0113u554 - Ilham Maulana - Makalah Manajemen Biaya - Perilaku Biaya Kegiatan

download 0113u554 - Ilham Maulana - Makalah Manajemen Biaya - Perilaku Biaya Kegiatan

of 28

description

Manajemen Biaya - Perilaku Biaya KegiatanTugas:MakalahDosen Pembina:Rudy Lizwaril, Drs. S.E., M.M., Ak., CA., CPMA., MOS

Transcript of 0113u554 - Ilham Maulana - Makalah Manajemen Biaya - Perilaku Biaya Kegiatan

.KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai TUGAS PRESENTASI: PRILAKU BIAYA KEGIATAN. Makalah ini dibuat berdasarkan materi yang diberikan oleh dosen. Dengan materi yang ada, makalah ini disusun dengan memperhatikan kerjasama, kinerja, dan pokok- pokok materi berdasarkan beberapa sumber. Materi dalam makalah ini disusun dengan pola yang praktis dan ringkas. Demikian kata pengantar Makalah yang kami buat, semoga makalah ini dapat dimengerti oleh pembaca dan mencapai standar penilaian. Kepada Yang Terhormat Bapak Rudy Lizwaril, Drs. S.E., M.M., Ak., CA., CPMA., MOS. selaku dosen pembimbing tidak lupa kami sebagai penyusun dan penulis makalah mengucapkan terima kasih.

Bandung, 1 Oktober 2015

( Tim Penyusun )

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....1

DAFTAR ISI.........2

1 PENGENALAN

1.1 PERILAKU BIAYA KEGIATAN.......3

1.2 PERILAKU BIAYA DAN MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYA.........3

1.2.1 Horison Waktu.......31.2.2 Kegiatan, Sumber Daya dan Perilaku Biaya....41.2.2.1 Sumber Daya yang dipasok sesuai yang dibutuhkan.........41.2.2.2 Implikasi dan Pengawasan untuk pengambilan keputusan.....51.2.2 .3 Ukuran Keluaran Kegiatan........51.2.2.3.1 Dua Kategori Umum Pendorong Kegiatan5

2.1 BIAYA......6

2.1.1 Fungsi Biaya...........62.1.2 Perilaku Biaya...........72.1.3 Metode Pemisahan Mixed Cost ke Fixed Cost dan Variabel Cost.............72.1.3.1 High Low Method.82.1.3.1.1 Kelebihan High Low Method...92.1.3.1.2 Kelemahan High Low Method.......92.1.3.2 Scatterplot method....102.1.3.2.1 Langkah-Langkah Membuat Scatterplot.....102.1.3.2.2 Kelebihan Scatterplot Method..112.1.3.2.2 Kelemahan Scatterplot Method...112.1.3.3 Least Square Method....112.1.3.3.1 Kelebihan Least Square Method...........11

3.1 - LATIHAN SOAL DAN PENYELESAIAN..12

Soal Kasus 1..12Solusi Kasus 113Soal Kasus 2..16

4.1 POLA PERILAKU BIAYA.....194.2 GRAFIK POLA PERILAKU BIAYA....20

KESIMPULAN21PENUTUP.. .........................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...231. PERILAKU BIAYA KEGIATAN

1.1 PENGENALANBiaya dapat menampilkan perilaku variable, tetap atau gabungan. Mengetahui bagaimana biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran kegiatan merupakan bagian penting dari perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan. Misalnya, Anggaran memutuskan untuk mempertahankan atau membuang suatu lini produk, dan mengevaluasi kinerja suatu segmen semuanya memanfaatkan pengethauan perilaku biaya.

