kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan...

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya mewujudkan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional. Tujuannya, mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 guna mengatasi permasalahan kebangsaan dewasa ini, Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Terlihat secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai 1

Transcript of kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan...

Page 1: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya mewujudkan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam

Pancasila dan Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, pendidikan

karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi

pembangunan nasional. Tujuannya, mewujudkan masyarakat berakhlak

mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah

Pancasila.

Pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam

Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 guna mengatasi

permasalahan kebangsaan dewasa ini, Pemerintah menjadikan

pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas

pembangunan nasional. Terlihat secara implisit ditegaskan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-

2025. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk

mewujudkan visi pembangunan nasional, “Mewujudkan masyarakat

berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab

berdasarkan falsafah Pancasila.”

Gerakan Pramuka merupakan pendidikan non formal yang

menyelenggarakan pendidikan kepramukaan kepada generasi muda di

1

Page 2: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

Indonesia. Anggota muda atau peserta didik di Gerakan Pramuka, terdiri

atas Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega.

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

pendidikan Kepramukaan kepada generasi muda, menumbuhkan tunas

bangsa menjadi generasi yang lebih baik. Sanggup bertanggungjawab

dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional.

Tujuan Gerakan Pramuka membentuk setiap anggotanya memiliki

kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,

melestarikan lingkungan hidup, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur

bangsa. Leih penting lagi, anggota Gerakan Pramuka memiliki

kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun

Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila dan

Undang – Undang Dasar 1945.

Kegiatan Pendidikan kepramukaan menjadi kegiatan

ekstrakurikuler wajib bagi peserta didik di Sekolah Dasar. Menurut

menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh ada dua hal

menjadi alasan menjadikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib yaitu

dasar legalitas Ekstrakurikuler Pramuka terdapat dalam undang-undang

Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Alasan kedua,

Pramuka mengajarkan banyak nilai, mulai kepemimpinan, kebersamaan,

sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian.

2

Page 3: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

Secara konsepsional Kurikulum 2013 memiliki landasan filosofis,

teoritis yang mengikat struktur kurikulum yang komprehensif untuk

mencapai kompetensi inti. Kompetensi meliputi; sikap (spiritual dan

sosial), kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.

Kedudukan kegiatan ekstrakurikuler dalam sistem kurikulum

hendaknya bukanlah sebagai pengisi waktu luang, tetapi ditempatkan

sebagai komplemen kurikulum yang dirancang secara sistematis dan

relevan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan. Seluruh aktivitas

didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat

dan potensi peserta didik.

B. Tujuan Penulisan Makalah

beberapa hal yang ingin dicapai dari penulisan makalah dengan

judul “Eksistensi Gerakan Pramuka Membentuk Karakter Generasi Muda”

ini diantaranya :

1. Guna memenuhi persyaratan menjadi peserta dalam pelaksanaan

Kursus Pelatih Dasar (KPD) Tahun 2014.

2. Sebagai bahan kajian peran serta Gerakan Pramuka dalam

pembangunan di Indonesia melalui pembentukan karakter generasi

muda.

3. Mengkaji peluang dan tantangan Gerakan Pramuka disaat kegiatan

kepramukaan menjadi kegiatan ekstrakulikuler wajib di lembaga

pendidikan.

3

Page 4: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan

proses pendidikan kepramukaan di Indonesia. Pramuka merupakan

singkatan dari Praja Muda Karana yang berasal dari bahasa

Sansekerta. Praja adalah warga, rakyat suatu Negara. Muda adalah

orang muda atau berjiwa muda. Karana adalah kesanggupan,

kemampuan atau keuletan dalam berkaya.

Melihat penjelasan tersebut, sebutan Pramuka merupakan

sebutan dari anggota Gerakan Pramuka yang terdiri atas peserta didik

yang terbagi dalam golongan siaga, penggalang, penegak dan

pandega. Kelompok anggota Pramuka lainnya adalah Pembina,

Pamong Saka, Pelatih.

