0 o Mar Ags ONov ODes Jan Kaul Ni Luh...

3
[(OMPAS o Senin 123 \.'!.! 18 19 ,,0 Jan 0 Peb . o Selasa 4 5 20 o Mar o Rabu 6 7 21 22 OApr .Mei o Kamis 8 9 23 OJun ~ o Jumat 10 11 ~ 25 26 OJul 0 Ags o Sabtu 12 13 27 28 OSep OOkt . Minggu 14 15 16 29 30 31 ONov ODes Kaul Ni Luh Kartini Cacing tanah ("Lumbricus rubellus"), yang menjijikkan bagi banyak orang itu, sesungguhnya adalah penjaga kehidupan. la hidup dari tanah, sekaligus memberi gizi kepada tanah dan makhluk hidup lainnya. Hilangnya cacing tanah karena pupuk dan pestisida kimia adalah pertanda buruk bagi kesehatan tanah, di mana kehidupan bersandar. OLEH : MARIAHARTININGSIH& BENNY DWI KOESTANTO - -- ----- C acing tanah memberi ba- nyak pelajaran berharga. Antara lain, tentang ke- rendahan hati. "Tempatnya di ba- wah, diinjak-injak, tetapi dari pe- rut bumi' itu dia terus bekerja untuk menjaga kehidupan. Da- lam mitologi Bali ia adalah Anan- ta Boga. Ia adalah satu-satunya hewan yang bisa menyerap racun dari alam," ujar Dr Ir Ni Luh Kartini (47), penemu pupuk be- kas cacing (kascing), suatu siang yang terik dan leIpbab di Kuta, Bali. Binatang itujuga memberi pel- ajaran tentang "menanam-me- nuai" dalam hidup, ten tang ke-' salingterkaitan, tentang hi- dup"menghidupi. Menurut Kartini, seluruh fe- nomena yang dihadapi saat ini, termasuk merebaknya berma- cam virus yang kian resisten, adalah buah dari perbuatan merusak dan menghancurkan alam serta memotong rantai ke- hidupan. "Kita banyak mencip- takan produk-produk yang mem- buat hidup menjadi serba mudah, serba instan, tetapi tak bisa di- daur ulang dan mencemari bu- mi," ia melanjutkan. Kami menemuinya di sela ke- sibukannya mendampingi ke- lompok-kelompok petani orga- nik, serta berbagai seminar dan pertemuan yang hams ia hadiri untuk menunjukkan pentingnya mengembalikan rantai kehidup- an melalui pertanian organik se- belum bencana lebih besar mengancam kehidupan. "Saya dibilang 'gila' oleh ba- nyak orang karena saya selalu mengatakan, kalau tidak kembali ke pertanian organik, kita akan hancur. Dalam banyak kesem- patan saya selalu ditantang, apa- kah bisa memenuhi pesanan pu- puk organik 1.000 ton sehari," kata Kartini. _ _n Tantangan itu mengacu pada produksi massal oleh pabrik be- sar, sekaligus arogansi atas nama yang besar dan kuat. Pertanian organik yang dimaksud Kartini memiliki filosofi berbeda "Yangdilakukan pada Revolusi Hijau. seperti membangun pab- rik-pabrik besar yang mempro- duksi pupuk kimia dan pestisida, tak boleh dilakukan dalam per- tanian organik," ia menegaskan. Kedaulatan petani Menurut Organisasi Pangan Dunia (FAO), pertanian organik adalah sebagai suatu sistem pe- ngelolaan produksi secara ho- listik yang mendorong dan me- ningkatkan kesehatan ekosistem pertanian, termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan aktivitas biologikal tanah. Praktiknya mencakup penda- urulangan unsur-unsur hara dari bahan-bahan organik, rotasi ta- naman, pengolahan tanah yang tepat dengan menghindari peng- gunaan pupuk pestisida sintetik dan rekayasa genetika. Bagi Kartini, prinsip pertanian organik adalah menjaga, mening- katkan, dan melestarikan kese- hatan tanah dan lingkungan, de- ngan demikian juga kesehatan tanaman, hewan, serta manusia, karena semuanya berada dalam mata rantai yang tak terpisah- kan. Yang