013d034a12d2ef97db7055bbdbfc5da7

20
289 jawa timur PROVINSI I. KONDISI UMUM A. Kondisi Fisik Daerah 1. Keadaan Geografis Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi di Pulau Jawa yang terletak pada 111,0 - 114,4 BT dan 7,12 - 8,48 LS. Batas-batas wilayah Provinsi Jawa Timur, di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa (Pulau Kalimantan), sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali (Pulau Bali), sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah barat berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. 2. Iklim Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Seperti halnya provinsi lain di Indonesia, Provinsi Jawa Timur mempunyai perubahan musim sebanyak 2 jenis setiap tahunnya yakni musim kemarau (Juni-Oktober) dan musim penghujan (Nopember-Mei). Berdasarkan data terakhir, suhu tertinggi di Jawa Timur di bulan Oktober dan Nopember (35,50 C) dan terendah di bulan Agustus (19,80 C) dengan kelembaban 39 - 97 %. Tekanan udara tertinggi di bulan Agustus sebesar 1.012,0 milibar dan curah hujan terbanyak terjadi di bulan Februari. 3. Topografi Provinsi Jawa Timur dapat dibedakan menjadi dataran tinggi, sedang, dan rendah. Dataran tinggi merupakan daerah dengan ketinggian di atas 100 mdpl. Daerah ini meliputi Kabupaten Trenggalek, Blitar, Malang, Bondowoso, Magetan, Kota Blitar, Kota Malang dan Kota Batu. Dataran sedang mempunyai ketinggian antara 45-100 m dpl yang meliputi daerah Kabupaten Ponorogo, Tulungagung, Kediri, Lumajang, Jember, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Bangkalan, Kota Kediri dan Kota Madiun. Sedangkan 16 kabupaten dan 4 kota lainnya termasuk dataran rendah yang mempunyai ketinggian di bawah 45 m dpl. Terdapat 5 daerah dengan wilayah terluas yakni Kabupaten Banyuwangi, Malang, Jember, Sumenep dan Tuban.

description

aku

Transcript of 013d034a12d2ef97db7055bbdbfc5da7

  • 289289

    jawa timurPROVINSI

    I. KONDISI UMUM A. Kondisi Fisik Daerah

    1. Keadaan Geografis Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi di Pulau Jawa yang terletak pada 111,0 - 114,4 BT dan 7,12 - 8,48 LS. Batas-batas wilayah Provinsi Jawa Timur, di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa (Pulau Kalimantan), sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali (Pulau Bali), sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah barat berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

    2. Iklim

    Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Seperti halnya provinsi lain di Indonesia, Provinsi Jawa Timur mempunyai perubahan musim sebanyak 2 jenis setiap tahunnya yakni musim kemarau (Juni-Oktober) dan musim penghujan (Nopember-Mei). Berdasarkan data terakhir, suhu tertinggi di Jawa Timur di bulan Oktober dan Nopember (35,50 C) dan terendah di bulan Agustus (19,80 C) dengan kelembaban 39 - 97 %. Tekanan udara tertinggi di bulan Agustus sebesar 1.012,0 milibar dan curah hujan terbanyak terjadi di bulan Februari.

    3. Topografi

    Provinsi Jawa Timur dapat dibedakan menjadi dataran tinggi, sedang, dan rendah. Dataran tinggi merupakan daerah dengan ketinggian di atas 100 mdpl. Daerah ini meliputi Kabupaten Trenggalek, Blitar, Malang, Bondowoso, Magetan, Kota Blitar, Kota Malang dan Kota Batu. Dataran sedang mempunyai ketinggian antara 45-100 m dpl yang meliputi daerah Kabupaten Ponorogo, Tulungagung, Kediri, Lumajang, Jember, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Bangkalan, Kota Kediri dan Kota Madiun. Sedangkan 16 kabupaten dan 4 kota lainnya termasuk dataran rendah yang mempunyai ketinggian di bawah 45 m dpl. Terdapat 5 daerah dengan wilayah terluas yakni Kabupaten Banyuwangi, Malang, Jember, Sumenep dan Tuban.

  • 290

    4. Luas Wilayah Luas wilayah Provinsi Jawa Timur mencapai 46.428 km2 atau 4.642.800 ha yang terbagi ke dalam 29 kabupaten, 9 kota, dan 657 kecamatan dengan 8.497 desa/kelurahan (785 kelurahan dan 8484 desa).

    5. Pulau dan Sungai

    Secara umum Provinsi Jawa Timur dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Jawa Timur daratan dengan proporsi lebih luas hampir mencakup 90% dari seluruh luas wilayah Provinsi Jawa Timur dan wilayah Kepulauan Madura yang hanya sekitar 10 % saja. Jawa Timur mempunyai 229 pulau terdiri dari 162 pulau bernama dan 67 pulau tak bernama dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 km. Provinsi ini mempunyai beberapa buah gunung berapi yang masih aktif antara lain : Gunung Welirang, Gunung Arjuno, Gunung Semeru, Gunung Bromo. Beberapa sungai besar yang ada di Jawa Timur antara lain Sungai Sampeyan, Sungai Tanggul, Sungai Setail dll.

    B. Keadaan Sosial Ekonomi

    1. Pemerintahan Provinsi Jawa Timur terbagi habis menjadi 658 kecamatan dan 8.497 desa/kelurahan. Kabupaten Malang memiliki jumlah kecamatan terbanyak yaitu 33 kecamatan. Sementara itu luas wilayah yang paling besar adalah Kabupaten Banyuwangi dengan luas total wilayah sebesar 5.783 km2.

    2. Pendidikan

    Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 1,79 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 5,18 persen. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah. APS 13-15 tahun sebesar 87,13 persen. Ini menunjukkan masih terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar 12,87 persen yang tidak bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 56,46 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 14,80 persen. Semakin tinggi kelompok umur semakin besar perbedaannya (gap). Penduduk Provinsi Jawa Timur usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 16,67 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 1,22 persen, tamat DIV/S1 sebesar 2,99 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,19 persen.