Pendidikan Kepramukaan merupakan bagian dari sejarah

perjuangan bangsa Indonesia. Berawal dari organisasi yang dibentuk

penjajah Belanda di Indonesia dengan nama Nederland Indische

Padvinders Vereeniging (NIPV) atau persatuan pandu-pandu Hindia

Belanda. Tokoh – tokoh pergerakan nasional saat itu, kemudian

mengambil inisiatif mebentuk organisasi kepanduan dengan tujuan

4

Page 5: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

membentuk kader penggerak pergerakan nasional. Sejumlah

organisasi kepanduan yang terbentuk saat itu, diantaranya Jong Java

Padvinders, Hisbul Wathon dan Sarekat Islam Afdeling Padvinders

(SIAP).

Tahun 1930, terbentuklah satu organisasi Kepanduan Bangsa

Indonesia (KBI) yang dimotori Indonesche Padvinders Organizaty

(Inpo), Pandu Kesultanan (PK), Pandu Pemuda Sumatera (PPS).

Kemudian terbentuk satu federasi yang bernma Persatuan Antar

Pandu Indonesi (Papi). Pada tahun 1931 berubah nama menjadi

Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI).

Pandu Rakyat Indonesia yang terbentuk 28 Desember 1945.

Organisasi yang terbentuk di Solo ini merupakan satu-satuanya

organiasi kepanduan yang ada di Indonesia. Selanjutnya, 20 Mei

1961, dikeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) RI No 238 yang

menetapkan Gerakan Pramuka satu-satunya organisasi yang

diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi

generasi muda Indonesia.

B. Undang – Undang 12 Tahun 2010

Pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus

diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan,

5

Page 6: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

antara lain melalui Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka selaku

penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar

dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki

pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan

sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan

global.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang

Gerakan Pramuka pasal disebutkan Gerakan pramuka berfungsi

sebagai wadah untuk mencapai tujuan pramuka melalui, pendidikan

dan pelatihan pramuka, pengembangan pramuka, pengabdian

masyarakat dan orang tua serta permainan yang berorientasi pada

pendidikan.

Selanjutnya pada Pasal 4 disebutkan, Gerakan pramuka

bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian

yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat

hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki

kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan

membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan

Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

Pelaksanaan pendidikan kepramukaan juga diatur dalam

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.

Hal ini dapat dilihat pada pasal 5, pasal 6 dan pasal 7. Ditegaskan

6

Page 7: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

bahwa Pendidikan kepramukaan dilaksanakan berdasarkan pada nilai

dan kecakapan dalam upaya membentuk kepribadian dan kecakapan

hidup pramuka.

Kegiatan pendidikan kepramukaan yang dimaksudkan untuk

meningkatkan kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan dan

ketahanan diri dilaksanakan berlandasakan pada kode kehormatan

Gerakan Pramuka melalui metode belajar interaktif dan progresif.

Metode belajar interaktif dan progresif diwujudkan melalui

interaksi pengamalan kode kehormatan pramuka, kegiatan belajar

sambil melakukan, kegiatan yang berkelompok, bekerja sama, dan

berkompetisi. Kegiatan yang menantang, kegiatan di alam terbuka,

kehadiran orang dewasa yang memberikan dorongan dan dukungan,

penghargaan berupa tanda kecakapan; dan satuan terpisah antara

putra dan putri. Namun demikian, penerapan metode belajar tersebut,

tetap disesuaikan dengan kemampuan fisik dan mental anggota

pramuka.

Inti kurikulum pendidikan kepramukaan seperti yang tertuang

dalam pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang

Gerakan Pramuka adalah

a. keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. kecintaan pada alam dan sesama manusia;

c. kecintaan pada tanah air dan bangsa;

7

Page 8: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

d. kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan;

e. tolong-menolong;

f. bertanggung jawab dan dapat dipercaya;

g. jernih dalam berpikir, berkata, dan berbuat;

h. hemat, cermat, dan bersahaja; dan

i. rajin dan terampil.

Hal yang patut diperhatikan pula adalah kegiatan pendidikan

kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan sistem among.

Sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang

membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri

dalam hubungan timbal balik antar manusia.

Sistem among dilaksanakan dengan menerapkan prinsip

kepemimpinan:

a. di depan menjadi teladan;

b. di tengah membangun kemauan; dan

c. di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian.

C. Kurikulum 2013

Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan

menjadi dua, yakni ekstrakulikuler wajib dan ekstrakulikuler pilihan.

Ekstrakulikuler wajib, merupakan program yang harus diikuti oleh seluruh

peserta didik. Terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak

memungkinkan untuk mengikutinya.