tidak boleh dilupakan, menurut Kartini, adalah prinsip keadilan dan kualitas hidup yang setara bagi mereka yang terlibat dalam proses produksi pangan. Oleh karena itu, pertanian or- ganik harus mencakup pember- dayaan petani. "Agar mandiri dan j>er:daulat," te~s Kartil1i. =0 Pem'berdayaan dilakukan an- tara lain melalui sistem pertanian terpadu, khususnya pertanian dan petemakan dengan meman- faatkan sumberdaya lokal, pe- ngelolaan pupuk kandang, bio- urine dan biogas dalam aspek yang lebih luas. Kemudian didukung berbagai pelatihan, termasuk sosialisasi ten tang bahaya bahan kimia si- ntetik dalam pertanian bagi pro- dusen, konsumen, dan lingkung- an, mengupayakan wadah orga- nik dan jaringan pasar untuk menampung produksi dengan harga lebih tinggi. Itulah bebe- rapa dari strategi Bali Organik Association (BOA)yang didirikan Kartini bersama teman-teman- nya pada tahun 1997. Tanah, sumber hidup Kartini menyebut tanah se- bagai Ibu Pertiwi yang harus di- hormati. "Ibu Pertiwi yang me- nyusui seluruh makhluk hidup, termasuk manusia," jelas Kartini, "Di dalam tanah, terdapat semua unsur yang ada di tubuh kita. Kalau tanah diracuni, air tanah beracun, sungai dan laut beracun, udara juga beracun. Padahal, sel-sel tubuh kita hidup dari itu semua," ia melanjutkan. Tanah yang sakit dan beracun karena tercemar pestisida dan pupuk kimia itu, menurut Kar- tini, terjadi di seluruh provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, ia juga melihat kemungkinan ter- cemamya air susu ibu karena bahan pangan yang dikonsumsi ibu menyusui mengandung ra- cun. Apakah ada pengalaman khu- sus dalam hidup Anda, sehingga Anda menekuni masalah illi? Saya lahir dan dibesarkan di desa Buliyan, Kecamatan Kubu Tambahan, Singaraja. Sebagai anak pertama, dari kecil saya sudah belajar bagaimana bertani dan harus bisa membajak sawah. Saya tak pemah jijik pada cacing, tak takut pada ular, kodak, kum- bang, dan binatang-binatang di sawah. Kehidupan kami seder- hana, tetapi kami merasa sangat kaya karena alam memenuhi ke- butuhan hid~ kami. Akhir tahun 1960-an, ada orang pemerintah datang ke ta- nah pertanian kami qan menga- takan bahwa pupuk kjmia akan lebih meningkatkan produksi pa- di. Lalu benih lokal Cligantide- ngan PB5. Sejak itu, rasa nasi tidak enak lagi, cacing tanah menggelepar dan mati. Daya ber- telur bebek menururr dan be- berapa rantai makanan terputus. Tak lama kemudian, datang lagi orang pemerintah yang menyem- prot tanaman padi kami. Katanya itu "obat" supaya padi lebih su- bur. Hari itu, saya bawa bekal nasi yang dibungkus daun, sambil menggembala bebek di sawah. Seperti biasa, setelah makan, saya minum air dari pematang sawah. Saya merasa kok airnya manis. Lalu saya pingsan. Waktu sadar, saya lihat 25 bebek i~aya mati. Semprotan kimia, yaI}~kelak sa- ya tahu, adalah D~T, bukan "obat", tetapi racun. Saya coba bertany,a kepada orang-orang tua di d~sa, tetapi mereka marah ketika:faya bilang semprotan itu racun. 'Waktu ada sarjana penggerak peFlibangunan pedesaan ke desa kan~i, saya ta- nya, apa yang sedang Wrjadi.Saya ingin membuat cacint{'tanah hi- dup lagi dan rasa nasi kembali enak. Dia suruh saya rajin belajar dan menjadi insinyur,pertanian. Setelah itu, saya ber~oa di pura keluarga. Saya berMul, kalau --- Kliping Humas Unpad 2009 ----