    3. Tenaga Kerja Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Jawa Timur sebesar 18.637.791 orang, di mana sejumlah 18.239.857 orang diantaranya bekerja, sedangkan 397.934 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jawa Timur sebesar 66,44 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 82,35 persen dan 51,35 persen.

  • 291

    4. Penduduk Jumlah penduduk di provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 adalah 37.687.622 jiwa (BPS, 2012). Kepadatan penduduk adalah 786 jiwa per km2 dengan jumlah penduduk terpadat adalah di Kota Surabaya (8.400 jiwa/km2)

    5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Rata-rata pertumbuhan ekonomi makro Jawa Timur di dorong oleh 3 sektor utama, yaitu sektor pertanian, sektor industri serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tahun 2011 Jawa Timur mengalami pertumbuhan sebesar 7,22 % tetap diatas pertumbuhan nasional sebesar 6,50 %. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 117. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Timur

    6. Budaya

    Jawa Timur memiliki falsafah hidup yang tinggi nilainya yakni Noto Roso, Among Roso, Mijil Tresno, Agawe Karyo. Falsafah tersebut mengandung makna sebagai berikut : Kita harus mengatur perasaan diri sendiri sebelum berbagi rasa dengan orang lain, sehingga timbul saling menghormati dan timbul rasa kasih yang manusiawi sebagai sendi dasar terciptanya saling pengertian untuk

    selanjutnya bersama - sama membangun bangsa ini. Falsafah ini sangat dimungkinkan adanya perbedaan pendapat, tetapi tidak untuk dipertentangkan, namun dicari titik temunya. Kepemimpinan yang akomodatif untuk mendapatkan titik temu tersebut diutamakan agar pemikiran bisa berkembang dan tertampung dalam kebijakan dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada.

    Sektor

    Tahun 2011 2010 2009 2008 2007

    Rupiah (juta) %

    Rupiah (juta) %

    Rupiah (juta) %

    Rupiah (juta) %

    Rupiah (juta) %

    Pertanian 52.628.433 14,34 51.329.549 15,00 50.208.897 15,60 48.315.112 15,81 48.852.112 16,82 Pertambangan 8.228.632 2,24 7.757.320 2,27 7.104.817 2,21 6.645.090 2,17 6.079.018 2,09 Industri Pengolahan 92.171.191 25,12 86.900.779 25,39 83.299.893 25,88 81.033.881 26,52 77.651.261 26,74 Listrik dan Air Bersih 4.932.084 1,34 4.642.082 1,36 4.361.516 1,36 4.246.147 1,39 4.122.313 1,42 Bangunan 11.994.826 3,27 10.992.600 3,21 10.307.884 3,20 9.887.404 3,24 9.626.437 3,31 Perdagangan, Hotel, Restoran

    116.645.214 31,78 106.229.113 31,04 96.983.867 30,13 90.911.382 29,75 84.119.330 28,97

    Angkutan/Komunikasi 27.946.280 7,62 25.076.426 7,33 22.781.528 7,08 20.164.064 6,60 18.503.298 6,37 Bank/Keu/Perum 20.186.109 5,50 18.659.490 5,45 17.395.394 5,40 16.519.146 5,41 15.288.323 5,26 Jasa 32.251.631 8,79 30.693.407 8,97 29.417.374 9,14 27.816.462 9,10 26.162.221 9,01 Total 366.984.401 100 342.280.766 100 321.861.169 100 305.538.687 100 290.404.312 100 Laju Pertumbuhan 7 6 5 5 -

  • 292

    II. ASPEK KAWASAN HUTAN

    A. Hutan Negara 1. Luas Kawasan Hutan

    Luas Kawasan hutan di Provinsi Jawa Timur sesuai SK Menhut No.395/Menhut-II/2011 tanggal 21 Juli 2011 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Jawa Timur adalah seluas 1.361.146 ha, sedangkan luas daratan kawasan hutannya mencapai 1.357.640 ha. Kawasan hutan tersebut meliputi : 1. Hutan Konservasi seluas 233.632 ha 2. Hutan Lindung seluas 344.742 ha 3. Hutan Produksi Tetap seluas 782.772 ha

    Luas Kawasan Hutan di Provinsi Jawa Timur

    Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa 57.51% kawasan hutan yang ada di Provinsi Jawa Timur merupakan hutan produksi tetap, 25.33% hutan lindung, 17.16% hutan konservasi.

    2. Luas Penutupan Lahan Kondisi penutupan lahan di Provinsi Jawa Timur berdasarkan hasil penafsiran Citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut : Tabel 118. Luas Penutupan Lahan Dalam dan Luar Kawasan Hutan Provinsi Jawa Timur

    Penutupan Lahan

    KAWASAN HUTAN

    APL TOTAL

    HUTAN TETAP HPK Jumlah KSA-

    KPA HL HPT HP Jumlah %

    A. Hutan 210,5 273,0 - 611,9 - 1.095,3 932,9 2.028,2 42,1

    -Hutan Primer 123,4 81,2 - 21,3 - 225,9 24,3 250,3 5,2

    -Hutan Sekunder 60,2 101,2 - 78,0 - 239,5 542,4 781,9 16,2

    -Hutan Tanaman 26,8 90,5 - 512,6 - 629,8 366,2 996,1 20,7

    B. Non Hutan 19,8 42,5 - 199,6 - 261,9 2.525,1 2.787,1 57,9

    C. Tidak ada data - - - - - - - - -

    Total 230,2 315,5 - - - 1.357,2 3.458,1 4.815 100,0

    Sumber : Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2011

    233632 17,16%

    344742 25,33%

    782772 57,51%

    Hutan Konservasi

    Hutan Lindung

    Hutan Produksi Tetap

  • 293

    3. Posisi kawasan hutan dalam DAS Kawasan hutan negara di Provinsi Jawa Timur terletak dalam beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). Pengelolaan DAS ini ditangani oleh Balai Pengelolaan DAS (BPDAS) yaitu BPDAS Brantas, BPDAS Sampeyan dan BPDAS Solo. Berikut ini adalah tabel kawasan hutan berdasarkan posisi DAS. Tabel 119. Kawasan Hutan Berdasarkan Posisi DAS