1.2 PERILAKU BIAYA DAN MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYAPerilaku Biaya adalah istilah umum untuk menggambarkan apakah suatu biaya tetap atau biaya variable dalam hubungannya dengan perubahan keluaran kegiatan. Biaya yang tetap sama dalam jumlah seiring dengan kenaikan atau penurunan keluaran kegiatan adalah biaya tetap. Biaya variable adalah biaya yang meningkat dalam total seiring dengan peningkatan keluaran kegiatan dan menurun dalam total seiring dengan penurunan keluaran kegiatan. Akuntan Manajemen harus berhadapan dengan persyaratan untuk menilai biaya tetap dan variabel. Penilaian praktis dari perilaku biaya membutuhkan pertimbangan horizon waktu, penggunaan sumber daya, dan pengukuran keluaran kegiatan.

1.2.1 Horison WaktuDalam menentukan apakah suatu biaya adalah tetap atau variabel bergantung pada horizon waktu, Menurut Ekonom dalam jangka panjang, semua biaya adalah variabel; dalam jangka pendek, setidaknya satu biaya adalah tetap.

1.2.2 Kegiatan, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya

Kapasitas kegiatan secara sederhana adalah kemampuan untuk menunjukan kegiatan. Kegiatan kapasitas yang diperlukan untuk berhubungan dengan tingkat dimana kegiatan ditunjukan secara efisien. Tingkat kinerja kegiatan efisien ini disebut kapasitas praktis. Sumber daya diperlukan untuk memungkinkan kegiatan yang ditunjukan. Sumber daya hanyalah elemen ekonomik yang dikonsumsi dalam melakukan kegiatan. Pengeluaran atas sumber daya adalah biaya memperoleh kapasitas untuk melakukan kegiatan. Penggunaan sumber daya adalah jumlah kapasitas yang digunakan dalam memproduksi keluaran kegiatan. Jika semua kapasitas kegiatan yang dimiliki tidak digunakan, maka kita memiliki kapasitas yang tidak digunakan . yang merupakan perbedaan antara kapasitas yang dimiliki dengan keluaran kegiatan sebenarnya. Hubungan antara pengeluaran atas sumber daya dan penggunaan sumber daya dapat digunakan untuk mendefinisikan perilaku biaya tetap dan biaya variabel. Untuk melihat bagaimana kita perlu memahami bagaimana sumber daya dipasok.

1.2.2.1 Sumber daya dipasok sesuai yang dibutuhkanSumber daya dipasok dengan salah satu dari dua cara yaitu:1. Sesuai yang digunakan dan dibutuhkan2. Sebelum penggunaan

Sumber daya dipasok sesuai yang digunakan dan dibutuhkan adalah sumber daya yang diperoleh dari sumber luar.

Sumber daya dipasok saat dibutuhkan dan perilaku biaya karena sumber daya yang dipasok saat dibutuhkan sama dengan biaya sumber daya yang digunakan, jumlah biaya sumber daya meningkat seiring permintaan untuk sumber daya meningkat. Jadi, secara umum kita dapat memperlakukan sumber daya yang dipasok saat dibuthkan sebagai biaya variabel.

Sumber daya dipasok dimuka dan perilaku biaya banyak sumber daya diperoleh sebelum permintaan sebenarnya untuk sumber daya tersebut terealisasi.

1.2.2.2 Implikasi Untuk Pengawasan dan Pengambilan keputusanModel penggunaan sumber daya berdasarkan kegiatan yang baru saja dijelaskan dapat memperbaiki pengawasan manajerial dan pengambilan keputusan. Sistem informasi pengawasan operasional mendukung manajer untuk lebih memperhatikan pada pengawasan penggunaan dan penegluaran sumber daya. Misalnya system operasional yang dirang dengan baik akan memungkinkan manajer untuk menilai perubahan pada permintaan sumber daya yang akan terjadi dari keputusan kombinasi produk baru. 1.2.2.3 Ukuran Keluaran KegiatanBiaya variabel berubah pada jumlahnya seiring dengan perubahan pada keluaran kegiatan. Namun biaya tetap, tetap tidak berubah seiring perubahan keluaran kegiatan. Pendorong kegiatan dengan mengukur perubahan pada keluaran (penggunaan) kegiatan.

