03 BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/14883/4/03_BAB_I.pdfyang kokoh dan Kami tumbuhkan...

5
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan salah satu negara mega biodiversity dengan kekayaan alam yang melimpah dan beraneka ragam (Darmawan et al., 2004). Hal ini patut disyukuri, karena alam semesta ini diserahkan kepada manusia untuk diambil hikmahnya, diolah, dimanfaatkan secara lestari keberadaannya. Hal ini disebutkan dalam Al-Quran. “Dan kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuhan yang indah dipandang mata.” (QS. Qaaf: 7). “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapa banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai pasangan dari tumbuh-tumbuhan yang baik?” (QS. Asy-Syu’ara: 7). Sejak jaman dahulu, masyarakat Indonesia telah memanfaatkan tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat sebagai pengobatan tradisional (Sari, 2006). Menurut SK Kepala BPOM No. HK.00.05.4.1380 tanggal 02 Maret 2005, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran bahan-bahan tersebut yang berkhasiat atau diperkirakan berkhasiat sebagai obat, khasiat dan kegunaannya diketahui berdasarkan pengalaman turun- temurun, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah. Obat tradisional masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama dari kalangan menengah bawah terutama dalam upaya preventif, promotif,

Transcript of 03 BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/14883/4/03_BAB_I.pdfyang kokoh dan Kami tumbuhkan...

Page 1: 03 BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/14883/4/03_BAB_I.pdfyang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuhan yang indah dipandang mata.” (QS. Qaaf: 7). ... terlebih

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan salah satu negara mega biodiversity dengan

kekayaan alam yang melimpah dan beraneka ragam (Darmawan et al., 2004).

Hal ini patut disyukuri, karena alam semesta ini diserahkan kepada manusia

untuk diambil hikmahnya, diolah, dimanfaatkan secara lestari keberadaannya.

Hal ini disebutkan dalam Al-Quran.

“Dan kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung

yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuhan yang

indah dipandang mata.” (QS. Qaaf: 7).

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapa banyaknya Kami

tumbuhkan di bumi itu pelbagai pasangan dari tumbuh-tumbuhan yang

baik?” (QS. Asy-Syu’ara: 7).

Sejak jaman dahulu, masyarakat Indonesia telah memanfaatkan

tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat sebagai pengobatan tradisional (Sari,

2006). Menurut SK Kepala BPOM No. HK.00.05.4.1380 tanggal 02 Maret

2005, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran

bahan-bahan tersebut yang berkhasiat atau diperkirakan berkhasiat sebagai

obat, khasiat dan kegunaannya diketahui berdasarkan pengalaman turun-

temurun, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah.

Obat tradisional masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama

dari kalangan menengah bawah terutama dalam upaya preventif, promotif,

Page 2: 03 BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/14883/4/03_BAB_I.pdfyang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuhan yang indah dipandang mata.” (QS. Qaaf: 7). ... terlebih

2

dan rehabilitatif. Bahkan dari masa ke masa obat tradisional mengalami

perkembangan yang semakin meningkat, terlebih dalam munculnya selogan

kembali ke alam (back to nature) serta krisis yang berkepanjangan yang

mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat sintesis (Katno

dan Pramono, 2010).

Organisasi kesehatan dunia atau WHO juga merekomendasikan

penggunaan obat tradisional, termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan

masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit

kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya

dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003).

Menurut SK Kepala BPOM No. HK.00.05.4.2411 tanggal 17 Mei

2004, obat bahan alam Indonesia dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu jamu

yang merupakan ramuan tradisional yang belum teruji secara klinis, obat

herbal yaitu obat bahan alam yang sudah melewati tahap uji praklinis,

sedangkan fitofarmaka adalah obat bahan alam yang sudah melewati uji

praklinis dan klinis.

Keadaan negara indonesia yang masih terpuruk pada saat ini,

mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan di setiap segi kehidupan.

Rendahnya tingkat ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan lingkungan serta

kondisi nutrisi yang buruk memicu terjangkitnya berbagai macam penyakit.

Penyakit yang paling banyak ditemukan adalah penyakit infeksi (Wulandari,

2009). Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya

mikroorganisme patogen pada jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan

cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi

intraselular, atau respon antigen-antibodi, salah satunya adalah infeksi karena

bakteri (Dorland, 2002).

Penelusuran khasiat antibakteri tumbuhan merupakan salah satu

pemecahan permasalahan obat dan bahan baku obat modern yang mahal,

karena masih merupakan produk impor. Penelusuran senyawa aktif

antibakteri dalam tumbuhan dilakukan untuk membuktikan khasiat dari

tumbuhan yang diteliti, sehingga menaikkan nilai tambah dari tumbuhan

Page 3: 03 BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/14883/4/03_BAB_I.pdfyang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuhan yang indah dipandang mata.” (QS. Qaaf: 7). ... terlebih

3

tersebut sebagai obat penanggulangan infeksi dalam bentuk fitofarmaka

(Endarjo, 1996).

Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai obat adalah

tanaman benalu mangga (Dendrophthoe petandra L. Miq.) (Artanti et al.,

2006), yang dikenal dengan nama daerah kemladean, mladeh (Jawa) atau

jejontok (Sasak). Hutapea (1999) mengungkapkan bahwa tanaman yang

termasuk ke dalam famili Loranthaceae mengandung senyawa-senyawa

bioaktif yang berpotensi sebagai antibakteri, antitoksin dan antikanker.

Osadebe dan Akabogu (2005), membuktikan bahwa ekstrak etanol dan

petroleum eter benalu jenis Loranthus micranthus dengan famili

Loranthaceae telah terbukti memiliki aktivitas antimikroba. Ekstrak etanol

Loranthus micranthus memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia

coli dan Bacillus subtilis sedangkan ekstrak petroleum eter memiliki aktivitas

antijamur yang baik.

Jamilah (2003) menemukan bahwa ekstrak etanol benalu dari spesies

Dendrophthoe petandra mempunyai senyawa utama kuersetin yaitu suatu

senyawa flavonol glikosida. Senyawa flavonol glikosida adalah suatu

kelompok senyawa fenol (Lenny, 2006). Menurut Pelczar dan Chan (1988)

dan Katzung (2004), Senyawa fenol memiliki efek korosif, dapat

mendenaturasi protein, merusak dinding dan membran sel mikroba dan

menonaktifkan enzim-enzim. Senyawa ini bersifat bakterisid (termasuk

mikobakteri), fungisid, dan mampu menonaktifkan virus-virus lipofilik.

Pada uji aktivitas antimikroba, digunakan bakteri Staphylococcus

aureus yang merupakan bakteri kokus gram positif (+) dan Escherichia coli

yang merupakan bakteri basil gram negatif (-) (Jawetz et al., 2008). Bakteri

Staphylococcus aureus merupakan flora normal kulit dan selaput lendir pada

manusia, namun terdapat pula strain Staphylococcus aureus yang bersifat

patogen yang dapat menyebabkan infeksi kulit (seperti: impetigo, furunkel,

karbunkel, paronikia, selulitis, folikulitis, hidradenitis supuratif) blepharitis,

mastitis, endokarditis, osteomielitis, arthritis, food poisoning, sindrom syok

toksik, pneumonia, septikemia (sepsis), infeksi pasca bedah, meningitis,

Page 4: 03 BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/14883/4/03_BAB_I.pdfyang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuhan yang indah dipandang mata.” (QS. Qaaf: 7). ... terlebih

4

emphiema, pernanahan, dan abses (Hart and Shears, 1997; Levinson and

Jawetz, 2002; Jawetz et al., 2008).

Bakteri Eschericia coli sebagai anggota flora normal usus manusia,

namun terdapat pula strain dari bakteri ini dengan struktur antigen tertentu

yang bersifat patogen yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, diare,

septikemia (sepsis), luka infeksi, meningitis pada neonatus dan gastroenteritis

(Kelly dan Hite, 1955; Smith et al, 1964; Hart and Shears, 1997; Jawetz et al.,

2008).

Adanya indikasi senyawa aktif antibakteri dalam tumbuhan benalu

mangga, serta belum adanya laporan penelitian tentang efek antimikroba dari

hasil ekstraksi herba benalu mangga terhadap pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara invitro, mendasari

dilakukannya penelitian ini sehingga dapat memberikan informasi dan

landasan ilmiah untuk pengembangan lebih lanjut.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang di atas, perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah ekstrak etanol herba benalu mangga (Dendrophthoe petandra

L. Miq.) mempunyai aktivitas antimikroba terhadap bakteri

Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC

11229 secara in vitro?

2. Pada konsentrasi berapakah ekstrak etanol herba benalu mangga

(Dendrophthoe petandra L. Miq.) dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli

ATCC 11229 secara in vitro?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, penulis mempunyai tujuan yang saling

berkaitan sehingga tujuan tersebut dapat tercapai, adapun tujuan dapat

diuraikan sebagai berikut:

Page 5: 03 BAB I - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/14883/4/03_BAB_I.pdfyang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuhan yang indah dipandang mata.” (QS. Qaaf: 7). ... terlebih

5

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui aktivitas daya hambat ekstrak etanol herba benalu

mangga (Dendrophthoe petandra L. Miq.) terhadap pertumbuhan

bakteri secara invitro.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah ekstrak etanol herba

benalu mangga (Dendrophthoe petandra L. Miq.) dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan

Escherichia coli ATCC 11229 secara in vitro.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

efek antimikroba ekstrak etanol herba benalu mangga (Dendrophthoe

petandra L. Miq.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus

ATCC 6538 dan bakteri Escherichia coli ATCC 11229 secara in vitro.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi peneliti lain

untuk meneliti lebih jauh mengenai daya hambat ekstrak etanol

herba benalu mangga (Dendrophthoe petandra L. Miq.) terhadap

strain bakteri flora normal yang lain dan strain bakteri patogen.

b. Penelitian ini dapat memberikan data ilmiah yang dapat

mendukung penggunaan dan pengembangan herba benalu

mangga (Dendrophthoe petandra L. Miq.) sebagai obat

tradisional yang mempunyai efek antimikroba serta sebagai

alternatif pilihan pengganti obat antibiotik sintetik.