    Provinsi Fungsi Posisi DAS Luas (ha) % terhdap fungsi % terhdap kawasan

    Jawa Timur HK

    Hilir Hulu Tengah

    80.190,93 114.359,28

    35.698,09

    34,83 49,67 15,50

    5,91 8,43 2,63

    HK Total 230.248,30 100,00 16,96

    HL Hilir Hulu Tengah

    41.016,08 234.708,36

    39.780,86

    13,00 74,39 12,61

    3,02 17,29

    2,93 HL Total 315.505,30 100,00 23,25

    HP Hilir Hulu Tengah

    100.568,60 459.773,73 251.110,37

    12,39 56,66 30,95

    7,41 33,88 18,50

    HP Total 811.452,70 100,00 59,79 Kawasan

    Hutan Tota

    Hilir Hulu Tengah

    221.775,61 808.841,37 326.589,32

    16,34 59,60 24,06

    TOTAL 1.357.206,30 100,00 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Keberadaan kawasan hutan yang berada di hulu DAS mencapai 59,60 %, di tengah DAS 24,06 % dan di hilir DAS 16,34 %. Kondisi ini mengindikasikan bahwa hutan negara yang ada di Provinsi Jawa Timur sebagian besar berada pada hulu DAS yang perlu mendapatkan perhatian lebih karena posisinya tersebut. Kawasan hutan yang berada di hulu DAS mengindikasikan bahwa kondisi kawasan tersebut akan banyak mempengaruhi keadaan pada daerah tengah dan hilir DAS.

    4. Penggunaan dan Tukar Menukar Kawasan Hutan

    Aktifitas penggunaan kawasan hutan atau lazim disebut pinjam pakai kawasan hutan dan tukar menukar kawasan hutan di Provinsi Jawa Timur cukup tinggi. Kegiatan pinjam pakai kawasan hutan telah diatur dengan Peraturan Menteri Kehutanan No. 43/Menhut-II/2008 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, sedangkan kegiatan Tukar Menukar Kawasan Hutan diatur dengan Permenhut No. P.16/Menhut- II/2009 Tentang Perubahaan Kelima Atas Keputusan Menteri Kehutanan N0.292/Kpts-II/1995 tentang Tukar Menukar Kawasan hutan. Dari sekian banyak penggunaan lahan dan tukar menukar kawasan hutan belum semu prosedur tuntas dijalankan. Diperlukan koordinasi pihak-pihak terkait utuk menyelesaikan segala permasalahan baik dari pihak pemohon maupun pihak pemberi ijin. Sampai Tahun 2011 kawasan hutan di Jawa Timur yang dimohon (ijin prinsip maupun ijin kegiatan) untuk kegiatan

  • 294

    non kehutanan dengan skema pinjam pakai kawasan hutan mencapai luasan 1.797,2475 ha (0,13%) dari total luas kawasan hutan di Jawa Timur. Penggunaan kawasan hutan dengan skema pinjam pakai ini sebagian besar untuk kegiatan pertambangan bahan mineral seperti bahan bangunan, emas, serta batuan lainnya. Kegiatan tukar menukar kawasan hutan di Jawa Timur sampai dengan tahun 2008 ini tercatat sebanyak 5.036,75 ha (0,37 %) dari total luas kawasan hutan Jawa Timur dengan jumlah pemohon 6 instansi.

    Sungai Brantas

    Sungai Sampean

  • 295

    III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN A. Potensi Kayu / non kayu

    Pengelolaan hutan negara khususnya hutan lindung dan produksi di Provinsi Jawa Timur dilakukan oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Produksi kayu dan non kayu secara ekonomis diusahakan pada kawasan hutan produksi. Kawasan hutan produksi di Provinsi Jawa Timur yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur seluas 815.851 ha. Luasan hutan produksi tersebut terbagi ke dalam 7 (tujuh) kelas perusahaan yaitu jati, pinus, damar, mahoni, kayu putih, sengon dan kesambi. Produksi kayu terutama berasal dari kelas perusahaan jati, mahoni, pinus, damar dan sengon sedangkan produksi non kayu berasal dari kelas perusahaan kayu putih dan kesambi. Realisasi Luas Tebangan Jati dan Rimba secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 120. Realisasi Luas Tebangan Jati dan Rimba Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Tahun

    2011

    NO U R A I A N SATUAN Jati Rimba

    1 Tebangan A Ha 914,00 429,00

    2 Tebangan B D Ha 2849,00 2.013,00

    3 Tebangan E Ha 36.730,00 4.872,00

    JUMLAH Ha 40.493,00 7.314,00

    Tebangan A, yaitu proses pemanenan hasil hutan kayu berdasarkan etat baik luas maupun volume. Tebangan B, yaitu proses pemanenan hasil hutan kayu untuk rehabilitasi (tebang tanam). Tebangan C, yaitu proses pemanenan hasil hutan kayu untuk mengubah status hutan menjadi kawasan lain ->tukar menukar Tebangan D, yaitu proses pemanenan tak terduga, disebabkan karena bencana alam, kebakaran, dll Tebangan E, yaitu penjarangan atau proses pemanenan hasil hutan kayu untuk tindakan silvikultur guna mendapatkan tegakan yang diharapkan pada akhir daur

    B. Produksi Kayu dan Non Kayu 1. Produksi kayu Bulat

    Produksi hasil hutan merupakan seluruh produksi hasil hutan baik kayu maupun non kayu yang ada di Provinsi Jawa Timur yang berasal dari kawasan hutan produksi (hutan negara) dan hutan rakyat. Kawasan hutan negara (produksi dan lindung) dibawah pengelolaan BUMN Kehutanan yakni Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, sedangkan produksi kayu bulat dari hutan rakyat dikelola secara swadaya oleh masyarakat Provinsi Jawa Timur. Produksi kayu Bulat di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur didominasi oleh kayu jati, pinus dan sengon. Produksi kayu Bulat (jati dan rimba) sebesar 515.673 m3, dimana produksi jati sebanyak 175.215 m3 dan produksi kayu rimba sebesar 340.458 m3.

