karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji...

37
MAKALAH KIMIA ANALAISIS ORGANIK DAUN KUNYIT Disusun Oleh: 1. Diana Pratiwi 136652 2. Husnul Khatimah 136714 Kelas : 2 D 1 Kelompok : 11 Kementrian Perindustrian RI Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

Transcript of karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji...

Page 1: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

MAKALAH KIMIA ANALAISIS ORGANIK

DAUN KUNYIT

Disusun Oleh:

1. Diana Pratiwi 136652

2. Husnul Khatimah 136714

Kelas : 2 D1

Kelompok : 11

Kementrian Perindustrian RI

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

POLITEKNIK AKA Bogor

Page 2: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah maserasi daun kunyit ini.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Kimia Analisis Organik.

Dalam penyusunannya kami menggunakan beberapa referensi dari media elektronik

yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai sumber. Makalah ini menjelaskan secara umum

mengenai informasi dan teknik maserasi untuk daun kunyit.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian makalah ini.

Kami pun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran

yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat

bagi kami dan pembaca sekalian.

Bogor, 27 Mei 2015

Penyusun

Page 3: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

DAFTAR ISI

Kata pengantar ...……………………………………………………………………………..i

Daftar Isi ...……….…………………………………………………………………………..ii

Tinjauan Pustaka

- Taksonomi ……………………………………………………………………………1

- Manfaat Tanaman ……………………………………………………………….........2

- Kandungan Senyawa dalam Tanaman …………………………………………..........3

Teknik Maserasi ……………………………………………………………………….……..4

Teknik Pemisahan/Isolasi ……………………………………………………………….…...6

Skrining Fitokimia ……………………………………………………………………….….11

Uji Aktivitas ………………………………………………………………………………...14

Spektrum Senyawa Hasil Isolasi Zat Aktif dalam Tanaman ……………………………….17

Daftar Pustaka ...…………………………………………………………………………….21

Page 4: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

TINJAUAN PUSTAKA

Daun kunyit merupakan salah satu bagian dari tanaman kunyit. Daun ini memiliki

bentuk agak panjang dan seperti daun bambu, tetapi tipis, dengan warna hijau muda. Berguna

untuk mengurangi bau amis bahan yang dipakai dan menimbulkan aroma segar.

A. TAKSONOMI

Kunyit atau kunir, ( curcuma longa linn. syn. curcuma domestica val. ), tersebar

di seluruh daerah tropis. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya

India, Cina, Taiwan, Indonesia (Jawa) dan Filipina. Tanaman ini tumbuh bercabang

dengan tinggi 40 - 100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat membentuk

rimpang dengan warna hijau kekuningan dan mempunyai pelepah daun . Daun tunggal,

berbentuk lanset memanjang. Helai daun tiga sampai delapan. Ujung dan pangkal daun

runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm. Pertulangan daun menyirip. Daun

berwarna hijau pucat. Bunga majemuk, berambut, bersisik. Panjang tangkai 16-40cm.

Panjang mahkota ±3 cm, lebar ±1±cm, berwarna kuning. Kelopak silindris, bercangap

tiga, tipis dan berwarna ungu. Pangkal daun pelindung putih. Akar berupa akar serabut

dan berwarna coklat muda. (Rismunandar, 1994).

Klasifikasi Tanaman Kunyit

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub-diviso : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

1

Page 5: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

Famili : Zungiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma domestica Val.

B. MANFAAT TANAMAN

Manfaat daun kunyit berasal dari bahan aktif yang dinamakan kurkumin yang

merupakan antioksidan kuat. Sebagai bagian dari pengobatan Ayurvedic, daun kunyit

dapat dihancurkan menjadi pasta dan diaplikasikan pada kulit. Daun kunyit dapat

membantu menjaga kulit menjadi lembut dan halus, membuat kulit bersinar

menghasilkan kulit mulus dan menghilangkan noda seperti bintik-bintik. Daun kunyit

ini juga digunakkan untuk meringankan penyakit kulit seperti eksim dan sebagai

antiseptik untuk mengobati luka dan luka bakar.

Daun kunyit segar digunakan juga untuk alas piring, sebagai pewarna makanan

serta sebagai bahan dasar dalam bumbu kari. Di Indonesia sendiri masakan Padang

sering menggunakan daun kunyit sebagai salah satu bumbu yang bisa memberikan

aroma, dan rasa yang khas pada masakan. Daun kunyit mampu meningkatkan

kesehatan pencernaan dan mengurangi gas dan kembung. Konsumsi daun kunyit ini

bisa dalam bentuk segar ataupun dalam bentuk sediaan kering. Selain itu manfaat daun

kunyit yang bisa diambil antara lain daun kunyit memiliki kemampuan katarsis sebagai

pendingin dan antiseptik. Di negara India, penduduknya sering memakan daun kunyit

sebagai obat pencahar ringan. Ada lagi yang menggunakan untuk diborehkan pada kaki

atau tangan yang keseleo dan mengalami bengkak. Rebusan daun kunyit dikatakan

mampu membasmi cacing pada anak-anak, mengobati penyakit kuning dan penggunaan

topical untuk mencuci mata yang sakit atau bisul yang timbul pada kulit. Di Filipina

daun kunyit secara tradisional digunakan sebagai teh herbal untuk mengurangi demam

malaria.