Transcript of 0 o Mar Ags ONov ODes Jan Kaul Ni Luh...

Page 1: 0 o Mar Ags ONov ODes Jan Kaul Ni Luh Kartinipustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/kompas-20090524... · pupuk dan pestisida kimia adalah pertanda buruk bagi kesehatan tanah,

[(OMPASo Senin

123

\.'!.! 18 19,,0Jan 0 Peb.

o Selasa4 5

20

o Mar

o Rabu6 7

21 22

OApr .Mei

o Kamis8 923

OJun~

o Jumat10 11

~ 25 26

OJul 0 Ags

o Sabtu12 13

27 28

OSep OOkt

. Minggu14 15 16

29 30 31

ONov ODes

Kaul Ni Luh KartiniCacing tanah ("Lumbricus rubellus"), yangmenjijikkan bagi banyak orang itu, sesungguhnyaadalah penjaga kehidupan. la hidup dari tanah,sekaligus memberi gizi kepada tanah dan makhlukhidup lainnya. Hilangnya cacing tanah karenapupuk dan pestisida kimia adalah pertanda burukbagi kesehatan tanah, di mana kehidupanbersandar.

OLEH : MARIAHARTININGSIH& BENNY DWI KOESTANTO- -- -----

Cacing tanah memberi ba-nyak pelajaran berharga.Antara lain, tentang ke-

rendahan hati. "Tempatnya di ba-wah, diinjak-injak, tetapi dari pe-rut bumi' itu dia terus bekerjauntuk menjaga kehidupan. Da-lam mitologi Bali ia adalah Anan-ta Boga. Ia adalah satu-satunyahewan yang bisa menyerap racundari alam," ujar Dr Ir Ni LuhKartini (47), penemu pupuk be-kas cacing (kascing), suatu siangyang terik dan leIpbab di Kuta,Bali.

Binatang itujuga memberi pel-ajaran tentang "menanam-me-nuai" dalam hidup, ten tang ke-'salingterkaitan, tentang hi-dup"menghidupi.

Menurut Kartini, seluruh fe-nomena yang dihadapi saat ini,termasuk merebaknya berma-cam virus yang kian resisten,adalah buah dari perbuatanmerusak dan menghancurkanalam serta memotong rantai ke-hidupan. "Kita banyak mencip-takan produk-produk yang mem-buat hidup menjadi serba mudah,serba instan, tetapi tak bisa di-daur ulang dan mencemari bu-mi," ia melanjutkan.

Kami menemuinya di sela ke-sibukannya mendampingi ke-lompok-kelompok petani orga-nik, serta berbagai seminar danpertemuan yang hams ia hadiriuntuk menunjukkan pentingnyamengembalikan rantai kehidup-an melalui pertanian organik se-belum bencana lebih besarmengancam kehidupan.

"Saya dibilang 'gila' oleh ba-nyak orang karena saya selalumengatakan, kalau tidak kembalike pertanian organik, kita akanhancur. Dalam banyak kesem-patan saya selalu ditantang, apa-kah bisa memenuhi pesanan pu-puk organik 1.000 ton sehari,"kata Kartini._ _n

Tantangan itu mengacu padaproduksi massal oleh pabrik be-sar, sekaligus arogansi atas namayang besar dan kuat. Pertanianorganik yang dimaksud Kartinimemiliki filosofi berbeda

"Yangdilakukan pada RevolusiHijau. seperti membangun pab-rik-pabrik besar yang mempro-duksi pupuk kimia dan pestisida,

tak boleh dilakukan dalam per-tanian organik," ia menegaskan.

Kedaulatan petani

Menurut Organisasi PanganDunia (FAO), pertanian organikadalah sebagai suatu sistem pe-ngelolaan produksi secara ho-listik yang mendorong dan me-ningkatkan kesehatan ekosistempertanian, termasuk keragamanhayati, siklus biologidan aktivitasbiologikal tanah.

Praktiknya mencakup penda-urulangan unsur-unsur hara daribahan-bahan organik, rotasi ta-naman, pengolahan tanah yangtepat dengan menghindari peng-gunaan pupuk pestisida sintetikdan rekayasa genetika.

Bagi Kartini, prinsip pertanianorganik adalah menjaga, mening-katkan, dan melestarikan kese-hatan tanah dan lingkungan, de-ngan demikian juga kesehatantanaman, hewan, serta manusia,karena semuanya berada dalammata rantai yang tak terpisah-kan.