    2. Produksi non kayu

    Produksi hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur didominasi oleh getah pinus dan daun kayu putih, lak cabang, cengkeh, kopi dan getah damar.

  • 296

    Tabel 121. Produksi Hasil Hutan Non Kayu Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Tahun 2011

    Sumber : Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

    C. Flora dan fauna 1. Flora

    Keanekaragaman flora yang terdapat di kawasan konservasi Provinsi Jawa Timur sangat ditentukan oleh tipe formasi ekosistem/vegetasinya. Sebagai contoh tipe vegetasi pegunungan terdiri dari cemara gunung, bunga eidelweiss, mentigi; tipe vegetasi mangrove terdiri dari api-api dan bakau; tipe vegetasi dataran rendah terdiri dari pulai, suren, dll. Keberadaan flora ini juga menentukan habitat dari

    beberapa satwa yang memiliki ketergantungan terhadapnya. Beberapa jenis flora yang dilindungi berdasarkan PP RI No. 7 Tahun 1999 tanggal 27 Januari 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa adalah suren, kemiri bayur, dll. Sedap Malam memiliki nama latin Polienthes tuberosa yang merupakan tumbuhan identitas dari Provinsi Jawa Timur. Terdapat sekitar 12 (dua belas)

    spesies dari genus ini. Flora ini dapat tumbuh hingga sekitar 45 cm dengan bunga putih pada rumpunnya. Minyak dari bunganya dipergunakan secara umum dalam proses pembuatan parfum.

    2 . Fauna Kawasan konservasi di Provinsi Jawa Timur memiliki keanekaragaman hayati yang

    tinggi baik flora maupun faunanya. Keanekaragaman hayati ini tidak terlepas dari berbagai tipe formasi vegetasi yang membentuk kawasan konservasi tersebut. Berbagai tipe formasi vegetasi tersebut diantaranya ekosistem pegunungan, perairan, mangrove, pantai, payau, rawa, hutan dataran rendah, savana, dll. Salah satu potensi keanekaragaman fauna yang

    No U R A I A N SATUAN VOLUME 1 Getah Pinus Ton 34.175 2 Kopal (Getah Damar) Ton 221 3 Daun Kayu Putih Ton 14.891 4 Lak Cabang Ton 289.012 5 Daun Murbei Ton - 6 Kokon Kg 1.144 7 Kopi Kg 466.282 8 Cengkeh Kg 708 9 Kelapa Btr 176.344

    10 Madu Kg 550 11 Rotan Btg -

    Bunga Sedap Malam

    Banteng Jawa

  • 297

    terdapat di kawasan konservasi Provinsi Jawa Timur adalah Banteng (Bos javanicus). Banteng merupakan satwa langka (Endangered Species, IUCN 2001) dan menjadi species prioritas urutan ke-12 kebijakan konservasi satwa mamalia Direktorat KKH. Mengingat jumlah populasi banteng yang terus menurun, maka usaha penyelamatan terhadap species ini mutlak diperlukan untuk menghindari kepunahan. Adapun jenis-jenis fauna yang dilindungi berdasarkan PP RI No. 7 Tahun 1999 tanggal 27 Januari 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa diantaranya adalah banteng, landak, lutung, harimau jawa, penyu hijau, penyu belimbing, dan lain-lain. Secara lebih rinci, jumlah fauna yang dilindungi Undang-Undang yang berada di Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 122. Fauna yang Dilindungi Undang-Undang di Jawa Timur

    Sumber : BBKSDA Jawa Timur

    D. Jasa lingkungan

    Pengembangan jasa lingkungan mengacu pada 3 (tiga) prinsip yang saling terkait yaitu : efisiensi, keadilan, dan kelestarian. Terdapat beberapa kunci keberhasilan pengelolaan jasa lingkungan, termasuk pembayarannya yaitu : (1) Adanya proses partisipasi antar pelaku dalam pengambilan keputusan, (2) Adanya transparansi dalam pembayaran, (3) Adanya kejelasan atas hak dan kewajiban, (4) Adanya lembaga pengelola jasa lingkungan. Terdapat 3 (tiga) jenis jasa lingkungan yang sedang dikembangkan di Provinsi Jawa Timur, yaitu :

    1. Jasa Penyedia Air

    Sebagian besar kawasan konservasi di Provinsi Jawa Timur menghasilkan jasa lingkungan berupa air yang dimanfaatkan secara komersial maupun non komersial. Diantara kawasan tersebut yang menghasilkan jasa lingkungan berupa air adalah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Berdasarkan hasil inventarisasi di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terdapat 45 potensi sumberdaya air yang terdiri dari 25 sungai, 5 danau, 28 mata air dan 2 air terjun. Pemanfaatan air di kawasan konservasi mengacu pada SE Dirjen PHKA No. SE 3/IV.Set/2008 tentang Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air di Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru.

    No Jenis Satwa Satuan Jumlah

    1 Mamalia jenis 11 2 Aves jenis 12

    3 Reptilia jenis 12

    4 Pisces jenis 0

    JUMLAH jenis 35

  • 298

    2. Jasa Penyedia Keanekaragaman Hayati Kawasan konservasi di Provinsi Jawa Timur memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi yang dapat dimanfaatkan secara lestari. Berbagai tumbuhan obat dan fauna dapat dimanfaatkan melalui berbagai teknik budidaya/penangkaran.