Daun kunyit pun ternyata bermanfaat untuk hati. Ekstrak daun dan rimpang kunyit

dapat meningkatkan aliran empedu dan memberikan perlindungan kantong empedu.

Antioksidan di dalamnya akan meningkatkan kekebalan dan pertahanan terhadap

serangan berbagai penyakit. Ekstrak daun dilaporkan memiliki sifat anti kanker dan

bahkan jumlah tertentu dari daun dan rimpang telah terbukti mampu menghambat

pembelahan sel leukemia pada anak-anak. Juga memberikan perlindungan dari

2

Page 6: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan karena asupan junk food, makanan olahan dan

asap rokok. Batuk dan pilek pun bisa dengan mengambil manfaat daun kunyit ini.

C. KANDUNGAN SENYAWA DALAM TANAMAN

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid

yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin sebanyak 10% dan

bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak

atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%,

felandren , sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -

3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-

garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan k.

Kunyit terasa agak pahit dengan campuran sedikit pedas, berbau khas aromatik,

berwarna kuning serta tidak beracun. Senyawa kimia utama yang terdapat didalam

rimpang kunyit yaitu minyak atsiri serta kurkuminoid. warna kuning kunyit datang dari

kurkuminoid yang memiliki kandungan kurkumin. Aroma khasnya yaitu dari minyak

atsiri yang memiliki kandungan alkohol seskuiterpen. Rimpang kunyit juga memiliki

kandungan protein, kalsium, fosfor, besi, lemak serta gom. Minyak daun kunyit

mempunyai bahan kimia yang termasuk pelbagai phellandrene , limonene, zingiberene ,

curcumene , turmerone , turmerone , turmerone dan cineole .

3

Page 7: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

TEKNIK MASERASI

Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam) yaitu

sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam

menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer,

selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian

(Farmakope Indonesia, 1995).

Maserasi dilakukan dengan merendam suatu simplisia yang ingin dipisahkan

kandungan zat aktifnya dengan berbagai pelarut tertentu. Proses perendaman dilakukan

selama beberapa hari sambil sesekali diaduk, kemudian disaring dan diambil filtratnya. Jenis

pelarut yang digunakan terdiri dari yang bersifat non-polar, semi-polar, dan polar. Pelarut

non-polar merupakan pelarut yang bersifat “tidak campur air” (contohnya aseton, etil asetat,

disebut pelarut non polar atau pelarut organik). Pelarut semi-polar memiliki tingkat kelarutan

yang sedikit larut terhadap air. Sedangkan pelarut polar bersifat “bisa campur air” (contohnya

air sendiri).

Prinsip kerja maserasi yaitu ketika sampel yang akan dimaserasi direndam dalam

pelarut yang dipilih, maka ketika direndam, larutan pengekstrak akan menembus dinding sel

dan masuk ke dalam sel yang penuh dengan zat aktif. Pertemuan antara zat aktif dan larutan

pengekstrak menyebabkan terjadinya proses pelarutan (zat aktifnya larut dalam larutan

pengekstrak) sehingga larutan pengekstrak yang masuk ke dalam sel tersebut akhirnya akan

mengandung zat aktif. Akibat adanya perbedaan konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel

ini akan muncul gaya difusi, larutan yang terpekat akan didesak menuju keluar berusaha

mencapai keseimbangan konsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel. Proses

keseimbangan ini akan berhenti, setelah terjadi keseimbangan konsentrasi (istilahnya

“jenuh”). Dalam kondisi ini, proses ekstraksi dinyatakan selesai, maka zat aktif di dalam dan

di luar sel akan memiliki konsentrasi yang sama, yaitu masing-masing 50%.

Keuntungan dari metode ini :

1. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam

2. Biaya operasionalnya relatif rendah

3. Prosesnya relatif hemat larutan pengekstrak

4. Tanpa pemanasan

4

Page 8: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

Kelemahan dari metode ini :

1. Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi

sebesar 50% saja.

2. Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.

