02-11-2015 TUR P
-
Upload
frandita-eldiansyah -
Category
Documents
-
view
21 -
download
3
description
Transcript of 02-11-2015 TUR P
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT RESUME KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Nama Mahasiswa : Frandita Eldiansyah
NIM : 112311101014
Tanggal Resume : 2-11-2015
Ruangan : IBS Elektif OK V
FORMAT RESUME KASUS KELOLAAN HARIAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Umur : 72 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Alamat : Tamanan-Bondowoso
No. RM : -
Ruangan : Instalasi Bedah Sentral Elektif OK V
Diagnosa Medis : HIL dan BPH
S (Subjektif)
Pre-Operasi
1. Pasien mengatakan, “sebentar lagi saya di bius dimana? Saya apa bisa
bernafas ya. mas?”
Post Operasi
Pasien mengatakan, “kaki saya masih sulit digerakkan ini sampek kapan mas?
Lalu kira-kira saya kapan boleh makan sampai kapan ya?”.
O (Objektif)
Pre-Operasi
- TD: 170/90 mmHg
- Nadi: 94 x/menit
- RR : 20x/menit
- Pasien memperlihatkan kegelisahan
- Wajah tegang dengan diiringi pasien selalu berdoa
- Pasien sering terlihat menarik nafas panjang
Post-Operasi
- TD: 150/80 mmHg
- Nadi: 81x/menit
- RR: 24x/menit
- Suhu : 35,6 C
- Pasien tampak gemetar dan mengatakan badannya terasa dingin
- Pasien tampak bingung sambil menanyakan pertanyaan
A (Analisa/Diagnosa Keperawatan yang ditegakkan berdasarkan DS dan
DO):
a) Pre Operasi:
Ansietas berhubungan dengan pre tindakan operatif
b) Post Operasi
Hipotermia behubugan dengan pemajanan lingkungan yang dingin saat
operasi
Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan paskaoperatif dan masa
penyembuhan berhubungan dengan rendahnya pendidikan dan akses
informasi
P (Perencanaan)
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Ansietas
berhubungan
dengan pre
tindakan operatif.
Setelah dilakukan perawatan
selama 1x 4 jam pasien akan
menunjukkan adanya
penurunan kecemasan atau
hilang. Dengan kriteria hasil:
1. TD
120/80 mmHg
2. Nadi
80-100 x/menit
3. RR:
18-24x/menit
4. Pasien
tampak kooperatif
5. Konta
k mata baik
6. Wajah
tegang berkurang atau
hilang
1. Kaji tingkat kecemasan pasein
2. Berikan penjelasan yang akurat
tentang kondisi penyakit saat ini
dan proses terjadinya penyakit.
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi
cara memahami berbagai
perubahan akibat penyakitnya.
4. Beri dukungan untuk tindakan
operasi
5. Biarkan pasien mengekspresikan
perasaan mereka.
6. Ciptakan lingkungan yang tenang
dan tidak menakutkan bagi pasien.
7. Kolaborasi dengan tim medis untuk
tindakan pemberian obat sedatif.
1. Mengetahui tingkat kecemasan pasien
2. Pasien mengetahui secara pasti apa yang
sedang dihadapi saat ini.
3. Usaha memberikan koping adaptif.
4. Meningkatkan kekuatan diri untuk
berani menghadapi oprasi
5. Setelah pasien mengekpresikan
diharapkan pasien mampu mengkontrol
ansietasnya dikemudian.
6. Mengurangi factor terjadinya
kecemasan yang semakin mendalam
7. Mengurangi kegelisahan pasien pada
saat operasi.