    3. Jasa Penyedia Keindahan Bentang Alam/Ekowisata Hampir semua kawasan konservasi di Provinsi Jawa Timur memiliki potensi keindahan bentang alam. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak pengelola untuk menggiatkan ekowisata. Tipe ekosistem yang bervariasi merupakan salah satu atraksi wisata menarik yang dapat ditawarkan. Keindahan Gunung Bromo, Gunung Arjuno, Pantai Sukamade, Padang Savana merupakan daya tarik bagi wisatawan. Tabel 123. Jenis Jasa Lingkungan di Jawa Timur

    No. Fungsi / Nama Kawasan Kabupaten/Kota Jenis Jasa Lingkungan Pengguna/Pengusaha

    Pemanfaatan Komersial 1 TN. Bromo Tengger

    Semeru Lumajang, Malang, Probolinggo, Pasuruan

    1. Air 2. Jasa ketinggian

    Perorangan, kelompok masyarakat, koperasi, BUMN/BUMD, Pemda, Swasta

    2 TN. Baluran Situbondo Wisata Alam 3 TN. Meru Betiri Jember, Banyuwangi Wisata Alam 4 TN. Alas Purwo Banyuwangi 1. Wisata Alam

    2. Air Perorangan, masyarakat, swasta

    5 Tahura R. Soerjo Malang, Pasuruan, Mojokerto, Jombang Batu

    1. Wisata Alam 2. Air

    Perorangan, masyarakat, swasta

    6 Lingkup BBKSDA Jawa Timur

    1. Wisata Alam 2. Air 3. Keanekaragaman

    Hayati

    BBKSDA

    Pemanfaatan NonKomersial 1 TN. Bromo Tengger

    Semeru Lumajang, Malang, Probolinggo, Pasuruan

    Air Perorangan, kelompok masyarakat

    2 TN. Baluran Situbondo Air Perorangan, kelompok masyarakat 3 TN. Meru Betiri Jember, Banyuwangi Air Perorangan, kelompok masyarakat 4 TN. Alas Purwo Banyuwangi Air Perorangan, kelompok masyarakat 5

    Tahura R. Soerjo Malang, Pasuruan, Mojokerto, Jombang Batu

    Air Perorangan, kelompok masyarakat

    6 Lingkup BBKSDA Jawa Timur

    Air Perorangan, kelompok masyarakat

    Sumber : BBTN Bromo Tengger Semeru, BTN Baluran, BTN Alas Purwo, BTN Meru Betiri, BBKSDA Jawa Timur, dan Dinas Kehutanan Prov. Jawa Timur

  • 299

    E. Lahan Kritis

    Luas lahan kritis di Jawa Timur berdasarkan hasil inventarisasi pada tahun 2007 sebesar 780.956 ha dengan kategori kritis 533.841 ha dan kategori sangat kritis 247.115 ha. pada tahun 2011, luas lahan kritis tersebut mengalami penurunan menjadi 608.913 ha dengan kategori kritis 506.336 ha dan kategori sangat kritis 102.577 ha. Salah satu upaya untuk menghijaukan lahan kritis tersebut dilakukan kegiatan rehabilitasi lahan di dalam dan diluar kawasan hutan. Sejak tahun 2003 s.d. 2008 kawasan yang telah direhabilitasi seluas ha, dimana seluas ha berada dalam kawasan dan ha diluar kawasan hutan 288.495 ha. Melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan 1 miliar pohon, pada tahun 2010 telah tertanam sebanyak 188.142.896 pohon, dan pada tahun 2011 telah tertanam sebanyak 187.667.123 pohon.

    TN. Bromo Tengger Semeru

    TN. Baluran

  • 300

    IV. ASPEK KELEMBAGAAN

    A. Model Pengelolaan Pengelolaan hutan di Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokan dalam beberapa macam kelola yaitu kelola produksi, kelola sosial dan kelola lingkungan. Pada saat ini pengelolaan hutan di Provinsi Jawa Timur dilaksanakan oleh beberapa institusi, untuk kawasan hutan produksi dan hutan lindung dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, kawasan konservasi dikelola oleh UPT Kementerian Kehutanan (Balai Taman Nasional dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam) dan UPTD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, sedangkan hutan rakyat dikelola oleh individu petani dan kelompok tani hutan rakyat.

    1. Kelola Produksi Pengelolaan aspek produksi di kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur antara lain adalah kegiatan penebangan, pengolahan hasil hutan baik kayu maupun non kayu, dan pemasaran hasil hutan tersebut.

    2. Kelola Sosial Kegiatan pengelolaan hutan sangat erat kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Pada pengelolaan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani kegiatan pemberdayaan masyarakat ini salah satunya melalui program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat). Kegiatan ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari segi jumlah desa yang terlibat/ikut serta program ini. Program sosial dan lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan dalam rangka keberhasilan pembangunan hutan dan menciptakan fungsi hutan yang optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, maka didalam setiap kegiatan pengelolaan hutan Perum Perhutani senantiasa melibatkan masyarakat desa hutan dan stakeholder dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan, memberikan kesempatan bekerja dan berusaha yang juga merupakan upaya menanggulangi pengangguran serta sebagai upaya membangun partisipasi masyarakat dalam pengamanan hutan dan menciptakan lingkungan hidup yang baik. Dalam rangka menuju visi dan misi Perum Perhutani maka program PHBM yang dijadikan sebagai sistem pengelolaan hutan, dalam pelaksanaannya lebih menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing wilayah dan mengutamakan peningkatan taraf hidup, tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan masyarakat di sekitar hutan serta membangun sinergitas dengan para pihak, khususnya dengan pemerintah provinsi, kabupaten, dan desa/kelurahan. Proses implementasi PHBM di tingkat nasional melalui beberapa tahapan, yaitu sosialisasi intern dan ekstern, dialog multistakeholder, pembentukan Lembaga Masyarakat Desa Hutan, pembentukan Forum Komunikasi Masyarakat pada tingkat kecamatan dan kabupaten, perjanjian kerjasama dan penyusunan renstra. Salah satu jiwa PHBM adalah berbagi/sharing. Sharing adalah bagi hasil produksi kayu dan non kayu yang diberikan kepada LMDH berdasarkan kontribusi dari masyarakat didalam proses produksi. Nilai sharing yang

  • 301

    sudah diberikan kepada LMDH terus meningkat dari tahun 2002. Sampai saat ini jumlah sharing yang diberikan mencapai Rp.127,759 milyar yang berasal dari hasil sharing produksi kayu dan produksi non kayu (seperti getah pinus, kopi, cengkeh, galian C, dan sebagainya). Dari sharing kayu sebesar Rp.63,45 milyar dan dari non kayu sebesar Rp.64,28 milyar. Pada saat ini kawasan hutan yang ada di Perum Perhutani selain sebagi penyedia kayu juga dituntut untuk mampu mendukung penyediaan pangan bagi masyarakat. Produksi Pangan dari hutan di perum Perhutani Unit II Jawa Timur mencapai 1.267.457 ton meliputi padi mencapai 855.421 ton, jagung 213.037 ton, kedelai 27.968 ton, kacang tanah 21.970 ton dan lainnya 94.733 ton.