Daun kunyit dapat diambil ekstraknya dengan cara ekstraksi menggunakan metode

maserasi. Daun kunyit yang segar dikeringkan kemudian dihaluskan dengan cara diblender

kering hingga menjadi simplisia. Simplisia direndam dalam methanol selama tiga hari pada

suhu ruangan. Maserat kemudian disaring, filtrat dipisahkan dan ampasnya direndam kembali

ke dalam methanol yang baru, maserasi diulangi sebanyak ± 5 kali hingga diperoleh maserat

berwarna jernih. Filtrate yang diperoleh dipekatkan dalam rotary evaporator (40ºC) atau

pada suhu didih, hingga diperoleh ekstrak kental pada sampel. Ekstrak kental dimasukkan ke

dalam botol vial dan dikeringkan dalam desikator hingga diperoleh ekstrak kering. Ekstrak

methanol yang kering sebanyak 1,4 gram dari daun kunyit dicampur dengan 2 mL

dimethilsulfoxyde (DMSO) sehingga diperoleh larutan induk dengan konsentrasi 70% lalu

dilakukan pengenceran untuk mendapatkan ekstrak 60, 50, 40, 30, 15, 10, dan 5%. Ekstrak

yang diperoleh disimpan dalam botol vial pada suhu refrigerator. Hasil ekstraksi ini

kemudian digunakan untuk uji lanjutan atau uji skrining fitokimia yang terkandung dalam

daun kunyit.

5

Page 9: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

TEKNIK PEMISAHAN

Kurkumin mempunyai rumus molekul C21H20O6 (BM = 368). Sifat kimia kurkumin

yang menarik adalah sifat perubahan warna akibat perubahan pH lingkungan. Kurkumin

berwarna kuning atau kuning jingga pada suasana asam, sedangkan dalam suasana basa

berwarna merah. Kurkumin dalam suasana basa atau pada lingkungan pH 8,5-10,0 dalam

waktu yang relatif lama dapat mengalami proses disosiasi, kurkumin mengalami degradasi

membentuk asam ferulat dan feruloilmetan. Warna kuning coklat feruloilmetan akan

mempengaruhi warna merah dari kurkumin yang seharusnya terjadi. Sifat kurkumin lain yang

penting adalah kestabilannya terhadap cahaya (Tonnesen, 1985; Van der Good, 1997).

Adanya cahaya dapat menyebabkan terjadinya degradasi fotokimia senyawa tersebut.

Hal ini karena adanya gugus metilen aktif (-CH2-) diantara dua gugus keton pada senyawa

tersebut. Kurkumin mempunyai aroma yang khas dan tidak bersifat toksik bila dikonsumsi

oleh manusia. Jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi oleh manusia adalah 100 mg/hari

sedangkan untuk tikus 5 g/hari (Rosmawani dkk, 2007) (Rahayu, 2010).

Sifat-sifat kurkumin adalah sebagai berikut(Wahyuni, 2004):

Berat molekul : 368.37 (C = 68,47 %; H = 5,47 %; O = 26,06 %)

Warna : Light yellow

Melting point : 183ºC

Larut dalam alkohol dan asam asetat glasial dan tidak larut dalam air.

Kurkumin dapat ditemukan pada dua bentuk tautomer, yaitu bentuk keto dan bentuk

enol. Struktur keto lebih stabil atau lebih banyak ditemukan pada fasa padat, sedangkan

struktur enol lebih dominan pada fasa cair atau larutan (Yudha, 2009).

Rumus struktur kurkumin adalah sebagai berikut:

Gambar Rumus Struktur Kurkumin

6

Page 10: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

Kurkumin atau diferuloimetana pertama kali diisolasi pada tahun 1815. Kemudian

tahun 1910, kurkumin didapatkan berbentuk kristal dan bisa dilarutkan tahun 1913.

Kurkumin tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam etanol dan aseton (Joe dkk., 2004;

Chattopadhyay dkk., 2004; Araujo dan Leon, 2001). Sedangkan menurut Kiso (1985)

kurkumin merupakan senyawa yang sedikit pahit, larut dalam aseton, alkohol, asam asetat

glasial dan alkali hidroksida, serta tidak larut dalam air dan dietileter.

Kandungan kunyit berupa zat kurkumin 10 %, Demetoksikurkumin 1-5 %

Bisdemetoksikurkumin, sisanya minyak atsiri atau volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron,

tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil), lemak 1-3%,

karbohidrat 3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-garam Mineral (Zat

besi, fosfor, dan kalsium) (Sharma R.A, A.J. Gescher, W.P. Steward, 2005).

1. Ekstraksi Senyawa Aktif

Salah satu cara pengambilan kurkumin adalah dengan cara ekstraksi. Ekstraksi

merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Secara umum

ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi dari zat padat atau zat

cair. Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent),

sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna

jika solut dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan

(Wahyuni, 2004).

