi Gabungan (Updated)

Berkaitan dengan pengaruh medan magnet

kondensor dan arus pada lilitan sekunder, gerak gaya

listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa

kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada

kondensor melalui lilitan sampai energi listriknya

hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi.

c. Pengendali Pengapian Sentrifugal

Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan

saat putaran engine naik, distributor mempunyai

mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah

pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagian bawah

distributor. Kedua pemberat ini ditahan pada

dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu

distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat

terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya

sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya

memajukan bubungan kontak point.

Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju

Pengapian Jenis Sentrifugal

Modul OPKR 50-011 B 22

Titik Putar

Page 24: 03 Isi Gabungan (Updated)

Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor

dan saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya

sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah

dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan

kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak

poin, dengan demikian terjadilah pemajuan

pengapian.

d. Pengendali Pengapian Vacuum

Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan

saat diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah

tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan

pembakaran.

- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi,

dia akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di

sulut

- Jika campuran miskin dan tekanan kompresi

rendah, campuran akan terbakar dengan lambat

Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah

pada suatu engine, jumlah campuran udara/bahan

bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi)

berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup

throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada

tekanan kompresi pada rentang kerja engine.

Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum

terdiri dari unit diafragma vacuum, dihubungkan

dengan pelat dudukan distributor dan sisi lain

diafragma dihubungkan dengan saluran vacuum

karburator melalui selang vacuum.

Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat

dudukan dan kontak poin akan berputar saat

Modul OPKR 50-011 B 23

Page 25: 03 Isi Gabungan (Updated)

diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran

masuk engine.

Modul OPKR 50-011 B 24

Page 26: 03 Isi Gabungan (Updated)

Cara Kerja

Pembukaan katup throttle yang kecil akan

memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada

diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan

berputar mempercepat saat pengapian. Saat

pembukaan katup throttle membuka semakin lebar,

pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi

pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup

throttle akan memberikan tekanan udara luar

(tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma

mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat

pengapian.

Catatan:

Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan

kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan

yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap

rentang kerja engine.

Sudut Dwell

Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan

distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang

tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil pengapian,

agar dapat bekerja dengan baik memerlukan waktu aliran

arus yang mengalir pada lilitan primer cukup lama agar

mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di

sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk

memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan

yang diperlukan untuk menyalakan busi.

a.

Modul OPKR 50-011 B 25

Page 27: 03 Isi Gabungan (Updated)

b.

c.

Gambar 13. Sudut Dwell

Keterangan:

a) Kontak Poin Tertutup

b) Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil

c) Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar

Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah

kontak poin yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini

berarti kontak poin tertutup lebih cepat dan menutupnya

terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell.

Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:

60% x 360/n.

n = jumlah selinder.

Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan

kerugian. Kontak poin menutup lebih cepat dapat

mempengaruhi kerja coil pengapian dan kondensor

menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin

terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang

besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak

Modul OPKR 50-011 B 26

Page 28: 03 Isi Gabungan (Updated)

poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak

punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet

dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.

e. Busi

Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan

menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh

koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di

pergunakan untuk memulai pembakaran campuran

bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan

di dalam selinder.

Konstruksi busi

Gambar 14. Konstruksi Busi

Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu

elektroda tengah dan samping elektroda tengah

mengalirkan arus listrik dari distributor yang

Modul OPKR 50-011 B 27

Ground Electrode

Ceramic Insulator

Center Electrode

Glass Seal

Resistor

Gasket Coppe

rCoreNose Insulator

Page 29: 03 Isi Gabungan (Updated)

kemudian akan melompat menuju elektroda

samping.

Isolator yang ada pada busi untuk mencegah

bocornya arus listrik tegangan tinggi, sehingga

tetap mengalir melalui elektroda tengah dan

elektroda samping terus ke masa sambil

menghasilkan bunga api dari elektroda tengah ke

elektroda samping.

Nilai panas busi

Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah

kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh

busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih

banyak disebut busi dingin sebab busi tersebut

akan tetap dingin, sedangkan busi yang

meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi

panas.

Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih

pendek karena permukaan persinggungan dengan

api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek,

maka perambatan panas sangat baik dan

temperatur elektroda tengah tidak akan naik

terlalu tinggi.

Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator

yang panjang dan permukaan singgung dengan api

yang luas sehingga jalur perambatan panas

menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil.

Akibatnya temperatur elektroda tengah menjadi

naik.

Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan

nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka

Modul OPKR 50-011 B 28

Page 30: 03 Isi Gabungan (Updated)

atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai

panas busi.

c. Rangkuman

Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus

tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan

sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder

sesuai dengan urutan pengapian. Coil pengapian terdiri dari

rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk

mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yang

mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga

halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan

disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada

bagian tutup coil.

Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang

relatif tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling

lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan

resistansi lilitan primer berubah tergantung pada

penggunaannya.

Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah

dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-

komponen berikut:

- Saklar Pengapian

- Lilitan Primer Coil

- Kontak Point Distributor

- Kondensor

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan

tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-

komponen berikut:

- Lilitan Sekunder Coil

- Lengan Rotor Distributor

- Tutup Distributor

Modul OPKR 50-011 B 29

Page 31: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Busi-busi

Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin

pada saat kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang

berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak point

terpisah.

Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan

distributor saat kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell

dapat ditentukan dengan rumus:

Sudut Dwell = 60 % x 360

n

n = jumlah selinder

Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih

cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang

menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar

karena percikan yang berlebihan.

Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil,

menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih

cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan

medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran

yang jelek.

Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan

saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin.

Mekanisme Vacuum advancer berfungsi memajukan saat

pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang.

Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi

loncatan bunga api melalui elektroda.

Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah

panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan

Modul OPKR 50-011 B 30

Page 32: 03 Isi Gabungan (Updated)

nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor

suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.

d. Tugas

1. Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara

seksama!

2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional!

3. Buatlah analisa gangguan sistem pengapian!

4. Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan

(manual book)!

5. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru

Anda dapatkan!

Modul OPKR 50-011 B 31

Page 33: 03 Isi Gabungan (Updated)

e. Tes Formatif

1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?

2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional?

3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut:

a. Baterai

b. Coil

c. Distributor

d. Busi

4. Sebutkan komponen-komponen dari rangkaian sekunder

merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang

ditingkatkan oleh coil?

5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan

terbuka?

6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian?

7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer?

8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer?

9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu

besar?

10. Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin?

f. Kunci Jawaban

1. Fungsi sistem Pengapian adalah

menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada

busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di

dalam ruang bakar engine.

2. Gambar rangkaian sistem pengapian

konvensioal.

Modul OPKR 50-011 B 32

Page 34: 03 Isi Gabungan (Updated)

3. Fungsi komponen pengapian:

- Baterai menyediakan arus listrik

tegangan rendah untuk ignition coil

- Ignition Coil menaikan tegangan yang di teria dari baterai

menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian

- Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan

tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan

sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder

sesuai dengan urutan pangapian

- Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi

loncatan bunga api melalui elektroda

4. Rangkaian sekunder merupakan jalur

untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan

terdiri dari komponen-komponen berikut:

- Lilitan Sekunder Coil

- Rotor

- Tutup Distributor

- Busi-busi

5. Cara kerja coil pengapian pada saat:

a. Cara kerja-Poin tertutup

Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil,

membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke masa.

b. Cara kerja Pengapian Poin-

poin terbuka

Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang

berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di

sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan

tinggi pada lilitan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi

Modul OPKR 50-011 B 33

Page 35: 03 Isi Gabungan (Updated)

ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke

distributor dan kemudian ke busi-busi.

6. Fungsi kondensor adalah mencegah

percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak

poin tersebut mulai membuka, dengan cara menyerap arus

induksi dini dari kumparan primer coil.

Modul OPKR 50-011 B 34

Page 36: 03 Isi Gabungan (Updated)

7. Cara kerja vacuum adalah:

Pada saat pembukaan katup throttle kecil akan

memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada

diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar

mempercepat saat pengapian.

Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar,

pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi

pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle

akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada

kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak

terjadi pemajuan saat pengapian.