1.2.2.3.1 Dua kategori umum dalam pendorong kegiatan;1. Penggerak tingkat unitMenjelaskan perubahan pada biaya seiring perubahan unit yang diproduksi. Contoh: Pon dari Bahan Baku Langsung, Jam Kilowatt yang digunakan untuk menjalankan mesin produksi dan Jam Tenaga Kerja Langsung.2. Penggerak tingkat non unit

Menjelaskan perubahan pada biaya seiring perubahan factor-faktor selain unit. Contoh: Pengaturan pesanan kerja, pesanan perubahan rekayasa, jam pemeriksaan dan pergerakan bahan baku.

Dalam sistem manajemen biaya tradisional, perilaku biaya diasumsikan hanya dijelaskan oleh penggerak berdasarkan unit. Pada sistem manajemen biaya kontemporer, baik penggerak unit maupun non unit. Jadi, sistem kontemporer cenderung untuk menghasilkan pandangan perilaku biaya yang lebih kaya daripada sistem tradisional.

2.1BIAYA

2.1.1 Fungsi Biaya Biaya yang memiliki/mengolah bahan baku menjadi barang jadi.1. Biaya Produksi (Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik)2. Biaya Non Produksi (Biaya Administrasi & Umum, Biaya Pemasaran)

2.1.2 Perilaku Biaya 1. Fixed Cost (Biaya Tetap) Biaya yang secara total cost tetap Biaya yang secara unit cost berubah berlawanan dengan perubahan volume yang diproduksi

2. Variabel Cost (Biaya Variabel) Biaya yang secara total cost berubah seiring dengan tingkat kegiatan/volume yang diproduksi. Biaya yang secara unit cost tetap tidak dipengaruhi tingkat kegiatan dan volume yang diproduksi.

3. Mixed Cost (Biaya Campuran) Biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel secara bersama-sama.

2.1.3 Metode pemisahan Mixed Cost ke dalam Fixed Cost dan Variabel Cost

Ada tiga metode pemisahan biaya gabungan menjadi komponen tetap dan variabel yang secara luas digunakan;

1. High-Low Method2. Scatterplot Method3. Least Square Method

Setiap metode megharuskan kita membuat asumsi penyederhanaan hubungan biaya linear. Karenanya sebelum kita menguji masing-masing metode secara lebih dekat, mari mengulas pernyataan biaya sebagai persamaan untuk garis lurus.

Dimana:Y = Jumlah Biaya KegiatanF = Komponen Biaya TetapV = Biaya Variabel per unit kegiatanX = Ukuran output kegiatan

2.1.3.1 High Low MethodAsumsikan bahwa catatan akuntansi dari Perusahaan Anderson mengungkapkan biaya penanganan bahan baku dan jumlah perpindahan bahan baku selama 10 bulan terakhir sebagai berikut:BulanBiaya Penanganan Bahan BakuJumlah Perpindahan

Januari$ 2.000100

Februari$ 2.500125

Maret$ 2.500175

April$ 3.000200

Mei$ 7.500500

Juni$ 4.500300

Juli$ 4.000250

Agustus$ 5.000400

September$ 6.500475

Oktober$ 6.000425

Keterangan:Y2 = Biaya tertinggiY1= Biaya terendahX2 = Kegiatan TertinggiX1 = Kegiatan Terendah

Diketahui: Titik terendah X1, Y1 = 100, 2000 Titik Tertinggi X2, Y2 = 500, 7500

Penyelesaian:

Menghitung Biaya VariabelRumus: V = $13,75

Menghitung Biaya Tetap

.

8Rumus: F Y2 V (X2) atau

F Y1 V (X1) =

Menghitung Biaya Campuran/Formula BiayaRumus: Y = F + V (x)Y = $625+ $13,75X

2.1.3.1.1 Kelebihan High Low Method:Metode tinggi-rendah mempunyai keunggulan berupa objektivitas. Yakni, dua orang manapun yang menggunakan metode tinggi rendah pada suatu kumpulan data tertentu akan mendapatkan jawaban yang sama. Selain itu, metode tinggi-rendah memungkinkan manajer mendapatkan hubungan biaya dengan cepat hanya dengan menggunakan dua titik data. Misalnya: Seorang Manajer mungkin hanya mendaptkan perkiraan kasar dari hubungan biaya.