Menurut JECFA spesifikasi ilmiah untuk kurkumin ( FNP 52 tambahan. 9, 2001),

beberapa pelarut berikut yang dipertimbangkan sesuai adalah:

Isopropanol: Pada proses pabrikasi kurkumin, isopropyl alkohol digunakan

sebagai proses bantuan untuk pemurnian kurkumin.

Etil asetat: Pengan suatu pembatasan tempat pada penggunaan pelarut yang

diklorinasi, seperti dikloroetana, ditemukan bahwa etil asetat, pantas

menggantikan kualitas produk dan secara komersial dapat menggiatkan hasil.

Aseton: Bahan pelarut ini digunakan sebagai pelarut pada proses pabrikasi

kurkumin.

7

Page 11: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

Gas karbondioksida: Sekarang ini tidak digunakan pada produksi komersial.

Bagaimanapun, ini terdaftar pada petunjuk EC 95/45/Ec dan mempunyai potensi

sebagai pengganti untuk pelarut terklorinasi.

Metanol: Bahan pelarut ini digunakan secara umum pada memproses bantuan

untuk pemurnian.

Etanol: Bahan pelarut ini digunakan dengan hemat sebab curcumin dengan

sepenuhnya dapat larut pada etanol.

Ekstraksi padat cair digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat pada padatan

menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan diekstrak dilembutkan terlebih dahulu,

dapat dengan cara ditumbuk atau dapat juga di iris-iris menjadi bagian yang tipis-tipis.

Kemudian peralatan ekstraksi dirangkai dengan menggunakan pendingin air. Ekstraksi

dilakukan dengan memanaskan pelarut organik sampai semua analit terekstrak

(Khamidinal, 2009).

Pada ekstraksi soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan

uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam

fase cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan

membasahi sampel dan tertahan dialam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa

sifone sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan

menggerojok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya.

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia

ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan

penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh

kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong

menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan

sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga

terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak

tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang

diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

2. Isolasi Kurkumin dari Daun Kunyit

Pada persiapan sampel ini, daun kunyit dicuci sampai bersih dengan air untuk

membersihkan kotoran yang menempel pada daun agar tidak mengganggu selama

isolasi. Daun kunyit kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperbesar permukaannya

8

Page 12: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga mempermudah proses pengeringan dan ekstraksi. Pengeringan menggunakan

oven bertujuan mengurangi kadar air dalam daun kunyit. Proses pengeringan ini

dilakukan selama satu jam atau sampai kering. Setelah dioven kemudian daun kunyit

kering ditimbang, pada penimbangan tersebut kita ketahui bahwa berat daun kunyit

kering sebesar 19,526 gram.

Isolasi ekstrak kunyit dilakukan proses ekstraksi soxhlet yaitu mengekstrak senyawa

kurkumin dan turunannya dalam sampel daun kunyit kering, kemudian dibungkus

dengan kertas saring dan ditempatkan dalam timbel dengan sedemikian rupa, kemudian

dirangkai peralatan ekstraksi soxhlet, selanjutnya cairan etanol yang berada dalam labu

alas bulat ditambahkan batu didih dan dipanaskan dengan suhu 60˚C sehingga etanol

dapat menguap. Menggunakan suhu 60˚C karena titik didih etanol ialah 61,1˚C. Pada

waktu etanol menguap, maka akan terjadi kondensasi antara uap etanol dengan udara

dingin dari kondensor sehingga uap etanol akan menjadi molekul-molekul cairan yang

jatuh kedalam timbel bercampur dengan sampel dan bereaksi. Jika etanol telah mencapai

permukaan sifone, seluruh cairan etanol akan turun kembali ke labu alas bulat melalui

pipa penghubung, hal inilah yang dinamakan proses sirkulasi. Senjutnya etanol akan

menguap kembali dan terjadi kondensi sehingga terjadi sirkulasi kembali, begitu juag

seterusnya. Ekstraksi sempurna ditandai apabila cairan disifone tidak berwarna. Proses

ekstraksi ini dilakukan sebanyak 8 kali sirkulasi, semakin banyak sirkulasi maka semakin

banyak pula ekstrak yang diperoleh.

Ekstraksi ini menggunakan pelarut etanol 96% yang bersifat polar karena kurkumin

yang akan diisolasi bersifat nonpolar, sehingga senyawa yang polar akan larut dalam

etanol sedangkan senyawa lain tidak larut dalam etanol tersebut. Setelah 8 kali sirkulasi

dimungkinkan senyawa yang akan diekstrak yaitu kurkumin dan derivatnya sudah

terekstrak sempurna dalam pelarut etanol. Ekstrak dalam labu alas bulat hasil dari proses

ekstraksi ini masih bercampur dengan etanol (pelarut) oleh karena itu untuk

mendapatkan ekstraknya saja, maka pelarut harus diuapkan. Penguapan pelarut ini bisa

dilakukan menggunakan rotary evaporator.