    3. Kelola Lingkungan

    Perum Perhutani pernah kehilangan 410.153 ha tegakannya menjadi tanah kosong akibat penjarahan pada tahun 1998. Dari luasan tersebut terdapat 53.525 ha lahan yang sulit ditanami karena berbatu/jurang dan seluas 356.627,5 ha dapat ditanami. Pengelolaan aspek lingkungan antara lain melalui rehabilitasi hutan lindung, pada tahun 2004 Perhutani Unit II Jawa Timur telah merehabilitasi hutan lindung seluas 3.691 ha, tahun 2005 (2.029 ha), tahun 2006 (1.763 ha), Tahun 2007 (15.135 ha). Pada tahun 2011 merehabilitasi 5.292 ha. Selain kegiatan rehabilitasi hutan lindung, Perum Perhutani juga melakukan kegiatan penanaman rutin. Untuk memenuhi kegiatan tersebut dibutuhkan penyediaan bibit dan benih, Untuk mendapatkan tegakan berkualitas dan dengan riap yang tinggi, Perum Perhutani menggunakan benih dan bibit unggul sebagai bahan tanaman terutama jenis jati dan pinus. Penggunaan benih dan bibit dari luar Perum Perhutani melalui seleksi yang ketat dan harus memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan. Proses pemuliaan jati sudah dilakukan sejak lama. Tahun 1976, Perum Perhutani melakukan pencarian dan seleksi pohon plus. Sampai tahun 1999 telah diperoleh 660 pohon plus sebagai materi genetik dasar program pemuliaan pohon. Penelitian dan pengembangan terus dilakukan dibawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani Cepu. Saat ini Perum Perhutani telah menghasilkan benih jati unggul dari Kebun Benih Klonal yaitu kebun benih yang dibangun dari pembiakan vegetatif pohon plus. Kebun Benih Klonal terdapat di KPH Cepu dan KPH Randublatung Jawa Tengah serta di KPH Padangan Jawa Timur. Perum Perhutani juga mengembangkan bibit jati unggul. Produk jati unggul Perhutani diberi nama JATI PLUS PERHUTANI . Jati Plus Perhutani adalah bibit yang dikembangkan dari pohon plus melalui kultur jaringan dan diperbanyak melalui kebun pangkas. Benih dan bibit jati unggul bukan hanya dipakai sendiri oleh Perum Perhutani tapi telah dipasarkan dan mendapat sambutan luas di masyarakat karena telat teruji, adaptif serta memiliki produktivitas tinggi. Untuk pemenuhan benih pinus unggul telah dikembangkan Kebun Benih Semai di KPH Jember Jawa Timur. Pengadaan benih dan bibit di Perum Perhutani merupakan bagian dari kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan yang ditekankan pada percepatan penanaman lahan kosong yang diakibatkan penjarahan, kerusakan hutan dan gangguan keamanan hutan lainnya. Perum

  • 302

    Perhutani telah mencanangkan PROGRAM PERHUTANI HIJAU 2010 yaitu seluruh areal hutan Perum Perhutani selesai ditanami pada tahun 2010.

    Hutan Rakyat

    Keberadaan penutupan lahan hutan di suatu daerah dijadikan salah satu indikator dalam mengukur keseimbangan ekosistem, sesuai yang diamanatkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Dalam Undang-undang 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan disebutkan bahwa luas kawasan hutan yang harus dipertahankan

    minimal 30% dari luas daerah aliran sungai (DAS) dan atau pulau dengan sebaran yang proporsional. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk menjamin optimalisasi peran kawasan hutan dalam hal manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi masyarakat setempat. Untuk memenuhi kecukupan 30% tutupan lahan berupa hutan dapat diperoleh dari luas kawasan hutan negara dan hutan rakyat. Keberadaan hutan rakyat di Provinsi Jawa Timur berkembang dengan semakin tingginya permintaan kayu rakyat. Luas hutan rakyat di Provinsi Jawa Timur yaitu 659.414,15 ha.

    B. Sumber Daya Manusia (SDM) Tabel 124. SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi Jawa Timur

    Sumber Sumber : Statistik Kemenhut 2012 (diolah)

    No Instansi Jumlah SDM MenurutGolongan

    Jumlah IV III II I

    L P L P L P L P L P Total 1 BPPHP Wil. VIII Surabaya 1 - 26 7 4 - - - 31 7 38

    2 BPDAS Brantas 2 - 37 26 18 3 - - 57 29 86 3 BPDAS Sampean 1 - 18 9 7 1 - - 26 10 36 4 BBKSDA Jawa Timur 5 - 110 33 55 11 2 - 172 44 216 5 BB TN. BromoTengger

    Semeru 4 1 40 19 27 10 7 - 78 30 108

    6 Balai TN. Baluran - 1 54 7 13 4 - - 67 12 79 7 Balai TN. Alas Purwo 1 - 37 8 41 5 - - 79 13 92 8 Balai TN. Meru Betiri 2 - 44 7 30 5 2 - 78 12 90 9 Dishutprov JawaTimur 15 60 21 4 100

  • 303

    Rasio Luas Kawasan Hutan dan Jumlah Polisi Hutan (POLHUT/POLMOB/POLTER/PAMHUT)

    No. Instansi Luas (ha) Jumlah (org) Rasio

    1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

    Perhutani Unit II Jatim Balai Besar KSDA UPT Tahura R. Soerjo TN. Alas Purwo TN. Baluran TN. Bromo Tengger Semeru TN. Meru Betiri

    1.127.317,50 29.264,00 27.868,20 43.420,00 25.000,00 50.276,20 58.000,00

    1.798 82 80 40 33 24 32

    1 : 626,98 1 : 356,88 1 : 348,35

    1 : 1.085,50 1 : 757,58

    1 : 2.094,84 1 : 1.812,50

    Jumlah 1.361.146,00 2.089 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebenarnya jumlah SDM (polhut, polmob, pamhut) yang bertugas menjaga keamanan hutan sangatlah kurang.