2 Hipotermia
behubugan
dengan
pemajanan
lingkungan ang
dingin saat
operasi
Setelah dilakukan perawatan
selama 1x 3 jam suhu klien
akan kembali normal. Dengan
kriteria hasil:
Suhu normal (36,5-37,5C)
1. Berikan selimut hangat
untuk mengurangi evaporasi
2. Pantau suhu tubuh klien
1. Untuk
meningkatkan suhu tubuh klien
2. Untuk memonitor
suhu tubuh klien sebagai dasar tindakan
selanjutnya
3 Kurang
pengetahuan
tentang
penatalaksanaan
paskaoperatif dan
masa
penyembuhan
behubungan
Setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 1x 3 jam
pasien mengetahui perawatan
pada post operatif. Dengan
ditandai kriteria hasil:
1. Klien mampu
menyebutkan apa saja yang
harus diperhatikan setelah
1. Kaji
pengetahun pasien
2. Berikan
informasi dan pendidikan
kesehatan terkait perawatan pada
pasien post operasi
3. Selalu
ingatkan dan ulangi apa saja yang
1. Mengetahu
i tingkat pengetahuan pasien
2. Mencegah
risiko komplikasi pasca operasi
3. Mengurang
i risiko komplikasi atau infeksi pasca
operasi
dengan rendahnya
pendidikan dan
akses informasi
post operasi
2. Klien tidak cemas
dengan banyak bertanya
harus dilakukan pada perawatan
pasca operasi
4. Kolaborasi
dengan tim dokter terkait obat-obat
pasca operasi
4. Mengurang
i efek dan mempercepat proses
penyebuhan.
I (Implementasi)
Tanggal
dan Waktu
Implementasi Tanda
Tangan
2-11-2015
12.00
13.05
15.10
1. Membantu serah terima pasien
2. Mengkaji keadaan dan kondisi pasien
3. Memberikan penjelasan kondisi penyakit saat ini dan
proses terjadinya penyakit.
4. Membantu pasien mengidentifikasi penyebab penyakit
dan perubahan pada dirinya akibat adanya penyakit
5. Memberi dukungan untuk tindakan operasi
6. Mengajurkan kepada pasien untuk berdoa dan banyak
membaca sholawat
7. Membantu pasien masuk ke ruang operasi
8. Membantu pasien memposisikan pada meja operasi
9. Membantu mempersiapkan pasien untuk tindakan
anestesi
10. Mengkaji TTV pasien
11. Memberi dukungan untuk semangat menjalani operasi
12. Mengalihkan ansietas pasien dengan mengajak pasien
berbicara
13. Melakukan skin test untuk pemberian antibiotik
ceftaxidime
14. Membantu pasien ke ruang post operasi
15. Memasang bed settrail untuk pasien
16. Mengkaji kondisi pasien apa yang dirasakan saat ini
17. Memberikan alat penghangat pada pasien
18. Mengukur suhu tubuh pasien
19. Memberikan penjelasan terkait perawatan setelah
operasi
Evaluasi
S:
pasein mengatakan,”Alhamdulillah operasinya selesai, terima kasih ya mas”.
O:
- TD: 140/80
- Nadi: 90x/menit
- Suhu: 36,9 C
- Pasien tersenyum dan tidak tampak kegelisahan
- Kontak mata baik
- Pasien mampu mengulang hal-hal yang harus dilakukan setelah operasi
A:
- Ansietas berhubungan dengan pre tindakan operatif teratasi
- Hipotermia berhubungan dengan pemajanan lingkungan yang dingin saat
operasi
- Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan postoperatif dan masa
penyembuhan berhubungan dengan rendahnya pendidikan dan akses
informasi tertasi sebagian.
P:
- Ulangi intervensi ke 3 pada diagnosa no.4 yaitu selalu ingatkan dan ulangi apa
saja yang harus dilakukan pada perawatan pasca operasi
RESUME KASUS
Perawatan Pre Operatif
Pasien mengatakan bahwa dia mengalami hernia sejak 5 bulan lalu.