Prinsip kerja dari rotary evaporator ini adalah pemanasan dengan suhu tertentu

sehingga pelarut etanol dapat menguap. Rotary evaporator ini dihubungkan dengan

vacuum pump mengakibatkan pelarut etanol mampu menguap di bawah titik didih 60˚C,

sehingga senyawa yang akan dipisahkan dari pelarutnya tidak rusak oleh suhu yang

9

Page 13: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

tinggi. Pelarut etanol yang menguap menuju kondensor, dengan udara dingin dari

kondensor maka terjadi kondensasi uap antara uap etanol dengan suhu dingin dari

kondensor, destilasi etanol menuju labu destilat sehingga senyawa kurkumin dan

derivatnya dalam pelarut etanol dapat terpisah. Saat dilakukan rotary, ekstrak yang

semula berwarna merah bata menjadi pudar warnanya. Dari proses pemisahan ekstrak

kurkumin dari pelarutnya ini didapatkan ekstrak kurkumin yang berwarna orange pekat,

sedangkan filtrat etanol bening.

Untuk memaksimalkan penguapan pelarut agar ekstrak pekat maka ekstrak

didiamkan dalam desikator. Sebelum desikator digunakan perlu diperhatikan kondisi

adsorben silika pada desikator tersebut. Ketika warna adsorben menjadi pink, maka

adsorben tersebut mengandung banyak air sehingga tidak efektif untuk menyerap air

dalam ekstrak. Untuk itu silika perlu dipanaskan dalam oven pada suhu 100°C untuk

menghilangkan air yang sudah diserap silika, setelah adsorben silika berwarna biru

menandakan air yang diserap silika sudah menguap sehingga bisa dipakai lagi untuk

menyerap air dari ekstrak. Dari tahapan persiapan sampel ini kita memperoleh ekstrak

kurkumin pekat dari daun kunyit.

10

Page 14: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

SKRINING FITOKIMIA

Uji (skrining) fitokimia merupakan salah satu langkah penting dalam upaya

mengungkap potensi sumber daya tumbuhan. Hasil analisis fitokimia dapat memberikan

petunjuk tentang keberadaan komponen kimia (senyawa) jenis golongan steroid/triterpenoid,

alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, dan tanin pada tumbuhan. (Ansyari, 2007)

Adapun beberapa penjelasan dan uji skrining fitokimia yang dilakukan pada

simplisia daun kunyit meliputi uji alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan steroid dengan

menggunakan metode Harboune (1987), yaitu:

a. Alkaloid

Harborne dan Turner (1984, dalam Trengginas, F. (2012)) menyatakan definisi

alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa, yang mengandung

satu atau lebih atom nitrogen dengan sepasang electron bebasnya, dalam bentuk cincin

heterosiklik dan bersifat aktif biologis menonjol.

Uji alkaloid dilakukan dengan dilakukan dengan menghaluskan daun kunyit

yang telah dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi

methanol. Dipanaskan hingga ¼ volume awal dan disaring. Hasil penyaringan

dimasukkan ke dalam empat buah tabung reaksi. Kemudian ke dalam masing-masing

tabung ditambahkan pereaksi Meyer, Wagner, Bouchard, dan Dragendorf.

b. Flavonoid

Flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk “flavon“,

yakni nama sejenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan.

Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula

sebagai glikosida dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai dalam (berupa)

senyawa tunggal. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah,

ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan.

Uji flavonoid dilakukan dengan menghaluskan daun kunyit yang telah

dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi methanol.

Dipanaskan hingga ¼ volume awal dan disaring. Hasil penyaringan dimasukkan ke

dalam empat buah tabung reaksi. Kemudian ke dalam masing-masing tabung

ditambahkna pereaksi FeCl3 1%, NaOH 10%, MgHCl, dan H2SO4.

11

Page 15: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

c. Steroid

Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar

siklopentanoperhidrofenantrena, yang memiliki empat cincin terpadu (biasa ditandai

cincin A, B, C dan D). Senyawa golongan ini mempunyai efek fisiologis tertentu,

beberapa diantaranya yang sangat umum dikenal adalah kolesterol.

Uji steroid dilakukan dengan menghaluskan daun kunyit yang telah

dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi methanol.

Dipanaskan hingga ¼ volume awal dan disaring. Hasil penyaringan dimasukkan ke

dalam tiga buah tabung reaksi. Kemudian ke dalam masing-masing tabung

ditambahkan dengan pereaksi CeSO4 1% dalam H2SO4 10%, Salkowsky, dan

Liebermen- Bouchard.

d. Terpenoid

Terpenoid merupakan senyawa yang dapat saja mengandung gugus fungsi

hidroksil, aldehid, dan keton. Senyawa ini berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan

(missal dari kelompok seskuiterpenoid, abisin dan giberelin), karotenoid sebagai

pewarna dan memiliki peran dalam membantu proses fotosintesis. Kegunaannya

dalam bidang farmasi seringkali digunakan sebagai bahan baku/simplisia pembuatan

obat.