    C. Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan Sarana dan prasarana dalam pengelolaan kawasan hutan memegang peran penting dalam keberhasilan pengelolaan. Sebagai aspek pendukung keberadaan sarana prasarana perlu diperhatikan dari segi jumlah maupun kualitasnya. Berikut ini informasi sarana prasarana dalam pengelolaan hutan yang dimiliki institusi pengelola kehutanan di Provinsi Jawa Timur

    Tabel 125. Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan di Provinsi Jawa Timur

    Sumber : Dinas kehutanan Prov. Jatim, perum Perhutani Unit II Jatim, BBKSDA Jatim, BB TN dan BTN

    Lingkup Jatim

    D. Prospek Pengelolaan Hutan Jasa lingkungan di Provinsi Jawa Timur banyak dikembangkan di kawasan konservasi. Pengembangan jasa lingkungan tersebut telah terbukti signifikan memberikan

  • 304

    kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Timur sebesar Rp.7.629.933.966,-. Jenis pendapatan tersebut berasal dari retribusi jasa umum, jasa usaha, dan PAD lain yang sah. Secara rinci realisasi pendapatan dimaksud dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Potensi jasa lingkungan yang ada di kawasan konservasi yang dikembangkan antara lain :

    a. 18 unit Cagar Alam dengan total luas 10.957,90 hektar b. Suaka Margasatwa sebanyak 2 unit dengan luas 18.008,60 hektar c. 4 unit Taman Nasional dengan luas 176.696,20 hektar. d. 3 unit Taman Wisata Alam Darat dengan total luas sekitar 297,50 hektar. e. Taman Hutan Raya R. Soeryo dengan luas total sekitar 27.868,30 hektar.

    Tabel 126. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Kehutanan Jawa Timur Tahun 2011

    Tabel 127. Rekapitulasi Jumlah Pengunjung dan Penerimaan Karcis Masuk OWA Tahun 2011

    No Kawasan Jumlah Penerimaan

    Pengunjung (orang) (Rp) 1 TAHURA R. Soerjo 349.438 874.435.000 2 BBKSDA Jawa Timur 31.894 312.232.000 3 TN Baluran 33.707 75.122.750 4 TN Alas Purwo 101.881 280.669.500 5 TN Meru Betiri 4.106 21.375.750 6 TN Bromo Tengger Semeru 125.775 728.133.250 JUMLAH 646.801 2.291.968.250

    Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

    E. Daftar UPT, LSM danLembaga terkait di Provinsi 1. Dinas Provinsi dan Kabupaten /Kota

    No Dinas Alamat

    1 Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

    Jl. Bandara Juanda Surabaya - 61253 Tlp : (031) 8666549 fax : (031) 8667858

    2 Dinas Kehutanan Kabupaten Bangkalan

    Jl. Halim Perdana Kusuma No. 7 Bangkalan Tlp/Fax : (031) 3096578

    No Jenis Pendapatan

    Realisasi (Rp)

    1 Retribusi Jasa Umum - Retribusi Pemeriksaan Pengukuran dan Pengujian Hasil Hutan

    2.000.611.857,00

    2 Retribusi Jasa Usaha - Retribusi Pengelolaan Tahura R.Soerjo

    874.478.750,00

    3 Lain-Lain PAD yang Sah - Sewa Bangunan Rumah Dinas

    7.000.000,00

    JUMLAH PENDAPATAN 7.626.933.966,00

  • 305

    3 Dinas Kehutanan, Peternakan dan PertanianKabupaten Banyuwangi

    Jl. K.H. Agus Salim No.128 Banyuwangi-68425 Tlp : (0333) 421665

    4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro

    Jl. Patimura No. 26 Bojonegoro-62115 Tlp/Fax : (0353) 881526

    5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bondowoso

    Jl. Mastrip 237 Bondowoso Tlp : (0332) 421425

    6 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Gresik

    Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 245 Gresik, Jawa Timur Tlp : (031) 3950930 Fax : 3951242

    7 Dinas Kehutanan Kabupaten Kota Batu

    Jl. Diponegoro No. 8 Kota Batu Tlp/fax : (0341) 511674

    8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun

    Jl. Raya Dungus Km.4 Madiun - 63181 Tlp : (0351) 495355

    9 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Magetan

    Jl. Samudera No. 98 Magetan - 63315 Tlp : (0351) 894521

    10 Dinas Kehutanan Kabupaten Malang Jl. Raya Genangan Km. 9,3 Pakisaji Kota Pos.17 Kebon Agung Malang - 65161

    11 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mojokerta

    Jl. Raya Jabon No. 188 Mojokerto Tlp : (0321) 391179 Fax : (0321) 325470

    12 Dinas Kehutanan Kabupaten Nganjuk

    Jl. Gatot Subroto No. 106 Nganjuk Tlp/Fax : (0358) 322870

    13 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pasuruan

    Jl. Raya Kejayaan No. 69 Pasuruan - 67127 Tlp : (0343) 418010 Fax : (0343) 411073

    14 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Probolinggo

    Jl. Raya Dringu No. 81 Probolinggo Tlp : (0335) 402517 Fax : (0335) 423821

    15 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sampang

    Jl. Jaksa Agung Suprapto 27 Sampang Tlp/Fax : (0323) 321181

    16 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sumenep

    Jl. Trunojoyo 118 Sumenep 69416 Tlp : (0328) 664320 Fax : (0328) 671185

    17 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek

    Jl. Basuki Rachmad 13 Tregalek 66311 Tlp/Fax : (0355) 791065

    18 Dinas Perhutanan dan Konservasi Kabupaten Tuban

    Jl. Mastrip No.23 Tuban 62315 Tlp : (0356) 322086/ 84 Fax : (0356) 331343

    19 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tulungagung

    Jl. Sultan Agung Gg.III/9-11 PO Box 124, Tulungagung 66226 Tlp/Fax : (0385) 322190