8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk

memajukan pengapian yang diperlukan saat putaran

engine naik.

9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar

adalah:

Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi

kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang

tidak sempurna dan kontak poin terbakar karena percikan

yang berlebihan.

10. Perbedaan Busi panas dengan busi

dingin adalah:

- Busi panas adalah busi yang

mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan

singgung dengan api yang luas sehingga jalur

perambatan panas sangat lambat sehingga meradiasikan

panas yang lebih sedikit ke kepala selinder.

- Busi dingin busi yang mempunyai

ujung insulator yang lebih pendek sehingga permukaan

persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi

panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik

Modul OPKR 50-011 B 35

Page 37: 03 Isi Gabungan (Updated)

dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu

tinggi.

Modul OPKR 50-011 B 36

Page 38: 03 Isi Gabungan (Updated)

g. Lembar Kerja

1. Alat dan bahan

a) 1 Unit engine stand

b) Peralatan tangan

c) Tool box

d) Avo meter

e) Lap/majun

f) Dwell tester

g) Tacho meter

h) Timming light

2. Keselamatan kerja

a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya

b) Ikuti instruksi dari Instruktur

c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja

d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan

pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja

e) Bila perlu mintalah buku manual

3. Langkah kerja

a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang

dibutuhkan

b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh

Guru/Instruktur

c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem

pengapian

d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian

e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan

bahan yang dipraktikkan

f) Diskusikan dan buatlah catatan penting kegiatan praktik

g) Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan

bahan yang telah digunakan.

Modul OPKR 50-011 B 37

Page 39: 03 Isi Gabungan (Updated)

4. Tugas

a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!

b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda

peroleh setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran

c) Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan

pelajari kembali materi

Modul OPKR 50-011 B 38

Page 40: 03 Isi Gabungan (Updated)

Kegiatan Belajar 2. Mengakses Informasi Yang Benar Dari

Spesifikasi Pabrik Dan Dapat Dipahami

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan

dapat:

1. Membedakan rangkaian pengapian elektronik dengan

pengapian konvensional

2. Menjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik

3. Menyebutkan macam-macam pegapian elektronik

4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian

elektronik

b. Uraian materi

1. Perbandingan Rangkaian Pengapian

Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang

menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian

primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal

elektronik dlan sebuah unit pengendaii pengapian elektronik.

Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik

untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali

pengapian elektronik.

Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian

sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal.

Modul OPKR 50-011 B 39

Page 41: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 15. Perbandingan Rangkaian

Keuntungan sistem pengapian elektronik:

Tidak menggunakan kontak poin

Tidak memerlukan perawatan kontak poin

Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian

Saat pengapian lebih tepat

Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna

untuk mengendalikan emisi gas buang.

Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik

Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada

distributor:

1. Pembangkit pulsa

2. Pembangkit efek Hall

3. Sensor optik

Modul OPKR 50-011 B 40

Reluktor

Page 42: 03 Isi Gabungan (Updated)

1. Sensor Penghimpun Magnet (Pembangkit Pulsa)

a. Konstruksi

Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up

Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet

permanen. Magnet permanen membentuk medan

magnet di sekeliling lilitan kawat.

b. Cara kerja

Ketika benda logam mengganggu keseimbangan

medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada

lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan

kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh

mikrokomputer.

Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros

engkol

Sensor posisi poros engkol (CP, Crankshaft position)

adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet.

Sensor CP mempunyai perangkat penghimpun

magnet. Sensor CP biasanya di tempatkan pada

blok engine. Cincin pulsa poros engkol ditempatkan

pada poros engkol. Tonjolan logam ditempatkan di

bagian pinggiran cincin pulsa.

Modul OPKR 50-011 B 41

Pick_Up Magnetik

Lilitan kawat membangkitkan tegangan listrik

Cuping (Lobe) pada Cincin pulsa memotong medan magnetCincin Pulsa

Berputar

Page 43: 03 Isi Gabungan (Updated)

Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan

ujung sensor posisi poros engkol. Tonjolan logam

tersebut memotong medan magnet. Gangguan

terhadap medan magnet membangkitkan tegangan

sinyal tegangan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan

ini diperkuat oleh ECU. Penghimpun magnet yang

digunakan pada system pengendali elektronik

mencakup:

- Sensor posisi poros engkol

- Sensor kecepatan kendaraan

- Penghimpun saat pengapian

Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah

arus bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat,

tegangan dan frekuensinya juga meningkat. CPU

memantau frekuensi sinyal untuk menghitung

kecepatan poros dan posisinya.

Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa

Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit

pulsa, tetapi semuanya menggunakan dasar kerja yang

sama.

Modul OPKR 50-011 B 42

+V

0

- V

Teg

an

gan

Kelu

ara

n

Page 44: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa

2. Pembangkit Efek Hall

a. Dasar Kerja efek Hall

Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H.

Hall yang menemukan efek ini pada tahun 1879.

Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis

(pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang

mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada

pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus

terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan

muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang

berbentuk garis. Tegangan ini disebut "Tegangan Hall".

Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada

titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang

konstan dan medan magnet yang tegak lurus

terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk

membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau

keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan

dapat dihasilkan.

Modul OPKR 50-011 B 43

Page 45: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall

Gambar 20. Kemagnetan 900 tegangan hall muncul

Bentuk gelombang output sensor hall disebut

gelombang digital sebab perubahan magnet terhadap

bahan semi konduktor yang berbentuk garis dari 90°

akan mematikan tegangan hall. Tegangan keluaran

adalah "Ada atau tidak Ada".

Modul OPKR 50-011 B 44

Page 46: 03 Isi Gabungan (Updated)

Signal Output:

V1 = Kecepatan Rendah

V2 = Kecepatan Tinggi

Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan

Sinyal Keluarannya

Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan

untuk menentukan putaran engine dan saat

pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor

memberikan sinyal kepada mikrokomputer informasi

tentang posisi poros distributor.

Modul OPKR 50-011 B 45

Magnet

Medan magnetChip Hall

Signal Output

Tutup Sudu Rotary

Unit PorosUnit Sakelar Efek Hall

Unit Dudukan

Page 47: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 22. Konstruksi/Tempat Sensor

PenghimpunPengapian

Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan

saklar efek Hall. Tutup sudu yang berputar di

tempatkan di bagian atas poros distributor. Saklar

efek Hall berada di bagian dasar distributor.

Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall

Tutup sudu berputar clan sakelar efek Hall

ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu

dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu

berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah

medan magnet menyebabkan munculnya tegangan

hall.

Bila sudu berada diantara celah, medan magnet

terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada

tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan)

Modul OPKR 50-011 B 46

Tutup Sudu Rotary

Penghimpun Medan Magnet

Sudu

Sakelar Efek Hall

Magnet

Page 48: 03 Isi Gabungan (Updated)

tegangan sinyal akan tergantung pada putaran

poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan

beragam tergantung pada ukuran sudu.

Modul OPKR 50-011 B 47

Page 49: 03 Isi Gabungan (Updated)

3. Sensor Posisi Poros Engkol Optik

Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros

engkoi optik menggunakan piringan yang secara

langsung dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai

pengganti sudu, piringan dilengkapi dengan lubang-

lubang yang posisinya berhubungan dengan derajat

perputaran.

Contoh:

- 90° untuk engine 4 silinder

- 60° untuk engine 6 silinder

- 45° untuk engine V 8 silinder

Sensor-sensor modern mungkin mempunyai

perputaran poros 360°.

Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik

Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED

(Light Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor.

Lubang pada piringan memungkinkan cahaya dari LED

mencapai phototransistor, digunakan sebagai sensor.

Output phototransistor diperkuat untuk memberikan

sinyal tegangan ke ECU.

Modul OPKR 50-011 B 48

LED

Page 50: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 25. Output Pulsa

2. Sistem Pewaktu Pengapian Elektronik (EST)

Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan system

pemaju saat pengapian konvensional yaitu sistem sentrifugal

dan vacuum. Ini memberikan saat pengapian yang optimum

yang diperlukan oleh engine yang dipengaruhi oleh kecepatan,

beban, temperatur pendingin engine, posisi throttle dan kondisi

kerja motor starter dan kompresor system penyejuk udara.