Uji steroid dilakukan dengan menghaluskan daun kunyit yang telah

dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi methanol.

Dipanaskan hingga ¼ volume awal dan disaring. Hasil penyaringan dimasukkan ke

dalam tiga buah tabung reaksi. Kemudian ke dalam masing-masing tabung

ditambahkan dengan pereaksi CeSO4 1% dalam H2SO4 10%, Salkowsky, dan

Liebermen- Bouchard.

Hasil uji skrining fitokimia kandungan metabolit sekunder ekstrak daun kunyit,

sebagai berikut:

Jenis metabolit sekunder Pereaksi Uji Positif Daun kunyit

Alkaloida Meyer Endapan putih -

Wagner Endapan coklat tua -

Bouchard Endapan coklat muda -

Page 16: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

Dragendroff Endapan merah bata

-

Flavonoida FeCl3 1% Larutan hitam +

NaOH 10% Larutan jingga kekuningan -

MgHCl Larutan biru violet -

H2SO4 Larutan merah jambu -

SteroidaCeSO4 1% dalam

H2SO4 10%Larutan coklat +

Salkowsky Larutan merah +

Liebermen-

BouchardLarutan hijau kebiruan -

TerpenoidaCeSO4 1% dalam

H2SO4 10%Larutan coklat +

Salkowsky Larutan merah +

Liebermen-

BouchardLarutan hijau kebiruan -

Tabel tersebut menunjukkan bahwa ekstrak methanol daun kunyit mengandung

senyawa steroid, terpenoid dan flavonoid dalam jumlah yang berbeda-beda. Penggunaan

senyawa steroid dan terpenoid dengan menggunakan pereaksi CeSO4 1% dalam H2SO4 10%,

Salkowsky, Liebermen dan Bouchard ditandai dengan perubahan warna pada masing-masing

pereaksi sehingga menunjukkan hasil positif sedangkan senyawa flavonoid dengan

menggunakan pereaksi FeCl3 1% menunjukkan hasil positif. Adanya hasil positif dan negatif

pada setiap pereaksi ditandai dengan kepekaan/kesensitifan setiap pereaksi yang

menunjukkan ada atau tidaknya senyawa metabolit sekunder dan disebabkan karena

kandungannya bervariasi.

12

Page 17: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

UJI AKTIVITAS

Uji aktivitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kunyit yang

mempunyai aktivitas antioksidan, membuktikan pengaruh konsentrsi ekstrak kunyit teradap

aktivitas antioksidan dan membuktikan adanya perbedaan daya antioksidan pada berbagai

konsentrasi ekstrak.

Aktivitas antioksidan ditunjukkan dengan kemampuannya menangkap radikal hidroksi,

sesuai sesuai dengan metoda deoksiribose. Pada percobaan ini, radikal hidroksi dibuat dari

reaksi fenton. Selanjutnya radikal hidroksi yang terbentuk akan bereaksi dengan deoksiribose

menghasilkan beberapa senyawa diantaranya adalah malondialdehida. Malondialdehida ini

akan bereaksi dengan tiobarbiturat mengahasilkan senyawa kompleks berwarna merah violet.

Warna ini yang diukur dengan menggunakan alat spektrofotometer visible dengan panjang

gelombang 532 nm. Antioksidan akan menangkap radikal hidroksi sehingga jumlah radikal

hidroksi yang menyerang deoksiribose akanberkurang dan malondialdehida yang terbentuk

juga berkurang. Akibatnya absorbansi yang terukur juga berkurang.

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah proses terjadinya oksidasi.

Proses oksidasi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mengakibatkan proses

penuaan atau keriput pada tubuh. Antioksidan dapat menangkap radikal bebas yang

menyerang tubuh, sehingga proses oksidasi pada sel-sel tubuh tidak berlanjut. Kurkumin

adalah salah satu zat aktif yang terdapat di kunyit, telah terbukti dapat menagkal radikal

hidroksi yaitu salah satu bentuk dari radikal bebas. (Nurfina, 1996)

Metode Penelitian

Uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan deoksiribose (Kunchandy and Rao,

1989; Nurfina, 1996). Ekstrak daun kunyit, dibuat dengan cara maserasi dari serbuk daun

kunyit dengan pelarut etanol teknis (anonym,1986; Ahsel, 1989).