2.1.3.1.2 Kelemahan High Low Method:Metode tinggi rendah biasanya tidak sebaik metode lainnya. Mengapa? Pertama, titik tinggi dan rendah sering sebagai apa yang disebut dilaur garis. Mereka mungkin mewakili hubungan biaya kegiatan yang tidak khas. Jika demikian, fomula Biaya yang dihitung menggunakan dua titik ini tidak mewakili apa yang biasanya terjadi.

2.1.3.2 Scatterplot MethodMetode Scatterplot dapat membantu manajer menghindari perangkap dari perbandingan metode tinggi-rendah yang terlihat mewakili pola biaya kegiatan-kegiatan yang umum. Kedua, bahkan jika titik-titik ini bukan diluar garis, pasangan titik-titik lainnya lebih mewakili. Scattergraph dapat membantu memberikan perngertian dalam mengenai hubungan antara biaya dan keluaran kegiatan.

2.1.3.2.1 Langkah-langkah membuat sactterplot

1. Buat grafik2. Tentukan koordinatnya3. Pilih 2 titik yang paling mewakili/the best fit line4. Tentukan nilai fixed cost & variable cost dengan menggunakan High Low Method5. Tarik garis dari fixed dari fixed cost menuju 2 titik yang dipilih

Gambar ScatterGraph Untuk Perusahaan Anderson

2.1.3.2.2 Kelebihan Metode ScatterplotMemberikan peluang bagi analisis biaya untuk memeriksa data secara visual.

2.1.3.2.3 Kelemahan Metode Scatterplot

Metode scatterplot kurang baik karena kurangnya standar tujuan appa pun dalam memilih garis cocok. Mutu formula biaya tergantung pada mutu penilaian subkjektif dari analisis.

2.1.3.3 Least Square Method Menggunakan semua titik data (kecuali yang terletak diluar) scattergraph dan menghasilkan garis yang paling sesuai untuk semua titik. Garis ini paling sesuai dalam arti bahwa paling dekat terhadap semua titik seperti yang diukur oleh jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis. Metode least square menghasilkan garis yang paling sesuai dengan titik data dan karenanya direkomendasikan terhadap metode tinggi rendah dan scatterplot.

2.1.3.3.1 Kelebihan Least Square MethodMetode ini memiliki keunggulan dalam menawarkan metode untuk menilai keandalan persamaan biaya. Koefisien penentu memungkinkan seorang anlis untuk menghitung jumlah keragaman biaya yang dijelaskan dengan pendorong kegiatan tertentu. Standar kesalahan estimasi dapat digunakan untuk membangun prediksi interval untuk biaya. Jika Interval terlalu besar, hal tersebut mungkin menyatakan bahwa persaamaan tidak terlalu lebar, hal tersebut mungkin menyatakan bahwa persamaan tidak terlalu berguna untuk prediksi, meskipun penggerak menjelaskan persentase keragaman biaya yang tinggi.

3.1 LATIHAN SOAL DAN PENYELESAIAN

KASUS 1Linda Jones, akuntan Golding, Inc, telah memutuskan untuk mengestimasi komponen tetap dan variable yang berhubungan dengan kegiatan perbaikan perusahaan. Ia telah mengumpulkan data berikut selama 6 bulan terakhir.Jam PerbaikanJumlah Biaya Perbaikan

10800

201100

15900

12900

181050

251250

DIMINTA:1. Estimasikan komponen biaya tetap dan variable untuk biaya perbaikan dengan menggunakan metode tinggi rendah. Dengan menggunakan formula biaya, prediksikan jumlah biaya perbaikan jika 14 jam digunakan

2. Estimasikan komponen biaya tetap dan variabel untuk biaya perbaikan dengan menggunakan metode least square. Dengan menggunakan formula biaya, prediksikan jumlah biaya perbaikan jika 14 jam digunakan

3. Untuk metode Least Sqare, Hitunglah koefisien penentu dan koefisien relasi!

SOLUSI KASUS 1:1. Diketahui:Y2 (Biaya Tertinggi) = 1250Y1 (Biaya Terendah) = 800X2 (Kegiatan Tertinggi) = 25X1 (Kegiatan Terendah) = 10

Penyelesaian: Menghitung Biaya VariabelRumus: V = = $30/jam

Menghitung Biaya Tetap

.