Sistem ini terdiri dari:

1) Distributor dengan pembangkit sinyal

2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP)

3) Sensor Temperatur pendingin engine

4) Sakelar posisi throttle

5) Modul Pengendali Elektronik

6) Coil Pengapian

7) Kabel Tegangan Tinggi

8) Busi

9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter

10) Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC

Modul OPKR 50-011 B 49

+2.4 V

Va

+0.2 V

TMA *1 TMA * 2 TMA * 3

Waktu

Page 51: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 26. Sistem EST

Sensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada

modul, yang akan menghitung saat pengapian yang diperlukan

dan merubah sinyal keluaran kepada coil pengapian untuk

memberikan pengendaiian saat pengapian.

Alternatif Sistem Pengapian

a) Capacitor Discharge Ignition (CDI)

CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan

system pengapian yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini

dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja

yang tinggi.

Perbedaan utama dengan system pengapian elektronik

adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul

elektronik.

Modul OPKR 50-011 B 50

Saklar Start Pengapian

Page 52: 03 Isi Gabungan (Updated)

Cara Kerja

Modul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12

V ke 400 V yang digunakan untuk mengisi kapasitor

penyimpan yang besar. 400 V diperlukan untuk mencapai

tingkat energi yang diperlukan untuk mengoperasikan

system.

1.Batere 2.Kunci Kontak 3. Kotak Pemicu 3a.Bagian Pengisian

3b.Bagian Pengendali 3c.Pembentuk Pulsa 4.Transfarmator

Pengapian 5. Pembangkit Pulsa jenis Induksi 6.Distributor

D.Dioda C.Kaparitor Penyimpan The.Theristar dengan gerbang

G L1. Lilitan Primer L2. Lilitan Sekunder

Gambar 27. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai

kontak poin dengan Pulsa Induktif System

Generator dalam Distributor

Modul OPKR 50-011 B 51

Page 53: 03 Isi Gabungan (Updated)

Pada titik pengapian theristor dipicu, muatan kapasitor

dikosongkan melalui lilitan utama coil pengapian.

Kecepatan pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat

daripada system pengapian tradisional dengan efek

tegangan yang cepat terjadi pada lilitan sekunder untuk

menghasilkan bunga api untuk busi. Begitu muatan

kapasitor dikosongkan theristor mati untuk kemudian

memulai kembali siklus pengapian.

Keuntungan-keuntungan:

a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut

dwell) untuk memastikan magnetic coil pengapian

terpenuhi sepenuhnya.

b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh

lebih tinggi dibandingkan system pengapian

elektronik dan kontak tradisional.

b) Sistem Pengapian Magnet

Tujuan

Sistem pengapian magnet bekerja tidak tergantung

pada sumber baterai dan memberikan tegangan tinggi

yang diperlukan untuk membakar campuran

udara/bahan bakar di dalam ruang pembakaran.

Penerapan

Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan

dan sangat sesuai untuk digunakan pada engine yang

dirancang untuk menggerakkan:

(a) Kendaraan kecil

(b) Perangkat daya

(c) Sepeda motor

(d) Kendaraan salju

Modul OPKR 50-011 B 52

Page 54: 03 Isi Gabungan (Updated)

(e) Pemotong rumput

(f) Mesin gergaji

(g) Engine untuk perahu motor

(h) Mesin pertanian

(i) Engine stasioner

Konstruksi

Gambar 28. Konstruksi Fly Wheel Magnet

Sistem magnet ini terdiri dari:

(a) Fly-wheel baja yang berputar yang dilengkapi

dengan magnet permanen, dipasangkan pada poros

engkol engine.

Gambar 29. Pelat dudukan Magnet

Modul OPKR 50-011 B 53

Fly-wheel

Magnet

Kapasitor

Unit Pelumas

Page 55: 03 Isi Gabungan (Updated)

(b) Pelat dudukan yang tidak bergerak (tetap)

menyangga armatur pengapian (coil), kontak poin

clan kapasitor. (Sistem yang dikendalikan elektronik

mempunyai pembangkit pulsa yang dipasangkan

pada pelat dudukan.

Cara Kerja

Medan magnet yang terdapat pada fly-wheel sejajar

dengan inti armatur pengapian. Pada saat fly-wheel

berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian

primer.

Gambar 30. Kerja magnet saat kontak poin tertutup

Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir

pada lilitan primer armatur pengapian menghasilkan

medan magnet.

Modul OPKR 50-011 B 54

Armature Pengapian

Lilitan Sekunder Lilitan Primer

Kontak Poin

Page 56: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 31. Kerja Magnet saat kontak poin

terbuka

Dalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan

aliran arus induksi berhenti, medan magnet kolap

dan menghasilkan induksi tegangan tinggi pada

lilitan sekunder coil, menghasilkan percikan bunga

api pada busi.

Catatan:

Untuk mendapatkan output yang maksimal, system

magnet dirancang untuk membuka kontak poin

saat arus induksi maksimum mengalir pada lilitan

primer coil.

Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai

dengan bentuk rancangan engine dan penggunaan

perangkat pemicu elektronik. Sistem magnet juga

dapat digunakan pada engine bersilinder banyak,

menggantikan distributor tradisional atau

digerakkan oleh poros bubungan engine.

Modul OPKR 50-011 B 55

Page 57: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 32. Unit Magnet untuk engine

bersilinder banyak

c. Rangkuman

Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang

menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer.

Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dan

sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal

digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan

sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik.

Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian

sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal.

Keuntungan system pengapian elektronik:

1. Tidak menggunakan kontak poin

2. Tidak memerlukan perawatan kontak

poin

3. Sudut Dwell ditetapkan oleh unit

pengapian

Modul OPKR 50-011 B 56

Page 58: 03 Isi Gabungan (Updated)

4. Saat pengapian lebih tepat

5. Percikan bunga api lebih besar dan

lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas

buang

cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:

1. Pembangkit pulsa

2. Pembangkit efek hall

3. Sensor optik

Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri

dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen

membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat.

Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet,

tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini

dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat

oleh mikrokomputer.

Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit

hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika

medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga

medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor

(pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi

konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut "Tegangan

Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik

nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan

magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor

diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu

atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat

dihasiikan.

Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang

berbeda dengan system pengapian elektronik yang lain. Sistem

ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja

yang tinggi. Perbedaan utama dengan sistem pengapian

Modul OPKR 50-011 B 57

Page 59: 03 Isi Gabungan (Updated)

elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja

modul elektronik.

d. Tugas

1. Pelajari sistem pengapian elektronik secara seksama!

2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian elektronik!

3. Buatlah analisa gangguan pada sistem pengapian elektronik!

4. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda

dapatkan mengenai sistem pengapian dan kendala-kendalanya!

Modul OPKR 50-011 B 58

Page 60: 03 Isi Gabungan (Updated)

e. Test Formatif

1. Sebutkan keuntungan pengapian elektronik?

2. Sebutkan komponen sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-

up Sensor)?

3. Sebutkan macam-macam sensor pengendali elektronik ECU

menghimpun magnet?

4. Jelaskan cara kerja pembangkit hall efek!

5. Sebutkan keunggulan dan kelemahan sistem pengapian CDI!

f. Kunci Jawaban

1. Keuntungan system pengapian elektronik:

- Tidak menggunakan kontak poin

- Tidak memerlukan perawatan kontak poin

- Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian

- Saat pengapian tebih tepat

- Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna

untuk mengendalikan emisi gas buang

2. Komponen Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up

Sensor) adalah:

lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen

membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat.

3. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet

yang digunakan pada system pengendali elektronik mencakup:

- Sensor posisi poros engkol

- Sensor kecepatan kendaraan

- Penghimpun saat pengapian

4. Cara kerja pembangkit pulsa Hall efek adalah tutup sudu

berputar dan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa

sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu

berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan

magnet menyebabkan munculnya tegangan hall. Bila sudu

berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian

Modul OPKR 50-011 B 59

Page 61: 03 Isi Gabungan (Updated)

sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi

(kecepatan) tegangan sinyal akan tergantung pada putaran

poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam

tergantung pada ukuran sudu.