Daya antioksidan dihitung sebagai persen berkurangnya absorbansi larutan yang

tidak mengandung ekstrak daun kunyit dibandingkan dengan absorbansi larutan yang

mengandung ekstrak daun kunyit. Semakin besar berkurangnya absorbansi, menunjukkan

semakin tinggi aktivitas antioksidannya.

14

Page 18: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

% Antioksidan = Abso−Abst

Abso x 100%

Keterangan:

o Abso = Absorbansi tanpa ekstrak daun kunyit

o Abst = Absorbansi dengan adanya ekstrak daun kunyit

Setelah didapat persentase aktivitas antioksidan dari ekstrak daun kunyit dalam

berbagai konsentrasi, kemudian dianalisa secara statistik menggunakan analisa varian satu

jalan (ANOVA), dan dilanjutkan dengan uji t dengan taraf kepercayaan 99%, bila terdapat

perbedaan yang bermakna.

Hasil dan Pembahasan

Dari ketiga konsentrasi ekstrak kunyit dalam etanol 70% diperoleh absorbansi seperti

terlihat pada table di bawah ini:

Replikasi

Absorbansi (nm) komplek MDA-ATB

dengan adanya ekstrak daun kunyit

25% 12.5% 6.25%

1 0.600 0.808 1.215

2 0.644 0.884 1.296

3 0.645 0.885 1.172

4 0.622 0.822 1.337

5 0.617 0.840 1.343

6 0.616 0.791 1.322

7 0.674 0.804 1.276

8 0.609 0.805 1.241

9 0.615 0.864 1.238

10 0.613 0.836 1.155

Rerata daya

antioksidan (%)

(X±SD)

54.31±1.54 39.09±2.36 7.54±4.76

Absorbansi Blanko = 1.3690

15

Page 19: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

Contoh perhitungan persen antioksidan, adalah:

% Antioksidan = 1.3690−0.600

1.3690 x 100%

= 56.17%

Dari hasil ANOVA satu jalur, diperoleh hasil f hitung lebih besar dari f tabel yaitu

(502.292 > 5.49), maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh konsentrasi

terhadap daya antioksidan dan terdapat perbedaan yang bermakna. Analisis dilaksanakan

dengan uji t.

Dari uji t, diperoleh hasil bahwa dari ketiga konsentrasi yang dibandingkan satu

dengan yang lainnya terdapat perbedaan yang signifikan. Kesimpulan dari uji t adalah

dengan membandingkan harga uji thitung dengan ttabel pada taraf kepercayaan 99% adalah

sebagai berikut:

Hasil perhitungan uji t daya antioksidan antar ketiga konsentrasi ekstrak daun kunyit

Konsentrasi ekstrak

daun kunyitt hitung t tabel Keterangan

25 % dan 12.5% 10.11 2.878 Signifikan

25% dan 6.25% 31.8 2.878 Signifikan

12.5% dan 6.35% 20.96 2.878 Signifikan

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ekstrak daun kunyit mempunyai aktivitas sebagai

antioksidan. Semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi pula daya antioksidannya. Dari

penelitian ini juga diperoleh hasil, bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara ketiga

konsentrasi tersebut. Daya antioksidan ini dapat dipastikan antara lain berasal dari

senyawa kurkumin, demetoksi kurkumin dan bisdemetoksin kurkumin.

Menurut penelitian yang terdahulu, kurkumin tidak menunjukkan efek toksik,

walaupun digunakan dalam dosis tinggi (Tonnesen,1986), tetapi pada dosis rendah justru

sebagai pemicu radikal hidroksi, sehingga bersifat toksik.

16

Page 20: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

SPEKTRUM SENYAWA HASIL ISOLASI ZAT AKTIF DALAM

TANAMAN

Kurkumin (1,7-bis-4 (4’-hidroksi-3’-metoksi fenil) hepta-1,6-diene-3,5- dion) dikenal

sebagai bahan alam yang memiliki aktivitas biologis dengan spektrum luas, seperti:

antioksidan, antiinflamasi, antikanker dan antimutagen. Kurkumin dapat kita peroleh dari

bahan alam, yaitu Curcuma longa L, Curcuma domestica maupun Curcuma xanthorrhiza R,

yang oleh masyarakat zat warna kuning dari tanaman kurkuma ini sering digunakan sebagai

bahan tambahan makanan, bumbu atau obat-obatan dan tidak menunjukkan efek toksik.

Berdasarkan pada penelitian Trully M.S. Parinussa dan Kris H.Timotius tentang

Pengaruh Penambahan Asam Terhadap Aktivifitas Antioksidan Kurkumin, hasil analisa KLT

ekstrak kasar kurkuminoid menghasilkan 3 spot utama dengan Rf sebagai berikut : (A)

0,7759; (B) 0,6034; (C) 0,4828. Sedangkan analisa menggunakan spektroskopi UV Tampak

dalam methanol menghasilkan serapan maksimum pada 423,02 nm. Serapan maksimum

fraksi A dalam methanol pada 423,93 nm, lalu fraksi B pada 417 nm dan fraksi C pada

419,01 nm.