Namun ia tidak melakukan operasi karena masih belum ada biaya. Tiga bulan
yang lalu pasien mengeluh nyeri pada bagian kandung kemih. Pasien mengeluh
tidak bisa berkemih secara lancar dan seperti belum kencing secara plong. Setelah
dirasakan nyeri yang semakin bertambah dan mengganggu aktivitas, pasien dan
keluarga memutuskan untuk memeriksakan di RSU dr. Soebandi Jember. Pasien
bermula memeriksakan di poli umum kemudian disarankan untuk melakukan
operasi pada tanggal 2 Oktober 2015. Kemudian pada tanggal 2 Oktober 2015
pasien dikirim ke Instalasi Bedah Sentral (IBS). Pasien masuk pukul 12.00 WIB
di Ruang Pre Operasi dengan yang dilakukan pertama oleh perawat adalah
timbang terima pasien, kemudian pasien masuk ke ruangan pre operatif. Pasien
telah dipakaian baju operasi, dengan keadaan belum di infus. Pasien kemudian
dilakukan penginfusan, yang dilakukan pada tangan sebelah kiri dengan caran RL
500cc. Sebelum memasuki ruang pre operatif pasien telah dilakukan puasa sejak
pukul 21.00, dan keluarga telah menandatangani lembar informed concent terkait
persetujuan untuk dilakukannya operasi TURP. Pasien juga telah mendapatkan
pemeriksaan terkait lab: darah, EKG, dan X-Ray. Pasien sudah dilakukan sciren
area operasi dengan telah melepaskan semua baju, mencukur rambut di area pubis
dan penis, konsultasi anastesi, konsultasi radiologi. Pasien juga sudah di bonkan
alat-alat pada bagian farmasi. Sebelum memasuki ruang operasi pasien dibimbing
untuk berdoa, dengan niat ingin mencari kesembuhan semoga operasinya
dilancarkan. Setelah semua persyaratan ruang pre medikasi dilakukan, pasien
kemudian dibawa masuk ke ruang IBS OK pada ronde ke II. Operator pada
operasi kali ini adalag dr.Ogi dengan di asistensi 2 perawat, perawat anastesi dan
perawat instrumen.
Sesampainya di ruang OK, pasien kemudian di masukkan ke ruangan dan
di pindah, yang mulanya di brankar kemudian pindah ke meja operasi dengan
dibantu perawat dan mahasiswa. Ruangan tersebut terdiri dari lampu operasi,
monitor TURP, meja operasi, mesin anastesi dreger, meja instrumen dan mesin
oksimetri.
Kamar Operasi
Suhu ruangan pada saat itu adalah 18oC. Pasien kemudian dipasangkan
tensi di kaki kiri kamudian dipasangkan oksimetri, seketika itu TD, suhu, Nadi,
RR, mulai terditeksi. Perawat anastesi kemudian mengoplos obat untuk anastesi
yaitu Pethidin, Atropin, dan Lidokain. Pasien di posisikan miring kemudian kaki
ditekuk dan badan di tekuk dampai lutut menyentuh kepala. Kemudian di cari
lumbal 4-5 di area intervertebralis.
Letak dan Posisi anastesi RA
Dengan mneggunakan jarum anestesi obat dimasukkan. Setelah anastesi
mulai aktif dan obat sudah mulai bereaksi, kemudian dimasukkan antibiotik
Ceftazidim 2 gr IV dengan dilakukan skin test terlebih dahulu oleh mahasiswa.
Setelah semua anastesi selesai, antibiotik telah dimasukkan,, instrumen telah siap,
operator dan asisten naik, maka operasi siap dilakukan. Sebelum dilakukan
operasi sebelumnya dilakukan berdoa terlebih dahulu.
Intra Operatif
Alat-Alat yang digunakan:
a) Alat bersih
1. Cairan PZ
2. Hypafix
3. Gunting Verban.
4. Plat Diatermi endoscopy
5. Mesin Diatermi endoscopy (alat koagulasi +
reseksi listrik).