5. Keungulan dan kelemahan sistem pengapian CD:

Keunggulan-keunggulan:

a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut

dwell) untuk memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi

sepenuhnya.

b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh

lebih tinggi dibandingkan system pengapian elektronik dan

kontak tradisional.

Kelemahan-Kelemahan:

Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk

memperoleh pengaian yang dapat diandalkan.

g. Lembar Kerja

1. Alat dan bahan

- 1 Unit engine stand

- Peralatan tangan

- Avo meter

- Lap/majun

- Tool box

- Tacho meter

- Dwell tester

- Timming light

2. Keselamatan kerja

- Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya

- Ikuti instruksi dari Instruktur

- Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja

Modul OPKR 50-011 B 60

Page 62: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan

pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja

- Bila perlu mintalah buku manual

3. Langkah kerja

- Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang di

butuhkan

- Perhatikan instruksi Praktik yang disampaikan oleh oleh

Guru/Instruktur

- Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem

pengapian

- Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian

- Gambarkan wiring sistem pengapian sesuai dengan

bahan yang dipraktikkan

- Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktik

- Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan

bahan yang telah digunakan

4. Tugas

1. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!

2. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh

setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran

3. Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari

kembali materi

Modul OPKR 50-011 B 61

Page 63: 03 Isi Gabungan (Updated)

Kegiatan Belajar 3. Pelaksanaan Perbaikan, Penyetelan Dan

Penggantian Komponen Dilaksanakan

Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik

Dan Material Yang Sesuai

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah selesai pemelajaran modul ini tanpa bantuan

Guru/Pembimbing para peserta diklat diharapkan dapat:

1. Melakukan pemeriksaan sitem pengapian

2. Melakukan penyetelan sistem pengapian berdasarkan SOP

3. Melakukan service/perbaikan sistem pengapian

4. Melepas dan memasang distributor

5. Memeriksa urutan pengapian (FO)

6. Menggunakan alat uji sistem pengapian

b. Uraian materi

Sistem pengapian kendaraan bermotor sangatlah tahan uji, tetapi

sebagaimana ditetapkan pabrik pembuatnya, pemeliharaannya

harus dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji. Untuk

memeriksa system pengapian lakukan hal berikut:

1. Secara visual periksalah

- Kabel-kabel tegangan tinggi, apakah isolasinya robek,

terbakar atau aus

- Kabel-kabel tegangan rendah, apakah terbakar, aus atau

retak dan rusak atau bagian-bagian tengah pada terminal-

terminalnya berjuntai

- Koil pengapian oli bocor, retak atau isolasinya teriris dan

kontainer bagian luarnya rusak

- Tutup distributornya retak, isolasinya teriris dan lemah atau

klip (jepitan) pengkelemnya patah

- Selang-selang vacuumnya retak, terbakar atau ada tanda-

tanda aus

Modul OPKR 50-011 B 62

Page 64: 03 Isi Gabungan (Updated)

2. Secara phisik periksalah sambungan-sambungan

- Perlahan-lahan tarik atau tekan masing-masing kabel listrik

(baik yang bertegangan tinggi maupun yang bertegangan

rendah) untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut

terpasang dengan kuat pada sambungannya

- Dengan cara yang sama periksalah sambungan-sambungan

selang vacuum

- Pastikan bahwa coil pengapian dan resistor ballast terkelem

kuat pada engine atau pada panel di bawah bonet

- Periksalah saklar pengapian

- Haruslah dipasang dengan kencang di panel instrument

- Kuncinya tidak boleh longgar pada barrelnya dan gerakan

untuk semua tahap pengoperasian harus positif

3. Menservis bagian system pengapian yang berbegangan

tinggi

- Lepaskan tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi

- Lepaskan tombol rotor

Gambar 33. Servis Rotor Button (tombol rotor)

Modul OPKR 50-011 B 63

Page 65: 03 Isi Gabungan (Updated)

Cabutlah secara langsung dari distributor shaftnya, periksalah rotor

button bila:

a. Bilahnya aus atau longgar

b. Karbon tracking atau isolasinya retak

c. Lug atau locating clip atau atau rusak

- Bersihkan rotor button

- Keriklah karbon dari ujung bilahnya tetapi jangan

melepaskan logamnya

- Laplah buttonnya dengan kain yang bersih

Gambar 34. Pemeriksaan Cap (Tutup) Bagian Dalam

- Periksalah bagian dalam dari distributor cap

a. Bila terminal-terminalnya aus atau terbakar

b. Bila kontak karbonnya rusak, aus atau longgar

c. Karbon tracking

- Bersihkan distributor cap dan kabel-kabel tegangan tinggi.

Modul OPKR 50-011 B 64

Distributor Cap

Page 66: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 35. Pemeriksaan Kontak-Kontak Tegangan tinggi

- Periksalah kontak diantara kabel tegangan tinggi dan

terminal distributor cap

- Bebaskan peiindung kabel dengan memelintirnya pada cap

tower

- Cabutlah kabel keluar tower sambil memegang

pelindungnya

- Periksalah bagian dalam dari cap tower dan terminal kabel

tegangan tinggi bila terjadi korosi

- Dengan hati-hati keriklah setiap karat dari contact points

- Pasanglah kabel dan pelindung ke distributor cap. Pastikan

bahwa kabel terpasang dengan kuat di dalam capnya

- Ulangi proses sepera ini pada kabel-kabel yang lain

Catatan;

Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah

susunan pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali

tersemprot ke kabel-kabel dan konektor-konektomya.

- Periksalah resistasi kabel-kabel tegangan tinggi

- Ganti kabel-kabel bila resistansinya telah melampaui batas

yang ditentukan

Modul OPKR 50-011 B 65

Page 67: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Pasanglah rottor button

- Luruskan locating lug atau klip di bagian dalam rotor dengan

alur pada poros distributornya

- Tekanlah rotor pada porosnya dan pastikan bahwa rotor

tersebut terpasang dengan kuat pada cam lobes

- Periksalah apakah rotor berada tepat pada porosnya dan

harus kencang

Catatan;

Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara

bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini

harus dipasang sebelum rotor dipasang.

- Pasanglah tutup distributor tetapi jangan menghubungkan

kabelkabel tegangan tinggi ke busi

- Lepaskan busi

- Periksalah busi terhadap:

1. Isolasinya rusak atau retak

2. Kerusakan elektroda-elektrodanya

3. Jumlahnya, wamanya, penampilan endapan karbon

4. Kerusakan seal atau thread (ulir)nya

Gambiar 36. Kerusakan Busi Yang Dapat Dilihat

Modul OPKR 50-011 B 66

Page 68: 03 Isi Gabungan (Updated)

Catatan;

Kondisi engine dapat ditentukan dengan cara membedakan

busi dengan tabel kondisi busi.

Warna dan Kondisi Elektroda Kondisi Engine yang dapat

diindikasi

Bersih, kekuning-kuningan, coklat

atau putih kusam

Kondisi baik, tingkat panas

stekernya pas

Lapisan permukaan melepuh

Campuran bahan baker terlalu

encer; steker tidak terpasang

dengan tepat; katup-katup engine

bocor

Elektroda-elektroda dan

permukaan steker kotor oleh oli

Stekernya macet; silinder-

silindernya, kendali katup dan

piston-pistonnya aus

Elektroda-elektroda dan

permukaan steker tercemar/kotor

oleh jelaga

Campuran bahan baker terlalu

pekat, celah terlalu lebar diantara

elektroda-elektroda busi, tingkat

panas stekernya tidak tepat

- Bersihkan busi

Gambar 37. Mengikir Elektroda Busi

Modul OPKR 50-011 B 67

Electrode

Tip Of centre electrode rounded and small recess at end of side

Before Filing After Filing

Page 69: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Kikirlah elektroda-elektroda busi

- Gunakan kikir dengan ujung-ujungnya yang kecil untuk

menipiskan kedua elektroda

- Buanglah busi bila pengikiran ringan (kedalaman 0.10 mm)

gagal menghilangkan erosinya

Gambar 38. Pengaturan Celah Busi

- Aturlah celah-celah busi

a) Pilihlah ukuran kawat yang telah direkomendasi

pabrik pembuatnya

b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance

(resistansi yang terlihat) terasa pada wire gauge pada

saat elektroda tersebut melewati celah.