    20 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ponorogo

    Jl. Urip Sumoharjo No. 58 Ponorogo Tlp : (0352) 481041

    21 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pamekasan

    Jl. Dirgahayu No. 159 Pamekasan Tlp : (0324) 323901

    22 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Blitar

    Jl. S. Suparman No. 7 Blitar Tlp : (0342) 801639 Fax : (0342) 801125

    23 Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan

    Jl. Jend. Sudirman 96 Lamongan 62212 Tlp/Fax : (0322) 321027

  • 306

    24 Dinas Kehutanan Kabupaten Jl. Langsep No. 15 Lumajang Tlp/Fax : (0334) 886746

    25 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jombang

    Jl. Pangeran Puger, Jombang Tlp : (0321) 863884 Fax : (0321) 853627

    26 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jember

    Jl. Supriyadi 52, Jember 68131 Tlp : (0331) 540007 Fax : (0331) 540787

    27 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan

    Jl. Brawijaya Kotak Pos 45 Balong Kel. Sidoarjo, Pacitan 63541 Tlp ; (0357) 882945 Fax : (0357) 883868

    28 Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Lingkungan Kabupaten Kediri

    Jl. Pamenang No. 1 Kediri Tlp/Fax : (0354) 682405

    29 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ngawi

    Jl. S. Sukowati No.42 Ngawi Tlp/Fax : (0351) 749263

    30 Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Jl. GOR No. 6 Blora 58219 Tlp/Fax : (0296) 533230

    2. UPT Kehutanan Provinsi Jawa Timur

    No Nama UPT Alamat

    1.

    Balai Besar KSDA Jawa Timur Jl. Bandara Juanda Surabaya - 61253 Tlp : (031) 8667239 fax : (031) 8671985

    2.

    Balai Taman Nasional Baluran, Banyuwangi Jl. Raya Banyuwangi Situbondo Km.35 Wonorejo, Banyuputih Jawa Timur 68374 Tlp : (0333)461650 fax : (0333) 463864

    3.

    Balai Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi

    Jl. Brawijaya No.20 Banyuwangi - 68417 Tlp/Fax : (0333) 410857, 428675

    4. Balai Taman Nasional Meru Betiri, Jember Jl. Sriwijaya 53 Kotak Pos 269 Jember - 68101 Tlp : (0331) 321530 fax : (0331) 335535

    5. Balai Besar Bromo Tengger Semeru, Malang Jl. Raden Intan No. 6 Arjosari Malang, Jawa Timur - 65126 Tlp : (0341) 491828 Fax : (0341)490885

    6. Balai Pengelolaan DAS Brantas, Surabaya Jl. Bandara Juanda Surabaya - 61253 Tlp : (031) 8673303 fax : (031) 8669936

    7. Balai Pengelolaan DAS Sampean, Bondowoso Jl. Santawi No. 6A Bondowoso, Jawa Timur Tlp : (0332) 421324 fax : (0332) 424174

    Balai Pementauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP) Wilayah VIII Surabaya

    Jl. Bandara Juanda Surabaya 100 No. 100 Po Box 61, Surabaya - 61235 Tlp : (031)8662173 fax : (031) 8673687

  • 307

    V. POTENSI UNGGULAN PROVINSI

    Porang (Amorphophallus Onchophyllus), sejenis tanaman penghasil umbi, satu rumpun dengan keluarga tanaman iles-iles lainnya: seperti Talas [Bentul], Ganyong, Gembili maupun umumnya tanaman semak belukar yang dalam akarnya mengandung cadangan kalori, mudah tumbuh di kawasan hutan jati. Tanaman porang dipilih untuk dikembangkan karena memiliki potensi pasar yang luar biasa. Tepung porang digunakan sebagai bahan mi ramen atau mie tradisional Jepang, bahan jeli konyaku, bahkan bahan kosmetik. Potensi porang dalam bentuk umbi yang dihasilkan oleh hutan di Jawa Timur baru

    sekitar 2.129.919,50 kg umbi basah dengan luasan 7.006 ha, dan rendemen 20%, maka produksi chip masih sekitar 600 Kg 1.000 ton chip. Sedang kebutuhan industri sedemikian besar. Oleh sebab itu perluasan tanaman porang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri sekitar 3.400 ton chip.

    Potensi tanaman porang di hutan Jawa Timur masih sekitar 1.000 Ha (versi LMDH). Porang ditanam oleh petani masyarakat desa hutan secara tumpang sari dengan pohon jati sebagai tanaman pokok. Para petani tersebut tergabung dalam badan hukum yang disebut : Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Masyarakat Pengelola Sumber Daya hutan (MPSDH). Pengembangan tanaman porang di Jawa Timur dilakukan di 13 Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 128. Luas dan Produksi Tanaman Porang di Jawa Timur tahun 2011

    No KPH LUAS (Ha) PRODUKSI

    (Kg) KET.

    1 Padangan - - 2 Bojonegoro 54,60 245,00 3 Parengan 10,00 - Belum Panen 4 Jatirogo - - 5 Tuban 4,00 - Belum panen 6 Ngawi 47,50 - Belum Panen 7 Madiun 140,00 3,50 8 Saradan 3.107,70 88.671,00 9 Lawu DS 8,00 - 10 Nganjuk 3.262,00 1.980.000,00 11 Jombang - - 12 Mojokerto - - 13 Madura - - 14 Kediri - - 15 Blitar - - 16 Malang - - 17 Pasuruan 13,50 - Belum Panen 18 Probolinggo 4,00 - Belum Panen

  • 308

    19 Jember 324,70 - Belum Panen 20 Bondowoso 10,00 1.000,00 21 Bwi. Selatan - - 22 Bwi. Utara 20,00 60.000,00 23 Bwi. Barat - - JUMLAH 7.006,00 2.129.919,50

    Sumber data : KPH Lingkup Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Tahun 2007-2011

    Tanaman porang di hutan Saradan, Madiun