8

Page 9: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

Pendidikan kepramukaan, ditetapkan sebagai kegiatan

ekstrakulikuler wajib dalam kurikulum 2013 bagi peserta didik mulai dari

tingkat Sekolah Dasar (SD) Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Sekolah

Menengah Atas/ Kejuruan dan Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA) hal ini

seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia nomor 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi

Kurikulum.

Selanjutnya, pada Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014, Pendidikan

Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan

Dasa dan Menengah khususnya pasal 3 dijelaskan, Pendidikan

Kepramukaan dilaksanakan dalam tiga model, masing-masing :

a. Model Blok, merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan

yang dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian umum.

b. Model Aktualisasi, merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan

sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang

dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal dan

diberikan penilaian formal.

c. Model Reguler, merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta

didik yang dilaksanakan di Gugus Depan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 63 Tahun 2014, juga mengatur penanggung jawab

9

Page 10: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

pengelolaan Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan

ekstrakulikuler wajib pada satuan pendidikan dasar dan menengah

adalah kepala sekolah dengan pelaksana Pembina pramuka.

Pembina pramuka adalah guru kelas, guru mata pelajaran yang

telah memperoleh sertifikat paling rendah kursus mahir dasar atau

Pembina yang bukan guru kelas / guru mata pelajaran. Suatu motivasi

pula, guru kelas / guru mata pelajaran yang melaksanakan tugas

tambahan sebagai Pembina Pramuka, dihitung sebagai bagian dari

pemenuhan beban kerja guru dengan beban kerja paling banyak 2 jam

pelajaran per minggu.

Gambar 1 : Pendidikan Pramuka Sebagai Eskul wajib

Sumber : Lampiran 1 Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014

10

Page 11: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

BAB III

PEMBAHASAN

A. Peluang

Hadirnya kebijakan yang menjadikan pendidikan kepramukaan

menjadi kegiatan ekstrakulikuler wajib di satuan pendidikan mulai sekolah

dasar hingga sekolah menengah memberikan peluang bagi

perkembangan Gerakan Pramuka.

1. Akreditasi Gudep.

Menunjang program yang dicanangkan Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka untuk melakukan akredtasi Gugus Depan. Terlihat

dengan digunakannya Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Nomor 231 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus

Depan dalam Gerakan Pramuka dan Keputusan Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka Nomor 056 Tahun 1982 Tentang Petunjuk

Penyelenggaraan Karang Pamitran digunakan sebagai acuan dalam

pelaksanaan ekstra kurikuler wajib kegiatan pramuka. Hal tersebut

sangat jelas tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014, Pendidikan

Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Aktifnya kegiatan pendidikan kepramukaan di lembaga

pendidikan dasar dan menengah yang melibatkan peserta didik yang

11

Page 12: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

dibimbing langsung oleh Pembina Pramuka, guru kelas dan guru

mata pelajaran diharapkan akan memacu berbagai upaya perbaikan

terhadap pengelolaan gugus depan, sehingga secara adminstrasi

akan tertata dengan baik. Dengan begitu, akan membantu

pelaksanaan akreditasi gugus depan.

2. Komulatif bukan Alternatif.

Jelas tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014, Pendidikan

Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada

Pendidikan Dasar dan Menengah, pelaksanan pendidikan

Kepramukaan sebagai kegiatan wajib yang diselenggarakan dalam

tiga model yakni, model blok, model aktualisasi dan model regular.

Ini memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik

untuk mengembangkan minat dan bakat, memperoleh keterampilan

dan keahlian serta pembentukan karakter melalui pendidikan

kepramukaan.

Melalui tiga model pelaksanaan pendidikan kepramukaan di

gugus depan, diharapkan akan lebih mengoptimalkan pelaksanaan

pendidikan kepramukaan di sekolah tersebut. Hanya saja perlu

adanya penyamaan perepsi bahwa tiga model pelaksanaan

pendidikan kepramukaan di lembaga pendidikan dasar dan

menengah itu bukan memilih alternative dari tiga model yang

12

Page 13: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

disebutkan. Melainkan menjalankan secara komulatif tiga model

tersebut yakni model blok, model aktualisasi dan model regular.

Dengan demikian dibutuhkan kerja sama semua pihak terkait,

mulai kepala sekolah selaku penanggung jawab, Pembina Pramuka,

guru kelas dan guru mata pelajaran, komite sekolah dan orang tua

siswa.