Yang tidak boleh dilupakan,menurut Kartini, adalah prinsipkeadilan dan kualitas hidup yangsetara bagi mereka yang terlibatdalam proses produksi pangan.Oleh karena itu, pertanian or-ganik harus mencakup pember-dayaan petani. "Agarmandiri dan

j>er:daulat," te~s Kartil1i. =0

Pem'berdayaan dilakukan an-tara lain melalui sistem pertanianterpadu, khususnya pertaniandan petemakan dengan meman-faatkan sumberdaya lokal, pe-ngelolaan pupuk kandang, bio-urine dan biogas dalam aspekyang lebih luas.

Kemudian didukung berbagaipelatihan, termasuk sosialisasiten tang bahaya bahan kimia si-ntetik dalam pertanian bagi pro-dusen, konsumen, dan lingkung-an, mengupayakan wadah orga-nik dan jaringan pasar untukmenampung produksi denganharga lebih tinggi. Itulah bebe-rapa dari strategi Bali OrganikAssociation (BOA)yang didirikanKartini bersama teman-teman-nya pada tahun 1997.

Tanah, sumber hidupKartini menyebut tanah se-

bagai Ibu Pertiwi yang harus di-hormati. "Ibu Pertiwi yang me-nyusui seluruh makhluk hidup,termasuk manusia," jelas Kartini,"Di dalam tanah, terdapat semuaunsur yang ada di tubuh kita.Kalau tanah diracuni, air tanahberacun, sungai dan laut beracun,udara juga beracun. Padahal,sel-sel tubuh kita hidup dari itusemua," ia melanjutkan.

Tanah yang sakit dan beracunkarena tercemar pestisida danpupuk kimia itu, menurut Kar-tini, terjadi di seluruh provinsi diIndonesia. Oleh karena itu, iajuga melihat kemungkinan ter-cemamya air susu ibu karenabahan pangan yang dikonsumsiibu menyusui mengandung ra-cun.

Apakah ada pengalaman khu-sus dalam hidup Anda, sehinggaAnda menekuni masalah illi?

Saya lahir dan dibesarkan didesa Buliyan, Kecamatan KubuTambahan, Singaraja. Sebagaianak pertama, dari kecil sayasudah belajar bagaimana bertanidan harus bisa membajak sawah.Saya tak pemah jijik pada cacing,tak takut pada ular, kodak, kum-bang, dan binatang-binatang disawah. Kehidupan kami seder-hana, tetapi kami merasa sangatkaya karena alam memenuhi ke-butuhan hid~ kami.

Akhir tahun 1960-an, adaorang pemerintah datang ke ta-nah pertanian kami qan menga-takan bahwa pupuk kjmia akanlebih meningkatkan produksi pa-di. Lalu benih lokal Cligantide-ngan PB5. Sejak itu, rasa nasitidak enak lagi, cacing tanahmenggelepar dan mati. Daya ber-telur bebek menururr dan be-berapa rantai makanan terputus.Tak lama kemudian, datang lagiorang pemerintah yang menyem-prot tanaman padi kami. Katanyaitu "obat" supaya padi lebih su-bur.

Hari itu, saya bawa bekal nasiyang dibungkus daun, sambilmenggembala bebek di sawah.Seperti biasa, setelah makan, sayaminum air dari pematang sawah.Saya merasa kok airnya manis.Lalu saya pingsan. Waktu sadar,saya lihat 25 bebek i~aya mati.Semprotan kimia, yaI}~kelak sa-ya tahu, adalah D~T, bukan"obat", tetapi racun.

Saya coba bertany,a kepadaorang-orang tua di d~sa, tetapimereka marah ketika:faya bilangsemprotan itu racun. 'Waktu adasarjana penggerak peFlibangunanpedesaan ke desa kan~i,saya ta-nya, apa yang sedang Wrjadi.Sayaingin membuat cacint{'tanah hi-dup lagi dan rasa nasi kembalienak. Dia suruh saya rajin belajardan menjadi insinyur,pertanian.

Setelah itu, saya ber~oa di purakeluarga. Saya berMul, kalau---

Kliping Humas Unpad 2009

----

Page 2: 0 o Mar Ags ONov ODes Jan Kaul Ni Luh Kartinipustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/kompas-20090524... · pupuk dan pestisida kimia adalah pertanda buruk bagi kesehatan tanah,

Tuhan mengizinkan saya men-jadi insinyur pertanian, saya akanmengembalikan kehidupan ca-cing tanah di Bali. Temyata sayamalah dapat gelar doktor di bi-dang pertanian.