Spektra UV-Vis (Trully & Kris. 2006)

Sedangkan pada penelitian Zebib dkk (2010) yaitu, Stabilisasi Kurkumin oleh

Kompleksasi dengan Kation Divalen pada Gliserol/Air, membandingkan spectra IR dari

kurkumin dan semua kompleks kurkumin. Spektra kurkumin ditunjukkan sebagai berikut:

i. Lebar dua pita pada 3600 cm-1 dan 3560 cm -1 menunjukkan vibrasi dari gugus

hidroksil bebas dari fenol (Ar−OH) dan gugus pectra (R−OH), berturut-turut,

17

Page 21: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

ii. Lebar dua pita pada 1882 cm-1 dan 1857 cm -1 menunjukkan vibrasi dari ikatan C−H

dari gugus alkena (RCH=CH2),

iii. Intensitas pita pada 1725 cm−1 menunjukkan vibrasi dari ikatan karbonil (C=O) diikuti

oleh puncak kecil pada 1762 cm−1 berdasarkan tautomerisme Keto-enol dari senyawa

kurkumin,

iv. Tiga pita pada 1406, 1332, 1320 cm−1 menunjukkan cara vibrasi dari pemanjangan

C−O dari gugus alkohol dan fenol.

Panjang gelombang mengubah sebagian besar model vibrasi dari IR (pellet KBr). Data

spektra dari kurkumin dan kompleks kurkumin.

Model vibrasi: (ν) regangan; (δ) ikatan pada bidang; (—) tidak diamati

Suatu spektra UV-Vis dari kompleks pada DMSO, absorpsi maksimum pada 435 nm

menunjukkan pita π → π* dari kurkumin. Dibandingkan dengan kurkumin, kompleks pada

DMSO menunjukkan pergeseran panjang gelombang maksimum (1–8 nm), dengan variasi

antara (427–434 nm), dan bahu pada (410–413 nm) dan (448–451 nm) menunjukkan

kurkumin → logam (M2+) transfer muatan, kompleks spesifik terbentuk. Kita parcaya bahwa

variasi dari puncak absorpsi kurkumin dan bahu muncul dengan tiba-tiba pada kompleks

yang berbeda tergantung pada implikasi sifat ion (M2+).

Spektra UV-Vis

Page 22: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

18

Page 23: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

Prediksi Spektra Kurkumin (UV-Vis, IR dan NMR) menggunakan Chem 3D

Spektra UV-Vis

Spektra UV-Vis

Data Absorbansi SpektraUV-Vis

Oscillator Strength Wavelength (nm)

------------------- ----------------

0.0636 278.3800

0.0662 281.8600

0.0071 304.760

Spektra IR

Page 24: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

Spektra IR

Intensitas Serapan pada Spektra IR

Intensitas Bilangan Gelombang cm-1 Gugus Fungsi

106.1454 1042.5882

143.3919 1069.7778 C-O

123.8257 1262.9929 C-C

130.3107 1366.7478 CH3

348.7944 1469.7837 C=C

242.2784 1487.9347 C=C

161.6507 1548.1602 C=C (benzena)

165.2558 1723.8499 C=O (keton)

833.4155 1760.4467 anhidrida

909.2664 1772.4522

684.2352 1786.9031

139.8429 2934.9221 -CH3

160.681 2934.9221 -CH3

169.5755 2984.0407 -CH3

170.6651 2985.6193 -CH3

146.6243 3748.2916 -OH

134.8857 3761.3024 -OH

19

20

Page 25: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKALAH... · Web viewPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

DAFTAR PUSTAKA

- Abraham. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Universitas Haluoleo. Kendari

- Harborne, J.B.1967. Metode Fitokimia. ITB. Bandung

- Nurhayati, I., Syulasmi A., dan Hamdiaty Y. 2008. Aktivitas antifungi ekstrak kunyit

(Curcuma domestica Val) terhadap pertumbuhan jamur Alternaria porri Ellis

secara In Vitro. UPI FMIPA

- Miftahurrahmah. 2011. Isolasi Kurkumin dan Derivatnya dari Kunyit. UIN. Malang

- Sastrohamdjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alam. UGM. Yogyakarta

- Suryatno, Tukiran dan Nurul Hidayati. 2014. Skrining Fitokimia pada Beberapa

Ekstrak Tumbuhan. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya

- Sutrisno, Hari dkk. 2004. Prosiding Seminar Nasional Penelitian,Pendidikan, dan

Penerapan MIPA. UNY. Yogyakarta

21