- Cuci dan keringkan busi

a) Cucilah busi-busi dengan solvent dan keringkanlah

busi-busi tersebut dengan udara tekan

b) Lindungi mata anda dengan kacamata las bila

menggunakan penyemprot udara

- Pasanglah busi-busi tersebut ke dalam kepala silinder.

Hubungkan kabel-kabel tegangan tinggi.

Modul OPKR 50-011 B 68

Peringatan:

Jangan mengetok elektroda pusat atau mengaturnya.

Page 70: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Tekan kabel-kabel tegangan tinggi ke penjepit-penjepitnya.

Masukkan pelindung-pelindung pada busi dan tekanlah

pelindung tersebut kuat pada tempatnya.

- Ceklah firing order (susunan pembakaran) pada kabel-kabel

tegangan tinggi untuk memastikan bahwa kabel-kabel

tersebut telah dipasang pada busi yang sesuai/tepat.

- Pasanglah koil kabel tegangan tinggi.

4. Memeriksa susunan pembakaran

- Pastikan firing order dari engine.

- Seringkali firing order tersebut timbul pada inlet manifold

tetapi bila tidak dapat ditemukan, baca lagi manual

bengkelnya.

- Pastikan posisi silinder nomor satu dalam balok silinder.

- Untuk kebanyakan deretan engine-engine, silinder nomor

satu berada di depan balok dan silinder-silinder lainnya ada

di bagian belakang. Pada beberapa engine nomor silinder

menyembul pada kepala silinder, atau pada manifold dekat

dengan businya masingmasing. Bila meragukan, bacalah

kembali manual bengkel dari pabriknya.

- Ikuti alur kabel tegangan tinggi yang dihubungkan pada busi

nomor satu kembali menuju tutup distributor.

- Dalam mengarahkan rotasi rotor, ikuti alur kabel tegangan

tinggi berikutnya ke busi.

Modul OPKR 50-011 B 69

Page 71: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 39. Pemeriksaan Firing Order

- Nomor silinder harus cocok dengan nomor berikutnya pada

firing order.

- Periksalah arah rotasi dari rotor.

- Lepaskan kabel tegangan tinngi dan sambunglah kabel

terebut ke busi dari silindernya.

- Ulangi sampai semua silinder tetah diperiksa.

5. Menservis bagian system pengapian yang bertegangan

rendah

Catatan:

Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section)

bertegangan tinggi sedang diservis. Servis tersebut dilakukan

sebelum rotor dan tutup distributornya diganti.

- Lepaskan tutup distributur dengan kabel-kabel tegangan

tingginya

- Lepaskan rotor

- Lepaskan penutup debu bila dilengkapi

- Lepaskan contact breaker points

Modul OPKR 50-011 B 70

Page 72: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Lepaskan skrup-skrup yang mengencangkan point-point

pada plat breaker

- Lepaskan sambungan kabel tegangan rendah dari point-

pointnya. Kunci pas pengapian atau obeng mungkin

diperlukan.

Gambar 40. Memeriksa kontak poin

Catatan:

Pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus

dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan.

- Tariklah kontak point dari distributor.

Modul OPKR 50-011 B 71

LT. Lead

Screws Earth Lead

Page 73: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 41. Memeriksa Kontak Poin

Catatan:

Gantilah kontak point sesuai jadwal waktu servisnya.

- Periksalah kontak point.

- Kontak point bila lebih dari 1/3 daerah permukaan kontak

terbakar atau pitted.

- Pastikan bahwa pegasnya dengan kuat terpasang pada lever

moving kontak point. Jangan mencoba untuk mengkeling

ulang pegas ke lever, pasang point baru.

- Bila kabel tegangan rendah disambungkan ke kontak point,

pastikan bahwa kabel tersebut tidak telanjang, terjuntai atau

putus dan karenanya harus dengan tepat diisolasi dari point

yang tepat.

- Pastikan bahwa moving points bebas bergerak pada

pivotnya.

- Periksalah kabel-kabel tegangan rendah dalam distributor.

- Kabel plat breaker tidak boleh terjuntai atau putus dab

secara kuat harus disambungkan pada badan dan plat

breakernya.

- Periksalah bila cam aus atau kasar.

- Pastikan bahwa kapasitornya kencang, kondisi kabelnya baik

dan kontak listrik mounting clampnya baik.

6. Mengetes alat advance mekanik

Jepit cam dengan jari-jarimu dan cobalah memutarnya. Cam

tersebut hanya boleh berputar pada satu arah saja.

Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan

akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi.

Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat

tersebut aus dan harus diperbaiki.

Modul OPKR 50-011 B 72

Page 74: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 42. Mengetes Alat Advance

Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak

secara berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. Oli yang

berlebihan di seputar alat advance menunjukkkan bushes pada

poros distributornya aus. Untuk memastikan bahwa olinya

berasal dari engine clan bukan karena pelumasan yang

berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati.

Modul OPKR 50-011 B 73

Page 75: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 43. Pelumasan

Modul OPKR 50-011 B 74

Page 76: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Bersihkan clan lumasilah distributornya.

- Laplah plat breaker clan cam dengan kain yang sudah

dibasahi solvent.

- Keringkanlah dengan lap lainnya.

- Teteskan satu atau dua kali oli cair untuk melumasi bagian-

bagiannya (parts).

Gambar 44. Members ihkan Po int -po int

- Membersihkan kontak point

- Kikirlah merata masing-masing permukaan kontak dengan

kikir pengapian clan kemudian gosoklah dengan kain

ampelas atau batu carborundum

- Cucilah point-point dengan solvent dan keringkanlah dengan

kain bersih

- Pastikan bahwa permukaan-permukaan kontak seluruhnya

bersih

7. Pemasangan point-point ke dalam distributor

- Berikan sedikit gemuk yang titik cairnya tinggi pada

rubbing block dari moving point.

- Tempatkan kontak poin pada posisinya yang tepat,

masukkan skrupskrup penahan dan kencangkan perlahan-

lahan.

Modul OPKR 50-011 B 75

FixPoint

Less than 1/3 of surface

Worn Points

Filed Points

Page 77: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Hubungkan kabel tegangan rendah ke kontak poin untuk

memastikan bahwa semua terminalnya kencang.

- Tempatkan kabel-kabel tegangan rendah sehingga kabel-

kabel tersebut tidak menggesek komponen/part lainnya.

Gambar 45. Pemeriksaan Point Alignment (kesejajaran point)

a) Periksalah penjajaran pennukaan-permukaan kontak.

Bengkokkan point-point yang telah pas terpasang

dengan alat khusus atau sepasang tang berhidung

panjang untuk mensejajarkannya dengan moving point.

Gambar 46. Mengatur Celah Point

b) Atur celah point

Modul OPKR 50-011 B 76

Page 78: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Putarlah engine sampai rubbing block pada moving

point berada pada point tertinggi dari cam lobe

- tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau

rubbing block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya

dan longgarkan skrup-skrup penguat

- Aturlah kontak-kontaknya

- Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya

dengan feeler gauge.

- Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara

kontak pointnya

- Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup

sebagian (hanya dengan jari) dan gerakkan point yang

telah ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah

yang sesuai

- Kencangkan skrup-skrupnya.

c) Pasanglah rotor button.

Paskan penutup debu (bila terpasang) sebelum

memasang button.

d) Pasanglah tutup distributor dan kabel-kabel tegangan

tinggi. Pastikan tutupnya ditempatkan dengan benar pada

badan distributor.

Catatan:

Servis system pengapian belumlah selesai sampai sudut dwell

dan timing (waktu) pengapian telah diperiksa dan disetel.

8. Memeriksa dan mengatur sudut dwelt

Lakukan hal berikut:

a) Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak

ada di sekitar engine

Modul OPKR 50-011 B 77

Page 79: 03 Isi Gabungan (Updated)

b) Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai

temperatur pengoperasiannya

c) Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system

pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya

d) Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya

e) Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai

dengan spesiflkasi dari pabriknya

Catatan:

Untuk memperbesar sudut dwell kecilkan celah point. Untuk

memperkecil dwell besarkan celah point.