Pupuk "kascing"Pengalaman masa kecil yang

sangat membekas itu membuatKartini memutuskan melakukanpenelitian tentang cacing tanahdan semua aspeknya dalam ke-hidupan, baik pada tanah, ta-naman, hewan, maupun manu-sia.

Upaya itu disambut cibiran pe-tani. Para pembimbing menolakproposal disertasinya tentang ca-cing dan struktur tanah, malah ia

. Nama:Dr Ir Ni Luh Kartini MS

. Tempat/tanggal Lahir:Singaraja/21 April 1962. Status: Menikah dengan DrsI Made Agustina; dengan tigaanak, I Putu Hendra JayaSukanta, Kade Sulya PascaUtama, Komang Manik WidyaUtama

. Pendidikan: S-l Fakultas Per-tanian Universitas Udayana,jurusan limu Tanah (1987),S-2 Fakultas Pertanian Uni-versitas Padjadjaran,Bandung, jurusan limu Tanah(1993), S-3 Fakultas Pertani-an Universitas PadjadjaranBandung, jurusan limuPertanian (1997). Pekerjaan: dosen jurusanTanah Fakultas Pertanian

Universitas Udayana sejaktahun 1988. Publikasi: Pengaruh dosispupuk kandang dan lama fer-mentasi terhadap mutu fisikdan cita rasa kopi arabika va-rietas S 795 di Bali; Pengaruhbeberapa jenis pupuk organikdan pupuk urea terhadap sifattanah serta hasil kacang pan-jang di lahan kering pinggiran

. perkotaan Denpasar, Bali;Pengaruh pupuk organik kas-cing dan NPKterhadap sifatkimia tanah dan hasil kacangpanjang di Pegok.

+ Pengalaman dengan masya-rakat: Mendirikan dan me-ngembangkan Bali OrganikAssociation (BOA) tahun1997; mendampingi kelompoktani di delapan desa; menjadipembicara dalam berbagaiseminar mengenai pertanianorganik.

didorong untuk meneliti benihrekayasa genetika. Namun, Kar-tini teguh pada pendiriannya.

Bagaimana sampai ke pupukkascing?

Saya memulainya tahun 1982.Penelitian difokuskan pada ca-cing tanah jenis Lumbricus ru-bel/us yang populasinya sangatdipengaruhi oleh bahan organik,terutama pupuk kandang sapi se-bagai pupuk yang mengaJldungunsur- unsur hara yang lebihlengkap dan lebih baik diban-dingkan dengan pupuk kandangjenis lain. Tahun 1993, saya me-ngembangkan pupuk dari kotor-an cacing dan tanah bekas cacing,yang kemudian disebut pupukorganik kascing.

Pupuk organik kascing mudahdibuat karena menggunakan te-knologi alamo Kascing hanyastarter karena kemudian dicam-pur dengan pupuk kandang sapiuntuk meningkatkan kualitas pu-puk, sehingga lebih efektif untukmemperbaiki kesuburan kimiadan biologis tanah, yang padaakhimya akan meningkatkanproduksi tanaman budidaya.

Meski awalnya tak mudah me-yakinkan petani, saat ini pupukorganik kascing telah dimanfa-atkan di seluruh Bali, bahkan keluar Bali.Upaya alih pengetahuandan teknologi lebih berharga di-bandingkan sekadar subsidi pu-puk yang membuat petani tidakmandiri. Pengalaman ini jugamemberikan pembelajaran bah-wa sistem pertanian yang saratbibit unggul dan bahan kimiadapat berakibat fatal terhadapkesehatan semua kehidupan dimula bumi ini.

Dengan se/uruh penga/amanini, bagaimana Anda memaknaikehidupan?

Sangat sederhana,yakni men-jalankan apa yang telah dijalan-kan dan dihidupi para leluhurkita. Kebetulan saya hidup diBali,maka saya menghidupi yangdilakukan leluhur saya di pulauini. Ketika ada yang berusahamerongrong nilai-nilai, keperca-yaan, maupun budaya Bali, mi-salnya, kita harus melawannya.

Misalnya, ketika kawasan Be-dugul yang disucikan akan di-bangun proyek geotermal, makaharus dihentikan. Demikian jugaketika di atas Danau Buyan dikawasan tridanau (bersama Da-nau Berathan dan Danau Tam-blingan) akan dibangun pang-gung wisata. Ini bukan berartikita konservatif.