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), utamanya

bagi Pembina Pramuka di satuan pendidikan dasar dan menengah.

Mengingat, dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014, Pendidikan Kepramukaan

Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasa dan

Menengah ditegaskan bahwa Pembina Pramuka minimal sudah

mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD).

Hal yang patut mendapat perhatian adalah, sudah saatnya

satuan pendidikan mengubah pola piker dalam hal menetapkan

Pembina Pramuka. Biasanya hanya menunjuk 1 atau 2 orang guru

sebagai Pembina Pramuka. Sejak diberlakukannya kurikulum 2013

dengan menetapkan pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan

ektrakulikuler wajib maka setiap guru di satuan pendidikan adalah

Pembina Pramuka.

13

Page 14: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

B. Tantangan

Hadirnya kebijakan yang menjadikan Pendidikan Kepramukaan

sebagai kegiatan ekstrakulikuler wajib bagi pendidikan dasar dan

menengah, juga memunculkan sejumlah tantangan.

1. Assesor Akreditasi Gudep.

Langkah Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk

mensukseskan program akreditasi gugus depan, sudah banyak

dilaksanakan. Diantaranya dengan mengadakan pelatihan bagi

assessor yang diikuti oleh utusan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka

dan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka seluruh Indonesia. Namun

begitu, jumlah assessor yang dimiliki masing-masing Kwartir Daerah

dan Kwartir Cabang jumlahnya relative sedikit.

Aktifnya pendidikan kepramukaan di satuan pendidikan dasar

dan menengah sebagai konsekuensi diterapkannya ekstra kurikulum

wajib, akan membawa dampak positif terhadap pengelolaan gugus

depan. Disatu sisi, kemungkinan besar adminstrasi gugus depan akan

terkelola dengan baik. Namun disisi lain, pengelolaan administrasi

tersebut belum tentu akan menunjang program akreditasi gudep.

Karena terkendala dengan relative minimnya assessor atau petugas

yang akan melakukan registrasi akreditasi gugus depan.

14

Page 15: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

2. Pelaksanaan Model.

Adanya tiga model penerapan pendidikan kepramukaan dalam

ekstrakulikuler wajib yakni model blok, model aktualisasi dan model

regular menjadi tantangan tersendiri bagi Pembina Pramuka, guru

kelas dan guru mata pelajaran.

Pasalnya, bukan tidak mungkin ada yang beranggapan bahwa

dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler wajib pendidikan

kepramukaan di satuan pendidikan dasar dan menengah, hanya

memilih salah satu dari model tersebut. Artinya, ketika sudah

melaksanakan model blok, tidak perlu lagi melaksanakan lagi model

aktualisasi maupun model regular. Ataupun ketika sudah

melaksanakan model aktualisasi, tidak perlu melakukan dua model

lainnya.

Padahal, jika ketiga model pelaksanaan ekstrakulikuler wajib

pendidikan pramuka di satuan pendidikan dasar dan menengah

tersebut dilaksanakan secara beriringan maka hasilnya akan jauh

lebih baik bagi peserta didik.

3. Pendidikan dan Pelatihan Pembina Pramuka

Tantangan yang akan dihadapi jajaran Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka adalah menyiapkan sumber daya manusia dalam

hal ini Pembina Pramuka di setiap satuan pendidikan dasar dan

menengah yang memenuhi standar sesuai peraturan menteri

15

Page 16: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

pendidikan dan kebudayaan nomor 63 tahun 2014. Dimana

disebutkan Pembina Pramuka minimal sudah mengikuti Kursus Mahir

Dasar (KMD).

Tantangan ini akan semakin besar, jika kemudian diasumsikan

bahwa semua guru di satuan pendidikan dasar dan menengah baik itu

guru kelas dan guru mata pelajaran juga merupakan Pembina

Pramuka, olehnya perlu mengikuti Kursus Mahir Dasar.

Secara regulasi, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, sudah

siap untuk pengembangan Angota Dewasa Gerakan Pramuka seperti

tertuang dalam Keputusan Kwartir Nasional Nomor 201 Tahun 2011

Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya

Anggota Dewasa Gerakan Pramuka. Regulasi lainnya yang telah

dikeluarkan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka adalah Sisitem

Pendidikan dan Pelatihan dalam Gerakan Pramuka yang dituangkan

dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 202

Tahun 2011.