6. Meja Operasi
7. Meja Mayo
8. Meja Instrumen.
9. Standar Infus.
10. Tempat Sampah.
11. Lampu operasi.
12. Saringan, timba, selang air, ceret.
13. Lampu storz (lampu endoscopy/ colid light
fontain standar)
14. Benower (penopang kaki)
15. TV + monitor.
b) Alat Steril
- (Set dasar)
1. Desinfeksi Klem 1
2. Doek Klem 5
3. Krom 1.
- Set tambahan
1. Linen set TUR
2. Handschoen (sesuai ukuran operator)
3. Desinfektan bethadin 1%
4. Kasa, deper, cucing, bengkok, korentang pada tempatnya.
- Alat/ Set khusus
1. Kran air untuk spoel (irrigator)
2. Selang irigasi (pipa air dengan luer lock)
3. Kabel lampu storz (kabel cahaya fiber optik)
4. Kabel ces diathermi endoscopy
5. Sikat steril
6. Jelly k-y
7. Bugie roser 3 biji (no.21, 23, 25)
8. Sheath no.27
9. Working elemen yang sudah di set dengan cutting loop
no.27 (no.24, 27) beserta optiknya (30°) (0° atau 30°)/ telescope
10. Elix evacuator + balon karet
11. Three way catheter 24 F
12. Urobag
13. Spuit 20 cc
14. Blood set
15. Kamera + kabel.
Observasi langkah-langkah operasi:
1. Jelaskan pada pasien bahwa operasi akan dimulai
2. Jelaskan pada pasien tujuan dan manfaat
3. Lakukan privasi pasien
4. Melakukan anastesi RA
5. Setelah dilakukan anestesi regional pasien diletakkan dalam posisi
lithotomi
6. Dilakukan desinfeksi dengan betadin didaerah penis scrotum dan sebagian
dari kedua paha dan perut sebatas umbilicus
7. Persempit lapangan operasi dengan memasang sarung kaki dan doek
panjang berlubang untuk bagian supra pubis ke kranial.
8. Dilatasi uretra
9. Sheath dengan obturator dimasukkan lewat uretra sampai masuk buli-buli
10. Obturator dilepas, diganti optik dan cutting loop sesuai dengan ukuran
sheatnya
11. Evaluasi buli-buli apakah ada tumor, batu, trabekulasi dan divertikel buli
12. Working element ditarik keluar untuk mengevaluasi prostat
13. Selanjutnya dilakukan reseksi prostat sambil merawat perdarahan
14. Sebaiknya adenoma prostat dapat direseksi semuanya, waktu reseksi
paling lama 60 menit (bila menggunakan irigan aquades) dan waktu bisa
lebih lama bila menggunakan irigan glisin. Hal ini untuk menghindari
terjadinya Sindroma TUR.
15. Bila terjadi pembukaan sinus, operasi dihentikan, untuk menghindari
sindroma TUR
16. Chips prostat dikeluarkan dengan menggunakan ellik evakuator sampai
bersih, selanjutnya dilakukan perawatan perdarahan.
17. Setelah selesai, dipasang three way kateter 24F dan dipasang Spoel NaCl
0,9% atau Aquades.
18. Bersihkan peralatan dan cuci tangan
Perawatan Pasca Operasi
Setelah dilakukannya oeprasi pasien dibawa ke ruang paca operatif dengan
beberapa tidndakan yang dilakukan, diantaranya adalah:
1. memberikan posisi supinasi
2. memberikan restrain pada pasien untuk menghindari jatuh
3. awasi tanda vital setiap 5 menit pertama, 30 menit kedua sampai stabil.
4. Memberikan alat penghangat kepada pasien
5. Melakukan irigasi dengan menggunakan Na Cl yang dialirkan melalui
kateter Three Way
6. stop makan / minum sampai flatus/peristaltik positif.
7. Pendidikan pasien pasca operasi