Penghentian itu bukan sema-ta-mata karena kawasan- kawas-an itu suci. Namun, juga sangatlogis. Tempat-tempat itu meru-pakan sumber air. Siapa dapatmenjamin proyek- proyek ter-sebut tidak akan merusak sum-ber-sumber penghidupan itu?

Page 3: 0 o Mar Ags ONov ODes Jan Kaul Ni Luh Kartinipustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/kompas-20090524... · pupuk dan pestisida kimia adalah pertanda buruk bagi kesehatan tanah,

--=--hR.JlJAN(; \N

Kartini dan Kartini"

'Tak ada yang kebetulan

dalam hidup," begitu ke-yakinan Ni Luh Kartini.

Tanggal kelahiran Kartini yangbersamaan dengan tanggal ke-lahiran RA Kartini itu mungkinjuga tidak kebetulan, khususnyaterkait dengan semangat pen-dobrakannya.

Juga tidak kebetulan kalau NiLuh Kartini lahir pada tahunketika The Silent Spring, terbit.Karya monumental ahli biologilaut dari Amerika Serikat, RachelCarlson, itu menggedor kesadar-an orang akan bahaya pemakaianpestisida terhadap lingkungandan kesehatan.

Perjuangan Kartini menggapaicita-cita, tidak berjalan mulus.~~ ===~~---

Ayahnya melarang ia melanjut-kan sekolah ke SMP. "Keluargakami tak kekurangan, tetapi uangitu tak boleh dipakai untuk se-kolah anak perempuan," kenangKartini.

Namun, karena ibunya men-dukung anak perempuannyamendapat pendidikan tinggi,Kartini kemudian mencari akal."Saya bawa guru ke rumah danbilang ke Bapak, guru itu akanmembiayai sekolah saya. Bapakmengizinkan. Padahal, Ibu yangmembiayai sekolah saya."

Terus berjuangPerjuangan Kartini untuk

mengingatkan orang pada bahaya

pes!!,slda dan pupuk kimia juga

berat. Kartini bukan tipe orangyang pandai berjaringan keluarnegeri dan "menjual" gagasan-gagasannya. Ia bekerja bersamamasyarakat di akar rumput, tan-pa bantuan berarti.

Pemah BOA menggagas per-temuan dengan pengusaha hoteldi Nusa Dua, untuk meng-imbau pihak hotel agar menjadibapak angkat petani orga-nik dengan cara bersedia mem-beli hasHpertanian mereka. Upa-ya ini dilakukan untuk menjem-batani kesenjangan rezeki antarasektor pariwisata dan sektor per-tanian.

Tetapi,jawaban yang diperolehsangat mengecewakan. "Kalau

Eetani ~~kin~ lingkungan rusak,

FOTO-FOTO: KOMPASjRENNY DWI KOl-:S'fANTO

petani tak punya pasal',U'\.1urus-an Bu Kartini. Bagi kaffii, kalaubarangnya bagus, pasti saya be-l,,,l.

Kartini meyakini, alam mem-punyai hukum-hukumnya yangharus dipahami manusia. Sistembudaya subak di Bali mengajar-kan bahwa manusia harns ber-terima kasih kepada alam dengancara ,memberikan ruang kehi-dupan bagi makhluk laiJ;l,Ia per-caya kalau keserakahan ~anusiatak terbendung lagi,bencana me-nanti di depan langkah.

Menurut Kartini, llpacara-upacara khusus untuk Bomi, se-perti ruwatan, yang ada dalam

setiap kebudayaan lol5M, tidakpemah boleh diabaikan;.:

Kearifan leluhur I1i).engajariKartini untuk hening.1 Ia juga

terbiasa "laku" agar lebqfmampumenangkap sasmita, k1iususnyaketika ia hendak melakilkan se-suatu, terkait dengan kerusakanekologis.

"Air di Danau Buyan naik lagisetelah 10 tahun turun terus,setelah tatanannya secara spi-ritual dikembalikan, jatb bukanhanya menanam pohon, hungkapKartini, yang pada tahitn 2003,bersama BOA mendeKlarasikangerakan moral "Pulau ;Bali Me-nuju Organik" untukIticnyela-matkan alam dan buda,a Bali.

~~ _ _g,1"HjBEN)