Akuntansi Manajemen Lanjutan Manajemen Biaya| 13

Rumus: F Y2 V (X2) atau

F Y1 V (X1) =

Menghitung Biaya Campuran/Formula BiayaRumus: Y = F + V (x) Y = $500+ $30X = $500+ $30(14) = $920

Jam Perbaikan (x)Jumlah Biaya Perbaikan (y)xyx2

10 $ 800$ 8.000100

20$ 1.100$ 22.000400

15$ 900$ 13.500225

12$ 900$ 10.800144

18$ 1.050$ 18.900324

25$ 1.250$ 31.250625

100$ 6.000$ 104.450$ 1.818

2. Menghitung dengan menggunakan metode least square sebagai berikut:

V =

= = = = = 29,413. Perhitungan koefisien penentu (R2) dan koefisien korelasi ( r ) sebagai berikut:

Rincian:y2

$ 640.000

$ 1.210.000

$ 810.000

$ 810.000

$ 1.102.500

$ 1.562.500

$ 6.135.000

Koefisien Penentu: R2 = V = 29,41 = 29,41 = 29,41 x = 29,41 x = 0,97

Koefisien Relasi(r):R = = 0,985

Grafik Scatterplot:

KASUS 2:Memisahkan Biaya Campuran ke Dalam Biaya Tetap & Biaya Variabel1. Metode Tinggi-Rendah/High Low MethodBulanJam TKL (X)Biaya Pemeliharaan

Januari5500 Rp 745.000

Februari7000 Rp 850.000

Maret5000 Rp 700.000

April6500 Rp 820.000

Mei7500 Rp 960.000

Juni8000 Rp 1.000.000

Juli6000 Rp 875.000

Agustus 6500Rp 850.000

Jumlah45500 Rp 5.950.000

xy

PENYELESAIAN: Menghitung Biaya VariabelV = /Jam TKL

Menghitung Biaya Tetap

.

15F Y2 V (X2)

F Y1 V (X1) = 200.000 Menghitung Biaya CampuranY = F + V (x) = 200.000 + 100 : (6500)

= 850.0002. Metode Scattlerplot (Titik Yang Bertebaran)a. Buat grafikb. Tentukan koordinatnyac. Pilih 2 titik yang paling mewakili/the best fit lined. Tentukan nilai fixed cost & variable cost dengan menggunakan High Low Methode. Tarik garis dari fixed dari fixed cost menuju 2 titik yang dipilih

Diketahui:Titik terendah terletak pada posisi X1, Y1 = 5500, 745.000 Titik Tertinggi terletak pada posisi X2, Y2 = 8000, 1.000.000

Penyelesaian:

Menghitung Variabel CostV = = 107,5

Menghitung Fixed CostF Y2 V (X2) atau

F Y1 V (X1) = 153.750

Menghitung Mixed Cost

Y = F + V (x) Y = 153.750 + 107,5x

3. Metode Least Square (Metode Kuadrat Terendah)XyX2

4.097.500.00030.250.000

5.950.000.00049.000.000

3.500.000.00025.000.000

5.330.000.00042.250.000

7.200.000.00056.250.000

8.000.000.00064.000.000

5.250.000.00036.000.000

32.847.500.000302.750.000

xyx2

V = = = = 932,14

F = - V = 932,14 x = 850.000 605.891= 244.109

4.1 POLA PERILAKU BIAYA

Pola perilaku biaya inilah yang dijadikan bahan pertimbangandasar dalam:1. menganalisa potensi biaya yang akan timbul di masa yang akan datang, sehubungan dengan rencana peningkatan, penambahan, penurunan atau penghilangan aktivitas tertentu; dan2. menilai kewajaran nominal biaya yang timbul pada periode tertentu dengan melihat trend atau pergerakan aktivitas di periode yang sama.Bisa jadi biaya-biaya yang timbul menunjukan perilaku yang bermacam-macam. Dan berbagai macam literature akuntansi, khususnya akuntansi biaya dan akuntansi manajemen, mungkin mengelompokan pola perilaku biaya secara berbeda-beda. Biaya Variable (variable cost) Biaya Tetap (fixed cost) Biaya Campuran (mixed cost) Biaya Bertingkat (step cost)

4.2 GRAFIK POLA PERILAKU BIAYA

KESIMPULANPerilaku Biaya merupakan cara dimana perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan output kegiatan. Horison waktu penting dalam menentukan pola perilaku biaya karena biaya dapat beurbah dari tetap menjadi variabel tergantung apakah keputusan mencakup jangka pendek atau jangka panjang.Terdapat tiga metode untuk memisahkan biaya gabungan:1. Metode Tinggi Rendah/Low-High Method2. Metode Scatterplot/Scatterplot Method3. Metode Least Square/Least Square MethodPenilaian Manajerial dapat digunakan sendiri atau dengan bantuan metode tinggi rendah, scatterplot atau least square. Manajer menggunakan pengalaman dan pengetahuan mereka mengnai biaya dan hubungan tingkat kegiatan untuk mengidentifikasi titik-titik diluar garis, memahami pergeseran structural, dan menyesuaikan parameter untuk mengantisipasi kondisi yang berubah.

PENUTUP

Demikianlah atas penyampaian makalah dalam mempresentasikan yang telah kami sajikan mengenai perilaku biaya kegiatan terhadapp bahan ajaran perkuliahan untuk mata kuliah manajemen biaya kepada para penyimak prensentasi atas penyaji selaku pemberi materi yang telah kami kutip dari beberapa sumber buku, modul perkuliahan dengan tim dosen yang bersangkutan serta website resmi (bukan blogger) demi keakuratan data yang valid sebagai referensi. Mohon maaf apabila ada kesalahan atau hal yang kurang berkenan, terima kasih atas perhatiannya. Dan Salam Sejahtera untuk semua.

Hormat Kami,

(Tim Penyusun)

DAFTAR PUSTAKA

Modul Perkuliahan Akuntansi Manajemen Tim Dosen:1. Andry Arifian Rachman, DR. S.E., M.Si., Ak., CA2. Evi Octavia, DR. S.E., M.M., Ak., CA3. M. Alan Jayaatmaja, H. S.E., M.M., Ak4. Nuryaman, DR. H. S.E., M.Si., Ak., CA5. Rima Rachmawati, S.E., M.Si., Ak., CA6. Rita Yuniarti, DR. S.E., M.M., Ak., CA7. Shinta Dewi Herawati, S.E., M.M., Ak., CA8. Veronica Christina, DR. M.Si., Ak., CA

Buku: Mowen, Hansen. 2000. Manajemen Biaya. Edisi ke 2 buku 1. Jakarta: Salemba Empat Mowen, Hansen. 2004. Management Accounting. Edisi ke 7 buku 1. Jakarta: Salemba Empat Mowen, Hansen. 2014.Akuntansi Manajerial. Edisi ke 8 buku 1. Jakarta: Salemba Empat Mulyadi. 2003. Akuntansi Manajemen. Edisi ke 3. Jakarta: Salemba Empat Norreen, Garrison. 2014. Akuntansi Manajerial. Edisi ke 14 buku 1. Jakarta: Salemba Empat Stout, Blocher. 2015. Manajemen Biaya. Edisi ke 5 buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Website:http://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/12/empat-pola-perilaku-biaya-beserta-contoh-terapannya/

18