9. Pengaturan Saat Pengapian (Ignition Timing)

Gambar 47. Menentukan tanda timing (Timing Marks)

Ignition timing dapat dicek dan diatur dengan cara:

- Metoda Statis

- Metoda Stroboscope (timing Light)

1) Untuk mengecek dan mengatur waktu dengan

menggunakan metoda statis

- Putar puli engine sampai tanda timing

sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada

Modul OPKR 50-011 B 78

Page 80: 03 Isi Gabungan (Updated)

engine. Aturlah sesuai dengan spesifikasi pabrik

pembuatnya.

- Sambungkan satu kabel dari lampu

pengetes ke terminal distributor dari coil pengapian dan

kabel lainnya ke massa (earth) yang sesuai.

- Kunci kontak di "ON".

- Longgarkan klem distributor dan

putarlah badan terminal distributor dari koil

pengapian dan kabel lain ke pembumian yang sesuai.

- Pindahkan distributor ke arah rotasi

sampai lampu hidup dan kencangkan klem.

- Matikan pengapian dan lepaskan lampu

test.

2) Untuk mengecek dan mengatur saat

pengapian dengan menggunakan metoda stroboscope

(timing light)

- Hidupkan engine dan biarkan sampai

mencapai temperatur pengoperasian.

- Matikan engine dan hubungkan timing

light dan tachometer ke system pengapian sesuai

dengan instruksi pabrik pembuatnya.

- Lepaskan sambungan dan sambungkan

selang vacuum yang ada di distributor.

- Bersihkan tanda-tanda timing dengan

sehelai kain.Bila perlu perbaiki graduation lines (alur-

alur graduasi) dengan cat.

- Hidupkan engine dan aturfah kecepatan

idle ke jarak yang telah ditentukan.

Modul OPKR 50-011 B 79

Page 81: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 48. Pengecekan Saat Pengapian

- Arahkan timing light ke tanda-tanda

timing

Penanganannya harus sangat berhati-hati agar

jangan sampai tanganmu, atau timing light

bersinggungan dengan bagian-bagian yang berputar.

- Periksalah dan aturlah saat pengapian

Longgarkan klem distributor dan putarlah badan

distributor sesuai dengan arah rotasinya sampai saat

pengapian yang ditetapkan tercapai. Kencangkan

klem dan cek kembali saat pengapiannya.

Gambar 50. Mengatur Saat

Modul OPKR 50-011 B 80

Page 82: 03 Isi Gabungan (Updated)

Gambar 49. Mengatur saat pengapian

Modul OPKR 50-011 B 81

Page 83: 03 Isi Gabungan (Updated)

Catatan:

Saat pengapiannya tepat bila tanda timing segaris

dengan tanda trining yang terdapat pada badan

engine sesuai spesifikasi pabriknya.

- Matikan engine

- Lepaskan selang vacuum dan

hubungkan selang tersebut ke distributor

- Hidupkan engine dan aturlah putaran

idle (langsam) sesuai putaran yang ditetapkan

- Matikan engine dan lepaskan

tachometer dan timing light. Lakukan road test

terhadap kendaraan

Catatan:

Dengarkan bila ada suara yang tidak normal,

seperti 'ketukan'('pinking’).

c. Rangkuman

Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah

susunan pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali

tersemprot ke kabel-kabel dan konektor-konektornya. Beberapa

distributor mempunyai penutup debu diantara bagian sekunder

dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang sebelum

rotor dipasang. Kondisi engine dapat ditentukan degan cara

membedakan busi dengan tabel kondisi busi.

Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section)

bertegangan tinggi distributornya diganti pada beberapa

distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar

kabelnya dapat dilepaskan. Selalulah mengganti point-point

sesuai jadwal waktu servisnya. Pada hampir semua kasus

perangkat point yang sangat berkarat atau pitted harus

Modul OPKR 50-011 B 82

Page 84: 03 Isi Gabungan (Updated)

diperbaharui. Jangan memutar engine pada kipas angin bila

businya terpasang karena kipas anginnya dapat rusak. Saat

pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan tanda

timing yang terdapat pada badan engine sesuai spesifikasi

pabriknya. Bila kompresi engine menyebabkan pengengkolan

engine sulit dilakukan, lepaskan semua busi. Metoda pelepasan

dan pemasangan distributor juga diterapkan pada system

pengapian elektronik. Pada beberapa kasus poros penggerak

distributor harus dilepaskan sebelum cam assembly dibongkar.

Cara melepaskan shaft akan dijelaskan kemudian.

Jangan melepaskan pad sebelum melepaskan cam assembly

karena pad tsb, berfungsi untuk mencegah circlip terlepas

keluar. Beberapa distributor tidak mempunyai bushing dan

badannya bertindak sebagai permukaan bantalan. Bila celahnya

terlalu besar badan distributornya harus diganti. Lumasi semua

titik tumpu dengan pelumas yang sesuai. Pastikan bandul-

bandul, pegas-pegas dan pena tumpu dipasang mengikuti tanda

yang telah dibuat, feeler gauge yang digunakan harus jenis non-

magnetik.

d. Tugas

Pada penilaian unjuk kerja yang akan dilakukan Siswa

dipersyaratkan menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan

tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan, untuk itu

disarankan kepada Siswa selalu berkonsultasi dengan

Guru/Pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi

terhadap teori yang dipelajari.

Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria

standar yang harus di capai oleh Siswa yang dianggap kompeten

adalah Persyaratan Memperbaiki System Pengapian dan

komponennya dimana sistem perbaikan ditentukan berdasarkan

spesifikasi pabrik. Memperbaiki Sistem Pengapian dan

Modul OPKR 50-011 B 83

Page 85: 03 Isi Gabungan (Updated)

Komponennya sesuai dengan Prosedur Operasi Standar dimana

dalam pengerjaannya sesuai dengan undang-undang K 3

(keselamatan dan kesehatan kerja).

Modul OPKR 50-011 B 84

Page 86: 03 Isi Gabungan (Updated)

e. Tes Formatif

1. Bagaimana cara mengatur

celah dari Busi?

2. Sebutkan langkah-langkah

menyetel kontak poin?

3. Jelaskan cara mengetes

advance mekanik?

4. Jelaskan langkah menyetel

sudut dwell?

5. Jelaskan mengatur waktu pengapian

dengan metode statis?

f. Kunci Jawaban

1. Cara mengatur celah busi:

(a) Pilihlah ukuran kawat yang telah direkomendasi pabrik

pembuatnya.

(b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance

(resistansi yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat

elektroda tersebut melewati celah.

2. Cara mengatur celah point adalah:

(a) Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point

berada pada point tertinggi dari cam lobe.

(b) Tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau

rubbing block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan

longgarkan skrup-skrup penguat.

(c) Aturlah kontak-kontaknya.

(d) Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan

feeler gauge.

(e) Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak

pointnya.

(f) Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian

(hanya dengan jari) dan gerakkan kontak point yang telah

Modul OPKR 50-011 B 85

Page 87: 03 Isi Gabungan (Updated)

ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah yang

sesuai.

(g) Kencangkan skrup-skrup.

Modul OPKR 50-011 B 86

Page 88: 03 Isi Gabungan (Updated)

3. Cara mengetes advancer mekanik

Jepit cam dengan jari jarimu dan cobalah memutarnya. Cam

tersebut hanya boleh berputar pada satu arah saja.

Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan

akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi.

Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat

tersebut aus dan harus diperbaiki.

Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak

secara berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. 0li yang

berlebihan di seputar alat advance menunjukkan bushing pada

poros distributomya aus. Untuk memastikan bahwa olinya

berasal dari engine dan bukan karena pelumasan yang

berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati.

4. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell adalah:

(a) Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada

di sekitar engine.

(b) Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai

temperatur pengoperasiannya.

(c) Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system

pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya.

(d) Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya.

(e) Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai

dengan spesifikasi dari pabriknya.

5. Langkah mengecek dan mengatur waktu dengan

menggunakan metoda statis:

(a) Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan

tanda yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai

dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.

(b) Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke

terminal distributor dari coil pengapian dan kabel

lainnya ke massa (earth) yang sesuai.

(c) Kunci kontak di "ON".