Namun secara teknis pelaksanaannya perlu menjadi perhatian

sendiri. Mengingat jika semua guru di satuan pendidikan dasar dan

menengah akan berbondong-bondong mengikuti Kursus Mahir Dasar

dan penjejengan selanjutnya Kursus Mahir Lanjutan (KML) karena

untuk memenuhi syarat seperti yang diharuskan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014.

16

Page 17: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari penulisan makalah dengan judul “Eksistensi Gerakan

Pramuka Membentuk Karakter Generasi Muda” yang membahas soal

kurukulum 2013 khususnya pendidikan pramuka sebagai kegiatan

ekstrakulikuler wajib di satuan pendidikan dasar dan menengah, dapat

ditarik beberapa kesimpulan yakni :

1. Ekstrakulikuler wajib pendidikan pramuka di satuan pendidikan dasar

dan menengah diharapkan membantu mempercepat proses akreditasi

gudep yang dicanangkan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

2. Eksistensi Gerakan Pramuka yang bertujuan membentuk setiap

anggotanya memiliki kepribadian yang berahlak mulia, berjiwa

patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur

bangsa dan memiliki kecakapan hidup akan nampak dalam kehidupan

sehari-hari melalui penerapan kegiatan ekstrakulikuler wajib di satuan

pendidikan dasar dan menengah yang akan diterapkan dengan model

blok, model aktualisasi dan model regular.

3. Kwartir Daerah Gerakan Pramuka dan Kwartir Cabang Gerakan

Pramuka melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan Daerah dan

Cabang akan banyak menggelar Kursus Mahir Daasar (KMD) dan

Kursus Mahir Lanjutan (KML) menghadapi meningkatnya jumlah

17

Page 18: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

Pembina Pramuka di satuan pendidikan dasar dan menengah,

sebagai konsekuensi dari penerapan pendidikan pramuka sebagai

ekstrakulikuler wajib.

B. Rekomendasi

Melalui pembahasan dalam makalah dengan judul “Eksistensi

Gerakan Pramuka Membentuk Karakter Generasi Muda” dapat

direkomendasikan antara lain :

1. Proses percepatan akreditasi gudep melalui program ekstrakulikuler

wajib kegiatan Pramuka, perlu ditunjang dengan adanya kuantits tau

jumlah assessor yang bertugs untuk melakukan registrasi baik di

tingkat Kwartir Daerah maupun Kwartir Cabang.

2. Perlu adanya seminar nasional atau regional yang melibatkan

Pembina Pramuka di sekolah, guru kelas dan guru mata pelajaran

untuk mensosialisasikan pelaksanaan ekstrakulikuler wajiba Pramuka.

Utamanya dalam menyamakan presepsi bahwa model blok, model

aktualisasi dan model regular bukanlah hanya memilih salah satu atau

alternative dari tiga model tersebut, melainkan merupakan akumulatif

dari tiga model tersebut yang akan dijalankan di masing-masing

satuan pendidikan dasar dan menengah.

3. Kwartir Cabang Gerakan Pramuka dan Kwartir Daerah Gerakan

Pramuka, perlu meningkatkan frekwensi maupun jumlah pelaksanaan

Kursus Mahir Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Lanjut (KML). Hal ini

18

Page 19: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

dimaksudkan untuk membantu para guru kelas maupun guru mata

pelajaran memenuhi kualifikasi sebagai Pembina Pramuka

disekolahnya.

19

Page 20: kaharlahay.files.wordpress.com  · Web viewSeluruh aktivitas didedikasikan pada peningkatan dan pengembangan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik. ... merupakan kegiatan sukarela

DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja JT dkk, 2011, Pedoman dan Pengelolaan Pengembangan Anggota Dewasa Gerakan Pramuka, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional, 2011, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A, Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014, Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014, Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Mursitho Joko, dkk, 2011, Sistem Pendidikan dan Pelatihan dalam Gerakan Pramuka, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Jakarta.

Republik Indonesia, 2010, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.

https://suaidinmath.files.wordpress.com/2014/02/ks-04-kepramukaan-2.pdf

http://kanam21.files.wordpress.com/2011/02/pedoman-bina-2.pdf

20