Modul OPKR 50-011 B 87

Page 89: 03 Isi Gabungan (Updated)

(d) Longgarkan klem distributor dan putarlah badan

terminal distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke

massa yang sesuai.

(e) Pindahkan distributor ke arah rotasisampai

lampu hidupdan kencangkan klem.

(f) Matikan pengapian dan lepaskan lampu test.

g. Lembar Kerja

1. Alat dan Bahan

- Volt meter

- Obeng + (Kembang ) dan - (Min)

- Kunci Pas

- Kunci Ring

- Dial gauge

- Dwell tester

- Timing Light

- Feeler gauge

- Ware gauge (pengukur celah busi)

- Satu unit died Engine

2. Keselamatan kerja

- Persiapkan tempat kerja yang bersih

- Gunakan pakaian kerja

- Simpan alat pada tempat yang aman

- Gunakan alat sesuai dengan fungsinya

3. Langkah Kerja

a. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan praktik

b. Lakukan pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem

pengapian

c. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh

Guru/Instruktur

Modul OPKR 50-011 B 88

Page 90: 03 Isi Gabungan (Updated)

d. Lakukan sesuai dengan buku manual

e. Lakukan diskusi tentang pemeriksaan dan penyetelan

komponen sistem pengapian

f. Buatlah catatan penting tentang kegiatan praktik secara

ringkas dan jelas

g. Setelah selesai bereskan kembali alat-alat dan bahan yang

telah di gunakan

4. Tugas

a. Buatlah laporan praktik secara ringkas clan jelas!

b. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh

c. Jika belum mengerti pelajari kembali dan tanyakan pada

Instruktur

Modul OPKR 50-011 B 89

Page 91: 03 Isi Gabungan (Updated)

BAB. III EVALUASI

A. KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN

1. Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes formatif):

a. Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat

kebenaran jawaban tiap item soal antara 70 % s/d 80 %.

b. Siswa dapat skor 8 (delapan) bila

tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 81 % s/d 90 %.

c. Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila

tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 91 % s/d 100 %.

d. Setiap item soal harus mendapat nilai

minimal 7 (tujuh).

e. Bila belum mencapai nilai tujuh Siswa

wajib belajar kembali dan mengulang pada item tersebut.

B. PERTANYAAN

1. Jelaskan tujuan system pengapian pada kendaraan?

2. Gambarkan rangkaian system pengapian konvensional?

3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut!

a. Coil Pengapian

b. Distributor

c. Kondensor

d. Busi

4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan saat kontak

poin terbuka!

5. Jelaskan mengapa sudut Dwell yang tepat penting untuk mendapatkan

pengapian yang baik!

6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik!

7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada

kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan distributor.

Modul OPKR 50-011 B 90

Page 92: 03 Isi Gabungan (Updated)

8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk

menghasilkan sinyal out-put!

9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan!

10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI!

11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto!

12. Jelaskan mengapa system pengapian harus distel sesuai dengan

jadwal dan spesifikasi yang ditetapkan pabrik!

13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama

prosedur servis untuk semua komponen yang ada dalam daftar

- Tutup

didistributor

- Rotor

- Busi

14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat pengapian dengan

menggunakan timing light!

15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor!

Kunci Jawaban

1. Tujuan system pengapian pada kendaraan.

Jawaban:

- Untuk menyediakan percikan bunga api untuk membakar

bahan bakar di dalam ruang pembakaran.

Modul OPKR 50-011 B 91

Page 93: 03 Isi Gabungan (Updated)

- Untuk menyediakan percikan bunga api pada saat yang paling

tepat untuk mendapatkan unjuk kerja engine terbaik pada

seluruh kondisi engine.

2. Gambar di bawah ini menunjukan komponen sistem pengapian

konvensional.

Keterangan:

1. Batere 2. Kunci Kontak 3. Coil

Pengapian 4. Distributor 5. Kapasitor 6.

Kontak poin

7. Busi 8. Kabel Busi

Jawaban:

Agar secara otomatis merubah saat pengapian sesuai

perubahan putaran engine.

3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut!

Jawaban:

a. Coil Pengapian: Untuk

merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi untuk

dapat menghasiljan percikan bunga api.

b. Distributor: Dudukan

Cam dan kontak poin. Dudukan untuk perangkat pemaju

pengapian. Mendistribusikan listrik tegangan tinggi pada

busi yang tepat (sesuai urut-urutan pengapian).

Modul OPKR 50-011 B 92

Page 94: 03 Isi Gabungan (Updated)

c. Kondensor: Menbantu

kolapnya medan magnet dan mencegah terjadinya

percikan bunga api pada kontak poin.

d. Busi: Menghasilkan

percikan bunga api untuk menyulut/membakar campuran

udara/bahan bakar.

4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan

terbuka!

Jawaban:

Arus (istrik mengalir melalui rangkaian primer dan tiiitan

primer coil menghasilkan induksi medan magnet di sekeliling

lilitan coil (inti coil)

Pada saat kontak poin terbuka arus primer berhenti, medan

magnet kolap. kolapnya medan magnet menghasilkan induksi

tegangan tinggi pada lilitan sekunder.

5. Jelaskan mengapa sudut Dwelt yang tepat penting untuk

mendapatkan pengapian yang baik!

Jawaban:

Sudut Dwell yang tepat penting untuk menghasilkan

kejenuhan medan magnet coil pengapian dan mengurangi

kerusakan kontak poin.

6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik!

Jawaban:

a. Tidak menggunakan

kontak poin

b. Tidak memerlukan

perawatan kontak poin

c. Sudut Dwell ditentukan

oleh unit pengapian

d. Saat penyalaan lebih tepat

e. Percikan bunga api

lebih lama dan lebih besar

Modul OPKR 50-011 B 93

Page 95: 03 Isi Gabungan (Updated)

7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang

digunakan pada kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan

distributor.

Jawaban:

8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu

rotary untuk menghasilakan sinyal out-put!

Jawaban:

Jika tidak ada sudu yang berada di cefah medan magnet

menyebabkan munculnya tegangan Hall. Jika sudu berada pada

celah elemen Hall terlindung dari medan magnet, tidak muncul

tegangan Hall.

9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat

penyalaan!

Jawaban:

Sistem EST menggunakan beberapa sensor untuk memantau

kondisi kerja engine. Modul menghitung saat pengapian yang

dibutuhkan dan memberikan sinyal ke coil pengapian untuk

memberikan pengendalian pengapian.

10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI!

Jawaban:

Transformator meningkatkatkan tegangan sumber 12 volt

menjadi 400 volt untuk mengisi kapasitor penyimpan. Pada saat

penyalaan therystor dipicu, kapasitor mengosongkan

muatannya melalui lilitan primer menghasilkan pembentukan

medan magnet yang sangat cepat, yang menyebabkan

Modul OPKR 50-011 B 94

Tutup Sudu Rotary

Sudu

Sakelar Efek Hall

Penghimpun Medan Magnet

Page 96: 03 Isi Gabungan (Updated)

kenaikan tegangan pada lilitan sekunder yang menghasilkan

tegangan tinggi yang diaiirkan ke busi.

11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto!

Jawaban:

Saat flywheel berputar magnet menginduksi tegangan pada liiitan

primer, arus mengalir membentuk medan magnet di sekeliling coil

pengapian. Saat kontak poin terbuka arus terhenti, medan

magnet kolap menginduksi tegangan tinggi pada iilitan sekunder

dan menghasilkan tegangan tinggi yang dialirkan ke busi.

12. Jelaskan mengapa system pengapian harus disetel sesuai

dengan FO dan spesifikasi yang ditetapkan pabrik!

Jawaban:

Untuk menjamin kemampuan kerja sistem

13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama

prosedur servis untuk semua komponen yang ada dalam daftar

Jawaban:

- Kabel tegangan tinggi

Keretakan, terbakar, atau insulasi rusak

- Kabel tegangan rendah

a) Terbakar, insulasi retak

atau rusak

b) inti kawat terurai atau

rusak pada terminalnya

c) Kekuatan sambungan

terminal terhadap

dudukannya

- Coil Pengapian

a) Kebocoran oli

b) I

n

s

u

Modul OPKR 50-011 B 95

Page 97: 03 Isi Gabungan (Updated)

l

a

s

i

a

t

a

u

r

e

t

a

k

p

e

c

a

h

c) K

e

r

u

s

a

k

a

n

e

Modul OPKR 50-011 B 96

Page 98: 03 Isi Gabungan (Updated)

k

s

t

e

r

n

a

l

- Tutup distributor

a) Retak, insulasi

pecah, clip

rusak atau

lemah

b) Terminal

terbakar atau

rusak

c) Sambungan karbon

kendor atau rusak

d) Memeriksa korosi

pada puncak tutup

bagian dalam

- Rotor

a) Blade kendor atau rusak

b) Insulasi retak atau

karbon retak

c) Klip pengikat patah atau

rusak

- Busi

a) Kerusakan Insulator

b) Ekektroda eroded

c) Sil rusak

Modul OPKR 50-011 B 97

Page 99: 03 Isi Gabungan (Updated)

d) Ulir rusak

e) Insulasi retak

14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat timing light!

Jawaban:

1. Operasikan engine sampai mencapai temperatur kerja

2. Matikan engine dan pasang timing light

3. Lepas sambungan selang vacuum

4. Bersihkan tanda timing pada poros pulley

5. Hidupkan engine

6. Arahkan timing light pada tanda timing, Periksa dan stel saat

pengapian

7. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa ulang saat

pengapian

15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor!

Jawaban:

1. Posisikan rotor sehingga

balde-nya berada tepat segaris dengan bagian puncak badan

disributor

2. Bila rotor bergerak saat busi

dikeluarkan, tentukan posisi baru penunjukan rotor

3. Sejajarkan tanda yang

terdapat di badan didtributor dan blok engine dan masukkan

distributor

4. Mungkin perlu menggerakkan

sedikit badan rotor maju atau mundur untuk memungkinkan

penggerak distributor terkait

5. Tepatkan posisi klem dan

masukkan baut pengikat

6. Kencan

gkan baut pengikat dengan tangan

7. Sambungkan kabel tegangan

rendah ke distributor

Modul OPKR 50-011 B 98

Page 100: 03 Isi Gabungan (Updated)

8. Pasang kembali tutup

distributor dan kabel tegangan tinggi

9. Sambungkan

kembali kabel negatip ke batere

10. Stel saat pembakaran sesuai

spesifikasi pabrik

11. Kencangkan baut pengikat

distributor sesuai spesifikasi pengencangan

12. Pastikan pipa vacuum

dihubungkan ke unit advanver setelah saat

pengapian di setel.

Modul OPKR 50-011 B 99

Page 101: 03 Isi Gabungan (Updated)

C. KRITERIA KELULUSAN

ASPEK SKOR (0-10) BOBOT NILAI KETERANGAN

Sikap 2Syarat kelulusan,

nilai minimal 70

dengan nilai

setiap aspek,

minimal 7

Pengetahu

an

4

Keterampil

an

4

Nilai Akhir

Kriteria kelulusan:

70 s/d 79 : Memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan

80 s/d 89 : Memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan

90 s/d 100 : Diatas minimal tanpa bimbingan

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan

Hasil pemeriksaa

n dan pengukuran

Kesimpulan

Memeriksa

ignition coil

1.1. Melepas

rangkaian

kelistrikan

pada

ignition coil

1.2. Memeriksa

tahanan

external

resistor

1.3. Memeriksa

tahanan

primary

1.4. Memeriksa

nilai tahan

secondary

Modul OPKR 50-011 B 100

Page 102: 03 Isi Gabungan (Updated)

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan

Hasil pemeriksaa

n dan pengukuran

Kesimpulan

coil

1.5. Memeriksa

tahanan

body

Melepas

dan

Membongka

r distributor

2.1. Melepas

selang-

selang

vacuum

2.2. Melepas

distributor

dari mesin

2.3. Melepas

kabel

tegangan

tinggi

- Memeriksa

nilai

tahanan

kabel coil

- Memeriksa

Nilai

tahanan

kabel busi

No.1

- Memeriksa

Nilai

tahanan

busi No.2

- Memeriksa

Nilai

Modul OPKR 50-011 B 101

Page 103: 03 Isi Gabungan (Updated)

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan

Hasil pemeriksaa

n dan pengukuran

Kesimpulan

tahanan

busi No.3

- Memeriksa

Nilai

tahanan

busi No.4

2.4. Melepas

tutup

distributor

- Memeriksa

tutup

distributor

dari

keretakan

2.5. Melepas

Rotor

- Memeriksa

Rotor

terhadap

keretakan

2.6. Melepas

Condensor

- Memeriksa

Condensor

2.7. Melepas

Platina

- Memeriksa

Permukaan

platina

Modul OPKR 50-011 B 102

Page 104: 03 Isi Gabungan (Updated)

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan

Hasil pemeriksaa

n dan pengukuran

Kesimpulan

2.8. Melepas

Vacum

advancer

- Memeriksa

Vacum

advancer

(utama &

tambahan)

2.9. Memeriksa

plat

dudukan

platina

- Memeriksa

Kerja gerak

dari plat

dudukan

platina

2.10.

Memeriksa

Kerja

sentrifugal

advance

Melepas

semua busi

3.1. Memeriksa

Kondisi busi

- Memeriksa

keausan

elektrode

busi

- Memeriksa

Modul OPKR 50-011 B 103

Page 105: 03 Isi Gabungan (Updated)

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan

Hasil pemeriksaa

n dan pengukuran

Kesimpulan

keretakan

isolator

busi

3.2. Membersihk

Endapan

karbon pada

busi

3.3. Mengukur

celah busi

Memasang

busi

4.1. Memasang

busi dengan

benar (torsi

kekencanga

n sesuai,

tidak miring)

Merakit

distributor

sesuai SOP

5.1. Memasang

Plat dudukan

platina

dengan

benar

5.2. Memasang

vacum

5.3. Memasang,

memeriksa

kontak

platina dan

menyetel

Modul OPKR 50-011 B 104

Page 106: 03 Isi Gabungan (Updated)

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan

Hasil pemeriksaa

n dan pengukuran

Kesimpulan

celah platina

sesuai SOP

5.4. Memasang

condensor

5.5. Memasang

Distributor

ke mesin

(sesuai SOP

& repair

manual)

5.6. Memasang

Selang-

selang

vacum

5.7. Memasang

tutup

distributor

5.8. Memasang

Kabel busi

sesuai FO

dengan

benar

Memasang

rangkaian

coil

6.1. Memasang

Kabel-kabel

dengan

benar

- Positif coil

- Negatif coil

- Kabel

Modul OPKR 50-011 B 105

Page 107: 03 Isi Gabungan (Updated)

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan

Hasil pemeriksaa

n dan pengukuran

Kesimpulan

external

resistor coil

6.2. Memasang

Kabel

tegangan

tinggi dari

coil ke

distributor

Menyetel

dan

mengukur

sudut dwell

& timing

7.1. Membaca,

Mengukur &

menyetel

sudut dwell

sesuai

spesifikasi

7.2. Menyetel

Timming

pengapian

sesuai SOP &

repair manual

= dwell OK

RPM OK

timming

Modul OPKR 50-011 B 106

Page 108: 03 Isi Gabungan (Updated)

BAB. IV PENUTUP

Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat

melanjutkan ke modul berikutnya, sebaliknya apabila peserta diklat

dinyatakan tidak lulus maka, peserta diklat tersebut harus mengulang

modul ini clan tidak di perkenankan untuk melanjutkan ke modul yang

selanjutnya.

Modul OPKR 50-011 B 107

Page 109: 03 Isi Gabungan (Updated)

DAFTAR PUSTAKA

- Automotive Mechanics-Fifth Edition-Volume 2-May

and Crouse. ISBN: O-07-452920-X

- Automotive Electricity and Electronics-Gregory's

Scientific Publication. ISBN: 0-85566669-2

- Electronics for Motor Mechanics-Stackpoole,

Morrison and Gregory. ISBN: 0-582-86821-1

- Anonim. 1995 new step 1 iraning manual .

Jakarta, PT. Toyota astra motor

- Wardan Suyanto (1989) Teori Motor Bensin.

Jakarta depdikbud: dirjen Dikti, proyek pengembangan LPTK.

Modul OPKR 50-011 B 108